prak asm 2012
TRANSCRIPT
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 1/38
BAB I
PENETAPAN KARBOHIDRAT
I. PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah
kalori yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat (dalam hal ini pati) hanya 4 kalori
bila dibandingkan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang
murah. Selain itu karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi
pencernaan.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana,
heksosa, pentosa maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pektin,
pati, selulosa dan lignin. Selulosa dan lignin berperan sebagai penyusun dinding sel
tanaman. Sedangkan karbohidrat yang lain cenderung sebagai cadangan dan sumber
energi.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton dan meliputi kondensat
polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-
senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati
Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Namun demikian, nama ini
sebenarnya kurang tepat karena H2O yang melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai
hidrat yang sebenarnya, misalnya tak dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang
terlepas dari gugusnya.
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara penetapan gula reduksi dengan cara Luff-Schoorl2. Untuk mengetahui hasil analisa kadar gula reduksi dengan cara Luff-Schoorl
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Buret, Heating mantel
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 1
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 2/38
Bahan :
- Sampel : syrup
- Larutan Luff-Schoorl
- KI 20%
- H2SO4 26,5%
- Indikator amilum
- Na-thiosulfat 0,1 N
- Aquadest
IV. PROSEDUR PENETAPAN
1. Pembuatan larutan pereaksi Luff-Schoorl :
25 g CuSO4 . 5H2O sejauh mungkin bebas besi, dilarutkan dalam 100 ml air, 50 g
asam sitrat dilarutkan dalam 50 ml air dan 388 g soda murni (Na2CO3 . 10H2O)
dilarutkan dalam 300-400 ml air mendidih. Larutan asam sitratnya dituangkan
dalam larutan soda sambil digojog hati-hati, selanjutnya ditambahkan larutan
CuSO4 , sesudah dingin ditambah air sampai 1 liter. Bila terjadi kekeruhan,
didiamkan kemudian disaring.
2. Larutan Baku Natrium Thiosulfat 0,1 N :
Pembuatan Natrium Thiosulfat 0,1 N
Sejumlah natrium thiosulfat larutkan dalam air secukupnya hingga tiap 1000 ml
larutan mengandung 24,82 g Na2S2O3.5H2O.
Pembakuan Natrium Thiosulfat 0,1 N
Timbang 20 mg Kalium bromat (KBrO3), tambahkan 30 ml 3,33 %
(500mg/15ml), tambahkan 3 ml HCl 2N (tutup erlemeyer dan taruh ditempatgelap) encerkan dengan 25 ml air kemudian titrasi dengan natrium thiosulfat
menggunakan indikator kanji.
3. Titrasi Blanko :
2 ml air ditambah 5 ml reagen Luff-Schoorl, kemudian ditambahkan 5 ml KI
20% dan 5 ml H2SO4 26% dengan pelan-pelan. Ditambahkan indikator amilum
2-3 ml dan dititer dengan larutan Na-thiosulfat 0,1N sampai terbentuk warna
putih.
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 2
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 3/38
4. Titrasi sampel :
a.Preparasi sampel : dibuat larutan sampel 1 ml dalam 100 ml aquadest
b.Titrasi : diambil 2 ml larutan sampel (bila sirup pekat encerkan sirup 100 kali
baru dipipet 2 ml) ditambah 5 ml reagen Luff-Schoorl kemudian dipanaskan
sampai mendidih pada heating mantel. Setelah itu ditambahkan 7 ml KI 20%
dan 7 ml H2SO4 26% dengan pelan-pelan. Ditambahkan indikator amilum 2-
3 tetes dan dititer dengan larutan Na-thiosulfat 0,1N sampai terbentuk warna
putih.
5. Menghitung kadar
V. CARA PERHITUNGAN
1 ml thio 0,10N setara dengan 1,2881 mg gula
Jadi dalam 2 ml sampel = (vol. thio blanko – vol. thio sampel) x 1,2881 mg/ml
VI. TUGAS
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar karbohidrat pada praktikum ini?
b. Tuliskan persamaan reaksi pembakuan Natrium Tiosulfat?
c. Tuliskan persamaan reaksi penetapan kadar karbohidrat?
d. Kenapa menggunakan indikator amilum ?
e. Pada Titrasi sampel setelah ditambah pereaksi Luff-Schoorl perlu dilakukan
pemanasan, kenapa? Jelaskan!
f. Bagaimana cara memperoleh kesetaraan volume tio dengan kadar gula pada cara
perhitungan diatas?
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 3
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 4/38
VII.HASIL PENGAMATAN PENETAPAN KARBOHIDRAT
a. Titrasi Blangko
Replikasi Volume titran (ml)
1
2
3
Rata-rata ± %
b. Pembakuan Larutan Baku
Replikasi Penimbangan Lar
standar primer (KBrO3)
Volume titran (ml) Normalitas Titran
1 ................... mg
2 ................... mg
3 ................... mg
Rata-rata ± %
Perhitungan Pembakuan Larutan Baku / Titran
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 4
X=
X=
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 5/38
c. Penetapan Kadar
Replikasi Volume titran (…..........……) ml Konsentrasi (………..)
1
2
3
Rata-rata ± %
Perhitungan Penetapan Kadar
1 ml thio 0,1N setara dengan 1,2881 mg gula
7. KESIMPULAN
Kadar Sampel (..................................) = ...................................
Mengetahui Jember,…………….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (………………………)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 5
X=
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 6/38
BAB II
PENETAPAN LIPIDA (LEMAK DAN MINYAK)
I. PENDAHULUAN
Lipida merupakan golongan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi
larut di dalam pelarut non polar, seperti aseton, alkohol, khloroform dan sebagainya.
Lipida terutama disusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang atau
membuat struktur siklis. Lipida sederhana mencakup lemak netral dan lilin. Lipida
komplek mengandung komponen non lipid seperti fosfat pada fosfo-lipida, protein pada
proteolipida atau gula pada glukolipida. Beberapa golongan senyawa menunjukkan
sifat-sifat kimia seperti lipida biasanya dijumpai terlarut atau berikatan dengan lipida,
misal senyawa-senyawa steroid dan vitamin terutama seperti karotin dan khlorophil.
Pada penetapan kadar lipida (lemak atau minyak) dengan pelarut, selain lemak
juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen lainnya.
Karena itu hasil analisanya disebut lemak kasar. Lemak atau minyak dari bahan kering
dapat dikerjakan secara terputus-putus. Ekstraksi ini dijalankan dengan alat Soxhlet
(metode Soxhlet).
Pada metode Soxhlet, sejumlah sampel kering dimasukkan ke dalam thimbel
yang terbuat dari kertas saring, sampel tersebut diekstraksi secara terputus-putus dengan
pelarut tertentu (petroleum ether, petroleum benzen dan lain-lain). Ekstraksi dilakukan
selama 4-6 jam. Kemudian ekstrak dituang ke dalam botol timbang untuk diuapkan
pelarutnya sampai diperoleh berat konstan di dalam oven yang bersuhu 100°C,
residunya merupakan berat lemak.
II. TUJUANUntuk mengetahui cara penetapan kadar lemak atau minyak pada bahan makanan
dengan metode ekstraksi Soxhlet.
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 6
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 7/38
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Alat ekstraksi Soxhlet
- Alat pemanas listrik
- Oven dan neraca analitis
Bahan :
- Sampel
- Pereaksi diethil eter atau pelarut lainnya
IV. PROSEDUR PENETAPAN KADAR LEMAK ATAU MINYAK
1. Diambil labu lemak yang sesuai dengan ukuran alat ekstraksi Soxhlet,
dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (a gram)
2. Ditimbang ± 5 gram sampel dan masukkan ke dalam lipatan kertas saring (b
gram)
3. Diletakkan kertas saring yang berisi sampel tersebut ke dalam tabung ekstraksi
Soxhlet, kemudian pasang alat kondensor di atasnya, dan labu lemak di
bawahnya
4. Dituangkan pelarut lemak ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan
ukuran Soxhlet yang digunakan
5. Dilakukan refluk selama 4-6 jam sampai pelarut yang turun ke labu lemak
berwarna jernih. Hasil ekstraksi daam labu lemak dipindah kedalam beker glas.
6. Dihilangkan pelarut dengan mengangin-anginkan dalam lemari asam sampai
pelarut PE berkurang (±30 menit), kemudian dioven pada suhu 100°C.
7. Setelah dioven, maka beker gelas berisi hasil ekstraksi didinginkan dalameksikator selama 15 menit dan ditimbang. Kemudian dimasukkan kembali ke
dalam oven selama 30 menit, dinginkan kembali dalam eksikator dan ditimbang
kembali, pekerjaan ini diulang beberapa kali sampai diperoleh berat yang
konstan (c gram).
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 7
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 8/38
V. CARA PERHITUNGAN
%100)(
min% ×−
=
b
ac yak ataulemak
VI. TUGAS
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar lemak praktikum ini!
b. Mengapa hasil ekstraksi lemak dioven pada suhu 100°C ?
c. Jelaskan titik kritis yang mempengaruhi hasil analisis pada praktikum ini!
VII.HASIL PENGAMATAN PENETAPAN KADAR LEMAK
a. Berat sampel sebelum diekstrasi = …………………… mg
b. Berat penampung hasil ekstraksi = …………………… g
c. Berat ekstrak kering + penampung pemanasan 1 = …………………… mg
Berat ekstrak kering + penampung pemanasan 2 = …………………… mg
Berat ekstrak kering + penampung pemanasan 3 = …………………… mg
d. Berat ekstrak kering pemanasan 1 = …………………… mg
Berat ekstrak kering pemanasan 2 = …………………… mg
Berat ekstrak kering pemanasan 3 = …………………… mg
e. Kadar lemak
% lemak atau minyak = ……………………………………..
= …………………………………….
Mengetahui Jember,…………….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (…………………………)
BAB III
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 8
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 9/38
PENETAPAN PROTEIN
I. PENDAHULUAN
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino dan juga kadang-
kadang mengadakan konjugasi dengan senyawa lain seperti gula atau lipida. Protein
merupakan makro nutrien yang berperan lebih banyak untuk membentuk biomolekul.
Protein tersusun atas unsur seperti C, H, N, O, P, S, Fe dan Cu. Dari analisa unsur pada
protein rata-rata menunjukkan bahwa kandungan unsur N 16%.
Pada penetapan kadar protein pada suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara atau metode analisis. Antara lain cara Kjeldahl, Biuret atau Folin-Ciacalteu
( Lowry). Pada metode Kjeldahl, bahan atau protein didestruksi dengan oksidator kuat
untuk membebaskan Nitrogen dari senyawa yang lain atau unsur lain. Kemudian
Nitrogen diukur jumlahnya dengan cara titrasi.
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara penetapan kadar protein bahan makanan
2. Untuk mengetahui metode penetapan kadar jenis tertentu yang sesuai
dengan jenis protein yang dimaksud
3. Untuk menetapkan kadar protein dengan metode makro, semi mikro dan
mikro kjeldahl serta biuret.
III. PRINSIP PENETAPAN
1. Metode Kjeldahl, yang terukur adalah total N
Protein = F.P. x total N, dalam hal ini F.P. adalah faktor konversi jenis protein dari
bahan tertentu. Ada empat tahap : destruksi, distilasi, titrasi dan perhitungan persentase kandungan N.
Destruksi : pemanasan dengan asam sulfat pekat sehingga terjadi proses oksidasi
sampel menjadi unsur-unsurnya, unsur N menjadi amonium sulfat.
Titrasi : Amonia yang berikatan dengan asam borat dittiter dengan larutan HCl
standar atau sisa HCl dititer dengan larutan NaOH standar.
2. Metode Biuret, pembentukan komplek ion Cu dengan peptida-NH-CO dari protein
yang menghasilkan warna ungu yang mempunyai serapan maksimum pada panjang
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 9
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 10/38
gelombang 540 nm. Absorbansi ini berbanding lurus dengan konsentrasi protein
bahan.
3. Metode Ninhidrin, pembentukan komplek ninhidrin dengan ikatan peptida protein
yang menghasilkan warna ungu yang mempunyai serapan maksimum pada panjang
gelombang 571nm. Absorbsi ini berbanding lurus dengan konsentrasi protein bahan.
IV. PROSEDUR PENETAPAN
A. Metode Mikro-Kjeldahl
Pereaksi :
1. H2SO4 pekat
2. HgO
3. K 2SO4 atau Na2SO4
4. Larutan asam borat jenuh
5. Larutan asam khlorida standar (0,02N)
6. Larutan NaOH-Na2S2O3 (60g NaOH + 5 g Na2S2O3 dalam 100 ml
larutan)
Peralatan :
a. Pemanas Kjeldahl yang dilengkapi dengan alat penghisap uap
b. Labu Kjeldahl ukuran 30-50 ml
c. Alat distilasi lengkap berpenampung erlenmeyer 125 ml
d. Buret mikro
e. Pipet ukur
Prosedur Kerja :
1. Ditimbang 0,1-0,5 g sampel, dipindahkan ke dalam labu Kjeldahl 30-50 ml.
Untuk bahan tertentu yang sukar dipindahkan ke dalam labu, maka diusahakandengan cara-cara tertentu, sehingga yang dimasukkan ke dalam labu benar-benar
diketahui beratnya
2. Ditambahkan 1,9 ± 0,1 g K 2SO4 , 40 mg ± 10 mg HgO dan 2,0 ml ± 0,1 ml
H2SO4. Jika sampel lebih dari 15 mg, ditambahkan 0,1 ml H2SO4 pekat untuk
setiap 10 mg sampel organik diatas 15 mg
3. Ditambahkan beberapa butir batu didih, dididihkan sampel selama 1-1,5 jam
sampai warna cairan jernih
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 10
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 11/38
4. Didinginkan, ditambahkan sejumlah aquades secara perlahan-lahan (tabung
menjadi panas), kemudian didinginkan
5. Dipindahkan isi ke dalam alat distilasi, dicuci dan dibilas labu 5-6 kali dengan 1-
2 ml aquades, dipindahkan air cucian ke dalam alat destilasi
6. Diletakkan erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml asam borat jenuh dan 2-4 tetes
indikator (campuran 2 bagian methil merah 0,2% dalam alkohol dan 1 bagian
methil blue 0,2 % dalam alkohol) di bawah kondensor. Ujung kondensor harus
tercelup dalam larutan asam borat jenuh
7. Ditambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na2S2O3 , kemudian dilakukan distilasi
sampai tertampung kira-kira 15 ml distilat dalam erlenmeyer (tergantung
kebutuhan)
8. Dibilas tabung kondensor dengan aquades dan ditampung air bilasan dalam
erlenmeyer atau dengan cara menurunkan cairan dari ujung kondensor dan
membiarkan beberapa lama untuk memberi kesempatan uap air distilator
mencuci lubang kondensor bagian dalam
9. Bila perlu diencerkan hasil distilasi dengan aquades, kemudian dititer dengan
larutan HCl 0,02N yang distandarisasi sampai terjadi perubahan warna menjadi
abu-abu
10. Dilakukan juga penetapan blanko. Sampel diganti dengan aquadest.
Perhitungan :
% Protein = %N x Faktor Konversi
B. Metode Semi Mikro-Kjeldahl
Prosedur Kerja :1. Diambil 10 ml susu atau larutan protein lain dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml dan diencerkan sampai tanda
2. Diambil 10 ml dari larutan tersebut dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 500
ml dan ditambahkan 0,1 ml H2SO4 pekat. Ditambahkan 5 gram campuran K 2SO4
: HgO (20 : 1)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 11
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 12/38
3. Dididihkan sampel sampai warna cairan jernih dan dilanjutkan pendidihan
selama 30 menit. Setelah dingin, dinding labu dicuci dengan aquades dan
dididihkan lagi selama 30 menit
4. Setelah dingin, ditambahkan 140 ml aquades dan ditambahkan 35 ml larutan
NaOH-Na2S2O3 dan beberapa butiran Zink
5. Didistilasi, distilat ditampung sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer yang berisi 25
ml asam borat jenuh dan 2-4 tetes indikator (campuran 2 bagian methil merah
0,2% dalam alkohol dan 1 bagian methil blue 0,2 % dalam alkohol) di bawah
kondensor
6. Kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,02N yang distandarisasi sampai terjadi
perubahan warna menjadi abu-abu
7. Dilakukan juga penetapan blanko. Tanpa sampel.
Perhitungan :
contohmg ataularuml
F HCl N HCl ml total N
tan
008,14 ×××
=
F : pengenceran
C. Metode Makro Kjeldahl
1. Ditimbang 1 gram sampel yang telah dihaluskan dipindahkan ke dalam labu
Kjeldahl 30-50 ml. Jika kandungan protein cukup tinggi seperti kedelai,
digunakan kurang dari 1 gram, kemudian ditambahkan 7,5 gram K 2SO4 dan 0,35
gram HgO dan ditambahkan 15 ml H2SO4 pekat
2. Ditambahkan 100 ml aquades yang didinginkan dalam almari es dan beberapa
lempeng Zn, juga ditambahkan 15 ml K 2SO4 50% atau Na2S2O3 dan akhirnya
ditambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 ml yang sudah
didinginkan dalam almari es. Dipasang labu Kjeldahl dengan segera pada alat
distilasi
3. Dipanaskan perlahan-lahan sampai 2 lapisan tercampur, kemudian dipanaskan
dengan cepat sampai mendidih
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 12
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 13/38
4. Distilat ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 50 ml larutan HCl 0,1
N dan 5 tetes indikator methil merah. Dilakukan distilasi sampai distilat yang
tertampung sebanyak 75 ml
5. Kemudian dititer dengan larutan NaOH 0,1N yang distandarisasi sampai
berwarna kuning atau merah jambu
6. Dilakukan juga penetapan blanko dengan mengganti sampel dengan aquadest.
D. Metode Biuret
Pereaksi :
1. Pereaksi Biuret
2. Garam CuSO4.5H2O + 9 Na-K tartrat dalam 500 ml NaOH 0,2N. Ditambahkan
KI 5 gram dan diencerkan sampai 1000 ml dengan NaOH 0,2N.
3. Larutan Bovine atau protein standart
4. Larutan Bovine serum albumin dalam aquades dengan konsentrasi 5 mg/ml,
diukur kadar air serum (db)
5. TCA 10%
Peralatan : 1. Spektrofotometer 4. Kuvet
2. Sentrifuge 5. Pipet
3. Waring blender
Prosedur Kerja :
Pembuatan Kurva Standart :
1) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersih dan kering 0 (blanko); 0,1; 0,2; 0,4;
0,6; 0,8 dan 1 ml larutan protein standar. Ditambah aquades sampai volume
masing-masing 4 ml.2) Ditambahkan 6 ml pereaksi biuret kadalam masing-masing tabung reaksi.
Dicampur merata atau divortek.
3) Disimpan tabung reaksi pada suhu 37oC selama 10 menit atau pada suhu kamar
selama 30 menit sampai terbentuk warna ungu yang sempurna.
4) Dicari serapan maksimum pada panjang gelombang tertentu (kalibrasi alat).
Diukur absorbansi pada panjang gelombang hasil kalibrasi.
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 13
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 14/38
Persiapan sampel :
a) Sampel harus berupa cairan, jika berbentuk padatan maka harus dihancurkan
dulu dengan waring blender dan penambahan aquades. Hancuran yang diperoleh
disaring atau dipusingkan. Supernatan didekantasi untuk dipergunakan
selanjutnya. Protein yang terukur pada supernatan adalah protein yang terlarut.
b) Jika protein berupa larutan protein seperti konsentrat, isolat yang tidak keruh,
maka persiapan sampel cukup dengan pengenceran secukupnya saja. Jika larutan
keruh atau mengandung bahan-bahan yang mengganggu seperti glukosa, maka
harus dilakukan sebagai berikut :
Aliquot atau ekstrak didistribusikan ke dalam tabung reaksi. Seperti pada
waktu penetapan standar, kemudian ditambahkan aquades sampai volume
total masing-masing 1 ml,
Masing-masing tabung reaksi ditambahkan TCA 10% sebanyak 1 ml
sehingga protein akan mengendap,
Dipusing pada 3000 – 4000 rpm selama 10 menit, protein akan mengendap,
supernatan dibuang dengan cara dekantasi,
Endapan ditambahkan ether 2 ml, dicampur rata, lalu dipusingkan kembali.
Untuk menghilangkan sisa TCA, kenudian dibiarkan pada suhu kamar,
Encapan yang kering ditambahkan aquades 4 ml, dicampur merata dan
ditambahkan 6 ml pereksi biuret.
Penetapan sampel :
0,1 – 1 ml sampel dipipet ukur ukuran 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, selanjutnya diperlakukan seperti menetapkan standar. Kadar protein dapat
dihitung dengan berdasarkan kurva standar.
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 14
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 15/38
E. Metode Ninhidrin
Pereaksi :
1. Pereaksi Ninhidrin 1% dalam air.
2. Larutan Bovine atau protein standart
3. TCA 10%
Peralatan : 1. Spektrofotometer 4. Kuvet
2. Sentrifuge 5. Pipet
3. Waring blender
Prosedur Kerja :
Pembuatan Kurva Standart :
a. Dibuat larutan protein standar dalam air dengan konsentrasi 1000ppm,
2000ppm, 3000ppm dan 4000ppm.
b. Larutan standar (a) masing-masing dipipet 1,0ml dimasukkan labu ukur 10,0ml
ditambah 1,0ml ninhidrin 1%, dipanaskan sampai mendidih, kemudian ditambah
air sampai tanda batas.
c. Scanning larutan standar pada 400nm – 800 nm untuk menentukan panjang
gelombang maksimum. Diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum.
d. Didapat kurva kalibrasi larutan standar protein
Persiapan sampel :
a) Jika sampel protein berupa larutan protein jernih seperti konsentrat, isolat
yang tidak keruh, maka persiapan sampel cukup dengan pengenceran
secukupnya saja.
* Untuk sampel putih telur : ditimbang 1 gram putih telur dilarutkan air ad
25,0ml, disaring. (Replikasi dua kali) b) Jika sampel larutan keruh atau mengandung bahan-bahan yang mengganggu
seperti glukosa, maka harus dilakukan sebagai berikut :
Aliquot atau ekstrak didistribusikan ke dalam tabung reaksi. Seperti pada
waktu penetapan standar, kemudian ditambahkan aquades sampai volume
total masing-masing 1 ml,
Masing-masing tabung reaksi ditambahkan TCA 10% sebanyak 4 ml
sehingga protein akan mengendap,
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 15
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 16/38
Dipusing pada 3000 – 4000 rpm selama 10 menit, protein akan mengendap,
supernatan dibuang dengan cara dekantasi,
Endapan ditambahkan ether 2 ml, dicampur rata, lalu dipusingkan kembali.
Untuk menghilangkan sisa TCA, kemudian dibiarkan pada suhu kamar,
Encapan yang kering ditambahkan aquades ad 10ml.
c) Jika sampel berbentuk padatan harus dihancurkan dulu dengan waring blender
kemudian ditambah aquades. Kemudian larutan yang diperoleh disaring atau
dipusingkan. Supernatan / filtrat diperlakukan seperti sampel larutan keruh (b).
* Untuk sampel susu full cream : ditimbang 400 mg sampel ditambah aquadest
10 ml, disaring. Filtrat dimasukkan tabung sentrifuse ditambah TCA 6,0 ml
disentrifuse. Didekantrasi filtrat dibuang, endapan ditambah eter 3,0 ml
diaduk, disentrifuse, filtrat dibuang. Endapan dilarutkan aquades ad 10,0 ml,
disaring. (Replikasi dua kali)
Penetapan kadar protein :
a) Dipipet 1,0 ml larutan sampel (sesuai prosedur persiapan sampel), kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0ml, ditambahkan ninhidrin 2,0ml, dipanaskan
ad mendidih, kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas.
b) Ukur serapan larutan sampel pada panjang gelombang 571nm
c) Hitung konsentrasi protein dalam sampel setelah dilakukan cek baseline dengan
larutan blangko (2ml ninhidrin diencerkan dengan aquades ad 10,0ml) dengan
menggunakan kurva kalibrasi larutan standar protein.
V. TUGAS
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar protein metode ninhidrin!
b. Mengapa ada perbedaan preparasi untuk sampel berupa larutan jernih, larutan keruh
dan sampel padatan ?
c. Jelaskan dasar pemilihan konsentrasi larutan protein standar dalam air (1000ppm,
2000ppm, 3000ppm dan 4000ppm) !
d. Jelaskan titik kritis yang mempengaruhi hasil analisis pada praktikum ini!
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 16
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 17/38
HASIL PENGAMATAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
a. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Protein
Konsentrasi (ppm) Absorbansi λ 571nm
100 0,128
200 0,501
300 0,894
400 1,383
b. Penimbangan sampel .................................
Penimbangan sampel
Sampel ............................
Replikasi 1 = ........................................... mg
Replikasi 2 = .......................................... mg
Sampel ..............................
Replikasi 1 = ........................................... mg
Replikasi 2 = .......................................... mg
c. Kondisi Analisis
a. Panj Gelombang Pengamatan : ……………………………………..
b. Pelarut : ……………………………………..
c. Pereaksi warna : …………………………………….
d. Kadar Sampel
Kadar sampel = (Konsentrasi hasil percobaan X 10 ml ) X F X 100%
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 17
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 18/38
Berat sampel (mgram)
* F = pengenceran
Kadar Sampel ...............................
Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
Kadar sampel ......................... rata-rata =
Kadar Sampel ...............................
Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
Kadar sampel ......................... rata-rata =
e. Kesimpulan
Kadar Sampel (....nama sampel...........) = ...................................
Kadar Sampel (....nama sampel...........) = ...................................
Mengetahui Jember,………...........…….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (……………………..………)
BAB IV
ANALISIS BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 18
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 19/38
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
Kemajuan industri makanan secara kualitatif memerlukan peningkatan mutu
produksi sehingga konsumen dapat memperoleh barang konsumsi dengan mutu yang
dikehendaki dalam jumlah cukup. Terutama untuk bahan tambahan makanan baik itu
pemanis, pewarna, pengawet, antioksidan maupun penyedap rasa memerlukan
pengawasan yang kontinu mengingat batasan jumlah yang diijinkan cukup kecil
sehingga penelitian secara kuantitatif sangat mendukung pengawasan dalam rangka
membantu produsen menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan tidak merugikan
masyarakat konsumen. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan maka ada beberapa bahan
tambahan makanan yang dilarang digunakan karena berbahaya bagi kesehatan antara
lain formalin, boraks, pewarna merah Rhodamin B dan pewarna kuning metanil yellow.
Pemberian bahan tambahan makanan telah ditetapkan standarnya oleh badan yang
berwenang dan ada ketentuan yang mesti ditaati oleh industri pembuat makanan, sebab
jika kadarnya melebihi batas ketentuan dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan konsumen. Menurut ketentuan yang ditetapkan ada beberapa jenis kategori
bahan tambahan makanan. Pertama, bahan tambahan makanan yang bersifat aman,
dengan dosis yang dibatasi misalnya pati, Kedua bahan tambahan makanan yang
digunakan dengan dosis tertentu yang untuk menggunakannya diperlukan dosis
maksimum, Ketiga bahan tambahan makanan yang aman dalam dosis yang tepat dan
telah mendapatkan ijin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya pewarna yang
sudah dilengkapi sertifikat aman.
Beberapa Bahan Tambahan Makanan yang dilarang antara lain:
1. FormalinFormalin adalah larutan 37% formaldehid dalam air yang biasanya mengandung
10-15% metanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin banyak digunakan
sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian sebagai
germisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran serta sebagai pembasmi lalat
dan serangga lainnya. Formalin sangat mudah diserap melalui saluran pernafasan
dan pencernaan. Penggunaan Formalin dalam jangka panjang dapat berakibat
buruk pada organ tubuh seperti kerusakan hati dan ginjal. Karena beracun maka
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 19
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 20/38
pada kemasan formalin diberi label dengan tanda gambar tengkorak pada dasar
kotak berwarna jingga.
2. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu
dan tekanan normal. Dalam air boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan
asam borat. Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas,
dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Asam borat maupun
boraks adalah racun bagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal,
dan hati.
3. Rhodamin B
Rhodamin B adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau,
atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang
berflouresens. Rhodamin B umumnya digunakan sebagai pewarna kertas dan
tekstil. Percobaan menunjukkan rhodamin B diserap lebih banyak pada saluran
percernaan. Kerusakan pada hati tikus terjadi akibat pakan yang mengandung
rhodamin B dalam konsentrasi tinggi. Konsumsi rhodamin B dalam jangka lama
dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.
4. Metanil yellow
Metanil yellow adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk berwarna kuning
kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, sedikit larut dalam
aseton. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta
sebagai indikator reaksi netralisasi asam basa. Metanil yellow adalah senyawa
kimia azo aromatic amin yang dapat menimbulkan tumor dalam jaringan hati,
kandung kemih, saluran pencernaan, atau jaringan kulit.
Beberapa bahan tambahan makanan yang dijinkan antara lain:1. Pengawet
Bahan tambahan pengawet bertujuan untuk menghambat atau menghentikan
aktivitas mikroba seperti bakteri, kapang, khamir sehingga dapat meningkatkan
daya simpan suatu produk olahan, meningkatkan cita rasa, warna, menstabilkan
dan memperbaiki tekstur. Penggunaan zat pengawet sebaiknya dengan dosis di
bawah ambang batas yang telah ditentukan. Beberapa bahan tambahan makanan
pengawet antara lain:
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 20
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 21/38
a. Nipagin
Nama sinonim metil paraben. Nama kimia metil-4-hidroksi benzoat.
Digunakan sebagai pengawet pada makanan, obat, dan kosmetik. Dapat
digunakan sendiri atau kombinasi dengan antimikroba lain yang berspektrum
luas misalnya dengan propil paraben. Misalnya Metil paraben 0,18% dan
propil paraben 0,2%. Pemerian bentuk kristal atau serbuk putih, tidak
berwarna. Batas konsentrasi penggunaan untuk oral 0,015-0,2%. Kelarutan
dalam etanol 95% 1:3, dalam air 1:400, dalam eter 1: 10, dan dalam gliserin
1:60.
b. Nipasol
Nama sinonim propil paraben. Nama kimia propil-4-hidroksi benzoat.
Digunakan sebagai pengawet pada makanan, obat, dan kosmetik. Dapat
digunakan sendiri atau kombinasi dengan antimikroba lain yang berspektrum
luas misalnya dengan propil paraben. Misalnya Metil paraben 0,18% dan
propil paraben 0,2%. Pemerian bentuk kristal putih atau tidak berbau, tidak
berasa. Batas konsentrasi penggunaan untuk oral 0,01-0,02%.
c. Natrium benzoate
Nama kimia Sodium benzoat. Digunakan sebagai pengawet pada makanan,
obat, dan kosmetik. Konsentrasi pemakaian yang diijinkan untuk obat oral
0,002-0,5%, obat parenteral 0,5%, kosmetik 0,1-0,5%. Penggunaan lebih
dari 5% dapat menyebabkan urtikaria, anafilaksis shock, dan iritasi lambung.
Pemerian granul atau kristal putih, higroskopik dan tidak berbau.Kelarutan
dalam etanol 95% 1:75, dan dalam air1:1,8.
2. Pemanis
a. Natrium siklamat Nama kimia Sodium N-sikloheksilsulfamat. Digunakan pada makanan dan
formulasi obat. Konsentrasi pemakaian yang diijinkan dalam larutan adalah
0,17% w/v. Konsentrasi 0,5% w/v menyebabkan rasa pahit sehingga
dikombinasi dengan sakarin. Natrium siklamat mempunyai kekuatan 30 kali
sukrosa. Pemerian kristal atau serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau,
dengan rasa manis yang intensif. Kelarutan dalam benzen, kloroform dan
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 21
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 22/38
eter praktis tidak larut, dalam etanol 95% 1:250, dalam propilen glikol 1:25,
dan dalam air 1:5.
b. Aspartam
Digunakan pada makanan dan formulasi obat dan preparasi vitamin.
Konsentrasi pemakaian yang diijinkan dalam larutan adalah 40 mg/kg BB.
Penggunaan aspartam lebih dari dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan
sakit kepala, dermatitis, dan gastritis. Dalam 1 gram aspartam mengandung
4 kcal dan digunakan untuk terapi anemia. Aspartam mempunyai kekuatan
180-200 kali sukrosa. Pemerian kristal atau serbuk kristal berwarna putih,
tidak berbau, dan mempunyai rasa manis yang intensif. Kelarutan dalam
etanol 95% sedikit larut, dan dalam air larut sebagian.
c. Sakarin
Nama kimia 1,2 benzisotiazol-3(+)-one 1,1-dioksid. Digunakan untuk
produk makanan, pemanis buatan, dan produk-produk oral yang higienis
seperti moutwashes. Konsentrasi pemakaian yang diijinkan 0,02-0,5% w/w.
Sakarin mempunyai kekuatan 500 kali sukrosa. Pemerian berupa kristal atau
serbuk putih, tidak berbau, dan mempunyai rasa manis. Kelarutan pada
kloroform dan eter kurang larut, dalam aseton 1:12, dalam etanol 95% 1:31,
dalam gliserin 1:50, dan dalam air 1:290.
3. Pewarna
a. Beta karoten
Pemerian kristal merah ketika direkristalisasi dengan petrolium murni.
Kelarutan 1% w/v dalam kloroform 1:30, dalam etanol, gliserin dan air
praktis tidak larut. Dapat digunakan sebagai bahan pewarna dari warna
kuning sampai warna orange tua untuk salut gula. Namun tidak stabil dalamcahaya dan udara sehingga harus terlindungi. Karena tidak dapat larut dalam
air sehingga jarang digunakan untuk obat sediaan cair. Namun jika ingin
digunakan harus menggunakan pelarut campuran. Konsentrasi pemakaian
yang dianjurkan adalah 0,1%.
b. Tartrazin
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 22
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 23/38
Sinonim FDC yellow 5. Pemerian serbuk kuning atau kuning orange, dan
larutan dalam air berwarna kuning. Dalam larutan asam berwarna lebih
kuning dan dalam larutan basa berwarna kemerahan. Kelarutan dalam aseton
praktis tidak larut, dalam etanol 75% 1:91, dalam gliserin 1:5,6, dalam
propilen glikol 1:14,3, dalam propilen glikol 50% 1:5, dan dalam air 1:5.
Digunakan pada makanan, formulasi obat, kosmetik dan untuk tujuan
identifikasi. Konsentrasi pemakaian yang diijinkan adalah ≤1%. Pemakaian
lebih dari konsentrasi yang dianjurkan dapat menyebabkan reaksi alergi
misalnya asma. Untuk penggunaan salut gula dapat stabil lebih dari 3 hari.
c. Sunset yellow
Sinonim FDC yellow 6. Pemerian serbuk kuning kemerahan, dalam air
warnanya orange terang. Digunakan pada makanan, formulasi obat,
kosmetik dan untuk tujuan identifikasi. Konsentrasi pemakaian yang
diijinkan adalah ≤ 0,5%. Dapat juga digunakan sebagai salut gula yang stabil
1-3 hari. Kelarutan dalam aseton 1:38,5, dalam etanol 75% 1:333, dalam
gliserin 1:5, dalam propilen glikol 1:45,5, dalam propilen glikol 50% 1: 5,
dan dalam air 1:5,3.
4. Antioksidan
a. Butil Hidroksi Toluen (BHT)
Nama kimia 2,6-di-ter-butil-4-metilfenol. Digunakan sebagai antioksidan
pada makanan, obat dan kosmetik karena dapat mencegah oksidasi pada
lemak dan minyak dan mengurangi aktivitas kelarutan vitamin dalam
minyak. Konsentrasi pemakaian yang dianjurkan 0,5-1%. Selain itu BHT
juga mempunyai kemampuan sebagai antivirus .Pemerian berupa kristal atau
serbuk putih atau kuning padat dengan karakteristik bau aromatik. Kelarutan
dalam air, gliserin, propilenglikol praktis tidak larut, larut dalam larutan
alkali, larutan asam, aseton, benzene, etanol 95%, metanol, toluen, minyak
dan parafin cair.
b. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 23
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 24/38
Nama kimia 2-di-ter-butil-4-metoksifenol. Digunakan sebagai antioksidan
pada makanan, obat dan kosmetik dan dapat digunakan sebagai
antimikroba. Konsentrasi pemakaian yang dianjurkan pada minyak dan
penyedap rasa 0,02-0,5%, pada obat injeksi im 0,03%, pada obat injeksi iv
0,0002-0,0005% dan pada formulasi topikal 0.005-0,2%. Pemerian berupa
kristal atau serbuk agak keputihan atau kekuningan padat dengan
karakteristik bau aromatik. Kelarutan dalam air praktis tidak larut, larut
dalam larutan etanol >50%, propilen glikol, kloroform, eter, heksan, minyak
biji kapas, minyak kacang, minyak jagung, dan larutan basa.
c. Asam askorbat
Nama kimia L-(+)-Ascorbic acid. Digunakan sebagai antioksidan dalam
formulasi obat dengan konsentrasi pemakaian yang diijinkan 0,01-0,1% w/v
dan sebagai antioksidan pada makanan dengan konsentrasi yang dianjurkan
15 mg/kg BB. Pemerian krital putih atau kuning terang, non higroskopik,
tidak berbau, serbuk kristal atau tidak berwarna dan mempunyai rasa asam
yang tajam. Jika terkena cahaya warna lebih gelap. Kelarutan dalam
kloroform, eter dan minyak murni praktis tidak larut, etanol 1:50, dalam
etanol 95% 1:25, dalam gliserin 1:100, propilen glikol 1: 20, dan dalam air
1:3,5.
5. Penyedap rasa
a. Mono sodium glutamat
Nama kimia Glutamic acid monosodium salt monohidrate. Digunakan untuk
menjaga pH dan meningkatkan rasa pada produk makanan dan pada
formulasi obat digunakan untuk mengurangi rasa pahit obat, mengurangi
rasa logam pada sediaan cair yang mengandung zat besi. Konsentrasi penggunaan yang diijinkan adalah 0,2-0,9% pada makanan bergaram dan
konsentrasi penggunaan 10-30% pada protein kedelai. Penggunaan lebih
dari konsentrasi yang dianjurkan dapat menyebabkan rasa lemas atau
Sindrom Restoran Cina. Pemerian berupa kristal atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa seperti daging. Kelarutan dalam air mudah larut dan dalam
etanol 95% larut sebagian.
BAB V
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 24
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 25/38
PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara penetapan kadar bahan pengawet Natrium Benzoat dalam
makanan dengan menggunakan metode KLT-Densitometri.
II. ALAT DAN BAHAN
- Alat : a. labu ukur 10 ml
b. Pipet volume
c. vorteks atau Sentrifuge
d. Lempeng KLT silica gel Merck F254
e. Densitometer Camag program WinCATS
- Bahan : a. Standar : Natrium Benzoat
b. Pelarut : etanol 70%
c. Sampel : minuman cair
III. PROSEDUR PENETAPAN
1. Pembuatan larutan standar :
a. Ditimbang 40 mg Na-benzoat dilarutkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 4000 ppm
b. Ditimbang 30 mg Na-benzoat dilarutkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 3000 ppm
c. Dipipet 2 ml Na-benzoat 4000 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10
ml sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 800 ppm (standar 2)
d. Dipipet 4 ml Na-benzoat 4000 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10ml sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 1600 ppm (standar 4)
e. Dipipet 2 ml Na-benzoat 3000 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10
ml sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 600 ppm (standar 1)
f. Dipipet 4 ml Na-benzoat 3000 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10
ml sehingga diperoleh kadar Na-benzoat 1200 ppm (standar 3)
2. Preparasi sampel :
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 25
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 26/38
Dipipet 5,0 ml sampel dilarutkan alkohol 95% ad 10,0 mL.
3. KLT :
a. Baku standar ditotolkan masing-masing 2 μl sedangkan sampel ditotolkan 8-10
μl (cek noda dibawah lampu UV)
b. Elusi dengan ⇒ etil asetat (pakai eluen sebanyak 20 ml)
4. Densitometri
Amati luas area baku standar dan sampel pada panjang gelombang 230 nm
IV. TUGAS
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar natrium benzoat pada praktikum ini ?
b. Pada prosedur kerja, adakah titik kritis yang mempengaruhi keberhasilan analisis
ini? Jelaskan!
c. Pada praktikum ini bagaimana cara anda mengetahui bahwa kemurnian noda
natrium benzoat pada sampel?
d. Menurut anda mengapa digunakan pelarut etanol 95%?
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 26
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 27/38
V. HASIL PENGAMATAN PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT
a. Preparasi Standar Na Benzoat
Penimbangan Larutan standar induk 1 = .............. mg
Penimbangan Larutan standar induk 2 = .............. mg
b. Konsentrasi Larutan Standar setelah ditotolkan
Standar 1
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 2
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 3
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 4
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
c. Kondisi Analisis
- Pelarut : ……………………………………..
- Eluen/Fase gerak : ……………………………………..
……………………………………..
- Fase diam : ……………………………………..
- Panjang gelombang : ……………………………………..
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 27
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 28/38
d. Perhitungan Kadar Sampel Setelah di Scanning dg Densitometer
Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
Kadar sampel ......................... rata-rata =
e. KESIMPULAN
Kadar Sampel (....nama sampel...........) = ...................................
Mengetahui Jember,…………….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (……………………..………)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 28
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 29/38
BAB VII
PENETAPAN KADAR RHODAMIN B
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara penetapan kadar bahan pewarna Rhodamin dalam makanan
dengan menggunakan metode KLT-Densitometri.
II. ALAT DAN BAHAN
- Alat : a. labu ukur 10 ml
b. Pipet volume
c. vorteks atau Sentrifuge
d. Lempeng KLT silica gel Merck F254
e. Densitometer Camag program WinCATS
- Bahan : a. Standar : Rhodamin
b. Pelarut : etanol 70%
c. Sampel : Saos
III. PROSEDUR PENETAPAN
1. Pembuatan standar baku :
a. Ditimbang 20 mg Rhodamin dilarutkan dalam etanol 70% ad 100 ml
sehingga diperoleh kadar Rhodamin 200 ppm
b. Dipipet 1 ml Rhodamin 200 ppm dilarutkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Rhodamin 20 ppm
c. Dipipet 2 ml Rhodamin 200 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Rhodamin 40 ppmd. Dipipet 3 ml Rhodamin 200 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Rhodamin 60 ppm
e. Dipipet 5 ml Rhodamin 200 ppm diencerkan dalam etanol 70% ad 10 ml
sehingga diperoleh kadar Rhodamin 100 ppm
2. Preparasi sampel :
a. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dilarutkan dengan etanol 70 % ad 25ml.
b. (a) divortex ad homogen, disaring dalam vial sampai diperoleh filtrat ± 5ml
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 29
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 30/38
3. KLT :
a. Baku standar ditotolkan masing-masing 2 μl dan sampel ditotolkan 2 μl
b. Elusi dengan etanol : amoniak (13,5 :1,5)
4. Densitometri
Amati luas area baku standar dan sampel pada panjang gelombang 520 nm
Hitung kadar rhodamin dalam %b/b !
IV. TUGAS
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar rhodamin pada praktikum ini ?
b. Pada prosedur kerja, adakah titik kritis yang mempengaruhi keberhasilan analisis
ini? Jelaskan!
c. Pada praktikum ini bagaimana cara anda mengetahui bahwa kemurnian noda
rhodamin pada sampel?
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 30
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 31/38
V. HASIL PENGAMATAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B
a. Preparasi Standar Rhodamin B
Penimbangan Larutan standar induk 1 = .............. mg
Penimbangan Larutan standar induk 2 = .............. mg
b. Penimbangan sampel
Replikasi 1 = ............................... mg
Replikasi 2 = ............................... mg
c. Konsentrasi Larutan Standar Induk setelah ditotolkan
Standar 1
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 2
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 3
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
Standar 4
⇒ ……………………………………………ppm
Ditotolkan 2µl ⇒………………………. ng
d. Kondisi Analisis
- Pelarut : ……………………………………..
- Eluen/Fase gerak : ……………………………………..
……………………………………..
- Fase diam : ……………………………………..
- Panjang gelombang : ……………………………………..
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 31
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 32/38
e. Perhitungan Kadar Sampel Setelah di Scanning dg Densitometer
Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
Kadar sampel ......................... rata-rata =
f. KESIMPULAN
Kadar Sampel (%) = ...................................
Mengetahui Jember,…………….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (……………………..………)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 32
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 33/38
BAB V
PENETAPAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DAN ASPARTAM
ATAU ACESULFAME DAN ASPARTAME DENGAN KCKT
I. TUJUAN
Untuk mengetahui cara penetapan kadar pemanis campuran natrium siklamat dan
aspartam atau acesulfame dan aspartame dalam makanan dengan menggunakan metode
KCKT.
II. ALAT DAN BAHAN
Bahan
• Standar Natrium Siklamat dan Aspartam
• Sampel makanan yang mengandung Natrium Siklamat dan Aspartam
• Metanol p.a
• Metanol pro HPLC
• Aquabidestilata steril
• KH2PO4 teknis
• NaOH teknis
Alat
• Labu ukur
• Pipet volum
• Microsyringe 20 µl
• HPLC Solven Filtration + pompa vakum
• Membran filter nilon 0,45 µm
• HPLC Shimadzu Prominence
III.PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Eluen
a. Buat Eluen ⇒ Metanol : Air (pH akhir 4,0) = 50 : 50
b. Campur metanol dan dapar dalam erlenmeyer (buat eluen 200 ml)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 33
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 34/38
c. Saring (b) dengan penyaring solven HPLC menggunakan membran filter nilon
0,45 µm
2. Pembuatan larutan baku induk campuran
a. Ditimbang 20,0 mg Natrium Siklamat/acesulfame dan 20,0 mg Aspartam
dilarutkan dalam aquabides sampai 10,0 mL (2000 ppm Natrium
Siklamat/acesulfame dan 2000 ppm Aspartam) ⇒ larutan induk 1
b. Ditimbang 30,0 mg Natrium Siklamat/acesulfame dan 30,0 mg Aspartam
dilarutkan dalam aquabides sampai 10,0 mL (3000 ppm Natrium
Siklamat/acesulfame dan 3000 ppm Aspartam) ⇒ larutan induk 2
3. Pembuatan larutan baku kerja campuran
a. Larutan induk 1 dipipet 0,5 ml dilarutkan aquabides ad 25,0mL (40 ppm)
b. Larutan induk 1 dipipet 1,0 ml dilarutkan aquabides ad 25,0mL (80 ppm)
c. Larutan induk 2 dipipet 0,5 ml dilarutkan aquabides ad 25,0mL (60 ppm)
d. Larutan induk 1 dipipet 1,0 ml dilarutkan aquabides ad 25,0mL (120 ppm)
4. Preparasi sampel
a. Ditimbang kurang lebih 300 mg sampel dilarutkan dalam aquabides ad 10,0 mL
b. Sebelum dianalisis, sampel disaring dengan membran filter 0,45 mikron.
5. Analisis dengan HPLC
a. Suntikkan masing-masing larutan baku kerja, amati kromatogram yang
dihasilkan
b. Suntikkan larutan sample, amati kromatogram yang dihasilkan.
IV.Tugas
a. Jelaskan prinsip penetapan kadar natrium siklamat/acesulfame dan aspartam pada
praktikum ini?
b. Pada prosedur kerja, adakah titik kritis yang mempengaruhi keberhasilan analisis
ini? Jelaskan!
c. Pada praktikum ini dapatkah anda mengetahui kemurnian puncak pada
kromatogram sampel? Jelaskan!
d. Kenapa eluen dan sampel harus disaring dengan membran filter 0,45 mikron?
e. Dari kromatogram yang didapat bagaimana pemisahan puncak natrium siklamat
terhadap puncak siklamat? Jelaskan !
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 34
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 35/38
V. HASIL PENGAMATAN PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT
Penimbangan Larutan Induk 1
Na Sik/Ace = ..................mg
Aspartam = ..................mg
Penimbangan Larutan Induk 2
Na Sik/Ace = ..................mg
Aspartam = ..................mg
a. Pengenceran Konsentrasi Larutan Standar Induk
Standar 1
.........ml larutan induk 1 /......... ml ⇒ ………………………………… ppm
Standar 2
.........ml larutan induk 1 /......... ml ⇒ ………………………………… ppm
Standar 3
.........ml larutan induk 2 /......... ml ⇒ ………………………………… ppm
Standar 4
.........ml larutan induk 2 /......... ml ⇒ ………………………………… ppm
b. Penimbangan Sampel dan Perhitungan Konsentrasi Sampel Teoritis
Preparasi sampel
Replikasi 1 = ............... mg dilarutkan aquabides ad ..........ml = ..............ppm
Replikasi 2 = ............... mg dilarutkan aquabides ad ..........ml = ..............ppm
Saring sampel ⇒ tampung dalam vial bersih dan kering.
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 35
Dilarutkan ad ......... ml = ............ ppm Na Sik/Ace
= ............ ppm Aspartam
Dilarutkan ad ......... ml = ............ ppm Na Sik/Ace
= ............ ppm Aspartam
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 36/38
c. Kondisi Analisis
a. Fase diam (kolom) : …………………………………………
b. Eluen/Fase gerak : …………………………………………
c. Detektor : …………………………………………
d. Panjang gelombang : …………………………………………
e. Volume loop rheodyne : …………………………………………
f. Kecepatan eluen : …………………………………………
d. Kadar Sampel % b/v Setelah di Analisis dengan HPLC
Kadar sampel = Konsentrasi hasil percobaan ( ppm/µg per ml) x 10 ml X 100%
Vol sampel (ml) x 1.000.000
Kadar Sampel ......nama sampel..........
Replikasi 1
Na Sik/Ace = ..................................................................................
Aspartam = ..................................................................................
Replikasi 2
Na Sik/Ace = ..................................................................................
Aspartam = ..................................................................................
Kadar sampel rata-rata
Na Sik/Ace = ..................................................................................
Aspartam = ..................................................................................
a. Kesimpulan
Kadar Sampel (%b/v)
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 36
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 37/38
Na Sik/Ace = ...................................
Aspartam = ...................................
Mengetahui Jember,…………….
Dosen/Asisten Praktikan
(…………………………….) (……………………..………)
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Praktikum Analisis Sediaan Makanan 37
7/18/2019 Prak ASM 2012
http://slidepdf.com/reader/full/prak-asm-2012 38/38
Anonim, 2003, Camag Bibliography Service, Cumulative CD Version 1.09, Camag
Muttenz
Sudarmaji S.,dkk., 1997, Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian, edisi
ke-4, Liberty, Yogyakarta.
Anonim, 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipients, fourth edition, Pharmaceutical
Press, London.
Winarno, F.G., 1995, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.