ppt teh dan fungsi kognitif

Upload: dinny-novia-w

Post on 08-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Program Studi Pendidikan DokterHubungan Durasi dan Frekuensi Konsumsi Teh dengan Fungsi Kognitif Pada Lansia

Diajukan oleh:Dinny Noviawaty11101-018

1Latar BelakangFungsi Kognitif Pada Lansia :

Gangguan fungsi kognitif penyebab utama ketidak mampuan dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari Berhubungan dengan meningkatnya prevalensi lanjut usia (lansia)Mengkonsumsi teh secara teratur dapat menurunkan risiko gangguan fungsi kognitif

PENDAHULUANWHO Lansia pada tahun 2050 menjadi 2 milyar jiwa Kemenkes Indonesia 30,1 juta jiwa pada 2021Kemunduran fungsi kognitif : Forgetfulness dikeluhkan 39% orang dengan usia 50-59 dan meningkat 85% pada usia diatas 80 tahun

Pravalensi Rumusan MasalahApakah ada hubungan durasi dan frekuensi mengkonsumsi teh dengan fungsi kognitif pada lansia ?

Tujuan PenelitianTujuan umumUntuk membuktikan pengaruh durasi dan frekuensi mengkonsumsi teh dengan fungsi kognitif pada lansia dikota PekanbaruTujuan khususUntuk mengetahui gambaran durasi mengkonsumsi teh pada lansia.Untuk mengetahui gambaran frekuensi mengkonsumsi teh pada lansiaUntuk mengetahui hubungan durasi dan frekuensi mengkonsumsi teh dengan fungsi kognitif pada lansia di kota Pekanbaru

Manfaat Penelitian1. Memberikan informasi kepada lansia tentang manfaat teh dalam mencegah kemunduran fungsi kognitif2. Memberikan informasi kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya tentang manfaat teh dalam mencegah kemunduran fungsi kognitif

Orisinalitas PenelitianNo

Author, judul penelitian, tahun

Desain

Metode Sampel 1Kuriyama S, Hozawa A, Ohmori K, et al. Green Tea Consumtion and Cognitive Function: A Cross-Sectional Study From the Tsurugaya Project, 2006Cross SectionalMultivariat1003 orang Jepang dengan usia diatas 70 tahun2Ng Tze pin, Feng L, Niti M, et al. Tea Consumtion and Cognitive Impairment and Decline in Older Chinese Adults. 2008Cohort Prospektif

Multivariat1438 lansia etnis Chinese di Singapore dengan usia diatas 55 tahun

7Orisinalitas PenelitianPerbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu : Variabel Tempat penelitian Waktu penelitian Metode penelitian Desain penelitianTINJAUAN PUSTAKAFungsi Kognitif :

Kognisi adalah sesuatu yang berkenaan dengan proses informasi dan intelektualTerdiri dari beberapa fungsi yaitu atensi, memori, fungsi eksekutif, fungsi intelektual, fungsi visuospasial serta bahasaTingkatan Gangguan Fungsi KognitifMudah lupa (forgetfulness)Mild Cognitive Impairment (MCI) DemensiaFaktor yang mempengaruhi Fungsi KognitifStress Oksidatif GenetikInflamasi Diet

TehTeh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air diduniaVarietas teh dibagi menjadi 2 yaitu : Camellia sinensis varietas assamica Camellia sinensis varietas sinensisIndonesia Camellia sinensis varietas assamica Polifenol tinggi

Kandungan TehGolongan Fenol Golongan bukan fenol Senyawa aromatis enzim Manfaat Teh Bagi KesehatanAntikanker Penyakit jantung koronerKesehatan tulang sebagai antiioksidan dan antiinflamasiKesehatan syaraf sebagai antioksidanKomponenKandungan (% berat kering)Katetin (C)Epikatetin (EC)Epikatetin galat (ECG)Galokatetin (GC)Epigalokatetin (EGC)Epigalokatetin galat (EGCG)0,5-11-32-41-24-75-14Total 13,5-31Kandungan Komponen Senyawa KatetinKerangka teori Stress oksidatif Genetik Inflamasi Diet Fungsi kognitif lansia TehKerangka konsep Durasi Konsumsi TehFrekuensi Konsumsi TehFungsi kognitif lansia Ada hubungan durasi mengkonsumsi teh terhadap fungsi kognitifAda hubungan frekuensi mengkonsumsi teh terhadap fungsi kognitif

HIPOTESIS Desain penelitian : observasional analitik

METODE PENELITIANTempat & Waktu Penelitian

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru Populasi & Sampel PenelitianPopulasi target:Seluruh lansia di Kota PekanbaruPopulasi terjangkau:Lansia di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru

Sampel:Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusiCara pengambilan sampel : Total Sampling Besar sampel : 65 sampel

Populasi :Sampel & cara pengambilan:Kriteria Inklusi & EkslusiLansia di PSTW Khusnul Khotimah PekanbaruBersedia menjadi respondenMampu baca tulisMampu berkomunikasi

Terdapat gangguan fungsi kognitif

Kriteria Inklusi :Kriteria Eksklusi :Metode & Teknik Pengumpulan DataData Primer :Diperoleh secara langsung dari responden melalui pengisiankuesioner Data Sekunder :Diperoleh dari bagian admistrasi PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru, tentang jumlah lansia yang terdapat ditempat tersebut. Variabel bebas Variabel terikat

Identifikasi variabelDurasi konsumsi tehFrekuensi konsumsi tehFungsi kognitif lansiaRencana Pengolahan DataEditing (Pemeriksaan) Entry (Memasukkan data)Cleaning (Merapikan data)Processing (Pengolahan data)Analyzing (Penilaian)Analisis DataMasing-masing variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

Mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Uji yang digunakan: Korelasi spearman

Analisis univariat:Analisis bivariat:Definisi Operasional Variabel Definisi OperasionalAlat UkurHasil UkurSkala Durasi konsumsi teh Konsumsi teh yang dinilai berdasarkan durasinyaWaktu 1. 70-79 tahun2. 60-69 tahun3. 50-59 tahun4. 40-49 tahun 5. 30-39 tahun6. 20-29 tahun7. 10-19 tahun8.1-9 tahunordinalFrekuensi konsumsi teh Konsumsi teh yang dinilai berdasarkan frekuensinyaFood frequency questionnaire (FFQ)1. 42 cangkir per minggu (6 cangkir per-hari) 2. 28-35 cangkir per-minggu (4-5 cangkir per-hari) 3. 14-21 cangkir per-minggu (2-3 cangkir per-hari) 4. 7 cangkir per-minggu 5. 5-6 cangkir perminggu6. 2-4 cangkir per-minggu7. 1 cangkir per-minggu8. Tidak pernah (1 cangkir per-mingguordinal Variabel Definisi OperasionalAlat UkurHasil UkurSkala Fungsi kognitif Segala hal yang berhubungan dengan domain kognitif, orientasi, registrasi, atensi, kalkulasi, recall, dan fungsi bahasa. Mini Mental State Examination (MMSE)1. Skor 30-242. Skor 23-18 3. Skor 17-0ordinalContHasil PenelitianKarakteristik responden berdasarkan jenis kelaminJenis KelaminFrekuensi(%)Laki-LakiPerempuan322952,547,5Total61100,0Karakteristik responden berdasarkan umurUmur Frekuensi (%)80-89914,870-792236,160-69 2845,950-5923,3Total 61100,0Analisis UnivariatDistribusi responden berdasarkan Durasi Konsumsi Teh

Durasi Konsumsi TehDurasi%70-791016,460-691727,950-591321,340-4934,930-3923,320-2911,610-1958,21-91016,4Total61100,0ContDistribusi responden berdasarkan Frekuensi Konsumsi TehFrekuensi Konsumsi TehFrekuensi%4211,628-3523,314-212642,671727,95-611,62-469,8134,9058,2Total61100,0Distribusi responden berdasarkan Fungsi Kognitif pada LansiaFungsi KognitifFrekuensi%30-244065,623-181931,117-023,3Total61100,0ContDurasi Konsumsi TehTingkat Fungsi Kognitif30-24%23-18%17-0%Total%70-79512,5526,300,010 16,460-691640,015,300,016 27,950-591127,5210,500,013 21,340-4912,515,3150,03 4,930-3912,515,300,02 3,320-2900,015,300,01 1,610-1925,0315,800,05 8,21-9410,0526,3150,010 16,4Total 40100,019100,02100,061100,0Hubungan Durasi Konsumsi Teh dengan Fungsi Kognitif pada Lansiar = +0,041; p = 0,243Analisis BivariatHubungan Frekuensi Konsumsi Teh dengan Fungsi Kognitif pada LansiaFrekuensi Konsumsi TehTingkat Fungsi Kognitif30-24%23-18%17-0%Total%4212,500,000,011,628-3525,000,000,023,314-212357,5315,800,02642,67820,0842,1150,01727,9 5-600,015,300,011,62-425,0315,8150,069,8125,015,300,034,9025,0315,8000,058,2Total40100,019100,02100,061100,0r = +0,458; p = 0,000Analisis univariat 1. Durasi Konsumsi TehDurasi konsumsi teh pada responden paling banyak pada kelompok 60-69 tahun sebanyak 17 orang (27,9%) dan diikuti kelompok 50-59 tahun sebanyak 13 orang (21,3%).Teh merupakan minuman ke-2 yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih Flavonoid merupakan salah satu kandungan yang terdapat pada teh yang memberikan efek sebagai antioksidan pada system sarafMengonsumsi makanan yang kaya flavonoid yang memberi efek pada fungsi kognitif yang lebih baik

Pembahasan 2. Frekuensi Konsumsi TehSebagian besar responden mengonsumsi teh 14-21 cangkir/minggu sebanyak 26 orang (42,6%)Responden mengonsumsi teh sebanyak 2-3 cangkir/hari3. Fungsi kognitifSebagian besar lansia (65,6%) memiliki skor MMSE 30-24 dimana tidak terdapat kelainan kognitif pada responden. Terjadinya penurunan fungsi kognitif secara progresif biasanya dimulai dari usia 65 tahun Salah satu metode untuk memperlambat penururnan fungsi kognititf adalah dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang kaya akan flavonoid seperti the. Analisis Bivariat 1. Hubungan Durasi Konsumsi Teh dengan Fungsi Kognitif Terdapat hubungan yang bermaknaDerajat korelasi lemah dengan arah korelasi positifPenelitian membuktikan mengonsumsi teh yang mengandung polifenol dapat memberikan efek fungsi kognitif yang lebih baik pada lansia Flavonoid merupakan salah satu senyawa pada teh yang memiliki kandungan berupa golongan fenol.Kandungan yang terbesar dari golongan fenol adalah katetin, gugus fenol inilah yang banyak mengandung antioksidan yang memiliki efek neuroprotektif pada sistem saraf2. Hubungan Frekuensi Konsumsi Teh dengan Fungsi KognitifTerdapat hubungan yang bermaknaDerajat korelasi sedang dengan arah korelasi positifPenelitian menunjukkan mengonsumsi teh lebih dari >1cangkir/hari memiliki fungsi kognitif yang lebih baik.Katetin yang salah satu jenis didalam teh yang mengandung senyawa epigalokatetin galat (EGCG)EGCG pada teh bersifat antioksidan yang bersifat neuroprotektif pada penyakit neurodegeneratif yang progresif

Kesimpulan dan SaranSimpulanLebih dari seperempat responden mengonsumsi teh selama 60-69 tahun yaitu 17 orang (27,9%)Lebih dari sepertiga responden mengonsumsi teh sebanyak 14-21 cangkir/minggu yaitu 26 orang (42,6%)Lebih dari setengah responden tidak memiliki kelainan fungsi kognititf yaitu 50 orang (65,5%)Terdapat hubungan yang bermakna antara durasi konsumsi teh dengan fungsi kognitifTerdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi teh dengan fungsi kognitif

Saran Bagi lansia pencegahan penurunan fungsi kognititf secara progresif pada lansia dapa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bermafaat terhadap pencegahan penurunan fungsi kognititf seperti teh.Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan sampel lebih besar agar dapat menggambarkan hasil yang sesungguhnya pada populasi. Penelitian juga hendaknya dilakukan pada lingkungan tempat tinggal masyarakat dan melakukan follow-up terhadap kebiasaan konsumsi teh agar dapat lebih menggambarkan bagaimana teh dapat mempengaruhi fungsi kognitif.

20142015No.KeteranganMeiJuniJuliAgusSeptOktNovDesJanFebMarAprMeiJuniJuli Agus1.Pengajuan Judul 2.Pembuatan Proposal3.Seminar Proposal4.Revisi Proposal5.Penelitian6.Pembuatan Skripsi7.Siding Skripsi8.Revisi Skripsi9.Pengumpulan SkripsiJadwal PenelitianTerima kasih