ppt plankton

Upload: tiara-dea-kuswanto

Post on 06-Jul-2015

223 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

JURNAL PLANKTONOLOGIPutri Dina Pratiwi Fatwa Nor Aziz Selfi Al Huda Cyntia Rusilawati Rieka Noermalasari Qorry Bunga Antarbangsa Hendrik Herianto Ekky Nugroho Cyntia Pratama 230110100045 230110100058 230110100115 230210100046 230110100146 230110100047 230110100062 230210100056 230110100119

PENGARUH MUSIM TERHADAP PLANKTON DI PERAIRAN RIAU KEPULAUAN DAN SEKITARNYA

PENDAHULUANPengamatan pengaruh musim terhadap plankton di perairan Riau dan kepulauan sekitarnya dilakukan pada periode April - Mei 2002. Pengamatan difokuskan pada komunitas fitoplankton dan zooplankton di keduapuluhlima titik stasiun pengamatan yang dikelompokkan menjadi dua zona berdasarkan pada jarak stasiun pengamatan.

Variasi kelimpahan plankton rata-rata antar kelompok lokasi adalah 50 90 % untuk fitoplankton. Struktur komunitas didominasi oleh kelimpahan diatom dengan marga dominan Chaetoceros, Dytilum, Nitzschia, Thalassionema, Thalassiothrix dan marga Ceratium dari kelompok Dinoflagellata. Struktur komunitas zooplankton didominasi oleh kelompok Copepoda (45 90%) dan lebih dari 90 % dari kelompok Polychaeta, Chaetognata, Bivalvia, Gastropoda dan Oikopleura. Dari hasil pengamatan ini diperoleh gambaran tentang adanya keterkaitan antara kondisi lingkungan perairan dan variasi kondisi plankton.

Seperti halnya iklim di Asia Tenggara, kondisi perairan di LauTCina Selatan pada umumnya dan Kepulauan Riau pada khususnya sangat dipengaruhi oleh musim. Selama setahun terlihat empat musim berbeda yaitu dua musim berlangsung cukup lama sedang dua lainnya lebih singkat. Dua musim panjang itu adalah musim timur laut (North-east monsoon) dan musim barat daya (South-west monsoon) sedang dua musim pendek lainnya merupakan musim peralihan antara kedua musim panjang tersebut. Di Laut Jawa atau di belahan selatan ekuator, musim timur laut dikenal sebagai musim barat dan musim barat daya disebut musim timur. Musim barat biasanya berlangsung antara November-Maret. Musim timur yang berlangsung antara Mei-September

Selain musim yang sangat berperan dalam perubahan kelimpahan dan biodiversitas biota akuatik, akhir-akhir ini kegiatan manusia di perairan Riau Kepulauan juga memberikan tekanan lingkungan yang cukup parah seperti penambangan pasir. Penambangan pasir yang tidak terkendali akan menyebabkan daerah tangkapan ikan terganggu seperti kekeruhan, merusak habitat biota laut dan mengancam ekosistem pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Pada bulan Mei 2002 telah dilaksanakan survei oseanografi terhadap biota laut dan kondisi perairannya. Hasil pengamatan tersebut akan dibandingkan dengan data yang diperoleh sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 2001 diperairan Kepulauan Riau

Metode PenelitianPlankton diambil dari 25 stasiun sebaran dan satu stasiun kontrol dengan secara vertikal mulai dari dekat dasar perairan sampai ke permukaan. Jaring yang digunakan untuk mengambil fitoplankton berbentuk kerucut dengan garis tengah 30 cm, lebar mata jaring 0,08 mm (80 m ) dan panjang jaring 100 cm. Jaring untuk mengumpulkan meso-zooplankton juga berbentuk kerucut dengan diameter mulut jaring sebesar 45 cm, besar mata jaring 0,30 mm (300 m) dan panjangnya 180 cm. Pada masing-masing mulut jaring dipasang alat pencatat air masuk (flowmeter). Cacahan plankton dilakukan melalui fraksi stempel pipette yaitu 0,1 ml untuk fitoplankton dan 2,5 ml untuk zooplankton. Hasil cacahan untuk fitoplankton dinyatakan dalam sel.m-3 dan zooplankton dalam ekor.m-3.

Hasil Dan Pembahasan

Berdasar pada topografi daerah penelitian di perairan Riau dibedakan dalam 2 zona. Zona 1 pada antara pulau-pulau kecil di daerah Riau dan zona 2 pada bagian tenggara dari selat malaka. Dari seluruh daerah pengamatan Chaetoceros, Ditylum, Nitzchia, Thalassionema, dan Thalassiothrix lebih dari 90%. Bachteriastrum, Odontella, dan Rhizosolenia 80%. Perbandingan kelimpahan sel diatom antara zona 1 dengan zona 2 menunjukan lebih banyak zona 1 daripada zona 2, yang berbeda dengan yang didapatkan 20 tahun yang lalu, ditemukan Skeletonema costatum yang berlimpah.

Dengan mengevaluasi selama 20 tahun di lokasi yang sama dari perkembangan Chaetoceros yang selalu mendominasi pada zona 1 selalu meningkat tetapi agak fuktuatif di zona 2. Rendahnya Chaetoceros di zona 1 dalam musim barat disebabkan Skeletonema mencapai 95%, gejala ini dilihat di perairan temperate serta biasanya berlangsung di Spring Diatom Increase. Pada pantai tropis di sekitar mulut sungai melimpah Diatom disebabkan terbawanya nutrisi dari sawah, ladang, limbah rumah tangga, limbah industry melalui air sungai ke laut.

Taksis dari kelompok Copepoda, Polychaeta, Chaetognata. Bivalvia, Gastropoda, dan Oipleum. Yang paling banyak Copepoda yaitu 55%-80%. Pemangasa Copepoda dan larva Copepoda harus di sadari bahwa dalam lingkungan yang kondisi normal bergerombol biota laut yang berkaitan dengan pemangsa pakan di suatu perairan.

Puncak tertinggi Fitoplankton pada musim barat. Dan puncak Zooplankton tertinggi pada musim peralihan 1.

KesimpulanGenera diatom Chaetoceros, Ditylum, Nitzschia, Thalassionema, Thalassiothrix banyak ditemukan di kedua zonadengan frekuensi kejadian diatas 90 %. Genera lain Bacteriastrum, Odontella dan Rhizosolenia ditemukan denganfrekuensi kejadian diatas 80 %, sedangkan genus yang dominan adalah Ceratium dari kelompok Dinoflagellata. Generadiatom Chaetoceros, Thalassionema, dan Thalassiothrix memiliki kepadatan tinggi dikedua zona tersebut. Takson darikelompok Copepoda, Polychaeta, Chaetognata, Bivalvia, Gastropoda dan Oikopleura memiliki frekuensi kejadiantinggi tetapi yang memiliki kepadatan tinggi hanyalah dari kelompok Copepoda.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwazona I (perairan Riau Kepulauan) mempunyai kelimpahan lebih padat dibandingkan zona II (perairan tenggara SelatMalaka), dengan demikian dapat dikatakan bahwa perairan zona I cukup mengandung nutrisi walaupun merupakanperairan yang cukup terbuka. Kecenderungan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton terhadap pergantian musimmemperlihatkan bahwa puncak kelimpahan fitoplankton tertinggi terjadi pada musim barat kemudian berkurang padamusim peralihan I dan musim timur hingga musim peralihan II, sedangkan puncak kelimpahan zooplankton terjadi padamusim peralihan I, yang merupakan peningkatan dari musim barat, kemudian berkurang pada musim timur hingga musim peralihan II.