ppt mola peb
DESCRIPTION
jdkdhkTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS“G5P4A0
DENGAN MOLAHIDATIDOSA +
PREEKLAMSIA BERAT”
Oleh:
Fitri Annisak, S,Ked
090610018
Pembimbing: dr. Nilawati B. Zulkarnain Sp.OG
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. B
Umur : 35 tahun Umur : 45th
Pend : SMP Pendidikan : SD
Pek : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Aceh Suku : Aceh
Alamat : Ds. Alue Ie Mirah, Nibong Alamat : Nibong
No. MR : 37 91 31
Ruang : Bersalin
Pasien kiriman poli obgyn RSUD Cut Meutia pada tanggal 24 Maret 2014 Jam 12.11 WIB
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
keluar darah dari jalan lahir sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit
2. Keluhan Tambahan
Nyeri perut, mual, muntah berisi makanan
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Meutia dengan keluhan keluar darah dari vagina sejak
satu minngu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan darah yang keluar dari vagina berwarna
kehitaman.
Pasien mengaku dalam sehari habis 2 pembalut
sehari. Os juga mengatakan nyeri perut, mual,
muntah berisi makanan. Pasien juga mengeluh
pusing dan lemas. Selama hamil, pasien tidak
pernah merasakan gerak janin.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat
keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal
adanya riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.
.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit serupaRiwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
Riwayat Makan Obat :Hanya minum obat yang diberikan saat kontrol kehamilan ke bidan, jamu (-)
Riwayat Kontrasepsi : Pasien tidak memakai alat dan pil kontrasepsi
Riwayat Obstetri :
Pasien mengaku menikah 1 kali, tahun 2000 dengan usia 20 tahun.
Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke) pada usia 13 tahun. Pasien memiliki siklus haid yang teratur (±30hari). HPHT : 26 Oktober 2013 TTP : 31 Juli 2014 UK : 21 minggu 2 hari.
Riwayat ANC : Pernah sekali (usia kehamilan 4 bln)
Riwayat USG : Tidak pernah Riwayat KB : Pasien tidak pernah menggunakan
KB
Riwayat Persalinan
Tempat
Bersalin
Penolong Tahun Umur
hamil
Cara
Persalinan
Keadaan
1. Bidan Bidan 2001 Aterm Spontan
Pervaginam
BBL:
3500gr
2. Bidan Bidan 2003 Aterm Spontan
Pervaginam
BBL:
3200gr
3. Bidan Bidan 2006 Aterm Spontan
Pervaginam
BBL:
3300gr
4. Bidan Bidan 2008 Aterm Spontan
Pervaginam
BBL:
3000gr
5. Hamil
ini
PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda Vital
Tekanan darah : 200/150 mmHg Nadi : 92 x/menit Pernapasan : 23 x/menit Suhu : 36,5 0C
Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 58 kg
Pemeriksaan Fisik Umum
Mata : anemis (+/+), ikterus (-/-) Jantung : S1S2 tunggal reguler,
murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler (+/+), rhonki
(-/-), (-/-) Ekstremitas: edema (-)/ akral hangat(+)
Status Gynekologi
Abdomen : Inspeksi : abdomen tampak
mengalami pembesaran, tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-).
Palpasi : teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah umbilikus, balotement (-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+)
DJJ tidak terdengar
Status Gynekologi
InspekuloPorsio ukuran normal, tampak licin,
erosi (-), stolsel (+), perdarahan aktif (-), massa (-), peradangan (-)
VT :Dinding vagina normal, massa (-),
porsio licin (+), teraba jaringan (+), nyeri goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistra dbn, korpus uteri antefleksi, lunak.
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium (24/3/2014)
Pemeriksaan Nilai normal Hasil
(Hb)
Golda
Protein Urin
P : 12 – 16
_
Negatif
8,6 g%
O
500mg/dl (+4)
Ultrasonografi (USG) Abdomen :gambaran snow storm atau badai salju
RESUME
Seorang wanita umur 35 tahun, G5P4A0 dengan usia kehamilan 21 minggu 2 hari mengatakan keluar darah pervaginam ± 1 minggu SMRS, darah bewarna merah kehitaman. Os mengaku dalam sehari 2-3x ganti pembalut. Os juga mnegluh nyeri perut (+), mual (+), muntah berisi makanan (+), pusing (+), lemas (+), dan selama hamil tidak pernah merasakan gerak janin (+).
Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 200/150 mmHg, HR 82x/menit, RR 22x/menit, suhu 36.50C. Status ginekologi abdomen tampak membesar, tinggi fundus uteri 3 jari dibawah umbilicus, ballotemen (-), tidak teraba bagian janin, DJJ tidak terdengar. Dari hasil inspekulo perdarahan aktif (-), hasil VT teraba porsio licin, teraba jaringan (+).
DIAGNOSIS BANDINGMola Hidatidosa + PEBKehamilan ektopikAbortus
DIAGNOSIS“Multigravida 20-22 mggu + Mola Hidatidosa + PEB”
PENATALAKSANAAN
Rencana DiagnosisCek β-HCGPARencana Terapi Infus RL 20 tpm Injeksi Ranitidin/12jam Injeksi Ondansetron/12jam Injeksi MgSO4 20% 4 gram bolus (loading dose)
dilanjutkan MgSO4 20% 1 gram/jam (maintenance dose)
Sulfat ferosus 2x300mg Nifedipine 3 x 10 mg Pro Kuretase
Rencana Monitoring Observasi keadaan umum dan vital sign Observasi perdarahan Pengawasan tekanan darah tiap 4 jam, pengamatan
adanya edema pada muka dan abdomen, pengamatan tanda-tanda impending eclampsia (nyeri kepala, gangguan visus, nyeri kuadran kanan atas perut, nyeri epigastrium)
Pemeriksaan laboratorium : produksi urin, proteinuria, hematokrit dan trombosit, tes fungsi hepar, tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin, asam urat).
Pemeriksaan syarat-syarat untuk pemberian MgSO4
dan tanda intoksikasinya tiap 4 jam. (Reflek patella, RR, produksi urin)
LAPORAN KURETASE
Nama : Ny. NJenis Kelamin: PerempuanUmur : 35 tahunNo. RM :36. 91. 31Ruangan. : BersalinDokter : dr.Nilawati Sp.OG
SINGKATAN PERJALANAN KURETASE Kandung kemih dikosongkan, pasien dalam
posisi litotomi Pasien dalam spinal anastesi. Pasang inspekulo sims, lepaskan batang
laminaria. Masukkan sonde kuret sesuai posisi uterus,
kemudian tentukan kedalaman uterus. Masukkan sendok kuret yang sesuai,
kemudian lakukan pengerokan sesuai arah jam.
Suntikan methergin 0,2mg i.m
Penemuan Intra Kuretase: Darah keluar bersama cairan berwarna coklat dan
jaringan mola ± 700 gram, darah ± 300 cc. Tidak ditemukan janin
Instruksi Post Kuretase : Terapi Cefadroxil 3x500 mg, Asam Mefenamat 3x500mg, kalnex 3x500mg dan SF 3x300mg. Rencana transfusi 1 bag PRC
KEADAAN OS POST KURETASE
KU : baik TD :130 / 80 mmhg HR : 78x menit RR : 22 x/menit T : 36,5 TFU : 2 jari di atas simfisis Perdarahan : +
FOLLOW UP
KOMPLIKASI Perdarahan yang hebat sampai syok Perdarahan berulang dapat menyebabkan
anemia dan infeksi sekunder Perforasi karena tindakan atau keganasan
PROGNOSIS Dubia et bonam
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus dari seorang pasien usia 35 tahun yang datang ke RSUD Cut Meutia di bagian poly kebidanan pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 12.00 WIB dengan keluhan utama hamil 5 bulan dengan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Berdasarkan perhitungan HPHT pasien, usia kehamilannya adalah 21 minggu 2 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TFU 3 jari di bawah pusat, diperkirakan usia kehamilan adalah 22 minggu. Trias klinis adanya kehamilan mola terpenuhi sehingga dapat disangkakan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap os ditemukan kadar hemoglobin darah sebesar 8,6g% dan proteinuria +4. Hal ini menandakan telah terjadi anemia yang disebabkan prolonged bleeding dan pada pasien ini juga disertai dengan preeklamsia berat.
Pada kasus ini, faktor resiko terjadinya kehamilan mola kemungkinan dikarenakan keadaan sosioekonomi yang rendah, sehingga kekurangan asupan protein dan asam folat. Kemungkinan penyebab lain masih belum dapat diidentifikasi.
Pada pasien ini, ciri-ciri mola yang dapat dilihat antara lain perdarahan uterus yang merupakan gejala utama pada kasus, gejala ini bervariasi mulai dari spoting sampai perdarahan yang banyak. Selain itu, gejala lain yang ditampakkan pasien yang dapat digali dari anamnesis yaitu hiperemesis gravidarum, dimana ± 1 bulan sebelumnya pasien mengeluhkan mual muntah >10x sehari, hal ini merupakan salah satu manifestasi klinis yang ditimbulkan mola akibat peningkatan kadar beta HCG. Gerakan janin juga tidak pernah dirasakan pasien selama hamil, dimana pada kehamilan normal gerakan janin sudah mulai bisa dirasakan pada minggu ke 18-20.
Hasil pemeriksaan didapatkan status generalis tekanan darah dan nadi masih dalam batas normal. Status lokalis, didapatkan konjungtiva anemis, namun pemeriksaan lain masih dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri, TFU dua jari dibwh umbilikus, djj (-), balotement (-), dan tidak teraba bagian janin. Hasil pemeriksaan dengan inspekulo dan VT semakin mempertegas diagnosis, dimana dengan inspekulo dapat terlihat pembukaan servix dan jaringan mola. Pada VT teraba pula jaringan mola dan korpus uteri dengan konsistensi lunak,
Dalam pemeriksaan ini, USG digunakan untuk mengetahui adanya jaringan mola dalam uterus. Untuk penatalaksanaan, curetase dilakukan pada pasien ini dan didapatkan darah keluar bersama cairan berwarna coklat dan jaringan mola ± 700 gram. Tidak ditemukan janin. Tindakan curetage pada pasien ini sudah tepat dilakukan , Sebagai penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya menunda kehamilan selama 12 bulan dengan menggunakan kontrasepsi.
Pengawasan tekanan darah tiap 4 jam, pengamatan adanya edema pada muka dan abdomen, pengamatan tanda-tanda impending eclampsia (nyeri kepala, gangguan visus, nyeri kuadran kanan atas perut, nyeri epigastrium). Pemeriksaan laboratorium : produksi urin, proteinuria, hematokrit dan trombosit, tes fungsi hepar, tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin, asam urat). Pemeriksaan syarat-syarat untuk pemberian MgSO4 dan tanda intoksikasinya tiap 4 jam. (Reflek patella, RR, produksi urin)
TINJAUAN PUSTAKA
DefinisiMolahidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidopik, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus sebuah anggur.
Klasifikasi
Mola hidatidosa komplit
Mola hidatidosapartial
Etiologi1. Faktor ovum 2. Imunoselektif dari Tropoblast3. keadaan sosioekonomi yang rendah4. paritas tinggi5. kekurangan protein6. infeksi virus dan factor kromosom
yang belum jelas7. riwayat kehamilan mola sebelumnya
GEJALA KLINIS
Amenore dan
tanda2 kehamilan
Perdarahan
pervaginam
Uterus membesar
tidak sesuai usia
kehamilan
DJJ (-)Mual-
muntah berlebih
Hipertensi dalam
kehamilan
Keluar jaringan
mola seperti anggur
Diagnosis- anamnesis- pemeriksaan fisik- pemeriksaan dalam- pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
- perbaiki keadaan umum
- evakuasi jaringan mola
- sitostatika profilaksis
- Pengawasan lanjutan
DEFINISI PREEKLAMSIA BERAT Hipertensi : tekanan darah sistolik dan
diastolik ≥140/90 mmhg. Preeklamsia ringan : hipertensi dengan
protein uria ≥ 300mg/ 24 jam atau +≥1
Preeklamsia berat : preeklamsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg disertai dengan protein uria lebih 5g/24 jam atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif
Protein uria : adanya 300mg protein dalam urin selama 24 jam atau ≥ 1 dipstick
HIPERTENSI DALAM KEHAMILANNATIONAL HIGH BLOOD PRESSURE EDUCATION PROGRAM IN PREGNANCY (2000)
20 minggu< >
Hipertensi Kronis
Superimposed
Preeklampsia
Proteinuria (+)
Proteinuria (-)
Hipertensi gestasional
Preeklampsia
PERProteinuria
(-)
Prot +1
prot ≥+2
PEB
Eklampsia
•Kejang
partus
Kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90mmHg >110 > 90mmHg
3-4%3-4%1-2% 1-2%
12
Impending
eklampsia
PEB +
Gejala*
DIAGNOSIS PEB
Tekanan darah : ≥160/≥110 mmHg Protein Uria : ≥ 5g/24 jam atau +4 Dahulu : dua dari trias “hipertensi, edema dan proteinuria” Sekarang : hipertensi dan proteinuria, Edema BUKAN kriteria diagnostik - terjadi pada banyak wanita hamil - masih merupakan tanda bahaya
•Sindrom spesifik •kehamilan > 20 minggu•berkurangnya perfusi organ •akibat vasospasme dan aktivasi endotel•sehingga terjadi hipertensi, proteinuria dan oedem.
KERUSAKAN ENDOTELproduksi prostasiklin&tissue plasminogen activator
aktivasi penggumpalan dan fibrinolisin“aktivasi tombosit
terbentuk trombindan plasmin
pelepasan tromboksan
dan serotonin
vasospasm,kerusakan endotel
berlanjut
pelepasan sitokin,
enzim proteolitik,
radikal bebas
mengkonsumsi
antitrombin III
deposit fibrin
PEMBERIAN OBAT ANTI KEJANG MgSO4Cara pemberian :1. Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4 : intravena, (40% dalam 10cc)
selama 15 menit.2. Maintenance Dose
diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer/6jam.
Harus tersedia antidotum bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10 %= 1g (10% dalam 10cc) diberikan I.V 3 menit
Refleks patella (+) kuat. Frekuensi pernafasan > 16 x/mnt, tidak ada
tanda-tanda distres pernafasan.
MGSO4 DIHENTIKAN
Ada tanda-tanda intoksikasi Setelah 24 jam pascapersalinan atau
setelah kejang terakhir.
Pemberian MgSO4 dapat menurunkan resiko kematian ibu dan didapatkan 50 % dari pemberiannya menimbulkan efek Flushes (rasa panas)