ppt jurnal kel. 4a endo
DESCRIPTION
journal sharingTRANSCRIPT
WINTERTemplate
Effectiveness of Standardized Nursing Care Plans inHealth Outcomes in Patients with Type 2 DiabetesMellitus: A Two-Year Prospective Follow-Up Study
SHARING JOURNAL KELOMPOK 2A
-Kelompok 4A-Cicillia Gorreti Putri135070200111013Hadyarani Wulan M. 135Wahyu Nur Indahsah135070201111027Finisiska Dwi Asti
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2015
TOPIK PENELITIAN
Pemanfaatan standarisasi dalam Nursing Care Plans (SNCP) yang mungkin
meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data keperawatan
berdasarkan NANDA dan NIC yang bertujuan untuk membantu mencapai
target kontrol glikemik pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
LATAR BELAKANG
Morbiditas dan
Mortalitas, Peningkatan
biaya kesehatan
DM2
Prevalensi meningkat
Indikator HbA1c
Terkontrol
Tidak terkontrol:
KOMPLIKASI
Intervensi khusus
meningkatkan kepraktisan dan efisiensi dalam
memanajemen data keperawatan
SNCP
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan SNCP,
berdasarkan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) dan Nursing Intervention
Classification (NIC), dalam peningkatan metabolisme, berat badan, dan kontrol tekanan
darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (DMT2).
TUJUAN??
METODE PENELITIANPartisipanLaki-laki & Perempuan 18 th / >18 th,
penderita Spinal Cord Injury (SCI) direkrut dalam tahap pemulihan dan
perawatan akut
1.) SCI < 3 bulan sebelum inklusi,2.) Disfungsi VU neurogenik karena SCI,3.) Memerlukan pemasangan Intermitten Catheter (IC) setidaknya 3 x sehari
Kriteria
Inklusi
Gejala ISK / pengobatan dg antibiotik profilaksis, memiliki riwayat refluks
vesico-ureter dan/atau urolithiasis, IC selama lebih dari 10 hari sebelum studi,
kehamilan, atau rencana untuk hamil selama masa penelitian
Kriteria Eksklusi
Periode Kelembagaan/institusi Periode Komunitas
1. Selama dalam perawatan akut atau
unit rehabilitasi
2. Partisipan diajarkan kateterisasi
mandiri jika memungkinkan, jika
tidak perawat yang melakukan.
3. Partisipan diberikan &
diinstruksikan penggunaan kartu
catatan harian (diary) untuk
mencatat rincian kateterisasi, gejala
ISK, perawatan saluran kemih & tes
terkait, atau komentar lainnya.
1. Termasuk rencana kunjungan klinik.
2. Jika partisipan tidak dapat
melakukan kunjungan hubungi
dokter untuk melakukan kultur dan
analisa sensitivitas di lab.
3. Partisipan dicatat dalam kartu
catatan harian mengenai jumlah
kateterisasi setiap harinya, gejala
ISK, perubahan seiring pengobatan,
dan setiap kontak dengan
profesional perawatan kesehatan,
lalu diberikan pd care giver/staf
sudi
4. Kartu catatan harian dikembalikan
kpd tenaga kesehatan/staf studi di
hari ke-45 kunjungan (akhir
kunjungan)
5. Pada hari-45 diberikan kuisioner
untuk menilai kinerja kateter dan
kepuasan secara keseluruhan dalam
penggunaan kateter
Jenis Periode
Metode Penelitian
Definisi Klinis Definisi Ketat
1. pengobatan antibiotik yang telah
ditentukan.
1. pengobatan antibiotik yang telah
ditentukan.
2. Bakteriuria (>100 CFU / mL (di IC
spesimen))
3. Sedikitnya 1 dari 7 gejala ISK
berdasarkan pedoman konsensus
(demam, dysreflexia otonom
[berkeringat, bradikardia,
peningkatan tekanan darah],
meningkat spastisitas,
ketidaknyamanan atau nyeri selama
ginjal atau kandung kemih atau
selama berkemih, onset dan / atau
peningkatan episode inkontinensia,
urine keruh dengan peningkatan
bau, malaise, letargi, atau rasa
kegelisahan)
Definisi gejala UTI
yang digunakan
dalam analisis
Jenis Kateter
Coated Catheter:steril, siap digunakan,
hydrophilic-coated, poliuretan nelaton kateter
Uncoated Catheter: (Konvensional)
steril, uncoated, disposible, PVC Nelaton kateter
faktor terkait dengan pencapaian control glikemik pada pasien dengan HbA1c awal yang lebih dari
sama dengan 7%
Con’t
SNCP rata-rata menggunakan NANDA taksonomi dalam diagnose keperawatan. Diagnosa keperawatan yang paling sering digunakan adalah: 1. Effective Therapeutic Regimen Management
(33.9%); 2. Ineffective Therapeutic Regimen Management
(22.4%); 3. Impaired Skin Integrity (12.3%); Health Seeking
behaviors (9.9%);4. Imbalanced Nutrition: more than Body Requirements
(3.7%);5. Readiness for Enhanced Self Health Management
(3.1%); 6. Deficient knowledge (2.2%) ;7. Non compliance (2%).
1. SNCP menunjukkan pengurangan pada DBP, namun tidak ada kaitan klinis dengan kontrol glikemik. Namun, menunjukkan tingkat kontrol glikemik yang baik jika disesuaikan dengan parameter kontrol, yang paling berpengaruh yaitu jenis pengobatan (Agen OAD dan penggunaan insulin)
2. Penelitian sebelumnya mengenai pelaksanaan SNCP menunjukkan peningkatan kualitas pendokumentasian. Tetapi dokumentasi yang baik tidak selalu mengarah pada hasil perawatan yang lebih baik pada pasien
3. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya kesenjangan antara implementasi SNCP dan outcome pasien, tetapi satu analisis menunjukkan bahwa SNCP menunjukkan outcome yang lebih baik dengan standar dokumentasi elektronik
4. Dalam review sistematis dari Sembilan studi pada pasien dengan diabetes, tidak ada evaluasi efektifitas SNCP atau diagnosa keperawatan. Sehingga untuk mengkonfirmasi temuan, SNCP harus diterapkan dengan tepat dalam praktik klinik
5. Penerapan SNCP membantu mencapai target level HbA1c pada pasien dengan DM tipe 2 yang sebelumnya tidak terkontrol dan penerapan UNC dapat membantu mengoptimalkan efektifitas SNCP dalam kontrol BP.
DISKUSI
Aplikasi di Indonesia
• Di Indonesia sendiri telah menerapkan standardisasi rencana asuhan keperawatan berdasarkan jurnal milik Rachmat berjudul “Penerapan Standar Proses Keperawatan di Rumah Sakit Cilacap” yang menyebutkan bahwa standardisasi asuhan keperawatan ini bertujuan untuk menciptakan kesehatan masyarakat secara optimal.
• Namun belum ada penelitian di Indonesia mengenai pengaruh hubungan penerapan Standardisasi Rencana Asuhan Keperawatan pada penderita Diabetes Melitus tipe 2