power point trigger 1 modul ipd

27
Fasilitator : dr.Erdanella S Irwan Ketua : Biondi Azri (09-031) Sekretaris : Irene Ika Indriani (09-032) Anggota : Osy Mayza (09-033) Sheinyla Lujingga Febionza (09-034) Putri Nia Adisti (09-035) Poppy Lufita (09-036) Yessi Syafela (09-037) Muhammad Fahreza (09-038) Ivonne Priscilla Barung (09-039) Syarifah Merisa Dewi (09-040)

Upload: biondi-azri

Post on 22-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota

: : : :

dr.Erdanella S Irwan Biondi Azri Irene Ika Indriani Osy Mayza Sheinyla Lujingga Febionza Putri Nia Adisti Poppy Lufita Yessi Syafela Muhammad Fahreza Ivonne Priscilla Barung Syarifah Merisa Dewi

(09-031) (09-032) (09-033) (09-034) (09-035) (09-036) (09-037) (09-038) (09-039) (09-040)

Trigger 1: Penyakit gangguan fungsi insulin Nyonya Ani 39 tahun datang ke dokter Andi dengan keluhan letihletih sejak 4 bulan yang lalu, makan banyak 2-3 piring setiap malam, buang air keil 10x sehari dan merasa haus-haus, kaki terasa kesemutan sejak 4 bulan yang lalu, berat badan menurun dari 50kg menjadi 40kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah puasa 136mg% dan gula darah PP 360mg% dan pada urin ditemukan mikroalbuminuria. Suami Ny. Ani bertanya pada dokter tentang penyakit isterinya dan dokter menjelaskan isterinya menderita penyakit gangguan fungsi insulin, sehingga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, metabolisme lemak dan metabolisme protein. Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami Ny. Ani.

Insulin = Kesemutan =

Hormon yg dihasilkan oleh sel beta pulau langerhans Keadaan yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat Mikroalbuminuria = Berkurangnya kadar albumin dalam urin Gula darah PP = Metabolisme = Proses pemecahan dan pembentukan suatu senyawa Karbohidrat = Senyawa yang terdiri dari unsure CHO Lemak = Senyawa yyg tidak dapat larut dalam air Protein = Senyawa yg terdiri dari unsure CHON

1. Jelaskan mekanisme fungsi hormone insulin! 2. Berapakah kadar normal gula darah sebelum dan sesudah makan? 3. Apa saja gejala penyakit gangguan fungsi insulin? 4. Apa hubungan gangguan fungsi insulin dengan gangguan metabolisme? 5. Jelaskan pemeriksaan penyakit gangguan fungsi insulin! 6. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi insulin! 7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit gangguan fungsi insulin?

1. Fungsi hormone insulin antara lain adalah untuk mengatur kadar gula darah. 2. Kadar gula darah normal yaitu 120-200 mg% 3. Tanda- tanda diabetes mellitus yaitu poliuri, polifagi, polidipsi, BB menurun, kesemutan. 4. Dengan terganggunya fungsi insulin maka metabolisme seperti metabolisme karboidrat menjadi terganggu, sehingga kebutuhan sel akan nutrisi menjadi berkurang. Maka sebagai kompensasinya adalah glukoneogenesis yang meningkat. 5. Dengan pemeriksaan darah dan urin.

6. Diabetes melitus type 1 disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yang dibawa sejak lahir, sedangkan Diabetes mellitus type 2 disebabkan oleh penumpukan lemak sehingga mengganggu metabolism karbohidrat dan biasanya terjadi pada orang tua dimana fungsi insulin yang menurun. 7. Pencegahan yaitu dengan diet karbohidrat dan olahraga

Diabetes Melitus

Patofisiologi

Gejala

Etiologi

Pemeriksaan

Penatalaksanaan

Komplikasi

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan: 1. Patofisiologi, etiologi, gejala klinis dan laboratotium Diabetes Melitus 2. Komplikasi Diabetes Melitus 3. Penatalaksanaan Diabetes Melitus 4. Peran diet dan olahraga dalam tatalaksana pengobatan Diabetes Melitus

1. Patofisiologi, etiologi, gejala klinis dan laboratorium Diabetes Melitus Ada 2 type Diabetes Melitus yaitu: -Diabetes Melitus type 1 atau Independent Diabetes Melitus Dimana terjadi ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel beta pancreas telah dihancurkan oleh karena proses autoimun sehingga glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan didalam hati dan tetap berada di dalam darah yang menimbulkan hiperglikemia postpandrial.

Etiologi DM type 1 adalah akibat dari proses autoimun dan determinasi genetik sehingga terjadi insufisieni insulin. Diabetes Melitus type 2 atau Non Independent Diabetes Melitus.Diabetes Melitus type 2 berhubungan dengan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada pemukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin engan reseptor tersebut terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intrasel yang tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa di jaringan.

Resistensi ini disebabkan oleh kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Sehingga terjadi penggabungan abnormal antara reseptor insulin dengan system transport glukosa sehingga timbul kegagalan sel beta dengan menurunnya jumlah insulin yang beredar.Etiologi DM type 2 disebabkan oleh kegagalan sel beta pulau langerhans karena resistensi insulin yang disebabkan oleh: -Obesitas atau over weight -Kelebihan glukokortikoid -Kehamilan -Penyakit ovarrium polikistik -Lipodistrofi -Auto antibody terhadap reseptor insulin

Gejala klinis Diabetes Melitus antara lain:-Poliuri Karena glukosa tidak dapat berdifusi melewati pori-pori membrane sel dan naiknya tekanan osmotic di cairan ekstrasel menimbulkan perpindahan air secara osmosis keluar sel. Keluarnya glukosa dalam urin menyebabkan deurisis osmotic yaitu efek osmotic dari glukosa dalam tubulus ginjal yang mengurangi reabsorbsi cairan tubulus. Efeknya adalah kehilangan cairan yang sangat besar dan dapat menyebabkan dehidrasi cairan ekstarsel dan intrasel. -Polifagi Karena kegagalan pemakaian glukosa sebagai sumber energy berakibat peningkatan mobilisasi protein dan lemak, sehingga menyebabkan BB pasien menurun dengan cepat dan asteni (kurang energy) walaupun ia memakan sejumlah besar makanan (polifagi)

Polidipsi Karena pada pasien Diabetes Melitus terjadi poliuri yang menyebabkan dehidrasi, sehingga memicu rasa haus.Laboratorium Diabetes Melitus: Pemeriksaan laboratorium terdiri dari: -Pemeriksaan penyaring, terdiri dari: +Pemeriksaan glukosa darah sewaktu +Pemeriksaan glukosa darah puasa -Pemeriksaan glukosa 2 jam PP -TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil penyaringannya negative, perlu pemeriksaan penyaringan tiap tahun. Bagi pasien berusia >45 tahun tanpa factor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnose DM (mg/dl)Bukan DMKadar gula sewaktu Plasma vena Darah kapiler Plasma vena Darah kapiler 200

Belum pasti DM

DM

Kadar gula darah puasa 110

Cara pemeriksaan TTGO: -Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa -Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak -Pasien puasa semalam selama 10-12 jam -Periksa glukosa darah puasa -Berikan glukosa 75gr yang dilarutkan dalam air 250mL, lalu minum dalam waktu 5 menit -Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa -Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

2. Komplikasi Diabetes Melitus Akut: -Koma hipoglikemia yaitu menurunya kadar gula darah < 60mg/dl. -Ketoasiosis diabetic yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis. -Koma hiperosmolar nonketotik atau sindrom dehidrasi hiperglikemik. Komplikasi Diabetes Melitus Kronik: -Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar; pembuluh darah jantjng, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak -Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil; retinopati diabetic, nefropati diabetic. -Neuropati diabetic -Rentan infeksi seperti tuberculosis parum gingivitis, dan infeksi saluan kemih.

3. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Dalam jangka pendek penatalaksanaan Diabetes Melitus bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM, sedangkan dalam jangka panjang bertujuan untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut,kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolahan pasien secara holistic dan mengajarkan kegiatan mandiri.

Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik dan penyuluhan.-Perencanaan makanan (meal planning) Pada konsesus Perkumpulan Endokronilogi Indonesia (PERKENI) telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%) dan lemak (20-25%). -Latihan jasmani Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama 0,5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).

Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otototot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu.-Obat hipoglikemik Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa ddarahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat hipoglikemik (oral/suntik).

Obat hipoglikemik oral: -Sulfonilurea Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara: +Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan +Menurunkan ambang sekresi insulin +Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa Obat golongan ini diberikan pada pasien dengan berat nadan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orang tua karena resiko hipoglikemia yang berkepanjangan, demikian juga glibenkamid. Untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek (tolbutamid, glikuidon).

-Biguanid Menurunkan kadar gula darah tapi tidak sampai dibawah normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk (IMT>30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan berat lebih (IMT27-30) dapat dikombinasi dengan obat golongan sulfoniurea. -Inhibitor glukosidase Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial.

-Insulin sensitizing agent Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologis meningkatakan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan bebagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemiaInsulin Indikasi penggunaan insulin pada NIIDM adalah: DM dengan BB menurun cepat/ turun Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat, dll) DM dengan kehamilan/ DM gestatisional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.

4. Peran diet dan olahraga dalam tatalaksana pengobatan Diabetes Melitus Yaitu dengan diet, kita dapat mengatur jumlah karbohidarat yang dikonsumsi setiap harinya. Dan dengan olahraga dapat mempermudah transport glukosa kedalam sel, meningkatakan kepekaan terhadap insulin.

Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dan determinan genetic. Peyakit ini ditandai dengan gejala poliuri, polidipsi dan polifagi. Untuk mengetahui penyakit ini dapat dilakukan pemeriksaaan penyaring, pemeriksaan glukosa 2 jam PP dan TTGO. Penyakit ini menyebabkan komplikaso berbagai penyakit dan dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang teratur.

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FK UI Guyton, Arthur. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Bakta, I Made & Suastika, I Ketut. 1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta: EGC Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC