potensi antibiotik
DESCRIPTION
lapora mikroTRANSCRIPT
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
“POTENSI ANTIBIOTIK”
RESKI YULIANDANI ( PO. 71.3.251.11.1.038 )
SERFIN NOVIYANA. ( PO. 71.3.251.11.1.040 )
SITTI HAJAR IRMAWATI ( PO .71.3.251.11.1.042 )
SUCI FEBRIANI ( PO. 71.3.251.11.1.044 )
ULMI FAJRI ( PO. 71.3.251.11.1.047 )
WENI SUCIYANA ( PO. 71.3.251.11.1.049 )
PEMBIMBING: Drs. H. Tahir, Apt
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman
atau juga untuk prevensis infeksi, msalnya pada pembedahan besar. Secara
provilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga
sebelum cabut gigi. Jumlah antibiotika yang beredar dipasaran sekarang ini semakin
banyak macamnya dan melonjak tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Antibiotika dalam penggunaannya membutuhkan waktu yang lama baik dalam
penyimpanan dan peredarannya. Hal ini dapat menyebabkan potensi dari antibiotika
menurun dan bahkan bisa hilang (Jawelz, 1995).
Masalah farmako-epidemi merupakan masalah terbesar dalam dunia medis
saat ini adalah resistensi mikroba terhadap antibiotik, yang dipicu oleh potensi
antibiotik yang rendah. Potensi antibiotik yang rendah hanya mampu menghambat
atau mematikam mikroba dalam jumlah terbatas, bahkan dapat menstimulir mikroba
untuk membantuk mekanisme kekebalan terhadap antibiotik. Pada tahun-tahun
terakhir ini bakteri resisten telah memberi kenaikan terhadap letusan infeksi yang
serius dengan banyak kematian. Hal ini telah membawa para ahli kepada suatu
kebutuhan program Survei lance Nasional dan Internasional. Program ini nantinya
digunakan untuk memonitor resistensi antibiotika terhadap Enterobacteriaceae
dengan cara tes sensitivitas dengan menggunakan suatu metode yang dapat dipercaya
yang akan menghasilkan data yang dapat dibandingkan (Dirjen POM, 2000)
II.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
II.2.1 Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan daya hambat antibiotika
II.2.2 Tujuan Percobaan
Untuk menentukan daya hambat antibiotika sampel terhadap pertumbuhan
bakteri tertentu
II.3 PRINSIP PERCOBAAN
Menentukan zona hambat pertumbuhan bakteri uji pada media NA dengan
meletakkan piper disc yang mengandung antibiotika lalu diinkubasi pada suhu 35-370
C selama 16-20 jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DASAR TEORI
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri (Craig., 1998). Berdasarkan
sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua; antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu
antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotik yang bersifat
bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau
multiplikasi bakteri (Van Saene., 2005).
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:
pengganggu metabolisme sel mikroba (sulfonamid, trimetoprin, asam p-aminosalisilat
(PAS), dan Sulfon.), penghambat sintesis dinding mikroba (penisilin, sefalosporin,
basitrasin, vankomisin, dan sikloserin), pengganggu permeabilitas membran sel
mikroba (polimiksin, golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik)
penghambat sintesis protein sel mikroba (golongan aminoglikosid, makrolid,
linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol), penghambat sintesis atau merusak asam
nukleat sel mikroba (rifampisin, dan golongan kuinolon) (Jawetz et.al. 2005).Uji
potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu metode kertas saring (Kirby
and Bauer) dan metode d’Aubert. Metode kertas saring menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fungisida, bakterisida,
dan insektisida. Dengan perlakuan fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang
tinggi, serta dengan perlakuan biologi seperti menggunakan mikroorganisme lain
sebagai antagonis. Metode d’Aubert yaitu metode yang digunakan untuk memeriksa
kadar anibiotika dalam bahan makanan sebagai bahan pengawet (Ramona dkk.,
2007). Sifat-sifat antibiotika sebaiknya:
Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host
Bersifat bakterisid
Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman
Berspektrum luas
Tidak bersifat alenergik atau menimbulkan efek samping jika digunakan
dalam waktu lama
Aktif dalam plasma, cairan badan, atau eksudat
Larut dalam air serta stabil
Bakterial level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama.
Antibiotika mengganggu bagian-bagian yang peka dalam sel, yaitu:
Sintesis dinding sel
Fungsi membran
Sintesis protein
Metabolism asam nukleat
Metabolism intermedier
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada juga
yang bersifat membunuh mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Dalam
percobaan ini antibiotik berupa amoxicilin diuji potensinya apakah memenuhi standar
dalam kegunaannya untuk membunuh mikroba. Bila perhitungan potensi antibiotik
berada pada kisaran 95% -105% berarti antibiotik amoxicillin yang diujikan dapat
menghambat pertumbuhan kuman dengan baik.
II.2 URAIAN BAHAN
1. Ampicilin
Nama Resmi : AMPICILLINUM
Nama Lain : Ampisilina
Pemerian : Serbuk hablur renik, putih , tidak berbau, atau hampir
tidak berbau rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air praktis tidaklarut dalam
etanol 95%, dalam kloroform , dalam eter, dalam aseton, dan dalam minyak
lemak.
Penggunaan : Antibiotika
2. Mueller Hinton Agar (MHA)
Komposisi :
- Infusion From Meat 2,0
- Casein Hydrolysate 17,5
- Starch 1,5
- Agar 1
Cara penyiapan : ditimbang 34 gram per liter, dilarutkan dengan
pemanasan kemudian disterilkan dalam autoklaf 121o C selama 15 menit
pH 7,4 +/- 0,2 , suhu penyimpanan 250 C
3. Susp. Bakteri Escherichia.coli
Kingdom : Prokariotik
Divisio : Cyanobacteria/Bacteria
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Enterobacteriaceae / Escherichieae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Morfologi : Sel bakteri Escherichia coli berbentuk batang dengan kedua
sisinya sejajar dan kedua kutub atau ujungnya berbentuk cembung; mempunyai
ukuran panjang dengan rentang 2 – 3 mm, dan lebar 0,6 mm, dan bersifat gram-
negatif.
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat yang digunakan
1. Beaker Glass
2. Lampu Spiritus
3. Ose
4. Rak Tabung Reaksi
5. Spoit 5 cc dan 10 cc
6. Tabung Reaksi
7. Cawan petry
8. Inkubator
III.1.2 Bahan yang digunakan
1. Media Mueller Hinton Agar (MHA)
2. Suspensi Bakteri E.coli
3. Aquadest
4. Kertas Cakram ( Piper Disk )
5. Kapas Lidi Steril
6. Sampel Ampicilin
III.2 CARA KERJA
1. Disiapkan alat yang bersih dan steril
2. Ditimbang sampel ampicilin sebanyak 250 mg, dibuat pengenceran
antibiotik 10 ppm, 20 ppm, 50 ppm menggunakan air steril
3. Diambil piper disk, lalu dimasukkan/direndam dalam masing-masing
pengenceran antibiotik, sedang air steril sebagai kontrol negative
4. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri uji dan
diinokulasikan ke permukaan media MHA steril dengan metode taburan
5. Diambil cakram kertas (piper disk) yang telah direndam dengan
menggunakan pinset diletakkan pada permukaan agar MHA dan sedikit
ditekan agar melekat sempurna dan tidak bergeser
6. Diinkubasi pada suhu 35-370 C selama 16-20 jam
7. Diamati dan diukur zona hambatan yang terbentuk pada agar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 DATA PENGAMATAN
PENGUKURA
N
NAMA
SAMPEL
KONSENTRASIKONTROL
10 ppm 20 ppm 50 ppm
1
AMPICILIN
8 mm 9 mm 10 mm 0
2 5 mm 11 mm 9 mm 0
3 9 mm 10 mm 10 mm 0
RATA - RATA 7,3 mm 10 mm 9,6 mm 0
IV.2. PERHITUNGAN
a. Untuk Pengenceran 10 ppm
- Cawan 1 (C1) = 8 mm
- Cawan 2 (C2) = 5 mm
- Cawan 3 (C3) = 9 mm
Rata-rata Zona Hambat = C 1+C 2+c 3
3 =
8+5+93
= 7,3 mm
b. Untuk Pengenceran 20 ppm
- Cawan 1 (C1) = 9 mm
- Cawan 2 (C2) = 11 mm
- Cawan 3 (C3) = 10 mm
Rata-rata Zona Hambat = C 1+C 2+c 3
3 =
9+11+103
= 10 mm
c. Untuk Pengenceran 50 ppm
- Cawan 1 (C1) = 10 mm
- Cawan 2 (C2) = 9 mm
- Cawan 3 (C3) = 10 mm
Rata-rata Zona Hambat = C 1+C 2+c 3
3 =
10+9+103
= 9,6 mm
IV.3. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, yaitu uji potensi antibiotika. Digunakan antibiotik
untuk bakteri E.coli yaitu Ampicilin. Untuk mengobati suatu penyakit haruslah
digunakan antibiotik yang teratur agar penyakit benar-benar tuntas dan bakteri
penyebab penyakit tidak resisten terhadap antibiotik yang digunakan.
Adapun metode yang digunakan adalah metode difusi, yaitu berupa cakram
kertas saring ( Paper Disc ) yang berisi sejumlah antibiotik kemudian ditempelkan
pada permukaan media MHA padat yang sebelumnya telah diinokulasikan bakteri
E.coli pada permukaan dengan menggunakan kapas steril. Setelah dinkubasi diameter
zona hambatan sekitar cakram dipergunakan untuk mengukur kekuatan daya dari
suatu antibiotik tersebut terhadap suatu mikroorganisme.
Untuk menyembuhkan penyakit, suatu penyakit diperlukan konsentrasi atau
takaran yang pas yang cocok untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan
bakteri penyebab penyakit dan pada praktikum kali ini digunakan beberapa
pengenceran antibiotik dan air steril sebagai control sampel yang digunakan sebagai
pembanding dalam mengetahui apakah sampel yang digunakan benar-benar steril
atau tidak. Pada antibiotik dibuat konsentrasi 10 ppm, 20 ppm dan 50 ppm.
Konsentrasi antibiotik ini terdapat zona bening yang menandakan bahwa pada daerah
tersebut tidak ditumbuhi bakteri. Pada konsentrasi paling tinggi yaitu 50 ppm
memiliki zona bening paling luas, yang berarti pada konsentrasi ini bakteri tidak
dapat tumbuh. Jadi, Makin besar konsentrasi suatu antibiotik maka makin besar pula
zona hambat yang diperoleh.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil praktikum yang diperoleh, dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa semakin tinggi konsentrasi antibiotik maka semakin besar pula zona hambat
yand diperoleh.
V.2 SARAN
Dalam praktikum, hendaknya praktikan bekerja secara hati-hati dan aseptis, agar
kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diminimalisirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari Purnomo. UI
Press: Jakarta
Djide N. 2005. Mikrobiologi Farmasi Terapan. Jurusan Farmasi UNHAS: Makassar
Djide N. 2003. Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi UNHAS: Makassar
Pakadang, S,R. 2009. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar: Makassar
Satroamidjojo. 2001. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat: Jakarta
LAMPIRAN