porto bph fix

11
BORANG PORTOFOLIO INFORMASI PRESENTAN Nama presentan dr. Hamdan Mu’arifin Nama wahana RSUD Datu Sanggul Rantau Nama pendamping dr. haryono INFORMASI PRESENTASI Tanggal presentasi 6 juni 2015 Tempat presentasi Ruang Aula RSUD Datu Sanggul Rantau TOPIK : BPH Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia TUJUAN PRESENTASI Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Tujuan : Menentukan penanganan yang tepat untuk pembesaran prostat jinak. BAHAN BAHASAN Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit CARA MEMBAHAS Diskusi Diskusi + Presentasi E-mail Pos DATA PASIEN Nama pasien Tn. M Nama klinik Ruang Rawat marwah 1

Upload: draxe26

Post on 12-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bph

TRANSCRIPT

Page 1: Porto Bph Fix

BORANG PORTOFOLIO

INFORMASI PRESENTAN

Nama presentan dr. Hamdan Mu’arifin

Nama wahana RSUD Datu Sanggul Rantau

Nama pendamping dr. haryono

INFORMASI PRESENTASI

Tanggal presentasi 6 juni 2015

Tempat presentasi Ruang Aula RSUD Datu Sanggul Rantau

TOPIK : BPH

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia

TUJUAN PRESENTASI

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Tujuan : Menentukan penanganan yang tepat untuk pembesaran prostat jinak.

BAHAN BAHASAN

Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

CARA MEMBAHAS

Diskusi Diskusi + Presentasi E-mail Pos

DATA PASIEN

Nama pasien Tn. M

Nama klinik Ruang Rawat marwah

Nomor rekam medik 003589

Tanggal masuk pasien 13 januari 2015

BAHAN DISKUSI

Gambaran Klinis

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah perut bawah karena tidak bisa buang air kecil

sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya, pasien sering membutuhkan waktu yang lama untuk buang air

1

Page 2: Porto Bph Fix

kecil, kadang kencing terputus ditengah-tengah, lalu lanjut lagi, harus mengedan untuk kencing,

kencing menetes dan setelah kecing terasa masih ada yang sisa atau tidak tuntas. Saat buang air

kecil juga terkadang terasa nyeri, namun setelah selesai buang air kecil, nyeri menghilang.

Riwayat Kesehatan / Penyakit

Riwayat kencing berwarna merah (-), kencing nanah (-), kencing batu (-), nyeri pinggang (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi cukup.

Riwayat Kebiasaan, Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik

• Pasien tinggal dengan istri dan kedua anaknya.

Pemeriksaan Fisis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E5V4M6)

Tanda Vital : Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup

RR : 24 x/menit, reguler, gerakan dada simetris.

S : 36,8°C

Kepala : Normocephali

Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, alopecia (-)

Mata : Pupil bulat Ø 4mm/4mm, isokor, conjungtiva anemis -/-,

sklera ikterik -/-, refleks cahaya langsung/tak langsung +/+,

eksoftalmus (-)

THT : Telinga normotia, liang telinga lapang, ≠ hiperemis, benda

asing (-), serumen (+), membran timpani utuh.

Hidung deviasi septum (-), konka eutrofi, mukosa ≠

hiperemis, pernapasan cuping hidung (-)

Tenggorokan tonsil-faring tidak hiperemis

Saluran napas paten, tidak ada benda asing

Leher : Trakea lurus ditengah, KGB dan tiroid tidak teraba

2

Page 3: Porto Bph Fix

Membesar, JVP = 5-2 cmH2O

Thoraks

Inspeksi : Kelainan dinding dada seperti parut bekas operasi (-), pelebaran

vena-vena superfisial (-), retraksi otot-otot interkostal (-)

Kelainan bentuk dada seperti pectus excavatum (-), pectus

carinatum (-), Barrel chest (-), Kifosis (-), Lordosis (-), Skoliosis (-).

Frekuensi pernapasan 24x/menit

Jenis pernapasan abdominotorakal

Tidak terdengar bunyi wheezing, stridor, dan suara serak

Palpasi : Kedua paru mengembang simetris

Ictus cordis teraba 2 jari medial dari garis midclavicularis kiri,

Vokal fremitus dalam batas normal

Nyeri tekan pada dinding dada (-), krepitasi (-)

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi : Jantung : BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : SN vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-,

Abdomen :

Inspeksi : datar, simetris, peristaltik usus (-), pelebaran vena (-)

Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+) , distensi (+), hepar/lien tidak teraba membesar

Perkusi : timpani, nyeri ketok CVA (-/-)

Auskultasi : Bising usus (+) N

Rectal toucher

Tonus sphinter ani baik, ampula tidak prolaps, mukosa licin,

prostat teraba membesar konsistensi kenyal, sulcus medianus tidak teraba, pole atas teraba,

nodul (-).

Pada handscoen darah (-), faeces (+) sedikit.

Ekstremitas : Akral hangat, oedem , sianosis , jari tabuh (-),

Refleks fisiologis +/+ , Refleks patologis -/-

3

Page 4: Porto Bph Fix

Pemeriksaan P enunjang

Darah (13 januari 2015)

Jenis Pemeriksaan Hasil

Hemoglobin 13, 7 gr/dl

Leukosit 8.400 / µl

Trombosit 204.000 / µl

Hematokrit 39,2 %

GDS 150 mg/dl

USG Urologi (14 januari 2015)

Ginjal kanan : ukuran normal, ekokorteks tampak normal, batas sinus korteks jelas, tak tampak

pelebaran pelviocalyccal system, batu (-), kista (-)

Ginjal kiri : ukuran normal, ekokorteks tampak normal, batas sinus korteks jelas, tak tampak

pelebaran pelviocalyccal system, batu (-), kista (-)

VU : terisi cukup urin, dinding tidak tampak menebal, batu (-)

Prostat : membesar volume 45,60 cm3, echoparenkim homogeny, tidak tampak kalsifikasi /

massa.

Tak tampak echo cairan bebas minimal di cavum abdomen.

Kesan : hipertrofi prostat

Diagnosis

Pembesaran prostat / Hipertrofi prostat

Tatalaksana IGD

IVFD RL 20 tpm

Pasang kateter

Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr (skin test)

Inj Ketorolac 2 x 1 amp

Tatalaksana Ruang Rawat

IVFD RL : D5% 30 tpm

Inj Ceftriaxon 1 gr / 12 jam

Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam

Inj Tramadol 1 amp / 12 jam

4

Page 5: Porto Bph Fix

Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanasionam : dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2004

2. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi 16.USA:

W.B Saunders companies.2002

3. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005

4. R. Schrock MD, Theodore. Ilmu Bedah. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.1995.

5. Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., “Bedah Urologi”, dalam Kapita

Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta, 2005,

hlm. 307-313.

6. Grace, Pierce. A., Neil R. Borley., At a Glance, Edisi 3. Erlangga, Jakarta, 2007, hlm.106-107.

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN

Subjective

Pasien laki-laki usia 61 tahun datang dengan keluhan nyeri pada daerah perut bawah karena tidak bisa

buang air kecil sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya, pasien sering membutuhkan waktu yang lama untuk

buang air kecil, kadang kencing terputus ditengah-tengah, lalu lanjut lagi, harus mengedan untuk kencing,

kencing menetes dan setelah kecing terasa masih ada yang sisa atau tidak tuntas. Saat buang air kecil juga

terkadang terasa nyeri, namun setelah selesai buang air kecil, nyeri menghilang.

Objective

Pada pemeriksaan fisis ditemukan keadaan tampak sakit sedang, TD 140/80 mmHg, nadi 80x/menit,

frekuensi pernapasan 24 kali/menit dalam, suhu axilla 36,8°C, serta ditemukan nyeri tekan pada daerah

suprapubik, distensi (+). Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan pembesaran hasil USG urologi

menunjukkan hipertrofi prostat.

Assessment

Berdasarkan  anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah BPH

      Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien merupakan seorang pria, usia 61 tahun mengeluh 5

Page 6: Porto Bph Fix

nyeri pada daerah perut bawah karena tidak bisa buang air kecil sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya,

pasien sering membutuhkan waktu yang lama untuk buang air kecil, harus mengedan untuk kencing,

kencing menetes dan setelah kecing terasa masih ada yang sisa atau tidak tuntas. Saat buang air kecil juga

terkadang terasa nyeri, namun setelah selesai buang air kecil, nyeri menghilang.

Gejala hyperplasia prostat menurut Boyarsky, dkk (1977) dibagi atas gejala obstruktif dan gejala

iritatif. Gejala obstruktif disebabkan karena penyempitan uretra pars prostatika karena didesak oleh

prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama

sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala-gejalanya antara lain1:

1. Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistency)

2. Pancaran miksi yang lemah (Poor stream)

3. Miksi terputus (Intermittency)

4. Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)

5. Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying)

Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga factor, yaitu:

a. Volume kelenjar periuretral

b. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat

c. Kekuatan kontraksi otot detrusor

Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi

atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan

rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh., gejalanya ialah1 :

1. Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)

2. Nokturia

3. Miksi sulit ditahan (Urgency)

4. Disuria (Nyeri pada waktu miksi)

Pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Eamination (DRE) sangat penting. Pemeriksaan colok

dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa

rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan pada di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada

perabaan prostat harus diperhatikan:

a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)

b. Simetris/ asimetris

c. Adakah nodul pada prostate

d. Apakah batas atas dapat diraba

e. Sulcus medianus prostate

f. Adakah krepitasi

6

Page 7: Porto Bph Fix

Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung

hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada carcinoma prostat,

konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris. Sedangkan pada

batu prostat akan teraba krepitasi.

       Pemeriksaan radiologi yang dapat membantu diagnosis adalah IVP, Pembesaran prostat dapat dilihat

sebagai filling defect/indentasi prostat pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok

keatas berbentuk seperti mata kail (hooked fish). Dapat pula mengetahui adanya kelainan pada ginjal

maupun ureter berupa hidroureter ataupun hidronefrosis serta penyulit (trabekulasi, divertikel atau

sakulasi buli – buli). Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin. Selain itu juga dapat dengan

USG urologi untuk melihat ukuran prostat.

Plan

Penatalaksanaan : Terapi BPH dapat berkisar dari watchful waiting di mana tidak diperlukan teknologi

yang canggih dan dapat dilakukan oleh dokter umum, hingga terapi bedah minimal invasif yang

memerlukan teknologi canggih serta tingkat keterampilan yang tinggi.  Watchful waiting dilakukan pada

penderita dengan keluhan ringan. Terapi dengan medikamentosa adalah dengan tiga macam terapi dengan

obat yang sampai saat ini dianggap rasional, yaitu dengan penghambat adrenergik a-1, penghambat enzim

5a reduktase, dan fitoterapi. Terapi pembedahan yang digunakan adalah :

Prostatektomi digolongkan dalam 2 golongan3:

1. Prostatektomi terbuka :

a. Prostatektomi suprapubik transvesikalis (Freyer)

b. Prostatektomi retropubik (Terence Millin)

c. Prostatektomi perinealis (Young)

2. Prostatektomi tertutup :

a. Reseksi transuretral.

b. Bedah beku

Pada pasien ini, dilakukan watchful waiting  pada tanggal 15 Juli 2015. Pasien diizinkan pulang dengan

obat cefadroksil 2x500mg, asam mefenamat 3x500mg dan vitamin c 2x50mg.

Edukasi

– Keluarga pasien diberitahukan dengan lengkap dan jelas tentang kondisi pasien serta meminta

izin (informed consent) untuk melakukan tindakan-tindakan penyelamatan selama

kegawatdaruratan masih berlangsung.

– Keluarga pasien diberitahukan dengan lengkap dan jelas, akibat yang akan terjadi bila pasien

tidak dioperasi

7

Page 8: Porto Bph Fix

• Konsultasi

– Konsultasi dengan spesialis bedah untuk penanganan selanjutnya.

• Rujukan : Pasien tidak dirujuk

• Kontrol : Pasien kontrol ke puskesmas bila ada keluhan.

8