politik internasional

29
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Amerika Serikat Merupakan Negara adi kuasa. Kekuasaannya dalam menentukan kebijakan-kebijakan politik internasional sangat berperan aktif. Salah satu contoh peran serta Amerika Serikat dalam dunia internasional adalah konflik-konflik yang berada di Negara-negara Timur Tengah, khususnya Negara Israel, Pakistan, Afghanistan dan Irak. Tetapi sebenarnya Amerika Serikat mempunyai kepentingan nasional tersendiri mengapa mereka melibatkan diri dari konflik-konfilk yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tersebut. Amerika saat ini tergantung atas impor minyak sebesar 12 juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya yang konsumsinya sudah mencapai 22 juta barel per hari. Dan 35 % dari angka impor minyak tersebut berasal dari Negara Negara Islam. Dengan mencermati kondisi ini, rakyat Amerika sangat tergantung sekali (highly dependence) atas suplai minyak untuk pertumbuhan ekonomi dan operasi militernya dari Negara Negara yang berpenduduk Islam. Sebanyak 63 % cadangan minyak dunia 1

Upload: afrilina-rachmaningtias

Post on 19-Jun-2015

694 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TUGAS

TRANSCRIPT

Page 1: pOLITIK iNTERNASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Amerika Serikat Merupakan Negara adi kuasa. Kekuasaannya dalam

menentukan kebijakan-kebijakan politik internasional sangat berperan aktif. Salah

satu contoh peran serta Amerika Serikat dalam dunia internasional adalah konflik-

konflik yang berada di Negara-negara Timur Tengah, khususnya Negara Israel,

Pakistan, Afghanistan dan Irak. Tetapi sebenarnya Amerika Serikat mempunyai

kepentingan nasional tersendiri mengapa mereka melibatkan diri dari konflik-konfilk

yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tersebut.

Amerika saat ini tergantung atas impor minyak sebesar 12 juta barel per hari

untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya yang konsumsinya sudah mencapai 22

juta barel per hari. Dan 35 % dari angka impor minyak tersebut berasal dari Negara

Negara Islam. Dengan mencermati kondisi ini, rakyat Amerika sangat tergantung

sekali (highly dependence) atas suplai minyak untuk pertumbuhan ekonomi dan

operasi militernya dari Negara Negara yang berpenduduk Islam. Sebanyak 63 %

cadangan minyak dunia berada pada Negara yang mayoritas penduduknya beragama

Islam.

Tidaklah mengherankan kalau Henry Kissinger sebagai Secretary Of State

pada tahun 1974 pernah mengatakan “Oil is much too important a commodity to be

left in the hands of Arabs”. Amerika Negara yang adikuasa menjadi lumpuh

ekonominya ketika diembargo suplai minyak oleh Arab Saudi pada tahun 1973, dan

Iran pada tahun 1979.

Berkaitan dengan itu, yaitu memahami tingginya ketergantungan Amerika

atas minyak impor, maka tidaklah mengherankan kalau Amerika menerapkan

kebijakan luar negerinya yang mengutamakan akses ke sumber energi – it is a matter

of survival. Kebijakan luar negeri suatu Negara merupakan refleksi atau extension

dari kondisi politik dan ekonomi di dalam negeri.

1

Page 2: pOLITIK iNTERNASIONAL

Ketergantungan atas impor komoditi minyak inilah yang membuat kebijakan

luar negeri Amerika sangat agresif, proaktif dan reaktif terutama terhadap Negara-

negara yang mempunyai sumber energi. Jadi apakah presidennya berasal dari partai

Republik atau Demokrat, akan tetap sama saja menjalankan kebijakan luar negerinya

yang memprioritaskan energy security.

Inilah simbol kepentingan nasional Amerika dan kalau simbol itu sampai

terusik, semua elemen pada struktur organisasi pemerintahan, anggota kongres,

akademisi dari Ivy league sekalipun, akan langsung bereaksi untuk mendukung dan

melindungi. Tentu kalangan dunia usaha perminyakan tidak akan pernah lupa ketika

perusahaan minyak Unocal akan dibeli perusahaan Cina dengan tawaran US$ 18,5

miliar dan langsung dibatalkan oleh pihak Amerika dengan alasan dapat mengancam

national security.

I.2. Perumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apa sajakah faktor-faktor yang membuat Amerika Serikat ikut berperan

terhadap konflik yang terjadi di Negara-negara timur tengah ?

2. Seberapa besar pengaruh Amerika Serikat di wilayah Negara-negara Timur

Tengah ?

3. Sejauh manakah peran serta Amerika Serikat terhadap negar-negara timur

tengah ?

4. Seberapa besar pengaruh Negara-negara Timur Tengah terhadap kepentingan

Nasional Amerika Serikat ?

I.3. Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membuka wawasan

2

Page 3: pOLITIK iNTERNASIONAL

penulis dan pembaca mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi mengapa

Amerika Serikat berperan aktif terhadap Konflik-konflik yang terjadi di Negara-

negara timur tengah . Secara khusus, penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menguraikan berbagai aspek yang mempengaruhi Amerika Serikat berperan

dalam konflik Negara-negara di Timur Tengah

2. Menjelaskan secara singkat hubungan Kepentingan Nasional Amerika Serikat

kepada Negara-negara di wilayah Timur Tengah

1.4 Metode Penulisan

Penyusunan makalah ini dilakukan dengan metode studi kepustakaan.

Berbagai sumber bacaan, terutama artikel dari jurnal-jurnal pada beberapa situs

internet, menjadi bahan rujukan penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis

menemukan berbagai referensi mengenai hal yang berhubungan dengan Konflik-

konflik yang ada di Wilayah Timur Tengah yang berkaiatan dengan kepentingan

Nasional Amerika Serikat.

BAB II

3

Page 4: pOLITIK iNTERNASIONAL

PEMBAHASAN

II.1. Ketergantungan Amerika Serikat Terhadap Negara-Negara di wilayah

Timur Tengah

Amerika saat ini tergantung atas impor minyak sebesar 12 juta barel per hari

untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya yang konsumsinya sudah mencapai 22

juta barel per hari. Dan 35 % dari angka impor minyak tersebut berasal dari Negara

Negara Islam. Dengan mencermati kondisi ini, rakyat Amerika sangat tergantung

sekali (highly dependence) atas suplai minyak untuk pertumbuhan ekonomi dan

operasi militernya dari Negara Negara yang berpenduduk Islam. Sebanyak 63 %

cadangan minyak dunia berada pada Negara yang mayoritas penduduknya beragama

Islam.

Salah satu Negara penghasil minyak yang perpenduduk Islam dikawasan

Timur Tengah yaitu Irak, yang telah menjadi korban tindakan unilateralisme dan

pelanggaran hukum internasional Amerika Serikat. Penyerbuan Amerika ke Irak

sekalipun tidak mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB. Sebelum

penyerbuan ke Irak, Amerika memberi alasan karena disana diduga terdapat WMD

dan soal keterkaitannya Sadam Husein dengan jaringan teroris Al Qaeda.

Ternyata setelah menduduki negeri itu selama empat tahun, kedua alasan yang

dipakai untuk menyerbu Irak tidak terbukti sama sekali, dan itu diakui secara resmi

oleh George W Bush. Jadi yang harus menyelesaikan masalah Irak, sudah pastinya

Amerika itu sendiri beserta para sekutunya.

Mengapa Irak sebagai Negara yang berdaulat diserang oleh Amerika ? Untuk

menjawab pertanyaan itu, ada data fakta yang berkaitan dengan minyak. Menurut

data konsultan geologis terkemuka, Irak mempunyai cadangan minyak yang

mencapai 115 miliar barel. Letak geografis Irak sangat strategis, hasil minyaknya bisa

disalurkan melalui pipa menuju Laut Mediterenian untuk kebutuhan konsumen

Negara-negara Eropa melalui Syria dan Yordania dan juga langsung disalurkan ke

4

Page 5: pOLITIK iNTERNASIONAL

Teluk Hormuz untuk Negara konsumen di Asia Timur. Kualitas minyak Irak sangat

tinggi, light, dan kandungan sulphur sangat rendah.

Dalam perdagangan minyak, ada tiga unsur yang dipertimbangkan untuk penentuan

harga yakni, jenis berat minyak (API), kandungan sulphur dan lokasi. Ketiga unsur

pokok inilah berada di Irak. Belum lagi berbicara tentang potensi cadangan gas alam

Irak yang sangat besar.

Bila ditelaah secara mendalam, Amerika dan juga Negara maju lainnya seperti

Jerman, Prancis, Jepang sangat tergantung sekali atas impor dari Negara-negara

Islam. Oleh karena itu, untuk mengimbangi neraca perdagangannya bagi Amerika

dan Negara barat lainnya perlu mengekspor peralatan persenjataan militer dan

berbagai ragam teknologi. Tidak berupa hardware saja, ternyata juga mengekspor

software yaitu nilai-nilai demokrasi dan HAM ke Negara Negara penghasil minyak,

termasuk Indonesia.

II.2. Hubungan Antara Amerika Serikat dan Israel

Penyerangan Israel terhadap Palestina yang banyak memakan korban

membuat harapan perdamaian antara Israel– Palestina makin meredup. Pertikaian

berlarut-larut yang memakan waktu lama belum menunjukkan titik terang kepada

upaya nyata terhadap penuntasan konflik ini.

Menarik untuk dilihat peranan Amerika Serikat sebagai sebuah negara yang

selalu mengaktualisasikan dirinya sebagai polisi dunia yang merasa bertanggung

jawab atas nama perdamaian dunia dalam pertikaian Israel– Palestina ini. Sikap yang

ditunjukkan AS dalam upaya penyelesaian permasalahan ini selalu setengah hati,

sangat berbeda dengan sikap AS dalam menyikapi pertikaian di Timur Tengah

lainnya, yang dianggap dapat mengganggu kepentingan nasional AS, seperti

pembelaan terhadap Kuwait atas invasi Irak, (yang akhirnya menjadi suatu sejarah

panjang yang penuh dengan muatan-muatan politik dan rekayasa AS) maupun

serangan “membabi buta” dengan tuduhan terorisme kepada kelompok-kelompok

Islam di berbagai negara.

5

Page 6: pOLITIK iNTERNASIONAL

Baru-baru ini Resolusi DK PBB yang mengutuk serangan Israel terhadap Palestina

yang memakan banyak korban tersebut diveto oleh AS. Dari hal ini menarik untuk

dilihat latar belakang, motivasi serta tinjauan kepentingan AS kepada Israel, yang

membuat Israel mempunyai tempat tersendiri di “hati” AS, serta menarik pula untuk

melihat kepentingan AS secara umum di kawasan Timur Tengah.

II. 3. Posisi Israel bagi Amerika

Mengapa Israel begitu “dianak-emaskan” oleh Amerika Serikat di antara

negara-negara Timur Tengah lainnya, ketika pada sisi lain justru Israel dengan

Zionisnya kerap kali dianggap sebagai “biang kerok” konflik oleh negara-negara di

kawasan Timur Tengah sendiri. Dari kaca mata Amerika Serikat sebenarnya tidak ada

motivasi atau alasan ekonomi yang khusus bagi hubungan kedua negara, tetapi lebih

merupakan hubungan strategis, sedangkan kepentingan Amerika Serikat secara

ekonomi lebih mengacu kepada negara-negara Arab di Timur Tengah, terutama sejak

tahun 1947 Amerika Serikat telah menjadi pengimpor minyak mentah dari kawasan

ini, baik untuk kepentingan nasional maupun untuk mendukung strategi globalnya.

Tanpa adanya suplai minyak yang memadai, baik perusahaan-perusahaan

Amerika Serikat maupun mesin-mesin perang (NATO) dan dukungan kepada Eropa

Barat tidak akan berfungsi secara efektif. Untuk pengamanan jalur-jalur tersebut,

Amerika Serikat memerlukan negara pendukung yang strategis. Karena negara-

negara Arab dan Timur Tengah pada awalnya tidak menyediakan fasilitas tersebut,

maka satu-satunya bantuan adalah dari Israel. Dalam kerangka strategi ini pula

Amerika Serikat memberikan bantuan ekonomi secara besar-besaran terhadap Israel,

agar Israel tumbuh menjadi sekutu yang tangguh.

Namun di sisi lain, latar belakang eratnya hubungan Amerika Serikat – Israel

sudah ada sejak dahulu, sejak negara Yahudi belum ada, yaitu kuatnya kelompok

Yahudi di Amerika. Mereka kemudian mendominasi pertimbangan-pertimbangan

kebijaksanaan Amerika terhadap Israel. Selain dari sisi pertimbangan strategi

globalnya di kawasan Timur Tengah yang membutuhkan sekutu yang tangguh di

kawasan tersebut, besarnya dukungan AS terhadap Israel sejak negara ini berdiri pada

6

Page 7: pOLITIK iNTERNASIONAL

tahun 1948 adalah juga dengan pertimbangan lainnya yaitu, Pertama, disebabkan

oleh prihatinnya AS dengan nasib bangsa Yahudi  di masa Nazi-Jerman, kedua,

disebabkan oleh mayoritas persamaan agama.

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut hingga saat ini Israel masih

sangat memanfaatkan posisi strategisnya tanpa takut yang berlebihan yang

disebabkan keyakinan akan mendapat legalitas dan bantuan negara superpower

tunggal AS.

II. 4. Amerika Serikat, Irak, dan Kawasan Timur Tengah

Irak sebenarnya adalah negara yang unik bagi AS terutama setelah negara ini

dipimpin oleh Saddam Hussein. Irak sebelumnya adalah pembeli tetap senjata-senjata

dari AS atau dengan kata lain Irak adalah konsumen yang potensial bagi perdagangan

senjata AS.

Hal ini sangat  memungkinkan, sebab kebijakan luar negeri Irak memang

cenderung bersifat konfrontatif. Ini dapat dilihat paling tidak dalam dua dekade

terakhir Irak hampir tidak pernah lepas dari konfrontasi maupun konflik dengan

negara lain baik dalam satu kawasan maupun dengan di luar kawasan. Perang Iran –

Irak kemudian invasi Irak terhadap Kuwait yang berbuntut serangan bertubi-tubi dari

AS yang dilanjutkan embargo ekonomi terhadap Irak adalah bukti dari kebijakan luar

negeri Irak yang cenderung konfrontatif. Titik tolak keadaan yang sangat merugikan

Irak memang dipicu oleh invasi Irak ke Kuwait, di sini dapat kita lihat betapa

pentingnya negara-negara di kawasan Timur Tengah bagi AS.

Kebijakan AS di Timur Tengah pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan-

kepentingan strategisnya dan berhubungan dengan politik globalnya. Lebih dari tiga

dekade, dahulu ketika Uni Soviet masih menjadi kompetitor berat AS, kepentingan

strategi AS di regional adalah merupakan tindakan preventif terhadap dominasi Uni

Soviet dengan menghindari konfrontasi langsung.

Usaha ini dilakukan dengan membawa negara-negara satelit AS di Timur Tengah.

Namun saat ini setelah Uni Soviet bubar kepentingan AS adalah mempertahankan

7

Page 8: pOLITIK iNTERNASIONAL

hegemoninya di kawasan ini dan menjaga eksistensi strategi globalnya yang banyak

memerlukan dukungan dari kawasan Timur Tengah.

Faktor geografis Timur Tengah memiliki arti strategis yang sangat penting

bagi AS. Kawasan yang meliputi Eropa, Asia dan Afrika menjadikannya sebagai

jembatan hubungan Laut Tengah, Teluk Persia dan Laut Hitam, telah lama menjadi

daerah lintas maupun transit kapal-kapal barang di AS. Terusan Suez sebagai jalan

pintas untuk membawa bahan bakar minyak dari negara Arab ke Eropa Barat, Jepang

dan AS menambah arti strategis kawasan ini.

Minyak sebagai sumber daya alam terbesar di Timur Tengah dan di dunia

juga merupakan kepentingan strategis bagi AS. Untuk mempertahankan keunggulan

ekonomi negara-negara Barat dan Jepang perlu disuplai bahan bakar minyak yang

memadai bagi kelangsungan industrinya, oleh karenanya setiap usaha menguasai,

mendominasi atau menyerang negara-negara di Timur Tengah yang produktif dalam

menghasilkan minyak bumi merupakan ancaman bagi kepentingan vital AS.

Hal inilah yang dialami oleh Irak ketika menginvasi Kuwait, AS sangat

berkepentingan dengan Kuwait sebab AS mempunyai kilang-kilang minyak di

Kuwait yang sangat besar pengaruhnya dalam menyuplai minyak untuk kepentingan

industrinya.

Selain itu, kawasan Timur tengah merupakan kawasan yang sangat potensial

bagi instrumen kebijakan luar negeri yang mengkomersialkan perdagangan senjata.

Kebijakan penjualan persenjataan AS di Timur Tengah selama ini sering dipandang

sebagai suatu cara untuk menciptakan, mempertahankan maupun meningkatkan

pengaruhnya terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah tanpa harus

menghadirkan kekuatan militer AS secara langsung.

Hal ini mengakibatkan perlombaan senjata berkembang di Timur Tengah. Keadaan

ini memang sangat dimungkinkan sebab secara historis negara-negara di kawasan

Timur Tengah dipenuhi sejarah konlik yang panjang sehingga banyak memerlukan

pasokan senjata yang memadai.

Dengan alasan-alasan yang disebutkan di atas tadi mulai dapat kita lihat

mengapa AS sangat berkepentingan di kawasan yang selalu panas ini. Dapat pula kita

8

Page 9: pOLITIK iNTERNASIONAL

lihat dikotomi permasalahan Irak dan Israel dalam sikap AS. Irak dianggap oleh AS

sebagai ancaman yang dapat merusak kepentingan strategi global mereka di kawasan

Timur Tengah. Dan juga bersikerasnya AS dalam usaha menyerang Irak adalah salah

satu dari upaya show of power.

AS yang ingin kembali menunjukkan dominasinya terutama sekaligus sebagai

ajang “promosi” untuk penjualan senjata-senjata canggihnya. Penyerangan terhadap

Irak adalah juga merupakan bagian dari strategi kepentingan George. W. Bush yang

selama ini belum mendapatkan “moment” untuk menunjukkan eksistensi dan prestasi

dirinya sebagai salah satu presiden AS yang cukup berpengaruh serta pula sebagai

bagian dari kampanye Bush dalam upaya mempertahankan kursi kepresidenan.

Sedangkan dalam kasus Israel, AS  banyak sekali memberikan toleransi bahkan

dukungan terhadap negara Zionis ini karena memang secara strategis hanya Israel lah

yang menjadi sekutu paling loyal bagi AS (dan memang diciptakan menjadi sekutu)

di kawasan Timur Tengah yang memungkinkan AS “bermain” dengan aman dalam

kawasan ini. Sehingga wajar jika AS tidak pernah dapat bersikap tegas dalam

menyelesaikan konflik Israel–Palestina yang berkepanjangan.

Sekali lagi posisi AS sebagai negara adidaya tunggal memungkinkan mereka

melakukan apa saja demi merealisasikan kepentingan strategi global politik luar

negeri mereka. PBB sebagai lembaga yang paling berwenang untuk memberikan

aturan-aturan dalam menciptakan perdamaian di dunia juga tidak dapat bersikap

independen karena disebabkan sangat besarnya pengaruh AS dalam organisasi ini.

Oleh karena itulah keadilan dan perdamaian di dunia tampaknya masih akan menjadi

sebuah utopia selama sang adidaya tunggal ini tidak mempunyai batasan legalitas dan

moral dalam menjalankan strategi global kepentingan politik luar negerinya.

BAB III

9

Page 10: pOLITIK iNTERNASIONAL

UPAYA AMERIKA SERIKAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK

PALESTINA – ISRAEL

Jalur Gaza biasa juga disebut Semenanjung Gaza adalah sebuah daerah kecil

di sebelah barat daya Israel. Pada akhir Perang Arab-Israel di tahun 1948, daerah ini

dikuasai oleh Mesir. Tetapi selepas Perang Enam Hari, daerah ini diambil paksa oleh

Israel.

Jalur Gaza masuk ke dalam wilayah Palestina. Nama Palestina berasal dari

nama “suku bangsa laut” yang diperkirakan berasal dari Pulau Kreta, yakni Filistin

yang pada suatu masa menduduki wilayah itu. Mereka menguasai Gaza (City),

Ashdod, Gath, dan Ekron. Wilayah yang ditinggali Filistin itulah yang oleh orang

Yunani kemudian disebut Palestina. Palestina adalah lafal Yunani dari bahasa Ibrani,

yakni Pleshet yang berarti “tanah suku Filistin”. Sebutan itu terus digunakan hingga

kini.

Penduduk Jalur Gaza saat ini diyakini bukan keturunan Filistin masa lalu.

Mereka sebagian besar adalah Arab-Palestina yang meninggalkan kampung halaman

saat pecah perang 1948 dari daerah yang kini masuk wilayah Israel. Sebagian kecil

adalah penduduk lokal yang disebutkan sebagai Arab-Mesir karena wilayah ini

pernah dikuasai Mesir, bahkan di zaman Firaun. Gaza berada dalam kepungan

wilayah Israel, sehingga harus melalui daratan Israel sejauh kira-kira 40 kilometer. Di

wilayah Gaza hampir 100% penduduknya pengikut Hamas. Hamas pernah meminta

agar seluruh wilayah Palestina dan Israel itu jadi satu Negara saja: Negara Palestina.

Tetapi Israel dengan tegas menolak ajakan ini.

Untuk melihat bagaimana Israel kemudian membelah Palestina menjadi

bagian-bagian kecil, bisa dilihat pada peta tahun 2000, di mana dan Tepi Barat

dibatasi oleh Israel. Di bulan Desember 1987, perselisihan di tenda pengungsi

Jabaliyah memicu pemberontakan warga Palestina, yang berakhir pada tahun 1993.

Kelompok militan Islam Hamas merupakan yang pertama kali muncul pada masa-

masa awal perjuangan. Selanjutnya di bulan September 2005, Israel menarik

10

Page 11: pOLITIK iNTERNASIONAL

pasukannya beserta 8.500 pendatang Yahudi dari Jalur Gaza. Namun, Israel tetap

menguasai wilayah udara, perairan di garis pantai, dan perbatasan. Hal ini

menyebabkan ahli-ahli hukum Palestina dan beberapa dari Israel menuduh Israel

masih menduduki Jalur Gaza. Selanjutnya pada bulan Juni 2008, kelompok militan

Hamas dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata untuk menghentikan

pertempuran atas prakarsa Mesir. Dan genjatan itu kemudian berakhir pada hari

Jumat, 19 Desember 2008. Hingga kemudian, Israel memulai babak baru dalam

serangannya ke Gaza pada tanggal 27 Desember 2008.

Konflik Israel-Palestina, merupakan sebagian dari konflik Arab-Israel yang

lebih luas, adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.

Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-

olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan

Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina

memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan

kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas

yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi

menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah

Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Sejak Persetujuan

Oslo, Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina secara resmi telah bertekad

untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak

terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

Status dan masa depan Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur yang

mencakup wilayah-wilayah dari Negara Palestina yang diusulkan.

Keamanan Israel.

Keamanan Palestina.

Hakikat masa depan negara Palestina.

Nasib para pengungsi Palestina.

Kebijakan-kebijakan pemukiman pemerintah Israel, dan nasib para penduduk

pemukiman. itu.

11

Page 12: pOLITIK iNTERNASIONAL

Kedaulatan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Bukit Bait

Suci dan kompleks Tembok (Ratapan) Barat.

Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-Israel 1948.

Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari

Perang Enam Hari pada 1967. Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan,

dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip

yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan,

telah muncul kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai

tingkatannya tentang penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti

kekerasan yang aktif, dll.

Ada pula orang-orang yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang

satu atau yang lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik

yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang

merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari tujuan-tujuan dari kedua belah pihak.

Dan menyebutkan "kedua belah" pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: Al-

Fatah dan Hamas saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa

Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai politik Israel,

meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai Yahudi Israel.

Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai sifat

konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan

perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai

perlawanan yang sah terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah

atas Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh A.S. Banyak

yang cenderung memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi

Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang diberikan oleh persetujuan Jenewa dan

Piagam PBB. Sebagian memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-

serangan, yang seringkali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri.

Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israel dan langkah-

langkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang

12

Page 13: pOLITIK iNTERNASIONAL

tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israsel dalam

melawan kampanye terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina

seperti Hamas, Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-

negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya

oleh warga Palestina yang bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang

cenderung percaya bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini

demi keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai

keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah

menjadi penghalang utama bagi pemecahannya.

Sebuah poster gerakan perdamaian: Bendera Israel dan bendera Palestina dan

kata-kata Salaam dalam bahasa Arab dan Shalom dalam bahasa Ibrani. Gambar-

gambar serupa telah digunakan oleh sejumlah kelompok yang menganjurkan solusi

dua negara dalam konflik ini. Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju

perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan

Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun

dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana

pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon.

Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan

menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer... yang permanen" di Jalur Gaza

(yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan

"mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan

mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan

kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza." Pemerintah Israel berpendapat

bahwa "akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah

wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila

pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan

untuk menyelesaikan tembok (artinya, Penghalang Tepi Barat Israel) dan

mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini".

Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel menyatakan bahwa

rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina untuk membangun sebuah tanah air

13

Page 14: pOLITIK iNTERNASIONAL

dengan campur tangan Israel yang minimal, sementara menarik Israel dari situasi

yang diyakininya terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam

jangka panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai Likud

-- hingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir merupakan partai Sharon,

khawatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza akan mengakibatkan

meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara

khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina seperti

Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan muncul dari

kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.

Dewan Keamanan PBB menggelar konsultasi darurat untuk membahas seruan

Libya untuk segera menghentikan serangan-serangan udara Israel terhadap Jalur

Gaza, sebagai balasan serangan-serangan roket para pejuang Palestina. Ke-15 utusan

Dewan Keamanan mengadakan pertemuan di balik pertemuan di balik pintu tertutup

untuk pertama-tama memutuskan, apakah merekan akan menyelenggarakan

pertemuan resmi mengenai serangan-serangan udara Negara Yahudi itu.

Bagaimana cara Amerika Serikat dalam menyelesaikan konflik Palestina

Israel tahun 2000-2008? (teori penyelesaian konflik atau management resolusi

conflict).

Mengapa konflik Palestina Israel dapat mengundang Amerika Serikat untuk

menyelesaikannya? (teori conflict).

Dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel tahun 2000-2008 yaitu 4

serangkai yang terdiri dari Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB, dan Rusia melakukan

sebuah usul yaitu Peta menuju perdamaian yang dibuat pada tgl 17 September 2002.

Namun dalam menghahadapi konflik Israel-Palestina, hegemon AS seolah-olah tidak

berdaya melakukan tindakan tegas terhadap Israel. Meskipun dunia internasional,

baik Liga Arab, Negara-Negara OKI, Uni Eropa bahkan PBB, mengecam tindakan

Israel dibawah Ariel Sharon telah melakukan kebiadaban, barbarisme, pelanggaran

hukum internasional serta pelanggaran HAM berat. Menlu AS Colin L Powell gagal

membujuk Sharon menghentikan kekerasan militer terhadap rakyat Palestina. Bahkan

Sharon dan Bush meminta Arafat menghentikan aksi bom bunuh diri. Bagi mereka,

14

Page 15: pOLITIK iNTERNASIONAL

tindakan represif yang dilakukan adalah sebagai upaya pertahanan diri. AS sebagai

pihak yang mempunyai kompetensi tinggi tampak ragu-ragu dalam upaya

menyelesaikan konflik tersebut.

Dalam menghadapi masalah konflik Israel-Palestina dan masalah Timur

Tengah pada umumnya, ada dua aliran pemikiran yang di kalangan intelektual dan

politisi AS yakni (1) kelompok yang membela doktrin ‘Israel First’, (2) kelompok

‘evenhanded’ yang menginginkan AS ‘lebih adil’ bersikap Amerika Serikat dan

Penyelesaian Konflik Israel Palestina di Timur Tengah. Dari dua kelompok tersebut,

ternyata ‘Israel First’ lebih dominan karena dianut oleh orang-orang yang duduk

dalam posisi strategis di pemerintahan. Kelompok ini menginginkan dukungan

Washington terhadap posisi dominan Israel di kawasan tersebut guna menjamin

kepentingan AS di Timur Tengah. Di mata AS, Israel adalah sebuah asset strategis

yang secara dasar-dasar moral harus didukung penuh karena Israel adalah penganut

demokrasi sekuler dengan gaya hidup Barat. Israel juga diibaratkan tempat

perlindungan dan ‘pengganti kerugian’ bagi bangsa Yahudi yang telah mengalami

‘penderitaan historis’ pada masa Nazi. Henry Kissinger dan Madeline Albright adalah

beberapa pendukung kelompok ini. Penganut aliran ini lebih dominan dalam

mempengaruhi policy AS karena mereka menduduki posisi-posisi penting dalam

system pemerintahan AS seperti Dewan Keamanan Nasional (NSC), Departemen

Luar Negeri, Inteligen bahkan Konggres konsisten mendukungnya. Oleh karena itu

tidak seorangpun kandidat presiden AS berani mengambil resiko berkonfrontasi

dengan Israel. Bill Clinton dalam kampanyenya disumbang 23 juta dolar AS dan

sekitar 80% orang Yahudi berada di pihak demokrat. Selain itu, kuatnya lobi yahudi

juga sangat efektif meskipun jumlah orang Yahudi di AS hanya 6 juta orang pada

tahun 2001. Lobi yang efektif dan sistematis ini karena ada beberapa faktor yakni

Yahudi menguasai ekonomi-ekonomi strategi, intelektual Yahudi menguasai hampir

semua universitas di AS dan menguasai industri strategis media massa seperti TV

ABC, NBC, CBS, New York Times, Time Magazine dan News Week. Akibatnya

orang-orang palestina yang ada di AS dan Eropa mengalami kesulitan, sementara

orang-orang AS yang simpati dengan perjuangan palestina tidak berani terus terang

15

Page 16: pOLITIK iNTERNASIONAL

mengadakan kontak dengan lobi-lobi Timur Tengah. Contohnya : Andrew Young

(pernah menjadi walikota Atlanta kemudian duta besar di PBB masa pemerintahan

Carter) pernah mengadakan pertemuan khusus dengan orang-orang PLO tapi

kemudian diketahui pers AS, di bongkar habis-habisan akhirnya oleh Jimmy Carter

dicopot dari duta besar di PBB. Sementara itu penganut aliran ‘evenhanded’

berpendapat bahwa sikap yang mendukung Israel itu tidak menjamin kepentingan AS

di wilayah itu. Doktrin ‘Israel First” justru dapat menumbuhkan gerakan-gerakan

‘fundamentalis Islam Radikal’ yang mengancam keselamatan warga AS di kawasan

itu. Pendukung aliran ini posisinya lemah.

Bagi kepentingan AS, kawasan Timur Tengah sebagai prioritas ketiga karena

selain wilayah itu menguasai lalu lintas laut dan udara Eropa-Asia Pasifik-Afrika,

wilayah ini juga merupakan sumber utama energi bagi negara-negara sekutunya di

Eropa Barat dan Asia Timur (Jepang). Oleh sebab itu konflik Palestina-Israel yang

berkepanjangan, di kawasan Timur Tengah, dapat mengundang Amerika Serikat

karena Amerika Serikat mempunyai kepentingan nasional di wilayah Timur-Tengah.

Maka kepentingan nasional AS adalah sebagai berikut;

1. Menjaga kelangsungan impor minyak dari Timur Tengah, terutama dari

negara-negara Teluk,

2. Menjaga eksistensi Israel. Hal ini penting mengingat Israel adalah kawan

dekat AS di Timur Tengah yang dapat dijadikan kepanjangan tangan AS di

kawasan tersebut,

3. Untuk memperlancar dua kepentingan diatas, AS perlu menjaga stabilitas

politik dan keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut. Maka AS

menciptakan ketergantungan terhadap beberapa negara, mencegah rezim yang

cenderung radikal untuk berkuasa dengan jalan mendukung kelompok

minoritas yang menentang penguasa untuk berontak, mempersenjatai negara-

negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi guna mencegah timbulnya

dominasi politik maupun militer.

4. Menjadikan kawasan tersebut sebagai pangsa pasar industri senjata.

16

Page 17: pOLITIK iNTERNASIONAL

BAB IV

P E N U T U P

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian, penjelasan, dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan

hal sebagai berikut :

1. Peran Amerika Serikat terhadap perdamaian di Negara-negara wilayah timur

Tengah

2. Ketergantungan Amerika Serikat Terhadap Negara-negara di kawasan Timur

Tengah.

3. Pemerintah Amerika Serikat Mempunyai Kepentingan Nasional tersendiri

dalam keikutsertaan atau turut campurnya ke dalam Masalah atau konflik-

konflik yang berada di wilayah timur tengah.

4. Faktor-faktor eratnya hubungan antara pihak Amerika Serikat dengan Negara

timur tengah khususnya Irael.

4. 2. Saran

Permasalahan yang timbul dalam setiap adanya pertikaian yang ada di

wilayah Timur Tengah sebenarnya mempunyai keuntungan tersendiri bagi pihak

Amerika Serikat. Ini dikarenakan Amerika Serikat mempunyai kepentingan Nasional

tersendiri atas Negara-negara timur tengah. Amerika Serikat mempunyai atau

membutuhkan pasokan minyak yang banyak untuk Negaranya. Ketergantungan atas

impor komoditi minyak inilah yang membuat kebijakan luar negeri Amerika sangat

agresif, proaktif dan reaktif terutama terhadap Negara-negara yang mempunyai

sumber energi yang besar.

17

Page 18: pOLITIK iNTERNASIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Arh Budi Artikel Kepentingan Nasional GOD, Kodam Jaya, Jayakarta,

2008

Darmadi, Andrias, Artikel Arti Penting Timur Tengah Bagi Kebijakan Luar Negeri

Amerika, Jakarta, 2004

Ibrahim, Firdaus. Dibalik Kekalahan LNG “suatu kajian geopolitik”,

http://www.migas-indonesia.com, Jakarta, 2003

Myerna, Menimbang Peran Loby Israel Bagi Kepentingan Nasional Amerika Serikat,

Jakarta, 2009

Guntur Romli, Mohamad, KOMPAS ; Obama, Palestina, Dan Timur Tengah, Jakarta,

2009

Basyuni, Muzammil. Perkembangan Aktual Politik Timur Tengah ; Perspektif

Suri’ah, Yogyakarta, 2009

18

Page 19: pOLITIK iNTERNASIONAL

19