pola pengaliran sungai fix

11
1. Pola Pengaliran Sungai Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut: a. Pola aliran dendritik Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang- cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan

Upload: mauries-erwin-yuniardy

Post on 14-Feb-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

Page 1: Pola Pengaliran Sungai Fix

1. Pola Pengaliran Sungai

Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola

pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola

pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat

diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam

merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran

sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya

kurang resisten terhadap erosi. Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola

geometri dari jaringan pengaliran sungai.

Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatu

wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai

disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan

topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah

sebagai berikut:

a. Pola aliran dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai

struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi

batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai

yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas

batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang

halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk

tekstur kasar (renggang).

Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa

demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat

berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten

cenderung akan lebih mudah tererosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem

pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk

pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan

yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

b. Pola aliran radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara

radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi.

Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan

Page 2: Pola Pengaliran Sungai Fix

laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan

kombinasi dari pola radial dan annular.

c. Pola aliran rectangular

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya

mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan

sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi

sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar

membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti

sistem kekar.

Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-

sungainyamengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat

dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut

tumpul dengan sungai utamanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran

sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan

sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti

pola dari struktur kekar dan patahan.

d. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar

yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai

yang mengalir lurus disepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari

lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya

membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis

adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur

geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-

saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus

dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah se arah dengan sumbu lipatan.

e. Pola Aliran Centripetal

Pola aliran centripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial,

dimana aliran sungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan (depresi).

Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat

Page 3: Pola Pengaliran Sungai Fix

dan baratlaut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu

cekungan, dimana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika

musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.

f. Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara

radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah downstream aliran kembali

bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi

loccolith.

g. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang

curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran

sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang

sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng

dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala meng-

indikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya

terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara

pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

2. Genetika Sungai

Sebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan oleh hubungan

struktur perlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi sebagai berikut:

a. Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diatas

permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai

memotong ke arah bagian bawah hingga sampai memotong bidang struktur

dibawahnya agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan

kata lain sungai superposed adalah sungai yang berkembang belakangan

dibandingkan dengan pembentukan struktur batuannya.

b. Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan

keberadaan struktur batuannya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis

hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena

erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.

c. Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng

topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan

Page 4: Pola Pengaliran Sungai Fix

struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman,

bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas lereng

topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.

d. Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona

yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan

batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan

memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam penafsiran

geomorfologi.

e. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai

yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai

konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.

f. Sungai Obsekuen. Lobeck juga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang

mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap

sungai konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir

searah dengan arah lapisan batuan.

g. Sunggai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng

tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

3. Tahapan Perkembangan Sungai

Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (tiga) stadia, yaitu stadia

sungai awal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali (rejuvination).

Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Muda.

Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungai yang aktivitas aliran

sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai

dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf .V.. Air

terjun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini.

b. Tahapan Dewasa

Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran

banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi

oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk

dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander,

penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banjir (flood plain)

Page 5: Pola Pengaliran Sungai Fix

yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada

tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara laju erosi

vertikal dan erosi lateral dan profil sungainya sudah berubah dari bentuk “V”

kebentuk “U”

c. Tahapan Tua.

Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebar dari dataran

banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Sungai pada tahapan ini

dicirikan oleh arah erosi lateral yang dominan serta banyaknya rawa-rawa. Profil

sungai pada sungai tahapan tua membentuk seperti huruf .U.

d. Peremajaaan Sungai (Rejuvenation)

Setiap saat dari perkembangan suatu sungai dari satu tahap ke tahap lainnya,

perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominasi erosi vertikal sehingga

sungai dapat diklasifikasi menjadi sungai dalam tahapan muda. Sungai dewasa dapat

mengalami pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalinya karena adanya

pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenajaan sungai. Proses peremajaan

sungai adalah proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai berstadia dewasa

akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi stadia muda.

4. Bentuk Bentuk Morfologi Sungai.

Morfologi sungai adalah bentuk bentuk bentangalam yang terbentuk oleh aktivitas

dan proses fluviatil. Material material yang berukuran pasir kasar hingga kerikil akan

terakumulasi disepanjang saluran sungai, yaitu disepanjang aliran air yang terdalam atau

disepanjang aliran/arus yang terkuat karena pada kecepatan arus yang tinggi butiran-butiran

sedimen yang lebih halus akan terbawa arus. Endapan material tersebut dikenal sebagai

Gosong Pasir (Bar). Ke arah bagian tepi saluran sungai, kecepatan arus melemah dan butiran-

butiran material yang lebih halus akan terakumulasi dan terendapkan sebagai endapan Tekuk

Sungai (Point bar). Selama banjir, dataran banjir akandigenangi air yang memungkinkan

butiran-butiran sedimen yang lebih halus diendapkan dan semakin jauh dari alur sungai

butiran sedimen yang diendapkan semakin halus lagi, daerah dataran banjir dikenal sebagai

bentangalam Dataran Banjir (Flood plain). Kebanyakan dari daerah dataran banjir tersusun

dari endapan pasir dan lumpur, sedangkan pasir yang kasar diendapkan ditepi saluran sungai

utama dan dikenal sebagai Tanggul-alam (Levees), yaitu akumulasi endapan yang sejajar

Page 6: Pola Pengaliran Sungai Fix

dengan arah saluran sungai. Pada gambar 4.29 diperlihatkan beberapa bentuk bentangalam

(morfologi) hasil dari proses fluviatil (sungai) antara lain adalah:

a. Morfologi Kipas Aluvial (Alluvial Fan)

Morfologi Kipas Aluvial, adalah bentangalam yang menyerupai bentuk kipas,

umumnya terbentuk dibagian kaki lereng suatu perbukitan dan biasanya berada di

daerah yang beriklim arid. Kipas alluvial terbentuk pada sungai yang mengalir dari

suatu berbukitan dengan gradien lereng yang curam ke arah lereng yang landai dari

suatu dataran dan material material lepas yang diangkut oleh air sungai diendapkan.

b. Morfologi Sungai Bersirat (Braided-streams)

Morfologi Sungai Bersirat, merupakan bentuk bentangalam hasil dari proses

pengendapan yang disebabkan oleh saluran air sungai yang berpindah-pindah. Sungai

teranyam umunya berkembang di daerah tekuk lereng dan terjadi karena adanya

perubahan kecepatan arus dari arah lereng yang kuat berubah menjadi lambat ketika

sampai kemedan yang relatif datar. Hal ini yang membuat saluran air selau berpindah

pindah sesuai dengan perkembangan arusnya.

c. Morfologi Tekuk Sungai (Pointbar Rivers)

Morfologi Point Bar, adalah bentuk bentangalam yang berada pada kelokan sungai

bagian dalam yang merupakan hasil pengendapan sungai pada bagian dalam dari

suatu kelokan sungai (meander).

d. Morfologi Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

Morfologi Danau Tapal Kuda adalah bentangalam yang berupa danau yang bentuknya

menyerupai tapal kuda. Bentuk tapal kuda berasal saluran air sungai yang telah

ditinggalkan dikarenakan terjadinya pemotongan meander sungai. Akibat dari

pemotongan ini menyebabkan meander terisolasi dari saluran utamanya dan pada

akhirnya membentuk danau.

e. Morfologi Gosongpasir (Bar rivers)

Morfologi Gosongpasir merupakan bentangalam yang berbentuk daratan disepanjang

suatu saluran sungai sebagai hasil pengendapan material yang diangkut sungai.

Pengendapan yang terjadi di tengah saluran sungai disebabkan oleh ukuran dan masa

jenis material yang diangkut air sungai dengan kecepatan arus air. Ketika kecepatan

arus air melemah maka material sedimen yang bermasa jenis lebih besar akan

diendapkan didalam saluran yang pada akhirnya akan membentuk daratan.

f. Morfologi Undak Sungai (Terrace Rivers)

Page 7: Pola Pengaliran Sungai Fix

Morfologi Undak Sungai terjadi oleh erosi vertikal yang lebih dominan dibandingkan

erosi lateral. Undak undak sungai dapat terjadi pada sungai yang mengalami

pengangkatan kembali sehingga gaya erosi vertikal kembali bekerja. Undak sungai

tersusun dari endapan aluvial yang membentuk morfologi datar.

g. Morfologi Tanggul Alam (Levee)

Morfologi Tanggul Alam adalah bentangalam yang berbentuk tanggul dan sejajar

dengan arah saluran sungai, merupakan akumulasi dari endapan material berbutir

kasar saat air sungai melimpah keluar saluran.