pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap disiplin …
TRANSCRIPT
POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP
DISIPLIN ANAK DIDESA PEMATANG GAJAH RT 02
KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
SITTI RAHMAH
NIM. TP. 161600
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP
DISIPLIN ANAK DIDESA PEMATANG GAJAH RT 02
KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
SITTI RAHMAH
NIM. TP. 161600
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
vi
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
Dengan rasa syukur dan bahagia kupersembahkan skripsi ini untuk
Ayahanda Muhammad Yunus, dan Ibunda Indo lalak
yang selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran,
cinta dan kasih sayang, sebagai bukti dan rasa banggaku,
selalu ada do’a agar beliau diberikan kesehatan,
umur panjang dan terutama selalu ta’at beribadah pada Allah SWT.
Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku,
sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua,
berguna bagi Agama, bangsa dan terlebih mampu dalam
menjalani kehidupan di masyarakat.
Dan juga untuk abang ku Randi Saputra yang sudah menjadi motivasi bagiku yang
juga selalu ikut mendo’akan agar selalu dipermudah dan diperlancar dalam segala
urusan, .
Serta Adikku yang Bernama Natasya Humayrah Semoga ia Bisa Mengikuti Jejakku
Kelak bahkan Lebih dari Ku.
Kuucapkan terimah kasih yang tak terhingga
atas segala yang telah diberikan dalam perjalanan hidupku
Dan untuk keluargaku yang kucinta dan kusayangi seumur hidupku.
Juga untuk sahabat-sahabat seperjuanganku, seniorku, adik-adik ku yang selalu
mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya. Amiiin.........
vii
MOTTO
يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث ل (2)ومن يتق الل ...
بالغ أمره فهو حسبه إن الل يحتسب ومن يتوكل على الل
لكل شيءقدرا ( 3)قد جعل الل
“.......Barang siapa bertakwa kepada Allah niccaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya,dan dia memberinya rezeki dari arah
yang tidak disangka-sangkanya. Dan Barang siapa bertawakal kepada
Allah,Niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan-Nya, Sungguh, Allah telah mengadakan
ketentuan bagi setiap sesuatu......”
(QS. Ath-Thalaq 2-3)
viii
ix
x
ABSTRAK
Nama : Sitti Rahmah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Sikap Disiplin
Anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian ini membahas tentang Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan
Sikap Disiplin Anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi . Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui Pola
Asuh Orang Tua dalam menanamkan Sikap disiplin anak di desa pematang Gajah rt
02, ingin mengetahui Upaya orang tua dan bagaimana penerapanya dalam
menanamkan sikap Disiplin Anak di Desa Pematang Gajah rt 02 ,serta ingin
mengetahui Kendala Apa saja yang orang tua dapatkan dalam Menanamkan sikap
disiplin anak di desa pematang gajah rt 02 kecamatan Jambi luar kota kabupaten
Mauro jambi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran
peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument
dan sebagai pengumpul data, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Sedangkan metode
analisis data yang digunakan ialah kualitatif dengan teknik analisis domain, analisis
taksonomi, analisis komponensial.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: 1) Pola Asuh Orang tau
dalam Menanamkan sikap disiplin anak di desa pematang gajah rt 02 kecataman
jaluko kabupaten muaro jambi dapat di katakan bahwa Bentuk pola asuh orang tua
yaitu mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam membimbing disiplin anak,orang
tua menerapkan berbagai jenis pola asuh yaitu pola asuh permisif, otoriter dan
Demokratis, namun kebanyakan di desa orang tua menggunakan pola asuh
demokratis yang mana pola asuh ini anak diberi kebebasan namun tetap dalam
pengawasan orang tua, tetapi tidak lepas dari bimbingan dan didikan dari orang tua
serta hukuman hukuman yang sesuai di berlakukan kepada anak., 2) Kendala yang
dihadapi orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak adalah diantaranya: a)
adanya pengaruh besar terhadap media informasi anak terlalu terpengaruh dari gadjet,
sehingga membuat anak malas, serta pengaruh dari luar yaitu lingkungan sekitar.3)
upaya penerapan yang dilakukan orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak
adalah dengan keteladanan orang tua dengan cara memberi bimbingan dan binaan
kepada anak dengan baik ,memberi motivasi kepda anak agar disiplin , memberi
contoh yang baik kepada anak
Kata Kunci : PolaAsuh, Orang tua, Disiplin
xi
ABSTRACT
Name : Sitti Rahmah
Major : Islamic Religious Education
Title : Parenting Parents in Instilling Children's Discipline in the Village of Pematang
Gajah Rt 02 Jambi District outside the City of Muaro Jambi Regency.
This study discusses the Parenting Practices in Instilling Discipline of Children in
Pematang Gajah Village, Rt 02, Jambi District, Outside the City of Muaro Jambi Regency.
The purpose of this study was to find out the Parenting Parents in instilling the discipline of
children in the village of Pematang Gajah rt 02, want to know the efforts of parents and how
it is applied in instilling the Discipline of Children in Pematang Gajah village rt 02, and want
to know what obstacles are there. parents get in Instilling child discipline in the village of
elephant dike rt 02 subdistrict of Jambi outside the city of Mauro jambi district.
This study uses a qualitative descriptive approach, so the presence of researchers in the
field is very important. Researchers act directly as instruments and as data collectors, data
collection is done using observation techniques, interview techniques and documentation
techniques. While the data analysis method used is qualitative with domain analysis
techniques, taxonomic analysis, compound analysis.
The results obtained showed that: 1) Parenting fostering in instilling the discipline of
children in the village of elephant dike rt 02 kecataman jaluko district muaro jambi can be
said that the form of parenting parents that have different attitudes in guiding child discipline,
parents apply various types of parenting namely permissive, authoritarian and democratic
parenting, but most in the village of parents use democratic parenting, where parenting
children are given freedom but remain under parental supervision, but cannot be separated
from the guidance and education of people parents as well as appropriate penalties applied to
children. 2) Constraints faced by parents in instilling a child's disciplined attitude include: a)
the great influence on the child's information media is too influenced by gadjet, which makes
children lazy, as well as outside influences namely the surrounding environment. 3)
implementation efforts made by parents in implanting sik ap child discipline is by exemplary
parents by giving guidance and fostering to children well, motivating children to be
disciplined, giving good examples to children
Keywords: Parenting, Parents, Discipline
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 8
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ................................................................................ 10
1. Pola Asuh Orang tua ................................................................. 10
2. Eksistensi /keberadaan Orang tua ............................................. 20
3. Disiplin anak ............................................................................. 32
B. Studi Relevan .................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 35
B. Setting dan Subjek Penelitian ....................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 41
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 42
G. Jadwal Penelitian .......................................................................... 44
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .............................................................................. 45
1. Historis Dan Geografis ............................................................... 45
2. Orbitasi/Jarak Ibukota ............................................................... 46
xiii
3. Struktur dan Organisasi Desa ..................................................... 47
4. Data Penduduk ........................................................................... 49
5. Keadaan Sarana Dan Prasarana Desa ......................................... 52
B. Temuan Khusus ............................................................................. 53
1. Bentuk Pola Asuh Orang Tua dalam mengembangkan Sikap Disiplin
Anak ............................................................................................... 53
2. Upaya dan Penerapan yang dilakukan Orang Tua dalam
Mengembangkan Sikap Disiplin Anak .......................................... 56
3. Kendala Orang tua dalam Mengembangkan Sikap Disiplin
Anak............................................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 68
B. Saran-saran ...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal penelitian .................................................................................. 45
Tabel 2.1 Letak Geografis ...................................................................................... 46
Tabel 3.1 Luas wilayah ........................................................................................... 47
Table 4.1 Data Penduduk Desa ............................................................................... 49
Table 5.1 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ................................................. 50
Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Mata Pencaharian ..................................................... 51
Tabel 7.1 Sarana Pendidikan .................................................................................. 52
Tabel 8.1 Sarana Peribadatan ................................................................................. 52
Tabel 9.1 Sarana Olahraga ..................................................................................... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pematang Gajah ................. 48
Gambar 4.2 Pengurus badan Permusyawaratan Desa ............................................ 48
1 Fakultas Tarbiyah Keguruan UIN STS JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi,
menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yaitu fungsi membimbing,
mengarahkan untuk membentuk perilaku bermoral dari anakanak terhadap
perkembangan perilaku yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut. Jika dalam era globalisasi tidak ada upaya untuk mengantisipasi
manusia dapat larut dan hanyut di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagai upaya terhadap anak agar
mereka mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi dan
mewarnai arus globalisasi (tidak hanyut dan larut dalam arus global). Pelanggaran-
pelanggaran nilai moral yang dilakukan anak sekarang ini dipandang sebagai
perwujudan rendahnya disiplin diri pada anak.Situasi seperti ini sering kita dengar
ada Sebagian orang tua yang tidak peduli dengan kehidupan anak-anaknya,
disebabkan karena orang tuanya terlalu sibuk dalam mencari nafkah, sehingga orang
tua acuh tak acuh dengan segala kegiatan belajar sang anak serta bisa mengakibatkan
anak tidak termotivasi dengan belajar di sekolah, misalnya, anak tidak mengerjakan
tugas sekolah, tidak mau belajar, dan bahkan anak bolos sekolah. Hal ini juga
berpengaruh terhadap kedisiplinan anak. Begitu juga halnya dengan orang tua yang
terlalu memanjakan anak-anaknya, mengakibatkan anak selalu ingin berbuat
sekehendak hatinya. dalam membentuk sikap yang positif terhadap laki-laki maupun
perempuan. Peran ayah berpengaruh untuk membantu mengurangi stress ibu dan
seorang ibu akan bersikap lebih positif karena suaminya adalah mitra yang
mendukung dalam pengasuhan. Kurangnya pengawasan atau Monitoring terhadap
perilaku anak baik di dalam rumah maupun di luar lingkungan , kurang konsisten
dalam mendidik anak di sebabkan tidak adanya kesesuaian antara kata dengan
tindakan orang tua, karena orang tua juga sebagai contoh dari anak-anaknya.
Disinilah peran dan tanggung jawab orang tua sangat dibutuhkan dan sangat
berperan dalam memberikan pendidikan disiplin dalam keluarga. Berbagai aturan
2
dasar dalam pendidikan tidaklah dibuat semaunya demi kepentingan orang tua,
namun juga dibentuk agar bermanfaat bagi anak.Abdullah bin Umar
Radhiallahu’anhuma berkata,
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan diminta pertanggung jawaban
mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya.dan dia
juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatan
kepadanya.”(Tuhfag al Maudud hal 123)
Mengenai pejelasan hadis di atas bahwa Hak-hak seorang anak adalah hak
untuk dilindungi, tidak saja terhadap orang lain tetapi juga terhadap dirinya sendiri,
terhadap dorongan-dorongan pribadinya yang belum terkendalikan. Mereka berhak
meminta perlindungan pada orang tua, sampai mereka siap mengadakan pilihan
berdasarkan penilaian diri sendiri. Karena itu mereka berhak diberi aturan-aturan
sampai mereka mengerti apa artinya “tanggung jawab“ penuh dan memikul sendiri
akibat suatu perbuatan atau kesalahan.
Anak yang lahir ke dunia diibaratkan seperti kertas putih yang kosong dan
yang belum diisi, atau lebih dikenal dengan istilah Tabularsa (a blank sheet od paper).
Oleh karena itu anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa
yang memberikan warna pendidikannya. Anak-anak adalah anugrah terindah yang
diberikan oleh Allah SWT kepada sepasang orang tua. Anak-anak juga amanah yang
tidak kalah indah dan beratnya bagi orang tua.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ Tidak ada dari
seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (Islam), maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi, beragama Nasrani atau beragama
Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana
pendapatmu, Apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca
firman Allah (Q.S. ar-Rum:30). (Tetaplah atas)fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (Agama Allah).
(H.R. Muttafaq Alaih).
3
Dari Hadist tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa anak lahir dalam
keadaan suci, orang tua yang mengasuhnya sesuai dengan keinginan mereka masing
masing. Disinilah beban tanggung jawab yang dipikul orang tua sangat besar.
Bagaimana cara orang tua mengasuh agar anaknya menjadi pribadi yang baik dan
bertakwa kepada Allah SWT. Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tampil
dalam aneka bentuk, di antaranya yaitu: bergembira menyambut kelahiran anak,
memberi nama yang baik, memperlakukan anak dengan lemah lembut dan kasih
saying, menanamkan rasa cinta sesame anak, memberikan pendidikan akhlak,
menanamkan akidah tauhid, membimbing dan melatih anak mengerjakan sholat,
berlaku adil, memperhatikan teman anak, menghormati anak,memberi hiburan,
mencegah dari perbuatan dan pergaulan bebas.
Seperti yang dinyatakan Erma Lestari dalam penulisanya Anak lahir dalam
pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai
pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai,
cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi masih banyak orang tua yang tidak
menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan membuat anak merasa tidak
diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada merasa tidak disayang oleh orang
tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara
berpikir, bahkan kecerdasan mereka. Prinsip serta harapan-harapan seseorang dalam
bidang pendidikan anak beraneka ragam coraknya, ada yang menginginkan anaknya
menjalankan disiplin keras, ada yang menginginkan anaknya lebih banyak kebebasan
dalam berpikir maupun bertindak. Ada orang tua yang terlalu melindungi anak, ada
yang bersikap acuh terhadap anak. Ada yang mengadakan suatu jarak dengan anak
dan ada pula yang menganggap anak sebagai teman. Suasana emosional di dalam
rumah, dapat sangat merangsang perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dan
mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya, suasana tersebut bisa
memperlambat perkembangan otak. Joan Beck mengungkapkan bahwa banyak
proyek riset jangka lama menunjukkan bahwa intelegensi anak akan berkembang ke
4
tingkat yang lebih tinggi, bila sikap di rumah terhadap anak, hangat dan demokratis
daripada dingin dan otoritas (Erma Lestari,2013:4-5).
Namun masing-masing keluarga memiliki perlakuan yang berbeda-beda
dalam mengasuh dan membimbing anak. Dalam keluarga sering kita jumpai orang
tua yang berlaku keras terhadap anaknya. Semua aturan yang telah ditentukan oleh
orang tua harus dituruti sebab jika anak melanggar peraturan, orang tua akan marah,
akibatnya anak diancam atau dihukum. Di lain pihak, ada juga orang tua yang
memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan tersebut tidak
bersifat mutlak. Orang tua senantiasa memberi bimbingan yang penuh pengertian.
Keinginan dan pendapat anak sepanjang tidak bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku dalam keluarga dan tidak berdampak buruk bagi anak, orang tua akan
selalu memperhatiakn dan disetujui untuk dilaksanakan. Sebaliknya terhadap
keinginan dan pendapat yang bertentangan dengan norma-norma dalam keluarga dan
masyarakat, orang tua akan memberi pengertian secara rasional dan objektif,
sehingga anak mengerti apa yang menjadi keinginan dan pendapatnya tersebut tidak
disetujui orang tuanya.
Berbagai cara pengasuhan tersebut sangat berpengaruh terhadap anak. Sebagai
gambaran anak yang selalu diawasi dan diatur yang disertai ancaman akan
menjadikan anak patuh dihadapan orang tuanya. Kepatuhan bukan atas dasar
kesadaran dari hati anak, namun atas dasar paksaan, sehingga anak dibelakang orang
tua akan memperlihatkan reaksi-reaksi melawan atau menentang orang tua.
Seperti yang dinyatakan oleh Endah Rahmawati menjelaskan Sebuah keluarga
harus menerapkan pola asuh yang baik. Pola pengasuhan orangtua yang baik akan
berpengaruh baik pada pendidikan anak, dan sebaliknya apabila pola pengasuhan
orangtua yang di ciptakan pada anak tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula
pada pendidikan anak. Pola pengasuhan yang tepat bagi anak akan mempengaruhi
kehidupnnya kelak. Anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,
beristirahat, berekreasi dan belajar dalam suatu pendidikan.
5
Hal ini sejalan dengan pendapat Shochib yang menerangkan bahwa “Peran
orangtua sangat penting dalam proses perkembangan anak, karena pendidikan anak
harus dilakukan melalui tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat”
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Peran orangtua
bagi pendidikan anak memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar
seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa
aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.
Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang
paling utama dan pertama. Keluarga merupakan lingkungan yang paling bertanggung
jawab untuk mendidik anak-anak (Endah,2016:47).
Kedisiplinan dalam segala hal, menjadi salah satu penentu keberhasilan orang
tua untuk menjadikan buah hatinya menjadi yang terbaik. Untuk membentuk manusia
yang disiplin membutuhkan waktu dan proses. Harus ada penerapan sejak dini agar
seseorang terbiasa melakukan hal-hal secara teratur dan terjadwal. Oleh karena itu
menerapkan kedisiplinan melalui pola asuh yang baik sejak dini pada anak sangat
penting untuk dilakukan, karena pada masa anak-anak pembentukan kedisiplinan
masih mudah untuk diterapkan. Seperti yang dinyatakan dalam buku Moh. Sochib
menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat
anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi
sahabat,tetangga, dan warga Negara yang baik (Neli Amelia, 2013:151).
Dengan itu Orang tua Harus Mempunyai pola yang baik dalam membimbing
anak, Mengasuh anak ,dengan itu Orang tua memegang peranan dalam membentuk
sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama yang ditandai dengan loyalitas
pribadi, dan hubungan yang penuh kasih sayang. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa koordinasi yang buruk, peremehan yang dilakukan orangtua, kurangnya
kerjasama dan pemutusan hubungan dari salah satu orangtua merupakan kondisi yang
membuat anak menghadapi resiko perkembangan. Sebaliknya, solidaritas orangtua,
kerjasama dan kehangatan menunjukkan ikatan yang jelas dengan perilaku prososial
dan kompetensi anak dalam hubungan dengan teman sebayanya. Ketika orangtua
6
menunjukkan kerjasama, sikap saling menghormati, komunikasi yang seimbang dan
penyesuaian terhadap kebutuhan masing-masing, maka akan membantu anak. Orang
tua pun kurang konsisten dalam mendidik anak ,orang tua yang konsisten
menunjukkan kesesuaian antara kata dan tindakan. Orang tua yang aktif turut
berpartisipasi dalam kehidupan anaknya, orang tua yang atentif senantiasa menaruh
perhatian terhadap anak dan mengamati apa yang terjadi pada anak. Menjadi orang
tua yang afektif,konsisten, tidak aktif ,dan atentif merupakan hal dan dambaan bagi
setiap orang. Menjadi orang tua yang afektif maksudnya adalah perkataan dan
perilakunya mempengsruhi bagaimana seharusnya anak-anak bersikap dan berlaku.
Kurangnya pengawasan terhadap anak juga membuat anak bisa berperilaku bebas
dalam bertindak semaunya , dari itu sebagai orang tua harus selalu mengawasi setiap
apa yang dilakukan anak baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah ataupun di
sekolah .
Di desa pematang gajah rt 02 terdapat keluarga atau orang tua yang mendidik
kedisplinan anak ,yang mana anak ini kadang tidak menuruti perkataan orang tuanya,
dikarenakan pola asuh orang tua ini yaitu yang terlalu memanjakan anaknya , anak ini
memang menuruti perkataan orang tuanya tetapi seakan-akan anak ini
mengerjakannya dengan keadaan terpaksa, dan ada juga terdapat anak yang kurang
disiplin, disiplin dalam belajar, disiplin dalam sholat dan mengaji. Dengan adanya
kemandirian pada anak maka menyebabkan anak memiliki peran baru dan mengambil
tanggung jawab baru, sehingga hal ini akan menempatkan dirinya untuk menjadi
tidak tergantung pada orang tua maupun orang lain. Namun pada kenyataannya
terkadang orang tua terlalu memanjakan anak, orang tua membiarkan anak-anaknya
melakukan apapun yang mereka inginkan. Beberapa orang tua dengan sengaja
mengasuh anak-anaknya dengan cara memanjakan mereka karena mereka
berkeyakinan bahwa kombinasi antara keterlibatan yang hangat dan sedikit kekangan
akan menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri. Namun hasilnya adalah anak-
anak tidak pernah belajar mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap
kemauan mereka dituruti.
7
Faktor penghambat penanaman disiplin anak pada lingkungan keluarga di
Desa Pematang gajah. Kendala yang datang dari dalam diri orang tua berupa
inkonsistensi dalam melakukan atau menerapkan aturan. Terkadang orang tua kurang
konsisten dalam menanamkan nilai moral kedisiplinan. Sedangkan faktor yang datang
dari anak yaitu anak yang malas membuat orang tua susah dalam menerapkan sikap
disiplin anak.
Berdasarkan Pengamatan awal (grandtour) yang dilakukan oleh penulis,
terlihat bahwa pertama orang tua yang terlalu memanjakan anak tersebut, terlihat
adanya ,dengan anak yang masih suka tidak menuruti perkataan orang tuanya
sehingga disiplin anak tidak teratur apa lagi tentang masalah belajar dengan masalah
ibadah anak tersebut, kedua orang tua kurang konsisten dalam mendidik anak
sebabkan tidak adanya kesesuaian antara kata dengan tindakan orang tua, karena
orang tua juga sebagai contoh dari anak-anaknya Untuk itu dalam mengembangkan
dasar-dasar disiplin diri anak diperlukan pola asuh yang tepat sesuai dengan situasi
dan kondisi masing-masing keluarga. Ketiga Faktor penghambat penanaman disiplin
atau pengawasan anak dalam berperilaku dalam lingkungan Maupun di luar
lingkungan di Desa Pematang gajah. Kendala yang datang dari dalam diri orang tua
berupa inkonsistensi dalam melakukan atau menerapkan aturan Terkadang orang tua
kurang konsisten dalam menanamkan nilai moral kedisiplinan.
Bertitik dari permasalahan ini, Penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian yang diangkat menjadi judul :“Pola Asuh Orang Tua dalam
Menanamkan Sikap Displin Anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi”
B. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu “Pola asuh orang tua
dalam mengembangkan sikap Disiplin anak di Desa Pematang Gajah Rt 02
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang judul maka peneliti dapat mengindentifikasi
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Saja bentuk pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anakdi
Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
jambi
2. Bagaimana kendala Pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak
di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
jambi.
3. Bagaimana Upaya dan penerapan yang dilakukan orang tua dalam Menanamkan
Sikap Disiplin Anak di Desa Pematanag Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
mengenai:
1. Untuk mengetahui bentuk pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap
disiplin anak di Desa Pematang gajah Rt 02 kecamatan jambi Luar Kota
kabupaten Muaro jambi.
2. Untuk mengetahui kendala Pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap
disiplin anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro jambi.
3. Untuk mengetahui Upaya dan penerapan yang dilakukan orang tua dalam
Menanamkan Sikap Disiplin Anak di Desa Pematanag Gajah Rt 02
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
9
E. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian Tersebut:
1. Hasil penelitian ini merupakan informasi yang menggambarkan tentang pola
asuh orang tua dalam mengembangkan sikap disiplin anak di Desa Pematang
Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi
2. Hasil penelitian ini merupakan informasi yang bermanfaat untuk menambah
koleksi pustaka yang ada di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin
Jambi yang dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi penulis atau
mahasiswa lain.
3. Sebagai syarat guna mencapai gelar Sarjana Strata (S1) Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universits islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
10 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Orng tua
1. Pengertian Pola Asuh Orang tua
Pola asuh orang tua dalam keluarga adalah sebuah frase yang menghimpun
empat unsur penting, yaitu pola, asuh, orang tua, dan keluarga. Pola adalah pola asuh
terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besaar Bahasa Indonesia,
Pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Ketika pola
diberi arti bentuk/Struktur yang tetap, maka hal itu semakna dengan istilah
”Kebiasaan.” Asuh yang berarti mengasuh, satu bentuk kerja yang bermakna (1)
menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil; (2) membimbing (membantu,melatih,
dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri; (3) memimpin (mengepalai,
menyelanggarakan) suatu badan kelembagaan. Pola asuh orang tua dalam keluarga
berarti kebiasaan orang tua, ayah dan atau ibu, dalam emimpin, mengasuh dan
membimbing anak dalam keluaraga. Mengasuh dalam arti menjaga dengan cara
merawat dan mendidiknya. Membimbing dengan cara membantu, melatih, dan
sebgainya ( Syaiful Bahri, 2014: 50). Dalam penelitian ini yang dimaksud pola asuh
yaitu sistem, cara atau pola yang digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari terhadap anak. Sistem atau cara tersebut meliputi cara mengasuh, membina,
mengarahkan, membimbing dan memimpin anak. Pola asuh adalah pengasuhan anak,
usaha memelihara, membimbing, membina, melindungi anak untuk kelangsungan
hidupnya.
Lina Agustina menyatakan pengasuhan berasal dari kata asuh (to rear) yang
mempunyai makna menjaga, merawat dan mendidik anak yang masih kecil. Lain
halnya dengan pendapat Whiting dan Child, menurut mereka dalam proses
pengasuhan anak yang harus diperhatikan adalah orang- orang yang mengasuh dan
cara penerapan larangan atau keharusan yang dipergunakan. Larangan maupun
keharusan terhadap pola pengasuhan anak beraneka ragam. Tetapi pada prinsipnya
11
cara pengasuhan anak mengandung sifat pengajaran (instructing), pengganjaran
(rewarding) dan pembujukan (inciting) (Hastasari, 2015). Pola asuh orang tua
merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam
berinteraksi, bekomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam
kegiatan memberikan pengasuhan ini, orang tua akan memberikan perhatian,
peraturan, disiplin, hadiah, dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan
anaknya.(Syaiful Bahri 2014: 51)
Pola asuh orang tua adalah suatu metode disiplin yang diterapkan orang tua
terhadap anaknya. Metode disiplin ini meliputi dua konsep, yaitu konsep positif dan
konsep negatif. Konsep positif dijelaskan bahwa disiplin berarti pendidikan dan
bimbingan yang lebih menekankan pada disiplin diri dan pengendalian diri,
sedangkan konsep negatif dijelaskan bahwa disiplin dalam diri berarti pengendalian
dengan kekuatan dari luar diri, hal ini merupakan suatu bentuk pengakuan melalui
cara yang tidak disukai dan menyakitkan.(Hurlock (2010: 82)
Berdasarkan pendapat tokoh tentang pengertian pola asuh, maka dapat
disimpulkan bahwa pengasuhan berasal dari kata asuh (to rear) yang mempunyai
makna menjaga, merawat dan mendidik anak yang masih kecil. Pola asuh merupakan
metode atau cara yang dipilih oleh orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya, cara
tersebut dapat diartikan cara orang tua dalam memperlakukan anak mereka misalnya
dengan cara menerapkan peraturan dan membimbing atau mendidik anaknya agar
anak tersebut menjadi anak yang baik. Dalam proses pengasuhan anak harus
memperhatikan orang- orang yang mengasuh dan cara menerapkan larangan yang
dipergunakan. Larangan terhadap pola pengasuhan anak beraneka ragam. Tetapi pada
prinsipnya cara pengasuhan anak mengandung sifat pengajaran, pengganjaran, dan
pembujukan.
Orang tua memang memiliki cara dan pola asuh tersendiri dalam mengasuh
dan membimbing anaj. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga
dengan kelurga yang lainnya. Pola asuh orang tua emrupakan gambaran tentang sikap
dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama
12
mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memeberikan pengasuhan ini,
orang tua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta
tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikao, perilaku, dan kebiasaan orang tua
selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua tu secara sadar
atau tidak sadar akan diterapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya (
Syamsul Kurniawan,2017:81)
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua
Seperti yang dikatakan oleh Ulfaiani Rahman dalam tulisannya pola asuh
terbagi ke dalam tiga kategori yaitu: a) pola asuh otoriter; b) pola asuh demokratis;
dan c) pola asuh permisif. Pola asuh otoriter memiliki ciri kekuasaan orang tua
dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku anak sangat
ketat dan orang tua menghukum jika anak tidak patuh. Pola asuh demokratis memiliki
ciri ada kerjasama antara orang tua-anak, anak diakui secara pribadi, ada bimbingan
dan pengarahan dari orang tua, dan ada kontrol dari orang tua yang tidak kaku. Pola
asuh permisif memiliki ciri dominasi pada anak, sikap longgar atau kebebasan dari
orang tua, tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua, kontrol dan perhatian
orang tua sangat kurang ( Ulfaini Rahman,2015)
a. Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting)
Pola Asuh Otoriter adalah pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan
membentuk Kepribadian anak dengan cara menetapkan standar mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan Anaman-ancaman( Al.Tridhonanto 2014:12).
Pola Asuh Otoriter memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
• Anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua
• Pengontrolan orang tua terhadap perilaku anak sangat ketat.
• Anak hamper tidak pernah memberi pujian
• Orang tua yang tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi
biasanya bersifat satu arah
13
Pola asuh Otoriter menerapkan pola asuhanya dengan aspek-aspek sebgai
berikut:
• Orang tua mengekang anak untuk bergaul dan memilih-milih orang yang
menjadi teman anaknya.
• Orang tua memberikan kesempatan pada anaknya untuk berdialog,
mengeluh dan mengemukakan pendapat. Anak harus menuruti kehendak
orang tua tanpa peduli keinginan dan kemampuan anak
• Orang tua menentukan aturan bagi anak dalam berinteraksi baik dirumah
Maupun diluar rumah. Aturan tersebut harus ditaati oleh anak walaupun
tidak sesuai dengan keinginan anak.
• Orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk berinisiatif dalam
bertindak dan menyelesaikan maslah.
• Orang tua melarang anaknya untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok.
• Orang tua menuntut anaknya untuk bertanggung jawab terhadap tindakan
yang dilakukukannya tetapi tidak menjelaskan kepada anak mengapa anak
harus bertanggung jawab.
Dampak yang ditimbulkan dari poal asuh otoriter ,anak memiliki sikap dan
sikap, seperti: (a) mudah tersinggung, (b) penakut, (c) pemurung dan merasa tidak
bahagia, (d) mudah terpengaruh, (e) mudah strees, (f) tidak mempunyai arah masa
depan yang jelas, dan (g) tidak bersahabat.
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pola asuh otoriter adalah orang tua
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam keluarga untuk mengekang dan
mengendalikan anak. Kebebasan anak dibatasi oleh orang tua, sehingga aturan yang
ada dalam pergaulan keluarga terasa kaku. Bila aturan-aturan yang berlaku dilanggar,
orang tua tidak segan-segan akan memberi hukuman kepada anaknya.
14
b. Pola Asuh Permisif ( Permissive Parenting)
Pola asuh permisif adalah pola asuh orang tua pada anak dalam rangka
membentuk kepribadian anak dengan cara memberikan pengawasan yang sangat
longgar dan memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup darinya . Adapun kecenderungan orang tua tidak menegur
atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan oleh mareka. Sikap-sikap di miliki orang tua adalah hangat
sehingga sering kali disukai oleh anak (Al.Tridhonanto&Beranda Gency 2014:14).
Pola asuh permisif memiliki ciri sebagai berikut
• Orang tua bersikap acceptance tinggi namun kontrolnya rendah, anak diizinkan
membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya sendiri.
• Orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atas
keinginannya
• Orang tua kurang menerapkan hukuman pada anak, bahkan hampir tidak
menggunakan hukuman.
Pola asuh permisif menerapkan pola asuhannya dengan aspek-aspek sebagai
berikut:
• Orang tua tidak peduli terhadao pertemuan atau persahabatn anaknya.
• Orang tua kurang memberikan perhatian terhadap kebutuhan anaknya. Jarang
sekali melakukan dialog terlebih utuk mengeluh dan meminta pertimbangan.
• Orang tua tidak peduli terhadap pergaulan anaknya dan tidak pernah menentuakn
norma-norma yang harus diperhatikan dalam bertindak.
• Orang tua tidak perduli dengan masalah yang dihadapi oleh anaknya
• Orang tua tidak peduli terhadap kegiatan kelompok yang diikuti oleh anaknya
• Orang tua tidak peduli anaknya bertanggung jawab atau tidak atas tindakan yang
dilakukannya.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pola asuh ini membawa pengaruh atas
sikap-sifat anak, seperti: (a) bersikap implusif dan agresif, (b) suka memberontak, (c)
15
kurang memiliki rasa percaya diri dan pengandalian diri, (d) suka mendominasi, (e)
tidak jelas arah hidupnya, (f) prestasinya rendah.
Dari uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh
permisif adalah orang tua yang memberikan kebebasan pada anak untuk berbuat
sekehendak hatinya. Keputusan diserahkan sepenuhnya pada anak, orang tua tidak
memberikan pertimbangan apakah tindakan yang ia kerjakan salah atau benar.
c. Pola Asuh Demokratis ( Authoritative Parenting)
Pola Asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan perlakuan
kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara
memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasinal atau pemikiran-pemikiran
(Al.Tridhonanto&Beranda Gency 2014:16).
Pola asuh Demokratis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan Kontrol internal.
• Anak diakui sebgai pribadi oleh orang tua dan turut di libatkan dlam pengambilan
keputusan.
• Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak saat orang tua
menggunakan hukuman fisik, dan diberikan jika terbukti anak secara sadar
menolak melakukan apa yang telah disetujui brsama, sehingga lebih bersikap
edukatif.
• Memprioritaskan kepentingan anak , akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan
mareka
• Bersikap relistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang
melampau kemmapuan anak.
• Memberikan kebebasan kepada anak untuk memiliki dan melakukan suatu
tindakan.
• Pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Pola asuh demokratis menerapkan pada asuhannya dengan aspek-aspek
sebagai berikut:
16
• Orang tua bersikap acceptance dan mengontrol tinggi.
• Orang tua bersikap responsive terhadap kebutuhan anak
• Orang tua mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan.
• Orang tua memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik
dan yang buruk
• Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak.
• Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan
melakukan suatu tindakan.
• Orang tua menjadikan dirinya sebagai model panutan bagi anak
• Orang tua hangat dan berupaya membimbing anak.
• Orang tua melibatkan anak dalam membuat keputusan.
• Orang tua berwenang untuk mengambil keputusan dalam keluarga, dan
• Orang tua menghargai displin anak.
Adapun dampak dari pola asuh demokrassi ini bisa membentuk perilaku anak
seperti : (a) memiliki rasa percaya diri, (b) bersikap bersahabat, (c) mampu
mengendalikan diri (self control), (d) bersikap sopan , (e) mau bekerja sama, (f)
memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi, (g) mempunyai tujuan atau arah hidup yang
jelas, (h) berorientasi terhadap prestasi.
Jadi dapat ditarik suatu pengertian bahwa pola asuh demokratis adalah orang
tua memposisikan anak dalam posisi yang sama dengan orang tua artinya memiliki
hak dan kewajiban yang sama, orang tua tidak harus menang dan tidak harus kalah
artinya orang tua bersikap keras, jelas dan konsekuen tetapi memaksakan kehendak.
Orang tua memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapat, gagasan
maupun keinginannya dan belajar untuk dapat menghargai dan menanggapi oarang
lain. Orang tua bersikap hanya sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap
aktivitas anak. Anak akan semakin termotivasi dalam melakukan kegiatan karena
adanya kepercayaan diri yang diberikan oleh orang tua, sehingga semakin
bertanggung jawab.
17
B. Eksistensi keberadaan Orang tua
Seperti yang dinyatakan dalam buku Hadri Hasan Orang tua merupakan orang
yang melahirkan dan mendapatkan amanat untuk mendidik anak-anaknya.
sebgaimana dikemukakan oleh Nipan Abdul Halim bahwa orang tua adalah pedoman
dan suri tauladan bagi anak-anak mareka. Pemberian yang teladan yang baik kepada
anak-anak tetap lebih afdhal dalam menetapkan pokok-pokok pendirian kepada
mareka , termasuk dalam bimbingan ibadah sholat.
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak, untuk membantu perkembangan jasmani dan rohaniahnya kearah dewasa.
Pendidikan merupakan aktivitas atau kegiatan yang selalu menyertai kehidupan
manusia, mulai dari bangsa yang sedarhana peradabannya sampai kepada bangsa
yang tinggi peradabannya.
Pendidikan dapat membentuk seseorang menjadi lebih baik sebelum ia dididik
.melalui pendidikan diajarkan bagaimana niali-nilai kebaikan kepada seseorang ,
sehingga ia mengetahui mana yang baik dabn mana yang buruk. Diantara solusi yang
perlu diperhitungkan dan diupayakan dalam membentuk kepribadian dan perubahan
tingkah laku adalah melalui pendidikan dalam keluarga. Keluarga sangat berperan
dalam mengasuh anak, keluarga menjadi salah satu institusi pendidikan bagi anak.
Segala norma-norma yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat dan budaya dapat
diteruskan oleh orang tua kepada anaknya dari generasi yang disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Seorang anak harus bisa mencontoh sikap dan
perilaku kedua orang tuanya, guna dijadikan pedoman hidupnya di masa yang akan
datang, terutama saat anak mulai menginjak usia dewasa dan telah melakukan
pernikahan, sebagaimana firman Allah At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut :
”Hai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan , penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mareka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh-Nya” (Q.S. At-Tahrim:6)
18
Berdasarkan ayat diatas Allah Swt memerintahkan setiap muslim untuk
mendidik diri dan kwlurganya dengan baik, sehingga menjadi sebuah keluarga yang
benar-benar menjadikan syari’at islam (keluarga muslim). Orang tua hendaknya bisa
memberikan teladan dengan contoh pribadi. Orang tua berkewajiban untuk menyuruh
anaknya mengerjakan ibadah sholat lima waktu serta menanamkan nilai keimanan
yaitu beriman kepada allah dan Nabi Muhammad adalah utusannya dari orang tualah
anak mulai mengenal kaidah-kaidah pendidikan. (Hadri Hasan,2017:10-12)
1. Fungsi Orang tua
Rumayulis , dalam bukunya Pendidikan islam dalam keluarga merincikan
bahwa sekuran-kurangnya ada lima fungsi kelurgaa. Yang bisa dilihat dari segi
pendidikan yaitu:
a. Keluraga dibentuk untuk reproduksi, memberikan keturunan, ini merupakan tugas
suci agama yang dibebankan kepada manusia.
b. Perjalanan keluarga selanjutnya mengahruskan ia bertanggung jawwab dalam
bentuk pemeliharaan yang harus diselanggarakan demi kesejahteraan keluarga.
c. Orang tua perlu memiliki freferensi yaitu tindak lanjut dari sosialisasi. Orang
memberikan preferensi jalan mana yang harus ditempuh dalam kehidupan anak.
d. Pewarisan nilai kemanusiaan yang cintai dami, anak shaleh atau shalehah yang
suka mendoakan kepada orang tua secara teratur.(Hadri hasan,2017: 15)
(Syaiful Bahri,2014:22) Dalam rangka utnuk membangin keluarga yang
berkualitas tidak terlepas dari usaha anggota keluarga utnuk mengembangkan
keluarga yang berkualitas yang diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga yang
bercirikan kemandirian keluarga dan ketahanan keluarga. Sedangkan funhsi keluarga
itu sendiri berkaitan dengan aspek-aspek keagaan, budaya, cinta kasih, melindungi,
reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak dirumah.
a) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b) Menjamin kehidupan emosial anak
c) Menanamkan dasar pendidikan moral anak
19
d) Memberikan dasar pendidikan social
e) Meletakkan daar-dasar pendidikan agama
f) Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak.
Anak Shaleh tidak dilahirkan begitu saja, akan tetapi melalui pembinaan dan
pendidikan. Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang
dewasa. Dasar pokok ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Baik buruknya tigkah laku agar
tergantung bagaimana cara mendidiknya. Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah
hadits Nabi sebagai berikut : “ Sesungguhnya setiap anak pada dasarnya terlahir
dalam keadaan Fithroh (suci), dan yang menjadikannya seorang yahudi, atau kafir
majusi, atau nasrani adalah tergantung dari orang taunya (al-Hadits).
Tangggng jawab orang tua dalam memberikan pendidikan bagi anak-anaknya
harus benar-benar sesuai dengan tujuan akhir dari pendidikan tersebut yaitu insan
kamil atau manusia seutuhnya. Maksudnya adalah agar si anak benar-benar mampu
menerapkan ilmu yang diterimanya untuk keselamatan dunia dan di akhirat (Hadri
Hasan,2017:16-19).
Dari penjelasan hadist diatas jelas sekali bahwa fungsi orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan anak, karena bagi anak orang tua adalah model yang
harus di tiru dan diteladani. Sebagi model, Orang tua seharusnya memebrikan contoh
yang terbaik bagi anak dalam keluarga, sikap Orang tua harus Mencerminkan akhlak
yang mulia. Oleh karena itu, islam Mengajarkan kepada orang tua agar selalu
mengajarkan sesuatu yang baik baik saja kepada anak mareka. Dalam satu hadist nya
yang di riwayatkan olrh Abdur Razzaq Sa’id bin Mansur, Rasulullah saw,
bersabda:”Ajarkan Kebaikan kepada anak-anak kamu dan didiklah mareka dengan
budi Pekerti yang baik”
Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan
antara sepasanh suami-istri untuk hidup bersama, setikala, seiring, dan setujuan,
dalam membina mahligai ruamh tangga untuk mencapai keluarga sakinah dalam
20
lindungan dan rida Allah swt. Didalamnya selain ada ayah dan ibu , juga ada anak
yang menjadi tanggung jawab orang tua.Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
tampil dalam aneka macam bentuk. Menurut Thalib dalam bukunya Empat Puluh
Tanggung jawab orang tua terhdap Anaknya, Tanggung jawab orang tua itu di
antaranya, bergembira menyambut kelahiran nak, memberi nama baik,
memperlakukan anak dengan baik dengan lemah lembut, dan kasih sayang,
menanamkan rasa cinta sesama anak, memberikan pendidikan akhlah, menanamkan
akidah tauhid, membimbing dan mlatih anak mengerjakan sholat karena sholat adalah
tiang agama, berlaku adil, memperhatiakn teman anak, menghormati anak, memberi
hiburan, mencegah dari perbuatan dan pergaulan bebas, menajuhkan anak dari hal-hal
porno (pornoaksi, pornografi, pornowicara), menempatkan dalam lingkungan yang
baik, memperkenal kerabat kepada anak, mendidik bertetangga dan bermasyarakat.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, di antra tanggung jawab besar yang jelad di
perhatikan dan disoroti oleh islam dan penalaran logika, adalah tanggung jawab
seorang pendidik. Ini bukan persoalan kecil atau ringan, karena tanggung jawab
dalam persoalan ini telah dituntut sejak seorang anak di lahirkan hingga ia mencapai
usia remaja, bahkan ia menginjak usia dewasa yang sempurna.
C. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Secara Etimologi disiplin berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman,kata tersebut mengalami perubahan
menjadi “dipine” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin
memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Disiplin diri juga bisa
dilihat dengan contoh sedarhana yaitu mengerjakan pr dengan dan dikumpulkan tepat
pada waktunya (Hasan, 2017: 1).
Hal yang penting untuk mengajarkan anak agar disiplin:
a. Orang tua harus tegas.
b. Berikan hadiah agar anak termotivasi.
c. Jika memberi hukuman, harus disesuaikan dengan kondisi anak.
d. Buka ruang diskusi dengan anak untuk menyatakan keberatan.
21
e. Hindari hukuman fisik.
f. Orang tua harus jadi teladan.
Berdasarkan UU peradilan anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum
dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “anak adalah orang dalam perkara anak nakal
yang telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun belum
pernah menikah.” 3 Faktor yang tidak kecil pengaruhnya bagi perkembangan seorang
anak yaitu lingkungan keluarga. Peran ibu meliputi hal-hal seperti mengasuh dan
menjaga anak, memberikan perlindungan, memberikan rangsangan dan pendidikan.
Ayah dan ibu seharusnya bahu membahu dalam mengasuh anak, karena konsep diri
anak akan dipengaruhi oleh model orang tuanya. Tugas seorang ayah secara
tradisional yaitu, melindungi keluarga (protecsion) dan mencari nafkah
(breadwinning) namun kemudian diperluas dalam hal- hal yang menyangkut child
management dan pendidikan. Ayah biasanya menegakan disiplin bagi anak-
anaknya. Orangtua juga harus dapat membentuk dan menerapkan kedisiplinan anak
dengan cara melatihnya, sehingga diharapkan anak bisa melaksanakan kedisiplinan
secara intens, yang hasilnya akan bisa membekas dan meningkat terus sampai anak
mencapai kedewasaan. Melatih dan mendidik anak dalam keteraturan hidup
kesehariannya akan memunculkan watak disiplin.(Amelia Guntur,2016:146)
Kedisiplinan sangatlah penting, guna membentuk kejiwaan anak untuk
memahami peraturan. Anak akan dapat mengerti kapan saat yang tepat untuk
melaksanakan peraturan dan kapan pula harus mengesampingkan.
2. Tujuan Disiplin
Menurut Sobur (1991: 35), bahwa tujuan pemberian disiplin adalah agar anak
bisa bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya. Menurut
Shochib (1997: 3), tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat
anak dan mengembangkan anak menjadi menusia yang baik, yang akan menjadi
sahabat, tetangga dan warga negara yang baik. Dari kedua batasan tentang tujuan
disiplin di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah mengajarkan
22
kepada individu (anak) untuk dapat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh
lingkungannya (keluarga) sehingga menjadi manusia dan warga negara yang baik.
Gunarsa (1995: 137) menjelaskan bahwa disiplin diperlukan dalam mendidik
anak supaya dengan mudah anak dapat :
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak
milik orang lain.
b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban serta secara
langsung mengerti larangan-larangan.
c. Mengerti tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa
terancam oleh hukuman.
e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.
Dan ada pun konsep disiplin yang harus di lakukan oleh orang tua yaitu
pengajaran, bimbingan, dan dorongan agar anak selalu bersemangat dalam
mengerjakan sesuatu hal yan baik. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa disiplin
adalah modal utama atau kunci kesuksesan seseorang. Mengingat betapa pentingnya
disiplin bagi setiap orang, maka setiap keluarga hendaknya menanamkan kedisiplinan
pada anggota keluarganya. Keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
3. Unsur-Unsur Disiplin
Menurut Amiatul dalam tulisannya ,Hurlock menyebutkan empat unsur pokok
yang digunakan untuk mendidik anak agar berperilaku dengan standar dari norma
kelompok sosial mereka yaitu :
a. Peraturan.
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang tua, guru
atau teman bermain. Peraturan mempunyai tujuan untuk membekali anak dengan
23
pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Peraturan berfungsi untuk
memperkenalkan pada anak bagaimana harus berperilaku sesuai dengan perilaku
yang disetujui oleh anggota kelompok mereka dan membantu anak mengekang
perilaku yang tidak diinginkan anggota kelompok tersebut.
b. Hukuman.
Hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman
digunakan supaya anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan tidak diterima
oleh lingkungannya. Dengan adanya hukuman tentunya anak dapat berpikir manakah
tindakan yang benar dan manakah yang salah sehingga anak akan menghindari
perbuatan yang menimbulkan hukuman.
c. Penghargaan.
Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik,
tidak perlu berbentuk materi tetapi dapat berupa pujian, senyuman atau tepukan
dipunggung. Penghargaan berfungsi supaya anak mengetahui bahwa tindakan yang
dilakukannya disetujui oleh lingkungannya. Dengan demikian anak akan mengulangi
perbuatan tersebut sehingga mereka termotivasi untuk belajar berperilaku sesuai
norma atau aturan yang berlaku.
d. Konsisitensi.
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stbilitas, yaitu suatu
kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus ada dalam peraturan, hukuman
dan penghargaan. Disiplin yang konsistensi akan memungkinkan individu (anak)
menghadapi perubahan kebutuhan perkembangan dalam waktu yang bersamaan dan
anak tidak akan bingung. Penyebab dari disiplin yang tidak konsisten adalah adanya
perbedaan pendapat antara ayah dan ibu atau orang tua yang tidak diselesaikan
sehingga anak menjadi tidak mengerti mana yang harus ditaati. Anak-anak
memerlukan suatu gambaran yang jelas dengan segala batasan tentang perbuatan
yang diijinkan dan yang dilarang.
24
4. Jenis-jenis Disiplin dalam lingkungan keluarga
Hal ini tercermin dari 4 disiplin yang perlu diterapkan di lingkungan keluarga:
a. Disiplin belajar Anak pada usai sekolah, tidak hanya belajar di sekolah. Ketika
anak berada di lingkungan keluarga, anak juga mempunyai kewajiban untuk
belajar.
b. Disiplin bermain. Bermain sangat penting artinya bagi anak usai sekolah. Namun
demikian bermain itu hanya sekedar menghilangkan kejenuhan oleh aktivitas
sehari-hari. Orangtua perlu mengatur azas bermain seperti kapan waktu bermain,
dengan siapa kapan bermain dan bagaimana bentuk permainannya.
c. Disiplin ibadah. Ibadah wajib yang harus lakukan anak adalah shalat 5 waktu
sehari semalam. Aturan beribadah ini adalah mengerjakan shalat di awal waktu.
Jangan melalaikan shalat dan hal lain yang mengakibatkan shalat terlupakan. Ini
harus dipantau oleh orang tua terutama ketika anak berada di rumah.
d. Disiplin terhadap azas selama di rumah. Waktu anak lebih banyak berada di
rumah ketimbang di sekolah. Selama berada di rumah, anak melakukan banyak
aktivitas, mulai dari bangun pagi. Kemudian aktivitas sebelum berangkat sekolah,
sepulang sekolah dan aktivitas malam hari sebelum tidur.(Amelia
Guntur,2016:147-148)
5. Fungsi Disiplin
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain hak milik orang
lain.
b. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara
langsung mengerti larangan larangan.
c. Mengerti tingkah laku baik dan buruk.
d. Menjaga anak-anak tetap terjaga dan aman
e. Mengajarkan anak untuk memikirkan orang lain, termasuk orang tuanya.
f. Memebrikan sebuah kondisi yang bisa di prediksi dan karenanya aman
bagi mareka jika berada di sana.
g. Membantu anak-anak mengembangkan kemandirian yang Konstruktif.
h. Memperjelas perbedaan antara perilaku yang diterima dan yang diterima.
25
i. Menunjukkan bahwa setiap perbuatan memiliki akibat.
j. Membantu agar anak dengan mudah berhadapan dengan beragam
kelompok, misalnya keliarga atau sekolah .
Oleh Karena itu kedisplinan memiliki banyak manfaat praktis. Kedisplinan
jangan dipandang sebgai konsep negative atau bersifat menghukum tetatp sebgai
konsep positif yang memungkinkan terwujudnya berbagai piranti untuk membentuk
konsistensi, prediktabilitas, keamanan dan lingkungan yang benar untuk pengajaran
dan pendidikan.
(Hadri hasan, 2017:12-13) Tanggung jawab orang tua dalam menanamkan
sikap disiplin anak adalah :
a. Menanamkan dan melaksanakan pembinaan akidah dan akhlah . mengingat
keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anaj dengan dasar-dasar
keimanan,keislaman,sejak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka
Al-Ghazali memberikan beebrapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan
keimanan dengan cara memebrrikan hafalan. Sebab proses pemahaman diawali
dengan hafalan terlebih dahulu(al fahmu ba’d al-hifdzi). Inilah proses yang
dialami anak pada umumnya. Bukanlah mareka tau anak-anak adalah tanggung
jawab setiap orang sebagaimana yang telah allah peringatkan dalam Al-Qur’an
yang berbunyi: Artinya: jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari panasnya api
neraka. Muhammad nur Hafidz merumuskan empat pola berdasarkan bukunya.
Pertama, senantiasa membcakan kalimat tauhid pada anaknya.
Kedua,menanamkan kecintaan pada allah dan rasulnya. Ketiga mengajarkan Al-
Quran dan keempat menanamkan nilai-nilai pengorbanan dan perjuangan.
b. Membentuk dan mengimplementasikan pembinaan intelegnesia. Karena manusia
yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi di sisi allah sebagaimna
firman-Nya dalam surat al-mujadalah yang Artinya: Allah akan mengangkat
derahat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu di antara kalian.
26
c. Membentuk keprinadian dan sosial anak
Pembentukan kepribadian dan sosial anak adalah usaha yang perlu dilakukan
secara simultam dan bermakna. Kenalkan kepada anak bahwa setiap mnusia
sangat tergantung kepada manusia lain, untuk itu pribadinya di tengah masyarakat
perlu mengedepankan saling menghormati.
6. Bentuk Kedisiplinan Pada Anak
Menurut Amnatul dalam tulisannya Kedisiplinan pada anak merupakan aspek
utama dan essensial pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua, karena
mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasarnya pada
anak. Upaya orang tua sebagai pendidik sekaligus pemimpin akan tercapai bila anak
telah mampu mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan nilainilai moral,
peraturan, tata tertib, adat, kebudayaan dan sebagainya. Kedisiplinan anak jelas akan
mempengaruhi perilakunya dilingkungan apapun termasuk didalamnya adalah
lingkungan keluarga (rumah), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kedisiplinan anak mencakup :
a. Kedisiplinan di rumah seperti ketaqwaan terhadap Tuhan YME, melakukan
kegiatan secara secara teratur, melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga
(membantu orang tua), menyiapkan dan membenahi keperluan belajarnya,
mematuhi tata tertib yang berlaku di rumah dan sebagainya.
b. Kedisiplinan dilingkungan sekolah dimana anak sedang melakukan kegiatan
belajarnya. Di lingkungan sekolah kedisiplinan ini diwujudkan dalam
pelaksanaan tata tertib sekolah.
c. Kedisiplinan dilingkungan masyarakat, bisa berupa ketaatan terhadap
ramburambu lalu lintas, kehati-hatian dalam menggunakan milik orang lain
dan kesopanan dalam bertamu.
d. Disiplin waktu, banyak orang mengeluh susah sekali memanajemen waktu,
padahal sebenarnya hanya satu poin utama yang perlu mereka perhatikan yaitu
disiplin waktu. Oleh karena itu orang tua harus mengajarkan kedisiplinan
kepada anak-anaknya. Orang tua juga harus memberikan teladan jika ingin
anaknya memilikisikap disiplin.
27
e. Disiplin berpakaian, adanya perubahan nilai-nilai di masyarakat juga
mempengaruhi gaya hidup seseorang, salah satunya adalah cara berpakaian.
Banyak sekali remaja wanita atau wanita dewasa yang berpakaian mini,
mereka tanpa malu sedikitpun mengenai pakaian yang minim. Hal tersebut
wajar karena memang terpengaruh oleh perubahan-perubahan nilai budaya
tersebut
f. Disiplin berprilaku santun.orang tua memang telah mendidik, membiasakan,
mendisiplinkan dan yang paling terpenting memberikan contoh perilaku nyata
untuk bersikap ramah dan santun bertegur sapa pada orang lain sejak dia kecil.
Kita perlu hati-hati dalam memberikanlabel kurang ramah pada diri anak-
anak. Pengertian kurang ramah bisa diartikan sebagai sikap diam, tidak mau
menyapa, engan beramah tamah dan tidak mau berbaur.
Uraian tersebut memberikan suatu kejelasan bahwa kedisiplinan itu memang
merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembinaan dan penyiapan anak
untuk mengarungi kehidupannya dimasa yang akan datang atau demi masa depan
anak.
28
E. Studi Relevan
Penelitian tentang Pola Asuh Orang tua sudah sangat Banyak, Pada bagia ini
perlu menyebutkan beberapa diantaranya yakni:
Endah Rahmawati, Meneliti Tentang “Hubungan Pola Asuh Ayah dengan
Perilaku Disiplin anak di Ra Muslimat”. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
adalah Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Peran
orangtua bagi pendidikan anak memberikan dasar pendidikan, sikap, dan
keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika,
kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan dan menanamkan
kebiasaankebiasaan. Ayah adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam
pendidikan anak. Pola asuh merupakan keseluruhan interaksi antara orangtua dengan
anak dimana orangtua menstimulusi anaknya dengan mengubah tingkah laku,
pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat menurut orangtua agar anak
dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
Nur Shufiyati, Tahun 2017 Program Studi Program Studi Pendidikan Agama
Islam tentang “Upaya Orang Tua dalam meningkatkan kedisiplinan shalat lima waktu
pada anak di dusun pulosari Karangasem Rt 04/03 Desa Sroyo Jaten Karanganyar
2016/2017”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta. Dari hasil penelitian
yang dilakukan peneliti tentang Upaya Orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan
shalat lima waktu pada anak di desa Pulosari Karangasem meliputi : 1. Perintah. Dari
hasil penelitian di tiga keluarga mereka memerintahkan anak untuk segera
melaksanakan shalat. 2. Keteladanan. Maksud dari keteladanan disini adalah ketika
para orang tua memerintah anak untuk segera melaksanakan shalat atau mengajak
shalat berjama‟ah. 3. Nasehat. Para orang tua dalam penelitian ini selalu memberikan
nasehat-nasehat agar anak-anak mereka mengerti dan faham pentingnya shalat.
Amanatul Latifah, Meneliti tentang “Pola asuh orang tua dalam mendidik
disiplin anak di Desa margorukun kecamatan muara sugihan Kabupaten banyuasin”
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan fakta
29
lapangan, dengan masalah bagaimana pola asuh orang tua dalam mendidik disiplin
anak, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua dalam
mendidik anak di Desa Margorukun Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten
Banyuasin. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pola asuh yang
diterapkan dalam mendidik disiplin anak serta faktor apa saja yang menjadi
penghambat dan pendukung penerapan pola asuh tersebut. Jenis data dalam penelitian
ini adalah data kualitatif dengan informan utama yaitu 10 orang tua yang mempunyai
anak usia sekolah dasar atau usia 6-12 tahun, dan informan pendukungnya ialah
kepala desa dan warga setempat. Untuk menmperoleh data yang akurat maka peneliti
menggunakan alat pengumpulan data yang berupa observasi, interview, dan
dokumensi. Analisis penelitian dilaksanakan dengan “reduksi data,penyajian data,
dan verifikasi/penyimpulan”. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai
berikut: Pertama, pola asuh yang diterapkan orang tua dalam meningkatkan disiplin
pada anak yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan orang tua dan usia
anak, masyarakat desa di Margorukun sebagian besar lebih banyak menggunakan
pola asuh demokratis dengan alasan bahwa pola asuh demokratis sangat cocok untuk
mendidik disiplin anak. Kedua, faktor penghmabat dan pendukung yang
mempengaruhi penerapan pola asuh orang tua di desa Margorukun yaitu pertama,
faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam keluarga mislanya usia orang tua,
keterlibatan orang tua, kesibukan orang tua. Kedua, faktor eksternal ialah faktor yang
berasal dari luar misalnya lingkungan tempat tinggal, pesatnyaarus globalisasi seperti
televise dan game, serta kultur budaya yang ada di desa Margorukun Kecamatan
Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin.
30 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIS STS JAMBI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam
Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasannya dan dalam peristilahannya (Lexy J Moleong, 2011: 3). Metode
deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini berupaya
menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan
fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian dianalisis
beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk memberikan
solusi tentang Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Sikap disiplin anak di Desa
Pematang gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
Fokus penelitian ini adalah:
1. Seperti Apa bentuk-bentuk Pola Asuh Orang tua dalam Menanamkan Sikap
Disiplin Anak
2. Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam Menanamkan Sikap disiplin
anak, Dengan Indikator:
a. Pengaruh Negatif Media Informasi
b. Kurangnya Konsisten
c. Anak Yang malas
d. Kurangnya minat belajar anak di karnakan asik sering bermain
e. Pengaruh lingkungan sekitar
3. Bagaimana upaya dan Penerapan yang dilakukan orang tua dalam menanamkan
sikap Disiplin anak, dengan indikator :
a. Keteladanan Orang Tua
b. Bimbingan dan Binaan kepada anak
c. Melatih Tanggung Jawab Anak
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih bisa
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J Moleong, 2011: 5).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan,
beserta jalan dan kotanya. Lokasi Penelitian tersebut merupakan tempat penelitian
yang diharapkan mampu memberikan informasi yang peneliti butuhkan dalam
penelitian yang diangkat. Adapun Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Desa
Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi ,
atas berbagai pertimbangan; banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada
anak didesa Pematang Gajah Rt 02 dalam pola asuh orang tua ,orang tua tersebut
selalu memanjakan anak sehingga anak tersebut suka tidak mendengarkan
perkataan orang tua, kadang anak ini memang menuruti perkataan orang tuanya
tetapi seakan-akan anak ini mengerjakan apa kata orang tuanya dengan keadaan
terpaksa. Sehingga Mareka tersebut kurang mengamalkan program dan
melaksanakan apa yang di suruh oleh orang tuanya itu tidak dengan keinginan
sendiri, Orang tua pun terlihat kurang konsisten dalam mendidik anak , sesuai
dengan hal ini terlihat dari tingkah laku para anak tersebut dalam kehidupan
sehari-hari yang cenderung kadang-kadang tidak mengerjakan sholat wajib, tidak
disiplin dalam ibadah yaitu masih suka bermalas-malasan serta pada saat belajar
mareka pun tidak serius masih suka main-main dan ketika waktu sholat sudah
datang mereka pun masih asik bermain, sering bermain gadget dan sering pada
saat sholat berjama’ah bahkan mereka suka mengganggu teman yang lain.
2. SubjekPenelitian
Istilah subyek penelitian menunjuk pada orang atau individu atau kelompok
yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. (Sanapiah Faisal, 2012:109)
maka yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a) Orang tua
Yang dimaksud orang tua dalam penelitian ini yaitu 20 keluarga atau
kk, ayah dan ibu atau salah satu dari mereka yang mempunyai anak berumur 6
sampai 12 tahun yang masih bersekolah SD/MIN, bertempat tinggal di Desa
pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi.
b) Anak
Yang dimaksud dengan anak dalam penelitian ini yaitu seorang anak
yang masih bersekolah di Sekolah dan berusia 6 sampai 12 tahun bertempat
tinggal di Desa pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro jambi.
c) Informan,
Dalam hal ini adalah keterangan dari tokoh masyarakat, yaitu Kepala
Desa dan Ketua RT di Lingkungan Desa pematang Gajah Rt 02 Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi.
d) Dokumen,
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa buku buku yang
ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, jurnal, buletin, majalah
ilmiah, laporan penelitian, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Hal itu
dimaksudkan untuk mempertajam metodologi dan memperdalam kajian
teoritis.
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan.Dalam bahasa sederhana purposive sampling
itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka
berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat),(Yetti,2019: 23).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Ada pun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data
sekunderyaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur sertas umber-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa
yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data
pelengkapatau data pendukungdari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap perkembangan permasalahan Desa pematang Gajah Rt 02 Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah dan struktur organisasi)
atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil Desa Keluarga di desa
Pematang gajah Rt 02.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002: 207). Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana
data-data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002: 106). Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara. Sumber
data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber data dari
dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lof land sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Jam’an Satori, 2009: 105).
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni orang tua, dan anak di dalam
keluarga tersebut
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi anak dan keluarga di desa
Pematang gajah
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan anak , baik
sikap anak , dan bentuk kehidupan para anak dalam keluarga
tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung (Lexy
J Moleong, 2011: 125). Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung
kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan
terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan.
Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada
dilapangan, terutama tentang data yang ada di desa pematang gajah.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan nilai-
nilai keagamaan di lingkungan sekitar.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Mengamati pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak di
Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar kota Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Mengamati Bentuk bentuk sikap orang tua dalam Menanamkan
kedispilinan anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar
kota Kabupaten Muaro Jambi.
c. Memperhatikan strategi yang diterapkan orang tua dalam mengatasi
masalah anak di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar kota
Kabupaten Muaro Jambi.
d. Memperhatikan upaya orang tua dalam Menanamkan sikap disiplin anak di
Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar kota Kabupaten Muaro
Jambi.
2. Metode Wawancara / interview
“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution, 2006:
113). Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan responden dan mendengarkan
langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden,
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa
sumber data yang bersangkutan yaitu,orang tua Sebelum penulis melalukan
wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a) Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam orang
tua dalam menanamkan sikap kedisplinan anak di Desa Pematang Gajah Rt 02
Kecamatan Jambi Luar kota Kabupaten Muaro Jambi.
b) Strategi yang digunakan di dalam mengatasi permasalahan anak di Desa
Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
c) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (SuharsimiArikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti,
majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data tersebut antara
lain :
1) Historis dan geografis Desa
2) Struktur Organisasi Desa
3) Keadaan Anak dan Orang Tua
4) Keadaan sarana dan prasarana Desa
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifa tkhusus. Analisis data meliputi:
1. Reduksi Data
“Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluuh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi”. Setelah
dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merpakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian dan
penyedarhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data-data kasar yang mucul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data di lakukan selama
penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data adalah
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif,artinya analisa ini
dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,
ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan,
diantaranya :
1. Perpanjang keikut sertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di lapangan
sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan maka
membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi
kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian atau
peristiwa yang memilik pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan akan
memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul. (Sugiono,
2012: 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono, 2012: 99)
Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti
terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden yang
tidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapa tempat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori (Lexy J
Moleong, 2011: 178).
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 7 bulan mulai dari Juli 2019 sampai
Mei 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2019 dan 2020
Juli
2019
November
2019
Januari
2020
Februari
2020
Maret
2020
April
2020
Mei
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul X
2 Menyusun proposal x
3 Mengajukan judul
ke Fakultas x
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing x
5 Seminar proposal x
6 Izin atau perintah
riset x
7 Pelaksanaan riset x x x x x
8 Penulisan konsep
skripsi x x x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing x x x x
10 Penggandaan
skripsi x
11 Munaqasah dan
perbaikan X
12 Wisuda
40 Fakultas Tarbiyah Keguruan UIN STS JAMBI
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan Geografis
Desa pematang Gajah adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Provinsi Jambi . Secara administratif Desa Pematang
Gajah terdiri dari 2 Kadus yaitu 1 kadus dusun ( Kalioaro ) terdapat 6 rt , Yang
satunya dusun (Kalibatas) Terdapat 9 RT (Rukun Tetangga) dengan jumlah
penduduk laki laki 1.700 jiwa, Perempuan sebnayak 1.625 jiwa luas wilayah 2.434
Ha, dengan permukaan tanah berbentuk datar sampai berombak, berombak sampai
berbukit, berbukit sampai bergunung.
RT 02 terletak sekitar 3 Km dari Ibu kota Kecamatan jambi luar Kota dan
berjarak 6 Km dari Ibu kota Kabupaten Muaro jambi , Letak Geografis Secara
geografis Desa Pematang gajah berbatasan wilayah dengan :
Tabel 2
Letak Geografis
BATAS DESA KECAMATAN
Sebelah Utara Desa Mendalo darat,Mendalo
Indah
Jambi Luar Kota
Sebelah Selatan Desa Sungai Bertam
Sebelah Timur Kota Jambi
Sebelah Barat Desa Simpang Sungai Duren,
Kelurahan Pijoan
Jambi Luar Kota
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Luas wilayah Desa Sumber Sari menurut penggunannya adalah ± 2.434 Ha yang
terdiri dari :
Tabel 3
Luas Wilayah
Luas Tanah Pemukiman Perkarangan Rakyat 624 H
Luas Tanah Persawahan Rakyat - H
Luas Tanah Perkebunan Rakyat 1800 H
Luas Tanah Kuburan -H
Luas Tanah Perkantoran ¼ H
Luas Tanah Desa 10 H
Luas Tanah Lainnya -H
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
2. Orbitasi/Jarak ibu kota
Uraian Keterangan
Desa/kelurahan terjauh 5 km
Ibu kota Kecamatan 9 km
Pusat Kedudukan Wilayah Kerja Pembantu
Bupati
Ibukota Kabupaten Kota 35 km
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
3. Struktur dan Organisasi Desa
Dari luas wilayah Desa Pematang Gajah diatas untuk luas tanah lahan hanya
perkiraan oleh karena belum di ukur secara akurat. Dilihat secara umum keadaannya
merupakan daerah dataran rendah dan tidak berbukit - bukit, beriklim tropis hal
tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat.
Struktur Organisasi Pemerintahan Terorganisasi suatu pemerintahan
merupakan salah satu faktor berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu
pemerintahan dan kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan.Selain merupakan
peraturan pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus secara
Sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.
Organanisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dan keberhasilan
pembangunan.Suatu wilayah keluaran biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur
penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga halnya dengan
Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi .Desa
Pematang Gajah dipimpin oleh seorang Kepala Desa, berjalan atau tidaknya suatu
pemerintahan Desa Pematang Gajah sangat bergantung pada kemampuan, kemauan
dan kecakapan dari pemimpinnya. Kondisi Pemerintahan Desa Pematang Gajah
sebagai berikut :
43
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH
DESA PEMATANG GAJAH
KEPALA DESA
Drs.H, Rohmat
KAUR KEUANGAN
MARISA HASTUTI,S.Pd
KAUR TATA USAHA
DESI SUSANTI
KAUR PERENCANAAN
LUTHFI ZARYADI,ST
SEKRETARIS
AHMAS KHAIRI
KASI PEMERINTAHAN
SUPRAPTO
KASI KESEJAHTERAAN
AGUS WAHYUDI,SE
KASI PELAYANAN
SITI ROHANI
DUSUN SATU (KALIARO)
SUKARMAN
DUSUN DUA (KALI BATAS)
AGUS BUDI WIBOWO
KEPALA WILAYAH
44
PENGURUS BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
(BPD)
DESA PEMATANG GAJAH
Sumber : Dokumen kantor Kepala Desa Pematang Gajah Tahun 2020
KETUA
HAMDANI,S.Hi
WAKIL KETUA
KASNO,S.Pd
SEKRETARIS
LENI LISTIAWATI,SE
ANGGOTA
Drs.AMAT MUKLAS
ANGGOTA
RUSLAN,S.Pd
ANGGOTA
EKA SETIAWAN
ANGGOTA
DEVI AGUSTRIANI
45
4. Penduduk
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa
Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro jambi, Provinsi
Jambi pada tahun 2019 adalah 3.325 Jiwa, yang terbagi dalam 1452 Kepala
Keluarga. Dari jumlah tersebut terbagi menjadi Jiwa berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 1.700 sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 1.625 Jiwa.
Berdasarkan data monografi antara jenis laki-laki dan jenis perempuan adalah lebih
banyak jenis kelamin Laki-laki. Di bawah ini adalah deskripsi penduduk Desa
Pematang Gajah Kecamatan Jambi Laur Kota Kabupaten Muaro jambi berdasarkan
data yang diperoleh dari kantor Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi serta dari beberapa Ketua RT di lingkungan Desa Pematang
Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Tabel 4
Data Penduduk Keseluruhan Desa Pematang Gajah
No Penduduk dan Keluarga Jumlah Satuan
1 Jumlah Penduduk laki-laki 1.700 Jiwa
2 Jumlah Penduduk Perempuan 1.625 Jiwa
3 Jumlah Kepala Keluarga 1.452 Kk
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Sesuai dengan hal tersebut Maka si Peneliti Memfokuskan data Penduduk Rt
02, Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kbaupaten Muaro Jambi
Yang mana disana terdapat 75 Kepala Keluarga dengan Jumlah Penduduk 259 dari
jumlah tersebut terbagi menjadi jiwa berjenis laki-laki sebanyak 120 sedangkan yang
berjenis perempuan sebanyak 135 Berdasarkan data Monografi antara jenis Laki-laki
dan Perempuan adalah Lebih Banyak Perempuan, dibawah ini adalah Deskripsi
penduduk Rt 02 Desa Pematang gajah
46
Penduduk Rt 02 Desa Pematang Gajah Menurut Kelompok Umur
No Kelompok Umur Jumlah
1 0-5 tahun 22
2 5-7 tahun 20
3 7-12 tahun 35
4 12-15 tahun 25
5 15-20 tahun 28
6 20-25 tahun 30
7 25-45 tahun 25
8 45-56 tahun 40
9 56 keatas 24
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Tabel 5
Jumlah Penduduk desa menurut Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Satuan
1. Lulusan Sarjana S-1 keatas 1 Jiwa
2. Lulusan Sarjana S-1 57 Jiwa
3. Lulusan Sarjana D3-D1 89 Jiwa
4. Lulusan SMU 511 Jiwa
5. Lulusan SMP 522 Jiwa
6. Lulusan SD 811 Jiwa
7. Tidak Sekolah 170 Jiwa
8. Belum Tamat SD/Masih Bersekolah 535 Jiwa
9. Belum Sekolah 323 Jiwa
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
47
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa penduduk Desa Pematang
Gajah yang bersekolah berjumlah 535 orang yang terbagi dalam berbagai jenjang
pendidikan. Untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Desa Pematang Gajah
kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro jambi, maka para orang tua menganjurkan
kepada anak-anaknya agar masuk sekolah ke jenjang berikutnya ke kota , ke kota
kabupaten atau ke kota lain sesuai dengan cita-cita dan kemampuan masing-masing
Tabel 6
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 180
2 Buruh Industri 20
3 Pengusaha 30
4 Pedagang 180
5 Pengangkrutan -
6 PNS 125
7 TNI/POLRI 17
8 Karyawan Swasta 80
9 Pensiunan 45
10 Lain-lain -
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk
Desa Pematang Gajah secara keseluruhan beragam, tetapi persentase terbesar adalah
sebagai petani . Usia produktif penduduk Desa Pematang Gajah sebagian besar bekerja
sebagai Petani , Pedagang, TNI/POLRI, karyawan swasta, pedagang dan lain lain.
48
5. Sarana dan Prasarana Desa
Sarana dan prasarana yang tersedia di Peumahan Muria Indah dapat dilihat
pada tabel di bawah ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 7
Sarana Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah
1 Tk 4
2 Taman Pendidikan Al-Qur’an 2
3 SD/MIN 4
4 SLTP/MtS 2
5 SLTA/MA 1
6 Akademik/Perguruan Tinggi -
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Tabel 8
Sarana Peribadatan
No Jenis Sarana Jumlah
1 Masjid 6
2 Mushola 5
3 Gereja -
4 Kuil -
5 Wihara -
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Dari tabel di atas dapat diperoleh keterangan bahwa sarana peribadatan yang
ada di Pematang Gajah hanya masjid dan mushola saja. Hal ini sesuai dengan kondisi
penduduk yang hampir 100% beragama Islam.
49
Tabel 9
Sarana Olahraga
No Jenis Sarana Jumlah
1 Lapangan Sepak Bola 1
2 Lapangan Volly 1
3 Lapangan Bulu Tangkis 1
4 Lapangan Tenis -
5 Tenis Meja 1
Sumber: Kantor Kepala Desa Pematang Gajah 2020
Sarana olah raga yang terdapat pada perumahan Muria Indah sudah cukup.
Hal ini terbukti dengan tersedianya lapangan-lapangan olah raga terutama lapangan
sepak bola yang merupakan olah raga kegemaran sebagian besar pemuda.
B. Temuan Khusus
1. Bentuk Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Disiplin Anak
Pola asuh orang tua dalam keluarga berarti kebiasaan orang tua,ayah dan tau
ibu, dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak dalam keluarga . Mengasuh
anak dan membimbing anak dalam keluarga . Mengasuh dalam artian menjaga
dengan cara merawat dan mendidiknya. Membimbing dengan cara membantu
,melatih dan sebagainya. Pola asuh orang adalah pola perilaku yang diterapka pada
anak bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat di
rasakan oleh anak dan bisa memberi efek negative maupun positif. Begitu juga
dengan definisi disiplin yaitu sesuatu yang harus di lakukan setiap waktu dengan
beratur ,tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan anak dengan belajar, Patuh
terhadap orang tua karena demi kepentingan anak , Apabila anak sudah berdisiplin
maka dalam kehidupan anak bakal menjadi pola kehidupan yang teratur dengan baik
karena disiplin adalah kunci sukses, sebab disiplin akan tumbuh sifat yang teguh
dalam memegang Prinsip, tekun dalam usaha maupun belajar, pantang mundur dalam
kebenaran, dan rela bekorban untuk kepnetingan agama dan jauh dari sifat putus asa,
50
jadi betapa pentingnya disiplin dan betapa besarnya pengaruh kedisplinan dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun kehidupan
bernegara.
Dari itu orang tua di Desa Pematang Gajah ini Mempunyai cara pola Asuh
yang berbeda-beda mareka mempunyai cara tersendiri dalam mengembangkan sikap
disiplin anak, Orang tua mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam membimbing
disiplin anak dengan baik, orang tua mempunyai berbagai jenis pola asuh yang
diterapkan. Sesuai dengan teori yang ada bahwa orang ua menerpakan berbagai jenis
pola asuh yaitu pola asuh permisif,otoriter dan Demokratis , namun kebanyakan di
desa ini orang tua menggunakan pola asuh demokratis yang mana pola asuh ini anak
diberi kebebasan namun tetap dalam pengawasan orang tua, tetapi tidak lepas dari
bimbingan dan didikan dari orang tua serta hukuman hukuman yang sesuai di
berlakukan kepada anak. seperti yang dikatakan ibu junaida sebagai berikut:
“Saya dalam mendidik anak khususunya dalam disiplin yaitu dengan cara
memanjakan anak tetapi tidak terlalu berlebihan, saya menuruti anak saya
contohnya kalo bermain, saya membolehkan tetapi ada batas waktu untuk ia
bermain, begitu juga dengan belajar , kalo belajar waktunya belajar, kalo mau
nonton waktunya nonton karena kalo dengan menonton ataupun bermain juga
saya batasi, (wawancara,24 Februari 2020)
Pernyataan di atas juga diungkapkan oleh putranya yaitu adik iqbal,berkata bahwa :
“Kalau saya dipanggil Papa atau Mama, saya langsung pulang karena kalau
tidak pintu pagar dikunci Mama”. (Wawancara,24 februari 2020).
Sama halnya dengan ibu kiki maharani
“anak saya ada 2 yang satu umur 7 tahun dan yang satu umur 10 tahun , saat
hp saya saya tidak pegang ada anak saya lngsung mengambil nya saya gak
marah saya perbolehkan bermain tetapi hanya sebentar, begitu sudah habis
waktunya saya hanya menatap kedua matanya, dia langsung menuruti apa kata
saya”(wawancara, 24 Februari 2020)
51
Pernyataan diatas merupakan bentuk pola asuh Demokratis yang mana orang
tua tidak terlalu mengekang anak, orang tua memberi kebebasan pada anak,tetapi
tetap dalam pengawasan orang tua.
Berbeda halnya yang dikatakan oleh ibu safina:
“saya tidak terlalu mengekang anak , karena apabila iya di takutin dengan cara
apabila iya tidak pulang saya akan tutup pintu rumah, dia akan takut sendiri
dan pulang kerumah lngsung, serta ia langsung menuruti apa kata orang
tuanya, dsruh mandi iya langsung mandi”(wawancara 24 Februari 2020)
Seperti dikatakan oleh anak yang bernama andreano:
“saya kalau disuruh pulang saya langsung pulang karena takut tidak di
perbolehkan bermain lagi besoknya”( wawancara 24 februari 2020)
Sama halnya yang di katakana ibu erawati cara ia mendidik anak sebagai berikut:
“anak saya saya didik contohnya dalam disiplin, saya sering membanding-
membandingkan dia sama teman yang lainnya, tetapi di bandingkan dengan
teman yang rajin dan pintar, supaya iya dapat termotivasi melihat temannya
yang rajin tetapi dibolehkan bermain asal ada waktu dan batas”, (wawancara
,24 Februari 2020)
Lain halnya seperti yang dikatakan ibu suratmi
“saya membolehkan anak saya menonton tv, tetapi menonton film film yang
membuat anak saya termotivasi contohnya dalam film upin dan ipin disitu
bnyak sekali contoh yang baik untuk anak,” (wawancara, 24 Februari 2020).
Berbeda halnya dengan ibu Purwety yang mengatakan sebagai berikut:
“ apa bila anak saya tidak menuruti perkataan saya , saya langsung
melaporkan kepada ayah nya, Karen ia takut pada ayahnya, misalnya dengan
apabila anak saya susah di atur contohnya saat pergi mengaji apa bila iya
malas, dia tidak akan di beri hadiah oleh ayahnya” (wawancara warsinem 24
februari 2020).
Pernyataan diatas merupakan bentuk pola asuh otoriter yang mana kontrol
orang tua terhadap anak sangat ketat, orang tua akan sering menghukum jika anak
tidak patuh kepada orang tua.
52
Orang tua di Desa Pematang gajah dalam menanamkan sikap disiplin anak
dengan menerapkan pola asuh yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan keadaan
anak-anak masing-masing. Dalam memberikan dasar-dasar pendidikan pada anak,
orang tua di Desa pematang Gajah menerapkan unsur-unsur disiplin diantaranya
adanya peraturan dalam keluarga, adanya hukuman, adanya penghargaan, dan adanya
perbandingan perbandingan yang membuat anak termotivasi dan semua itu termasuk
dari jenis-jenis pola asuh yang sesuai dengan teori, yang mana pola asuh yang
diterapkan ada yang memakai jenis pola asuh demokratis, Permisif serta otoriter.
Dari kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua berbeda-beda ada yang menggunakan pola asuh permisif, otoriter serta ada
yang menggunakan pola asuh demokratis tergantung bagaimana orang tua menyikapi
anaknya tersebut. Dapat saya katakan baik karena pola asuh yang mareka terapkan
begitu baik untuk perkembangan disiplin anak.
2. Kendala Orang tua dalam Menanamkan Sikap Disiplin Anak
Pada umumnya kendala-kendala yang ditemui dilapangan ialah anak-anak
masih sering bermain-main, sering mengulang kesalahan yang sama, bermacam
alasan yang disampaikan mereka kepada orang tuanya alah satunya agar tidak
mengaji. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis di Desa
Pematang Gajah RT 02, berikut ini dipaparkan beberapa kendala yang dihadapi
Orang tua dalam mengembangkan sikap Disiplin anak, yaitu:
a. Konsistensi/kurangnya konsisten antara orang tua
Kurangnya konsisten antra kedua orang tua menyebabkan anak kurang
disiplin. Penyebab dari disiplin yang tidak konsisten adalah adanya perbedaan
pendapat antara ayah dan ibu atau orang tua yang tidak diselesaikan sehingga anak
menjadi tidak mengerti mana yang harus ditaati. Anak-anak memerlukan suatu
gambaran yang jelas dengan segala batasan tentang perbuatan yang diijinkan dan
yang dilarang.
53
Sebagaimana Hasil Wawancara saya dengan ibu ida:
“saya sebenarnya sangat baik dalam mendidik anak khususnya dalam disiplin
anak, saya kadang melarang anak untuk tidak selalu bermain diluar,tetapi
malah ayahnya acuh tak acuh terhadap anaknya, ayahnya malah kadang
berbicara terserah dialah apa yang mau dibuat”(Wawancara 20 Februari 2020)
Tidak lain yang dikatakan dengan ibu wati :
” pulang sekolah biasanya anak itu langsung makan, namun anak menjadi
malas apabila ada orang bertamu dirumah saya, ketika ia biasanya pulang
kerumah langsung makan, tetapi ia malah langsung nonton tv . Karena saya
tidak enak kalau mau memarahi anak depan tamu”(wawancara 20 Februari
2020)
Hasil Obervasi memang di buktikan bahwa kurangnya konsisten antara orang
tua dalam menerapkan aturan, dan berbedanya antara tindakan orang tua dan
perkataanya ,serta berbedanya pendapat anatara ayah dan ibu, jadi semua itu bisa
meyebabkan anak menjadi bingung dan kurang paham saat melihat orang tua
tersebut.
Sebagaimana yang dikatakan ibu sarini:
“ Biasanya saya sering memberikan anak saya hadiah ketika mendapatkan
nilai pada saat disekolah, namun kadang saya hanya sering memberikan janji,
dan kemudian lupa , ketika anak itu menagih baru saya ingat” (wawancara 20
Februari 2020)
Hal ini dibuktikan yang dikatakan oleh anaknya saskia:
“saya sering diberi hadiah ketika saya mendapat nilai bagus, namun ibu
kadang lupa memberinya langsung, pas saya minta langsung deh dikasih”
(wawancara 20 Februari 2020) .
Hasil Wawancara diatas sangat membuktikan sekali bahwa kurangnya
konsisten antara perkataan ibu terhadap anaknya, sehingga anak kadang bingung dan
kadang bahagia juga karena ia diberi hadiah kepada ibu nya.
b. Kurangnya minat dan semangat belajar anak
Minat belajar sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan
membangun minat anak, maka anak menganggap hal yang dipelajarinya sebagai
54
sesuatu yang sangat penting baginya sehingga mereka rela melakukan kegiatan
tersebut dengan baik.
Orang tua juga tidak bisa sepenuhnya dan tidak bisa mengelak bahwa anak
juga lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-temannya, dan pengaruh
teman-teman juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam
meningkatkan disiplin.
Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu suratmi:
“Saya memahami bahwa minat belajar anak terkadang berubah-ubah, karena
anak dihadapkan pada permasalahan yang tidak bisa mereka pecahkan
biasanya anak tersebut ada yang tidak berminat dan bahkan ada yang merasa
tertantang, tetapi dalam belajar memang anak yang merasa kesulitan
dikarnakan pikirannya tercampur oleh lingkungan luar ingin terus bermain .”
(Wawancara, 20 februari 2020)
Kemudian ditambahkan lagi oleh ibu novi:
“Kesusahan untuk meningkatkan kemampuan terhadap anak kami, terkadang
terpengaruh dengan semangat mereka, sehingga tidak jarang omongan kami
selaku orang tua tidak didengarnya. Terlebih lagi mereka sering meniru
temannya .”
Senada dengan ibu jasmi mengatakan:
“anak kami sangat susah kalau dikasih tahu, terkadang tidak jarang mereka
melawan dan membantah perkataan kami. Kadang mereka lebih memilih
bermain bersama teman-temannya. Sering juga mereka bergaul dengan anak-
anak sekitar rumah dan meniru perbuatan yang sangat tidak mendidik.”
(Wawancara, 20 februari 2020)
Hasil observasi, peneliti memang melihat, anak yang minat belajarnya kurang,
rata-rata yang mengalami kesulitan karna pengaruh dari lingkungan. Meskipun hanya
terjadi pada beberapa anak tetapi keadaan tersebut juga bisa mempengaruhi anak
yang lain yang semangat menjadi ikut-ikutan kurang berminat belajar dan sering
mengikuti dan melihat teman-temannya bermalas-malasan.
55
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang anak :
“Saya sering kurang paham dalam belajar, kadang-kadang saya terpengaruh
ingin terus bermain di luar, Oleh karena itu kadang-kadang saya menjadi lesu
dan kurang semangat dalam belajar .” (Wawancara, 20 februari 2020 ).
Berdasarkan penjelasan dan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
sumber, maka dapat dipahami bahwa keadaan minat dan semangat anak dalam
belajar, sangat kurang karena di pengaruhi oleh lingkungan dan teman-temannya
c. Anak yang Malas
Satu lagi kendala yang dihadapi orang tua , yakni faktor dari anak itu yaitu
karena malas untuk mengaji dan sholat salah satunya . Hal ini bisa jadi karena anak
tersebut bisa jadi karena terlalu dimanjakan oleh orang tuanya, atau dia juga melihat
orang-orang sekitarnya atau teman-teman sepermainannya yang juga tidak mengaji.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu tuminah sebagi berikut:
“Saya selaku orang tua rasanya sudah sering menasehati anak saya untuk
rajin mengaji, dari awal masuk dia sudah saya didik untuk terus mengaji,
tetapi sampai saat ini sepertinya dia sangat malas untuk belajar, karena
semakin sering bolos, dan ada orang tua yang terlalu memanjakannya. Jadi,
walaupun saya marah, dia tidak merasa takut, karena ada yang akan
membelanya.” (Wawancara, 20 februari 2020)
Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh ibu safina:
“Sewaktu pertama masuk, dia sudah saya bimbing mengaji dengan baik,
saya latih. Tetapi sekarang ini, dia sangat malas untuk mengaji, walaupun
sudah saya perintahkan, tetapi tetap saja jawabannya malas atau capek.
Rasanya saya sudah kewalahan juga mengahadapi anak saya, mungkin yang
menyebabkannya begitu, dia melihat temannya yang tidak mengaji, sehingga
dia pun menjadi ikut-ikutan tidak mengaji.itu juga yang membuat anak saya
kurang disiplin” (Wawancara, 20 februari 2020)
Memang ada saja hambatan atau masalah yang dihadapi oleh orang tua dalam
membimbing anak-anak mereka, terhadap masalah yang dihadapi oleh orang tua ini,
para orang tua mencoba dan terus mencoba mengatasinya sehingga apabila telah
sampai pada saatnya nanti. Supaya mereka tidak disalahkan oleh anak-anak mereka.
56
Dari observasi yang dilakukan penulis terlihat bahwa para orang tua di desa
pematang gajah khusunya rt 02 tetap mendorong dan memotivasi anak-anak mereka
untuk memembinanya walaupun itu dilakukan dengan memberikan hukuman kepada
anak karena mereka menganggap bahwa anak sekarang ini jika dibiarkan tanpa
hukuman mereka tidak akan menurut dalam belajar. Di lain pihak ada juga orang tua
yang hanya memberikan nasehat saja, tanpa memberi cntoh yang baik kepada anak
Untuk mengetahui penyebab anak yang seperti ini dapat dilihat dalam hasil
wawancara saya khusus anak yang kurang disiplin dalam sholat penulis dengan ibu
yang bernama junaida berikut ini :
“Saya selaku orang tua rasanya sudah cukup sering menasehati mungkin bisa
saya katakan sendiri bahwa saya disiplin dalam mendidik anak saya salah
satunya untuk melaksanakan sholat, dari kecil dia sudah saya didik untuk
melaksanakan sholat, sepertinya sampai saat ini sepertinya dia sangat malas
untuk melaksankan sholat, mungkin semakin menariknya acara-acara yang
ditawarkan di televisi dan juga karena bapaknya yang terlalu memanjakan dia,
jadi walaupun saya marah, dia tidak merasa takut, karena bapaknya akan
membelanya.” (Wawancara,27 Februari 2020)
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang bernama tuminah
memberikan komentar berbeda :
“Dalam melaksanakan sholat di rumah kepada anak yang merupakan
hambatan bagi saya yaitu anak tidak pernah serius dan malas untuk belajar
sholat, selain itu juga dia tidak menghiraukan saya.”(Wawancara, 27 Februari
2020).
Dapat juga dikatakan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan sholat
terhadap anak yaitu kurangnya keseriusan anak belajar sholat di rumah. Memang ada
saja hambatan atau masalah yang dihadapi oleh orang tua dalam mendidik anak-anak
mereka, terhadap masalah yang dihadapi oleh orang tua ini, para orang tua mencoba
dan terus mencoba mengatasinya sehingga apabila telah sampai pada saatnya nanti,
mereka tidak disalahkan oleh anak-anak mereka, untuk mengetahui tindakan orang
tua terhadap anak yang malas melaksanakan sholat dapat dilihat pada hasil observasi
yang penulis lakukan sebagai berikut : Penulis melihat bahwa orang tua tetap
57
mendorong anak untuk melakukan sholat walaupun itu dilakukan dengan memberi
hukuman kepada anak, karena mereka menganggap bahwa anak sekarang ini jika
dibiarkan tanpa hukuman mereka tidak akan menurut dalam melaksanakan sholat,
dilain pihak ada juga orang tua yang memberikan nasehat saja dengan harapan agar
anak terbuka hatinya untuk melaksanakan sholat dengan tanpa kekerasan. (Observasi,
27 februari 2020)
Ini semua menunjukkan bahwa orang tua memperhatikan anak-anak mereka
untuk melaksanakan sholat tetap berusaha memberikan dorongan masih sangat tinggi,
karena orang tua harus bersikap sabar dalam menghadapi anak-anaknya.
d. Pengaruh Negatif Media Informasi
Seperti canggihnya alat komunikasi seperti yang diketahui saat sekarang ini,
sangat memberikan pengaruh yang besar bagi anak. Media elektronik seperti
Handphone, Televisi dan lain sebagainya sangat berpengaruh terhadap kesehatan
akhlak anak. Hasil observasi di lapangan diperoleh suatu data maupun gambaran
bahwa ada anak yang memiliki pola hidup yang belum islami seperti tidak taat
beribadah tidak disiplin .Hal ini disebabkan pengaruh tontonan yang marak saat ini.
(Observasi, 20 februari 2020)
Selanjutnya hasil wawancara dengan endriyan orang tua di Desa Pematang Gajah
yang mengatakan :
“Faktor lain yang mempengaruhi pendidikan terhadap disiplin anak di Desa
Pematang Gajah rt 02 karena dampak negatif media elektronik seperti TV. Dimana
melalui TV ini didukung dengan adanya parabola, video, film-film, terutama dari luar
sehingga para anak keasyikan nonton akhirnya lupa dan malas untuk
beribadah.”(Wawancara,20 februari 2020).
Seperti di katakana ibu sarini dalam wawancara saya:
“Bahwa Pengaruh negative media informasi sangat besar di era zaman
sekarang, jadi yang menjadi kendala saya dalam menerapkan disiplin anak
adalah anak saya sangat begitu susah di atur” (wawancara, 20 februari 2020)
58
Masalah ini memang dapat dirasakan bersama para orang tua di desa, dimana
pengaruh media massa menghambat bagi orang tua dalam mengembangkan sikap
disiplin anak di Desa pematang gajah rt 02.
e. Pengaruh lingkungan sekitar
Hal ini diungkapkan oleh dan Ibu salawati :
“Saya memang ketat kalau masalah waktu Indah harus belajar dan waktu
Indah latihan sholat, kapan dia boleh bermain keluar rumah. Kok Indah
mainnya lama ya saya panggil, saya suruh pulang. Terkadang saya marah,
kenapa Indah suka main di rumah temannya, Indah menjawab karena rumah
dek Dani punya mainan bagus dan boneka barbienya banyak. Kadang malah
Indah sudah menurut saya main di rumah saja, eh ada teman-temannya
manggil-manggil. Kalau tidak diijinkan jadi ngambek tidak mau makan
akhirnya tidak mau belajar”. (Wawancara 27 februari 2020 ).
Pernyataan dari ibu semiati putrinya Indah sebagai berikut:
“Saya sebel sama Mama, lagi enak-enak maen dipanggil disuruh belajar,
disuruh ngaji. Saya seneng maen di rumah dek Dani , punya maenan boneka
barbie banyak”. (Wawancara 27 februari 2020).
Begitu juga yang dikatakan ibu ningsih sebagai berikut:
“Saat saya menyuru pulang dari bermain ,anak saya tidak mau karena ia
melihat temannya masih bermain-main di luar jadi dia masih mau main, dia
kadang tidak mau pulang kalo temannya tidak pulang juga”. (Wawancara 27
februari 2020).
Yang dikatakan oleh ibu Ningsih dibenarkan oleh anaknya yaitu:
“saya tidak mau pulang kalau teman saya juga tidak mau pulang kerumah”
(Wawancara,28 februari 2020)
Pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa pengaruh lingkungan sekitar juga
bisa membuat anak terpengaruh dari teman-temannya khusunya. Dari ungkapan para
ibu-ibu diatas dapat dimengerti bahwa kedisiplinan anak dalam belajar juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya, misalnya anak malas belajar karena lebih
tertarik dengan ajakan teman-temannya untuk bermain. Jadi orang tua di Desa
59
Pematang Gajah rt 02 dalam mengembangkan sikap disiplin pada anak terhambat
oleh perkembangan jaman yang semakin modern seperti adanya tayangan TV berupa
film kartun yang menarik perhatian anak, permainan play station dan adanya game
centre serta terhambat oleh pengaruh lingkungan sekitar yaitu tertarik ajakan teman
untuk bermain.
3. Upaya dan penerapan orang tua dalam Menanamkan sikap Disiplin anak
Harapan setiap orang tua adalah menginginkan putra-putrinya menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki masa depan yang
cerah, dan menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan semua itu diperlukan adanya upaya orang tua dalam
meningkatkan disiplin pada anak. Upaya-upaya yang dilakukan oleh para orang tua
dalam menanamkan atau memasukkan nilai-nilai, norma-norma ke dalam diri anak
sehingga anak memiliki disiplin diri, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keteladanan Orang Tua
Orang tua yang menjadi teladan bagi anak adalah orang tua yang pada saat
bertemu atau bersama anak senantiasa berperilaku yang taat terhadap nilai-nilai
moral. Keteladanan orang tua tidak mesti harus berupa ungkapan kalimat-kalimat,
namun memerlukan suatu contoh nyata dari orang tua. Dari contoh tersebut anak akan
melaksanakan suatu perbuatan seperti yang dicontohkan orang tua pada anak. Dalam
memberikan keteladanan pada anak, orang tua juga dituntut mentaati terlebih dahulu
nilai-nilai yang akan diupayakan pada anak.
Keteladanan diri tersebut dicontohkan oleh Bapak dan Ibu Haniyatun kepada
putrinya m.hilal, yaitu:
“Setiap akan melaksanakan suatu kegiatan, kami sekeluarga membiasakan
untuk berdoa terlebih dahulu. Misalnya sebelum kami makan, saya memimpin
doa dan anak-anak mengikutinya begitu juga setelah makan mengakhiri
dengan mengucapkan puji syukur pada Tuhan. Dengan begitu anak akan
60
terbiasa dan mereka akan melakukan seperti itu walaupun saya tidak
dirumah”. (Wawancara tanggal 24 februari 2020).
Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Ibu Sarini ,yaitu:
“Saya dan Papanya selalu bangun pagi, begitu mendengar suara adzan subuh,
untuk menjalankan sholat subuh berjamaah. Ini kami lakukan supaya anak
terbiasa untuk menjalankan ibadah sholat tepat pada waktunya”. (Wawancara
tanggal 24 Februari 2020).
Berdasarkan ungkapan di atas dapat diketahui bahwa keteladanan diri
dari orang tua yang ditunjukkan secara langsung atau kongkrit akan mudah ditiru oleh
anak. Oleh karena itu semua perbuatan dan tingkah laku orang tua haruslah
merupakan contoh-contoh yang baik untuk diterapkan oleh anak dalam diri dan
kehidupannya, karena anak dapat merasakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang
tuanya itu adalah sifat sifat yang baik.
b. Bimbingan dan Binaan
Yang dilakukan oleh orang tua memulainya dengan mendidik mereka dari hal
yang terkecil, dengan memberikan contoh, menyuruh belajar, menyuruh sholat tepat
waktu dan menirukan orang tuanya atau teman-temannya yang sering sholat dan
mengaji. Seperti yang dikatakan oleh ibu warsinem :
“Di rumah binaan saya, saya mengajarkan sendiri anak saya, mulai dari yang
terkecil yaitu mulai dari mengenal apa itu disiplin, saya mengajarkan anak
tentang tepat waktu dan konsisten dalam mengerjakan mulai dari mengarjan
anak sholat tepat waktu, waktu nya ngaji-ngaji, waktu nya main main dan
waktunya makan- ya makan .” (Wawancara, 24 Februari 2020)
Senada dengan ibu erawati mengatakan:
“Saya memulai dengan memberikan dan mengenalkan pengetahuan awal
tentang disiplin itu apa , karena dengan adanya pengetahuan awal tentang
disiplin tersebut kita bisa lebih mudah mengajarkan kepada anak cara-cara
berdisilplin dengan baik.” (Wawancara, 24 Februari 2020).
61
Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa orang tua dengan cara
membimbing dan membina merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran
yang baik kepada anak, karena orang tua sang pendidik di dalam keluarga.
Salah satu perhatian orang tua yang berada didesa Pematang Gajah Rt 02 ini
setelah dengan diajari dan dibimbing, mereka melanjutkannya dengan ketauladanan,
karena dengan demikian tentunya anak akan mendapat kesan positif dari orang tua
dan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang baik terhadap anak, besar
kemungkinan anak akan tertarik untuk belajar disiplin, karena melihat orang tuanya
memberikan contoh yang baik, hal ini sebagaimana hasil wawancara penulis dengan
sarini sebagai berikut:
“Memang pada pertama-tama saya lakukan adalah memberikan contoh
kepada anak. Dalam hal ini mengenai cara saya sholat tepat waktu salah
satunya , tujuan saya agar tumbuh keinginan dalam diri anak untuk sholat
tepat waktu juga dengan kaidah yang benar dan anak menjadi lebih
termotivasi lagi untuk belajar.” (Wawancara, 24 februari 2020)
Kemudian ditambahkan lagi oleh ibu sariini dan kakaknya nya bernama nursafitri
mengatakan:
“Saya memberikan contoh terlebih dahulu kepada anak, untuk melakukan hal-
hal yang selalu disiplin contohnya ketika saya ingin mengaji di masjid dan
sholat berjamaah di masjid, jadi anak mengikuti yang baik dan supaya lebih
mudah anak untuk menirukan, setiap saya mengaji baik biasa maupun dalam
shalat, anak melihat apa yang dilakukan orang tuanya sehingga anak bisa
mencontohnya .” (Wawancara, 24 februari 2020)
Orang tua juga ada yang berpendapat bahwa dalam mendidik anak supaya
menjadi anak yang baik, patuh pada norma dan hukum yang berlaku, sebagai orang
tua berkewajiban untuk mengajarkan nilai-nilai moral pada anak. Pendapat tersebut
diungkapkan oleh ibu warsinem , yaitu:
“Untuk mendidik anak supaya berperilaku baik, saya selalu memberikan
contoh kepada anak saya seperti selalu berkata jujur, saling tolongmenolong,
62
berkata yang lemah lembut dan teguran yang sopan terhadap semua tetangga”.
(Wawancara 24 februari 2020 ).
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Bapak walio :
“Dalam kesehariannya Ayu selalu saya latih untuk berbuat baik dengan
temannya, kalau dia baru makan sesuatu kebetulan ada temannya, saya
menyuruh Ayu untuk berbagi dengan temannya. Saya juga melatih Ayu
supaya berkata sopan dan membungkukkan badan apabila berjalan di depan
orang yang lebih tua”. (Wawancara, 24 februari 2020).
Dengan orang tua mengajarkan nilai-nilai moral pada anak, maka anak akan
belajar mempelajari norma-norma yang berlaku dalam lingkungannya dan anak dapat
diterima dengan baik oleh lingkungan tersebut dan mengenai mendidik dan
pembinaan melalui ketaudalanan ternyata dengan memberikan contoh yang baik
kepada anak akan memberikan pengaruh positif kepada anak-anak di dalam
Mengembangkan sikap disiplin anak.
C. Mendidik melalui pembiasaan dan latihan/ konsisten
Melaui pembiasaan dan latihan anak lebih terbiasa dengan apa yang di
laukannya , kedisplinan anak jadi bisa lengket pada diri anak itu sendiri , disebabkan
sering dilakukan pembiasaan dan latihan kepada anak, seperti yang di lakukan ibu
haniyatun dalam wawancara , sebagai berikut:
“Saya mengajarkan anak melalui pembiasaan dan merupakan pekerjaan saya
sebagai orang tua. Saya melakukan pembiasaan dengan cara membiasakan
anak melakukan pekerjaan pekerjaan yang mudah dahulu, misalnya
membiasakan dengan mengerjakan contohnya dalam berangkat sekolah
mengambil tas sendiri saat ingin pergi sekolah , saat pulang sekolah
meletakkan tas ketempatnya, .” (Wawancara, 24 februari 2020)
Lain halnya dengan pendapat ibu kiki maharani berikut ini:
“Kami selaku orang tua memang senantiasa mengajarkan anak melalui
latihan, dengan memperbanyak latihan anak akan terbiasa, misalnya dalam
shalat 5 waktu, saya selaku orang tua selalu meluangkan waktu untuk melatih
anak untuk disiplin dengan baik.” (Wawancara, 24 Februari 2020)
63
Hasil pengamatan penulis yang dilakukan pada guru menunjukkan bahwa
Anak didesa pematang gajah rt 02 memang melakukan pembiasaan dan latihan
kepada anak mereka, terutama terlihat ketika mereka melihat dan mendengar orang
tuanya menyuruh ataupun melihat anaknya sedang ingin berangkat sekolah ataupun
mengaji, ia langsung pergi dam mengambil keperluan sekolah nya sendiri terutama
hal-hal yang kecil atau mudah misalnya dalam mengambil tas ataupun lainnya Para
orang tua sangat antusias melakukan pembiasaan dan latihan kepada anak walaupun
terlihat sesekali adanya paksaan dari orang tua, hal ini diakui oleh salah seorang dari
orang tua bahwa sesekali anak dipaksa atau diberi hukuman apa bila ia tidak
menuruti, agar mereka mau melaksanakan apa yang di sruh orang tuanya sehingga
anak bisa disiplin .
Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat dipahami bahwa
mengajarkan melalui pembiasaan dan latihan terhadap anak dalam pembinaan
ataupun bimbingan disiplin anak berhasil walaupun diakui ada unsur paksaan dari
orang tua.
D. Memberikan motivasi dan Hukuman
Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk mengmbangkan sikap disiplin
anak adalah dengan cara memberi motivasi dan hukuman kepada anak. Memberikan
motivasi adalah merupakan salah satu cara untuk menimbulkan semangat belajar
anak semangat disiplin anak, tanpa adanya motivasi dari anaknya, maka semangat
belajar anak tidak akan tumbuh, oleh sebab itu motivasi dari orang tua sangat
dibutuhkan oleh anak dalam keberhasilan belajarnya, karena makin bersemangat anak
untuk giat dan melakukan hal-hal dengan disiplin maka akan berpengaruh baik
terhadap masa depannya , seperti kata pepatah apa yang kita lakukan hari ini akan
berpengaruh pada masa depan kita, sesuai dengan keterangan yang diperoleh dari
wawancara dengan Orang tua kartini:
“Kami sebagai orang tua selalu berusaha memberikan dorongan untuk selalu
disiplin contohnya dalam belajar mengaji sholat , membina, membimbing dan
64
memberikan saran serta nasehat dan pujian yang berguna bagi anak. Dengan
harapan dapat menimbulkan semangat anak.” (Wawancara, 24 februari 2020).
Semangat yang dimiliki santri berubah-ubah, tekadang rajin, terkadang malas,
oleh karena itu sebagai orang tua senantiasa memberikan motivasi agar anak memiliki
semangat yang tinggi untuk belajar disiplin. Adakalanya motivasi timbul dari
kesadaran anak sendiri, dan ada juga atas dorongan atau pengaruh dari luar yang
bersifat nasehat-nasehat, bimbingan, hadiah dan hukuman. Seperti yang diungkapkan
oleh ibu sri sebagai berikut:
“Saya dalam mendidik anak selain memberikan dorongan, nasehat dan
bimbingan kadang-kadang dengan hukuman agar anak tetap disiplin dalam
mengaji. Karena dengan nasehat, dorongan, bimbingan saja terkadang anak
anaki tidak takut dan tetap malas, oleh sebab itu dengan hukuman seperti
tidak boleh main, diberi hukuman berdiri, nampaknya berhasil memotivasi
anak untuk berdisiplin agar mengaji sholat dan lain-lainya.” (Wawancara, 25
februari 2020)
Seperti yang dikatakan oleh salah satu anak yang bernama Novi, sebagai berikut:
“Saya sering mendapatkan hukuman kalau saya tidak menuruti kata orang tua
, atau tidak disiplin, misalnya hukuman yang sepadan anak tidak boleh main
di luar, anak apa bila nakal akan di laporkan ke pada ayahnya ,karena ia takut
pada ayahnya,.” (Wawancara, 25 februari 2020).
Dari wawancara di atas dapat dipahami bahwa orang tua di desa pematang
gajah Rt 02 pada umumnya telah berusaha semaksimal mungkin mendidik dan
mengembangkan sikap disiplin anak, tergnntung bagaimana cara nya untuk
mempertahankan pola asuh yang ia terapkan kepada anak , agar anak bisa lebih
disiplin lagi , tidak hanya disiplin dalam belajar,sholat ,mengaji . tetatpi disiplin
dalam semua segi agar anak bisa berkembang sebagaimana yang diinginkan oleh
orang tuanya masing-masing.
65 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIS STS JAMBI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka sebagai bab
akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk pola asuh orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak
Bentuk Pola Asuh Orang tau dalam Menanamkan sikap disiplin anak di desa
pematang gajah rt 02 kecataman jaluko kabupaten muaro jambi dapat di katakan
bahwa mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam membimbing disiplin anak.
Orang tua menerapkan berbagai jenis pola asuh yaitu pola asuh permisif, otoriter
dan demokratis, namun kebanyakan di desa tersebut orang tua menggunakan pola
asuh demokratis yang mana pola asuh ini anak orang tua memberi kebebasan
kepada anak namun tetap dalam pengawasan orang tua, tetapi tidak lepas dari
bimbingan dan didikan dari orang tua serta hukuman hukuman yang sesuai di
berlakukan kepada anak. orang tua di desa menerapkan menerapkan unsur-unsur
disiplin diantaranya adanya peraturan dalam keluarga, adanya hukuman, adanya
penghargaan, dan adanya perbandingan perbandingan yang membuat anak
termotivasi. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa pola asuh yang diterapkan
oleh orang tua berbeda-beda dan tergantung bagaimana orang tua menyikapi
anaknya tersebut.
2. Kendala orang tua dalam menanamkan sikap disiplin anak Yaitu suatu hambatan
yang dihadapi oleh orang tua karena pengaruh dari luar yaitu lingkungan sekitar
dan pesatnya arus globalisasi seperti TV, game center dan play station. Jadi
orang tua di desa tersebut dalam menanamkan sikap disiplin kepada anaknya
terhambat oleh pengaruh lingkungan sekitar yaitu pengaruh teman bermain si
anak di lingkungannya dan perkembangan jaman yang semakin modern seperti
adanya tayangan TV berupa film kartun yang menarik perhatian anak, permainan
play station dan adanya game centre sehingga membuat anak malas.
66
3. Upaya dan penerapan yang dilakukan orang tua adalah dengan harapan setiap
orang tua adalah menginginkan putra-putrinya menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki masa depan yang cerah, dan
menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara. Untuk
mewujudkan semua itu diperlukan adanya upaya orang tua dalam
mengembangkan sikap disiplin pada anak. Upaya-upaya yang dilakukan oleh
para orang tua dalam memberi keteladanan yang baik sehingga anak memiliki
disiplin diri, yaitu adanya keteladanan diri dari orang tua kepada anak-anaknya,
bimbingan dan binaan ke pada anak, mendidik dengan pembiasan dan talihan
kepada anak agar dapat konsisten itulah disebut dengan disiplin, memberikan
motivasi kepada anak agar lebih baik lagi.
B. SARAN-SARAN
Ada beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam menulis
skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepada pihak Orang tua untuk selalu mengupayakan inovasi menanamkan
disiplin anak dengan baik agar dapat sesuai dengan tujuan yang orang tua
inginkan
2. Menurut saya berdasarkan permasalah-permasalan yang saya lihat dalam
penelitian ini keseluruhannya orang tua harus lebih konsisten lagi dalam
mengembangkan sikap disiplin anak dalam mendidik anak, karena konsisten itu
merupakan cara salah satu menanamkan disiplin anak, kalo mendidik tidak
konsisten itu bisa berakibat fatal untuk kedepannya atau untuk masa depan anak
tersebut.
3. Kepada semua orang tua dan yang ada dalam lingkungan Desa Pematang gajah rt
02 jangan putus asa dan pantang menyerah terus bersabar dengan kasih sayang
dalam membimbing, menasehati anak dan lebih meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan-keluhan anak. Dengan seperti itu mudah-mudahan akan
67
terciptalah anak-anak yang cerdas karena pendidikan pertama pada anak berada
di orang tua, maka orang tua dalah pendidik.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja
dan puji syukur kepada Allah SWT., maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya dengan harapan
agar semua pihak dapat memberikan sumbangan dan saran-saran demi
kesempurnaan karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi kita semua.
Jambi, April 2020
Sitti Rahmah
TP 161600
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Al-farih. (2017). Upaya Orang Tua dalam Meningkatkan Disiplin
Ibadah Shalat Fardhu pada Anak, UIN Muhammadiyah Surakarta.
Amiatul Latifah. (2019). Pola Asuh Orang tua dalam Mendidik Disiplin Anak, UIN
Raden Fattah Palembang.
Ali Idrus,. (2012). Pola Asuh Orang Tua dalam Mmemotivasi Belajar Siswa sekolah
Dasar.
Dewi Rafiah Pakpahan. (2017). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Perilaku Masyarakat.
Erma Lestari,.(2013). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa Konsentrasi Patiseri, Universitas Negeri Yogyakarta.
Endah Rahmawati. (2016). Pola Asuh Orang Ayah dengan Perilaku Disiplin Anak.
Herlin Prasetyanti. (2015). Pola Asuh Orang tua dalam Meningkatkan Disiplin Anak.
Hadri Hasan. (2017). Penerapan Disiplin dalam Perspektif Al-Qur’an. Jambi: Salim
Media Indonesia.
Helmawati, (2014). Pendidkan Keluarga : Teori dan Praktis. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya Offset.
Lina Agustina. (2014). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tipe Pola Asuh Orang
Tua dan Penerimaan Siswa.
Moh Sochib. (1998). Pola Asuh Orang tua dalam Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin diri. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Nurul Fitri. (2016). Pengaruh sikap Kedisplinan dan Kejujuran Peserta didik.
Rahmawati Setya Wulandari. (2016). Pola Asuh Anak Usia Dini.
69
Rahmaul Listyana & Yudi Hartono. (2015). Persepsi dan Sikap Masyarakat
Terhadap Penanggalan Jiwa Dalam Penentuan Waktu Pernikahan.
Syifa Afiatul,.(2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kedisplinan
siswa, UIN Walisongo Semarang.
Syaiful Bahri Djamarah. (2014), Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam
Keluarga, jakarta: Rineka Cipta.
Syamsul Kurniawan, (2017). Pendidikan Karakter : konsepsi & implementasinya
secara terpadu di lingkungan keluarga,sekolah, perguruan tinggi, & Masyarakat.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tyas Palupi. (2017). Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Pro Lingkungan
Ditinjau dari Perspektif Theory Of Planned Behavior.
Tridhonanto & Beranda Argency. (2014). Mengembangkan Pola Asuh Demokratis.
Jakarta: Pt Alex Komputende.
Ulfiani Rohman.(2015). Hubungan antara Pola Asuh Permisif Orang tua dan
Kecerdasan Emosional siswa dengan Hasil Belajar.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
JUDUL : POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP
DISIPLIN ANAK DI DESA PEMATANG GAJAH RT 02 KECAMATAN JAMBI
LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI
A. OBSERVASI
Tekmik pengumpulan data dilakukan menjangkau data-data yang
dimungkinkan untuk diamato secara mendalam dengan teknik observasi
tersebut, peneliti melakukan hal-hal berikut:
1. Peneliti mendatangi tempat yang di observasi
2. Peneliti mengamati aktivitas orang tua dalam mendidik dan megasuh
anaknya di lingkungan desa pematang gajah khususnya rt 02
3. Peneliti mengamati keseharian orang tua dan anaknya terkait dengan pola
asuh orang tua dalam mengembangkan sikap disiplin anak di desa
pematang gajah rt 02 kecamatan jambi luar kota Kabupaten Muaro Jambi
4. Peneliti mengamati keadaan anak di dalam keluarga
5. Peneliti mengamati Pola Asuh yang si terapkan orang tua terhadap
anaknya di Desa Pematang Gajah Rt 02 Kecamatan jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi
6. Peneliti Mengamati faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pola asuh
7. Peneliti mengamati anggota keluarga yang mendidik anak dengan pola
asuh yang berbeda-beda
8. Peneliti mengumpulkan data mengenai keadaan lingkungan, keadaan
keluarga tersebut
B. Wawancara
WAWANCARA BERSAMA KEPALA DESA PEMATANG GAJAH RT 02
KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI
NO PERTANYAAN
1. Berapa lama bapak Menjadi Kepala Desa
2. Periode Keberapakah sekarang yang Menjabat Kepala desa di desa ini
3. Bagaimana Sejarah Desa ini Berdiri
4. Bagaiana struktur Kepemimpinan di Desa
5. Apa Visi dan Misi Desa i
6. Berapa jumlah RT Keseluruhan di Desa Peatang Gajah
7. Berapa Jumlah Keseluruhan Penduduk di Desa Peatang Gajah
8. Berapa Jumlah KK Keseluruhan di Desa Pematang Gajah
WAWANCARA BERSAMA KETUA RT 02 DESA PEMATANG GAJAH RT 02
KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI
NO PERTANYAAN
1. Berapa lama Bapak Menjabat sebagai Ketua RT 02
2. Bagaimana Pandangan Bapak terhadap Pola Asuh Orang Tua di RT 02 ini?
3. Bagaimana Perilaku Anak-Anak di Rt 02 ini dalam Kesehariannya?
4. Pola Asuh yang Seperti apa yang sering diterapkan orang tua dalam Mendidik
Anaknya
5. Apakah Masih Ada Anak yang Kurang Disiplin contohnya dalam Sholat
6. Apakah masih ada orang tua yang sering terlalu Memanjakan Anaknya
WAWANCARA BERSAMA ORANG TUA DESA PEMATANG GAJAH RT 02
KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI
NO RESPONDEN PERTANYAAN
1
ORANG TUA
a. Bagaimana bentuk Pola Asuh ibu dalam
Menanamkan Sikap Disiplin anak
b. Bagaimana upaya dan penerapan yang ibu
lakukan dalam Menanamkan Sikap Disiplin
Anak
c. Apa kendala ibu dalam Menanamkan Sikap
Disiplin anak
C. Dokumentasi
Hal-hal yang diteliti dalam dokumentasi antara lain:
1. Data warga Rt Desa Pematang gajah kecamatan jambi luar kota
kabupaten muaro jambi
2. Foto saat pelaksanaan penelitian
DOKUMENTASI
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA KETERANGAN
1. Drs. H, Rohmat Kepala Desa Pematang Gajah
2. Herman Ketua Rt 02
DAFTAR RESPONDEN
No. Nama Orang Tua Nama anak yang sekolah
SD/MIN Ayah Ibu
1. Suroso Sarini Saskia
2. Imran Erawati Agung
3. Nurhamid Haniyatun Zakirah
4. Walio Warsinem Wafa izati
5. Dancik Suratmi Ridwan
6. Arbain Safina Andreano
7. Ismail Kartini Musdalifah
8. Endriyan Junaida Iqbal
9. M. solikin Tuminah Asar winata
10. Dedi kurniadi Kiki Maharani Al-farizi
11. Herman Purwety Habibi
12. Istanto Aftuh Solekah Salsabila
13. Afrianto Sriwahyuningsih Zubaidah
14. Daldiri Novi Rahma
15. Supiah Jasmini Maulana
16. Andri Sandra Neli Hasanah Faiz
17. Tumijah Ningsih Sadewo
18. Edi sugianto Salawati Miftahul
19. Ibrahim Yusniar Dea humayra
20. Yanto Lidya Pratama
Data orang tua yang menggunakan pola asuh Permisif
No Nama Orang Tua Nama Anak
Ayah Ibu
1. Imran Wati Agung
2. Suroso Sarini Saskia
3. M.Solikin Tuminah Asar Winata
4. Afriano Sri Zubaidah
5. Daldiri Novi Rahma
6. Endriyan Ida Iqbal
Data orang tua yang menggunakan pola asuh demokratis
No Nama Orang Tua Nama Anak
1. Junaidah Endriyan Iqbal
2. Maharani Dedi Kuniadi Al-Farizi
3. Safina Arbain Andreano
4. Erawati Imran Agung
5. Haniyatun Nurhamid Zakirah
6. Sarini Suroso Saskia
7. Warsinem Walio Wafa Izati
8. Suratmi Dancik Ridwan
9. Ningsih Tuminah Asar Winata
10. Sri Afrianto Zubaidah
11. Yusniar Ibrahim Dea Humayra
12. Salawati Edi Miftahul
13. Lidya Yanto Pratama
Data orang tua yang menggunakan pola asuh Otoriter
No Nama Orang Tua Nama Anak
1. Purwety Herman Habibi
2. Aftuh Istanto Salsabila
3. Ida Endriyan Iqbal
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)
Nama : Sitti Rahmah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Kampung Singkep, 08 Agustus 1998
Alamat : Parit 08 Rt 07 desa Siau dalam kec. Muara Sabak timur Kab.
Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 082275559553
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
SD/MI, tahun tamat : SD N 76 Muara Sabak Timur, 2010
SMP/MTs, tahun tamat : SMP N 1 Muara Sabak Timur , 2013
SMA/MA, tahun tamat : SMA N 2 Tanjung Jabung Timur, 2016
Sarjana Strata I, tahun tamat : S1 PAI UIN STS Jambi, 2020
Pengalaman Organisasi
1. Anggota devisi Kesenian HMP PERIODE 2018-2019
2. BENDAHARA HMP PAI PERIODE 2019-2020
3. KETUA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN GEMASABA JAMBI 2017-2018
4. Anggota ADVOKASI Forum Silaturahmi Mahasiswa PAI SE-INDONESIA
(FORSIMA PAI) 2018-2019
Jambi, 18 April 2020
Sitti Rahmah