plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · (universitas sanata dharma yogyakarta dan...

113
i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DDD (DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN ANAK DI RAWAT INAP BANGSAL INSKA II RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Maria Carolina NIM : 108114091 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vandiep

Post on 24-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

i

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DDD

(DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN ANAK DI RAWAT INAP

BANGSAL INSKA II RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

JANUARI – JUNI 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Maria Carolina

NIM : 108114091

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Keluarga Tercinta, Terima kasih atas support dan doanya

(Mama, Vindy, Vido, Ayah, Kak Tian dan Kak Titin, Tante, Om, Kakek, Nenek,

Saudara-saudari yang terkasih di Kutai Barat)

Dosen Pembimbing yang selalu setia, sabar, dan cekatan, thank you so much

(Ibu Aris Widayati)

Teman-teman seperjuangan You Guys are Awesome

(Intan, Rere, Odex, Putri, Defi, Keluarga besar FKK A 2010)

Almamater ku tercinta, thank’s for this marvelous 4 years

(Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma)

Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk, orang yang menjadi

inspirasi dan alasan bagiku untuk terus berkarya, yang mungkin sudah tidak dapat

bersamaku didunia tetapi selalu melihatku dari surga, this is my prize for you Dad,

I hope you proud of me and I wish I could see you sooner or later,

(My Super Dad, Antonius, MJN (alm.))

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Carolina

Nomor Mahasiswa : 108114091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Evaluasi Penggunaan Antibiotika Dengan Metode DDD (Defined Daily Dose)

pada Pasien Anak di Rawat Inap Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta Periode Januari – Juni 2013

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberika royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 05 Maret 2014

Yang menyatakan

(Maria Carolina)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis

menyadari sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan proposal sampai

dengan terselesaikannya skripsi ini. Bersama ini penulis menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah memberikan sarana

dan prasarana kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

2. Staf Instalasi Rekam Medik dan Diklit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

yang telah membantu dalam proses pengumpulan data dan proses

pembuatan izin penelitian.

3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

penyusunan Skripsi ini.

4. Orang tua beserta keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan

moral maupun material

5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan ibu Dra. Th. B. Titien Siwi

Hartayu, M.Kes., Apt., Ph.D. selaku penguji atas saran yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

vii

6. Para sahabat A.A. Sagung Intan, Realita Rosada, Gede Wiwid Santika,

Defilia Anogra, dan Ni Made Putri Laksmi Dewi serta teman-teman FKK

A 2010 dan FSM 2010 yang selalu memberi dukungan dalam menyelesai

skripsi ini

7. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas

bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 05 Maret 2014

Maria Carolina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 05 Maret 2014

Penulis

Maria Carolina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .......................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

INTISARI ............................................................................................................ xv

ABSTRACT .......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1. Perumusan Masalah.......................................................................... 4

2. Keaslian Penelitian ........................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian............................................................................ 10

B. Tujuan Penelitian

1. Umum ............................................................................................... 10

2. Khusus .............................................................................................. 10

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

x

A. Antibiotika ............................................................................................... 12

B. Pengunaan Antibiotika pada Pasien Anak .............................................. 17

C. Kuantitas Penggunaan Antibiotika/Metode DDD ................................... 25

D. Keterangan Empiris ................................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 30

B. Variabel ................................................................................................... 30

C. Definisi Operasional ................................................................................ 30

D. Bahan Penelitian ...................................................................................... 32

E. Perhitungan Sampel dan Teknik Sampling ............................................. 33

F. Alat Penelitian ......................................................................................... 36

G. Tempat Penelitian .................................................................................... 36

H. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 37

I. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian ................................................... 39

J. Keterangan Empiris ................................................................................. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pola Penyakit ........................................................................................... 49

B. Pola Peresepan Antibiotika ..................................................................... 51

C. Nilai DDD 100 patient-days ................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 76

B. Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xi

LAMPIRAN ........................................................................................................ 84

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Distribusi jumlah pasien berdasarkan range usia di

bangsal anak INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode

Januari – Juni 2013 ........................................................................ 48

Tabel II. Distribusi sepuluh teratas penyakit utama pada

pasien anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito

periode Januari – Juni 2013 ......................................................... 49

Tabel III. Distribusi sepuluh teratas penyakit penyerta pada

pasien anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito

periode Januari – Juni 2013 .......................................................... 51

Tabel IV. Distribusi aturan pemakaian antibiotika pada pasien

anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode

Januari – Juni 2013 ........................................................................ 55

Tabel V. Distribusi lama pemakaian antibiotika pada pasien

anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode

Januari – Juni 2013 ........................................................................ 57

Tabel VI. Distribusi golongan, jenis serta frekuensi penggunaan

antibiotika pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari – Juni 2013 ................ 59

Tabel VII. Distribusi lama rawat inap pasien anak di bangsal INSKA

II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 ........................ 61

Tabel VIII. Nilai DDD/100 patient-days untuk masing-masing

antibiotika dan golongannya beserta kode ATC dan

standar DDD WHO ........................................................................ 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perbandingan jumlah pasien anak laki-laki dan perempuan

di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Periode

Januari – Juni 2013 ........................................................................... 47

Gambar 2. Perbandingan jumlah rute pemakaian antibiotika pada pasien

anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari

– Juni 2013 ..................................................................................... 52

Gambar 3. Perbandingan jumlah pemakaian bentuk sediaan antibiotika

pada pasien anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito

periode Januari – Juni 201 ................................................................ 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan sampel dengan menggunakan

software Sample Size Calculator ................................................. 85

Lampiran 2. Lembar/form data dasar pasien .................................................... 86

Lampiran 3. Lembar/form data penggunaan antibiotika .................................. 86

Lampiran 4. Surat izin penelitian dari RSUP Dr. Sardjito ............................... 87

Lampiran 5. Ethical clearance ........................................................................ 88

Lampiran 6 Data lengkap lama rawat inap pasien anak di bangsal

INSKA II RSUP Dr. Sardjito Periode Januari-Juni 2013 .......... 89

Lampiran 7. Jenis penyakit utama pada pasien anak rawat inap

di bangsal INSKA II RSUP Dr.Sardjito periode

Januari – Juni 2013 ..................................................................... 91

Lampiran 8. Jenis penyakit penyerta pada pasien anak rawat inap

di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode

Januari – Juni 2013 ...................................................................... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xv

INTISARI

Kelompok pasien anak merupakan salah satu penerima pengobatan

antibiotika yang terbesar di rumah sakit, dengan demikian berpotensi

menimbulkan penggunaan antibiotika yang tidak rasional. Penelitian ini bertujuan

mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat inap RSUP Dr.

Sardjito menggunakan metode DDD (Defined Daily Dose).

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif

dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan rancangan studi cross-sectional, dan

bersifat retrospektif. Data penggunaan antibiotika diperoleh dari 249 rekam medik

periode rawat Januari – Juni 2013 yang dipilih berdasarkan metode random

sampling. Data yang diambil meliputi profil pasien, diagnosis, dan peresepan

antibiotika. Data kemudian diolah secara deskriptif, dan data kuantitas

penggunaan antibiotika dihitung dengan menggunakan rumus DDD 100 patient-

days.

Selama periode penelitian, penyakit yang paling banyak adalah pneumonia

(20,9%). Terdapat 28 jenis antibiotika yang diresepkan dengan total nilai DDD

100 patient-days sebesar 41,99. Ampisilin merupakan jenis antibiotika yang

paling sering diresepkan dengan persentase 13,9% dengan nilai DDD tertinggi

yaitu 10,33. Terdapat beberapa jenis antibiotika yang nilai DDD-nya melebihi

standar nilai DDD WHO. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika

kemungkinan masih belum selektif sehingga dikhawatirkan akan ditemukan

penggunaan yang tidak rasional. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas penggunaan

antibiotika pada pasien anak.

Kata kunci : antibiotika, metode DDD (Defined Daily Dose), anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

xvi

ABSTRACT

Antibiotics are commonly prescribed for pediatric and potentially lead to

an irrational use of antibiotics. Therefore, the objective of this study is to evaluate

the use of antibiotics in pediatric patients at Dr. Sardjito hospital using DDD

(Defined Daily Dose) method.

This is a non-experimental descriptive evaluative study using cross-

sectional design and retrospective approach. Data were obtained from 249 medical

records of pediatric patients who were in-patient during January to June 2013.

They were selected using a simple random sampling method. Data included

patients’ profiles, diagnoses and antibiotic prescriptions. Data were analyzed

using descriptive statistics and data of quantity of antibiotic prescriptions were

calculated using DDD 100 patient-days.

The most frequent disease found is pneumonia (20,9%). There are 28

kinds of antibiotics prescribed. The most frequent antibiotic is ampicilline

(13,9%). Total value of DDD 100 patient-days of those antibiotics is 41,99. The

highest DDD value is ampicilline, i.e: 10,33. A number of antibiotics have DDD

value highest than the WHO standard. Based on those results, it can be concluded

that the DDD values found in this study indicate the prescriptions of antibiotics

are probably not yet selective and maybe irrational as well. Therefore it is

important to conduct a study about factors that influenced the quantitity of

antibiotics use in children.

Key words: antibiotic, DDD method (Defined Daily Dose), children

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang penting, khususnya di negara-negara berkembang (Hadi et al.,

2008). Anak – anak merupakan salah satu populasi terbesar pengidap penyakit

infeksi. Berdasarkan data yang dihimpun dari buku Profil Kesehatan Indonesia

tahun 2011 dan buku Profil Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta tahun 2011

menunjukan bahwa, untuk kelompok pasien rawat inap, terutama pasien anak,

penyakit utama penyebab rawat inap disebabkan penyakit infeksi (Departemen

Kesehatan RI, 2011; Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta, 2012).

Tingginya kejadian penyakit infeksi pada pasien anak di rawat inap

menyebabkan antibiotika sering diresepkan sebagai obat yang digunakan untuk

melawan kuman penyebab penyakit infeksi (Bauchner, 1999; Depkes RI, 2011).

Sebuah studi di dua kota besar di Indonesia (Semarang dan Surabaya) menemukan

76% peresepan antibiotika ditujukan untuk kelompok pasien anak (Hadi et al.,

2008).

Tingginya peresepan antibiotika yang ditujukan pada pasien anak akan

menimbulkan potensi terjadinya ketidakrasionalan penggunaan antibiotika.

Ketidakrasionalan penggunaan antibiotika diartikan sebagai penggunaan

antibiotika yang tidak sesuai dengan salah satu atau lebih dari beberapa kriteria

berikut: tepat indikasi, penderita, obat, dosis, dan tidak waspada terhadap efek

samping yang ditimbulkan (World Health Organization, 2001). Ketidakrasionalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

2

penggunaan antibiotika pada anak yang sering ditemui adalah ketidaktepatan pada

indikasi penggunaan antibiotika. Salah satu penyebab utamanya adalah klinisi

tidak dapat membedakan infeksi bakterial dan infeksi virus yang terjadi pada anak

dengan gejala demam. Hal ini menyebabkan klinisi mengindikasikan antibiotika

pada hampir semua anak yang mengalami gejala demam (Darmansjah, 2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bauchner (1999) dan

Darmansjah (2008) terdapat sekitar 90% peresepan antibiotika pada anak untuk

penyakit virus dengan gejala demam. Penelitian lain yang dilakukan tim

Antimicrobial Resistance in Indonesia, Prevalence and Prevention (AMRIN)

terdapat 49 sampai dengan 97 persen pasien anak yang menjalani rawat inap

menerima peresepan antibiotika dan sebagian besarnya (46-54%) dianggap tidak

diperlukan dan tidak tepat indikasi (Hadi et al., 2008). Penelitian terbaru yang

dilakukan di rumah sakit umum pendidikan di kota Semarang tahun 2012 dengan

subjek studi pasien anak rawat inap menunjukan bahwa persentase kerasionalan

penggunaan antibiotika pada pasien anak adalah sebesar 55,1% dan hasil ini

masih jauh dari angka kerasionalan penggunaan antibiotika yang diharapkan,

yakni mendekati 100% (Febiana, 2012). Temuan dari beberapa penelitian yang

dikemukakan di atas memperlihatkan bahwa masih banyak peresepan antibiotika

yang tidak rasional yang ditemui pada pasien anak yang menjalani rawat inap.

Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dan berlebihan dapat

mendorong terjadinya resistensi dan resistensi silang terhadap bakteri tertentu

(Kementrian Kesehatan RI, 2011). Peningkatan resistensi akibat penggunaan

antibiotika yang tidak rasional telah menyebabkan terjadinya peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

3

morbiditas dan mortalitas pada pasien sehingga turut pula meningkatkan biaya

perawatan yang harus ditanggung oleh pasien (WHO, 2001)

Untuk memastikan dan mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotika

pada pasien anak, diperlukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotika. Evaluasi

penggunaan antibiotika dapat dilakukan baik dengan pendekatan secara kuantitatif

maupun kualitatif. Metode Defined Daily Dose atau DDD merupakan metode

evaluasi yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun

1996 di Oslo, Norwegia (WHO, 2003). Metode DDD merupakan metode evaluasi

secara kuantitatif untuk penggunaan antibiotika yang akan dilakukan dengan cara

menghitung DDD per 100 patient-days, untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah

antibiotika yang digunakan sehingga nantinya berdasarkan data pengukuran

kuantitas tersebut dapat diketahui trend penggunaan serta dapat menjadi prediksi

awal terkait dengan kerasionalan penggunaan antibiotika (Nouwen, 2006;

Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik ingin

mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat inap di bangsal

INSKA (Instalasi Kesehatan Anak) II, dengan metode DDD. Metode ini ditujukan

untuk menghitung kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak dirawat inap

RSUP Dr. Sardjito. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan

untuk mendeskripsikan profil kuantitas penggunaan antibiotika pada RSUP Dr.

Sardjito selama periode Januari sampai dengan Juni 2013 serta dapat menjadi

bahan pembelajaran bagi sesama kalangan mahasiswa dan pembaca serta dapat

menjadi bahan evaluasi bagi RSUP Dr. Sardjito dimana penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

4

dilaksanakan sehubungan dengan kuantitas penggunaan antibiotika pada RSUP

Dr. Sardjito.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terkait dengan

penggunaan antibiotika pada pasien anak di rawat inap, maka dapat dirumuskan

tiga permasalahan sebagai berikut.

a. Seperti apakah pola penyakit di bangsal anak INSKA II RSUP Dr.

Sardjito selama periode Januari – Juni 2013?

b. Seperti apakah pola peresepan antibiotika di bangsal anak INSKA II

RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari – Juni 2013?

c. Berapakah nilai DDD/100 patient-days dari penggunaan antibiotika

pada pasien anak rawat inap di bangsal anak INSKA II RSUP DR.

Sardjito selama periode Januari - Juni 2013?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode

DDD (Defined Daily Dose) Pada Pasien Anak di Rawat Inap bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari – Juni 2013 belum pernah

dilakukan. Terdapat beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan

sebelumnya sejauh penelusuran penulis, penelitian-penelitian serupa tersebut dan

perbedaan-perbedaanya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut :

a. Penelitian serupa dengan judul “Kajian Rasionalitas Penggunaan

Antibiotik Di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

5

Agustus-Desember 2011” dilakukan oleh Febiana (2012). Jenis penelitian

ini adalah non-eksperimental dengan desain observasional deskriptif dan

pendekatan retrospektif dengan metode yang digunakan untuk mengukur

kuantitas antibiotika adalah metode DDD sementara untuk pengukuran

kualitas antibiotika digunakan metode Gyssens. Hasil yang didapat yaitu,

pengunaan antibiotika yang secara kuantitas paling banyak digunakan

adalah seftriakson, sedangkan kualitas penggunaan antibiotika adalah

sebesar 55,1%. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah

terletak pada jumlah metode yang dipakai. Pada penelitian ini terdapat 2

metode pendekatan yang digunakan yakni, pendekatan dengan metode

kuantitatif DDD dan metode kualitatif Gyssens sementara pada penelitian

penulis metode yang digunakan hanya metode kuantitatif DDD.

b. Penelitian serupa lainnya berjudul “Kuantitas Penggunaan Antibiotik di

Bangsal Bedah dan Obsgin RSUP DR. Kariadi setelah Kampanye PP-

PPRA”. Penelitian ini dilakukan oleh Laras (2012) dengan jenis penelitian

observasional analitik dengan pendekatan prospektif. Hasil yang didapat

adalah kuantitas penggunaan antibiotika di bangsal Bedah lebih tinggi

daripada di bangsal Obsgin. Jenis antibiotika yang tidak sesuai dengan

pedoman penggunaan antibiotika secara statistik lebih banyak di bangsal

bedah. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah pada

subjek uji yang digunakan. Pada penelitian ini subjek uji yang digunakan

adalah semua pasien dewasa yang menjalani rawat di bangsal bedah dan

obsgin sementara pada penelitian penulis subjek uji yang diteliti adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

6

pasien anak rawat inap yang menjalani rawat inap (kecuali pasien

NICU/PICU)

c. Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan Kriteria

Gyysens di Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang.

Penelitian dilakukan oleh Lestari, Almahdy, Zubir, dan Darwin (2011)

dengan jenis studi observasional menggunakan desain cross-sectional, dan

diperoleh hasil dari 105 resep yang diterima penyakit dalam secara

kuantitatif dengan sistem ATC/DDD yang terbanyak yaitu seftriakson

38,955 DDD/100 pasien-hari dengan kode ATC J01DD04 sedangkan yang

paling sedikit yaitu gentamisin 0,507 DDD/100 pasien-hari dengan kode

ATC J01DH02. Sedangkan studi penggunaan antibiotik secara kualitatif

dengan alur kriteria gyssens yang tepat atau kategori I sebesar 43,18% dan

yang tidak tepat atau kategori II-VI sebesar 56,19 %. Perbedaan penelitian

penulis dengan penelitian ini adalah subjek uji yang digunakan. Pada

penelitian ini subjek uji yang digunakan adalah pasien dewasa yang di

rawat inap sementara pada penelitian penulis subjek uji yang digunakan

adalah pasien anak rawat inap. Perbedaan lainnya terletak pada jumlah

metode yang digunakan dimana pada penelitian ini terdapat 2 metode yang

digunakan yaitu metode analisis secara kuantitatif dengan menggunakan

DDD dan metode analisis secara kualititatif dengan menggunakan metode

gyssens.

d. Penelitian serupa tentang Antibiotic Resistance Control Program (ARCP)

Dalam Rangka Memperbaiki Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

7

Bagian Hematologi dan Onkologi di Rumah Sakit Dr. Soetomo pada

Tahun 2006 dan 2008 oleh Andarsini (2011) yang dilakukan secara

prospektif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode DDD/100

patient-days dan kualitatif dengan menggunakan kriteria Gyssens. Hasil

yang diperoleh untuk nilai DDD/100 patient-days terjadi peningkatan

setelah program dimana sebelum program ARCP nilai DDD/100 patient-

days adalah 14,52 dan setelah program ARCP adalah sebesar 15,47. Hasil

yang diperoleh untuk kriteria Gyssens adalah terjadi peningkatan terhadap

beberapa nilai untuk kriteria I, IIA, dan IIIB, sementara terjadi penurunan

nilai untuk kriteria IIIA, IIIB, IVC, IVD, dan V. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah terletak pada jumlah

metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan kombinasi metode

kuantitatif-kualitatif (DDD-Gyssens) sementara pada penelitian penulis

hanya digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan metode DDD.

Penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimental karena pada

penelitian ini dilakukan perbandingan hasil pengukuran kuantitatif-

kualitatif sebelum dan setelah program ARCP (terdapat intervensi

terhadap subjek uji). Penelitian yang dilakukan oleh penulis tergolong

penelitian non eksperimental karena tidak dilakukan intervensi terhadap

subjek uji.

e. Penelitian serupa tentang Pola Penggunaan Antibiotik Sebagai Upaya

Pengendalian Resistensi Antibiotik yang dilakukan oleh Pradipta, Febrina,

Ridwan dan Ratnawati (2012) dengan metode DDD/100 hari rawat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

8

dengan jenis penelitian observasional deskriptif-evaluatif dengan

pendekatan retrospektif dengan menggunakan metode DDD/100 hari

rawat dan DU90% dan diperoleh hasil untuk nilai DDD/100 hari rawat

pada tahun 2009 adalah sebesar 390,98 sementara untuk nilai DDD/100

hari rawat pada tahun 2010 adalah sebesar 381,34. Hasil dari nilai segmen

DU90% adalah pada tahun 2009 terdapat sebelas jenis antibiotika yang

masuk ke dalam segmen DU90% sementara untuk tahun 2010 terdapat 18

jenis antibiotika yang masuk ke dalam segmen DU90%. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

penelitian ini menggunakan subjek uji orang dewasa di rawat inap

sementara pada penelitian penulis subjek uji yang digunakan adalah pasien

anak di rawat inap. Selain itu pada penelitian ini digunakan metode lain

yaitu metode DU90% yang dikombinasikan dengan metode DDD yang

digunakan. Pada penelitian penulis, tidak dilakukan kombinasi antara

metode DDD dan metode DU90%.

f. Penelitian serupa mengenai Analisis Penggunaan Antibiotik Pada Terapi

Demam Tifoid Pasien Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Pada Tahun 2010 dan 2011 dengan Metode ATC/DDD yang dilakukan

oleh Siwi (2011) dengan jenis penelitian observasional deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode DDD/100 patient-

days. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai

DDD/100 patient-days dimana untuk tahun 2010 total dari nilai DDD/100

patient-days adalah sebesar 86,16 sementara untuk tahun 2011 total dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

9

nilai DDD/100 patient-days adalah sebesar 147,55. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah terletak pada

subjek uji dimana pada penelitian ini subjek uji yang diteliti spesifik pada

pasien (dewasa maupun anak) yang mengidap demam tifoid yang

menggunakan antibiotika. Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis,

subjek uji yang digunakan adalah pasien anak tetapi tidak spesifik merujuk

hanya pada satu penyakit seperti yang dilakukan pada penelitian ini.

Penelitian penulis ditujukan pada semua pasien anak di rawat inap yang

menggunakan antibiotika. Selain itu perbedaan lainnya adalah, pada

penelitian ini dilakukan perbandingan antara nilai DDD pada 2 periode,

yaitu tahun 2010 dan 2011. Perbedaan yang didapat dikemukakan serta

dikaji penyebab perbedaannya. Sementara pada penelitian penulis tidak

dilakukan perbandingan nilai DDD antara tahun ke tahun. Penelitian

penulis hanya membahas nilai DDD pada suatu periode saja.

g. Penelitian serupa mengenai Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di

Intensive Care Unit RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli-Desember

2009 yang dilakukan oleh Yuniftiadi (2010) dengan jenis penelitian

observasional deskriptif dengan pendekatan studi cross-sectional dan

teknik simple random sampling. Penilaian kuantitas dihitung dengan

menggunakan metode DDD/100 pasien dengan hasil penelitian dari 40

rekam medik diketahui bahwa nilai kuantitas DDD/100 pasien untuk

antibiotika seftriakson adalah sebesar 62,3 dan merupakan nilai DDD/100

pasien paling tinggi diantara jenis antibiotika lain yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

10

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah pada subjek uji yang digunakan dimana pada penelitian penulis

subjek uji yang digunakan adalah pasien anak di rawat inap kecuali pasien

anak yang berada di NICU/PICU sementara pada penelitian ini subjek uji

yang digunakan adalah pasien dewasa yang dirawat inap di ICU.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoretis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk

pembelajaran dalam evaluasi penggunaan antibiotika dikaji dari segi kuantitas

dengan mengunakan metode DDD (Defined Daily Dose).

b. Manfaat praktis

Dapat menjadi bahan evaluasi bagi RSUP Dr. Sardjito, terkait dengan

hasil dari perhitungan kuantitas antibiotika menggunakan DDD/100 patient-days

yang dapat dijadikan sebagai prediksi awal mengenai rasionalitas penggunaan

antibiotika di bangsal anak INSKA II RSUP Dr. Sardjito.

B. Tujuan Penelitian

1. Umum

Mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien anak di rawat inap

bangsal anak INSKA II pada periode Januari – Juni 2013 dikaji dari segi kuantitas

penggunaanya.

2. Khusus

a. Mendeskripsikan pola penyakit pada di bangsal anak INSKA II RSUP

Dr. Sardjito pada periode Januari – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

11

b. Mendeskripsikan pola peresepan antibiotika di bangsal anak INSKA II

RSUP Dr. Sardjito pada periode Januari – Juni 2013.

c. Menghitung nilai DDD dari penggunaan antibiotika pada pasien anak di

rawat inap bangsal anak INSKA II RSUP Dr. Sardjito selama periode

Januari – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

12

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antibiotika

Antibiotika adalah senyawa yang dihasilkan oleh berbagai jenis

mikroorganisme (bakteri, fungi, aktinomisetes). Namun belakangan pengertian

antibiotika ini diperluas hingga meliputi senyawa antimikroba sintetik seperti

sulfonamide dan kuinolon (Hardman dan Limbird, 2012). Pengertian lain dari

antibiotika adalah :

“zat kimiawi yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau secara semisintesis, yang

memiliki kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lain dimana antibiotika bersifat kurang toksik untuk pejamunya”

(Dorland, 2011).

Antibiotika ditemukan dalam berbagai sediaan, dan penggunaannya dapat

melalui jalur topikal, oral, maupun intravena (Peterson, 2005). Ada berbagai

macam jenis antibiotika. Antibiotika secara umum dapat digolongkan sebagai

berikut ini :

1. Berdasarkan struktur kimianya

Berdasarkan struktur kimianya, antibiotika dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Golongan aminoglikosida, antara lain amikasin, dibekasin, gentamisin,

kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin,

tobramisin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

13

b. Golongan beta-laktam, antara lain golongan karbapenem (ertapenem,

imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,

sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik,

dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin adalah suatu agen

antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis Penicillium

chrysognum.

c. Golongan glikopeptida, antara lain vankomisin, teikoplanin, ramoplanin

dan dekaplanin.

d. Golongan poliketida, antara lain golongan makrolida (eritromisin,

azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),

golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

e. Golongan polimiksin, antara lain polimiksin dan kolistin.

f. Golongan kuinolon (fluorokuinolon), antara lain asam nalidiksat,

siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.

g. Golongan streptogramin, antara lain pristinamisin, virginiamisin,

mikamisin, dan kinupristin-dalfopristin.

h. Golongan oksazolidinon, antara lain linezolid.

i. Golongan sulfonamida, antara lain kotrimoksasol dan trimetoprim.

j. Antibiotik lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam

fusidat (Gunawan, Setiabudi, Nafrialdy, dan Elysabeth, 2007).

2. Berdasarkan toksisitas selektif

Berdasarkan toksisitas selektifnya antibiotika dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu antibiotika yang menghambat pertumbuhan mikroba yang biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

14

dikenal dengan aktivitas bakteriostatik dan antibiotika yang bersifat membunuh

mikroba yang biasa dikenal dengan aktivitas bakterisid (Gunawan et al., 2007).

Pembagian bakteriostatik dan bakteriosid ini tidak absolut, tergantung dari

konsentrasi obat, spesies bakteri dan fase perkembangannya. Pembagian ini

berguna dalam pemilihan antibiotika pada pasien dengan status imunologi yang

rendah (misalnya : penderita HIV) (Utami, 2012).

Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat dan atau membunuh

pertumbuhan mikroba biasanya disebut kadar hambat minimal (KHM) dan kadar

bunuh minimal (KBM). Pada antibiotika tertentu aktivitasnya dapat meningkat

dari bakteriostatik menjadi bakterisid apabila kadar antibiotika tersebut

ditingkatkan melebihi KHM-nya (Gunawan et al., 2007).

3. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotika

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotika/antimikroba dibagi kedalam

lima kelompok :

a. Antibiotika yang menghambat metabolisme sel bakteri

Antibiotika yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamide,

trimetoprim, asam-p-aminosalisilat dan sulfon, dengan mekanisme penghambatan

metabolisme sel ini diperoleh efek bakteriostatik bagi sel bakteri. Kuman patogen

harus mensintesis sendiri asam folat yang sangat berguna bagi kelangsungan

hidup mikroba, dari asam amino benzoate (PABA). Penghambatan metabolisme

terjadi dengan cara menghambat pembentukan dari asam folat (Gunawan et al.,

2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

15

b. Antibiotika yang menghambat sintesis dinding sel mikroba

Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, golongan beta

laktam dan senyawa lain seperti vankomisin. Antibiotika pada kelompok ini

menghambat rangkaian reaksi pembentukan dinding sel bakteri yang tersusun dari

peptidoglikan, mulai dari reaksi pembentukan awal sampai dengan reaksi paling

akhir yaitu transpeptidasi (Gunawan et al., 2007; Brunton et al., 2010).

c. Antibiotika yang mengganggu keutuhan sel mikroba

Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: polimiksin

golongan polien serta antimikroba kemoteraupetik. Antibiotika pada kelompok ini

bekerja dengan cara bereaksi dengan merusak membran sel setelah bereaksi

dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Untuk antibiotika polien akan

bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel fungus sehingga

mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Kerusakan membran sel

dapat menyebabkan keluarnya komponen-komponen penting dalam sel mikroba

seperti protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain (Gunawan et al., 2007).

d. Antibiotika yang menghambat sintesis protein sel

Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : golongan

aminoglikosida, makrolida, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Senyawa

antibiotika jenis ini menghambat dan mengganggu fungsi sub-unit ribosom

sehingga terjadi penghambatan sintesis protein yang reversibel. Sintesis protein

terjadi di ribosom dengan bantuan m-RNA, t-RNA dan dua sub-unit ribosom.

Antibiotika pada kelompok ini bekerja dengan cara berikatan dengan sub-unit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

16

ribosom yang ada pada saat sintesis protein sehingga proses sintesis protein akan

terganggu (Gunawan et al., 2007; Brunton et al., 2010).

e. Antibiotika yang menghambat sintesis asam nukleat

Antibiotika yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: rifampisin dan

golongan kuinolon. Antibiotika golongan ini bekerja dengan cara berikatan dan

menghambat enzim-enzim yang berfungsi untuk sintesis asam nukleat sehingga

sintesis dari asam nukleat terganggu (Gunawan et al., 2007).

4. Berdasarkan aktivitas antibiotika

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dapat dibagi menjadi 2 golongan

yakni :

a. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum)

Antibiotika yang termasuk dalam golongan ini antara lain: tetrasiklin dan

kloramfenikol (Gunawan et al., 2007). Antibiotika berspektrum luas seringkali

dipakai untuk mengobati infeksi yang menyerang pasien dan belum teridentifikasi

dengan pembiakan dan sensitifitas (Kee dan Hayes, 1996).

b. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum)

Antibiotika yang termasuk dalam golongan ini antara lain: benzyl-

penisilin dan streptomisin (Gunawan et al., 2007). Antibiotika pada golongan ini

umumnya efektif untuk melawan satu jenis organisme, karena antibiotika

berspektrum sempit ini bersifat selektif, maka antibiotika ini lebih aktif dalam

melawan organisme tunggal daripada antibiotika yang berspektrum luas (Kee et

al., 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

17

5. Berdasarkan pola farmakokinetika antibiotika

Berdasarkan farmakokinetika antibiotika terhadap bakteri maka dapat

kelompokan menjadi dua kelompok yaitu :

a. Time-dependent killing

Pada pola ini antibiotika akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika

kadarnya dipertahankan cukup lama di atas kadar hambat minimal kuman. Contoh

antibiotika yang masuk dalam golongan ini antara lain penisilin, sefalosporin,

linezoid dan eritromisin (Gunawan et al., 2007).

b. Concentration-dependent killing

Pada pola ini antibiotika akan menghasilkan daya bunuh maksimal

terhadap kuman apabila kadarnya diusahakan relatif tinggi, tetapi dengan catatan

kadar yang tinggi ini tidak perlu dipertahankan terlalu lama. Contoh antibiotika

yang masuk kedalam golongan ini adalah antibiotika golongan aminoglikosida,

flourokuinolon, dan ketolid (Gunawan et al., 2007).

B. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

Pasien anak merupakan salah satu populasi terbesar pengidap penyakit

infeksi. Besarnya kejadian penyakit infeksi pada anak menyebabkan banyaknya

peresepan antibiotika ditujukan pada pasien anak guna menangani penyakit

infeksi yang dialami oleh anak (Bauchner, 1999; Depkes RI, 2011). Sebuah studi

di dua kota besar di Indonesia (Semarang dan Surabaya) menemukan 76%

peresepan antibiotika ditujukan untuk kelompok pasien anak (Hadi et al., 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

18

Pada pasien anak, semua usia dalam kategorinya masing-masing memiliki

kemungkinan terserang penyakit infeksi. Berdasarkan Hurlock (1994) dan

Simandjuntak (1984) (cit., Suharjono, Yuniarti, Sumarsono dan Sumedi, 2009)

pembagian kategori usia pada anak terdiri atas :

1. Infant (usia anak <1 tahun)

2. Toddler (usia anak 1 ≤ umur < 3 tahun)

3. Pre-school/pra-sekolah (usia anak 3 ≤ umur < 6 tahun)

4. School period/usia sekolah (usia anak 6 ≤ umur ≤ 12 tahun)

Biasanya infeksi pada saluran pernapasan merupakan kasus penyakit

infeksi yang paling sering ditemukan pada pasien anak pada segala kategori usia.

Meskipun demikian pada beberapa kategori usia terdapat perbedaan kasus

penyakit infeksi yang menyerang sehingga menimbulkan penggunaan antibiotika

yang beragam pada pasien anak (Shea Florini, dan Barlam, 2001). Contohnya,

pada anak usia di bawah 1 tahun, memiliki kemungkinan 10 kali lebih mudah

untuk terserang berbagai macam penyakit infeksi dibandingkan dengan anak usia

di atas 1 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 1 tahun sistem imun yang

dimiliki belum bekerja sempurna. Penyakit-penyakit infeksi yang menyerang anak

pada usia ini biasanya didominasi oleh penyakit komplikasi setelah kelahiran

seperti sepsis ataupun penyakit bawaan akibat dari kondisi dari ibu seperti

gonorea (Shea et al., 2001). Penggunaan antibiotika pada penanganan kasus

infeksi pada usia ini akan didominasi oleh antibiotika jenis gentamisin, amikasin

dan ampisilin-sulbaktam yang merupakan first line theraphy untuk berbagai kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

19

infeksi seperti sepsis dan infeksi bawaan dari ibu pada anak dengan rentang usia

dibawah 1 tahun (Komite Pelayanan Medik, 2005; Hardman et al., 2010).

Contoh lain, pada kategori usia toddler, anak belajar untuk mengenal

lingkungan sekitar dengan cara menyentuh dan memasukkan benda-benda yang

ada dilingkungan sekitarnya ke dalam mulut. Perilaku anak yang seperti ini

membuat anak rentan terjangkit penyakit infeksi dari kuman/bakteri yang terdapat

di lingkungan sekitarnya. Penyakit infeksi yang umunya menyerang anak pada

kategori usia ini adalah penyakit infeksi pada paru (pneumonia), bronkial

(bronkitis) dan pada saluran pencernaan (diare) (Shea et al., 2001). Penggunaan

antibiotika untuk menagani kasus ini infeksi pada kategori usia ini akan

didominasi oleh jenis antibiotika ampisilin (untuk infeksi pada paru dan

bronkitis), metronidazol dan kotrimoksasol (untuk infeksi pada saluran

pencernaan) (Martin dan Jung, 2005).

Seiring dengan pertumbuhan anak terutama menjelang memasuki usia

sekolah, kemampuan sistem imunitas telah bekerja secara sempurna dan terjadi

pula perubahan terhadap tingkah laku pada anak. Pada kategori usia ini umumnya

anak jarang terkena penyakit infeksi karena kemampuan tubuh anak dalam

melawan invasi kuman penyebab penyakit infeksi meningkat dan tingkah laku

anak yang dapat menjaga kebersihan diri sehingga kemungkinan terjadinya

penyakit infeksi pada anak menurun (Shea et al., 2001). Perbedaan yang terjadi

pada setiap kategori usia juga turut berkontribusi terhadap beragamnya jenis

antibiotika yang digunakan pada pasien anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

20

Secara umum ada 2 macam terapi penggunaan antibiotika, berdasarkan

ditemukannya kuman atau tidak yakni terapi empiris dan terapi definitif. Terapi

empiris adalah terapi yang diberikan berdasarkan diagnosis klinis dengan

pendekatan ilmiah dari klinisi. Sedangkan terapi definitif dilakukan berdasarkan

hasil pemeriksaan mikrobiologis yang sudah memastikan kuman dan kepekaan

kuman tersebut terhadap antibiotika yang dipakai (Jawetz, 1997). Selain itu

terdapat pula terapi profilaksis yaitu terapi antibiotika yang diberikan adalah

untuk pencegahan pada pasien yang rentan terkena infeksi. Pada terapi ini

antibiotika yang digunakan adalah antibiotika yang memiliki spektrum sempit dan

kerjanya spesifik antibiotika kebanyakan diresepkan sebagai terapi empiris,

daripada terapi profilaksis atau definitif (Kakkilaya, 2008).

Klinisi tidak boleh memberikan terapi secara sembarangan tanpa

mempertimbangkan indikasi pemberian atau malah menunda pemberian

antibiotika. Pada kasus infeksi yang telah ditegakkan diagnosanya secara klinis,

meskipun tanpa hasil pemeriksaan mikrobiologi, harus segera ditangani dan

diberikan terapi antibiotika. Pada kasus infeksi yang tergolong gawat seperti

sepsis, demam dengan neutropeni, dan meningitis bakterial terapi dengan

menggunakan antibiotika tidak boleh ditunda walaupun belum diketahui hasil dari

pemeriksaan kultur mikrobiologisnya. Diagnosis awal menjadi acuan penting bagi

klinisi untuk menentukan terapi awal dari penggunaan antibiotika pada pasien.

Biasanya setelah menegakkan diagnosis awal klinisi akan memberikan terapi

antibiotika sebagai terapi awal/empiris. Pada penggunaanya sebagai terapi empiris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

21

antibiotika yang digunakan biasanya memiliki spektrum luas. Hasil pemeriksaan

mikrobiologi juga menjadi acuan penting bagi penentuan terapi antibiotika yang

akan digunakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi nantinya dapat

diketahui kuman apa yang menginfeksi kemudian dapat ditentukan secara spesifik

antibiotika apa yang dapat digunakan untuk menangani kuman yang menginfeksi

(Leekha, Terrel, dan Edson, 2011).

Secara umum penggunaan antibiotika pada anak memerlukan perhatian

khusus. Anak memiliki risiko mendapatkan efek merugikan lebih tinggi akibat

penggunaan antibiotika dibandingkan dengan orang dewasa (Shea et al., 2001).

Terdapat tiga faktor yang membuat penggunaan antibiotika pada anak

memerlukan perhatian khusus. Penyebab pertama, karena penggunaan antibiotika

pada anak seringkali tidak tepat indikasi. Penyebab kedua karena terbatasnya

penggunaan antibiotika pada pasien anak akibat dari tidak diperbolehkannya

penggunaan beberapa jenis antibiotika digunakan pada pasien anak. Golongan

antibiotika tetrasiklin dan flourokuinolon merupakan contoh dari beberapa

golongan antibiotika yang penggunaanya dilarang pada pasien anak terkait dengan

efek samping merugikan yang ditimbulkan pada anak. Terbatasnya penggunaan

antibiotika pada pasien anak akan menyebabkan klinisi cenderung meresepkan

antibiotika yang sama. Apabila antibiotika yang sama diresepkan terus menerus

hal ini akan menyebabkan tingginya resiko terjadinya resistensi terhadap

antibiotika (Shea,et al., 2001; Bueno dan Stull, 2009). Ketiga, terkait dengan

fungsi fisiologis anak yang belum sempurna bekerja. Pada anak proses absorpsi,

distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (termasuk antibiotika) yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

22

untuk pengobatan pada pasien anak, belum maksimal bekerja dikarenakan fungsi

fisiologis yang belum sempurna sehingga akan berpengaruh pada profil

farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotika. Akibat adanya pengaruh pada

profil farmakokinetik dan farmakodinamik, hal ini dapat memicu terjadinya efek

samping (Hakim, 2012).

Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian

antibiotika yang tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis dan waspada

terhadap efek samping antibiotika. Menurut WHO kriteria pemakaian obat yang

rasional antara lain : (1) Sesuai dengan indikasi penyakit; (2) Diberikan dengan

dosis yang tepat dengan memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis

penyakit; (3) Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat; (4)

Lama pemberian yang tepat; (5) obat yang diberikan harus efektif, mutu terjamin

serta tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau; (6) Meminimalkan efek

samping dan alergi obat (WHO, 2001).

Dewasa ini, penggunaan antibiotika yang tidak rasional sering ditemukan

pada pasien anak. Terdapat kesulitan pembedaan infeksi bakteri dan virus pada

saat diagnosis awal dan tidak adanya hasil dari pemeriksaan mikrobiologis

membuat dokter meresepkan antibiotika bagi semua anak yang menderita demam

(Farida, Herawati, Hapsari, Notoatmojo, dan Hardian, 2008). Lebih dari separuh

pasien dalam perawatan rumah sakit menerima antibiotika sebagai pengobatan

ataupun profilaksis. Sekitar 80% konsumsi antibiotika dipakai untuk kepentingan

manusia dan sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya infeksi

virus (Bisht, Katiyar, Singh, dan Mittal, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

23

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bauchner (1999) dan

Darmansjah (2008) terdapat sekitar 90% peresepan antibiotika pada anak untuk

penyakit virus dengan gejala demam. Penelitian lain yang dilakukan tim

Antimicrobial Resistance in Indonesia, Prevalence and Prevention (AMRIN)

terdapat 49 sampai dengan 97 persen pasien anak yang menjalani rawat inap

menerima peresepan antibiotika dan sebagian besarnya (46-54%) dianggap tidak

diperlukan dan tidak tepat indikasi (Hadi et al., 2008). Penelitian terbaru yang

dilakukan di rumah sakit umum pendidikan di kota Semarang tahun 2012 dengan

subjek studi pada pasien anak rawat inap menunjukan bahwa persentase

kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak adalah sebesar 55,1% dan

hasil ini masih jauh dari angka kerasionalan penggunaan antibiotika yang

diharapkan yakni, mendekati 100% (Febiana, 2012).

Penggunaan antibiotika yang meluas dan irasional dapat memunculkan

resiko terjadinya resistensi (Bisht et al., 2009). Resistensi terjadi ketika bakteri

berubah dalam satu atau lain hal yang menyebabkan turun atau hilangnya

efektivitas obat, senyawa kimia atau bahan lainnya yang digunakan untuk

mencegah atau mengobati infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup dan

berkembang biak, menimbulkan lebih banyak bahaya. Kepekaan bakteri terhadap

kuman ditentukan oleh kadar hambat minimal yang dapat menghentikan

perkembangan bakteri (Bari, Mahajan, dan Surana, 2008).

Ketika bakteri menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotika lini

pertama, maka harus digunakan antibiotika lini kedua atau ketiga, yang mana

harganya lebih mahal dan kadang kala pemakaiannya lebih toksik. Di negara-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

24

negara berkembang, dimana antibiotika lini pertama maupun kedua tidak tersedia,

menjadikan potensi resistensi terhadap antibiotika lini pertama menjadi lebih

besar. Antibiotika di negara berkembang didapatkan dalam jumlah sangat terbatas,

bahkan antibiotika yang seharusnya ada untuk mengatasi penyakit infeksi yang

disebabkan bakteri patogen resisten, tidak terdaftar dalam daftar obat esensial.

Selain itu peningkatan resistensi telah menyebabkan terjadinya peningkatan

terhadap morbiditas dan mortalitas pada pasien sehingga turut pula meningkatkan

biaya perawatan yang harus ditanggung oleh pasien (WHO, 2001; Bisht et al.,

2009).

Resistensi turut memberikan konsekuensi yang fatal bagi pasien akibat

dari bakteri yang gagal berespon terhadap pengobatan mengakibatkan

perpanjangan penyakit (prolonged illness), meningkatnya resiko kematian

(greater risk of death) dan semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit

(length of stay). Ketika respon terhadap pengobatan menjadi lambat bahkan gagal,

pasien menjadi infeksius untuk beberapa waktu yang lama (carrier). Hal ini

memberikan peluang yang lebih besar bagi galur resisten untuk menyebar kepada

orang lain (Deshpande dan Joshi, 2011).

Untuk mengendalikan jumlah penggunaan antibiotika, menuntun

penggunaan antibiotika menjadi lebih rasional serta mencegah terjadinya

resistensi pada pasien di Indonesia Kementrian Kesehatan RI memberikan

rekomendasi untuk tiap-tiap rumah sakit serta instalasi kesehatan untuk

membentuk 3 komite yaitu : Komite Farmasi dan Terapi (KFT), Komite

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI-RS) dan Komite Tim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

25

Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA). Komite – komite ini

merupakan kepanitiaan dirumah sakit yang berperan dalam menetapkan kebijakan

penggunaan antibiotika, pencegahan dan penyebaran antibiotika serta

pengendalian resistensi bakteri terhadap antibiotika (Kemenkes RI, 2011).

Terdapat juga sebuah tim yang disebut Antimicrobial Resistance in Indonesia-

Prevalence and Prevention study (AMRIN) yang mengembangkan program untuk

menilai resistensi antibiotika, kuantitas, dan kualitas penggunaan antibiotika serta

pengukuran kontrol infeksi di rumah sakit di Indonesia yang terstandarisasi dan

efisien (Hadi et al., 2008).

C. Pengukuran Kuantitas Penggunaan Antibiotika

Data yang akurat berkenaan dengan kuantitas penggunaan antibiotika

sangat diperlukan. Data-data tersebut akan lebih bernilai jika dikumpulkan,

dianalisis, serta disajikan dengan suatu sistem dan metode yang terstandar.

Kebutuhan akan adanya suatu metode yang terstandar untuk mengevaluasi

kualitas penggunaan antibiotika dan juga untuk menetapkan kuantitas penggunaan

antibiotika sangat diperlukan untuk menunjang pengetahuan tentang

perkembangan dan kerasionalan dari penggunaan obat-obatan (Nouwen, 2006).

Kuantitas penggunaan antibiotika di rumah sakit dapat ditentukan atau

dihitung dengan menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD). Sistem DDD

dan klasifikasi Anatomical Theraupetic Chemical (ATC) dikembangkan oleh

peneliti asal Norwegia. Pada sistem ATC obat diklasifikasikan ke dalam beberapa

kelompok berdasarkan organ/sistem target obat tersebut atau berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

26

kandungan kimia, farmakologi dan terapi. Antibiotika yang akan dimasukkan

dalam perhitungan pada metode DDD harus terdapat dalam klasifikasi ATC

(WHO, 2003).

Metode DDD adalah metode digunakan untuk menghitung rata-rata dosis

per-hari yang digunakan pada orang dewasa. Metode DDD diasumsikan sebagai

rata-rata dosis per-hari untuk obat yang digunakan untuk indikasi utama

pengobatan pada orang dewasa. Penggunaan metode DDD pada pasien anak dapat

dilakukan apabila tersedia dosis harian dan indikasi dalam populasi anak-anak

harus digunakan dan dibandingkan dengan nilai-nilai DDD, agar didapat

perkiraan tentang prevalensi penggunaan obat pada anak. Jika sub-kelompok

pediatrik sulit untuk diidentifikasi, metode DDD umum harus digunakan sebagai

alat ukur untuk perbandingan secara keseluruhan. Untuk memperkirakan jumlah

penggunaan obat pada anak-anak tidak mungkin dengan menggunakan data

penjualan obat/antibiotika yang disajikan dalam bentuk DDD. Hal ini dikarenakan

data penjualan mentah yang tersedia tidak dapat menggambarkan pemakaian

antibiotika yang sesungguhnya pada pasien anak. Pada perhitungan DDD untuk

pasien anak, sangat penting untuk mengecek dosis penggunaan harian yang

dipakai yang dapat diperoleh di lembar rekam medik. Untuk produk obat disetujui

untuk digunakan pada anak-anak, perhitungan pada DDD memperhatikan

rekomendasi dosis. Dosis yang diberikan pada anak akan berbeda dengan dosis

yang diberikan pada orang dewasa, karena perhitungan dosis pada anak

didasarkan pada usia dan berat badan sehingga biasanya untuk dosis penggunaan

pada anak sediaan antibiotika biasanya dalam bentuk dosis dewasa yang terbagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

27

Hal inilah yang menyebabkan data penjualan mentah tidak dapat digunakan untuk

menghitung DDD pada pasien anak, karena antibiotika yang terjual biasanya

masih dalam range dosis untuk dewasa terutama pada sediaan tablet dan injeksi.

Banyak produk obat yang digunakan pada anak-anak bahkan tidak disetujui

penggunaannya pada pasien anak, serta beberapa antibiotika dokumentasi

mengenai regimen dosis tidak tersedia sehingga tidak dapat digunakan pada

pasien anak (WHO, 2012).

Untuk mengukur kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap

di rumah sakit, WHO memberikan rekomendasi untuk menggunakan metode

DDD/100 bed days (WHO, 2003). Dalam perkembangannya perhitungan DDD

untuk pasien rawat inap di rumah sakit dapat pula menggunakan rumus DDD/100

patient-days dimana rumusan DDD/100 patient-days merupakan pengembangan

dari rumus DDD/100 bed days. Metode DDD yang dipakai dalam penilaian

kuantitas penggunaan antibiotika yang dipakai di rumah sakit adalah DDD/100

patient-days dengan rumus:

(Kemenkes RI, 2011).

Perhitungan DDD dapat dibantu dengan menggunakan Antibiotics

Consumption Calculator (ABC calc) yang telah digunakan oleh negara-negara di

Eropa. Klasifikasi ATC dan metode DDD biasa digunakan untuk membandingkan

penggunaan antibiotika antar rumah sakit dan dapat pula digunakan untuk

membandingkan konsumsi antibiotika antar negara. Apabila diterapkan di

lingkungan rumah sakit maka perhitungan DDD/100-patient days atau DDD/100-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

28

bed days adalah yang paling direkomendasikan. Sementara untuk perhitungan

antar negara biasanya digunakan DDD/1000-inhibitants per day atau DDD per

inhibitants per year (WHO, 2003).

Dengan menggunakan metode ATC/DDD, hasil evaluasi penggunaan obat

dapat dengan mudah dibandingkan. Adanya perbandingan penggunaan obat di

tempat yang berbeda sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya perbedaan

substansial yang akan menuntun untuk dilakukannya evaluasi lebih lanjut ketika

ditemukan perbedaan bermakna yang akhirnya akan mengarah pada identifikasi

masalah dan perbaikan sistem penggunaan obat (Jankgnet, Lashof, Gould, dan

Meer, 2000; Bergman, Risinggard, Palcevski, dan Ericson, 2004).

Hasil penelitian tentang perhitungan kuantitas penggunaan antibiotika

dengan metode DDD pada pasien anak rawat inap di RSUP Dr. Kariadi didapat

nilai total DDD/100 patient-days sebesar 39,4. Antibiotika dengan nilai DDD

terbesar adalah seftriakson dengan DDD/100 patient-days sebesar 10,6 dimana

nilai DDD untuk antibiotika seftriakson tersebut melebihi nilai standar DDD yang

ditetapkan untuk antibiotika sefriakson, dimana nilai standar seharusnya adalah 4

(Febiana, 2012).

Penelitian lain yang dilakukan dilakukan di RSUP Dr. Soetomo Surabaya

pada pasien anak di bagian hematologi dan onkologi dengan total nilai DDD/100

patient-days sebesar 15,47. Antibiotika dengan nilai DDD terbesar adalah

ampisilin - sulbaktam dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 8,09. Hasil ini

juga melebihi standar WHO yang ditetapkan untuk antibiotika kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

29

ampisilin-sulbaktam, dngan nilai standar seharusnya adalah 2 (Andarsini, 2011).

Tingginya beberapa nilai antibiotika yang tidak sesuai dengan standar

WHO pada beberapa penelitian di atas, menunjukkan bahwa masih terdapat

penggunaan antibiotika yang kemungkinan tidak rasional. Menurut Laras (2012),

apabila nilai DDD dikaitkan dengan kerasionalan semakin kecil hasil pengukuran

kuantitas maka hal ini menunjukan bahwa klinisi kemungkinan lebih selektif

dalam memberikan peresepan antibiotika pada pasien. Pemberian antibiotika

hanya benar-benar didasarkan pada indikasi tertentu yang benar membutuhkan

pengobatan dengan menggunakan antibiotika akan lebih mendekati prinsip

penggunaan antibiotika yang rasional. Ketika kuantitas penggunaan antibiotika

nilainya lebih tinggi dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada

nilai standar DDD WHO menandakan bahwa peresepan dan penggunaan

antibiotika pada pasien kemungkinan tidak selektif. Ketidakselektifan peresepan

dan penggunaan antibiotika dikhawatirkan akan menimbulkan banyaknya

peresepan dan penggunaan antibiotika yang tidak tepat indikasi sehingga hal ini

akan berpengaruh pada kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien.

D. Keterangan Empiris

Masih terdapat antibiotika yang nilai DDD-nya lebih besar daripada nilai

DDD standar yang ditetapkan oleh WHO pada pasien anak di rawat inap bangsal

INSKA II RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental deskriptif evaluatif

dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional

dan bersifat retrospektif.

B. Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini :

1. Pola penyakit

2. Pola peresepan antibiotika

3. Nilai DDD (Defined Daily Dose) penggunaan antibiotika

C. Definisi Operasional

1. Pola Penyakit

Pola penyakit yang dimaksud disini adalah jenis-jenis penyakit (penyakit

utama dan penyerta) selama periode Januari – Juni 2013 pada pasien anak rawat

inap di bangsal anak INSKA II.

2. Pola peresepan

Pola atau karakteristik peresepan yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah gambaran peresepan antibiotika yang diterima oleh pasien anak rawat inap

yang meliputi : golongan dan jenis antibiotika, bentuk sediaan dan rute

pemakaian, aturan pemakaian, lama pemakaian, jumlah antibiotika yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

31

diresepkan, dan lama rawat inap pada pasien anak rawat inap di bangsal anak

INSKA II, RSUP Dr. Sardjito, selama periode Januari – Juni 2013.

3. Nilai DDD

Nilai DDD merupakan nilai pengukuran kuantitas antibiotika yang

dikeluarkan oleh WHO. Untuk obat-obat yang dianalis dengan metode DDD harus

terdapat atau termasuk dalam klasifikasi ATC. Pada penelitian ini digunakan

DDD per 100 patient-days dengan rumus perhitungan:

DDD/100 patient-days :

Keterangan :

LOS (length of stay): lama rawat inap pasien (terhitung sejak hari pertama pasien

masuk rumah sakit sampai dengan hari dimana pasien keluar dari rumah sakit)

yang didapat dari rekam medik yang terpilih sebagai sampel selama periode

Januari – Juni 2013.

Nilai yang didapat dari hasil perhitungan DDD/100 patient-days

dibandingkan dengan standar WHO. Apabila nilai DDD yang didapat lebih besar

daripada nilai standar WHO maka penggunaan antibiotika diperkirakan kurang

selektif. Apabila penggunaan antibiotika tidak selektif maka dikhawatirkan

terdapat ketidakrasionalan penggunaan antibiotika. Parameter kerasionalan yang

dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai DDD adalah ketepatan indikasi dan

dosis. Apabila hasil nilai DDD yang diperoleh lebih besar daripada nilai standar

DDD WHO maka terdapat kemungkinan dimana masih terdapat pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

32

antibiotika yang penggunaannya tidak tepat indikasi serta kemungkinan adanya

pemberian dosis yang terlalu tinggi pada pasien anak.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medik pasien anak rawat

inap, dalam hal ini peneliti mengambil data dari lembar rekam medik pasien yang

memuat penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat inap di RSUP Dr.

Sardjito tepatnya di bangsal anak INSKA II.

Kriteria inklusi dari bahan penelitian adalah :

1. Rekam medik pada pasien anak di rawat inap RSUP Dr. Sardjito

selama periode Januari – Juni 2013 yang memuat tentang terapi

antibiotika.

2. Rekam medik yang jelas terbaca.

3. Rekam medik yang memuat penggunaan antibiotika yang terdapat

dalam klasifikasi ATC

4. Pasien dengan status keluar dari rumah sakit” diizinkan” dengan

keadaan keluar “membaik/sembuh”.

Kriteria eksklusi dari bahan penelitian adalah :

1. Rekam medik yang tidak lengkap (data mengenai penggunaan

antibiotika tidak lengkap).

2. Pasien yang menjalani rawat inap di NICU/PICU.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

33

E. Perhitungan Sampel dan Teknik Sampling

Berikut diuraikan tata cara perhitungan sampel dan teknik sampling yang

dilakukan:

1. Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti, terdapat 2457 kasus rawat

inap selama periode Januari – Juni 2013. Dari 2457 kasus rawat inap,

didapat 603 kasus yang memenuhi kriteria inklusi. Untuk perhitungan

sampel minimum digunakan taraf kepercayaan 95%, dan selang

kepercayaan 5%, proporsi penggunaan antibiotika berdasarkan penelitian

sebelumnya 50% (Pradipta, 2009) serta populasi 603. Untuk menentukan

jumlah sampel yang digunakan dilakukan perhitungan dengan

menggunakan bantuan software Sample size calculator (Lampiran 1). Dari

hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel minimum adalah 235 data.

Rumus perhitungan formula dari sample size calculator :

Dengan : Z = Confidence Level

p = Proporsi penggunaan antibiotika

c = Confidence Interval

Pada penelitian ini diambil proporsi 50% dikarenakan berdasarkan penelitian

terdahulu tentang penggunaan antibiotika di RSUP Dr. Sardjito didapatkan

proporsi penggunaan sebesar 50% (Pradipta, 2009). Serta pada penelitian lain

didapatkan proporsi penggunaan antibiotika sebesar 100% (Ambariyah, 2012),

tetapi proporsi pengunaan antibiotika yang sangat variatif dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

34

ditemukannya proporsi penggunaan pasti terhadap penggunaan antibiotika

pada pasien anak di rawat inap RSUP Dr. Sardjito maka diambil proporsi

penggunaan antibiotika sebesar 50%

2. Walaupun kriteria inklusi dan ekslusi telah ditentukan, namun berdasarkan

analisis situasi (orientasi yang telah dilakukan sebelumnya) diperoleh

informasi bahwa mekanisme penyediaan bahan penelitian (rekam medik) oleh

institusi tempat penelitian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kriteria inklusi

yang ditetapkan. Mekanisme yang terjadi sangat memungkinkan terdapat

bahan penelitian yang masih belum memenuhi kriteria inklusi ikut terambil

pada saat pengambilan sampel walaupun proporsi/persentasenya sangat kecil.

Mengingat hal tersebut diluar kendali, maka dilakukan antisipasi.

Untuk mengantisipasi jumlah sampel yang diambil kurang dari jumlah sampel

minimal maka pengambilan besar sampel ditambahkan ± 10% dari jumlah

total sampel minimal sehingga total sampel yang diambil adalah :

Jumlah dari rekam medik yang didapat dibagi berdasarkan jumlah bulan untuk

mendapatkan distribusi jumlah rekam medik yang merata pada setiap

bulannya sehingga jumlah rekam medik yang diambil untuk tiap bulan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

35

3. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Berdasarkan

perhitungan sampel tersebut di atas didapatkan jumlah sampel yang diambil

adalah sebesar 259 sampel. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah

sebagai berikut:

a. Semua rekam medik yang masuk dalam kriteria inklusi selama periode

Januari – Juni 2013 (603 rekam medik) dikelompokkan berdasarkan bulan.

b. Kemudian rekam medik yang telah dikelompokkan per-bulan diberikan

penomoran dari 1 sampai dengan jumlah terakhir rekam medik pada setiap

bulan (seperti pada bulan Januari tercatat ada 126 rekam medik,

penomoran dilakukan dari nomor 1 sampai dengan 126).

c. Setelah itu diambil secara acak dengan menggunakan sistem cabut-undi

sebanyak 43-45 rekam medik yang mewakili jumlah sampel minimum

untuk tiap bulan.

d. Dari proses pada poin c di atas diperoleh 259 rekam medik. Namun

demikian seperti yang telah dijelaskan di atas terkait dengan masalah

mekanisme penyediaan bahan penelitian maka ketika dilakukan

pengecekan ulang terdapat 10 buah rekam medik harus tidak diikut

sertakan sebagai sampel. Sepuluh buah rekam medik tidak dikutkan

sebagai sampel karena ada 6 rekam medik yang tercatat dirawat di

NICU/PICU, 3 rekam medik ternyata tidak menggunakan antibiotika serta

1 rekam medik yang ternyata antibiotika yang digunakan tidak termasuk

dalam klasifikasi ATC WHO. Hal ini berdampak terhadap jumlah sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

36

yang awalnya 259 harus berkurang sehingga jumlah sampel total yang

digunakan menjadi 249 rekam medik.

F. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah lembar pencatatan data yang

terdiri atas :

1. Lembar data dasar pasien yang memuat data – data berikut : nomor rekam

medik pasien, nama pasien, umur, jenis kelamin, tanggal masuk dan

keluar, diagnosis utama dan penyerta, tujuan keluar dan keadaan keluar,

serta riwayat penyakit atau riwayat kesehatan pasien. Contoh tabel ada

pada Lampiran 2.

2. Lembar data pengunaan antibiotika yang memuat data – data berikut:

nama antibiotika, dosis antibiotika (g), jumlah penggunaan antibiotika

perhari (g), lama pengunaan antibiotika, total penggunaan antibiotika (g).

Contoh tabel ada pada Lampiran 3.

G. Tempat Penelitian

Penelitian di bangsal anak INSKA II Rumah Sakit Umum Pendidikan

Sardjito Kota Yogyakarta. Bangsal anak INSKA II terdiri atas sub-bagian ruangan

yang terbagi atas paviliun VIP Cempaka Mulya, paviliun rawat inap kelas I, II dan

III serta ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric

Intensive Care Unit). Tempat pengambilan data di instalasi catatan medik RSUP

Dr. Sardjito Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

37

H. Tata Cara Penelitian

1. Tahap Orientasi dan Studi Pendahuluan

Pada tahapan ini dilakukan penyusunan proposal kegiatan dan mengurus

perizinan No. 1156/D/VII/13 (Lampiran 4). Dilakukan pula pengurusan ethical

clearance di RSUP Dr. Sardjito No.KE/FK/1020/EC (Lampiran 5).

Pada tahap orientasi peneliti memperoleh informasi mengenai teknis

pengambilan bahan penelitian setelah itu dilakukan studi pendahuluan mengenai

teknis pengambilan data secara rinci. peneliti melakukan studi pendahuluan untuk

mencari informasi tentang gambaran penggunaan antibiotika pada pasien anak

rawat inap di RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari – Juni 2013. Hasil studi

pendahuluan Selama periode Januari – Juni 2013, tercatat ada 2457 rekam medik

pasien anak rawat inap.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, peneliti tidak mendapatkan data pasti

tentang berapa banyak pasien anak yang benar-benar menggunakan antibiotika.

Pada tahapan studi pendahuluan ini peneliti hanya mendapatkan print out yang

memuat data dasar pasien meliputi (Identitas, Diagnosis masuk, Diagnosis

penyerta dan tanggal keluar-masuk RS) yang dirawat selama Januari – Juni 2013.

Untuk menentukan jumlah sampel yang masuk dalam kriteria inklusi, peneliti

mencocokan diagnosis utama dan penyerta dari pasien dengan standar pelayanan

medik (SPM) dari RSUP Dr. Sardjito sehingga akan didapat data/bahan penelitian

yang diperkirakan benar-benar menggunakan antibiotika. Pencocokan dengan

menggunakan SPM merupakan teknis yang paling memungkinkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

38

memastikan bahwa rekam medis yang diambil adalah yang memuat penggunaan

antibiotika pada pasien anak rawat inap di bangsal INSKA II selama periode

penelitian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapat ada 603 rekam medik

yang masuk dalam kriteria inklusi, yang kemudian dilakukan perhitungan sampel

serta sampling seperti yang telah dijelaskan di atas (pada poin E, Perhitungan

Sampel dan Teknik Sampling).

2. Tahap Pengambilan Data

Rekam medik yang masuk dalam kriteria inklusi dan terjaring sebagai

sampel diambil datanya dari rekam medik lalu ditulis ke dalam lembar data dasar

pasien dan lembar data penggunaan antibiotika (alat penelitian).

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan :

a. Editting

Editing dilakukan dengan memeriksa ulang kelengkapan data-data yang

diperoleh dari lembar rekam medik di bangsal anak INSKA II RSUP Dr. Sardjito

selama periode Januari – Juni 2013.

b. Entry Data

Pada tahap ini dilakukan pemindahan data dari lembar data dasar dan

lembar penggunaan antibiotika lalu data di masukan kedalam program EXCEL®

untuk selanjutnya data dibagi berdasarkan kebutuhan untuk data demografi, data

pola penyakit, data pola peresepan dan data untuk perhitungan nilai DDD/100

patient-days.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

39

c. Cleaning

Cleaning dilakukan dengan memeriksa ulang data-data yang telah

dimasukan pada program EXCEL® untuk selanjutnya data akan diolah

berdasarkan kebutuhannya masing-masing.

I. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian

Analisis data dilakukan secara analisa deskriptif dan analisa evaluatif-

kuantitatif (menggunakan metode DDD)

1. Analisis deskriptif dilakukan dengan menguraikan data-data yang telah

dikumpulkan menjadi frekuensi dan presentase. Data deskriptif ini

meliputi : data demografi pasien, data pola peresepan dan data pola

penyakit pada pasien anak rawat inap di bangsal anak INSKA II RSUP Dr.

Sardjito, selama periode Januari – Juni 2013.

2. Analisis evaluatif-kuantitatif dilakukan dengan menghitung kuantitas

penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan metode DDD, yang

diproses dengan kombinasi program EXCEL® dan program ABC calc.

Berikut tata cara analisis dengan menggunakan metode DDD :

a. Hitung jumlah penggunaan masing-masing jenis antibiotika dalam

satuan berat gram baik yang tunggal ataupun kombinasi untuk semua

sampel.

Contoh :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

40

Pasien 1 : mendapat amoksisilin dosis per-tablet 500mg dengan aturan

pakai 2x sehari selama 4 hari. Jumlah pemakaian pada pasien 1 adalah:

[(500x2)x4] = 4000mg = 4g

Pasien 2 : mendapat terapi amoksisilin dosis per-tablet 250mg dengan

aturan pemakaian 3x sehari selama 5 hari. Jumlah pemakaian pada

pasien 2 adalah: [(250x3)x5] = 3750mg = 3,75g, dan seterusnya

sampai dengan pasien ke-n dengan jumlah pemakaian sebanyak n

gram.

Jumlah total pemakaian antibiotika amoksisilin adalah:

Jumlah gram pemakaian pasien 1 + jumlah gram pemakaian

pasien 2 +………..+ jumlah gram pemakaian pasien ke-n = X gram

b. Hitung LOS total selama periode Januari – Juni 2013.

Contoh :

Pasien 1 dirawat selama 3 hari.

Pasien 2 dirawat selama 7 hari, dan seterusnya sampai dengan pasien

ke-n dirawat dengan lama rawat selama n hari.

Jumlah total LOS adalah:

Lama rawat pasien 1 + lama rawat pasien 2 +………..+ lama rawat

pasien ke-n = X hari.

c. Hitung nilai DDD 100/patient-days untuk masing-masing jenis

antibiotika atau kombinasi antibiotika dengan menggunakan rumus

seperti yang tertera pada definisi operasional. Untuk mengetahui nilai

standar DDD WHO dalam gram (per-antibiotika/per-kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

41

antibiotika) yang digunakan, dapat dilihat pada program ABC Calc.

Pada program ABC Calc tersedia kolom yang mencantum kan nilai

standar DDD WHO dari masing-masing antibiotika yang disajikan

berdasarkan rute pemberian.

Berikut contoh salah satu perhitungan DDD/100 patient-days untuk

antibiotika:

Diketahui : Total penggunaan amoksisilin = 7,5 g

Total LOS = 54 hari

Nilai standar DDD WHO = 1

Nilai DDD 100 patient-days

Untuk total nilai DDD 100/patient-days per-golongan antibiotika

dihitung dengan menjumlahkan masing-masing total nilai DDD pada

masing-masing antibiotika yang terdapat dalam satu golongan

Contoh :

Total nilai DDD 100/patient-days antibiotika golongan penisilin :

Ampisilin = 10,30

Amoksisilin = 1,36

Diklosasilin = 2,53

Sultamisilin = 4,53

Total nilai DDD 100 patient-days antibiotika golongan penisilin

adalah:

10,30 + 1,36 + 2,53 + 4,53 = 18,72 DDD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

42

d. Hasil dari analisis deskriptif dan analisis dari metode DDD yang

disajikan kedalam bentuk tabel-tabel dan diagram yang mencakup :

data demografi pasien; data pola peresepan; data pola penyakit; data

kuantitas penggunaan antibiotika dengan DDD per 100 patient-days, di

bangsal anak INSKA II selama periode Januari – Juni 2013 serta kajian

kerasionalan penggunaan antibiotika selama periode Januari – Juni

2013.

J. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain :

1. Metode DDD

Metode DDD yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan antara lain :

a. Metode DDD sebenarnya ditujukan bagi orang dewasa, namun metode ini

dapat digunakan untuk menghitung kuantitas penggunaan antibiotika pada

anak apabila tersedia dosis harian dan indikasi pada populasi anak harus

digunakan dan dibandingkan dengan nilai DDD.

b. Pasien dengan bobot badan yang lebih besar akan memiliki nilai DDD

yang besar karena pada pasien anak dosis dihitung serta ditentukan dengan

berat badan tubuh (Andarsini, 2011). Apabila karakteristik pasien di

tempat penelitian menunjukkan keadaan overweight lebih banyak maka

hal ini akan berpengaruh pada nilai DDD secara keseluruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

43

c. Perhitungan DDD hanya untuk satu antibiotika yang digunakan pada

indikasi utama tetapi pada kenyataanya sehari-hari satu antibiotika dapat

digunakan untuk menangani beberapa kondisi pasien sekaligus. Hal ini

dapat menyebabkan peningkatan penggunaan antibiotika karena

pengunaan antibiotika yang ditujukan untuk berbagai macam indikasi akan

menyebabkan terjadinya perubahan terhadap regimen dosis serta jenis

antibiotika yang digunakan (HPSC, 2011).

d. Nilai DDD yang diperoleh tidak dapat secara tepat menilai ketepatan

indikasi dan dosis hal ini karena tidak dilakukan evaluasi mendalam

karena ketepatan indikasi dan dosis hanya diperkirakan dari jumlah (gram)

dari antibiotika yang digunakan.

2. Penelitian menggunakan pendekatan retrospektif

Secara metodologi, metode DDD dapat dilakukan dalam penelitian yang

sifatnya retrospektif. Akan tetapi penelitian dengan menggunakan pendekatan

retrospektif memiliki keterbatasan dimana pada penelitian retrospektif dapat

terjadi kemungkinan adanya rekam medik tidak jelas terbaca hal ini akan

menimbulkan kesalahan interpretasi dari peneliti sehingga menimbulkan bias bagi

hasil penelitian. Keterbatasan lainnya adalah adanya kemungkinan bahwa data

yang dituliskan di catatan medik tidak lengkap sehinnga akan menyebabkan

kemungkinan harus diekslusinya beberapa rekam medik dan berkurannya jumlah

sampel (Meer, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

44

3. Penetapan sampel dan pengambilan data

Keterbatasan lain pada penelitian ini adalah pada penetapan sampel yang

memenuhi kriteria inklusi dari penelitian dimana pada penelitian ini, peneliti tidak

mendapatkan data pasti mengenai penggunaan antibiotika pada pasien anak di

bangsal INSKA II. Untuk menentukan apakah pasien anak tersebut menerima

antibiotika atau tidak digunakan print out data dasar pasien yang diperoleh dari

instalasi catatan medik kemudian dilakukan pencocokan pada diagnosis utama dan

penyerta pasien dengan buku standar pelayanan medis pada pasien anak yang

digunakan di RSUP Dr. Sardjito sehingga nantinya diketahui berapakah kira-kira

jumlah rekam medik pasien anak yang menggunakan antibiotika dan masuk ke

dalam kriteria inklusi sebagai sampel. Akibat dari dilakukannya pencocokan

antara penyakit utama dan penyerta dengan standar pelayanan medis maka

kemungkinan akan sulit ditemui penggunaan antibiotika diluar indikasi

(penggunaan antibiotika untuk penyakit-penyakit lain selain yang ditetapkan

dalam standar pelayanan medik) dan juga besar kemungkinan ada data – data

yang tidak ikut dimasukan sebagai sampel penelitian sehingga akan mengurangi

jumlah sampel real yang seharusnya didapat. Adanya mekanisme pencocokkan

dengan SPM juga berakibat pada ditemukannya 3 rekam medik yang ternyata

tidak menggunakan antibiotika. Hal ini dikarenakan pada beberapa kasus tertentu

(seperti diare), penggunaan antibiotika bukan merupakan lini pertama pada

pengobatan sehingga digunakan obat yang merupakan lini pertama dari kasus

tersebut dan apabila keadaan pasien membaik dengan penggunaan obat lini

pertama, otomatis antibiotika tidak diberikan (Komite Pelayanan Medik, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

45

Hal ini berakibat pada berkurangnya jumlah sampel yang akan digunakan, karena

rekam medik yang digunakan sebagai sampel ternyata tidak memuat tentang

terapi penggunaan antibiotika.

Kendala lainnya adalah tidak tersedia informasi tentang bangsal yang

tempati pasien pada print out data dasar pasien yang digunakan. Walaupun

sebelumnya peneliti telah meminta untuk mengekslusi pasien-pasien yang dirawat

di NICU/PICU untuk tidak diikut sertakan dalam print out lembar data dasar

pasien namun pada kenyataannya masih saja didapatkan data/rekam medik

dimana pasien ternyata dirawat di ruang NICU/PICU yang merupakan salah satu

kriteria eksklusi, yang menyebabkan harus jumlah sampel berkurang dan tidak

sesuai seperti jumlah yang ditargetkan pada perhitungan sampel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan

antibiotika pada pasien anak di rawat inap bangsal anak INSKA II pada periode

Januari – Juni 2013 dikaji dari segi kuantitas penggunaanya. Evaluasi penggunaan

antibiotika secara kuantitas dilakukan dengan cara menghitung nilai DDD

(Defined Daily Dose). Pada penelitian ini digunakan DDD/100-patient days.

Pertimbangan penggunaan DDD/100 patient-days karena berdasarkan studi

litelatur yang dilakukan menyatakan bahwa untuk pengukuran kuantitas

penggunaan antibiotika di RS dapat digunakan nilai DDD/100-patient days.

Dengan menggunakan metode DDD, kelak hasil yang didapat dapat dibandingkan

baik antar bangsal, rumah sakit, kota maupun antar negara (WHO, 2003;

Kemenkes, 2011).

Pada penelitian ini diperoleh 249 rekam medik yang memenuhi kriteria

inklusi. Selama periode Januari – Juni 2013, dari 249 rekam medik pasien anak

rawat inap, tercatat bahwa 59,4% merupakan persentase pasien anak dengan jenis

kelamin laki-laki sementara nilai 40,6% merupakan persentase pasien anak

dengan jenis kelamin perempuan seperti tercantum pada Gambar 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

47

Gambar 1. Perbandingan jumlah pasien anak laki-laki dan perempuan di

bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Periode Januari – Juni 2013

Pembagian usia anak didasarkan pada klasifikasi yang digunakan pada

beberapa penelitian dan literatur yang telah disebutkan dalam telaah pustaka

Hurlock (1994) dan Simandjuntak (1984) (cit., Suharjono, Yuniarti, Sumarsono

dan Sumedi, 2009) (lihat halaman 18). Hasil penelitian terhadap 249 pasien anak

rawat inap selama periode Januari – Juni 2013, tercatat yang paling banyak adalah

pasien anak yang berusia dibawah 1 tahun dengan presentase 42,2% disusul

dengan usia 1 ≤ umur < 3 tahun dan 3 ≤ umur < 6 tahun dengan persentase

masing-masing 20,1% kemudian pasien dengan usia 6 ≤ umur ≤ 12 tahun dengan

persentase 17,7% seperti tercantum pada Tabel I. Hasil penelitian ini sesuai

dengan temuan yang telah dijelaskan pada dalam penelahaan pustaka, dimana

semakin bertambahnya usia maka kejadian penyakit infeksi pada anak akan

berkurang (Shea et al., 2001). Hal ini membuat temuan terhadap penggunaan

antibiotika akan semakin sedikit terutama pada pasien anak usia sekolah. Hal ini

didukung juga oleh hasil penelitian yang didapat yang menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

48

bahwa kelompok pasien usia sekolah (6 ≤ umur ≤ 12 tahun) merupakan kelompok

pasien yang paling sedikit jumlahnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelompok pasien anak dengan

usia dibawah 1 tahun merupakan kelompok pasien anak yang paling banyak

jumlahnya. Temuan ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan pada telaah

pustaka dimana pasien anak usia dibawah 1 tahun 10 kali lebih rentan terserang

penyakit infeksi dikarenakan sistem imunitas yang belum berkembang dengan

sempurna (Shea et al., 2001). Keadaan tersebut menyebabkan banyak

ditemukannya penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan usia dibawah 1

tahun.

Tabel I. Distribusi jumlah pasien berdasarkan range usia di bangsal anak INSKA

II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Range Usia Jumlah Pasien Persentase (%)

Umur < 1 tahun 105 42,2

1 ≤ umur <3 tahun 50 20,1

3 ≤ umur <6 tahun 50 20,1

6 ≤ umur ≤12 tahun 44 17,7

Total 249 100,0

Hasil penelitian yang akan dibahas pada bagian berikutnya meliputi, pola

peresepan antibiotika, pola penyakit, serta nilai DDD/100 patient days pada

pasien anak rawat inap di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

selama periode penelitian, yaitu Januari sampai dengan Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

49

A. Pola Penyakit

Dari 249 rekam medik pasien anak rawat inap di bangsal INSKA II selama

periode Januari – Juni 2013 tercatat ada 249 penyakit utama dan 560 penyakit

penyerta. Tiga urutan teratas penyakit utama yang paling sering ditemui adalah

pneumonia, pasien kanker (kemoterapi), dan diare dengan persentase masing-

masing sebesar 22,1% ; 6,8% ; dan untuk diare nilainya 5,2% seperti tercantum

pada Tabel II.

Tabel II. Distribusi sepuluh teratas penyakit utama pada pasien anak di bangsal

INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Penyakit Utama (Diagnosis Utama) Jumlah Presentase

Pneumonia 55 22.1

Kemoterapi 17 6.8

Diare Cair Akut 13 5.2

Sepsis Neonatal 12 4.8

Ensefalitis 10 4.0

Demam dengan Kejang 9 3.6

Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

(BLBR) 7 2.8

Leukimia Limfoblastik Akut 7 2.8

Sindrom Nefrotik 7 2.8

Demam Berdarah Dengue 6 2.4

Penyakit lain* 106 42.6

Total 249 100.0

Keterangan: *Uraian lengkap ada pada lampiran 7. Diagnosis utama yang dicantumkan

diambil sesuai dengan diagnosis yang tertera pada rekam medik

Hasil penelitian serupa yang dilakukan dibangsal anak RSUP Dr. Kariadi

Semarang pada tahun 2006 menunjukkan bahwa penyakit yang menempati urutan

tiga teratas untuk tahun 2006 adalah infeksi saluran pernapasan akut, infeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

50

dengue, serta infeksi virus (Hapsari, 2006). Sementara itu penelitian serupa yang

dilakukan di bangsal anak RSUP Dr. Kariadi pada tahun 2012, urutan tiga teratas

ditempati oleh demam tifoid, sepsis serta diare (Febiana, 2012).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian serupa

menunjukkan bahwa penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dialami

oleh pasien anak rawat inap di rumah sakit. Temuan ini juga serupa seperti yang

telah dikemukan pada buku Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 dan buku

Profil Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta tahun 2011 yang menyatakan bahwa

penyakit infeksi merupakan penyakit yang termasuk dalam kategori 10 besar

untuk penyakit yang sering ditemui pada pasien anak rawat inap. Pada penelitian

ini terdapat beberapa penyakit infeksi seperti pneumonia dan sepsis neonatal

masuk kedalam kategori 10 besar penyakit yang sering ditemui pada pasien anak

rawat inap di RSUP Dr. Sardjito (Depkes RI, 2011; Dinkes Provinsi D. I.

Yogyakarta, 2012).

Tiga urutan teratas penyakit penyerta yang sering ditemui adalah diare,

anemia, dan sepsis dengan persentase masing-masing sebesar 7%; 5,2%; dan 5,0%

seperti tercantum pada Tabel III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

51

Tabel III. Distribusi sepuluh teratas penyakit penyerta pada pasien anak di

bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Penyakit Penyerta (Diagnosis Penyerta) Jumlah

kejadian

Persentase

(%)

Diare 39 7.0

Anemia 29 5.2

Sepsis 28 5.0

Gizi Buruk Tipe Marasmik 25 4.5

ISK 20 3.6

Leukimia Limfoblastik Akut 18 3.2

Pneumonia 16 2.9

Sepsis Neonatal 16 2.9

Trombositopenia 16 2.9

Neonatal Jaudince 14 2.5

Penyakit Lain* 339 60.5

Total 560 100.0

Keterangan: *Uraian lengkap ada pada lampiran 8. Diagnosis utama yang dicantumkan

diambil sesuai dengan diagnosis yang tertera pada rekam medik

B. Pola Peresepan Antibiotika

Selama periode Januari – Juni 2013 terdapat 28 jenis antibiotika yang

diresepkan serta tercatat ada 625 kali pemakaian antibiotika. Rute pemakaian yang

paling banyak digunakan pada penelitian ini adalah intravena dengan persentase

pemakaian sebesar 76,5% lalu rute per-oral dengan persentase pemakaian sebesar

23,5% seperti tercantum pada Gambar 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

52

Gambar 2. Perbandingan jumlah rute pemakaian antibiotika pada pasien

anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Banyaknya pemilihan rute intravena pada penelitian ini kemungkinan

disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

Pertama, pada pasien anak yang berusia <6 tahun, pemberian antibiotika

dengan menggunakan rute per-oral (terutama sediaan tablet) sulit untuk dilakukan.

Anak biasanya akan menolak apabila diberikan sediaan tablet karena berbagai

macam alasan diantaranya kesulitan dalam menelan sediaan serta rasa dari sediaan

tablet yang biasanya pahit. Untuk itu para tenaga kesehatan cenderung

memberikan sediaan injeksi pada pasien anak dimana sediaan injeksi ini biasanya

dapat langsung dimasukkan melalui cairan infus atau melalui conecta yang

terpasang pada set infus (Shea et al., 2001).

Kedua, menurut Cunha (cit., Permenkes, 2011) rute pemberian oral

seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi yang tergolong ringan

contohnya seperti bronkitis, tonsilofaringitis, cystitis, ISK (yang tidak menetap

dan berulang), dan diare bakterial. Untuk rute pemberian intravena biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

53

digunakan pada infeksi sedang sampai dengan berat. Pada penelitian ini, banyak

ditemukan penyakit infeksi pada pasien anak rawat inap yang kategorinya

tergolong sedang sampai dengan berat. Berdasarkan studi literatur dari Reed dan

Glover (2005); Hardman et al. (2012), penyakit infeksi yang ditemukan selama

periode penelitian seperti pneumonia, sepsis, ensefalitis bakterial, penyakit paru

kronis, abses akibat infeksi bakteri tertentu, meningitis, kandidasis dan ureterolitis

merupakan penyakit infeksi yang termasuk dalam kategori penyakit infeksi yang

sedang sampai dengan berat. Banyaknya jumlah kejadian penyakit infeksi seperti

pneumonia dan sepsis ditambah dengan beberapa penyakit lain seperti yang telah

disebutkan di atas menyebabkan banyak dipakai rute pemberian intravena. (uraian

lengkap mengenai jumlah dari masing-masing penyakit dapat dilihat pada tabel II

dan III serta uraian 7 dan 8). Rute pemakaian intravena lebih dipilih untuk

menangani pasien dengan infeksi sedang sampai dengan berat dikarenakan

onsetnya cepat dan biaoavailibilitas sediaan yang diberikan melalui rute

pemberian ini juga lebih tinggi daripada rute pemberian per-oral. Cepatnya onset

dan tingginya bioavailibilitas akan menyebabkan efek aksi antibiotika dalam

menghambat/membunuh kuman penyebab penyakit infeksi akan lebih maksimal

(Hakim, 2012).

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi terhadap rute pemakaian

antibiotika. Identifikasi terhadap rute pemakaian perlu dilakukan karena nilai

standar DDD WHO yang nantinya digunakan dalam perhitungan memiliki nilai

yang berbeda-beda untuk masing-masing rute pemberian. Salah satu contoh

adalah nilai standar DDD untuk siprofloksasin. Pada pemberian secara parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

54

siprofloksasin memiliki nilai standar sebesar 1, sementara pada pemberian secara

per-oral siprofloksasin memiliki nilai standar sebesar 0,5. Adanya perbedaaan

nilai standar antara masing-masing rute pemberian nantinya akan berpengaruh

terhadap penentuan tinggi rendahnya nilai DDD dari suatu antibiotika (penentuan

tinggi rendahnya nilai DDD dari suatu antibiotika ditentukan oleh perbandingan

nilai DDD yang didapat dengan nilai DDD standar yang telah ditetapkan. Nilai

DDD dikatakan tinggi apabila nilai DDD yang didapatkan melebihi standar WHO

(WHO, 2012).

Bentuk sediaan yang paling sering digunakan dalam penelitian ini adalah

bentuk sediaan injeksi dengan persentase penggunaan sebesar 76,5 % lalu disusul

dengan bentuk sediaan tablet sebesar 19,8% dan bentuk sediaan sirup sebesar

3,7% seperti yang tercantum pada Gambar 3. Tingginya pemakaian bentuk

sediaan injeksi merupakan dampak dari banyaknya rute pemakaian intravena yang

diterapkan.

Gambar 3. Perbandingan jumlah pemakaian bentuk sediaan antibiotika

pada pasien anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari –

Juni 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

55

Aturan penggunaan antibiotika juga diduga secara tidak langsung juga

memiliki dampak terhadap tinggi rendahnya nilai DDD dari suatu jenis

antibiotika. Aturan penggunaan yang diterapkan menentukan frekuensi

penggunaan antibiotika yang diterima oleh pasien dalam sehari. Semakin sering

antibiotika digunakan dalam satu hari maka frekuensi penggunaan antibiotika

akan semakin tinggi. Hal ini akan meningkatkan jumlah dosis (g) antibiotika yang

diterima oleh pasien. Besarnya jumlah dosis (g) yang digunakan akan membuat

nilai DDD dari suatu jenis antibiotika ikut meningkat (WHO, 2012). Penerapan

aturan pemakaian >1x sehari dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah dosis (g)

antibiotika yang digunakan serta dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap

tingginya nilai DDD.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, aturan pemakaian yang paling sering

diterapkan pada pasien anak di bangsal INSKA II selama periode Januari – Juni

2013 adalah aturan pakai 3x sehari dengan persentase sebesar 41,4% lalu disusul

dengan aturan pemakaian 2x sehari dengan persentase sebesar 34,4% dan 1x

sehari dengan persentase sebesar 13,0% seperti tercantum pada Tabel IV.

Tabel IV. Distribusi aturan pemakaian antibiotika pada pasien anak di bangsal

INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Aturan Pemakaian Jumlah antibiotika Persentase (%)

1x Sehari 81 13,0

2x Sehari 215 34,4

3x Sehari 259 41,4

4x Sehari 70 11,2

Total 625 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

56

Hasil penelitian terhadap lama pemakaian antibiotika pada pasien anak di

bangsal INSKA II selama periode Januari – Juni 2013 menunjukan bahwa lama

pemakaian 1 sampai dengan 5 hari merupakan waktu lama pemakaian antibiotika

yang paling sering ditemui di bangsal anak INSKA II dengan persentase sebesar

55,0% lalu lama pemakaian 6 sampai dengan 10 hari dengan persentase sebesar

36,8% serta 11 sampai dengan 15 hari dengan persentase sebesar 6,6% seperti

tercantum pada Tabel V.

Lama penggunaan antibiotika dikelompokkan berdasarkan studi literatur

yang dilakukan dimana lama pemberian antibiotika untuk sebagian besar penyakit

infeksi adalah selama 3-7 hari (Kemenkes, 2011). Untuk mempermudah deskripsi

dari lama penggunaan antibiotika maka lama penggunaan antibiotika dibagi

menjadi interval dengan jarak antar interval sebesar 5 hari sehingga pembagian

interval pada lama rawat inap menjadi 1 sampai dengan 5 hari, 6 sampai dengan

10 hari, 11 sampai dengan 15 hari, 16 sampai dengan 20 hari dan lama

penggunaan diatas 20 hari.

Terdapat beberapa faktor kemungkinan mengenai besarnya temuan

mengenai lama pemakaian antibiotika 1 sampai dengan 5 hari diantaranya :

Pertama banyak antibiotika diresepkan dengan tujuan sebagai terapi empiris.

Menurut IFIC dan hasil penelitian dari tim PPRA Kemenkes RI (2010) (cit.,

Permenkes, 2011) dalam kasus terapi empiris ini digunakan antibiotika dengan

spektrum luas seperti antibiotika golongan sefalosporin atau penisilin dengan

lama pemakaian antibiotika adalah 2 sampai dengan 3 hari. Temuan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

57

penelitian ini dimana golongan sefalosporin dan penisilin merupakan antibiotika

yang paling banyak digunakan, ikut berkontribusi terhadap besarnya jumlah

pemakaian antibiotika yang digunakan dengan lama pemakaian 1 sampai dengan

5 hari.

Kedua, lama pemberian antibiotika untuk sebagian besar penyakit infeksi

contohnya seperti pneumonia, cystitis, sepsis, dan ISK berdasarkan studi pustaka

yang dilakukan adalah 3 sampai dengan 7 hari (Coyle dan Prince, 2005; Finch,

2010; Kemenkes RI, 2011). Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya jumlah pemakaian antibiotika yang digunakan dengan

lama pemakaian 1 sampai dengan 5 hari mengingat penyakit pneumonia dan

sepsis masih termasuk dalam kategori 10 teratas dari jumlah penyakit utama yang

paling sering ditemui pada penelitian ini.

Tabel V. Distribusi lama pemakaian antibiotika pada pasien anak di bangsal

INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Lama Pemakaian Jumlah antibiotika Persentase (%)

1 sampai dengan 5 Hari 344 55,0

6 sampai dengan 10 Hari 230 36,8

11 sampai dengan 15 Hari 41 6,6

16 sampai dengan 20 Hari 5 0,8

>20 Hari 5 0,8

Total 625 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

58

Hasil penelitian pada 249 rekam medik pasien anak rawat inap, golongan

antibiotika yang paling sering digunakan adalah dari golongan generasi ketiga

sefalosporin (Sefotaksim, Seftazidim, Seftriakson dan Sefiksim) dengan total

pemakaian 177 kali (28,3%) untuk jenis antibiotika yang paling sering digunakan

adalah antibiotika ampisilin (golongan penisilin) dengan total pemakaian 87 kali

(13,9%) seperti tercantum pada Tabel VI. Penelitian serupa yang dilakukan di

bangsal anak RSUP Dr. Kariadi didapatkan hasil bahwa antibiotika ampisilin

merupakan antibiotika yang paling sering digunakan dengan persentase sebesar

22,8% (Febiana, 2012). Berdasarkan hasil penelitian dan hasil penelitian serupa

yang ditemukan terlihat bahwa penggunaan antibiotika ampisilin masih banyak

digunakan sebagai antibiotika pilihan untuk penanganan penyakit-penyakit

infeksi. Ampisilin merupakan salah satu antibiotika yang sering digunakan klinisi

sebagai terapi empiris awal untuk penanganan berbagai macam kasus infeksi.

Ampisilin banyak menjadi pilihan utama dikarenakan spektrumnya yang luas

(dapat digunakan untuk infeksi bakteri Gram positif dan negatif), harga yang

murah serta toksisitas yang relatif lebih kecil untuk pasien anak dibandingkan

jenis antibiotika lain seperti: gentamisin dan siprofloksasin (Brunton et al., 2011;

Hardman et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

59

Tabel VI. Distribusi golongan, jenis serta frekuensi penggunaan antibiotika pada

pasien anak di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari – Juni

2013

Golongan Antibiotika Jenis Antibiotika

Frekuensi

Pemakaian

(kali)

Persentase (%)

Persentase/

golongan

(%)

Ampenikol Kloramfenikol 29 4,6 4,6

(β-Laktam) Penisilin

Ampisilin 87 13,9

18,6 Amoksisilin 26 4,2

Diklosasilin 2 0,3

Sultamisilin 1 0,2

β-Laktam Lainnya

(Kombinasi)

Ampisilin –

Sulbaktam 38 6,1 6,1

Sefalosporin Generasi

Pertama Sefadroksil 3 0,5 0,5

Sefalosporin Generasi

Ketiga

Sefotaksim 48 7,7

28,3 Seftazidim 60 9,6

Seftriakson 44 7,0

Sefiksim 25 4,0

Sefalosporin Generasi

Keempat Sefepim 2 0,3 0,3

Karbapenem Meropenem 11 1,8

4,0 Imipenem 14 2,2

Kombinasi TMP-SMX Kotrimoksasol 24 3,8 3,8

Makrolida

Eritromisin 10 1,6

4,3 Klaritromisin 2 0,3

Azitromisin 15 2,4

Linkosinamid Klindamisin 8 1,3 1,3

Aminoglikosida

Gentamisin 66 10,6

17,3 Amikasin 38 6,1

Netilmisin 4 0,6

Fluorokuinolon

Ofloksasin 1 0,2

4,2 Siprofloksasin 24 3,8

Levofloksasin 1 0,2

Imidazol Metronidazol 34 5,4 5,4

Antibiotika lain Rifampisin 2 0,3

1,3 Fosfomisin 6 1,0

Total 625 100,0 100,0

Selama periode Januari – Juni 2013, tercatat total Length of Stay (LOS)

dari 249 pasien adalah 2480 hari (Lampiran 6). Total LOS yang digunakan pada

penelitian ini digunakan pada perhitungan DDD dimana total LOS akan

digunakan sebagai pembagi bersama nilai standar DDD. Berdasarkan rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

60

dari metode DDD nilai LOS berbanding terbalik dengan hasil nilai DDD yang

akan didapat. Nilai DDD yang didapatkan akan semakin kecil apabila nilai total

LOS semakin besar. Akan tetapi besarnya nilai LOS tidak selalu berarti nilai DDD

akan lebih kecil dan sesuai dengan standar. Hal ini dapat terjadi karena dalam

kenyataannya berdasarkan hasil dari beberapa penelitian banyak ditemukan

penggunaan antibiotika yang tidak rasional sehingga menimbulkan pemakaian

yang berlebihan (Hadi et al., 2008). Banyaknya penggunaan antibiotika yang

berlebihan akan mempengaruhi besarnya jumlah nilai gram antibiotika yang

dipakai sehingga terkadang jumlah total LOS yang dikalikan dengan standar DDD

yang digunakan sebagai pembagi tidak sebanding dengan jumlah gram antibiotika

dikalikan dengan 100 sehingga nilai DDD akan tinggi bahkan melebihi standar

WHO (WHO, 2012).

Pembagian lama rawat inap didasarkan pada studi dari beberapa literatur

(Komite Pelayanan Medik, 2005; Kemenkes, 2011) dimana lama pengobatannya

serta perawatan untuk sebagian besar penyakit infeksi sampai dengan pasien

diperbolehkan keluar dari rumah sakit adalah sekitar 5 sampai dengan 7 hari.

Pembagian interval dilakukan dengan membagi lama rawat inap menjadi interval-

interval (jarak antar interval adalah 7 hari/satu minggu) sehingga lama rawat inap

dibagi menjadi interval ≤7 hari (satu minggu), 8 ≤ lama rawat < 15 hari (dua

minggu), 15 ≤ lama rawat < 22 hari (tiga minggu), 22 ≤ lama rawat < 29 hari

(empat minggu), dan ≥ 29 hari (diatas 4 minggu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

61

Berdasarkan hasil penelitian interval lama rawat ≤ 7 hari tercatat sebesar

46,6% merupakan lama rawat inap yang paling sering ditemui selama periode

penelitian. Untuk lama rawat inap yang lain dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Distribusi lama rawat inap pasien anak di bangsal INSKA II RSUP

Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Lama Rawat Jumlah Pasien Persentase (%)

Lama rawat ≤ 7 hari 116 46,6

8 ≤ lama rawat < 15 hari 91 36,5

15 ≤ lama rawat < 22 hari 23 9,2

22 ≤ lama rawat < 29 hari 9 3,6

Lama rawat ≥ 29 hari 10 4,0

Total 249 100,0

Temuan terhadap tingginya persentase untuk lama rawat inap ≤7 hari,

sesuai dengan hasil dari studi literatur yang telah didapatkan, dimana lama

pengobatannya serta perawatannya sampai dengan pasien diperbolehkan keluar

dari rumah sakit adalah sekitar 5 sampai dengan 7 hari untuk sebagian besar

penyakit infeksi. Beberapa penyakit infeksi yang ditemukan sebagai penyakit

utama dan penyerta pada penelitian ini seperti pneumonia, diare, demam dengan

kejang, nasofaringitis, dan ISK dan penyakit utama serta penyakit penyerta lain

yang jumlahnya kecil seperti tonsilofaringitis akut, bronkiolitis, suspect demam

tifoid, cystitis, dan otitis media memiliki rata-rata lama rawat inap ≤7 hari

(Kemenkes, 2011; Komite medik RS Dr. Sardjito, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

62

C. Nilai DDD/100 patient-days

Dalam penelitian ini didapatkan 28 jenis antibiotika yang digunakan pada

bangsal INSKA II dengan total nilai DDD/100 patient-days sebesar 41,99, untuk

ke-28 jenis antibiotika, kode ATC serta nilai standar DDD WHO (g) disajikan

dalam Tabel VIII.

Berdasarkan perhitungan DDD/100-patient-days didapat bahwa

penggunaan antibiotika yang terbesar berdasarkan nilai DDD/100-patient-days

adalah antibiotika ampisilin dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 10,33

disusul dengan sefotaksime dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 4,04 dan

seftriakson dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 3,79. Untuk golongan

antibiotika nilai DDD/100 patient-days yang paling tinggi adalah dari golongan

penisillin dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 12,82, kemudian golongan

generasi ketiga sefalosporin dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 11,98

dan golongan aminoglikosida dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 4,27.

Nilai DDD untuk masing-masing antibiotika dan golongannya tercantum pada

Tabel VIII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

63

Tabel VIII. Nilai DDD/100 patient-days untuk masing-masing antibiotika dan

golongannya beserta kode ATC dan standar DDD WHO

Golongan Nama Antibiotika Kode ATC Nilai Standar DDD WHO

(g)

Nilai DDD/100

Patient-days

Nilai DDD/Golongan

antibiotika

Ampenikol

Kloramfenikol (Parenteral)

J01BA01 3 1,18

1,30 Kloramfenikol

(Oral) J01BA01 3 0,12

β-Laktam

(Penisilin)

Ampisilin J01CA01 2 10,33

12,82

Amoksilin J01CA04 1 2,05

Diklosasilin

(Parenteral) J01CF01 2 0,07

Diklosasilin (Oral) J01CF01 2 0,16

Sultamisilin J01CR04 1,5 0,21

β-Laktam Lainnya

(Kombinasi)

Ampisilin-

Sulbaktam J01CR01 2 1,61 1,61

Sefalosporin

Generasi Pertama Sefadroksil

J01DB05 2 0,07 0,07

Sefalosporin

Generasi Ketiga

Sefotaksim J01DD01 4 4,04

11,98 Seftazidim J01DD02 4 3,63

Seftriakson J01DD04 2 3,79

Sefiksim J01DD08 0,4 0,52

Sefalosporin Generasi Keempat

Sefepim J01DE01

2 0,10 0,10

Karbapenem Meropenem J01DH02 2 0,78

1,81 Imipenem J01DH51 2 1,03

Kombinasi TMP-

SMX

Kotrimoksasol

(Parenteral) J01EE01 1,92 1,71

1,72 Kotrimoksasol

(Oral) J01EE01 1,92 0,01

Makrolida

Eritromisin J01FA01 1 0,64

1,91 Klaritromisin J01FA09 0,5 0,12

Azitromisin J01FA10 0,3 1,15

Linkosinamid Klindamisin J01FF01 1,2 0,39 0,39

Aminoglikosida

Gentamisin J01GB05 0,24 3,70

4,27 Amikasin J01GB06 1 0,5

Netilmisin J01GB07 0,35 0,07

Flourokuinolon

Ofloksasin J01MA01 0,4 0,01

1,90

Siprofloksasin

(Parenteral) J01MA02 1 0,27

Siprofloksasin

(Oral) J01MA02 0,5 1,54

Levofloksasin (Parenteral) J01MA12

0,5 0,08

Imidazol

Metronidazol

(Parenteral) J01XD01 1,5 1,28

1,66 Metronidazol (Oral) P01AB01

2 0,38

Antibiotika lain Rifampisin J04AB02 0,6 0,38 0,38

Fosfomisin J01XX01 8 0,07 0,07

Total 41,99 41,99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

64

Nilai DDD/100 patient-days di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito lebih

tinggi nilainya apabila dibandingkan dengan penelitian serupa yang dilakukan di

bangsal anak RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian serupa tentang

kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak di RSUP Dr. Kariadi dengan

total DDD/100 patient-days sebesar 39,4. Antibiotika dengan nilai DDD terbesar

adalah seftriakson dengan DDD/100 patient-days sebesar 10,6 (Febiana, 2012).

Penelitian serupa juga dilakukan di RSUP Dr. Soetomo Surabaya pada pasien

anak di bagian hematologi dan onkologi dengan total nilai DDD/100 patient-days

sebesar 15,47. Antibiotika dengan nilai DDD terbesar adalah ampisilin -

sulbaktam dengan nilai DDD/100 patient-days sebesar 8,09 (Andarsini, 2011).

Namun nilai DDD/100 patient-days pada penelitian ini (di bangsal INSKA

II RSUP Dr. Sardjito) nilainya lebih rendah apabila dibandingkan dengan

penelitian serupa yang dilakukan di Hospital Infantile de Mexico yang dilakukan

pada tahun 2005 dan 2006 dengan total nilai DDD pada tahun 2005 sebesar 89,91

dan pada tahun 2006 sebesar 93,88. Antibiotika dengan nilai DDD terbesar adalah

golongan β-Laktam dengan nilai DDD sebesar 36,0 pada tahun 2005 dan 30,44

pada tahun 2006 (Gutièrrez dan Preciado, 2010). Penelitian serupa juga dilakukan

di rumah sakit anak di Cina pada tahun 2002 dengan total nilai DDD masing –

masing untuk tiga rumah sakit yang diteliti sebesar 105,6; 97,7; dan 80,5 (Zhang

et al., 2008). Penelitian lainnya juga dilakukan di Irlandia di beberapa rumah sakit

antara lain rumah sakit Adelaide & Meath & National Children Hospital dan

Children’s University Hospital pada tahun 2010 dan 2011. Nilai DDD yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

65

didapatkan untuk masing – masing rumah sakit tersebut pada 2010 dan 2011

adalah 95,2 ; 91,8 dan 68,8 ; 82,3 (HPSC, 2011).

Berdasarkan hasil perhitungan DDD/100 patient-days diketahui ada

beberapa antibiotika yang memiliki nilai DDD/100 patient-days lebih tinggi

daripada standar nilai DDD yang telah ditetapkan oleh WHO antibiotika tersebut

antara lain: ampisilin, amoksisilin, sefotaksim, seftriakson, sefiksim, azitromisin,

gentamisin dan siprofloksasin (oral). Ketika kuantitas penggunaan antibiotika

yang dinyatakan dalam nilai DDD lebih tinggi dan tidak sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan pada nilai standar DDD WHO hal ini menandakan bahwa

peresepan dan penggunaan antibiotika pada pasien kemungkinan tidak selektif

sehingga dikhawatirkan akan banyak ditemui peresepan dan penggunaan

antibiotika yang tidak tepat indikasi sehingga hal ini akan berpengaruh pada

kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien, terutama pada kerasionalan

pada ketepatan indikasi (Laras, 2012). Tingginya beberapa nilai DDD/100 patient-

days untuk beberapa jenis antibiotika yang melebihi nilai standar WHO

menandakan bahwa kemungkinan masih terdapat ketidakrasionalan penggunaan

antibiotika pada pasien anak rawat inap di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito

selama periode Januari – Juni 2013.

Selain dikarenakan adanya kemungkinan penggunaan antibiotika yang

tidak tepat indikasi sehingga menyebabkan penggunaannya berlebihan, tingginya

nilai DDD beberapa jenis antibiotika yang melebihi nilai standar DDD WHO,

juga menjadi prediksi awal akan adanya kemungkinan pemberian antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

66

dengan dosis yang berlebihan. Tingginya nilai DDD dipengaruhi oleh jumlah (g)

pemakaian antibiotika ditentukan oleh banyaknya dosis yang dipakai oleh pasien

selama pasien menjalani rawat inap. Apabila dosis diberikan berlebihan maka

nilai DDD akan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai standar yang

telah ditetapkan (WHO, 2012). Tingginya beberapa nilai DDD dari beberapa jenis

antibiotika yang terdapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan

terdapat pemberian antibiotika dengan dosis yang berlebihan pada pasien anak

rawat inap di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013.

Pada penelitian ini, meningkatnya jumlah (g) penggunaan antibiotika, juga

diduga disebabkan oleh pemakaian frekuensi aturan pakai yang diberikan yang

kebanyakan lebih dari 1x sehari. Tingginya jumlah (g) penggunaan antibiotika

dikhawatirkan akan menyebabkan tingginya nilai DDD hingga dapat melebihi

standar WHO terutama untuk antibiotika yang sering menggunakan aturan

pemakaian >1x sehari. Dugaan ini didukung dengan hasil yang didapatkan pada

penelitian ini, dimana beberapa antibiotika yang pemakaiannya pada penelitian ini

cenderung memiliki aturan pemakaian yang >1x sehari. Pada penelitian ini

beberapa antibiotika yang nilai DDD-nya melebihi standar WHO yaitu antibiotika

sefotaksim, seftazidim, amoksisilin dan sebagian besar ampisilin memiliki aturan

pemakaian 3x sehari. Sementara untuk antibiotika lain yang nilainya melebihi

standar WHO yakni, siprofloksasin (oral), gentamisin, azitromisin dan sefiksim

memiliki aturan pemakaian 2x sehari. Selain frekuensi pemakaian lama

penggunaan antibiotika juga turut mempengaruhi nilai DDD yang didapatkan.

Pada penelitian ini masih banyak terdapat lama penggunaan antibiotika yang lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

67

penggunaannya bisa sampai berminggu-minggu (lebih dari 1 minggu) hal ini turut

membuat jumlah gram penggunaan antibiotika meningkat karena semakin lama

penggunaan maka semakin banyak pula antibiotika yang dikonsumsi sehingga

menyebabkan jumlah gram penggunaan antibiotika meningkat sehingga turut

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai DDD yang dihasilkan.

Evaluasi penggunaan dengan metode DDD tidak dapat secara penuh

menggambarkan kerasionalan penggunaan antibiotika. Hasil yang didapat dari

nilai DDD memberikan perkiraan akan adanya ketidakrasionalan penggunaan

antibiotika (dalam hal ini parameter kerasionalan yang dapat diperkirakan adalah

tepat indikasi dan tepat dosis). Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai

parameter-parameter rasionalitas penggunaan antibiotika yang lain (tepat

penderita, tepat obat dan waspada ESO) agar rasionalitas penggunaan antibiotika

dapat digambarkan secara penuh.

Nilai DDD yang diperoleh tidak dapat secara tepat menilai ketepatan

indikasi dan dosis. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

ketepatan indikasi serta ketepatan penggunaan dosis antibiotika pada pasien anak.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan nilai DDD dengan

nilai Prescribed Daily Dose (dosis aktual yang dipakai tiap harinya) sehingga

dapat diketahui apakah sebenarnya terdapat ketidaktepatan dosis pemakaian pada

pasien anak (WHO, 2012). Pencocokan lebih lanjut antara diagnosis yang

diterapkan dengan antibiotika yang diberikan serta pertimbangan terhadap kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

68

klinis pasien, dapat dilakukan sehingga dapat diketahui keadaan sebenarnya dari

ketepatan indikasi pemberian antibiotika.

Pada penelitian ini terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi

kuantitas penggunaan antibiotika diantaranya lama rawat dan aturan pemakaian.

Selain kedua faktor tersebut perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien

anak rawat inap di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari –

Juni 2013.

Pada penelitian ini ampisilin merupakan antibiotika dengan nilai DDD/100

patient-days tertinggi dan paling banyak digunakan selama periode Januari – Juni

2013. Golongan penisilin (ampisilin, amoksisilin, diklosasilin, sultamisilin)

merupakan golongan antibiotika dengan nilai DDD/100 patient-days tertinggi

dimana tercatat ada 2 jenis antibiotika pada golongan ini dengan nilai DDD/100

patient-days lebih tinggi daripada standar WHO yaitu ampsilin dan amoksisilin.

Tingginya pemakaian ampisilin dan golongannya kemungkinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor berikut ini.

Pertama, ampisilin dan golongannya merupakan antibiotika dengan

aktivitas/spektrum luas. Selain aktivitasnya pada bakteri gram positif, ampisilin

juga aktif terhadap beberapa mikroorganisme gram negatif seperti Haemophilus

influenza, Escheria coli, dan Proteus mirabilis sehingga ampisilin dan

golongannya banyak dipilih sebagai first line theraphy dan terapi empiris untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

69

berbagai jenis penyakit infeksi (Komite Medik RS Dr. Sardjito, 2005; Permenkes

RI, 2011).

Kedua, ampisilin merupakan salah satu first line therapy untuk kasus

pneumonia pada semua usia, mengingat tingginya angka kejadian pneumonia

sebagai penyakit utama dan ditemui juga beberapa kasus pneumonia pada

penyakit penyerta (lihat tabel II dan III) yang terjadi selama periode penelitian

sehingga penggunaan ampisilin juga banyak ditemui (BTS Committee, 2002).

Ketiga, ampisilin memiliki toksisitas yang rendah, harga lebih murah,

kemungkinan terjadinya kolonisasi organisme yang resisten serta komplikasi

candida rendah. Hal ini menyebabkan ampisilin banyak dipilih sebagai pilihan

utama terapi (Resse, Beets, dan Gumustop, 2000).

Tetapi pada perkembangannya banyak kasus resistensi terhadap ampisilin

dan golongan penisilin lainnya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa terjadi

resistensi terhadap penisilin dan tetrasiklin pada beberapa wilayah di Indonesia

dengan persentase hampir mendekati 100%. Temuan ini membuat golongan

penisilin perlahan mulai ditinggalkan sebagai terapi lini pertama banyak klinisi

yang beralih pada golongan sefalosporin yang dianggap mampu bertahan

melawan bakteri/kuman yang menimbulkan problem resistensi (Ieven et al., 2003;

Tjaniadi et al., 2003).

Golongan sefalosporin generasi ketiga merupakan golongan yang paling

banyak digunakan dengan total penggunaan 177 kali (28.3%) walaupun nilai

DDD/100 patient-days lebih rendah daripada golongan penisilin, tetapi ada 3 jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

70

antibiotika pada golongan ini dengan nilai DDD/100 patient-days yang melebihi

standar DDD yang telah ditetapkan WHO yaitu sefotaksim, seftriakson dan

sefiksim dengan nilai DDD/100 patient-days masing-masing sebesar 4,04; 3,79;

dan 0,52. Menurut Bueno et al. (2009) seftazidim, seftriakson, dan sefotaksim

merupakan 3 jenis antibiotika parenteral golongan sefalosporin yang paling

banyak digunakan pada anak, serta untuk antibiotika oral golongan sefalosporin

generasi ketiga yang paling banyak digunakan pada anak adalah sefiksim. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang didapat dimana keempat jenis antibiotika

tersebut merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga yang sering

dipakai.

Terdapat beberapa alasan mengapa golongan sefalosporin generasi ketiga

lebih banyak digunakan pada pasien anak, sesuai dengan temuan pada penelitian

ini dan penelitian Bueno et al. (2009), dibandingkan dengan golongan penisilin.

Golongan sefalosporin generasi ketiga selain memiliki aktivitas/spektrum yang

lebih luas dibandingkan golongan penisilin karena sefalosporin generasi ketiga

selain memiliki aktivitas untuk melawan infeksi bakteri Gram-positif dan Gram-

negatif juga memiliki aktivitas yang lebih kuat dalam melawan Enterobacteriae

dibandingkan dengan generasi keduanya, lalu sefalosporin generasi ketiga juga

aktif melawan penicillin nonsusceptible S pneumonia, Haemophilus, Neisseria,

Moraxella spp. Golongan sefalosporin karena spektrumnya yang luas dapat

digunakan sebagai terapi empiris dari berbagai jenis infeksi sehingga sefalosporin

generasi ketiga banyak digunakan untuk menggantikan penisilin dan golongannya

sebagai first line theraphy (Bueno et al., 2009; Pradipta, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

71

Selain itu generasi ketiga sefalosporin aktif terhadap strain yang

memproduksi enzim beta-laktamase (resisten terhadap penisilin). Enzim beta

laktamase merupakan enzim yang dapat memecah cincin beta laktam sehingga

terbentuk produk tidak aktif dari antibiotika dan menyebabkan antibiotika tidak

dapat bekerja (Wattimena et al, 1991). Banyaknya kasus resistensi terhadap

golongan penisilin (tidak tahan terhadap degradasi enzim beta laktamase)

menyebabkan golongan sefalosporin digunakan sebagai first line therapy sebagai

alternatif pilihan utama terapi selain penisilin.

Pada penelitian ini banyak ditemui penggunaan antibiotika golongan

aminoglikosida dimana antibiotika golongan aminoglikosida menempati urutan

ketiga antibiotika yang sering digunakan setelah golongan sefalosporin dan

penisilin dengan persentase sebesar 17,28%. Hasil perhitungan nilai DDD/100

patient-days menunjukkan bahwa antibiotika gentamisin memiliki nilai total nilai

DDD sebesar 3,70 jauh dari standar nilai DDD yang ditetapkan WHO yaitu 0,24.

Menurut Bueno (2009), antibiotika dari golongan aminoglikosida merupakan

antibiotika yang memiliki spektrum luas dan merupakan antibiotika pilihan yang

digunakan terutama untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram

negatif, seperti E. coli, Salmonella spp., Shigella spp., Enterobacter spp.,

Citrobacter spp., Acinetobacter spp., Proteus spp., Klebsiella spp., Serratia spp.,

Morganella spp., Pseudomonas spp., dan mikobakteria. Pada penggunaan terapi,

antibiotika golongan ini jarang berdiri sendiri biasanya dikombinasikan dengan

antibiotika golongan penisilin untuk menangani penyakit infeksi seperti

pneumonia, ISK dan sepsis yang banyak terjadi selama periode penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

72

biasanya disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Pada penggunaan monoterapi

antibiotika golongan ini akan sama efektifnya dengan penggunaan kombinasi apa

bila digunakan untuk menangani penyakit infeksi pada wilayah yang tingkat

resistensinya terhadap antibiotika rendah (Lovering dan Reeves, 2010). Akan

tetapi tingginya kasus resistensi yang terjadi pada beberapa wilayah di Indonesia

(Ieven et al., 2003; Tjaniadi et al., 2003) membuat penggunaan antibiotika

golongan ini lebih sering ditemukan dalam penggunaan kombinasi. (Hardman et

al., 2012). Banyaknya kejadian penyakit infeksi yang diduga karena infeksi

bakteri Gram negatif membuat jumlah penggunaan antibiotika golongan ini

menjadi lebih tinggi.

Antibiotika gentamisin merupakan antibiotika yang paling sering

digunakan serta memiliki nilai DDD lebih besar dibandingkan standar WHO

dibandingkan dengan amikasin dan netilmisin pada golongan yang sama.

Tingginya penggunaan gentamisin disebakan karena untuk sebagian besar indikasi

gentamisin relatif lebih banyak disukai sebagai first line theraphy untuk

menangani kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dibandingkan

dengan netilmisin dan amikasin (Lovering et al., 2010). Selain itu harga dari

antibiotika gentamisin apabila dibandingkan dengan amikasin dan netilmisin jauh

lebih murah sehingga klinisi dan pasien lebih sering memilih gentamisin untuk

digunakan dalam terapi (Hardman et al., 2012).

Dalam penelitian ini banyak ditemui penggunaan antibiotika golongan

flourokuinolon antara lain siprofloksasin, ofloksasin dan levofloksasin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

73

Berdasarkan perhitungan nilai DDD/100 patient-days, golongan flourokuinolon

menempati urutan kelima dengan nilai DDD sebesar 1,90 yang artinya konsumsi

untuk antibiotika golongan ini dapat dikatakan cukup tinggi terutama

siprofloksasin oral yang nilai DDD/100 patient-days lebih tinggi dibandingkan

dengan standar yang telah ditetapkan oleh WHO. Menurut Bueno et al. (2009)

golongan flourokuinolon merupakan antibiotika yang memiliki spektrum yang

luas serta memiliki aktivitas yang kuat dalam menghambat bakteri Gram-positif

termasuk penicillin nonsusceptible pneumococci dan methicilin nonsusceptible

Staphylococcus aureus (MRSA). Golongan florokuinolon juga aktif dalam

menangani bakteri Gram-negatif seperti Enterobacteriae, Moraxella catarrhalis,

beta-lactamase-producing H. influenza, Shigella spp., Salmonella spp., dan

Neisseria spp. Pada umumnya antibiotika golongan flourokuinolon

penggunaannya dikontra-indikasikan untuk pasien anak. Hal ini terkait dengan

efek samping merugikan yang ditimbulkan yaitu artropati sendi (Brunton et al.,

2008; Hardman et al., 2012).

Akan tetapi penelitian terhadap anak-anak dengan fibrosis kistik yang

diberikan antibiotika siprofloksasin memiliki gejala sendi yang reversibel

sehingga manfaat dari penggunaannya dianggap lebih besar dari pada resiko yang

ditimbulkan (Brunton et al., 2008). Oleh karena itu dalam penggunaannya pada

anak, siprofloksasin adalah satu-satunya antibiotika golongan florokuinolon yang

diperbolehkan penggunaannya pada anak pada kasus-kasus dimana golongan

flourokuinolon (siprofloksasin) merupakan antibiotika pilihan seperti pada kasus

komplikasi dari infeksi saluran kemih, pyelonephritis, dan terapi untuk inhalation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

74

anthrax. Sementara untuk anggota lain golongan fluorokuinolon pemakaiannya

tidak disetujui untuk anak (Bueno et al., 2009).

Dalam penelitian ini ditemui adanya penggunaan dua antibiotika golongan

fluorokuinolon selain siprofloksasin yaitu levofloksasin dan ofloksasin dengan

persentase penggunaan masing-masing 0,2% dan nilai DDD 100 patient-days

sebesar 0,08 untuk levofloksasin dan 0,01 untuk ofloksasin. Penelitian yang

dilakukan oleh Nufus (2012), menyebutkan bahwa levofloksasin merupakan

antibiotika yang efektif pada penyakit infeksi saluran napas, infeksi saluran

kemih, dan infeksi kulit. Levofloksasin aman digunakan untuk orang dewasa

dengan perhatian khusus terhadap fungsi ginjal terkait dengan metabolismenya

yang terbatas dan levofloksasin juga diekskresi secara utuh melalui urin. Akan

tetapi penggunaannya tidak perbolehkan pada anak-anak. Hal ini terkait dengan

efek samping yang ditimbulkan akibat dari penggunaan antibiotika jenis ini pada

pasien anak antara lain gangguan muskuloskeletal seperti atralgia, atritis,

tendonopati serta dapat menimbulkan gangguan berjalan pada anak (Nufus, 2012).

Pada beberapa kasus ditemui adanya penggunaan obat generasi keempat

sefalosporin yaitu sefepim dengan persentase sebesar 0.3%. Sefepim merupakan

antibiotika yang bekerja efektif untuk menghambat bakteri gram positif termasuk

methicilin-susceptible Staphylococcus aureusdan α-haemolitic streptococci.

Selain itu sefepim juga memiliki aktivitas paling baik untuk melawan bakteri

penicillin-resistant pneumococcus diantara golongan sefalosporin lainnya.Sefepim

disetujui penggunaannya pertama kali pada tahun 1997. Food and Drugs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

75

Administration (FDA) menyetujui penggunaan antibiotika ini pada anak yang

berusia diatas 2 bulan untuk terapi empiris dari demam neutropenia, infeksi pada

kulit dan jaringan lunak, pneumonia, serta infeksi saluran kencing. Akan tetapi

penggunaan sefepim belakangan ini telah dilarang dan tidak disetujui oleh FDA

untuk digunakan baik pada anak maupun orang dewasa terkait dengan beberapa

efek samping seperti sakit kepala, gangguan pada pencernaan, reaksi alergi dan

gatal-gatal serta beberapa efek samping serius yang ditimbulkan seperti

ensefalopati dan kejang-kejang. Dewasa ini penggunaan sefepim pada anak dan

orang dewasa harus benar-benar mempertimbangkan risk and benefit terapi untuk

sefepim terutama di indikasikan sebagai terapi empiris pengobatan demam

neutropenia (Bueno et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal

penting sebagai berikut :

1. Penyakit utama yang paling banyak ditemui adalah pneumonia dengan

persentase sebesar 20,9%. Untuk penyakit penyerta yang paling banyak

ditemui adalah diare dengan persentase sebesar 6,7%.

2. Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah ampisilin dengan

persentase penggunaan sebesar 13,9%. Golongan antibiotika yang paling

banyak digunakan adalah golongan sefalosporin generasi ketiga dengan

persentase penggunaan 28,3%. Rute pemakaian yang paling banyak

digunakan adalah intravena dengan persentase penggunaan 76,4%. Bentuk

sediaan yang paling banyak digunakan adalah injeksi dengan persentase

penggunaan sebesar 76,4%. Aturan pemakaian yang paling sering ditemui

adalah aturan pemakaian 3x sehari dengan persentase sebesar 41,4%. lama

pemakaian antibiotika yang paling sering ditemui adalah lama pemakaian

1-5 hari dengan persentase sebesar 55,0%.

3. Antibiotika dengan nilai DDD 100 patient-days yang paling tinggidan

melebihi standar nilai DDD adalah ampisilin dengan nilai DDD/100

patient-days sebesar 10,33. Antibiotika lain yang memiliki nilai DDD

lebih besar daripada standar WHO adalah : amoksisilin, sefiksim,

sefotaksim, seftrakson, siprofloksasin (oral), azitromisin, dan gentamisin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

77

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang

didapatkan maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah :

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat

inap di bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito.

2. Perlu adanya penelitian kualitatif mengenai antibiotika yang nilainya

melebihi standar yang ditetapkan WHO.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai parameter-parameter

rasionalitas penggunaan obat yang yakni : tepat indikasi, tepat penderita,

tepat obat, tepat dosis dan waspada ESO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

78

DAFTAR PUSTAKA

Ambariyah, N., Evaluasi Tentang Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pediatri

Dengan Keganasan Hematologi yang Mengalami Demam Neutropenia

Selama Kemoterpai di Instalasi Kesehatan Anak RSUP.Dr. Sardjito

Yogyakarta, Tesis, 12, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Andarsini, M., 2011, Antibiotic Resistance Control Program (ARCP) Improving

Antibiotic Use in Pediatrics Hematology and Oncology Patients at Dr.

Soetomo Hospital in 2006 and 2008, Folia Medica Indonesiana, No. 4,

47:203-206.

Bari, S., B., Mahajan, B., M., Surana, S., J., 2008, Resistance to Antibiotics : A

Challenge in Chemotherapy, Indian Journal of Pharmaceutical Education

and Research, 10:97-123.

Bauchner H., Pelton S.I., Klein J.O., 1999, Parents, Physicians, and Antibiotic

Use,Pediatrics, 103:395–402.

Bergman, U., Risinggard, H., Palcevski, W., Ericson, O., 2004, Use Antibiotics at

Hospital in Stockholm: a Benchmarking Project Using Internet,

Pharmacoepidemiology and Drug Safety, 3:465-471.

Bisht, R., Katiyar, A., Singh, R., Mittal, P,.2009,Antibiotic Resistance A global

Issue of Concern, Asian journal of pharmaceutical and clinical research,

No. 2, 2 :34-37.

British Thoracic Society of Standards Committee, 2002, British Thoracic Society

for Management of Community Acquired Pneumonia in Childhood,

Thorax, 89 : 100-110.

Brunton et al., 2010, Goodman &Gilman : Manual Farmakologi dan Terapi,

diterjemahkan oleh Sukandar, Y., E., et al., hal. 671-690 , ECG, Jakarta.

Bueno, S.C. and Stull, T.L., 2009, Antibacterial Agents in Pediatrics, Infect Dis

Clin N Am, 23 : 865–880.

Coyle, E., A., Prince, R., A., 2005, Pharmacotheraphy : A Pathophysiologic

Approach, 6th

ed., McGraw-Hill, USA, pp. 2088.

Darmansjah, I., 2008, Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak, Maj Kedokt

Indon, No. 10, 58:368-369.

Departemen Kesesehatan RI, 2011, Profil Kesehatan Indonesia 2010,

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESI

A_2010.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

79

Deshpande, J. D., Joshi, M., 2011,Antimicrobial Resistance : The Global Public

Health Challenge, International journal of student research, No.2, 1:41.

Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta, 2012, Profil Kesehatan Provinsi D. I.

Yogyakarta Tahun 2011, http://dinkes.jogjaprov.go.id/files/7e804-Profil-

DIY-2011.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2013.

Dorland, W.A., Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28, diterjemahkan oleh

Mahode, A.A. dan Rachman, L.Y., hal.68, Penerbit Buku Kedokteran

ECG, Jakarta.

Drlica, K., and Perlin, I., 2011, Antibiotics Resistance: Understanding and

Responding to an Emerging Crisis, Pearson Education Inc., New Jersey,

pp.1-2.

Farida, H., Herawati, Hapsari, M., Notoatmojo, H., Hardian, 2008, Penggunaan

Antibiotik Secara Bijak untuk Mengurangi Resisten Antibiotik, Sari

Pediatri, Vol. 10, 1:24-35.

Febiana, T., 2012, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Bangsal Anak

RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus-Desember 2011, Skripsi,

61, Universitas Diponegoro, Semarang.

Finch, R., G., 2010, Antibiotic and Chemotheraphy, 9th

ed., Elsevier, United

Kingom, pp. 112.

Gold, H., S., Mollering, R., C., 1996, Antimicrobial Drug Resistance, New

England J Med, 335:1445-53.

Grahame-Smith, D., G., Aronson, S., K., 1985, Oxford Textbook of Clinical

Pharmacology and Drug Therapy, Oxford University Press, Oxford,

pp.55.

Gunawan, S., G., Setiabudi, R., Nafrialdi, Elysabeth, (Ed), 2007, Farmakologi

dan Terapi, Edisi 5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal.585-595.

Gutiérrez, L., J., Preciado, J., S., Use of Defined Daily Doses per 100 bed-days for

Measuring Consumption of Antiinfectives in a Pediatric Hospital, Am J

Health-Syst Pharm, Vol 67, 1: 14-15.

Hadi, U., Deurink, D.O., Lestari, E.S., Nagelkerke, N.J., Werter, S., Keuter, M., et

al, 2008, Survey of Antibiotic Use of Individual Visiting Public

Healthcare Facilities in Indonesia,

https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/13822/03.pdf?sequ

ence=4, diakses tanggal 20 Maret 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

80

Hakim, L., 2012, Farmakokinetik Klinik, Bursa Ilmu, Yogyakarta, hal.78.

Hapsari, M., et al, 2006, Penurunan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak

Dengan Demam, Sari Pediatri, Vol. 8, 1: 16-24.

Hardman, J., G., Limbird, L., E., 2012, Goodman and Gilman Dasar Farmakologi

Terapi, Edisi 10, diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi

ITB, ECG, Jakarta, hal.1117

Health Protection Surveillance Centre (HPSC), 2011, Hospital Antimicrobial

Consumption Report (2011), www.hpsc.ie , diakses tanggal 17 Desember

2013.

Hurlock, E., B., 1994, Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan), Erlangga, Jakarta, hal. 190.

Ieven, M., Van Loorven, M., Sudigdoadi, S., Rosana, Y., Goossens, W.,

Lammens, C., et al, 2003, Antimicrobial Suspectibilities of Neisseria

gonorrhoeae Strains Isolated in Java, Indonesia, Sex Trans Dis, 30 : 25-

30.

Jankgent, R., Lashof, A.O., Gould, I.M., Van der Meer, J.W.M., 2000,

Antibiotic Use in Dutch Hospital 1991-1996, J. Antimicrob.

Chemother, 45:251-256.

Jawetz, E., 1997, Principle of Antimicrobial Drug Action. Basic and Clinical

Pharmacology, Third Edition, Appleton and Lange, Norwalk, pp.95-100.

Kakkilaya, S., Rational Medicine: Rational Use of Antibiotics,

http://www.rationalmedicine.org/antibiotics.htm., diakses tanggal 14 April

2013.

Kee, J., L., Hayes, E., R., 1996, Pharmacology : A Nursing Process Approach,

Buku Kedokteran ECG, Jakarta, hal. 324-327.

Kementrian Kesehatan RI, 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi

Antibiotik,

http://xa.yimg.com/kq/groups/19205602/673695703/name/Pedo

man+Pelayanan+Kefarmasian+untuk+terapi+antibiotik.pdf, diakses

tanggal 16 Maret 2013.

Komite Medik RS Dr. Sardjito, 2005, Standar Pelayanan Medis RS Dr. Sardjito,

Edisi III, MEDIKA Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, hal. 1-

280.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

81

Laras, N., W., Kuantitas Penggunaan Antibiotik di Bangsal Bedah dan Obsgin

RSUP DR. Kariadi setelah Kampanye PP-PPRA, Skripsi, 12, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Leekha, S., Terrel, C.L., Edson, R.S., 2011, General principles of antimicrobial

therapy, Mayo Clinic Prooceedings, 86 (2), 156 –167.

Lestari, W., Almahdi, A., Zubir, N., Darwin, D., 2011, Studi Penggunaan

Antibiotik Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan Kriteria Gyysens di

Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR.M.Djamil Padang, Laporan

Penelitian, Fakultas Farmasi Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.

Lovering, A., M., Reeves, D., S., 2010, Antibiotic and Chemotheraphy, 9th

ed.,

Elsevier, United Kingdom, pp. 150-153.

Martin, S., Jung, R., 2005, Pharmacotheraphy : A Pathophysiologic Approach, 6th

ed., McGraw-Hill, USA, pp. 2035-2038.

Meer, J.W.M Van der, Gyssens, I.,C., 2003, Quality of Antimicrobial Drug

Prescription in Hospital,

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1469- 0691.7.s6.3.x/pdf,

diakses tanggal 17 November 2013.

Nouwen, JL., 2006, Controlling Antibiotic Use and Resistence, Clin. Infect.

Dis, 42:776-777.

Nufus, H., 2012, Profil Efikasi dan Keamanan Levofloksasin, Jurnal Medika

Indonesia, No. 5, 38: 449.

Peraturan Menteri Kesehatan, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika,

http://www.binfar.depkes.go.id/dat/Permenkes_Antibiotik.pdf, Diakses

tanggal 17 September 2013.

Peterson, L., R., Squeezing the antibiotics balloon : The impact of antimicrobial

classes on emerging resistance,The Feinberg School of Medicine, North

Western University, USA.

Pradipta, I., S., 2009, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Sepsis di

Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode September-November 2008, Tesis, 12, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Pradipta, I., S., Febriana, E., Ridwan, M., H., Ratnawati, R., 2012, Identifikasi

Pola Penggunaan Antibiotik Sebagai Upaya Pengendalian Resistensi

Antibiotik, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, No. 1, 1: 12-18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

82

Reed, M., D., Glover, M., L., 2005, Pharmacotheraphy : A Pathophysiology

Approach, 6th

ed., McGraw-Hill, USA, pp. 1949-1960.

Reese, R., E., Beets, R., Gumustop, B., 2000, Handbook of Antibiotics, 3rd

edition,

Lippicont Williams and Wilkins, Philadelphia, pp. 861.

Shea, K. Florini, K. and Barlam, T., 2001, When Wonder Drugs Don’t Work:

How Antibiotic Resistance Threatens Children, Seniors, and the Medically

Vulnerable, http://www.environmentaldefense.org, diakses tanggal 01 Mei

2013.

Siwi, S., U., 2012, Analisis Penggunaan Antibiotik Pada Terapi Demam Tifoid

Pasien Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Pada Tahun 2010

dan 2011 Dengan Metode ATC/DDD, Tesis, 1-12, Universitas Ahmad

Dahlan, Yogyakarta.

Subekti, D., S., Lesmana, M., Tjaniadi, P., Machpud, N., Sriwati, Sukarma, et al,

2003, Prevalence of Enterotoxic Escheria coli (ETEC) in Hospitalized

Acute Diarrhea Patients in Denpasar, Bali, Indonesia, Diagn Microbiol

Infect Dis, 47 : 399-405.

Suharjono, Yuniati, T., Sumarno, Semedi, S., J., 2009, Studi Penggunaan

Antibiotika Pada Penderita Rawat Inap Pneumonia (Penelitian di Sub

Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya), Majalah Ilmu

Kefarmasian, No. 1, 3 : 142-155.

Tjaniadi, P., Lesmana, M., Subekti, D., Machpud, N., Komalarini, S., Santoso,

W.,et al, 2003, Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens

Associated with Diarrheal Patient in Indonesia, Am J Trop Med Hyg,

68: 666-670.

Tripathi, K.D., 2003, Antimicrobial Drugs : General Consideration, Essential of

Medical Pharmacology, Fifth edition, Jaypee brothers, New Delhi, pp.667.

Utami, E., R., 2012, Antibiotika, Resistensi dan Rasionalitas Terapi, Saintis, Vol.

1, 1:125-126.

Wattimena, J., R., et al., 1991, Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta, hal. 54.

World Health Organization, 2001, Global Strategy for Containment of

Antimicrobial Resistence,

http://www.who.int/drugresistance/WHO%20Global%20Strategy%20-

%20Executive%20Summary%20-%20English%20version.pdf, diakses

tanggal 16 April 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

83

World Health Organization, 2003, Introduction to Drug Utilization Research,

http://www.whocc.no/filearchive/publications/drug_utilization_research.p

df, diakes tanggal 16 Maret 2013.

World Health Organization, 2012, Guidelines for ATC Classification and DDD

Assignment 2013,

http://www.whocc.no/filearchive/publications/1_2013guidelines.pdf,

diakses tanggal 16 Maret 2013.

Zhang, E., Shen, X., Wang, Y., et al., 2008, Antibiotic use in five children’s

hospitals during 2002-2006 : the impact of antibiotic guidelines issued by

the Chinese Ministry of Health, Pharmacoepidemiol Drug Saf. 17:306-

11.

Yuniftiadi, F., 2010, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Intensive Care

Unit RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli – Desember 2009, Skripsi,

3, Universitas Diponegoro, Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

84

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

85

Lampiran 1. Perhitungan sampel dengan menggunakan software Sample Size

Calculator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

86

Lampiran 2. Lembar/Form data dasar pasien

No.

No. RM

Nama Umur Jenis

Kelamin Tanggal Masuk

Tanggal Keluar

Dx Utama

Dx Penyerta

Tujuan Keluar

Riwayat

Lampiran 3. Lembar data/form penggunaan antibiotika

No. Nama

Antibiotika

Dosis

Antibiotika

(g)

Rute

Pemakaian

Aturan

Pemakaian

Jumlah

Pemakaian

(g)

Total

Pemakaian

(g)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

87

Lampiran 4. Surat izin penelitian dari RSUP Dr. Sardjito

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

88

Lampiran 5. Ethical clearence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

89

Lampiran 6. Uraian lengkap data lama rawat inap pasien anak di bangsal INSKA

II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

Januari Februari April Maret Mei Juni

2 2 2 3 2 2

3 2 2 4 3 2

3 2 3 4 3 2

3 3 3 4 3 3

3 3 3 4 3 3

4 3 3 4 3 3

4 4 3 5 3 4

4 4 4 5 3 4

4 4 4 5 3 4

4 4 4 5 4 4

4 5 4 6 4 5

4 6 5 6 4 5

5 6 6 6 4 5

5 6 6 6 4 6

6 6 6 6 5 6

6 6 6 6 5 6

7 7 6 7 5 6

7 7 7 7 5 7

8 7 8 7 6 7

8 8 8 8 6 7

8 8 8 8 7 7

9 10 9 8 8 8

9 10 9 10 8 8

9 10 9 10 8 9

9 10 10 10 9 9

9 11 11 10 9 10

9 11 11 10 9 10

10 12 12 11 9 11

10 12 12 11 10 12

11 12 12 11 10 12

11 13 12 11 10 12

11 13 13 12 11 14

12 14 13 14 11 14

12 14 13 14 12 14

15 15 13 16 13 15

16 15 17 17 14 16

16 18 24 18 15 17

17 19 25 19 20 18

17 21

20 25 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

90

Lampiran 6. Uraian lengkap data lama rawat inap pasien anak di bangsal INSKA

II RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013

33 25 31 20 27 34

42 28 35 24 28

373

389

396

42 28 39

434 31 47

451 437

total LOS 2480

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

91

Lampiran 7. Distribusi penyakit utama pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=106)

ISK 6 2.4

Meningitis Bakterial 6 2.4

Nasofaringitis 6 2.4

Bronkiolitis 5 2.0

Demam Neutropenia 5 2.0

Megacolon 5 2.0

Sepsis 5 2.0

Tuberkolosis Paru 4 1.6

Artesia Bilier 3 1.2

Asma 3 1.2

Demam Tifoid 3 1.2

Epilepsi 3 1.2

Asfiksia Neonatal 2 0.8

Gagal Ginjal Terminal 2 0.8

Ileus Functional Post Sygumbidostomi 2 0.8

Imunodefisiensi 2 0.8

Obstruktif Hidrosefalus 2 0.8

Abses Koli 1 0.4

Adenocarcinoma Testis 1 0.4

Anemia 1 0.4

Apenditis 1 0.4

Bronkestasis 1 0.4

Sellulitis 1 0.4

Cerebral Palsy Spastik 1 0.4

Cerebritis Parietal Occipital Bilateral 1 0.4

Kolangitis susp. 1 0.4

Diabetes Melitus Tipe 1 1 0.4

Hepatitis 1 0.4

Efusi Paru 1 0.4

Fatty Liver Disease 1 0.4

Fistula Sodostomi 1 0.4

Fistula Oronasal 1 0.4

Gagal Ginjal Akut 1 0.4

Gagal Jantung 1 0.4

Hipertropic Obstructive Cardiomyopathy 1 0.4

HIV 1 0.4

Kelahiran diluar rumah sakit 1 0.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

92

Lampiran 7. Distribusi penyakit utama pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=106)

Meconium 1 0.4

Nekrosis kulit 1 0.4

Neonatal Jaudince 1 0.4

Neuroblastoma 1 0.4

Neurogenic Bladder 1 0.4

Obstructive Sleep Apnea 1 0.4

Obstruksi Uropati 1 0.4

Otitis Media Supuratif 1 0.4

Paralitic Ileus 1 0.4

Penyakit Paru Kronis 1 0.4

Persisten Ductus Arteriosus 1 0.4

Pertusis Klinis 1 0.4

Sindrom Mukutan Limpa 1 0.4

Sindroma Lupus Eritromatus (SLE) 1 0.4

Stenosis Pilori 1 0.4

suspect NHL 1 0.4

suspek Demam Tifoid 1 0.4

Teratoma Retroabdomen 1 0.4

Tonsilfaringitis Akut 1 0.4

Ureterolitis 1 0.4

Varises Esofagus 1 0.4

Vesicoureteral Reflux 1 0.4

Total 106 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

93

Lampiran 8.Distribusi penyakit penyerta pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=339)

Hipertensi 13 2.3

Nasofaringitis 11 2.0

Kelahiran dengan Persalinan Caesar 10 1.8

Cytitis 9 1.6

Epilepsy 9 1.6

Kemoterapi 9 1.6

Atrial Septal Defect 8 1.4

Hipoalbuminia 7 1.3

Kelahiran Spontan di Rumah Sakit 7 1.3

Kelahiran Spontan diluar Rumah Sakit 7 1.3

Stomatitis 7 1.3

Asma 6 1.1

Cerebral Palsy Spastik 6 1.1

Down Syndrome 6 1.1

Infeksi CMV 6 1.1

Kegagalan Tumbuh Kembang 6 1.1

Phimosis 6 1.1

Asfiksia Neonatal 5 0.9

Demam dengan Kejang 5 0.9

Diaper Rash 5 0.9

Malignant Neoplasm 5 0.9

Underweight 5 0.9

Bayi Lahir dengan BB Rendah (BLBR) 4 0.7

Bayi Lahir Prematur 4 0.7

Edema Paru 4 0.7

Gastrointestinal hemoragie 4 0.7

Hidrosefalus 4 0.7

Hipoglikemia Neonatal 4 0.7

Hipokalemia 4 0.7

Keterbelakangan Mental 4 0.7

Omphalitis 4 0.7

Ventricular Septal Defect 4 0.7

Acute Kidney Injury 3 0.5

Atropi Cerebri 3 0.5

Candidasis 3 0.5

Dehidrasi 3 0.5

Efusi Paru 3 0.5

Hidrocele 3 0.5

Laringomalacia 3 0.5

Patent Ductus Arteriosus 3 0.5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

94

Lampiran 8.Distribusi penyakit penyerta pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=339)

Stunted 3 0.5

Abses Bukal 2 0.4

Apnea 2 0.4

Bilirubinemia Indirect 2 0.4

Developmental Delay 2 0.4

Edema Laring 2 0.4

Halusinasi 2 0.4

Hepatoblastoma 2 0.4

Hidronefrosis grade II 2 0.4

Hipertrofi Adenoid 2 0.4

Hipoalbuminia Neonatal 2 0.4

Hiponatremia 2 0.4

Hipotiroid 2 0.4

Megakolon 2 0.4

Nefrotic Syndrome 2 0.4

Obesitas 2 0.4

Obstruktif Hidrosefalus 2 0.4

Phlebitis 2 0.4

Tetraparese Spastik 2 0.4

Tidak Imunisasi 2 0.4

Tonsilfaringitis akut 2 0.4

Tuberkolosis 2 0.4

abses Gingiva 1 0.2

Abses Medula Sinistra 1 0.2

Acute Liver Injury 1 0.2

Alergi Makanan 1 0.2

Alkalosis Respiratorik 1 0.2

Anhidrosis Ektodermal Displasia 1 0.2

Asidosis Metabolik 1 0.2

Asites 1 0.2

Atresia Biliaris 1 0.2

Bronkiolitis 1 0.2

Bronkitis 1 0.2

Cardiomyopathy 1 0.2

Cidera Kepala Ringan 1 0.2

Craniosinostosis 1 0.2

Decubitus 1 0.2

Demam Tifoid 1 0.2

Dermatitis Atopik 1 0.2

Dissenium Intravasculer 1 0.2

Distensi Abdomen 1 0.2

Drug Induced Cerebritis 1 0.2

ERB Paralisis 1 0.2

Faringitis Akut 1 0.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

95

Lampiran 8.Distribusi penyakit penyerta pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=339)

Fatty Liver Disease (non alcoholic) 1 0.2

Galloway Syndrome 1 0.2

Gangguan Kecemasan 1 0.2

Gastritis 1 0.2

Gastroesopagheal Refluks 1 0.2

Giant Cell Hepatitis 1 0.2

Gingivitis 1 0.2

Hernia Umbicalis 1 0.2

Hiperglikemia 1 0.2

Hiperleukositosis 1 0.2

Hipertermia Neonatal 1 0.2

Hipertiroid 1 0.2

Hipospadias 1 0.2

Hipotermia Neonatal 1 0.2

HIV 1 0.2

Intracranial Abses 1 0.2

Karies Dentis 1 0.2

Karsinoma Nasofaringitis 1 0.2

Kejang 1 0.2

Keloid 1 0.2

Ketoasidosis 1 0.2

Kolestasis 1 0.2

Konstipasi 1 0.2

Low Back Pain 1 0.2

Low Intake Nutrition 1 0.2

Meconium Stir 1 0.2

Mega Uretra 1 0.2

Mikrosefali 1 0.2

Mild ARDS 1 0.2

Miliaria 1 0.2

Muntah 1 0.2

Nefroblastoma 1 0.2

Neuropati Perifer 1 0.2

Oral Thrust 1 0.2

Osteoporosi Compressi 1 0.2

Otitis Media Akut 1 0.2

Otitis Media Supuratif 1 0.2

Paralitic Ileus 1 0.2

Penyakit Ginjal Kronis 1 0.2

Penyakit Jantung Kongenital 1 0.2

Pioderma 1 0.2

Polidaktili 1 0.2

Prolastic Kidney Disease 1 0.2

Rhinitis 1 0.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

96

Lampiran 8.Distribusi penyakit penyerta pada pasien anak di bangsal INSKA II

RSUP Dr. Sardjito periode Januari – Juni 2013 (n=339)

Sakit Kepala 1 0.2

Sellulitis 1 0.2

Sindrom Parantik 1 0.2

Syok Hipovolemik 1 0.2

Tuli 1 0.2

Uriticaria 1 0.2

Total 339 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma) Dan yang terakhir karya ini aku persembahkan untuk,

97

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Maria Carolina lahir pada tanggal 9

Maret 1993 di Barong Tongkok dan merupakan putri pertama

dari keluarga pasangan Antonius MJN (alm.) dan Ayanlia,

SE. Penulis mengawali pendidikannya di TK Sendawar

Barong Tongkok (1997-1998) kemudian melanjutkan

pendidikan di SD Negeri 001 Barong Tongkok, Kutai Barat

(1998-2004) pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

ditempuh oleh penulis di SMP Katolik 2 WR. Soepratman

Barong Tongkok dengan predikat lulusan terbaik se-

kabupaten Kutai Barat (2004-2007) kemudian penulis

melanjutkan pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas

di SMA Katolik WR. Soepratman Samarinda (2007-2010). Penulis kemudian

melanjutkan perkuliahan di Universitas Sanata Dharma diterima sebagai

mahasiswa jurusan Farmasi (2010 – sekarang). Selama menjadi mahasiswa,

penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan seperti Panitia Titrasi 2012 dan

2013 sebagai Koordinator bidang Teater, Panitia Pharmachy Performance and

Event Cup 2012 sebagai anggota sie. Acara, Panitia Musyawarah ISMAFARSI

JOGLOSEPUR 2012 sebagai Koordinator Perlengkapan dan Akomodasi, Panitia

Journalistic Event Cup 2012 sebagai anggota sie. Humas. Penulis juga aktif dalam

berbagai organisasi kemahasiswaan diantaranya penulis pernah menjabat sebagai

Ketua Unit Kegiatan Fakultas di bidang seni tari periode 2011/2012 serta penulis

juga pernah menjadi anggota sie. Advokasi Dewan Perwakilan Mahasiswa

Farmasi selama periode 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi asisten

praktiukum Anatomi-Fisiologi Manusia tahun ajaran 2012/2013 dan Koordinator

asisten praktikum Anatomi-Fisiologi Manusia tahun ajaran 2013/2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI