plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filei optimasi formula krim sunscreen ekstrak...
TRANSCRIPT
i
OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING
POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT
DAN MINYAK WIJEN SEBAGAI FASE MINYAK: APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL
HALAMAN SAMPUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Blasius Budi Cahyono
NIM : 048114048
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING
POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT
DAN MINYAK WIJEN SEBAGAI FASE MINYAK: APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Blasius Budi Cahyono
NIM : 048114048
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Skripsi
OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING
POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT
DAN MINYAK WIJEN SEBAGAI FASE MINYAK: APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yang diajukan oleh:
Blasius Budi Cahyono
NIM : 048114048
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si, Apt.
tanggal ………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pengesahan Skripsi Berjudul
HALAMAN PENGESAHAN
OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING
POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT
DAN MINYAK WIJEN SEBAGAI FASE MINYAK: APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL
Oleh :
Blasius Budi Cahyono NIM : 048114048
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
pada tanggal 22 Januari 2008
Mengetahui
Fakultas Farmasi Uniersitas Sanata Dharma
Dekan
Rita Suhadi, M.Si., Apt. Pembimbing: C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si, Apt. Panitia Penguji : Tanda tangan
1. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si, Apt. .....................
2. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. .....................
3. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt. .....................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Punya mimpi dan potensi yang luar biasa, tetapi kita cuma berdiam diri saja, percuma. Kita justru hanya akan menjadi penghayal berat...
Mari berkarya sebelum menjadi tua dan tidak berguna
Karya ini kupersembahkan kepada Tuhan
beserta titisan-titisan-Nya di dunia...
(keluarga dan komunitas, bakat dan kekayaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Blasius Budi Cahyono Nomor Mahasiswa : 048114048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU DENGAN ASAM STEARAT DAN MINYAK WI-JEN SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 27 Januari 2008 Yang menyatakan (Blasius Budi Cahyono)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas semua
berkat dan penyertaanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Farmasi
(S.Farm).
Penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan masalah dalam
menyelesaikan laporan akhir ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si, Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh totalitas
dan pengertian.
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. dan Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt.,
selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberi saran dan kritik yang
membangun bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
4. Rini Dwi Astuti, S.Farm., Apt., selaku dosen penanggung jawab proyek payung
“Sunscreen from Green and Black Tea Fraction” atas kesediaannya memberikan
kesempatan, waktu, dan dukungan dalam pengerjaan skripsi.
5. Bapak, Ibu dan kakak-kakaku buat doa, dukungan (moral dan material) dan cinta
kasihnya.
6. Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Iswandi, Mas Ottok, Mas Kunto, Pak Mukmin,
Pak Parlan, Mas Yuwono, Pak Kasiran serta laboran-laboran yang lain atas
bantuannya selama penulis menyelesaikan skripsi.
7. Teman-teman proyek teh (Agung, Dona, Resty, Dian “sapi”, Selvi, Ferry ”JB”,
Ika, Rinta, dan Tere) buat kerjasama dan kebersamaan kita.
8. Teman-teman angkatan 2004 (terutama kelas sains dan teknologi) dan teman-
teman dolan’erz atas duka dan suka bersama.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini banyak
kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Desember 2007
Penulis
Blasius Budi Cahyono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi polifenol teh hijau (dengan nilai SPF yang dapat diterima dalam penelitian ini) yang digunakan dalam formula, mendapatkan faktor dominan dalam formula, dan mendapatkan formula optimal. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental yang bersifat eksploratif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level rendah dan level tinggi asam stearat dan minyak wijen. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah respon sifat fisis (viskositas dan daya sebar) dan respon stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan). Faktor dominan di dalam formula ditentukan menggunakan desain faktorial. Tingkat signifikansi pengaruh setiap faktor (asam stearat, minyak wijen, interaksi keduanaya) terhadap respon (viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas) dianalisis menggunakan analisis statistik Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi polifenol teh hijau 0,022 % b/b memiliki nilai SPF yang dapat diterima yaitu 5,89. Asam stearat merupakan faktor dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas. Minyak wijen merupakan faktor dominan dalam menentukan pergeseran viskositas. Diperoleh area optimal formula krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau dengan asam stearat dan minyak wijen sebagai fase minyak berdasarkan superimposed contour plot respon daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas pada level yang diteliti.
Kata kunci : polifenol, teh hijau, asam stearat, minyak wijen, sunscreen, desain
faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
ABSTRACT The research aimed to determine polyphenol concentration which showed an acceptable value of SPF used in the formula, to investigate the dominant factor in the formula and to obtain the optimum cream formula. Explorative experimental design was employed in this research. The independent variable involved the low and the high level of stearic acid and sesame oil. Physical characteristics responses (viscosity and spreadibility) and physical stability response (viscosity shift after a month-storage) were determined as dependent variables. The factorial design was applied to determine the dominant factor in the formula. Yate’s treatment statistic analysis was carried out to analyze the significant level of the effect of the factors (stearic acid, sesame oil, and the interaction both sesame oil and stearic acid) to the responses (viscosity, spreadibility, and viscosity shift). The result show that the polyphenol concentration of 0,022 % b/b showed the SPF of 5,87 which was acceptable. Stearic acid has the dominant effect in determining the response of the viscosity and spreadibility while sesame oil was dominant in determining the response of the viscosity shift. The area of optimal cream formula was obtained based on the superimposed counter plot of viscosity, spreadibility, and the viscosity shift response on the observed level. Key words : polyphenol, green tea, stearic acid, sesame oil, sunscreen, factorial
design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v
PRAKATA...................................................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................viii
INTISARI..................................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1. Rumusan masalah .............................................................................................. 4
2. Keaslian penelitian............................................................................................. 5
3. Manfaat .............................................................................................................. 5
B. Tujuan ................................................................................................................... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Polifenol Teh Hijau .............................................................................................. 7
B. Ekstraksi ............................................................................................................... 8
C. Sunscreen .............................................................................................................. 9
D. Sun Protecting Factor (SPF) ............................................................................... 10
E. Krim .................................................................................................................... 11
F. Emulgator Sabun................................................................................................. 12
G. Minyak Wijen ..................................................................................................... 12
H. Asam Stearat....................................................................................................... 13
I. Viskositas dan Daya Sebar................................................................................... 14
J. Desain Faktorial ................................................................................................... 15
K. Landasan Teori ................................................................................................... 18
L. Hipotesis ............................................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................................................... 20
B. Variabel dan Defifnisi Operasional .................................................................... 20
1. Variabel............................................................................................................ 20
2. Definisi operasional ......................................................................................... 20
C. Alat dan Bahan.................................................................................................... 22
1. Alat .................................................................................................................. 22
2. Bahan ............................................................................................................... 23
D. Tata Cara Penelitian............................................................................................ 23
1. Ekstraksi polifenol teh hijau ............................................................................ 23
2. Penentuan konsentrasi polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau ..... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Uji efektivitas sunscreen/penghitungan nilai SPF in vitro. ............................. 27
4. Optimasi formula krim .................................................................................... 28
5. Uji sifat fisis..................................................................................................... 30
6. Subjective Assesment ...................................................................................... 30
E. Analisis Hasil ...................................................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 33
A. Pembuatan Ekstrak kering polifenol Teh Hijau ................................................. 33
B. Penetapan Kadar Polifenol dalam Ekstrak kering polifenol Teh Hijau.............. 35
C. Penentuan Nilai SPF In Vitro ............................................................................. 38
D. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas............................................................................... 40
1. Daya sebar ....................................................................................................... 44
2. Viskositas......................................................................................................... 46
3. Pergeseran viskositas ....................................................................................... 48
E. Hasil Subjective Assesment ................................................................................ 50
F. Optimasi Formula................................................................................................ 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 57
A. Kesimpulan......................................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................................... 57
DAFAR PUSTAKA.................................................................................................... 59
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I Penggolongan sunscreen ........................................................ 11
Tabel II Desain formula metode desain faktorial ................................. 17
Tabel III Formula standar krim sunscreen …………………………… 28
Tabel IV Formula krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau… 29
Tabel V Hasil penetapan kadar air menggunakan metode Karl Fischer 34
Tabel VI Hasil perhitungan kadar polifenol ………………….............. 38
Tabel VII Hasil perhitungan nilai SPF ………………………………… 40
Tabel VIII Hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas krim sunscreen
ekstrak kering polifenol teh hijau ……………………………. 41
Tabel IX Hasil perhitungan nilai efek menggunakan metode desain
faktorial .................................................................................... 42
Tabel X Perhitungan Yate’s treatment respon daya sebar ………….... 45
Tabel XI Perhitungan Yate’s treatment respon viskositas …………….. 48
Tabel XII Perhitungan Yate’s treatment respon pergeseran viskositas … 49
Tabel XIII Hasil Subjective Assesment .…………………………………. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Polifenol dalam teh hijau ……………………………………… 8
Gambar 2. Struktur senyawa kuersetin …………………………………… 35
Gambar 3. Hasil operating time reaksi warna metode Folin Ciocalteu …… 36
Gambar 4. Hasil scanning panjang gelombang absorbansi maksimum
kuersetin ………………………………………………………. 37
Gambar 5. Profil absorbansi ekstrak kering polifenol teh hijau terhadap
sinar UV dengan range 250 nm sampai dengan 400 nm……...... 38
Gambar 6. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon
daya sebar ……………………………………………………… 44
Gambar 7. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon
viskositas ………………….…………………………………… 47
Gambar 8. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon
pergeseran viskositas …………………………………………. 48
Gambar 9. Contour plot respon daya sebar ………………………………. 52
Gambar 10. Contour plot respon viskositas ………………………………. 54
Gambar 11. Contour plot respon pergeseran viskositas ………………….. 55
Gambar 12.Superimposed contour plot krim ekstrak kering polifenol …… 57
teh hijau ………………………………………………………. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penetapan kadar air serbuk teh hijau dengan metode
Karl Fischer ………………………………………………… 62
Lampiran 2. Perhitungan kadar polifenol………………………………… 64
Lampiran 3. Perhitungan nilai SPF……………………………………….. 67
Lampiran 4 Perhitungan polifenol dalam Optimasi Formula Krim ………. 69
Lampiran 5. Perhitungan uji sifat fisis ………………………………….... 70
Lampiran 6. Perhitungan Yate’s treatment …….. ………….……………. 73
Lampiran 7. Perhitungan regresi desain faktorial ……………………….. 80
Lampiran 8. Kuisioner Subjective Assessment ………………………….. 84
Lampiran 9. Foto – foto penelitian ……………………………………… 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, insiden penyakit yang dikaitkan dengan sinar ultraviolet (UV)
dilaporkan terus meningkat di dunia. Paparan kronik sinar matahari khususnya sinar
UV menyebabkan eritema, edema, pembentukan sel sunburn, hiperplasia, penekanan
sistem imun, kerusakan DNA, penuaan kulit (photoaging), dan melanogenesis.
Bahkan perubahan tersebut secara langsung maupun tidak langsung merupakan
perkembangan multitahap kanker kulit malignant melanoma dan non-melanoma skin
cancer (NMSC) (basal cell carcinoma dan squamosa cell carcinoma) pada manusia
(Svobodova A., Psotova, J., dan Walterova, D., 2003).
Usaha meminimalkan terjadinya penyakit kulit diatas adalah dengan
meminimalkan terjadinya kerusakan sel-sel kulit yang diinduksi oleh sinar UV yang
masuk ke dalam kulit. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengaplikasikan
produk sunscreen pada permukaan kulit atau dengan mengkonsumsi senyawa-
senyawa antioksidan yang berperan sebagai agen photoprotective (Katiyar, S.K.,
Afaq, F., Perez, A., dan Mukhtar, H., 2001).
Bahan aktif produk sunscreen dapat mengabsorbsi dan/atau memantulkan
sinar UV sehingga jumlah energi sinar UV yang masuk ke dalam kulit dapat
diminimalkan (Stanfield, 2003). Senyawa antioksidan dapat menghambat kerusakan
molekul-molekul biologi (DNA, protein, asam lemak, dan sakarida) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menghambat pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) atau dengan menghambat
penekanan sistem imun yang diinduksi oleh sinar UV (Svobodova et al., 2003).
Pengembangan senyawa aktif sunscreen saat ini diharapkan tidak hanya
mempunyai aktivitas menyerap dan/atau memantulkan sinar UV tetapi juga mampu
melindungi kulit dari kerusakan yang diinduksi oleh sinar UV (mempunyai aktivitas
antioksidan). Zat bioaktif utama dalam teh hijau merupakan polifenol golongan
flavonoid yaitu flavanol tipe katekin, antar lain (-)-Epicatechin, (-)-Epigallocatechin,
(-)-Epicatechin 3-gallate, (-)-Epigallocatechin 3-gallate (EC, EGC, ECG dan EGCG)
(Svobodova et al.,2003). Senyawa-senyawa tersebut, khusunya EGCG, secara
struktural mempunyai gugus kromofor dan auksokrom sehingga mempunyai aktivitas
sebagai senyawa penyerap UV (Svobodova et al., 2003). Polifenol teh hijau juga
merupakan salah satu bahan alam yang telah dikembangkan sebagai agen
photoprotective (Svobodova et al., 2003; Katiyar et al, 2001). Polifenol teh hijau
telah terbukti secara invitro maupun invivo mampu mengurangi dampak negatif sinar
UV terhadap kulit (Katiyar et al, 2001; Vayalil, P.K., Elmets, C.A., dan Katiyar, S.K.,
2003).
Sediaan cair-semipadat vanishing cream dapat digunakan sebagai sediaan
sunscreen. Vanishing cream mudah dioleskan pada kulit dan wujudnya segera tidak
tampak setelah aplikasi. Sediaan ini meninggalkan lapisan tipis yang dapat
mempertahankan lembab kulit. Vanishing cream dapat mengandung bahan-bahan
yang memiliki efek emollient dan moisturizing. Sediaan ini mudah dibilas dengan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan tidak memberikan kesan berlemak atau greasy (Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J.,
1982).
Krim biasanya berupa sediaan emulsi minyak dalam air (Anonim, 1995).
Fase minyak dalam sediaan krim (biasanya tersusun dari minyak nabati atau minyak
mineral) sebagian besar memiliki aktivitas sebagai emollient dan moisturizing agent
(Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J., 1982). Karena aktifitas tersebut banyak
mempengaruhi kenyamanan dan penerimaan konsumen terhadap sediaan krim, fase
minyak memiliki potensi untuk dioptimalkan.
Secara tradisional, di dalam sediaan vanishing cream digunakan asam stearat
sebagai fase minyak. Asam stearat meleleh di atas suhu tubuh dan mengkristal dalam
bentuk yang sesuai sehingga tidak tampak ketika digunakan dan membentuk lapisan
pelindung non-greasy di permukaan kulit. Asam stearat juga membuat penampilan
sediaan krim menjadi lebih menarik yaitu dengan memberi kesan kemilau mutiara
(Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J., 1982, Strianse, S.J., 1957). Krim dengan basis
asam stearat memiliki kecenderungan memadat selama penyimpanan (gelation),
viskositas krim tipe stearat meningkat sejalan dengan waktu (Strianse, J.E., 1957).
Dengan demikian dibutuhkan minyak nabati/minyak mineral (yang memiliki wujud
cair) untuk menjaga konsistensi sediaan krim agar tidak terlalu kaku/terlalu padat.
Minyak wijen dapat digunakan sebagai penyusun fase minyak dalam
kosmetik (Murray B., 1972). Asam lemak pada minyak wijen akan memadat pada
suhu 20 – 25°C (Anonim, 1983) sehingga pada suhu tubuh dan suhu kamar, minyak
wijen berbentuk cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dengan karakteristik yang berbeda, komposisi kedua komponen dalam fase
minyak tersebut memiliki potensi dalam mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas
sediaan krim. Dengan demikian diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh dari kedua faktor tersebut terhadap sifat fisis sediaan krim
Dalam penelitian ini, desain faktorial digunakan sebagai metode untuk
menentukan faktor dominan di dalam formula. Dengan menggunakan metode desain
faktorial, beberapa fakor/variabel dapat dievaluasi secara simultan dan dapat
diketahui ada-tidaknya interaksi antar faktor (Boltons, 1997). Untuk mendukung hasil
analisis desain faktorial, digunakan analisis statistik Yate’s treatment. Persamaan
regresi yang diturunkan dari analisis desain faktorial digunakan untuk menentukan
superimposed contour plot sebagai prediksi area optimal formula krim.
1. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Berapakah konsentrasi polifenol teh hijau yang dapat memberikan nilai Sun
Protecting Factor (SPF) yang dapat diterima sebagai sunscreen di dalam
penelitian ini?
b. Dengan menggunakan metode desain faktorial, di antara komposisi fase
minyak (asam stearat, minyak wijen dan interaksi antar keduanya), faktor
manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas
sediaan krim?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Dapatkah diperoleh area formula optimal yang digunakan untuk
memperkirakan komposisi formula sediaan krim dengan sifat fisis dan
stabilitas yang baik dalam superimposed contour plot desain faktorial?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran penulis, penelitian tentang optimasi formula krim
sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau dengan kombinasi minyak wijen dan
asam stearat sebagai fase minyak dengan metode desain faktorial belum pernah
dilakukan.
3. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan
pengetahuan tentang produk krim sunscreen dengan bahan aktif ekstrak kering
polifenol teh hijau, khususnya perihal sifat fisis dan stabilitas produk. Penelitian ini
juga akan memberikan pengetahuan terapan tentang penggunaan kombinasi asam
stearat dan minyak wijen (vegetable oil) dalam sediaan vanishing crem. Diharapkan
dengan adanya informasi ini, pengembangan bahan alam dalam obat-obatan
khususnya sediaan krim sunscreen dapat semakin ditingkatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter sifat fisis
dan stabilitas sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Secara
khusus penelitian ini bertujuan:
1. Menentukan konsentrasi polifenol teh hijau yang dapat memberikan nilai SPF
yang dapat diterima sebagai sunscreen di dalam penelitian ini.
2. Menentukan faktor (di dalam fase minyak) yang paling dominan dalam
mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas sediaan krim.
3. mendapatkan area formula optimal dalam superimposed contour plot desain
faktorial yang digunakan untuk memperkirakan komposisi formula sediaan
krim dengan sifat fisis dan stabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Polifenol Teh Hijau
Teh hijau berasal dari pucuk daun tanaman teh (Camellia sinensis L.) yang
diolah melalui proses tertentu. Secara umum, berdasarkan proses pengolahannya, teh
diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau
dibuat dengan cara pemanasan dan penguapan untuk menginaktifkan enzim polifenol
oksidase/fenolase sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah.
Sebaliknya, teh hitam dibuat dengan memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis
terhadap kandungan katekin dalam teh (Hartoyo, 2003).
Zat bioaktif utama dalam teh hijau merupakan polifenol golongan flavonoid
yaitu flavanol tipe katekin, antar lain (-)-Epicatechin, (-)-Epigallocatechin, (-)-
Epicatechin 3-gallate, (-)-Epigallocatechin 3-gallate (EC, EGC, ECG dan EGCG)
serta flavonol seperti kuersetin. Keempat tipe katekin tersebut merupakan antioksidan
utama dalam teh hijau (Svobodova et al., 2003).
Adapun aktivitas biologi yang pernah diteliti adalah sebagai kemopreventif
terhadap senyawa promotor tumor, inflamasi kulit yang diinduksi sinar UV,
tumorigenesis pada uji kultur sel, uji hewan di laboratorium, studi epidemiologik, dan
uji klinik (Mukhtar dan Ahmad, 1999; Katiyar et al., 2001) lewat beberapa
mekanisme seperti menghambat kerusakan DNA yang diinduksi oleh sinar UV,
menurunkan pembentukan cyclobutane pyrimidine dimers (CPDs) seperti thymine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dimer pada epidermis dan dermis, menginduksi apoptosis pada sel human epidermal
carcinoma dan human carcinoma keratinocyte, memblok infiltrasi leukosit yang
diinduksi UV, dan menghambat pertumbuhan tumor pada siklus sel fase G0-G1
(Katiyar et al., 2001; Svobodova et al., 2003).
Gambar 1. Polifenol dalam teh hijau (Svobodova et al., 2003)
B. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Proses ekstraksi dipisahkan menjadi pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
serbuk, pembahasan, ekstraksi, dan pemekatan. Secara umum ekstraksi tanaman obat
dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi, dan destilasi uap (Anonim,
1986).
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana, mudah diusahakan dan
reproducible. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif dan kemudian melarutkan zat aktif. Karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, larutan
terpekat akan didesak keluar (Anonim, 1986).
C. Sunscreen
Sunscreen digunakan untuk mengurangi efek merusak sinar UV terhadap
kulit manusia. Energi dari sinar UV menghasilkan gejala-gejala dan tanda terjadinya
sunburn, yaitu kemerahan, nyeri, melepuh, bengkak, kulit mengelupas, dan bahkan
kanker kulit (Stanfield, J.W. 2003).
Bahan aktif sunscreen merupakan senyawa yang dapat mengabsorbsi dan
atau menghamburkan sinar sehingga dapat melemahkan energi sinar UV sebelum
penetrasi pada kulit. Setiap bahan aktif mengabsorpsi pada daerah UV yang terbatas,
tergantung dari struktur kimianya (Stanfield, J. W., 2003).
Berdasarkan bentuk struktur kimianya, setiap bahan sunscreen memiliki
kemampuan yang berbeda dalam menyerap sinar UV. Bahan tersebut juga hanya
memiliki kemampuan menyerap sinar UV pada daerah spektrum/panjang gelombang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tertentu, sehingga sering digunakan kombinasi bahan sunscreen untuk mendapatkan
performa yang optimal (Stanfield, J.W., 2003).
D. Sun Protecting Factor (SPF)
Kemampuan sebuah produk sunscreen dalam mencegah terjadinya sunburn
dan eritema dinyatakan dengan nilai Sun Protecting Factor (SPF). Nilai SPF adalah
rasio kadar minimal sinar UV yang dapat menyebabkan eritema (Minimal Erythema
Dose-MED) pada kulit yang terlindung sunscreen terhadap kulit tanpa perlindungan
sunscreen (Stanfield, J.W., 2003).
Petro (1981) melakukan prediksi nilai SPF secara in vitro menggunakan alat
spektrofotometer. Sinar UV yang digunakan adalah sinar polikromatik, serupa dengan
sinar matahari yang sesungguhnya. Dengan kata lain, semua panjang gelombang sinar
elektromagnetik yang berpotensi mencapai kulit, khususnya daerah sinar UV,
diperhitungkan dalam penentuan nilai SPF. Pengukuran dimulai pada awal panjang
gelombang UV B (290 nm) sampai dengan panjang gelombang sinar elektromagnetik
terbesar yang memiliki absorbansi minimal 0,050. Nilai prediksi SPF merupakan
antilog nilai absorbansi rata-rata.
Food Drugs Administration (FDA) menggolongkan kualitas perlindungan
sediaan sunscreen berdasarkan nilai SPF. Penggolongan tersebut ditampilkan pada
dalam tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel I. Penggolongan sunscreen (Anonim,1999) Nilai SPF efek perlindungan
2 – 12 Minimal 12 – 30 Sedang
> 30 Maksimal
E. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (Anonim, 1995).
Krim biasa digunakan untuk penggunaan luar tubuh. Krim dapat berupa emulsi air
dalam minyak atau minyak dalam air, tergantung dari agen pengemulsi (emulgator)
yang digunakan (Marriot, J.F., Wilson, K.A., Langley, C. A., Belcher, D., 2006).
Stabilitas emulsi dilihat dengan tetap terdispersinya droplet fase internal di
dalam fase eksternal. Ketidakstabilan emulsi dapat diketahui dengan adanya kriming,
koalesen, dan breaking (Friberg, S.E., Quencer, L.G., Hilton, M.L., 1996). Stabilitas
krim (emulsi) dalam kosmetik dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
viskositas fase eksternal, memperkecil ukuran droplet, meningkatkan kekuatan
mekanik antarmuka, dan menurunkan tegangan antarmuka (Marriot et al., 2006).
Derajad stabilitas krim dapat ditentukan dengan mengukur perubahan sifat
fisis sediaan. Perubahan dalam karakteristik reologi (sifat alir) merupakan peringatan
awal suatu kegagalan produk. Perubahan tersebut dapat ditentukan dengan
pengukuran viskositas (Korhonen, M., 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
F. Emulgator Sabun
Sabun dapat digunakan sebagai emulgator yang sangat efektif menghasilkan
sediaan untuk penggunaan luar. Emulsi yang dihasilkan memiliki nilai pH relatif
tinggi dan peka terhadap penambahan asam dan elektrolit. Emulgator sabun dibentuk
dari reaksi antara alkali (natrium hidroksida atau kalsium hidroksida), air kapur, atau
amin dengan asam lemak bebas pada fase minyak (Anonim, 1987).
Jenis emulgator yang digunakan dalam penelitian ini adalah emulgator
sabun. Asam lemak, dalam penelitian ini adalah asam stearat, bila bereaksi dengan
basa seperti triethanolamin, akan membentuk emulgator sabun. Jumlah emulgator
sabun yang terbentuk dalam penelitian ini sangat bergantung dari jumlah
penyusunnya, yaitu asam stearat dan triethanolamin. Apabila kandungan kedua bahan
tersebut semakin tinggi, emulgator yang tersedia untuk sistem emulsi akan semakin
banyak.
G. Minyak Wijen
Minyak wijen diperoleh dari ekstraksi biji tanaman Sesamum indicum
(Family Pedaliaceae). Minyak wijen murni bersifat bening, berwarna kuning muda,
sedikit berbau harum, tidak berasa, dan tidak bersifat toksik. Minyak wijen banyak
digunakan sebagai pelarut atau pembawa yang bersifat lemak (Anonim, 1983).
Minyak wijen mengandung beberapa asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh dalam bentuk gliserida. Asam lemak jenuh yang terkandung dalam minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
wijen adalah asam palmitat (9,1%), asam stearat (4,3%), dan asam arakidis (0,8%).
Kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak wijen adalah asam oleat (45,5%)
dan asam linoleat (40,4%). Minyak wijen juga mengandung sesamin (komplek eter
siklik) dan sesamiline (sebuah glikosida) dalam kadar kecil (Anonim, 1983).
Minyak wijen mempunyai viskositas 43,37 poise dan kerapatan molekulnya
0,914–0,923. Asam lemak pada minyak wijen akan memadat pada suhu 20 – 25°C
(Anonim, 1983) sehingga pada suhu kamar minyak wijen berbentuk cair.
Diketahui bahwa minyak wijen dapat menghambat pertumbuhan kanker
kulit malignan melanoma. Minyak wijen juga memiliki sifat laksatif. Minyak ini juga
dapat digunakan untuk menyembuhkan mata rabun dan sakit kepala, digunakan
sebagai pelarut injeksi intramuscular, penyedia nutrisi, mengurangi inflamasi dan
sebagai emolien (Anonim, 2001).
Minyak wijen memiliki aktifitas antioksidan. Di dalam jaringan kulit,
minyak ini akan menetralkan radikal oksigen. Minyak wijen diserap di dalam tubuh
secara cepat dan memasuki pembuluh darah melalui kapiler. Molekul minyak wijen
dapat menjaga nilai HDL dan mengurangi kolesterol (Anonim, 2001).
H. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran dari asam stearat (C18H3602) murni dan asam
palmitat (C16H3202). Kandungan asam stearat murni tidak kurang dari 40%, asam
palmitat tidak kurang dari 40%, dan kandungan keduanya (asam stearat murni dan
asam palmitat) tidak kurang dari 90%. Asam stearat adalah serbuk berwarna putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kekuningan, keras, sedikit berbau dan berasa. Asam stearat diindikasikan untuk
penggunaan tubuh bagian luar. Titik leburnya lebih dari 54°C, titik didihnya 383°C
sehingga pada suhu ruangan asam stearat berbentuk padatan. Asam stearat bersifat
sedikit larut dalam air, dan larut di dalam alkohol dengan perbandingan 1:21.
Senyawa ini stabil dalam keadaan murni (Anonim, 1983).
Kandungan asam stearat di dalam krim dan salep berkisar antara 5 – 15%.
Asam stearat berfungsi sebagai agen pengemulsi, penstabil emulsi dan lubrikan
(Anonim, 1983).
Asam stearat di dalam sediaan krim merupakan bahan farmasetis yang
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai komponen penyusun emulgator sabun (Anonim,
1987) dan sebagai penyusun fase minyak (Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J., 1982).
Asam stearat meleleh di atas suhu tubuh dan mengkristal dalam bentuk yang
sesuai sehingga tidak terlihat pada waktu pemakaian dan membentuk lapisan
pelindung non-greasy di permukaan kulit. Asam stearat juga membuat penampilan
sediaan krim menjadi lebih menarik yaitu dengan memberi kesan kemilau mutiara
(Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J., 1982, Strianse, S. J., 1957).
I. Viskositas dan Daya Sebar
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suat cairan untuk mengalir,
makin tinggi viskositas maka tahanannya semakin besar. Satuan viskositas adalah
poise, merupakan shearing force yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan 1
cm/detik antara dua dua bidang cairan yang paralel dimana luas masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
adalah 1 cm2 dan dipisahkan oleh jarak 1 cm (Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata,
A., 1990). Viskositas merupakan parameter reologi yang penting dalam sediaan
semisolid. Peningkatan viskositas dapat meningkatkan waktu retensi sediaan pada
kulit (Garg et al., 2002). Viskositas juga mempengaruhi kemudahan sediaan untuk
dikeluarkan dari kemasan.
Daya sebar (spreadibility) berkaitan dengan sudut kontak tetesan air atau
sediaan semisolid pada substrat dan merupakan parameter dari lubricity, yang
berkaitan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan faktor penting
karena bertanggung jawab terhadap pemberian dosis yang tepat pada tempat aplikasi,
kemudahan dalam aplikasi dan mempengaruhi penerimaan konsumen (Garg et al.,
2002).
Daya sebar dipengaruhi oleh konsistensi dari formula, kecepatan dan lama
pengaplikasian, temperature permukaan substrat, viskositas, kecepatan penguapan
pelarut dan peningkatan viskositas akibat penguapan pelarut tersebut (Garg, et al.,
2002).
J. Desain Faktorial
Desain faktorial adalah suatu sarana yang digunakan untuk mengevaluasi
semua faktor/variabel yang terlibat dalam suatu penelitian secara simultan. Desain
faktorial juga dapat digunakan untuk menentukan dominasi relatif dari suatu faktor
dalam sebuah penelitian. Selain mengevaluasi setiap faktor, desain faktorial juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dapat digunakan untuk mengevaluasi ada-tidaknya interaksi antar faktor yang
mempengaruhi hasil penelitan (Ostle, 1956).
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan 1 atau lebih variabel
bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan matematika
(Bolton, 1997). Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level
tinggi. (Bolton, 1997). Faktor dan interaksi yang berpengaruh secara bermakna dapat
diketahui dengan analisis variansi (Ostle, 1956).
Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain faktorial
(two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus:
Y = b0 + b1(X1) + b2(X2) + b12(X1)(X2)...............................................(1)
Dengan:
Y = respon hasil yang diamati
X1, X2 = level bagian A dan B, yang nilainya tertentu dari minimal sampai
maksimal
b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
b0 = rata-rata dari semua percobaan
Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat formula (2n =
4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan faktor), yaitu formula (1) A dan
B masing-masing pada level rendah, formula (a) A pada level tinggi dan B pada level
rendah, formula (b) A pada level rendah dan B pada level tinggi, dan formula (ab) A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan B masing-masing pada level tinggi (Bolton, 1997). Desain keempat formula
tersebut ditampilkan pada tabel II.
Table II. Desain formula metode desain faktorial Formula Faktor A Faktor B Interaksi
(1) - - + a + - - b - + - ab + + +
Keterangan :
- = level rendah
+ = level tinggi
Formula (1) = faktor I pada level rendah, faktor II pada level rendah
Formula a = faktor I pada level tinggi, faktor II pada level rendah
Formula b = faktor I pada level rendah, faktor II pada level tinggi
Formula ab = faktor I pada level tinggi, faktor II pada level rendah
Dari persamaan (1) dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot suatu
respon tertentu yang sangat berguna dalam memilih komposisi campuran yang
optimal (Bolton, 1997).
Untuk mengetahui besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek
interaksinya dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada
level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek menurut
Bolton (1997) sebagai berikut:
Efek faktor A = 2
)}b1()aba{( +−+ ………………………………. (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Efek faktor B = 2
)}a1()abb{( +−+ ………………………………. (3)
Efek interaksi = 2
)}ba()1ab{( +−+ ………………………………. (4)
(Bolton, 1997)
K. Landasan Teori
Agar sunscreen dapat digunakan dengan mudah, praktis, nyaman dan manjur
maka diperlukan suatu bentuk sediaan obat yang dapat memenuhi persyaratan mutu.
Sifat fisis dan stabilitas sediaan merupakan faktor yang patut diperhitungkan dalam
memenuhi persyaratan mutu diatas. Sifat fisis dapat diukur menggunakan parameter
viskositas dan daya sebar sedangkan stabilitas dapat diukur menggunakan parameter
pergeseran viskositas selama 1 bulan.
Faktor yang akan dioptimasi dalam penelitian ini adalah komposisi minyak
wijen dan asam stearat sebagai fase minyak dalam menentukan respon sifat fisis
(daya sebar dan viskositas) dan stabilitas fisis (pergeseran viskositas selama
penyimpanan 1 bulan) sediaan krim sunscreen.
Sediaan vanishing cream tipe stearat memiliki kecenderungan memadat
(memiliki konsistensi tinggi) pada penyimpanan (fenomena gelation) (Strianse, S.J.,
1957). Adanya penambahan minyak wijen yang berbentuk cair diharapkan dapat
menurunkan konsistensi sediaan krim sehingga menghasilkan sediaan krim dengan
konsistensi lembut. Diduga bahwa dengan semakin banyak jumlah minyak wijen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(bentuk cair), viskositas sediaan menjadi semakin kecil dan daya sebar menjadi
semakin besar. Begitu pula sebaliknya apabila jumlah asam stearat (bentuk padat)
semakin banyak maka viskositas sediaan akan semakin tinggi dan daya sebar akan
semakin kecil.
Berkaitan dengan stabilitas krim dan fungsi asam stearat sebagai komponen
penyusun emulgator, semakin banyak asam stearat menyebabkan kemungkinan
terbentuknya emulgator akan semakin besar pula sehingga emulsi yang terbentuk
dapat semakin stabil.
L. Hipotesis
Terdapat pengaruh yang bermakna dari komposisi asam stearat dan minyak
wijen sebagai fase minyak dalam mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas sediaan krim
sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau pada level yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental yang bersifat
eksploratif dengan metode desain faktorial 2 faktor dan 2 level.
B. Variabel dan Defifnisi Operasional
1. Variabel
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level rendah dan level tinggi asam
stearat dan minyak wijen.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis (viskositas dan daya
sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas) sediaan krim.
c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama agitasi proses
pembuatan krim dan kemasan penyimpanan.
2. Definisi operasional
a. Krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau adalah sediaan cair-
semipadat yang berfungsi sebagai agen pengabsorbsi dan atau penghambur sinar
UV yang dibuat dari ekstrak kering polifenol teh hijau sesuai dengan formula
yang telah ditentukan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Ekstrak kering polifenol teh hijau adalah serbuk hasil proses ekstraksi teh hijau
yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang ada dalam penelitian ini.
c. Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk mengetahui
bahan manakah yang memiliki efek dominan dalam menentukan sifat fisis dan
stabilits krim sunscreen serta dapat digunakan untuk menentukan area optimal
minyak wijen-asam stearat berdasarkan superimposed contour plot yang
diprediksi sebagai formula optimal terbatas pada level yang diteliti.
d. Faktor adalah setiap besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
digunakan 2 faktor yaitu asam stearat sebagai faktor A dan minyak wijen sebagai
faktor B.
e. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat dua
level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah asam stearat dinyatakan
dalam jumlah bahan sebanyak 1 g sedangkan level tinggi sebanyak 6 g. Level
rendah minyak wijen dinyatakan dalam jumlah bahan sebanyak 3 g dan level
tinggi sebanyak 10 g.
f. Respon adalah besaran yang dapat dikuantifikasikan dan diamati. Dalam
penelitian ini respon adalah hasil percobaan sifat fisis (viskositas dan daya sebar)
dan stabilitas krim (pergeseran viskositas).
g. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor. Besarnya
efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level
rendah dan rata-rata respon pada level tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
h. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari respon sifat fisis dan
stabilitas krim.
i. Superimposed contour plot adalah grafik area pertemuan yang memuat semua
arsiran dalam contour plot yang diprediksi sebagai area optimal.
j. Daya sebar optimal adalah diameter penyebaran krim dengan nilai lebih dari
sama dengan 5 cm pada pengukuran massa krim 1 g yang diberi beban 125 g
selama 1 menit.
k. Viskositas optimal adalah viskositas yang mendukung kemudahan krim diisikan
ke dalam wadah, kemudahan dikeluarkan saat penggunaan, dan memilki
pemerataan yang baik saat diaplikasikan. Nilai viskositas optimal dalam
penelitian ini adalah antara 30 sampai 60 d.Pa.s.
l. Pergeseran viskositas adalah prosentase selisih viskositas krim setelah
penyimpanan selama 1 bulan dengan viskositas rata-rata 48 jam setelah
pembuatan terhadap viskositas rata-rata 48 jam setelah pembuatan.
m. Pergeseran viskositas optimal dalam penelitian ini adalah kurang dari 10 %.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Seperangkat spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer Lambda 20,
Spektrofotometer Genesys 10S, indikator universal, timbangan elektrik BP 160 dan
Scaltec SBC 22 readability 0,01 mg, vakum rotaevaporator (Buchi), penangas air
(Abo-Tech), mikropipet 0,5-10 μL, 100-1000 μL (Acura 825, Socorex), tabung reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bertutup (Scott-Germany), shaker (Innova 2100), corong pisah 1 L, alat sentrifus, dan
inkubator, glassware (Pyrex-Germany), mixer (modifikasi Farmasi USD), viscotester
seri VT 04 (Rion-Japan), alat uji daya sebar (modifikasi Farmasi USD)
2. Bahan
Serbuk teh hijau (diambil dari perusahaan teh di Wonosobo dengan nomor
batch yang sama), bahan-bahan dengan grade farmasetis untuk formulasi, antara lain
asam stearat, minyak wijen, cethyl alcohol, triethanolamin, akuades, asam sitrat, metil
paraben dan pewangi, berasal dari Brataco, Yogyakarta.
Bahan-bahan untuk keperluan ekstraksi dan penetapan kadar yaitu metanol
(teknis), kloroform (teknis), etil asetat (teknis), etanol, aseton (p.a.), Na2CO3 (p.a.),
dan pereaksi fenol Folin Ciocalteu yang kesemuanya berasal dari Merck, Germany
sedangkan kuersetin berasal dari Sigma Chem. Co., USA.
D. Tata Cara Penelitian
1. Ekstraksi polifenol teh hijau
a. Pembuatan serbuk teh hijau. Bahan baku teh hijau diserbuk
menggunakan mortir dan stamper. Serbuk teh diayak menggunakan saringan dengan
nomor mesh 12/20.
b. Penetapan kadar air serbuk teh hijau. Penetapan kadar air dilakukan
menggunakan metode Karl Fischer. Serbuk teh hijau ditimbang 1000 mg, ditambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
10 mL metanol, lalu didiamkan selama 1 hari pada suhu kamar. Selanjutnya
dilakukan pre-titrasi pada alat dan uji kebocoran alat, hingga didapat angka drift 10-
50. Standarisasi dilakukan dengan cara menimbang spuit berisi air, kemudian
dimasukkan 1 tetes air ke dalam alat. Spuit ditimbang kembali untuk menentukan
berat air yang dimasukkan. Hitung kesetaraan air. Masukkan 1 mL metanol dan
dititrasi dengan alat (blanko). Hitung kadar air. Sampel dimasukkan 1 mL, dititrasi
dengan alat, dan dihitung kadar air dalam sampel. Kadar air dalam sampel dihitung
dengan menggunakan rumus:
Kadar air = %100×−
ditimbangyangberatblankox ..............................................(5)
x = angka yang muncul pada alat (mg)
c. Ekstraksi. Serbuk teh hasil pengayakan (100 g, kadar air ~ 10%)
diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol teknis (500 mL)
dengan bantuan shaker (150 rpm) selama 48 jam. Ekstrak metanol yang diperoleh,
dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator sampai volume 100 mL.
Ditambahkan 100 mL kloroform dan 100 mL akuades pada ekstrak kental di dalam
corong pisah. Pisahkan antara lapisan atas dan lapisan bawah, selanjutnya lapisan atas
diekstraksi menggunakan etil asetat sebanyak dua kali, masing-masing 150 mL.
Fraksi etil asetat dikumpulkan selanjutnya diuapkan hingga kering yang merupakan
ekstrak kering polifenol teh hijau (Nagayama et al., 2002 dengan modifikasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Penentuan konsentrasi polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau
Konsentrasi polifenol ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu
(Waterman and Mole, 1994 cit Lindorst, 1998). Sebagai senyawa standar digunakan
senyawa kuersetin pro analisis. Penghitungan kadar menggunakan persamaan kurva
baku kuersetin sehingga konsentrasi polifenol di dalam sampel dihitung equivalen
terhadap kuersetin.
a. Pembuatan larutan stok kuersetin. Timbang 50 mg kuersetin pro
analisis kemudian dilarutkan ke dalam aseton 75 % sampai volume 50,0 mL. Larutan
stok dibuat 3 replikasi untuk pembuatan kurva baku larutan standar kuersetin.
b. Pengukuran operating time (OT). Diambil 4 mL larutan stok kuersetin
replikasi pertama kemudian dilarutkan dalam aseton 75 % sampai volume 10,0 mL.
Diambil 0,5 mL seri larutan diatas kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin Ciocalteu 2N kemudian
diamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na2CO3 1,9M kemudian ditambahkan
akuades sampai volume 50,0 mL. Campuran reaksi divortex dan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 726 nm selama 120 menit untuk mengetahui
reaksi terbentuk warna biru.
c. Penentuan panjang gelombang abasorbansi maksimum (λmax). Diambil
4 mL larutan stok kuersetin replikasi pertama kemudian dilarutkan dalam aseton 75
% sampai volume 10,0 mL. Diambil 0,5 mL seri larutan diatas kemudian masing-
masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol
Folin Ciocalteu 2N kemudian diamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na2CO3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1,9M kemudian ditambahkan akuades sampai volume 50,0 mL. Campuran reaksi
diinkubasi pada temperatur ruang selama OT untuk menyempurnakan reaksi sampai
terbentuk warna biru Campuran reaksi divortex dan diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 600 nm – 800 nm.
d. Pembuatan kurva baku larutan standar kuersetin. Dibuat seri
konsentasi 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; dan 0,7 mg/mL dari masing-masing larutan stok
kuersetin kemudian dilarutkan dalam aseton 75 % sampai volume 10,0 mL. Diambil
0,5 mL seri larutan diatas kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin Ciocalteu 2N kemudian
diamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na2CO3 1,9M kemudian ditambahkan
akuades sampai volume 50,0 mL. Campuran reaksi diinkubasi pada temperatur ruang
hingga mencapai operating time untuk menyempurnakan reaksi sampai terbentuk
warna biru. Campuran reaksi disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm dalam waktu
singkat (±5 menit) dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang absorbansi
maksimal. Dibuat grafik hubungan kadar kuersetin terhadap absorbansi kemudian
dilakukan uji linearitas dan ditentukan persamaan regresi untuk mendapatkan
persamaan kurva baku.
e. Penentuan konsentrasi polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh
hijau. Ditimbang 0,5 g ekstrak kering polifenol teh hijau kemudian dilarutkan dalam
25 mL aseton 75%. Diambil 1 mL kemudian ditambahkan akuades sampai volume
50,0 mL. Diambil 0,5 mL larutan sampel, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin Ciocalteu 2N kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na2CO3 1,9 M kemudian
ditambahkan akuades sampai volume 50,0 mL. Campuran reaksi diinkubasi pada
temperatur ruang hingga mencapai operating time untuk menyempurnakan reaksi
sampai terbentuk warna biru. Campuran reaksi disentrifus dengan kecepatan 4000
rpm dalam waktu singkat (±5 menit) dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang absorbansi maksimal. Dilakukan replikasi pengukuran sebanyak 6 kali.
3. Uji efektivitas sunscreen/penghitungan nilai SPF in vitro.
a. Pembuatan larutan stok polifenol teh hijau. Ditimbang ekstrak kering
polifenol teh hijau yang setara dengan 30 mg polifenol kemudian dilarutkan
menggunakan etanol 90% sampai volume 100,0 mL. Larutan stok dibuat 3 replikasi.
b. Penentuan Spektra UV polifenol teh hijau. Diambil 1 mL larutan stok
polifenol teh hijau kemudian diencerkan menggunakan etanol 90% sampai volume
10,0 mL. Diukur absorbansi larutan pada range panjang gelombang 250 – 400 nm.
c. Penentuan nilai SPF (Sun Protecting Factor). Diambil 2, 4, dan 6 mL
larutan stok polifenol kemudian diencerkan menggunakan etanol 90% sampai volume
10,0 mL. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Pengukuran absorbansi larutan
dilakukan setiap interval 5 nm, diawali pada panjang gelombang (λ) 290 nm hingga
panjang gelombang diatas 320 nm yang mempunyai absorbansi minimal 0,05.
Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam kurva panjang gelombang
terhadap absorbansi. Kemudian dihitung luas area di bawah kurva (Area Under the
Curve-AUC) menggunakan metode trapesium. Nilai SPF dihitung dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
290
logλλ −
=tertinggi
AUCSPF ………………………………………………(6)
yaitu luas daerah di bawah kurva dibagi selisih λ pengamatan (Petro, A.J., 1981).
4. Optimasi formula krim
Di dalam penelitian ini, formula standar krim sunscreen dalam Young, A.,
(1972) (Tabel III) dimodifikasi menjadi formula krim sunscreen ekstrak kering
polifenol teh hijau.
Tabel III. Formula standar krim sunscreen
formula standar Antiviray 8 g
Asam stearat 1,7 g isoprophyl myristat 6 g
abracol PGS 3,5 g triethanolamin 0,8 g distilled water 80 g preservative 1 drop
perfume 1 drop
Dari formula krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau tersebut,
dibuat 4 formula baru untuk analisis desain faktorial dengan perbedaan komposisi
pada asam stearat dan minyak wijen. Keseluruhan formula dan bahan ditampilkan
dalam tabel IV.
Pembuatan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau adalah sebagai
berikut. Asam stearat dan cethyl alcohol dilelehkan secara terpisah di atas penangas
air dengan suhu 75°C. Setelah meleleh, cethyl alcohol dimasukkan ke dalam lelehan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
asam stearat. Dimasukkan secara berturut-turut metil paraben, triethanolamin, dan
minyak wijen ke dalam campuran tersebut kemudian diaduk hingga homogen.
campuran tersebut dipindahkan ke dalam mangkuk kemudian ditambahkan
duapertiga (2/3) bagian akuades sedikit demi sedikit, sambil diaduk dengan mixer
berkecepatan 300 rpm, hingga terbentuk massa yang baik. Ditambahkan asam sitrat
yang telah dilarutkan dalam seperenam (1/6) bagian akuades sedikit demi sedikit
(jangan sampai membuat krim pecah) sambil terus diaduk dengan mixer hingga
homogen. Dilakukan cek pH terhadap campuran. Apabila pH campuran sudah
mendekati 4, ditambahkan ekstrak kering polifenol yang telah dilarutkan dalam
seperenam (1/6) bagian akuades ke dalam campuran sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk dengan mixer. Cek pH dengan indikator universal. Krim yang terbentuk
dimasukkan ke dalam pot untuk uji sifat fisis.
Tabel IV. Formula krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau
Formula desain faktorial Bahan 1 a b ab Polifenol (mg)
Asam Stearat (g) Minyak wijen (g) Setil Alcohol (g)
Triethanolamin (g) Aquadest (mL) Asam sitrat (g)
Metil paraben (%) Perfume (g)
15,26 1,0 3,0 3,5 0,8 60,0 0,5 0,25 q.s.
16,34 6,0 3,0 3,5 0,8 60,0 0,5 0,25 q.s.
16,80 1,0 10,0 3,5 0,8 60,0 0,5 0,25 q.s.
17,91 6,0 10,0 3,5 0,8 60,0 0,5 0,25 q.s.
Ket: konsentrasi polifenol dalam setiap formula adalah 0,022 % b/b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5. Uji sifat fisis
a. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah
pembuatan krim. Pengukuran dilakukan dengan mengukur diameter 1 g krim pada
kaca berskala yang diberi beban 125 g selama 1 menit (Garg, A., et al., 2002).
b. Uji viskositas. Pengukuran viskositas dilakukan dua kali, yaitu 48 jam
setelah pembuatan krim dan setelah 1 bulan masa penyimpanan. Pengukuran
viskositas menggunakan viscotester seri VT 04. Cara pengukurannya adalah: krim
dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang pada portable viskotester. Viskositas krim
diketahui dengan membaca pergerakan jarum terhadap skala. Rotor yang digunakan
dalam analisis disesuaikan dengan nilai viskositas.
c. Uji stabilitas. Pengukuran uji stabilitas dilakukan dengan menghitung
pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan. Pergeseran viskositas
dinyatakan dalam persentase (%). Rumus yang digunakan adalah
%10048
481 xjamviskositas
jamviskositasbulanviskositas − .................................................. (6)
6. Subjective Assesment
Subjective assesment digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan
konsumen terhadap krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Uji ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menggunakan metode questionnair yang disebarkan kepada 20 orang responden.
Hasil yang diperoleh diinterpretasikan sebagai penerimaan konsumen terhadap sifat
fisis formula uji dengan rumus:
%100""×=
respondentotalyameyatakanyangkonsumenjumlahkonsumenpenerimanpersen ………(7)
E. Analisis Hasil
Data sifat fisis dan stabilitas yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
metode desain faktorial. Dibuat profil sifat fisis (viskositas dan daya sebar) dan
stabilitas (pergeseran viskositas) krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau
berdasarkan persamaan desain faktorial (Bolton, 1997).
Dengan menggunakan perhitungan metode desain faktorial, dapat dihitung
besarnya efek/pengaruh minyak wijen, asam stearat dan interaksi keduanya terhadap
sifat fisis dan stabilitas krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Dari
persamaan regresi desain faktorial dapat dibuat countour plot yang selanjutnya dapat
ditentukan area optimal dari masing-masing respon, sesuai dengan sifat fisis yang kita
inginkan. Masing-masing area optimal kemudian digabung menjadi superimposed
contour plot. Area optimal formula dapat ditentukan berdasarkan superimposed
contour plot.
Tingkat signifikansi perbedaan pengaruh kedua faktor dan interaksinya
dianalisis secara statistik menggunakan analisis Yate’s treatment (Ostle, 1956). Pada
uji statistik digunakan hipotesis alternatif (H1) yaitu terdapat regresi antara faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(asam stearat, minyak wijen, dan interaksi keduanya) dengan respon. H0 merupakan
negasi H1, yaitu tidak ada regresi. Nilai F yang didapatkan (Fhitung) menggunakan
analisis Yate’s treatment dibandingkan dengan nilai Ftabel. H1 diterima apabila nilai
Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel. Taraf kepercayaan yang digunakan untuk uji
statistik adalah 95 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Ekstrak kering polifenol Teh Hijau
Pembuatan ekstrak kering polifenol teh hijau dilakukan menurut Nagayama
et al. (2002) dengan sedikit modifikasi berdasarkan orientasi penelitian, yaitu pada
jumlah cairan pengekstraksi. Proses pembuatan ekstrak kering polifenol meliputi dua
tahap, yaitu ekstraksi dan fraksinasi. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi
sedangkan proses fraksinasi menggunakan metode corong pisah. Modifikasi jumlah
cairan pengekstraksi bertujuan untuk menyempurnakan proses pemisahan antara dua
fase yang tidak bercampur pada proses fraksinasi.
Teh hijau yang diperoleh sebagai bahan baku berbentuk serbuk kasar,
kering, berwarna hijau, memiliki bau yang khas, dan rasanya pahit. Sebelum
dilakukan maserasi, dilakukan standarisasi bahan baku yaitu dengan penetuan nilai
dan keseragaman ukuran partikel serta penetapan kadar air serbuk.
Untuk memaksimalkan pembasahan serbuk pada proses maserasi, ukuran
partikel serbuk teh diperkecil. Cara memperkecil ukuran partikel teh hijau dengan
penggerusan menggunakan mortir dan stamper. Tidak dilakukan penggerusan
mengunakan alat penyerbuk simplisia karena hasil serbuk yang diperoleh dapat
memiliki ukuran partikel yang sangat halus. Dengan ukuran sangat halus, partikel-
pertikel teh hijau akan mengendap dan membentuk lapisan pada dasar alat maserasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Sebelum proses maserasi, dilakukan pengayakan serbuk dengan derajad halus serbuk
12/20 untuk memastikan nilai dan keseragaman ukuran partikel serbuk. Penetapan
kadar air serbuk dilakukan menggunakan metode Karl Fischer. Kadar air serbuk
dalam penelitian ini tidak lebih dari 10 %. Nilai kadar air diusahakan kecil agar
serbuk teh hijau tidak rusak selama penyimpanan dan proses ekstraksi tidak
terganggu.
Tabel V. Hasil penetapan kadar air menggunakan metode Karl Fischer
Replikasi Kadar air (%) 1 8,206 2 7,624 3 8,089
Rata-rata 7,973 Standar Deviasi 0,308
Maserasi merupakan cara ekstraksi sederhana yang bersifat reproducible.
Kerugian dari metode ini adalah proses ekstraksi berlangsung lama dan kurang
sempurna (Anonim, 1986). Proses maserasi menggunakan metanol karena pelarut ini
sering digunakan untuk ekstraksi flavonoid (Robinson, 1991). Maserat dipekatkan
terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan proses fraksinasi. Di dalam proses
fraksinasi digunakan kloroform dan etil asetat.
Senyawa-senyawa nonpolar pada ekstrak teh hijau dihilangkan
menggunakan kloroform. Senyawa-senyawa fenolik dan polifenol ditarik
menggunakan etil asetat. Dengan melakukan fraksinasi (menggunakan etil asetat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sebanyak dua kali, diharapkan semua kandungan polifenol di dalam ekstrak kental teh
hijau dapat diperoleh.
B. Penetapan Kadar Polifenol dalam Ekstrak kering polifenol Teh Hijau
Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau bertujuan
untuk menentukan jumlah ekstrak kering polifenol teh hijau yang dibutuhkan dalam
formula krim agar menghasilkan efikasi sebagai sunscreen dengan nilai SPF tertentu.
Penetapan kadar polifenol dilakukan terhadap fraksi kering menggunakan metode
Folin Ciocalteu. Metode ini dipilih karena spesifik mengukur senyawa-senyawa
fenolik. Penetapan kadar ekstrak kering polifenol teh hijau menggunakan persamaan
kurva baku. Pembuatan kurva baku dan penetapan kadar polifenol ekstrak kering
polifenol teh hijau dilakukan dalam 1 proses.
Gambar 2. Struktur senyawa kuersetin
Karena senyawa polifenol yang terkandung di dalam ekstrak kering polifenol
teh hijau cukup bervariasi baik dalam hal jenis maupun jumlah, kadar total polifenol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dihitung menggunakan senyawa pembanding, yaitu kuersetin, sehingga senyawa
polifenol yang akan terukur terhitung sebagai kuersetin. Penetapan kadar polifenol
dilakukan pada panjang gelombang absorbansi maksimum senyawa baku kuersetin.
Pada orientasi penelitian didapatkan hasil bahwa durasi operating time reaksi warna
metode Folin Ciocalteu adalah 40 – 120 menit dan panjang gelombang absorbansi
maksimum kuersetin adalah 733,7 nm
Gambar 3. Hasil operating time reaksi warna metode Folin Ciocalteu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4. Hasil scanning panjang gelombang absorbansi maksimum kuersetin
Kurva baku kuersetin di buat 3 replikasi dan diukur pada panjang gelombang
733,7 nm. Dari hasil analisis regresi, diketahui bahwa nilai regresi (r) masing-masing
replikasi kurva baku (yaitu 0,990; 0,995; dan 0,998) lebih besar dari nilai r tabel pada
taraf kepercayaan 95% (yaitu 0,878) sehingga semua kurva baku dapat digunakan
untuk menghitung kadar polifenol ekstrak kering polifenol teh hijau. Untuk
mendapatkan keakuratan yang paling baik, digunakan kurva baku yang memiliki nilai
regresi/linearitas paling baik, yaitu kurva baku replikasi ke-3 (r=0,998). Kurva baku
replikasi ke-3 memberikan persamaan regresi y= 0,055x + 1,212 dengan y adalah
absorbansi sedangkan x adalah konsentrasi polifenol. Hasil perhitungan sampel
ekstrak kering polifenol teh hijau dengan 6 kali replikasi (tabel VI) adalah 59,926 %
± 1,142.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel VI. Hasil perhitungan kadar polifenol Replikasi Kadar (%)
1 58,998 2 60,104 3 58,991 4 59,440 5 59,926 6 62,052
Rata-rata 59,926 Standar Deviasi 1,142
C. Penentuan Nilai SPF In Vitro
Untuk memastikan potensi penyerapan sinar UV, dilakukan scanning
absorbansi ekstrak kering polifenol teh hijau. Profil absorbansi ekstrak kering
polifenol teh hijau terhadap sinar UV dari panjang gelombang 250 nm sampai dengan
400 nm memiliki sebuah puncak (peak) pada panjang gelombang 277 nm. Profil
tersebut ditampilkan pada gambar 5.
Gambar 5. Profil absorbansi ekstrak kering polifenol teh hijau terhadap sinar UV dengan range 250 nm sampai dengan 400 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Untuk memastikan efikasi sebagai sunscreen dilakukan penetapan nilai Sun
Protecting Faktor (SPF) dari ekstrak kering polifenol teh hijau secara in vitro.
Penetapan nilai SPF dilakukan menurut Petro (1981). Penetapan nilai SPF
menggunakan metode ini memiliki kelebihan bahwa sinar UV yang diperhitungkan
adalah sinar polikromatik, serupa dengan sinar matahari sesungguhnya. Dengan kata
lain, semua panjang gelombang sinar elektromagnetik yang berpotensi mencapai
kulit, khususnya sinar UV, diperhitungkan dalam penentuan nilai SPF.
Penentuan nilai SPF dimulai dengan mengukur absorbansi sinar UV pada
awal panjang gelombang UV B (290 nm) karena diasumsikan bahwa panjang
gelombang yang lebih kecil dari 290 nm tidak dapat mencapai kulit karena adanya
lapisan ozon bumi. Pengukuran tidak diakhiri pada nilai panjang gelombang tertentu
tetapi diakhiri pada panjang gelombang diatas 320 nm yang mempunyai absorbansi
minimal 0,05. Tidak digunakan nilai panjang gelombang tertentu sebagai akhir dari
pengukuran karena asumsi yang diambil adalah semua panjang gelombang yang
dapat mencapai kulit dengan nilai absorbansi lebih dari 0,05 berpotensi menyebabkan
eritema (Petro, 1981).
Hasil perhitungan nilai SPF ekstrak kering polifenol teh hijau ditampilkan
dalam tabel VII. Dari hasil perhitungan nilai SPF dapat disimpulkan secara sementara
bahwa kenaikan kadar polifenol ekstrak kering polifenol teh hijau berbanding lurus
dengan kenaikan nilai SPF. Kesimpulan sementara tersebut tidak dapat dibuktikan
kebenarannya secara lebih lanjut karena profil absorbansi ekstrak kering polifenol teh
hijau memiliki tren penurunan yang tajam pada panjang gelombang di atas 320 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(gambar 1). Hal tersebut menyebabkan fraksi dengan konsentrasi rendah memiliki
absorbansi kecil pada panjang gelombang di atas 320 nm sehingga menghasilkan
nilai SPF yang kecil. Pada panjang gelombang di bawah 320 nm, nilai absorbansi
ekstrak kering polifenol teh hijau dengan konsentrasi lebih tinggi dari 0,3 mg/mL
tidak dapat terdeteksi. Pada penelitian ini pengukuran nilai SPF ekstrak kering
polifenol dengan konsentrasi yang tinggi (lebih dari 18,1 mg%) tidak dapat dilakukan
karena membutuhkan alat yang mampu mendeteksi absorbansi sampel dengan nilai
lebih dari 3,00.
Tabel VII. Hasil perhitungan nilai SPF Kadar polifenol (mg%) Nilai SPF efek perlindungan
6,0 2,119 Minimal 12,1 3,687 Minimal 18,1 5,874 Minimal
Menurut Food and Drug Administration (1999), nilai SPF ekstrak kering
polifenol teh hijau dengan konsentrasi 18,1 mg% termasuk kedalam kategori
perlindungan minimal dan dipilih sebagai nilai konsentrasi bahan aktif yang
digunakan dalam penelitian ini.
D. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas
Sifat fisis dan stabilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam sediaan
cair-semipadat (dalam hal ini krim). Kedua sifat tersebut akan mempengaruhi efikasi
dan penerimaan konsumen. Pada penelitian ini, parameter sifat fisis yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
adalah respon daya sebar dan respon viskositas sedangkan parameter stabilitas
diamati menggunakan respon pergeseran viskositas.
Di dalam penelitian ini minyak wijen juga mengandung asam stearat sebesar
4,3%. Oleh karena kadar asam stearat tersebut relatif kecil, kontribusi respon yang
ditimbulkan oleh asam stearat tersebut diasumsikan tidak ada.
Respon daya sebar dihitung menggunakan metode lempeng paralel menurut
Arvoute-Grand et al. (cit., Garg et al., 2002) sedangkan viskositas dihitung secara
langsung mengguakan alat viscotester seri VT 04. Nilai viskositas dihitung 2 kali,
yaitu 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan setelah penyimpanan. Pengukuran
viskositas pertama menunjukkan respon viskositas sedangkan pengukuran kedua
digunakan untuk mengetahui respon pergeseran viskositas. Semakin kecil nilai
pergeseran viskositas, sediaan krim disebut semakin stabil.
Hasil penghitungan sifat fisis dan stabilitas krim sunscreen ekstrak kering
polifenol teh hijau ditampilkan pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas krim sunscreen ekstrak kering
polifenol teh hijau
Formula Level asam stearat
Level minyak wijen
Daya sebar (cm)
Viskositas (d Pa.s)
Pergeseran viskositas
(%) 1 rendah rendah 5,89 ± 0,038 33,67 ±0,516 7,92 ± 3,597 a tinggi rendah 3,5 ± 0,055 179,17±6,646 10,69 ± 4,992 b rendah tinggi 6,1 ± 0,071 28,08 ± 0,492 12,17 ± 4,361 ab tinggi tinggi 3,58 ± 0,093 155 ± 8,367 17,74 ± 1,767
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Analisis data yang dilakukan meliputi penghitungan nilai efek setiap faktor
(asam stearat, minyak wijen dan interaksi keduanya) terhadap sifat fisis dan stabilitas
sediaan krim menggunakan metode desain faktorial, interpretasi grafik pengaruh
masing-masing faktor secara individu terhadap sifat fisis dan sediaan krim, dan
analisis statistik Yate’s treatment.
Perhitungan nilai efek menggunakan metode desain faktorial digunakan
untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh (dominan) terhadap sediaan krim
sunscreen. Perhitungan nilai efek akan didukung dengan interpretasi grafik pengaruh
masing-masing faktor secara individu terhadap sifat fisis sediaan krim sunscreen.
Analisis desain faktorial kemudian dilanjutkan dengan analisis statistik Yate’s
treatment dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditimbulkan oleh
masing-masing faktor bermakna secara statistik.
Respon rata-rata masing-masing faktor digunakan dalam perhitungan nilai
efek untuk menentukan faktor yang paling dominan menentukan sifat fisis dan
stabilitas sediaan. Pada Tabel IX ditampilkan hasil perhitungan nilai efek setiap
faktor menggunakan metode desain faktorial.
Tabel IX. Hasil perhitungan nilai efek menggunakan metode desain faktorial
Faktor daya sebar viskositas pergeseran viskositas
asam stearat |-2,455| 136,21 4,17 minyak wijen 0,145 |-14,88| 5,65
Interaksi |-0,065| |-9,29| 1,4 = dominan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Apabila nilai hasil perhitungan efek adalah positif maka faktor tersebut
bersifat menaikkan respon, misalnya asam stearat menaikkan respon viskositas.
Tetapi apabila hasil perhitungan bernilai negatif, faktor tersebut bersifat menurunkan
respon, misalnya asam stearat menurunkan respon daya sebar. Faktor dengan nilai
angka efek paling besar adalah faktor yang dominan dalam menentukan respon sifat
fisis dan stabilitas sediaan krim secara keseluruhan.
Analisis statistik menggunakan metode Yate’s treatment digunakan untuk
menentukan apakah faktor-faktor yang diperhitungkan mempengaruhi respon sifat
fisis dan stabilitas secara bermakna menurut statistik. Hipotesis alternatif (H1)
menyatakan faktor (asam stearat, minyak wijen, atau interaksinya) mempunyai
pengaruh bermakna dalam menentukan respon, sedangkan hipotesis nol (H0)
menyatakan faktor mempunyai pengaruh tidak bermakna dalam menentukan respon.
Nilai F yang diperoleh (Fhitung) dari perhitungan dengan analisis Yate’s treatment
dibandingkan dengan nilai Ftabel. Dalam penelitian ini dipilih derajat kepercayaan
sebesar 95%. Sebagai numerator (v1) adalah faktor dan interaksi dengan derajat bebas
1. Sebagai denominator (v2) adalah kesalahan percobaan (experimental error) dengan
derajat bebas 15. Nilai F 0,05 (1,15) adalah 4,5431. H1 diterima dan H0 ditolak apabila
nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel, yang berarti bahwa faktor tersebut
memberikan pengaruh yang bermakna dalam menentukan suatu respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Daya sebar
Berdasarkan hasil perhitungan nilai efek pada tabel IX, pada respon daya
sebar, asam stearat bersama interaksi asam stearat dan minyak wijen menyebabkan
penurunaan nilai daya sebar (nilai efek adalah negatif), dengan asam stearat menjadi
faktor yang lebih dominan. Berbeda dengan minyak wijen, faktor ini mempunyai
pengaruh menaikkan nilai daya sebar sediaan krim (nilai efek adalah positif). Dari
ketiga faktor tersebut, asam stearat adalah faktor yang paling dominan dalam
menentukan respon daya sebar secara umum. Profil pengaruh asam stearat terhadap
daya sebar (gambar 6a) dan profil pengaruh minyak wijen terhadap daya sebar
(gambar 6b) ditampilkan pada grafik di bawah ini.
6a 6b Gambar 6. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon daya sebar
Pada gambar 6a terlihat bahwa baik pada level rendah maupun level tinggi
dari minyak wijen, asam stearat menyebabkan penurunan nilai daya sebar tetapi
penurunan nilai daya sebar lebih besar terjadi pada level tinggi minyak wijen. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
gambar 6b terlihat bahwa minyak wijen, baik pada level rendah maupun level tinggi
asam stearat, menyebabkan kenaikan pada nilai daya sebar. Besarnya nilai pengaruh
minyak wijen terhadap daya sebar tidak jauh berbeda pada level rendah asam stearat
dan level tinggi asam stearat.
Analisis statistik menggunaka Yate’s treatment dapat ditampilkan pada tabel
X. Dari tabel tersebut didapatkan kesimpulan bahwa semua faktor (asam stearat,
minyak wijen dan interaksinya) memiliki pengaruh bermakna secara statistik terhadap
respon daya sebar. Hal tersebut dikarenakan nilai Fhitung semua faktor lebih besar
daripada nilai Ftabel (yaitu: 4,5431).
Tabel X. Perhitungan Yate’s treatment respon daya sebar
sumber variansi Derajad bebas SumSquare
mean square Fhitung F(0,05)
Replikasi 5 0,01 0,002 Treatment 3 36,41 4,5431
Asam stearat 1 36,26 36,26 7.252,00 PB Minyak wijen 1 0,12 0,12 24,00 PB Interaksi 1 0,03 0,03 6,00 PB
experimental eror 15 0,08 0,005 Total 23 PB= pengaruh bermakna
Dari analisis desain faktorial dan Yate’s treatment faktor yang dominan
mempengaruhi respon daya sebar pada penelitian ini adalah asam stearat. Penurunan
suhu sediaan pada saat penyimpanan (dari suhu pembuatan ke suhu ruangan)
menyebabkan asam stearat mengalami proses kristalisasi. Proses tersebut membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
asam stearat menjadi lebih kaku sehingga mempengaruhi konsistensi dan gaya gesek
sediaan krim pada permukaan substrat (alat uji).
2. Viskositas
Pada respon viskositas, menurut analisis desain faktorial, asam stearat
menjadi faktor dominan dibandingkan dengan kedua faktor lainnya (Tabel IX). Asam
stearat meningkatkan nilai viskositas sedangkan minyak wijen dan interaksi antara
minyak wijen dengan asam stearat bersifat menurunkan nilai viskositas, dengan
minyak wijen menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan interaksi
antara asam stearat dengan minyak wijen.
Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon viskositas
ditampilkan berturut –turut pada gambar 7a dan 7b. Pada gambar 7a terlihat bahwa
kenaikan jumlah asam stearat menyebabkan kenaikan nilai viskositas. Nilai kenaikan
viskositas lebih besar terjadi pada level rendah minyak wijen dibandingkan pada level
tinggi minyak wijen. Pada gambar 7b terlihat bahwa kenaikan jumlah minyak wijen
akan menurunkan nilai respon viskositas. Penurunan nilai viskositas yang terjadi pada
level tinggi asam stearat lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai viskositas
pada level rendah asam stearat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
7a 7b Gambar 7. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon viskositas
Pada perhitungan statistik menggunakan Yate’s treatment didapatkan hasil
bahwa semua faktor (asam stearat, minyak wijen, dan interaksinya) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap respon viskositas. Hal tersebut terlihat pada nilai F
hitung masing-masing faktor melebihi Ftabel dengan tingkat kepercayaan 95%.
Tabel XI. Perhitungan Yate’s treatment respon viskositas
sumber variansi Derajad bebas SumSquare
mean square Fhitung F(0,05)
Replikasi 5 113.735,24 22.747,048 Treatment 3 113.161,86 4,5431
Asam stearat 1 111.316,26 111.316,26 3.395,03 PB Minyak wijen 1 1.327,59 1.327,59 40,49 PB Interaksi 1 518,01 518,01 15,80 PB
experimental eror 15 491,82 32,788 Total 23
PB= pengaruh bermakna
Dari analisis desain faktorial dan Yate’s treatment (tabel XI), faktor yang
dominan mempengaruhi respon viskositas sediaan krim adalah asam stearat. Asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
stearat cenderung mengalami gelation (kenaikan viskositas) dengan hilangnya stress
atau agitation pada penyimpanan. Viskositas asam stearat cenderung meningkat
terhadap waktu (Strianse, J.E., 1957).
3. Pergeseran viskositas
Pada respon pergeseran viskositas, dari hasil perhitungan menggunakan
desain faktorial (Tabel IX), semua faktor mempunyai efek menaikkan nilai
pergeseran viskositas dengan minyak wijen sebagai faktor yang paling dominan
dibandingkan dengan kedua faktor yang lain. Penurunan viskositas yang terjadi
dalam penyimpanan selama 1 bulan menunjukkan bahwa stabilitas krim mengalami
penurunan. Dari data perhitungan desain faktorial, semua faktor berpengaruh
terhadap penurunan viskositas.
8a 8b Gambar 8. Profil pengaruh asam stearat dan minyak wijen terhadap respon viskositas
Pada gambar 8 terlihat bahwa dengan adanya kenaikan jumlah, baik asam
stearat maupun minyak wijen dalam sediaan, menyebabkan kenaikan nilai persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pergeseran viskositas sediaan krim. Pada gambar 8 juga terlihat bahwa besarnya
kenaikan nilai pergeseran viskositas pada setiap faktor pada level rendah maupun
level tinggi faktor lain tidak tampak berbeda, masing-masing kurva merupakan
paralel dari kurva yang lain.
Hasil penghitungan statistik menggunakan Yate’s treatment pada respon
pergeseran viskositas ditampilkan pada tabel XII. Dari perhitungan tersebut tampak
bahwa faktor asam stearat dan minyak wijen memiliki pengaruh yang bermakna
secara statistik. Nilai Fhitung kedua faktor tersebut melampaui nilai F(1,15) yaitu 4,5431
yaitu berturut-turut 6,49 dan 11,70. Faktor interaksi antara asam stearat dan minyak
wijen tidak mempengaruhi nilai respon pergeseran viskositas secara bermakna
menurut statistik. Karena faktor interaksi kecil maka di dalam gambar 7 kedua kurva
tampak paralel.
Tabel XII. Perhitungan Yate’s treatment respon pergeseran viskositas
sumber variansi Derajad bebas SumSquare
mean square F F(0.05)
Replikasi 5 57,94 11,588 Treatment 3 307,45 4,5431
Asam Stearat 1 104,67 104,67 6,49 PB Minyak Wijen 1 191,08 191,08 11,84 PB Interaksi 1 11,70 11,70 0,72 TB
experimental eror 15 242,11 16,14 Total 23
PB= pengaruh bermakna TB= tidak bermakna Pergeseran viskositas diakibatkan oleh berkurangnya rigiditas dari lapisan
batas antarmuka droplet. Adanya tumbukan, flocculation dan coalescence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menyebabkan ukuran droplet semakin besar dan lapisan emulgator menjadi rusak.
Lapisan emulgator menjadi renggang dan tidak rigid/kaku. Penurunan rigiditas
lapisan antarmuka droplet tersebut merupakan penyebab terjadinya penurunan
viskositas sediaan krim (Salager J.L., 2000).
Dari analisis menggunakan desain faktorial dan analisis Yate’s treatment
dapat disimpulkan bahwa asam stearat dan minyak wijen mempengaruhi pergeseran
viskositas dengan minyak wijen sebagai faktor dominan. Asam stearat di dalam
formula ini merupakan senyawa penyusun emulgator sehingga komposisinya akan
mempengaruhi kualitas emulgator. Semakin banyak jumlah emulgator yang
terbentuk, lapisan antarmuka droplet semakin rigid/kaku. Jumlah minyak wijen (fase
internal) juga mempengaruhi kestabilan emulsi. Dengan jumlah emulgator yang
sama, semakin banyak fase internal yang didispersikan, droplet yang terbentuk
semakin besar dan lapisan antarmuka droplet menjadi tidak rigid/kaku sehingga
rentan terjadi flocculation dan coalescence.
E. Hasil Subjective Assesment
Dua puluh responden dipilih secara acak untuk mengisi kuisioner. Dari hasil
kuisioner diperoleh data penerimaan masyarakat terhadap sediaan krim sunscreen
ekstrak kering polifenol teh hijau (pertanyaan nomor 8) sebagai berikut:
Tabel XIII. Hasil Subjective Assesment
Formula 1 Formula a Formula b Formula ab Penerimaan
konsumen (%) 40 50 10 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
F. Optimasi Formula
Krim yang diinginkan adalah krim yang memiliki penampilan yang menarik,
tidak terlalu kental, mudah dioleskan, terasa halus dan lembut ketika diaplikasikan ke
kulit, dan tidak rusak selama penyimpanan. Untuk mendapatkan sifat-sifat tersebut
dilakukan optimasi sifat fisis (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas (pergeseran
viskositas krim selama penyimpanan 1 bulan).
Optimasi formula menggunakan contour plot persamaan regresi desain
faktorial. Contour plot persamaan regresi sifat fisis dan stabilitas digunakan untuk
menentukan area respon sifat fisis dan stabilitas krim yang kita kehendaki, terbatas
pada jumlah bahan yang diteliti. Masing-masing area dalam contour plot sifat fisis
dan stabilitas tersebut kemudian digabungkan untuk mendapatkan superimposed
contour plot yang akan menunjukkan area optimal formula krim yang memiliki
karakteristik sifat fisis dan stabilitas seperti yang kita kehendaki.
Dari data pengukuran respon daya sebar, dibuat persamaan regresi hubungan
antara asam stearat dengan minyak wijen menggunakan metode desain faktorial.
Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon daya sebar adalah
Y= 6,2669 – 0,4669.X1 + 0.0337X2 +0,00371.X1.X2, dengan Y adalah respon daya
sebar, X1 adalah jumlah asam stearat, dan X2 adalah jumlah minyak wijen. Dari
persamaan regresi tersebut dihasilkan contour plot pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 9. Contour plot respon daya sebar
= area optimal yang dipilih
Dari contour plot persamaan regresi desain faktorial respon daya sebar, area
optimal respon daya sebar yang kita kehendaki dapat dipilih, terbatas pada jumlah
bahan yang diteliti. Daya sebar krim yang baik memungkinkan krim dioleskan
dengan mudah dan merata pada kulit. Menurut Garg et al. (2002) krim dengan sifat
semifluid memiliki respon daya sebar antara 5 – 7 cm. Berdasarkan Subjective
assessment yang telah dilakukan pada 20 orang, 40 % konsumen dapat menerima
formula 1 (daya sebar = 5,8 cm). Tetapi formula b (daya sebar 6,1 cm) hanya diterima
oleh 10 % responden. Dari kedua pertimbangan tersebut dipilih respon daya sebar
antara 5 – 6 cm. Karena kurva respon daya sebar 6 cm tidak berada di kuadran I
(tidak tampak dalam grafik), area optimal yang didapatkan adalah area yang dibatasi
oleh sumbu x, sumbu y, dan kurva daya sebar 5 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari data pengukuran respon viskositas, dibuat persamaan regresi hubungan
antara asam stearat dengan minyak wijen menggunakan metode desain faktorial.
Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon viskositas adalah
Y=5,3731+ 30,6926X1 -0,2677X2 -0,5309X1.X2, dengan Y adalah respon viskositas,
X1 adalah jumlah asam stearat, dan X2 adalah jumlah minyak wijen. Dari persamaan
regresi tersebut dihasilkan contour plot pada gambar 10.
Dari contour plot persamaan regresi desain faktorial respon viskositas
(gambar 6) dapat ditentukan area optimal yang menghasilkan respon viskositas yang
kita kehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti. Viskositas sediaan
mempengaruhi penampilan sediaan secara umum dan kemudahan dalam pengolesan
krim pada kulit. Sediaan dengan viskositas yang tinggi akan sulit diaplikasikan dan
menghasilkan lapisan yang tidak merata. Demikian sebaliknya, sediaan yang
memiliki viskositas yang rendah tidak diinginkan karena pada saat pengaplikasian
banyak sediaan akan hilang. Berdasarkan subjective assessment, 40% konsumen
dapat menerima formula 1 (viskositas = 33, 67 dPa.s ) dan 50% konsumen menerima
formula a (viskositas = 179 dPa.s). Karena sediaan sunscreen ini diindikasikan untuk
penggunaan tubuh (area luas) maka dipilih viskositas rendah. Empat puluh persen
(40%) konsumen menerima formula 1 sedangkan formula b (viskositas = 28,08
dPa.s) hanya diterima 10% konsumen sehingga diambil nilai tengahnya (30 dPa.s)
sebagai batas bawah respon viskositas. Pada penelitian ini dipilih range area optimal
respon viskositas yang tidak terlalu besar sehingga diambil asumsi bahwa area respon
viskositas optimal dalam penelitian ini adalah nilai viskositas antara 30 – 60 dPa.s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 10. Contour plot respon viskositas
= area optimal yang dipilih
Persaman regresi desain faktorial dari respon pergeseran viskositas adalah
Y=5,7846+ 0,314X1 +0,5271X2 -0,08X1.X2, dengan Y adalah respon pergeseran
viskositas, X1 adalah jumlah asam stearat, dan X2 adalah jumlah minyak wijen. Dari
persamaan regresi diatas dihasilkan contour plot pada gambar 11.
Data formula desain faktorial menunjukkan bahwa semua formula
mengalami pergeseran viskositas. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa sistem emulsi merupakan sistem yang tidak stabil secara termodinamika
sehingga stabilitas sediaan sulit dipertahankan. Oleh karena itu penurunan stabilitas
emulsi merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. Penurunan stabilitas pada
percobaan ini diamati menggunakan parameter pergeseran viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari contour plot respon pergeseran viskositas (gambar 11) dapat dipilih
area optimal dengan pergeseran viskositas yang kita kehendaki, terbatas pada bahan
yang diteliti. Sejauh penelusuran penulis, belum ditemukan referensi yang
menyatakan parameter pergeseran viskositas untuk menggambarkan kestabilan sistem
emulsi. Dengan demikian pada penelitian ini digunakan pergeseran viskositas < 10%
sebagai parameter terjadinya ketidakstabilan emulsi.
Gambar 11. Contour plot respon pergeseran viskositas = area optimal yang dipilih
Dengan mempertimbangkan sifat fisis (daya sebar dan viskositas) dan
stabilitas krim (pergeseran viskositas) dapat dilakukan optimasi formula krim ekstrak
kering polifenol teh hijau untuk mendapatkan karakteristik sediaan krim seperti yang
kita inginkan. Formula optimal tersebut dapat diperoleh dengan menggabungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ketiga area optimal yang telah dipilih dalam masing-masing contour plot respon
membentuk superimposed contour plot .
Area superimposed contour plot formula krim sunscreen polifenol teh hijau,
dengan batas jumlah bahan yang diteliti dapat diamati pada gambar 12. Respon yang
dipilih untuk menentukan formula optimal tersebut adalah daya sebar lebih dari 5 cm,
viskositas antara 30 – 60 dPa.s, dan pergeseran viskositas kurang dari 12%. Dari
gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah asam stearat sangat mempengaruhi
karakteristik dari krim sehingga range penggunaanya relatif lebih kecil dibandingkan
dengan minyak wijen. Penggunaan minyak wijen memiliki range relative cukup lebar
dalam formula optimal.
Gambar 12 Superimposed contour plot krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau = area optimal yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Konsentrasi polifenol teh hijau yang digunakan dalam sediaan krim sunscreen
ekstrak kering teh hijau adalah 0,022 % b/b dengan nilai SPF 5,87
2. Asam stearat merupakan faktor dominan dalam menentukan respon daya
sebar dan viskositas sedangkan minyak wijen merupakan faktor dominan
dalam menentukan respon pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama
1 bulan.
3. Diperoleh area formula optimal yang digunakan untuk memperkirakan
komposisi formula sediaan krim dengan sifat fisis dan stabilitas yang baik
dalam superimposed contour plot desain faktorial?
B. Saran
1. Pada penelitian ini asam stearat yang digunakan sebagai penyusun fase
minyak (faktor yang dioptimasi) juga berfungsi sebagai penyusun emulgator.
Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan emulgator
eksternal sehingga faktor yang dioptimasi tidak mengalami bias.
2. Sifa fisis sediaan krim dipengaruhi oleh kekuatan dan durasi agitasi
pencampuran. Disarankan adanya penelitian optimasi proses pada pembuatan
sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pengaruh durasi dan kekuatan agitasi proses pencampuran terhadap sifat fisis
dan stabilitas.
3. Sediaan yang baik harus memenuhi syarat efikasi dan keamanan. Di dalam
penelitian ini hanya dilakukan uji efikasi secara in vitro (penentuan nilai SPF
in vitro) sehingga disarankan adanya penelitian uji iritasi dan uji efikasi in
vivo sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau.
4. Penetapan nilai SPF ekstrak kering polifenol teh hijau dan bahan-bahan lain
yang memiliki tren profil absorbansi sinar UV yang menurun tajam
menggunakan metode Petro (1981) membutuhkan spesifikasi alat yang dapat
mendeteksi absorbansi lebih dari 3,00. Disarankan dilakukan penelitian
menggunakan alat yang mampu mendeteksi absorbansi lebih dari 3,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFAR PUSTAKA
Anonim, 2001, Gale Encyclopedia of Alternative Medicine: Sesame oil, Gale Group,
http://www.w3.org/ diakses tanggal 5 Oktober 2007. Anonim, 1999, Food and Drug Administration, 2007, Sunscreen Drug Products for
Over-The-Counter Human Use, an up date, www.fda.gov/cder/otcmonograph/Sunscreen/sunscreen (352).pdf, diakses tanggal 24 Oktober2007
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 6, Departemen Kesehatan Indonesia,
Jakarta. Anonim, 1987, Emulgator Dalam Bidang Farmasi, 123 – 124, Fakultas Matemetika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, institute Teknologi Bandung. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 1-16, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Anonim, 1983, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 241 – 242, American
Pharmaceutical Association, Washington DC. Boltons, 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3 rd ed,
326 – 353, 591 – 601, Marcel Dekker Inc, New York. Friberg, S.E., Quencer, L.G., Hilton, M.L., 1996, Theory of emulsions, in Lieberman,
H. A., Lachman, L., and Schwatz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms : Dysperse System, Vol. 2, 2nd Ed, 399-417, Marcell Dekker, Inc., New York
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulation: An Update, Pharmaceutical Tecnology, September 2002, 84-105.
Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Sebuah Tinjauan Ilmiah,
Kanisius, Yogyakarta. Katiyar, S.K., Afaq, F., Perez, A., dan Mukhtar, H., 2001, Green tea polyphenol (-)-
epigallocatechin-3-gallate treatment of human skin inhibits ultraviolet radiation- induced oxidative stress, Carcinogenesis, 22(2), 287-294.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Korhonen, M., 2003. Rheological properties of pharmaceutical creams containing sorbitan fatty acid ester surfactants, disertasi, 14 – 15, University of Helsinki, Finlandia
Lindhorst, K., 1998, Antioxidant activity of phenolic fraction of plant products
ingested by the maasai, Thesis, 13-20, School of Dietetics and Human Nutrition McGill University, Montreal.
Robinson, T., 1991, The Organic Constituents of Higher Plants, 6th edition,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 208, Penerbit ITB, Bandung Singleton, V.L. dan Rossi, J.A., 1965, Colorimetri of Total Phenolics with
Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagents, Am.J.Enol.Vitic.16,144 – 158.
Marriot, J.F., Wilson, K.A., Langley, C. A., Belcher, D., 2006, Pharmaceutical
Compounding and Dispensing, 147, Pharmaceutical Press,New York. Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 1990, Dasar - Dasar Farmasi Fisik dalam
Ilmu Farmasetik, penerjemah Yoshita, Cetakan 1, 1143 – 1183, UI Press, Jakarta.
Mukhtar, H. dan Ahmad, N., 1999, Green tea in chemoprevention of cancer, Toxicol.
Sci., 52, 111-117. Murray Berdick, 1972, The role of fats and oils in cosmetics, Journal of the American
Oil Chemists' Society, 49, 406-408. Nagayama, K., Iwamura, Y., Shibata,T., Hirayama , I., dan Nakamura, T., 2002,
Bactericidal activity of phlorotannins from the brown alga Ecklonia kurome, JAC, 50, 889-893.
Ostle, Bernard, 1956, Statistics in research:basic consept and techniques for research
workers, The Iowa State College Press, Iowa. Petro, A.J., 1981, Correlation of spectrophotometric data with sunscreen protection
factors, International Journal of Cosmetic Science, 3, 185-196. Salager J.L., 2000, Emulsion Properties and Related Know-how to Attain Them, in
Nielloud, F. dan Marti-Mestres G., (ed.), Pharmaceutical Emulsions and Suspensions, 73 – 126, Marcell Dekker Inc., New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Stanfield, J.W., 2003, Sun Protectans: Enhancing Product Functionality with Sunscreen, in Schueller, R. dan Romanowski, P., (ed.), Multifunctional Cosmetics, 145 – 148, Marcell Dekker Inc., New York.
Strianse, S., J., 1957, Hand Cream and Lotion dalam Cosmetics Science and
Technology, 172 – 178, Interscience Publishing, Inc., New York. Svobodova, A., Psotova, J., dan Walterova, D., 2003, Natural Phenolics in Prevention
Of UV-Induced Skin Damage (A review), Biomed. Papers, 147(2), 137-145. Vayalil, P.K., Elmets, C.A., Katiyar, S.K., 2003, Treatment of green tea polyphenols
in hydrophilic cream prevents UVB-induced oxidation of lipids and proteins, depletion of antioxidant enzymes and phosphorylation of MAPK proteins in SKH-1 hairless mouse skin, Carcinogenesis, 24(5), 927 – 936.
Voigt,R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, penerjemah Dr.
SoendaniNoegroho, edisi ke-5, 414 – 415, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wilkinson, J.B. dan Moore, R. J., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th ed., 55, 241,
Chemical Publishing Company, Inc., New York. Young, Anne, 1972, Practical Cosmetic Science, 56, Mills & Boon Limited, London.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1. Data penetapan kadar air serbuk teh hijau dengan Metode Karl
Fischer
Cek kebocoran = 25µg per menit sesuai dengan standar (10 - 50)
Standarisasi
Berat spuit awal = 7,7436 g
Berat spuit akhir = 7,7329 g
Air = 0,0107 g
Kesetaraan air = 5 mL titran setara dengan 25,960 mg air
Blanko = 0,2089 % dari 10 g
Kadar air (blanko) = mg100001002089,0
×
= 20,89 mg
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Kertas (g) 0,4873 0,4699 0,4343
Kertas dan zat (g) 1,49441 1,47681 1,44231 Kertas dan sisa (g) 0,48905 0,47212 0,43715
Berat zat (g) 1,00536 1,00469 1,00513 Berat zat (mg) 1005,36 1004,69 1005,13
nilai pada alat 29,14 28,55 29,02
Replikasi I
Penimbangan = 1005,36 mg
Kadar air = 29,14 mg – 20,89 mg
= 8,25 mg dalam 1 mL sampel
= 82,5 mg dalam 10 mL sampel
Persentase kadar air = %10036,10055,82
×mg
mg = 8,206%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Replikasi II
Penimbangan = 1004,69 mg
Kadar air = 28,55 mg – 20,89 mg
= 7,66 mg dalam 1 mL sampel
= 76,6 mg dalam 10 mL sampel
Persentase kadar air = %10069,10046,76
×mg
mg = 7,624%
Replikasi III
Penimbangan = 1005,13 mg
Kadar air = 29,02 mg – 20,89 mg
= 8,13 mg dalam 1 mL sampel
= 81,3 mg dalam 10 mL sampel
Persentase kadar air = %10013,1005
10)29,151,5(×
×− = 8,089%
Hasil perhitungan kadar air serbuk the hijau
Replikasi Kadar air (%) 1 8,206 2 7,624 3 8,089
Rata-rata 7,973 Standar Deviasi 0,308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 2. Perhitungan kadar polifenol
1. Penimbangan kuersetin untuk larutan stok 50 mg/50 ml (1 mg/ml) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Kertas (g) 0,1944 0, 1947 0, 1999 Kertas dan zat (g) 0,24490 0,24525 0,25096 Kertas da sisa (g) 0,19530 0,19396 0,20065 Berat zat (g) 0,04960 0,05129 0,05031 Berat zat (mg) 49,60 51,29 50,31
Scaning Operating Time Operating time antara 40 – 120 menit Scaning Panjang gelombang absorbansi maksimal kuersetin Panjang gelombang maksimal 733,7 nm Data kadar-absorbansi kurva baku quersetin
KURVA BAKU KUERSETIN REPLIKASI 1 REPLIKASI 2 REPLIKASI 3
kadar (mg % ) absorbansi kadar (mg % ) absorbansi kadar (mg % ) absorbansi0,198 0,305 0,205 0,316 0,201 0,295 0,298 0,405 0,308 0,425 0,302 0,428 0,397 0,584 0,410 0,521 0,402 0,539 0,496 0,713 0,513 0,669 0,503 0,65 0,595 0,817 0,615 0,737 0,604 0,813 0,694 0,875 0,718 0,821 0,704 0,896
r 0,990 r 0,995 r 0,998 A 1,214 A 1,005 A 1,212 B 0,075 B 0,117 B 0,055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Persamaan kurva baku
dimana y = absorbansi X = kadar (mg%) Hasil pengukuran kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol
replikasi absorbansi Kadar (%) 1 0,342 58,998 2 0,348 60,104 3 0,348 58,991 4 0,347 59,440 5 0,349 59,926 6 0,358 62,052
Rata-rata 59,926 Standar deviasi 1,142
Contoh perhitungan kadar Replikasi 1 x = absorbansi sampel = 0,342 y = kadar sampel uji
Jadi kadar sampel uji replikasi 1 adalah 0,237 mg/100mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kadar sebelum pengenceran = kadar sampel uji x faktor pengenceran = 0,237 x 5.000 =1.184,984 mg/100mL = 296,246 mg/25mL
Jadi kadar polifenol dalam fraksi replikasi 1 adalah 58,998%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 3. Perhitungan nilai SPF
a. pembuatan larutan stok polifenol
Berat kertas = 0,1921 g Berat kertas + ekstrak = 0,24260 g Berat kertas + sisa = 0,19225 g Berat ekstrak = 0,05035 g = 50,35 mg Berat polifenol = 50,35 mg x 59,926% = 30,17 mg Konsentrasi stok polifenol = 30,17 mg/ 100 ml = 30,17 mg %
b. contoh perhitungan nilai SPF konsentrasi 18,1mg% replikasi 3
290
logλλ −
=tertinggi
AUCSPF
290410
65,92log−
=SPF
log SPF = 0,772 SPF = 5,917 c. konversi konsentrasi polifenol 18,1 mg% (b/v) menjadi % b/b
Replikasi Berat labu kosong
(g)
Berat labu dan
larutan (g)
Berat larutan
(g)
Berat pelarut
(g) 1 12.4391 20,6576 8,2185 8,21552 15.0474 23,339 8,2916 8,28863 13.1732 21,2565 8,0833 8,0803
Rata-rata 8,1978 8,1948 Konsentrasi polifenol 0,181 mg/mL = 1,81 mg/10mL
Bobot polifenol dalam 10 ml larutan = 1,81 mg
Konsentrasi polifenol dalam 10 ml larutan = )b/b(%100xmg 8197,8
mg 1,81
= 0,022 % (b/b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Konsentrasi polifenol teh hijau λ (nm) 6,0 mg % 12,1 mg % 18,1 mg %
Rep 1 AUC Rep 2 AUC Rep 3 AUC Rep 1 AUC Rep 2 AUC Rep 3 AUC Rep 1 AUC Rep 2 AUC Rep 3 AUC 290 1,479 6,648 1,495 6,723 1,508 6,778 2,783 12,8 2,76 12,69 2,774 12,78 3 15 3 15 3 15 295 1,18 5,353 1,194 5,425 1,203 5,47 2,338 10,69 2,316 10,59 2,339 10,69 3 14,46 3 14,39 3 14,48 300 0,961 4,238 0,976 4,308 0,985 4,353 1,936 8,545 1,92 8,468 1,937 8,553 2,784 12,46 2,757 12,33 2,79 12,46 305 0,734 3,138 0,747 3,2 0,756 3,243 1,482 6,338 1,467 6,275 1,484 6,355 2,2 9,468 2,176 9,37 2,195 9,443 310 0,521 2,185 0,533 2,248 0,541 2,285 1,053 4,425 1,043 4,375 1,058 4,445 1,587 6,683 1,572 6,628 1,582 6,663 315 0,353 1,46 0,366 1,523 0,373 1,558 0,717 2,97 0,707 2,925 0,72 2,988 1,086 4,515 1,079 4,495 1,083 4,498 320 0,231 1,005 0,243 1,033 0,25 1,103 0,471 2,03 0,463 2,03 0,475 2,063 0,72 3,11 0,719 3,155 0,716 3,118 325 0,171 0,803 0,17 0,8 0,191 0,9 0,341 1,6 0,349 1,643 0,35 1,643 0,524 2,463 0,543 2,553 0,531 2,498 330 0,15 0,733 0,15 0,73 0,169 0,823 0,299 1,458 0,308 1,498 0,307 1,498 0,461 2,243 0,478 2,31 0,468 2,278 335 0,143 0,71 0,142 0,705 0,16 0,79 0,284 1,413 0,291 1,445 0,292 1,453 0,436 2,16 0,446 2,193 0,443 2,198 340 0,141 0,703 0,14 0,698 0,156 0,775 0,281 1,398 0,287 1,428 0,289 1,438 0,428 2,135 0,431 2,138 0,436 2,178 345 0,14 0,703 0,139 0,695 0,154 0,765 0,278 1,395 0,284 1,423 0,286 1,433 0,426 2,128 0,424 2,118 0,435 2,173 350 0,141 0,713 0,139 0,705 0,152 0,745 0,28 1,39 0,285 1,4 0,287 1,423 0,425 2,108 0,423 2,095 0,434 2,15 355 0,144 0,708 0,143 0,703 0,146 0,718 0,276 1,358 0,275 1,353 0,282 1,39 0,418 2,055 0,415 2,04 0,426 2,095 360 0,139 0,68 0,138 0,675 0,141 0,69 0,267 1,303 0,266 1,3 0,274 1,335 0,404 1,973 0,401 1,955 0,412 2,01 365 0,133 0,638 0,132 0,633 0,135 0,648 0,254 1,215 0,254 1,23 0,26 1,245 0,385 1,848 0,381 1,823 0,392 1,878 370 0,122 0,573 0,121 0,568 0,124 0,583 0,232 1,09 0,238 1,103 0,238 1,12 0,354 1,655 0,348 1,633 0,359 1,683 375 0,107 0,5 0,106 0,495 0,109 0,51 0,204 0,948 0,203 0,945 0,21 0,978 0,308 1,435 0,305 1,42 0,314 1,46 380 0,093 0,425 0,092 0,42 0,095 0,435 0,175 0,795 0,175 0,793 0,181 0,825 0,266 1,205 0,263 1,195 0,27 1,225 385 0,077 0,348 0,076 0,34 0,079 0,358 0,143 0,64 0,142 0,633 0,149 0,668 0,216 0,968 0,215 0,96 0,22 0,985 390 0,062 0,275 0,06 0,268 0,064 0,288 0,113 0,498 0,111 0,488 0,118 0,523 0,171 0,75 0,169 0,743 0,174 0,763 395 0,048 0,21 0,047 0,205 0,051 0,223 0,086 0,37 0,084 0,363 0,091 0,395 0,129 0,558 0,128 0,553 0,131 0,565 400 0,036 0,16 0,035 0,155 0,038 0,173 0,062 0,273 0,061 0,265 0,067 0,298 0,094 0,408 0,093 0,408 0,095 0,415 405 0,028 0,07 0,027 0,068 0,031 0,078 0,047 0,118 0,045 0,113 0,052 0,13 0,069 0,303 0,07 0,305 0,071 0,31 410 0,052 0,13 0,052 0,13 0,053 0,133 AUC total 32,53 32,89 34,04 64,94 64,66 65,67 92,22 91,94 92,65 Log SPF 0,325 0,329 0.324 0.59 0.588 0.597 0.768 0.766 0.772
SPF 2,115
2,133
2
3.679
3.658
3.724
5.868
5.837
5.917
SPF rata-rata 2 3,687 5,874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 4. Perhitungan polifenol dalam Optimasi Formula Krim
Setiap formula krim mengandung polifenol dengan konsentrasi 0,022% b/b.
Jumlah polifenol yang ditambahkan dalam setiap formula ditentukan dari bobot basis
krim dengan catatan untuk 3,021 mg ekstrak (mengandung 1,81 mg polifenol)
diperlukan 8,1948 g basis krim.
Formula Basis (g) Polifenol (mg) Ekstrak (mg)
1 69,05 15,26 25,46 a 74,05 16,34 27,30 b 76,05 16,80 28,04 ab 81,05 17.91 29,88
Contoh perhitungan Formula 1
mgmgbasispolifenol8,8194
81,1×=
mgmgmgpolifenol8,8194
81,1050.69 ×=
mgpolifenol 26,15=
46,25926,59
10026,15 =×= mgekstrak mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 5. Perhitungan Uji Sifat Fisis
*)pada waktu formulasi
UJI DAYA SEBAR (cm)
FORMULA 1 a b ab 1 5,9 3,5 6,05 3,65 2 5,85 3,5 6,1 3,6 3 5,95 3,45 6,1 3,7 4 5,9 3,5 6,15 3,55 5 5,85 3,6 6 3,5 6 5,9 3,45 6,2 3,45
RATA2 5,89 3,5 6,1 3,58SD 0,037639 0,054772 0,070711 0,093541SE 0,010865 0,015811 0,020412 0,027003CV 0,184419 0,451754 0,33463 0,755331
UJI VISKOSITAS ( d P.a S )
FORMULA
1 a b ab 1 34 180 29 160 2 34 190 28 150 3 33 180 28 160 4 34 180 28 140 5 33 175 28 160 6 34 170 27,5 160
RATA2 33,67 179,17 28,08 155SD 0,516 6,646 0,492 8,367SE 0,149 1,918 0,142 2,415CV 0,443 1,071 0,505 1,558
PENGUKURAN pH SEDIAAN* FORMULA
1 a b ab Sebelum fraksi 4 4 4 4 Sesudah fraksi 4 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
UJI STABILITAS Pergeseran viskositas (%)
FORMULA Rerata viskositas 48 jam Viskositas 1 bulan Pergeseran (%) replikasi
1 a b ab 1 a b ab 1 a b ab 1 38 170 33 125 12,87 5,12 17,51 19,35 2 37 150 32 130 9,9 16,28 13,95 16,13 3 37 170 32 130 9,9 5,12 13,95 16,13 4 36 150 30 125 6,93 16,28 6,82 19,35 5 35 160 30 130 3,96 10,7 6,82 16,13 6
33,67 179,17 28,08 155
35 160 32 125 3,96 10,7 13,95 19,35 RATA2 7,92 10,7 12,17 17,74SD 3,597 4,992 4,365 1,764SE 1,038 1,440 1,260 0,509CV 13,110 13,464 10,357 2,870
Hasil perhitungan desain faktorial NOTASI Level tinggi : + Level rendah : - Interaksi : interaksi antara asam stearat dengan minyak wijen 1. Daya sebar
Formula Asam stearat Minyak wijen Interaksi Respon (1) - - + 5,89 a + - - 3,50 b - + - 6,10 ab + + + 3,58
Perhitungan efek masing-masing faktor terhadap respon daya sebar
Asam stearat dominan mempengaruhi respon penurunan daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Viskositas
Formula Asam stearat Minyak wijen Interaksi Respon (1) - - + 33,67 a + - - 179,17 b - + - 28,08 ab + + + 155
Perhitungan efek masing-masing faktor terhadap respon viskositas
Asam stearat dominan mempengaruhi respon peningkatan viskositas 3. Pergeseran viskositas
Formula Asam stearat Minyak wijen Interaksi Respon (1) - - + 7,92 a + - - 10,69 b - + - 12,17 ab + + + 17,74
Perhitungan efek masing-masing faktor terhadap respon pergeseran viskositas
Minyak wijen dominan mempengaruhi respon peningkatan pergeseran viskositas Hasil perhitungan desain faktorial
Respon Daya sebar viskositas Pergeseran viskositas
asam stearat |-2,455| 136,21 4,17 minyak wijen 0,145 |-14,88| 5,65
Interaksi |-0,065| |-9,29| 1,4 = dominan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 6. Perhitungan Yate’s treatment
A. Daya sebar FORMULA
minyak wijen rendah minyak wijen tinggi stearat rendah
stearat tinggi
stearat rendah
stearat tinggi
replikasi 1 a b ab 1 5,90 3,50 6,05 3,65 2 5,85 3,50 6,10 3,60 3 5,95 3,45 6,10 3,70 4 5,90 3,50 6,15 3,55 5 5,85 3,60 6,00 3,50 6 5,90 3,45 6,20 3,45
RATA2 5,89 3,5 6,1 3,575 Σy2 = total sum of squares
= (5,90)2 + (5,85)2 + (5,95)2 + (5,90)2 + (5,85)2 + (5,90)2 + (3,50)2 + (3,50)2 + (3,45)2 + (3,50)2 + (3,60)2 + (3,45)2 + (6,05)2 + (6,10)2 + (6,10)2 + (6,15)2 + (6,00)2 + (6,20)2 + (3,65)2 + (3,60)2 + (9,70)2 + (3,55)2 + (3,50)2 + (3,45)2 -
2
24)40,114(
= 36,50 Ryy = replicate sum of squares
= 24
)40,114(4
)00,19()95,18()20,19()20,19()05,19()10,19( 2222222
−+++++
= 0,01 Tyy = treatment sum of squares
= 24
)40,114(6
)45,21()60,36()00,21()35,35( 22222
−+++
= 36,41 Eyy = experimental error sum of squares = Σy2 – Ryy – Tyy = 36,50 – 0,01– 36,41 = 0,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ayy = sum of squares berkaitan dengan perbedaab level asam stearat
= 24
)11,155(12
)05,79()95,92( 222
−+
= 36,26 Byy = sum of squares berkaitan dengan perbedaab level minyak wijen
= 24
)40,114(12
)05,58()35,56( 222
−+
= 0,12 AByy = Tyy – Ayy – Byy = 36,41 - 36,26 – 0,12 = 0,03
sumber variansi Drjd bebas SumSquare mean
squaer F Pengaruh
replikasi 5 0,01 0,002 treatment 3 36,41
a 1 36,26 36,26 7252 Bermaknab 1 0,12 0,12 24,00 Bermaknaab 1 0,03 0,03 6,00 Bermakna
experimental eror 15 0,08 0,005 total 23
F tabel (1,15) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 4,5431
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 005,026,36
= 7252
Fb = errorerimentalforsquaresmean
effectbforsquaresmeanexp
= 05,012,0
= 24,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Fab = errorerimentalforsquaresmean
effectabforsquaresmeanexp
= 05,003,0
= 6,00 B. respon viskositas
FORMULA minyak wijen rendah minyak wijen tinggi stearat rendah
stearat tinggi
stearat rendah
stearat tinggi
replikasi 1 a b ab 1 34 180 29 160 2 34 190 28 150 3 33 180 28 160 4 34 180 28 140 5 33 175 28 160 6 34 170 27,5 160
RATA2 33,67 179,17 28,08 155,00 Σy2 = total sum of squares
= (34)2 + (34)2 + (33)2 + (34)2 + (33)2 + (34)2 + (180)2 + (190)2 + (180)2 + (180)2 + (175)2 + (170)2 + (29)2 + (28)2 + (28)2 + (28)2 + (28)2 + (28)2 +
(160)2 + (150)2 + (160)2 + (140)2 + (160)2 + (160)2 - 2
24)5,2375(
= 113.735,24 Ryy = replicate sum of squares
= 24
)5,2375(4
)5,391()396()382()401()402()403( 2222222
−+++++
= 81,55 Tyy = treatment sum of squares
= 24
)5,2375(6
)930()5,168()1075()202( 22222
−+++
= 113.161,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Eyy = experimental error sum of squares = Σy2 – Ryy – Tyy = 113.735,24 – 81,55 – 113.161,86 = 491,82 Ayy = sum of squares associated with the different levels of a
= 24
)5,2375(12
)2005()50,370( 222
−+
= 111.316,26 Byy = sum of squares associated with the different levels of b
= 24
)5,2375(12
)08,183()1277( 222
−+
= 1.327,59 AByy = Tyy – Ayy – Byy = 113161,86 – 111.316,26 – 1.327,59 = 518,01
sumber variansi Drjd bebas SumSquare
mean squaer F Pengaruh
replikasi 5 113.735,24 22747,048 treatment 3 113.161,86
a 1 111.316,26 111316,26 3395,03 Bermaknab 1 1.327,59 1327,59 40,49 Bermaknaab 1 518,01 518,01 15,80 Bermakna
experimental eror 15 491,82 32,788 total 23
F tabel (1,15) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 4,5431
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 788,32,0
26,111316
= 3395,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Fb = errorerimentalforsquaresmean
effectbforsquaresmeanexp
= 788,32
59,1327
= 40,49
Fab = errorerimentalforsquaresmean
effectabforsquaresmeanexp
= 788,32
01,518
= 15,80 C. Respon pergeseran viskositas
FORMULA minyak wijen rendah minyak wijen tinggi stearat rendah
stearat tinggi
stearat rendah
stearat tinggi
replikasi 1 a b ab 1 12.87 5,12 17,51 19,35 2 9,90 16,28 13,95 16,13 3 9,90 5,12 13,95 16,13 4 6,93 16,28 6,82 19,35 5 3,96 10,70 6,82 16,13 6 3,96 10,70 13,95 19,35
RATA2 7,92 10,70 12,17 17,74 Σy2 = total sum of squares
= (12,87)2 + (9,90)2 + (9,90)2 + (6,93)2 + (3,96)2 + (3,96)2 + (5,12)2 + (16,28)2 + (16,28)2 + (10,70)2 + (10,17)2 + (17,51)2 + (13,95)2 + (6,82)2 + (6,82)2 + (13,35)2 + (19,35)2 + (16,13)2 + (16,13)2 + (19,35)2 + (16,13)2 + (19,35)2 +
(13,95)2 + (13,95)2 - 2
24)16,291(
= 607,51 Ryy = replicate sum of squares
= 24
)16,291(4
)96,47()61,37()38,49()10,45()26,56()85,54( 2222222
−+++++
= 57,94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tyy = treatment sum of squares
= 24
)16,291(6
)44,106()00,73()20,64()52,47( 22222
−+++
= 307,45 Eyy = experimental error sum of squares = Σy2 – Ryy – Tyy = 607,51– 57,94 – 307,45 = 242,11 Ayy = sum of squares associated with the different levels of a
= 24
)16,291(12
)64,170()52,20( 222
−+
= 104,67 Byy = sum of squares associated with the different levels of b
= 24
)11,155(12
)44,179()52,120( 222
−+
= 191,08 AByy = Tyy – Ayy – Byy = 307,45– 104,67 – 191,08 = 11,70
sumber variansi Derajad bebas SumSquare
mean squaer F Pengaruh
replikasi 5 57,94 11,588 treatment 3 307,45
a 1 104,67 104,67 6,49 Bermaknab 1 191,08 191,08 11,84 Bermakna
ab 1 11,70 11,70 0,72 Tidak Bermakna
experimental eror 15 242,11 16,14 total 23
F tabel (1,15) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 4,5431
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 14,1667,104
= 6,49
Fb = errorerimentalforsquaresmean
effectbforsquaresmeanexp
= 14,1608,191
= 11,84
Fab = errorerimentalforsquaresmean
effectabforsquaresmeanexp
= 14,1670,11
= 0,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7. Perhitungan Regresi Desain Faktorial PLOT Persamaan umum :
Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b12.X1.X2 Keterangan: y = respon hasil atau sifat yang diamati X1, X2 = level faktor A, level faktor B b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitungdari hasil percobaan A. Daya Sebar (1) 5,89 = b0 + 1.b1 + 3.b2 + 1.3.b12 5,89 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (a) 3,50 = b0 + 6.b1 + 3.b2 + 6.3.b12 3,50 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (b) 6,10 = b0 + 1.b1 + 10.b2 + 1.10.b12 6,10 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 (ab) 3,58 = b0 + 6.b1 + 10.b2 + 6.10.b12 3,58 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 Eliminasi (1) dan (b) (1) 5,89 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (b) 6,10 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 -0,21 = -7b2 -7b12…………………........………..………………………................…….(A) Eliminasi (b) dan (ab) (a) 3,50 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (ab) 3,58 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 -0,08 = -7b2 - 42 b12…………...………………...………………….....………...…………(B) Eliminasi (A) dan (B) (A) -0,21 = -7b2 -7b12 (B) -0,08 = -7b2 - 42 b12 -0,13 = 35 b12 b12 = -0,00371
(1) 5,89 = b0 + 1b1 + 3b2 + 3b12 (a) 3,50 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 2,39 = -5b1 - 15 b12…………………........………..………………………................……….(C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Substitusi b12 ke (A) -0,21 = -7b2 -7(-0,00371) B2 = 0,0337 Substitusi b12 ke (C) 2,39 = -5b1 - 15 (-0,00371) b1 = -0,4669 Substitusi b1 b2 b12 ke (1) 5,89 = b0 + 1.b1 + 3.b2 + 1.3.b12 5,89 = b0 + 1.(-0,4669) + 3.(0,0337) + 1.3.(-0,00371) b0 = 6,2669 Jadi persamaan desain faktorial untuk uji daya sebar adalah: Y = 6,2669 – 0,4669.X1 + 0.0337X2 +0,00371.X1.X2 B. Viskositas (1) 33,67 = b0 + 1.b1 + 3.b2 + 1.3.b12 33.67 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (a) 179,17 = b0 + 6.b1 + 3.b2 + 6.3.b12 179,17 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (b) 28,08 = b0 + 1.b1 + 10.b2 + 1.10.b12 28,08 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 (ab) 155 = b0 + 6.b1 + 10.b2 + 6.10.b12 155 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 Eliminasi (1) dan (b) (1) 33,67 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (b) 28,08 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 5,59 = -7b2 -7b12…………………........………..………………………................…….(A) Eliminasi (b) dan (ab) (a) 179.17 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (ab) 155 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 24,17 = -7b2 - 42 b12…………...………………...………………….....………...…………(B) Eliminasi (A) dan (B) (A) 5,59 = -7b2 -7b12 (B) 24,17 = -7b2 - 42 b12 -18,58 = 35 b12 b12 = -0,5309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(1) 33,67 = b0 + 1b1 + 3b2 + 3b12 (a) 179,17 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 -145,5= -5b1 - 15 b12…………………........………..………………………................……….(C) Substitusi b12 ke (A) 5,59 = -7b2 -7(-0,5309) B2 = 0,2677 Substitusi b12 ke (C) -145,5= -5b1 - 15 (-0,5309) b1 = 30,6926 Substitusi b1 b2 b12 ke (1) 33,67 = b0 + 1.b1 + 3b2 + 3b12 33,67 = b0 + 1(30,6926) + 3(0,2677) + 3(-0,5309) b0 = 5,3731 Jadi persamaan desain faktorial untuk uji viskositas adalah: Y = 5,3731+ 30,6926X1 -0,2677X2 -0,5309X1.X2 C. Pergeseran viskositas (1) 7,92 = b0 + 1.b1 + 3.b2 + 1.3.b12 7,92 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (a) 10,69 = b0 + 6.b1 + 3.b2 + 6.3.b12 10,69 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (b) 12,17 = b0 + 1.b1 + 10.b2 + 1.10.b12 12,17 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 (ab) 17,74 = b0 + 6.b1 + 10.b2 + 6.10.b12 17,74 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 Eliminasi (1) dan (b) (1) 7,92 = b0 + b1 + 3b2 + 3b12 (b) 12,17 = b0 + b1 + 10b2 + 10b12 -4,25 = -7b2 -7b12…………………........………..………………………................…….(A) Eliminasi (b) dan (ab) (a) 10,69 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 (ab) 17,74 = b0 + 6b1 + 10b2 + 60b12 -7,05 = -7b2 - 42 b12…………...………………...………………….....………...…………(B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Eliminasi (A) dan (B) (A) -4,25 = -7b2 -7b12 (B) -7,05 = -7b2 - 42 b12 2,8 = 35 b12 b12 = 0,08
(1) 7,92 = b0 + 1b1 + 3b2 + 3b12 (a) 10,69 = b0 + 6b1 + 3b2 + 18b12 -2,77 = -5b1 - 15 b12…………………........………..………………………................……….(C) Substitusi b12 ke (A) -4,25 = -7b2 -7(-0,08) B2 = 0,5271 Substitusi b12 ke (C) -2,77= -5b1 - 15 (-0,08) b1 = 0,314 Substitusi b1 b2 b12 ke (1) 33,67 = b0 + 1.b1 + 3b2 + 3b12 33,67 = b0 + 1(0,314) + 3(0,5271) + 3(0.08) b0 = 5,7846 Jadi persamaan desain faktorial untuk uji stabilitas (pergeseran viskositas) adalah: Y = 5,7846+ 0,314X1 +0,5271X2 -0,08X1.X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 8. Subjective Assesment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 9. Gambar
Serbuk teh hijau (sebelum diayak) maserasi
Ekstrak kering polifenol Spektrofotometer Genesys 10S
krim dalam kemasan uji daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BIOGRAFI PENULIS
Blasius Budi Cahyono, penulis skripsi berjudul
OPTIMASI FORMULA KRIM SUNSCREEN
EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU
(Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT
DAN MINYAK WIJEN SEBAGAI FASE MINYAK:
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL, dilahirkan di kota
Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1986 dari pasangan
Bapak Yustinus Paijo dan Ibu Maria Margaretha Alacoque
Sri Ratmiyati. Penulis telah menyelesaikan pendidikan
Taman Kanak-Kanak di TK Tarakanita Yogyakarta pada tahun 1992 lalu melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Tarakanita Yogyakarta pada tahun 1992 hingga 1998.
Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMP Stella Duce I Yogyakarta pada
tahun 1998 hingga tahun 2001 dan SMU Kolese de Britto Yogyakarta pada tahun
2001 hingga tahun 2004. Setamat dari SMU, penulis melanjutkan kuliah S1 di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004 hingga
awal tahun 2007. Semasa kuliah, penulis pernah menjadi asisten dosen Praktikum
Biokimia pada tahun 2005, Praktikum Analisis Instrumen, Praktikum Farmasi Fisika
dan Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat pada tahun 2006 dan
Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Cair Semi Padat pada tahun 2007.
Penulis juga pernah menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi
periode 2005-2006, anggota Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI), dan
aktif dalam beberapa kepanitiaan lepas baik di tingkat fakultas maupun universitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI