plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/23758/2/051424022_full.pdfiv iv...
TRANSCRIPT
i
i
FAKTOR-FAKTOR KEBIASAAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN SETIA
PUTUSSIBAU TAHUN AJARAN 2011/2012 DALAM MATA PELAJARAN
FISIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Fransiskus Ramba Agus
NIM: 051424022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
i
FAKTOR-FAKTOR KEBIASAAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN SETIA
PUTUSSIBAU TAHUN AJARAN 2011/2012 DALAM MATA PELAJARAN
FISIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Fransiskus Ramba Agus
NIM: 051424022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat
kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui
apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
Pengkhotbah 11: 6
...sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang
melakukannya bagi kami.
Yesaya 26:12
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhanku Yesus Kristus & Bunda Maria
Ayah & Ibuku tercinta
Adikku Beata Eno Ririen
Kekasihku Margareta Pamela
Terima kasih atas seluruh dukungan, doa, dan cinta yang selalu menyertaiku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
ABSTRAK Ramba Agus, Fransiskus. 2012. Faktor-Faktor Kebiasaan Belajar Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika. Skripsi S-1. Yogyakarta : Pendidikan Fisika. JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan korelasi yang
bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika; (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika.
Penelitian dilaksanakan di SMA Kristen Setia Putussibau pada pada akhir oktober 2011 dengan sampel sebanyak 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner kebiasaan belajar dan nilai tengah semester. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif menggunakan teknik regresi linier berganda. Teknik regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kebiasaan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang mencakup kebiasaan belajar di sekolah dan kebiasaan belajar di rumah.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi siswa SMA Kristen Setia Putussibau memiliki hubungan yang positif. Dari variabel-variabel kebiasaan belajar yang mempunyai pengaruh yaitu belajar di rumah dengan koefisien korelasi sebesar 0,344 dan level signifikan sebesar 0,021. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh perbandingan nilai statistik T hasil perhitungan dari masing-masing variabel kebiasaan belajar yaitu belajar di sekolah sebesar 1,054 dan belajar di rumah sebesar 1,666. Nilai T hitung lebih kecil dari nilai T dalam tabel distribusi T sebesar 2,042. Nilai T dalam tabel distribusi T menggunakan df = 30 dan α = 0.05. Ini berarti bahwa variabel kebiasaan belajar di rumah dan variabel kebiasaan belajar di sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012. Faktor-faktor dari kebiasaan belajar siswa XI IPA SMA Kristen Setia yang dianggap sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang cenderung kurang seperti malu bertanya kepada guru, tidak mendengarkan penjelasan guru, tidak mencocokan jawaban dengan jawaban yang benar setelah ujian, serta tidak menyusun karangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
ABSTRACT
Ramba Agus, Fransiskus. 2012. Habits of Learning Factors Influencing
Student Achievement Eleventh Grade Sciences SMA Kristen Setia Putussibau Academic Year 2011/2012 In Physics Lesson. S-1 Thesis. Yogyakarta: Physics Education. JPMIPA. FKIP. Sanata Dharma University.
This research is a quantitative descriptive and correlative research which is aimed to (1) knowing relationship between habit of learning and students achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012 in physics lesson; (2) knowing factors influencing the students achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012 in physics lesson.
The research was conducted at SMA Kristen Setia Putussibau in end of October 2011 with a sample size of 35 students. The instruments used in data gathering is a questionnaire habit of learning and value of mid-term. The obtained data were is quantitative analyzed using multiple linier regression technique. Multiple linier regression technique are used to knowing habit of learning factors influencing the student achievement, that includes habit of learning at school and habit of learning at home.
The research showed that relation between habit of learning to student achievement of SMA Kristen Setia Putussibau own the relation which are positive. From habit of learning variable having influence that is learn at home with the correlation coefficient equal to 0,344 and significant level equal to 0,021. Based on the hypothesis test obtained a statistical value comparison of T result of calculation from each habit of learning variable that is learn at school equal to 1,054 and learn at home equal to 1,666. The value of T count smaller than value T in tables of distribution T equal to 2,042. The value of T in the T distribution table used df = 30 and α = 0.05. It means that habit of learning at home variable and habit of learning at school variable didn’t significant influence on student achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012. The factors habits of student learning that are considered a very influential on student achievement that less inclined such as embarrassed to ask the teacher, didn’t listening to explanations of teachers, didn’t match the answer with the correct answers after the test, and didn’t make essays.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat-Nya atas segala berkat
dan rahmat yang telah diberikan, sehingga skripsi dengan judul “Faktor-Faktor
Kebiasaan Belajar Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA
SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran
Fisika” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Henokh, MA selaku Kepala Sekolah SMA Kristen Setia Putussibau yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
3. Henokh, MA selaku Guru Bidang Studi Fisika kelas XI Jurusan Ilmu Alam
SMA Kristen Setia Putussibau yang telah memberikan kemudahan dan
membantu dalam melaksanakan penelitian.
4. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengajaran yang
berguna dalam perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
5. Ayah, Ibu, Adikku serta Keluargaku yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, doa dan kasih yang tiada habisnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. “Cinta kalian adalah Semangatku.”
6. Kekasihku Margareta Pamela yang selalu memberikan cinta, dukungan,
semangat dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
atas kesetiaan dan pengertiannya.
7. Seluruh Teman-Teman Pendidikan Fisika yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama
kuliah.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 23 Agustus 2012
Penulis
Fransiskus Ramba Agus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..... ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .... ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
ABSTRAK .... ................................................................................................... vi
ABSTRACT ..... ................................................................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK ................................................................... ........viii
KATA PENGANTAR .... .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………...................... .......... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................. ...... 4
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ . 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
G. Variabel Penelitian Beserta Definisi Operasionalnya ..................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............... ............................................................ 8
A. Definisi Belajar ............................................................................ 9
B. Hakikat Fisika .............................................................................. 11
1. Pengertian Fisika ................................................................... 11
2. Pembelajaran Fisika ............................................................... 12
C. Kebiasaan Belajar .......................................................................... 14
1. Pengertian Kebiasaan Belajar ................................................. 14
2. Faktor-faktor Pembentuk Kebiasaan Belajar Siswa ................. 15
D. Prestasi Belajar .............................................................................. 33
1. Pengertian Prestasi Belajar...................................................... 33
2. Fungsi Prestasi Belajar............................................................ 34
a. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Siswa.................... 34
b. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Guru ..................... 35
c. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Pihak Sekolah ....... 36
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa ...... 36
E. Hubungan Kebiasaan Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa .............. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 41
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 41
B. Subyek Penelitian .......................................................................... 41
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 42
D. Metode Penelitian ......................................................................... 42
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
1. Kuesioner Kebiasaan Belajar .................................................. 43
2. Dokumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika .................... 44
F. Validitas Instrumen ...................... ................................................. 45
G. Metode Analisis Data .................................................................... 45
1. Data Hasil Kuesioner Kebiasaan Belajar ................................. 45
2. Data Dokumen Prestasi Belajar Fisika .................................... 47
3. Perhitungan Statistik ............................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49
A. Sajian Data Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar ...................... 49
1. Kebiasaan Belajar ................................................................... 49
2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika .................................... 50
B. Hasil Analisis Korelasi serta Analisis Regresi Kebiasaan
Belajar dan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Fisika .............. 51
C. Deskripsi Hasil Korelasi dan Hasil Regresi Variabel Kebiasaan
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa ....................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 70
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Implikasi ............................................................................... .......... 71
C. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................ ............................................. 74
LAMPIRAN .................................................................................. ...................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ............................... 44
Tabel 2. Analisis Rerata Persentase Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 .............................. 50
Tabel 3. Analisis Rerata Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ................................................... 51
Tabel 4. Analisis Korelasi Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ............... 52
Tabel 5. Analisis Regresi dan Koefisien Determinasi (R2) Kebiasaan Belajar dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau
Tahun Ajaran 2011/2012 ..................................................................... 53
Tabel 6. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung Baik ......... 57
Tabel 7. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung Kurang ... 60
Tabel 8. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung Baik ...... 63
Tabel 9. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung Kurang .. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................ 77
2. Surat Keterangan Sudah Penelitian ............................................................. 78
3. Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ........................................................... 79
4. Hasil Validitas Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ................................... 83
5. Daftar Nilai Tengah Semester ..................................................................... 84
6. Daftar Hasil Analisis Kuesioner dan Nilai .................................................. 85
7. Hasil Analisis Regresi dengan SPSS .......................................................... 86
8. Sampel kuesioner yang telah diisi siswa (2 responden) .............................. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dewasa ini masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang
diutamakan di Indonesia karena pendidikan merupakan modal utama untuk
memajukan kecerdasan, kesejahteraan dan kehidupan bangsa. Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-
Undang sistem pendidikan nasional pasal 3 dikatakan bahwa fungsi dan
tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka berdasarkan Undang-Undang
sistem pendidikan nasional pasal 13 ayat (1) bahwa pendidikan di Indonesia
dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal
dan informal. Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 1
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal dijelaskan sebagai berikut
(UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003) :
1. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
Masyarakat umum sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda
mereka untuk dididik di sekolah. Sekolah dipercaya sebagai tempat yang
dapat membantu kaum muda mempersiapkan dirinya menghadapi tantangan
dunia modern yang penuh dengan persaingan.
Delors (1999) menguraikan bahwa di sekolah para guru berperan
penting untuk membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian,
mendorong ketepatan logika intelektual, dan menciptakan kondisi-kondisi
untuk sukses dalam pendidikan formal dan berkelanjutan bagi peserta
didiknya. Sejalan dengan uraian tersebut, Winkel (1996) berpendapat bahwa
sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah
terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk
kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di kelas kegiatan itu
bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anak
yang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh perubahan itu dapat diusahakan
melalui usaha belajar. Dengan belajar yang terarah dan terpimpin, anak
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang
mengantarnya ke kedewasaan.
Pencapaian prestasi belajar oleh para siswa berkaitan dengan perilaku
mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar di sekolah. Perilaku para
siswa yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan yang merupakan perilaku
berpola. Harapan para pendidik adalah para siswa dapat belajar secara
terarah sehingga dapat membentuk kebiasaan positif dalam belajar demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
pencapaian prestasi belajar secara wajar, sehingga siswa memiliki kesiapan
memasuki dunia yang penuh persaingan ini.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Pak Henokh
(guru mata pelajaran fisika di SMA Kristen Setia) diketahui bahwa
berdasarkan hasil rapor, pihak sekolah melihat ada gejala penurunan prestasi
belajar para siswa kelas XI IPA dalam mata pelajaran fisika. Pak Henokh
menduga bahwa menurunnya prestasi belajar siswa ini disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah cara belajar siswa yang kurang tepat.
Atau dengan kata lain kebiasaan belajar siswa yang kurang baik.
Berdasarkan dugaan tersebut peneliti berusaha memperoleh informasi
mengenai kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
sekaligus ingin membuktikan apakah dugaan guru tersebut tepat mengenai
kebiasaan belajar siswa yang kurang baik ini berhubungan atau berkorelasi
dengan menurunnya prestasi belajar siswa. Dengan mengetahui informasi
keadaan kebiasaan belajar siswa, peneliti berharap pihak sekolah akan dapat
dengan cepat mengadakan perubahan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswanya.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka
penelitian ini dapat dirumuskan dalam judul: “Faktor-faktor Kebiasaan
Belajar Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran
Fisika”. Dan menurut penulis untuk menjawab permasalahan tersebut dapat
diketahui melalui studi korelasi antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
pada mata pelajaran fisika, yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yang
digunakan untuk menetapkan hubungan antara variabel-variabel. Studi
korelasi antara kebiasaan belajar siswa dan prestasi belajar fisika, akan
berguna sebagai masukan empirik untuk mendesain pengembangan
pengajaran bagi para siswa.
B. Rumusan Masalah.
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah ada korelasi antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran
2011/2012 dalam mata pelajaran fisika?
2. Faktor-faktor apa saja dalam kebiasaan belajar yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau
Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika?
C. Pembatasan Masalah.
Kebiasaan belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan
dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain
yang mempengaruhi antara lain motivasi, lingkungan, sarana dan prasarana,
dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti hanya akan
meneliti tentang kebiasaan belajar siswa, sehubungan dengan masih
rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
D. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA Kristen setia Putussibau Tahun Ajaran
2011/2012 dalam mata pelajaran fisika.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012
dalam mata pelajaran fisika.
E. Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi calon guru dan guru secara umumnya sebagai gambaran untuk
mereka tentang kondisi siswa berkaitan dengan kegiatan belajarnya,
sehingga baik bagi calon guru yang pada akhirnya akan terjun di dunia
pendidikan maupun bagi guru yang sudah berkiprah di dunia
pendidikan akan menyadari arti penting dari kegiatan belajar yang
positif bagi para siswanya. Kemudian dari jauh-jauh hari mereka
mampu mengupayakan penanggulangannya sehingga menghasilkan
prestasi yang memuaskan bagi anak didiknya.
2. Bagi kepala sekolah beserta staf pengajar SMA Kristen Setia
Putussibau sebagai masukan untuk mendesain pengembangan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
dan bimbingan akademik bagi siswa dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan di SMA Kristen Setia Putussibau.
F. Hipotesis Penelitian.
Sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu
mengenai ada tidaknya “Faktor-faktor Kebiasaan Belajar Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika”, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kebiasaan
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen
Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan
bantuan statistik dan dengan data-data yang terkumpul.
G. Variabel Penelitian Beserta Definisi Operasionalnya.
1. Kebiasaan belajar adalah tindakan/perilaku siswa dalam pelaksanaan
rutinitas sehari-hari yang sudah menjadi pola sehingga mempengaruhi
kegiatan belajar baik di rumah maupun kegiatan belajar di sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
dimiliki siswa seperti yang ditunjukkan oleh item-item dalam lembar
kuesioner.
2. Prestasi belajar adalah nilai yang diambil dari nilai mata pelajaran fisika
yang tercantum dalam hasil ujian tengah semester yang dimiliki siswa
tersebut pada saat duduk di kelas XI IPA. Jadi nilai ujian tengah
semester tersebut kemudian diambil rata-ratanya pada siswa kelas XI
IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari, dari bangun tidur sampai akan berangkat tidur
lagi orang melakukan banyak kegiatan. Biasanya setiap hari orang melakukan
kegiatan yang hampir sama. Oleh karena kegiatan-kegiatan itu dilakukan setiap
hari, lama-kelamaan menjadi kegiatan yang bersifat rutin. Disadari atau tidak
disadari akhirnya rutinitas itu menjadi kebiasaan bagi diri orang tersebut.
Hal di atas juga dialami oleh para siswa. Dari pagi hari sampai siang mereka
belajar di sekolah. Di rumah pada sore atau malam hari mereka belajar lagi untuk
menyiapkan pelajaran hari berikutnya atau menyelesaikan tugas-tugas pelajaran
siang harinya. Pada umumnya, para siswa tidak menyadari bahwa kegiatan belajar
yang dilakukannya setiap hari telah membentuk kebiasaan belajar di dalam
dirinya.
Tiap orang mempunyai kebiasaan belajarnya sendiri-sendiri. Ada yang biasa
belajar pada malam hari dan ada juga yang biasa belajar pada siang hari. Ada yang
suka mencoret-coret buku dengan pensil atau dengan tanda-tanda tertentu, tetapi
ada juga yang lebih suka membuat catatan-catatan kecil dari keseluruhan isi buku.
Memang kebiasaan belajar ini bersifat individual, tak bisa ditentukan sama rata
untuk setiap orang. Namun demikian kita tentu saja tidak boleh terlalu terikat pada
kebiasaan-kebiasaan tersebut, dan juga tidak boleh menganut kebiasaan belajar
yang tidak teratur, tidak menentu. Akan tetapi setiap kali kita harus berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
memperbaiki kebiasaan belajar yang baik, berencana, dan efisien (Hamalik, 1983:
114).
Kebiasaan belajar yang dimiliki oleh siswa dapat berupa kebiasaan belajar
yang positif atau negatif. Kebiasaan belajar yang positif tentunya akan membawa
siswa pada keberhasilan studinya dan sebaliknya kebiasaan belajar yang negatif
akan membawa siswa pada kegagalan studinya. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya, mereka diharapkan semakin menyadari dan memahami kebiasaan
belajarnya, kemudian bila ingin berhasil dalam studi, mereka haruslah
mengupayakan kebiasaan belajar yang positif untuk tumbuh dan terpelihara dalam
dirinya.
A. Definisi Belajar.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak menyadari kalau
sedang melakukan kegiatan. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis
dan jenjang pendidikan. Artinya berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
dari pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia sedang berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
Dalam mengkaji hakekat belajar Muhibbin (1995: 89) mengulas
pendapat Hintzman yang mengatakan bahwa “Learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism’s behavior”.
Selanjutnya Muhibbin (1995: 89) menegaskan bahwa hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
mengandung makna bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Muhibbin (1995: 90) juga mengulas pendapat dari Wittig untuk
mengkaji hakekat belajar yang didefinisikan sebagai: any relatively
permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a
result of experience. Yang berarti belajar ialah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme (manusia atau hewan) sebagai hasil pengalaman.
Selanjutnya Muhibbin (1995: 90-91) mengulas pendapat Biggs
tentang Teaching for Learning yang mendefinisikan belajar dalam tiga
macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan
rumusan kualitatif. Ketiga macam rumusan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rumusan kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi, dalam hal ini belajar dipandang dari sudut
berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
b. Rumusan institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang
menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses
mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk
skor.
c. Rumusan kualitatif (tinjauan mutu), belajar merupakan proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Berpedoman dari berbagai definisi belajar yang telah dikemukakan di
atas, maka secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
B. Hakikat Fisika.
Untuk memahami apa itu fisika, pada bagian ini penulis akan
menguraikan pengertian fisika dan pembelajaran fisika.
1. Pengertian Fisika.
Fisika adalah cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains).
Fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan peristiwa
alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan matematika serta dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003, mata pelajaran
fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif
dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan
matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap percaya diri (Depdiknas, 2003).
2. Pembelajaran Fisika.
Sesuai dengan hakekatnya, pembelajaran fisika meliputi tiga aspek
yakni (1) pengetahuan yang meliputi; pemahaman konsep, hukum, dan
teori serta penerapannya, (2) kemampuan melakukan proses meliputi;
pengukuran, melakukan percobaan, bernalar melalui diskusi di dalamnya,
(3) sikap keilmuan meliputi; berpikir kritis dan analitis, perhatian pada
masalah-masalah sains, dan penghargaan pada hal-hal yang bersikap
sains (Kartika Budi, 1998: 166). Tujuan pembelajaran IPA sebagai proses
untuk meningkatkan keterampilan berpikir anak sehingga anak tidak
hanya terampil dalam bidang psikomotorik dan sekedar ahli menghafal
saja. Berdasarkan aspek-aspek, tujuan pembelajaran fisika dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dari aspek pengetahuan, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa dapat memahami dan menerapkan ilmunya sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat pendidikannya, dari aspek kemampuan melakukan proses tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains, sedangkan dari aspek sikap tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan (Sarkim, 1998: 129-135).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
Adapun bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran fisika dalam
pelaksanaannya di sekolah, yaitu:
a. Belajar tatap muka.
Belajar tatap muka disekolah merupakan kegiatan belajar yang
dalam mempelajari bahan pelajarannya di dalam kelas siswa
dituntun langsung oleh guru.
b. Belajar terstruktur.
Belajar terstruktur merupakan kegiatan belajar dimana siswa
mempelajari bahan pelajarannya dengan menyelesaikan tugas-tugas
yang telah ditentukan oleh guru tanpa kehadiran guru. Tugas-tugas
yang diberikan guru tersebut biasanya disebut tugas rumah atau
pekerjaan rumah.
c. Belajar mandiri.
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar yang dilakukan sendiri
oleh siswa dengan cara mempelajari sendiri bahan-bahan pelajaran
yang termuat dalam program sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa
ditugaskan oleh guru. Kegiatan belajar mandiri ini dilaksanakan oleh
siswa dengan kesadarannya sendiri, tanpa paksaan dari orang lain.
Les mata pelajaran tertentu dilembaga pendidikan informal juga
merupakan kegiatan belajar mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
C. Kebiasaan Belajar.
Untuk memahami apa itu kebiasaan belajar, pada bagian ini penulis
akan mengulas pengertian kebiasaan belajar, faktor-faktor pembentuk
kebiasaan belajar dan bagaimana mengungkap kebiasaan belajar siswa.
1. Pengertian Kebiasaan Belajar.
Prestasi belajar siswa hanya dapat diperoleh kalau siswa melakukan
kegiatan belajar. Setiap hari siswa melakukan kegiatan belajar, baik di
sekolah, di rumah atau di tempat-tempat yang lain. Tanpa disadari
kegiatan belajar yang dilakukan setiap hari akhirnya menjadi suatu
kebiasaan bagi siswa yaitu kebiasaan belajar.
Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau bawaan
sejak lahir, melainkan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun
secara tidak sadar selama waktu-waktu yang lalu. Kebiasaan belajar
disini merupakan kebiasaan yang baik, yaitu kebiasaan belajar yang
berpedoman pada aturan-aturan yang baik (tepat).
Menurut Covey (1994: 35), kebiasaan adalah faktor yang kuat di
dalam diri kita. Karena konsisten dan sering merupakan pola yang tidak
disadari, maka kebiasaan terus-menerus, setiap hari, mengekspresikan
karakter kita dan menghasilkan keefektifan kita atau ketidak efektifan
kita. Lebih lanjut Covey menegaskan bahwa kebiasaan merupakan titik
pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Jadi, untuk
menjadikan suatu kegiatan menjadi suatu kebiasaan haruslah dilandasi
pengetahuan, keterampilan dan keinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Menurut Muhibbin (1995: 89), belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan hal diatas The Liang Gie (1994: 192) menekankan
bahwa kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditunjukan
secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di
sekolah. Lebih lanjut The Liang Gie menyatakan bahwa kebiasaan
belajar bukanlah faktor bawaan atau bakat ilmiah yang dimiliki siswa,
oleh sebab itu kebiasaan belajar dapat dimiliki siswa, maka setiap hari,
setiap saat siswa harus selalu berlatih melakukan kegiatan belajarnya
secara rutin.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, kebiasaan belajar dapat
diartikan sebagai tindakan/perilaku siswa dalam pelaksanaan kegiatan
untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu hal atau
penguasaan kecakapan dalam hal atau bidang tertentu dengan
menggunakan berbagai sarana atau sumber secara konsisten, terus-
menerus, setiap hari dengan dilandasi pengetahuan, keterampilan dan
keinginan.
2. Faktor-faktor Pembentuk Kebiasaan Belajar Siswa.
Ada beberapa faktor dari kebiasaan belajar siswa antara lain cara
belajar, motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana dan prasarana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti akan
mengambil salah satu faktor yaitu cara belajar siswa.
Intelegensi siswa sangat mempengaruhi cara belajar siswa karena
setiap siswa memiliki intelegensi yang berbeda-beda yang dapat
berpengaruh terhadap kemampuan siswa sesuai dengan intelegensi
mereka. Dalam mengkaji intelegensi siswa, Suparno (2004) mengulas
kesembilan intelegensi yang diutarakan oleh Gardner. Kesembilan
inteligensi itu adalah inteligensi linguistik (linguistic intelligence),
inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence),
inteligensi ruang (spatial intelligence), inteligensi kinestetik-badani
(bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musikal (musical
intelligence), inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence),
inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi
lingkungan/naturalis (naturalist intelligence), inteligensi eksistensial
(existential intelligence).
Inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan
dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam
dan dalam situasi yang nyata. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang
menonjol terkait dengan inteligensi ganda mereka masing-masing. Baik
disadari ataupun tidak hal ini sangat berpengaruh dengan cara belajar
siswa tersebut. Ada kemampuan siswa yang menonjol terkait dengan
mengerti urutan dan arti kata-kata, menjelaskan, mengajar, bercerita,
berdebat, humor, mengingat dan menghafal, analisis linguistik, menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
dan berbicara, main drama, berpuisi, berpidato serta mahir dalam
perbendaharaan kata, maka siswa tersebut dikatakan memiliki inteligensi
linguistik.
Kecenderungan siswa yang berpikir dengan menggunakan logika,
reasoning, pola sebab akibat serta berkemampuan menonjol terkait
klasifikasi dan ketegorisasi, abstraksi, simbolisasi, pemikiran induktif
dan deduktif, menghitung dan bermain angka, pemikiran ilmiah, problem
solving dan silogisme merupakan kemampuan siswa yang menonjol
dalam inteligensi matematis-logis.
Untuk siswa yang memiliki inteligensi ruang-visual mempunyai
kemampuan-kemampuan yang menonjol terkait mengenai relasi benda-
benda dalam ruang dengan tepat, punya persepsi yang tepat dari berbagai
sudut, representasi grafik, manipulasi gambar, menggambar, mudah
menemukan jalan dalam ruang, imajinasinya aktif, peka terhadap warna,
garis dan bentuk.
Ada juga siswa yang memiliki kemampuan menonjol yang terkait
pada main drama, main peran, mudah berekspresi dengan tubuh,
mengkaitkan pikiran dan tubuh, kemampuan mimik, aktif bergerak,
berolahraga, menari, kemampuan koordinasi dan fleksibilitas tubuh
tinggi, kemampuan tersebut biasanya dimiliki siswa yang memiliki
inteligensi kinestetik-badani. Sedangkan untuk inteligensi musikal
cenderung dimiliki oleh siswa yang peka terhadap suara dan musik,
mengerti struktur musik dengan baik, mudah menangkap musik, senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
mencipta melodi, peka dengan intonasi, ritmik, menyanyi, pentas musik,
senang mencipta musik, pemain alat musik.
Jika ada siswa yang mudah bekerja sama dengan teman, mudah
mengenal dan membedakan perasaan pribadi teman, menggunakan
komunikasi verbal dan non-verbal, peka terhadap teman dan empati serta
suka memberi feedback maka siswa ini mempunyai kemampuan yang
menonjol terkait inteligensi interpersonal. Sedangkan inteligensi
intrapersonal dimiliki oleh siswa yang dapat berkonsentrasi dengan baik,
kesadaran dan ekspresi perasaan-perasaan yang berbeda, pengenalan diri
yang dalam, keseimbangan diri, kesadaran akan realitas spiritual,
reflektif, suka kerja sendiri.
Ada tipe siswa yang senang pada alam misalnya mengenal flora
dan fauna, mengklasifikasi dan identifikasi tumbuh-tumbuhan dan
binatang, hidup menyatu dengan alam di luar rumah maka siswa tersebut
digolongkan siswa yang memiliki inteligensi lingkungan atau biasa
disebut inteligensi naturalis. Inteligensi yang kesembilan yaitu inteligensi
eksistensial, yaitu kemampuan siswa yang cenderung peka dan mampu
untuk menjawab persoalan eksistensi manusia, apa makna hidup ini,
mengapa kita lahir dan mati (Paul Suparno, 2004: 19-48).
Kesembilan inteligensi ini sangat mampengaruhi cara belajar siswa
karena setiap siswa mempunyai inteligensi yang berbeda-beda sehingga
berpengaruh dengan kemampuan yang menonjol terkait dengan
inteligensi ganda tiap-tiap siswa. Cara belajar adalah aktivitas-aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
belajar yang ditempuh oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar.
Aktivitas-aktivitas belajar yang biasa dilakukan adalah membaca,
mendengarkan, menulis dan mencatat, membuat ihktisar atau ringkasan,
menghafal, berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan,
menyusun karangan, latihan atau praktek, mempelajari ulang isi pelajaran
dikelas, bertanya, menggunakan perpustakaan dan menempuh ujian.
Aktivitas-aktivitas ini akan dijelaskan satu per satu di bawah ini:
1) Kebiasaan membaca.
The Liang Gie (1979: 85-86) mengulas buku Reading Skill
yang ditulis oleh William D. Baker yang mengungkapkan kira-kira
85% dari seluruh materi studinya meliputi membaca. Oleh karena itu
metode, kemahiran dan segi-segi lainnya yang berhubungan dengan
aktivitas membaca perlu sekali dipelajari oleh para siswa. Membaca
asal membaca saja tidaklah sukar jika seseorang sudah mengenal
huruf. Tapi membaca buku sehingga pembacaan mendapatkan
manfaat dari buku tersebut adalah suatu kecakapan yang harus
sungguh-sungguh diusahakan, terutama bagi para siswa yang harus
membaca buku-buku pelajaran yang tebal dan sulit, mereka harus
mempunyai kemampuan sebagai pembaca yang efisien. Setiap siswa
hendaknya berusaha agar menjadi pembaca yang efisien.
Ciri-ciri pembaca yang efisien ialah:
Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca.
Mengerti betul isi buku yang dibacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar atau pokok-
pokok dari apa yang dibacanya.
Dapat membaca dengan cepat.
Tampaknya ada hubungan yang pasti dan penting antara
kesanggupan membaca dan angka hasil ujian para siswa pada
sekolah-sekolah di Indonesia. Siswa yang sanggup (yang mau dan
mampu) secara efisien membaca buku-buku yang diwajibkan dan
dianjurkan biasanya memperoleh angka yang baik dan akhirnya
sukses dalam studinya.
Dengan membaca literatur wajib maka seorang siswa:
1) Telah menyiapkan diri dengan bahan-bahan pelajaran
seluruhnya sehingga kalau ditanya soal-soal ujian dari buku
dapat menghadapinya.
2) Dapat lebih mengerti bahan-bahan pelajaran.
3) Mempunyai pengetahuan yang lebih luas sehingga dapat
menyusun jawaban-jawaban ujian yang teratur.
Untuk menjadi seorang pembaca yang baik disamping
menguasai segenap metodenya, setiap siswa perlu pula
mengembangkan dan memiliki kebiasaan-kebiasaan membaca yang
baik. Kebiasaan-kebiasaan dapat timbul dari sikap mental yang tepat
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas pembaca.
Disiplin pribadi diperlukan pula untuk mengembangkan kebiasaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
kebiasaan baik itu sehingga kelak dapat terlaksana secara otomatis
tanpa banyak kesulitan.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang minimal perlu dipunyai oleh
setiap siswa ialah sebagai berikut:
a. Mengindahkan syarat-syarat kesehatan dalam membaca,
terutama untuk kesehatan mata.
b. Menyusun rencana dan mengatur penggunaan waktu untuk
membaca.
c. Menyiapkan dan menggunakan alat tulis sewaktu membaca
untuk keperluan membuat tanda-tanda dan catatan-catatan
mengenai apa yang dibaca.
d. Mengenal perpustakaan-perpustakaan yang ada berikut isinya
serta rajin mengunjungi perpustakaan untuk membaca pustaka-
pustaka yang tidak boleh dipinjam keluar.
e. Menelaah sesuatu buku-buku untuk setiap mata pelajaran secara
mendalam sehingga betul-betul memahami dan menguasai
isinya.
f. Memusatkan perhatian secara penuh sewaktu membaca.
g. Walaupun kebanyakan siswa merasa situasi tenang dan hening
akan memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar, namun
ada sebagian siswa yang senang menggunakan musik sebagai
alat bantu supaya mereka mampu belajar secara optimal. Hal
yang harus diperhatikan adalah tipe musik dan volume tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
berapa yang digunakan oleh siswa tersebut sehingga musik
tersebut dapat membantu proses belajar siswa secara efektif
bukannya malah mengganggu proses belajar.
The Liang Gie (1979: 86) juga mengulas buku How to use
Your Mind yang ditulis oleh Harry Dexter Kitson yang
mengemukakan ketentuan-ketentuan tentang reading hygiene
(kesehatan membaca) yang berikut:
Sewaktu membaca hendaknya siswa sesekali memejamkan
matanya atau melihat ke tempat yang jauh.
Cahaya penerangan hendaknya datang dari belakang.
Pada pagina buku tidak terdapat bayangan.
Buku dipegang oleh tangan dan tidak terletak mendatar di atas
permukaan meja.
Terhadap ketentuan-ketentuan di atas The Liang Gie (1979:
87) menambahkan beberapa hal sebagai berikut:
a) Siswa sedapat-dapatnya membaca dengan menggunakan cahaya
penerangan yang cukup, tidak terlampau gelap atau terlampau
terang yang menyilaukan mata (misalnya di bawah sinar
matahari).
b) Jarak mata dan buku kira-kira 25 – 30 cm.
c) Sedapat-dapatnya membaca pada meja belajar (misalnya tidak
sambil tiduran).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
d) Peliharalah kesehatan mata dengan sebaik-baiknya. Setiap gejala
gangguan terhadap mata hendaknya seketika diperhatikan
(misalnya dengan memeriksakan ke poliklinik).
e) Lamanya waktu membaca setiap kali 1 – 2 jam dan kemudian
beristirahat dulu 5 – 10 menit.
2) Kebiasaan mendengarkan.
Bahan pelajaran yang siswa pelajari kebanyakan datang
kepada mereka tidak melalui bacaan, tetapi diperoleh karena siswa
tersebut selalu mendengarkan penjelasan guru tentang bahan
pelajaran (Thomas. F. Staton, 1978: 235). Bila siswa telah memiliki
kebiasaan mendengarkan pada saat guru menerangkan pelajaran,
maka siswa akan lebih mudah mendengarkan orang lain yang
menyampaikan informasi yang baru, mendengarkan informasi-
informasi dari siaran televisi, radio yang ada kaitannya dengan suatu
bahan pelajaran.
3) Kebiasaan menulis dan mencatat.
Untuk mengkaji kebiasaan menulis dan mencatat The Liang
Gie (1979: 78) mengulas pendapat Claude C. Crawford yang
mengupas manfaat buku catatan kuliah di dalam bukunya The
Technique of Study : A Textbook for Use with Upper Secondary and
Lower Division College Students yang berisi: “pertama buku catatan
kuliah dengan lembaran-lembaran yang terlepas itu akan menghemat
kertas, karena setiap lembar kertas dapat dipakai, kalau memakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
buku tulis maka pada akhir tahun pelajaran tentu ada lembar-
lembaran yang tidak terpakai. Selanjutnya buku catatan tersebut
memungkinkan siswa menghimpun semua catatan pelajaran pada
satu tempat”.
Kegiatan mencatat bahan pelajaran yang dianggap penting
pada saat guru menjelaskan bahan pelajaran, sebab sangat berguna
bagi siswa untuk merekam informasi yang diperoleh dan
mempelajarinya kembali. Kegiatan mencatat bahan pelajaran dalam
buku catatan dengan rapi memberi semangat bagi siswa untuk
melakukan belajar dengan rutin dan teratur. Bahan pelajaran dari
buku-buku bacaan akan sangat membantu siswa menambah
informasi-informasi tentang bahan pelajaran yang bersangkutan.
Dengan menulis dan mencatat bahan pelajaran, dan dengan
mengulang kembali bahan pelajaran yang sudah diperolehnya
melalui kegiatan mendengarkan dan menatap pada saat mempelajari
bahan pelajaran, serta dengan mencatat tugas-tugas yang belum
selesai dalam buku kegiatan atau buku agenda, maka akan mudah
bagi siswa untuk mengatur rencana belajar. Dengan demikian suatu
rencana dapat diingat dan dilaksanakan dengan mudah bila dicatat.
4) Kebiasaan membuat ikhtisar atau ringkasan.
Penyusunan ikhtisar atau ringkasan dari bahan pelajaran yang
dipelajari akan membantu siswa dalam mengingat isi suatu bab atau
subbab tertentu dari suatu buku pelajaran atau akan membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
mencari kembali materi-materi yang telah lalu dalam buku-buku.
Kegiatan meringkas atau membuat ihktisar ini juga berguna bagi
siswa untuk membedakan hal-hal yang lebih penting daripada hal
yang kurang penting.
Untuk mengkaji kebiasaan membuat ikhtisar atau karangan
The Liang Gie (1979: 106) mengulas karangan yang ditulis oleh
Francis Bacon yang berjudul Of Studies yang mengatakan: Some
books are to be tasted, others to be swallowed, and some few to be
chewed and digested. Yang mengandung makna bahwa sebagian
buku hendaknya dicicipi, sebagian lain ditelan dan sebagian kecil
hendaknya dikunyah-kunyah dan dicerna.
Berdasarkan hal tersebut maka buku pelajaran harus dikunyah
dan dicerna. Usaha yang tepat untuk mengunyah dan mencerna
sesuatu buku ialah dengan membuat ringkasan. Suatu ringkasan yang
baik akan merupakan alat pembantu yang sangat berharga bagi setiap
siswa. Dengan jalan meringkas isi buku yang tebal akan
memudahkan siswa untuk menghafalnya.
Dalam membuat suatu ringkasan, seharusnya siswa berusaha
untuk mengambil intisari sesuatu uraian dari pokok pikiran,
kemudian intisari itu dituliskan dengan singkat dalam kata-katanya
sendiri serta pula dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran lainnya
yang juga telah diringkaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
Menggaris di bawah kalimat-kalimat penting dalam sesuatu
buku belumlah berarti membuat ringkasan, karena kalimat-kalimat
itu tidak diringkaskan, demikian pula isi sesuatu uraian pada bagian
yang satu dengan bagian yang lainnya belum disusun dan
dihubungkan menjadi suatu gambaran yang sangat jelas. Tetapi
usaha menggaris itu merupakan suatu persiapan yang sangat baik
untuk menyusun ringkasan. Dengan menggaris kalimat-kalimat yang
penting, siswa telah mengumpulkan bahan-bahan yang perlu untuk
membuat ringkasan itu.
Sebaiknya siswa barulah mulai membuat suatu ringkasan
setelah ia selesai mempelajari sesuatu uraian secara keseluruhan.
Biasanya yang terbaik ialah satu bab dari suatu buku. Dengan
mempunyai gambaran yang lengkap mengenai isi satu bab, ia akan
dapat menghubungkan pokok-pokok pikiran paragraf yang satu
dengan yang lainnya secara lebih sempurna (The Liang Gie, 1979:
107).
5) Kebiasaan menghafal.
Setelah catatan-catatan dan buku-buku pelajaran dibaca serta
diringkas, bahan-bahan tersebut lalu harus dihafal. Banyak siswa
ternyata tidak dapat menghafal dengan baik, yaitu usaha itu
memakan waktu terlampau banyak atau usaha itu harus
dilakukannya dengan jerih payah yang sangat besar, ataupun apa
yang telah dihafalnya dengan mudah terlupa lagi. Hal ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
karena mereka tidak memperhatikan beberapa hal tertentu. Untuk
dapat menghafal dengan baik The Liang Gie (1979: 123) mengulas
pendapat James L. Mursell yang menulis buku Using Your Mind
Effectively yang mengungkapkan bahwa ada 3 syarat yang harus
dipenuhi, yaitu tujuan, pengertian dan perhatian.
Sebelum seseorang siswa mulai menghafal, ia harus
mempunyai tujuan tertentu yang jelas. Dalam usaha belajar tujuan
terdekat yang ingin dicapai ialah maju ujian dan lulus. Tujuan jangka
panjang ialah menambah pengetahuan agar kelak sukses dalam
penghidupan. Dengan senantiasa memahami sepenuhnya tujuan itu,
seseorang siswa akan mempunyai keinginan secara sadar untuk
mengingat-ingat apa yang sedang dipelajarinya. Selanjutnya sebelum
aktivitas menghafal dilakukan, bahan-bahan pelajaran harus sudah
dimengerti. Akhirnya selama menghafal siswa harus benar-benar
mencurahkan perhatian dengan memperhatikan bahan pelajarannya.
Apabila seorang siswa ternyata mempergunakan banyak
tenaga, pikiran dan waktu untuk menghafal bahan pelajaran yang
sedikit saja, hal ini umumnya disebabkan karena ia belum mengerti
sungguh-sungguh bahan itu. Belajar titik beratnya terletak pada
mengerti apa yang dipelajari daripada menghafalnya. Tidak ada
gunanya seseorang siswa berusaha menghafal materi pelajaran kalau
ia tidak mengerti pelajaran itu. Sesuatu pengetahuan yang dipelajari
tanpa pengertian dengan mudah akan terlupa lagi. Oleh karena itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
setiap siswa dalam usaha belajarnya hendaknya selalu berusaha agar
ia mengerti betul-betul pelajaran itu sebelum ia memulai
menghafalnya. Kalau ia mengerti dengan sebaik-baiknya pelajaran
yang dihafalnya itu, pelajaran tersebut pasti tidak mudah terlupakan.
Jika suatu pelajaran telah dimengerti dengan baik, untuk
menghafalnya sangat mudah. Kadang-kadang cukup dengan
menguraikannya sekali saja kepada teman sambil menengok kepada
bukunya kalau ada hal-hal yang terlupa, pelajaran itu sudah dapat
teringat dalam pikiran.
Siswa yang belajar dengan mengerti materi yang ia pelajari,
akan menambah semangat dan daya belajarnya. Sering kali
seseorang siswa belajar sebentar, sudah merasa lelah. Hal ini
disebabkan karena ia tidak mengerti apa yang dipelajarinya itu.
Keletihan itu adalah kelelahan tidak sewajarnya yang ditimbulkan
oleh perasaan kesal atau jemu dalam jiwanya karena ia tidak
mengerti. Selaras dengan hal tersebut The Liang Gie (1979: 125)
mengulas pendapat Court dalam buku yang ditulisnya dengan judul
Belajar Sendiri (gubahan Suwirjadi) yang mengatakan bahwa
kelelahan itu tidak selalu disebabkan karena terlalu lama bekerja,
timbulnya kelelahan dalam usaha menuntut pengetahuan sering
disebabkan oleh pekerjaan yang tidak berubah.
Siswa yang menghafal materi pelajaran, yaitu membaca
dengan keras-keras, tetapi tanpa menaruh perhatian penuh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
apa yang dibaca itu, memang akhirnya dapat mengingat juga
pelajaran tersebut, tetapi hafalan itu dalam waktu yang sangat
singkat akan dilupakannya kembali. Hanya dengan menghafal
sambil memperhatikan betul-betul apa yang dipelajarinya itu,
barulah bahan yang bersangkutan dapat bertahan dalam ingatan
untuk waktu yang cukup lama.
Selain tujuan, pengertian dan perhatian, faktor-faktor lainnya
yang hendaknya diindahkan oleh para siswa yang menghafal
pelajaran ialah yang berhubungan dengan kemampuan otak manusia.
Ingatan seorang siswa mempunyai daya serap dan daya pateri
tertentu yang tak dapat secara paksa dilampaui. Otak manusia untuk
setiap jangka waktu hanya bisa menyerap sejumlah bahan pelajaran
tertentu. Tidak mungkin otak itu misalnya dalam waktu 1 hari harus
bisa menghafal bahan-bahan pelajaran yang telah dikumpulkan
selama berbulan-bulan. Oleh karena itu usaha menghafal itu jangan
dipadatkan setelah dekat ujian, melainkan jauh di muka setiap siswa
sudah membagi-bagi dan mengatur waktunya untuk keperluan
menghafal bahan-bahan pelajaran secara teratur dan dalam jatah-
jatah tertentu sesuai dengan kekuatan ingatannya.
6) Kebiasaan berpikir.
Siswa perlu melatih kemampuan berpikir dalam belajar.
Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-
tidaknya orang memahami tentang hubungan antar suatu bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
pelajaran (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 129). Dengan berpikir pula,
siswa dapat mempertimbangkan kebenaran-kebenaran dari suatu
materi yang disampaikan oleh guru kepadanya, sehingga ia tidak
hanya menerima materi yang diajarkan, tetapi juga mengerti maksud
dari materi itu.
7) Kebiasaan mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan.
Dalam mempelajari bahan pelajaran matematika, siswa
mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan. Pengamatan yang
dilakukan secara berulang-ulang akan membantu siswa semakin
memahami bahan pelajaran tersebut. Siswa yang memiliki
pemahaman terhadap bahan-bahan pelajaran tersebut akan mampu
mengikuti pelajaran selanjutnya (Ahmadi dan Supriyono, 1991:
128).
8) Kebiasaan menyusun karangan.
Kegiatan menyusun karangan akan membantu siswa agar
semakin terampil mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bentuk
tulisan yang dapat dipahami oleh orang lain. The Liang Gie (1994:
105) menjelaskan karangan yang baik berpangkal pada bahasa tulis
yang mengandung pengertian bahwa gagasan itu harus diatur secara
tertib, disusun secara rapi, diurutkan secara runtut dan disajikan
secara jelas. Di sekolah, guru akan membantu siswa agar dapat
menuliskan buah pikirannya ke dalam sebuah karangan secara baik
dan teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
9) Kebiasaan latihan atau praktek.
Salah satu kebiasaan siswa adalah belajar dengan cara
mengerjakan latihan soal, dengan mencoba mencoret-coret dalam
upaya untuk mengerjakan soal, siswa sudah mendapatkan
pengalaman belajar. Siswa yang melakukan latihan atau praktek
berarti siswa menerapkan bahan pelajaran baik dalam kaitan dengan
latihan penginderaan dan anggota tubuh (keterampilan) maupun
siswa menerapkan prinsip dalam penggunaan prosedur kerja dalam
pemecahan masalah (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 129).
10) Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran dikelas.
Siswa yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada
saat guru menjelaskan pelajaran, memahami bahan pelajaran dengan
baik. Bahan pelajaran yang dipahami dengan baik akan disimpan
dalam ingatan dengan baik pula. Pengulangan terhadap bahan
pelajaran membuat penyimpanan bahan pelajaran dengan baik dalam
ingatan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama, sehingga pada
waktu dibutuhkan informasi tersebut dengan mudah dimunculkan
kembali (Maddox, 1983: 81-84).
11) Kebiasaan bertanya.
Janganlah merasa segan atau malu bertanya. Jika kita belum
memahami materi suatu pelajaran bertanya tidak menunjukan bahwa
siswa tersebut bodoh, melainkan menandakan bahwa siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
menaruh perhatian terhadap pelajarannya dan memiliki hasrat untuk
maju (The Liang Gie, 1979: 125).
12) Kebiasaan menggunakan perpustakaan.
Tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa membaca.
Gudang bacaan ialah perpustakaan. Setiap siswa harus mengunjungi
perpustakaan di sekolahnya untuk mampu membantu usaha belajar,
namun perpustakaan hanya dapat memberikan manfaat kepada
seorang siswa kalau siswa sungguh-sungguh memanfaatkan buku
yang tersedia (The Liang Gie, 1995: 48).
13) Kebiasaan menempuh ujian.
Babak yang terakhir dari usaha para siswa di sekolah ialah
menempuh ujian secara tertulis ataupun lisan. Tes atau ujian tersebut
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh siswa menguasai ilmu
yang telah dipelajarinya.
Setiap ujian biasanya hanya mungkin dilalui dengan berhasil
oleh siswa apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu landasan utama dan kegiatan pokok untuk maju ujian
adalah belajar dengan sebaik-baiknya. Para siswa harus menyiapkan
diri dengan belajar secara teratur, penuh disiplin dan konsentrasi
pada masa yang cukup jauh sebelumnya ujian dimulai. Belajar
secara mati-matian setelah menjelang ujian umumnya tidak akan
banyak menolong siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
Apabila setiap siswa sejak awal tahun ajaran telah belajar
secara tertib, mengatur waktu belajar, mengikuti pelajaran, membaca
buku, membuat ringkasan dan menghafal pelajarannya, maka
sesungguhnya ia sudah cukup siap siaga untuk menempuh ujian.
Waktu-waktu yang terakhir menjelang bulan ujian tinggallah
dipergunakan untuk memperdalam pengetahuannya dan mengulangi
menghafal bahan pelajarannya (The Liang Gie, 1979: 144).
D. Prestasi Belajar.
Setiap orang dalam melakukan tindakannya selalu diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Segala usaha dilakukan orang untuk sampai pada
tujuan yang diinginkannya. Untuk mengetahui apakah usahanya telah
berhasil mencapai tujuan, orang perlu mengadakan penilaian. Demikian pula
dalam proses belajar di sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana para siswa
telah berhasil menguasai bahan pelajaran selama batas waktu yang
ditentukan (satu semester, atau satu tahun) perlu dilakukan penilaian.
Penilaian ini sangat penting untuk menentukan prestasi belajar yang telah
dicapai/diperoleh siswa.
1. Pengertian Prestasi Belajar.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dalam
mata pelajaran tertentu, berupa pengetahuan, pemahaman, sikap dan
keterampilan yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu. Menurut Winkel (1984) prestasi belajar ini
dapat berupa hasil yang baru dan bisa juga merupakan penyempurnaan
atau pengembangan dari suatu kemampuan yang telah dimiliki. Jadi,
dapat dikatakan prestasi belajar merupakan penilaian yang berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui proses belajar, yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dan hasil
belajar berupa kemampuan-kemampuan kinerja (performance dan
perilaku-perilaku) yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya, setelah ia berinteraksi dengan guru di sekolah (Sudjana,
1990).
2. Fungsi Prestasi Belajar.
Penentuan prestasi belajar yang telah dicapai oleh para siswa
memberikan manfaat yang besar, baik bagi siswa, guru maupun pihak
sekolah (administrasi sekolah).
a. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Siswa.
Penentuan prestasi belajar siswa pada dasarnya adalah
penilaian kegiatan belajar siswa yang memberikan informasi pada
siswa sampai dimanakah siswa sudah berhasil menguasai bahan
pelajaran dan pada bagian mana siswa itu gagal. Hal ini berarti siswa
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam belajar. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahannya, siswa dalam bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
guru akan menentukan langkah-langkah tertentu demi kemajuan
prestasinya.
b. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Guru.
Seperti manfaat yang diperoleh siswa, para guru juga
mendapat manfaat dari kegiatan penentuan prestasi belajar siswa.
Guru dapat mengetahui seberapa jauh ia telah berhasil dan dalam hal
apa ia gagal pada waktu mengajar. Hal ini akan menjadi dasar bagi
guru untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mengajar.
Sumadi (1983) menyatakan bahwa hasil penentuan prestasi yang
berupa nilai dapat digunakan oleh guru untuk:
1) Membantu guru dalam menilai readiness (keadaan siap) anak
terhadap suatu mata pelajaran tertentu.
2) Mengetahui status anak dalam kelas.
3) Membantu guru dalam menentukan tempat murid dalam suatu
kelompok pelajaran tertentu di dalam kelasnya, berdasarkan
pada kesamaan kemampuan dalam kecakapan tertentu.
4) Membantu guru di dalam usaha memperbaiki metode belajar
dan mengajarnya.
5) Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau
pengajaran binaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
c. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Siswa Bagi Pihak Sekolah.
Bagi pihak sekolah, khususnya dalam hal administrasi sekolah,
penentuan prestasi belajar siswa membantu pihak sekolah dalam
menyusun rapor siswa. Pihak sekolah mendapat manfaat:
1) Berupa data sehingga dapat menentukan status anak didik di
dalam kelasnya, misalnya apakah siswa itu naik kelas atau
tidak, lulus ujian atau tidak.
2) Memperoleh ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang
dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan.
3) Merupakan inti laporan tentang kemajuan siswa-siswi kepada
orang tua atau pejabat yang berwenang, guru-guru dan juga
siswa-siswi sendiri.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
Prestasi belajar tidaklah begitu saja dapat diperoleh oleh siswa
dengan mudah. Siswa harus berjuang dan berusaha keras untuk
memperoleh prestasi belajar sesuai yang ditargetkan. Meskipun sudah
berjuang dan berusaha keras, belum tentu siswa memperoleh prestasi
belajar seperti yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses
pencapaian prestasi belajar banyak hal yang ikut berpengaruh. Ahmadi
dan Supriyono (1991: 130) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perolehan prestasi belajar antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
a. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri,
meliputi:
1) Faktor jasmani (faktor fisiologis).
Faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan
keadaan jasmani/fisik siswa, baik itu yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dari pengalaman. Faktor jasmani ini,
misalnya keadaan penglihatan, pendengaran, struktur tubuh
siswa, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis.
Faktor psikologis yang mempengaruhi perolehan prestasi
belajar siswa ini meliputi faktor psikologis yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dari pengalaman hidupnya. Faktor
psikologis ini adalah:
a) Faktor intelektual, yang meliputi faktor potensial yaitu
kecerdasan, bakat, dan faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi
yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektual yang terdiri dari unsur kepribadian
tertentu seperti, sikap siswa terhadap belajar, kebiasaan
belajar siswa, minat belajar siswa, kebutuhan siswa untuk
belajar, motivasi dan emosi yang menyertai siswa dalam
belajar, dan penyesuaian diri siswa selama belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa, antara
lain:
1) Faktor lingkungan sosial di mana siswa tinggal, yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan
kelompok teman sebaya.
2) Faktor budaya yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa seperti:
adat-istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, misalnya iklim, fasilitas belajar di rumah,
fasilitas hidup di rumah.
4) Faktor lingkungan spiritual/keagamaan dan faktor keamanan.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Selanjutnya
faktor-faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga
menghasilkan prestasi belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar di
atas tidak akan penulis uraikan semuanya. Dalam penulisan skripsi ini
penulis hanya akan memusatkan kajian pada satu faktor saja, yaitu faktor
non-intelektual, khususnya faktor kebiasaan belajar siswa. Hal ini
dimaksudkan supaya ada kesesuaian antara pembahasan di bagian bab ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu penelitian tentang
hubungan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa.
E. Hubungan Kebiasaan Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa.
Keberhasilan siswa dalam studi dinyatakan dengan kemampuannya
dalam mencapai prestasi belajar. Penulis telah menguraikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Tetapi, faktor manakah yang besar
pengaruhnya dalam pencapaian prestasi belajar belum dapat dipastikan.
Pada umumnya, orang beranggapan prestasi belajar lebih banyak
ditentukan oleh faktor intelegensi/kecerdasan yang dimiliki siswa. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Henry Clay Lindgren (dalam The Liang Gie,
1995: 194) terhadap sejumlah mahasiswa sukses di San Fransisco State
College menunjukkan:
Kebiasaan-kebiasaan studi yang baik (good study habits) - 33 %
Minat (interest) - 25 %
Kecerdasan (intellegence) - 15 %
Pengaruh keluarga (family influence) - 5 %
Lain-lain (other) - 22%
Memang kecerdasan yang tinggi memiliki pengaruh yang besar pada
pencapaian prestasi belajar, namun tentu saja harus didukung dengan
kebiasaan belajar yang baik dan minat belajar yang tinggi juga. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Henry Clay Lindgren dapat dikatakan bahwa
kebiasaan belajar yang baik berpengaruh terhadap kesuksesan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
Semakin baik kebiasaan belajar siswa, semakin baik pula prestasi
belajarnya. Berarti semakin sukseslah studi siswa tersebut. Hal ini juga yang
ingin penulis buktikan melalui penelitian ini yaitu apakah kebiasaan belajar
siswa kelas XI IPA di SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Pelajaran
2011/2012 berpengaruh positif terhadap keberhasilan studinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, subyek penelitian, waktu
dan tempat penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, validitas
instrumen, dan metode analisis data.
A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai kebiasaan-
kebiasaan siswa dalam proses belajar fisika. Jenis penelitian yang akan
digunakan adalah penelitian korelasi yaitu korelasi antara kebiasaan belajar
siswa dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran fisika.
Penelitian kuantitatif deskriptif ini digunakan karena penulis bermaksud
memperoleh informasi tentang kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Subyek Penelitian.
Dalam penelitian ini subyek penelitian di ambil seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri dari
satu kelas dengan jumlah total 36 siswa.
Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan subyek ini
adalah karena siswa kelas XI dianggap telah memiliki pengalaman belajar
fisika SMA selama dua semester saat duduk di kelas X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
C. Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester I, yaitu pada
akhir oktober 2011. Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SMA
Kristen Setia Jl. Pierre Tendean Komplek Kodim Putussibau, Kalimantan
Barat.
D. Metode Penelitian.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
deskriptif. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yaitu
penelitian korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kenyataan yang
telah terjadi sebagaimana adanya, tanpa ada manipulasi perlakuan atas
subyek. Fokus yang menjadi penelitian ini adalah pengukuran terhadap
hubungan antara dua fenomena. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah memberikan kuesioner kepada para siswa kelas
XI IPA. Pengisian angket atau kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui
kebiasaan-kebiasaan belajar siswa di sekolah maupun di rumah.
Tahap yang kedua adalah melakukan dokumentasi yaitu dengan
merekam kembali data nilai fisika dari dokumentasi yang ada di SMA Kristen
Setia Putussibau. Peneliti mengambil nilai ujian tengah semester karena nilai
tersebut masih murni tanpa penambahan dari faktor penilaian lainnya. Nilai
ujian tengah semester diambil untuk menentukan tingkat prestasi belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
E. Instrumen Penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis instrumen, yaitu:
1. Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Fisika.
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai
kebiasaan-kebiasaan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika,
baik itu kegiatan di sekolah maupun di rumah. Kuesioner ini berisi
pernyataan-pernyataan yang menggambarkan kebiasaan belajar siswa
yang terdiri dari 37 item pernyataan. Pembuatan pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner tersebut berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti
sehingga nampaklah pada kebiasaan belajar siswa. Kuesioner kebiasaan
belajar ini merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam bab II
(lampiran 3). Secara detail digambarkan dalam tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPA
SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012
Aspek Positif
(Nomor Item) Negatif
(Nomor Item) Faktor-Faktor Pembentuk Kebiasaan Belajar Siswa
a. Cara Belajar di sekolah
1. Kebiasaan mendengarkan 6 7
2. Kebiasaan menulis dan mencatat 8 9 dan 10
3. Kebiasaan berfikir 29 dan 30
4. Kebiasaan mengamati tabel-
tabel, diagram, dan bagan-bagan
16
5. Kebiasaan menyusun karangan 17 dan 18 19
6. Kebiasaan bertanya 25 23 dan 24
7. Kebiasaan menempuh ujian 33, 35, 36 dan 37 34
b. Cara Belajar di rumah
1. Kebiasaan membaca 1 dan 2 3, 4, dan 5
2. Kebiasaan membuat ikhtisar
atau ringkasan
11, 12 dan 13
3. Kebiasaan menghafal 14 15
4. Kebiasaan latihan atau praktek 20
5. Kebiasaan mempelajari ulang isi
pelajaran di kelas
21 dan 22
6. Kebiasaan menggunakan
perpustakaan
28 26 dan 27
7. Kebiasaan menempuh ujian 31 dan 32
2. Dokumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika.
Data prestasi belajar mata pelajaran fisika diperoleh dengan teknik
dokumentasi yaitu dengan merekam kembali data nilai mata pelajaran
fisika dari dokumentasi nilai ujian tengah semester yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
Penulis mengambil nilai ujian tengah semester mata pelajaran fisika
untuk menentukan tingkat prestasi belajar fisika pada siswa, hal ini
karena penulis ingin melihat keterkaitan antara prestasi belajar fisika
dengan kebiasaan belajar siswa. Disebut kebiasaan jika hal tersebut
dilakukan berulang-ulang dan sudah menjadi rutinitas, jadi nilai mata
pelajaran fisika dari hasil ujian tengah semester yang diambil
menggunakan nilai pada semester yang sedang di tempuh siswa.
F. Validitas Instrumen.
Validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh
mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas
menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat
peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai
dengan tujuan penelitian (Paul Suparno, 2007: 68). Pada penelitian ini
instrumen penelitian (kuesioner) sudah diujicobakan dengan menghasilkan
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,722 (lampiran 4).
G. Metode Analisis Data.
1. Data Hasil Kuesioner Kebiasaan Belajar.
Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan kedalam
kategori jawaban dari pernyataan yang positif dan kategori jawaban dari
pernyataan yang negatif. Masing-masing kategori jawaban tersebut diberi
skor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
Jawaban yang diberikan dari pernyataan yang positif dianalisis
dengan skor sebagai berikut:
Skor 4 untuk jawaban selalu (rutin)
Skor 3 untuk jawaban sering (tidak rutin)
Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang
Skor 1 untuk jawaban tidak pernah
Jawaban yang diberikan dari pernyataan yang negatif dianalisis
dengan skor sebagai berikut:
Skor 4 untuk jawaban tidak pernah
Skor 3 untuk jawaban kadang-kadang
Skor 2 untuk jawaban sering (tidak rutin)
Skor 1 untuk jawaban selalu (rutin)
Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner tersebut dijumlahkan.
Dari hasil penjumlahan skor tersebut kemudian jumlah skor itu dibagi
dengan jumlah skor maksimum dari kuesioner dan dikalikan dengan
100%. Dari hasil perhitungan itu diperoleh skor keseluruhan kuesioner
kebiasaan belajar siswa dalam bentuk persentase.
Berdasarkan hasil perhitungan skor keseluruhan kuesioner
kebiasaan belajar siswa, kemudian peneliti akan menginterpretasikan
rerata dari skor keseluruhan kuesioner kebiasaan belajar siswa dalam
skala tingkat yang dibagi dalam interval yang sama kemudian
dikriteriakan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
Interval persentase 0 – 25 berarti siswa memiliki kebiasaan
belajar yang buruk.
Interval persentase 26 – 50 berarti siswa memiliki kebiasaan
belajar yang kurang baik.
Interval persentase 51 – 75 berarti siswa memiliki kebiasaan
belajar yang baik.
Interval persentase 76 – 100 berarti siswa memiliki kebiasaan
belajar yang sangat baik.
2. Data Dokumen Prestasi Belajar Fisika.
Prestasi belajar mata pelajaran fisika siswa kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau tahun ajaran 2011/2012, direkam dari nilai ujian
tengah semester. Nilai ujian tengah semester siswa tersebut diperoleh
dari guru fisika untuk mengetahui tingkat prestasi belajar mata pelajaran
fisika. Penulis hanya mengambil nilai siswa pada mata pelajaran fisika
yaitu ketika siswa masih duduk di kelas XI tengah semester I (lampiran
5).
3. Perhitungan Statistik.
Dalam penelitian ini perhitungan statistiknya dihitung
menggunakan teknik regresi linier berganda yang ada dalam program
SPSS Statistics 17.0 for windows. Dari hasil perhitungan SPSS tersebut
dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda dengan memasukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan SPSS ke persamaan : Y = a +
b1X1 + b2X2. Dimana X1 = Variabel 1/variabel belajar di sekolah; X2 =
Variabel 2/variabel belajar di rumah; Y = Nilai/prestasi; a = Konstanta;
b1 = Koefisien regresi untuk variabel belajar di sekolah; dan b2 =
Koefisien regresi untuk variabel belajar di rumah (Santoso, 2009: 83).
Santoso (2009: 85-86) menjelaskan untuk pengujian hipotesis
digunakan Uji T dan didukung dengan nilai Koefisien Determinasi (R2)
a) Untuk Uji T digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0: b1 = 0, b2 = 0 dan Ha: b1 ≠ 0, b2 ≠ 0
b) Untuk mendukung pengujian diatas, disini juga digunakan uji
Koefisien Determinasi (R2).
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan ketiga alat uji tersebut
maka dapat diketahui tingkat signifikansi dari kegiatan belajar fisika
dengan hasil belajar siswa dinyatakan dengan cara membandingkan nilai
T hasil perhitungan dengan nilai T dalam tabel distribusi T dengan
kriteria pengujian yaitu apabila -T tabel ≤ T hitung ≤ +T tabel maka H0
diterima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk nilai R2 dapat langsung dibaca
tanpa perlu membandingkannya.
Jika dari perbandingan tersebut nilai T dari hasil perhitungan
memenuhi hipotesis yang sudah disepakati maka koefisien regression
yang ditemukan adalah signifikan (berhubungan). Berarti ada pengaruh
dari faktor-faktor kebiasaan belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau terhadap prestasi belajar fisikanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan data penelitian variabel kebiasaan belajar dan variabel
prestasi belajar dalam mata pelajaran fisika yang berupa nilai ujian tengah
semester untuk mata pelajaran fisika pada waktu siswa masih menempuh semester
I, serta data studi korelasi antara kedua variabel tersebut. Kemudian bab ini akan
diakhiri dengan pembahasan hasil penelitian.
A. Sajian Data Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar.
Dari hasil kuesioner dan dokumen prestasi belajar fisika didapatkan
hasil sebaran responden yaitu sebanyak 35 siswa dinyatakan memenuhi
syarat/mengisi kuesioner dari jumlah keseluruhan sebanyak 36 siswa.
1. Kebiasaan Belajar.
Kebiasaan belajar diukur dengan instrumen berupa kuesioner
kebiasaan belajar siswa. Melalui kuesioner penulis melakukan pengukuran
kebiasaan belajar siswa dengan jalan menjumlahkan skor jawaban tiap
item, sehingga diperoleh data yang berupa skor dalam persen. Selanjutnya
dilakukan pentabulasian data untuk keperluan penganalisaan. Secara
lengkap dari hasil pentabulasian disajikan dalam lampiran 6. Sedangkan
yang akan penulis tampilkan disini adalah hasil dari analisis rerata variabel
kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
Tabel 2. Analisis Rerata Persentase Kebiasaan Belajar Siswa kelas XI
IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam
Mata Pelajaran Fisika
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
belajar di sekolah 35 63.16 90.79 80.22*) 7.09*)
belajar di rumah 35 50.00 84.72 71.23*) 8.55*)
Valid N (listwise)
35
*) angka dibulatkan menjadi 2 angka dibelakang koma
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rerata persentase dari masing-
masing variabel kebiasaan belajar yaitu sebesar 80,22 ± 7,09 untuk
variabel kebiasaan belajar di sekolah dengan persentase minimum sampai
maksimum sebesar 63,16 sampai dengan 90,79. Serta 71,23 ± 8,55 untuk
variabel kebiasaan belajar di rumah dengan persentase minimum sampai
maksimum sebesar 50,00 sampai dengan 84,72. Dari data tersebut dapat di
simpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
di sekolah memiliki persentase yang cenderung sangat baik sedangkan
untuk kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia di rumah
memiliki persentase yang cenderung baik.
2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika.
Data prestasi belajar siswa yang berupa nilai tengah semester dalam
mata pelajaran fisika yang berhasil penulis rekam masih dalam bentuk
mentah. Disini penulis mengalikan data mentah dengan 10. Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
dimaksudkan agar memudahkan penulis dalam penganalisisan data. Secara
lengkap dari hasil rekam nilai disajikan dalam lampiran 6. Sedangkan yang
akan penulis tampilkan disini adalah hasil dari analisis rerata nilai tengah
semester (prestasi belajar) siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia.
Tabel 3. Analisis Rerata Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPA SMA
Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata
Pelajaran Fisika
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
prestasi 35 50.00 70.00 64.08*) 5.54*)
Valid N (listwise)
35
*) angka dibulatkan menjadi 2 angka dibelakang koma
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rerata prestasi belajar siswa yaitu
sebesar 64,08 ± 5,54 dengan nilai minimum sampai maksimum sebesar
50,00 sampai dengan 70,00. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa
prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia memiliki rerata
prestasi dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 70.
B. Hasil Analisis Korelasi Serta Analisis Regresi Kebiasaan Belajar dan
Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Fisika.
Analisis yang di gunakan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan
belajar dan prestasi belajar mata pelajaran fisika menggunakan teknik korelasi
dan regresi yang ada dalam program SPSS. Perhitungan koefisien korelasi
dan koefisien regresi dengan SPSS menggunakan skor kebiasaan belajar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
hasil kuesioner sebagai data independen (variabel bebas) dan perolehan nilai
pada tengah semester sebagai prestasi belajar pada mata pelajaran fisika
sebagai data dependen (variabel terikat). Hasil pengolahan data dengan
program SPSS tercantum pada lampiran 7. Secara ringkas digambarkan
dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4. Analisis Korelasi Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012
Dalam Mata Pelajaran Fisika
Prestasi
belajar di sekolah
belajar di rumah
Pearson Correlation
Prestasi 1.000 .272 .344
belajar di sekolah .272 1.000 .317
belajar di rumah .344 .317 1.000
Sig. (1-tailed) Prestasi . .057 .021
belajar di sekolah .057 . .032
belajar di rumah .021 .032 .
N Prestasi 35 35 35
belajar di sekolah 35 35 35
belajar di rumah 35 35 35
Berdasarkan hasil analisis korelasi di atas, diperoleh koefisien korelasi
untuk masing-masing variabel yaitu sebesar 0,272 untuk belajar di sekolah
dengan nilai signifikansi sebesar 0,057 serta sebesar 0,344 untuk belajar di
rumah dengan nilai signifikansi sebesar 0,021. Dari analisis tersebut dapat
dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan belajar di
sekolah serta di rumah terhadap prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
Tabel 5. Analisis Regresi dan Koefisien Determinasi (R2) Kebiasaan
Belajar dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 39.498 11.218 3.521 .001
belajar di sekolah .142 .134 .181 1.054 .300
belajar di rumah .186 .111 .287 1.666 .105 a. Dependent Variable: prestasi
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .385a .148 .095 5.26918 a. Predictors: (Constant), belajar di rumah, belajar di sekolah b. Dependent Variable: prestasi
Berdasarkan analisis regresi di atas, dapat diperoleh koefisien regresi
untuk masing-masing variabel yaitu sebesar 0,142 untuk belajar di sekolah
(B1) dan sebesar 0,186 untuk belajar di rumah (B2) dengan nilai konstanta (a)
sebesar 39,498. Dari nilai a, B1, dan B2 dapat dibuat persamaan regresi
sebagai berikut: Y = 39,498 + 0,142X1 + 0,186X2. Dari persamaan regresi
dapat dikatakan bahwa kedua variabel kebiasaan belajar baik itu kebiasaan
belajar di rumah maupun kebiasaan belajar di sekolah memiliki kontribusi
positif terhadap prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
C. Deskripsi Hasil Korelasi dan Hasil Regresi Variabel Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat hubungan
yang positif antara variabel kebiasaan belajar dengan prestasi siswa yang
ditunjukkan dengan koefisien korelasi untuk masing-masing variabel yaitu
sebesar 0,272 untuk belajar di sekolah dengan nilai signifikansi sebesar 0,057
serta sebesar 0,344 untuk belajar di rumah dengan nilai signifikansi sebesar
0,021 (lihat tabel 4). Dari koefisien korelasi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kedua variabel kebiasaan belajar siswa baik dirumah maupun di
sekolah ternyata mempunyai hubungan yang positif terhadap pretasi belajar
siswa. Walaupun kedua variabel kebiasaan belajar siswa ini memiliki
hubungan yang positif, tetapi yang memiliki kontribusi sedikit banyak hanya
variabel kebiasaan belajar di rumah dengan nilai signifikansi sebesar 0,021
karena angka signifikansi dari hasil penelitian < 0,05. Berdasarkan hasil ini
peneliti menyimpulkan bahwa kebiasaan belajar di rumah untuk siswa kelas
XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau secara signifikan memiliki kontribusi
lebih banyak dibandingkan kebiasaan belajar di sekolah terhadap prestasi
belajar siswa. Berdasarkan hal ini peneliti menduga ada masalah dalam
belajar di sekolah yang mengakibatkan kurangnya kontribusi variabel
kebiasaan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Dan untuk
melihat masalah-masalah dalam kebiasaan belajar di sekolah tersebut peneliti
menganalisis kuesioner kebiasaan belajar lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
Selaras dengan hasil dari koefisien korelasi diatas, koefisien regresi
untuk masing-masing variabel diperoleh hasil sebesar 0,142 untuk variabel
kebiasaan belajar di sekolah dan 0,186 untuk variabel kebiasaan belajar di
rumah. Dari koefisien regresi ini dapat digambarkan bahwa walaupun
kebiasaan belajar di rumah memiliki nilai koefisien regresi yang lebih besar
dibandingkan dengan kebiasaan belajar di sekolah, tetapi variabel-variabel
kebiasaan belajar baik di rumah maupun di sekolah mempunyai pengaruh
positif terhadap prestasi belajar siswa, artinya hal ini mendukung teori yang
diungkapkan oleh Henry Clay Lindgren (dalam The Liang Gie, 1995: 194)
bahwa dengan semakin baik kebiasaan belajar maka prestasi dapat
meningkat.
Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis yang terdapat dalam tabel 5,
hubungan yang positif tersebut belum tentu dapat menjadi faktor penentu
prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian hipotesis yang
ternyata tidak berpengaruh secara signifikan. Dari analisis data regresi,
diperoleh nilai T hitung dari masing-masing variabel kebiasaan belajar yaitu
belajar di sekolah sebesar 1,054 dan belajar di rumah sebesar 1,666. Apabila
dibandingkan dengan nilai T dalam tabel (nilai T tabel untuk df : 30 dan α =
0,05 adalah 2,042) maka hasil yang diperoleh T hitung dari masing-masing
kebiasaan belajar lebih kecil daripada nilai T dalam tabel, karena nilai T
hitung kedua variabel memenuhi kriteria pengujian yaitu -T tabel ≤ T hitung
≤ +T tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Yang artinya, tidak ada
pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kebiasaan belajar terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun
Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika. Maka dapat disimpulkan
variabel kebiasaan belajar di rumah dan variabel kebiasaan belajar di sekolah
bukan menjadi faktor penentu yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa
kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau. Untuk melihat seberapa besar
sumbangan dari variabel kebiasaan belajar ditunjukkan oleh nilai dari
koefisien determinasi (R2) yang mempunyai harga sebesar 0,148, ini berarti
sumbangan variabel independen (kebiasaan belajar di rumah dan kebiasaan
belajar di sekolah) terhadap naik turunnya atau variasi variabel dependen
(prestasi) adalah sebesar 14,8% dan sisanya sebesar 85,2% merupakan
sumbangan dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model yang
diajukan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk melihat
kontribusi dari tiap variabel kebiasaan belajar yang dikategorikan sebagai
kebiasaan belajar yang cenderung baik dan cenderung kurang. Berdasarkan
hasil kuesioner diperoleh rerata skor sebesar 3,21 ± 0,401 untuk kebiasaan
belajar di sekolah serta rerata skor sebesar 2,85 ± 0,384 untuk kebiasaan
belajar di rumah. Untuk variabel kebiasaan belajar di rumah, siswa cenderung
mempunyai kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang
cenderung kurang. Untuk kebiasaan yang cenderung baik itu seperti cara
membaca yang benar, membuat ringkasan, belajar tidak hanya menjelang
ujian, membuat catatan (tidak memfotocopy catatan teman) dan rajin latihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
soal. Berikut lima pernyataan dari kebiasaan belajar di rumah yang cenderung
baik yang memiliki rerata tertinggi.
Tabel 6. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung
Baik
No. Penyataan Rerata ±
Standar Deviasi
1. Saya tidak membaca buku pelajaran sambil
tiduran.
3,63 ± 0,490
2. Saya memberi garis bawah pada bagian-bagian
yang penting dari buku pelajaran yang saya baca.
3,37 ± 0,877
3. Saya belajar tidak hanya menjelang ujian. 3,34 ± 0,906
4. Saya membuat catatan, tidak meminjam dan tidak
memfotocopy catatan milik teman menjelang hari-
hari ulangan.
3,29 ± 1,045
5. Saya mencoba mengerjakan soal-soal latihan yang
ada dalam buku.
3,06 ± 0,873
Kebiasaan siswa tidak membaca sambil tiduran ialah kebiasaan
membaca yang baik dari siswa. Kebiasaan membaca ini harus tetap
dipertahankan karena ini berkaitan dengan kesehatan membaca yang
dikemukakan oleh Harry Dexter Kitson (dalam The Liang Gie, 1979: 86-87).
Membaca tidak sambil tiduran adalah salah satu ketentuan dalam kebiasaan
membaca yang baik. Kebiasaan membaca yang baik ini diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
memberikan dampak terhadap prestasi siswa di sekolahnya. Sebab menurut
The Liang Gie (1979: 85), siswa yang sanggup (yang mau dan mampu) secara
efisien membaca buku-buku yang diwajibkan dan dianjurkan biasanya
memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam studinya.
Kebiasaan belajar lain yang cenderung baik dari siswa ialah kebiasaan
membuat ringkasan dan membuat catatan. Kebiasaan membuat catatan sangat
penting dikarenakan dengan menulis dan mencatat bahan pelajaran, akan
memudahkan siswa apabila ingin mengulang kembali bahan pelajaran di
rumah. Dan kebiasaan membuat ringkasan ini akan membantu siswa dalam
mengingat isi suatu bahan pelajaran tertentu (bab atau subbab) atau akan
membantu siswa mencari kembali materi-materi yang telah lalu dalam buku-
bukunya. Kebiasaan belajar siswa yang cenderung baik berikutnya adalah
kebiasaan latihan soal serta kebiasaan belajar tidak hanya menjelang ujian.
Kebiasaan latihan soal ini sangat baik dipertahankan oleh siswa karena siswa
yang melakukan latihan atau praktek berarti siswa menerapkan bahan
pelajaran baik dalam kaitan dengan latihan penginderaan dan keterampilan
maupun siswa menerapkan prinsip dalam penggunaan prosedur kerja dalam
pemecahan masalah. Kebiasaan belajar dari siswa yang tidak belajar hanya
menjelang ujian ialah kebiasaan belajar yang baik. Menurut The Liang Gie
(1979: 144), setiap ujian biasanya hanya mungkin dilalui dengan berhasil oleh
siswa apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Siswa harus
menyiapkan diri dengan belajar secara teratur, penuh disiplin dan konsentrasi
pada masa yang cukup jauh sebelum ujian dimulai. Lebih lanjut The Liang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
Gie mengungkapkan bahwa belajar secara mati-matian setelah menjelang
ujian umumnya tidak akan banyak menolong siswa. Hal yang diungkapkan
oleh The Liang Gie tersebut bertujuan agar tercapainya prestasi yang baik
bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut peneliti mempunyai asumsi bahwa
kebiasaan belajar di rumah harus diimbangi dengan kualitas yang memadai
agar kebiasaan belajar di rumah memiliki dampak terhadap peningkatan
prestasi siswa.
Tidak sepenuhnya kebiasaan belajar di rumah yang dimiliki siswa ini
baik. Ada beberapa kecenderungan yang kurang dari kebiasaan belajar siswa
di rumah. Kebiasaan belajar di rumah yang cenderung kurang seperti
membaca sambil menonton atau mendengarkan musik, tidak membuat
ringkasan, tidak membaca dengan teliti, tidak mempelajari kembali materi
pelajaran, tidak mencari dan membaca buku di perpustakaan. Berikut lima
pernyataan dari kebiasaan belajar di rumah yang cenderung kurang yang
memiliki rerata rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
Tabel 7. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung
Kurang
No. Penyataan Rerata ±
Standar Deviasi
1. Saya membaca buku sambil menonton pesawat
televisi atau sambil mendengarkan musik klasik
ataupun musik pop.
2,51 ± 1,040
2. Saya tidak membuat catatan-catatan kecil pada
bagian-bagian yang penting dari buku pelajaran
yang saya baca.
2,46 ± 1,010
3. Saya tidak membaca buku pelajaran bagian demi
bagian secara teliti.
2,40 ± 0,695
4. Saya tidak mempelajari kembali bahan yang
telah saya pelajari di sekolah, setelah tiba di
rumah.
2,31 ± 0,631
5. Saya tidak mencari kemudian tidak membaca
buku-buku di perpustakaan sekolah.
2,31 ± 0,758
Kebiasaan membaca sambil menonton atau mendengarkan musik
ialah kebiasaan belajar di rumah yang cenderung kurang dari siswa. Menurut
The Liang Gie (1979: 85), kebiasaan membaca itu dikatakan baik apabila
siswa memusatkan perhatian secara penuh sewaktu membaca. Walaupun
kebanyakan siswa merasa situasi tenang dan hening akan memperoleh hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
maksimal dalam belajar, tidak salah apabila ada sebagian siswa yang senang
menggunakan musik sebagai alat bantu supaya mereka mampu belajar secara
optimal. Akan tetapi, hal yang harus diperhatikan adalah tipe musik dan
volume tingkat berapa yang digunakan oleh siswa tersebut sehingga musik
terseebut dapat membantu proses belajar siswa secara efektif bukannya malah
mengganggu proses belajar. Selain kebiasaan membaca sambil menonton atau
mendengarkan musik, kebiasaan belajar yang cenderung kurang yang
termasuk dalam kebiasaan membaca ialah kebiasaan tidak membaca dengan
teliti. Padahal kebiasaan membaca yang baik adalah menelaah sesuatu buku-
buku untuk setiap mata pelajaran secara mendalam sehingga betul-betul
memahami dan menguasai isinya. Dengan kata lain, ketelitian dalam
membaca berpengaruh terhadap pemahaman dan penguasaan materi
pelajaran.
Kebiasaan tidak membuat ringkasan adalah kebiasaan belajar yang
cenderung kurang selanjutnya. Kebiasaan ini tidak seharusnya kurang karena
kebiasaan membuat ringkasan ini sangat berguna bagi siswa. Dengan
membuat ringkasan dari bahan yang dipelajari akan membantu siswa dalam
mengingat isi suatu bahan pelajaran tertentu (bab atau subbab) atau akan
membantu siswa mencari kembali materi-materi yang telah lalu dalam buku-
bukunya.
Kebiasaan belajar di rumah yang cenderung kurang lainnya adalah
kebiasaan tidak mempelajari kembali materi pelajaran. Sangat disayangkan
kebiasaan mempelajari kembali materi pelajaran di rumah cenderung kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
Padahal pengulangan terhadap bahan pelajaran membuat penyimpanan bahan
pelajaran dengan baik dalam ingatan dipertahankan dalam jangka waktu yang
lama, sehingga pada waktu dibutuhkan informasi tersebut dengan mudah
dimunculkan kembali. Kebiasaan tidak mencari dan tidak membaca buku di
perpustakaan adalah kebiasaan belajar yang cenderung kurang berikutnya.
Kebiasaan ini seharusnya dapat berdampak baik bagi siswa karena tidak ada
belajar yang dapat dilaksanakan tanpa membaca. Menurut The Liang Gie
(1995: 48), setiap siswa harus mengunjungi perpustakaan di sekolahnya untuk
mampu membantu usaha belajar, namun perpustakaan hanya dapat
memberikan manfaat kepada seorang siswa kalau siswa tersebut sungguh-
sungguh memanfaatkan buku yang tersedia.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa kebiasaan belajar
di rumah yang cenderung kurang dari siswa diduga dapat menghambat
peningkatan prestasi belajar siswa. Kebiasaan ini paling tidak harus dikurangi
atau bahkan dihilangkan. Hal ini dimaksudkan agar kebiasaan belajar di
rumah mempunyai dampak terhadap meningkatnya prestasi siswa. Walaupun
kebiasaan belajar siswa di rumah cenderung kurang, peneliti menduga
kebiasaan belajar siswa di rumah yang cenderung kurang ini tidak begitu
berpengaruh terhadap pretasi siswa. Karena berdasarkan hasil analisis
menggunakan statistik, kebiasaan dirumah memiliki kontribusi lebih besar
terhadap prestasi siswa.
Sama halnya seperti variabel kebiasaan belajar di rumah, untuk
variabel kebiasaan belajar di sekolah, siswa cenderung mempunyai kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang cenderung kurang. Untuk
kebiasaan yang baik itu seperti tidak menggunakan satu buku catatan untuk
beberapa mata pelajaran, teliti dalam ujian, rajin membuat catatan, dan mau
berpikir. Berikut lima kebiasaan-kebiasaan belajar siswa di sekolah yang
cenderung baik yang mempunyai rerata tinggi.
Tabel 8. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung
Baik
No. Penyataan Rerata ±
Standar Deviasi
1. Saya tidak menggunakan satu buku catatan untuk
beberapa pelajaran.
3,74 ± 0,657
2. Saya memeriksa jawaban-jawaban saya secara
teliti sebelum mengumpulkannya kepada
pengawas.
3,60 ± 0,775
3. Saya membuat catatan pelajaran. Saya tidak suka
memfotocopy catatan milik teman.
3,60 ± 0,695
4. Saya memeriksa lembar jawaban yang telah
dinilai oleh guru setelah dibagikan.
3,49 ± 1,887
5. Saya tidak meminta bantuan teman dalam
mengerjakan tugas atau soal-soal ulangan.
3,46 ± 0,741
Kebiasaan siswa tidak menggunakan satu buku catatan untuk beberapa
mata pelajaran serta rajin membuat catatan ialah kebiasaan mencatat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
baik dari siswa. Menurut The Liang Gie (1979: 78), Kegiatan mencatat bahan
pelajaran yang dianggap penting pada saat guru menjelaskan bahan pelajaran
sangat berguna bagi siswa untuk merekam informasi yang diperoleh dan
mempelajarinya. Selanjutnya The Liang Gie mengungkapkan bahwa kegiatan
mencatat bahan pelajaran dalam buku catatan dengan rapi memberi semangat
bagi siswa untuk melakukan balajar dengan rutin dan teratur. Tidak hanya
dalam hal mencatat pelajaran saja kebiasaan belajar yang baik dari siswa di
sekolah. Siswa disini juga memiliki kebiasaan berpikir yang cenderung baik.
Kecenderungan ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ahmadi
dan Supriyono (1991: 129) yaitu dengan berpikir siswa memperoleh
penemuan baru, setidak-tidaknya siswa memahami tentang hubungan antar
suatu bahan pelajaran. Diharapkan dengan berpikir siswa juga dapat
mempertimbangkan kebenaran-kebenaran dari suatu materi yang disampaikan
oleh guru kepadanya, sehingga siswa tidak hanya menerima materi yang
diajarkan, tetapi juga mengerti maksud dari materi itu.
Kebiasaan teliti dalam ujian sangat diperlukan oleh siswa. Yang
dimaksud teliti dalam ujian disini ialah memeriksa jawaban-jawaban sebelum
menyerahkan kepada pengawas serta memeriksa jawaban yang sudah dinilai
guru. Menurut The Liang Gie (1995: 124), setelah semua soal ujian selesai
dikerjakan sesuai anggaran waktu yang telah diperhitungkan oleh siswa,
maka sisa waktu yang ada hendaknya dimanfaatkan untuk membaca ulang
dan menyempurnakan jawaban-jawaban yang telah ditulis. Apabila masih
banyak waktu sebelum jam ujian habis, siswa dapat memanfaatkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
membaca ulang dan memeriksa jawaban-jawaban itu untuk kedua kalinya.
Kebiasaan yang lainnya dari ketelitian dalam ujian adalah memeriksa
jawaban setelah dinilai oleh guru. Setelah hasil ujian dibagikan, siswa
hendaknya memeriksa dan mencocokan hasil penilaian dari guru. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi salah koreksi dari guru. Apabila terjadi kesalahan
koreksi, siswa dapat melakukan protes untuk dapat merubah hasil penilaian
dari ujiannya.
Berdasarkan hal tersebut peneliti beranggapan bahwa kebiasaan
belajar di sekolah yang cenderung baik ini diduga belum dapat berdampak
yang dapat meningkatkan prestasi belajar apabila tidak diimbangi dengan
kualitas yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi kebiasaan belajar
siswa disekolah yang kecil dibandingkan dengan kebiasaan belajar di rumah.
Peneliti beranggapan kontribusi ini kecil karena kebiasaan belajar di sekolah
cenderung kurang. Padahal kebiasaan belajar di sekolah ini adalah hal yang
pokok dalam suatu proses belajar di sekolah. Kebiasaan belajar yang
cenderung kurang ini seperti malu bertanya kepada guru, tidak mendengarkan
penjelasan guru, tidak mempelajari cara membuat tabel/diagram, tidak
mencocokan jawaban dengan jawaban yang benar setelah ujian, serta tidak
menyusun karangan. Berikut adalah lima pernyataan dari kebiasaan belajar di
sekolah yang cenderung kurang yang memiliki rerata rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
Tabel 9. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung
Kurang
No. Penyataan Rerata ±
Standar Deviasi
1. Saya tidak berani/malu bertanya kepada guru di
kelas.
3,06 ± 1,083
2. Saya asyik mengobrol dengan teman sebangku
pada saat guru menerangkan pelajaran.
3,03 ± 0,514
3. Saya tidak mempelajari dengan sungguh-sungguh
cara membuat bagan, diagram, dan mengamati
tabel-tabel dari suatu bahan pelajaran.
2,57 ± 1,092
4. Saya enggan mencocokan jawaban-jawaban saya
dengan jawaban yang benar setelah ujian berlalu.
2,51 ± 1,173
5. Saya menulis dalam buku catatan pelajaran semua
hal persis seperti apa yang dikatakan guru.
2,17 ± 0,954
Siswa malu bertanya kepada guru adalah kebiasaan belajar di sekolah
yang cenderung kurang. Padahal kebiasaan bertanya adalah salah satu hal
yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman materi pelajaran. Menurut The
Liang Gie (1979: 125), janganlah segan atau malu bertanya. Jika kita belum
memahami materi suatu pelajaran, bertanya tidak menunjukan bahwa siswa
tersebut bodoh, melainkan menandakan bahwa siswa tersebut menaruh
perhatian terhadap pelajarannya dan memiliki hasrat untuk maju. Selain malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
bertanya, kebiasaan belajar di sekolah yang cenderung kurang ialah tidak
mendengarkan penjelasan guru. Menurut Thomas F. Staton (1978: 235),
bahan pelajaran yang siswa pelajari kebanyakan datang kepada mereka tidak
melalui bacaan, tetapi diperoleh karena siswa tersebut selalu mendengarkan
penjelasan guru tentang bahan pelajaran. Bila siswa telah memiliki kebiasaan
mendengarkan pada saat guru menerangkan pelajaran, maka siswa akan lebih
mudah mendengarkan orang lain yang menyampaikan informasi yang baru
yang ada kaitannya dengan bahan pelajaran.
Kebiasaan belajar di sekolah yang cenderung kurang selanjutnya ialah
tidak mempelajari cara membuat tabel/diagram. Padahal kebiasaan belajar
dengan membuat dan mengamati tabel/diagram apalagi secara berulang-ulang
akan membantu siswa semakin memahami bahan pelajaran. Siswa yang
memiliki pemahaman terhadap bahan-bahan pelajaran tersebut akan mampu
mengikuti pelajaran selanjutnya. Kebiasaan tidak menyusun karangan
termasuk dalam kebiasaan belajar di sekolah yang cenderung kurang
selanjutnya. Kebiasaan menyusun karangan akan membantu siswa agar
semakin terampil mengungkapkan gagasan-gagasan dalm bentuk tulisan yang
dapat dipahami oleh orang lain. Menurut The Liang Gie (1995: 105),
karangan yang baik berpangkal pada bahasa tulis yang mengandung
pengertian bahwa gagasan itu harus diatur secara tertib, disusun secara rapi,
diurutkan secara runtut dan disajikan secara jelas. Kebiasaan belajar siswa di
sekolah yang cenderung kurang selanjutnya adalah kebiasaan tidak
mencocokan jawaban yang benar setelah ujian berlalu. Menurut The Liang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
Gie (1995: 124), kebiasaan mencocokan jawaban setelah ujian berlalu dapat
bermanfaat bagi siswa. selain dapat mengetahui letak kebenaran dan
kesalahan jawabannya siswa tersebut, siswa juga dapat belajar dari kesalahan
menjawab soal ujian dan memberikan dampak terhadap berhasilnya siswa
tersebut dalam menempuh ujian berikutnya.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa kebiasaan belajar
di sekolah yang cenderung kurang dari siswa inilah yang diduga dapat
menghambat peningkatan prestasi belajar siswa. Kebiasaan ini paling tidak
harus dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan beberapa cara yang akan
peneliti paparkan pada bab selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar kebiasaan
belajar di sekolah memiliki kontribusi yang besar terhadap prestasi siswa.
Dari kecenderungan-kecenderungan yang kurang dari kebiasaan-
kebiasaan belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau ada hal yang menurut peneliti cenderung bagus dan perlu
dipertahankan yaitu ketelitian pada saat menempuh ujian, rajin latihan soal.
Adapun pernyataan itu ialah “Saya memeriksa jawaban-jawaban saya secara
teliti sebelum mengumpulkannya kepada pengawas”, “Saya memeriksa
lembar jawaban yang telah dinilai oleh guru setelah dibagikan”, serta “Saya
mencoba mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam buku”.
Akan tetapi, sering tidaknya latihan soal serta ketelitian siswa dalam
menempuh ujian diduga tidak begitu berpengaruh apabila tidak diimbangi
dengan kebiasaan belajar yang baik, kemauan/kerelaan dalam mengikuti
proses dalam belajar serta komitmen untuk mempertahankan kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
tersebut. Walaupun hanya berpengaruh sedikit, kebiasaan belajar baik di
rumah maupun di sekolah mempunyai dampak terhadap prestasi belajar
siswa. Jadi, sudah tugas kita sebagai guru serta orang tua untuk dapat
membimbing siswa agar mempunyai kebiasaan belajar yang baik.
Dari keseluruhan proses di atas peneliti menyimpulkan bahwa ketidak
signifikannya hasil dari analisis data mungkin dipengaruhi oleh sampel yang
kecil (disini peneliti hanya mengambil sampel yang terbatas yaitu hanya 1
kelas yang berjumlah 36 siswa) sehingga tidak bisa memberikan suatu
gambaran lengkap tentang kondisi sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka kesimpulan yang dapat
dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa hubungan antara kebiasaan
belajar terhadap prestasi siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia
Putussibau tahun ajaran 2011/2012 memiliki hubungan yang positif. Dari
variabel-variabel kebiasaan belajar siswa yang memiliki kontribusi
sedikit banyak terhadap pretasi belajar siswa hanya kebiasaan belajar di
rumah dengan koefisien korelasi sebesar 0,344 dengan level signifikansi
sebesar 0,021. Akan tetapi, hubungan yang positif tersebut belum tentu
dapat menjadi faktor penentu prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil pengujian hipotesis yang memiliki nilai T hitung lebih kecil
daripada T tabel, yang berati bahwa faktor-faktor kebiasaan belajar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI
IPA SMA Kristen Setia Putussibau tahun ajaran 2011/2012.
2. Dari penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata kebiasaan belajar siswa
kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau di sekolah sebesar 3,21 ±
0,401 serta rata-rata kebiasaan belajar di rumah sebesar 2,85 ± 0,384.
Faktor-faktor dari kebiasaan belajar siswa XI IPA SMA Kristen Setia
yang peneliti anggap sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
yang cenderung kurang seperti malu bertanya kepada guru, tidak
mendengarkan penjelasan guru, tidak mencocokan jawaban dengan
jawaban yang benar setelah ujian, serta tidak menyusun karangan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh sekolah agar kebiasaan belajar di sekolah mempunyai
pengaruh dalam menunjang prestasi belajar siswa, seperti malu bertanya
kepada guru, serta tidak mendengarkan penjelasan guru. Kebiasaan belajar di
sekolah seperti ini muncul diduga karena ada masalah pada proses belajar
mengajar di sekolah. Untuk mengoptimalkan kebiasaan belajar di sekolah ini
agar memiliki kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa,
maka sekolah harus dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya.
Adapun cara yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan kebiasaan belajar
siswa di sekolah yang dianggap kurang agar memiliki kontribusi terhadap
prestasi belajar siswa, yaitu dapat melalui pendekatan inkuiri, aktif dan
konstruktif. Menurut Suparno (2009: 106), pendekatan model inkuiri lebih
menekankan pada siswa yang aktif belajar, aktif mencerna, aktif melakukan
sesuatu. Dengan pendekatan ini maka siswa juga dapat lebih membangun
pengertian mereka dan mereka lebih konstruktif dalam belajar. Dalam
pendekatan model inkuiri ini selain menekankan keaktifan dari siswa, guru
juga harus memiliki keterampilan dan keahlian dalam membantu siswa
belajar dengan aktif. Guru perlu membiasakan diri dengan mengaktifkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
siswa, memberikan ruang untuk mengekspresikan gagasan siswa. Guru juga
harus mengembangkan model pembelajaran dengan inkuiri sehingga
keaktifan yang diharapkan dalam model ini dapat terwujud. Apabila guru
sudah memiliki keterampilan dan keahlian dalam membantu siswa belajar
dengan aktif, maka dalam proses belajar mengajar guru tidak harus
menjelaskan semua persoalan kepada siswa, melainkan guru hanya perlu
mengamati, mencatat, serta menantang siswa secara kritis dengan pertanyaan-
pertanyaan agar siswa makin mendalam mengolah bahan pelajaran.
Masih banyak cara untuk dapat mengoptimalkan kebiasaan belajar
siswa di sekolah karena cara yang peneliti anjurkan di atas hanya salah satu
cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Penerapan cara-cara selain cara yang peneliti anjurkan di atas agar kebiasaan
belajar di sekolah menjadi optimal tergantung pada sekolah. Apabila sekolah
ingin menggunakan pembelajaran dengan model inkuiri salah satu syaratnya
adalah sekolah harus memiliki guru yang mampu untuk menggunakan model
pembelajaran inkuiri. Apabila sekolah belum memiliki guru yang mampu
untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri, sekolah dapat menggunakan
model pembelajaran yang lain, asalkan model pembelajaran yang akan
diterapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Secara umum, segala upaya
yang kita lakukan seperti menerapkan model pembelajaran inkuri atau dengan
menerapkan cara yang lain adalah demi kepentingan siswa, demi kemajuan
belajar siswa terutama menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik untuk
mencapai prestasi yang baik tentunya. Siswa belajar, mengerti, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
memperoleh sesuatu dari yang dipelajarinya. Efek yang diperoleh dari ini
semua adalah tercapainya prestasi belajar yang baik dari siswa.
C. Saran.
Berdasarkan kesimpulan serta implikasi diatas, maka dapat dirumuskan
saran-saran sebagai berikut:
1. Sekolah perlu memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan
kemampuan dan profesionalitasnya. Jika guru kaya akan kemampuan
dalam mengorganisir suatu pembelajaran, maka diduga akan dapat
meningkatkan kebiasaan belajar yang baik dari siswa yang dapat
menunjang prestasi belajarnya.
2. Ketidaksignifikannya hasil dari penelitian ini diduga karena peneliti
hanya merekam nilai dari hasil ujian tengah semester guna mengetahui
prestasi belajar siswa tanpa membuat dan menguji validitas dari alat ukur
prestasi belajar siswa. Untuk penelitian selanjutnya mungkin peneliti
dapat membuat sendiri alat ukur prestasi belajar siswa yang selanjutnya
alat ukur tersebut di uji validitasnya agar landasan dari kebiasaan belajar
yaitu pengetahuan dan keterampilan dapat terukur.
3. Bagi penelitian lebih lanjut hendaknya indikator-indikator yang ada lebih
dikembangkan. Selain dengan kuesioner, bisa juga dengan observasi atau
pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran, wawancara dan lain
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu, dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta. Covey, Stephen. R. 1994. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. Jakarta:
Bina Rupa Aksara. Delor, Jaques. 1999. Belajar Harta Karun Didalamnya. Penerbitan UNESCO/
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi (Kurikulum 2004); Mata Pelajaran Fisika.
Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung: Penerbit Tarsito. Kartika Budi, Fr. Y. 1998. “Pembelajaran Fisika Yang Humanistis” dalam
Sumaji, dkk. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius. Maddox, Harry. 1983. Aku Berhasil dalam Studi: Teknik Belajar dengan Sukses.
Jakarta: Cipta Loka Caraka. Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya. Santoso, Slamet. 2009. Statistika Induktif (Plus Aplikasi Analisis Regresi dengan
Program SPSS). Yogyakarta: Ardana Media. Sarkim, T. 1998. “Humaniora Dalam Pendidikan Sains” dalam Sumaji, dkk.
Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kanisius. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya. Sumadi, Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset. Suparno, Paul. 2007. Diktat Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Fisika.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
The Liang Gie. 1979. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
The Liang Gie. 1994. Cara Belajar yang Efisien 1. Yogyakarta: Liberty. The Liang Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien 2. Yogyakarta: Liberty. Thomas, F. Staton, 1978. Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik. Bandung: CV.
Diponegoro. Winkel, W.S. 1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran Cetakan 4. Jakarta: Gramedia. -----------. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
Lampiran
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................................. 77
2. Surat Keterangan Sudah Penelitian .......................................................... 78
3. Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ......................................................... 79
4. Hasil Validitas Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ................................ 83
5. Daftar Nilai Tengah Semester .................................................................. 84
6. Daftar Hasil Analisis Kuesioner dan Nilai ............................................... 85
7. Hasil Analisis Regresi dengan SPSS ........................................................ 86
8. Sampel kuesioner yang telah diisi siswa (2 responden) ........................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
KUESIONER KEBIASAAN BELAJAR
DALAM MATA PELAJARAN FISIKA
I. Identitas Diri
1. Nama : ......................................................
2. Kelas : ......................................................
3. No. Absen : ......................................................
4. Jenis Kelamin : ......................................................
II. Petunjuk Pengisian
1. Melalui kuesioner ini anda diminta untuk memberikan informasi mengenai
kebiasaan belajar yang anda lakukan dalam pembelajaran fisika, baik di
dalam kelas maupun di luar lingkungan sekolah.
2. Agar betul-betul dapat bermanfaat, daftar pernyataan ini hendaknya kamu
isi dengan jujur dan teliti.
3. Pada halaman-halaman berikut terdapat sejumlah pernyataan tentang
kebiasaan belajar yang berpengaruh pada belajar akademikmu di sekolah.
4. Berilah tanda check list () pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan
anda sekarang!
5. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah.
6. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai rapor anda,
karena itu pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan anda sekarang.
7. Pedoman anda dalam memberikan jawaban adalah sebagai berikut:
Selalu ( rutin ) = 100%
Sering tetapi tidak rutin = 56% - 99%
Kadang-kadang = 1% - 55%
Tidak Pernah = 0%
SELAMAT BEKERJA !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
No Pernyataan Selalu (rutin)
Sering (tidak rutin)
Kadang-kadang
Tidak pernah
1 Saya membaca buku pelajaran bagian demi
bagian secara teliti.
2 Saya juga membaca berbagai buku pelajaran
selain buku yang ditentukan guru.
3 Saya membaca buku pelajaran dengan
bersuara.
4 Saya membaca buku pelajaran sambil tiduran.
5 Saya membaca buku sambil menonton
pesawat televisi atau sambil mendengarkan
musik klasik ataupun musik pop.
6 Saya mendengarkan dengan penuh perhatian
penjelasan guru di kelas.
7 Saya asyik mengobrol dengan teman sebangku
pada saat guru menerangkan pelajaran.
8 Saya membandingkan catatan pelajaran saya
dengan catatan milik teman dan
melengkapinya bila terdapat kekurangan.
9 Saya tidak membuat catatan pelajaran. Saya
lebih suka memfotocopy catatan milik teman.
10 Saya menggunakan satu buku catatan untuk
beberapa pelajaran.
11 Saya memberi garis bawah pada bagian-bagian
yang penting dari buku pelajaran yang saya
baca.
12 Saya membuat catatan-catatan kecil pada
bagian-bagian yang penting dari buku
pelajaran yang saya baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
13 Saya membuat ringkasan pelajaran untuk
dipelajari menjelang ulangan.
14 Saya menghafalkan rumus-rumus matematika
dan fisika.
15 Saya enggan untuk menghafalkan kosakata
Bahasa Inggris untuk menambah
perbendaharaan kata.
16 Saya mempelajari dengan sungguh-sungguh
cara membuat bagan, diagram, dan mengamati
tabel-tabel dari suatu bahan pelajaran.
17 Saya membuat catatan pelajaran dengan
tulisan yang rapi, jelas dan teratur.
18 Saya membuat catatan pelajaran dengan
bahasa yang dapat saya pahami.
19 Saya menulis dalam buku catatan pelajaran
semua hal persis seperti apa yang dikatakan
guru.
20 Saya mencoba mengerjakan soal-soal latihan
yang ada dalam buku.
21 Saya mempelajari kembali bahan yang telah
saya pelajari di sekolah, setelah tiba di rumah.
22 Saya mempelajari kembali bahan pelajaran
jauh-jauh hari sebelum ujian dilaksanakan
23 Saya tidak berani / malu bertanya kepada guru
di kelas.
24 Saya takut menjawab pertanyaan guru
mengenai bahan pelajaran di kelas.
25 Saya bertanya kepada teman dan guru tentang
bahan pelajaran yang kurang dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
26 Saya enggan mencari bahan pelajaran di
perpustakaan walaupun catatan saya tidak
lengkap.
27 Saya lebih suka jalan-jalan bersama teman-
teman daripada pergi keperpustakaan.
28 Saya mencari kemudian membaca buku-buku
di perpustakaan sekolah.
29 Saya menjawab tugas atau soal-soal ulangan
dengan tujuan asal selesai.
30 Saya meminta bantuan teman dalam
mengerjakan tugas atau soal-soal ulangan.
31 Saya belajar hanya menjelang ujian.
32 Saya sibuk membuat catatan, meminjam dan
memfotocopy catatan milik teman menjelang
hari-hari ulangan.
33 Saya memeriksa jawaban-jawaban saya secara
teliti sebelum mengumpulkannya kepada
pengawas.
34 Saya enggan mencocokkan jawaban-jawaban
saya dengan jawaban yang benar setelah ujian
berlalu.
35 Saya menanyakan langsung kepada guru soal
ulangan yang jawabannya saya ragukan atau
sulit saya kerjakan, setelah ulangan.
36 Saya memeriksa lembar jawaban yang telah
dinilai oleh guru setelah dibagikan.
37 Saya melaporkan kepada guru bila terdapat
kesalahan dalam menilai hasil ulangan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.722 37
Item Statistics
Mean Std. Deviation N Mean Std. Deviation N
item1 2.50 .762 26 item28 2.31 .884 26 item2 2.35 .689 26 item29 3.50 .762 26 item3 2.65 1.093 26 item30 3.00 .748 26 item4 3.23 1.032 26 item31 3.00 1.095 26 item5 2.50 .812 26 item32 3.38 .804 26 item6 3.00 .849 26 item33 3.42 .758 26 item7 2.73 .724 26 item34 2.81 .895 26 item8 3.04 1.038 26 item35 2.58 1.027 26 item9 3.69 .679 26 item36 3.58 .703 26
item10 3.85 .464 26 item37 3.54 .948 26 item11 3.27 .827 26 item12 2.58 .643 26 item13 3.04 1.038 26 item14 2.73 1.002 26 item15 3.12 .816 26 item16 2.96 .774 26 item17 2.96 .824 26 item18 3.19 .981 26 item19 2.69 1.011 26 item20 2.58 .703 26 item21 2.38 .697 26 item22 2.35 .689 26 item23 2.65 1.231 26 item24 3.08 .891 26 item25 3.04 .871 26 item26 3.38 .852 26 item27 2.58 1.065 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
Daftar Hasil Kuesioner Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
Kode Siswa
X1 (belajar di sekolah)
X2 (belajar di rumah)
Y (nilai)
1 89,47 68,06 65 2 78,95 70,83 65 3 77,63 65,28 50 4 63,16 51,39 60 5 67,11 81,94 60 6 86,84 79,17 60 7 81,58 76,39 67 8 72,37 70,83 60 9 80,26 63,89 70
10 71,05 59,72 60 11 71,05 70,88 60 12 72,37 69,44 70 13 89,47 84,72 70 14 89,47 80,56 70 15 82,89 50 60 16 86,84 52,78 60 17 86,84 73,61 68 18 81,58 61,11 60 19 84,21 75 65 20 82,89 69,44 70 21 78,95 68,06 50 22 78,95 76,39 70 23 78,95 66,67 65 24 90,79 83,33 60 25 81,58 72,22 70 26 78,95 76,39 60 27 86,84 77,78 70 28 82,89 77,78 65 29 80,26 73,61 68 30 67,11 68,06 60 31 78,95 72,22 65 32 77,63 77,78 70 33 86,84 79,17 60 34 89,47 72,22 70 35 73,68 76,39 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
prestasi 64.0857 5.53795 35 belajar di rumah 80.2249 7.08775 35 belajar di sekolah 71.2318 8.55196 35
Correlations
prestasi belajar di rumah belajar di sekolah
Pearson Correlation prestasi 1.000 .272 .344
belajar di rumah .272 1.000 .317
belajar di sekolah .344 .317 1.000 Sig. (1-tailed) prestasi . .057 .021
belajar di rumah .057 . .032 belajar di sekolah .021 .032 .
N prestasi 35 35 35 belajar di rumah 35 35 35 belajar di sekolah 35 35 35
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .385a .148 .095 5.26918 a. Predictors: (Constant), belajar di sekolah, belajar di rumah
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 154.286 2 77.143 2.778 .077a
Residual 888.457 32 27.764 Total 1042.743 34
a. Predictors: (Constant), belajar di sekolah, belajar di rumah b. Dependent Variable: prestasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 39.498 11.218 3.521 .001
belajar di rumah .142 .134 .181 1.054 .300
belajar di sekolah .186 .111 .287 1.666 .105 a. Dependent Variable: prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI