plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/28567/2/049114035_full[1].pdf ·...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA
(1983 – 1985)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Diah Astuti Retnaning T.
049114035
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
“Einmal ist keinmal, says Tomas to himself. What happens but once, says the German adage, might as well not have happened at all. If we have only one life to live, we might as well not have lived at all.” —Milan Kundera, The Unbearable Lightness of Being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Untuk ayah tercinta Alm. Hari Soemarno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 April 2012
Penulis,
Diah Astuti Retnaning T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA
(1983 – 1985)
Diah Astuti Retnaning T.
ABSTRAK
Peristiwa penembakan misterius (petrus) yang terjadi di Indonesia pada tahun 1983 hingga 1985 merupakan sebuah langkah eksekusi terhadap para pelaku tindak kriminal (gali) tanpa melalui jalur hukum. Berbagai penelitian yang telah diterbitkan mengenai peristiwa ini, biasanya dilakukan melalui disiplin ilmu antropologi dan sejarah. Dari penelitian-penelitian tersebut muncul kritik yang tajam atas diadakannya petrus, dimana pemerintah dianggap telah menggunakan kekuasaannya dengan kejam dan sewenang-wenang. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk melihat sisi lain peristiwa tersebut dengan sudut pandang psikologis, melalui rekaman pengalaman mengenai peristiwa petrus yang masih ada di dalam ingatan masyarakat (collective memory). Penelitian ini merupakan sebuah studi naratif dengan tujuan untuk menemukan makna-makna (meaning) yang muncul dari pengalaman tentang peristiwa petrus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naratif dengan analisis tematik. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini tidak diarahkan dalam syarat keterwakilan jumlah melainkan pada kecocokan konteks tujuan penelitian yang merepresentasikan karakter masyarakat secara umum. Metode wawancara dalam penelitian ini adalah metode semi terstruktur. langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam peneitian ini diawali dengan membuat transkrip wawancara, mengidentifikasi tema-tema yang muncul (coding), dan kemudian melakukan interpretasi dan pembahasan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengalaman kolektif mengenai petrus memiliki karakteristik traumatis, selain itu sebagai sebuah peristiwa silent event, petrus menjadi sumber teror yang pada akhirnya menjadi bukti adanya relasi kekuasaan antara negara (state) dan masyarakat (society ) yang tidak seimbang. kata kunci : memori kolektif, teror, trauma, gali, negara, relasi kekuasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THEMATIC ANALYSIS ON THE COLLECTIVE MEMORY OF THE EVENT OF MYSTERIOUS KILLING IN INDONESIA (1983 – 1985)
Diah Astuti Retnaning T.
ABSTRACT
Penembakan misterius (“mysterious killings”) or “Petrus” is the series of extrajudicial killings that took place from 1983 to 1985 in Indonesia. Operation petrus killed “suspected criminals” without legal procedure. Several works on this topic has been done through anthropological and historical approach. Based on those research, a substantial criticism is addressed to petrus in wich government is considered misusing its power to mindlessly abuse its people. In this research, the researcher purports to look at the other side of the event through psychological approach, by examining records of the mysterious shooting stored in people’s memory or collective memory. This research is a narrative study aiming at finding meanings emerging from such an experience. Approach utilized in this research is qualitative narrative with thematic analysis. Subjects being chosen in this research are not designed for meeting a minimum representation, instead it is driven by the research contextual purpose to fit society’s character at large. Method of interview in this research is semi-structured interview. Stages of data analysis are as follows; drafting interview transcript, identifying emerging themes (coding), and then interpretation on the data followed by discussion which results in the conclusion that collective memory of petrus has traumatic characteristic. Besides that, as a silent event petruswas a source of terror which acts as a solid proof of imbalance power relation between the state and the society. Keywords: collective memory, terror, trauma, criminals, the state, power relations
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
NAMA : DIAH ASTUTI RETNANING T.
NIM : 049114035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISISTEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN
MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA (1983 – 1985)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya
memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 3 April 2012
Yang menyatakan,
Diah Astuti Retnaning T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala
berkat yang melimpah sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA
PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA (1983 –
1985)” dengan baik.
Suatu proses yang cukup panjang telah penulis lewati dalam penyusunan skripsi
ini dengan melibatkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan yang sangat berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Dr. Christina Siwi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
2. Ratri Sunar A., M.Si. selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik
4. V. DidikSuryo HartokoS.Psi.,M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
5. Dr. Tjipto Susana, M.Si. dan C. Siswa Widyatmoko., M. Psi selaku dosen
penguji
6. Ibu Sylvia CMYM., M.Si. Selaku Dosen dan sahabat di kampus
7. Ayah, Ibu, Mbak Eka, Vita, Mas Eko keluarga inti yang selalu mendukung
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Sahabat & teman saya: Hari Soemarno, Agus Heru, Ucup, Rosna, Papi
Jati, Galih ‘upil’, Tessa ‘susu’, Paul Daley, Gamet, Mia, mas Bram &
mbak Maya, Ruby, Alfan ‘kokom’, Iyok, Astrid Reza, Dalih, Bumi, Sigit
Pius, Ithonk, Koko, Karel Dudesek, Lukas Birk, Yuno Baswir, Nindia &
Heru, Jerry Jejor, Jeff, Kunz, Fera psi, Lala Psi, Mitha Psi, Guntur Psi,
Cathax, Ndaru Marsha, Lars, Marto art, Ebe & Aam, Tejo Baskoro, Fajar
Maulinda, Ulfa Aunila, Dewi ‘rajut’, Pak Yanto, Alia Swastika, Tobi,
Emang, Tompel, Adam ‘bintang’, Mimi, Kokok Sancoko & mbak Lina,
Popok T. Wahyudi, Jonathan Bossaer, mbak Putri, Pak BG, Naras, Randu
Rini & Ahmad Moetaba, mbak Putri, Bambang ‘Rumah hantu’, Mbak
Vini & Mbak Jupee, Pak Dom, Nunung, Jakfar, Lala Psi, Mitha Psi,
Yoyok Psi, Pak Sal, Ndik, Arya Mahdi, Tonce, Gentur, Okky, Bintang
krew, mas Pengky, Hans (alm), Eddie Hara, Heri Dono, Sherman Ong.
9. Ketiga subjek penelitian saya yang sudi membagi waktu dan ceritanya
kepada saya
10. Teman teman saya di fakultas psikologi angkatan 2004
11. Romo Banar dan Romo Baskoro di IRB
12. Lita BM, Saut Situmorang, Rukman Rosadi,
13. Leo Silitonga dan Helen Koeswoyo (Galeri Umah Seni)
14. Supratiknya kelas seminar
15. Pak Gik, Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji
16. Bu Sarmi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 3 April 2012
Penulis
Diah Astuti Retnaning T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Kajian Kepustakaan Tentang Peristiwa Petrus .................................... 8
B. Memahami Memori Kolektif ............................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Sebuah peristiwa yang terus dibicarakan dan dipikirkan .............. 13
2. Silent event – collective memory ................................................... 14
C. Narasi dalam Konteks Teror dan Trauma ........................................... 15
1. Narasi Trauma ............................................................................... 16
2. Narasi Teror ................................................................................... 18
3. Trauma Sebagai Luka Kolektif ..................................................... 19
4. Teror dan Relasi Kekuasaan .......................................................... 21
D. Daftar Pertanyaan Empiris ................................................................. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 24
A. Metode Naratif .................................................................................... 24
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 26
C. Fokus Penelitian .................................................................................. 28
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 28
E. Metode Analisis Thematic Narrative .................................................. 29
1. Pengumpulan Data ........................................................................ 30
2. Pengkodean (coding) ..................................................................... 30
3. Intepretasi dan Pembahasan .......................................................... 31
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 32
A. Identifikasi Peristiwa Petrus Sebagai Pengalaman Kolektif .............. 32
B. Tema-tema yang Muncul dari Ingan Kolektif Mengenai Peritiwa Petrus38
C. Pembahasan ......................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 68
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ... ................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
LAMPIRAN .. ................................................................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Pertanyaan Empiris …………………………………………. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara ..…………………………………………………. 61
2. Coding ……………………………………………………………………. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa Penembakan Misterius atau yang lebih dikenal dengan Petrus
terjadi di Indonesia pada tahun 1983. Petrus ditandai dengan banyaknya mayat
dengan luka tembak yang ditemukan di tempat-tempat umum. Dari berbagai
pemberitaan yang berkembang di tengah masyarakat kala itu, terlihat adanya
reaksi beragam dari masyarakat umum. Sebagian masyarakat merasa tidak
setuju dan marah dengan petrus, namun ada juga yang memberikan dukungan
terhadap petrus karena melihat korban petrus yang diidentifikasi sebagai
penjahat, preman, gali (gabungan anak liar), bromocorah, residivis dan atau
kaum kecu (Budiawan, 2007).
Ada berbagai macam diskursus yang bisa digunakan untuk membaca
peristiwa petrus, antara lain dilihat dari tendensi politik, aktivitas ekonomi,
pengembangan pariwisata, pertahanan keamanan dan ketertiban, konspirasi
politik dan “shock therapy”. Gambaran umum mengenai peristiwa ini diawali
dengan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang mengalami penurunan.
Sementara itu, arus urbanisasi semakin meningkat dan menghasilkan masalah
sosial (social problems) (Markum, 2009), seperti tingginya angka
pengangguran di wilayah perkotaan yang berujung pada peningkatan angka
kriminalitas. Tingginya perilaku kriminal yang seringkali disertai dengan
kekerasan, semakin lama semakin meresahkan masyarakat. Oleh karenanya, di
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tahun itu juga pemerintah membuat skenario “petrus” terhadap orang-orang
yang dianggap sebagai penjahat. Para penjahat tersebut ditindak dengan tegas,
ditembak di tempat dan dengan sengaja memperlihatkannya kepada
masyarakat dengan membuang mayat korban penembakan di tempat-tempat
umum (Retnowati, 2007).
Dalam buku biografinya, mantan presiden Soeharto membenarkan
adanya operasi “petrus” ini sebagai bentuk terapi kejut untuk meredam
kejahatan, dengan mengistilahkannya sebagai sebuah treatment (Soeharto,
1989). Memanfaatkan keresahan masyarakat terhadap kriminalitas dan respon
positif mereka terhadap “petrus”, pihak keamanan negara (polisi dan militer)
sebagai kepanjangan tangan pemerintah seolah mendapat legitimasi atas
tindakan eksekusi tanpa melalui proses hukum (Ricklefs, 2007)
Pihak militer dan kepolisian bahkan meminjam istilah-istilah
“psikologi” untuk membenarkan aksi pembunuhan tersebut (Browne, 1999).
Mohammad Hasbi memiliki pernyataan yang senada dengan Soeharto, seperti
yang dikutip oleh Browne dalam desertasinya. Hasbi yang disebut-disebut
sebagai penggagas diselenggarakannya OPK (operasi pemberantasan
kejahatan— sebelum akhirnya berkembang menjadi petrus) di Yogyakarta,
menyatakan:
“OPK akan terus berjalan tanpa perduli…., ini adalah semacam metode ‘shock therapy‘ yang akan memberi hasil yang memuaskan” (Mohammad Hasbi dalam Browne, 1999). Shock therapy “Petrus” yang akhirnya menyebar secara sporadis di
berbagai wilayah di tanah air ini terus-menerus berlangsung hingga tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1984 dan dalam prosesnya berubah menjadi teror bagi masyarakat. Dalam
kamus psikologi, teror disebut sebagai ketakutan yang bersifat ekstrim atau
luar biasa. Teror juga diartikan sebagai perbuatan, pemerintahan dan
sebagainya yang sewenang-wenang, kejam, bengis, dan sebagainya (Suharso
& Retnoningsih, 2005). Ketakutan yang intens atau terus menerus tentunya
akan mengakibatkan kekacauan psikis baik secara personal maupun kolektif
(masyarakat). Pada kurun waktu 1983 hingga 1985, sudah menjadi hal yang
biasa ketika kita menemukan mayat bertato dengan luka tembak. Mereka ada
di pasar, sawah, dan juga jalan raya. Menurut laporan majalah Tempo, korban
“petrus” mencapai angka 10.000 jiwa (“Ia Bicara Soal Petrus”, 1994).
Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras)
mencatat setidaknya ada 11 provinsi di mana korban “petrus” berjatuhan,
yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Lampung Sumatra
Selatan, Sumatra Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Masih dari sumber yang sama, diketahui bahwa jumlah mayat tak dikenal
pada tahun 1982 di DKI tercatat 428 orang, pada 1983 terdapat 781 korban,
dan 1984 tercatat 108 korban tak dikenal. Data lainnya, di seluruh Indonesia
pada 1983, korban petrus tercatat 532 orang tewas. Dari jumlah tersebut, 367
tewas terdapat luka tembak. Sementara itu pada 1984, Kontras mencatat 107
tewas, 15 orang di antaranya luka tembak. Dan pada 1985, tercatat 74 tewas,
24 di antaranya akibat luka tembak (Kantor Berita Trijaya, wawancara, 2008 ).
Gelombang protes berdatangan dari berbagai pihak. Kelompok
Masyarakat yang tidak setuju dengan tindakan semena-mena tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengklaim bahwa membunuh para pelaku kriminal yang diidentifikasikan
sebagai mereka yang bertato atau narapidana yang melarikan diri dari penjara
adalah sikap yang terlalu menyederhanakan persoalan (Retnowati, 2007). Para
cendekiawan, politisi, dan pakar hukum turut melontarkan kecaman bahwa
hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius. Bahkan, kecaman pun
datang dari luar negeri, seperti pemerintah Amerika Serikat, Jerman Barat,
Belanda, Kanada, Inggris, Vatikan, Australia, dan sebagainya. Mereka
menyatakan petrus sebagai bentuk pelanggaran HAM yang sangat brutal dan
transparan (Bourchier, 1990).
Bagaimanapun buruknya tindakan kriminalitas yang terjadi pada saat
itu, negara Indonesia tetaplah negara hukum yang harus tetap menjalankan
konstitusi dan menjunjung tinggi asas hukumnya. Bathi Mulyono (salah satu
mantan target petrus yang selamat) menyatakan bahwa petrus adalah bukti
bahwa negara telah mengingkari aturan KUHAP yang dimaklumatkannya
sendiri pada 31 Desember 1981. Landasan pokok KUHAP adalah adanya
“Asas Praduga Tidak Bersalah”, dimana setiap individu yang diduga sebagai
pelaku kejahatan jenis apapun memiliki hak untuk menjalani proses
pengadilan dan mendapatkan pembelaan sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku.
Peristiwa eksekusi berupa penembakan misterius terhadap anggota
masyarakat berlabel kriminal tentunya menjadi bagian sejarah tersendiri bagi
masyarakat yang menjadi saksi atas peristiwa tersebut. Hasil Penelitian
sebelumnya mengenai kajian trauma (trauma studies) mulai memahami bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
trauma bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual. Trauma
muncul sebagai akibat dari saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan
pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan (Thufail,
2005). Dalam konteks Negara Indonesia, masyarakat telah mengalami dan
menjadi saksi atas berbagai macam sejarah kekerasan di setiap etape
kekuasaan otoritarian, dari zaman feodal hingga era reformasi ini. Salah satu
peristiwa kekerasan yang massif dan menjadi trauma kolektif adalah peristiwa
pemberantasan anggota PKI paska 30 September 1965 yang menimbulkan
banyak kematian.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Radio Nederland
Wereldomroep kepada Yosep Adi Prasetyo (Komnas HAM) menyebutkan
bahwa peristiwa Petrus diselidiki karena adanya pengaduan dari masyarakat,
dan permintaan dari keluarga korban. Selain itu, beberapa korban selamat
kemudian mengadu ke Komnas HAM dan minta supaya peristiwa tersebut
diungkap. Selanjutnya berdasarkan suatu tim yang dibentuk untuk mengkaji
kembali apakah ada unsur-unsur pelanggaran HAM berat, ditemukan bahwa
ada indikasi terpenuhinya unsur-unsur pelanggaran HAM berat seperti
kejahatan ‘65.
Melalui kajian naratif ini peneliti akan coba untuk mencatat narasi
mengenai peristiwa petrus yang terekam dalam ingatan masyarakat umum
untuk menggali makna-makna (meaning) yang muncul dari uraian sejarah
tersebut. Makna-makna tersebut akan digali dengan menggunakan bantuan
dari berbagai literatur yang memiliki kaitan dengan tema-tema yang muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dari hasil wawancara.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik yang
dengan fleksibilitasnya akan memberikan kesempatan pada keseluruhan tema
ataupun sub-tema untuk saling dikaitkan dalam penyempurnaan analisis
(Braun, 2006). Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat
memberikan sumbangan kepada usaha-usaha untuk memahami makna sebuah
peristiwa yang menjadi fenomena di dalam sebuah masyarakat dan mengenali
berbagai penokohan yang muncul dari cerita tersebut.
Melakukan penelitian mengenai petrus sebagai sebuah memori yang
disimpan secara kolektif akan membawa kita pada cara pandang yang
melibatkan ilmu pengetahuan secara luas. Pennebaker (1997) menyebutnya
sebagai ide-ide lintas disiplin di dalam psikologi, sosiologi, antropologi serta
ilmu politik yang nantinya akan dirangkum dalam diskusi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana masyarakat yang menjadi saksi atas peristiwa petrus,
menceritakan kembali pengalaman mereka mengenai peristiwa tersebut dan
apa makna-makna yang terkandung di dalam ingatan yang mereka ceritakan
kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa makna-makna yang
tersirat dari narasi tentang petrus. Sehingga dapat diketahui bagaimana
struktur dan hubungannya dengan konteks yang lebih luas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini akan dapat memberikan sumbangan teoritis dalam
bidang psikologi, khususnya psikologi sosial mengenai posisi ingatan
kolektif dalam konteks kajian naratif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi bagi masyarakat, sehingga dapat melihat fenomena
tersebut dari sisi yang berbeda.
b. Bagi LSM yang bergerak di bidang perlindungan HAM
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi agar
dapat memahami pandangan masyarakat mengenai peristiwa
tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu tinjauan
dalam melakukan konseling dan pendampingan kepada keluarga
korban petrus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Kepustakaan Tentang Peristiwa Petrus
Menanggapi tingkat kriminalitas yang semakin meningkat di tahun
80-an, pemerintah segera melakukan pemberantasan kejahatan dengan
mengagendakan ‘Pembunuhan Misterius’ atau yang sering dikenal dengan
akronim Petrus. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yustina Devi
Ardhiani (2008) sepanjang tahun 1983 banyak mayat-mayat korban petrus
yang terbungkus karung goni dan bertanda bercak darah dibuang di
pinggir jalan. Dalam penelitiannya juga diketahui bahwa terkadang ada
warga yang dengan sukarela atau terpaksa menguburkan mayat yang
mereka temukan di jalan, tetapi cukup sering mayat-mayat tersebut
dibiarkan tergeletak di jalan sampai ada mobil patroli polisi yang
mengambilnya.
Petrus dengan segera menjadi sorotan publik di Indonesia, berbagai
surat kabar menulis kisah-kisah tentang pembunuhan tersebut dan
menjadikannya headline selama berbulan-bulan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Pemberton (1994) terdapat banyak pernyataan publik
mengenai pembunuhan-pembunuhan tersebut, sehingga dapat disimpulkan
bahwa cerita tersebut bermakna bagi masyarakat secara umum (Bråten,
2003).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dalam sebuah penelitian mengenai peristiwa petrus diperoleh
berbagai macam opini dari masyarakat. Sebagian menyatakan bahwa
angka kriminalitas menurun setelah ada petrus, namun diakui juga bahwa
hal tersebut hanya berlangsung sebentar sampai akhirnya meningkat lagi.
Opini yang lain menyebutkan bahwa selama peristiwa petrus terjadi,
warga yang memiliki tato takut untuk keluar rumah, yang lain berpendapat
bahwa mereka yang menjadi korban petrus sebenarnya hanya orang kecil
(Browne, 1999). Secara sederhana dijelaskan bahwa di satu sisi oleh
sebagian orang, petrus dianggap berhasil menjadi kontrol atas tingginya
angka kriminalitas. Namun, oleh sebagian yang lain petrus juga dinilai
sebagai cara pemerintah yang tidak humanis karena menghilangkan
prosedur hukum yang berlaku dan menimbulkan banyak korban. Myers
(1996) yang dikutip oleh Raymond A.I. Tambunan (2001) menjelaskan
bahwa individu-individu dalam sebuah masyarakat bisa mengalami hal
yang sama dengan individu-individu yang lain. Namun, pengalaman
tersebut seringkali menghasilkan persepsi yang berbeda terhadap suatu
kondisi.Setiap orang tidak begitu saja mengolah setiap peristiwa yang
dialaminya, namun melakukan seleksi dan intepretasi terhadap
pengalaman-pengalaman tersebut.
Seorang antropolog yang banyak melakukan penelitian di
Indonesia mengenai dinamika kekerasan Orde Baru, James T. Siegel
menjabarkan peristiwa petrus memiliki nuansa politis dimana ribuan
‘penjahat’ yang sebelumnya banyak dipekerjakan oleh partai pemerintah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dibunuh dengan cara ‘menciduk’, menikam dan atau menembak para
penjahat tersebut berkali-kali, kemudian menaruh mayat-mayatnya di
jalanan atau sungai agar menjadi tontonan. Hal tersebut menurut Siegel
merupakan eksistensi dari sebuah gagasan tentang kematian yang ingin
dikontrol oleh Negara (Siegel, 1998).
Menggarisbawahi penyataan Siegel tentang para gali yang
sebelumnya banyak dipekerjakan oleh partai pemerintah tentunya akan
menjadi kontroversi tersendiri sekaligus tanda tanya besar bagi masyarakat
pada masa sekarang yang membaca hasil penelitiannya. Namun, hal
tersebut nyatanya sejalan dengan penelitian-penelitian lain seperti Keeler
(1987, dalam Slamet-Velsink, 1994) yang bahkan dengan sangat jelas
menyebutkan bahwa gali atau jagoan memiliki fungsi yang sangat penting
dalam sebuah partai politik, seperti yang dituliskan oleh Eldar Bråten
sebagai berikut:
Dan diketahui dengan baik bahwa Partai-partai politik, tidak ketinggalan pula partai berkuasa GOLKAR, mengandalkan pria-pria kuat lokal ini untuk menekan masyarakat agar mendukung pemerintah selama pemilihan umum. Biasanya gali atau jagoan memiliki hubungan erat dengan dunia kriminal, tak terbatas pada musim pemilihan umum (Guinness 1986, hlm.100 – 101)…
Perihal mengapa pada akhirnya kekuatan serupa kaki tangan
pemerintah tersebut dibasmi dan seolah memperoleh dukungan positif dari
masyarakat dijelaskan oleh Nordholt bahwa: pertama, gali-gali yang
disertakan dalam pemilu 1982 menjadi lebih berani dan menuntut imbalan
yang lebih tinggi kepada penguasa yang dimenangkan. Faktor yang kedua
adalah lemahnya sistem hukum itu sendiri. Secara luas diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
aparatur peradilan begitu mudah menerima suap sehingga meloloskan
(khususnya) gali-gali kelas kakap yang memiliki kemampuan membayar
(Nordholt, 2003). Hal tersebut memunculkan rasa ketidakadilan pada diri
rakyat kecil atau kelas menengah, terutama yang merasa dirugikan oleh
keberadaan para gali. Namun dengan sistem hukum yang tidak bersih
membuat masyarakat kehilangan kepercayaannya. Oleh karena itu, dengan
menerapkan metode yang drastis, pemerintah mencoba untuk memulihkan
wewenangnya sekaligus memperoleh kembali kepercayaan masyarakat.
Bråten pada akhirnya menyimpulkan bahwa petrus memiliki dua
sifat, pertama sebagai sebuah usaha aktif untuk membasmi ‘masalah’
dimana aparat memasuki dan menggunakan kekuatannya, tanpa
pemberitahuan sebelumnya dan di luar kendali masyarakat. Kedua adalah
sifat publik yang jelas, dimana petrus berlanjut dengan keterbukaan yang
tidak biasa dengan pembuangan mayat-mayat di tempat-tempat umum
yang dimaksudkan untuk berbicara kepada rakyat biasa (Bråten, 2003)
Tentunya petrus hanya menjadi salah satu contoh kasus dari sekian
banyak upaya rezim untuk mengendalikan masyarakat. Bukan sesuatu
yang mengherankan jika Nordholt menyebutnya sebagai suatu psikologi
rasa takut dalam rangka mempertahankan kekuasaan melalui sebuah
pemerintahan teror (Nordholt, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Memahami Memori Kolektif
Memori dapat diartikan sebagai ingatan, kenang-kenangan, fungsi
mental yang kompleks untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami
atau dipelajari, bayangan tentang apa yang telah dipelajari atau dialami,
penyimpanan informasi (Kartini & Dali Gulo, 1987). Ingatan (memory)
juga didefinisikan sebagai sebuah proses mental yang berkaitan dengan
penerimaan, penyimpanan, dan pemunculan kembali informasi yang
pernah diterima (Frank, 1989).
Ingatan akan sebuah peristiwa tertentu memiliki pengaruh dan sifat
yang berbeda satu sama lain. Peristiwa-peristiwa yang secara khusus
membutuhkan adaptasi psikologis memiliki sifat yang akan lebih mudah
diingat oleh seseorang (Pillemer, Rhinehart, & White, 1986, dalam
Pannebaker 1997), misalnya saja apabila peristiwa tersebut unik,
membangkitkan reaksi emosional, diulang-ulang secara aktif, dan
berhubungan dengan akibat berupa perubahan-perubahan dalam kelakuan
atau kepercayaan (Pannebaker, 1997).
Selain peristiwa-peristiwa tertentu secara khusus dapat diingat oleh
seseorang, ingatan juga bukan hanya hal yang bersifat individual tetapi
juga hal yang bersifat kolektif (Pennebaker & Banasik, 1997). Halbwachs
berargumen bahwa hampir semua memori adalah kolektif, terutama karena
memori-memori tersebut dibahas dengan orang lain (dalam Pennebaker &
Banasik, 1997). Karakter memori yang selama ini kita kenal unik dan
individual, ternyata memiliki sifat kolektif sebagai sesuatu yang diciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan dianalisis oleh sekelompok orang (secara kolektif) yang berupaya
untuk menyelidiki sifat sosial dari penciptaan-penciptaan ingatan itu
sendiri (Haugh dalam Mc Graw, 2008). Sementara itu intepretasi sosial
akan dikembalikan kepada individu untuk dimaknai kembali, seperti yang
dijelaskan oleh Fentris dan Wickham, dimana setiap individu tetap saja
secara aktif membuat atau mendefinisikan kembali masa lalu untuk dapat
membuat penyesuaian dengan masa kini sehingga dapat mempengaruhi
dinamika sosial yang ada (Pennebaker & Banasik, 1997). Hal tersebut
dapat disimpulkan sebagai sebuah proses psikologis yang dinamis dari
kemunculan dan bagaimana sebuah memori kolektif atas pengalaman
historis tertentu dipertahankan.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat mengindikasikan
sebuah ingatan atas peristiwa tertentu dapat berkembang menajadi ingatan
kolektif:
1) Sebuah peristiwa yang terus dibicarakan dan dipikirkan
Memori kolektif dapat diindikasikan dengan proses pembicaraan
dan pemikiran mengenai peristiwa tertentu oleh anggota-anggota dari
suatu masyarakat yang berkorelasi dengan peristiwa tersebut (Pennebaker,
1997). Pada saat peristiwa besar terjadi, biasanya orang akan terbuka
untuk mendiskusikan peristiwa tersebut. Tak hanya informasi faktual
mengenai peristiwa yang terjadi tetapi juga muatan-muatan emosional
yang dirasakan pada saat peristiwa tersebut terjadi (Rime & Veronique,
1997). Dari sana kita dapat melihat bagaimana unsur-unsur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diperlukan pada saat proses berbagi pengalaman dan ingatan muncul ke
permukaan. Orang-orang secara intens akan membicarakan kejadian besar
tersebut dan menampung berbagai informasi yang terus menerus dan
penuh dengan berbagai macam opini oleh media. Kebanyakan orang bisa
saja menerima informasi terlebih dahulu lewat media kemudian
dibicarakan dan dipikirkan atau memperolehnya melalui cerita dari orang
lain untuk kemudian diperkuat oleh media dan kembali dipikirkan. Dengan
adanya unsur-unsur dasar tersebut, sulit bagi orang-orang untuk tidak
memiliki memori-memori serupa mengenai peristiwa yang sedang terjadi
saat itu. Memori serupa itulah yang akhirnya disebut sebagai memori
kolektif (Pennebaker & Banasik, 2007).
2) Silent event - collective memory
Silent event adalah suatu kondisi dimana ada pembungkaman atau
tekanan yang entah berasal dari dalam atau luar diri untuk tidak
membicarakan atau bahkan memikirkan tentang sebuah peristiwa. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah kegagalan bicara yang bisa saja
muncul karena pemerintah yang represif melalui polisi atau aparatur
Negara yang lain. Rezim yang represif memiliki sebuah gagasan bahwa
dengan menciptakan tekanan untuk tidak berbicara akan membuat orang
melupakan sebuah kejadian, padahal kenyataan menunjukkan hal yang
sebaliknya. Sebuah penelitian menemukan bahwa silent event adalah suatu
unsur yang paling kuat dalam membentuk memori kolekif (Wegner, 1989
dalam Pennebaker, 1997). Hal tersebut terjadi karena orang biasanya gagal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ketika mencoba untuk menekan pikiran-pikirn yang tidak
diinginkan.Faktanya ingatan tersebut justru semakin dalam melekat.
Kejadian-kejadian yang menjadi beban secara emosional, pada saat
biasanya orang-orang enggan untuk membicarakannya akan memberikan
pengaruh yang besar dengan meningkatkan tingkat keseringan mereka
dalam memikirkan dan memimpikan kejadian-kejadian tersebut. Represi
politis terhadap pembicaraan tentang suatu kejadian, selanjutnya, akan
menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan dalam
mengkonsolidasikan memori kolektif yang terkait dengan kejadian yang
direpresi.
C. Narasi dalam Konteks Teror dan Trauma
Setiap individu memiliki berbagai cerita yang salah satunya
tersusun dari peristiwa-peristiwa yang pernah dialami atau memori-
memori yang menunjukkan berbagai hal pada masa kini atau pun berbagai
hal pada masa lalu. Memori sebagai sesuatu yang direkonstruksi dan terus-
menerus mengalami penyesuaian dengan keadaan, keyakinan, dan
pengalaman, memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap narasi
sebagai hasil intepretasi dan imajinasi kita sendiri.
Ketika seseorang menceritakan kembali sebuah cerita,
pembicaraan, maupun pengalaman pribadinya, terdapat suatu
kecenderungan untuk melakukan rekonstruksi atas cerita ingatan tersebut.
Ketika berusaha mengingat sebuah informasi yang kompleks, kita akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
cenderung mengubah informasi tersebut menjadi masuk akal berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki. Karenanya memori menjadi sebuah
rekonstruksi yang sangat besar (Bartlett, dalam Wade &Travis, 2008).
Dalam psikologi narasi, kerja memori diidentikkan dengan suatu
proses pembentukan identitas dimana memori menempati tiga fungsi,
diantaranya:
1. Memadukan hal-hal yang asing
2. Memecahkan kontradiksi dan konflik
3. Mengkonstruksi sebuah versi dari masa lalu, baik masa lalu yang
menempatkan kita sebagai subjek di dalamnya atau masa lalu yang
terlepas dari kita.
1) Narasi Trauma
Rasa takut yang mengendap di dalam diri masing-masing individu
di dalam masyarakat menjadi salah satu bentuk gangguan
jiwa.Gangguan jiwa yang berlangsung lama seringkali tidak dapat
diamati, kecuali gangguan tersebut menampakkan bentuknya dalam
gejala yang sering disebut sebagai sindrom trauma.Trauma memiliki
kaitan yang sangat erat dengan PTSD (Post Traumatic Syndrome
Disorder). Menurut buku pegangan yang mengkategorikan jenis
penyakit jiwa, PTSD muncul sesudah seseorang menjadi korban atau
saksi terhadap suatu kejadian yang sangat mengerikan, misalnya
kekerasan, kecelakaan, pemerkosaan, atau serangan teroris.Tanda-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tanda PTSD meliputi ketakutan, ketidakberdayaan, dan rasa dihantui.
Orang yang mengalami PTSD mengalami kembali peristiwa yang
mengerikan dalam mimpi atau bayangan mereka. Biasanya mereka
akan berusaha untuk mengurung diri dan menjauh dari hal-hal yang
mengingatkan mereka pada kejadian yang sebenarnya.
Dalam sebuah jurnal psikologi disebutkan bahwa gejala trauma
dalam perspektif sosial klinis tampak sebagai sebuah usaha menghalau
ingatan traumatik mengenai peristiwa traumatik. Teori Freud mengenai
ingatan dan kaitannya dengan ‘melupakan’ didasari oleh konsep
repression dimana seseorang secara tidak sadar (unconscious)
menghalau informasi yang menyakitkan atau menimbulkan kecemasan
(Baddeley, 1934). Hal tersebut merupakan sebuah reaksi umum pasca
trauma, meskipun, pada akhirnya bayangan tentang kejadian tersebut
tidak dapat dikubur di dalam ingatan dengan begitu saja.
…..Konflik antara keinginan untuk mengingkarinya (denial) dengan dorongan untuk menceritakannya secara terbuka merupakan dialektika dari trauma psikologis ( Nurrachman, 2002) Herman (1992) menyebut pengingkaran (denial), represi bahkan
disosiasi yang biasanya terjadi pada diri korban juga dapat terjadi pada
level masyarakat, yang kemudian masuk dalam kumpulan kejadian-
kejadian traumatik masa lalu (Nurrachman, 2002). Ingatan traumatik
yang dimiliki oleh masyarakat secara kolektif akan menimbulkan
dampak yang besar bagi kehidupan mereka sebagai individu maupun
kelompok (Shiver dalam Pannebaker, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Narasi Teror
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teror diterjemahkan sebagai
perbuatan, pemerintahan, dan sebagainya yang sewenang-wenang,
kejam, bengis, dan sebagainya.Bentuk kata meneror diartikan sebagai
berbuat kejam (sewenang-wenang dan sebagainya) untuk
menimbulkan rasa ngeri atau takut. Sedangkan dalam kamus psikologi,
terror diterjemahkan sebagai ketakutan ekstrim atau ketakutan yang
luar biasa hebatnya.
Arti kata kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok
orang yang menyebabkan kerusakan, cidera, atau matinya orang lain
atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain (sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam kamus psikologi, kekerasan
dikaitkan dengan agression atau agresi yang merupakan istilah umum
yang berhubungan dengan perasaan-perasaan marah atau
permusuhan.Agresi berfungsi sebagai suatu motif untuk melakukan
respon berupa perlakuan kasar, penghinaan, dan frustasi (Kartini &
Dali Gulo, 1987). Agresi juga dinyatakan sebagai:
“ any sequence of behavior, the goal response to which is the injury of the person toward whom it is directed” ( Dollard, Doob, Miller, Mowrer , & sears, dalam Harvey, 2002)
… rangkaian perilaku (respon) yang bertujuan untuk mengakibatkan luka pada orang yang menjadi target. Negara dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah daerah dalam
lingkungan satu pemerintahan yang teratur. Masih dari sumber yang
sama, sistem diartikan sebagai sekelompok bagian-bagian alat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sebagainya yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu
maksud. Sistem juga bisa berarti cara atau metode yang teratur untuk
melakukan sesuatu.
Melalui beberapa tinjauan pustaka tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa teror sebagai sebuah sistem merupakan metode
penciptaan rasa takut melalui perbuatan kejam atau kasar kepada pihak
tertentu (yang menjadi target) oleh otoritas atas dasar kepentingan
pengendalian masyarakat. Narasi tentang teror adalah cerita-cerita
yang muncul sebagai tanda-tanda adanya situasi teror yang muncul
dari cerita yang disampaikan oleh partisipan dimana tanda-tanda
tersebut memiliki arah yang menjelaskan fungsi-fungsi teror yang
datang dari pihak yang berkuasa dan represif kepada pihak yang tidak
berkuasa. Pengalaman penderitaan akan bersifat personal dan sosial,
sementara itu peristiwa-peristiwa yang bersifat kolektif dan
menyebabkan orang-orang dalam suatu masyarakat yang hidup dengan
perasaan gelisah dan rasa takut, akan muncul kembali sebagai teror
(Browne, 1999).
3) Trauma Sebagai Luka Kolektif
Trauma pada akhirnya mulai dipahami sebagai akibat dari saling
keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa
yang mengguncang eksistensi kejiwaan dan tidak hanya sebagai
peristiwa yang bersifat individual (Kantowitz dalam Bentül &
Kantowitz, 2009). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
telah menyaksikan berbagai macam kekerasan selama orde baru.Selain
dari kekerasan fisik dimana jutaan orang terbunuh dalam operasi
30/S/PKI, malari, atau pun Tanjung Priok yang sangat kuat muatan
politiknya. Kekerasan juga muncul sebagai kekerasan struktural yang
contohnya muncul sebagai kemiskinan, akses yang minim pada
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, hukum, dan lain sebagainya.
Terdapat tiga dimensi utama yang menandai trauma sebagai sebuah
akibat dari adanya kekerasan baik secara terang-terangan maupun
struktural, di antaranya: terjadinya disfungsi yang berkelanjutan dan
kekacauan di dalam sebuah lingkungan masyarakat, narasi kolektif dan
sosial yang tertanam menunjukkan adanya kontrol dan kurangnya
pilihan, serta orientasi bertahan hidup yang individual (Kantowitz,
dalam Bentül &Kantowitz, 2009).
Gejala lain yang muncul karena adanya tekanan ditandai dengan
sikap ketidakpercayaan terhadap otoritas, ketidakberdayaan,
kerentanan, dan takut. Dinamika tersebut tanpa disadari dapat menjaga
keberlangsungan kontrol dan dikriminasi karena tidak ada jalur bagi
kelompok masyarakat yang ditekan pada pilihan ataupun kekuatan.
Dalam situasi yang ditekan oleh otoritas, orang akan menunjukkan
reaksi yang berorientasi pada cara-cara bertahan hidup yang paling
dasar. Termasuk di dalamnya cara pengambilan keputusan berdasarkan
mekanisme pertahanan hidup. Trauma kolektif merupakan hasil dari
pengalaman hidup di lingkungan yang penuh dengan ketakutan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kegagalan institusional, hal tersebut dapat terlihat pada narasi kolektif
yang diciptakan oleh individu dan komunitas berdasarkan kenyataan
dan akses mereka pada sumber informasi dan berbagai kesempatan
(Kantowitz, dalam Bentül & Kantowitz, 2009).
Trauma-trauma yang muncul di tengah masyarakat, khususnya
trauma politik menurut Summerfield akan menciptakan sebuah kondisi
teror yang merusak jaringan hubungan sosial kemasyarakatan yang ada
dan kehidupan mental orang per orang dalam masyarakat tersebut.
Kondisi tersebut seringkali dengan sengaja dipakai sebagai sarana
kontrol sosial (Nurrachman. 2002).
4) Teror dan Relasi Kekuasaan
Hubungan antara Negara (state) dan masyarakat (society)
merupakan sebuah hubungan yang bersifat zero-sum game, yang dapat
disimpulkan bahwa semakin kuat state maka society akan semakin
lemah. State dalam pandangan libertarian secara aktif mencari modus
agar dapat menindas society dengan kekuasaannya (Suhardono, 2003).
Sebuah fungsi kekuasaan akan bekerja jika ada yang menguasai
dan dikuasai dimana dimensi dari kekuasaan tersebut pada dasarnya
bersifat tidak seimbang (Vander Zanden, 1983). Hal tersebutakan lebih
mudah kita pahami dengan bantuan Cartwright (dalam Shaw &
Costanzo, 1995) yang memandang kekuasaan sebagai kemampuan
orang untuk mengontrol lapangan tingkah laku yang terjadi di antara
dua orang yang sedang berinteraksi. Dengan demikian orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mempunyai kekuasaan adalah yang mampu mendorong tingkah laku
orang lain ke arah yang dikehendaki. French menggabungkan kedua
konsep tersebut. Ia memandang kekuasaan sebagai hasil dari
kemampuan untuk memberi ganjaran dan hukuman, hubungan saling
menyukai, keahlian/kepakaran salah satu pihak terhadap pihak yang
lain dalam bidang /masalah tertentu dan faktor legitimasi (seperti
status, struktur sosial yang mendasari hubungan otoritas dan
sebagainya) (Shaw &Costanzo, 1995). Otoritas negara sebagai sebuah
kekuasaan yang terlegitimasi, mampu membuat sebuah perintah yang
bahkan melewati naluri benar-salah seseorang (Etzioni, 1968; Della
Fave, 1980 dalam Vander Zanden, 1983) tanpa dapat dikoreksi melalui
dalih undang-undang.
Dengan melihat ulang makna Negara beserta atribut kekuasaan
yang dimiliki jelas bahwa Negara memiliki kemampuan dan legalitas
untuk menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat
mengendalikan masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah
dengan menciptakan terror yang memiliki fungsi untuk menciptakan
rasa takut di tengah masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
D. Daftar Pertanyaan Empiris
Pertanyaan empirik meruapakan pertanyaan mendasar dari
penelitian yang disusun sebelum peneliti melakukan wawancara kepada
subjek yang akan diteliti atau narasumber. Berdasarkan model wawancara
semi terstruktur yang diungkapkan oleh Wengraf (2001) maka susunan
pertanyaan wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar Pertanyaan Empiris
RP (Research Purpose)
CRQ (Central Research
Question)
TQ (Theoretical
Question) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan peristiwa petrus dan mengetahui tema-tema serta aktor-aktor yang tampak melalui cerita tentang petrus
Bagaimana pengalaman kolektif masyarakat mengenai petrus
Deskripsi mengenai pengalaman kolektif masyarakat mengenai petrus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Naratif
Untuk menuliskan kembali pengalaman masyarakat mengenai
peristiwa petrus, peneliti memerlukan sebuah jalur naratif yang dapat
merangkum pola aktual dan struktur kisah petrus yang berhubungan erat
dengan kekuatan sosial dan kondisi psikologis baik yang bersifat sadar
maupun tidak sadar (Holloway & Jefferson, 2000 dalam Smith, 2009). Sebuah
penelitian naratif dalam metode kualitatif memiliki dimensi sosial yang terdiri
dari narasi-narasi kelompok yang bercerita tentang diri, sejarah, dan aspirasi
yang dimiliki oleh kelompok. Oleh karenanya, narasi sosial mampu
menjelaskan sejarah suatu kelompok yang membedakannya dengan dengan
kelompok-kelompok lain. Agar tidak tumpang tindih dengan narasi personal,
individu yang menjadi subjek penelitian dapat mendefinisikan dirinya sebagai
bagian dari kelompok. Selain itu dalam melakukan analisa terhadap narasi
personal yang telah diperoleh, peneliti akan mempertimbangkan narasi sosial
yang lebih luas (Smith, 2009).
Kemampuan metode penelitian kualitatif untuk menghasilkan
pengetahuan sekaligus insight, menjadi pertimbangan peneliti untuk memilih
metode ini dalam melakukan penelitiankarena kasus yang dipilih oleh peneliti
memiliki muatan emosi, serta menjadi pengalaman yang dekat dan berguna
bagi masyarakat (Creswell, 1998). Meskipun peneliti tidak menyaksikan
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sendiri peristiwa petrus (karena peneliti lahir setelah peristiwa tersebut
terjadi), namun sejak kecil peneliti telah mendengar cerita mengenai petrus
sehingga peneliti sendiri telah memiliki kedekatan dengan kasus yang diteliti.
Metodologi penelitian dan ketepatan dalam menggunakan metodologi
tersebut merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah penelitian ilmiah.
Metode kualitatif yang diterapkan dalam penelitian mengenai peristiwa petrus
ini menunjuk kepada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data
kualitatif. Data-data kualitatif yang dimaksud bisa berupa ungkapan atau
catatan dari subjek penelitian atau tingkah laku subjek penelitan yang
terobservasi oleh peneliti (Bogdan & Taylor, 1993). Selain itu, penelitian
kualitatif juga dapat menghasilkan atau mengolah data deskriptif berupa
transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan
lain sebagainya (Creswell, 1998).
Peneliti mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan yang penting
dalam penelitian kualitatif, dimana menurut Strauss (2003) pendekatan-
pendekatan tersebut meliputi:
a. Perlunya memasuki lapangan jika ingin mengetahui apa yang terjadi
b. Pentingnya teori, yang berdasarkan kenyataan, bagi pengembangan suatu
disiplin
c. Sifat terus berlanjutnya pengalaman masa lalu ke masa kini
d. Peranan aktif manusia dalam membentuk dunia yang mereka tempati
e. Penekanan pada proses dan perubahan, keragaman serta kompleksitas
hidup, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
f. Hubungan timbal balik antara kondisi, makna, dan tindakan
Sifat terus berlanjutnya pengalaman masa lau ke masa kini
dimungkinkan untuk menjadi titik berat dalam penelitian ini. Namun peneliti
juga tidak akan mengesampingkan pendekatan-pendekatan lain, karena pada
dasarnya kesemua pendekatan tersebut saling berhubungan dan dibutuhkan
dalam penelitian ini. Tidak dapat dipungkiri, dalam penelitian ini seperti juga
dalam penelitian sosial lainnya, ada pernyataan-pernyataan yang telah
ditegaskan di awal penelitian yang didasarkan pada asumsi peneliti mengenai
peristiwa petrus (Diane, 1990).
B. Subjek Penelitian
Penelitian Kualitatif yang bertolak dari asumsi mengenai realitas atau
fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks memiliki tujuan untuk
mendiskripsikan fenomena tersebut secara utuh (Bungin, 2008). Demi
memenuhi tujuan dasar kualitatif tersebut dalam penelitian ini akan digunakan
3 (tiga) orang subjek penelitian yang dengan sengaja dipilih karena memiliki
ingatan tentang peristiwa petrus (Bungin, 2008). Ketiga subjek dapat dianggap
sebagai saksi peristiwa petrus, karena merekam secara individual peristiwa
tersebut di dalam ingatan mereka. Selain itu, Pemilihan ketiga subjek
penelitian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan adanya
kecenderungan bahwa cara seseorang mengingat masalalunya tergantung dari
hubungannya dengan komunitas (Radly dalam Pannebaker & Banasik, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tak hanya dalam arti kualitas hubungan namun juga posisi di dalam komunitas
yang menentukan adanya keterkaitan atau model dari hubungan tersebut.
Peneliti memilih subjek dengan berbagai macam karakteristik yang didasarkan
pada kelas ekonomi dan kelas sosial. Subjek 1 (satu) berasal dari kelas
ekonomi menengah ke bawah dan pernah terlibat dalam organisasi partai
politik. Subjek 2 (dua) berasal dari kelas ekonomi bawah. Subjek 1 dan 2 bisa
disebut sebagai sample ‘orang biasa’ yang menghasilkan data saksi kejadian.
Sementara subjek 3 (tiga) berasal dari lingkungan akademisi dan telah
melakukan penelitian mengenai peristiwa petrus dalam perspektif sejarah.
Oleh karena itu subjek 3 bisa disebut sebagai sample ahli yang menghasilkan
data ahli. Ketiga karakteristik yang berbeda diharapkan dapat menghasilkan
data yang memperlihatkan variasi sekaligus berdinamika untuk saling
memperkuat data.
Subjek yang termasuk dalam kategori ‘orang biasa’ merupakan sample
awal yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain informasi yang diberikan
merupakan informasi faktual yang didasarkan pada pengalaman pribadi
(Bungin, 2008). Dua orang subjek dalam kategori tersebut juga diharapkan
dapat membantu peneliti untuk melacak variasi informasi yang mungkin ada
serta memperluas deskripsi informasi. Selanjutnya data yang diperoleh dari
subjek 3 (data ahli) dapat digunakan sebagai penguat atas tema-tema yang
muncul dari subjek 1 maupun subjek 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini akan berfokus pada cerita orang mengenai peristiwa
petrus yang merupakan bagian dari sejarah masyarakat secara umum dan
menjadi peristiwa kehidupan yang secara individu bersifat khusus. Dengan
menangkap detail dari narasi, perasaan, dan sudut pandang subjek, peneliti
akan dapat mengetahui bagaimana subjek merekonstruksi ulang peristiwa
tersebut dan menempatkan makna-makna baru yang khas maupun bersifat
kolektif.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini akan dilakukan secara intensif dengan mengolah temuan
yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan
berbagai macam sarana. Dalam dasar-dasar penelitian kualitatif yang disusun
oleh Strauss (2003) disebutkan bahwa sarana pengumpulan data dalam
prosedur kualitatf meliputi: pengamatan, wawancara, namun bisa juga
mencakup dokumen, buku, kaset video, dan data sensus. Selain itu keutamaan
dari penelitian kualitatif adalah dengan mengumpulkan data yang bersifat
meluas dan dari berbagai sumber (Creswell, 1998) dengan tetap berfokus pada
pengalaman masyarakat mengenai petrus.
1. Wawancara
Wawancara merupakan sumber utama bagi penelitian naratif (Smith, 2009).
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara semi-
terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan empiris yang telah disusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sebelumnya. Namun peneliti tidak menutup kemungkinan adanya perluasan
pertanyaan pada saat wawancara dilakukan.
Peneliti bermaksud untuk memperoleh testimoni dari subjek-subjekpenelitian.
Kepentingan testimoni adalah memberikan ruang bagi seorang pelaku atau korban
untuk menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami secara bebas dan alami
melalui obrolan (Creswell, 1998). Nilai testimoni tidak terletak pada
kemampuannya sebagai alat untuk klarifikasi atau penyelidikan, tetapi sebagai
mediasi truth-telling.
Daftar Pertanyaan
1. Tolong Anda ceritakan mengenai peristiwa petrus?
2. Bagaimana suasana di sekitar Anda pada saat itu?
3. Apakah saat ini Anda masih sering teringat peristiwa tersebut?
4. Kalau Anda diberi kesempatan untuk bersaksi di pengadilan atas kasus
ini, apa yang ingin Anda sampaikan ?
5. Bagaimana pikiran dan perasaan Anda sekarang terhadap kejadian itu?
6. Bagaiman perasaan Anda terhadap pemerintah?
E. Metode Analisis Thematic Narrative
Analisis thematic narrative merupaka sebuah pendekatan dalam
mengolah data narasi dalam bentuk transkrip wawancara dengan melibatkan
penciptaan dan penerapan kode untuk data. Analisis tematik sendiri harus
dilihat sebagai metode dasar dalam sebuah analisis kualitatif. Holloway dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tordes (2003) mengidentifikasi usaha memberikan tema merupakan salah satu
ketrampilan umum yang harus dimiliki dalam berbagai macam penelitian
kualitatif (dalam Braun, 2006).
Karakteristik analisis tematik adalah fleksibilitas, dimana fleksibilitas
tersebut dapat berguna atau berpotensi untuk memberikan laporan yang kaya
dan rinci dari sebuah data yang kompleks (Braun, 2006). Tema dalam analisis
ini dapat menangkap sesuatu yang penting di dalam data dalam kaitannya
dengan pertanyaan penelitian dan mewakili beberapa tingkat dan kategori
respon atau makna yang saling berlainan.
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data narasi dan
deskripsi yang berasal dari transkrip wawancara semi terstruktur.Langkah
awal yang dilakukan peneliti adalah membaca narasi yang telah ditranskrip
tersebut dengan cermat, sebelum melakukan pengelompokan data.
2. Pengkodean (coding)
Coding mengacu pada penciptaan kategori dalam kaitannya dengan
data. Secara lebih jelas dalam penelitian kualitatif semacam itu, model
analisis yang biasa dipakai adalah analisis induktif, dimana peneliti akan
membuat kategori-kategori, tema-tema, dan pola-pola tertentu yang
bersumber dari data (Denzin & Lincoln,1997). Dengan kata lain disini
peneliti akan melakukan pengelompokan contoh-contoh dari fakta yang
berada di bawah istilah umum yang dapat memungkinkan data-data
tersebut dimasukkan sebagi ‘dari jenis yang sama’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pendekatan induktif yang digunakan dalam analisis data bertujuan
untuk (1) menyingkat data yang luas dan beragam teks yang masih kasar
ke dalam format rinkasan yang singkat, (2) membangun jaringan yang
jelas antara tujuan penelitan dan ringkasan hasil temuan yang berasal dari
data yang masih kasar, dan (3) mengembangkan teori tentang model atau
struktur yang mendasari penelitian atau proses yang menjelaskan data
mentah (David R Thomas, 2003).
3. Intepretasi dan Pembahasan
Setelah fase deskripsi, peneliti masuk ke dalam fase interpretative
dimana peneliti akan mengaitkan narasi dengan kerangka teoristis (Smith,
2009) dan menuliskan analisis penelitiannya ke dalam bentuk narasi.
Peneliti lebih tertarik untuk menyebutnya sebagai analisis dan bukan
‘hasil’ karena analisis dalam penelitian kualitatif merupakan suatu
rangkaian penafsiran yang terbuka terhadap pertanyaan (Parker, 2008).
Peneliti akan memasukkan pengalaman personal kedalam narasi
kesimpulan tanpa mengubah alur dan inti dari analisis penelitian
(Creswell, 1998), serta mencantumkan berbagai referensi dan beberapa
perspektif baru sehingga memungkinkan untuk pengembangan sebuah
penelitian kualitatif (Parker, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dari ketiga wawancara tersebut muncul tema-tema besar yang mucul dari
gejala yang berbeda-beda di antara ketiga subjek. Masing masing tema tersebut
saling berkaitan satu sama lain. Garis besar dari tema-tema tersebut muncul
sebagai bentuk umum dari narasi itu sendiri yang menjelaskan bagaimana
pengalaman mengenai peristiwa petrus menjadi sebuah ingatan kolektif serta
tema-tema yang muncul dari ingatan kolektif tersebut.
A. Identifikasi Peristiwa Petrus Sebagai Pengalaman Kolektif
1) Penguatan
Memori kolektif akan terbentuk jika masyarakat terus menerus
membicarakan dan memikirkan suatu kejadian hingga mencapi level yang
tinggi. Social sharing (rasa berbagi secara sosial) tentang kejadian-
kejadian tersebut juga akan membantu mempertajam persepsi masyarakat
mengenai kejadian tersebut sehingga sebuah cerita yang menjadi
konsensus pun muncul (Pannebaker & Banasik, 1997).
a. Peristiwa tersebut dibicarakan secara terus menerus dengan orang lain
Pada saat peristiwa petrus terjadi banyak orang yang
membicarakannya, baik dengan teman maupun keluarga.Kabar
mengenai peristiwa ini pun telah menyebar ke seluruh
Indonesia.Meskipun sebagian masyarakat merasa tidak setuju dengan
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
petrus, namun mereka tidak berani memprotes atau membicarakan
penilaian mereka secara terbuka.Jadi, meski kejadian ini sering
dibicarakan, namun pembicaraan mengenai petrus hanya dilakukan
dengan orang-orang terdekat saja.
“ waktu itu juga hanya ya sekedar dengan teman-teman itu juga
hanya .. waktu omong-omongan gitu lho” (S1)
“ orang-orang memang ini...orang-orang memang banyak
membicarakan tentang korban-korban yang ditembak itu..” (S2)
b. Petrus sebagai peristiwa yang selalu dipikirkan
Bagi subjek 3, peristiwa petrus merupakan peristiwa yang
menyisakan pertanyaan, hal tersebut terjadi karena nformasi yang
diperoleh melalui pembicaraan dengan keluarga dan orang-orang di
sekitar subjek akhirnya disimpan untuk kemudian kembali dipikirkan
(Pannebaker &Banasik, 1997). Informasi awal yang menimbulkan
banyak pertanyaan karena selalu dipikirkan adalah kerja kognitif yang
menjadi dasar bagi subjek untuk merekonstruksi ulang ingatan tentang
petrus. Melalui rekonstruksi tersebut subjek memperoleh penilaian
yang lebih berimbang mengenai komponen-komponen yang terlibat
dalam petrus seperti penilaian terhadap gali atau bagaimana subjek
memandang pemerintah dan fungsi hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
“…..muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah
pertanyaan-pertanyaan ini kenapa to, ini kenapa to, ini kenapa, to?
Sampai pada tahapan tertentu, ee pada saat saya mulai membaca,
pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri tentang peristiwa
itu, saya melihat, oo, ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang
mendorong saya untuk melakukan penelitian…”(S3)
c. Penguatan oleh media
Salah satu unsur yang berperan dalam pembentukan ingatan
kolektif adalah media (Pannebaker, 1997). Disebutkan dalam narasi
Subjek 3 dimana pada saat petrus terjadi banyak media hampir setiap
hari memberitakan tentang petrus dan secara eksplisit menunjukkan
bahwa petrus diagendakan dan dikerjakan oleh pemerintah sendiri.
“ Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-
versiyang lain nanti kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini
pandangan saya ada disini. Eee, salah satu versi yang muncul versi
media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang Hasbi itu, kan?
Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama Tempo yang
saya temuka.yang salah satu muncul di Tempo itu pernyataan Hasbi
yang, ee, yang dia mengatakan itu... akhir maret… itu akhir matet
kalau saya liat akhir maret 83. Hasbi itu mengumumkan perang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
terhadap gali…”(S3)
Memo:
Ingatan tentang peristiwa petrus merupakan ingatan kolektif karena
mengalami proses selalu dibicarakan dan dipikirkan baik secara
individual, komunal (anggota-anggota di dalam masyarakat), maupun
dengan melibatkan peran media.
2) Diperlihatkan secara umum
Mayat korban penembakan dibuang di tempat-tempat umum sehingga
dapat terlihat oleh masyarakat.
“…Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di got, di
sebelah got, atau ditengah hutan, dimana aja selama mereka mau…” (S1)
“…ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan
saja…” (S2)
“ Mayat korban penembakan dibuang ke tempat-tempat umum sehingga
dapat terlihat oleh masyarakat” (S3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Memo:
Petrus memiliki sasaran yang jelas (para pelaku kejahatan), namun metode
penyelesaian hasil eksekusi yang melibatkan ruang publik
mengkondisikan masyarakat umum sebagai saksi dari peritiwa
tersebut.Banyak orang yang pada akhirnya merekam dan menyimpan
ingatan mengenai peristiwa petrus dengan identifikasi mayat yang dibuang
di tempat-tempat umum.
3) Penggunaan kata “Kita”( penggunaan bahasa)
Subjek 1 dan 2 menggunakan kata ‘kita’ dan ‘kami’ untuk menyatakan
pendapat mereka.
“kita tidak tau apakah orang militer, polisi, atau pemerintah yang selalu
mencari-cari gali disana” (S1)
“ kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini dengan
dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa
pelakunya.” (S2)
Memo:
Penggunaan kata tersebut erat kaitannya dengan identitas kolektif. ‘Kami’
berarti gambaran bahwa sebuat kelompok membangun dirinya sendiri
dan dengan itulah anggotanya mengidentifikasikan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4) Silent event
Pada saat petrus terjadi subjek 1 atau pun masyarakat secara umum
tidak dapat membicarakannya dengan bebas karena tidak berani terhadap
aparat pemerintah yang bisa berbuat represif.
“…mengatakan diluar itu nggak berani .. “
“… kalau ngomong di luar, ya, harus hati-hati waktu itu..memang harus
hati-hati. Kalau tidak hati-hati, wah, kalo terdengar….” (S1)
Memo:
Kejadian petrus yang menjadi beban secara emosional, membuat orang-
orang harus berbicara dengan hati-hati karena karakter pemerintah yang
represif dan membawa konsekuensi-konsekuensi yang tidak diingankan.
Sementara semakin ingatan akan peristiwa itu disimpan dan dibicarakan
secara diam-diam maka ingatan tentang petrus akan semakin kuat dalam
sebuah komunitas atau kolektif (Pannebaker, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Tema-Tema yang Muncul dari Ingatan Kolektif Mengenai Peristiwa
Petrus
1. Pengalaman Individual
a. Trauma
1) Pengalaman yang terasa perih dan mengerikan
Muncul perasaan ketakutan, perih, dan ngeri ketika diketahui
bahwa para gali yang ditangkap pasti akan dibunuh. Kemudian
mayat-mayat hasil pembunuhan tersebut akan dibungkus dengan
menggunakan karung sebelum dibuang.
“…tapi....di sisi lain… di sisi lain....ketakutan tu selalu ada karna
apa... sel...sel... selama... selama... ada gali...katakanlah gali itu
terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu, lho,
ha...meninggalnya tu kapan, di mana tu dia nggak pernah tau,
sepengetahuan saya ada di Wonosari...ha...kata di bawah
sanasudah meninggal mesti.....di tembak mesti” (S 1)
“…Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap
hari ya, hampir diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan
mayat itu identik dengan dibungkus karung, entah dibuang
dimana…ngeri, pokoknya yang ada hubungannya sama itu haduh
kayaknya ngeri, merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat
dengan adanya pembunuhan dimana-mana …. “(S 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
“.....suasana apa namanya kematian yang muncul itu keresahan
pertama kemudian keresahan selanjutnya ya itu tadi banyaknya
mayat ditemukan” (S3)
Memo:
Peristiwa petrus merupakan pengalaman yang perih dan
mengerikan dimana masyarakat harus menyaksikan pembunuhan
dan kematian di mana-mana. Perasaan takut yang diceritakan oleh
subjek 1 merupakan reaksi atas tekanan yang datang dari otoritas
terhadap kelompok masyarakat tertentu, yang secara dinamis
bersama dengan reaksi-reaksi yang lain membentuk sebuah trauma
kolektif.
2) Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus
Petrus merupakan sebuah peristiwa luar biasa yang selalu
diingat dan tidak terlupakan.
“… Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu
betul-betul luar biasa..”(S1)
“ saya sebagai saksi melihat itu memang benar-benar ngeri,
ngeri…”(S2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Memo:
Peristiwa petrus menjadi sebuah ingatan yang traumatik karena
merupakan bagian dari sejarah masyarakat yang selalu diingat dan
merupakan ingatan tentang peristiwa yang mengerikan.
3) Pengalaman kehilangan
Para korban petrus adalah bagian dari masyarakat pada
umumnya yang bisa jadi teman atau keluarga.
“… teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. Kalau
terpegang juga harus, kalau terbawa polisi, ya, sudah pasti harus
mati.itu kebanyakan teman-teman saya yang meninggal atau yang
mati itu, ya, gali-galinya…”(S1)
“… keluarga (keluarga korban penembakan) walaupun tidak
protes,atau tidak mengusut, atau tidak usul ee… atau apa, kok
dinengke wae to itu!!! ooo! bojone dipateni kok meneng wae!"
(S1)
Memo:
Peristiwa petrus berkaitan dengan sebuah pengalaman kehilangan
yang memiliki sifat traumatik. Subjek 1 memiliki pengalaman
kehilangan pada saat teman subjek meninggal oleh
petrus.sementara itu, sebagian masyarakat harus rela kehilangan
salah satu anggota keluarganya karena petrus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4) Ingatan yang direpresi
Subjek 2 memilih untuk diam atau tidak membicarakan perihal
peristiwa petrus. Hal tersebut serupa dengan pengalaman subjek 3
yang berhadapan dengan seseorang dengan pegalaman mengenai
petrus.
“…Disuruh bersaksi?
Ya!
Maaf secara jujur saya nggak mau”
“…Karna..semua itu ada efek-efek sampingnya hah, karna apa
,saya nggak mau berefek..Karna saya nggak mau mengandung
resiko”
“..Resikonya itu ya fatal juga, kita nggak tau orang-orang
disekitar kita e….pengalaman-pengalaman nggak ngerti e…”
“…kan mereka nggak mungkin menjamin 24 jam to.ngawasi.
kalau saya saya bisa menjamin. Tapi anak-anak saya kan nggak
bisa menjamin. Ada apa-apa dengan anak saya kan saya
kehilangan.” (S2)
“…Eee… beberapa informan itu orang dekat saya ya… orang
dekat saya, saya sering sampe sekarang saya masih sering
berinteraksi. Kalo saya tidak tanyakan mereka tidak sejauh
pengamatan saya, tidak saya tanyakan mereka tidak berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengingat ingat. Tapi begitu saya membuka tema itu , mereka
berusaha mengingat dan ternyata cukup banyak apa yang mereka
ingat dari peristiwa itu. Saya nggak tau apakah mereka memang
tidak menganggap itu penting untuk di ingat, atau memang
sengaja melupakan. Ee atau karna, sengaja melupakan karna
alasan-alasan yang saya tidak tau gitu, saya pastinya saya tidak
tau, saya tidak sampai penelitian psikologis ditahapan itu” (S3)
Memo:
Sesuai dengan gejala trauma dalam perspektif sosial klinis,
pengalaman petrus oleh sebagian orang memang sengaja untuk
tidak diingat-ingat kembali. Dalam penelitian ini subjek2 memiliki
cerita yang berbeda saat wawancara penelitian dibandingkan pada
saat subjek melakukan wawancara di luar konteks penelitian
mengenai peristiwa petrus. Seperti halnya sikap subjek 2 terhadap
peneliti dimana subjek 2 memiliki sikap yang lebih tertutup dan
menjadi sangat singkat dalam menceritakan petrus jika
dibandingkan pada saat peneliti membahas peristiwa tersebut
bersama subjek 2 di luar kerangka penelitian. Peneliti melihat hal
tersbut sebagai sebuah usaha menghalau ingatan traumatik
mengenai peristiwa traumatik, subjek 2 dalam pengamatan peneliti
juga berdasarkan wawancara yang dilakukan tidak ingin
membahas persolan tersebut apalagi memberikan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
informasi untuk membawa peristiwa tersebut ke jalur hukum. Hal
tersebut dilakukan karena subjek merasa takut bahwa dirinya dan
keluarganya akan terancam. Sikap tersebut merupakan gejala
trauma yang muncul akibat kekerasan yang dilakukan oleh
Negara, dimana narasi kolektif yang muncul sarat akan kontrol
dan kurangnya pilihan, serta orientasi bertahan hidup yang
individual (Kantowitz dalam Bentül & Kantowitz, 2009).
b. Reaksi emosional umum
1) Selalu waspada dan lebih berhati-hati
Setiap orang yang terindikasi sebagai target petrus maupun
masyarakat umum bersikap waspada terhadap keberadaan
penembak misterius.
“…kalau disana itu baru diserbu karena diserbu yo, diserbu atau
dipegang orang waktu dengar jarak berapa kilo meter gitu saya
sudah pergi lagi gitu lho.”
"wah ho'o to wah yo ngati-ngati" (S1)
“…Kalau orang itu, emm… orang itu merasa apa… ada indikasi
kesana...lebih baik mereka mengantisipasi aja.”
“….ngeri, ya mereka kalo keluar itu takut...kalo, waaa, jangan-
jangan…” (S2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2) Perasaan tidak nyaman dan terancam
Subjek 1 memiliki ingatan dimana ada kejadian saat sedang
berkumpul kemudian ada yang mengambil gambar. Setelah itu ada
penangkapan terhadap beberapa teman subjek. Mendengar hal
tersebut subjek dan teman-teman yang lain menjadi takut untuk
berkumpul dan merasa terancam.
“… waktu itu saya ingat sekali, waktu itu saya baru nongkrong-
nongkrong. Minum air teh di pojok benteng itu ya....itu rame-rame
di sasonoinggil itu...banyak teman-teman saya yang di sana...entah
itu rapat… entah itu ada dangdutan atau apa… itu difoto-foto foto
gitu tau-tau ada yang diajak pergi...tapi diajak perginya itu secara
diam-diam atau gimana bukan secara paksaan...ha... dia ma, nurut
aja… tau-tau dibawa pergi...dengar gitu bubar semuanya dulu
itu...walaupun dia bukan gali ya dikira ya… ee dikira dia
temannya sigali tu bisa dipegang sendiri,bisa mati sendiri gitu,
lho” (S1)
3) Protes dan merasa tidak terima
Subjek dan komunitasnya merasa tidak setuju dengan petrus
karena seseorang dibunuh begitu saja oleh petrus tanpa ada
penjelasan dan prosedur hukum.
“…tapi mungkin kanan kirinya atau orang lain yang protesatau
kok dinengke wae to itu!!!ooo! bojone dipateni kok meneng wae!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
“lha.....itu justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu
lho....”
“…kok misalnya dari pihak keluarga walaupun tidak protes,atau
tidak mengusut, atau tidak usul, ee, atau apa bentuknya itu teman-
temannya yang tidak terima...katakanlah demikian“(S1)
4) Mengungsi ketempat yang lebih aman
Rasa takut dan khawatir karena petrus membuat sebagian orang
pergi meninggalkan keluarganya ke tempat yang lebih
aman.Seperti yang dilakukan oleh subjek 1 dan juga dikuatkan oleh
subjek 2. Biasanya orang-orang tersebut melarikan diri ke desa
karena desa dianggap lebih aman.
“… saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-
puncaknya itu” (S1)
“… Banyak orang-orang yang memutuskan untuk pergi” (S2)
2. Gali
1) Gali yang meresahkan
Ketiga subjek memiliki penilaian yang sama mengenai perilaku
gali yang merugikan masyarakat yang menjadi latar belakang
diagendakan petrus. Dalam narasi subjek, para gali tersebut sering
melakukan kekerasan dan pemerasan terhadap masyarakat. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hanya itu, mereka juga sering membuat onar, brutal, serta sering
berbuat berbagai tindak kejahatan sehingga menimbulkan keresahan.
“….yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering
membuat anu masyarakat sendiri itu yang betul-betul yang dicari
waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah…” (S1)
“… karena slalu ada ini, ee, mel-melan slalu dimintai di perempatan
slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya,
ee, rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik dimana
dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya,
bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu, salah
satu onderdil mobil itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali
itu…“ (S2)
“…yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko atau pegawai-
pegawai yang sering diperas, sering diminta uang…” (S1)
“…Ya itu memang sebetulnya, jujur aja sangat brutal, bahkan aparat
itu sudah nggak ada anunya, kok, sudah nggak ada ini, sudah nggak
ada takutnya sama apapun, apapun, baik itu kepolisisan maupun dari
angkatan… karna mereka waktu itu, mengandalkan yang namanya
fisik, tanpa mengandalkan yang namanya anu pemikiran gitu lho.”
(S2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Memo:
Tindakan kriminal atau kriminalitas para gali merupakan gejala dari
patologi sosial dimana sifat terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang terlibat dalam interaksi dengan lingkungan sosial
(Gerungan, 2002). Artinya sikap-sikap gali yang mengarah pada
kekerasan atau agresi merupakan hasil dari dialektika diri dan
dinamika sosialnya yang memiliki kecenderungan memicu terjadinya
kemarahan dan frustasi (Kartono & Gulo, 1987). Melalui kutipan
narasi di atas terlihat adanya motif ekonomi dan sosial. Salah satu
dampak kemiskinan menurut Markum (2009) adalah munculnya
kriminalitas dimana rakyat kecil selain dapat menjadi pelaku
kejahatan yang secara umum disebabkan oleh terbatasnya pendapatan,
mereka juga dapat menjadi korban kejahatan karena tidak memiliki
akses terhadap perlindungan (Markum, 2009). Lemahnya akses
korban tindak kriminal terhadap hukum menyebabkan
ketidakpercayaan terhadap fungsi hukum dan aparat penegak hukum
(yang akan dijelaskan tema hukum), sementara itu pelaku tindak
kriminal akan cenderung mengabaikan.
2) Gali sebagai anggota partai
Pada masa Orde Baru terdapat tiga partai besar, yaitu: PPP,
Golkar, dan PDI. Gali, sebagai salah satu komponen utama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dibicarakan dalam penelitian ini memiliki posisi dan keterlibatan
dalam dinamika partai-partai tersebut. Mereka biasanya berfungsi
sebagai keamanan atau Satuan Tugas (Satgas) dalam sebuah partai.
“… di golkar maupun di PPP itu..dan gali-galinya juga banyak
sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga
Golkar juga banyak gitu lho…”
“…tapi ya yang doreng-doreng itu, ya, memang gali-gali, kebanyakan
hampir 30% itu gali-gali semuanya. saya mengakui walaupun juga
orang PDI gitu lho, gali-gali sendiri…” (S1)
3) Gali/preman/pencoleng sebagai target petrus
Sasaran dari penembak misterius adalah gali/preman/ pencoleng
karena pemerintah ingin memerangi atau memberantas mereka.Hal
terseut dilakukan dengan alasan yang dijelaskan pada sub tema gali
yang meresahkan.
“…khususnya yang di…cari…itu gali-galinya…seingat saya memang
gali-galinya…” (S1)
“…Arahnya memberantas, memberantas para preman-preman di
khususnya di Indonesia…” (S2)
“… Hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali..” (S3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4) Kondisi gali setelah petrus
Setelah diadakan petrus jumlah gali menurun drastis. Kebanyakan
dari mereka menghilang karena melarikan diri atau meninggal
sehingga suasana menjadi tenang. Hal tersebut dipandang sebagai
keberhasilan pemerintah dalam menekan keberadaan para gali.
“…dampaknya memang kelihatan sekali, ya, setelah 82, 83, 84, 85 itu
agak menurun hamper, ee, separuh lebihnya gali-gali itu hilang
semuanya, hampir semuanya tapi masih juga ada, ee, tapi banyak
juga yang meninggal.” (S1)
5) Tattoo sebagai identifikasi korban (gali)
Koban petrus diidentifikasi sebagai pria bertato.
“…korban-korban rata-rata, orang-orang yang diidentifikasi
bertato… ” (S2)
“… banyak orang yang dibunuh karna punya tato… “ (S3)
6) Gali sebagai korban ketidakadilan
Tindakan pemerintah yang mengeksekusi mati para gali tanpa
melalui proses hukum yang menjadi dasar negara merupakan suatu
tindakan yang melanggar hak dasar manusia. Meskipun gali sering
melakukan perbuatan yang merugikan dan meresahkan masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
namun mereka juga memiliki hak untuk hidup dan atau dihukum
sesuai dengan hukum yang berlaku.
“walaupun dia itu gali,walaupun dia itu kasarane, tu, pencopet atau
perampok atau apa…tanpa ada perhatian tersendiri atau perhatian
khusus oleh pemerintah membunuh dengan seenaknya sendiri..”
“karena dia membunuh itu seenaknya saja, seenaknya saja dia tanpa
ada rasa dosa gitu, walaupun-walaupun itu gali, walaupun dia itu
korupsi, walaupun dia nyolong, pencoleng atau apapun bentuknya,
tetapi tetep enak aja membunuh orang gitu lho…”
“tapi orang si tetep orang yo artinya tu ee….hukum itu tetep berlaku
artinya walaupun tu kasarannya kita nyolong pitek atau perampok
atau korupsi atau apapun bentuknyaitupun dihukum apalagi
gali…walaupun...gali itu juga orang gitu lho...kenapa walau...kok
nggak diusut gitu lho..kok nggak diusutgali pencoleng, perampok atau
apapun bentuknya dengan yang kecil-kecil…”(S1)
“….Tapi disisi lain ada yang mengatakan ini pelanggaran HAM dan
sebagai berikut gitu….” (S2)
“ Kalopun dia memang melakukan kesalahan eee kalopun dia
memang sudah membuat resah masyarakat melakukan banyak
kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia
langsung di ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
hukum, karna kita kan yang kita gembar-gemborkan, digembar
gemborkan pemerintah kita kan Indonesia sebagai negara hukum.
Tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan
hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada
apakah ada hukum yang dilegalkan, dilegalkan untuk, ee,apa
namanya untuk memvonis mati… “
“… Jelas tidak setuju, tidak setujunya karena apa, karena itu
melanggar hak yang paling dasar dari manusia. Hak hidup.“
“…Yaitu jelas tidak setuju karena melanggar hak dasar manusia hak
hidup itu yang pertama…”
“… adalah hak untuk mendapatkan, ee, ini, proses hukum yang jelas
atas apa yang dialami…” (S 3)
Memo:
Dalam proses merekonstruksi ulang sejarah/ ingatan subjek
menempatkan makna-makna yang baru berdasarkan informasi-
informasi yang diterima. Karenanya jika dulu subjek merasa para
gali/pelaku tindak kejahatan itu pantas dibunuh dengan cara keji atas
perbuatannya. Kini mereka mulai memandangnya sebagai sesuatu
yang melanggar HAM. Para subjek mulai memandang gali selain
sebagai target utama petrus tetapi juga sebagai korban kesewenang-
wenangan pemerintah pada masa itu. Pandangan tersebut muncul
dengan dasar adanya pemahaman bahwa tindakan pemerintah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengeksekusi mati para gali tanpa melalui proses hukum merupakan
suatu tindakan yang melanggar hak dasar manusia. Meskipun gali
sering melakukan perbuatan yang merugikan dan meresahkan
masyarakat, namun mereka juga memiliki hak untuk hidup dan atau
diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. Pengalaman tentang Negara
a. Teror
1) Perbuatan yang kejam
Pada saat peristiwa petrus terjadi, pembunuhan terhadap
manusia dilakukan dengan mudah tanpa ada proses hukum.
Seseorang yang menjadi target petrus akan dieksekusi oleh pelaku
yang identitasnya tidak diketahui secara jelas kemudian mayatnya
dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang.
“…waktu itu… kalau emang dulu itu mateni wong kayaknya
seperti nyembeleh ayam aja, klekek udah nggak ada hukumnya…”
(S1)
“Oo prosedur sampai jadinya mereka dimasukkan dalam karung
gitu, ya, itu diambil, nggak tau siapa yang mengambil, setelah itu
tau tau sehari kemudian, sudah dalam karung, sudah menjadi
bangkai…” (S2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“Ya tau-tau… ya, mereka kumpul-kumpul seperti biasa, sehari
kemudian tau-tau sudah di… sudah dimasukin karung, udah
dimasukin karung dalam keadaan, dalam keadaan menjadi mayat”
(S2)
Memo:
Petrus merupakan perbuatan kejam dimana seseorang dibunuh
begitu saja seperti membunuh binatang. Selanjutnya mayat korban
petrus, dimasukkan ke dalam karung untuk dibuang di tempat-
tempat umum hingga menjadi bangkai.
2) Korban yang ditaruh ditempat-tempat umum
Mayat korban penembakan misterius di buang ke tempat-tempat
umum seperti di sebelah got, tengah hutan, di pinggir jalan
sehingga mudah terlihat oleh masyarakat umum.
“…Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di
got, di sebelah got, atau ditengah hutan, dimana aja selama
mereka mau….” (S2)
“….ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan melihat
karung dipingiir jalan kemudian dengan masih bertetesan darah.”
(S3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
“… .ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan
membiarkan saja.” (S3)
Memo:
Meski yang menjadi korban adalah orang yang tidak dikenal,
namun pengalaman melihat mayat merupakan pengalaman
mengerikan yang menjadi teror bagi masyarakat.
3) Identitas pelaku petrus yang disamarkan
Subjek dan masyarakat kebanyakan pada awalnya tidak tahu
siapa yang berada di balik pembunuhan para gali. Masyarakat
hanya memberikan sebutan petrus (penembak misterius). Hal
tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya.
“…kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini
dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang
entah sapa pelakunya.” (S2)
“….Mereka menyebutnya petrus atau (pembunuh misterius) nggak
tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya. Sampai akhirya berhenti
tahun 83 akhir” (S2)
“…bertanya-tanya, siapa pelakunya ini....kalo tapi, kan, kok kok
sampai kok sampai begini gitu lho…” (S2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Memo:
Ketidakterangan identitas ini menciptakan suasana teror sendiri
dimana kekutan yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban
bersembunyi dibalik kemisteriusan yang seolah tak dapat
diidentifikasi. Selanjutnya dari pola yang muncul dan berbagai
informasi yang diperoleh diketahui bahwa petrus merupakan
agenda pemerintah. Namun karena petrus sendiri tidak
menampakkan dirinya dihadapan publik, maka petrus tetap sebagai
sebuah identitas yang disamarkan.
4) Suasana yang muncul karena adanya teror
a. Suasana yang bergejolak
Susana bergejolak yang dirasakan pada saat malam hari
“...masih ingat... sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak
sekali di...khususnya di Jogjakarta.” (S1)
“jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu memang
ada gejolaknya” (S1)
b. Suasana yang mencekam dan rasa takut
Pada saat terjadi petrus, tercipta suasana yang mencekam.
Masyarakat merasa takut dan tidak berani keluar rumah
terutama pada saat malam hari. Apalagi orang-orang yang
terindikasi sebagai target petrus. Orang tua yang memiliki anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yang sudah dewasa pun merasa khawatir kalau-kalau anak
mereka menjadi korban salah sasaran penembak misterius.
Tidak hanya itu suasana di luar rumah semakin terasa sepi dan
mencekam karena adanya larangan tak tertulis untuk
bergerombol di jalan dan di tempat-tempat umum.
“justru yang mencekam itu justru misalnya di DPC, DPD... itu
yang mencekam sekali di lingkungan itu…..DPD tu mang
keliatannya mencekam sekali… walaupun orang awam, tetapi
dia yang merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia
mau keluar malam… takut sekali... apalagi dia yang punya
anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi” (S1)
“… banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana.
Karna bisa diraba to arahnya itu kemana…” (S2)
“Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil
warga yang lain orang itu sudah meninggal”
“suasananya itu mencekam, seperti gelap itu, disamping ee
ada banyak, ee, kejahatan, tetapi juga banyak juga, ee, atau
sama… ya, karna banyak kejahatan pada waktu itu, kejahatan
baik yang dilakukan oleh, dianggap dilakukan oleh para gali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
itu maupun kejahatan yang dilakukan oleh para aparat dengan
gali-gali itu. Ya, suasana yang mencekam pada waktu itu.”
“Kemudian ketika mulai ada ini...ada penembakan-
penembakan itu yang pasti warga takut keluar malam... takut
salah sasaran menjadi sasaran menjadi sasaran yang berbeda
gitu ya”(S3)
Memo:
Suasana yang dirasakan mencekam dan bergejolak merupakan
sebuah gejala dari teror yang diciptakan untuk mengontrol
perilaku masyarakat.
b. Penilaian terhadap pemerintah
1) Pemerintah sebagai pelaku petrus
Pemerintah melalui aparat keamanannya memburu para gali
yang berkeliaran ataupun yang menjadi kader partai. Hal tersebut
bahkan telah diakui oleh pemerintah melalui media. Menurut
mereka petrus dilakukan untuk melindungi sekaligus
menghilangkan keresahan masyarakat karena perilaku para
gali.Pemerintah yang memiliki kekuasan dalam sebuah negara
seperti pemerintahan Soeharto berhak untuk melakukan hukum
sesuai dengan yang mereka inginkan meskipun hal tersebut dapat
saja dianggap tidak baik atau pun bertentangan dengan asas hukum
negara itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2) Ketidakpercayaan terhadap pemerintah
Dengan melakukan petrus pemerintah dipandang tidak bersikap
adil dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Subjek juga
melihat pemerintah tidak pemperhatikan dan mendengarkan
aspirasi dari rakyatnya. Ketidakpercayaan ini juga muncul sebagai
gejala trauma kolektif.
“… tidak diperhatikan sama sekali, eee... pemerintah...mau…
mau... maupun orang-orang hukum gitu lho… mau protes, mau
usul, mau ini mau itu tu…” (S 1)
“…Kalo dari peristiwa itu yang saya liat kebenarannya,
kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan untuk,
ee, melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak
mati kebenarannya, saya pertanyakan keadilannya saya
pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak
manusiawi.“(S 3)
c. Hukum
1) Ketidakpercayaan terhadap hukum
Indonesia adalah negara hukum namun tidak ditegakkan dengan
mengabaikan pembunuhan terhadap para pelaku tindak kejahatan.
Pembunuhan tersebut merupakan bukti ketidakadilan dimana
eksekusi mati dijalankan tanpa melaui proes hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
“… waktu itu, eee...pembunuhan-pembunuhan waktu itu kayaknya
tu...eee....diabaikan demikian....diabaikan.... jadi...tidak dirasakan
bahwa, nek ini adalah negara hukum…” (S1)
“…pemerintah kita, kan,Indonesia sebagai negara hukum. Tapi
ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itu, kan,
hukum seperti apa, seperti itu, kan, hukum seperti apa itu. Apakah
ada, apakah ada hukum yang dilegalkan, dilegalkan untuk ee,apa
namanya untuk memvonis mati, eee orang yang belum tentu
bersalah bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses
hukum dengan tanpa pengadilan kayak gitu…” (S3)
2) Perspektif tentang hukum sekarang
Salah satu hal yang penting dalam psikologi naratif adalah
bagaimana seseorang diminta untuk merekonstruksi ulang sebuah
periode ingatan di masa lalunya akan memaknai hari ini. Jika
masyarakat pernah dibuat menjadi sangat tidak percaya dengan
hukum dan pemerintahan, maka hingga sekarang kepercayaan
masyarakat terhadap hukum juga akan hilang. Saat ini penegakan
hukum di Indonesia menunjukkan perubahan kea rah yang lebih
baik. Namun sebagian orang juga melihat hukum saat ini tidak jauh
berbeda dengan dulu dimana hukum masih saja tidak adil dan
dapat dibeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
“…ya ya ya,kalau sekarang emang tidak perlu takut lagi,
ya,karena sekarang negara hukumnya emang sudah, ee,
digalakkan sekali artinya diperhatikan sekali kalau memang saat
dipegang, ya, walaupun nanti saya dipegang langsung di kantor,
yo...nanti di kantor itu didididi... dipemasalahkannya dikantor
itu…” (S1)
“Bahwa, bahwa, mungkin tidak ada hubungan sebab akibat secara
langsung, ee, antara menegakkan hukum yang tidak beres pada
masa petrus dengan jaman sekarang mungkin tidak ada hubungan
sebab akibat langsung. Tapi bahwa itu peristiwa itu terjadi terjadi
lagi terjadi lagi dan terjadi lagi semakin parah dan semakin parah
dan semakin parah lagi itulah yang terjadi di negara kita… ” (S3)
d. Partai
1) Partai memberikan ruang untuk gali
Dijelaskan oleh subjek 1 bahwa kader-kader partai yang juga
tergolong sebagai gali tidak hanya ada di partai PDI saja tetapi
mereka juga ada di PPP maupun partai Golkar yang merupakan
partai pemerintah.
“…waktu itu memang hanya tiga partai, yo, PDI, PDI, PPP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan Golkar... itu… di partai PPP juga banyak gali-galinya.Di
Golkar pun ada juga… gali-galinya, bukan di Golkar, tu hanya
pegawai negri.Khususnya pegawai negri tu tidak.tapi justru orang-
orang awam pun banyak yang masuk golkar gitu lho…!” (S1)
Pada saat diagendakan petrus, gali-gali yang menjadi kader
ketiga partai besar tersebut juga tidak luput dari pembunuhan.
“…diGolkar maupun di PPP itu. Dan gali-galinya juga banyak
sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak
juga.Golkar juga banyak gitu lho…” (S1)
Memo:
Jika melihat catatan penelitian James Siegel maka penyataan
subjek dapat diintrepetasikan sebagai sebuah indikasi politis
dibalik peristiwa petrus. Dalam penelitian Siegel dijelaskan bahwa
ribuan ‘penjahat’ yang sebelumnya banyak dipekerjakan oleh
partai pemerintah, dibunuh dengan cara ‘menciduk’, menikam dan
atau menembak para penjahat. Hal tersebut selanjutnya dapat di
pahami dengan melihat penelitian-penelitian lain dimana gali atau
jagoan merupakan alat partai berkuasa yang berfungsi untuk
memberikan tekanan pada saat pemilihan umum, sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi partai tersebut. (Keeler dalam
Braten, 2002). Jika pada akhirnya para gali tersebut dieksekusi, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tersebut terjadi karena mereka mulai bertindak seenaknya dan
menuntut hadiah lebih dari pihak yang telah mereka untungkan
(Nordholt, 2002).
2) Partai dan pemilu
Subjek 1 menandai waktu terjadinya peristiwa petrus dengan
waktu setelah diadakannya pemilu dimana partai-partai besar
merupakan komponen penting yang akan saling berkompetisi
dalam perhelatan nasional tersebut.
“…karena waktu itu memang 82, 77, 82 itu gencar-gencarnya 77,
82 itu, pemilu kan lima tahun sekali , 77, 82, 87 gencar-gencarnya
itu. puncaknya 82 itu…” (S1)
Memo:
Seperi yang telah dicatat oleh Nordholt atau oleh peneliti sendiri
melalui riset media yang telah dilakukan, terlihat bahwa pemilu
tahun 1982 merupakan pemilu yang diwarnai kekerasan dimana
gali berperan sebagai alat yang digunakan oleh partai politik
tertentu untuk memperoleh simpati dari masyarakat.
4. Keluarga
Ingatan tentang petrus merupakan sebuah ingatan yang dibangun
dengan melibatkan sebuah lingkungan kelompok tempat subjek berada,
dimana sebuah ingatan selalu memiliki social frame work (Halbwachs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dalam Wood, 2008). Salah satu komponen dari lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan dari ingatan ketiga subjek mengenai petrus adalah
komponen keluarga.
1) Keluarga yang merasa takut atau khawatir
Keluarga subjek 1 merasa takut karena dan khawatir jika subjek
menjadi target petrus.Keluarga subjek 1 juga merasa takut untuk keluar
malam.Sementara subjek 3 memiliki ingatan tentang salah satu
anggota keluarganya yang merasa ketakutan dengan petrus karena
memiliki tato di lengannya.
“…keluarga sendiri… ya, ada satu dua yang... yang merasa ketakutan
ya merasa ketakutan sendiri…” (S1)
“… jam malam takut sekali dia mau keluar malamtakut sekali...
apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu
apalagi.....gitu lho…” (S1)
“… saya ada ingatan tentang...salah satu sodara sayayang ketakutan,
ketakutannya itu dalam bentuk apa, ketakutannya itu...dia adalah om,
salah satu om saya, ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya
itu dia takut menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah,
ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa
dilengan kiri atau lengan kanan....” (S3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Keluarga korban yang pasrah
Keluarga korban bersikap pasrah atas peristiwa yang terjadi.Mereka
tidak melakukan protes meski anggota keluarganya telah dibunuh.
3) Keluarga yang selalu melindungi dan dilindungi
Keluarga subjek 2 melarangnya keluar malam karena merasa khawatir.
Subjek 2 tidak berani untuk mengungkapkan kebenaran mengenai
petrus karena merasa takut keluarganya akan terancam.
4) Keluarga sebagai sumber informasi
Subjek memperoleh informasi mengenai petrus dari keluarganya.
“saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada masa itu, saya
menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri
tentang peristiwa itu, baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita.”
(S3)
C. Pembahasan
Melalui penelitian ini secara umum terlihat bahwa pengalaman mengenai
peristiwa petrus merupakan pengalaman yang bersifat kolektif dengan
karakter silent event di dalamnya. Pada saat peristiwa petrus terjadi orang-
orang harus berbicara dengan hati-hati karena sifat pemerintahan yang
cenderung represif. Sikap yang kritis dari masyarakat dikhawatirkan dapat
mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan (penahanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
atau bahkan pembunuhan). Sementara, ingatan tentang petrus yang semakin
disimpan dan dibicarakan secara diam-diamakan membuat ingatan tersebut
menjadi semakin kuat dalam sebuah komunitas atau kolektif (Pannebaker,
1997).
Target petrus adalah orang-orang yang dianggap kriminal atau gali, namun
metode pembuangan korban eksekusi ke tempat-tempat umum akhirnya
membuat peristiwa tersebut tidak hanya diketahui oleh kelompok target saja
tetapi juga diketahui oleh masyarakat secara umum. Sampai dengan penelitian
ini dilakukan diperoleh sebuah gejala verbal, dimana subjek memilih
menggunakan kata ‘kita’ dan ‘kami’ di dalam narasi yang disampaikan kepada
peneliti. Penggunaan kata tersebut erat kaitannya dengan identitas kolektif.
‘kami’ berarti gambaran bahwa sebuat kelompok membangun dirinya sendiri
dan dengan itulah anggotanya mengidentifikasikan dirinya. Selain itu,
berbagai macam penguatan yang muncul juga ikut membentuk karakter
ingatan kolektif dimana pengalaman tersebut mengalami proses selalu
dibicarakan dan dipikirkan baik secara individual, komunal (anggota-anggota
di dalam masyarakat), maupun dengan melibatkan peran media.
Ingatan mengenai peristiwa petrus adalah ingatan yang tidak dapat
dipisahkan dari pengalaman individual, gali, Negara, dan keluarga. Hal
tersebut terlihat dari berbagai tema yang muncul dalam analisis data
penelitian.
Sebagai sebuah pengalaman individual, petrus merupakan peristiwa yang
meninggalkan trauma. Trauma tersebut terbentuk karena pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengenai peristiwa petrus yang perih dan mengerikan dimana masyarakat
harus menyaksikan pembunuhan dan kematian di mana-mana. Perasaan takut
yang diceritakan oleh subjek 1 (satu) merupakan reaksi atas tekanan yang
datang dari otoritas terhadap kelompok masyarakat tertentu, yang secara
dinamis bersama dengan reaksi-reaksi yang lain membentuk sebuah trauma
kolektif. Unsur-unsur lain yang membentuk trauma muncul sebagai perasaan
yang selalu teringat akan peristiwa petrus, pengalaman kehilangan, serta
ingatan yang selalu direpresi.
Selain pengalaman individual, narasi petrus juga memunculkan 3 (tiga)
elemen yang saling berkaitan diantaranya: gali, Negara, dan keluarga yang
mewakili masyarakat umum. Gali (gabungan anak liar) adalah orang-orang
yang diidentifikasikan sebagai pelaku kejahatan yang sering melakukan
kekerasan dan pemerasan terhadap masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga
sering membuat onar, brutal, serta sering berbuat berbagai tindak kejahatan
sehingga menimbulkan keresahan. Hal itulah yang pada akhirnya dijadikan
latar belakang dilakukannya petrus.
Kriminalitas sendiri selalu memiliki elemen sosial dan ekonomi. Dimana
Negara turut berperan dalam terbentuknya kriminalitas melalui dinamika
kekerasan struktural. Sebagai sebuah patologi sosial, terbentuknya tindakan
kriminal yang dilakukan oleh para gali dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
terlibat dalam interaksi dengan lingkungan sosial (Gerungan, 2002). Artinya
sikap-sikap gali yang mengarah pada kekerasan atau agresi merupakan hasil
dari dialektika diri dan dinamika sosialnya yang memiliki kecenderungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
memicu terjadinya kemarahan dan frustasi (Kartono & Gulo, 1987).
Salah satu situasi yang menyebabkan frustasi adalah kemiskinan.
Kemiskinan yang berujung pada kriminalitas menempatkan rakyat kecil selain
berpotensi menjadi pelaku kejahatan yang secara umum disebabkan oleh
terbatasnya pendapatan, sekaligus dapat menjadi korban kejahatan karena
tidak memiliki akses terhadap perlindungan (Markum, 2009). Lemahnya
akses korban tindak kriminal terhadap hukum menyebabkan ketidakpercayaan
terhadap fungsi hukum dan aparat penegak hukum, sementara itu pelaku
tindak kriminal akan cenderung mengabaikan.
Melalui pembahasan tersebut, terlihat adanya relasi kekuasaan yang tidak
seimbang antara Negara (state) dan masyarakat (society). Tak hanya
melakukan kekerasan struktural yang terlihat dari ketidakberhasilan dalam
mensejahterakan rakyat tetapi juga kekerasan fisik dan psikologis dengan
mengadakan operasi petrus. Negara dengan kekuasaannya melakukan
eksekusi dengan menerobos jalur hukum yang semestinya menjadi hak setiap
warga negara hingga menjadi terror dalam masyarakat. Teror pada praktiknya
memang digunakan sebagai sebuah metode untuk mengendalikan mayarakat
dengan menciptakan rasa takut. Dalam kasus petrus, pada akhirnya tidak
hanya gali yang menjadi korban tetapi juga orang-orang disekitarnya
(keluarga) dan juga masyarakat secara umum yang harus mengalami
perasaan-perasaan tidak menyengkan dan trauma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini merupakan penelitian naratif dengan analisis
tematik.Penelitian ini menceritakan tentang sebuah pengalaman kolektif
mengenai peristiwa petrus. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan
bahwa:
1. Petrus merupakan sebuah peristiwa silent event dengan karakteristik
traumatis
2. Pengalaman petrus menjadi sumber teror bagi masyarakat
3. Pengalaman mengenai peristiwa petrus merupakan representasi dari relasi
kekuasaan yang terjadi Negara (state) dan masyarakat (society).
Karakteristik traumatis dalam narasi petrus muncul ketika pengalaman
tersebut dipahami sebagai sebuah peristiwa yang sarat akan nilai kekerasan
sehingga menimbulkan perasaan perih dan mengerikan, serta pengalaman
kehilangan. Di sisi lain ingatan akan pengalaman tersebut harus selalu ditekan
karena terasa menyakitkan dan atau karena berfungsinya sistem kontrol dari
negara yang membuat pilihan menjadi semakin sedikit dan orientasi bertahan
hidup yang lebih individual. Akan tetapi, karena sifat ekstrim dari peristiwa
itu sendiri maka peristiwa petrus justru menjadi sebuah bagian sejarah
masyarakat yang selalu diingat.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Negara dan aparaturnya yang selanjutnya diketahui sebagai konseptor
dan sekaligus eksekutor petrus muncul sebagai pihak yang berkuasa atas
masyarakat. Hal tersebut cukup menjelaskan bagaimana sebuah fungsi
kekuasaan bekerja dengan tidak seimbang dan kontra keadilan dalam relasi
antara negara dan rakyat.
Dengan kekuasaan terlegitimasi yang dimiliki oleh negara atas
rakyatnya membuat negara mampu memegang kendali atas lapangan tingkah
laku masyarakat seperti sebuah permainan. Hal tersebut yang pada akhirnya
diterjemahkan oleh pemerintahan pada saat itu sebagai “shock therapy” yang
meski pada kenyataannya merupakan tindakan yang anti kemanusiaan, namun
tetap saja dilaksanankan oleh aparat pemerintah dan mendapat dukungan dari
sebagian masyarakat.
Setelah petrus diterapkan, muncul gejala yang menunjukkan
keberhasilan dari tindakan kontrol pemerintah. Kondisi aman, orang-orang
enggan melakukan perlawanan namun, muncul konsekuensi lain dari peristiwa
tersebut dimana masyarakat menjadi tidak percaya terhadap hukum dan
pemerintah.
B. SARAN
Pengalaman petrus sebagai bagian dari sejarah kekerasan di Indonesia
harus dan tidak boleh dilupakan sebagai salah satu bentuk represi yang
menjadi faktor pembentuk trauma. Oleh karena itu, pemahaman dan
penanganan kriminalitas atau konfrontasi terhadap pemerintah dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
apa pun harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh sosial yang mungkin
memperburuk situasi traumatis masyarakat.
Tindakan represif yang mengarah pada kekerasan bisa jadi justru
menjadi sebuah faktor yang mendorong kelangsungan perilaku agresif di
tengah masyarakat.Kekerasan dibalas dengan kekerasan, begitu
seterusnya.Tindakan penanganan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
masyarakat semestinya dilakukan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku
dan telah disepakati, sehingga masyarakat mengenal dan patuh di bawah
paying hukum Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ajidarma, S.G. (2007). Penembak misterius. Yogyakarta: Galangpress.
Ardhiani, Yustina Devi. (2008). Ingatan masyarakat Yogyakarta tentang
‘petrus’ 1983: potret relasi gali – militer di Indonesia. PMB-LIPI dan
CRISE-Oxford University.
Baddeley, A.D. (1934). The psychology of memory (basic topics in cognition
series). USA: Basic Books Inc.
Bråten, E. (2003). “ Melawan komunitas, melampaui kemanusiaan: memahami
“kekerasan” di Jawa. Dalam Husken, F. & Jonge, H. (eds.), Orde zonder
order: kekerasan dan dendam Indonesia 1965 – 1998. Yogyakarta: LkiS.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Qualitative research in psychology - using
thematic analysis in psychology. Edward Arnold (Publishers) Ltd.
Browne, K.O. (1999). Lanskap Hasrat dan Kekerasan (judul asli: Lanscape of
Desire and Violence: Storied Selves and Mental Affliction in Central
Java, Indonesia). Yogyakarta: Jendela Grafika Yogyakarta.
Bruno, F.J. (1989). Kamus istilah kunci psikologi. Yogyakarta: Kanisius. Hlm:
179.
Bogdan, R., & Taylor, S.J. (1993). Kualitatif (dasar-dasar penelitian), alih
bahasa A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.
Bungin, B. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Caplin, J.P. (2002). Kamus lengkap psikologi, alih bahasa Dr. Kartini Kartono.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Çelik, A.B. & Kantowitz, R. (2009). Trauma and forgiveness: comparing
experiences from Turkey and Guatemala. Dalam Schulman, B, Stephen,
& White, D. (Eds.) Forgiveness: Probing the Boundaries. Oxford: Inter-
Disciplinary Press.
Creswell, J.W. (1998). Qualitative inquiry and research design – choosing
among five t radition. USA: Sage Publications.
Denzin, N.K. & Yvonnas S.L. (2009). Handbook of qualitative research.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Dollard, J; Doob, L; Miller, N. E.; Mowrer, O. H.; & Sears, R. R. (1939)
Frustration and agression. New Haven : Yale University Press.
Dowdey, D. (1990). The researching reader: source-based writings across the
disciplines. Forth Worth: Holt, Rinehrt & Winston Inc.
Dwipayana, G. & Ramadhan, K.H. (1989). Soeharto: pikiran, ucapan, dan
tindakan saya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Persada.
Evers, H.D. (1984). “Produksi subsistensi dan ‘masa apung’ Jakarta” Dalam
Kemiskinan di perkotaan – bacaan untuk antropologi perkotaan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm: 122-128.
Gerungan, W.A. (2002). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.
Graw, Mc. (2008). Introducing qualitative research in psychology. UK : Bell
and Bain Ltd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Harvey, J. H. (2002). Perspective on loss and trauma: assault on the self. USA :
Sage Publications,Inc.
Kartono, K. & Gulo, D. (1987). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya
Bandung. Hlm: 13, 175, 421, 540.
Kartono, K. (1981). Patologi sosial jilid 1. Jakarta: CV Rajawali.
Knapp, R.A. (2007). Soeharto: the life legacy of Indonesia’s second president.
Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Markum, M.E. (2009). Pengentasan kemiskinan dan pendekatan psikologi
sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi – Psikobuana Vol 1/No. 1/Juni 2009.
Jakarta. 1-28.
Mulyono, Bathi. (2003). Apakah “petrus” akan menjadi budaya bagi setiap
penyelenggara negara?!. Dibacakan dalam seminar Hak Asasi Manusia
di Graha Santika – Semarang.
Nordholt, Nico G. Schulte. (2003). Kekerasan dan anarki negara Indonesia
Modern. Dalam Husken, F. & Jonge, H. (eds.), Orde zonder order:
kekerasan dan dendam Indonesia 1965 – 1998. Yogyakarta: LkiS.
Nurrachman, N. (2002). Psikologi pasca trauma: perspektif sosial klinis dan
lintas budaya. Jurnal Psikologi Sosial No: X/ TH VII/Januari 2002.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1-8.
Parker, I. (2008). Psikologi kualitatif; diterjemahkan oleh: Victorius Didik
Suryo Hartoko. Yogyakarta: Andi.
Pennebaker, J.W. & Banasik. B.L. (1997).“On the creation and maintenance of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
collective memories: history as social psychology”, James W.
Pennebaker, Dario Paez, dan Bernard Rimé (eds). Collective Memory of
Political Events. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates inc.
Publisher.
Putri, E., & Kumala, T. (2004). Polarisasi motif kekerasan kolektif yang diliput
oleh surat kabar tingkat nasional. Jurnal PKS vol. III No. 9, September
2004, 75- 89.
Ricklefs, MC. (2007). Sejarah Indonesia modern. Jakarta: Serambi.
Rimé, B. & Christopher, V. (1997). How individual emotional episodes
feedcollective memory. Dalam Pennebaker, J.W., Paez, D., & Rimé, B
(eds). Collective Memory of Political Events. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates inc. Publisher.
Shaw, M. & Costanzo, P.R. (1995). Teori-teori psikologi sosial/ (judul asli:
Theories of social psychology) ; diterjemahkan oleh: Sarlito Wirawan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siegel, J. T. (1998). Penjahat gaya orde baru. Yogyakarta: LkiS.
Smith, J.A. (2009). Psikologi kualitatif: panuan praktis metode riset.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Strauss, A. & Corbin, J. (2003). Dasar-dasar penelitian kualitatif (judul asli:
basics of qualitative research, grounded theory procedures and
techniques). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Suhardono, E. (2003). Agenda civil society: tinjauan kritis psiko-sosio-historis.
Jurnal Psikologi Alternatif Antitesis: 2003/vol 1/No. 1. Surabaya:
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 5-18.
Suharso & Retnoningsih. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Semarang:
CV. Widyakarya.
Tambunan, R.A.I. (2001). Atribusi penyebab konflik dan konsekuensinya: suatu
kajian psikologi terhadap konflik Ambon. Anima, Indonesian
Psychological Journal, vol. 16, No. 2, 128-140.
Thomas, David R. (2003). Qualitative data analysis : using a general inductive
approach. University of Auckland, New Zeland.
Thufai, F.I. (2005, 11 Mei). Kekerasan, bencana, dan trauma. dalam KOMPAS,
hal 4.
Vander Zanden, James Wilfrid. (1983). Social psychology. New York: Random
House.
Wengraf, Tom. (2001). Qualitative research interviewing biographic narrative
and semi-structured methods. London : Sage Publication.
Wibowo, S. (2008). ‘Korban penembak misterius datangi komnas HAM’.
Diunduh pada 16 januari 2009, dari:
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/01/23/1/77510
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Wood, C.V. (2008). Memory at work: Halbwachs, Sigmund Freud, and the
sociology of knowledge in contemporary studies of cultural memory.
Diunduh pada 5 Februari 2009, dari:
http://citation.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/1/0/5/
0/7/pages105079/p105079-1.php
Departemen Kesehatan. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. (1993). Pedoman
penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia iii. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Tempoeds.12/24. (1994,24Desember). ‘IaBicaraSoalPetrus’.Diunduh
pada 5 Februari 2009, dari:
http://www.pdat.co.id/tempo/view_article.php?article_id=622
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara & Pengkodean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
A. I. subyek 1
Fase deskriptif
a. Identitas Subyek
Nama : Solichin
Usia : 65 tahun
Pekerjaan : penjahit
Alamat : Madu Murti
Status : Menikah
b. Hasil Wawancara
TRANSKRIP
pak bisa diceritakan ee... mengenai peristiwa petrus?
waktu itu... saya sudah berumur... sudah punya istri ya... sudah punya anak
waktu itu emang saya masuk partai...PDI ... dan waktu itu... saya ...masih ingat...
sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak sekali di...khususnya di jogjakarta
dan... saya amati memang waktu itu ee....mmm..... khusus yang di...cari... itu gali-
galinya... itu seingat saya
seingat saya memang gali-galinya dan.... semuanya itu....walaupun saya tidak tau persis,
tapi kenyataannya demikian.
walaupun... sekarang itu hukum... negara hukumnya itu emang digalakkkan sekali
tapi waktu itu kayaknya itu negara hukum itu kayaknya tidak diperhatikan sekali.
karena apa? pembunuhan satu dengan pembunuhan-pembunuhan yang lainnya tu
kayaknya tidak digubris sama sekali. jadi sama sekali, waktu itu eee....pembunuhan-
pembunuhan waktu itu kayaknya tu...eee....diabaikan demikian....diabaikan....
jadi...tidak dirasakan bahwa nek ini adalah negara hukum
kalau sekarang akhir-akhir ini... dua ribu..... ke atas itu sudah sekakan-akan digalakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sekali negara hukum memang dimayoritaskan
kalau dulu saya amati tu tidak sama sekali.
apalagi...orang membunuh-membunuh itu kayaknya itu ha...hampir tidak
di....diperhatikan sekali... walaupun dia itu gali,walaupun dia itu kasarane tu pencopet
atau perampok atau apa bentuknya, itu kayaknya tu tidak diperhatikan sama sekali. dari
eee...pemerintah...mau..mau...maupun orang-orang hukum gitu lho....
apalagi keluarganya....apalagi keluarganya
mau protes, mau usul, mau ini mau itu tu waktu itu diabaikan sekali
tapi waktu sekarang, sekarang tu duaribu keatas itu diperhatikan sekali
walaupun keluarganya tidak memperhatikan, tidak usul, tidak protes. tapi mungkin
kanan kirinya atau orang lain yang protes.
atau " kok dinengke wae to itu!!!" ooo!" bojone dipateni kok meneng wae!" lha.....itu
justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu lho....kalau sekarang itu lain sekali
dengan waktu itu.
bukannya keluarga saya itu... ikut... korban tidak. tapi emang demikian lah
walaupun waktu itu juga saya waktu itu juga masuk partai
walaupun saya juga tidak takut waktu itu, memang saya tidak takut. masalahnya itu
saya tidak berbuat apa-apa. saya tidak terindikasi ke gali atau apa saya memang masuk
ke partai pada waktu itu. dan saya takutnya itu...kenpa saya harus takut wong saya tidak
berbuat salah lah katakanlah demikian. saya tidak berbuat salah
kenapa saya harus takut. keluar malam, pagi buta, siang , sore,... itu saya keluar ya
biasa-biasa saja. walaupun ,teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. kalau
terpegang juga harus, kalau terbawa polisi ya sudah pasti harus mati. itu kebanyakan
teman-teman saya yang meninggal atau yang mati itu ya gali-galinya itu, dan memang
di partai itu, dipartai saya di PDI itu tidak hanya di pdi thok! tapi kebanyakan waktu itu
memang hanya tiga partai yho. PDI, PDI, PPP, dengan golkar... itu
di partai PPP juga banyak gali-galinya. di golkar pun ada juga...gali-galinya, bukan di
golkar tu hanya pegawai negri.khususnya pegawai negri tu tidak. tapi justru orang-
orang awam pun banyak yang masuk golkar gitu lho. apalagi yang di PDI atau PPP. itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang yang bukan pegawai negri semuanya itu. bukan di PPP itu orang islam thok....trus
yang di golkar tu orang pegawai negri thok tu bukan....tu orang awam pun banyak
sekali begitu tu....di golkar maupun di PPP itu. dan gali-galinya juga banyak sekali.
yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga. golkar juga banyak gitu
lho. tidak mayoritas di PDI thok...gitu....kalaupun saya orang PDI....tapi tidak...tidak
sama sekali...orang PDI thok yang meninggal.
waktu itu bapak di pdi sebagai apa sih?
waktu itu komandan satgas bansus, bansus tu barisan pengawalan khusus, hitam2 waktu
itu...
ada dua versi ya, ada hitam-hitam dengan doreng, doreng tu pengamanan, kalau yang
bansus tu pengawalan. khusus pengawalan gitu... saya komandannya...waktu itu untuk
DIY
kalau suasananya sendiri, eee ....suasana di sekitar eee....bapak, di lingungan
bapak itu , sebenarnya suasanya seperti apa sih?
waktu itu emang...tidak terlalau mencekam sekali ya...biasa-biasa saja...saya
amati...kalau emang ada aaa....yang takut ada yang...takut , atau yang mencekam...,
atau yang ee... apapun bentuknya , itu hanya tertentu, tempat-tempatnya tertentu aja
dan orang-orang tertentu aja, karena di lingkungan saya khususnya di lingkungan saya
waktu itu di pugeran ya... di pugeran tu ya....yang mengetahui atau yang sering
mengetahui partai itu ya orang-orang tertentu aja, tidak semua orang mengetahui,
walaupun...saya tu justru di sana tu....aaa....di lingkup saya tu saya sebagai RT waktu
itu...RT... dan di lingkup kanan kiri saya tu tidak banyak orang PDI. saya justru,
memang saya menjemput orang-orang di luar itu. ya ada satu -dua...tiga -empat...orang
PDI...tapi tidak mayoritas gitu lho... dan tidak mencekam sekali karena justru yang
mencekam itu justru misalnya di DPC, DPD... itu yang mencekam sekali di lingkungan
itu. tapi kanan kiri saya itu kan bukan DPC DPD tapi...awam gitu lho orang
awam....perkampungan biasa kalau di DPC, DPD tu mang keliatannya mencekam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
sekali... karna aaa...gali-gali justru... bukannya di tempat situ, tapi nongkrongnya justru
ada di situ DPC, DPD itu...lha...kadang-kadang...mmm... entah itu orang militer..., entah
itu orang polisi, entah itu orang pemerintah, entah itu orang apa yang nguber-nguber
lah...yang nguber-nguber gali waktu itu... itu emang sering berkeliaran di di tempat
DPC atau DPDnya itu...
justru di DPCnya itu DPD PDI dengan DPP eee DPD PPP eee...PPP.... Golkar! tu
ber....ber....berdekatan sekali ...... hanya selang rumah sedikit gitu lho...satu rumah itu.
DPD PDI ada rumah kantor baru...DPD PPP.....
eee....kalau reaksi keluarga sendiri gimana sih pak waktu itu?
keluarga sendiri....ya ada satu dua yang... yang merasa ketakutan ya merasa ketakutan
sendiri, keluarga saya sendiri...tapi tidak mayoritas semuanya keluarga saya,
keseluruhan ketakutan tu enggak ....tidak sama sekali...karena aaa...keluarga saya tu
mengetahui persis lah...keadaan dan keberadaan saya....saya tu memang orang satgas
dan pimpinan...tapi.....di sisi lain saya tu bukan orang gali dan tidak kasarane tidak
nyolong njukuk, perampok dan lain sebagainya, tidak sama sekali!
jadi ketakutan tu ada..., tapi juga dia tenang-tenang aja....oohhh...kenapa saya harus
takut...anak saya bukan perampok, bukan gali kok...tapi....di sisi lain..di sisi
lain....ketakutan tu selalu ada karna apa...sel...sel... selama....selama... ada
gali...katakanlah gali itu terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu lho,
ha...meninggalnya tu kapan di mana tu dia nggak pernah tau, sepengetahuan saya ada di
wonosari... ha...kata di bawah sana sudah meninggal mesti .....di tembak mesti
kalau sampai sekarang itu bapak masih... kadang-kadang teringat peristiwa tu
nggak sih?
masih saya ingat-ingat...tapi...rasa takut tu sudah ngak-ngak sama sekali, nggak ada rasa
takut lagi.... kalau teringat sih..masih teringat terus, terngiang-ngiang terus, waktu
ee....tahun 82 itu...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang diingat itu seperti apa sih pak, yang paling teringat tu suasananya?
waktu itu saya ingat sekali, waku itu saya baru nongkrong-nongkrong. minum air teh di
pojok benteng itu ya....itu rame-rame di sasonoinggil itu...banyak teman-teman saya
yang di sana...entah itu rapat..entah itu ada dangdutan atau apa...
itu difoto-foto foto gitu tau-tau ada yang diajak pergi...tapi diajak perginya itu secara
diam-diam atau gimana bukan secara paksaan...ha...dia ma,, nurut aja..tau-tau dibawa
pergi...dengar gitu bubar semuanya dulu itu...
waktu itu.... katanya ada... istilahnya itu...bukan gropyoan ya...mmm....apa itu
namanya...itu...waktu itu...
jadi...waktu.... kalau nggrubung itu nggak...ngak... boleh, misalnya ada di pingggir...di
tepi jalan itu bergerombol tiga empat orang itu ...harus bubar itu...harus bubar...jadi
seakan-akan...eee....mencekamnya disitu itu...tapi...waktu gerombol-gerombol
itu...bukan orang umum, tapi justru orang-orang partai sendiri....partai sini
gerombol..partai sana gerombol , sana gerombol...atau kampung sana, yang sana itu
bergerombol-gerombol...tapi bergerombolnya itu kan tertentu orang-orangnya itu
bukan masalah.... kampung..., masalah RT...masalah apa itu ndak...tapi...justru masalah
partai...masalah mengatakan atau membicarakan masalah ooo...si A...digowo ning
Wonosari dah...ditembak angsung meninggal.. ...misalnya itu bergerombolnya begitu.
langsung bubar..!!!jadi nggak boleh ....bergerombol lebih dari lima orang tu nggak
boleh....tiga orang saja tidak boleh...tu bergerombolnya waktu mencekam-
mencekamnya itu...tapi...saya tenang -tenang aja...nggak...nggak....masalah...
ini....kalau andai kata suatu hari nanti tu ..... peristiwa ini akan diusut gitu ya pak
ya, bapak sendiri berpendapat bahawa tindakan petrus itu sebenarnya diluar
jalur hukum, seumpama nanti peristiwa itu akan disidangkan gitu ya pak akan
dibawa ke pengadilan sebenarnya apa yang bapak sampaikan apa si? sebagai
bagian dari masyarakat yang waktu itu juga menjadi saksi !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kenapa waktu itu , waktu itu yo bukan waktu sekarang. kenapa waktu itu tidak
dipermasalahkan, artinya tidak ee tidak ada respon dari pemerintah walaupaun dari
pihak keluarga itu sudah menerima.
tapi disisi lain mungkin keluarganya, mungkin teman-temannya khususnya teman-
temannya
itu kok diam-diam aja.dari pihak pemerintah,atau pihak ee kepolisian atau keamanan
atau apa bentuknya itu kok diam-diam saja.
tidak pernah mengusut atau memeprmasalahkan itu jadi ee
bukannya saya tidak setuju
tapi kenapa kok negara hukumnya waktu itu kok tidak seperti dengan negara hukumnya
waktu sekarang gitu lho, sekarang diperhatikan sekali, waktu itu sama sekali tidak
diperhatikan
ya betul ya…yang dicari gali-galinya. gali-galinya dikatakan itu orang yang.... nggak
enaklah katakanlah nggak enak kalo kita mengatakan demikian
tapi orang si tetep orang yo artinya tu ee
negara hukum itu tetep berlaku artinya walaupun tu kasarannya kita nyolong pitek atau
perampok atau korupsi atau apapun bentuknya
itupun dihukum apalagi gali…walaupun...gali itu juga orang gitu lho...kenapa
walau...kok nggak diusut gitu lho..kok nggak diusut
nah itu kan ee kira-kira garis besar piirannya bapak sekarang ya dengan atas a
situasi itu..pada waktu itu pemikirannya bapak gimana si?
waktu itu juga hanya ya sekedar dengan teman-teman itu juga hanya .. waktu omong-
omongan gitu lho
lha kae kok mati kok didiamkan saja
walaupun dia itu gali meningal,,, sampai meninggal
kok misalnya dari pihak keluarga walaupun tidak protes,atau tidak mengusut, atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
usul ee atau apa bentuknya itu teman-temannya yang tidak terima..katakanlah demikian
tapi kok dari pemerintah juga diam aja gitu lho buakannya saya tidak setuju
tapi memang demikianlah bentuknya itu kok ...kok
tetep didiamkan aja sampai sekarang
waktu itu memang dari temen-temen juga nggak ada yang... mencoba untuk
menyuarakan...
ya sekedar hanya menyuarakan biasa aja ngomong sama temen-temen
tapi nggak bisa keluar...mengatakan diluar itu gag berani
karena takut itu, walaupun dia bukan gali ya dikira ya..ee dikira dia temannya si gali tu
bisa dipegang sendiri,,bisa mati sendiri gitu lho
takutnya di situ itu
kalau ngomong di luar ya harus hati-hati waktu itu..memang harus hati-hati.kalau tidak
hati-hati wah kalo terdengar.
misalnya mbak ini ee intel ya, intel... sya amu ngomong sama temenya,mbak denger ..
tau-tau mbak pergi, dateng bawa temennya
itu langsung pegang saya ..sudah
memang sering terjadi???
sering terjadi demikian itu
jadi ngomong di luar itu harus hati-hati
waktu itu, kalau sekarang kan lain dengan dulu gitu lho
tapi kalau sekarang tu ee bapak juga ee sudah nggak takut lagi ee kaya
maksudnya untuk menyuarakan !!!!!!
ya ya ya
kalau sekarang emang tidak pelu takut lagi ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
karena sekarang negara hukumnya emang sudah ee digalakkan sekali artinya
diperhatikan sekali
kalau memang saat dipegang ..ya walaupun nanti saya dipegang
langsung di kantor yo...nanti di kantor itu didididi...
dipemasalahkannya dikantor itu bukan..nggak bisa saya menjawab disini dengan aparat
misalnya..nggak bisa..apalagi ngga mau tau
harus di kantor gitu mesti
nek ee perasaannya bapak sendiri terhadap pemerintah itu seperti apa si???
waktu itu???
ya waktu itu gitu??? penilaian bapak terhadap pemerintah itu seperti apa sih?
pemerintah waktu itu
emang emmmm… saya nilai emang, waktu itu yo bukan waktu sekarang yo
waktu itu emang kurang fer artinya
kurang terbuka
kurang begitu bisa dipahai oleh masyarakat sendiri karena apa ee karena ee.. gali
pencoleng, perampok atau apapun bentuknya dengan yang kecil-kecil
tanpa ada perhatian tersendiri atau perhatian khusus oleh pemerintah
membunuh dengan seenaknya sendiri
karena dia membunuh itu seenaknya saja, seenaknya saja dia tanpa ada rasa dosa gitu,
walaupun-walaupun itu gali, walaupun dia itu korupsi, walaupun dia nyolong,
pencoleng atau apapun bentuknya, tetapi tetep enak aja membunuh orang gitu lho
seperti membunuh ayam lho, katakanlah demikian tetapi waktu sekarang kan beda
sekali, walaupun sekarang kalau sekarang memang ee ... saya tidak cocoknya, bukannya
saya tidak setuju tidak cocoknya itu kok
antara yang korupsi yang berapa milyard, berapa triliun
dengan yang ee mencuri ayam kok bedanya jauh sekali, yang mencuri ayam di
bu...dihukum 2 tahun misalnya 2 tahun, 3 tahun, tetapi
yang yang korupsi beberapa triliun berapa milyard itu kok hanya 5 tahun katakanlah,
itu tidak imbang katakanlah itu, itu bukan pihak polisi sendiri atau pihak aparat sendiri
tapi justru kejaksaan atau badan hukum sendiri atau hakim sendiri yang..yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
berkompeten itu yang tidak menyetujui saya itu.
sebenernya waktu itu tu ee .. pastinya seperti apa si?
kayak ee pendapat bapak tentang pemerintahan, terutama pak Harto kemudian
pendapat bapak tentang ee kriminalitas itu sendiri pada waktu itu gimana?
kalau pemerintahan pak harto emang bagus ya, artinya ee waktu itu emang agak
lumayanlah, demikian, karena ya walaupun waktu itu banyak gali-gali, banyak
pencoleng, banyak judi, banyak nomer buntut, itu memang banyak sekali... ya, tetapi ee
bukannya didiamkan saja tetapi itu sebetulnya memang walaupun disisi lain
itu aset negara ya, misalnya judi atau nyalo atau apa bentuknya
itu dulu emang banyak sekali, berkeliaran dan didiamkan saja walaupun bukan-bukan
kayak sekarang itu.. ee waktu sekarang itu
ditiadakan trus saya anu, ndak..tapi emang
itulah kehidupan di indonesia demikian itu..gitu lho
kalau dampak dari petrus itu sendiri waktu itu yang dirasakan seperti apa si pak?
ee
dampaknya memang petrus itu khususnya, khususnya yang dicari-cari itulah gali-
galinya itu. gali-gali itu pencoleng-pencoleng
yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering membuat anu masyarakat
sendiri itu yang betul-betul yang dicari waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah atau
aparat sendiri, itu yang merasa resahnya itu kalau orang-orang awam...
kalau.. saya sendiri tidak ya, tidak merasa resah ya..,
karena saya tidak merasa dirugikan, yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko
atau pegawai-pegawai yang sering diperas, sering diminta uang yang tanpa pamprih
tanpa..tanpa..
itu yang sering mengeluh lha mungkin dia itu yang ee sering yang merasa dirugikan
banyak sekali yang tanpa mungkin ee
lapor kepada aparat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
nah, aparatnya ini juga emmmm ingin membersihkan gali-gali tersebut, dengan cara ....
sekarang ini waktunya untuk membesihkan gali-gali
waktu 82 itu, 82 sampai mencekamnya tu puncaknya 82, tapi sebelum tahun sebelum 82
itu sampai 80-81
sudah mulai tetapi belum memuncak, sampai mungkin 85-90 lah baru redam, baru
mulai tentram. sekali lagi tapi puncaknya 82 itu...
saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-puncaknya itu.
dan waktu itu saya masih di DPC. DPC nya itu warung mboto itu.
njenengan itu diungsikan kemana pak?
ke wates dulu waktu itu,
kalau di wates emang lebih aman ya pak?
nggak orang desa si, di desa itu jadi nggak begitu ramai sekali seperti di kota, kalau di
di desa ya... walaupun disana itu
meski kabarnya tu sudah sampai disana sampai di seluruh indonesia pun denger kalau
jogja itu demikian. tapi ee tidak ee seganas hidup di kota gitu lho, di kota jugja
katakanlah demikian, di desa, di dalam lagi.
waktu itu banyak juga nggak sih yang ee .. akhirnya juga mengungsi atau
diungsikan gitu? atau diungsikan
ada juga tapi nggak banyak terutama yang gali-gali atau terutama yang tertentu
nggak yang juga sebenarnya orang biasa-biasa gitu lho, orang biasa juga ada tetapi
nggak seluruhnya, hanya tahu betul, yang tahu betul situasi persis, yang tahu betul
situasi kondisi tempatku, yang dia ketakutan pada ketakutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tetapi banyak itu pak? yang ketakutan
ada juga..nggak banyak tapi ada juga
hemmm sebenernya habis petrus itu dampaknya itu memang berasa nggak si?
memang habis itu kejahatannya menurun gitu pak? atau ..... ya memang
dampaknya memang kelihatan sekali ya, setelah 82, 83, 84, 85 itu agak menurun
hampir ee separuh lebihnya gali-gali itu hilang semuanya, hampir semuanya tapi masih
juga ada ee, tapi banyak juga yang meninggal, meninggalnya sekarang itu tidak
ditembak atau mati, karena matinya tu sekarang mungkin karena sakit mungkin, sudah
tua atau kena apa. bukan masalah ditembak atau apa itu ndak matinya galigali, sisanya
yang 82 itu, gitu lho, jadi tapi tidak mati kena ditembak tapi karena dia mungkin sakit
gitu lho, kalau sekarang gitu lho.
masih ada beberapa rekan-rekan yang masih ada, tapi sekarang sudah.. kelihatannya
sudah hampir punah semuanya gali-galinya yang dulu-dulu.
walaupun masih ada tetapi ee anak buahnya gali-gali tetapi bukan gali-gali yang
tenggelam. tenggelam ketua-ketuanya itu enggak, tetapi sekarang memang sudah ee
kelihatannya tu sudah tenang sekali artinya tidak ada ee gali-gali yang seperti dulu-dulu
lagi. nggak seperti dulu lagi, ...kelihatannya sudah tenang lagi.
mungkin ya saya tidak berharap, mungkin kalau tahun-tahun depan ada lagi, saya nggak
ngerti, tapi kayaknya nggak ada lagi ya....
jadi itu sebenarnya itu berhasil ya pak?
ya, ya katakanlah berhasil sembilan 75 % lah berhasil 75 % itu, pemerintah berhasil
untuk bisa menangkap, katakanlah menangkap maupun membunuh dari pada gali-gali
tersebut. walaupun disisi lain ada juga yang lolos tapi disisi lain hampir semuanya
punah semuanya.
kalau ee tentang jam malam seperti apa ya pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
jam malam waktu itu ya, itu ya waktu itu sekitar hanya kurang lebih ......nggak ada
setahun, setengah tahun .... setelah itu jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu
memang ada gejolaknya ee khususnya di ... walaupun orang awam, tetapi dia yang
merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia mau keluar malam..takut sekali ...
apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi.....gitu lho
tapi... walaupun saya keluar malem, pagi buta itu nggak takut karena saya berpendirian,
saya bukan orang gali, saya tidak menyalahi hukum, tidak menyalahi pemerintah, saya
tidak menyalahi ini, itu. kenapa saya harus takut gitu walaupun saya orang partai.
kira-kira soal petrus ada yang ingin bapak sampaikan lagi nggak?
saya hanya mau menyampaikan beberapa kata saja, mungkin kalaupun dari pihak
keluarga, korban itu bisa mengusut ya silahkan, tapi tanpa harus, prosedurnya tanpa
harus ada. harus ada saksi matanya, harus ada ee ... orang-orang yang deket dengan si
gali itu, bukan-bukan orang-orang yang gali bukan , tapi orang yang tau persis. si A
ditembak ee disana dibawa, disana ditembak mati, itu harus orang-orang yang betul-
betul tau persis ee teman-temannya atau saksinya. saksi matanya tau persis kalaupun
bisa mengusut. kalau mau mengusut gitu lho, karena apa.
kalau emang dulu itu mateni wong kayaknya seperti nyembeleh ayam aja, klekek udah
nggak ada hukumnya walaupun sekarang itu hukumnya itu digalakkan sekali, waktu itu
nggak ada hukumnya, walaupun juga yang mateni juga orang, yang dipateni juga orang,
itu memang harus diusut. bukannya saya ngewangi gali-galinya tidak, tapi itu ee ....
kehidupan di dunia memang harus demikian kalau memang harus diusut ya silahkan
diusut tapi harus punya saksi mata yang betul-betul ee .. betul-betul dia itu tau persislah
kajadiannya dimana dan, kapan dimana
bapak pernah melihat nggak, pernah nggak liat sendiri peristiwa itu gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
kalau temen yanglangsung dipegang itu saya nggak melihat sendiri,haya denger-denger
kalau disana itu baru di serbu karena diserbu yo, diserbu atau dipegang orang waktu
dengar jarak berapa kilo meter gitu saya sudah pergi lagi gitu lho.
saya tidak bisa misalkan pas omongan-omongan gini waktu 5, 4 atau sepuluh orang gitu
ada orang dipegang, saya nggak pernah liat sendiri, nggak melihat sendiri.
waktu itu memang ada beberapa rekan saya waktu pas rapat di tegalrejo, saya tidak
rapat disana, tapi saya minum opo ee ... air teh di pojok benteng. dikira saya ada disana.
saksinya banyak sekali, bahwa saya tidak ikut disana. jadi, disana itu banyak yang
dipegangi. banyak ada 3, 4, orang yang dipegangi gali-galinya itu. tapi waktu itu tapi
waktu itu saya tidak ikut di tegalrejo. saksinya di, saya di pojok benteng kulon itu pas
minum teh itu. pojok benteng bakmi itu saya minum disitu dengan teman-teman saya
juga ya 1, 2 ada yang PDI juga. "tapi ra mungkin pak Solichin ngombe wedang karo
aku kok". ada yang "aku mau weroh pak Solichin nang tegalrejo". ra mungkin "aku
weroh pak Solichin nang pojok benteng ngombe wedang karo aku" nah gitu. saya tidak
pernah melihat ee dengan mata kepala saya sendiri bahwa si A di depan saya baru di
pegang, saya belum pernah melihat mendengar-mendengar banyak orang itu ya itulah
.....karena saya kebanyakan ya,
kebanyakan dari partai sendiri, yang dipegang justru orang ee yang doreng-doreng,
kalau yang hitam-hitam anak buah saya, saya semuannya itu .... bukan saya
membersihkan dengan anak buah saya, nggak, tapi bersih semuanya, minum juga
nggak, maen juga nggak, bersih semuanya, tapi ya yang doreng-doreng itu ya memang
gali-gali, kebanyakan hampir 30% itu galigali semuanya. saya mengakui walaupun juga
orang PDI gitu lho, gali-gali sendiri.
kalau orang yang bapak kenal gitu, ada nggak pak yang jadi korban petrus?
temen bapak gitu?
ya banyak sekali, tapi lupa-lupa ingat saya, nama-namanya lupa-lupa ingat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
waktu itu bapak, kan temen ini gitu ya, merasa sedikit takut gt?
saya sendiri? saya sendiri nggak merasa takut gitu, walaupun disisi lain pihak keluarga,
istri, itu sedikit ada rasa ketakutan, ketakutan masalah apa? bukan masalah saya itu gali
atau tidak, saya bukan orang gali. ketakutannya walaupun saya orang partai tapi
ketakutannya itu teman-temannya itu meninggal ditembak di wonosari.itu aja
ketakutannya bukan masalah kowe itu bukan gali, bukan anu .... kenapa harus takut gitu
lho.
waktu itu bapak udah menikah ya?
sudah! sudah punya anak dua, apa tiga itu dua ....
waktu bapak ngungsi itu ikut?
enggak saya sendiri!! tapi keluarga tau ya pasti ..........
ee dulu tu kalau ... ee bapak ngeliat oang-orang yang pada ketakutan reaksiya
kayak apa si?
orang-orang yang takut lho ini ... !!
ya pihak keluarga atau mungkin temen-temen bapak yang gali-gali mereka
reaksinya seperti apa sih pak?
kalau pihak keluarga saya nggak nggak begitu bisa memantau sendiri ya , kalau
teman-temannya juga dia tu hanya sekedar rerasan, . dia tu sekedar dia tu rerasan ya
ngomong-ngomong di,..... itu pun omongannya hanya di DPC maupun DPD.
di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani.
kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sekedar rapat-rapat dan omongan bisik-bisik.
ngomong si A mau di gowo ndono e, wes mati, ya rasan-rasan sebatas itu.
tapi kekecewaan itu juga nggak sebatas kekecewaan itu, karena temen-temen saya juga
tau kalau yang dipateni itu yang dibawa gali-galinya gitu lho. tapi sekedar bukan
terkejut. nggak ya biasa-biasa aja.
"wah ho'o to wah yo ngati-ngati". ya meng sekedar itu saja. ya nggak sebatas dia
kagum, itu heran itu enggak. nggak heran, kenapa harus heran, ya kita sudah tau kalau
si A itu orang gali.
kalau rekasi teman-teman bapak yang memang gali itu mereka gimana pak? apa
langsug nggak mau keluar rumah?
ya banyak sekali ee temen-temen saya yang khususnya gali-gali dia menghilang, yang
masih hidup itu menghilang semuanya.
iya nang ndi? wes meneng wae, aku lungo.
kita dah tau ee... apa .. hemmm omongan dia dah tau, kita dah tanggap, kalau dia pergi
itu, menghilang itu hanya sementara, karena waktu itu memang 82, 77, 82 itu gencar-
gencarnya 77, 82 itu,pemilu kan lima tahun sekali , 77, 82, 87 gentar-gentarnya itu.
puncaknya 82 itu.
menghilangnya itu tidak terus menghilang terus tidak, artinya hanya sementara saja,
ndak berbulan-bulan tidak nyampe. dia sudah kelihatan sekali lagi, dia kelihatan agak
agak ee mengkhawatirkan dia menghilang lagi.
teman-temannya sudah hafal semuanya, sudah tau gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gali sebagai target petrus
‐ khusus yang di...cari... itu gali-galinya...
‐ seingat saya memang gali-galinya
‐ katakanlah gali itu terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu lho, ha...meninggalnya tu kapan di mana tu dia nggak pernah tau,
‐ …yang dicari gali-galinya… ‐ khususnya yang dicari-cari
itulah gali-galinya itu. gali-
gali itu pencoleng-pencoleng
Gali sebagai anggota partai
‐ di partai PPP juga banyak gali-galinya. di golkar pun ada juga...gali-galinya
‐ ....di golkar maupun di PPP itu. dan gali-galinya juga banyak sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga. golkar juga banyak gitu lho
Gali
Gali yang meresahkan ‐ …yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering membuat anu masyarakat sendiri itu yang betul-betul yang dicari waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah.
‐ …yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko atau pegawai-pegawai yang sering diperas, sering diminta uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Jumlah gali yang menurun setelah petrus
‐ dampaknya memang kelihatan
sekali ya, setelah 82, 83, 84, 85
itu agak menurun hampir ee
separuh lebihnya gali-gali itu
hilang semuanya, hampir
semuanya tapi masih juga ada
ee…, tapi banyak juga yang
meninggal
‐ tetapi sekarang memang sudah ee
kelihatannya tu sudah tenang
sekali artinya tidak ada ee gali-
gali yang seperti dulu-dulu lagi.
‐ katakanlah berhasil sembilan 75 % lah berhasil 75 % itu, pemerintah berhasil untuk bisa menangkap, katakanlah menangkap maupun
‐ membunuh dari pada gali-gali tersebut. walaupun disisi lain ada juga yang lolos tapi disisi lain hampir semuanya punah semuanya.
Gali sebagai korban ketidakadilan
‐ walaupun dia itu gali,walaupun dia
itu kasarane tu pencopet atau
perampok atau apa bentuknya,
itu kayaknya tu tidak
diperhatikan sama sekali. dari
eee...pemerintah...mau..mau...ma
upun orang-orang hukum gitu
lho....
‐ tapi orang si tetep orang yo artinya
tu ee…negara hukum itu tetep
berlaku artinya walaupun tu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
kasarannya kita nyolong pitek
atau perampok atau korupsi atau
apapun bentuknya
‐ itupun dihukum apalagi
gali…walaupun...gali itu juga
orang gitu lho...kenapa
walau...kok nggak diusut gitu
lho..kok nggak diusut
‐ gali pencoleng, perampok atau
apapun bentuknya dengan yang
kecil-kecil
‐ tanpa ada perhatian tersendiri atau
perhatian khusus oleh pemerintah
‐ membunuh dengan seenaknya
sendiri
‐ karena dia membunuh itu
seenaknya saja, seenaknya saja
dia tanpa ada rasa dosa gitu,
walaupun-walaupun itu gali,
walaupun dia itu korupsi,
walaupun dia nyolong,
pencoleng atau apapun
bentuknya, tetapi tetep enak aja
membunuh orang gitu lho
‐ seperti membunuh ayam lho,
Negara/pemerintah Negara yang
diceritakan sebagai pelaku petrus
‐ ...lha...kadang-kadang...mmm...
entah itu orang militer..., entah
itu orang polisi, entah itu orang
pemerintah, entah itu orang apa
yang nguber-nguber lah...yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
nguber-nguber gali waktu itu...
itu emang sering berkeliaran di
di tempat DPC atau DPDnya
itu...
‐ aparatnya ini juga emmmm ingin
membersihkan gali-gali tersebut,
dengan cara .... sekarang ini
waktunya untuk membesihkan
gali-gali
Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan penegakan hukum
‐ tapi waktu itu kayaknya itu negara hukum itu kayaknya tidak diperhatikan sekali…
‐ pembunuhan satu dengan pembunuhan-pembunuhan yang lainnya tu kayaknya tidak digubris sama sekali.
‐ jadi...tidak dirasakan bahwa nek ini adalah negara hukum
‐ tidak diperhatikan sama sekali.
dari
eee...pemerintah...mau..mau...ma
upun orang-orang hukum gitu
lho....mau protes, mau usul, mau
ini mau itu tu waktu itu
diabaikan sekali
‐ kenapa waktu itu tidak
dipermasalahkan, artinya tidak ee
tidak ada respon dari pemerintah
‐ dari pihak pemerintah,atau pihak
ee kepolisian atau keamanan atau
apa bentuknya itu kok diam-diam
saja…tidak pernah mengusut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
atau memepermasalahkan itu
jadi…
‐ tapi kok dari pemerintah juga diam
aja gitu
‐ lho bukannya saya tidak
setuju…tapi memang
demikianlah bentuknya itu kok
...kok, tetep didiamkan aja
sampai sekarang
‐ emang emm… saya nilai emang,
waktu itu yo bukan waktu
sekarang yo … waktu itu emang
kurang fer artinya kurang
terbuka, kurang begitu bisa
dipahami oleh masyarakat
‐ kalau emang dulu itu mateni wong (membunuh orang) kayaknya seperti nyembeleh (memotong) ayam aja, klekek udah nggak ada hukumnya
Perasaan takut
terhadap pemerintah karena sikap pemerintah yang represif serta tidak adanya kebebasan untuk berpendapat
‐ mengatakan diluar itu nggak
berani…. karena takut itu,
walaupun dia bukan gali ya
dikira ya..ee dikira dia temannya
sigali tu bisa dipegang
sendiri,,bisa mati sendiri gitu lho
‐ takutnya di situ itu…. kalau
ngomong di luar ya harus hati-
hati waktu itu..memang harus
hati-hati.kalau tidak hati-hati
wah kalo terdengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
‐ misalnya mbak ini ee intel ya,
intel... saya mau ngomong sama
temenya,mbak denger .. tau-tau
mbak pergi, dateng bawa
temennya…, itu langsung pegang
saya ..sudah…, sering terjadi
demikian itu. jadi ngomong di
luar itu harus hati-hati
‐ waktu itu,… kalau emang dulu itu
mateni wong kayaknya seperti
nyembeleh ayam aja, klekek
udah nggak ada hukumnya
‐ di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani. kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat
keluarga Keluarga yang merasa takut atau khawatir
‐ keluarga sendiri....ya ada satu dua yang... yang merasa ketakutan ya merasa ketakutan sendiri,
‐ jadi ketakutan tu ada..., tapi juga dia tenang-tenang aja....oohhh...kenapa saya harus takut...anak saya bukan perampok, bukan gali kok...tapi....di sisi lain..di sisi lain....ketakutan tu selalu ada karna apa...sel...sel... selama....selama... ada gali...
‐ jam malam takut sekali dia mau
keluar malam..takut sekali ...
apalagi dia yang punya anak
sudah besar-besar ikut partai itu
apalagi.....gitu lho
‐ pihak keluarga, istri, itu sedikit ada rasa ketakutan, ketakutan masalah apa? bukan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
saya itu gali atau tidak, saya bukan orang gali. ketakutannya walaupun saya orang partai tapi ketakutannya itu teman-temannya itu meninggal ditembak di wonosari.itu aja ketakutannya bukan masalah kowe itu bukan gali, bukan anu .... kenapa harus takut gitu lho.
Keluarga korban yang pasrah
‐ keluarga walaupun tidak protes,atau tidak mengusut, atau tidak usul ee… atau apa
‐ " kok dinengke wae to itu!!!"
ooo!" bojone dipateni kok
meneng wae!" lha.....itu
Persepsi tentang desa dan kota
Subyek menggambarkan desa sebagai lingkungan yang lebih nyaman dibandingkan dengan kota
‐ di desa itu jadi nggak begitu ramai
sekali seperti di kota,
‐ tidak ee… seganas hidup di kota
gitu lho, di kota jogja katakanlah
demikian, di desa…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Subyek merasa tidak perlu takut karena tidak terindikasi sebagai gali
‐ walaupun saya juga tidak takut
waktu itu, memang saya tidak
takut. masalahnya itu saya tidak
berbuat apa-apa. saya tidak
terindikasi ke gali atau apa saya
memang masuk ke partai pada
waktu itu. dan saya takutnya
itu...kenapa saya harus takut
wong saya tidak berbuat salah
lah katakanlah demikian. saya
tidak berbuat salah
‐ kenapa saya harus takut ‐ tapi... walaupun saya keluar
malem, pagi buta itu nggak takut
karena saya berpendirian, saya
bukan orang gali, saya tidak
menyalahi hukum, tidak
menyalahi pemerintah, saya tidak
menyalahi ini, itu. kenapa saya
harus takut gitu walaupun saya
orang partai.
Respon subyek atas peristiwa petrus
Subyek mengungsi ke tempat yang lebih aman
saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-puncaknya itu
Respon lingkungan sosial terhadap petrus
Protes dan merasa tidak terima
‐ tapi mungkin kanan kirinya atau
orang lain yang protes.
‐ atau " kok dinengke wae to itu!!!"
ooo!" bojone dipateni kok
meneng wae!" lha.....itu. justru
orang lain yang memperhatikan
sekali gitu lho....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
‐ kok misalnya dari pihak keluarga
walaupun tidak protes,atau tidak
mengusut, atau tidak usul ee…
atau apa bentuknya itu teman-
temannya yang tidak
terima..katakanlah demikian
‐ ya sekedar hanya menyuarakan
biasa aja ngomong sama temen-
temen
Mengungsi ke tempat yang lebih aman
‐ waktu itu banyak juga nggak sih
yang ee .. akhirnya juga
mengungsi atau diungsikan
gitu? atau diungsikan
ada juga tapi nggak banyak
terutama yang gali-gali atau
terutama yang tertentu
‐ nggak yang juga sebenarnya orang
biasa-biasa gitu lho, orang biasa
juga ada tetapi nggak seluruhnya,
hanya tahu betul, yang tahu betul
situasi persis, yang tahu betul
situasi kondisi tempatku, yang
dia ketakutan pada ketakutan.
‐ ya banyak sekali ee temen-temen
saya yang khususnya gali-gali
dia menghilang, yang masih
hidup itu menghilang semuanya.
‐ iya nang ndi? wes meneng wae,
aku lungo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
‐ hanya sementara saja, ndak
berbulan-bulan tidak nyampe. dia
sudah kelihatan sekali lagi, dia
kelihatan agak agak ee
mengkhawatirkan dia
menghilang lagi.
Waspada dan lebih berhati-hati
‐ kalau disana itu baru di serbu
karena diserbu yo, diserbu atau
dipegang orang waktu dengar
jarak berapa kilo meter gitu saya
sudah pergi lagi gitu lho.
‐ "wah ho'o to wah yo ngati-ngati"
Pengalaman kehilangan pada saat peristiwa petrus
teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. kalau terpegang juga harus, kalau terbawa polisi ya sudah pasti harus mati. itu kebanyakan teman-teman saya yang meninggal atau yang mati itu ya gali-galinya
Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus
masih teringat terus, terngiang-ngiang terus, waktu ee....tahun 82 itu...
Perasaan tidak nyaman dan terancam yang dirasakan oleh kelompok masyarakat
‐ waktu itu saya ingat sekali, waku
itu saya baru nongkrong-
nongkrong. minum air teh di
pojok benteng itu ya....itu rame-
rame di sasonoinggil itu...banyak
teman-teman saya yang di
sana...entah itu rapat..entah itu
ada dangdutan atau apa...
‐ itu difoto-foto foto gitu tau-tau ada
yang diajak pergi...tapi diajak
perginya itu secara diam-diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
atau gimana bukan secara
paksaan...ha...dia ma,, nurut
aja..tau-tau dibawa
pergi...dengar gitu bubar
semuanya dulu itu...
‐ walaupun dia bukan gali ya dikira
ya..ee dikira dia temannya sigali
tu bisa dipegang sendiri,,bisa
mati sendiri gitu lho
suasana Suasana yang bergejolak
‐ saya ...masih ingat... sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak sekali di...khususnya di jogjakarta
‐ jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu memang ada gejolaknya
Suasana yang mencekam dan rasa takut
‐ waktu itu emang...tidak terlalau
mencekam sekali ya...biasa-biasa
saja...saya amati...kalau emang
ada aaa....yang takut ada
yang...takut , atau yang
mencekam..., atau yang ee...
apapun bentuknya , itu hanya
tertentu, tempat-tempatnya
tertentu aja dan orang-orang
tertentu aja
‐ justru yang mencekam itu justru
misalnya di DPC, DPD... itu
yang mencekam sekali di
lingkungan itu…..DPD tu mang
keliatannya mencekam sekali..
‐ walaupun orang awam, tetapi dia yang merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
keluar malam..takut sekali ... apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi.
Suasana mencekam dan larangan bergerombol di tempat umum
‐ karna aaa...gali-gali justru...
bukannya di tempat situ, tapi
nongkrongnya justru ada di situ
DPC, DPD…jadi...waktu....
kalau nggrubung itu
nggak...ngak... boleh, misalnya
ada di pingggir...di tepi jalan itu
bergerombol tiga empat orang
itu ...harus bubar itu...harus
bubar...jadi seakan-
akan...eee....mencekamnya disitu
‐ langsung bubar..!!!jadi nggak
boleh ....bergerombol lebih dari
lima orang tu nggak boleh....tiga
orang saja tidak boleh...tu
bergerombolnya waktu
mencekam-mencekamnya itu...
Ingatan kolektif
Bagaimana peristiwa tersebut dibicarakan secara terus-menerus dengan orang lain
‐ tapi mungkin kanan kirinya atau
orang lain yang protes.
‐ atau " kok dinengke wae to itu!!!"
ooo!" bojone dipateni kok
meneng wae!" lha.....itu
‐ justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu lho....
‐ masalah mengatakan atau
membicarakan masalah ooo...si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
A...digowo ning Wonosari
dah...ditembak angsung
meninggal.. ...misalnya itu
bergerombolnya begitu.
‐ waktu itu juga hanya ya sekedar
dengan teman-teman itu juga
hanya .. waktu omong-omongan
gitu lho
lha kae kok mati kok didiamkan
saja
‐ kabarnya tu sudah sampai disana
sampai di seluruh indonesia pun
denger kalau jogja itu demikian.
‐ kalau temen yanglangsung
dipegang itu saya nggak melihat
sendiri,haya denger-denger
‐ saya tidak pernah melihat ee
dengan mata kepala saya sendiri
bahwa si A di depan saya baru di
pegang, saya belum pernah
melihat mendengar-mendengar
banyak orang itu ya itulah ..
‐ kalau teman-temannya juga dia tu
hanya sekedar rerasan, . dia tu
sekedar dia tu rerasan ya
ngomong-ngomong di,..... itu
pun omongannya hanya di DPC
maupun DPD.
‐ …rapat-rapat dan omongan bisik-
bisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
‐ ngomong si A mau di gowo ndono
e, wes mati, ya rasan-rasan
sebatas itu.
Penggunaan kata “kita”
“kita tidak tau apakah orang militer, polisi, atau pemerintah yang selalu mencari-cari gali disana”.
Silent event ‐ mengatakan diluar itu nggak
berani
‐ kalau ngomong di luar ya harus
hati-hati waktu itu..memang
harus hati-hati.kalau tidak hati-
hati wah kalo terdengar.
‐ misalnya mbak ini ee intel ya,
intel... sya amu ngomong sama
temenya,mbak denger .. tau-tau
mbak pergi, dateng bawa
temennya
‐ itu langsung pegang saya
..sudah… sering terjadi demikian
itu
‐ jadi ngomong di luar itu harus
hati-hati
‐ di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani. kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
A.II. Subyek 2
Fase deskriptif
a. Identitas Subyek
Nama : Tommy
Usia : 48 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Status : Duda
b. Hasil Wawancara
TRANSKRIP
Bisa diceritain nggak ..ee..tentang petrus?? Ee cerita yang diingat tentang petrus,
itu seperti apa sih?
Ya kalo Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap hari ya, hampir
diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan mayat itu identik dengan dibungkus
karung, entah dibuang dimana..
Setelah itu..ya..terus…itu tadi Jogja, di Jakarta, di Bandung dimana aja…gitu
kejadiannya dan itu kayaknya berawal dari Jogja…ngeri, pokoknya yang ada
hubungannya sama itu haduh kayaknya ngeri dech…nah gitu…tapi seingat saya hanya
ya ya ya hanya sekelumit ya…..
Bisa diceritakan lagi lebih detail? Terus suasananya kayak apa? Terus ee waktu
itu suasana disekitar itu seperti apa? Reaksi orang2 itu seperti apa?
Ya mencekam, semua orang pokoknya merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat
dengan adanya pembunuhan dimana-mana …..tapi itu..dan mereka…meskipun nggak,
kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya.
Kalau yang jadi korban itu siapa saja si?
Kalau korban itu mereka meme…mengistilahkan dengan istilah waktu itu disebut
bromocorah atau-atau apa atau gali itu..!
Ada nggak si ee orang-orang disekitar eee disekitar bapak atau mungkin koh
Ming-Ming kenal, ya gitu kira-kira yang jadi korban gitu?
Ya ada…ada berapa….
Bisa diceritakan nggak seperti, seperti apa ceritanya?
Ya tau-tau….ya mereka kumpul-kumpul seperti biasa, sehari kemudian tau-tau sudah
di..sudah dimasukin karung, udah dimasukin karung dalam keadaan, dalam keadaan
menjadi mayat, dan seterusnya begitu…itu terjadi tahun, sekitar tahun 81, 82 sampai
dengan tahun 83…ee..
Waktu itu koh Ming-Ming ada dimana?
Saya ada di Jogja atau di Bali
Nah waktu itu ee kalau reaksinya koh Ming-Ming seperti apa si? Dengan
peristiwa-peristiwa yang seperti itu!
Ee ya waktu itu …sempet ngeri juga ya..bahkan istilahnya ora si pemberani,
sepemberani apapun waktu itu dengan kejadian itu, dengan adanya peristiwa-peristiwa
seperti itu, akan langsung hilang nyalinya. Sebab hampir di seluruh wilayah Indonesia,
serentak itu ee peristiwa itu, nggak tau kok bisa begitu, kok bisa serentak kenapa…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kan waktu itu juga banyak orang-orang yang sembunyi banyak orang-orang yang
akhirnya memutuskan untuk pergi.
Banyak orang-orang yang memutuskan untuk pergi
Kalau orang itu emm… orang itu merasa apa..ada indikasi kesana ..lebih baik mereka
mengantisipasi aja. Tapi kalau saya si nggak ada masalah ya.
Saya nggak perlu mengantisipasi. Karna saya yakin, saya nggak ada indikasi
kesana…gitu lho..dan ketika saya, sampai sekarang saya nggak pernah pernah
berurusan dengan dengan dengan apa dengan aparat atau orang-orang tertentu….
Pendapat koh Ming-Ming sendiri tentang emmm apa ya
ee peristiwa itu seperti apa si?
Ya itu tetep…
Kalo saya katakan itu tetep ada pro dan kontra, setiap anu itu ada pro dan kontra. setiap
ee peristiwa atau setiap ini ada pro dan kontra ini pasti ada. disatu pihak, orang pronya
mengatakan bahwa orang-orang seperti itu harus dibrantas. Tapi disisi lain ada yang
mengatakan ini pelanggaan HAM dan sebagai berikut gitu….
Kalau ee ….temen-temennya Koh Ming-MIng sendiri ada yang ketangkap, ada
iteraksi atau reaksi mereka atau reaksi temen-temen disekitar situ?
Oo… banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana. Karna bisa diraba to
arahnya itu kemana…
Kejadian itu, korban-korbannya …korban-korban rata-rata, orang-orang yang
diidentifikasi bertato, mereka itu ee…. rata-rata dia suka minum-minum, suka
bergerombol, yang artinya bergerombol bukan bergerombol saja, bergerombol yang
arahnya ke negatif..entah itu ya arah negatif itu gimana….entah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Ee kalau ee sampai sekarang itu masih sering inget nggak sih? Peristiwa itu?
Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu betul-betul luar biasa,
walaupun saya tidak terlibat langsung di dalamnya tapi saya sebagai saksi melihat itu
memang benar-benar ngeri, ngeri…
Waktu itu Koh Ming-Ming sudah punya tato belum?
Saya sudah punya tato,
Takut nggak, merasa takut nggak?
Saya takut si nggak, cuma khawatir ada, takutnya karna apa, karna saya merasa nggak
ada indikasi kesana gitu lho.
Kalau..bisa diceritakan lagi nggak, mungkin lebih panjang gitu ee kronologis
peristiwa waktu itu.
Kayaknya itu berawal…mereka menyebutnya itu petrus, pada tahun 81, 82 itu, kayak,
ya itu berawal dari Yogyakarta… terjadi penembakan yang namanya siapa itu lho.
Kalau nggak salah yang namanya ..nggak perlu saya sebutkan ya…namanya ya. Saya
sendiri juga lupa ya, setelah terjadi penembakan itu, terus beruntun, beruntun dan
serentak, hampir diseluruh wilayah Indonesia terjadi seperti itu. Mereka menyebutnya
petrus atau (pembunuh misterius) nggak tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya.
Sampai akhirya berhenti tahun 83 akhir. Dan itu …Setelah itu adanya, ini berdesas
desus HAM gitu itu lho.
Oo terus ee maksudnya..ee menurut Koh Ming-Ming itu tu indikasinya apa terus
kenapa gitu lho, kok terjadi….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Indikasinya dah jelas…. Indikasinya itu..
Prosedurnya seperti apa?
Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia.
Secara, pada umumnya di Indonesia ya, tapi khususnya waktu itu berasal dari Jogja,
jadi saya saya katakana khususnya dari Jogja…gitu..
Ee kalo prosedurnya sendiri yang Koh Ming-Ming tau seperti apa si?
Prosedur apa?
He’em kayak maksudnya …ee apa..temen-temen kayak sigil diculik..atau gitu…
Oo prosedur sampai jadinya mereka dimasukkan dalam karung gitu.. ya itu diambil ,
nggak tau siapa yang mengambil, setelah itu tau tau sehari kemudian, sudah dalam
karung, sudah menjadi bangkai
Terus bangkai itu ditaruh dimana?
Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di got, di sebelah got, atau
ditengah hutan, dimana aja selama mereka mau.
Pernah liat nggak?
Pernah beberapa kali!
Dimana itu?
Ya di Jogja, dan di di anu di Jogja dan di Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kalau waktu di Jogja itu ngeliatnya dimana?
Di Jogja ya di… ya nggak bisa berikan apa ya..tapi beberapa kali saya liat di Jogja
karna saya nggak inget-inget e tempatnya.
Yayayaya…waktu itu yang dirasain apa?
Yang dirasakan ngeri dan bertanya-tanya, siapa pelakunya ini....kalo tapi kan kok kok
sampai kok sampai begini gitu lho…
Kalo, Tapi Koh Ming-Ming bilang itu kan usaha untuk memberantas kejahatan
gitu lho?
Kayaknya arahnya begitu!
Ee tapi, itu sebenarnya suatu usaha yang sudah tepat belum si?
Sudah tepat dan tidak saya liat tergantung sudut pandang orang itu nggak sama ya..ada
orang yang mengatakan itu bagus.
Kalau menurut pendapat pribadi Koh Ming-Ming? Menurut pendapat pribadi
aja!
Yaya itu saya kira ..kalo pendapat saya..itu bukan..bukan satu-satunya solusi ee…
bukan salah satu-satunya solusi..ada juga yang mungkin memang yang cukup
disokterapi. Ada juga cukup diberi pembinaan, orang bisa berubah, minimal bisa
berfikir gitu lho..
Ya terus suasananya kayak apa sih? Suasana disekitar itu seperti apa? Pas sampai
seluruh warga itu jadi epet keluar, mungkin, mereka juga bukan preman gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
takut keluar, ya mereka khawatir kalo, jangan-jangan nanti saya di di di anggap
berindikasi…dengan dengan orang-orang yang terbunuh itu gitu lho..artinya…
Bisa diceritakan lebih detail lagi nggak , maksudnya, suasana ee waktu itu
mungkin di tetangga-tetangga atau di kampung atau dimana-mana orang itu?
Ya ngeri aja… dengan peristiwa itu ya selalu ngeri, ya mereka kalo keluar itu
takut..kalo waaa jangan-jangan…pasti dilarang sama keluarganya, jangan keluar nanti
kamu di…ada apa-apa dengan kamu gitu lho hhehe ngeri..dan kayaknya itu sigkat
sekali Perjalanan mereka…tapi singkat…tapi dahsyat….
Ee kalau ini..seumpama ini ya.. ee kalo ee..setelah ..ee..setelah setelah..setelah
peristiwa itu tu sebenarnya ee..situasinya itu jadi kayak apa sih? Setelah
bertahun-tahun itu..bertahun-tahun yang lalu!
Apanya yang ditanyakan?
Ya..tapikan situsinya kan mereka mencekam dia untuk meng meng
membersihkan gali-gali gitu ya? …nah itu sebenarnya efektif nggak sih?
Maksudnya bener-bener waktu itu memang terus jadi aman?
Waktu itu kayaknya ya efektif juga. Kalau harus di akui bahwa itu efektif juga. Karna
itu memang sokterapi yang sangat luar biasa dan nggak pernah disangka-sangka itu…
Ee seumpama ni ee kan sekarang suharo kan dah nggak memimpin.
Pemerintahannya kan udah baru, sudah digantilah gitu ya..terus kemudian
banyak sekarang aktivis-aktivis kan menyataan tentang isu HAM dan mereka
seperti ee kalau saja mereka mengangkat isu ini ke pengadilan gitu ya, sekedar
untuk meluruskan sejarah gitu, kemudian Koh Ming-Ming ini diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
bersaksi gitu ya, sebagai masyarakat umum aja gitu, yang diampaikan seperti apa
sih?
Disuruh bersaksi?
Ya!
Maaf secara jujur saya nggak mau
Kenapa?
Karna..semua itu ada efek-efek sampingnya hah, karna apa ,saya nggak mau
berefek..karna saya nggak mau mengandung resiko.
Resikonya seperti apa sih?
Resikonya itu ya fatal juga, kita nggak tau orang-orang disekitar kita e..pengalaman-
pengalaman nggak ngerti e…
emmm jadi ee kalaupun sudah dijamin keamanan itu tetep..nggak .
…kan mereka nggak mungkin menjamin 24 jam to..ngawasi. kalau saya saya bisa
menjamin. Tapi anak-anak saya kan nggak bisa menjamin. Ada apa-apa dengan anak
saya kan saya kehilangan.
Jadi efek sampingnya kira-kira seperti apa sih?
Ya fatal..itu seperti apa? Ya fatal itu nggak bisa …ya gimana, ya bisa diartikan sendiri
ya fatal itu seperti apa.
Kalau pendapat Koh Ming-Ming sendiri tentang pemerintahan pada waktu itu
seperti apa sih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Ya tetep maunya itu maunya tetep baik, maunya pemerintah, tapi mungkin caranya
yang di anggap tidak baik, oleh golongan-golongan tertentu atau kelompok-kelompok
tertentu….kelompok-kelompok tertentu atau golongan-golongan tertentu itu saya nggak
ngerti yang mana.
Kalau ee… pendapat Koh Ming-Ming sendiri tentang premanisme atau gali-gali
pada waktu itu seperti apa sih?
Ya itu memang sebetulnya, jujur aja sangat brutal, bahkan aparat itu sudah nggak ada
anunya, kok, sudah nggak ada ini, sudah nggak ada takutnya sama apapun, apapun, baik
itu kepolisisan maupun dari angkatan….. karna mereka waktu itu, mengandalkan yang
namanya fisik, tanpa mengandalkan yang namanya anu pemikiran gitu lho.
Ada yang mau diceritakan lagi nggak soal petrus?
Ya…garis besarnya cuma itu aja…ee ya udah.
Gali / bromocorah sebagai korban petrus
Kalau korban itu mereka
meme…mengistilahkan dengan istilah
waktu itu disebut bromocorah atau-
atau apa atau gali itu..!
Gali/preman sebagai target petrus
Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia
Gali atau bromocorah
Perilaku gali yang meresahkan
Ya itu memang sebetulnya, jujur aja
sangat brutal, bahkan aparat itu sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
nggak ada anunya, kok, sudah nggak
ada ini, sudah nggak ada takutnya
sama apapun, apapun, baik itu
kepolisisan maupun dari angkatan…..
karna mereka waktu itu,
mengandalkan yang namanya fisik,
tanpa mengandalkan yang namanya
anu pemikiran gitu lho.
Ketidaktahuan atas identitas pelaku petrus
‐ kami tidak tau siapa pelakunya, tepi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya.
‐ Mereka menyebutnya petrus atau (pembunuh misterius) nggak tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya. Sampai akhirya berhenti tahun 83 akhir.
‐ bertanya-tanya, siapa
pelakunya ini....kalo tapi kan
kok kok sampai kok sampai
begini gitu lho…
pemerintah Sebagai pelaku petrus Ya tetep maunya itu maunya tetep
baik, maunya pemerintah, tapi
mungkin caranya yang di anggap tidak
baik, oleh golongan-golongan tertentu
atau kelompok-kelompok
tertentu….kelompok-kelompok
tertentu atau golongan-golongan
tertentu itu saya nggak ngerti yang
mana.
keluarga keluarga yang selalu mengingatkan dan melindungi
pasti dilarang sama keluarganya, jangan keluar nanti kamu di…ada apa-apa dengan kamu gitu lho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Keluarga yang harus selalu dilindungi
.kan mereka nggak mungkin menjamin
24 jam to..ngawasi. kalau saya saya
bisa menjamin. Tapi anak-anak saya
kan nggak bisa menjamin. Ada apa-
apa dengan anak saya kan saya
kehilangan.
Tujuan petrus Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia. Secara, pada umumnya di Indonesia ya, tapi khususnya waktu itu berasal dari Jogja
Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus
Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu betul-betul luar biasa,
Pengalaman yang terasa perih dan mengerikan
‐ Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap hari ya, hampir diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan mayat itu identik dengan dibungkus karung, entah dibuang dimana
‐ …ngeri, pokoknya yang ada hubungannya sama itu haduh kayaknya ngeri
‐ merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat dengan adanya pembunuhan dimana-mana …..
‐ Ya tau-tau….ya mereka
kumpul-kumpul seperti biasa,
sehari kemudian tau-tau sudah
di..sudah dimasukin karung,
udah dimasukin karung dalam
keadaan, dalam keadaan
menjadi mayat, dan seterusnya
begitu…itu terjadi tahun,
sekitar tahun 81, 82 sampai
dengan tahun 83…ee..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
‐ Ee ya waktu itu …sempet ngeri
juga ya..
‐ mereka dimasukkan dalam
karung gitu.. ya itu diambil ,
nggak tau siapa yang
mengambil, setelah itu tau tau
sehari kemudian, sudah dalam
karung, sudah menjadi bangkai
‐ Ditaruh dimana-mana! Seperti
di seperti contohnya seperti di
got, di sebelah got, atau
ditengah hutan, dimana aja
selama mereka mau.
‐ Yang dirasakan ngeri dan
bertanya-tanya, siapa
pelakunya ini....kalo tapi kan
kok kok sampai kok sampai
begini gitu lho…
‐ Ya ngeri aja… dengan
peristiwa itu ya slalu ngeri, ya
Pengalaman kolektif atas peristiwa yang mengerikan
‐ semua orang pokoknya merasa
ngeri…ngeri dengan adanya
mayat dengan adanya
pembunuhan dimana-mana
…..tapi itu..dan
mereka…meskipun nggak,
kami tidak tau siapa pelakunya,
tapi selalu identik dengan, ini
dengan dengan di dengan di
dengan apa…dengan peluru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
yang entah sapa pelakunya.
‐ walaupun saya tidak terlibat
langsung di dalamnya tapi saya
sebagai saksi melihat itu
memang benar-benar ngeri,
ngeri…
Reaksi kolektif atas peristiwa petrus
Pergi ke tempat yang lebih aman
banyak orang-orang yang memutuskan
untuk pergi
Waspada dan lebih berhati-hati
Kalau orang itu emm…. orang itu merasa apa..ada indikasi kesana ..lebih baik mereka mengantisipasi aja
Takut keluar ‐ takut keluar, ya mereka khawatir kalo, jangan-jangan nanti saya di di di anggap berindikasi…dengan dengan orang-orang yang terbunuh
‐ dengan peristiwa itu ya slalu ngeri, ya mereka kalo keluar itu takut..kalo waaa jangan-jangan…
Reaksi subyek Subyek merasa tidak perlu takut karena tidak terindikasi sebagai gali
‐ Tapi kalau saya si nggak ada
masalah ya.
‐ Saya nggak perlu
mengantisipasi. Karna saya
yakin, saya nggak ada indikasi
kesana…gitu lho..dan ketika
saya, sampai sekarang saya
nggak pernah pernah berurusan
dengan dengan dengan apa
dengan aparat atau orang-orang
tertentu….
‐ Saya takut si
nggak…..takutnya karna apa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
karna saya merasa nggak ada
indikasi kesana gitu lho.
Merasa khawatir ….. cuma khawatir ada……
Perasaan takut banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana. Karna bisa diraba to arahnya itu kemana…
Pro kontra petrus ‐ Kalo saya katakan itu tetep ada
pro dan kontra, setiap anu itu
ada pro dan kontra. setiap ee
peristiwa atau setiap ini ada pro
dan kontra ini pasti ada. disatu
pihak, orang pronya
mengatakan bahwa orang-
orang seperti itu harus
dibrantas. Tapi disisi lain ada
yang mengatakan ini
pelanggaan HAM dan sebagai
berikut gitu….
‐ Sudah tepat dan tidak saya liat tergantung sudut pandang orang itu nggak
Identifikasi korban korban-korbannya …korban-korban
rata-rata, orang-orang yang
diidentifikasi bertato, mereka itu ee
rata-rata dia suka minum-minum, suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
bergerombol, yang artinya
bergerombol bukan bergerombol saja,
bergerombol yang arahnya ke
negatif..entah itu ya arah negatif itu
gimana….entah
Rasa takut hingga sekarang
Disuruh bersaksi?
Ya!
Maaf secara jujur saya nggak mau
Kenapa?
Karna..semua itu ada efek-efek
sampingnya hah, karna apa ,saya
nggak mau berefek..karna saya nggak
mau mengandung resiko.
Menggunakan kata kami
kami tidak tau siapa pelakunya, tepi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya
Memori kolektif
Menjadi sebuah ingatan kolektif karena diperlihatkan secara umum
Ditaruh dimana-mana! Seperti di
seperti contohnya seperti di got, di
sebelah got, atau ditengah hutan,
dimana aja selama mereka mau.
Petrus terjadi serentak Sebab hampir di seluruh wilayah
Indonesia, serentak itu ee peristiwa itu,
nggak tau kok bisa begitu, kok bisa
serentak kenapa…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
A. III. Subyek 3
a. Identitas Subyek
Nama : Yustina Devi Ardhiani
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Dosen
Alamat :
Status : Menikah
b. Hasil Wawancara
TRANSKRIP
Nama lengkapnya ibuk siapa
Kristina Devi Astiani
Profesi...?
Dosen...
Dosen apa buk?
Dosen di sini, magister ilmu religi dan budaya
Eeee tanggal lahir.??
Perlukah?? untuk apa??
Ee itu untuk tau usia.
Saya kelahiran tahun 76
Jadi pertanyaan saya yang pertama...ee bisa nggak ibu menceritakan tentang
peristiwa petrus....?
Menceritakan tentang peristiwa petrus
....jadi yang yang he’e yang ibuk tau gitu lho kronologisnya seperti apa?
Emmmm ada disini sebenarnya...
Kalo dari apa hasil penelitian saya ..penelitian saya inikan tentang ingatan masyarakat
yogyakarta tentang petrus tahun 1983 potret relasi gali militer di indonesia.
Ok nah kalo saya sendiri tidak mengalami langsung peristiwa itu catatan pertama saya
itu,
Karena ditahun 83.. sekitar 83 itu aku,saya masih terlalu kecil eee untuk paham.situasi
itu hanya ee di memang di di masa itu saya ada ingatan tentang...salah satu sodara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah
om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut
menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato
yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....
ya..ee kalo yang dari ingatan saya..belum dari apa yang saya teliti ya dari ingatan saya
dari taun 83 itu..ee saya mengenal istilah petrus penembakan misterius itu..karna om
saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya..kekhawatirannya kalo dia menjadi ee
apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu..mengapa dia takut..alasannya sangat
sederhana karena dia punya tato..saya lupa tatonya disebelah kanan atau disebelah kiri..
karna yang ee isu yang berkembang yang beredar.pada masa itu adalah ee .banyak
orang yang dibunuh karna punya tato itu saja yang diingat ya pada waktu itu dan om
saya berusaha menghilangkan tatonya yang ada dilengannya itu
dengan cara menaburkan ee bubuk.saya nggak tau bubuuknya itu apa bubuk putih itu
ditaburkan dikulitnya..sampek kulitnya itu lonyot-lonyot .kayak gitu..... serem banget
saya ngeliatnya itu yang yang saya..saya ingat ee…
saya nggak tau kenapa dia menjadi sangat takut dengan tato itu dan dan apa namanya ee
apakah itu juga pengaruh dari apa..ee ee saya nggak tau pengaruh dari situasi diluar
karena korban dari korban-korban dari penembakan misterius itu semuanya bertato
macam itu..sehingga itu dia merasa takut kalo ia jadi korban berikutnya tapi yang ada di
ingatan saya itu
dan saya ngeri aja ngeliat ee tangannya jadi kayak bosok kayak gitu.karena.diberi sapp
nggak tau apa kayak gitu kan ..itu yang ada dalam ingatan saya
nah..kalo pertanyaan kamu dengan penelitian saya itu nanti ceritanya jadi lain lagi..ada
banyak versi dalam konteks penelitian saya. tentang ee terjadinya peristiwa petrus,
hampir sama sebenarnya dengan apa yang ingin kamu liat. saya tidak berusaha untuk ee
melihat penyebab sinyalnya..penyebab sinyalnya dari terjadinyai peristiwa itu.
tapi saya mencoba menelusuri ingatan masyarakat yang apa... ingatan masyarakat
tentang peristiwa itu. Jadi memang saya cek. Saya lakukan wawancara dengan orang-
orang yang mengalami. Ini bedanya karna yang kamu lakukan tidak saja dengan orang
yang mengalaminya.
Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-versi yang lain nanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini pandangan saya ada disini. Eee salah satu versi
yang muncul versi media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang hasbi itu kan.
Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama tempo yang saya
temukan.yang salah satu muncul ditempo itu pernyataan hasbi yang ee yang dia
mengatakan itu... akhir maret..itu akhir matet kalau saya liat .akhir maret 83.hasbi itu
mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa
melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus
menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada
masa itu dikatakan bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang
dilakukan oleh para gali dengan berbagai macam penyebabnya yang tidak secara
eksplisit disebutkan oleh si hasbi ini. Kemudian dengan pernyataan perangnya itu,...ee
mulailah berjatuhan korban-korban ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan
meliat karung dipingiir jalan kemudian dengan masih bertetesan darah. Kemudian ada
yang mengatakan ee apa namanya tumpukan karung, tapi dia sakit mata, disalah satu
lokasi, orangnya. Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil warga
yang lain orang itu sudah meninggal. Dan dengar ada tembakan dipelipisnya seperti itu,
kemudian ada lagi orang yang saya wawancarai itu adalah yang mengatakan ia salah
satu petugas kepolisian pada masa-masa itu hampir setiap hari ikut
mengarungi..mengarungi mayat-mayat disepanjang jalan yogyakarta kemudian
membawanya ke sarjito itu yang dia katakan. Dia memberikan cerita dalam beberapa
versi karna ini....
Kamu nggak sampai ke aparat ya??? Memang sangat sensitif, sensitif untuk sampai
ke cerita sampai bisa wawancara ke aparat.
Karna setidaknya yang saya alami sendiri, pertama saya mendengar cerita dari dia itu
dia tidak tau kalo saya dalam rangka penelitian. Nah kesempatan yang lain..ketika saya
katakan bahwa saya ingin melakukan wawancara dalam rangka penelitian ceritanya
beda lagi. Itukan saya harus mengolah lebih lanjut..mana yang bener nich atau dua-
duanya nggak bener atau dua-duanya bener karna berbeda. Tapi salah satu yang dia
katakan ee apa..yang dia katakan pada saat saya sudah memperkenalkan diri sedang
melakukan penelitian dia adalah salah satu anggota tim yang tugasnya mengambil
mayat-mayat dipinggir jalan, kemudian dibawa ke sarjito lalu dalam jangka sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
tiga, empat bulan dan dalam satu hari itu sekitar 10an orang lainnya. terus dia bilang
itung saja sendiri itu. Ee itu satu versi ya ee satu versi yang dia ceritakan versi yang
lain yang tadi saya katakan ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan
membiarkan saja. ada juga yang dimakamkan orang kampung situ ee kemudian ada
juga mengatakan dibawa ke wonosari ke apa...ruang kusman itu. Itu yang menurut saya
menjadikan jumlah yang di informasikan oleh banyak pihak itu berbeda-beda. Versi
yang di dapat dari misalnya, konteksnya sarjito pasti beda dengan orang yang ee data
yang ditemukan ditambahkan dengan data yang, di atau di jalan-jalan yang
dimakamkan sendiri oleh warga setempat. Belum lagi yang ke singosaren, belum lagi
yang dikembalikan ke daerahnya. Jadi ada salah satu yang saya wawancarai itu istri,
istri dari dari korban, dari korban yang meninggal itu dikembalikan di desanya sendiri.
Di di kampungnya di kembalikan dalam kondisi sekarat tapi dlm waktu apa..sekitar jam
2 malam itu tapi dalam waktu tidak lama..dia katanya meninggal diperjalanan atau
gimana lalu dimakamkan. Itu yang ada dalam. Beberapa yang ada dalam penelitian
saya. tapi nanti jadi panjang banget
Apa lagi yang kamu tanyakan ?
Jadi kalo ee suasananya sendiri waktu itu seperti apa mungkin berdasarkan
penelitian berdasarkan wawancara dan beberapa orang itu Atau berdasarkan
ingatan ibu sendiri kira-kira pada waktu itu suasananya seperti apa?
Kalo suasana kalo yang ada diingatanku dulu ya, yang ada diingatanku dulu itu orang-
orang memang ini...orang-orang memang banyak membicarakan tentang korban-
korban yang ditembak itu, kemudian orang-orang yang meresahkan tentang.............
itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali itu satu sisi suasana suasana keresahan
belum suasana tembakan ya?..suasana apa namanya kematian yang muncul itu
keresahan pertama kemudian keresahan selanjutnya ya itu tadi banyaknya mayat
ditemukan. tapi ee orang yang merasa tidak itu...orang yang tidak bertato merasa yang
tidak merasa tidak bermasalah..itu ya kayaknya menceritakan itu dengan...menceritakan
itu dengan dengan..enak aja gitu seolah bukan suatu masalah buat mereka itu
sebenarnya salah satu,,, salah satu keprihatinan yang saya lakukan. Seolah-olah
masyarakat menyetujui dan bukan seolah-olah dari hasil penelitian saya. Sebagian
masyarakat justru mendukung aksi dari aparat yang melakukan eee operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
penembakan tanpa proses hukum itu .itu pengalaman saya dan di konteks penelitian
saya sebenarnya tidak jauh berbeda. Berawal dari keresahan-keresahan ini keresahan-
keresahan karena warung-warung yang ada di pinggir jalan itu sering dimintai ini
semacam pemungutan liar kayak gitu. pemungutan liar oleh orang yang mereka sebut
sebagai gali pada waktu itu. Kemudian ketika mulai ada ini ..ada penembakan-
penembakan itu yang pasti warga takut keluar malam.. takut salah sasaran menjadi
sasaran mejadi sasaran yang berbeda gitu ya.
Ee tadi sampai keee temen-temen yang juga.. masyarakat yang merasa dirugikan
oleh....
He’e itu yang dari konteks penelitian saya sengiat...dari penelitian saya tidak jauh
berbeda dengan ingatan saya sebenarnya. Karna dari warga yang mengalami eeee apa
namanya mengalami peristiwa penembakan-penembakan itu sebelumnya mereka
sendiri juga merasa apa ya ..ada kekhawatiran itu,,ada kekhawatiran kalo di jalan nanti
ada nyegat gitu karna karna isunya itu banyak yang apa namanya di jalan itu terus
njambret terus ngambil motornya ya semacam yang seperti itu jadi takut keluar malam
gitu. Terus ditambah lagi ketakutan itu doble ketika itu tadi ada penembakan-
penembakan itu tadi.
Ketakutan-ketakutan itu menjadi gimana buk?
Ketakutan double itu pertama ee takut menjadi korban dari gali-gali itu sendiri yang
kedua takut menjadi korban dari sasaran tembakan itu sendiri. Ya entah mereka merasa
menjadi terget atau tidak ya kalo menjadi target ketakutannya jelas ya. merasa menjadi
target karna mereka adalah bagian dari menempatkan diri sebagai gali misalnya.
Misalnya itu jelas. Dengan masyarakat sendiri selain takut terhadap para gali itu sendiri
juga takut pada aparat salah sasaran misalnya. Sehingga ya itu tadi ketakutan di
masyarakatnya menjadi double gitu
Kalo Pada waktu itu..ee dari beberapa nara sumber itu bilang ada jam malam,
waktu petrus itu ee dilakukan itu ..masyarakat dari jam 7 ke atas itu biasanya
sudah tidak berani keluar, gitu karena pada waktu itu memang tentang ada
oprasi petrus gitu itu sempet..
Kalo tentang jam malam saya tidak medengar e ? kamu dapatnya dari mana datanya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Eeee cerita-cerita aja si jadi ada beberapa nara sumber. Dulu kalo udah jam
sudah di atas jam 6 orang sudah nggak berani keluar.
Tidak berani keluar iya, tapi kalo jam malam saya nggak denger. Mereka tidak berani
keluar malam kalo yang dari penelitian saya . mereka belum ada yang menyebutkan
kata jam malam tapi mereka memang takut keluar malam.
itu kira-kira di atas jam 7 kayak gitu?
Ya! Sekitar itu.
Kalo pendapat ibuk secara pribadi tentang petrus itu seperti apa buk? Tadi kan
kronologisnya sudah kemudian gambaran suasananya.
Jelas tidak setuju, tidak setujunya karena apa, karena itu melanggar hak yang paling
dasar dari manusia. Hak hidup .
Yaitu jelas tidak setuju karena melanggar hak dasar manusia hak hidup itu yang
pertama . lalu yang kedua ee yang paling mendasar itu ya ee yang kedua yang
sebenarnya juga turunan-turunan dari hak hidup itu adalah hak untuk mendapatkan ee
ini, proses hukum yang jelas atas apa yang dialami. Kalopun dia memang melakukan
kesalahan eee kalopun dia memang sudah membuat resah masyarakat melakukan
banyak kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia langsung di
ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses hukum, karna kita kan yang kita
gembar –gemborkan, digembar gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai
negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum
seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang
dilegalkan .dilegalkan untuk ee apa namanya untuk memfonis mati ..ee orang yang
belum tentu bersalah bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses hukum
dengan tanpa pengadilan kayak gitu. Saya belum menemukan sekalipun dari hasil
penelitian memang ada banyak apa namanya ada ada ada apa ya..unsur politis situasi
politis pada masa itu memang memang cukup kuat hanya seperti apa sejauh mana
karna saya tidak sampe pada tahapan ngecek sebab yang paling mendasar dari itu
sendiri..yaitu sikap dasar saya itu.
Kalo pendapat ibuk tentang eee... karakter pada waktu itu gimana siii??
Pada waktu itu kan jaman suharto ya..pemerintahannya ya siapa yang berkuasa dia yang
berhak melakukan melakukan hukum yang diberlakukan seperti apa dan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
hukum yang diberlakukan pada waktu itu dari pihak penguasa ya seperti itu . melaluli
petrus itu
Jadi petrus itu seperti simbol ee apa yang pemerintah bisa lakukan gitu lho
Bisa jadi seperti itu..!!
Terus kalo menurut ibu ada nggak efek-efek nya mungkin efek jangka pendek
waktu itu dan apakah juga ada efek jangka panjangnya gitu sampe peristiwa itu
sudah langsung begitu lama saja masih...apakah ada gitu
Efeknya siapa?
Efeknya masyarakat!
Kalo yang jangka pendek jelas ya ketakutan. di masyarakat, kemudian ketidakadilan
yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan
dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada
hukum.wong Tanpa proses hukum dia bisa dihukum. Dia bisa ditembak mati dan
jangka panjang juga tidak jauh berbeda apalagi kalo liat situasi sekarang …. ada gayus
yang bisa keluar masuk penjara ada joki kamu mengikuti berita itu juga?
Ya!
Ada joki yang bisa menggantikan napi dalam yang dia bukan napi tapi dia berada
dipenjara karna bayaran dan napinya bisa keluar dengan leluasa itu kan dengan situasi
hukum yang semakin parah. Bahwa bahwa mungkin tidak ada hubungan sebab akibat
secara langsung ee antara menegakkan hukum yang tidak beres pada masa petrus
dengan jaman sekarang mungkin tidak ada hubungan sebeb akibat langsung. tapi bahwa
itu peristiwa itu terjadi terjadi lagi terjadi lagi dan terjadi lagi sekalin parah dan
semakin parah dan semakin parah lagi itulah yang terjadi di negara kita.
sampai akhirnya hukum itu jadi tak punya nilai ya buk, buat masyarakat.
bisa jadi seperti itu,,sampai pada tahapan ..apa yang bisa dipercaya coba , yang
dihukum bisa keluar masuk, yang bersalah bisa divonis bebas , yang tidak dihukum bisa
masuk , yang kesalahannya Cuma sepele hukumannya justru banyak, yang
kesalahannya fatal justru hukumannya malah sangat ringan. Bahkan yang sudah
menjadi terdakwa itu bisa di,,, apa namanya bisa di...bisa tetap di sumpah jabatan
itu..kamu mengikuti berita itu juga ? ya separah itu ..orang yang berada di dalam
penjara bisa bisa menjabat dan disumpah eheheh ya gitu dech
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kalo ini pendapat ibuk pribadi ya buk, ibuk percaya nggak dengan pemerintah
atau petrus itu sendiri, tadi kan mungkin ibuk mewakili sekian banyak orang,
kalo ibuk sendiri gitu lho?
Pertanyaan mu pertanyaan yang sangat imposible..percaya nggak kamu dengan
pemerintah? percaya nggak kamu dengan hukum ? kalo hukum diperlakukan dengan
benar ya mengapa tidak? Kalo hukum itu dicek lagi bahkan, aturan-aturan hukum itu
belum dicek lagi, apakah aturan hukum ini sudah adil, karena yang membuat aturan
hukum juga kalangan tertentu juga , sekalipun kalangan intelektual ada didalamnya gitu
ya, artinya pertanyaan percaya dan tidak percaya itu jawabannya menjadi sangat relatif
dan pemerintah-pemerintah , yang mana banyak bagian yang ada dalam pemerintahan .
masih ada orang-orang yang bersih, masih ada orang-orang yang jujur, masih ada
orang-orang yang bisa dipercaya, tapi tidak sedikit orang-orang yang menyalah
gunakan , kekuasannya dalam pemerintahan itu yang membuat kita ..jadi tidak bisa
begitu saja mempercayai apa yang mereka katakan , apa yang mereka lakukan .
Kalo dari riset yang ibuk lakukan kemarin kira-kira ee dari sekian nara sumber
itu mereka masih sering mengingat-ingat peristiwa itu atau nggak sih? Karna kan
ee mereka punya kedekatan yang lebih itu dengan peristiwa itu sebenarnya.
Ee beberapa informan itu orang dekat saya ya..orang dekat saya, saya sering sampe
sekarang saya masih sering berinteraksi. Kalo saya tidak tanyakan mereka tidak se
sejauh pengamatan saya, tidak saya tanyakan mereka tidak berusaha mengingat ingat.
Tapi begitu saya membuka tema itu , mereka berusaha mengingat dan tertanya cukup
banyak apa yang mereka ingat dari peristiwa itu . saya nggak tau apakah mereka
memang tidak mengaanggap itu penting untuk di ingat, atau memang sengaja
melupakan. Ee atau karna, sengaja melupakan karna alasan-alasan yang saya tidak tau
gitu, saya pastinya saya tidak tau , saya tidak sampai penelitian psikologis ditahapan
itu.
Kalo ibu sendiri kan dulu waktu kecil, paling nggak pernah ee ada...
Woo kalo saya sendiri sangat teringat , sehingga sampe dengan saya gede saya ingin
melakukan penelitian dengan tema ini.
Jadi, peristiwa yang ibuk ee diceritain oleh om nya itu membekas..gitu ya?
Ya ,kalo saya sendiri sangat membekas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Jadi, itu menjadi slah satu motivasi ibuk nulis ini ?
Yapp, motivasi saya untuk tau lebih jauh tentang sekalipun dalam perspektif yang
berbeda itu. Karna saya melihat,,ini ee pada masa itu yang pasti saya liat ee yang,,,
yang muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah pertanyaan-
pertanyaan ini kenapa to, ini kanapa to , ini kenapa to? Sampai pada tahapan tertentu ,
ee pada saat saya mulai membaca, pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri
tentang peristiwa itu , saya melihat oo ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang
mendorong saya untuk melakukan penelitian . ada sesuatau yang perlu diungkapkan,
ada sikap yang perlu ditunjukkan bahwa saya pribadi tidak setuju dengan , dengan apa
yang terjadi pada waktu itu dengan apa? Apa namanya vonis tanpa proses hukum dan
suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu.
Kalo pada waktu, itukan proses ketika itu sudah ee dihadapkan banyak wacana
juga. Sebelumnya pernah nggak mencoba untuk menanyakan mungkin, ke orang
tedekat , orang tua, atau mungkin sodara gitu, kemudian seingat ibuk reaksi
mereka itu seperti apa? Kalo pernah mencoba menanyakan.
Enggak’e, saya nggak nanyakan, saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada
masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri
tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita karna ee
hemmm karna mereka tau apa tujuan saya gitu dan juga nggak tau, apakah kalo saya
waktu kecil menanyakan mereka akan menjawab seperti waktu saya tanya sekarang
..saya..
Tapi waktu akhir-akhir yang sekarang ibu bertanya itu, sama seperti ee dari
literatur yang ibu dapet, apakah itu sama seperti yang sudah dapatkan, dimana
sebelumnya ibu kan sudah baca dulu, baru ibu bertanya kan?
Ya ada beberapa yang sama , ada beberapa yang berbeda, karena pengalaman mereka
berbeda , ya seperti itu tadi, ada yang yang pengalamannya adalah pengalaman ee jadi
korban gali-galinya, ada yang pengalaman-pengalaman, pengalaman ketakutan itu
keluar karna adanya berita itu.
Jadi garis merahnya, mereka ada diposisi yang seperti apa si?
Antara informan-informan yang saya temukan itu ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Ya!
Suasana ya, suasana kembali ke pertanyaan awal, garis merahnya ada disuasana pada
tahun-tahun itu suasananya itu mencekam , seperti gelap itu, disamping ee ada
banyak ee kejahatan , tetapi juga banyak juga ee atau sama..ya karna banyak kejahatan
pada waktu itu, kejahatan baik yang dilakukan oleh, dianggap dilakukan oleh para gali
itu maupun kejahatan yang dilakukan oleh para aparat dengan gali-gali itu. Ya suasana
yang mencekam pada waktu itu.
Garis merahnya itu ya?
Ada..mungkin ibu sampaikan lagi gitu buk , berkaitan dengan peristiwa ini,
mungkin ee satu pendapat pribadi gitu?
Harapan saya, jangan terjadi lagi dengan peristiwa itu, keadilan, keadilan itu tidak
cukup.. keadilan tidak cukup diwujudkan dengan ee mambedakan mana yang benar
dan mana yang salah, tapi juga perlu penelusuran dengan kata yang lain , ada kata
kebenaran, ada kata keadilan, ada kata kemanusiaan, tiga kata itu menurut saya kata
kuncinya yang harus slalu saling mengisi, tidak cukup dengan kata kebenaran untuk
menuduh atau memvonis orang ini benar atau salah, baik atau buruk jahat atau tidak
jahat, tapi juga kebenaran harus juga disertai dengan adil atau tidak . setelah pertanyaan
benar atau salah, pertanyaan selanjutnya adalah adil atau tidak, setelah itu manusiawi
atau tidak. Tiga ini menurut saya satu paket nggak cukup dengan kata kebenaran saja,
tetapi juga ada rasa keadilannya dan juga kemanusiaannya. Kalo dari peristiwa itu yang
saya liat kebenarannya, kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan
untuk ee melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak mati
kebenarannya..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi
kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.
Fase intrepretatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Perilaku gali yang meresahkan
‐ bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang dilakukan oleh para gali
‐ Dan alasannya karena slalu ada ini ee mel-melan slalu dimintai di perempatan slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya ee rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik diamana dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya, bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu salah satu onderdil mobil itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali itu…
‐ Berawal dari keresahan-keresahan ini keresahan-keresahan karena warung-warung yang ada di pinggir jalan itu sering dimintai ini semacam pemungutan liar kayak gitu. pemungutan liar oleh orang yang mereka sebut sebagai gali pada waktu itu
Gali sebagai sasaran petrus
hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali.
gali
Gali sebagai korban Kalopun dia memang melakukan kesalahan eee kalopun dia memang sudah membuat resah masyarakat melakukan banyak kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia langsung di ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses hukum, karna kita kan yang kita gembar –gemborkan, digembar gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang dilegalkan .dilegalkan untuk ee apa namanya untuk memfonis mati
pemerintah Pemerintah sebagai pelaku petrus
hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada masa itu
Sebagai pelaku ketidakadilan
kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum… namanya vonis tanpa proses hukum dan suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu. ..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.
Sebagai symbol kekuasaan yang sewenang-wenang
‐ Pada waktu itu kan jaman suharto ya..pemerintahannya ya siapa yang berkuasa dia yang berhak melakukan melakukan hukum yang diberlakukan seperti apa dan salah satu hukum yang diberlakukan pada waktu itu dari pihak penguasa ya seperti itu . melaluli petrus itu
‐ Jadi petrus itu seperti simbol ee…
apa yang pemerintah bisa lakukan
gitu lho
Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan penegakan hukum
‐ …gembar - gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang dilegalkan .dilegalkan untuk ee… apa namanya untuk memfonis mati ..ee orang yang belum tentu bersalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses hukum dengan tanpa pengadilan kayak gitu.
‐ kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum.wong
‐ namanya vonis tanpa proses hukum dan suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu.
‐ Kalo dari peristiwa itu yang saya liat kebenarannya, kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan untuk ee melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak mati kebenarannya..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.
Dulu - Subyek melihat tidak adanya penegakan hukum
kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum….
hukum
Kini – merupakan hasil dari efek jangka panjang dari kegagalan penegakan hukum di masa lalu bahkan situasinya menjadi semakin parah.
‐ ….jangka panjang juga tidak jauh
berbeda apalagi kalo liat situasi
sekarang…apalagi kalo liat situasi
sekarang …. ada gayus yang bisa
keluar masuk penjara ada joki….
‐ Ada joki yang bisa menggantikan
napi dalam yang dia bukan napi tapi
dia berada dipenjara karna bayaran
dan napinya bisa keluar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
leluasa itu kan dengan situasi hukum
yang semakin parah. Bahwa bahwa
mungkin tidak ada hubungan sebab
akibat secara langsung ee antara
menegakkan hukum yang tidak beres
pada masa petrus dengan jaman
sekarang mungkin tidak ada
hubungan sebeb akibat langsung. tapi
bahwa itu peristiwa itu terjadi terjadi
lagi terjadi lagi dan terjadi lagi
sekalin parah dan semakin parah dan
semakin parah lagi itulah yang terjadi
di negara kita.
‐ sampai pada tahapan ..apa yang bisa
dipercaya coba , yang dihukum bisa
keluar masuk, yang bersalah bisa
divonis bebas , yang tidak dihukum
bisa masuk , yang kesalahannya
Cuma sepele hukumannya justru
banyak, yang kesalahannya fatal
justru hukumannya malah sangat
ringan. Bahkan yang sudah menjadi
terdakwa itu bisa di,,, apa namanya
bisa di...bisa tetap di sumpah jabatan
itu..kamu mengikuti berita itu juga ?
ya separah itu ..orang yang berada di
dalam penjara bisa bisa menjabat dan
disumpah eheheh ya gitu dech
keluarga
Keluarga yang ikut merasakan efek dari
‐ saya ada ingatan tentang... salah satu sodara saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
petrus bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....
‐ dengan cara menaburkan ee
bubuk.saya nggak tau bubuuknya itu
apa bubuk putih itu ditaburkan
dikulitnya..sampek kulitnya itu
lonyot-lonyot .kayak gitu..... serem
banget saya ngeliatnya itu yang yang
saya..saya ingat ee…
‐ karna om saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya… kekhawatirannya kalo dia menjadi ee… apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu
Keluarga sebagai korban gali-gali yang meresahkan
Kebetulan bapak ibu saya punya angkot. punya angkot yang namanya apa... kopades.. kopades.angkutan desa .koperasi angkutan desa gitu... kayak kijang gitulah model kijang kayaknya sekarang nggak ada dech. itu itu yang sering saya dengar itu keluhan ibuk sama bapak saya itu si sopir datang uang setorannya itu selalu kurang. Dan alasannya karena slalu ada ini ee mel-melan slalu dimintai di perempatan slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya ee rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik diamana dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya, bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu salah satu onderdil mobil
Keluarga sebagai saya hanya merekam dari obrolan dari orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
sumber informasi tua pada masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita
Identifikasi korban petrus
dalam ingatan subyek, korban petrus diidentifikasi sebagai orang yang memiliki tato
banyak orang yang dibunuh karna punya
tato itu saja yang diingat ya pada waktu itu
dan om saya berusaha menghilangkan
tatonya yang ada dilengannya itu
Suasana teror
Suasana mencekam ‐ Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil warga yang lain orang itu sudah meninggal
‐ tadi banyaknya mayat ditemukan
‐ suasananya itu mencekam , seperti
gelap itu, disamping ee ada banyak
ee kejahatan , tetapi juga banyak juga
ee atau sama..ya karna banyak
kejahatan pada waktu itu, kejahatan
baik yang dilakukan oleh, dianggap
dilakukan oleh para gali itu maupun
kejahatan yang dilakukan oleh para
aparat dengan gali-gali itu. Ya
suasana yang mencekam pada waktu
itu.
Ketakutan ganda ‐ Karna dari warga yang mengalami
eeee apa namanya mengalami
peristiwa penembakan-penembakan
itu sebelumnya mereka sendiri juga
merasa apa ya ..ada kekhawatiran
itu,,ada kekhawatiran kalo di jalan
nanti ada nyegat gitu karna karna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
isunya itu banyak yang apa namanya
di jalan itu terus njambret terus
ngambil motornya ya semacam yang
seperti itu jadi takut keluar malam
gitu. Terus ditambah lagi ketakutan
itu doble ketika itu tadi ada
penembakan-penembakan itu tadi.
‐ Ketakutan double itu pertama ee
takut menjadi korban dari gali-gali
itu sendiri yang kedua takut menjadi
korban dari sasaran tembakan itu
sendiri
‐ Dengan masyarakat sendiri selain
takut terhadap para gali itu sendiri
juga takut pada aparat salah sasaran
misalnya. Sehingga ya itu tadi
ketakutan di masyarakatnya menjadi
double gitu
Pengalaman ketakutan ‐ Kemudian ketika mulai ada ini ..ada
penembakan-penembakan itu yang
pasti warga takut keluar malam..
takut salah sasaran menjadi sasaran
mejadi sasaran yang berbeda gitu ya.
‐ pengalaman ketakutan itu keluar
karna adanya berita itu.
Korban yang ditaruh di tempat-tempat umum
‐ Kemudian dengan pernyataan perangnya itu,...ee mulailah berjatuhan korban-korban ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan meliat karung dipingiir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
jalan kemudian dengan masih bertetesan dara
‐ ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan saja.
Suasana kematian suasana apa namanya kematian yang muncul Petrus melanggar HAM
‐ Jelas tidak setuju, tidak setujunya
karena apa, karena itu melanggar hak
yang paling dasar dari manusia. Hak
hidup .
‐ Yaitu jelas tidak setuju karena
melanggar hak dasar manusia hak
hidup itu yang pertama
‐ adalah hak untuk mendapatkan ee ini,
proses hukum yang jelas atas apa
yang dialami.
Petrus sebagai peristiwa yang selalu diingat
‐ kalo saya sendiri sangat teringat ,
sehingga
‐ sampe dengan saya gede saya ingin
melakukan penelitian dengan tema
ini.
‐ Ya ,kalo saya sendiri sangat membekas.
Reaksi lingkungan sosial yang dalam ingatan subyek
‐ Tidak berani keluar iya, ‐ tapi mereka memang takut keluar
malam.
‐ Kalo yang jangka pendek jelas ya ketakutan. di masyarakat
‐ saya ada ingatan tentang...salah satu sodara saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut menjadi salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....
‐ karna om saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya..kekhawatirannya kalo dia menjadi ee apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu.
‐ mengapa dia takut..alasannya sangat sederhana karena dia punya tato..saya lupa tatonya disebelah kanan atau disebelah kiri..
‐ saya nggak tau kenapa dia menjadi sangat takut dengan tato itu
‐ merasa takut kalo ia jadi korban
berikutnya tapi yang ada di ingatan
saya itu
Aparat satu petugas kepolisian pada masa-masa itu
hampir setiap hari ikut mengarungi…mengarungi mayat-mayat disepanjang jalan yogyakarta kemudian membawanya ke sarjito itu yang dia katakan
Memori kolektif
Pengutan oleh media Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-versi yang lain nanti kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini pandangan saya ada disini. Eee salah satu versi yang muncul versi media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang hasbi itu kan. Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama tempo yang saya temukan.yang salah satu muncul ditempo itu pernyataan hasbi yang ee yang dia mengatakan itu... akhir maret..itu akhir matet kalau saya liat .akhir maret 83.hasbi itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada masa itu dikatakan bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang dilakukan oleh para gali dengan berbagai macam penyebabnya yang tidak secara eksplisit disebutkan oleh si hasbi ini
Petrus sebagai peristiwa yang selalu dipikirkan
muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah pertanyaan-pertanyaan ini kenapa to, ini kanapa to , ini kenapa to? Sampai pada tahapan tertentu , ee pada saat saya mulai membaca, pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri tentang peristiwa itu , saya melihat oo ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang mendorong saya untuk melakukan penelitian
Peritiwa yang slalu dibicarakan
‐ orang-orang memang ini...orang-orang memang banyak membicarakan tentang korban-korban yang ditembak itu,
‐ saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita
Korban petrus yang dipertontonkan di tempat umum
‐ ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan saja.
‐ ada juga yang dimakamkan orang kampung situ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI