pkmp_fitra humala harahap_ft.pdf
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGOLAHAN DAGING IKAN SIDAT DENGAN METODE
KOAGULASI MENGGUNAKAN AGEN KOAGULAN ENZIM PAPAIN
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Fitra Humala Harahap 1206212376 Teknologi Bioproses 2012
Ayip Farouk 1306447865 Teknologi Bioproses 2013
M. Ikhlas Ibrahimsyah 1306392802 Teknik Kimia 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
ii
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Pengolahan Daging Ikan Sidat
dengan Metode Koagulasi
Menggunakan Agen Koagulan Enzim
Papain
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fitra Humala Harahap
b. NIM : 1206212376
c. Jurusan : Teknologi Bioproses
d. Universitas : Universitas Indonesia
e. Alamat Rumah dan No.Hp : Jalan Kompos Lenteng Agung,
Jagakarsa, Jak-Sel / 082310781288
f. Alamat Email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Setiyadi
b. NIDN : 0004056605
c. Alamat Rumah dan No. Hp. : Gema Pesona Estate Blok AN.2.
Jl.Tole Iskandar 45, Depok;
08128351803
Menyetujui,
Ketua Departemen Teknik Kimia UI Ketua Pelaksana Kegiatan
Prof. Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc., Ph.D. Fitra Humala Harahap
NIP. 19630106 198811 1 001 NIM 1206212376
Direktur Kemahasiswaan Dosen Pembimbing
Universitas Indonesia
Dr. Arman Nefi, S.H., M.M. Dr. Ir. Setiyadi, M.Eng
NUK. 0508050277 NIDN.
iii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN .................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................................iv
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
Tujuan ................................................................................................................... 2
Luaran yang Diharapkan ...................................................................................... 2
Kegunaan .............................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Teknik Koagulasi .................................................................................................. 3
Inovasi Pengolahan Ikan Sidat ............................................................................. 4
Enzim Papain ........................................................................................................ 5
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 7
Tahapan Penelitian ............................................................................................... 7
Variabel Penelitian ............................................................................................... 8
Analisis dan Teknik Pengolahan Data .................................................................. 8
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................................. 9
Anggaran Biaya .................................................................................................... 9
Jadwal Kegiatan .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
iv
RINGKASAN
Ikan sidat merupakan komoditas hasil perikanan yang marak
diperbincangkan di dunia Internasional sebab tingginya kandungan gizi yang baik
untuk kesehatan. Kandungan energi ikan sidat mencapai 270 kkal/100 g,
Kandungan vitamin A sidat mencapai 4700 IU/100 g. Vitamin B1 sidat setara
dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi dan vitamin B2 sidat sama
dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi. Ikan sidat mengandung DHA
(Decosahexaenoic acid, untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram
dengan kandungan yang lebih tinggi dibanding ikan salmon. Sidat memiliki
kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara
salmon hanya 492 mg/100 gram atau tenggiri 409 mg/100 gram.
Untuk mendapatkan nilai ekonomi tinggi dari ikan, maka perlu
dikembangkan pengolahan ikan. Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan
untuk melindungi ikan dari pembusukan dan kerusakan. Pembusukan terjadi
akibat perubahanperubahan lain yang sifatnya merugikan. Perubahan yang
disebabkan oleh bakteri pembusuk bagaimanapun harus juga dihentikan atau
setidaknya dihambat agar tidak mudah rusak sampai tiba waktunya untuk diolah.
Selain untuk menghambat dan menghentikan aktivitas enzim maupun organisme,
pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasi
produk olahan hasil perikanan.
Telah banyak pengembangan pengolahan ikan sidat untuk menunjang nilai
ekonomis ikan itu sendiri. Diantaranya adalah pengawetan dengan penambahan
garam, pengawetan dengan cara pengasapan, dan pembuatan tepung ikan sidat.
Pada penelitian kali ini, diharapkan pengembangan pengolahan daging ikan
dengan metode koagulasi menggunakan agen koagulan yakni enzim papain.
Sebagai agen koagulan penggumpal, enzim papain diharapkan dapat
menggumpalkan daging ikan sidat olahan dengan tekstur lembut dan mempunyai
nilai gizi serta ekonomi yang tinggi. Hasil pengolahan daging ikan sidat
seanjutnya diperlakukan beberapa uji seperti uji kepadatan tekstur produk dengan
metode zeta potensial, uji protein dengan metode Kheldjal, uji kualitas kecernaan
protein dalam tubuh secara in vitro menggunakan enzim protease.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sidat merupakan hewan yang termasuk ke dalam famili Anguillidae.
Hewan ini memiliki banyak nama daerah seperti ikan uling, ikan moa, ikan larak,
dan ikan pelus. Tubuh sidat memanjang dan dilapisi sisik kecil berbentuk
memanjang. Susunan sisiknya tegak lurus terhadap panjang tubuhnya. Sisik
biasanya membentuk pola mozaik mirip anyaman bilik. Sirip dibagian anus
menyatu dan berbentuk seperti jari-jari yang terlihat lemah. Sirip dada terdiri atas
14-18 jari-jari sirip (Suitha dan Suhaeri, 2008).
Sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan energi ikan sidat
mencapai 270 kkal/100 g, Kandungan vitamin A sidat mencapai 4700 IU/100 g
tujuh kali lipat lebih banyak dari telur ayam, 45 kali lipat dari susu sapi. Vitamin
B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi dan vitamin
B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi. Dibanding
ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, untuk pertumbuhan
anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 820 mg/100
gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA
(Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492
mg/100 gram atau tenggiri 409 mg/100 gram (Baedah 2010).
Berbagai inovasi pengolahan daging telah banyak dikembangkan. Proses
pengolahan selain dapat meningkatkan daya cerna suatu protein dapat pula
menurunkan nilai gizinya. Pengolahan atau pengawetan bahan pangan berprotein
yang tidak terkontrol dengan baik dapat menurunkan nilai gizi proteinnya karena
protein merupakan senyawa yang reaktif. Proses pengolahan selain dapat
meningkatkan daya cerna suatu protein dapat pula menurunkan nilai gizinya.
Pengolahan atau pengawetan bahan pangan berprotein yang tidak terkontrol
dengan baik dapat menurunkan nilai gizi proteinnya karena protein merupakan
senyawa yang reaktif. Protein dengan asam amino sebagai sisi aktif dapat bereaksi
dengan komponen lain seperti gula pereduksi, polifenol, lemak, dan produk
oksidasinya serta bahan kimia aditif seperti alkali, belerang oksida atau hidrogen
peroksida (Muchtadi, 1989).Protein dengan asam amino sebagai sisi aktif dapat
bereaksi dengan komponen lain seperti gula pereduksi, polifenol, lemak, dan
produk oksidasinya serta bahan kimia aditif seperti alkali, belerang oksida atau
hidrogen peroksida (Muchtadi, 1989).
Berdasarkan latar belakang tersebut, dibutuhkan suatu teknik pengolahan
daging ikan tanpa menghilangkan kandungan gizi ikan tersebut serta awet dan
menghasilkan tekstur daging yang empuk. Dalam pembuatan daging ikan sidat
olahan , dapat digunakan teknik koagulasi sebagai metode untuk mencapai hasil
olahan daging yang ditujukan. Teknik koagulasi ini membutuhkan agen koagulan
sebagai biokatalis penggumpal dan pengempuk daging, dapat digunakan enzim
papain sebagai bgen koagulan. Papain sangat aktif pada range pH 3-7. Untuk melunakkan daging pada pH 7. Papain merupakan enzim pelunak pilihan, karena
enzim ini dapat disuntikkan ke dalam untuk menimbulkan enzim sedalam 4 cm
pada permukaan daging sehingga daging tetap lunak.
Pada teknik koagulasi daging, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi koagulaisi tersebut seperti suhu, tekanan, agen koagulan, kadar
protein, daya cerna protein daging olahan yang diuji menggunakan metode
Kheldjal, dan tekstur daging yang diukur pada zeta potensial optimum untuk
2
daging ikan olahan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kondisi proses dan
komposisi bahan yang optimum dalam perlakuan teknik koagulasi.
Penelitian ini daat dijadikan acuan pengolahan daging ikan khususnya ikan
sidat. Melalui penelitian ini, diharapkan kedepannya dapat tercipta produk daging
olahan yang awet dan memiki nilai gizi tinggi serta bertekstur empuk.
Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan komposisi dan kondisi optimum dalam
pengolahan daging ikan sidat yang tahan lama, memiliki nilai gizi tinggi serta
bertekstur empuk menggunakan metode koagulasi dengan enzim papain sebagai
agen koagulan?
Tujuan
1. Mendapatkan daging ikan sidat bertekstur empuk yang tahan lama dan
memiliki kandungan gizi tinggi.
2. Mendapatkan komposisi pengolahan daging ikan sidat yang optimum untuk
menghasilkan daging bertekstur empuk dan memiliki nilai gizi tinggi.
3. Memberikan alternatif produk daging ikan olahan yang memiliki tekstur
empuk, tahan lama serta memiliki nilai gizi tinggi.
Luaran yang Diharapkan
1. Prototipe pengolahan daging ikan sidat yang awet memiliki tekstur empuk serta
kandungan gizi yang tinggi.
2. Publikasi jurnal nasional dan/atau internasional untuk perkembangan IPTEK di
Indonesia.
Kegunaan
Kegunaan penelitian ini yakni untuk mendukung pustaka dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi
kesejahteraan pangan masyarakat Indonesia.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Koagulasi
Pada prinsipnya ada dua proses yang mendukung reaksi penggumpalan
protein susu yaitu hidrolisis enzimatik k-kasein dan proses non enzimatik berupa
aglomerisasi misel kasein. Kombinasi kedua proses tersebut menyebabkan
perubahan fisik susu yang disebut penggumpalan. Prinsip inilah yang dijadikan
sebagai dasar pembahasan koagulasi pada daging ikan (Yuniawati, 2008). Selama
proses penggumpalan berlangsung, terjadi penjeratan lemak melalui pembentukan
ikatan silang atau maktriks gel.
Reaksi umum yang dikatalisis oleh enzim proteolitik adalah hidrolisa ikatan
peptide pada protein. Kinetika reaksi proses pengumpalan protein susu oleh enzim
proteolitik dibagi menjadi 3
tahap yaitu:
1. Hidrolisa enzimatis pada k-kasein
2. Flokulasi misel kasein
3. Pembentukan dan perkembangan ikatan silang gel susu
Protein daging dapat dikoagulasikan dengan asam (asam organik). Asam
yang sering digunakan dalam pembuatan beberapa varietas adalah asam laktat dan
asam asetat. Pengaruh utama pengasaman adalah penurunan pH susu yang
menyebabkan lepasnya ion kalsium dari kalsium kaseinat karena tersedianya ion
H yang semakin meningkat sehingga dapat memecah senyawa kalsium fosfat
sebagai berikut:
Pecahnya senyawa kalsium fosfat menyebabkan stabilitas kasein goyah
sehingga terjadi koagulasi. Koagulasi kasein disebut sempurna apabila titik
isoelektris tercapai pada pH 4,6 4,7. Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang
arti harfiahnya di dalam sel, selain itu kata enzim juga dikenal dengan istilah
fermen yang berarti ragi atau cairan ragi. Istilah ini dalam literature Jerman dan
Prancis masih digunakan sebagai sinonim istilah enzim. Enzim merupakan
katalisator dari system biologis yang dapat menyebabkan perubahan dan reaksi
tertentu. Hampir semua enzim yang telah diketahui adalah protein sehingga enzim
merupakan biokatalisator yang dibentuk dari molekul protein terutama yang
berbentuk globulan.
Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein ada 2 yaitu protease
yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptide, dan peptidase yang dapat
memecah ikatanpeptida menjadi asam amino. Dengan kombinasi protease dan
peptidase dapat memecah 90% ikatan peptide. Menurut Fennema (1985).
Enzim Papain
Enzim papain adalah enzim proteolitik yang terdapat pada getah tanaman
papaya (cacica papaya L). secara umum yang dimaksud dengan papain adalah
papain yang dimurnikan maupun papain yang masih kasar. Semua bagian papaya
seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim papain dalam
getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain adalah
buahnya.
4
Papaya merupakan jenis tanaman dari famili caricacea yang mudah
tumbuh dan banyak terdapat di daerah tropis. Famili caricacea terdiri dari 4 genus
yaitu carica, jarilla, jacaratia, dan cylicomorpha. Diantara keempat jenis genus
tersebut buah yang enak dimakan dan banyak ditanam adalah genus.
Enzim papain tergolong protease sulhidril. Aktivitasnya tergantung pada
adanya gugus sulfhidril pada sisiaktifnya. Enzim ini dapat dihambat oleh senyawa
oksidator, alkilator, dan logam barat (Winarno,1982). Enzim papain mempunyai
daya tahan panas paling tinggi diantara enzim-enzim proteolitik lainnya. Sifat
enzim papain antara lain dapat bekerja secara optimum pada suhu 50-60oC dan
pH 5-7, serta memiliki aktifitas proteolitik antara 70-100 unit/gram. Aktivitas
enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur
dan jenis varietas pepaya yang digunakan.
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah papaya
dengan pisau. Buah pepaya yang masih melekat di pohon digores memanjang dari
pangkal sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm dan
getah pepaya dalam cawan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyadapan getah buah pepaya agar diperoleh hasil yang maksimal adalah sebagai
berikut:
1. Umur buah antara 2,5 sampai 3 bulan
2. Waktu penyadapan dilakukan pagi hari sebelum pukul 08.00
3. Dan banyak goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan.
Telah diteliti beberapa kegunaan enzim papain terutama untuk bahan pangan dan
obat obatan
antara lain:
1. Pengempukan daging, daging apabila dikenakan enzim papain maka
terjadi reaksi pemutusan ikatan peptide sehingga protein terpotong-potong
membentuk rantai yang lebih pendek.
2. Pembuatan konsentrat protein, papain dapat digunakan sebagai
penghancur sisa atau buangan industri pengalengan ikan menjadi bubur
ikan atau konsentrat protein hewani.
3. Proses hidrolisa protein. Enzim papain dapat digunakan untuk proses
hidrolisis protein. Namun kegiatan ini dapat berlangsung pada suhu, pH,
konsentrasi dan kemurnian papain berada pada kondisi yang tepat.
4. Anti dingin, Dalam industri bir enzim papain digunakan sebagai anti
dingin, artinya pada cuaca dingin biasanya bir yang terdapat dalam botol
terlihat ada endapanya. Endapan yang terdapat dalam botol seperti kabut
putih dapat diatasi dengan penambahan papain, sehingga larutan kelihatan
lebih jernih.
Garam merupakan salah satu bahan pembantu bahan pangan yang paling
penting dalam pengawetan pangan. Garam dalam suatu substrat pangan dapat
menekan pertumbuhan mikrobia tertentu, yang berperan dalam membatasi air
yang tersedia, dapat mengeringkan protoplasma dan dapat menyebabkan
plasmolisis. Mekanisme garam sebagai bahan pengawet pada bahan pangan
adalah sebagai berikut: garam diionisasikan, setiap ion menarik molekul-molekul
air di sekitarnya. Proses ini disebut hidrasi ion.
5
Ikan Sidat
Ikan sidat (Anguilla bicolor) merupakan salah satu ikan budidaya yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Kandungan energi ikan sidat mencapai 270 kkal/100 g, Kandungan vitamin A
sidat mencapai 4700 IU/100 g tujuh kali lipat lebih banyak dari telur ayam, 45 kali
lipat dari susu sapi. Vitamin B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan
vitamin B1 susu sapi dan vitamin B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan
vitamin B2 susu sapi. Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA
(Decosahexaenoic acid, untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram
sementara ikan salmon hanya 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sidat memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100
gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram atau tenggiri 409 mg/100 gram
(Baedah 2010). Menurut Deelder (1984) klasifikasi ikan sidat (Anguilla bicolor)
(Gambar 1) adalah sebagai berikut : Filum : Vertebrata
Sub Filum : Craniata
Super Kelas : Gnathostomata
Kelas : Teleostei
Sub Kelas : Actynopterigii
Ordo : Anguilliformes
Sun Ordo : Anguilloidei
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Spesies : Anguilla bicolor
Gambar 1. Ikan Sidat (Anguilla bicolor)
Ikan sidat di Indonesia mempunyai nama daerah yang berbeda-beda antara
lain ikan moa, ikan uling, ikan lubang, ikan lumbon, ikan larak, ikan lelus, ikan
gateng, ikan embu, ikan dundung, ikan laro dan ikan luncah (Schuster dan
Djadjadireja 1952 dalam Sasono 2001).
Bentuk ikan sidat sangat berbeda antara stadia dengan stadia dewasanya.
Telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi leptocephalus, pada saat
tersebut bentuknya berupa daun. Leptocephalus tersebut akan mengalami
metamorfosa menjadi larva transparan (elver, glass eel). Bentuk sidat pada saat
stadia elver adalah silinder dan transparan, kemudian elver akan bermigrasi dari
laut ke air payau atau air tawar. Selama migrasi tersebut setahap demi setahap
larva mengalami pigmentasi hingga pada akhirnya seluruh tubuh larva berpigmen.
6
Seluruh pigmentasi ini sejalan dengan pertumbuhan larva (Affaudi dan Riani 1994
dalam Sasono 2001).
Ciri-ciri ikan yang tergolong famili Anguillidae, yang telah dikemukakan oleh
Saanin (1984) dalam Sasono (2001) adalah sebagai berikut : sisik kecil membujur
berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil dan masing-masing kumpulan
terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan yang ada disampingnya, sirip
dada sempurna, mata tertutup oleh kulit, lubang hidung di muka mata, lubang
hidung berpipa dan terletak di ujung muka dari mulut, mulut berbentuk miring dan
sampai melewati mata. Genus Anguilla merupakan satu-satunya yang termasuk
dalam famili Anguillidae sehingga ciri dari genus Anguilla merupaka ciri dari
famili Anguillidae (Deelder 1984). Menurut Berg (1949) dalam Deelder (1984),
ciri ikan sidat adalah tubuh memanjang seperti ular, sirip dorsal, sirip caudal dan
sirip anal bergabung menjadi satu, sirip dada ada dan sirip perut tidak ada, tubuh
diliputi sisik halus.
Penelitian Terkait
Penelitian terkait pengolahan daging ikan hingga saat ini banyak diketahui.
Diantaranya adalah “Formulasi Gel Menggunakan Serbuk Daging Ikan Haruan
(Channa striatus) Sebagai Penyembuh Luka” (Dina Rahmawanty, dkk, 2014).
Selanjutnya terdapat pengembangan bahan makanan yang dekat dengan ikan sidat
yakni “Formulasi Kombinasi Tepung Terigu dan tepung Ikan Sidat Pada
Pembuatan Biscuit Cracker” (Anomnim, 2010).
7
METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian.
Pengaturan
komposisi enzim
Tidak empuk
Selesai
Tidak
tercerna
Uji kadar protein
Analisis hasil
Proses Koagulasi
Uji daya cerna
protein
(tercerna/ tidak)
Penggilingan daging dan tulang
ikan sidat
Mulai
Pemisahan enzim papain
dari buah mentah pepaya
Variasi komposisi sidat dengan enzim
papain Pembuatan larutan cocoPAS
dilakukan dengan mencampurkan
Uji tekstur daging
8
Berdasarkan diagram di atas, prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap pemisahan enzim papain dari buah pepaya mentah
a. Penyadaan getah buah pepaya yang berumur 2,5-3 bulan dengan
alat sadap (pisau) pada kulit buah mulai dari pangkal menuju kulit
buah yang dilakukan pada pagi hari (pukul 05.00-08.00).
b. Mencampur getah pepaya dengan larutan 0,1 % v/v
, kemudian diaduk hingga rata.
c. Menambahkan 100 ml buffer posfat pH 7 dalam larutan, kemudian
dibiarkan selama 1 jam pada suhu 40C.
d. Campuran disentrifugasi pada 1500 rpm selama 20 menit,
selanjutnya dipisahkan supernatan dan endapannya.
e. Menyimpan bagian supernatan pada suhu 40C.
f. Membuat variasi larutan supernatan (enzim papain) dengan
konsentrasi 320 ppm, 520 ppm, dan 720 ppm).
2. Penggilingan daging dan tulang ikan
a. Menyiapkandaging ikan sidat 1 kg untuk selanjutnya dipisahkan
kototam dari tubuh ikan tersebut.
b. Mencuci ikan hingga bersih
c. Menggiling ikan hingga lunak dan hancur tercampur antara tulang
dengan daging.
Variabel Penelitian
a. Variabel tetap : Tingkat keasaman dan suhu
b. Variabel bebas : Komposisi daging dan enzim papain saat formulasi bahan
c. Variabel terikat : Tekstur daging dan kandungan gizi.
Analisis dan Teknik Pengolahan Data
Protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung dapat dilakukan
menggunakan analisis kjeldhal (Budiyanto, 2002). Dikatakan secara tidak
langsung karena menurut Budiyanto (2002) yang dianalisis dengan metode ini
adalah kadar nitrogennya. Prinsip analisis kjeldhal adalah penetapan protein
berdasarkan oksidasi bahan-bahan berkarbon dan konversi nitrogen jadi amonia.
Selanjutnya amonia bereaksi dengan kelebihan asam membentuk amonium sulfat.
Larutan dibuat jadi basa dan amonia diuapkan untuk kemudian diserap dalam
larutan asam borat nitrogen yang terkandung dalam larutan dapat ditentukan
jumlahnya dengan titrasi menggunakan HCl 0,02 M (Apriyantono et al.,1988).
Analisis kjeldhal dibedakan menjadi dua cara yaitu cara makro dan cara
semi mikro. Cara makro kjeldhal digunakan untuk contoh yang sukar untuk di
homogenisasi dan besar contoh 1-3 g, sedangkan semi mikro dirancang untuk
ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen (Budiyanto,
2002).
Kemampuan suatu protein untuk dihidrolisa menjadi asam-asam amino
oleh enzim-enzim pencernaan (protease) dikenal dengan istilah daya cerna atau
nilai kecernaan (Muchtadi, 1993). Tidak semua protein dapat dihidrolisis oleh
enzim pencernaan menjadi asam–asam amino. Protein tidak dapat masuk ke
9
dalam sel karena ukuran molekulnya tidak memungkinkan kecuali asam amino
sebagai unit monomernya (Hawab, 2002).
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Anggaran Biaya
Tabel 3. Ringkasan Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjuan 2.980.000
2 Bahan habis pakai 4.266.000
3 Perjalanan 3.000.000
4 Lain-lain 1.825.000
Jumlah 12.071.000
Jadwal kegiatan
Kegiatan
Bulan ke-
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi
Literatur
Persiapan
Alat
Penyediaan
Bahan Baku
Proses
Pengujian
Pengolahan
Data dan
Analisis
Pembuatan
Laporan
Akhir
10
DAFTAR PUSTAKA
Eckles, C.H, W.B Comb and H. Macy, 1951. Milk and Milk Product. Mc.
Graw Hill Book Co. New York.
Lampert, L.M., 1975. Modern Dairy Product. Chemical Publisihing
Company, Inc., New York
Marzuki, A.M., dkk, 1977. Peningkatan Mutu Dangke. Departemen
Perindustrian
Ujung Pandang.
Rahayu, K., 1990. Teknologi Enzim. PAU Pangan dan Gizi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1984. Prosedur Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Winarno , F. G. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Elih Dalilah, 2006. Evaluasi Nilai Gizi dan Karakteristik Protein Daging
Sapi dan Olahannya.Skripsi Program Studi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan IPB, Bogor.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Dosen Pembimbing, Ketua dan Anggota
1.1 Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Ir. Setiadi, M.Eng
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi ITS TIT, Jepang UI
Jurusan Teknik Kimia
Reaction
Engeneering &
Catalysis
Tahun Masuk-Lulus 1985 1994 2011
C. Publikasi Ilmiah
No. Publikasi Ilmiah
1 Slamet, Setiadi, Eny Kusrini, A. Salim Afrozi, M. Ibadurrohman,
Photocatalytic Hydrogen Production from Glycerol-Water Mixture over
Metal (Pt, Cu) Loaded and Non-metal (Nitrogen) Doped TiO2,
International Journal of Technology (2014), sedang proses review.
2 Setiadi, Dijan Supramono, Nur Istiqomah. ”Pengaruh Konfigurasi Liquid
Jet Flow Kolom Gelembung terhadap Kemampuan Absorpsi gas CO2",
Jurnal APTEKINDO, JTKI-ITB. edisi Agustus 2010
3 Setiadi, Slamet, M. Nasikin, “Study on Crystallization Stage for ZSM-5
preparation”, International QIR, Bali, July 2011
D. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
E. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
12
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P DIKTI.
Depok, 25 September 2015
Pembimbing,
Dr. Ir.Setiadi, M.Eng
13
1.2. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fitra Humala Harahap
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknologi Bioproses
4 NIM/NIDN 1206212376
5 Tempat dan Tanggal Lahir Portibi Julu, 18 Oktober 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 082310781288
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD 02 Pasar
Binanga MTs Swasta Darul
Mursyid
MA Swasta Darul
Mursyid
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P DIKTI.
Depok, 25 September 2015
Pengusul
Fitra Humala Harahap
1.3 Biodata Anggota 1
14
A. Identitas Diri
1 NamaLengkap Ayip Farouk
2 JenisKelamin L
3 Program Studi Teknologi Bioproses
4 NIM/NIDN
5 TempatdanTanggalLahir
6 E-mail
7 NomorTelepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. JenisPenghargaan InstitusiPemberiPenghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P DIKTI.
Depok, 25 September 2015
Pengusul
15
1.4. Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 NamaLengkap
2 JenisKelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 TempatdanTanggalLahir
6 E-mail
7 NomorTelepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. JenisPenghargaan InstitusiPemberiPenghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P DIKTI.
Depok, 25 September 2015
Pengusul
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Total
(Rp)
Gelas Ukur Pengukuran
volume larutan
2 buah 100.000 200.000
Erlenmeyer
100 ml tall
Tempat larutan
sonikator
4 buah 120.000 320.000
Alat penyadap
pepaya
Mengambil
getah pepaya
1 buah 12.500 12.500
Pipet tetes dan
pipet mikro
Pengukuran
sampel
2 buah dan 2
buah
12.500 dan
8.000
36.000
Mixer Mencampurkan
koagulan dengan
daging
1 buah 70.000 70.000
pH meter Mengukur pH
produk
1 buah 170.000 170.000
Sabun Cuci,
Sikat dan
Spons.
Pembersihan
peralatan
1 buah 50.000 50.000
Sub Total (Rp) 2.980.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan
Total
Ikan sidat Bahan utama 2 Kg 155.000 310.000
Buah pepaya Pembuatan
enzim papain
1 kg 25.000 25.000
Bovine serum
albumin (BSA)
100 ppm
Standarisasi
preparat
1kali 600.000 60.000
NaKC4H4O62H2O
NaCl Aktifasi
getah pepaya
aquades
Na2HPO4.2H2O
Folin Ciocalteau
Sub Total (Rp) 4.274.000
3. Perjalanan
Tujuan Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas Harga Satuan Total
17
Sub Total (Rp) 3.000.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga
Satuan
Total (Rp)
Laporan Pembuatan
laporan
3 kali 50.000 150.000
Publikasi Pengumuman
artikel
3 kali 125.000 375.000
Seminar Pengumpulan
referensi
8 kali 100.000 1.200.000
Administrasi ATK 1 set 100.000 100.000
Sub Total (Rp) 1.825.000