perubahan pemahaman siswa kelas xi smak sang timur
TRANSCRIPT
i
PERUBAHAN PEMAHAMAN
SISWA KELAS XI SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
MENGENAI GAYA KE ATAS PADA ZAT CAIR MELALUI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE
EKSPERIMEN TERBIMBING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Parnando Dongoran
021424003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ii
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
iii
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Bunda maria hati kudus
Bapak dan mamak tercinta
Adik – adikku tersayang
siska tersayang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 September 2008
Penulis
Parnando Dongoran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
vi
ABSTRAK
Parnando Dongoran , Perubahan Pemahaman Siswa Kelas XI SMAK Sang Timur Yogyakarta Mengenai Gaya Ke Atas Pada Zat Cair Melalui Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Terbimbing.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2008). Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran fisika dikelas jika menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi tentang gaya keatas pada zat cair Penelitian ini dilaksanakan di SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA pada bulan Agustus 2008 – September 2008 dengan mengambil 4 orang siswa kelas XI sebagai sampel.
Desain penelitian dalam pengambilan data diawali dengan mengadakan pretest. Dari hasil pretest dipilih 4 orang sebagai sampel yang memiliki miskonsepsi paling banyak serta pemahaman yang kurang. Keempat siswa tersebut diwawancarai untuk mengetahui konsep awal siswa. Setelah diwawancarai, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Setelah pembelajaran, siswa diberi soal posttest kemudian diwawancarai lagi untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa. Soal pretest dan posttest berupa pilihan ganda dengan alasan yang disertai dengan CRI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemahaman awal siswa memiliki persentase rata – rata sebesar 25,48% yang berarti sangat kurang(2) miskonsepsi banyak terjadi karena pemahaman siswa sangat kurang (3) setelah pembelajaran pemahaman akhir siswa memiliki persentase rata – rata 77,08% (4) persentase peningkatan perubahan pemahaman 202,52% . metode ekperimen terbimbing dapat digunakan pada materi gaya ke atas pada zat cair sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
vii
ABSTRACT
Parnando Dongoran, Comprehension Changing of SMAK SANG TIMUR class XI Students About Bouyant Force Through a Study of Guided Experiment Method.
Physics Study Program, Mathematics and Scince of Education Departement, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2008)
The aim of this research is to discover the students achievement in learning physics in class while using guided experiment method in bouyant force by liquid material.
This research was done in SMAK Sang Timur Yogyakarta in August 2008 – September 2008 by involving 4 students 11th grade students as samples.
The research design in taking the data is preceded by a pretest. From the pretest result, 4 students are chosen as the samples that are having the higest misconception and less comprehension. Those students are being interviewed to discover the students basic concept after interview, a study using guided experiment method is done. After that, the students are given a posttest, and being interviewed for the second time to discover their final comprehension. The pretest and posttest are multiple choices consisting of reasons that include CRI.
The result shows that (1) students initial understanding has an average percentage for about 25,48%, which mean insufficient (2) misconception frequently occur due to the insufficient students understanding (3) after the study, the students final comprehension is 77,08% (4) the percentage of this increasing comprehension changing is 202,52% guided experiment method can be used for bouyant force by liquid material so that it can increase the students comprehension.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
viii
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena atas berkat –
Nya penelitian yang berjudul ” Perubahan Pemahaman Siswa Kelas XI SMAK
Sang Timur Yogyakarta Mengenai Gaya Ke Atas Pada Zat Cair Melalui
Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Terbimbing” dapat terselesaikan
dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di JPMIPA Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran.
2. Bapak Drs. Domi Savernius, M.Si selaku kaprodi.
3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.
4. Keluarga besar SMAK Sang Timur Yogyakarta, terimakasih untuk semua
bantuan dan kerjasamanya.
5. Dosen–dosen Pendidikan Fisika, terimakasih untuk ilmu yang telah
diberikan kepada saya.
6. Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya
menempuh pendidikan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ix
7. Bapak dan mamak yang sampai saat ini selalu bersabar, percaya,
berdoa,saying, dan yang membiayai sehingga saya dapat menyelesaikan
studi ini.
8. Buat Piter dan Trio Yang selalu mendukung abang buat kuliah.
9. Adek Siska yang telah memberikan sayang serta mendukung,
menyemangati, dan membantu abang lebih dari setengah kehidupan Abang
di Yogyakarta.
10. Sahabat terbaik Arga, Eli, Dina, Mief, Alfonsa, Dono, Retno terima kasih
atas semangat yang kalian berikan.
11. Anak – anak kost “Jaswadi Family” terima kasih karena kita menjadi
saudara dalam berbagi.
12. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2002, yang telah bekerjasama
dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika .
13. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan
tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
Yogyakarta, 25 September 2008
Penyusun
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................v
ABSTRAK ....................................................................................................vi
ABSTRACT ..................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................viii
DAFTAR ISI .................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Dasar Teori............................................................................................3
B.1. Hakekat Konstruktivisme ....................................................... 3
B.2. Konsep dan Konsepsi ............................................................. 4
B.3. Miskonsepsi ............................................................................ 8
B.4. Teori Perubahan Konsep ........................................................13
B.5. Hubungan Teori Perubahan Konsep dan teori
Konstruktivisme ..................................................................... 15
B.6. Pemahaman Konsep ...............................................................16
B.7. Metode Pembelajaran .............................................................20
B.8. Metode Eksperimen Terbimbing ............................................22
B.9. Gaya ke Atas Pada Zat Cair …………………………………25
C. Perumusan Masalah …………………………………………………. 31
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 31
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 31
BAB II METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 32
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….32
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
xi
B. Desain Penelitian ……………………………………………………..32
C. Subyek Penelitian …………………………………………………….35
D. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................35
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 37
1. Instrumen Pembelajaran ...........................................................37
2. Instrumen Pengambilan Data ................................................... 38
G. Kualitas Instrumen ............................................................................... 41
H. Metode Analisis data …………………………………………………42
1. Data Pretest dan Posttest ( pemahaman awal dan akhir ) …… 42
2. Data Wawancara …………………………………………….. 43
BAB III DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ………………... 45
A. Diskripsi penelitian ………………………………………………….. 45
B. Pretest ………………………………………………………………...46
C. Pemahaman Awal Siswa Setelah Wawancara dan Pretest ………….. 55
D. Pembelajaran ………………………………………………………… 56
1. Kegiatan I ……………………………………………………. 56
2. Kegiatan II …………………………………………………... 59
3. Kegiatan III ………………………………………………….. 59
4. Kegiatan IV ………………………………………………….. 61
5. Kegiatan V…………………………………………………… 62
6. Kegiatan VI ………………………………………………….. 64
7. Kegiatan VII ………………………………………………….66
E. Posttest ………………………………………………………………. 67
F. Pemahaman Akhir Siswa Setelah Wawancara II dan Posttest ……….74
1. Pemahaman Gaya ke Atas…………………………………… 74
2. Pemahaman Terapung ..............................................................76
3. Pemahaman Melayang .............................................................76
4. Pemahaman Tenggelam ........................................................... 77
G. Perubahan – Perubahan Pemahaman Setelah Pembelajaran ................ 78
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
xii
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 80
A. Kesimpulan .......................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82
LAMPIRAN ........................................................................................................ 84
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kisi – Kisi Soal ........................................................................... 38
Tabel 2.2 Keyakinan Jawaban Siswa Berdasarkan Skala CRI ..................... 39
Tabel 2.3 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI ........................ 40
Tabel 2.4 Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor ........................ 43
Tabel 3.1 Persentase Jumlah Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa
Berdasarkan Prosentase Skor ...................................................... 48
Tabel 3.2 Persentase Konsep Benar, Kekurangan Pengetahuan dan
Miskonsepsi Berdasarkan Jawaban Siswa dan CRI Dari Data
Pretest ........................................................................................ 49
Tabel 3.3 Jumlah Persentase Jawaban Siswa Pada Saat Pretest Untuk
Setiap Nomor Soal Berdasarkan CRI Pada ................................. 54
Tabel 3.4 Persentase Jumlah Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa
Berdasarkan Prosentase Skor pada saat pretest dan posttest ......... 67
Tabel 3.5 Persentase Konsep Benar, Kekurangan Pengetahuan dan
Miskonsepsi Berdasarkan Jawaban Siswa dan CRI Dari Data ...... 69
Tabel 3.6 Jumlah Presentase Jawaban Siswa Untuk Setiap Nomor Soal
Pada Posttest Berdasarkan CRI ................................................... 73
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Jawaban Kegiatan Siswa ................................................ 84
Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran ............................................................ 93
Lampiran 3 Soal pretest dan posttest .............................................................. 99
Lampiran 4 Wawancara I ............................................................................... 109
Lampiran 5 Wawancara II ............................................................................. 119
Lampiran 6 Hasil Pretest berdasarkan Urutan Konsep Tiap – Tiap Nomor Soal
Berdasarkan Jawaban, Alasan, dan CRI ...................................... 131
Lampiran 7 Hasil Posttest berdasarkan Urutan Konsep Tiap – Tiap Nomor Soal
Berdasarkan Jawaban, Alasan, dan CRI ...................................... 133
Lampiran 8 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kampus ............................ 134
Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Sekolah ....... 135
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada setiap proses pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk dapat
memahami semua konsep – konsep ilmiah karena hal ini merupakan bagian
terpenting dalam proses pembelajaran fisika. Seorang anak dapat dikatakan
berhasil dan paham dalam pembelajaran khususnya pembelajaran fisika apabila
anak tersebut telah menangkap dan memahami suatu konsep fisika pada materi
yang diajarkan. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu melihat apakah
konsep – konsep yang diberikan sudah didapat dan dipahami oleh siswa atau
belum sama sekali. Hal ini dimungkinkan sebagai salah satu cara agar
keberhasilan proses pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.
Pada kenyataannya proses pembelajaran fisika di sekolah merupakan suatu
hal yang masih dianggap siswa pelajaran yang menyulitkan. Pernyataan dari orang
– orang awam tentang fisika memang benar kenyataannya bahwa fisika sangat
sulit untuk dipelajari. Siswa seringkali dihadapkan pada rumusan – rumusan yang
dianggap menyulitkan siswa tersebut, dan pada kenyataannya siswa hanya
menghafal tanpa memahami konsep – konsep yang berkaitan pada rumusan suatu
materi fisika. Pada kenyataannya jarang sekali siswa yang benar – benar paham
bagaimana fisika disikapi siswa agar lebih gampang dimengerti. Dalam hal ini,
guru sangat berperan penting untuk mengenalkan fisika kepada orang awam dan
siswa bahwa fisika tidak seperti yang mereka bayangkan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2
Usaha-usaha untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas telah banyak
dilakukan, seperti pengkajian ulang kurikulum yang menghasilkan banyak
kurikulum dalam pengajaran dan pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana
sekolah seperti laboratorium dan buku-buku pelajaran, peningkatan mutu guru
melalui penataran-penataran baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.
Walaupun demikian, hasil yang dicapai belum memuaskan.
Kartika Budi ( 2001:43) menjelaskan bahwa menurut hakikat fisika
maupun menurut rumusan dalam rumusan dalam GBPP 1994, tujuan
pembelajaran fisika memiliki tiga aspek, yaitu membangun pengetahuan, proses,
dan sikap. Dari ketiga aspek tersebut mengandung makna bahwa proses
pembelajaran harus memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan melakukan proses sains dan sikap sains. Pengetahuan yang berupa
konsep – konsep atau hukum harus diperoleh atau dibangun melalui serangkaian
proses sains tersebut. Selanjutanya kemampuan dalam melakukan proses dan
sikap hanya dapat dibangun melalui pengalaman melakukan serangkaian proses
yang berkesinambungan yang berarti siswa harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu penyelenggara
pembelajaran di kelas harus bisa mencari suatu metode pembelajaran yang dapat
mengefektifkan siswa dikelas.
Berdasarkan dari latar belakang dalam pencarian suatu metode yang tepat
dikelas khususnya pada pembelajaran fisika, maka munculah keinginan peneliti
untuk meneliti bagaimana perubahan pemahaman yang didapat oleh siswa tentang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3
gaya ke atas pada zat cair bila pada proses pembelajaran diterapkan sebuah
metode pembelajaran yaitu metode eksperimen terbimbing.
B. DASAR TEORI
B.1. Hakekat Konstruktivisme.
Konstruktivisme bukan merupakan satu teori yang baru dalam bidang
pendidikan. Pengaruh konstruktivisme dalam era teknologi komunikasi ini
semakin kuat. Teori ini bertitik tolak dari pandangan behaviorism yang mengkaji
perubahan tingkah laku sehingga kepada kognitivism yang mengkaji tentang cara
manusia belajar dan memperoleh pengetahuan yang menekankan perwakilan
mental.
Menurut Von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997:21) bahwa
konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan siswa adalah konstruksi atau pembentukan dari diri siswa sendiri, ia
menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari kenyataan.
Belajar, menurut haikikat konstruktivis adalah suatu perubahan
konseptual, yang dapat berupa pengkonstruksian ide baru atau merekonstruksi ide
yang sudah ada sebelumnya. Menurut konstruktivis ketika siswa masuk ke kelas
untuk menerima pelajaran, siswa tidak dengan kepala kosong yang siap diisi
dengan berbagai macam pengetahuan oleh guru. Sebenarnya para siswa telah
membawa pengetahuan awal yang diistilahkan oleh para konstruktivist dengan
gagasan/pikiran siswa. Pengetahuan awal tersebut diperoleh siswa dari interaksi
dengan lingkungannya. Pengetahuan ini dipengaruhi oleh bahasa, budaya,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4
lingkungan fisik, orang tua, teman sebaya dan masyarakat sekitarnya.
Pengetahuan awal ini dapat mempermudah siswa dalam menerima pelajaran
selanjutnya, tetapi dapat pula mempersulit siswa. Karena itu guru harus
mengetahui terlebih dahulu pengetahuan awal siswa mengenai konsep pelajaran
yang akan diajarkan. Guru hendaknya menciptakan kegiatan dalam pembelajaran
yang dapat mengubah pengetahuan awal siswa yang belum sesuai dengan konsep
pelajaran yang sedang dipelajari atau menyempurnakan konsep awal yang kurang
lengkap. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan mengajar yang memenuhi
syarat tersebut.
Pembelajaran yang konstruktivitis tersebut adalah pembelajaran dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui serangkaian interaksi dengan
guru, teman, dan lingkungannya. Prinsip – prinsip kontruktivisme dalam
pembelajaran antara lain adalah :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.
2. Tekanan dalam proses pembelajaran terletak pada siswa
3. Mengajar adalah membantu siswa mengajar.
4. Tekanan pada proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil.
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa.
6. Guru adalah fasilitator.
B.2. Konsep dan Konsepsi.
Konsep menurut Rosser yang dikutip oleh Ratna W konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5
kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama
(http://www.homepagez.com/jombang/skripsi.htm, September 2007). Van den
Berg (1991:8 ) menyatakan konsep didefenisikan sebagai abstraksi dari ciri-ciri
sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan
manusia berfikir. Tafsiran atau pengertian seseorang terhadap suatu konsep
disebut dengan konsepsi
Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan
dengan konsep lain, misalnya getaran berhubungan dengan perioda, frekuensi, dan
sebagainya. Semua konsep tersebut bersama-sama membentuk semacam jaringan
pengetahuan dalam kepala manusia. Semakin lengkap jaringan konsep getaran
tersebut dalam struktur kognitif seseorang semakin besar kemungkinannya dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan getaran.
Vygotsky mengatakan seperti yang dikutip oleh Suparno ( 2005:94) bahwa
konsep sendiri terdiri atas 2 jenis konsep, yaitu:
1. Konsep spontan
Konsep spontan adalah konsep yang dipunyai siswa karena pergaulannya
setiap hari pada situasi tertentu tanpa struktural sistematik
2. Konsep saintifik.
Konsep saintifik adalah konsep yang didapat dibangku sekolah yang
diterimna secara sistematik struktural.
Kedua konsep ini saling mempengaruhi. Pada prosesnya kedua konsep
saling memiliki ketertarikan. Dalam proses pembelajaran konsep spontan perlahan
– lahan akan dirubah menjadi konsep saintifik dan sebaliknya konsep saintifik
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6
akan membatu konsep spontan sesoran untuk dirubah menjadi lebih maju dan
lebih lengkap.
Setiap anak yang datang ke kelas untuk mempelajari IPA dapat
mempunyai konsepsi awal atau penafsiran terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dipelajari. Konsepsi atau penafsiran tersebut merupakan hasil dari
pengalamannya sehari-hari pada berbagai aspek kehidupannya misalnya melalui
pembicaraan dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya, dan melalui media
(seperti surat kabar, TV radio dan sebagainya).
Menurut Driver (http://www.homepagez.com/jombang/skripsi.htm,
September 2007) bila dua orang siswa mengamati benda yang bergetar, kemudian
mereka ditanya apa yang dimaksud dengan getaran, maka komentar mereka
kemungkinan besar berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan konsepsi awal yang
digunakan oleh masing – masing anak dalam menanggapi objek yang sedang
mereka amati. Dalam kenyataannya konsepsi awal siswa ini sulit untuk di rubah
dan dapat menghambat pemahaman belajar. Karena itu perlu diperhatikan dengan
sungguh-sungguh dalam pembelajaran agar anak dapat mengembangkan
konsepsinya ke arah konsepsi yang ilmiah.
Agar konsepsi anak dapat berubah dan berkembang dalam pikirannya
menuju konsepsi yang ilmiah, maka ada empat kondisi yang harus terpenuhi,
khususnya dalam pembelajaran yakni sebagai berikut:
1. Ketidakpuasan (dissatisfaction) yaitu kondisi yang menyebabkan siswa
merasa tidak puas terhadap konsepsi awal/gagasannya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7
2. Pemahaman minimal (minimal understanding or intelligible) yaitu
kondisi yang mengarahkan pemahaman minimal siswa terhadap konsep
yang sedang dipelajari.
3. Kemasukakalan awal (initial plausibility), kondisi yang memungkinkan
konsep yang sedang dipelajari dapat diterima oleh akal siswa.
4. Kebermaknaan, yaitu kondisi yang dapat menimbulkan rasa
kebermaknaan dalam diri siswa terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Driver mengemukakan bahwa strategi untuk menciptakan kondisi-kondisi
tersebut yaitu (http://www.homepagez.com/jombang/skripsi.htm, September 2007)
1. Mengungkap gagasan siswa dengan cara diskusi dalam kelompok kecil
atau seluruh kelas, meminta siswa menggambarkan, menulis idenya
tentang situasi atau fenomena yang diamatinya.
2. Mengamati suatu kejadian aneh yang dapat menimbulkan konflik
konseptual dalam pemikiran siswa sehingga mendorong mereka untuk
mengubah konsepsinya.
3. Menggunakan pertanyaan menggali untuk menggali gagasan-gagasan
siswa sehingga mereka dapat berfikir lebih logis dan ilmiah.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji/ memeriksa
keterpakaian hasil-hasil kegiatannya pada situasi yang baru, agar mereka
yakin bahwa gagasan atau konsepsi baru yang dipelajarinya lebih
berguna
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8
B.3. Miskonsepsi.
Dalam banyak pegalaman pembelajaran di bidang fisika seringkali
ditemukan adanya miskonsepsi. Miskonsepsi ini biasanya terkandung dalam
konsep spontan seseorang. Hal ini tidak dapat dihindarkan dan dapat dimengerti
karena konsep tersebut didapat secara spontan dari pengalaman sebelum
mendapatkan pelajaran formal dari sekolah.
Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat dijelaskan
dengan filsafat konstruktivisme. Suparno menyatakan bahwa pengetahuan itu
dibentuk oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan, dan
bahan yang dipelajari. Mereka mengonstruksi sendiri hal – hal yang berkaitan
dengan konsepsinya sejak awal yang disebut sebagai pengetahuan awal siswa.
Tetapi menurut para pakar, pengetahuan awal yang dimiliki siswa tersebut sering
kali tidak sesuai dan ini akan menjadi suatu miskonsepsi ( Suparno, 2005 ).
Miskonsepsi menurut para ahli yang dikutip oleh Suparno( 2005 : 4) :
1. Flower ( 1987 ) mengatakan miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak
akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah,klasifikasi contoh
yang salah, kekacauan konsep – konsep yang berbeda, dan hubungan
hirarkis konsep – konsep yang tidak benar.
2. Novak ( 1984 ) mendefenisikan miskonsepsi sebagai inerpretasi konsep
– konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima.
3. Feldsine ( 1987 ) menemukan bahwa miskonsepsi adalah suatu
kesalahan dan hubungan yang tidak benar antar konsep – konsep.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9
4. Brown ( 1989;1992) menjelaskan bahwa miskonsepsi sebagai suatu
pandangan yang naif dan mendefenisikannya sebagai suatu gagasan yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima pada saat sekarang.
Menurut Berg ( 1991 ) bahwa tidak semua pemahaman siswa itu salah
meskipun konsepsi siswa tersebut berbeda dengan konsepsi fisikawan. Jika
konsepsi siswa sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan, maka
kosepsi siswa tersebut tidak dapat dikatakan salah. Hanya konsepsi siswa yang
bertentangan konsepsi para pakar fisika saja yang dikatakan miskonsepsi.
Menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Masril & Nur Asma (2002) jika
proses asimilasi dan proses akomodasi dalam individu terjadi tidak dalam kondisi
keseimbangan mental dapat menimbulkan kesulitan dalam pembentukan konsep
dan kemungkinan dapat menimbulkan miskonsepsi.
Sumber-sumber penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa ada empat
kemungkinan. Adapun kemungkinan sumber miskonsepsi yaitu: (1) guru (dosen),
(2) proses belajar mengajar, (3) siswa (mahasiswa), dan (4) buku pegangan.
1. Guru atau dosen.
Miskonsepsi dapat terjadi dikarenakan guru tidak mengerti bahan
ajaran yang diajarkan dikelas. Arons ( 1981 ) dan Iona ( 1987 ) seperti
yang dikutip oleh Suparno (2005:42) mengatakan bahwa dalam fisika
sendiri, guru fisika seringkali tidak memahami konsep fisika dengan
baik sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada siswa. Menurut
Arons miskonsepsi jarang sekali terungkap. Ini disebabkan karena siswa
sendiri jarang mengungkapkan miskonsepsi mereka kepada guru. Cukup
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
10
banyak guru yang tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
mengungkapkan gagasan dan pandangan mereka. Beberapa guru juga
jarang berdiskusi dan bertanya kepada siswa untuk menyatakan
pengertian fisika mereka dengan kata – kata mereka sendiri. Selain itu,
guru juga sering menyederhanakan penjelasan kepada siswa.dengan
maksud untuk mempermudah. Tanpa disadari oleh guru unsur yang
penting pada pelajaran menjadi hilang. Akibatnya siswa salah
menangkap inti bahan.
2. Proses belajar mengajar
Beberapa metode proses mengajar yang digunakan oleh guru
sering hanya menekankan dari satu segi saja dari konsep yang diajari.
Meskipun membantu siswa mengungkap bahan ternyata setiap metode
dapat memunculkan miskonsepsi. Misalkan, pada metode ceramah
seringkali seorang guru tidak memberi kesempatan siswanya untuk
mengungkap gagasannya. Siswa – siswa tidak mempunyai wahana untuk
mengecek apakah konsep yang mereka dapatkan sudah benar atau tidak.
Ini hanya merupakan salah satu contoh metode yang dapat mengasilkan
miskonsepsi pada siswa jika guru tidak dapat menyikapinya dengan
benar.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11
3. Siswa atau mahasiswa.
Miskonsepsi yang paling banyak berasal dari diri siswa sendiri.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa antara lain : (a).konsepsi awal
siswa.(b). pemikiran asosiatif (c) pemikiran humanistik (d) penalaran
siswa yang tidak lengkap (e) kemampuan siswa (f) minat belajar siswa.
4. Buku pegangan.
Iona (1987) dan Renner (1990) mengatakan bahwa beberapa
miskonsepsi dating dari buku teks. Anderson ( 1990 ) dalam Wandersee
yang dikutip oleh Suparno (2005:45) menemukan bahawa diagram dan
gambar dalam buku teks yang kurang tepat dapat menjadi salah satu
sebab adanya miskonsepsi siswa. Cukup banyak siswa mempunyai
miskonsepsi karena mereka tidak tahu bagaimana mereka membaca dan
belajar dari buku fisika. Mereka membaca buku fisika tanpa memahami
konsep – konsep yang ada.
Dari kemungkinan – kemungkinan itu menurut Clement (1987), jenis
miskonsepsi yang paling banyak terjadi adalah bukan pada pengertian yang salah
selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsepsi awal (prakonsepsi) yang
dibawa siswa ke kelas formal.
Menurut Katu ( 2000 ) seperti yang dikutip oleh Masril dan Nur Asma
untuk mendeteksi miskonsepsi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Memberi tes diagnosa pada awal perkuliahan atau pada setiap akhir
suatu pembahasan. Bentuknya dapat berupa tes obyektif pilihan ganda
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
12
atau bentuk lain seperti menggambarkan diagram fisis atau vektoris,
grafik, atau penjelasan dengan kata – kata.
2. Dengan memberikan tugas – tugas terstruktur misalnya tugas mandiri
atau tuagas kelompok sebagai tugas akhir pengajaran atau tugas
pekerjaan rumah.
3. Dengan memberikan pertanyaan terbuka, pertanyaan terbalik (reverse
question) atau pertanyaan yang kaya konteks (context-rich problem).
4. Dengan mengoreksi langkah-langkah yang digunakan siswa atau
mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal esai.
5. Dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan terbuka secara lisan
kepada siswa atau mahasiswa.
6. Dengan mewawancarai misalnya dengan menggunakan kartu
pertanyaan.
Miskonsepsi pada siswa hanya dapat diremidiasi dan berusaha agar
kesalahan – kesalahan yang sama dapat dihindari atau dikurangi bila diketahui
secara tepat miskonsepsinya. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan
deteksi miskonsepsi. Menurut Kartika Budi (1992:127) salah konsepsi dapat di
deteksi dengan cara:
1. Hakikat atau makna suatu konsep difahami dengan baik dan dinyatakan
dengan jelas.
2. Berdasarkan pemahaman yang benar tersebut dicari kemungkinan
kemungkinan salah konsepsi yang dapat terjadi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
13
3. Berdasarkan kemungkinan salah konsepsi yang terjadi, disusun soal
(dapat berbentuk uraian bebas, isian singkat, maupun pilihan ganda)
yang memungkinkan kesalahan konsepsi dapat terdeteksi.
4. Setelah tes dilaksanakan (dapat secara lisan ataupun tertulis), hasil
dianalisis
untuk mengetahui secara tepat kesalahan-kesalahan yang sungguh
terjadi.
Penyebab dari resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang
membangun pengetahuan persis dengan pengalamannya. Sekali kita telah
membangun pengetahuan, maka tidak mudah untuk memberi tahu bahwa hal
tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk mengubah miskonsepsi itu.
Jadi cara untuk mengubah miskonsepsi adalah dengan jalan mengkonstruksi
konsep baru yang lebih cocok untuk menjelaskan pengalaman kita
B.4. Teori Perubahan Konsep.
Dalam proses pembelajaran ada dua proses yaitu proses asimilasi dan
proses akomodasi ( Posner dkk., 1982 ; dikutip oleh Suparno, 2005 : 87 ). Pada
proses asimilasi siswa menggunakan konsep yang telah ada untuk menghadapi
gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian. Sedangkan
pada proses akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep – konsep
pokok mereka yang lama karena sudah tidak cocok lagi.
Posner dkk (Suparno, 1996:167) menerangkan bahwa agar terjdi proses
akomodasi diperlukan keadaan tertentu, yaitu :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
14
1. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada. Siswa mengubah
konsep mereka jika mereka percaya konsep yang telah mereka punyai
tidak dapat lagi digunakan dalam menghadapi situasi, pengalaman atau
gejala baru
2. Konsep yang baru harus dapat dimengerti, rasional, dan dapat
memecahkan persoalan atau fenomena yang baru.
3. Konsep yang baru harus masuk akal, dapat memecahkan dan menjawab
persoalan yang terdahulu, dan juga konsisten dengan teori-teori atau
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
4. Konsep baru harus berdaya guna bagi perkembangan penelitian dan
penemuan yang baru.
Posner juga menjelaskan bahwa sumber ketidakpuasan terhadap konsep
yang telah ada disebut sebagai keadaan anomali. Hal ini dapat terjadi bila siswa
tidak dapat mengasimilasikan sesuatu atau tidak dapat memahami sesuatu. Untuk
mengembangkan teori perubahan konsep, para peneliti selalu menyajikan data
anomali atau data yang diperoleh melalui eksperimen atau pengalaman yang
memberikan data – data yang berlawanan dengan prediksi siswa atau pengertian
siswa.
Carey (dalam Suparno, 2007 : 51) memberikan uraian tentang perubahan
konsep ( restrukturisasi ), yaitu :
1. Restrukturisasi kuat ( mengubah konsep ).
Untuk dapat membuat restrukturisasi kuat perlu metode pengajaran
yang dapat mengubah konsep. Disini konsep siswa dirubah secara total
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
15
menjadi konsep yang berlainan. Strategi yang membuat
ketidakseimbangan dalam pikiran siswa akan mudah menyebabkan
perubahan konsep. Resturukturisasi kuat juga sesuai dengan istilah
akomodasi dari posner.
2. Restrukturisasi lemah ( tidak mengubah konsep ).
Dalam restrukturisasi lemah, konsep awal yang dimiliki siswa
tidak dapat dirubah secara total tetapi hanya disesuaikan. Resturukturisasi
lemah juga sesuai dengan istilah asimilasi dari posner.
B.5. Hubungan Teori Perubahan Konsep dan teori konstruktivisme.
Menurut Suparno (1997) pengetahuan siswa tidak diperoleh dalam sekali
jadi, melainkan merupakan suatu proses perkembangan yang terus-menerus.
Dalam perkembangan itu ada yang mengalami perubahan besar dengan mengubah
konsep lama melalui akomodasi, ada pula yang hanya mengembangkan dan
memperluas konsep yang sudah ada melalui asimilasi. Proses perubahan terjadi
bila siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Suparno ( 1997 : 53 ), semua teori perubahan konsep ini
dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yaitu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan siswa adalah konstruksi atau pembentukan dari
diri siswa sendiri, ia menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari
kenyataan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
16
Dalam konstruktivisme sangat ditekankan bahwa pengetahuan dibentuk
oleh siswa yang sedang belajar dan juga untuk membantu kita melihat bagaimana
siswa membentuk pengetahuan yang tidak tepat, sedangkan teori perubahan
konsep menjelaskan bahwa siswa akan mengalami perubahan konsep yang terus –
menerus serta dapat membantu kita mengapa siswa dapat slah memahami suatu
konsep. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa konstrukstivisme dan teori
perubahan konsep memberikan pengertian bahwa setiap siswa dapat membentuk
pengertian yang berbeda dengan pengertian para ilmuwan. Namun pengertian
yang berbeda tersebut bukanlah akhir perkembangan, karena setiap saat siswa
masih dapat mengubah pemahamannya sehingga lebih sesuai dengan pemahaman
ilmuwan. “salah pengertian” dalam memahami sesuatu, menurut teori
konstruktivisme dan teori perubahan konsep, bukanlah akhir segala-galanya,
melainkan awal untuk perkembangan yang lebih baik (Suparno, 1997:51).
B.6. Pemahaman Konsep.
Pemahaman adalah suatu bentuk pengertian yang menyebabkan seseorang
mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Seseorang dikatakan dapat memahami
apabila ia dapat menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafik, mengubah hukum
kedalam persamaan matematis, mengubah persamaan matematis kedalam
kalimat, dan menafsirkan tabel Sehingga pemahaman konsep dapat didefinisikan
sebagai bentuk pengertian terhadap suatu gambaran atau abstraksi tentang situasi-
situasi atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas yang terwakili dalam setiap budaya
oleh suatu benda atau simbol.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
17
Pada tahun 1976, dengan diilhami pemikiran dari Stieg Melin-Olsen,
Richard Skemp mengajukan gagasannya tentang tingkatan-tingkatan pemahaman
(the levels of understanding) siswa pada pembelajaran matematika. Skemp
(Skemp dalam Wahyudi, 1999) membedakan tingkatan pemahaman siswa
terhadap matematika menjadi dua.
1. Tingkatan pemahaman pertama (instructional understanding). Pada
tingkat instructional understanding atau pemahaman instruksional ini
siswa baru berada pada tahap tahu atau hafal suatu rumus dan dapat
menggunakannya untuk menyelesaikan suatu soal dalam matematika atau
sains, tetapi siswa belum atau tidak tahu mengapa rumus tersebut dapat
digunakan. Siswa pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan
rumus tersebut pada keadaan baru yang berkaitan.
2. Tingkatan pemahaman kedua (relational understanding). Pada tingkat
relational understanding atau tingkat pemahaman relasional Pada tahapan
tingkatan ini, menurut Skemp, siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal
tentang suatu rumus, tetapi dia juga tahu bagaimana dan mengapa rumus
itu dapat digunakan. Pada tahapan ini siswa dapat menggunakan rumus
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain.
Toulmin menyebutkan bahwa bagian terpenting dalam pemahaman siswa
adalah perkembangan konsepnya yang evolutif, terus berubah pelan-pelan dan
bukan konsep konsep yang telah baku, prosedur yang stereotip, atau konsep yang
tidak dapat diubah. Dalam perkembangan konsep, siswa mengubah gagasannya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
18
lebih maju. Rasionalitas siswa justru terletak pada bagaimana siswa mengubah
konsep, prosedur, dan gagasannya untuk semakin maju (Suparno, 2005:85).
Seperti yang diungkapkan oleh Kartika Budi (1992) dalam artikelnya yang
berjudul “Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi”,
fisika pada hakekatnya merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep-
konsep fisis, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh melalui proses keilmuan,
dan sikap keilmuan. Sehingga memfasilitasi siswa, yang dapat diartikan sebagai
proses siswa membangun konsep, hukum, dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka
tujuan yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika supaya dapat memahami
konsep adalah dengan melakukan proses keilmuan dan memilih sikap keilmuan
yang diperlukan dalam melakukan proses tersebut.
Selain itu Kartika Budi dalam artikelnya yang berjudul “Konsep:
Pembentukkan dan Penanamannya“ mengatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori, artinya untuk dapat
memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang
menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Berdasarkan hal ini maka
pemahaman konsep memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar
dapat dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan aspek-aspek lain.
Sedangkan menurut Suparno (2005:94 ) proses pembelajaran fisika yang
benar sebaiknya selalu mengembangkan perubahan konsep yang signifikan.
Perubahan ini dimaksudkan agar siswa dapat memperluas konsepnya agar
pemahamannya terhadap suatu konsep dapat berkembang, dari konsep yang
belum lengkap menjadi lebih lengkap, dari konsep yang belum sempurna menjadi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
19
lebih sempurna. Selain itu, pemahaman konsep siswa yang setiap harinya
berkembang dapat membantu siswa membenarkan konsep yang salah menjadi
benar sesuai dengan para ahli fisika.
Menurut Kartika Budi (1992:114), untuk dapat memutuskan apakah siswa
memahami kosep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang
dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan
pemahaman siswa akan suatu konsep, antara lain :
1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan
kalimat sendiri.
2. Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain
3. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum
4. Dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-
gejala alam, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis
maupun secara praktis, (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi.
5. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat
6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berkaitan
7. Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan
dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu
pokok bahasan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
20
B.7. Metode Pembelajaran.
Dalam situasi pembelajaran, guru harus benar-benar memperhatikan
metode mengajar yang akan dipergunakan. Hal ini sering kali mengalami
hambatan karena guru sudah terbiasa dengan metode yang lazim digunakan.
Padahal kurikulum terbaik atau suatu silabus sempurna, tidak akan ada
manfaatnya bila tidak dihidupi dan diimbangi oleh metode mengajar yang tepat.
Mengajar bukan hanya asal menyampaikan bahan pelajaran pada siswa,
melainkan justru terletak pada bagaimana suatu bahan pelajaran disajikan, jadi
dalam hal ini metode mengajar mana yang digunakan itu menjadi suatu
pertimbangan oleh guru dalam mengajar.
Hal ini benar-benar menuntut keluwesan dan kelincahan dari guru
bersangkutan, guru harus dapat menguasai, memahami, dan menggunakan
beberapa metode mengajar. Mengenai penggunaan suatu metode mengajar
gurulah yang bertanggunggung jawab karena gurulah yang berhadapan dengan
siswa secara langsung dan mengetahui situasi kelas sebenarnya yang dihadapi.
Tanpa metode mengajar yang tepat proses pembelajaran akan sia-sia belaka.
Benar dikatakan bahwa guru tidak mungkin membuat siswa pintar apabila siswa
tersebut tidak mau belajar tekun. Tetapi metode mengajar mana yang akan
digunakan untuk menyajikan materi tetap menjadi tanggung jawab seorang guru.
Dengan demikian jelas bahwa guru harus dapat menguasai berbagai metode
mengajar.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
21
Di dalam menggunakan satu atau beberapa metode, harus diperhatikan
syarat-syarat sebagai berikut.
1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.
4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan
siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi
(pembaharuan).
5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam
berbagai teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi.
6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalistis dan menggantinya dengan pengalaman atau
situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
8. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa yang
pada akhirnya mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
22
B.8. Metode eksperimen terbimbing.
Menurut Sujanti (1999), eksperimen adalah suatu kegiatan menggunakan
alat – alat sains dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru (setidak-
tidaknya bagi orang itu sendiri, meskipun tidak baru lagi bagi orang lain) atau
untuk mengetahui apa yang tejadi kalau diadakan suatu proses tertentu.
Sedangkan menurut Rohandi (1998) eksperimen merupakan percobaan yang
dilakukan untuk memperoleh data sehingga proses analisis dan kesimpulannya
dapat berlangsung.
Ada dua bentuk metode eksperimen, yaitu: eksperimen bebas dan
eksperimen terbimbing. Eksperimen bebas adalah suatu metode pembelajaran
dimana seseorang bebas untuk melakukan atau mengembangkan hal-hal yang
berhubungan dengan percobaan. Eksperimen bebas biasa dilakukan oleh para
ilmuwan yang bertujuan untuk membuktikan pemikiran mereka. Bisa terjadi pada
eksperimen bebas ini para ilmuwan tidak dapat membuktikan pemikiran mereka
tetapi justru memperoleh pengetahuan baru, yang pada mulanya tidak mereka
duga sama sekali. Eksperimen bebas ini tidak biasa dilakukan oleh para siswa
dalam pembelajaran.
Eksperimen terbimbing adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa
melakukan percobaan peralatan sains dengan bimbingan seorang guru. Dalam hal
ini seorang guru selain bertugas membimbing siswa dalam melakukan setiap
langkah-langkah percobaan, guru juga bertugas mengembangkan dan mengajukan
pertanyaan penyelidikan, menimbulkan tanggapan, mencari penjelasan lebih
lanjut, dan membantu siswa mencapai kesimpulan atas dasar bukti yang mendasar
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
23
(Wenning, 2005:5 ) Metode eksperimen terbimbing menempatkan guru sebagai
fasilitator. Metode ini lebih cocok untuk sains karena ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang eksperimental, artinya kebenaran teori IPA selalu diuji dengan
percobaan (Euwe Van den Berg, 1991:1). Metode eksperimen terbimbing
berfungsi sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan/keterampilan dengan
mencoba, berbuat atau melakukan sesuatu, sehingga aktivitas siswa lebih banyak
pada mempraktekkan sesuatu yang diamati.
Beberapa keunggulan pembelajaran dengan metode eksperimen
terbimbing menurut antara lain:
(1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang
diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan.
(2) Siswa memperoleh kesempatan untuk mebuktikan kebenaran teoritis secara
empiris melalui eksperimen, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara
ilmiah.
(3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam
rangka menguji kebenaran hipotesis.
Metode eksperimen terbimbing juga memiliki kelemahan, beberapa
kelemahan pembelajaran dengan metode eksperimen ayaitu sebagai berikut:
(1) Memerlukan peralatan, bahan dan/atau sarana eksperimen bagi setiap siswa
atau sekelompok siswa, hal ini perlu dipenuhi karena akan mengurangi
kesempatan siswa bereksperimen jika tidak tersedia.
(2) Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama, akan mengakibatkan
berkurangnya kecepatan laju pembelajaran.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
24
(3) Kurangnya pengalaman para siswa maupun guru dalam melaksanakan
eksperimen akan menimbulkan kesulitan tersendiri dalam melakukan
eksperimen.
(4) Kegagalan/kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan perolehan hasil
belajar (berupa informasi, fakta) yang salah atau menyimpang.
Siswa melakukan eksperimen terbimbing dengan cara mengikuti
langkah-langkah eksperimen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah
dirancang oleh peneliti agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan sebagai
hasil dari proses pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran, guru perlu
menginformasikan apa saja yang perlu dilakukan, diamati dan dicatat selama
eksperimen. Guru hanya sebagai fasilitator, sebagian besar kegiatan dilakukan
oleh siswa. Setelah pembelajaran berlangsung, guru perlu mengadakan evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana siswa mempu mengumpulkan dan mengkonstruksi
pengetahuannya selama eksperimen serta pengalaman apa saja yang mereka
dapatkan. Dalam penelitian ini selain menggunakan Lembar Kerja Siswa, peneliti
juga melakukan wawancara diagnosis.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
25
GAYA KE ATAS PADA ZAT CAIR (FLUIDA)
Ø Pengertian Fluida
Materi atau benda yang dapat teramati memiliki sifat khas yang menjadi
ciri sehingga dapat membedakan golongan atau jenis materi tersebut. Secara
umum materi memiliki tiga keadaan atau fase, yaitu padat, cair, dan gas. Benda
padat dapat mempertahankan bentuk dan ukuran yang selalu tetap, bahkan jika
sebuah gaya yang besar diberikan pada sebuah benda padat, benda tersebut tidak
dapat langsung berubah bentuk atau volumenya. Benda cair tidak
mempertahankan bentuk yang tetap, melainkan mengambil bentuk sesuai dengan
wadah yang ditempatinya. Benda cair tidak dapat langsung ditekan dan perubahan
volume yang cukup significant terjadi jika diberikan gaya yang besar. Gas tidak
memiliki bentuk dan volume yang tetap, gas akan menyebar memenuhi
tempatnya. Karena zat cair dan gas tidak dapat mempertahankan bentuk yang
tetap dan memiliki kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya
sering disebut fluida.
Ø Konsep Gaya dan Berat benda
Dalam fisika, kekuatan tarikan atau dorongan yang dilakukan oleh orang
atau benda terhadap orang atau benda lain disebut gaya. Gaya adalah besaran yang
memiliki nilai dan arah. Setiap besaran memiliki satuan dan dapat diukur
besarnya, satuan gaya adalah Newton. Jika suatu gaya mengenai suatu benda
dalam kondisi tertentu akan menimbulkan perubahan pada benda tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
26
Suatu benda memiliki massa, yaitu ukuran banyaknya zat yang terkandung
dalam suatu benda, massa benda tidak berubah dimanapun benda berada. Berat
benda adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut, karena berat
benda merupakan besarnya gaya gravitasi, maka satuan berat sama dengan satuan
gaya yaitu Newton. Perbandingan antara berat dan massa selalu tetap yaitu 9,8
N/kg atau sama dengan besar percepatan gravitasi 9,8 m/s. Sehingga secara
matematis dapat ditulis:
)/(tan
)(
)(
2smgrafitasipercepag
kgbendamassam
Nbendaberatw
gmw
=
=
=
×=
Ø Defenisi Gaya Ke atas.
Sebuah batu jika dicelupkan kedalam air akan terasa lebih ringan. Hal ini
disebabkan karena pada saat batu diletakkan didalam air, maka sekeliling batu
akan mendapat tekanan. Gaya akibat tekanan air pada arah mendatar akan saling
menghapuskan. Sedangkan pada arah vertikal tidak. Yaitu gaya yang arahnya ke
atas lebih besar dari gaya arah ke bawah. Selisih gaya yang ke atas dan yang ke
bawah ini dinamakan gaya ke atas. Akibat dari gaya ke atas ini batu akan terasa
lebih ringan didalam air. Besarnya gaya ke atas sama dengan berat zat cair yang
didesak oleh benda Gaya ke atas tidak dipengaruhi berat bendanya tapi
dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
27
Ø Hukum Archimedes
Jika suatu benda dicelupkan kedalam zat cair maka benda tersebut seakan
– akan beratnya berkurang. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya ke atas yang
diberikan oleh zat cair terhadap benda yang tercelup. Besarnya gaya ke atas sama
dengan berat zat cair yang didesak atau dipindahkan oleh benda.
Pengaruh gaya keatas yang dilakukan zat cair pada benda diungkapkan
pertama kali oleh Archimedes. Melalui eksperimennya, ilmuwan ini menyatakan
hukumnya yang dikenal dengan Hukum Archimedes.
Bila sebuah benda dimasukkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya keatas yang besarnya
sama dengan berat zat cair yang didesaknya atau dipindahkan.
Benda yang berada dalam zat cair mengalami dua gaya yang berlawanan,
yaitu gaya keatas ( aF ) dan gaya berat atau berat benda (w) kebawah.
tekanan hidrostatis = p = ρ gh
h1 h2 A
Fp =
P1 = ρ gh1 F2 – F1 = ρ gA(h2 – h1)
P2 = ρ gh2 F = ρ gV
Karena mxgw = dan vm ×= ρ ,
bw
aFzcρ
xAPF
xAPF
22
11
=
=
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
28
Maka, gvw ××= ρ
)/(tan
)(
)/(
)/(
2
3
3
smgravitasiPercepag
mbendaVolumev
mkgbendajenismassa
NNewtonbendaberatw
=
=
=
=
ρ
Karena aFW = maka :
gvgv terdesakcairzatcairzatbendabenda ××=×× ρρ
Bila sebuah benda dimasukkan kedalam air / cairan, maka kemungkinan
yang terjadi pada benda tersebut adalah :
Ø BENDA TENGGELAM.
Suatu benda dikatakan tenggelam jika berat benda lebih besar dari gaya
keatasnya. Pada keadaan tenggelam benda berada di dasar tempat zat cair kerena
benda terus bergerak kebawah. Jika volume benda V dan massa jenis benda ρ benda
maka berat benda adalah
gVgmbendaW benda... ρ==
Ketika benda tenggelam, volume zat cair yang dipindahkan Vp sama dengan
volume benda V sehingga gaya keatas yang diterima benda ( = berat zat cair
yang dipindahkan oleh benda ) adalah :
gVpFa cairzat ..ρ=
Karena Wbenda >Fa ( syarat tenggelam ) maka :
Wbenda > Fa
gV bendabenda ..ρ > gV cairzatcairzat .ρ
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
29
ρbenda > ρzat cair
jadi, benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar daripada massa
jenis zat cair. Contohnya : batu atau besi yang dimasukkan kedalam air.
Ø BENDA MELAYANG.
Suatu benda dikatakan melayang jika berat benda sama dengan dengan
gaya keatasnya. Pada keadaan melayang apabila suatu benda dimasukkan ke
dalam zat cair, benda tersebut tidak berada di dasar bejana dan tidak ada bagian
yang muncul di atas permukaan fluida . Ketika benda melayang, volume zat cair
yang dipindahkan Vp sama dengan volume benda V karena seluruhnya tercelup.
Sehingga gaya keatas yang diterima benda (= berat zat cair yang dipindahkan )
adalah :
gVpFa cairzat ..ρ=
Karena Wbenda = Fa ( syarat melayang ) maka :
Wbenda = Fa
gV bendabenda ..ρ = gV cairzatcairzat .ρ
ρbenda = ρzat cair
contoh benda melayang : ikan yang sedang berenang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
30
Ø BENDA TERAPUNG
Suatu benda dikatakan terapung jika berat benda sama dengan gaya keatasnya.
Pada keadaan terapung apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida ada
bagian benda yang muncul di atas permukaan fluida dan sebagian benda berada
dibawah permukaan zat cair.
Ketika benda terapung, volume zat cair yang dipindahkan Vp sama dengan
volume benda yang tercelup saja. Ini tidak sama dengan volume total benda V.
gaya keatas yang diterima benda adalah :
gVpFa cairzat ..ρ=
Karena W benda =Fa maka :
Wbenda = Fa
gV bendabenda ..ρ = gV cairzatcairzat .ρ
ρbenda = V
Vpρzat cair
sehingga ρbenda < ρzat cair
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
31
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masahnya, ada tiga masalah yang ingin diteliti
oleh peneliti yaitu :
1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai gaya ke atas pada zat cair
sebelum pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing?
2. Bagaimana pemahaman siswa mengenai gaya ke atas pada zat cair
pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing?
3. Apakah penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa?
D. Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran fisika
dikelas jika menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi
tentang gaya keatas pada zat cair
2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan metode eksperimen
terbimbing dapat mengefektifkan pembelajaran dikelas.
3. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang gaya keatas pada zat cair
sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode eksperimen
terbimbing.
E. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu upaya dalam
pengembangan model eksperimen terbimbing dalam pembelajaran fisika dikelas
sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pada meteri gaya keatas pada
zat cair.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
32
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian.
Penelitian yang akan dilakukan bersifat Deskritip kualitatif, eksploratif dan
juga kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini
merupakan suatu penelitian terhadap suatu subyek, keadaan, atau kejadian khusus
dimana bahan yang akan diteliti kecil ruang lingkupnya sehingga hasil penelitian
ini hanya berlaku terbatas pada siswa yang diteliti saja. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada keadaan-keadaan
diluar kasus yang diteliti.
B. Desain penelitian
Penelitian ini mencakup atas lima tahapan, yaitu pembuatan instrumen,
pretest, wawancara, pembelajaran menggunakan metode eksperimen, posttest.
Pemilihan partisipan
Bagan I. Desain penelitian
Pembelajaran menggunakan metode eksperimen terbimbing
Pembuatan instrumen
Mengerjakan soal pretest
Wawancara I
posttes
t
Wawancara II
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
33
1. Penyusunan Instumen
Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Instrumen ini ada dua jenis yaitu sebagai berikut.
a. Instrumen pembelajaran
Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan peneliti dalam proses
pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini instrumen tersebut adalah hand out,
dan juga lembar kegiatan eksperimen yang akan dikerjakan oleh siswa dalam
kelompoknya. Kelas yang digunakan pada pembelajaran ini adalah kelas
eksperimen yang menggunakan metode eksperimen.
b. Instrumen pengumpulan data
Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengambil
data-data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan.
Dalam penelitian ini instrumen tersebut adalah soal – soal pretest dan posttest
yang akan dikerjakan oleh siswa secara individual. Soal dibuat dalam bentuk esai
sebanyak12 soal yang berbentuk uraian dan disertai juga dengan skala CRI yang
mencakup 4 konsep pokok yang berhubungan dengan materi gaya keatas pada zat
cair. Konsep tersebut, konsep gaya ke atas, tenggelam, terapung, dan melayang.
Selain soal – soal uraian, peneliti juga akan membuat skema wawancara dengan
siswa dengan tujuan untuk mendalami miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
2. Pre-Test
Pada tahap ini peneliti memberikan Pre-Test pada sampel. Pre-Test
dilakukan untuk mengungkap pemahaman awal siswa tentang penerapan gaya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
34
keatas pada zat cair. Bentuk test berupa uraian tertulis yang disertai dengan skala
CRI pada setiap item soal dan siswa diharuskan mengisi item CRI yang telah ada.
Hasil test yang didapat pada pre – test ini akan diperiksa terlebih dahulu dan
dilihat hasilnya apakah terjadi salah konsepsi dan bagaimana pemahaman awal
siswa. Hasil test juga akan dipergunakan untuk memilih partisipan.
3. Wawancara
Berdasarkan dari hasil test tersebut, maka akan diadakan wawancara.
Wawancara sangat membantu dalam upaya mengungkap miskonsepsi yang terjadi
pada siswa. Dengan wawancara kita dapat mengenal secara mendalam letak
miskonsepsi siswa dan penyebab terjadinya miskonsepsi. Selanjutnya secara
perlahan - lahan peneliti dapat memberikan pertanyaan untuk menantang
pemahaman siswa yang salah tadi dengan beberapa pertanyaan mengarahkan
siswa untuk menyadari kesalahannya dan memperbaikinya sehingga konsepsi
siswa menjadi benar.. Wawancara akan direkam dengan menggunakan tape
recorder . Apabila pada siswa terdapat miskonsepsi, maka wawancara akan tetap
dilakukan tetapi tidak secara khusus.
4. Proses pembelajaran
Pada tahap ini peneliti mengajar menggunakan metode eksperimen. Siwa
akan diajak untuk bereksperimen tentang gaya keatas. Eksperimen dilakukan
siswa sendiri dalam kelompoknya. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
peneliti akan memberikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan serta
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
35
tujuan yang akan dicapai. Kemudian peneliti akan memberikan lembar
serangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. Peneliti akan
membimbing partisipan dalam melakukan eksperimen sehingga siswa dapat
memperoleh data dengan lancar dan terkontrol. Setelah melakukan eksperimen,
peneliti akan menuntun partisipan dalam mengolah dan menganalisis data yang
terdapat dalam lembar kegiatan siswa pada waktu melakukan eksperimen.
5. Post-Test
Setelah kegiatan eksperimen dilakukan, maka peneliti akan mengadakan
post test.Tujuan dari post-test ini adalah untuk melihat pemahaman siswa pada
konsep gaya keatas pada zat cair setelah pembelajaran dengan metode
ekseprimen. Soal – soal yang diberikan bentuknya sama dengan soal –soal pre-
test. Data post-test akan diperiksa dulu dan diberi skor untuk setiap siswa, dan
dilihat konsep siswa, salah konsep yang terjadi bila masih ditemukan.
C. Subyek penelitian.
Subyek penelitian ini adalah siswa – siswa kelas XI SMAK Sang Timur
Yogyakarta
D. Waktu dan tempat penelitian.
Waktu : Agustus - September
Tempat : SMAK Sang Timur Yogyakarta
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
36
E. Metode pengumpulan data.
• Data pemahaman awal siswa ( pre-test )
Data pemahaman awal siswa diperoleh melalui pre-test. Pre-test dilakukan
sebelum pembelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi
tentang pemahaman awal siswa tentang gaya keatas pada zat cair. Hasil pre-test
dipakai untuk meyakinkan kepada peneliti bahwa siswa belum sungguh-sungguh
mengerti tentang suatu konsep yang akan dipakai dalam pembelajaran, sehingga
hasil dari proses pembelajaran yaitu konsep atau hukum merupakan proses
pembentukan siswa sendiri.
• Data wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengungkap pemahaman siswa secara
mendalam setelah melihat hasil dari pre-test dan postest . Wawancara yang akan
dilakukan bersifat bebas terstruktur yaitu bebas berarti peneliti bebas menanyakan
apa saja yang diperlukan dan siswa dapat dengan bebas menjawab, sedangkan
terstruktur berarti pertanyaan sudah dipersiapkan dan urutannya pun secara garis
besar telah dipersiapkan lebih dahulu sehingga peneliti dapat secara sistematis
bertanya dan menggali pemikiran siswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kemacetan saat wawancara dilakukan. Hasil wawancara akan direkam
menggunakan tape recorder dan akan ditranskip yang bersifat deskriptif. Bersifat
deskriptif karena analisisnya terbatas pada usaha mengungkapkan keadaan yang
terjadi sebagaimana adanya atau keadaan dimana siswa dapat merubah konsepnya
menjadi lebih baik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
37
• Data pemahaman akhir siswa ( post-test)
Data pemahaman akhir siswa diperoleh melalui post-test. Post-test
dilakukan setelah pembelajaran menggunakan metode eksperimen dilakukan.
Tujuan diadakannya post-test adalah untuk memperoleh hasil pemahaman siswa
setelah pembelajaran dilakukan. Hasil post-test dipergunakan untuk melihat
apakah ada perubahan pemahaman yang terjadi setelah pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dilakukan. Hasil pre-test akan dibandingkan
dengan post-test.
F. Instrumen Penelitian.
Instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis
yaitu sebagai berikut:
1. Instrument Pembelajaran
Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan peneliti dalam proses
pembelajaran di kelas baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam
penelitian ini instrumen tersebut adalah Hand out pembelajaran dan juga lembar
kegiatan eksperimen.
1.1 Hand-Out Pembelajaran
Hand-Out pembelajaran berisi materi yang akan dipelajari siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan hand-out untuk
pegangan dalam menjelaskan materi atau konsep gaya keatas pada zat cair.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
38
1.2. Bahan diskusi / kegiatan eksperimen
Bahan diskusi berisi tenteng kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa
selama pembelajaran. Bahan diskusi berupa langkah – langkah dalam melakukan
kegiatan eksperimen serta uraian – uraian soal yang akan dikerjakan oleh siswa
bersama kelompoknya. Bahan diskusi dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan
kegiatan yang akan dilakukan. Bahan diskusi dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Instrument Pengambilan Data
2.1. Soal pre-test dan post-test
Insturumen yang dipakai dalam penelitian ini berupa soal – soal uraian
yang dibuat oleh peneliti. Soal – soal berisi tentang konsep – konsep tentang gaya
keatas pada zat cair. Soal pretest dan post-test akan diberikan sebelum dan setelah
siswa menerima treatment. Pada setiap item soal akan diberkan skala CRI.
Adapun kisi – kisi soal yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
no no soal Pemahaman yang diukur
1 1,9,12 tenggelam
2 2,8,11 melayang
3 3,7,10 terapung
4 4,5,6 gaya ke atas
Tabel 2. 1. kisi – kisi soal.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39
2.2.CRI (Certainity of Response Index )
Untuk mengtahui tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal atau
konsep maka pada setiap item soal disertai dengan skala CRI (Certainty or
response index). Siswa dimainta mengisi atau melingkari setiap skala yang
diberika pada soal – soal test pemahaman. Tujuan dari skala CRI ini adalah untuk
melihat tingkat keyakinan jawababan siswa. Skala pengisian CRI ditentukan
sebagain berikut:
Skala Keyakinan siswa
0 Jawaban sepenuhnya menerka
1 jawaban menerka dengan mempertimbangkan
pengetahuan yang dimiliki
2 Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan
tetapi tidak yakin dengan kebenaran jawaban
Kekurangan
pengetahuan
3
Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan
dan yakin dengan kebenaran jawaban
4
Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan
dan sangat yakin dengan kebenaran jawaban
5
Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan
dan sangat yakin sekali dengan kebenaran
jawaban
Memiliki pengetahuan
Tabel 2.2. keyakinan jawaban siswa berdasarkan skala CRI.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
40
Untuk mengetahui siswa yang memiliki pemahaman benar, siswa yang
mengalami kurang pemahaman dan siswa yang mengalami miskonsepsi
digunakan ketentuan sebagai berikut :
Skor siswa Skala CRI rendah (0~2) Skala CRI tinggi (3~5)
2 Kurang pengetahuan Konsep benar
1 Kurang pengetahuan Kurang Pengetahuan
0 Kurang pengetahuan Miskonsepsi
Table2. 3. kriteria pengelompokan siswa berdasarkan CRI
CRI digunakan untuk membedakan jawaban siswa yang menjawab karena
menerka, siswa yang kurang pengetahuannya, siswa yang miskonsepsi, siswa
yang benar-benar mengerti konsep. Jika derajat kapastiannya rendah (skala CRI 0
– 2) ini menunjukkan bahwa penentuan jawaban lebih signifikan dengan kira-kira
baik jawaban itu benar atau salah, yang pasti disebabkan karena kekurangan
pengetahuan siswa. Jika CRInya tinggi (3 – 5) responden ini menunjukkan
kepercayaan yang tinggi pada hukum dan metode yang digunakan untuk sampai
pada jawaban, kalau jawaban itu salah, ini menunjukkan kesalahan menerapkan
pengetahuannya dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kesalahan
menerapkan metode atau hukum sehubungan dengan pertanyaan yang diberikan
ini menunjukkan indikasi adanya miskonsepsi. Sedangkan jika jawabannya benar,
berarti siswa dapat dikategorikan bahwa pemahamannya benar.Pada CRI ini
siswa diminta untuk memberikan derajat kepastian mereka dalam menyeleksi dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
41
memanfaatkan pengetahuan, konsep, atau hukum untuk menjawab suatu item
soal.
2.3.Transkip rekaman Wawancara ( audio )
Intrumen ini meliputi hasil wawancara (audio) bertujuan untuk
mengetahui proses perubahan pemahaman atau konsep siswa, prediksi-prediksi
siswa, gagasan-gagasan siswa dan proses berpikir siswa yang diungkapkan
melalui wawancara diagnosis selama mengalami proses pembelajaran. Dengan
rekaman audio ini peneliti juga dapat melihat sejauh apa pemahaman yang di
dapat siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode eksperimen
terbimbing.
G. Kualitas Instrumen.
Instrumen yang berupa pertanyan pretest dan posttest terlebih dahulu diuji
cobakan, tetapi sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing. Pertanyaan pretest dan posttest terlebih dahulu diuji cobakan
dimaksudkan untuk melihat apakah soal tersebut dapat dipahami siswa dan
memuat materi yang diajarkan dan sesuai dengan aspek yang akan dukur. Setelah
soal diuji cobakan maka hasil semua itu dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Berdasarkan kritikan, saran, dan petunjuk yang diberikan, semua instrumen siap
digunakan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
42
H. Metode analisis data.
1. Data Pretest dan Posttest ( pemahaman awal dan akhir )
Dari data pretest diharapkan dapat menunjukan pemahaman awal siswa.
Dari skala CRI yang diisikan oleh siswa pada lembar jawaban akan digunakan
untuk melihat apakah yang diisikan oleh siswa pada lembar jawaban akan
digunakan untuk melihat apakah siswa mengalami miskonsepsi atau kurang
pemahaman saja maupu pemahaman benar. Data pretest akan disajikan dalam
bentuk tabel. Setelah pembelajaran selesai maka akan diadakan post test untuk
melihat pemahaman siswa setelah pembelajaran dilakukan.
Setelah data hasil pretest dan posttest terkumpul , maka akan dilakukan
analisis terhadap hasil jawaban siswa. Dari hasil test tersebut akan dilihat langkah
– langkah siswa dalam menyelesaikan jawaban dan peneliti akan memberikan
skor sesuai jawaban yang sebenarnya yang terdapat dalam pedoman jawaban yang
telah dibuat peneliti pada saat membuat soal test. Data hasil pretest dan post test
akan dibandingkan untuk melihat apakah ada perubahan pemahaman setelah
pembelajaran . Pada setiap jawaban memiliki skor 2 jika jawaban dan penjelasan
benar, skor 1 jika jawaban benar tapi kurang lengkap / alasan salah , dan skor 0
jika jawaban dan alasan salah. Dari soal yang telah dibuat skor maksimal dari soal
adalah 24 dan skor minimalnya adala 0. Hasil pretest dan posttest akan diberikan
dengan menetukan skor total yang diperoleh siswa sebagai berikut:
%100Xmaksimalskor
siswadiperolehyangskorjumlahskorpersentase =
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
43
Tingkat pemahaman siswa diklasifikasikan dengan prosentase sebagai berikut :
Tabel 2.4. Klasifikasi pemahaman siswa berdasarkan skor
Untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat
pada penurunan persentase jawaban siswa yang tidak lengkap dan jawaban tidak
tepat (miskonsepsi) pada Post-Test dibandingkan dengan pada Pre-Test..
2. Data wawancara.
Setelah diperolah data pretest sudah dikoreksi maka untuk melihat
pemahaman siswa secara mendalam dan miskonsepsi siswa dilakukan wawancara.
Data wawancara ini akan dicatat dan digabungkan dengan data pretest. Agar
wawancara serta proses kegiatan berjalan dengan lancar dan terkendali maka
peneliti menggunakan Lembar kegiatan eksperimen yang isinya berupa
pertanyaan-pertanyaan dan langkah kegiatan. Wawancara juga bertujuan untuk
mengungkap bagaimana proses berpikir siswa sampai terbangunnya konsep yang
Persentase skor Tingkat pemahaman
87 – 100 Sangat baik
74 – 86 Baik
56 – 73 Cukup
31 – 55 Kurang
≤ 30 Sangat kurang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
44
baru. Pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara akan dianalisis secara kualitatif,
sehingga akan diperoleh sebuah gambaran tentang pembentukan konsep.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
45
BAB III
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.
A. Diskripsi penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan unuk melihat perubahan pemahaman siswa
tentang gaya ke atas pada zat cair.Penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2008 – September 2008 di awali dengan obseravasi dikelas yang akan
dilteliti dengan tujuan agar peneliti dapat meihat situasi dan keadaan kelas.
Selain itu juga agar tercipta keakraban antara peneliti dan siswa sehingga
penelitian dapat lancar. Peneliti melakukan uji coba soal pada sekolah yang
berbeda namun tingkatan kelas yang di uji sama yaitu kelas XI IPA.
Tujuannya adalah untuk melihat kualitas soal yang dijadikan instrumen
pengambilan data dalam penelitian. Pada uji coba soal semua partisipan dapat
menjawab pilihan jawaban yang telah ada namun dalam memberikan alasan
masih banyak yang salah. Peneliti tetap memakai soal yang sama dalam
pengambilan data. Setelah uji coba soal dilakukan, peneliti memberikan
pretest pada sekolah yang akan diteliti untuk melihat pemahaman awal siswa.
Data dari hasil pretest digunakan untuk mendesain kegiatan pembelajaran di
kelas.
Setelah melakukan pretest, peneliti memilih 4 orang partisipan yang
mempunyai miskonsepsi paling banyak dan juga nilai terendah. Kemudian
peneliti melakukan wawancara kepada 4 partisipan untuk mendalami
miskonsepsi yang terjadi pada siswa tersebut. Hasil wawancara dan pretest
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
46
digabung sebagai bahan melihat konsep awal siswa dan sebagai acuan untuk
desain pembelajaran
Peneliti melakukan treatment kepada 4 partisipan dengan menggunakan
metode eksperimen. Metode eksperimen ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam megatasi miskonsepsi yang didapat dari pretest dan hasil wawanara.
Setelah melakukan melakukan eksperimen peneliti melakukan posttest dan
wawancara dengan tujuan melihat pemahaman akhir siswa setelah kegiatan
pembelajaran menggunakan metode eksperimen dilakukan. Adapun jadwal
peneltian yang dilakukan :
⇒ Obseravasi : 8 Agustus 2008
⇒ Uji coba soal : 12 Agustus 2008
⇒ Pretest : 15 Agustus 2008
⇒ Wawancara I : 22 Agustus 2008
⇒ Kegiatan Pembelajaran : 10 - 11 September 2008
⇒ Posttest : 12 September 2008
⇒ Wawancara II : 13 September 2008
B. Pretest.
Pretest dilakukan di SMAK Sang Timur kelas XI IPA Yogyakarta. Jumlah
siswa yang mengikuti peretest adalah 11 orang. Soal pada pretest berkaitan
dengan pemahaman tentang gaya ke atas pada zat cair yang dilengkapi dengan
skala CRI untuk melihat tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal.
Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan pretest adalah 90
menit dan dilaksanakan pada jam pelajaran fisika. Pretest digunakan untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
47
melihat pemahaman awal siswa dan juga untuk meilih partisipan yang akan
dijadikan treatment. Adapun hasil pretest dapat dilihat pada tabel 3.1.
Pengitungan skor diperoleh melalui hasil penghitungan menggunakan
persamaan dibawah :
Dari analisis hasil pretest pada siswa kelas XI terhadap jawaban dan alasan
yang diberikan oleh siswa pada saat test diperoleh skor rata – rata kelas adalah
25,48% dengan persentase skor tertinggi yang diperoleh adalah 29,16% dan
yang terendah adalah 24%. Frekuensi skor tertinggi dimiliki oleh 5 siswa dan
frekuensi skor terendahnya dimiliki oleh 2 siswa. Berdasarkan skor dari
masing – masing siswa diperoleh tingkat pemahaman awal siswa seluruhnya
sangat kurang. Skor yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.1
%100Xmaksimalskor
siswadiperolehyangskorjumlahskorpersentase =
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
48
Tabel 3.1. Persentase Jumlah Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Prosentase Skor
Jumlah Skor
Kode
siswa
Jawaban
dan alasan
benar
Jawaban
benar
Total
skor
Persentse
skor
Tingkat Pemahaman siswa
berdasarkan Prosentase
Skor
1 0 5 5 20,83% Sangat kurang 2 0 7 7 29,16% Sangat kurang 3 0 5 5 20,83% Sangat kurang 4 0 7 7 29,16% Sangat kurang 5 0 6 6 24% Sangat kurang 6 0 5 5 20,83% Sangat kurang 7 1 5 7 29,16% Sangat kurang 8 1 4 6 24% Sangat kurang 9 0 7 7 29,16% Sangat kurang 10 1 5 7 29,16% Sangat kurang 11 0 6 6 24% Sangat kurang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
49
Tabel 3.2 Persentase Konsep Benar, Kekurangan Pengetahuan dan Miskonsepsi Berdasarkan Jawaban Siswa dan
CRI Dari Data Pretest
Jawaban siswa
Kekurangan pengetahuan Konsep benar
Jawaban dan alasan benar
Jawaban benar Jawaban salah
Miskonsepsi Kode siswa
Jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase 1 0 0% 0 0% 5 41,66% 5 41,66% 2 16,66% 2 0 0% 0 0% 7 58,33% 4 33,33% 1 8,33% 3 0 0% 0 0% 5 41,66% 7 58,33% 0 0% 4 0 0% 0 0% 7 58,33% 2 16,66% 3 25% 5 0 0% 0 0% 6 50% 0 0% 6 50% 6 0 0% 0 0% 5 41,66% 7 58,33% 0 0% 7 1 8,33% 0 0% 5 41,66% 0 0% 6 50% 8 1 8,33% 0 0% 4 33,33% 0 0% 7 58,33% 9 0 0% 0 0% 7 58,33% 1 8,33% 4 33,33%
10 0 0% 1 8,33% 5 41,66% 6 50% 0 0% 11 0 0% 0 0% 6 50% 6 50% 0 0%
Jumlah 16,66% 8,33% 516,62% 316,64% 241,65% Rata - rata 1,514%
0,757%
46,96%
28,78%
21,96%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
50
Pada lembaran soal tiap – tiap soal diberikan skala CRI untuk melihat
persentase konsep benar, kurang pengetahuan, dan miskonsepsi dari masing – masing
soal. Data hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2. Untuk mengetahui persentase
dari konsep benar, kurang pengetahuan, dan miskonsepsi dari setiap siswa dan setiap
soal maka dilakukan perhitungan pada hasil pretest yang diberikan siswa. Dari
analisis perhitungan di ketahui bahwa rata – rata persentase dari miskonsepsi siswa
berdasarkan CRI pada kelas XI adalah 21,96%. Miskonsepsi tertinggi yang dimiliki
siswa adalah 58,33% dan yang terendah adalah 0%. Sedangkan rata – rata konsep
benar adalah 1,514% dengan persentase teringgi adalah 8,33% dimana frekuensinya
hanya 2 siswa dan terendah adalah 0%. Untuk kekurangan pengetahuan pada jawaban
benar dan alasan benar persentase rata – ratanya adalah 0,757% dengan persentase
tertinggi 8,33% dimana frekuensinya hanya 1 siswa dan yang terendah 0% di mana
frekuensinya 10 siswa. sedangkan untuk siswa yang mengalami kekurangan
pengetahuan namun dapat memberikan jawaban benar, persentase rata-ratanya adalah
46,96% dengan persentase tertinggi 58% dan terendah 33,33%. Pada siswa yang
mengalami kekurangan pengetahuan dan tidak dapat memberikan pilihan jawaban
yang benar, persentase rata-ratanya adalah 28,78% dengan persentase tertinggi
58,33% dan terendah 0%.
Dari data di atas ( tabel 3.2 ), dapat diketahui bahwa pengetahuan awal yang
dimiliki siswa kelas XI pada materi Gaya ke atas pada zat cair kurang. Dapat dilihat
bahwa persentase kekurangan pengetahuan di mana siswa menjawab salah adalah
28,78% dan persentase dari miskonsepsi adalah 21,96%. Pada bagian ini siswa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
51
dianggap tidak bisa atau salah dalam menjawab pertanyaan. Jika dijumlahkan maka
hasil yang didapat adalah 50,38 %. Jika dimasukkaan kedalam kualifikasi
pemahaman, maka diperoleh suatu hasil bahwa tingkat pemahaman awal siswa pada
materi gaya ke atas pada zat cair adalah kurang. Hal ini dapat dikuatkan lagi dimana
kekurangan pengetahuan siswa namun dapat menjawab dengan benar adalah 46,96%
sehingga tingginya persentasi kekuarangan pengetahuan namun dapat menjawab
benar ini lebih kecil dari persentasi kekurangan pengetahuan dengan jawaban salah
dan miskonsepsi. Dari persentase diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan yang
dimiliki siswa hanya berusaha mengingat tanpa mengerti sehingga tidak dapat
memberikan jawaban benar dan alasan benar di mana persentase yang ada hanya
0,757% dan yang mempunyai konsep benar hanya 2 siswa saja dengan persentase
masing – masing 8,33% dari 12 soal yang diberikan.
Berdasarkan tabel 3.3 jumlah persentase jawaban siswa untuk setiap nomor
soal miskonsepsi banyak terjadi pada soal nomor 12 yamg mencapai 54,54%. Pada
soal nomor 12 berkaitan dengan pemahaman pada konsep benda tenggelam. Pada
soal nomor 12 siswa dihadapkan pada sebuah gambar dan diminta untuk menberikan
gaya – gaya pada benda saat benda tenggelam didalam zat cair. Siswa banyak yang
tidak dapat menjawab dan memberikan alasan pada persoalan tersebut. Miskonsepsi
terendah pada soal nomor 2 dan 3 dengan perentase 0%. Soal no 2 dan 3 masing –
masing berkaitan dengan konsep melayang dan terapung. Pada soal ini siswa diminta
menjawab bagaimana suatu benda di dalam zat cair dapat dikatakan terapung dan
melayang. Pada soal nomor 2 dan 3 siswa lebih banyak menjawab soal dengan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
52
jawaban benar tetapi tidak dapat memberikan alasannya. Siswa yang menjawab benar
dan tidak dapat memberikan alasannya pada soal nomor 2 dan 3 mencapai 90,90%
dari 11 siswa.
Persentase jawaban salah karena kekurangan pengetahuan yang paling banyak
terjadi pada soal nomor 11 yang mencapai 63,63% dan yang terendah terjadi ada soal
nomor 1 dan 3 sebesar 0%. Pada soal nomor 11 berkaitan dengan pemahaman pada
konsep melayang. Soal nomor 11 menjelaskan tentang bagaimana siswa
menggambarkan vektor gaya yang bekerja pada benda saat benda melayang. Soal no
1 dan 3 masing – masing berkaitan dengan konsep benda tenggelam dan benda
terapung. Pada soalan ini siswa diminta menjawab bagaimana suatu benda didalam
zat cair dapat dikatakan tenggelam dan terapung.
Persentase jawaban benar tetapi tidak dapat memberikan alasan karena
kekurangan pengetahuan yang paling banyak terjadi pada soal nomor 2,3,dan 9. Pada
soal nomor 2 dan 3 berkaitan dengan pertanyaan masing – masing bagaimana suatu
benda dapat dikatakan melayang dan terapung dalam zat cair. Siswa yang menjawab
benar pada soal nomor 2 dan 3 mencapai 90,90%. Pada soal nomor 9 berkaitan
dengan analisis dan pembuktian pada saat benda tenggelam. Siswa yang benar dalam
menjawab soal nomor mencapai 90,90 % dan yang terendah pada soal 10,11,dan 12
sebesar 0%. Pada soal ini berkaitan dengan bagaimana menggambarkan vekotor –
vektor gaya yang bekerja pada saat benda tenggelam, melayang dan terapung pada
saat didalam zat cair.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
53
Presentase jawaban benar dan alasan benar terdapat pada soal nomor 4 yang
hanya mencapai 9,09% dari 11 siswa yang mengikuti test. Pada soal nomor 4lebih
banyak terjadi miskonsepsi dan jawban salah.
Dari paparan analisis terhadap tabel 3.3 miskonsepsi banyak terjadi pada saat
siswa menggambarkan vektor gaya pada benda saat benda berada dalam zat cair.
Konsep tersebut terdapat pada soal no 10,11, dan 12 Ini menunjukkan indikasi bahwa
siswa hanya menghafal atau hanya menjawab berdasarkan kekurang pengetahuan.
Siswa rata – rata dapat menjawab keadaan benda pada saat didalam zat cair dan dapat
dilihat dari jumlah presentase siswa yang menjawab benar pada soal nomor 1,2, dan 3
tetapi tidak mengerti bagaimana arah vektor gaya - gaya yang ada pada benda. Pada
soal nomor 4,5, dan 6 siswa kebanyakan menjawab salah tentang gaya ke atas pada
zat cair. Pada soal 7,8, dan 9 siswa kebanyakan siswa dapat menjawab benar tetapi
tidak dapat membuktikan. Soal nomor 7,8,dan 9 berkaitan dengan syarat benda
terapung, tenggelam,dan melayang dalam zat cair dan dapat membuktikan. Jadi,
dapat diketahui bahwa siswa hanya bersifat menghafal rumus saja tanpa bisa
membuktikanya. Secara keseluruhan pemahaman awal siswa tentang gaya ke atas,
melayang, terapung, dan tenggelam sangat kurang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
54
Tabel 3.3 Jumlah Persentase Jawaban Siswa Pada Saat Pretest Untuk Setiap Nomor Soal Berdasarkan CRI
Konsep benar Kekurangan pengetahuan Miskonsepsi
Jawaban dan
alasan benar Jawaban benar Jawaban salah
No
soal
Jumlah persentase Jumlah persentase Jumlah persentase Jumlah persentase Jumlah persentase
1 0 0% 0 0% 9 81,81% 0 0% 2 18,18%
2 0 0% 0 0% 10 90,90% 1 9,09% 0 0%
3 1 9,09% 0 0% 10 90,90% 0 0% 0 0%
4 0 0% 1 9,09% 1 9,09% 6 54,54% 3 27,27%
5 0 0% 0 0% 4 36,36% 3 27,27% 4 36,36%
6 1 9,09% 0 0% 6 54,54% 3 27,27% 1 9,09%
7 0 0% 0 0% 3 27,27% 6 54,54% 2 18,18%
8 0 0% 0 0% 9 81,81% 1 9,09% 1 9,09%
9 0 0% 0 0% 10 90,90% 0 0% 1 9,09%
10 0 0% 0 0% 0 0% 6 54,54% 5 45,45%
11 0 0% 0 0% 0 0% 7 63,63% 4 36,36%
12 0 0% 0 0% 0 0% 5 45,45% 6 54,54%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
55
C. Pemahaman awal siswa setetelah wawancara dan pretest.
Berdasarkan hasil jawaban pretest dan jawaban dari hasil wawancara, maka
didapatkan pemahaman awal siswa yang menunjukan adanya miskonsepsi:
1. Pemahaman siswa tentang gaya ke atas.
• Gaya ke atas adalah gaya tekan yang diberikan oleh benda benda kepada zat
cair. Anggapan siswa tersebut salah. Gaya ke atas tersebut adalah gaya yang
diberikan oleh zat cair kepada benda akibat gaya tekan yang diberikan zat cair
kepada benda yang arahnya ke atas.
• Yang mempengaruhi gaya ke atas adalah berat dan massa benda.
• Siswa beranggapan ketika benda masuk ke dalam zat cair maka benda
mendapat gaya berat dan gaya aksi – reaksi.
2. Pemahaman siswa tentang benda terapung, melayang dan tenggelam.
• Pada keadaan benda terapung, melayang dan tenggelam siswa menganggap
bahwa volume zat cair yang didesak oleh benda akan lebih besar daripada
volume benda. Sehaarusnya pada masing – masing keadaan volume zat cair
yang didesak bergantung pada volume benda yang tercelup.
• Anggapan siswa pada saat wawancara gaya – gaya yang bekerja pada saat
benda terapung, melayang, dan tenggelam adalah gaya tekan, gaya ke bawah,
gaya tarik menarik. Siswa belum memahami arti benda pada keadaan
setimbang. Pada keadaan benda terapung dan melayang gaya yang bekerja
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
56
adalah gaya ke atas dan gaya berat benda. Gaya – gaya yang bekerja pada saat
benda tenggelam adalah gaya berat, gaya ke atas dan gaya normal pada saat
benda menyentuh dasar.
• Dalam menggambarkan gaya – gaya siswa masih mengalami kesalahan.
Siswa sebagian besar tidak dapat menggambarkan gaya – gaya yang bekerja
pada saat benda melayang, terapung, tenggelam secara lengkap.
• Siswa beranggapan bahwa gaya berat adalah gaya ke bawah yang
menyebabkan benda bergerak kebawah dan gaya ke atas adalah gaya tekanan
ke atas yang berasal dari benda.
D. Pembelajaran.
Metode yang digunakan untuk mengatasi miskonsepsi yang ditemukan pada
siswa adala metode eksperimen terbimbing. Tujuan dari metode ini adalah siswa
dapat mengkonstruksikan pemahamannya sampai siswa benar – benar mengetahui
fakta yang ada tentang gaya ke atas pada zat cair. Dalam pembelajaran dibagi
berdasarkan 7 kegiatan :
⇒ Kegiatan I .
Pada kegiatan I ini bertujuan agar siswa dapat membedakan tentang
pengertian berat dan massa. Siswa belum bisa membedakan ke dua hal
tersebut. Pada kegiatan ini, peneliti hanya mengajak siswa berdiskusi. Peneliti
mengawali pembelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa ” apa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
57
perbedaan antara berat dan massa?” tidak ada satupun siswa yang dapat
menjawab pertanyaan dari peneliti. Kemudian peneliti menyuruh salah satu
siswa untuk menimbang massa balok kayau yang telah disediakan oleh
peneliti. Lalu peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa :
Peneliti : berapa nilainya ?
Siswa : 75 gram mas...
Peneliti : nilai tersebut berat atau massa...
Siswa : berat..
Peneliti : coba kamu ukur dengan neraca pegas tersebut! Berapa nilainya?
Siswa : 0,75 Newton mas..
Peneliti : nah, itu nilai apa ?
Siswa : gak tau mas.
Setelah siswa mengukur nilai dari berat dan massa siswa juga belum
dapat mengerti perbedaannya. Kemudian peneliti menjelaskan bahwa
kegunaan neraca pegas adalah untuk mengukur berat dan timbangan untuk
mengukur masa. Peneliti menuliskan dipapan tulis simbol untuk berat benda
adalah W dan simbol untuk massa benda adalah m. Peneliti menanyakan
kepada siswa sambil menuliskan dipapan tulis, ” bagaimana persamaan W ?”
seluruh partisipan dapat menjawab ” mxg mas ...”. dari jawaban siswa peneliti
menjelaskan di papan tulis dan bersama – sama siswa menganalisis sampai
akhirnya ditemukan hasil perkalian satuan masa dan percepatan grafitasi
adalah kgm/s2 yaitu Newton. Dari satuan tersebut siswa bisa memahami
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
58
bahwa satuan untuk berat dalam SI adalah Newton dan satuan untuk massa
dalam SI adalah Kg. Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan lagi, “ mana
pernyataan saya benar, berat apel 1 kg atau massa apel 1 kg ?” jawaban
siswa “ massa 1 kg mas ...” dari jawaban siswa tersebut siswa sudah bisa
menjelaskan perbedaan massa dan berat tetapi masih mengerti berdasarkan
satuannya. Kemudian peneliti masih terus mengejar siswa dengan pertanyaan
– pertanyaan yang telah disiapkan peneliti. “ pada saat mengukur berat,
apakah benda dipengaruhi gaya gravitasi ?” siswa menjawab “iya” lalu
peneliti melanjutkan lagi “ mengapa ?“ siswa lain menjawab :” ya karena
pada saat diukur benda tergantung di udara dan arah beratnya kebawah mas,
jadi gaya gravitasi membuat benda teratrik kebawah…”
Dari jawaban siswa dan nilai benda yang diukur tadi tersebut peneliti
langsung mengajak siswa menyimpulkan bahwa berat adalah gaya tarik bumi
yang bekerja pada benda yang mempunyai massa yang besarnya adalah
massa dikalikan percepatan gravitasi yang besarnya 10 m/s2 dan satuannya
Newton ( N ) dan massa adalah nilai ukur/ ukuran banyaknya zat yang
terkandung dalam suatu benda.
Sampai kesimpulan tersebut ditemukan siswa sudah paham bahwa berat
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi dan massa hanya nilai yang ada pada
benda.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
59
⇒ Kegiatan II
Pada kegiatan II , dimaksudkan agar siswa dapat memahami bahwa gaya
ke atas disebabkan oleh tekanan oleh zat cair yang diberikan ke benda.
Peneliti meminta partisipan untuk memasukkan bola kedalam air dan
menahannya. Peneliti mengajukan pertanyaan ” apa yang kamu rasakan pada
saat menahan bola tadi kedalam zat cair? ” semua partisipan menjawab ”
bolanya seperti menekan balik mas”. Berdasarkan jawaban partisipan peneliti
menanyakan lagi ” apa yang menyebabkan benda terasa menekan balik ?”
dari pertanyaan tersebut semua partisipan bisa menjawab bahwa yang
menyebabkannya adalah zat cair. Kemudian peneliti melanjutkan lagi
seandainya bola dilepas arah tekannya kemana seluruh partisipan menjawab
benar yaitu ke atas. Dari percobaan tersebut peneliti meminta semua
partisipan menjawab pertanyaan pada LKS yang telah disediakan oleh
peneliti. Dari pertanyaan – pertanyaan tersebut peneliti mengajukan
pertanyaan berdasarkan tujuan bahwa gaya ke atas adalah gaya yang diberikan
oleh zat cair kepada benda yang arahnya ke atas.
⇒ Kegiatan III.
Pada kegiatan III, tujuannya adalah siswa dapat memahami pengertian zat
cair yang didesak dan dapat menyimpulkan Hukum Archimedes. Kegiatan
diawali dengan meminta siswa mengukur berat sebuah benda dengan
menggunakan neraca pegas. Setelah partisipan mendapatkan nilai dari berat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
60
benda tersebut peneliti meminta partisipan untuk mencelupkan benda yang
masih tergantung pada neraca pegas kedalam air. Peneliti mengajukan
pertanyaan apa yang terjadi pada zat cair. Kemudian siswa menjawab
pertanyaan pada LKS. Berdasarkan jawaban dari partisipan semuanya
menjawab air tumpah ketika ada benda yang masuk.
Peneliti : ketika kalian memasukkan benda kedalam wadah
apa yang terjadi pada air ?
Partisispan : airnya tumpah mas…
Peneliti : air yang tumpah itulah yang disebut sebagai zat cair
yang dipindahkan atau didesak oleh benda…
Peneliti : jadi. Berapa beratnya ?
Setelah pertanyaan itu, siswa langsung mengukur beratnya. Siswa masih
bingung bagaimana cara menghitung berat zat cair yang tumaph. Peneliti
menanggapi hal itu dan menjelaskan untuk menghitungnya berat gelas yang
sudah terisi air dikurangi berat gelas pada saat masih kosong. Hasil nya adalah
berat zat cair yang didesak tadi. Siswa akhirnya mendapatkan nilai beratnya.
Setelah itu, peneliti meminta siswa untuk melihat nilai berat benda pada saat
dicelupkan kedalam zat cair. Lalu peneliti meminta siswa untuk mehitung
besarnya gaya ke atas pada benda. Siswa mengalami kebingungan. Peneliti
menjelaskan untuk menghitung gaya ke atasnya adalah selisih berat benda di
udara dikurangi berat benda didalam zat cair. Siswa dapat memahami. Peneliti
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
61
meminta siswa menghitung dan membandingkan gaya ke atas dengan berat
zat cair tersebut.
Peneliti : bagaimana hubungan antara gaya ke atasnya dengan berat
zat cair yang tumpah tadi ?
Partisipan : nilainya hampir sama..sekitar 0,45 N juga.
Peneliti : jadi apa yang dapat kamu simpulkan ?
Dari pertanyaan peneliti tadi sebagian partisipan hampir dapat menjawab
dengan sempurna. Kemudian peneliti membantu menyempurnakan jawaban
partisipan bahwa berat gaya ke atas sama dengan berat zat cair yang didesak.
Pada akhirnya peneliti mencoba untuk bertanya kepada partisipan
bagaiman bunyi hukum Archimedes. Dari percobaan atau eksperimen yang
dilakukan, peneliti mengajak siswa menyimpulkan sendiri tentang hukum
Archimedes. Sebagian partisipan menjawab saat benda masuk ada gaya ke
atas yang besarnya sama dengan air yang tumpah. Kemudian, peneliti
menyempurnakan jawaban siswa Bila sebuah benda dimasukkan sebagian
atau seluruhnya kedalam zat cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya
ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang didesaknya atau
dipindahkan.
⇒ Kegiatan IV.
Pada kegiatan IV siswa diajak untuk menemukan faktor – faktor yang
mempengaruhi nilai gaya ke atas. Kegiatan di awali dengan penjelasan dari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
62
peneliti bahwa berat dan masa benda tidak mempengaruhi nilai dari gaya ke
atas. Peneliti mengambil contoh pengandaian misalkan sebuah besi dengan
berat yang berbeda dicelupkan kedalam zat cair yang sama masa jenisnya besi
akan tetap tenggelam. Sementara massa hanya mempengaruhu berat sebuah
benda. Setelah siswa benar – benar paham peneliti meminta siswa
mencelupkan benda yang beratnya telah diketahui pada 2 jenis zat cair yang
berbeda massa jenisnya. Peneliti meminta siswa untuk mencatat nilai gaya ke
atas benda pada 2 jenis zat cair yang berbeda massa jenisnya. Dari kegiatan
tersebut siswa diminta peneliti untuk menjelaskan bagaiman pengaruhnya
terhadap gaya keatasnya.
Kegiatan dilanjutkan pada volume benda yang berbeda sehingga nilai
benda yang tercelup juga berbeda. Peneliti meminta siswa untuk mecelupkan
benda yang volumenya lebih kecil kedalam air dan siswa menganalisis nilai
gaya ke atasnya. Peneliti kemudian meminta siswa mencelpukan volume
benda yang lebih besar dan menganalisis gaya ke atasnya. dari percobaan
tersebut siswa diminta untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi
nilai gaya ke atas dan menjelaskan pengaruhnya.
⇒ Kegiatan V
Pada kegiatan V siswa diajak untuk memahami konsep tenggelam pada
saat benda berada didalam zat cair. Peneliti meminta siswa untuk
mencelupkan suatu benda yang dapat tenggelam didalam zat cair. Peneliti
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
63
meminta siswa menjelaskan bagaimana volume benda yang tercelup dan
berapa besarnya volume zat cair yang didesak oleh benda. Kemudian peneliti
meminta siswa menjawab gaya – gaya apa saja yang bekerja pada benda pada
saat benda tenggelam. Semua partisipan hanya menjawab gaya yang bekerja
adalah gaya berat dan gaya ke atas. Partisipan tidak dapat menyebutkan ada
gaya Normal ( N) pada saat benda tenggelam. Kemudian peneliti meminta
salah seorang partisipan untuk menekan meja dan menanyakan apa yang
dirasakan.
Peneliti : apa yang kamu rasakan pada saat menekan meja?
Partisipan : rasanya ada yang mendorong balik tangan saya mas..
Peneliti : mendorong ? maksudnya apa?
Partisipan : jadi saat saya menekan ada tekanan balik dari meja..
Penelliti : coba kamu gambarkan dipapan ?
Pada saat siswa diminta untuk menggambarkan siswa mengalami
kebingungan. Siswa tidak mengerti bagaimana cara menggambarkannya.
Kemudian, peneliti mencoba mengajukan pertanyaan – pertanyaan sama tetapi
diandaikan benda didalam zat cair.
Peneliti : apakah benda menyentuh dasar bejana ?
Partisipan : Iya..
Peneliti : kira – kira saat benda didaasar bejana apakah benda menekan
dasar bejana ?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
64
Partisipan : iya..
Peneliti : apakah dasar bejana memberikan tekanan juga kepada benda?
Setelah pertanyaan tersebut salah satu siswa menjawab bahwa dasar
bejana juga memberikan tekanan pada benda. Ketika peneliti bertanya gaya
apa yang bekerja pada kejadian tersebut partisipan menyebutkan gaya aksi –
reaksi. Dari jawaban siswa terebut, peneliti menjelaskan pada keadaan
tersebut benda mendapatkan gaya normal yang arahnya tegak lurus bidang
tekan.
Setelah siswa benar – benar mengerti, peneliti meminta siswa langsung
menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada benda saat benda tenggelam.
Kemudian peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan – pertanyaan yang
ada di LKS. Setelah semuanya selesai peneliti menjelaskan tentang keadaan
benda pada saat benda tenggelam
⇒ Kegiatan VI
Pada kegiatan VI siswa diharapkan dapat menjelaskan sebuah benda
dalam keadaan melayang. Karena keterbatasan bahan agar benda tenggelam
kemudian peneliti hanya menggambarkan benda melayang di papan tulis.
peneliti bertanya kepada partisipan “bagaimana volume zat cair yang terdesak
oleh benda ?” keempat partisipan langsung dapat menjawab dengan benar
karena volume benda tercelup seluruhnya maka volume zat cair yang terdesak
atau dipindahkan oleh benda akan sama dengan volume benda. Kemudian
peneliti meminta partisipan menyebutkan gaya – gaya yang bekerja pada saat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
65
benda melayamg. Partisipan menjawab benar bahwa gaya yang bekerja gaya
ke atas dan gaya berat benda. Lalu peneliti melanjutkan lagi pertanyaan
“bagaimana hubungan antara gaya berat dan gaya keatas?”. Partisipan tidak
dapat menjawab. Lalu peneliti tidak dapat melanjutkan perteanyaan berikut.
Peneliti harus menjelaskan dahulu kondisi benda pada keadaan setimbang.
Pada keadaan setimbang sebuah benda tidak bergerak lagi. Peneliti meminta
siswa untuk menggantungkan sebuah benda pada neraca pegas. Lalu peneliti
mengajukan pertanyaan :
Peneliti : pada saat benda digantung apakah bendanya terus bergerak turun?
Partisipan : gak mas..
Peneliti : lah yang membuat benda bergerak kebawah apa?
Partisipan : beratnya mas..
Peneliti : tadi berat dipengaruhi oleh apa?
Partisispan : gaya grafitasi bumi.
Peneliti : betul, nah sekarang bendanya bagaimana?
Partisipan : tergantung..
Peneliti : maksudnya terus kbawah atau diam...?
Partisipan : diam
Peneliti :kalau diam tandanya apa?
Partisipan : ya beratnya cuma segitu ..
Peneliti : berarti udah gak mungkin lagi kebawah ?
Partisipan : iya..
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
66
Setelah tanya jawab dilakukan peneliti menjelaskan bahwa benda diam
karena gaya kebawahnya sudah sama dengan gaya ke atasnya. Peneliti
meminta untuk menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada benda saat
benda melayang.
Lalu peneliti menjelaskan kondisi benda pada saat melayang dan semua
yang siswa ketahui dijawab melalui pertanyaan – pertanyaan yang ada di
LKS.
⇒ Kegiatan VII.
Pada kegiatan VII bertujuan agar siswa dapat mejelaskan kondisi benda
pada saat terapung. siswa diminta untuk mengamati keadaan benda tersebut.
Dengan langkah – langkah pada kegiatan V dan VI. Siswa diminta untuk
mengamati dan menjawab semua pertanyaan yang ada di LKS. Pada kegiatan
VII tidak ditemukan kendala karena siswa sudah memahami keadaan benda
pada saat benda tenggelam dan terapung. pada akhir kegiatan peneliti
menjelaskan bagaiman kondisi benda saat benda terapung.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
67
E. Posttest
Tabel 3.4. Persentase Jumlah Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Prosentase Skor pada saat pretest
dan posttest
Skor maksimal soal pretest dan posttest = 24
Jumlah Skor
Jawaban dan
alasan benar Jawaban benar Total skor Persentse skor
Tingkat Pemahaman
siswa berdasarkan
Prosentase Skor
Kode
siswa
pretest posttest pretest posttest pretest posttest pretest posttest pretest posttest
3 0 7 5 5 5 19 20,83% 79,16% Sangat kurang
Baik
7 1 6 5 6 7 18 29,16% 75 % Sangat kurang
Baik
8 1 5 4 5 6 15 24% 62,5% Sangat kurang
Cukup
9 0 10 7 2 7 22 29,16% 91,66% Sangat kurang
Sangat baik
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
68
Setelah partisipan melakukan pembelajaran, untuk melihat tingkat keberhasilan
partisipan maka peneliti mngadakan test akhir atau posttest. Bentuk soal disamakan
dengan soal – soal pretest. Berdasarkan hasil posttest, didapatkan hasil seperti pada
tabel 3.4. Pada tabel dapat dilihat persentase skor tertinggi pada saat posttest adalah
91,66 % dan persentase skor terendah adalah 62,5%. Skor rata – rata dari keempat
partisipan pada saat pretest adalah 25, 78 % dan jika dimasukkan kedalam kualifkasi
pemahaman, tingkat pemahaman partisipan sebelum pembelajaran sangat kurang.
Setelah pembelajaran, skor rata – rata yang diperoleh partisipan adalah 77,08% dan
jika dimasukkan kedalam kulaifikasi pemahaman, tingkat pemahaman partisipan
mengenai gaya ke atas pada zat cair baik. Peningkatan persentase perubahan
pemahaman sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 202,52%. Persentase
peningkatan di peroleh melalui perhitungan :
%100xpretestratarata
pretestratarataposttestratarataselisih
−
−−−
Hal ini menunjukan bahwa peningkatan pemahaman siswa tentang gaya ke atas
pada zat cair menjadi lebih baik setelah pembelajaran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
69
Tabel 3.5 .Persentase Konsep Benar, Kekurangan Pengetahuan dan Miskonsepsi Berdasarkan Jawaban Siswa dan
CRI Dari Data posttest
Jawaban siswa
Kekurangan pengetahuan Konsep benar
Jawaban dan alasan benar
Jawaban benar Jawaban salah
Miskonsepsi Kode siswa
Jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase jumlah persentase 3 5 41,66% 2 16,66% 5 41,66% 0 0% 0 0% 7 7 58,33% 0 0% 5 41,66% 0 0% 0 0% 8 5 41,66% 0 0% 5 41,66% 0 0% 2 16,66% 9 9 75% 1 8,33% 2 16,66% 0 0% 0 0%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
70
Untuk mengetahui persentase konsep benar, kekurangan pengetahuan, dan
miskonsepsi yang terjadi setelah pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.5. Pada saat
sebelum pembelajaran partisipan 3 memiliki kekurangan pengetauan jawaban dan
alasan salah sebesar 58,33% dan jawaban benar namun alasan salah sebesar 41,66%
tanpa mempunyai konsep benar. Setelah pembelajaran, partisipan 3 mengalami
peningkatan konsep benar sebesar 41,66% juga pada jawaban benar dan alasan benar
namun kurang pengetahuan partisipan 3 mengalami peningkatan sebesar 16,66%.
Partisipan 3 tidak memiiliki miskonsepsi maupun jawaban salah akibat kekurangan
pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setelah pembelajaran.
Pada partisipan 7 sebelum pembelajaran memiliki miskonsepsi sebesar 50%
namun tetap memiliki konsep benar 8,33%, jawaban dan alasan benar sebesar
41,66%. Setelah pembelajaran partisipan 7 mengalami peningkatan pada konsep
benar sebesar 58,33 %. Selisih peningkatan konsep benar pada partisipan 7 adalah
50%. Setelah pembelajaran partisipan 7 tidak lagi mengalami miskonsepsi. Ini
menunjukkan bahwa setelah pembelajaran, pemahaman partisipan 7 menjadi lebih
baik.
Pada partisispan 8 setelah pembelajaran mengalami miskonsepsi sebesar 16,66
%. Miskonsepsi ini terjadi pada saat posttest. Seblum pembelajaran miskonsepsi pada
partisipan 8 memiliki miskonsepsi sebesar 58,33 %. Setelah pembelajaran, penurunan
miskonsepsi siswa tersebut disertai dengan konsep benar sebesar 41,66% dan
jawaban benar dan alasan salah sebesar 41,66 %. Peneingkatan konsep benar sebelum
dan sesudah pembelajaran sebesar 33,33 % yang dan jawaban benar alasan salah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
71
sebesar 8,33 %. Sementara penurunan miskonsepsi yang dialami siswa sebesar 41,
67%. Semakin besar nilai penurunan miskonsepsi tersebut, maka siswa dianggap
memahami atau mengalami peningkatan yang besar. Ini menunjukan bahwa
pemahaman siswa meningkat namun tidak bisa dikategorikan baik karena siswa
masih mengalami miskonsepsi dan kekurangan pengetahuan.
Pada partisipan 9, setelah pembelajaran konsep benar yang dimiliki sebesar
75% , jawaban benar dan alasan benar namun kurang pengetahuan sebesar 8,33 %.
Sebelum pembelajaran partisipan tidak memiliki konsep benar, jawaban dan alasan
benar. Peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah pembelajaran sangat significan.
Sebelum pembelajaran partisipan 9 memiliki kekurangan pengetahuan pada jawaban
benar sebesar 58,33% namun setelah pembelajaran berkuarang menjadi 16,66%.
Perbandingan nilai tersebut dapat diketahui setalah pembelajaran partisipan 9
mengalami peningkatan pemahaman karena memiliki konsep benar yang cukup baik.
Setelah pembelajaran, tidak ada miskonsepsi dan jawaban salah yang didapatkan pada
partisipan 9
Pada tabel 3.6 merupakan analisis pemahaman siswa setiap nomor soal
berdasarakan CRI. Pada saat sebelum pembelajaran hampir setiap nomor soal
mengalami miskonsepsi. Siswa tidak dapat menjawab setiap soal dengan benar tetapi
siswa mempunyai keyakinan tinggi. Setelah pembelajaran, hampir semua soal dapat
dijawab oleh siswa. Hanya nomor 11 dan 12 saja yang mengalami miskonsepsi. Pada
soal terebut siswa diminta untuk menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
72
benda masing – masing pada saat benda melayang dan tenggelam. Siswa
menggambarkan gaya ke atasnya salah.
Setelah pembelajaran, jawaban salah karena kekurangan pengetahuan tidak ada
untuk setiap nomor soal. ini menunjukkan bahwa dalam menjawab soal siswa sudah
benar – benar memahami. untuk konsep benar, setiap nomor soal mengalami
peningkatan yang baik setelah pembelajaran. Indikasi ini menunjukkan siswa dapat
menjawab setelah pembelajaran. Jawaban siswa rata – rata hampir semuanya
sempurna. Pada konsep benar persentase tertinggi adalah 100% dan terendah 0%.
Persentase terendah pada soal nomor 7 dan 9 karena siswa menjawab dengan jawaban
benar tapi tidak dapat memberikan alasan.
Jika dibandingkan pada konsep benar rata – rata perentase siswa yang
menjawab adalah 54,16 % ,jawaban benar tetapi alasannya salah sebesar 35,41%,
jawaban benar alasan benar karena kekurangan pengetahuan sebesar 6,25% dan
miskonsepsi 2,083% dan 0% pada jawaban salah. Jika persentase kekurangan
pengetahuan dijumlahkan bersama persentase miskonsepsi maka persentasenya
sebesar 43,74%. Nilai persentase tersebut bila dibandingkan dengan persentase
konsep benar lebih kecil. Dapat di indikasikan bahwa partisipan rata – rata sudah
memahami persoalan pada gaya ke atas dalam zat cair.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
73
Tabel3.6.Jumlah Persentase Jawaban Siswa Untuk Setiap Nomor Soal pada Postest Berdasarkan CRI
Konsep benar Kekurangan pengetahuan Miskonsepsi
Jawaban dan
alasan benar Jawaban benar Jawaban salah
No
soal
Jumlah persentase
Jumlah persentase Jumlah persentase Jumlah persentase
Jumlah persentase
1 3 75% 0 0% 1 25% 0 0% 0 0%
2 4 100% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
3 4 100% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
4 1 25% 0 0% 3 75% 0 0% 0 0%
5 3 75% 0 0% 1 25% 0 0% 0 0%
6 3 75% 0 0% 1 25% 0 0% 0 0%
7 0 0% 1 25% 3 75% 0 0% 0 0%
8 1 25% 0 0% 3 75% 0 0% 0 0%
9 0 0% 0 0% 4 100% 0 0% 0 0%
10 3 75% 1 25% 0 0% 0 0% 0 0%
11 2 50% 1 25% 0 0% 0 0% 1 25%
12 2 50% 0 0% 1 25% 0 0% 1 25%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
74
F. Pemahaman Akhir siswa setelah wawancara II dan Posttest.
Ø Pemahaman gaya keatas.
Dari data pretest dan wawancara I tidak seorang pun yang dapat menyebutkan
pengertian gaya ke atas. Siswa kebanyakan berpendapat bahwa gaya keatas adalah
tekanan dari benda kepada zat cair sehingga muncul gaya ke atas. Setelah
pembelajaran, pemahaman siswa tersebt menjadi benar. Siswa dapat menjawab
pengertian gaya ke atas dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai gaya ke atas.
Peneliti : gaya ke atas itu apa ??
Partisipan 3,7,8,9 : gaya ke atas adalah gaya yang diberikan oleh zat cair
kepada benda yang arahnya ke atas ..
Peneliti : seandainya dimasukkan balok yang udah digantung
dengan neraca pegas kemana arah skala pada neraca?
Partisipan 3,7,8,9 : ke atas.
Peneliti : mengapa hal itu terjadi ?
Patisipan3, 7,8,9 : karena pada saat benda masuk air memberi gaya yang
arahnya ke atas kepada benda sehingga benda jadi ringan
dan skalanya naik.
Dari wawancara setelah posttest dapat dilihat bahwa partisipan sudah dapat
memahami pengertian gaya ke atas. Pada jawaban soal posttest partisipan juga
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
75
sudah menjawab dengan benar. Untuk pengertian gaya ke atas keempat partisipan
sudah mempunyai konsep benar. Jawaban partisipan berdasarkan posstest :
Partisipan 3 : gaya ke atas adalah gaya yang diberikan oleh zat cair kepada benda
Partisipan 8 : gaya keatas karena zat cair memberikan gaya keada benda yang
arahnya ke atas maka benda bisa melayang, terapung dan
tenggelam
Partisipan 9 : gaya yang diberikan ke benda akibat adanya tekanan dari air.
Berdasarkan analisis posttest partisipan 7 tidak dapat memberikan alasan
jawaban tentang pengertian gaya ke atas karena partisipan tidak dapat memahami
arti dari soal yang dimaksud. Partisipan 7 menjawab alasannya adalah dengan
menyebutkan gaya – gaya yang terjadi pada saat benda berada didalam zat cair.
Pada posstst partisipan 7 mengalami kekurangan pengetahuan. Keempat partisipan
juga sudah memahami ketika benda masuk kedalam zat cair maka benda akan
mengalami gaya ke atas dan gaya berat benda. Pada saat sebelum pembelajaran
partisipan memahami bahwa gaya yang bekerja ketika benda ada di dalam zat cair
adalah gaya aksi reaksi
Keempat partisipan pada saat wawancara pada pertanyaan faktor – faktor
yang mempengarhi nilai gaya ke atas menjawab benar. Partisispan menjawab faktor
– faktor yang mempengaruhi adalah massa jenis zat cair dan volume benda yang
tercelup. Jawaban partisipan juga sama pada saat posttest Pada saat wawancara I
partisipan menjawab yang mempengaruhi besarnya nilai gaya ke atas adalah berat
dan massa benda, ini terjadi pada keempat partisipan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
76
Ø Pemahaman terapung.
Pada saat wawancara keempat partisipan dapat menjelaskan bagaimana
keadaan benda pada saat terapung. Partisipan bisa menjelaskan bahwa volume zat
cair yang didesak benda pada saat terapung lebih kecil dari volume benda. Pada
soal no 3 kesemua partisipan dapat menjawab benar. Kesemua partisipan menjawab
pada pilihan yang benar yaitu pada saat terapung apabila benda dimasukkan
kedalam zat cair ada bagian benda berada di atas permukaan dan ada bagian benda
dibawah permukaan zat cair. Pada keadaan terapung gaya beratnya sama dengan
gaya ke atasnya, konsep ini di pahami karena siswa masih menghafal dan juga
massa jenis benda < massa jenis zat cair dan volume benda yang yang tercelup
hanya sebagian. Dalam menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada benda saat
terapung semua partisipan dapat menjawab dengan benar. Partisispan juga dapat
menjelaskan bagaimana gaya – gaya tersebut bekerja pada benda.
Ø Pemahaman melayang .
Pada keadaan melayang, pemahaman benar setelah pembelajaran yang
diperoleh dari partisipan adalah bahwa volume zat cair yang didesak akan sama
dengan volume bendanya. Partisipan sudah mengerti arti dari volume zat cair yang
didesak. Ini dapat dilihat pada saat mereka menjawab lembaran LKS. Partisipan juga
bisa menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada benda saat melayang. Tetapi
pada partisipan 8 masih salah dalam menggambarkan gaya ke atas pada benda.
Kesemua partisispan juga dapat menjelaskan bagaimana keadaan benda pada saat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
77
benda melayang. Kesemua partisipan menjawab pada pilihan yang benar yaitu pada
saat melayang apabila benda dimasukkan kedalam zat cair seluruh bagian benda
tercelup kedalam zat cair tanpa menyentuh dasar Keempat partisipan juga
memberikan alasan yang sama yaitu pada keadaan melayang gaya beratnya sama
dengan gaya ke atasnya sehingga massa jenis benda =massa jenis zat cair dan volume
benda yang yang tercelup seluruhnya.
Ø Pemahaman tenggelam.
Pada keadaan tenggelam partisipan yang masih mengalami miskonsepsi adalah
partisipan 8. dalam menggambarkan gaya normal pada benda saat benda tenggelam
masih salah. Sementara partisipan yang lain dapat meggambarkan secara lengkap
bagaimana gaya – gaya yang bekerja pada benda. Untuk pemahaman lainnya pada
saat benda tenggelam keempat partisipan sudah memiliki pemahaman yang benar.
Keempat partisipan memahami bahwa w > fa sehingga benda terus bergerak turun
sampai kedasar. Volume zat cair yang terdesak oleh benda sama dengan volume
benda dan juga massa jenis benda > massa jenis zat cair. Ini dapat dilihat dari
jawaban partisipan pada saat posstest.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
78
G. Perubahan – perubahan pemahaman setelah pembelajaran.
o Bahwa gaya ke atas adalah gaya yang diberikan oleh zat cair kepada benda
yang arahnya ke atas.
o Yang mempengaruhi nilai dari gaya ke atas adalah massa jenis benda dan
volume benda yang tercelup
o Partisipan dapat membedakan pengertian berat dan massa juga mengerti
bahwa berat dan massa tidak mempengaruhi besarnya nilai gaya ke atas.
o Keadaan terapung : bagian benda sebagian ada yang berada diatas permukaan
zat cair dan sebagian berada di bawah permukaan zat cair sehingga volume
zat cair yang didesak oleh benda lebih kecil daripada volume benda maka
massa jenis benda akan lebih kecil daripada massa jenis zat cair. Gaya – gaya
yang bekerja adalah gaya berat dan gaya ke atas.
o Keadaan melayang :bagian benda tidak menyentuh dasar dan tidak berada
dipermukaan zat cair seluruhnya tercelup dalam zat cair sehingga volume zat
cair yang didesak oleh benda sama dengan volume benda maka massa jenis
benda sama dengan massa jenis zat cair. Gaya – gaya yang bekerja adalah
gaya berat dan gaya ke atas.
o Keadaan tenggelam : syarat benda tenggelam W> fa , benda terus bergerak
kebawah sampai dasar sehingga semua bagian benda tercelup dalam zat cair
sehingga volume zat cair yang didesak oleh benda sama dengan volume benda
maka massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair. Gaya –
gaya yang bekerja adalah gaya berat dan gaya ke atas. Pada keadaan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
79
tenggelam benda menyentuh dasar sehingga mendapat gaya normal dari
bidang tekan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
80
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
1. Pada saat sebelum pembelajaran menggunakan metode eksperimen
terbimbing rata – rata persentase pemahaman awal siswa adalah 25,48% dan
semua partisipan tergolong dalam tingkatan pemahaman sangat kurang.
2. Persentase rata – rata pemahaman akhir partisipan setelah pembelajaran
menggunakan metode eksperimen terbimbing adalah 77,08% dan ini
tergolong dalam tingkatan pemahaman baik.
3. Rata – rata peningkatan perubahan pemahaman dari keempat partisipan
sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 202,52%
4. Metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa. Ini
dapat dilihat dari hasil posstest yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa
menjadi lebih baik dibandingkan sebelum pembelajaran.
B. SARAN
Saran yang ingin disampaikan peneliti berdasarkan kesimpulan di atas adalah :
1. Pada saat penelitian, diharapkan bagi peneliti untuk memperhatikan waktu
yang tepat agar siswa benar – benar siap pada saat mengikuti pembelajaran.
2. Miskonsepsi yang ditemukan pada saat sebelum pembelajaran hendaknya di
teliti terlebih dahulu agar dapat diketahui penyebab terjadinya miskonsepsi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
81
3. Tingkat kesulitan soal hendaknya disesuakan dengan kemampuan sekolah.
4. Dalam menggunakan metode eksperimen diperlukan langkah – langkah yang
jelas sehingga pada saat pelaksanaan peneliti tidak mengalami kesulitan
5. Bagi guru – guru fisika dapat menjadikan eksperimen sebagai metode dalam
mengajar karena dapat membuat siswa membangun konsepnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
82
DAFTAR PUSTAKA
Berg,Euwe van den .1991.Miskonsepsi dan remidiasi. Salatiga : UKSW
Budi, kartika, Fr. Y. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan siswa secara aktif
dalam proeses pembelajaran fisika di SMU, Efektifitasnya, dan sikap
mereka pada sterategi tersebut, dalam Widya Dharma. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Budi, Kartika, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi
yang Terjadi.Widya Dharma. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Kurniawan, Dedy. 2000 Upaya Mengaktifkan Siswa Dalam Pembelajaran Getaran
Dan Gelombang Melalui Pendekatan Konstruktivisme. (Online)
(http://www.homepagez.com/jombang/skripsi.htm Diakses 27 september
2007 )
Masril & Asma, N.2002. Pengungkapan Miskonsepsi Siswa Menggunakan Force
Concept Inventory dan Certainity of Response Index. Jurnal Fisika
Himpunan Fisika Indonesia, B5(0559)
Rohandi, R. 1998. Memberdayakan anak melalui pendidikan sains dalam pendidikan
sain yang humanistis. Yogyakarta : Kanisius.
Suparno, P.1996. Conceptual Change in Probability and Randomnes of High School
Students Using Computer Simulation. Boston University : Dissertation.
Suparno, P.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
83
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Yogyakarta : Penerbit Grasindo.
Suparno,P.2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: konsturuktivistik dan
menyenangkan. Yogyakarta : Universitas Sanatha Daharma.
Surya, Yohanes, M.Sc.,Ph.D. 1997. Olimpiade Fisika : Teori dan Latihan Fisika
Menghadapi Masa Depan. Jakarta : Primatika Cipta Ilmu
Wenning Carl J (2005). Lavel of Inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practicel and
inquiry Process dalam Jurnal of Physics Teacher Education on Line Vol
2. No 3 : http: // www.phy.Ilstu.edu/JPTEO
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
84
Lampiran 1
LEMBAR JAWABAN KEGIATAN SISWA
Kegiatan I :
1. Berat adalah :
2. massa adalah :
Kegiatan II
Tujuan :
Siswa mampu menjelaskan bahwa gaya ke atas disebabkan oleh gaya yang
diberikan zat cair kepada benda
Alat dan bahan :
Alat : gelas ukur atau wadah zat cair, beban.
Bahan : air
Pertanyaan :
1. Apa yang anda rasakan pada saat benda dicelupkan kedalam zat cair ?
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............
2. Ketika anda melepaskan benda, kemana benda bergerak?
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
85
3. Mengapa benda bergerak ketika dilepaskan ?
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............
kesimpulan :
Gaya ke atas adalah
………………………………………………………………………...
Kegiatan III
Tujuan :
Siswa dapat memahami pengertian zat cair yang didesak oleh benda.
Alat dan bahan :
Alat : gelas ukur atau wadah zat cair, beban, neraca pegas
Bahan : air
Pertanyaan :
1. berapa nilai berat benda sebelum benda dicelupkan kedalam zat cair?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
2. apa yang terjadi pada zat cair pada saat benda dimasukkan kedalam zat cair?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
3. Apa yang dimaksud dengan zat cair yang dipindahkan oleh benda ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
86
4. berapa berat zat cair yang dipindahkan oleh benda ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. berapa nilai berat benda sesudah dicelupkan kedalam zat cair ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. berapa besarnya nilai gaya keatas ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Bagaimana bunyi hukum Archimedes ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
87
Kegiatan IV
Tujuan :
Alat dan bahan ;
Alat : gelas ukur, beban, neraca pegas.
Bahan : minyak dan air.
Siswa dapat menyebutkan faktor – faktor besarnya nilai gaya ke atas
a. Untuk massa jenis zat cair yang berbeda.
No Jenis zat cair Massa jenis (kg/m3) Gaya ke atas ( N )
1 Air 1000
2 Minyak 800
b. benda yang berbeda sehingga volume benda yang tercelup berbeda.
No Volume benda Gaya ke atas ( N )
1
2
Pertanyaan :
1. bagaimana nilai gaya ke atas yang dialami benda pada zat cair yang berbeda
massa jenisnya ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. bagaimana nilai gaya ke atas yang dialami benda pada volume benda yang
tercelup berbeda ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Jadi, apa faktor – faktor yang mempengaruhi nilai gaya ke atas ?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
88
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Kegiatan V
Tujuan :
Siswa dapat menjelaskan keadaan benda didalam zat cair pada saat tenggelam.
Alat dan bahan :
Alat : beban dan wadah zat cair.
Bahan : air.
Pertanyaan :
1. Bagaimana nilai volume zat cair yang didesak terhadap volume benda pada
saat benda tenggelam ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Gaya – gaya apa saja yang bekerja pada benda saat benda tenggelam ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. bagaimana hubungan gaya berat ( w ) dengan gaya ke atasnya ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. bagaimana massa jenis benda terhadap massa jenis zat cairnya ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
89
5. Gambarkanlah gaya – gaya yang bekerja pada saat benda tenggelam ?
Kegiatan VI
Tujuan :
Siswa dapat menjelaskan keadaan benda didalam zat cair pada saat melayang.
Alat dan bahan :
Alat : beban dan wadah zat cair.
Bahan : air.
Pertanyaan :
1. Bagaimana nilai volume zat cair yang didesak terhadap volume benda pada
saat benda melayang?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Gaya – gaya apa saja yang bekerja pada benda saat benda melayang ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. bagaimana hubungan gaya berat ( w ) dengan gaya ke atasnya ?
Jawab :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
90
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. bagaimana massa jenis benda terhadap massa jenis zat cairnya ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. gambarkanlah gaya – gaya yang bekerja pada saat benda melayang ?
Kegiatan VII
Tujuan :
Siswa dapat menjelaskan keadaan benda didalam zat cair pada saat terapung.
Alat dan bahan :
Alat : beban dan wadah zat cair.
Bahan : air.
Pertanyaan :
1. Bagaimana nilai volume zat cair yang didesak terhadap volume benda pada
saat benda terapung ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Gaya – gaya apa saja yang bekerja pada benda saat benda terapung ?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
91
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. bagaimana hubungan gaya berat ( w ) dengan gaya ke atasnya ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. bagaimana massa jenis benda terhadap massa jenis zat cairnya ?
Jawab
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Gambarkanlah gaya – gaya yang bekerja pada saat benda terapung
Dari kegiatan V,VI,VII isilah pernyataan dibawah !
Lengkapi pernyataan dengan memberi tanda berikut :
>, jika lebih besar dari
<, jika kurang dari
=, jika sama dengan
§ Benda tengelam, apabila massa jenis zat zair )( aρ ………massa jenis benda )( bρ
§ Benda melayang, apabila massa jenis zat zair )( aρ ………massa jenis benda )( bρ
§ Benda mengapung, apabila massa jenis zat zair )( aρ ………massa jenis benda
)( bρ
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
92
konsep terapung, melayang, tenggelam berdasarkan faktor massa jenis, gaya keatas
serta berat bendanya.
Ø Terapung :
Terjadi karena massa jenis zat zair )( aρ ..... massa jenis benda )( bρ dan pada
keadaan setimbang berat benda ......gaya keatasnya. Pada keadaan terapung volume
benda .....volume zat cair yang didesak atau dipindahkan oleh benda karena pada
keadaan terapung volume benda tidak tercelup seluruhnya.
Ø Melayang :
Terjadi karena massa jenis zat zair )( aρ ..... massa jenis benda )( bρ dan pada
keadaan setimbang berat benda ......gaya keatasnya. . Pada keadaan melayang volume
zat cair yang didesak atau dipindahkan ...... volume benda karena volume benda
tercelup seluruhnya.
Ø Tenggelam :
Terjadi karena massa jenis zat zair )( aρ ..... massa jenis benda )( bρ dan pada
keadaan setimbang berat benda ......gaya keatasnya. . Pada keadaan tenggelam
volume zat cair yang didesak atau dipindahkan ...... volume benda karena volume
benda tercelup seluruhnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
93
Lampiran 2 Rancangan pembelajaran
Mata pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
I. Kompetensi dasar
Menerapkan hukum dasar fluida statisik pada masalah fisika sehari – hari.
II. Indikator.
Memahami beberapa prinsip yang berhubungan dengan Konsep gaya ke atas
pada Hukum Archimedes
III. Pokok bahasan.
Fluida tak bergerak
IV. Sub pokok bahasan
Hukum Archimedes
V. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan I
Alat yang digunakan : neraca pegas, timbangan dan beban.
Langkah pembelajaran :
• Peneliti mengajak siswa berdiskusi untuk membedakan pengertian berat
dan massa.
• Peneliti menyuruh salah satu siswa mengukur berat sebuah benda dengan
Neraca pegas dan membaca nilai yang ada pada skala
• Peneliti menyuruh siswa lagi untuk mengukur massa benda yang sama
dengan menggunakan timbangan dan membaca nilai yang ada pada skala.
• Peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan pada siswa yang berkaitan
dengan berat benda dan massa benda.
• Peneliti memberikan penjelasan mengenai konsep berat benda dan massa
benda serta satuan internasional.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
94
Kegiatan II
Alat yang digunakan : beban dan gelas.
Langkah pembelajaran :
• Peneliti mengajak siswa berdiskusi dan tanya jawab dengan pertanyaan
yang berkaitan dengan gaya ke atas dalam kehidupan sehari – hari.
• Peneliti menyuruh siswa untuk memasukkan bola atau beban kedalam
gelas atau wadah yang telah berisi air dan menahan bola tersebut didalam
air
• Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa apa yang
dirasakan siswa dan menuliskannya dilembar LKS yang telah disediakan.
• Peneliti meminta siswa kembali memasukkan bola kedalam air dan
melepaskannya.
• Peneliti mengajukan pertanyaan lagi kemana arah gerak bola pada saat
benda dilepaskan dan apa yang menyebabkan benda bergerak ke atas.
• Peneliti menyuruh siswa menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
• Peneliti memberikan penjelasan tentang gaya ke atas melalui eksperimen
yang baru dilakukan oleh siswa.
Kegiatan III
Alat yang digunakan : beban,gelas yang berisi air, neraca pegas
Langkah pembelajaran :
• Peneliti menyuruh siswa untuk menimbang berat beban menggunakan
neraca pegas dan memasukkan nilai kedalam tabel
• Peneliti menyuruh siswa untuk memasukkan beban tersebut kedalam gelas
yang penuh dengan air pada saat benda masih tergantung pada neraca
pegas.
• Peneliti menanyakan pada siswa apa yang terjadi pada air didalam gelas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
95
• Peneliti menyuruh siswa menimbang berat zat cair yang tumpah atau yang
dipindahkan
• Peneliti menyuruh siswa membaca nilai skala pada neraca pegas pada saat
benda masih berada didalam zat cair dan memasukkan nilai kedalam tabel
• Peneliti memberi penjelasan tentang zat cair yang dipindahkan atau
didesak oleh benda
• Peneliti mengajukan pertanyaan tentang selisih berat benda sebelum dan
sesudah benda dicelupkan
• Peneliti mengajukan pertanyaan tentang nilai berat zat cair yang
dipindahkan atau didesak oleh benda.
• Peneliti meminta siswa menyimpulkan tentang hubungan besarnya gaya
ke atas dan berat zat cair yang dipindahkan tersebut.
• Peneliti menjelaskan besarnya nilai gaya keatas
• Dari kegiatan tersebut, peneliti bersama siswa bersama – sama
menyimpulkan hukum Archimedes tentang gaya keatas.
Kegiatan III.
Langkah – langkah :
• Peneliti memberikan penjelasan di depan kelas dengan contoh sehari –
hari bahwa berat dan massa benda tidak mempengaruhi nilai gaya ke atas
• Setelah siswa mengerti bahwa berat dan massa tidak mempengaruhi nilai
gaya ke atas peneliti mengajak siswa untuk mencari faktor – faktor yang
mempengaruhi gaya ke atas.
• Peneliti meminta untuk menghitung berat beban yang akan digunakan
menggunakan neraca pegas pada saat benda diudara.
• Peneliti meminta siswa mencelupkan benda tersebut kedalam 2 jenis
cairan yang massa jenisnya beda.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
96
• Peneliti meminta siswa mencatat nilai berat benda pada skala neraca pegas
pada masing – masing cairan pada saat benda masih tercelup didalam zat
cair.
• Peneliti meminta siswa menentukan nilai gaya ke atas pada benda pada
masing – masing cairan dan menjelaskan pengaruh massa jenis cairan
terhadap nilai gaya ke atas.
• Peneliti menjelaskan pengaruh massa jenis cairan terhadap gaya ke atas.
• Peneliti menminta siswa untuk mencelupkan balok yang volumenya
berbeda ke dalam zat cair yang sama massa jenisnya.
• Peneliti meminta siswa menganalisis gaya ke atas pada balok yang
volumenya berbeda.
• Peneliti meminta siswa menjelaskan pengaruh besarnya volume benda
yang tercelup terhadap nilai gaya ke atasnya.
• Peneliti menjelaskan pengaruh volume benda yang tercelup terhadap gaya
ke atas.
Kegiatan IV.
• Siswa diminta untk mencelupkan sebuah benda dalam keadaan tenggelam.
• Peneliti meminta siswa untuk melihat dan mejelaskan tentang besarnya
volume zat cair yang didesak oleh benda pada saat benda tenggelam.
• Peneliti menjelaskan tentang gaya berat ( w ), gaya ke atas (fa), gaya
normal ( N ) ketika benda tenggelam.
• Peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang gaya – gaya yang
bekerja pada benda dan meminta siswa menggambarkan gaya berat ( w ),
gaya ke atas (fa), gaya normal ( N ) ketika benda tenggelam.
• Peneliti meinta siswa mengamati benda pada keadaan tenggelam
• Peneliti meminta siswa menjelaskan faktor – faktor benda pada keadaan
tenggelam.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
97
• Peneliti menjelaskan benagaimana benda dapat tenggelam.
Kegiatan V.
• Siswa diminta untuk mencelupkan sebuah benda dalam keadaan melayang
• Peneliti meminta siswa untuk melihat dan mejelaskan tentang besarnya
volume zat cair yang didesak oleh benda pada saat benda melayang
• Peneliti menjelaskan tentang gaya berat ( w ), gaya ke atas (fa) dan
kesetimbangan benda pada saat benda melayang
• Peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang gaya – gaya yang
bekerja pada benda dalam keadaan setimbang dan meminta siswa
menggambarkan gaya berat ( w ), gaya ke atas (fa) pada saat benda
melayang.
• Peneliti meinta siswa mengamati benda pada keadaan melayang.
• Peneliti meminta siswa menjelaskan faktor – faktor benda pada keadaan
melayang
• Peneliti menjelaskan bagaimana benda dapat melayang
Kegiatan VI
• Siswa diminta untuk mencelupkan sebuah benda dalam keadaan terapung
• Peneliti meminta siswa untuk melihat dan menjelaskan tentang besarnya
volume zat cair yang didesak oleh benda pada saat benda terapung
• Peneliti menjelaskan tentang gaya berat ( w ), gaya ke atas (fa) dan
kesetimbangan benda pada saat benda terapung
• Peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang gaya – gaya yang
bekerja pada benda dalam keadaan setimbang dan meminta siswa
menggambarkan gaya berat ( w ), gaya ke atas (fa) pada saat benda
terapung.
• Peneliti meinta siswa mengamati benda pada keadaan terapung.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
98
• Peneliti meminta siswa menjelaskan faktor – faktor benda pada keadaan
terapung. Peneliti menjelaskan bagaimana benda dapat terapung.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
99
Lampiran 3
Nama :…………
No. :…………
PETUNJUK UMUM
1. Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar, dengan memberikan tanda
silang pada jawaban yang kamu anggap paling benar dan tuliskan alasan
jawabanmu pada lembar.
2. Tuliskan setiap alasan dari jawaban yang kamu pilih ataupun kamu tulis pada
tempat yang telah disediakan.
3. Lingkarilah tingkat keyakinan jawaban sesuai dengan tingkat keyakinanmu pada
lembar kerja Anda
KETERANGAN:
0 : Jawaban sepenuhnya menerka.
1 : Jawaban menerka dengan mempertimbangkan pengetahuan yang dimiliki
2 : Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan tetapi tidak yakin dengan
kebenaran jawaban.
3 : Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan dan yakin dengan
kebenaran jawaban
4 : Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan dan sangat yakin dengan
kebenaran jawaban
5 : Jawaban menggunakan pikiran dan pengetahuan dan sangat yakin sekali
dengan kebenaran jawaban
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
100
1. Benda dikatakan tenggelam dalam suatu zat cair ketika ?
a. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida kemudian benda tersebut
turun sampai kedasar tempat fluida
b. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida, benda tersebut tidak
berada didasar bejana dan tidak ada bagian yang muncul diatas permukaan
fluida
c. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida ada bagian benda yang
muncul di atas permukaan fluida
d. Apabila benda yang dicelupkan gaya ke atasnya sama dengan berat benda
sehingga bagian benda tidak tercelup seluruhnya.
e. Apabila benda yang dicelupkan gaya ke atasnya sama dengan berat benda
sehingga bagian benda tercelup seluruhnya tanpa menyentuh dasar bejana.
Alasan :
Karena pada saat benda tenggelam massa jenis benda lebih besar daripada
massa jenis zat cair dan berat bendanya lebih besar daripada gaya ke atasnya
sehingga volume benda tercelup seluruhnya dan menyentuh dasar bejana.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
2. Benda dikatakan melayang dalam suatu zat cair ketika ?
a. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida kemudian benda tersebut
turun sampai kedasar tempat fluida
b. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida, benda tersebut tidak
berada didasar bejana dan tidak ada bagian yang muncul diatas
permukaan fluida
c. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida ada bagian benda yang
muncul di atas permukaan fluida
d. Apabila benda yang dicelupkan gaya ke atasnya sama dengan berat benda
sehingga bagian benda tidak tercelup seluruhnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
101
e. Apabila benda yang dicelupkan berat benda lebih besar daripada gaya ke
atasnya sehingga bagian benda tercelup seluruhnya dan benda berada di
dasar bejana.
Alasan :
Karena massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair dan pada dalam
keadaan setimbang berat benda sama dengan gaya keatasnya dan volume benda
tercelup seluruhnya tanpa menyentuh dasar bejana dan tidak ada bagian benda
yang muncul diatas permukaan fluida
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
3. Benda dikatakan terapung dalam suatu zat cair ketika ?
a. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida ada bagian benda yang
muncul di atas permukaan fluida
b. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida, benda tersebut tidak
berada didasar bejana dan tidak ada bagian yang muncul diatas permukaan
fluida
c. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam fluida kemudian benda tersebut
turun sampai kedasar tempat fluida
d. Apabila benda yang dicelupkan berat benda lebih besar daripada gaya ke
atasnya sehingga permukaan benda tercelup seluruhnya dan benda berada
di dasar bejana.
e. Apabila benda yang dicelupkan gaya ke atasnya sama dengan berat benda
sehingga permukaan benda tercelup seluruhnya tanpa ada bagian benda
yang muncul di permukaan zat cair dan tidak berada di dasar bejana.
Alasan :
Karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cairdan, pada
keadaan setimbang berat benda sama dengan gaya keatasnya tetapi volume
benda tidak tercelup seluruhnya karena ada bagian dari benda berada diatas
permukaan fluida
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
102
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
4. Gaya apa yang bekerja pada benda pada saat benda dicelupkan kedalam zat cair
sehingga benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam ?
a. gaya normal
b. gaya berat
c. gaya gravitasi
d. gaya angkat atau gaya keatas
e. gaya aksi – reaksi
Alasan :
Karena pada saat benda dicelupkan kedalam air maka sekeliling benda akan
mendapat tekanan dari air . Gaya akibat tekanan air pada arah mendatar akan
saling menghapuskan. Sedangkan pada arah vertikal tidak. Yaitu gaya yang
arahnya keatas lebih besar dari gaya arah kebawah ( rumus P = ρgh, semakin
kebawah maka semakin besar gaya akibat tekanan air ini ). Selisih gaya keatas
dan kebawah ini disebut gaya keatas atau gaya keatas adalah gaya akibat
tekanan dari zat cair ke pada benda yang arahnya ke atas.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
5. Apa yang mempengaruhi besarnya gaya keatas suatu benda ?
a. Berat benda.
b. Tekanan
c. Volume benda yang tercelup dan massa jenis zat cair
d. Massa jenis benda
e. Jenis benda yang dicelupkan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
103
Alasan :
Gaya keatatas dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup saja. Semakin besar
volume benda yang tercelup kedalam zat cair, maka gaya keatasnya semakin
besar.
Gaya ke atas juga dipengaruhi massa zenis zat cair karena semakin besar massa
zenis zat cairnya maka semakin besar gaya ke atasnya.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
6. Sebuah pemberat digantungkan pada neraca pegas. Skala
pada neraca pegas semakin kebawah nilainya semakin
besar. Manakah dari pernyataan berikut yang benar apabila
benda dicelupkan kedalam zat cair!
a. skala pada neraca pegas tetap
b. skala pada neraca bergerak ke atas
c. skala pada neraca bergerak turun
d. skala pada neraca bergerak turun tanpa berhenti
e. skala pada neraca bergerak naik tanpa berhenti
Alasan :
karena pada saat benda dicelupkan benda mendapatkan gaya yang arahnya ke
atas oleh zat cair yang membuat berat benda berkurang atau terasa lebih ringan
sehingga skala akan bergerak keatas.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
7. Pada keadaan dimana ρ benda < ρ zat cair benda mengalami keadaan terapung.
Pada keadaan ini ada bagian volume benda yang tercelup dan ada bagian volume
benda yang berada di atas permukaan zat cair. Gaya – gaya yang bekerja adalah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
104
berat benda ( W ) dan gaya ke atas ( Fa ). Besarnya W = gxvolumex bendabendaρ
dan besarnya Fa = gxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairρ . Dari keterangan diatas,
manakah pernyataan yang tepat dari pilihan jawaban di bawah ini? Berikan
penjelasan atau pembuktiannya.
a. berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa ) sehingga ρ benda <
ρ zat cair
b. Berat benda tidak sama dengan gaya ke atas ( W ≠ Fa )sehingga ρ
benda < ρ zat cair
c. Berat benda lebih besar daripada gaya ke atas ( W > Fa ) sehingga ρ
benda < ρ zat cair
d. Berat benda lebih kecil dari pada gaya ke atas ( W < Fa ) sehingga ρ
benda < ρ zat cair
Alasan :
W = Fa
gxvolumexgxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairbendabenda ρρ =
bendaρ airzatc
benda
airzatcX
Volume
Volumeρ=
Dikarenakan pada saat benda terapung volume benda lebih besar dari pada
volume zat cair yang didesak oleh benda maka
cairzatbenda ρρ <
Jadi apabila cairzatbenda ρρ < maka berat benda sama dengan gaya ke atasnya.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
8. Pada keadaan dimana ρ benda = ρ zat cair benda mengalami keadaan melayang.
Pada keadaan ini volume benda tercelup seluruhnya sehingga besarnya volume
zat cair yang didesak oleh benda sama dengan volume benda. Gaya – gaya yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
105
bekerja adalah berat benda ( w ) dan gaya ke atas ( Fa ). Besarnya W =
gxvolumex bendabendaρ dan besarnya Fa = gxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairρ .
Dari keterangan diatas, manakah pernyataan yang tepat dari pilihan jawaban di
bawah ini? Analisislah!
a. berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa ) sehingga ρ benda =
ρ zat cair
b. Berat benda tidak sama dengan gaya ke atas ( W ≠ Fa )sehingga ρ
benda = ρ zat cair
c. Berat benda lebih besar daripada gaya ke atas ( W > Fa ) sehingga ρ
benda = ρ zat cair
d. Berat benda lebih kecil dari pada gaya ke atas ( W < Fa ) sehingga ρ
benda = ρ zat cair
Alasan :
W = Fa
gxvolumexgxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairbendabenda ρρ =
Dikarenakan volume benda sama dengan volume zat cair maka
cairzatbenda ρρ =
Jadi apabila cairzatbenda ρρ < maka berat benda sama dengan gaya ke
atasnya.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
9. Pada keadaan dimana ρ benda > ρ zat cair benda mengalami keadaan tenggelam.
Pada keadaan ini volume benda tercelup seluruhnya sehingga besarnya volume
zat cair yang didesak oleh benda sama dengan volume benda. Gaya – gaya yang
bekerja adalah berat benda ( w ) dan gaya ke atas ( Fa ). Besarnya W =
gxvolumex bendabendaρ dan besarnya Fa = gxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairρ .
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
106
Karena benda menyentuh dasar bejana maka ada gaya Normal ( N ) yang bekerja
pada benda. Gaya normal adalah gaya reaksi dari dasar bejana akibat gaya yang
menekan bejana secara tegak lurus . Dari keterangan diatas, manakah pernyataan
yang tepat dari pilihan jawaban di bawah ini? Analisislah!
a. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W >Fa +N) sehingga ρ benda
> ρ zat cair
b. Berat benda tidak sama dengan gaya ke atas ( W ≠ Fa+N )sehingga ρ
benda > ρ zat cair
c. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa +N) sehingga ρ
benda > ρ zat cair
d. Berat benda lebih kecil dari pada gaya ke atas ( W < Fa+N ) sehingga
ρ benda > ρ zat cair
Alasan :
W = Fa + N
W > Fa
gxvolumexgxvolumex bendadidesakyangcairzatzatcairbendabenda ρρ >
Dikarenakan pada saat benda melayang volume benda sama dengan volume zat
cair yang didesak oleh benda maka
cairzatbenda ρρ >
Jadi apabila cairzatbenda ρρ > maka berat benda lebih besar daripada gaya ke
atasnya.
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
Gambarkanlah dan jelaskan bagainana gaya – gaya yang bekerja pada benda
ketika :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
107
( catatan : arah vektor gaya sebanding dengan besar vektor. Misalkan pada balok
kayu yang bergerak dilantai bahwa gaya F lebih besar daripada Fgesek maka gambar
vektornya sebanding bahwa arah vektor F lebih panjang dibanding dengan F gesesk
karena nilai F lebih besar
F gesesk F
10. Benda terapung :
Fa
Alasan :
gaya yang bekerja adalah gaya berat benda dan gaya ke atas. Pada keadaan
setimbang besarnya gaya ke atas sama dengan berat bendanya. Gaya ke atas yang
dialami benda dikarenakan zat cair memberikan gaya yang arahnya ke atas
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
11. Benda melayang:
W
Fa w
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
108
Alasan :
gaya yang bekerja adalah gaya berat benda dan gaya ke atas. Pada keadaan
setimbang besarnya gaya ke atas sama dengan berat bendanya. Gaya ke atas yang
dialami benda dikarenakan zat cair memberikan gaya yang arahnya ke atas
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
12. Benda tenggelam :
W
Alasan :
gaya yang bekerja adalah gaya berat benda, gaya ke atas, dan gaya Normal. Pada
keadaan setimbang besarnya berat benda lebih besar daripada gaya ke atasnya karena
benda menyentuh dasar bejana. Gaya ke atas yang dialami benda dikarenakan zat cair
memberikan gaya yang arahnya ke atas. Gaya normal adalah gaya reaksi dari dasar
bejana akibat gaya yang menekan bejana secara tegak lurus
Tingkat kebenaran jawaban :
a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 f. 5
FA N
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
109
Lampiran 4
WAWANCARA I
Partisipan 9 :
P : misalkan ada sebuah benda digantung dengan seutas tali, lalu benda tersebut
di celupkan ke dalam zat cair, bagaimana berat benda pada saat di celupkan
kedalam zat cair?
S9 : lebih ringan....
P : apa yang mempengaruhi berat benda di dalam zat cair jadi lebih ringan?
S9 : yang mempengaruhi.....anu ketoke...massa jenis zat cairnya..
P : jadi yang mempengaruhi massa jenis zat cair??
S9 : ya mas.... karena massa jenis nya itu bisa berbeda – beda....
P : jadi kerena massa jenis air berbeda – beda benda menjadi ringan ?
S9 : ya mas...
P : Kok bisa?
S9 : Jadi gini, misalkan bendanya massa nya sama di masukkan kedalam air dan
minyak.. otomatis benda akan berbeda beratnya karena massa jenis air sama
minyak itu berbeda…..
P : Ohh...
P : ada gak hubungannya tekanan dengan gaya keatas ???
S9 : tekanan ???Hmmmm.....( siswa sambil memikirkan )
S9 : ada....
P : jadi hubungannya apa dong...?
S9 : ya.. nek ada tekanan keatas kan benda lebih ringan....
P : Jadi gimana??
S9 : ada hubungan...
P : terus....
S9 : jadi air memberi gaya sehingga benda naik ke atas...
P :ok...!!!
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
110
P : mana yang benar menurut kamu, zat cair memberi tekanan pada benda
sehingga ada gaya ke atas atau benda memberi tekanan pada zat cair sehingga
ada gaya ke atas....??
S9 : zat cair memberi tekanan pada benda....
P : coba jelaskan jawaban mu itu.....
S9 : kan biasane pada saat benda dicelupkan ke dalam zat cair air naik ke atas...
P : ya...Terus...
S9 : jadi, bendanya yang memberi tekanan...
P : jadi bendanya...??
P : bukan zat cairnya po...?
P : Tadi kan kamu bilang kalau zat cair yang memberi tekanan, kok sekarang
berubah....??he...he....
S9 : kok bisa berubah ya...??? ha...ha....ha...
P : sekarang, gaya ke atas yang di alami benda itu disebabkan oleh apa??
S9 : benda yang masuk ke dalam zat cair...
P : jadi itu yang menyebabkan gaya ke atas….?
S9 : ya….!!
P :pada saat benda dicelupkan ke dalam zat cair, apa yang terjadi pada zat cair
tersebut….?
S9 : air akan naik ke atas…
P : mengapa…?
S9 : karena zat cair dimasukkin volum baru… sedangkan ruangnya terbatas…
P : Zat cair yang naik ke atas itu disebut apa?
S9 : Hukum Archimedes.. he….he…
P jadi, gaya ke atas itu apa…?
S9 : gak tau..
P berarti arahnya pun gak tau ….??
S9 : namanya gaya ke atas ya arahnya pasti ke ataslah...
P : yang mempengaruhi besarnya gaya ke atas itu apa aja …..?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
111
S9 : volume benda, wadahe....
P : pengaruhnya volume benda terhadap gaya ke atas ….?
S9 : lebih bertambah….
P : maksudnya apa itu…?
S9 : volum benda yang ke atas sama dengan berat benda...
P ; syarat benda dikatakan terapung....
S9 : lali aku mas...he... ?
S9 : gaya ke atas zat cair lebih besar dari pada benda ....
P : syarat benda dikatakan melayang......
S9 : sama ...
P : apanya yang sama...?
S9 : tekanan ke atas air sama dengan berat benda...
P : kalau syarat benda tenggelam ...???
S9 : tekanan ke atas zat cair lebih kecil dari pada berat benda...he...
P : kedudukan benda pada saat terapung di dalam zat cair...?
S9 : berada di permukaan...hmm.. bendanya masih terlihat..
P : maksudnya apa itu....?
S9 : jadi benda sejajar dengan zat cair....
P : kedudukan benda pada saat melayang di dalam zat cair...?
S9 :ee.. kedudukan nya tidak tenggelam dan tidak terapung..
P : kalau keadaan tenggelam ...?
S 9 : kedudukan benda sampai didasar tempat zat cair...
P : mana yang lebih besar volume benda atau volume zat cair yang didesak
benda pada saat benda terapung ....?
S9 : volume zat cair..
P : kenapa..?
S9 : ya ntar kalau lebih besar volume benda ntar bendanya tenggelam dunk….
P : mana yang lebih besar volume benda atau volume zat cair yang didesak
benda pada saat benda melayang ....?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
112
S9 : tetap volume zat cair...
P ; kok bisa sama seperti yang terapung tadi…?
S9 : ya alasannya sama mas… hee…!!
P : kalau pada keadaan tenggelam, mana nilai yang lebih besar?
S9 ; Volume zat cair juga...
P : gaya – gaya apa yang bekerja pada saat benda terapung ?
S9 : gaya tekanan ke atas, gaya…..udah mas…
P : gaya – gaya apa yang bekerja pada saat benda tenggelam?
S9 : gaya grafitasi… hmm… lali aku mas…
P : gaya – gaya apa yang bekerja pada saat benda melayang?
S9 ; gaya tekanan keatas...
P : Kok bisa...?
S9 : aku ga tau e mas...
P :OOoo….. ya udah …..makasih ya….
Partisipan 7
P : di misalkan ada sebuah benda di gantung dengan tali, lalu benda tersebut di
celupkan ke dalam zat cair, berat benda itu bagaimana ?
S7 : lebih ringan…
P : kenapa bisa lebih ringan?
S7 : soalnya kan...airkan memberi tekanan gitu...terus abis itu lagian dari
pengalaman kalau saya renang itu, saya bisa ngangkat adik saya yang gendut..
he..he..karena adik saya terasa lebih ringan.
P :hubungan tekanan dengan gaya ke atas itu apa....?
S7 : hmmm....berarti dia mempunyai tekanan ke atas yang diberikan ke
bendanya...!!
P : mana yang benar, zat cair memberi tekanan pada benda atau benda yang
memberi tekanan pada zat cair sehingga ada gaya ke atas...?
S7 : benda memberi tekanan pada zat cair...
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
113
P ; alasannya apa?
S7 : karena benda lebih berat daripada zat cair...
P :kalau gitu gaya ke atas itu apa...?
S7 : gaya ke atas...hmmm.... gak tau..
P : pada saat benda di celupkan ke dalam zat cair apa yang terjadi pada zat cair
tersebut...?
S7 : zat cair akan bertambah sebanyak berat benda itu…
P : bertambah…?? Maksudnya apa???
S7 : gimana ya…hmmm, kayak hukum Archiemdes itu loh mas…
P : ya, gimana ?
S7 : jadi, airnya itu ntar naik sebesar berat bendanya itu…
P :alasannya kenapa seperti itu...?
S7 : ya karena bendanya masuk..jadinya airnya naik..
P : berat zat cair yang naik itu disebut apa ??
S7 : gaya ke atas..
P : jadi gaya ke atas itu apa?
S7 : gaya yang dimiliki oleh zat cair bila ada benda yang masuk..
P : arahnya kemana ??
S7 : ke atas…
P : yang mempengaruhi besarnya gaya keatas…??
S7 : massa jenis zat cair dan massa jenis benda, berat benda, tekanan..
P : pengaruhnya massa jenis terhadap gaya ke atas...?
S7 : kalau misalnya massa jenis zat cairnya lebih kecil dari massa jenis benda,
berarti gaya ke atasnya lebih besar.
P : Kalau pengaruh tekanan..
S7 : kalau tekanannya lebih besar berarti gaya ke atasnya lebih besar....
P : apa syarat benda dikatakan terapung?
S7 : kalau terapung tuch.....massa benda lebih ringan daripada massa zat cair.
P : apa syarat benda dikatakan melayang?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
114
S7 :massa keduanya sama
P : apa syarat benda dikatakan tenggelam?
S7 : massa benda lebih berat daripada massa zat cair.
P : mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda melayang...?
S7 : sama
P : mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda terapung ?
S7 : volume zat cairnya...
P : mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda tenggelam ....?
S7 : volume zat cair juga
P :Gaya – gaya apa yang bekerja pada benda pada saat benda terapung ?
S7 :Gak tau...
P :Gaya – gaya apa yang bekerja pada benda pada saat benda melayang?
S7 :gaya ke atas
P : Gaya – gaya apa yang bekerja pada benda pada saat benda tenggelam?
S7 : gak tau juga.. he…
Parisipan 8
P : misalkan ada sebuah benda digantung dengan seutas tali, lalu benda tersebut
di celupkan ke dalam zat cair, bagaimana berat benda pada saat di celupkan
kedalam zat cair?
S8 :berat nya sama aja…
P : kenapa kamu bisa bilang beratnya sama aja ..?
S8 : ya karena air kan gak kuat toh, jadi ga ada pengaruhnya…
P : ada gak hubungan antara tekanan dengan gaya ke atas…
S8 : ada, kalau misalkan gak ada tekanan ke atas ya benda nya gak bisa ke atas
lah...
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
115
P : mana yang benar, zat cair memberi tekanan pada benda atau benda yang
memberi tekanan pada zat cair sehingga ada gaya ke atas...?
S8 : benda memberi tekanan pada zat cair makanya itu ada gaya ke atas...
P :alasannya apa?
S8 : karena kalau ada benda masukkan airnya akan bergerak naik ke atas, terus
bendanya kan ada gerakan makanya benda bisa terapung, melayang,
tenggelam....
P : jadi gaya ke atas itu apa??
S8 : gaya tekanan dari benda ke pada zat cair nya.. he...he...
P : pada saat benda di celupkan ke dalam zat cair, apa yang terjadi pada zat
cair...?
S8 : beratnya air bertambah..
P : ke mana arah gaya ke atas pada benda..?
S8 : ke atas..
P : yang memepengaruhi besarnya gaya ke atas ...?
S8 : tekanan, berat, dan massa...
P : pengaruh tekanan apa terhadap gaya ke atas ?
S8 : ya kalau benda masukkan ada tekanan dari benda makanya benda naik
sehingga gaya ke atasnya lebih besar...
P : kalau beratnya ?
S8 : kalau gak ada berat maka gak ada tekanan sehingga gaya keatasnya gak
ada.....
P : pengaruh massa?
S8 : sama dengan berat mas, karena beratkan sama dengan massa...
P : bagaimana kedudukan benda pada saat benda terapung..?
S8 : bendanya kelihatan di atas air..
P : bagaimana kedudukan benda pada saat benda melayang..?
S8 : bendanya berada di tengah - tengah
P : bagaimana kedudukan benda pada saat benda tenggelam..?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
116
S8 :benda nya ya dibawah menyentuh bagian dasar...
P : mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda terapung ?
S8 :volume zat cair yang didesak..karena...gak tau...ha..ha..
P : mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda melayang ?
S8 :Volume bendanya mas...
P mana nilainya yang lebih besar, volume benda atau volume zat cair yang
didesak oleh benda pada saat benda tenggelam?
S8 : volume zat cair yang didesak karena udah dipengaruhi berat benda.
P : gaya – gaya apa aja yang bekerja pada benda pada saat benda terapung?
S8 : gaya ke atas…
P : gaya – gaya apa aja yang bekerja pada benda pada saat benda melayang?
S8 : gaya tarik menarik makanya benda gak naik dan gak turun..
P : gaya – gaya apa aja yang bekerja pada benda pada saat benda tenggelam?
S8 :gaya tarikkan kebawah karena ada tekanan ke bawah….
Partisipan 3
P : misalkan ada sebuah benda digantung dengan seutas tali, lalu benda tersebut
di celupkan ke dalam zat cair, bagaimana berat benda pada saat di celupkan
kedalam zat cair?
S3 : lebih ringan..
P : kenapa bisa lebih ringan…?
S3 : karena ada gaya….gaya…gaya ke atas oleh air..kepada benda..
P :ada gak hubungan tekanan dengan gaya ke atas...
S3 :ada, kalau tekanan itu ya menekan benda kebawah dan gaya ke atas benda
mendorong gaya ke atas
P : mana yang benar, zat cair memberi tekanan pada benda atau benda yang
memberi tekanan pada zat cair sehingga ada gaya ke atas...?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
117
S3 : benda memberi tekanan pada zat cair…
P :mengapa ?
S3 :karena saat benda masuk ke zat cair maka permukaan zat cair jadi tinggi
karena dimasukkan benda itu…
P :gaya ke atas itu di sebabkan oleh apa ..?
S3 :oleh…benda yang tercelup
P :mengapa?
S3 :karena benda masuk zat air naik ke atas sehingga benda naik
P :jadi gaya ke atas apa?
S3 :gaya yang menyebabkan benda itu mempunyai tekanan dari zat cair ke atas
sehinnga benda jadi ringan…
P :arah gaya ke atas pada benda ke mana?
S3 :ke atas…
P :yang mempengaruhi besarnya gaya ke atas…?
S3 :massa jenis benda, luas penampang…
P :bagaimana pengaruh massa jenis benda…
S3 :bila massa jenis benda lebih berat dari pada zat cair benda tenggelam maka
gaya ke atasnya kecil ….
P :pengaruhnya luas penampang terhadap gaya ke atas….
S3 :gak tau mas…..
P :bila benda di masukkan ke dalam zat cair apa yang terjadi pada zat cair??
S3 :zat cairnnya permukaannya akan lebih tinggi dari sebelumnya karena
mendapat tekanan dari benda
P :air yang naik itu disebut apa?
S3 :perubahan tinggi air…
P :bagaimana kedudukan benda pada saat benda terapung…?
S3 :permukaanny sebagian tercelup dan sebagian di atas zat cair..
P : bagaimana kedudukan benda pada saat benda melayang…?
S3 :berada di tengeh – tengah….
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
118
P : bagaimana kedudukan benda pada saat benda ttenggelam…?
S3 :benda berada di dasar permukaan tempat zat cair..
P :mana yang lebih besar volume benda atau volume zat cair yang di desak pada
saat benda terapung…?
S3 :volume benda..
P :kenapa ?
S3 :seluruh benda tidak berada didalam zat cair karena ada benda yang berada di
atas permukaan sehingga volume zat cair yang didesak hanya bagian benda
yang ada di dalam zat cair...
P : mana yang lebih besar volume benda atau volume zat cair yang di desak
pada saat benda melayang…?
S3 :sama..
P : alasannya..?
S3 :karena benda berada didalam zat cair sehingga volume zat cair sama dengan
volume benda..
P : mana yang lebih besar volume benda atau volume zat cair yang di desak
pada saat benda tenggelam…?
S3 :sama..
P : alasannya..?
S3 :karena benda berada di dalam zat cair seluruhnya sehingga volume benda
menekan zat cair seluruhnya
P :gaya – gaya pa yang bekerja pada benda pada saat benda terapung…
S3 :gaya tekan ke atas….dan gaya tekan ke bawah…
P : gaya – gaya pa yang bekerja pada benda pada saat benda melayang…
S3 : gaya tekan ke atas….dan gaya tekan ke bawah
P : gaya – gaya pa yang bekerja pada benda pada saat benda tenggelam…
S3 : gaya tekan benda kebawah
P :apa itu…?
S3 :karena massa benda menyebabkan benda terdorong kebawah…
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
119
P :ohh.. ya udah.. terima kasih ya…
Lampiran 5
WAWANCARA II
Partisipan 9 :
Peneliti : apa yang kamu rasakan pada saat menahan bola yang tercelup
didalam air ?
Partisipan 9 : bolanya seperti menekan ke atas.
Peneleiti : menekan, maksudnya ?
Partispsan 9 : seperti di doraong ke luar gitu...
Peneliti : kok bisa ?
Partisipan 9 : karena pada saat saya celupkan ada tekanan balik dari air ke
benadanya..
Peneliti ; kalau kamu lepaskan apa yang kamu amati ?
Partispan 9 : bolanya bergerak ke atas..
Peneliti : kenapa bisa bengitu ?
Partispan 9 : karena airnya mendorong ke atas.
Peneliti : ohhh... jadi gaya ke atas itu apa?
Partisipan 9 : hmmm...gaya yang terjadi pada benda karena tekanan zat cair kepada
bendanya yang arahnya ke atas..
Peneliti : bagaimana kita bisa tahu kalau itu gaya ke atas...?
Partisipan 9 : ya karena benda bergerak ke atas saat di lepaskan lagi setelah ditahan
di dalam zat cair..
Peneliti : nilainya bagaimana ?
Partisipan 9 : seberat zat cair yang dipindahkan bendanya
Peneliti : kok bisa begitu..?
Partisipan 9 : ya bisa...
Peneliti : ya...gimana ?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
120
Partisipan 9 : kalau gak salah pada saat saya timbang kemaren beratnya sama kok
mas dengan gaya ke atasnya..
Peneliti : yang mempengaruhu nilai gaya ke atas apa aja ?
Peneliti : kalau berat pengaruh gak ?
Partisipan 9 : berat gak pengaruh, ya seperti pada besi kemaren mas...
Peneliti : coba dijelaskan ?
Partisipan 9 : misalkan kita celupkan besi yang punya berat beda, tetap aja
tenggelam didalam air..
Peneliti : terus apa dunk yang mempengaruhi nilai gaya ke atasnya...
Partisipan 9 : massa jenis zat cair dan volume bendanya
Peneliti : gimana pengaruhnya ?
Partisipan 9 : kalau massa jenis zat cair, semakin besar massa jenis zat cairnya
maka gaya ke atsanya juga semakin besar, kalau volume
hmm...semakin besar volume benda yang masuk kedalam air jadi gaya
ke atasnya juga besar..
Peneliti : jadi itu...
Partisiapan 9 :ya...
Peneliti : pada keadaan terapung, bagaimana kedudukan benda didalam zat
cairnya ?
Partisipan 9 : ada bagian benda di atas zat cair dan bagian benda lainnya di dalam
zat cair...
Peneliti : terus, volume zat cair yang didesaknya gimana ?
Partisipan 9 : sebesar benda yang tercelupnya aja mas...
Peneliti : la ada kemungkinan gak bendanya turun lagi sehingga volume zat
cair yang didesak bertambah…?
Partisipan 9 ; ya nggaklah…
Peneliti : kok bisa, seandainya saya kasih beban lagi di atas…?
Partisipan 9 : oh ya…
Peneliti : apa itu pengaruh…
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
121
Partisipan 9 : gak tau mas…
Peneliti : ya nggak lah, soalnya kalau saya tambah beban massa jenis benda
tersebut pasti berubah…ngerti ?
Partisipan 9 : ngerti..
Peneliti : pada keadaan setimbang atau bendanya sudah gak naik atau turun
lagi gaya – gaya yang bekerja apa aja pada saat benda terapung ?
Partisipan 9 : gaya berat dan gaya ke atas..
Peneliti : hubungan kedua gaya tersebut pada saat terapung gimana ?
Partisipan 9 : gaya beratnya sama dengan gaya ke atasnya..
Peneliti : maksudnya gimana ?kok bisa sama?
Partisipan 9 : ya karena gak bergerak lagi..
Peneliti : kalau gak bergerak berarti benda akan terus terapung kan..
Partisipan 9 : iya...
Peneliti ; kalau gaya ke atasnya lebih besar gimana ?
Partisipan 9 : bendanya terus bergerak ke atas..
Peneliti : coba kalau benda saat melayang ?
Partisipan 9 : semua bagian benda ada di dalam air..
Peneliti : volume zat cair yang didesak gimana ?
Partisipan 9 : sama dengan volume benda
Peneliti : jadi kalau yang tercelup 2 cm3, volume zat cair yang didesak berapa?
Partisipan 9 : 2 cm3 juga…
Peneliti : gaya – gaya yang bekerja pada benda saat melayang ?
Partisipan 9 : sama saat terapung mas, saat setimbang hanya ada gaya berat dan ke
atas yang besarnya sama makanya benda gak naik gak turun..
Peneliti : kalau benda saat tenggelam ?
Partisispan 9 : benda masuk kedalam air seluruhnya..
Peneliti : trus bedanya dengan melayang apa ?
Partisipan 9 : kalau tenggelam bendanya terus bergerak kebawahh...
Peneliti : kenapa bisa begitu ...
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
122
Partisipan 9 : karena W > fa...
Peneliti : jadi, volume zat cair yang didesaknya gimana ?
Partisipan 9 : sama dengan volume bendanya…
Peneliti : ok...makasih ya..
Partisipan 7
Peneliti : pada saat percobaan kemaren, apa yang kamu rasakan pas bolanya
ditekan di dalam air ?
Partisipan 7 : bolanya mau naik ke atas..
Peneliti : yang membuat kamu rasakan seperti itu apa, dari bola atau airnya ?
Partisipan 7 : air..
Peneliti : kok bisa air ?
Partisipan 7 : ya karena tekanan air ke bola...
Peneliti : setelah dilepaskan, bolanya gimana ?
Partisipan 7 : langsung ke atas seperti ditekan air...
Peneliti : itu memnandakan ada apa?
Partisipan 7 : ada tekanan mas...
Peneliti : tekanan dari mana ?
Partisipan 7 : kayaknya dari air nya...?
Peneliti : kenapa bisa dari air ?
Partisipan 7 : ya karena pada saat benda masuk mendesak air maka air juga seperti
membalas menekan bendanya
Peneliti : kalau gitu, dari percobaan kemaren gaya ke atas apa ?
Partispan 7 : gaya dari zat cair ke benda yang membuat benda bergerak ke atas
saat di air..
Peneliti : kok kamu tau itu gaya ke atas...?
Partisipan 7 : ya karena bendanya bergerak ke atas...
Peneliti : lah gaya nya itu bekerja pada apa ?
Partispan 7 : pada bendanya lah mas...
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
123
Peneliti : coba kalau pada neraca pegas, gimana membuktikan ada gaya ke atas
pada benda ?
Participan 7 : pada saat bendanya tercelup kan skala nya ke atas, nah itu karena ada
gaya ke atas ….
Peneliti : besarnya berapa?
Partisipan 7 : berat saat benda di udara dikurang benda saat di dalam zat cair…
Peneliti : itu kalau pakai neraca pegas, kalau pakai at cair gimana cara
hitungnya?
Partisipan 7 : dari zat cair yang didesak benda
Peneliti : gimana ?
Partisipan 7 : jadi berat air yang tumpah itu sama dengan gaya ke atasnya...
Peneliti : trus apa yang mempengaruhi besarnya nilai gaya ke atas ?
Partisipan 7 : massa jenis zat cair dan volume benda..
Peneliti : gimana pengaruhnya ?
Partisipan 7 : misalnya kemaren pake minyak sama air, gaya ke atas bendanya kan
berbeda
Peneliti : gaya ke atasnya lebih besar mana ?
Partisipan 7 : besar air...
Peneliti : coba kamu jelaskan ?
Partisipan 7 : karena massa jenis air lebih besar dari minyak maka gaya ke atas
benda saat di air lebih besar..
Peneliti :kalau volume benda ...
Partisipan 7 : semakin besar volume benda yang tercelup kedalam air maka gaya ke
atasnya pasti besar...benar gak ?
Peneliti : ya...
Peneliti : pada saat benda terapung, bagaimana kedudukan bendanya dalam air
?
Partisispan 7 : volume benda Cuma sebagian yang tercelup sebagian lagi di atas air
Peneliti : besar volume yang didesak gimana ?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
124
Partisipan 7 : sama dengan volume benda yang di dalam air aja..
Peneliti : kenapa bendanya bisa terapung...?
Partisipan 7 : karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
Peneliti :gaya yang bekerja apa aja ?
Partisipan 7 : gaya berat dan gaya ke atas yang sama nilainya saat terapung
Peneliti : kalau pada keadaan melayang ?
Partisipan 7 : benda tercelup dan berada diantara permukaan air dan dasar ?
Peneliti : kok bisa ?
Partisipan 7 : karena setimbang …
Peneliti : setimbang apanya ?
Partisipan : jadi berat bendanya sama dengan gaya ke atas sehingga diam
ditengah...
Peneliti : kalau tenggelam ?
Partisipan 7 : bagian benda tercelup semua
Peneliti ; kenapa bisa begitu ?
Partisipan 7 : saat benda tenggelam berarti berat benda nya lebih besar dari pada
gaya yang buat benda ke atas…
Peneliti : trus zat cair yang didesak gimana ?
Partisipan 7 : sama dengan volume benda
Peneliti : ya udah, maksih ya
Partisipan 8
Peneliti : apa yang kamu rasakan pada saat kamu menahan bola di dalam air ?
Partisipan 8 : bola nya nekan ke atas..
Peneliti : apa yang membuat kamu merasakan seperti itu ?
Partisipan 8 : sepertinya air nya yang nekan..
Peneliti : air nekan apa ?
Partisipan 8 : nekan bolanya makanya terasa ke atas.
Peneliti : kok ke atas...?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
125
Partisipan 8 : ya kalau bolanya saya lepaskan pasti sekan – akan melompat ke atas..
Peneliti : kenapa bisa gitu ?
Partisipan 8 : karena airnya dorong bola ke atas..
Peneliti : berarti ada apa pada bolanya ?
Partisipan 8 : ada gaya yang buat bolanya naik
Peneliti : gaya yang buat bolanya naik itu apa ?
Partisipan 8 : gaya tekanan ke atas...
Peneliti : tekanan dari mana ?
Partisipan 8 : dari air ke bendanya...
Peneliti : kalau gitu gaya ke atas itu apa ?
Partisipan 8 : gaya yang diberikan ke benda dari zat cair saat benda didalam zat
cair…
Peneliti : seandainya benda digantung di neraca pegas, apakah bendanya juga
mengalami gaya ke atas ?
Partisipan 8 : iya...
Peneliti : kok tau..
Partisipan 8 : ya karena skala neraca pegas nya naik...
Peneliti : naik berarti ada gaya ke atas po?
Partisipan 8 : pada saat benda dimasukkin kan terasa ringan, nah skala pada neraca
pegas kalau bergerak ke atas berarti menunjukkan bendanya ringan..
Peneliti : kalau ringan berarti ?
Partisipan 8 : ada gaya ke atas...
Peneliti : besarnya gaya ke atas berapa ?
Partisipan 8 : sama dengan berat zat cair yang di desak..
Peneliti : kok bisa sama dengan berat zat cair yang didesak ?
Partisipan 8 : ya kemaren pas percobaan saat menghitung berat zat cair kemudian
menghitung gaya ke atasnya nilainya hampir sama mas.. nah, pas saat
di dalam air benda jadi ringan. Berat yang hilangnya itu sama dengan
air yang tumpah…
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
126
Peneliti : oh…
Peneliti : dari percobaan kemarin, apa faktor yang mempengaruhi nilai gaya ke
atas?
Partisipan 8 : apa ya…massa jenis dan volume benda yang dicelupkan..
Peneliti : sebentar, massa jenis apa ?
Partisipan 8 : massa jenis zat cair…
Peneliti : pengaruhnya gimana ?
Partisipan 8 : gaya ke atasnya beda
Peneliti : beda gimana ?
Partisipan 8 : pas saat saya mesukkan benda ke air dengan ke minyak nilai gaya ke
atasnya beda..
Peneliti : mana yang besar..?
Partisipan 8 : pada saat di air
Peneliti : air dan minyak mana yang besar massa jenisnya...?
Partisipan 8 : air...
Peneliti : jadi apa pengaruhnya massa jenis zat cair terhadap gaya ke atasnya ?
Partisipan 8 : semakin besar massa jenis zat cairnya maka semakin besar gaya ke
atasnya...
Peneliti :lah kalau volume benda yang tercelup gimana ?
Partisipan : kalau volume benda yang masuk ke air besar pasti gaya ke atasnya
juga besar…
Peneliti : bagaimana keadaan benda saat bendanya terapung…?
Partisipan : bendanya sebagian ada di atas air trus bagian yang sisanya di dalam
air..
Peneliti : nah, kalau gitu mana yang lebih besar…volume benda atau volume
zat cair yang didesak?
Partisipan 8 : volume….volume bendanya mas….
Peneliti : coba kamu jelaskan…!
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
127
Partisipan 8 : jadi volume air yang didesak itu hanya sebanyak bagian benda yang
ada di dalam air..
Peneliti : pada saat terapung itu kenapa bendanya gak turun lagi…?
Partisipan 8 : ya karena gaya ke atas nya sama dengan gaya ke bawahnya…
Peneliti : gaya kebawah itu apa?
Partisipan 8 : gaya grafitasi...
Peneliti : gaya grafitasi itu terkait apa dengan benda...?
Partisipan 8 : beratnya mas…
Peneliti : kok bisa…
Partisipan 8 : kan benda ada massa, trus kerena grafitasi narik benda kebawah
makanya berat benda juga kebawah.. kalau gak salah m x g
Peneliti : jadi gaya apa ?
Partispan 8 : gaya berat atau W mas...sehingga w = fa..
Peneliti : kalau kedudukan benda saat melayang gimana ?
Partisipan 8 : bagian benda seluruhnya di dalam air...
Peneliti : volumenya yang di desaknya ?
Partisipan 8 : sama dengan volume bendanya...
Peneliti : kenapa melayang ?
Partisipan : ya karena setimbang...
Peneliti : maksudnya ?
Partisipan 8 : sama seperti terapung tadi, gaya ke atasnya sama dengan gaya
beratnya...
Peneliti : kenapa pada saat benda tenggelam bendanya kebawah gak ke atas..?
Partisipan : karena gaya beratnya lebih besar mas...
Peneliti : kalau lebih besar turun terus po?
Partisipan : ya, karena gaya ke atasnya hanya sebesar volume bendanya aja yang
tercelup dan terus kebawah kerena beratnya lebih besar...
Peneliti : ya udah...makasih ya...
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
128
Partisipan 3
Peneliti : pada saat pecobaan kemaren ketika kamu menahan bola didalam air
apa yang kamu rasakan ?
Partisipan 3 : bolanya seperti nekan ke atas gitu..
Peneliti : apa yang membuat bola terasa nekan ...?
Partisipan 3 : sepertinya dari airnya mas...
Peneliti : kok bisa ?
Partisipan 3 :ya seperti kayak reaksi gitu...
Peneliti : maksudnya apa ?
Partisipan 3 : kalau kita nekan benda gitu kan kita seperti tertahan sesuatu...
Peneliti : iya, tapi kan ini di air..
Partisipan 3 : sama aja mas...
Peneliti ; sama gimana ?
Partisipan 3 : benda masuk nekan air, air juga pasti nekan benda...
Peneliti : kalau dilepaskan kemana arahnya ?
Partisipan 3 : arah apa ?
Peneliti : arah bolanya ...
Partisipan 3 : kemaren itu ke atas..
Peneliti : lah dari situ gaya ke atas itu apa...?
Partisipan 3 ; tekanan balik dari air kepada benda yang arahnya ke atas...
Peneliti : berarti gaya ke atas itu apa ?
Partisipan 3 : gaya dari zat cair yang diberikan kepada bendanya sehingga benda
bisa bergerak ke atas.
Peneliti : besarnya berapa ?
Partisipan : hmmm... kemaren cara menghitungnya pake air yang tumpah, berarti
sebesar berat air yang tumpah itu mas....
Peneliti : yang mempengaruhi besarnya nilai gaya ke atas apa?
Partisipan 3 : masa jenis zat cair sama volume benda yang tercelup..
Peneliti : gimana pengaruhnya ??
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
129
Partisipan 3 : massa jenis zat cair yang besar pasti gaya ke atasnya juga
besar..kalau volume benda yang tercelup hmmm…sama mas dengan
zat cair
Peneliti : sama gimana?
Partisipan 3 : ya semakin besar maka gaya ke atasnya juga besar.
Peneliti : gimana keadaan benda terapung ?
Partisipan 3 : sebagian benda ada diatas air dan ada dibawah air…
Peneliti : kalau gitu bagaimana volume zat cair yang didesak ..?
Partisipan 3 : ya sama …
Peneliti : kok bisa sama ?
Partisipan 3 :ehh...anu mas...sebesar jumlah benda yang ada di dalam air..
Peneliti : berarti lebih besar mana, volume benda atau volume zat cair yang
didesak?
Partisipan 3 : volume bendanya mas..
Peneliti : kenapa?
Partisipan 3 : ya karena volume benda keseluruhankan lebih besar dibanding yang
ada di dalam air..
Peneliti : gaya – gaya nya gimana ?
Partisipan 3 : sama..
Peneliti : apanya yang sama?
Partisipan 3 : gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah..
Peneliti : gaya kebawah itu apa ?
Partisipan 3 : itu loh mas yang simbolnya W..
Peneliti : ohh… gaya berat itu namanya…
Partisipan 3 : ya..
Peneliti : kalau saat melayang gimana ?
Partisipan 3 : benda masuk semua ke dalam air tapi ditengah – tengah..
Peneliti : volume zat cair yang didesak gimana?
Partisipan 3 : sama dengan volume benda..
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
130
Peneliti : kok gitu ?
Partisipan 3 : ya kerena bendanya kan masuk semua…
Peneliti : kalau tenggelam ?
Partisipan 3 : benda tercelup semua, tapi ada di dasar tempatnya..
Peneliti : kok bisa ?
Partisipan 3 : ya karena lebih berat…
Peneliti : ok deh… makasih ya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
131
Lampiran 6
Hasil Pretest berdasarkan Urutan Konsep Tiap – Tiap Nomor Soal
Berdasarkan Jawaban, Alasan, dan CRI
konsep Gaya ke
atas Terapung melayang tenggelam
No.soal 4 5 6 3 7 10 2 8 11 1 9 12
Kode siswa
Jawaban D C B A A
Fa
W B A
Fa
W
A C
Fa N
W 1
Jawaban 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CRI 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
2
Jawaban 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
3
Jawaban 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Jawaban 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
5
Jawaban 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6
Jawaban 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
132
Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
Jawaban 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8
Jawaban 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 Alasan 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9
Jawaban 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
10
Jawaban 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 Alasan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11
Jawaban 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan: Untuk setiap jawaban benar, alasan benar dan CRI tinggi diberikan notasi 1 sedangkan untuk jawaban salah, alasan salah dan CRI rendah diberikan notasi 0.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
133
Lampiran 7
Hasil Posttest berdasarkan Urutan Konsep Tiap – Tiap Nomor Soal
Berdasarkan Jawaban, Alasan, dan CRI
Keterangan: Untuk setiap jawaban benar, alasan benar dan CRI tinggi diberikan notasi 1 sedangkan untuk jawaban salah, alasan salah dan CRI rendah diberikan notasi 0.
konsep Gaya ke
atas Terapung melayang tenggelam
No.soal 4 5 6 3 7 10 2 8 11 1 9 12
Kode siswa
Jawaban D C B A A
Fa
W B A
Fa
W
A C
Fa N
W 3
Jawaban 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Alasan 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
CRI 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 7
Jawaban 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Alasan 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
CRI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8
Jawaban 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 Alasan 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
CRI 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
9
Jawaban 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Alasan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
CRI 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
134
Lampiran 8
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
135
Lampiran 9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.