persepsi dan perilaku merokok di kalangan siswa stm.docx

12
"Persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajar adalah aset suatu bangsa yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas secara jasmani dan rohani. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada generasi penerusnya. Jika generasinya memiliki kebobrokan moral dan perilaku, maka bisa dipastikan bangsa tersebut diambang kemunduran. Kebobrokan moral dan perilaku inilah yang menjadi masalah terbesar di saat ini. Kebobrokan atau perilaku menyimpang sudah tidak menjadi pemandangan yang langka lagi, seperti: tawuran, narkoba, free sex, sering berkunjung ke diskotik dll. Salah satu perilaku yang sangat merusak generasi muda saat ini adalah perilaku merokok. Efek dari rokok/tembakau dapat memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran , tingkah laku dan fungsi psikomotor (Roan, Ilmu kedokteran jiwa, Psikiatri ,1979 : 33). Tidak hanya itu, merokok juga menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyumbatan pembuluh darah, dll. Hal ini sangat membahayakan sekali bagi semua pihak terutama pelajar sebagai penerus. Bagaimana mungkin akan terbentuk generasi yang berkualitas, sementara mereka telah terbius oleh efek negatif dari rokok/tembakau. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui persepsi dan

Upload: rhisky-ariyoso

Post on 05-Aug-2015

90 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

"Persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM"

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajar adalah aset suatu bangsa yang perlu dididik untuk menjadi

manusia yang berkualitas secara jasmani dan rohani. Kemajuan suatu

bangsa sangat tergantung pada generasi penerusnya. Jika generasinya

memiliki kebobrokan moral dan perilaku, maka bisa dipastikan bangsa

tersebut diambang kemunduran. Kebobrokan moral dan perilaku inilah yang

menjadi masalah terbesar di saat ini. Kebobrokan atau perilaku menyimpang

sudah tidak menjadi pemandangan yang langka lagi, seperti: tawuran,

narkoba, free sex, sering berkunjung ke diskotik dll.

Salah satu perilaku yang sangat merusak generasi muda saat ini

adalah perilaku merokok. Efek dari rokok/tembakau dapat memberi stimulasi

depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran ,

tingkah laku dan fungsi psikomotor (Roan, Ilmu kedokteran jiwa,

Psikiatri ,1979 : 33). Tidak hanya itu, merokok juga menyebabkan penyakit

jantung, tekanan darah tinggi, penyumbatan pembuluh darah, dll. Hal ini

sangat membahayakan sekali bagi semua pihak terutama pelajar sebagai

penerus. Bagaimana mungkin akan terbentuk generasi yang berkualitas,

sementara mereka telah terbius oleh efek negatif dari rokok/tembakau.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui persepsi dan perilaku

merokok di kalangan siswa terutama siswa STM. Hal ini karena pelajar STM

didominasi oleh laki-laki yang merupakan konsumen rokok paling utama.

Dengan demikian akan dapat diketahui bagaimana persepsi dan perilaku

merokok di kalangan pelajar serta hal – hal yang menyebabkannya. Dengan

demikian akan dapat dicari suatu solusi untuk menghindari terjadinya

perilaku merokok ini dikalangan pelajar.

Page 2: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

B. Masalah dan Fokus Penelitian

1. Masalah

Selain merusak kesehatan merokok juga dapat menyebabkan

penurunan daya tangkap, tingkah laku dan psikomotor seseorang. Hal ini

tentu sangat membahayakan bagi pelajar, karena mereka merupakan

generasi penerus yang masih dalam proses pencarian ilmu pengetahuan.

Bagaimana mungkin pelajaran dapat diserap dengan baik, sementara daya

tangkap berkurang, dan kreativitas menurun, serta pola berpikir pelajar yang

sudah menuju penyimpangan.

2. Fokus penelitian

STM (Sekolah Teknik Menengah) merupakan sekolah yang sangat

didominasi oleh pelajar laki – laki. Mereka sangat rentan terhadap rokok.

Sangat menarik untuk mengetahui persepsi dan perilaku merokok mereka.

Dengan demikian hal – hal yang menyebabkan perilaku merokok tersebut

dapat diketahui .

3. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana persepsi pelajar STM terhadap merokok?

b. Bagaimana perilaku merokok di kalangan pelajar STM?

c. Hal – hal apa yang menyebabkan mereka merokok?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi dan perilaku

merokok di kalangan pelajar STM. Selain itu juga untuk mengetahui hal – hal

yang menyebabkan perilaku itu terjadi di kalangan mereka.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan STM

ini, maka dapat dilakukan suatu usaha pencegahan agar perilaku tersebut

dapat dihindari oleh pelajar.

Page 3: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Persepsi

Kata persepsi memiliki beberapa makna, berikut dikemukakan

beberapa pengertian tentang persepsi. Sarwono ( 1997 : 94)

mengungkapkan bahwa “persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses

pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi

tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan dan

sebagainya ) “. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada

seseorang yaitu proses memahami atau memberi makna terhadap setiap

informasi yang diterima oleh seseorang melalui alat indra, dan selanjutnya

seseorang mempersepsi atau memahami informasi yang mereka terima.

Berkaitan dengan pengertian persepsi, Gibson (dalam Andrew, 1983; 74)

mengungkapkan “Perception is a proses by which the brain selects, organize

and interprets the sensation”. Penjelasan ini menunjukkan bahwa fungsi dari

persepsi adalah untuk membantu orang memahami setiap informasi yang

datang dari luar melalui indera secara logis dan teratur.

2. Konsep perilaku

Dalam kamus bahasa Indonesia Depdikbud (1997) perilaku adalah

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

Tanggapan atau reaksi tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan,

perbuatan atau tindakan yang bertujuan sesuai dengan sifat rangsangan itu

sendiri. Berarti perilaku adalah suatu respon yang merupakan akibat dari

adanya rangsangan sebagai penyebab.

Menurut Thorndike (dalam Rakhmat, 1993) perilaku adalah hasil

pengalaman. Perilaku digerakkan oleh kebutuhan untuk memperbanyak

kesenangan dan mengurangi penderitaan. Adanya stimulus (s) akan

menimbulkan suatu respon (r) tertentu. Intensitas hubungannya akan

menjadi kuat manakala diikuti suasana yang menyenangkan atau sebaliknya.

Page 4: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

Menurut Ross (dalam Rakhmat,1993) menyatakan bahwa faktor

situasional atau fakor lingkungan yang paling berperan dalam

perkembangan perilaku individu. Sedangkan menurut Sampson (dalam

Rakhmat,1993) menyimpulkan bahwa interaksi kedua faktor yaitu personal

dan lingkunganlah yang mempengaruhi perilaku. Hal ini sesuai dengan

pendapat Jung (dalam Efendi,1985) bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi perilaku, yaitu : faktor pembawaan (Heredity) dan faktor

lingkungan (environment).

3. Tipe perilaku merokok

Berdasarkan Management of affect theory, Silvan Tomkins (dalam Al

Bachri,1991) ada 4 tipe perokok yaitu :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan

merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.

Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3

sub tipe ini :

a. Pleasure relaxation perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah minum kopi atau makan.

b. Stimulation to pick them up Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya

untuk menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan

untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau

perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan

jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas,

gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan

Page 5: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

tidak enak terjadi,sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai

psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah

dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang

dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah

membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir

kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka

menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan

perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi

kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini

merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,

seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api

rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

4. Hal – hal yang menyebabkan perilaku merokok

1. Pengaruh 0rangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa

anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak

bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah

untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal

dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado

dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Remaja yang

berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai

sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang

lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan

dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan

pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan yang

paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi

figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya

Page 6: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok

lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu

orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku

sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada ayah yang

merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al Bachri,

Buletin RSKO, tahun IX, 1991).

2. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak

remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-

temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari

fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama

remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan

teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja

tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.

Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula

dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu

atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa,

membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian

yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk

rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi

pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi

pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah (Atkinson, 1999).

4. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang

menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang

Page 7: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu

untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

(Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha

mengungkapkan kajian persepsi dan perilaku pelajar tentang merokok. Hal

ini senada dengan pendapat Abizar (1999) yang menyatakan bahwa tujuan

utama penelitian kualitatif adalah menentukan makna dibalik tingkah laku

lahiriah manusia sebagai anggota masyarakat dimana masalah fenomologis

merupakan salah satu basis bagi penelitian kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di STM 1 Padang. Dimana jumlah mayoritas

tertinggi pelajarnya adalah laki-laki.

C. Informan

Didalam penelitian ini, peneliti merupakan instrument kunci yang

sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu penulis secara

individu akan turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data

dari informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive, yaitu atas

dasar apa yang kita ketahui tentang variasi-variasi yang ada (Sanapiah,

1990). Adapun yang menjadi informan adalah pelajar STM itu sendiri yang

sukarela memberikan informasi.

Penentuan informan di atas didasarkan pada pendapat Spradley dalam

Sanapiah (1990) yang menyatakan bahwa informan adalah mereka yang

terlibat langsung dalam aktivitas yang menjadi objek perhatian.

Page 8: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

D. Teknik pengumpulan data

Selanjutnya kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengikuti pola yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992),

yakni melalui: 1). Wawancara, 2). Observasi, 3). Studi dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis wawancara

dengan pedoman umum dimana peneliti dilengkapi panduan wawancara

yang sangat umum yang hanya akan mencantumkan isu-isu yang harus

diteliti tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk

pertanyaan eksplisit. Peneliti juga akan menggunakan model pertanyaan

open question dan close question di dalamnya. Peneliti juga menyertakan

metode wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara

konvensasional yang informal, dimana proses wawancara ini didasarkan

penuh pada perkembangan pertanyaan secara spontan dalam interaksi

alamiah. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan jenis observasi non

partisipan, dimana observer tidak ikut terlibat penuh dalam kegiatan

observasi tersebut. Peneliti mendeskripsikan setting yang dipelajari,

aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam

aktivitas, dan makna kejadian dari perspektif merekam yang terlibat dalam

kejadian yang diamati tersebut.

E. Teknik Menjamin Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan teknik yang dikemukakan oleh Maleong, (2001), yaitu :

1. Perpanjangan keikutsertaan

2. Ketekunan Pengamatan

3. Triangulasi

Metode yang digunakan dalam triangulasi ini antara lain :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara

b. Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain

Page 9: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara

d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat

e. Membandingkan hasil temuan dengan teori

4. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara dalam bentuk

diskusi dengan pembimbing, penguji, dan teman sejawat.

F. Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode

seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Reduksi data

2. Penyajian data

3. Menarik kesimpulan

4. verifikasi

Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses

pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan.

Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Format

matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang

diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta penentuan

data kasar yang masuk akan dilakukan berdasarkan kasus atau topic

bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat disusun dalam matriks

tersebut, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang dideskripsikan

secara normatif.

DAFTAR PUSTAKA

Abizar, Agus I, Chatlinas S (1999). Buku Panduan Penulisan Tesis. Padang :

Page 10: persepsi dan Perilaku merokok di kalangan siswa STM.docx

PPs

Ahmad, R (1998).Psikologi Umum. Jakarta ; Rika Cipta

Efendi, O.U (1985).Psikologi management. Bandung ; Alumni

Muhammmad Ikbal. Persepsi siswa terhadap Karier dan Pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah Umum (SMU) 2 Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Tesis. 2004.

www. e-psikologi.com

Web Forum Upi. Remaja dan Rokok.indexs.php.hmtl