persepsi siswa smp putra bangsa terhadap perilaku merokok di...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
PERSEPSI SISWA SMP PUTRA BANGSA TERHADAP
PERILAKU MEROKOK DI KELURAHAN KEMIRI MUKA,
DEPOK
SKRIPSI
NURHIDAYAT
0806334205
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
DEPOK
JULI, 2012
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
i
UNIVERSITAS INDONESIA
PERSEPSI SISWA SMP PUTRA BANGSA TERHADAP
PERILAKU MEROKOK DI KELURAHAN KEMIRI MUKA,
DEPOK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
NURHIDAYAT
0806334205
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
DEPOK
JULI, 2012
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Nurhidayat
Npm : 0806334205
Tanda Tangan :
Tanggal : 5 Juli 2012
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Nurhidayat
NPM : 0806334205
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa terhadap
Perilaku Merokok di kelurahan Kemiri Muka,
Depok
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ns. Widyatuti S.Kp., M.Kes., Sp.Kom ( )
Penguji : Ns. Sukihananto S.Kep., M.Kep ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 5 Juli 2012
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan Jurusan
Ilmu Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh kesabaran,
ketekunan dan yang lainnya.
2) Agung Waluyo SKp., MSc., PhD selaku dosen pembimbing saya di
semester 7.
3) Ns. Widyatuti S.Kp., M.Kes., Sp.Kom selaku dosen pembimbing saya di
semester 8 yang banyak memberi arahan untuk terlaksananya skripsi ini
dengan jadwal beliau yang cukup padat. Terima kasih atas kesediaannya
untuk membimbing peneliti hingga akhir.
4) Mts Muhammadiyah yang telah memberikan izin terhadap peneliti untuk
melakukan uji validitas disekolah tersebut.
5) SMP Putra Bangsa yang telah memberikan izin untuk diambil siswanya
sebagai sampel penelitian. Terima kasih selaku Ibu Aster selaku wakil
bagian akademik yang dari awal perijinan hingga akhir membantu peneliti
dalam pengambilan data.
6) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik dalam
bentuk material, moral, dan Do‟a.
7) Seluruh sahabat yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini baik dalam bentuk saran, kritik, waktu, tenaga. Terima kasih semuanya.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
v
Depok, Juli 2012
Nurhidayat
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik universitas indonesia saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Nurhidayat
NPM : 0806334205
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
universitas indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Eksclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Persepsi Siswa SMP
Putra Bangsa terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka,
Depok”, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 5 Juli 2011
Yang menyatakan
( Nurhidayat )
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Nurhidayat
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa terhadap Perilaku
Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi siswa SMP Putra
Bangsa terhadap perilaku merokok di kelurahan Kemiri Muka Depok.
Pengambilan sample pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan desain
cross sectional dan teknik Quota sampling. Pengambilan data menggunakan
kuesioner pada 135 siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa berpersepsi positif
(51,9%). Usia >14 tahun berpersepsi negatif dibanding usia dibawahnya, Persepsi
responden laki-laki berpersepsi negatif dibanding perempuan sebanyak 2,6 kali,
responden dengan orang tua perokok serta bekerja di bidang non kesehatan
berpersepsi positif. 23% responden mendukung pernyataan bahwa merokok
membuat laki-laki terlihat jantan. 28,9% responden mendukung pernyataan
merokok dapat mengurangi stress.
Kata kunci: persepsi, perilaku merokok, siswa
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Nurhidayat
Study Program : Ilmu Keperawatan
Title : Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa terhadap Perilaku
Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok
This study aims to knowing the perception of junior high school student about
smoking in Kemiri Muka district, Depok. Sample collected in this quantitative
descriptive study used cross sectional design with quote sampling.. The tool of
study used questionnaire to 135 students. The result show that respondents have
positive perception (51,9%). Student >14 years have more negative perception
than younger, male more negative than female as much as 2.6, student with parent
as smoker; work at non-healthy have positive perception. 23% respondent agree
that smoking make male more gentle. 28,9% respondent agree that smoking
decline the stress.
Keyword: perception, smoking, student
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................vi
ABSTRAK...........................................................................................................vii
ABSTRACT........................................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA...............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar belakang............................................................................................1
1.2. Perumusan masalah....................................................................................5
1.3. Tujuan penelitian........................................................................................6
1.3.1. Tujuan umum..................................................................................6
1.3.2. Tujuan khusus.................................................................................6
1.4. Manfaat penelitian......................................................................................6
1.4.1. Manfaat teoritis...............................................................................6
1.4.2. Manfaat aplikatif.............................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
2.1. Teori dan konsep terkait.............................................................................8
2.1.1. Persepsi...........................................................................................8
2.1.2. Remaja dan perkembangannya......................................................13
2.1.3. Perilaku merokok...........................................................................15
2.2. Kerangka teori...........................................................................................18
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN.................................................................19
3.1. Kerangka konsep.......................................................................................19
3.2. Definisi operasional...................................................................................21
BAB 4 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN.......................................24
4.1. Desain penelitian........................................................................................24
4.2. Tempat dan /Waktu penelitian...................................................................24
4.3. Populasi dan sampel...................................................................................24
4.4. Etika penelitian...........................................................................................26
4.5. Alat pengumpul data..................................................................................27
4.6. Metode pengumpulan data.........................................................................28
4.7. Pengolahan dan analisis data.....................................................................29
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
x
Universitas Indonesia
4.8. Jadwal kegiatan..........................................................................................31
4.9. Sarana penelitian........................................................................................31
BAB 5 HASIL PENELITIAN.............................................................................32
5.1. Gambaran usia responden.........................................................................32
5.2. Gambaran jenis kelamin responden..........................................................33
5.3. Gambaran suku responden........................................................................33
5.4. Gambaran kelas responden.......................................................................34
5.5. Gambaran pekerjaan orang tua responden................................................34
5.6. Gambaran status perokok orang tua responden........................................35
5.7. Gambaran status perokok responden........................................................35
5.8. Gambaran persepsi siswa terhadap perilaku merokok..............................36
5.9. Gambaran persepsi siswa dilihat dari usia................................................37
5.10. Gambaran persepsi siswa dilihat dari jenis kelamin................................38
5.11. Gambaran persepsi siswa dilihat dari suku..............................................39
5.12. Gambaran persepsi siswa dilihat dari kelas............................................40
5.13. Gambaran persepsi siswa dilihat dari pekerjaan orang tua......................41
5.14. Gambaran persepsi siswa dilihat dari status perokok orang tua..............42
5.15. Gambaran persepsi siswa dilihat dari status perokok siswa....................43
BAB 6 PEMBAHASAN.......................................................................................44
6.1. Gambaran karakteristik demografi responden.........................................44
6.2. Gambaran faktor yang mempengaruhi persepsi.......................................46
6.3. Gambaran persepsi siswa terhadap perilaku merokok.............................48
6.4. Gambaran persepsi dilihat dari karakteristik demografi responden........50
6.5. Gambaran persepsi dilihat dari faktor yang mempengaruhi persepsi......53
6.6. Keterbatasan penelitian………................................................................56
6.7. Implikasi keperawatan……………………….........................................56
BAB 7 PENUTUP.................................................................................................57
7.1. Kesimpulan..............................................................................................57
7.2. Saran........................................................................................................58
DAFTAR REFERENSI.......................................................................................59
LAMPIRAN
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………..…..21
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan………………………………………………….......31
Tabel 5.1 Distribusi usia siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012………..........32
Tabel 5.2 Distribusi jenis kelamin siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 ......33
Tabel 5.3 Distribusi suku siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012…………….33
Tabel 5.4 Distribusi kelas siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012………........34
Tabel 5.5 Distribusi pekerjaan orang tua siswa SMP Putra Bangsa, Depok,
2012.....................................................................................................34
Tabel 5.6 Distribusi status perokok orang tua siswa SMP Putra Bangsa, Depok,
2012.....................................................................................................35
Tabel 5.7 Distribusi status perokok siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012.….35
Tabel 5.8 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok,
Depok, 2012……….............................................................................36
Tabel 5.9 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok
dilihat dari usia, Depok, 2012……………………………………......37
Tabel 5.10 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari jenis kelamin, Depok, 2012……………...…..38
Tabel 5.11 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari suku, Depok, 2012…………………………...39
Tabel 5.12 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari kelas, Depok, 2012………………………......40
Tabel 5.13 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari pekerjaan orang tua, Depok, 2012……...........41
Tabel 5.14 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari status perokok orang tua, Depok, 2012.......…42
Tabel 5.15 Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok dilihat dari status perokok, Depok, 2012……………...…43
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Pembentukan Persepsi..........................................................................11
Skema 2.2 Teori SOR............................................................................................16
Skema 2.3 Kerangka Teori.....................................................................................18
Skema 3.1 Kerangka Konsep.................................................................................20
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Hasil mentah uji validitas
Lampiran 3 : Surat permohonan izin
Lampiran 4 : Surat balasan sekolah
Lampiran 5 : Hasil mentah analisis distribusi persepsi
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Merokok sudah menjadi salah satu masalah besar di Indonesia bahkan di
dunia. Merokok dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan yang pada
akhirnya akan berujung pada kematian. Penyakit tersebut seperti kanker pada
paru, esofagus, laring, mulut, dan tenggorokan; penyakit kronik paru,
emfisema dan bronkitis; stroke, serangan jantung, penyakit kardiovaskuler
lainnya, dan masih banyak lagi (WHO, 2006). Data WHO dalam World no
Tobacco Day 2006 memperkirakan bahwa jumlah perokok diseluruh dunia
adalah 1,3 milyar dengan jumlah kematian berkisar 5juta pertahun, bila pola
yang terjadi tidak ditanggulangi dengan segera maka angka kematian
tersebut akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2020 yaitu mendekati angka
10 juta orang meninggal pertahun karena pengkonsumsian rokok (WHO,
2006). Merokok membunuh hampir 6 juta orang tiap tahun, 5 juta lebih
adalah pengguna dan mantan pengguna serta lebih dari 600.000 adalah
perokok pasif (WHO, 2011). Masalah merokok tidak hanya menjadi masalah
bagi dunia tetapi juga bagi Indonesia dilihat dari peningkatan konsumsi
rokok.
Indonesia termasuk negara dengan penggunaan atau konsumsi rokok
terbanyak. WHO dalam Tobacco Atlas di tahun 1998, Indonesia menempati
peringkat ke-5 dengan jumlah konsumsi 215 milyar batang rokok, kemudian
Rusia 258 milyar, Jepang 328 milyar, Amerika Serikat 451 milyar, dan Cina
menjadi pengkonsumsi rokok terbesar dunia dengan mengkonsumsi sebanyak
1.643 milyar (WHO, 2002). Tahun 2009, WHO dalam Tobacco Atlas
mengupdate kembali lima negara yang memiliki jumlah konsumsi rokok
terbesar didunia pada tahun 2007 yaitu Cina dengan 2.163 milyar batang
rokok, Amerika Serikat dengan 357 milyar, Rusia dengan 331 milyar dan
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
2
Universitas Indonesia
Jepang dengan 259 milyar, serta Indonesia dengan 239 milyar (WHO, 2009).
Data tersebut menunjukan, Cina dan Indonesia mengalami peningkatan 466
milyar batang untuk Cina dan 57 milyar batang untuk Indonesia. Laporan
lainnya WHO pada tahun 2008 “WHO Report on Global Tobacco Epidemic,
2008” melaporkan bahwa jumlah perokok didunia adalah 1,3 milyar dan 10
negara yang memiliki kontribusi terbesar dalam jumlah perokok terbanyak
adalah Cina, India, Indonesia, Rusia, Amerika, Jepang, Brazil, Jerman, dan
Turki. Indonesia menyumbang sebanyak 4,8%, itu artinya jumlah perokok
Indonesia menurut laporan WHO adalah 62,4 juta perokok. Selain data diatas
terdapat juga laporan dalam negeri mengenai kenaikan konsumsi rokok di
Indonesia.
Laporan TCSC-IAKMI (Tobacco Control Support Centre-Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia), tahun 2005 hingga 2008 indonesia
mengalami peningkatan konsumsi rokok. Tahun 2005 Indonesia
menghabiskan 214 milyar batang rokok, tahun 2006 meningkat menjadi 220
milyar, tahun berikutnya meningkat menjadi 238 milyar dan tahun 2008
terjadi peningkatan kembali menjadi 240 milyar batang rokok (TCSC-
IAKMI, 2009). Salah satu artikel dalam media massa (Tempo) berjudul
“Konsumsi Rokok Melewati Produksi” memberitakan bahwa konsumsi rokok
di tahun 2004 sebesar 223 milyar dan tahun 2008 menjadi 240 milyar batang.
Peningkatan ini bisa dirata-ratakan sekitar 4,78% pertahun 2015
diproyeksikan menjadi 260 milyar batang rokok (Aprilia, 2011). Peningkatan
konsumsi rokok di Indonesia merupakan salah satu indikator yang
merefleksikan peningkatan angka perokok.
Angka perokok mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, begitu juga
perokok usia remaja. Hasil penelitian Lembaga Demografi FEUI dalam
artikel yang diterbitkan oleh salah satu media massa dalam negeri
(Republika) menyebutkan bahwa:
“Pada tahun 1995 diperkirakan ada 33,8 juta perokok laki-laki dan 1,1 juta
perokok perempuan. Namun, pada tahun 2007 angka ini meningkat drastis
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
3
Universitas Indonesia
menjadi 60,4 juta perokok laki-laki dan 4,8 juta perokok perempuan, kata
Peneliti Lembaga Demografi FEUI, Abdillah Hasan, Jakarta, Rabu.”
(Maradona, 2011).
Laporan lain yang diterbitkan oleh Riskesda (Riset Kesehatan Daerah) tahun
2007 (Badan Penelitian dan Perkembangan DepKes RI, 2008) dan 2010
(Badan Penelitian dan Perkembangan DepKes RI, 2011), kelompok umur 10-
14 tahun yang mulai merokok mengalami kenaikan dari 10,5% menjadi
17,5%. Dari data Riskesda dapat disimpulkan terdapat kenaikan mencapai
70% dalam selang waktu tiga tahun. Angka perokok yang meningkat tajam,
terlebih pada usia 10-14 tahun (remaja) yang dibuktikan oleh Riskesda 2007
dan 2010 ini cukup tinggi. Peningkatan angka perokok usia remaja ini
tentunya mempunyai dampak masalah yang timbul.
Tiga juta remaja merokok dan sepertiganya meninggal akibat merokok
(Timmreck, 2001). Walaupun sisa duapertiga tidak meninggal namun seperti
diketahui bahwa rokok mempunyai efek yang buruk pada kesehatan dan
bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang (penyakit kronis yang
menyebabkan kematian). Hasil penelitian Vrije Universiteit di Amsterdam
menyatakan bahwa rokok dapat menyebabkan kerusakan pada otak remaja,
kerusakan tersebut bisa “melekat” pada otak atau dapat dibilang tidak bisa
pulih kembali (Thijs Westerbeek van Eerten, 2011). Efek jangka pendek dan
juga jangka panjang terutama mengacu pada hasil penelitian Vrije
Universiteit akan sangat merugikan bagi lingkungan kecil remaja hingga
lingkungan besar (negara). Kerugian tersebut karena terjadinya kerusakan
pada sistem berpikir remaja maka kualitas SDM negara juga akan menjadi
menurun. Penurunan kualitas SDM maka akan berdampak pada penurunan
kualitas negara. Dampak peningkatan perilaku merokok pada remaja akan
menyebabkan banyak masalah bila tidak dicegah.
Dampak lebih lanjut seperti peningkatan angka kematian pada remaja serta
penurunan kualitas SDM dapat dicegah salah satunya oleh profesi perawat.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
4
Universitas Indonesia
Perawat mempunyai beberapa peran yang salah satunya adalah sebagai
penyuluh (Potter & Perrry, 2005). Peran penyuluh ini mempunyai arti bahwa
perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga
perawat berperan untuk mencegah terjadinya kondisi sakit ataupun
meningkatkan status kesejahteraan klien. Contoh dalam konteks peningkatan
perilaku merokok pada remaja, perawat dapat mengambil peran dalam
penyuluhan ataupun pendidikan kesehatan pada remaja. Perawat
berkolaborasi dengan sekolah baik dalam program UKS ataupun program
kesehatan lain untuk menurunkan atau setidaknya menekan peningkatan
angka perilaku merokok pada remaja. Peningkatan angka perilaku merokok
pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktornya adalah
persepsi.
Angka perilaku merokok yang tinggi pada remaja awal berasal dari persepsi
atau pandangan yang dipercayai mengenai merokok itu sendiri. Menurut
Skinner (1938) perilaku adalah respon terhadap stimulus (Nootoatmodjo,
2007), persepsi dapat menjadi stimulus tersebut sehingga persepsi akan
merefleksikan perilaku. Beberapa penelitian mengenai persepsi merokok
menyebutkan bahwa kurang lebih 5% anak usia muda di Bahama, Barbados,
Costarica, Indonesia, Malawi, Monsterrat, Polandia, Rusia, Singapura,
Ukraina, dan Venezuela berpikir atau mempunyai persepsi bahwa wanita
yang merokok terlihat lebih menarik dibandingkan dengan yang tidak
merokok. Penelitian lain yang berhubungan dengan persepsi merokok pada
remaja menyebutkan bahwa lebih dari 40% anak-anak muda di Fiji, Ghana,
Malawi, Nigeria, Afrika Selatan, Sri Lanka dan Zimbabwe berpikir ataupun
mempunyai persepsi bahwa pria yang merokok mempunyai teman yang lebih
banyak (WHO, 2002). Penelitian Universitas Hamka dan Komnas Anak
(2007) menunjukan hampir semua anak (99,7%) melihat iklan rokok di
televisi dan 68,2% memiliki kesan atau persepsi positif terhadap iklan rokok,
serta 50% remaja perokok lebih percaya diri seperti dicitrakan oleh iklan
rokok (Adam, 2011).
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
5
Universitas Indonesia
Persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti variabel demografis, sosio-
psikologis, tekanan sosial, faktor emosi, peran, kebutuhan, nilai dan
kepercayaan, latar belakang sosio kultural, pengalaman, dll. Faktor-faktor
tersebut secara lebih jelas dibahas didalam bab tinjauan pustaka. Tapi dari
faktor-faktor tersebut peneliti akan melihat gambaran persepsi dari variabel
demografis seperti usia, jenis kelamin, suku, dan kelas. Faktor yang
mempengaruhi persepsi seperti latar belakang sosio kultural contoh pekerjaan
orang tua dan status perokok orang tua siswa. Kemudian faktor peran seperti
status perokok siswa.
Penelitian ini akan diadakan di salah satu SMP daerah kelurahan Kemiri
Muka Depok. Pemilihan tempat didasarkan pada acces yang terjangkau dan
dilihat dari data departemen kesehatan RI dalam dokumen profil kesehatan
Indonesia 2008 Jawa Barat (termasuk Depok) menempati urutan 12 besar dari
33 provinsi menurut prevalensi merokok (Depkes RI, 2009). Riskesda 2010
juga kembali memperlihatkan bahwa Jawa Barat tetap menjadi urutan ke 12
dari 33 provinsi (Badan penelitian dan perkembangan DepKes RI, 2011).
Data-data di atas menjelaskan bahwa perilaku merokok mulai merambah pada
usia remaja. Perilaku ini dapat didasari oleh persepsi anak mengenai merokok
itu sendiri. Sehingga penelitian mengenai “Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa
terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok” merupakan
landasan yang penting untuk mengetahui pandangan anak usia remaja
mengenai merokok. Sehingga dengan diketahuinya persepsi anak usia remaja
maka dapat dilakukan tindakan preventif untuk menekan angka peningkatan
jumlah perokok terutama perokok remaja.
1.2. Perumusan Masalah
Angka perokok terus mengalami kenaikan walaupun merokok merugikan
kesehatan bahkan menyebabkan banyak kematian. Kenaikan terjadi juga pada
usia remaja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa remaja
memiliki kesan atau persepsi positif sehingga memutuskan untuk merokok.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
6
Universitas Indonesia
Namun penelitian mengenai persepsi merokok pada remaja khususnya remaja
awal di Indonesia terutama kota Depok belum banyak sehingga masalah
penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap
perilaku merokok di kelurahan Kemiri Muka, Depok.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap
perilaku merokok di kelurahan Kemiri Muka, Depok.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi persepsi siswa terhadap perilaku merokok
dilihat dari karakteristik demografi responden antara lain
usia, jenis kelamin, kelas, dan suku
1.3.2.2. Mengidentifikasi persepsi siswa terhadap perilaku merokok
dilihat; dari faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain
perkerjaan orang tua, status perokok orang tua, status
perokok siswa
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Menambah keilmuan mengenai persepsi yang ada pada anak usia
remaja terhadap merokok baik persepsi itu bersifat positif ataupun
negatif dalam lingkup SMP.
1.4.2. Manfaat Aplikatif
Dapat menjadi landasan untuk pemberian pendidikan kesehatan
mengenai perilaku merokok pada anak-anak usia remaja dengan
memberikan penguatan pada persepsi yang sesuai dengan konsep
kesehatan ataupun memberikan pengarahan untuk memperbaiki
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
7
Universitas Indonesia
persepsi yang salah terhadap perilaku merokok sehingga dapat
menekan jumlah perokok dari individu usia remaja.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
8
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan kepustakaaan sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan
dilakukan, tinjauan pustaka ini biasanya mencakup 2 hal yaitu: tinjauan teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan dteliti dan tinjauan dari hasil-hasil
penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo,
2010). Dalam tinjauan kepustakaan kali ini akan membahas teori dan konsep
mengenai persepsi, remaja dan perkembangannya, perilaku merokok dan beberapa
penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian “Persepsi Siswa SMP
terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok”, serta kerangka
teori yang menjabarkan kaitan antara tiap konsep dan teori yang dijelaskan secara
keseluruhan.
2.1. Teori dan Konsep Terkait
2.1.1. Persepsi
Persepsi merupakan proses menyeleksi, mengorganisasi dan
menginterpretasi sebuah stimulus sensori sehingga menjadi berarti dan
saling berhubungan (Kozier, 1995). Persepsi adalah proses identifikasi
dan interpretasi awal mengenai stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui 5 panca indera yaitu penglihatan, pendengaran,
perasa, peraba, dan pembau (Stuart & Laraia, 2001). Menurut Potter
dan Perry (1995) persepsi merupakan pandangan ataupun pendapat
seseorang terhadap suatu kejadian (Aruan & Trianingsih, 2006).
Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses akhir
dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indra lalu diteruskan ke otak untuk
dilakukan proses interpretasi, dan baru kemudian individu menyadari
tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2002). Menurut
KBBI persepsi adalah: (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
9
Universitas Indonesia
sesuatu; (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancaindranya (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, 2008). Beberapa pengertian mengenai persepsi
diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa persepsi adalah sebuah proses
yang bertujuan untuk menganalisis, menginterpretasikan atau
memberikan penilaian terhadap stimulus yang diterima oleh indera
manusia yang menghasilkan sebuah pandangan mengenai stimulus
tersebut.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah (Hariyani, 2009) :
a. Perhatian yang selektif
Tidak semua rangsangan akan ditanggapi, kecuali rangsangan
tersebut menguntungkan atau bermanfaat atau menarik untuk
diri individu.
b. Ciri-ciri stimulus atau rangsangan
Semakin berbeda baik lebih besar, cepat, kontras, ataupun lebih
lama maka persepsi yang terbentuk juga akan berbeda.
c. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu akan menjadikannya sebagai landasan
berpikir sehingga bila ada stimulus yang baru dan sedikit
termodifikasi biasanya seseorang akan menyamakan dengan
persepsi sebelumnya yang telah tercipta.
d. Kebutuhan dan status emosional
Kebutuhan memotivasi seseorang untuk dapat memenuhinya.
Sedangkan status emosional dapat mempengaruhi semua input
data yang akan mempengaruhi proses dalam menginterpretasi
stimulus dan persepsi yang terbentuk dapat berbedadengan
kedua faktor ini.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
10
Universitas Indonesia
e. Fungsi sistem saraf
Sistem saraf adalah pusat berpikir sehingga kerusakan baik
dibagian pusat ataupun perifer (indera) dapat merubah
penciptaan persepsi.
Menurut Potter dan Perry (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah faktor interpersonal meliputi tingkat pendidikan,
tingkat perkembangan, latar belakang socio-kultural, faktor emosi,
gender, status kesehatan fisik, nilai dan kepercayaan, serta peran.
(Hariyani, 2009).
Menurut Kozier (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang adalah (Hariyani, 2009) :
a. Variabel demografis (meliputi usia, jenis kelamin, ras, dan
suku bangsa). Etnisitas atau suku adalah klasifikasi atau
afiliasi dengan setiap kelompok dasar yang dibedakan oleh
adat, karakteristik, bahasa, atau faktor pembeda lain yang
sejenis. Perbedaan ini meluas termasuk ke struktur keluarga,
bahasa, kesukaan makanan, kode, moral, dan ekspresi emosi.
Untuk pengaturan suatu standar perilaku bebrapa kelompok
budaya megnembangkan orientasi rasa bersalah dan rasa malu
(Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L.,
& Schwartz, P. 2003)
b. Variabel sosio-psikologis, yaitu fakor sosial dan emosional.
Fakotr sosial dapat berasal dari keluarga dan luar lingkungan
keluarga. Keluarga mempunyai nilai-nilai yang akan
ditanamkan terhadap anak. Proses tersebut disebut proses
sosialisasi, yaitu proses ketika anak menadapt keyakinan,
nilai, dan perilaku tertentu untuk dapat berfungsi dalam
kelompok tersebut(Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D.,
Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. 2003).
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
11
Universitas Indonesia
c. Tekanan sosial, merupakan pengaruh dari teman kelompok
yang dapat mempengaruhi dalam persepsi mengenai suatu hal.
d. Cues of action, dapat berupa isyarat internal atau eksternal
misalnya perasaan lemah, gejala yang tidak menyenangkan
atau anggapan seseorang terhadap kondisi orang terdekat yang
menderita suatu penyakit.
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi diatas secara garis besar
dapat di bagi menjadi faktor internal dan eksternal. Internal seperti
faktor demografi, psikologis dan emosional, status kesehatan, nilai dan
kepercayaan, dan kebutuhan. Faktor eksternal seperti tekanan sosial,
lingkungan, peran, dan pengalaman masa lalu.
Damayanti (2001) menjelaskan proses pembentukan persepsi seperti
dibawah ini (Lenarika, 2007).
Skema 2.1 Pembentukan Persepsi
Keterangan:
Transformasi : informasi disesuaikan dengan pengalaman yang ada
dalam memori.
Elaborasi : informasi yang ada diberi tambahan arti.
Kombinasi : gabungan dari transformasi dan elaborasi.
sensoris kombinasi
elaborasi
Panca indera stimulus informasi transformasi persepsi
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
12
Universitas Indonesia
Penjelasan sederhana yang dapat digambarkan dari skema diatas
bahwa persepsi terbentuk dari adanya stimulus ataupun informasi
yang diterima oleh panca indera kemudian informasi tersebut
diberikan arti oleh saraf pusat dan jadilah persepsi.
Beberapa penelitian mengenai persepsi telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu. Seperti penelitian yang berjudul ”early adolescents‟
persception of cigaratte smoking: Cross-sectional survey in a junior
high school”. Siswa/i di Brooklyn mempunyai persespi bahwa iklan
rokok secara signifikan mempengaruhi teman-teman kelas ataupun
mereka sendiri (sebanyak 27%), 66% mendukung pelarangan iklan
rokok, 8 dari 12 perokok memilih brand rokok yang diiklankan secara
besar-besaran dekat sekolah yang menggambarkan perokok muda,
bahagia, dan sehat. 90% mengenali bahwa merokok berbahaya secara
serius (Sun, Deqing et al, 1998).
Penelitian selanjutnya mengenai persepsi yang bejudul “Perceptions
of Smoking-Related Risk and Benefit as Predictor of Adolescent
Smoking Initiation” pada 395 siswa SMA di California. Hasil
penelitian menunjukkan remaja dengan persepsi rendah mengenai
resiko rokok jangka panjang mempunyai nilai 3,64 kali lebih tinggi
untuk memulai merokok dibandingkan dengan remaja yang
mempunyai persepsi tinggi mengenai resiko jangka lama merokok.
Remaja yang mempunyai persepsi rendah resiko merokok jangka
pendek mempunyai nilai 2,68 kali lebih tinggi untuk memulai
merokok. Remaja yang mempunyai persepi tinggi mengenai kegunaan
merokok mempunyai nilai 3,31 kali lebih tinggi untuk memulai
merokok (Song, A. V. Et al, 2009).
Penelitian lain dari Kastuti Endang Trirahayu Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro dengan judul “Persepsi Remaja Perokok
tentang Dampak Merokok terhadap Kesehatan”, mendapatkan hasil
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
13
Universitas Indonesia
dari 4 sampel bahwa remaja mempunyai persepsi positif tentang
manfaat merokok yaitu merokok dapat meningkatkan pergaulan dan
persepsi negatifnya adalah meningkatkan manfaat secara material dan
menimbulkan kerugian secara finansial dan kerugian bagi kesehatan
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Trirahayu, 2009).
2.1.2. Remaja dan Perkembangannya
Remaja adalah suatu masa transisi antara anak-anak dan dewasa
(Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Schwartz, P., 2003). Masa remaja adalah suatu masa dimana
ditemukan perubahan biologi, intelektual, dan psikososial. Remaja
dibagi menjadi 3 fase menurut umurnya yaitu:
Early adolesence, dimulai dari umur 11-14 tahun
Middle adolesence, dimulai dari umur 15-17 tahun
Late adolesence, dimulai dari umur 18-20 tahun
BKKBN (2009) mendefinisikan batasan umur remaja. Batasan usia
remaja adalah 10 sampai 21 tahun. Batasan umur menurut
Departemen Kesehatan remaja dilihat dari segi program pelayanan
adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah
(BKKBN, 2009).
Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja (Wong, D. L., Eaton,
M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003) adalah
a. Perubahan biologis
Meliputi perubahan hormon reproduksi yang merangsang
pematangan seksual. Pematangan ini ditandai dengan ciri
primer ataupun sekunder. Ciri primer adalah ciri kematangan
dari organ seksual remaja. Pria ditandai dengan telah bisa
menghasilkan sperma dan wanita sudah bisa menghasilkan
ovum dibuktikan dengan menstruasi atau menarche.
Sedangkan ciri sekunder adalah perubahan yang menyertai
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
14
Universitas Indonesia
perubahan primer yang terlihat dari luar. Perempuan seperti
pertumbuhan payudara, tumbuhnya rambut halus disekitar
ketiak dan vagina, panggul melebar, vagina mengeluarkan
cairan. Sedangkan pada pria seperti pundak dan dada
membesar, tumbuh jakun, tumbuh rambut disekitar ketiak dan
kemaluan, penis dan buah zakar membesar, serta suara
menjadi besar.
b. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, 1972 dalam Wong (2003) kemampuan
kognitif remaja bersifat formal operasional yang meliputi
kemampuan berpikir secara abstrak.
c. Perkembangan psikososial
Pada tahap remaja, individu akan mulai menjauh dari
lingkungan keluarganya dan mulai mencari teman sebayanya
dimana ia bisa diterima dikelompoknya (Wong, D. L., Eaton,
M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003)
Perkembangan sosial ini dipengaruhi oleh:
1) Perkembangan seksual
Meliputi perubahan bentuk fisik dan motivasi seksual yang
diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku seksual.
Remaja mulai mengenal lawan jenis dan tidak jarang
mereka melakukan hubungan seksual dengan teman
sebayanya baik itu lawan jenis maupun sejenis (Wong, D.
L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Schwartz, P., 2003)
2) Perkembangan otonomi
Tugas dasar otonomi pada remaja terdiri dari komponen
emosi, koognitif dan perilaku. Otonomi emosional adalah
aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan
hubungan individu. Otonomi perilaku merupakan
kemampuan untuk membuat keputusan yang mandiri dan
melakukannya.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
15
Universitas Indonesia
2.1.3. Perilaku Merokok
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan
menurut Stuart & Laraia (2001) perilaku adalah apapun yang dapat
diamati, dicatat, dan diukur. Skinner (1938) mengatakan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007). Meskipun stimulus
lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang. Faktor internal juga
turut serta mempengaruhi perilaku tersebut. Faktor tersebut
diantaranya adalah pembawaan lahir, fungsi hormonal, dan beberapa
elemen mental emosional. Dari tiga definisi diatas dapat ditarik
menjadi sebuah kesimpulan bahwa perilaku adalah respon manusia
baik yang dapat diamati ataupun tidak dapat diamati oleh pihak luar
yang diawali oleh sebuah stimulus dari luar.
Respon perilaku tehadap stimulus dapat dibedakan menjadi dua
bentuk respon, yaitu:
a. Perilaku tertutup
Respon seseorang terhadap stimulus ini berbentuk tertutup karena
tidak dengan mudah dapat diamati. Respon ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap.
b. Perilaku tebuka
Berkebalikan dengan perilaku tertutup, perilaku terbuka adalah
respon yang dengan mudah dapat diamati karena tindakannya
nyata.
Perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang dipengaruhi oleh stimulus.
Teori yang dikemukakan oleh Skinner (1983) dalam Notoatmodjo
(2007) disebut juga teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R). Teori
ini mendasarkan asumsi bahwa kualitas stimulus ataupun rangsangan
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
16
Universitas Indonesia
berpengaruh terhadap perilaku individu. Dibawah ini adalah skema
yang telah diolah kembali.
Skema 2.2 Teori SOR
(Sumber: Notoatmodjo, 2007)
Penjelasan diatas semakin menguatkan bahwa kualitas stimulus
mempunyai peranan penting akan respon (perilaku) individu. Perilaku
individu dapat berupa perilaku tertutup ataupun terbuka. Berikut
adalah konsep mengenai perilaku, dibawah ini akan dijelaskan
mengenai rokok ataupun merokok.
“Rokok merupakan gulungan tembakau (kira-kira sebesar
kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas); --kawung rokok
yang penyalutnya (pembungkusnya) daun enau (aren); --kelembak
rokok yang tembakaunya dibubuhi kelembak; -- rokok yang
tembakaunya di bumbuhi cengkih. Merokok v menghisap rokok;”
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, 2008).
Individu yang merokok dinamakan perokok. Perokok mempunyai
kriteria khusus, Dina Octrafida M. (2010) menuliskan kriteria perokok
mengacu pada definisi WHO dalam Depkes (2004). Kriteria tersebut
adalah individu yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal
stimulus Organisme:
Perhatian-Pengertian-Penerimaan
Reaksi
(perubahan sikap)
Reaksi (perubahan
praktik)
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
17
Universitas Indonesia
6 bulan selama hidupnya dan masih merokok saat survey dilakukan.
Secara tidak langsung bukan perokok adalah mereka yang tidak
merokok atau merokok setiap hari tetapi kurang dari 6 bulan.
Jadi perilaku merokok dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang
diamati berupa menghisap rokok yang berisi tembakau baik dibungkus
oleh dan nipah, kertas, ataupun aren.
Stimulus dapat mempengaruhi perilaku seperti yang dikemukakan
oleh Notoatmodjo. Persepsi dapat menjadi sebuah stimulus untuk
perilaku seperti yang dilaporkan dalam sebuah jurnal penelitian yang
berjudul “Perception of Tobacco use in early adolescent”. Sampel
total berjumlah 1433 diambil dari siswa-siswi yang mengunjungi 12
pusat pendidikan kesehatan di U.S. (Illonis, Gerogia, Kansas,
Michigan, North Carolina, Pennsylvania, dan Winconsin). Walau
hampir seluruh partisipan (75%) berpikir bahwa remaja yang merokok
sangatlah tidak populer, 60% lebih mengatakan bahwa alasan utama
remaja lain merokok adalah karena mereka percaya bahwa merokok
akan membuat mereka populer (Brown, S. L., Teufel J. L., Birch D.
A., Izenberg, N., dan Lyness, D., 2006).
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
18
Universitas Indonesia
2.2. Kerangka Teori
Hubungan antar teori mengenai persepsi yang didalamanya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi (faktor-faktor yang
mempengaruhi dibuat saling melengkapi dari berbagai sumber sehingga untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibagian konsep dan teori
mengenai persepsi), kemudian teori mengenai remaja serta perkembangannya, teori perilaku dan konsep mengenai rokok dapat dilihat
dalam skema dibawah ini.
Skema 2.3 Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi
persepsi
Perhatian yang
Selektif
Ciri-Ciri Stimulus/
Rangsangan
Pengalaman Masa
Lalu
Kebutuhan dan Status
Emosional
Fungsi Sistem Saraf
Stuart & Sundeen
Faktor yang
mempengaruhi
persepsi
Demografi
Sosio-psikologis
Tekanan Sosial
Cues of Action
Kozier
Faktor yang mempengaruhi
persepsi
Pendidikan
Tingkat Perkembangan
Latar-Belakang Socio-
Kultural
Gender
Status Kesehatan Fisik
Nilai dan Kepercayaan
Peran
Potter & Perry
Persepsi (perilaku
tertutup) remaja terhadap
perilaku merokok
Stimulus
“perilaku merokok”
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
19
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
Bab 3 berisi mengenai 3 komponen yaitu: kerangka konsep, hipotesis, dan definisi
operasional (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep adalah suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau
kaitan antara variabel satu dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, namun karena
tujuan utama penelitian kali ini adalah menggambarkan persepsi mengenai
perilaku merokok maka tidak ada hipotesis penelitian. Kemudian bagian ketiga
adalah definisi operasional tiap-tiap variabel yang telah dijabarkan pada kerangka
konsep.
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan penjelasan teori dan konsep yang berhubungan dalam tinjauan
pustaka, peneliti tidak memakai semua kerangka konsep yang ada. Disini
peneliti akan lebih menyoroti variabel demografi dengan latar belakang
sosial dari orang tua sebagai lingkungan terdekat responden serta peran
responden sebagai perokok ataupun bukan perokok. Untuk variabel seperti
pendidikan, tingkat perkembangan, status kesehatan fisik, fungsi sistem
saraf semua dianggap sama atau homogen. Maka dapat dibuat kerangka
konsep penelitian seperti dibawah ini:
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
20
Universitas Indonesia
Skema 3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik Demografi:
Usia
Jenis kelamin
Kelas
Suku
latar belakang sosio kultural
Perkerjaan orang tua
Status perokok orang tua
responden
Peran
Status perokok siswa
Variabel Independen Variabel dependen
Persepsi Siswa
SMP terhadap
Perilaku Merokok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
21
Universitas Indonesia
3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional
Cara dan alat
ukur
Hasil ukur skala
DEPENDEN:
Persepsi siswa
terhadap
perilaku
merokok
Cara
pandang atau
pendapat
siswa
mengenai
perilaku
merokok.
Persepsi
positif menandakan
siswa
mempunyai
pandangan
seperti
merokok
merugikan
dari segi
kesehatan,fin
ansial,
waktu.
Persepsi
negatif menandakan
siswa
berpandanga
n bahwa
merokok
tidak
menimbulka
n bahaya
ataupun
kerugian.
Cara ukur:
Meminta siswa
(Responden)
untuk
menjawab
kuisioner
mengenai
persepsi siswa
terhadap
perilaku
merokok.
Alat ukur:
Menggunakan
kuisioner skala
likert (skala 1-
5). Untuk
pernyataan
positif dinilai
sebagai berikut.
1= STS (sangat
tidak setuju)
2= TS (tidak
setuju)
3= KS (kurang
setuju)
4= S (Setuju)
5= SS (sangat
setuju)
Untuk
pernyataan
negatif maka
penilaian angka
dibalik tidak
seperti diatas.
Pengukuran
dikatakan
positif ataupun
negatif melihat
median sebagai
cut of point
karena
distribusi data
tidak normal.
Dikatakan
positif jika
jumlah total
skor > 125,
persepsi negatif
jika jumlah
total skor <
125.
Ordinal
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
22
Universitas Indonesia
VARIABEL
INDEPENDEN:
Usia
Lamanya
umur siswa
(responden)
dihitung dari
lahir (0 hari)
hingga
pengisian
kuisioner.
Pengisian pada
data demografi
di kuisioner.
Hasil jawaban
akan menjadi 5
kategori yaitu:
<11 tahun
11-12 tahun
12-13 tahun
13-14 tahun
>14 tahun
Interval
Jenis kelamin Perbedaan
seks dilihat
dari ciri fisik
dan biologis
siswa
(responden).
Pengisian pada
data demografi
di kuisioner.
Hasil jawaban
terdiri dari 2
pilihan yaitu:
Laki-laki
Perempuan
Nominal
Kelas Tingkatan
kelas siswa
(responden)
di sekolah
saat ini.
Pengisian pada
data demografi
di kuisioner.
Hasil jawaban
berupa 2 plihan
yaitu:
Kelas 7
Kelas 8
Ordinal
Suku Kebudayaan/
kebiasaan
yang biasa
dipakai siswa
(responden)
sehari-hari.
Pengisian pada
data demografi
di kuisioner.
Hasil jawaban
berupa 6 pilihan
antara:
Jawa
Sunda
Batak
Betawi
Padang
Lainnya
Nominal
Pekerjaan orang
tua
Kegiatan
atau aktivitas
atau profesi
baik salah
satu atau
kedua orang
tua lakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari.
Pengisian pada
bagian faktor
yang
mempengaruhi
persepsi di
kuisioner.
Hasil jawaban
pada kuisioner
berupa 2
pilihan yaitu:
Bidang
kesehatan
Bidang non-
kesehatan
Nominal
Status perokok
orang tua siswa
Status salah
satu atau
kedua orang
tua
responden
Pengisian pada
bagian faktor
yang
mempengaruhi
persepsi di
Hasil jawaban
pada kuisioner
berupa 2 pilihan
yaitu:
Perokok
Nominal
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
23
Universitas Indonesia
sebagai
perokok atau
bukan
perokok.Pero
kok, jika
orang tua
merokok
setiap hari
selama
minimal 6
bulan dan
hingga kini
masih
merokok
kuisioner. Bukan
perokok
Status perokok
siswa
Status
responden
saat
dilakukan
pengambilan
data sebagai
perokok atau
bukan
perokok.Pero
kok, jika
responden
merokok
setiap hari
selama
minimal 6
bulan dan
hingga kini
masih
merokok
Pengisian pada
bagian faktor
yang
mempengaruhi
persepsi di
kuisioner.
Hasil jawaban
pada kuisioner
berupa 2 pilihan
yaitu:
Perokok
Bukan
perokok
Nominal
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
24
Universitas Indonesia
BAB 4
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB 4 berisikan penjabaran lebih lanjut mengenai cara kerja penelitian karena
pada BAB 4 ini mengandung poin-poin seperti desain penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, etika penelitian, alat pengumpulan data,
metode pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, jadwal kegiatan, dan
sarana penelitian. Poin-poin tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
4.1. Desain Penelitian
Penelitian “Persepsi Siswa SMP X terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan
Kemiri Muka, Depok” mempunyai tujuan utama untuk menggambarkan
persepsi siswa mengenai perilaku merokok. Terdapat variabel dependen dan
independen yang diperlukan serta dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan sehingga penelitian ini berdesain deskriptif cross sectional
dengan variabel kategorik.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan SMP Putra Bangsa Depok yang terletak di kota
Depok. Alasan pemilihan SMP tersebut karena menurut salah satu guru
banyak siswa yang merokok saat istirahat dan terlihat bahwa siswa merokok
diluar lingkungan sekolah saat jam pulang sekolah. Waktu penelitian
dilakukan di bulan September 2011- Juli 2012, pengambilan data dilakukan
pada tanggal 9 mei 2012 dimulai pada pukul 13.00 hingga pukul 17.00.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas 7 dan 8 SMP Putra
Bangsa Depok. Sedangkan sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Kriteria sampel yang akan
diteliti adalah, seperti:
Dapat membaca dan menulis
Setuju untuk menjadi responden
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
25
Universitas Indonesia
Populasi total berjumlah 198 Siswa dengan rincian 114 Siswa kelas 1 dan
84 Siswa kelas 2. Kelas 3 tidak dijadikan sebagai populasi karena jadwal
siswa yang sudah mulai tidak melakukan proses belajar di sekolah
semenjak pertengahan bulan april 2012.
Sampel diambil dengan metode Non-Random Sampling dengan teknik
Quota Sampling. Besaran sampel dengan menggunakan populasi terbatas
atau diketahui adalah:
Keterangan:
n = n = perkiraan sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat kesalahan yang dipilih (5%)
n =
n = 132.44 sampel, dibulatkan menjadi 133 sampel.
Namun demi mengantisipasi missing data dari 133 sampel tersebut maka
peneliti menambah sekitar 10% dalam pengambilan sampel di lapangan
sehingga jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah
147 sampel.
Pada hari pengambilan data (Rabu. 9 Mei 2012) didapatkan sampel 150
responden.
N
1 + N (d)2
198
1 + 198 (0.05)2
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
26
Universitas Indonesia
4.4. Etika Penelitian
Mengajukan surat permohonan izin kepada 2 institusi terkait (Mts
Muhammadiyah 1 Depok dan SMP Putra Bangsa Depok) kemudian
melakukan pendekatan kepada responden dengan prinsip:
Autonomy, kebebasan dalam menetapkan pilihan untuk berpartisipasi
atau menolak keikutsertaan dalam penelitian. Sebelum pengambilan
data peneliti memberikan penejelasan mengenai maksud dan tujuan
penelitian serta memberikan kebebasan pada responden untuk
berpartisipasi ataupun tidak. Dengan memberikan pernyataan “data
kuesioner ini murni untuk kepentingan penelitian dan tidak ada
hubungannya dengan sekolah sehingga kalian bebas untuk
berpartisipasi ataupun tidak”.
Nonmaleficience, tidak melakukan sesuatu yang membahayakan
responden. Pada saat memberikan penjelasan awal peneliti
mengatakan bahwa keikutsertaan mereka tidak ada hubungannya
dengan sekolah ataupun nilai mereka disekolah. Peneliti tidak
memaksa responden untuk berpartisipasi dalam penelitian tapi lebih
menekankan meminta dan memohon kepada seluruh siswa untuk
menjadi responden. Peneliti memberikan pernyataan “saya harap
teman-teman mau berpartisipasi dalam penelitian saya dan bagi yang
berpartisipasi teman-teman akan mendapatkan sebuah souvenir dari
saya”.
Justice, memberikan penjelasan tentang prosedur, tujuan, manfaat
dan kerugian berhubungan dengan keikutsertaan dalam penelitian.
Peneliti memberikan seluruh penjelasan diatas kepada seluruh
responden sebelum mengambil data.
Confidentility, adalah Perlindungan terhadap kerahasiaan responden,
berkata apa adanya dan menepati kesepakatan. Dalam hal ini peneliti
memberikan informasi kepada responden bahwa kerahasiaan
responden akan dijaga dengan mengubah data responden menjadi
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
27
Universitas Indonesia
sebuah kode yang tidak akan diberikan kepada siapapun kecuali
karena kepentingan hukum.
Informed consent, pelaksanaan persetujuan dari autonomy dan tanda
secara tertulis bahwa responden bersedia dengan sukarela
berpartisipasi dalam penelitian. Pada bagian kuesioner setelah cover
terdapat informed consent dan peneliti menjelaskan maksud dari
informed consent pada seluruh responden serta mengingatkan
responden untuk menandatangani lembar sebagai tanda persetujuan.
Dari 135 responden yang menandatangani informed consent ada
sebanyak 106 dan sisanya terlupa untuk menandatangani, karena
seluruh responden pada saat pengambilan data tidak ada yang
menolak maka peneliti tetap untuk memasukkan kuesioner yang
terlupa ditanda tangani. Informed consent penelitian ini dapat dilihat
di lampiran 1 dalam kuesioner.
4.5. Alat Pengumpul Data
Penelitian menggunakan instrumen pengumpul data berupa kuesioner yang
dibuat untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian serta berisi komponen-
komponen dalam kerangka konsep yang sebelumnya telah dibuat.
Kuesioner terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama mengidentifikasi data
demografi terdiri dari 4 butir pertanyaan, bagian kedua 3 butir pertanyaan
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi persepsi. Pengisian bagian
pertama dan kedua cara menuliskan jawaban ataupun memberi tanda ceklis
(√) pada tempat yang telah disediakan. Bagian kedua berisi peryataan
tentang persepsi siswa terhadap perilaku merokok. Cara menjawabnya
cukup memberikan tanda silang (x) pada pilihan yang menurut responden
paling sesuai dengan dirinya.
Pernyataan dalam kuesioner bagian ketiga dibagi menjadi 2 kategori yaitu
pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Nilai untuk jawaban dari
pernyataan positif adalah sebagai berikut SS=5, S=4, S=3, TS=2, STS=1.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
28
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk pernyataan negatif penilaian dibalik. Pernyataan positif
terdapat pada nomor 8, 9,10,11,12, 13, 21, 23, 27, 28, 29. Pernyataan negatif
terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25,
26, 30.
Kuesioner yang akan dipakai dalam penelitian di SMP Putra Bangsa Depok
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas tanggal 2 Mei 2012 di
Mts Muhammadiyah 1 Depok pada 37 siswa. Setelah dilakukan koreksi ada
7 kuesioner yang tidak lengkap, maka uji validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan 30 responden. Karena uji validitas menggunakan 30
responden maka r tabel yang digunakan benilai 0,361. Pertanyaan diatas
nilai tersebut berarti valid. Hasil menunjukkan dari 37 pernyataan 7
pernyataan tidak valid (tidak melebihi r tabel) dan alfa cronbach 0,934.
Alfa cronbach menunjukkan nilai reliabilitas kuesioner. Kuesioner dapat
dibilang mempunyai reliabilitas dapat dipercaya dan konsisten
(menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda saat dilakukan pengukuran
dengan alat dan gejala yang sama) bila melebihi nilai r tabel. Sehingga
untuk penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dengan 30 pernyataan
mengenai perilaku merokok. Kuesioner dapat dilihat di lampiran 1 dan hasil
uji validitas serta reliabilitas pada lampiran 2.
4.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan meminta ijin kepada pihak sekolah
yang bersangkutan (Mts Muhammadiyah 1 Depok dan SMP Putra Bangsa
Depok) secara informal terlebih dahulu sembari meminta ijin untuk
mendapatkan data total populasi siswa SMP Putra Bangsa untuk
penghitungan sampel yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan ijin, peneliti
membuat surat permohonan ijin pengambilan data penelitian kepada pihak
Fakultas dan mengirimkan kepada 2 sekolah tersebut sebagai langkah
yang lebih formal. Surat permohonan ijin kepada kedua sekolah dapat
dilihat di lampiran 3.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
29
Universitas Indonesia
Peneliti mendapatkan kepastian ijin dari kedua sekolah (lihat surat balasan
sekolah di lampiran 4), kemudia menunjukkan kuesioner yang akan
dipakai dan menanyakan mengenai prosedur pengambilan data sesuai
dengan jadwal siswa di sekolah. Untuk proses pengambilan data
penelitian, peneliti dibantu oleh salah satu guru yang dari awal perijinan
dihubungi. Peneliti mendapatkan kesempatan dan waktu sekitar 20-30
menit didalam kelas untuk pengambilan data. Dalam kelas peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan serta menjelaskan mengenai penelitian
yang akan dilakukan. Kemudian membagikan seluruh kuesioner sesuai
jumlah siswa di kelas dan diakhiri dengan pemberian souvenir bagi
masing-masing siswa.
4.7. Pengolahan dan Analisis Data
Editing yaitu upaya untuk melakukan pengecekan kuesioner
lengkap, jelas (jawaban semua terbaca), relevan (sesuai dengan
pertanyaan), dan konsisten. Dalam hal ini peneliti mengecek
kelengkapan data kuesioner seluruh responden (150 responden) dan
didapatkan 135 responden dengan data yang lengkap, 15 responden
terdapat beberapa data yang missing.
Coding yaitu kegiatan kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa katagori. Tujuannya mempermudah saat analisa
data dan mempercepat saat memasukkan data. Dalam hal ini penelti
membuat kode kepada seluruh komponen yang ada di kuesioner
seperti yang telah direncakan sebelumnya kemudian membuat kode
yang kuesioner sebagai ganti identitas responden. Setiap kuesioner di
beri kode dari 1 hingga 150. Untuk variabel usia, <11 diberi kode 1;
11-12 diberi kode 2; 12-13 diberi kode 3; 13-14 diberi kode 4; dan
>14 tahun diberi kode 5. Variabel jenis kelamin untuk Laki-laki
diberi kode 1 dan Perempuan diberi kode 2. Variabel suku Jawa
diberi kode 1; Sunda diberi kode 2; Batak diberi kode 3; Betawi
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
30
Universitas Indonesia
diberi kode 4; Padang diberi kode 5; dan Lainnya diberi kode 6.
Variabel kelas untuk kelas 7 diberi kode 1 dan kelas 8 diberi kode 2.
Variabel pekerjaan orang tua dengan perkejaan dibidang kesehatan
diberi kode 1 dan bekerja dibidang non-kesehatan diberi kode 2.
Variabel status perokok orang tua bila orang tua perokok diberi kode
1 dan bila bukan perokok diberi kode 2. Variabel status perokok
siswa bila siswa adalah perokok diberi kode 1 dan bila bukan
perokok diberi kode 2. Untuk 30 pernyataan mengenai persepsi
pengkodeannya adalah sebagai berikut SS=5, S=4, S=3, TS=2,
STS=1 (bila pernyataan positif). Sedangkan untuk pernyataan negatif
penilaian dibalik
Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan. Dalam tahap ini peneliti memasukkan data tersebut
secara komputerisasi dan melakukan pengecekan kembali data yang
telah dimasukkan dengan data mentah di kuesioner. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dimasukkan tidak ada
yang missing, tertukar ataupun typing error. peneliti memastikan
bahwa responden dengan kode 9, 33, 34, 40, 41, 61, 67, 68, 81, 90,
93, 117, 136, 148, dan 150 tidak dimasukkan karena tidak lengkap.
Processing yaitu proses analisa dan data dikelompokan dan diberi
skoring selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap
data. Dalam tahap ini peneliti melakukan analisa statitstik
menggunakan software statistika.
Uji statistik yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis univariat
digunakan untuk menggambarkan secara variabel persepsi dengan masing-
masing karakteristik demografi responden. Kemudian peneliti
menggambarkan persepsi dengan karakteristik demografi serta dilihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhi pesepsi.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
31
Universitas Indonesia
4.8. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan dari peneliti untuk melaksananakan sampai
menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Sept-
Des
2011
Jan
2012
Feb
2012
Mar
2012
Apr
2012
Mei
2012
Jun
2012
Juli
2012
Agu
2012
1. Penyusunan
proposal
2. Perijinan
3. Pengumpulan
data
4. Analisis data
5. Diseminasi
hasil
4.9. Sarana Penelitian
Sarana yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: notebook, alat tulis,
alat-alat daftar pertanyaan (kuesioner), surat ijin penelitian, surat
persetujuan responden (Inform Consent), jurnal, internet, dan buku-buku
yang menunjang penelitian.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
32
Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah di lakukan di SMP
Putra Bangsa Depok. Hasil penelitian disajikan melalui analisis univariat meliputi
gambaran distribusi usia siswa, distribusi jenis kelamin siswa, distribusi suku
siswa, distribusi kelas siswa, distribusi pekerjaan orang tua siswa, distribusi status
perokok orang tua siswa, distribusi status perokok siswa, dan distribusi persepsi
siswa. Kemudian dilanjutkan dengan distrbusi persepsi dilihat dari tiap
karakteristik demografi dan faktor yang mempengaruhi persepsi.
5.1. Gambaran Usia Responden
Tabel 5.1
Distribusi usia siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Usia Jumlah Presentase
<11 tahun - -
11-12 tahun 4 3.0
12-13 tahun 40 29.6
13-14 tahun 57 42.2
>14 tahun 34 25.2
Total 135 100.0
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 135 responden, usia responden terbanyak
berada pada usia 12-13 dan 13-14 tahun. Hal ini bisa dipahami karena memang
responden diambil hanya dari kelas 7 dan 8 SMP saja.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
33
Universitas Indonesia
5.2. Gambaran Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.2
Distribusi jenis kelamin siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Jenis kelamin Jumlah Presentase
laki-laki 68 50.4
perempuan 67 49.6
Total 135 100.0
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden lebih banyak laki laki
dengan jumlah 68 responden dengan presentase 50.4%
5.3. Gambaran Suku Responden
Tabel 5.3
Distribusi suku siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Suku Jumlah Presentase
Jawa 50 37.0
Sunda 14 10.4
Batak 1 0.7
Betawi 53 39.3
Padang 9 6.7
Lainnya 8 5.9
Total 135 100.0
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi suku responden didominasi oleh suku
betawi sebesar 39.3% dan kemudian disusul suku Jawa dengan 37%. Hal ini dapat
dipahami karena secara demografi SMP PUTRA BANGSA berada Depok Jawa
Barat. Karena proses akulturasi masyarakat Jawa disekitar bermukim di wilayah
Depok.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
34
Universitas Indonesia
5.4. Gambaran Kelas Responden
Tabel 5.4
Distribusi kelas siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Kelas Jumlah Presentase
Tujuh 76 56.3
Delapan 59 43.7
Total 135 100.0
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi kelas responden paling banyak berada
pada kelas Tujuh SMP dengan jumlah 76 responden dengan presentase 56.3%.
5.5. Gambaran Pekerjaan Orang Tua Responden
Tabel 5.5
Distribusi pekerjaan orang tua siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Pekerjaan orang tua Jumlah Presentase
Bidang kesehatan 3 2.2
Bidang non-kesehatan 132 97.8
Total 135 100.0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa distribusi perkejaan orang tua responden hampir
keseluruhan adalah bidang non kesehatan dengan jumlah 132 responden dengan
presentase 97.8%.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
35
Universitas Indonesia
5.6. Gambaran Status Perokok Orang Tua Responden
Tabel 5.6
Distribusi status perokok orang tua siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012
(n=135)
Status perokok orang
tua
Jumlah Presentase
Perokok 93 68.9
Bukan perokok 42 31.1
Total 135 100.0
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa lingkukngan responden lebih besar dipengaruhi
oleh orang tua yang berstatus perokok. Terlihat distribusi status perokok orang tua
responden lebih besar pada status perokok dengan jumlah 93 orang tua responden
dengan presentase 68.9%.
5.7. Gambaran Status Perokok Responden
Tabel 5.7
Distribusi status perokok siswa SMP Putra Bangsa, Depok, 2012 (n=135)
Status perokok siswa Jumlah Presentase
Perokok 12 8.9
Bukan perokok 123 91.1
Total 135 100.0
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa distribusi status perokok responden menunjukkan
hanya sekitar 12 responden saja yang berstatus sebagai perokok dengan presentase
8.9%. hal tersebut bisa dipahami melihat definisi perokok menurut DepKes harus
minimal 6 bulan setiap hari merokok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
36
Universitas Indonesia
Kemudian bagian berikutnya adalah analisis distribusi persepsi siswa terhadap
perilaku merokok. Dari keseluruhan skor maka didapat nilai minimal 65 dan
maksimal 150. Nilai terbanyak (Modus) adalah 134, nilai tengah (Median) 125,
dan rata-rata (Mean) 123,74. Hasil memperlihatkan bahwa nilai modus > median
> mean. Hal ini menandakan bahwa distribusi data tidak normal dan kurva
melenceng ke arah kiri. Hal ini juga dibuktikan dengan pembagian antara nilai
skewness/ standar error of skewnes yaitu 0,914/0,209 dimana hasilnya > 2.
Distribusi normal bila hasil pembagian < 2. Lebih jelasnya bisa dilihat dari hasil
mentah pada bagian lampiran 5.
Karena distribusi tidak normal maka untuk pengkatagorian persepsi positif
ataupun negatif digunakan median sebagai cut of point. Sehingga seorang siswa
dikatakan mempunyai persepsi negatif bila skor total <125 dan positif bila > 125.
Maka hasil dari distribusi persepsi siswa terhadap perilaku merokok adalah
sebagai berikut:
5.8. Gambaran Persepsi Siswa terhadap Perilaku Merokok
Tabel 5.8
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok, Depok,
2012 (n=135)
Persepsi siswa Jumlah Presentase
Persepsi negatif 65 48.1
Persepsi positif 70 51.9
Total 135 100.0
Dari tabel yang tersaji diatas diketahui bahwa distribusi persepsi siswa terhadap
perilaku merokok bersifat heterogen karena satu sama lain hanya berselisih 3,8%.
Persepsi responden lebih didominasi persepsi positif dengan jumlah responden 70
dan presentase 51.9%. Berarti mayoritas responden memandang merokok sebagai
kegiatan merugikan baik secara kesehatan, materi, finansial, waktu.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
37
Universitas Indonesia
5.9. Gambaran Persepsi Responden dillihat dari Usia
Tabel 5.9
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari usia, Depok, 2012 (n=135)
Usia responden Persepsi negatif Persepsi positif Total
<11 tahun - - -
11-12 tahun 3
2.22%
1
0.74%
4
2.96%
12-13 tahun
14
10.37%
26
19.26%
40
29.63%
13-14 tahun
23
17.03%
34
25.19%
57
42.22%
>14 tahun
25
18.52%
9
6.67%
34
25.19%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa persepsi negatif paling banyak berada pada rentang
umur >14 tahun dan positif pada rentang umur13-14 tahun.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
38
Universitas Indonesia
5.10. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Jenis Kelamin
Tabel 5.10
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari jenis kelamin, Depok, 2012 (n=135)
Jenis kelamin
responden
Persepsi negatif Persepsi positif Total
Laki-laki 47
34.81%
21
15.56%
68
50.37%
perempuan 18
13.33%
49
36.3%
67
49.63%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.10 menunjukkan 34,81% responden berjenis kelamin laki-laki berpersepsi
negatif. Jika dibandingkan dengan perempuan yang mempunyai presentase
13.33% maka responden berjenis kelamin laki-laki berpersepsi negatif adalah 2,6
putra bangsa lebih banyak dibandingkan perempuan
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
39
Universitas Indonesia
5.11. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Suku
Tabel 5.11
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari suku, Depok, 2012 (n=135)
Suku responden Persepsi negatif Persepsi positif Total
Jawa 24
17.78%
26
19.26%
50
37.04%
Sunda 7
5.185%
7
5.185%
14
10.37%
Batak 1
0.74%
0 1
0.74%
Betawi
26
19.26%
27
20%
53
39.26%
Padang 2
1.48%
7
5.185%
9
6.67%
Lainnya 5
3.70%
3
2.22%
8
5.93%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa distribusi persepsi siswa terhadap perilaku
merokok berdasarkan suku menunjukkan hasil dimana responden berpersepsi
positif ataupun negatfi terbanyak berada pada suku betawi.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
40
Universitas Indonesia
5.12. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Kelas
Tabel 5.12
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari kelas, Depok, 2012 (n=135)
Kelas responden Persepsi negatif Persepsi positif Total
Tujuh 36
26.67%
40
29.63%
76
56.3%
Delapan 29
21.5%
30
22.22%
59
43.7%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa distribusi persepsi siswa terhadap perilaku
merokok berdasarkan kelas bahwa kedua kelas didominasi oleh persepsi positif
namun dengan tidak begitu banyak perbedaan dengan responden berpersepsi
negatif.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
41
Universitas Indonesia
5.13. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Pekerjaan Orang Tua
Tabel 5.13
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari pekerjaan orang tua, Depok, 2012 (n=135)
Pekerjaan orang
tua
Persepsi negatif Persepsi positif Total
Bidang kesehatan 2
1.48%
1
0.74%
3
2.22%
Bidang non-
kesehatan
63
46.67%
69
51.11%
132
97.78%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa distribusi persepsi siswa berdasarkan pekerjaan
orang tua memiliki distribusi persepsi yang berbeda. 51,11% responden
berpersepsi positif dengan orang tua bekerja dibidang non kesehatan.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
42
Universitas Indonesia
5.14. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Status Perokok Orang Tua
Tabel 5.14
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari status perokok orang tua, Depok, 2012 (n=135)
Status perokok
orang tua
persepsi negatif persepsi positif Total
Perokok
43
31.85%
50
37.04%
93
68.89%
Bukan perokok 22
16.3%
20
14.81%
42
31.11%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Tabel 5.14 menunjukkan distribusi persepsi siswa terhadap status perokok orang
tua menunjukkan responden dengan orang tua perokok didominasi oleh persepsi
positif sebesar 37,04%.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
43
Universitas Indonesia
5.15. Gambaran Persepsi Siswa dillihat dari Status Perokok Siswa
Tabel 5.15
Distribusi persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok dilihat
dari status perokok, Depok, 2012 (n=135)
Status perokok
responden
persepsi negatif persepsi positif Total
Perokok
9
6.67%
3
2.22%
12
8.89%
Bukan perokok 56
41.48%
67
49.63%
123
91.11%
Total 65
48.1%
70
51.9%
135
100.0%
Distribusi persepsi siswa terhadap perilaku merokok berdasarkan status perokok
responden juga menunjukkan hasil bahwa responden yang bukan perokok
cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap perilaku merokok dibuktikan
dengan presentase sebesar 49,63% pada tabel di atas.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
44
Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai pembahasan hasil yang telah didapatkan pada
BAB 5 ditinjau dari teori-teori dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian “Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa
terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok”.
6.1. Gambaran Karakteristik Demografi Responden
Gambaran karakteristik demografi responden untuk penelitian Persepsi Siswa
SMP Putra Bangsa terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka,
Depok terdiri dari 4 bagian yaitu usia, jenis kelamin, suku, dan kelas. Masing-
masing gambaran karakteristik responden tersebut akan dibahas pada paragraf
dibawah ini.
Penelitian ini mengambil sampel usia siswa remaja terutama remaja awal.
Usia responden didominasi oleh usia13-14 tahun kemudian diikuti oleh 12-13
tahun. Remaja awal berkisar antara 11-14 tahun sehingga seluruh responden
secara tahap perkembangan baik fisik, kognitif dan psikososialnya berada
pada level yang sama. Perkembangan fisik meliputi perubahan hormon yang
ditandai dengan ciri primer dan sekunder (Wong, D. L., Eaton, M. H.,
Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003). Individu pada usia ini
mulai bisa berpikir secara abstrak, mandiri, membentuk kelompok serta mulai
menjauhi lingkungan keluarga (Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D.,
Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003). Pada saat penelitian siswa kelas 9
tidak dimasukkan sebagai anggota Populasi dikarenakan oleh jadwal yang
tidak memungkinkan untuk pengambilan data. Sehingga dapat dipahami
responden didominasi oleh usia 12-14 tahun, karena siswa kelas 7 dan 8
secara umum berada pada usia tersebut. Sisanya adalah >14 tahun dan usia
11-12 tahun.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
45
Universitas Indonesia
Jenis kelamin dari 135 responden didominasi laki-laki berjumlah 68
responden. Jenis kelamin merupakan salah satu variabel demografis yang
mempengaruhi persepsi seseorang (Kozier 2004 dalam Hariyani 2009).
Begitu juga variabel usia yang dibahas pada paragraf sebelumnya. Sehingga
variabel ini akan mempengaruhi persepsi individu dan perlu untuk dilihat.
Secara tahap perkembangan remaja memiliki perkembangan fisik yang
membedakan secara jenis kelamin. Yaitu perkembangan biologi/ fisik yang
ditandai dengan ciri primer dan sekunder. Ciri primer adalah mulai
memproduksi sel sperma bagi laki-laki dan ovum bagi perempuan.
Sedangkan ciri sekunder adalah ciri secara fisik seperti pertumbuhan
payudara, rambut halus di sekitar kemaluan bagi perempuan. Pundak dan
dada membesar, tumbuh jakun, penis dan buah zakar memebesar dan suara
menjadi besar bagi pria. Hasil penelitian Bariid (2008) yang berjudul
“Hubungan Karakteristik Remaja dengan Persepsi Remaja mengenai Bahaya
Merokok pada Remaja” dengan sampel 205 responden mendapatkan hasil
bahwa laki-laki mempunyai peluang 1,4 kali berpersepsi negatif
dibandingkan dengan perempuan. teori Kozier dan hasil penelitian Bariid
menegaskan memang secara gender atau jenis kelamin akan mempengaruhi
persepsi individu. jumlah responden laki-laki yang lebih banyak
dibandingkan perempuan seharusnya distribusi persepsi akan cenderung
negatif, tetapi hasil penelitian ini tidaklah didominasi oleh persepsi negatif.
Hasil variabel suku responden didominasi oleh suku Betawi kemudian Jawa.
Suku merupakan salah satu variabel demografis yang mempengaruhi individu
(Kozier 2004 dalam Hariyani 2009). Suku merupakan klasifikasi atau afiliasi
dengan setiap kelompok dasar yang dibedakan oleh adat, karakteristik,
bahasa, atau faktor pembeda lain yang sejenis. Beberapa kelompok budaya
atau suku mempunyai standar perilaku yang diatur menggunakan orientasi
rasa malu atau orientas rasa bersalah (Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D.,
Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003).
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
46
Universitas Indonesia
Responden lebih banyak berasal dari kelas 7. Kelas merupakan tingkatan
ataupun tempat responden menuntut ilmu di SMP Putra Bangsa. Pada tahap
remaja, individu mulai menjauhi dari lingkuran keluarga intinya dan mulai
mencari teman dan membentuk kelompok (Wong, D. L., Eaton, M. H.,
Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003). Sehingga pengaruh
teman sekolah/ teman kelas akan sangat besar pengaruhnya pada responden.
Pembentukan persepsi juga dipengaruhi oleh tekanan sosial (Kozier 2004
dalam Hariyani 2009), maka pembentukan persepsi responden akan banyak
dipengaruhi oleh lingkungan kelas. Peneliti mengambil kelas 7 dan 8. Setelah
ini, paragraf selanjutnya akan membahas mengenai gambaran faktor yang
mempengaruhi persepsi.
6.2. Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Gambaran faktor yang mempengaruhi persepsi dibagi menjadi 2 kategori
yaitu: latar belakang sosio-kultural dan peran. Sosio-kultural dikembangkan
menjadi pekejaan orang tua dan status perokok orang tua responden. Faktor
peran dikembangkan menjadi status perokok siswa. Paragraf selanjutnya akan
membahas mengenai gambaran dari ketiga sub faktor diatas.
Pekerjaan orang tua dari 135 responden didominasi oleh bidang non
kesehatan sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan orang tua responden di
SMP Putra Bangsa bersifat homogen. Menurut Bariid (2008) orang tua yang
berperan aktif mempunyai peluang 1,55 kali untuk membuat remaja
berpersepsi positif. Bila orang tua responden bekerja pada bidang kesehatan
diharapkan orang tua mempunyai pengetahun tinggi mengenai kesehatan dan
memahami mengenai baik atau buruknya perilaku merokok sehingga mampu
berperan dalam penanaman nilai kesehatan mengenai perilaku merokok.
Status perokok orang tua responden lebih banyak berstatus sebagai perokok
sebanyak 93 orang. Pembagian status perokok ataupun bukan perokok
mengacu pada pengertian ataupun definisi yang dibuat oleh WHO dalam
DepKes (2004) dimana perokok adalah individu yang merokok setiap hari
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
47
Universitas Indonesia
untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok
saat survey dilakukan (M., Dina Octafrida, 2010). Kozier (2004) dalam
Hariyani, 2009 menyebutkan bahwa faktor yang mempegaruhi persepsi salah
satunya adalah variabel sosio-psikologis. Faktor tersebut dapat dijabarkan
menjadi lingkungan dan faktor emosional yang mempengaruhi persepsi
individu. Lingkungan ini dapat dibagi lagi menjadi lingkungan keluarga inti
dan lingkungan luar (teman, dll). Anak (remaja) akan mendapatkan nilai,
keyakinan, dan perilaku dalam kelompok (dalam hal ini keluarga) melalui
sebuah proses sosialisasi (Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D.,
Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003).
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam Hariyani, 2009 faktor yang
mempengaruhi persepsi salah satunya adalah ciri stimulus atau rangsangan,
semakin besar, cepat, kontras ataupun lebih lama. Sehingga dapat
disimpulkan dengan orang tua sebagai perokok maka akan menurunkan nilai,
ataupun keyakinan serta perilaku yang mendukung perilaku merokok.
Semakin lama individu hidup dengan seorang perokok maka akan
mempengaruhi persepsi yang akan tercipta.
Status perokok responden didapatkan bahwa responden didominasi oleh
bukan perokok sebanyak 123 responden dari 135. Pendefinisian perokok
mengikuti WHO dalam DepKes (2004). Sehingga 123 ini bukanlah
responden yang tidak pernah merokok atau mereka adalah individu yang
merokok namun tidak setiap hari selama minimal 6 bulan. Menurut Potter dan
Perry (2001) dalam Hariyani, 2009 menyebutkan bahwa peran merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi. Secara logika seseorang yang
berperan atau berstatus sebagai perokok maka akan melihat perilaku merokok
dari sudut pandang yang mendukung. Sehingga pembagian responden
menjadi 2 kategori ini akan menegaskan mengenai gambaran persepsi dari
kedua kategori tersebut.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
48
Universitas Indonesia
6.3. Gambaran Persepsi Siswa terhadap Perilaku Merokok
Persepsi adalah sebuah proses yang bertujuan untuk menganalisis,
menginterpretasikan atau memberikan penilaian terhadap stimulus yang
diterima oleh indera manusia yang menghasilkan sebuah pandangan
mengenai stimulus tersebut (Stuart &Laraia, 2001). Dalam hal ini stimulus
tersebut adalah perilaku merokok. Gambaran persepsi siswa akan
dikategorikan menjadi kategori persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi
positif mempunyai arti bahwa responden mempunyai pandangan bahwa
merokok menimbulkan kerugian secara kesehatan, ekonomi, waktu, dll.
Sedangkan persepsi negatif berarti pandangan responden terhadap perilaku
merokok adalah mundukung dan tidak menilai perilaku merokok sebagai
perilaku yang buruk dan merugikan.
Seluruh nilai total persepsi telah dilakukan uji statistik univariat dan
menghasilkan pembagian 2 kategori di atas. Dari 135 responden distribusi
persepsi mereka bersifat heterogen karena satu sama lain hanya berbeda
sedikit. Namun persepsi responden lebih banyak atau didominasi oleh
persepsi positif sebanyak 70 orang dengan presentase 51,9%. Hal ini
menandakan bahwa setengah lebih dari total responden mempunyai konsep
ataupun pandangan yang baik mengenai perilaku merokok.
Beberapa penelitian yang membahas mengenai persepsi terhadap perilaku
merokok seperti yang dilakukan oleh Trirahayu (2009), penelititan ini
berjudul “Persepsi Remaja Perokok tentang dampak Rokok terhadap
Kesehatan” yang berdesain kualitatif dengan metode pengumpulan data
indepth review dimana jumlah sampel 4 orang. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa merokok dapat meningkatkan pergaulan dan
meningkatkan bermanfaat secara materi dan persepi remaja tentang bahaya
merokok meliputi bahwa rokok menimbulkan kerugian secara finansial dan
kerugian bagi kesehatan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
49
Universitas Indonesia
Penelitian Bariid (2008) yang berjudul “Hubungan Karakteristik Remaja
dengan Persepsi Remaja mengenai Bahaya Merokok pada Remaja”.
Mendapatkan hasil bahwa persepsi remaja adalah persepsi negatif. Detailnya
adalah sebagai berikut: Persepsi Positif sebesar 102 responden (49,8%) dan
Persepsi Negatif 103 responden (50,2%). Usia dan persepsi tidak memiliki
hubungan dengan nilai p value (0,843) . Tidak ada hubungan bermakna antara
jenis kelamin dan persepsi karena nilai p value < 0,05 (0,296); laki-laki 1,4
kali berpeluang untuk berpersepsi negatif dibanding perempuan (OR= 1,395;
CI= 95%). Ada hubungan bermakna antara status merokok dengan persepsi, p
value (0,011). Perokok mempunyai peluang 3,62 kali untuk berpersepsi
negatif terhadap merokok dibanding bukan perokok (OR= 3,619; CI= 95%).
Tidak ada hubungan bermakna antara peran orang tua dan persepsi, p value
(0,168). Orang tua yang berperan mempunyai peluang 1,55 kali untuk
bepersepsi positif dibanding dengan yang tidak (OR= 1,552). Tidak ada
hubungan bermakna antara teman dan persepsi; p value (1,000).
Persepsi siswa mendapatkan hasil yang berbeda dengan penelitian Bariid
(2008). Namun sebenarnya detail perbedaan kedua kategori persepsi tidaklah
berbeda. Mengacu pada hasil penelitian Bariid (2008), laki-laki berpeluang
berpersepsi negatif. Penelitian penulis didominasi oleh laki-laki tetapi hasil
akhir bahwa responden mempunyai persepsi positif. Tapi perbedaan ini dapat
dianalisis melihat dari variabel status perokok siswa. Status perokok siswa
didominasi oleh bukan perokok, menurut penelitian Bariid (2008) perokok
berpeluang 3,62 kali untuk berpersepsi negatif. Maka, penelitian Bariid
mendukung hasil penelitian penulis.
Pandangan responden sesuai dengan hasil penelitian Trirahayu mengenai
dampak buruk merokok. Pandangan responden terhadap merokok dilihat dari
segi kesehatan mempunyai pandangan yang baik dimana hampir seluruh
responden (91,1%) mengerti bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan
yang akan menimbulkan banyak penyakit sebagai akibatnya. Begitu pula
dengan pandangan bahwa merokok membahayakan orang lain, responden
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
50
Universitas Indonesia
sebanyak 88,9% menyetujuinya dengan tegas. Sehingga dapat dikatakan
bahwa responden mempunyai persepsi terhadap merokok yang positif dilihat
dari segi kesehatan. Kemudian sebanyak 89,6% responden dengan tegas
mengatakan bahwa merokok membuang-buang uang. Untuk pernyataan kali
ini bisa dikarenakan secara finansial responden/ siswa mempunyai uang saku
yang sedikit sehingga berpendapat seperti di atas atau memang siswa
mempunyai pandangan yang memang baik.
Dapat disimpulkan dari hasil pembahasan di atas bahwa hampir seluruh
responden mempunyai pemahaman yang baik bahwa merokok dapat
membahayakan kesehatan diri sendiri dan membahayakan orang lain. tapi
melihat bahwa responden yang berpersepsi negatif cukup banyak dan hampir
mendekati responden berpersepsi positif. Sehingga faktor yang membuat
responden mempunyai persepsi negatif adalah faktor diluar kesehatan.
Melihat bahwa gambaran persepsi siswa yang negatif cukup besar dan
mendekati presentase persepsi positif maka responden atau siswa SMP Putra
Bangsa perlu diberikan pendidikan kesehatan yang menekankan pada materi-
materi diluar materi mengenai kesehatan.
6.4. Gambaran Persepsi dilihat dari Karakteristik Demografi Responden
Paragraf berikutnya adalah untuk melihat gambaran persepsi dilihat dari tiap
karakteristik demografi responden. Gambaran persepsi akan dilihat dari usia,
jenis kelamin, suku, dan kelas.
Pertama diawali dengan gambaran persepsi dilihat dari usia responden. Hasil
menunjukkan bahwa umur >14 tahun mempunyai persepsi negatif paling
banyak dengan presenase 18,52%. Menurut kozier (1995) dalam Hariyani,
2009 salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah ciri simulus atau
rangsangan. Semakin lama waktu responden berinteraksi dengan suatu
stimulus maka persepsi yang terbentuk juga akan berbeda. Hal ini sesuai
dengan penelitian kali ini dimana responden berumur >14 tahun mempunyai
persepsi negatif terbesar dibanding rentang umur dibawahnya. Karena itu
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
51
Universitas Indonesia
penting juga bagi orang tua responden dalam memberikan stimulus terhadap
remaja terutama dalam hal perilaku merokok. Alangkah lebih baik bila
memang orang tua merokok tidak didepan anak-anak (remaja) sehingga
remaja dapat mempunyai persepsi yang mendukung terhadap perilaku
merokok.
Gambaran persepsi dilihat dari jenis kelamin mendapatkan hasil yang saling
berkebalikan. Responden berjenis kelamin laki-laki didominasi oleh pesepsi
negatif sebesar 34,81 % dan perempuan di dominasi oleh persepsi positif.
Responden berjenis kelamin perempuan yang berpersepsi negatif sebesar
13,33%. Bila dibandingkan, maka responden laki lebih banyak 2,6 kali
berpersepsi negatif dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Bariid dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laki-laki 1,4 kali
berpeluang untuk berpersepsi negatif dibanding perempuan (OR= 1, 395; CI=
95%). Hal ini bisa dikarenakan masih cukup tingginya pandangan bahwa
merokok membuat laki-laki terlihat jantan. Dari 135 responden hanya 77%
yang secara tegas berpendapat bahwa mereka tidak setuju bahwa merokok
membuat laki-laki terlihat jantan. Bila pandangan tersebut tetap bertahan
dikalangan remaja laki-laki yang memang mulai membentuk kelompok dan
mudah terpengaruh oleh tekanan teman disekitar maka persepsi remaja laki-
laki mengenai perilaku merokok akan didominasi oleh persepsi negatif. Maka
dari hasil pembahasan diatas perlu dititik beratkan dalam pemberian
pendidikan kesehatan terhadap laki-laki dibandingkan terhadap perempuan.
Gambaran persepsi dilihat dari suku didominasi oleh persepsi positif dengan
presentase 20% pada suku betawi. Kemudian diikuti oleh persepsi negatif
sebesar 19,26% pada suku betawi juga. Kedua persepsi tersebut berada pada
suku betawi. Sedangkan lainnya hanya menunjukkan presentase kecil.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa kelompok mempunyai
penerapan dalam mengatur perilaku atau untuk menanamkan nilai dengan
orientasi malu dan orientasi rasa bersalah (Wong, D. L., Eaton, M. H.,
Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003). Kenyataannya hampir
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
52
Universitas Indonesia
seluruh kelompok tidak melakukan pengaturan perilaku atau penanaman nilai
mengenai perilaku merokok adalah sesuatu yang merugikan dilihat dari hasil
dimana 68,9% orang tua responden adalah perokok. Hal tersebut malah
mengajarkan dan membiasakan anak untuk menerima perilaku merokok
orang tua dan akan menganggap merokok sebagai hal yang biasa. Sehingga
perlu dilakukan pula pendidikan kesehatan terhadap orang tua agar para orang
tua tidak memberikan contoh perilaku merokok terhadap anak-anak karena
anak akan membuat persepsi yang kemudian akan cenderung untuk
berperilaku merokok.
Gambaran persepsi dilihat dari kelas responden mempunyai hasil yang sama
yaitu berpersepsi positif. Kelas tujuh mempunyai presentasi 29,63% yang
berpersepsi positif dan kelas 8 dengan presentase 22,22%. Kelas merupakan
lingkungan terkuat dari remaja karena remaja mulai membentuk kelompok
dan menjauhi lingkungan keluarga (Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D.,
Winkelstein, M. L., & Schwartz, P., 2003). Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa sampel bukan perokok adalah 123 sehingga sampel dengan status
perokok adalah 12 responden. Menurut distribusi kelas, perokok paling
banyak berada pada kelas 8 dengan jumlah 10 orang (7,4% dari sample total)
dan 2 orang perokok (1,5% sampel total). Penelitian yang berjudul
“Perception Of Tobacco Use In Early Adolescent” yang dilakukan oleh
Brown, S. L., Teufel J. L., Birch D. A., Izenberg, N., dan Lyness, D. (2006)
dengan sampel total berjumlah 1433 diambil dari siswa-siswi yang
mengunjungi 12 pusat pendidikan kesehatan di U.S. (Illonis, Georgia,
Kansas, Michigan, North Carolina, Pennsylvania, dan Winconsin)
mendapatkan hasil bahwa peluang responden akan mencoba merokok bila
teman baik mereka merokok adalah 2 kali.
Kemudian peneltian Sahara (2009) mendapatkan hasil bahwa responden yang
merokok karena pengaruh teman sebanyak 91%. Dari data diatas dapat
dikatakan bahwa teman mempunyai pengaruh bagi remaja untuk mempunyai
persepsi mendukung atau untuk berperilaku merokok. Hasil peneltian kali ini
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
53
Universitas Indonesia
mendukung pernyataan diatas. Dimana perokok lebih banyak berada di kelas
8 dan hasil menunjukkan bahwa responden berpersepsi positif di kedua kelas
lebih didominasi oleh responden yang berasal dari kelas 7. Sehingga penting
untuk anak usia remaja dalam membentuk kelompok bermain, terutama bila
mempunyai kelompok bermain dengan perokok. Apabila remaja tidak
mempunyai prinsip ataupun konsep berpikir yang kuat maka akan lebih
mudah untuk terbawa nilai-nilai yang mendukung terhadap perilaku merokok.
6.5. Gambaran Persepsi dilihat dari Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Gambaran persepsi ini akan dilihat dari pekerjaan orang tua, status perokok
orang tua, dan status perokok siswa. Untuk melihat gambaran persepsi lebih
jauh dan membandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Baik hasil
akhirnya adalah saling mendukung ataupun saling bertolak belakang dengan
penelitian sebelumnya.
Pertama adalah gambaran persepsi dilihat dari pekerjaan orang tua responden.
Persepsi responden didominasi oleh persepsi negatif dengan presentase
51,11% dengan pekerjaan orang tua di bidang non kesehatan. Variabel
pekerjaan orang tua dimasukkan sebagai faktor lingkungan dan pengetahuan.
Dengan pekerjaan di bidang kesehatan diharapakan orang tua dapat
menurunkan pengetahuan mengenai baik buruknya rokok terhadap remaja
sehingga mempengaruhi persepsi remaja. Penelitian Bariid (2008)
mendapatkan hasil bahwa orang tua yang berperan aktif berpeluang 1,55 kali
lebih besar remaja berpersepsi positif. Hasil di atas cukup berbeda, dimana
responden dengan orang tua bekerja dibidang non kesehatan didominasi oleh
persepsi positif. Hasil tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah
satunya karena remaja mulai lebih banyak berinteraksi dengan teman
kelompok. Sehingga proses penanaman nilai-nilai dipengaruhi cukup banyak
oleh lingkungan pertemanannya.
Gambaran persepsi siswa dilihat dari status perokok orang tua didominasi
oleh persepsi positif sebesar 37,04%. Keluarga mempunyai peran dalam
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
54
Universitas Indonesia
pembentukan persepsi ataupun tindakan dan kebiasaan. Penanaman nilai dan
kebiasaan ataupun perilaku terjadi melalui proses sosialisasi (Wong, D. L.,
Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. 2003). Hal ini
juga dibuktikan oleh penelitian Sahara (2009) dimana responden menjawab
bahwa merokok karena mendapat pengaruh oleh keluarga sebanyak 54%.
Kemudian penelitian Brown, S. L., Teufel J. L., Birch D. A., Izenberg, N.,
dan Lyness, D. (2006) mendapatkan hasil bahwa remaja yang tinggal bersama
perokok dirumahnya beresiko untuk 2 kali untuk merokok. Kemudian bila di
lingkungan rumah remaja tidak ada yang melarang untuk merokok maka
remaja akan berpeluang 2 kali untuk merokok. 2 penelitian sebelumnya ini
menandakan bahwa keluarga juga mempunyai peran terhadap pembentukan
persepsi ataupun perilaku remaja. Tetapi hasil penelitian penulis cukup
berbeda dan tidak mendukung hasil penelitian diatas.
Gambaran persepsi dilihat dari status perokok responden mendapatkan hasil
bahwa responden dengan status perokok mempunyai persepsi negatif sebesar
6,67% dan bukan perokok didominasi oleh persepsi positif. Hasil penelitian
penulis sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bariid
(2008). Dimana status merokok dan persepsi mempunyai hubungan bermakna
karena p value (0,011) > 0,05. Kemudian perokok mempunyai peluang 3,62
kali untuk berpersepsi negatif terhadap merokok dibanding bukan perkokok
(OR= 3,619; CI= 95%).
Seperti yang di tulis dalam kozier (1995) dalam Hariyani, 2009. Peran
mempengaruhi persepsi, dimana seseorang yang berperan sebagai perokok
akan cenderung mendukung dan mempunyai persepsi negatif karena salah
satu sifat rokok yang bersifat adiktif. Dari sini faktor kebutuhan berperan dan
mempengaruhi proses pembentukan persepsi seseorang. Sehingga siswa yang
memang sudah merasa merokok menjadi kebutuhan akan mempunyai
persepsi bahwa merokok tidaklah merugikan dan dapat membantu mereka
dalam pemenuhan baik pemenuhan kepuasan tersendiri ataupun pemberian
kesenangan dan sebagainya. Contoh lainnya adalah individu yang telah
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
55
Universitas Indonesia
menjadi ketagihan dengan rokok akan menganggap bahwa perilaku merokok
dapat mengurangi stress. Hal ini dibuktikan dengan distribusi responden
dalam menjawab mengenai pernyataan “merokok dapat mengurangi stress”
hanya 71,1% yang tegas mengatakan bahwa merokok tidak mengurangi
stress. Maka penting untuk para orang tua untuk memberikan contoh kepada
remaja (anak) dalam mencontohkan perilaku koping dalam menangani sebuah
masalah agar remaja tidak menggunakan koping yang tidak merusak remaja
baik secara kesehatan, emosional, ataupun secara kognitif.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
56
Universitas Indonesia
6.6. Keterbatasan penelitian
Beberapa poin keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut. Peneliti tidak
mencantumkan seluruh populasi karena kelas 9 tidak lagi melakukan proses
belajar mengajar. Jika penelitian dilakukan jauh lebih awal 1 bulan atau 2
bulan maka kemungkinan kelas 9 diikutsertakan akan semakin besar.
Kemudia dari variabel suku, peneliti masih kurang untuk teori mengenai cara
kelompok untuk mengatur standar perilaku ataupun penelitian mengenai
variabel suku dan persepsi merokok. Terakhir, penelitian ini adalah penelitian
yang berdesain deskripitf dengan tujuan menggambarkan, sehingga tidak
melihat hubungan faktor-faktor diatas terhadap persepsi mengenai perilaku
merokok. Serta tidak melihat faktor manakah yang mempunyai perngaruh
paling besar.
6.7. Implikasi keperawatan
Penelitian ini belum memberikan pemahaman secara teoritismengenai
pandangan individu usia remaja awal (SMP) terhadap perilaku merokok,
karena hanya menggunakan 1 sekolah. Namun setidaknya memberikan
pemahaman mengenai pandangan remaja di SMP Putra Bangsa mengenai
perilaku merokok yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Kemudian, hasil
penelitian ini dapat menjadi sebuah data dasar untuk penelitian keperawatan
dengan tingkatan lebih tinggi seperti penelitian untuk meilihat persepsi siswa
SMP se-Depok dengan mendata seluruh sekolah dan memilih sekolah untuk
dijadikan tempat penelitian dengan teknik random. Kemudian dapat juga
sebagai landasan dalam penelitian yang mencari hubungan ataupun perbedaan
(bivariat) mengenai perilaku merokok pada usia remaja.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
57
Universitas Indonesia
BAB 7
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Penelitian berjudul ” Persepsi Siswa SMP Putra Bangsa terhadap Perilaku
Merokok di Kelurahan Kemiri Muka, Depok” didominasi oleh laki-laki,
berada pada rentang umur 12-14 tahun, berasal dari suku Betawi,
didominasi oleh bukan perokok, orang tua responden terbanyak adalah
perokok dan bekerja dibidang non kesehatan.
Gambaran persepsi responden didominasi oleh persepsi positif. Kemudian
dilihat dari usia didapatkan hasil bahwa usia terbesar mempunyai persepsi
negatif terbesar pula. Jenis kelamin memperlihatkan bahwa laki-laki lebih
banyak berpersepsi negatif dibandingkan perempuan. Variabel suku
memperlihatkan bahwa persepsi positif dan negatif terbesar berada pada
suku betawi. Dilihat dari kelas mendapatkan hasil bahwa persepsi negatif
terbanyak berada di kelas 8 sesuai dengan jumlah perokok terbanyak
berada di kelas 8.
Gambaran persepsi dilihat dari status perkokok orang tua responden dan
pekerjaan orang tua responden mendapatkan hasil dimana responden
dengan orang tua perokok dan bekerja dibidang non kesehatan
didominasi oleh persepsi positif. Siswa yang berstatus bukan perokok
mempunyai persepsi positif.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
58
Universitas Indonesia
Saran
Untuk sekolah SMP Putra Bangsa Depok perlu untuk melakukan
pendidikan kesehatan terhadap siswa dengan berpartnership dengan
tenaga kesehatan atau instansi kesehatan. Memberikan edukasi
mengenai perilaku merokok dengan menitikberatkan kepada fakotr
diluar kesehatan. Materi yang perlu di masukkan adalah materi
mengenai cara yang membangun dalam mengatasi stres,
mengeliminasi pendapat bahwa merokok membuat laki-laki jantan.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan setiap setahun sekali.
Kemudian perlu juga diberikan pendidikan kesehatan kepada orang
tua siswa mengenai contoh figur orang tua dirumah agar anak atau
remaja tidak mendukung perilaku merokok pada saat pengambilan
raport ataupun dapat dilakukan pada saat registrasi ulang.
Untuk perawat komunitas atau perawat puskesmas dapat memberikan
edukasi kepada siswa SMP untuk menekan angka perilaku merokok
dengan cara melakukan pendidikan kesehatan. Bentuk pendidikan
kesehatan dapat seperti mengadakan acara Talk Show, mengundang
pembicara yang cukup mempunyai pengaruh dikalangan remaja
(idola remaja). Pendidikan kesehatan dapat dilakukan minimal setiap
tahun ajaran baru atau dengan waktu yang bisa disesuaikan. Selain itu
juga dapat menghidupkan UKS SMP Putra Bangsa dan memberikan
pendidikan kesehatan dengan cara perawat sebagai pembina dalam
UKS tersebut.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
59
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Adam, R. (2011). Peran KPAI dituntut Tekan Jumlah Perokok Anak. Oktober 12,
2011. http://kesehatan.liputan6.com/read/356672/peran-kpai-dituntut-tekan-
jumlah-perokok-anakperan-kpai-dituntut-tekan-jumlah-perokok-anak
Aprilia, E. P. (2011). Pengusaha Rokok Dukung Banding Keputusan WTO. Maret
05, 2012. http://www.tempo.co/read/news/2011/09/12/090355851/Pengusaha-
Rokok-Dukung-Banding-Keputusan-WTO
Aruan, H. N. L., & Trianingsih, D. (2006). Laporan hasil penelitian “Persepsi
Orang Tua tentang Anak Balita Obesitas”. Depok
Badan penelitian dan perkembangan DepKes RI. (2008). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDA) nasional 2007. Oktober 4, 2011.
kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
Badan penelitian dan perkembangan DepKes RI. (2011). Riset Kesehatan Dasar
(riskesda) 2010. Oktober 12, 2011.
www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/laporan2010/
Bariid, B. (2008). Hubungan Karakteristik Remaja dengan Persepsi Remaja
mengenai Bahaya Merokok pada Remaja. Laporan penelitian tidak
dipublikasikan: Depok FIK UI.
BKKBN. (2009). Tanya Jawab KRR. Oktober 11,
2011.http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/19 12:34
Brown, S. L., Teufel J. L., Birch D. A., Izenberg, N., dan Lyness, D. (2006).
Perception of Tobacco Use in Early Adolescent. The Journal of Primary
Prevention. Volume 27. No. 5. Oktober 11, 2011.
Depkes RI. (2009). Profil kesehatan indonesia 2008. Jakarta: Depertemen
Kesehatan RI
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
60
Universitas Indonesia
Eerten, T. W. V. (2011). April 2, 2012. http://www.rnw.nl/bahasa-
indonesia/article/merokok-buruk-bagi-remaja
Hariyani, H. (2009). Hubungan Persepsi Ibu tentang Komunikasi Fungsional
dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 3 Tahun di Kelurahan Pondok Cina,
Depok. Laporan penelitian tidak dipublikasikan: FIK UI, Depok.
Lega, N., & Widhaningsih, N. (2004). Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap
Konsep: Citra Diri Remaja Pria di SLTPN 217 Jakarta Timur. Laporan
penelitian tidak dipublikasikan: FIK UI, Depok.
Lenarika. (2007). Persepsi Remaja terhadap Individu yang Mengalami Gangguan
Jiwa di RW 09 Kelurahan Cijantung. Laporan penelitian tidak dipublikasikan:
FIK UI, Depok .
M. Dina Octrafida (2010). Hubungan Merokok dengan Katarak di Poliklinik Mata
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. April 13,
2012.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25418
Maradona, S. (2011). Uhuk..Uhuk.. Jumlah Perokok di Indonesia Meningkat
Pesat. Desember 9, 2011.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/27/loz6nq-uhukuhuk-
jumlah-perokok-di-indonesia-meningkat-pesat
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter P. A. & Perry A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008).
Desember 23, 2011.http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
Sahara, I. (2009). Perilaku Merokok pada Mahasiswa Universitas Indonesia.
Laporan penelitian tidak dipublikasikan: Depok FIK UI.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
61
Universitas Indonesia
Saria, A. (2008). Hubungan Pengetahuan Perokok Aktif tentang Bahaya Merokok
dengan Frekuensi Merokok Mahasiswa Universitas Indonesia. Laporan
penelitian tidak dipublikasikan: FIK UI, Depok.
Song, A. V., et al. (2009). “Perceptions of Smoking-Related Risk and Benefit as
Predictor of Adolescent Smoking Initiation”. American Public Health
Association. Volume 99. Pages 487-92. Oktober 11, 2011.
http://search.proquest.com/docview/215085871?accountid=17242
Stuart & Laraia. (2001). Principles And Practices Of Psychiatric Nursing 7th
Ed.
St. Louis: mosby
Sun, Deqing et al. (1998). Early Adolescents „Persception of Cigaratte Smoking:
Cross-Sectional Survey In A Junior High School‟. Volume 33. Page 805-10.
Oktober 11, 2011.
http://search.proquest.com/docview/195928789?accountid=17242
Sunaryo. (2002). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC.
TCSC-IAKMI. (2009). Fakta Tembakau “Permasalahannya di Indonesia Tahun
2009”. Desember 19, 2011.
http://www.indofbh.org/tcscindo/assets/applets/Buku_Profil_Kesehatan_Final_
Revisi_vhie.pdf
Timmreck, T. C. (2001). Epidemiologi: suatu pengantar edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Trirahayu, K. E. (2009). Persepsi Remaja Perokok tentang Dampak Merokok
Terhadap Kesehatan. November 11, 2011. http://eprints.undip.ac.id/9260/
WHO. (2002). Tobacco atlas 2002. Oktober 12, 2011.
http://www.WHO.int/entity/tobacco/en/atlas7.pdf
WHO. (2002). Tobacco atlas 2002. Oktober 12, 2011.
http://www.WHO.int/entity/tobacco/en/atlas8.pdf
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
62
Universitas Indonesia
WHO. (2006). World no tobacco day 2006. Oktober 12, 2011.
http://www.WHO.int/tobacco/wntd/2006/en/index.html
WHO. (2008).WHO Report on Global Tobacco Epidemic, 2008. Oktober 12,
2011. http://www.WHO.int/tobacco/mpower/gtcr_download/en/index.html
WHO. (2011). Tobacco. Maret 05, 2012.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/
WHO/AFRO. (2009) Tobacco Atlas 3rd edition. Oktober 11, 2011.
http://www.afro.WHO.int/en/component/docman/doc_download/2402-chapter-
7-cigarette-consumption.html
Widowati, A., Rif‟atus, A., & Utami, Y. (2010). Hubungan Perilaku dengan
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Bina Karya Mandiri. Laporan
penelitian tidak dipublikasikan: FIK UI, Depok.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2003). Nursing care of infant and children 7th
edition. St. louis: Mosby.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
Lampiran 1: Kuesioner
UNIVERSITAS INDONESIA
PERSEPSI SISWA SMP X TERHADAP PERILAKU
MEROKOK DI KELURAHAN KEMIRI MUKA, DEPOK
KUESIONER PENELITIAN
NURHIDAYAT
0806334205
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPOK
2012
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
Persetujuan Tertulis untuk Partisipasi dalam Penelitian
Persepsi Siswa SMP X terhadap Perilaku Merokok di kelurahan Kemiri
Muka, Depok
Saya (peneliti) meminta partisipasi Anda dalam penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang Persepsi siswa SMP terhadap
perilaku merokok. Peneliti (Saya) akan memberikan lembar persetujuan ini, dan
menjelaskan bahwa keterlibatan anda di dalam penelitian ini atas dasar sukarela.
Nama saya/peneliti adalah Nurhidayat. Saya Mahasiswa di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Saya dapat dihubungi di nomor telpon +62-
852-1836-1747. Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk Program
Pendidikan Sarjana saya di Universitas Indonesia. Pembimbing saya adalah Ns.
Widyatuti S.Kp., M.Kes., Sp.Kom dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Indonesia.
Penelitian ini melibatkan147 siswa SMP Putra Bangsa. Keputusan anda untuk ikut
atau pun tidak dalam penelitian ini, tidak berpengaruh pada status Pelajar anda di
tempat anda menuntut ilmu. Dan apabila anda memutuskan berpartisipasi, anda
bebas untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan pun.
Kuesioner yang akan saya berikan terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi
pertanyaan tentang demografi seperti nama, usia, jenis kelamin, kelas, suku.
Bagian kedua berisi pertanyaan mengenai faktor yang mempengaruhi persepsi
seperti pekerjaan orang tua, orang tua perokok atau bukan, dan apakah siswa
perokok. Bagian ketiga berisi mengenai persepi anda terhadap perilaku merokok.
Saya akan menjaga kerahasiaan anda dan keterlibatan anda dalam penelitian ini.
Semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberikan nomor kode yang tidak
bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas anda. Namun, jika diperlukan
catatan penelitian ini dapat dijadikan barang bukti apabila pengadilan
memintanya.
Setelah membaca informasi di atas dan memahami tentang tujuan penelitian dan
peran yang diharapkan dari saya di dalam penelitian ini, saya setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Depok, 2012
(ttd. Responden)
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
Kode: (diisi peneliti)
Lembar kuisioner
Persepsi Siswa SMP X terhadap Perilaku Merokok di Kelurahan Kemiri Muka,
Depok
Petunjuk pengisian kuisioner:
1. Bacalah terlebih dahulu setiap poin pertanyaan dengan teliti.
2. Kuisioner ini terdiri dari 3 bagian. Bagian A. berisikan data demografi
responden yang dapat di jawab dengan menuliskan langsung jawaban
ataupun dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia. Bagian B.
Berisikan pertanyaan mengenai faktor yang mempengaruhi persepsi,
responden dapat memilih pilihan yang tersedia. Bagian C. berisikan
pernyataan-pernyataan mengenai persepsi merokok yang dijawab dengan
menceklist (√) salah satu pilihan dari STS (Sangat Tidak Setuju), TS
(kurang setuju), KS (kurang setuju), S (setuju), dan SS (sangat setuju).
3. Bila ingin merubah pilihan pada salah satu poin atau lebih maka cukup
dengan memberi tanda sama dengan (=) pada pilihan yang salah kemudian
pilih jawaban yang dianggap sesuai dengan menceklist seperti cara poin
nomor 2.
4. Setelah selesai, coba cek kembali dari awal hingga akhir untuk
mengantisipasi poin pertanyaan yang belum terisi
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
A. Data Demografi
Petunjuk: isilah dengan dengan menuliskan langsung jawaban anda dan
menceklist (√) bagian berupa pilihan.
Nama:
Usia:
<11 thn 13-14 thn
11-12 thn
12-13 thn
>14 thn
Jenis kelamin:
Laki-laki Perempuan
Suku:
Jawa
Sunda
Batak
Betawi
Padang
Lainnya, sebutkan
Kelas:
7 SMP
8 SMP
9 SMP
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
B. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Petunjuk: isilah dengan dengan menceklist (√) bagian berupa pilihan.
Pekerjaan orang tua:
Bidang kesehatan,
sebutkan
Bidang non-kesehatan
Orang tua perokok atau bukan
Perokok, jika salah satu atau kedua orang tua merokok setiap hari
selama minimal 6 bulan dan hingga kini masih merokok.
Bukan perokok
Perokok atau bukan
Perokok, jika anda merokok setiap hari selama minimal 6 bulan
dan hingga kini masih merokok.
Bukan perokok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
C. Persepsi Siswa terhadap Perilaku Merokok
Petunjuk: jawablah dengan memberi ceklist (√) pada salah satu pilihan.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Merokok membuat seseorang terlihat keren
2. Merokok salah satu simbol kedewasaan
3.
Koordinasi gerakan saat merokok, dimulai dari
menghisap dan mengeluarkan asap sangat menarik
perhatian
4. Merokok membuat seseorang populer dan terkenal
5. Merokok membuat seseorang mempunyai banyak
teman
6. Wanita yang merokok terlihat lebih menarik
7. Merokok membuat laki-laki terlihat jantan
8. Merokok hanya membuang-buang uang saja
9. Merokok hanya membuang-buang waktu saja
10. Merokok dapat membahayakan diri sendiri
11. Merokok dapat membahayakan orang disekitar
12. Kebiasaan merokok seharusnya ditinggalkan
13. Merokok berdampak buruk bagi kesehatan
14. Pria yang menolak merokok terlihat seperti „banci‟
15. Merokok menjadi kebutuhan remaja saat ini
16. Merokok membantu pelajar dalam penyerapan
materi pelajaran
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
17. Merokok dapat mengurangi stres
18. Merokok menghilangkan kebosanan
19. Merokok membuat seseorang lebih percaya diri
20. Merokok boleh dilakukan dimana saja
21. Merokok menyebabkan bau yang tidak
menyenangkan
22. Merokok menjadi tren remaja saat ini
23.
Merokok tidak boleh dilakukan di tempat fasilitas
kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat bermain
anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja
dan tempat umum
24. Merokok adalah cara praktis atau mudah dalam
melupakan masalah
25. Merokok terlihat menyenangkan
26. Merokok membuat seseorang terlihat lebih
bersemangat dan ceria
27. Petugas kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker,
dan lainnya sebaiknya menjauhi perilaku merokok.
28. Baik anak, remaja, dewasa ataupun lansia lebih baik
menjauhi perilaku merokok
29. Merokok dapat membuat seseorang cepat lelah saat
berolahraga
30. Seseorang yang merokok terlihat modern
-----------Selesai-----------
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
“Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian saya”
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
Lampiran 2: Hasil mentah uji validitas
Case Processing Summary N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.934 36
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, peneliti melakukan uji validitas
menggunakan 30 responden dengan item pernyataan sebanyak 36. Sebelumnya
peneliti menguji dengan 37 per nyataan. Namun dengan 37 pernyataan alpha
cronbach yang didapatkan leibh kecil sehingga peneliti menggunakan 36
pernyataan.
Dari 36 pernyataan didapatkan nilai alpha cronbach 0,934. Peneliti menggunakan
30 responden sehingga menngunakan r tabel sebesar 0,361. Nilai alpha cronbcah
> r tabel (0,361) maka kuesioner peneliti mempunyai nilai reliabilitas cukup
tinggi dan baik. Reliabilitas mempunyai arti bahwa kuesioner peneliti cukup
konssiten bila dilakukan uji ulang sehingga mendapatkan hasil yang tidak jauh
berbeda.
Tabel dibawah ini akan memperlihatkan pernyataan mana saja yang valid.
Pernyataan valid bila nilai “corrected item-total correction” > dari r tabel (0,361).
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
pernyataan 1 137.60 452.731 .440 .933
pernyataan 2 138.03 449.275 .429 .933
pernyataan 3 137.73 446.340 .486 .933
pernyataan 4 137.33 452.644 .612 .932
pernyataan 5 137.60 446.041 .606 .932
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
pernyataan 6 137.00 458.207 .377 .933
pernyataan 7 138.20 443.614 .422 .933
pernyataan 8 137.47 439.016 .643 .931
pernyataan 9 137.30 446.286 .676 .931
pernyataan 10 137.13 444.051 .777 .931
pernyataan 11 137.27 446.064 .605 .932
pernyataan 12 137.13 462.533 .206 .934
pernyataan 13 137.03 454.447 .318 .934
pernyataan 14 137.57 443.357 .445 .933
pernyataan 15 138.13 459.016 .175 .936
pernyataan 16 137.30 446.010 .582 .932
pernyataan 17 138.30 447.114 .336 .935
pernyataan 18 137.90 425.886 .773 .929
pernyataan 19 137.27 439.237 .675 .931
pernyataan 20 138.30 433.803 .675 .931
pernyataan 21 138.30 431.045 .799 .929
pernyataan 22 138.33 427.954 .825 .929
pernyataan 23 138.00 420.345 .775 .929
pernyataan 24 137.67 450.644 .336 .934
pernyataan 25 137.90 432.162 .738 .930
pernyataan 26 137.57 446.875 .351 .934
pernyataan 27 138.13 439.085 .649 .931
pernyataan 28 137.67 454.851 .242 .935
pernyataan 29 138.17 430.833 .588 .932
pernyataan 30 138.23 430.254 .677 .930
pernyataan 31 137.97 450.792 .272 .935
pernyataan 32 137.40 439.352 .644 .931
pernyataan 33 137.77 456.185 .207 .936
pernyataan 34 137.20 438.579 .641 .931
pernyataan 35 137.60 449.834 .363 .934
pernyataan 36 137.67 438.161 .655 .931
Dari 36 pernyataan terdapat 27 pernyataan yang valid dan 9 pernyataan yang tidak
valid. Tapi pernyataan nomor 13, 17, 24, dan 26 mempunyai nilai yang
mendektati nilai r tabel. Peneliti mencoba menghitung ulang secara manual dan
pernyataan 17, 24, dan 26 mendapatkan nilai valid. Sehingga total pernyataan
yang dipakai dalam kuesioner berjumlah 30 pernyataan.
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
Lampiran 3: Surat ijin sekolah
Surat permohonan ijin uji validitas di Mts Muhammadiyah 1 Depok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
Surat permohonan ijin pengambilan data di SMP Putra Bangsa Depok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
Lampiran 4: Surat balasan sekolah
Surat balasan untuk uji validitas dari Mts Muhammadiyah 1 Depok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
Surat : pelaksanaan penelitian di SMP Putra Bangsa Depok
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
Lampiran 5: Hasil mentah analisis distribusi persepsi
Tabel di bawah ini adalah tabel distribusi skor persepsi 135 responden.
Distribusi skor persepsi rseponden
Skor Frekuensi Presentase Presentase Kumulatif
65 1 .7 .7
82 1 .7 1.5
85 1 .7 2.2
88 1 .7 3.0
89 1 .7 3.7
91 1 .7 4.4
96 2 1.5 5.9
99 1 .7 6.7
101 1 .7 7.4
102 1 .7 8.1
104 2 1.5 9.6
106 2 1.5 11.1
107 4 3.0 14.1
108 2 1.5 15.6
109 1 .7 16.3
110 2 1.5 17.8
111 1 .7 18.5
112 1 .7 19.3
113 1 .7 20.0
114 4 3.0 23.0
115 6 4.4 27.4
116 1 .7 28.1
117 3 2.2 30.4
118 3 2.2 32.6
119 3 2.2 34.8
120 1 .7 35.6
121 4 3.0 38.5
122 4 3.0 41.5
123 4 3.0 44.4
124 5 3.7 48.1
125 4 3.0 51.1
126 3 2.2 53.3
127 1 .7 54.1
128 3 2.2 56.3
129 5 3.7 60.0
130 1 .7 60.7
131 3 2.2 63.0
132 5 3.7 66.7
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
Dari tabel di atas dilakukan analisis univariat sehingga mendapatkan hasil seperti
dibawah ini
N Valid 135
Missing 0
Mean 123.74
Std. Error of Mean 1.296
Median 125.00
Mode 134
Skewness -.914
Std. Error of Skewness .209
Kurtosis 1.260
Std. Error of Kurtosis .414
Range 85
Minimum 65
Maximum 150
Dari keseluruhan skor 135 responden didapat nilai minimal 65 dan maksimal 150.
Nilai terbanyak (Modus) adalah 134, nilai tengah (Median) 125, dan rata-rata
(Mean) 123,74.(modus, mean, median, dan lainnya). Hasil memperlihatkan bahwa
nilai modus > median > mean. Hal ini menandakan bahwa distribusi data tidak
normal dan kurva melenceng ke arah kiri. Hal ini juga dibuktikan dengan
133 5 3.7 70.4
134 7 5.2 75.6
135 3 2.2 77.8
136 4 3.0 80.7
137 2 1.5 82.2
138 5 3.7 85.9
139 1 .7 86.7
140 2 1.5 88.1
141 6 4.4 92.6
142 2 1.5 94.1
143 1 .7 94.8
144 2 1.5 96.3
146 1 .7 97.0
147 1 .7 97.8
148 1 .7 98.5
150 2 1.5 100.0
Total 135 100.0
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.
(Lanjutan)
pembagian antara nilai skkewness/ standar error of skewnes yaitu 0,914/0,209
dimana hasilnya > 2. Begitu pula pembagian kurtosis dan std. Error kurtosisnya
>2. Distribusi normal bila hasil pembagian skewness ataupun kurtosisnya < 2.
Karena distribusi tidak normal maka cut of point yang dipakai adalah median =
125. Kurva dapat dilihat dibawah ini
Persepsi siswa..., NUrhidayat, FIK UI, 2012.