peritonitis

Click here to load reader

Upload: nidia-ranah-azmi-lbs

Post on 06-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bedah

TRANSCRIPT

Slide 1

Nidia Ranah Azmi Lubis (110 2010 205)Pembimbing: dr. Abdullah Hasan, Sp.B

PERITONITISKepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD Pasar ReboANATOMI

Peritoneum Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam tubuh. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama yaitu peritoneum parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal dan peritoneum viseral yang menyelaputi semua organ yang berada di dalam rongga itu

4Peritoneum viserale yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Peritoneum parietale dipersarafi oleh saraf tepi, sehingga nyeri dapat timbul karena adanya rangsang yang berupa rabaan, tekanan, atau proses radang. Nyeri dirasakan seperti seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukkan dengan tepat lokasi nyeri.

PERITONITISSuatu peradangan dari membran serosa yang melapisi rongga perut (peritoneum) dan organ-organ yang terkandung di dalamnya.

bereaksi terhadap berbagai rangsangan patologis dengan respon inflamasi yang cukup seragam. Tergantung pada patologi yang mendasari, peritonitis yang dihasilkan dapat infeksi atau steril (misalnya, kimia atau mekanik).

ETIOLOGIInfeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Peritonitis primer (Spontaneus Bacterial Peritonitis)Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalahspontaneous bacterial peritonitis(SBP) akibat penyakit hepar kronisPeritonitis sekunder (Supurativa)Peritonitis sekunder yaitu peritonitis yang terjadi akibat adanya suatu infeksi akut atau perforasi traktus gastrointestinal atau genitourinarius.perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus Peritonitis tertierPATOFISIOLOGI1. Respon PrimerPeradangan Membran Vasodilatasi pembuluh darah transudasi (cairan interstisial + PMN ) Eksudat kaya protein(fibrin dan protein yang besar) = membatasi kontaminasi peritoneum tidak meluas.

Pada fase awal peritoneum bekerja Jalan 2 arah : mengeluarkan cairan transudasi dan mereabsorbsi toxic utk memasuki sistem limfatik dan pembuluh darah Gejala Sistemikb. Respon usus Hipermotilitas usus pada respon awal motilitas menurun illeus paralitik distensi usus (akumulasi udara + cairan )

Pengumpulan cairan didalam rongga peritoneum danlumen usus serta edema organ intra peritonealmenyebabkan hipovolemia

2. Respon SekunderEndokrinJantungPernafasan Ginjal

MANIFESTASIManifestasi klinis dapat dibagi menjadi dua yaitu, Manifestasi akut (gejala akut abdomen) yaitu nyeri abdomen, kekakuan dinding abdomen, distensi abdomen, penurunan bising usus.Manifestasi sistemik yaitu demam, menggigil, keringat dingin, takikardi, takipneu, kecemasan, dehidrasi, oligouri, disorientasi, hingga syok.

PEMERIKSAAN PENUNJANGLABORATURIUMLeukositosis (>15.000 sel/mm)Differential count: Pergeseran ke kiri (dominasi PMN) ANALISA CAIRAN PERITONEALSBP dapat ditegakkan ketika polymorphonuclear neutrofil (PMN) count adalah 250 sel / uL atau lebih besar dengan hasil kultur bakteri yang positif. Menurun kadar glukosa cairan peritoneum (