peristiwa hukum dan perbuatan hukum dalam uu adhi

152
BAB II PEMBAHASAN 2.1 A. DAKWAH Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al- Islamiyah. 1. Ilmu Dakwah Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i". 2. Tujuan utama dakwah Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan

Upload: irfandi-gold

Post on 07-Aug-2015

141 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 A. DAKWAH

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang

untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis

aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari

kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering

dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah"

dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

1. Ilmu Dakwah

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik

perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan

suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan

dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u".

Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

2. Tujuan utama dakwah

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di

dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan

dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang

berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi

SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari

Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

3. Fiqhud-dakwah

Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah,

sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi

mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al

Islamiyah.

B. MACAM MACAM DAKWAH

1. Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang

lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.

Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara

tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja,

teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi

orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara

kelahiran (tasmiyah).

2. Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan

media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan

pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).

Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh

perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung

dalam soal-soal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan

(ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis

ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti

khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah

praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan

hadirin.

4. Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini

dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal

si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri

penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah,

beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan

mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

5. Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin

(dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah,

internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting

dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun

sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari

darahnya para syuhada".

6. Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana,

yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu

melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan

maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode

pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif. Dalam kitab al-

Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan

lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:

Menurut bahasa:

adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil memperbaiki (membuat manjadi lebih

baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang

utama dengan ilmu yang utama obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu

dan akal pengetahuan atau ma'rifat.

Menurut istilah Syar'i:

valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

2.2 A. Akhlak dalam pandangan Islam

Akhlak merupakan representasi dari pemikiran seseorang yang nampak dari luar.

Akhlak sering dijadikan parameter baik buruknya seseorang dilihat dari sudut

pandang manusia. Akhlak bersifat relative dalam hal penilaian walaupun hanya

disandingkan dari dua sisi yaitu baik dan buruk.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga hubungan yang

mengharuskannya untuk berbuat sesuatu. Yaitu hubungan manusia dengan Allah

SWT ( ibadah ), hubungan manusia dengan sesama manusia (muamalah dan uqubat)

dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri ( akhlak, makanan, minuman, pakaian,

dan lain-lain ).  Ketiga hubungan tadi mengharuskan kita untuk menentukan sikap

yang harus diambil sesuai dengan pemikirannya, termasuk akhlak yang akan dibahas

lebih mendalam pada tulisan ini.

Dalam perspektif Islam, akhlak merupakan bagian dari syariat Islam. Dalam syariat

Islam akhlak tidak menjadi bagian khusus yang terpisah, bahkan dalam fikih tidak

dibuat satu bab pun yang khusus membahas akhlak.

Berdasarkan fungsinya, akhlak merupakan pemenuhan terhadap perintah Allah atau

menjauhi larangan-Nya, bukan karena akhlak ini membawa manfaat atau madlarat

dalam kehidupan. Walhasil akhlak tidak dapat dijadikan dasar bagi terbentuknya

suatu masyarakat. Akhlak adalah salah satu dasar bagi pembentukan individu.

Masyarakat tidak dapat dipebaiki dengan akhlak, melainkan dengan dibentuknya

pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan Islami, serta diterapkannya peraturan Islam

di tengah-tengah masyarakat itu. Yang menggerakkan masyarakat bukanlah akhlak,

melainkan peraturan-peraturan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat itu,

pemikiran-pemikiran, dan perasaan yang melekat pada masyarakat tersebut.

Untuk menilai baik buruknya suatu akhlak, bisa ditinjau dari dua pendekatan yang

paling banyak dilakukan, yaitu kebenaran relative dan kebenaran mutlak. Dalam

pendekatan kebenaran relative, nilai sebuah akhlak menjadi relative karena

disandarkan pada penilaian subjektif manusia. Akhlak yang dianggap baik oleh

masyarakat di suatu tempat belum tentu baik bagi masyarakat di tempat lain,

misalnya bagi orang-orang barat bergaul bebas antara lawan jenis bukan hal yang

tabu tapi bagi orang-orang islam yang taat hal seperti itu tentunya sangat dilarang.

Semua tergantung dari pemahaman manusia tentang perbuatan yang dilakukan dan

kebiasaan atau kebudayaan yang ada di suatu tempat. Dalam pendekatan kebenaran

mutlak hanya ada satu sudut pandang yang menyatakan akhlak itu baik atau buruk.

Tidak ada perdebatan diantaranya karena sumber dari penetapan baik dan buruk itu

bersifat pasti. Perintah dan larangan Allah SWT yang terdapat dalam al Quran

merupakan parameter penentu baik buruknya suatu akhlak tanpa memperhatikan

apakah perasaan manusia menganggapnya baik atau buruk. Dari kedua pendekatan

diatas, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa penilaian sebuah ahlak hendaklah

disandarkan pada kebenaran mutlak yang terdapat dalam Al-Quran. Selain itu, akhlak

yang biasa kita kategorikan sebagai akhlak yang baik seperti jujur, sopan, ramah, dan

lain-lain bisa saja menjadi akhlak yang buruk jika hal itu bertentangan dengan

perintah dan larangan Allah SWT. Misalnya, jujur kepada musuh saat perang sangat

tidak diperbolehkan karena dapat merugikan. Pada konteks ini jujur termasuk akhlak

yang tercela karena bisa membocorkan rahasia Negara atau saat perang kita bersikap

lemah lembut terhadap musuh, hal itu tidak diperbolehkan karena sudah menjadi

kewajiban kita untuk mengalahkan musuh saat terjadi peperangan.

Dalam membangun sebuah masyarakat, akhlak sering dijadikan sebagai fokus utama

untuk merekonstruksi sebuah masyarakat. Hal ini tentu saja sangat keliru mengingat

akhlak adalah dasar bagi pembentukan individu. Jika kita menitiberatkan dakwah kita

pada akhlak, maka yang timbul adalah pengkultusan pada tokoh tertentu tanpa

mengetahui sebabnya kenapa harus berbuat seperti itu. Untuk merekonstruksi sebuah

masyarakat hendaklah berdakwah yang berlandaskan pada pemikiran, karena dengan

pemikiran suatu masyarakat akan bisa bangkit dari keterpurukan menuju keadaan

yang lebih baik. Walaupun demikian, pembinaan akhlak tidak boleh

dikesampingkan. Semua harus berjalan beriringan sehingga mengkasilkan output

yang baik bagi dakwah kita. Tinggal bagaimana kita menentukan fokus yang akan

kita ambil, apakah ingin menitiberatkan pembentukan karakter dengan akhlak atau

pembentukan system yang berlandaskan pada dakwah pemikiran sebagai sarana

untuk menegakan hukum. Semua itu tergantung pada analisis kondisi objek yang

akan kita ubah. Dengan demikian kita bisa menentukan strategi yang cocok untuk

merubah masyarakat menjadi lebih baik lagi.

2.3. Mabadi Khaira Ummah

A. Prinsip-prinsip Dasar Pembentukkan Umat Terbaik

Taqwa sebagai suatu derajat yang tertinggi di sisi Allah SWT, harus menjadi

identitas yang tercermin pada sikap dan tingkah laku umat Islam dalam segala sendi

kehidupannya. Oleh karena itu perlu dipilih beberapa prinsip yang dapat dijadikan

dasar bagi proses awal pembentukan identitas dan menjadi landasan untuk

pembinaan lebih lanjut menuju terciptanya umat yang terbaik (khaira ummah), suatu

umat atau masyarakat yang mampu melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran:

ن�ك�ر� ال�م� ع�ن� و�ن� ت�ن�ه� و� وف� ع�ر� ب�ال�م� ون� ر� م�ت�أ� ل�لن�اس� ت� ر�ج� خ�

أ� ة� م�أ� ي�ر� خ� ك�ن�ت�م�

ب�الل�ه� ن�ون� م� ت�ؤ� و�

“Jadilah kamu sekalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, yang

mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran serta beriman kepada

Allah”. (QS. Ali Imran: 110).

Mabadi khaira ummah (Prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik), merupakan

suatu gerakan penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar dalam

pembentukan identitas dan karakter umat terbaik yang mengandung lima sikap dasar,

yaitu : As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi, Al-Adalah, At-Ta’awun dan Al-

Istiqamah, sehingga disebut juga sebagai Al-Mabadiul Khamsah (Lima Prinsip

Dasar).

Pertama, As-Shidqu yang berarti kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan

keterbukaan.

Setiap muslim hendaklah memiliki sifat dan sikap jujur, yakni adanya kesatuan

antara ucapan dan perbuatannya, apa yang dilahirkan senantiasa sama dengan apa

yang ada di dalam batinnya. Dengan kata lain, tidak boleh bagi setiap muslim

bertindak dan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya.

Firman Allah SWT:

اد�ق�ين� الص� ع� م� و�ك�ون�وا الل�ه� وا ات�ق� ن�وا آم� ال�ذ�ين� ا ي0ه�� أ ي�ا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu

bersama orang-orang yang benar”. (QS. At-Taubah: 119)

ون� ت�ق� ال�م� ه�م� أ�ول�ئ�ك� و� وا د�ق� ص� ال�ذ�ين� ول�ئ�ك�أ�

“Mereka itulah orang yang bersungguh-sungguh dan mereka itulah orang-orang

yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 177).

ع�ل�ون� ت�ف� ال ا م� ول�وا ت�ق� ن�أ� الل�ه� ن�د� ع� ت8ا ق� م� ك�ب�ر�

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada

kamu kerjakan” (QS. As-Shaf: 3)

Kedua, Al-Amanah wal wafa bil ahdi.

Kedua istilah tersebut mengandung pengertian yang sama yaitu dapat dipercaya, setia

dan menepati janji. Namun amanah memiliki pengertian yang lebih umum meliputi

semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedangkan

al-wafa bil ahdi hanya berkaitan dengan sesuatu yang di dalamnya terdapat

perjanjian. Firman Allah SWT:

ا ل�ه� ه�أ� إ�ل�ى ان�ات� األم� د0وا ت�ؤ� ن�

أ� ك�م� ر� م�ي�أ� الل�ه� إ�ن�

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya”. (QS. An-Nisa: 58).

ود� ب�ال�ع�ق� وا و�ف�أ� ن�وا آم� ال�ذ�ين� ا ي0ه�

� أ ي�ا

“Hai orang-orang yang beriman, tepatilah perjanjian-perjanjian itu”. (QS. Al-

Maidah: 1).

Sifat ketiga, Al-Adalah yaitu bersikap adil serta memberikan hak dan kewajiban

secara proporsional. Bersikap adil dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya,

berpihak kepada kebenaran, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar.

Bersikap adil dituntut dari semua pihak terlebih-lebih dari penguasa, hakim,

pimpinan, kepala keluarga dan orang alim dalam berfatwa. Firman allah SWT:

ان� س� و�اإلح� ب�ال�ع�د�ل� ر� م�ي�أ� الل�ه� إ�ن�

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk berbuat adil dan

kebaikan”. (QS. An-Nahl: 90).

Keempat, At-Ta’awun yakni tolong menolong.

Juga mengandung pengertian adanya timbal balik dari masing-masing pihak untuk

memberi dan menerima. At-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan

bermasyarakat, karena sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri

tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, dengan sifat ta’awun dapat mendorong

setiap orang untuk berusaha dan bersikaf kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang

dapat dikembangkan dan diberikan kepada orang lain.

ال�ع�د�و�ان� و� اإلث�م� ع�ل�ى ن�وا ت�ع�او� و�ال و�ى الت�ق� و� Eال�ب�ر ع�ل�ى ن�وا ت�ع�او� و�

“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu

tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah: 2).

Sifat kelima, al-istiqamah yang mengandung arti konsisten, ajeg, kesinambungan

dan keberlanjutan.

Keajegan berarti tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan yang ditentukan

oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta tuntunan yang diberikan oleh as-Salafus Shalih.

Sedangkan kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan

yang lain, serta antara periode satu dengan periode yang lain, sehingga semuanya

merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang. Adapun

keberlanjutan adalah proses pelaksanaan secara terus menerus dan tidak mengalami

kemandegan. Firman Allah SWT:

و�ال اف�وا ت�خ� الأ� ال�م�الئ�ك�ة� م� ع�ل�ي�ه� ت�ت�نزل� ام�وا ت�ق� اس� ث�م� الل�ه� ب0ن�ا ر� ال�وا ق� ال�ذ�ين� إ�ن�

ت�وع�د�ون� ك�ن�ت�م� ال�ت�ي ن�ة� ب�ال�ج� وا ر� أ�ب�ش� و� ن�وا ز� ت�ح�

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”

kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada

mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu

merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah

dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Al-Fushilat: 30).

Itulah lima sifat dan sikap yang harus dimiliki dan diamalkan oleh setiap muslim

dalam setiap prilaku kehidupan sehari-hari, agar menjadi umat yang terbaik

sebagaimana telah Allah janjikan di dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan sebagaimana tercermin dalam akhlak

beliau.

3.Mabadi Khaira Ummah

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali Imran [3]:110)

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Khaira Ummah adalah mereka yang hijrah dari Mekah ke Madinah dan mereka yang ikut perang Badar serta ikut rombongan Nabi ke Hudaibiyah, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Abbas. Dan sebagian lagi berpendapat bahwa mereka yang dimaksud itu adalah umat Islam periode pertama.

Jika ditelaah lebih mendalam, nyatalah bahwa prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam Mabadi Khaira Ummah tersebut memang amat relevan dengan dimensi personal dalam pembinaan manejemen organisasi, baik organisasi usaha (bisnis)

maupun organisasi sosial. Manajemen organisasi yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang tidak saja terampil, tetapi juga berkarakter terpuji dan bertanggung jawab. Pembangkitan kembali gerakan Mabadi Khaira Ummah dipandang penting bagi keberlangsungan organisasi NU dan pembibitan kader unggulan yang siap berkiprah aktif dalam mengikhtiyarkan kemashlahatan umat, bangsa dan negara pada umumnya.

Para ulama NU bersepakat untuk menjadi umat terbaik dalam konteks kekinian ada nilai-nilai yang harus dipegang dan dijalankan yaitu ; As-Shidqu mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan,al-amanah dan al-wafa'bil 'ahdi. Yang pertama secara lebih umum maliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini digambungkan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi: dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun ijtima'iyyah,Bersikap adil (al'adalah) mengandung pengertian obyektif, proposional dan taat asas,At-ta'awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat : manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain dan Istiqamah mengandung pengertian ajeg-jejeg, berkesinambungan, dan berkelanjutan. (Sumber,PP Lakpesdam NU)

DALAM membicarakan persoalan cara pakaian wanita dan kaitannya dengan jenayah seksual adalah satu lagi pandangan mengenainya. Ia adalah jenayah seksual melambangkan perlanggaran terang-terangan terhadap peraturan seimbang yang terkandung dalam Islam, yang perlu dipatuhi oleh lelaki dan wanita dalam masyarakat.

Penyelesaiannya adalah interaksi lelaki dan wanita mestilah kembali kepada penghayatan yang didasarkan kepada asas Islam yang sahih.

Asas itu adalah:

Hubungan habbunminnas antara lelaki perempuan adalah diasaskan atas dasar ukhuwah dan persaudaraan, penuh rasa hormat dan saling bantu membantu ke arah iman dan takwa.

Tanggungjawab moral terpikul sama beratnya di atas bahu lelaki dan wanita dalam masyarakat. Dalilnya surah an Nur, ayat 30 dan 31. Lebih penekanan harus diberikan kepada pemahaman dan penghayatan ayat 30 sekarang ini (untuk lelaki beriman) – bagi mengimbangi penekanan yang selama ini yang hanya memberikan tumpuan kepada wanita semata-mata.

Lelaki bertanggungjawab sepenuhnya mengekang nafsu syahwatnya melalui banyak cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Kejelasan mengenai perkara asas seperti apa itu kecantikan dan aurat, terutama di kalangan wanita Islam hari ini.

Aurat meliputi anggota badan manusia yang berkaitan dengan reproduksi.

Kecantikan pula terbahagi kepada dua iaitu haiwaniah dan insaniah. Kecantikan haiwaniah tertumpu kepada anggota reproduksi. Kalau melihat haiwan seperti kambing dan lembu yang tidak perlu menutup aurat, genitalia yang terdedah perlu untuk menarik perhatian pasangan kepadanya. Seterusnya berlaku kopulasi atau persetubuhan yang akan menghasilkan zuriat keturunan.

Ia adalah proses asas survival dalam kerajaan binatang. Siapa yang paling cantik dan menarik akan mempunyai peluang untuk membiak. Dengan itu, kita boleh memahami mengapa babun mempunyai punggung merah, kenapa burung merak jantan mempunyai bulu yang sungguh memukau dan berwarna warni?

Namun bagi manusia, kita mesti menilai kecantikan dari sudut insaniah dan nilai

Ilahi. Kecantikan insaniah hanya dianugerah kepada manusia yang tinggi dan mulia tarafnya.

Dengan adanya konsep aurat yang diperkenalkan seawal penciptaan manusia pertama, Nabi Adam, manusia menutup anggota reproduksi lantaran nasab keturunan manusia amat perlu dijaga dan diurus sebaik mungkin.

Perasaan malu secara fitrah diwujudkan dalam jiwa manusia normal, apabila auratnya terdedah.

Kecantikan haiwaniah diganti dengan nilai kecantikan insaniah yang dicirikan dengan kesopanan (modesty). Bilakah pula kita boleh tonjolkan kecantikan haiwaniah kita? Masa bersama dengan pasangan yang sah dalam lingkungan dinding kamar tidur bagi memastikan adanya penerusan zuriat manusia.

Jadi jika ada wanita atau lelaki yang keluar ke khalayak umum mendedahkan kecantikan haiwaniahnya, jangan terkejut jika kopulasi atau persetubuhan haram akhirnya berlaku (sama ada dengan rela atau tidak). Ketika itu perlakuan manusia berkenaan tidak ubah seperti seekor haiwan.

Wanita Islam perlu membetulkan niatnya atau nawaitunya. Dia mengenakan pakaian menutup aurat kerana semata-mata mahu menjaga kepentingan iman lelaki. Tanggungjawab menjaga dan meningkatkan iman adalah urusan setiap orang.

Seperti juga lelaki membetulkannya, yang mengenakan bajunya yang menutup aurat kerana niat perlu menjaga iman wanita. Begitu juga wanita tidak melilit tudungnya atas nawaitu – jangan sekali-kali berkata dalam hati: “Saya perlu berbuat begini agar lelaki di luar sana tidak akan terliur melihat tubuh badan saya dan gugur iman dan serbannya.†�

Kita, wanita menutup aurat dan sanggup melakukan apa saja untuk mematuhi perintah Allah yang mengandungi terlalu banyak hikmah dan kebaikannya. Kita buat ini semua bukan kerana orang lelaki.

Kita menutup aurat sebab iman dan takwa. Kita tidak merokok sebab iman dan takwa. Kita tidak simpan perempuan sebab iman dan takwa. Kita tidak minum arak dan tidak makan babi, semuanya itu kita buat sebab kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kadangkala apabila kita menggunakan alasan saintifik untuk menyokong alasan kita, maka orang yang berfikiran liberal akan sedaya upaya berusaha menumbangkan ‘teori’ kita.

Contohnya, mengaitkan aurat dengan rogol. Apabila kita kata menutup aurat akan mengurangkan jenayah rogol. Saya pasti banyak dokumen berasaskan penyelidikan

dan kajian kes dilonggokkan untuk melemahkan kita dan memalukan Islam.

Sekiranya dengan wanita menutup aurat, peluang dan tarikan syaitan kurang menyerlah di hati lelaki untuk mencabuli kehormatan wanita berkenaan. Itu adalah hikmah yang ditetapkan oleh Allah yang bertanggungjawab memelihara hamba-Nya.

 

Ibadat pada sepertiga malam pertingkat kemanisan iman

04.25.05 (5:13 pm)   [edit]

Oleh Noor Shakirah Mat Akhir

SESEORANG yang beriman perlu selalu menilai keimanannya. Untuk itu, individu berkaitan perlu memahami erti keimanan sebenar. Begitu juga perlu mengetahui apa isi kandungan agama Islam yang dianutinya.

Islam adalah agama syumul kerana di dalamnya terkandung pemahaman luas terhadap semua aspek kehidupan. Keimanan dalam Islam adalah satu keimanan menyeluruh.

Islam adalah penutup kepada ajaran Tauhid yang bermula seawal ketika Allah menurunkan nabi Allah Adam ke bumi dan menjadikan bumi sebagai tempat undang-undang Allah itu bertapak.

Sejak itu, Islam kuat tertanam dalam hati setiap manusia yang diberi hidayah oleh Allah. Islam berupaya menyediakan manusia dengan segala keperluan hidup, terutama sebagai kepercayaan iaitu keimanan yang sebenarnya. Ia juga sebagai petunjuk di dunia dan akhirat.

Islam mampu menjawab masalah hakikat kehidupan, kematian, pahala dan dosa. Paling utama, Islam menjadi petunjuk kepada manusia untuk mengatur kehidupan di dunia ini.

Islam menyediakan undang-undang dan peraturan yang mampu mendorong manusia mengendalikan urusan kehidupan mereka. Seterusnya, membawa kepada kebahagiaan (sa'adah) di dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW diutuskan untuk menyempurnakan perjalanan rasul terdahulu. Dengan kedatangan Nabi Muhammad, maka sempurnalah Islam sebagai agama Allah untuk seluruh umat manusia. Tiada lagi utusan Allah selepas Rasulullah. Tiada lagi agama, selain Islam yang diredai Allah. Hal ini seperti firman-Nya

bermaksud: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuredai Islam itu jadi agama bagimu."

Bagaimanakah yang dikatakan Islam sebagai agama lengkap untuk segenap umat manusia? Penjelasannya boleh didapati daripada banyak dimensi, antaranya yang utama:

Dimensi keimanan

Islam mengandungi satu penyelesaian lengkap untuk persoalan keimanan. Iman dalam Islam merangkumi semua perkara yang manusia perlu tahu. Antaranya persoalan mengenai tuhan, sifatnya, dimensinya, keagungannya dan kekuasaannya. Banyak fahaman yang cuba untuk menyelesaikan persoalan mengenai ketuhanan. Bagaimanapun, kebanyakannya memberi penyelesaian komplikasi apabila cuba pergi lebih jauh mengenai masalah ini.

Islam mampu memberi jawapan lebih mudah untuk manusia memahaminya dan menggunakannya dalam kehidupan seharian. Allah menjadikan agama Islam mudah difahami dan dipraktikkan dalam urusan harian manusia.

Dimensi ibadat

Sepanjang perjalanan sejarah, manusia sentiasa mencari satu cara bagaimana untuk berinteraksi dan berhubungan dengan alam di luar alam fana ini. Disebabkan oleh kebolehan dan sumber terhad pada manusia, mereka membentuk jalan sendiri untuk menghubungkan diri dengan alam tinggi.

Bagaimanapun, selepas gagal untuk mencapai ketenangan abadi, manusia terus mencari hingga mendapati jalan yang tepat untuk mencapai ketenangan itu. Islam tidak membiarkan manusia mencari sesuatu yang tidak dapat dicapainya. Islam memberikan manusia satu jalan yang paling baik untuk berhubungan dengan alam luar atau tinggi demi untuk mencapai hakikat ketenangan.

Aspek ibadat dalam Islam memimpin manusia dengan jalan yang betul menerusi pelaksanaan solat dan ibadat lain yang mudah serta mampu dilakukan oleh manusia.

Ibadat dalam Islam mempunyai cara pelaksanaan teratur serta objektifnya. Malah, konsep ibadat dalam Islam boleh menjadi lebih luas dan mencakupi keseluruhan kegiatan harian manusia jika bersandarkan kepada Allah.

Matlamat akhir seluruh ajaran Islam adalah pembentukan akhlak mulia. Rasulullah bersabda bermaksud: “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (Riwayat Ahmad ibn Hanbal).

Hal itu menunjukkan seseorang Islam dan beriman perlu menampilkan akhlak mulia dalam kehidupannya. Akhlak mulia juga bukti keimanan seseorang. Untuk melahirkan akhlak mulia, perlunya proses tazkiyah al-nafs berterusan. Proses ini merangkumi banyak aspek penyucian jiwa, termasuk mujahadah al-nafs dan muhasabah al-nafs.

Proses melawan kehendak nafsu al-ammarah dan menilai serta menghisab perbuatan sendiri perlu dilakukan. Ia untuk memastikan orang beriman tidak akan terus tersasar dan hanyut dengan godaan syaitan, yang sentiasa cuba memanipulasikan kehendak nafsu al-ammarah manusia.

Iman perlu dimantapkan dan perbaharui dari semasa ke semasa. Keimanan perlu dibaja. Hal ini seperti maksud hadis Rasulullah: “Sesungguhnya iman menjadi lusuh dalam diri salah seorang kamu, maka pohonlah kepada Allah supaya memperbaharui iman dalam hati kamu." (Riwayat al-Thabrani)

Iman juga perlu dihayati untuk merasakan kemanisannya. Kemanisan iman hanya akan dapat dinikmati jika ia sentiasa dibaja dan disirami.

Antara mekanisme memantapkan iman untuk merasakan kemanisannya adalah melalui ibadat yang dilakukan pada waktu malam. Kelebihan beribadat pada sepertiga malam ini banyak dijelaskan dalam al-Quran. Maksud firman Allah dalam surah al-Muzammil, ayat 6: "Sesungguhnya bangun pada waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan pada waktu itu lebih berkesan."

Kesimpulannya, iman perlu difahami, dinilai dari semasa ke semasa serta dibaja dan dihayati. Langkah ini perlu dilakukan secara berterusan demi mencapai nikmat kemanisan iman itu.

Keimanan tidak semestinya sesuatu yang hanya dikatakan bertempat di hati tanpa perlu difahami ertinya dan merasakan kemanisannya. Seterusnya, kemanisan iman yang akan menggerakkan kita mematuhi segala perintah Allah dengan penuh keikhlasan.

 

"GERHANA PADA BULAN RAMADAN TAHUN INI, APAKAH IMPLAKASINYA ?"

04.24.05 (7:57 pm)   [edit]

Assalamualaikum wr wb

Takde nota dari ustaz ttpSebagaimana permintaan teman2 yg tidak sempat dtg, berikut catatan ringkas saya mengenai syarahan yg bermanafaat dari Ust Firdaus Yahya.

Saya bermohon dilindungkan dari kesilapan dan kecuaian.

Antara lain:

Pembukaan:1. Kebetulan esok malam akan berlaku Gerhana Bulan Separa (sekejap shj dr sekitar maghrib hingga Isyak) 2. Adakah betul dakwaan berita yg tersebar luas melalui emel - dakwaan bahawa akan berlaku gerhana ~ akan berlaku bencana & apa yg perlu kita buat3. Betulkah Imam Mahadi akan keluar apabila berlaku gerhana

Kepercayaan2 yg mengarut:a) Masyarakat Cina - Gerhana Matahari ialah krn Naga menelan Matahari maka itu mereka membuat perarakan menghalau naga sehingga naga memuntahkan semula matahari ~ macam betul, ttp yg betulnya ialah gerhana ada tempoh (sementara sahaja)

b) India/Hindu - percaya ada balak, sesuatu yg tidak bertuah akan berlaku dan mereka tak mahu keluar rumah

c) Arab - gerhana berlaku krn akan lahir atau mati seseorang yg sangat besar darjatnya ~ musibah besar.

Sebenarnya semasa hayat nabi pernah berlaku pada 29 Syaaban Gerhana di Medinah. Kebetulan anak lelakinya yg bernama Ibrahim meninggal dunia. Walau demikian dlm keadaan sedih Rasulullah saw yg bersifat amanah telah menerangkan (beliau memberi khutbah di Masjid Nabawi) bahawa peristiwa gerhana bulan atau matahari bukan kerana kematian, ttp ia adalah satu tandakebesaran Allah swt, lumrah dan sunatullah.

Tanda2 kebesaran adalah supaya kita berfikirKalau berlaku segera kita mengingati Allah ~ dapat lihat kebesaran Allah swt

Ini telah diterangkan melalui firman Allah swt dlm surah Al-Imran ayat kita dianjurkan supaya berfikir. Org yg berakal - menggunakan akalnya untuk mengingat Allah. Berfikir dan mengkaji akan kejadian, belajar tentang ilmu alam, sains dsb. Itu yg digalakkan oleh Islam. Setiap sesuatu kejadian ada sebab dan menyuruh kita fikir. Misalnya kenapa Allah jadikan kuman, semutlebah dsb, semua bersebab. Bukan setakat melihat, ttp mengkaji serta cari manafaatnya dan berdoa. Kita perlua mempelajari dan ambil tahu tentang sifat2 cakerawala spt panasnya, jarak dsb.

Kemudian ayat berikutnya dari surah tersebut mengalakkan kita berdoa. Doa2 tersebut digalakkan kita amalkan apabila terjaga malam. Berdoa kemudiansolat sunat.

GERHANA TANDA KEBESARAN ALLAH SWT

Setiap tahun ada 4 atau 5 kali gerhana, berselang antara gerhana bulan dan gerhana matahari

Ia bukan satu yg ganjil atau ajaib, ttp sunatullah.

Tahun ini (2005) ada 4 gerhana telah dan akan berlaku1. Gerhana Mahatari Cincin - telah berlaku pada awal Rabiul Awal kelmarin berlaku di tengah lautan Pacific Ocean ke benua Amerika Selatan

2. Esok Gerhana Bulan separa dapat dilihat di Singapura/Malaysia dan yg waktu maghrib/Isyak berhampiran

3. Gerhana Matahari Cincin lagi - akan berlaku pada 29 Syaaban (3 Okt 2005) dapat dilihat di Utara Benua Afrika termasuk dari Masjidil Haram Kita di daerah sini tidak dapat melihat krn pada waktu tersebut kita telahmengalami malam (matahari dah tenggelam)

4. Gerhana Bulan Separa (bukan penuh) 15 hari selepas itu (13 Ramadan) akan berlaku sekitar maghrib sehingga selesai kita solat terawih di Masjidil Haram tidak nampak krn masih waktu Asar.

APABILA BERLAKUyang digalakkan ialah mengerjakan solat sunat gerhanasolat ini special kerana:~ setiap rakaat ada 2 fateha dan 2 rukuk- jadi dua rakaat ada 4 rukuk dan 4 sujud- ada khutbah boleh lah kita lakukan selepas berbuka

Nabi mengerjakan dengan membaca surah yg panjang iaituselepas fateha pertama - Surah Al-Baqarah, kedua - Surah Al-'Imranketiga - Surah An-nisaa'keempat - Surah Al-Maaidah

Tapi dlm keadaan kita wajarlah kita lakukan mengikut kemampuan kita

MENGENAI YG DINYATAKAN DLM EMEL (adalah berita angin yg tak manasabah)

Kepercayaan tersebut dinyatakan bersandarkan kpd satu hadis dari Jaafar Sadiq bahawa akan berlaku sesuatu yg tak pernah berlaku. Mengikut kajian ahli hadis paling tinggi di abad ketiga Al Darul Qutni bahawa difahamkan hadis tersebut disampaikan oleh Amar bin Syibir dari Jabir dari Mohammad b Ali.

Dalam sejarah tiada org kenal Jaafar Assodir dan siapa itu Mohammad b Ali. Tetapi tercatat bahawa Amar bin Syibir ialah pendusta besar dan tak boleh dipercayaimaka apabila ada hadis dari beliau tak payah dikaji.

Siapa pula Khalid bin Mi'dan ?Tak tercatat dlm sejarah

Kalau ada, mana logiknya org pada zamannya menyuruh membuat persiapan setahun yg melibatkan:Beras - org Arab makan gandumMinyak petrol - zaman dulu mana adaDan senarai lain - sama ada logiknya pada zamannya1. Beras 2. Gula 3. Susu 4. Garam 5. Lada 6. Gandum 7. Bawang 8. Gas memasak 9. Minyak tanah 10. Minyak masak 11. Minyak petrol 12. benih-benih sayur 13. Baja 14. Mancis 15. Sabun basuh 16. sabun mandi 17. Basikal/Motor + sparepart

Kita perlu nilai dan berfikir !!!

Gerhana pada bulan Ramadan adalah perkara biasa dan pernah berlaku sebelumnya seperti:

Tahun 2003 - Gerhana bulan pada pertengahan Ramadan yg dapat dilihat di Mekah dan Gerhana matahari pada hujung Ramadan - ttp tak keluar2 pun Imam Mahadi ?

Malahan pada tahun 634M - zaman Sayidina Abu Bakar ra pun pernah berlaku.

Dan sudah banyak kali berlaku - 159 kali yg dapat dilihat secara jelas atau tidak

PENUTUP

Ust sarankan kita sebagai umat Islam jangan mudah diperkotak katikkan oleh anasir2 yg merosakkan kita, baik dari segi aqidah, kefahaman dan sebagainya.Mereka perbodohkan kita dan tertawa.

Maka perlu kita jadi org yg berilmu, berfikir, mengkaji dan menjadi pakar.

Satu lagi jgn kita suka dan mudah2 saje terima emel, sebarkan. Terima dan sebarkan. Jika kita kurang faham tanyakan kpd yg arif. Krn bahayanya ialahbila kita sebarkan kpd org yg terus percaya dan menjadi mangsa darinya.

WallahualamMudah2an yg ringkas itu dapat difaham dan menjadi manafaat

Wassalam

 

MUHASABAH:.....Samer2 Fikirkan..

04.24.05 (7:52 pm)   [edit]

Majlis akad nikah itu baru sahaja usai. Saya dan beberapa orang sahabat masih menikmati minuman ringan yang disediakan oleh pihak tuan rumah. Tiba-tiba seorang lelaki tua yang memang saya kenali menarik tangan saya dan berrtanya, "Kenapa orang sekarang kahwin lambat sangat?" Saya lantas bertanya, "Tuk dulu kahwin cepat?""Umur 15 tahun, nenek kau dah dapat anak seorang..."Terbayang anak perempuan saya yang menuntut di tingkatan 5 sekarang.Sukar nak membayangkan betapalah di usia itu dia sudah mempunyai anak."Bahagia Tuk?""Tak bahagia apa... anak Tuk 12 orang!"Terhibur saya berbual dengannya, semuanya diukur dengan angka."Saya berkahwin pada umur 21 tahun. Waktu tu masih menuntut lagi, orang heboh saya tak sabar," adu saya tanpa dipinta. Sengaja mengundang reaksi.

"Tak sabar? Pelik, kalau zaman Tuk, tu kira terlajak dah tu!""Betulkah saya tak sabar, Tuk? " tanya saya semacam mengusik."Eh, taklah. Kalau nak buat baik, eloklah cepat.Selamat dari maksiat.Kalau betul tak sabar, Tuk ni lagilah tak sabar...umur 17 tahun dah kahwin, heh, heh, heh...""Setuju tak Tuk kalau dikatakan soal kahwin ni bukan soal cepat lambat, tapi soal dah bersedia atau tidak?"

"Setuju. Tapi kena hurailah maksud persediaan tu..."tajam Tuk membalas."Kalau ikut pandangan Tuk, apa agak-agaknya persediaan tu?""Soal ni tak boleh agak-agak... Mesti tepat."Terkedu saya dibuatnya. Tuk ni bukan sebarang orang.

"Maksud bersedia bukan sahaja dari segi umur... Asal akil baligh dah boleh kahwin. Bukan sahaja diukur oleh badan yang sihat, pendapatan yang cukup, tapi yang penting kematangan diri... Ertinya, seseorang yang nak kahwin mesti dah mula dapat berfikir dengan baik, dah boleh sedikit sebanyak kawal perasaan, dan jiwa tu sikit-sikit dah agak tenang."Saya menung panjang. Tertikam di sudut hati petanyaan, sudahkah saya matang sewaktu mula berkahwin dahulu?

"Jangan menung... Tuk cuma kata, dah sedikit sebanyak matang. Tak payah tunggu matang betul... nanti tak kahwin pula!" usik Tuk seperti dapat membaca fikiran saya. Walau tanpa ijazah, Tuk sebenarnya sedang menjelaskan asas kebahagiaan rumah tangga yang kadang kala tidak dapat ditimba di mana-mana menara gading."Macam mana nak matang?" tanya saya perlahan. Malu rasanya untuk diajukan soalan sedemikian di usia 40-an ini. Terasa terlambat!"Tentulah dengan ilmu. Dulu Tuk dan kawan-kawan...umur sebelas tahun dah khatam Quran. Dah selesai belajar ilmu fardu ain. Rukun, sah, batal dan lain-lain ilmu asas dah OK. Bila sudah baligh buka kitab Muhimmah, baik lelaki, baik perempuan. Dah diterangkan tanggung jawab suami, isteri dan asas-asas kerukunan rumah tangga."

"Itu sahaja? Ilmu lain?" soal saya pendek."Eh, perlu. Mesti ada ilmu untuk cari rezeki. Yang otak baik, jadilah guru, pegawai kerajaan... ikut keadaan zaman tulah. Tuk ni tak nasib baik... kerja kampung sahaja, guna tulang empat kerat, buka tanah.Itulah dusun yang Tuk kutip hasilnya sampai sekarang ni...""Tapi sekarang Tuk dah senang. Dengarnya dah dua kali naik haji.""Tak senang. Tapi mudah-mudahan... tenang. Tulah doa Tuk, biar hidup kita tenang."

"Agaknya sebab kurang matang nilah orang sekarang kahwin lambat?" cuit saya, kembali ke tajuk asal."Ni agak Tuklah. Budak sekarang tak macam dulu. Mereka ni macam lambat matang. Kalau dulu umur 13 dah boleh pikul tugas. Dah berdikari, dah boleh harap jaga emak bapak. Setakat jadi imam dan baca berzanji tu lancar... tapi sekarang lain, umur dah 23 tahun pun masih bergantung kepada emak bapak. Nak jadi imam?Jauh sekali."Terbayang kekesalan di wajahnya. Dia menyambung, "Sekali tu Tuk tengok betul-betul dengan mata kepala ni macam mana seorang bakal pengantin tersekat-sekat mengucap kalimah syahadah depan tuk kadhi. Bila tanya rukun sembahyang, geleng kepala. Yang dihafalnya rukun nikah saja..."

"Kalau macam tu macam mana?""Baik tak usah kahwin. Macam mana dia nak pimpin isteri dan anak-anaknya nanti? Tu baru ilmu yang paling asas, belum lagi ilmu... apa orang kata... ... parenting skill.""Tuk pun tahu parenting skill?""Sekarang ni macam-macam sumber ilmu ada. Di radio, tv, ceramah, buku-buku... ah, macam-macam.""Tapi Tuk, kalau tak kahwin pun susah juga... Nanti terjebak dengan maksiat," kilas saya."Tulah, ajaran Islam ni macam mata rantai. Lepas satu disambung satu.Bermula dengan yang paling utama, diikuti yang kedua, ketiga dan seterusnya... Ilmu tauhid, fekah dan akhlak perlu diasak di awal usia.Diiring ilmu akademik. Jadi, bila dah nak kahwin nanti, ilmu tu semua dah ada. Persediaan agama ada, persediaan material ada."

"Macam mana kalau ada yang lambat-lambatkan kahwin kerana katanya belum bersedia, dari segi material dan agama?""Apapun biarlah berpada-pada. Kalau nak diikutkan ilmu agama... sampai mati pun tak akan habis dituntut.Cukuplah sekadar keperluan dulu dan tambah lagi selepas kahwin. Begitu juga soal material, soal kerja, profesion... Ni pun tak akan habis-habis. Ukurlah ikut keperluan dan kemampuan diri. Jangan sampai terlanjut usia sudahlah. Jangan nanti ilmu ada, matang ada, duit ada, calon pulak tak ada...""Tuk lihat macam mana keadaan anak muda masa kini?"terluncur soalan yang berbau akademik tanpa saya sedari.

"Akibat tak ikut tertib dalam menghayati ajaran Islam, keadaan jadi agak lintang-pukang sekarang. Yang berkat jadi mudarat. Tak dikahwinkan, membuat maksiat. Bila dikahwinkan, tak bertanggungjawab.""Antara dua keadaan ni... yang mana patut kita pilih?""Perlukah kita buat pilihan? Pada Tuk... pilihlah keadaan yang tidak memaksa kita membuat pilihan!"Saya terdiam. Kagum. Kata-kata tersirat itu boleh mengundang seribu wacana para sarjana!

betul gak.pendapat kalian?ermmm...fikir2 kan

 

Secebis Renungan....

04.19.05 (9:44 pm)   [edit]

Assalamualaikum Wrt Wbt

Sempena Maulidur Rasul yg akan tiba beberapa harilagi, marilah sama-sama kita mengimbas kembali ajaran-ajaran Allah SWT melalui Baginda Rasullullah SAW

dan mencontohi teladan Baginda. Kita umat Muhammad, umumnya orang Islam selalu mengatakan bahwa Baginda Rasullullah yg patut kita contohi. Tapi apa yg harus kita contohi????

Ucapannya? Perbuatannya? atau Hatinya??

Di dalam Surah 33 Al Ahzab Ayat 21 :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.†�

1. Rasullulah tidak putus2 mengharapkan rahmat dari Allah.

2. Yakin sebenar-benar yakin akan adanya hari perhisaban/pembalasan iaitu hari akhirat.

3. Banyak2 Ingat Allah.

Jika kita ingin mencontohi teladan Rasullulah, haruslah dengan keseluruhannya, iaitu ucapannya, perbuatannya dan hatinya sesuai dengan ayat berikut yg menyuruh kita masuk Islam keseluruhannya.

Surah 2 Al Baqarah Ayat 208:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.†�

Adakah kita Islam?

Jika kita mengeluarkan kata-kata kesat, nista, maki hamun, caci mencaci, herdik menherdik dan yg sewaktu dengan nya???

Adakah kita Islam?

Jika kita melakukan perbuatan yg melanggar hukum-hukum, merompak, menfitnah, sombong, tinggi diri, pandang rendah kpd orang dan yang sewaktu dengan nya???

Adakah kita Islam?

Jika hati kita selalu merasa irihati, hasad dengki, dendam mendendami, buruk sangka, ujub, riyaa dan yang sewaktu dengan nya???

Marilah kita sama2 menrenungi dalam2 diri kita, adakah kita ini telah Islam keseluruhan nya??

Apakah yang sebenarnya diutuskan kepada Nabi untuk disampai kepada manusia??

Mari kita imbas kembali dari mana datangnya Nabi Muhammad.

Pernah Jabir bertanya kepada Rasullullullah : Sebelum Ada yang ada, apa2 tidak ada, apa yang ada?

Berkata Rasullullah bahawa sebelum apa2 yg ada; dunia, syurga, neraka, malaikat, iblis, jin dan makhluk belum ada, yang ada adalah 'Zat Wajibul Wujud'. 'Zat' yang wajib ada.

Maka Zat pun berkata dengan sendirinya “Aku adalah gudang rahsia yang tersembunyi. Aku ingin agar Aku dikenali. Maka Aku ciptakan makhluk2 untuk mengenali Aku.†Lalu Zat menciptakan Nur Mohd dan segala Alam ini dijadikan �untuk Nur Mohd. Lalu Zat mengenalkan dirinya pada Nur Mohd.

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.†(Surah 20 �Thaahaa : 14)

Bagaimana hendak meyembah kalau kita tidak kenal Allah???

Sebelum manusia mengenal Allah, para Rasul2 lah yang mula mengenal dulu. Lalu diutuskan Nabi Allah Adam A.S., Nabi Allah Ibrahim A.S. sehinggalah Nabi terakhir, penutup segala Nabi dan zahirlah Kekasih Allah yang diberi nama Muhammad bin Abdullah iaitu Nabi Muhammad S.A.W.

Selama 15 tahun Rasullullah mengasingkan diri dan berkhalwat di gua Hira’ hinggalah usia Beliau 40 tahun apabila menerima wahyu yang pertama. Lalu Beliau diangkat Allah menjadi Pesuruh dan Bahasa Al Quran menjadi RasulNya.

Jadi apakah misi Rasullullah diutuskan kepada manusia?

Pertama : Melepaskan manusia dari alam kesesatan dan jangan ada manusia yang sujud/menyembah selain Allah. Lalu dikenalkan Allah kepada umatnya supaya dapat berhubung langsung dengan Allah. (Hablumminallah)

Kedua : Memperbaiki moral, akhlak dan budi pekerti manusia.

Ketiga : Perhubungan yang baik sesama manusia, umumnya saudara Islam. (Hablumminnannas)

Keempat : Mengajak manusia membangun Dunia dan Akhirat. Bekerja keraslah kamu banting tulang untuk mencari duniamu seolah-olah kamu hidup selama-lamanya dan bekerja keraslah kamu untuk Akhiratmu mungkin esok kamu akan mati.

Hadis Muslim Jilid II yg berbunyi :

“Ketahuilah olehmu kewajipan pertama manusia adalah Mengenal Allah†�

dan juga Hadis Bukhari yang berbunyi :

“Sesungguhnya asal mula ajaran Islam itu ialah Mengenal kepada siapa kita menyembah†�

Jibrail pernah berjumpa dgn Rasullullah dan bertanyakan tentang ‘Apa Itu Islam’?

Rasullullah tidak pernah menjawab bahwa Islam itu mengucap dua kalimah syahadat tapi Rasullullah menjawab: Menyaksikan Allah dan Menyaksikan Muhammad Rasullullah, Solat, Puasa, Zakat dan menunaikan Haji.

Kalau kita semua sudah dapat menyaksi Allah barulah dirikan solat dan sembah Allah. Kalau kita tidak kenal…. tidak sah segala Ibadah kita tanpa kita mengenal..

Bagaimana mahu menyaksi kalau tidak kenal Allah?

Di dalam solat kita lafazkan “Aku Naik Saksi Bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan Naik Saksi Aku Muhammad Pesuruh Allahâ€. Itukan Pembohong �namanya,

Sudahkah kita menyaksikan Allah??? Kalau sudah saksi, barulah lafazkan dua kalimah syahadat.

Tapi kalau belum menyaksikan, syahadat kita itu bagaimana???

Hanya dilidah sahaja, tidak membawa apa2 pengertian.

Dalam Ilmu syahadat ada 2 perkara. Pertama diikrarkan dilidah dan kedua ditasdiqkan dihati. Dilidah kita ucapkan dalam bahasa Al Quran / Quraish dan di hati kita menterjemahkan didalam bahasa masing2. Kalau kita orang melayu terjemahnya ialah “Aku naik Saksi†atau “Naik Saksi Aku bahwasanya tiada �Tuhan selain Allah†atau “Ada Tiada hanya Allah†itu memberi makna yang � �sama. Tapi adakah Tasdiq itu menterjemahkan? Apakah itu Tasdiq?? Tasdiq dihati adalah membenarkan hati bukan menterjemahkan. Hati membenarkan hati ialah hadirkan hati pada Allah dan ingat Allah bukan menterjemahkan. Kalau menterjemahkan bererti banyak tasdiqnya kerna didunia ini beratus bahasa. Maka itu apabila diucap syahadat dilidah, dihati ingat Allah.

Bagaimana mahu ingat kalau tidak kenal Allah. ??

Setiap hari kita solat kita menghadap wajah kita pada siapa?? Menghadap pada Allah kan?? Sesuai dgn doa Iftitah yg kita ucapkan. Jadi Allah itu dimana?? Di depan, di samping atau di atas? Dari kecil hingga dewasa, ustaz2 mengajarkan kita bahwa kalau ingin menyerah, menyerah diatas; kalau memohon, memohon diatas; kalau sujud, sujud yang diatas. Jadi apa ada di atas?? Diajarnya yang diatas itu Allah. Apa buktinya Allah diatas.

Buktinya ialah apabila Rasullullah Mikraj berjumpa dengan Allah dan pada masa itulah baru mendapat perintah solat. Dan juga ada beberapa ayat yang berkata demikian.

Surah 57 Al Hadid Ayat 4 :

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.†�

Jelas terbukti sudah yang Allah itu diatas. Percayakan yang Allah di atas. Kalau tidak percaya Al Quran, kafir namanya. Percaya Al Quran kan sebahagian dari rukun Iman. Tapi orang-orang yang percaya Allah itu diatas, munafik orang itu. Kenapa dipanggil Munafik? Kerna ucapannya dan perbuatannya tidak sama. Kalau Allah diatas kenapa solat tidak berbaring dan menghadapkan wajah kita kepada yang diatas seperti yang kita ucapkan didlm doa Iftitah; “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (Musyrik).†(Surah 6 Al An’aam Ayat 79). Kalau �Allah diatas, dibumi ini tidak ada Allah? Kalau Allah tidak ada dibumi maka Allah kalah pada udara kerna udara dimana-mana ada.

Bagaimana mahu tahu Allah dimana kalau tidak kenal Allah.

Bertanya lagi Jibrail; Apa itu Ihsan?

Rasullullah menjawab : Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya. Sekiranya engkau tidak dapat melihatNya sesungguhnya Allah sentiasa dapat melihat engkau.

Macammana melihat Allah? Sedangkan Allah itu ghaib; malaikat, iblis, syaitan pun ghaib juga. Jadi mana yang Haq dan mana yang Batil? Mana Tuhan dan mana yang bukan Tuhan? Dimana dilihat? Apa yang dilihat? Pakai apa melihat? Tapi usah khuwatir kerna dijelaskan juga jika kamu tidak dapat melihatNya sesungguhnya Allah melihat kamu. Memang benar Allah Maha Melihat, bukan orang yang solat dan beribadah saja yang dilihat, orang yang berbuat maksiat pun dilihat oleh Allah. Apalagi kita solat. Allah melihat kita solat tapi apa kita lihat dalam solat? Macam2 kita lihat; orang yang kita kasihi, rumah kita, kerja kita dan mcm2 lagi.

Surah 23 Al Mu’minuun : ayat 1-2: “Sesungguhnya beruntunglah orang-

orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam solatnya†�

Orang-orang yang kusyu’ dlm solat beruntunglah mereka, tetapi bagi yang tak khusyu’.... tak beruntunglah mereka iaitu mereka rugi.... dan tidak dapat apa2. Maka kecelakaan bagi mereka yang lalai dalam solat.

Surah 107 Al Maauun : ayat 4-5 : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya†�

Jadi Apa itu khusyu’? Ustaz2 mengajarkan pada kita jika solat harus ditasdiqkan didalam hati apa yang diucapkan. Jadi tasdiq itu sama juga terjadi dengan ucapan syahadat tadi. Tasdiq itu hanya menterjemahkan dan faham ertinya. Jadi kenalah belajar terjemahannya serta ertinya. Itu yang disuruh ustaz2 tapi apa yang Allah suruh? Dirikan solat untuk mengingat Aku bukannya ingat erti. Kalau ingat erti nanti apabila baca surah Al Lahab teringat Abu Lahab, jika baca surah Quraish teringat orang2 Quraish atau surah Al Fiil teringat pula tentera gajah. Tapi tidak salah mempelajari terjemahan atau erti, belajar erti untuk faham isi kandungan Al Quran tapi dalam soal Ibadah disuruh Ingat Allah dan bukan yang lain selain Allah.

Zaman sekarang Ingat Allah disalahertikan, bahwa solat itu adalah Ingat kepada Allah. Solat itu bukan ingat tapi perintah solat, dirikan solat untuk ingat yang memerintah iaitu Ingat Allah.

Suran 4 An Nisaa : 103

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.†�

Jika diperhatikan ayat diatas, kita disuruh ingat Allah bila-bila masa saja tidak kira dimana kita berada. Jika melakukan solat itu diertikan ingat Allah, cuba kita buktikan. Lakukanlah solat bila kita berjalan kerna solat itukan Ingat, maka bolehkah kita lakukan? Kalau tidak boleh maka solat itu bukan ingat. Ada pula yang

mengatakan kita ingat Allah apabila kita bertasbih atau bertahmid seperti “Alhamdullillahâ€, “Subhanallahâ€, “Allahu Akhbar†dll, itu pun bukan � � �ingat, itu hanya puji-pujian bagi Allah. Jika memuji itu ingat Allah, cuba kita buktikan. Sambil berjalan jangan putus2 bertasbih atau bertahmid dan jika ke tandas pun haruslah membacanya. Dalam tandaskan tidak digalakkan membacanya, jadi ucapan itu pun bukan Ingat Allah.

Bagaimana mahu Ingat Allah kalau tanpa Ilmu.

Bab syahadat dan solat telah dikupaskan. Bagaimana pula orang pergi menunaikan Haji tanpa Ilmu. Sungguh kasihan orang-orang yang pergi Haji tanpa Ilmu.

Ka’abah itu apa? Ka’abah itu dipanggil Baitullah atau “Rumah Allahâ€. �Cuba masuk kedalam Ka’abah itu, adakah Allah didalam situ? Kata rumah Allah. Pada zaman jahiliah Ka’abah itu diisikan dengan patung sehinggalah Nabi Mohd membersihkan dan mengeluarkan patung2 itu. Jadi kenapa sebenarnya Ka’bah itu dibina? Apabila Nabi Allah Adam A.S. diturunkan kebumi, Beliau berdiri disitu selama 40 tahun mengingat Allah sambil memohon ampun dari Allah. Setelah itu dibinanya Ka’abah. Ka’abah itu kan dibina oleh manusia, tak kan sekecil itu Allah sehingga rumahnya dibina oleh manusia? Maka sebenarnya Ka’abah itu dibina adalah tempat untuk mengingat Allah.

Berkata Rasullullah bahwa Di akhir zaman nanti banyak binatang-binatang yang akan tawaf (mengelilingi) Ka’abah.

Jika diikut kan akal dan logic, mana mungkin binatang-binatang itu dapat masuk ke Masjidil Haram mengelilingi Ka’abah pada masa sekarang. Itukan mustahil.

Surah 39 Az Zumar : ayat 22

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.†�

Surah 7 Al A’raaf ayat 179 :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.†�

(Surah 58 Al Mujaadilah : ayat 19)

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.†�

Mereka yang tak Ingat Allah ialah mereka yang lalai dan dianggap sebagai binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Setelah berilmu barulah kita mengerti apa yang dikatakan oleh Rasullullah tentang binatang-binatang yang akan mengelilingi Ka’abah.

Sudahkah kita Mengenal Allah, Menyaksikan Allah dan Ingat Allah???

 

Pernikahan Rasulullah dan khadijah

04.18.05 (10:29 pm)   [edit]

Bermimpi Matahari Turun Ke Rumahnya

Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri. Banyak pemuka Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus

kerana tak ada yang berkenan di hatinya. Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit,masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya ke semua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya. Mimpi itu diceritakan kepada anak bapak saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu. Waraqah berkata: "Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman." "Nabi itu berasal dari negeri mana?" tanya Khadijah bersungguh-sungguh."Dari kota Makkah ini!" ujar Waraqah singkat. "Dari suku mana?" "Dari suku Quraisy juga." Khadijah bertanya lebih jauh: "Dari keluarga mana?" "Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat," kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: "Siapakah nama bakal orang agung itu, hai anak bapa saudaraku?" Orang tua itu mempertegas: "Namanya Muhammad SAW.Dialah bakal suamimu!" Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah sentiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.

Nabi Muhammad Berniaga

Muhammad, bakal suami wanita hartawan itu, adalah seorang yatim piatu yang miskin sejak kecilnya,dipelihara oleh bapa saudaranya, Abu Thalib, yang hidupnya pun serba kekurangan. Meskipun demikian, bapa saudaranya amat sayang kepadanya, menganggapnya seperti anak kandung sendiri, mendidik dan mengasuhnya sebaik-baiknya dengan adab, tingkah laku dan budi pekerti yang terpuji.Pada suatu ketika, Abu Thalib berbincang-bincang dengan saudara perempuannya bernama 'Atiqah mengenai diri Muhammad. Beliau berkata: "Muhammad sudah pemuda dua puluh empat tahun. Semestinyalah sudah kahwin.Tapi kita tak mampu mengadakan perbelanjaan, dan tidak tahu apa yang harus diperbuat." Setelah memikirkan segala ikhtiar, 'Atiqah pun berkata: "Saudaraku, saya mendengar berita bahwa Khadijah akan memberangkatkan kafilah niaga ke negeri Syam dalam waktu dekat ini. Siapa yang berhubungan dengannya biasanya rezekinya bagus, diberkati Allah SWT. Bagaimana kalau kita pekerjakan Muhammad kepadanya? Saya kira inilah jalan untuk memperolehi nafkah, kemudian dicarikan isterinya." Abu Thalib menyetujui saranan saudara perempuannya. Dirundingkan dengan Muhammad, ia pun tidak keberatan. 'Atiqah mendatangi wanita hartawan itu, melamar pekerjaan bagi Muhammad, agar kiranya dapat diikut sertakan dalam kafilah niaga ke negeri Syam .Khadijah, tatkala mendengar nama "Muhammad", ia

berfikir dalam hatinya: "Oh... inilah takbir mimpiku sebagaimana yang diramalkan oleh Waraqah bin Naufal,bahwa ia dari suku Quraisy dan dari keluarga Bani Hasyim, dan namanya Muhammad, orang terpuji, berbudi pekerti tinggi dan nabi akhir zaman." Seketika itu juga timbullah hasrat di dalam hatinya untuk bersuamikan Muhammad, tetapi tidak dilahirkannya karena khuatir akan fitnah. "Baiklah," ujar Khadijah kepada 'Atiqah, "Saya terima Muhammad dan saya berterima kasih atas kesediaannya. Semoga Allah SWT melimpahkan berkatnya atas kita bersama.". Wajah Khadijah cerah, tersenyum sopan, menyembunyikan apa yang tersudut di kalbunya. Kemudian ia meneruskan: "Wahai 'Atiqah, saya tempatkan setiap orang dalam rombongan niaga dengan penghasilan tinggi, dan bagi Muhammad SAW akan diberikan lebih tinggi dari biasanya." Atiqah berterima kasih, ia pulang dengan perasaan gembira menemui saudaranya, menceritakan kepadanya hasil perundingannya dengan wanita hartawan dan budiman itu. Abu Thalib menyambutnya dengan gembira. Kedua bersaudara itu memanggil Muhammad SAW seraya berkata: "Pergilah anakanda kepada Khadijah r.a, ia menerima engkau sebagai pekerjanya. Kerjakanlah tugasmu sebaik-baiknya." Muhammad SAW menuju ke rumah wanita pengusaha itu. Sementara akan keluar dari pekarangan rumah bapa saudaranya, tiba-tibalah ia mencucurkan air mata kesedihan mengenang nasibnya. Tiada yang menyaksikannya dan menyertainya dalam kesedihan hati itu selain para malaikat langit dan bumi.

Kesaksian Seorang Rahib

Tatkala kafilah niaga itu siap akan berangkat, berkatalah Maisarah, kepala rombongan: "Hai Muhammad, pakailah baju bulu itu, dan peganglah bendera kafilah. Engkau berjalan di depan, menuju ke negeri Syam! " Muhammad SAW melaksanakan perintah. Setelah iring- iringan keluar dari halaman memasuki jalan raya, tanpa sedar Muhammad SAW menangis kembali, tiada yang melihatnya kecuali Allah dan para malaikat-Nya. Dari mulutnya terucap suara kecil: "Aduh hai nasib! Mana gerangan ayahku Abdullah, mana gerangan ibuku Aminah. Kiranyalah mereka menyaksikan nasib anakandanya yang miskin yatim piatu ini, yang justeru lantaran ketiadaannyalah sehingga terbawa jadi buruh upahan ke negeri jauh. Aku tidak tahu apakah aku masih akan kembali lagi ke negeri ini, tanah tumpah darahku. "Jeritan batin itu membuat para malaikat langit bersedih. Mereka memintakan rahmat baginya. Maisarah memperlakukan Muhammad SAW dengan agak istimewa, sesuai dengan wasiat Khadijah. Diberinya pakaian terhormat, kenderaan unta yang tangkas dengan segala perlengkapannya. Perjalanan mengambil waktu beberapa hari. Terik matahari begitu panas sekali. Tetapi Muhammad SAW berjalan sentiasa dipayungi awan yang menaunginya hingga mereka berhenti di sebuah peristirehatan dekat rumah seorang Rahib Nasrani. Muhammad SAW turun dari untanya, pergi berangin-angin melepaskan lelah di bawah pohon yang teduh. Rahib keluar dari tempat pertapaannya. Ia hairan melihat gumpalan awan menaungi kafilah dari Makkah, padahal tak pernah terjadi selama ini. Ia tahu apa erti tanda itu karena pernah dibacanya didalam Kitab Taurat. Rahib menyiapkan suatu perjamuan bagi kafilah itu dengan maksud untuk

menyiasat siapa pemilik karamah dari kalangan mereka. Semua anggota rombongan hadir dalam majlis perjamuan itu, kecuali Muhammad SAW seorang diri yang tinggal untuk menjaga barang- barang dan kenderaan. Ketika Rahib melihat awan itu tidak bergerak, tetap di atas kafilah, bertanyalah beliau: "Apakah di antara kalian masih ada yang tidak hadir di sini? " Maisarah menjawab: "Hanya seorang yang tinggal untuk menjaga barang-barang." Rahib pergi menjemput Muhammad SAW dan terus menjabat tangannya, membawanya ke majlis perjamuan. Ketika Muhammad SAW. bergerak, Rahib memperhatikan awan itu turut bergerak pula mengikuti arah ke mana Muhammad SAW berjalan. Dan di saat Muhammad SAW masuk ke ruangan perjamuan, Rahib keluar kembali menyaksikan awan itu, dan dilihatnya awan itu tetap di atas, tidak bergerak sedikit pun walaupun dihembus angin. Maka mengertilah ia siapa gerangan yang memiliki karamah dan keutamaan itu. Rahib masuk kembali dan mendekati Muhammad SAW,bertanya: "Hai pemuda, dari negeri mana asalmu?" "Dari Makkah". "Dari qabilah mana?" tanya sang Rahib. "Dari Quraisy, tuan!" "Dari keluarga siapa?" "Keluarga Bani Hasyim." 'Siapa namamu?" "Namaku, Muhammad. "Serta merta ketika mendengar nama itu, Rahib berdiri dan terus memeluk Muhammad SAW serta menciumnya di antara kedua alisnya seraya mengucapkan: "Laa IlaahaIllallaah, Muhammadar Rasulullah." Ia menatap wajah Muhammad SAW dengan perasaan takjub, seraya bertanya: "Sudikah engkau memperlihatkan tanda di badanmu agar jiwaku tenteram dan keyakinanku lebih mantap?" "Tanda apakah yang tuan maksudkan?" tanya Muhammad SAW. "Silakan buka bajumu supaya ku lihat tanda akhir kenabian di antara kedua bahumu!" Muhammad SAW. memperkenankannya, dimana Rahib tua itu melihat dengan jelas ciri-ciri yang dimaksudkan."Ya....ya....tertolong, tertolong!" seru Rahib. "Pergilah ke mana hendak pergi. Engkau terus ditolong!" Rahib itu mengusap wajah Muhammad SAW, sambil menambahkan: "Hai hiasan di hari kemudian, hai pemberi syafa'at di akhirat, hai peribadi yang mulia, hai pembawa nikmat, hai nabi rahmat bagi seluruh alam!" Dengan pengakuan demikian, Rahib dari Ahlil-Kitab itu telah menjadi seorang muslim sebelum Muhammad SAW. dengan rasmi menerima wahyu kerasulan dari langit.

Paderi-paderi Yahudi Gemetar Ketakutan

Pasar dibuka beberapa hari lamanya. Semua jualan laris dengan keuntungan berlipat ganda, mengatasi pengalaman yang sudah-sudah.

Kebetulan pada saat itu bertepatan dengan hari Yahudi, yang dimeriahkan dengan upacara besar-besaran. Muhammad SAW, Abu Bakar dan Maisarah keluar menonton keramaian itu. Tatkala Muhammad SAW memasuki tempat upacara untuk menyaksikan cara mereka beribadat, maka tiba-tiba berjatuhanlah semua lilin-lilin menyala yang bergantungan pada tali di sekitar ruangan, yang menyebabkan paderi-paderi Yahudi gemetar ketakutan. Seorang di antara mereka bertanya: "Alamat apakah ini?" Semuanya hairan, cemas dan ketakutan. "Ini bererti ada orang asing yang hadir di sini," jawab pengerusi upacara. "Kita baca dalam Taurat bahwa alamat ini akan muncul bilamana seorang lelaki bernama Muhammad SAW, Nabi akhir zaman, mendatangi hari raya agama Yahudi. Mungkinlah sekarang orang itu berada di ruangan kita ini. Carilah lelaki itu, dan kalau bertemu, segeralah tangkap!" Abu Bakar r.a, sahabat Muhammad SAW sejak dari kecil,dan Maisarah, yang mendengar berita itu segera mendekati Muhammad SAW yang berdiri agak terpisah, dan mengajaknya keluar perlahan-lahan di tengah-tengah kesibukan orang yang berdesak-desakan keluar masuk ruangan. Tanpa menunda waktu lagi, Maisarah segera memerintahkan kafilah berangkat pulang ke Makkah. Dengan demikian tertolonglah Muhammad SAW dari kejahatan orang- orang Yahudi

Nabi Muhammad Pulang Ke Makkah

Biasanya dalam perjalanan pulang, kira-kira jarak tujuh hari lagi mendekati Makkah, Maisarah mengirim seorang utusan kepada Khadijah r.a, memberitahukan bakal kedatangan kafilah serta perkara- perkara lain yang menyangkut perjalanan. Maisarah menawarkan kepada Muhammad SAW: "Apakah engkau bersedia diutus membawa berita ke Makkah?" Muhammad SAW berkata: "Ya, saya bersedia apabila ditugaskan". Pemimpin rombongan mempersiapkan unta yang cepat untuk dinaiki oleh utusan yang akan berangkat terlebih dahulu ke kota Makkah. Ia pun menulis sepucuk surat memberikan kepada majikannya bahwa perniagaan kafilah yang disertai Muhammad SAW mendapat hasil laba yang sangat memuaskan, dan menceritakan pula tentang pengalaman- pengalaman aneh yang berkaitan dengan diri Muhammad SAW. Tatkala Muhammad SAW menuntun untanya dan sudah hilang dari pandangan mata, maka Allah SWT menyampaikan wahyu kepada malaikat Jibril a.s .: "Hai Jibril, singkatkanlah bumi di bawah kaki-kaki unta Muhammad SAW!Hai Israfil, jagalah ia dari sebelah kanannya! Hai Mikail, jagalah ia dari sebelah kirinya! Hai awan, teduhilah ia di atas kepalanya!" Kemudian Allah SWT mendatangkan ngantuk kepadanya sehingga baginda SAW tertidur nyenyak dan tiba-tiba telah sampai di Makkah dalam tempo yang cukup singkat. Saat terbangun, ia hairan mendapati dirinya telah berada di pintu masuk kota kelahirannya. Baginda SAW sedar bahwa ini adalah mukjizat Tuhan

kepadanya, lalu bersyukur memuji Zat Yang Maha Kuasa. Sementara baginda SAW mengarahkan untanya menuju ke tempat Khadijah r.a, secara kebetulan Khadijah r.a pada saat itu sedang duduk sambil kepalanya keluar jendela memandangi jalan ke arah Syam, tiba-tiba dilihatnya Muhammad SAW di atas untanya dari arah bertentangan di bawah naungan awan yang bergerak perlahan-lahan di atas kepalanya. Khadijah r.a menajamkan matanya, bimbang kalau-kalau tertipu oleh penglihatannya, sebab yang dilihatnya hanyalah Muhammad SAW sendirian tanpa rombongan,padahal telah dipesannya kepada Maisarah agar menjaganya sebaik-baik. Ia bertanya kepada wanita-wanita sahayanya yang duduk di sekitarnya: "Apakah kamu mengenali siapa pengendara yang datang itu?" sambil tangannya menunjuk ke arah jalan. Seorang di antara mereka menjawab:"Seolah-olah Muhammad Al-Amiin, ya sayyidati!" Kegembiraan Khadijah r.a terlukis dalam ucapannya: "Kalau benar Muhammad Al-Amiin, maka kamu akan ku merdekakan bilamana ia telah sampai!" Tak lama kemudian muncullah Muhammad SAW di depan pintu rumah wanita hartawan itu, yang langsung menyambutnya dengan tutur sapa tulus ikhlas: "Ku berikan anda unta pilihan, tunggangan khusus dengan apa yang ada di atasnya."

Muhammad SAW mengucapkan terima kasih, kemudian menyerahkan surat dari ketua rombongan. Ia minta izin pulang ke rumah bapa saudaranya setelah melaporkan tentang perniagaan mereka ke luar negeri.

Khadijah Menawarkan Diri

Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan ituberkata: "Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu! " Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu diharga dirinya, Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti. Katanya: "Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bahagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu". Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban. "Oh, itukah....! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa- apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan," kata Khadijah r.a. "Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu". Ia berhenti sejenak, meneliti. Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandungi isyarat: "Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diingini oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu". Khadijah tertunduk lalu melanjutkan: "Tetapi sayang, ada aibnya...! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mahu, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu".

Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa mahu dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al- Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a. Ia minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada bapa saudaranya:"Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu "anu dan anu...."Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu. Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim.Katanya: "Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya". Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya:"Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?" Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata- katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati Atiqah: "Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja ku katakan kepadamu bahwa dirikulah yang ku maksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mahu, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak, aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati". Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat 'Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. "Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah dimaklumi oleh anak bapa saudaramu Waraqah bin Naufah?" tanya 'Atiqah sambil meneruskan: "Kalau belum cubalah meminta persetujuannya." "Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan lamaran", Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan kerana dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. 'Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan 'Atiqah dengan Khadijah r.a. "Itu bagus sekali", kata Abu Thalib, "Tapi kita harus bermesyuarat dengan Muhammad SAW lebih dahulu."

Janda Cantik Bermata Jeli

Sebelum dijemput oleh bapa saudaranya, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: "Muhammad, kenapa engkau masih belum

berfikir mencari isteri?" Muhammad SAW menjawab: "Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada." "Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?" "Siapakah dia?" tanya Muhammad SAW. "Khadijah!" Nafisah berterus terang. "Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!" Usaha Nafisah berjaya. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerima pemberitahuan dari saudara- saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya. Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan utamanya pula karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah acara yang penuh keindahan itu. Hadir sama Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan rasmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita berkenaan.

Pernikahan Muhammad dengan Khadijah

Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepadaWaraqah: "Hai anak bapa saudaraku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas". "Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta", ujar Waraqah. "Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Ku wakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya," demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya. Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kahwin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan "Ash-Shiddiq" sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula . Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jumaat, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah bapa saudaranya bernama 'Amir bin Asad, sedang Waraqah bin

Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: "Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma'ad, dari keturunan Mudhar. "Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia. "Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscayalah ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah sama mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kahwin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku. "Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman- pengalaman hebat. "Semoga Allah memberkati pernikahan ini". Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring. Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan:"Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak mahupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah,barang- barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !" Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud:"Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan". (Adh-Dhuhaa: Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.

Dijamin Masuk Syurga

Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni). Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang dihantar Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah

yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata: "Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. "Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang sentiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau sentiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tetamu dan menghulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?" Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain iaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang dihantar oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu 'anha serta dihiburnya dengan syurga. Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".

Wanita Terbaik

Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam bimbang keingkaran; dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".

Putera-puteri Rasulullah SAW dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dibangsakan sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.

 

Kejadian luar biasa susuli kelahiran Muhammad

04.14.05 (3:49 pm)   [edit]

KELAHIRAN Nabi Muhammad SAW, sudah diketahui Nabi Isa sebelum Baginda dikandung ibunya melalui wahyu daripada Allah bahawa akan lahir seorang rasul ke dunia dan dialah nabi terakhir.

Pada saat kelahiran Muhammad, keadaan di sekeliling amat luar biasa. Suasana persekitaran sungguh tenang dan indah.

Tanpa rasa sakit, ibu Nabi Muhammad, Siti Aminah berjaya melahirkan Baginda dengan selamat disaksikan bidan.

Pada malam Aminah melahirkan Muhammad, tiada sebarang tanda pada dirinya yang menunjukkan beliau akan melahirkan anak.

Hal itu menyebabkan beliau menyangka bahawa anaknya lambat lagi dilahirkan.

Bagaimanapun secara tiba-tiba saja pada Subuh hari berkenaan, Muhammad pun dilahirkan.

Biasanya, bayi yang baru lahir akan menangis tetapi Baginda diam saja walaupun bidan menepuk tubuhnya beberapa kali.

Baginda kelihatan seolah-olah seperti sedang berfikir dan matanya bersinar-sinar bagaikan melihat sesuatu.

“Luar biasa sungguh anakmu ini, dia tidak menangis, tetapi matanya kelihatan liar seolah-olah merenung sesuatu di atas," kata bidan kepada Aminah yang terbaring dengan wajah kegembiraan.

Ketika itu Siti Aminah berasa dirinya bagaikan mendapat segunung emas.

“Luar biasa anak ini,†ulang bidan, sambil membelek-belek tubuh bayi itu. �“Apa yang luar biasa?†tanya Aminah.�

Jawab bidan: “Biasanya, bayi lahir terlentang, tetapi dia tertiarap, kepalanya mendongak ke langit, jari-jarinya terangkat-angkat seolah-oleh mengira sesuatu, matanya juga merenung ke langit, seolah-oleh ada benda yang dipandangnya. Macam dia mengerti sesuatu, walaupun baru dilahirkan.†�

Kisah keganjilan Muhammad diceritakan oleh bidan kepada jirannya yang turut hairan dengan keadaan bayi itu.

Bagaimanapun, sejak Muhammad dilahirkan, keadaan dalam rumah itu berubah berseri dipandang serta menjadi tumpuan ramai.

Pada waktu malam, rumah itu kelihatan terang benderang seperti bulan terang walaupun ada kalanya bulan gelap.

Wanita pula amat suka ke rumah Aminah untuk melihat Aminah serta anaknya yang baru lahir seolah-olah ada tarikan tersendiri pada bayi berkenaan sehingga ada yang datang berkali-kali.

Kisah keistimewaan Muhammad tersebar di merata tempat menyebabkan orang semakin ramai datang, malah orang yang tidak mengenali Aminah pun turut datang untuk melihat Muhammad.

“Budak ini bertuah, boleh jadi dia akan menjadi pemimpin besar di masa akan datang. Semua orang sukakan kepadanya,†kata seorang tua sambil menepuk-�nepuk tubuhnya.

Kelahiran Muhammad memberi cahaya kepada penduduk kota Makkah di mana keadaan di situ tiba-tiba bertukar wajah.

Tanaman yang kurang subur tiba-tiba saja menjadi segar dan subur manakala ternakan yang dulunya kurang biak tiba membiak dengan banyaknya.

 

Orang-orang Kafir Membelanjakan Harta Untuk Dakyah Mereka....Cabaran Untuk Muslim Hari Ini.

04.14.05 (3:44 pm)   [edit]

Surah Al-Anfal ayat 36 - 37

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan di kalahkan. Dan dalam neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan. Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dengan yang baik dan menjadikan golongan yang buruk itu sebahagiannya di atas sebahagian yang lain. Lalu kesemuanya ditumpukkanNya dan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang rugi."

Orang-orang Kafir Membelanjakan Harta Untuk Menghalangi Orang-orang Beriman

Orang-orang kafir, mereka belanja harta mereka, secara tolong menolong antara satu dengan yang lain untuk menyekat manusia daripada mengambil jalan Allah. Allah

Subhanahu Wataala telahpun memberikan ingatan kepada mereka yang usaha-usaha mereka itu akan rugi, dan akan menemui kegagalan. Kerugian untuk mereka di dunia dan di akhirat. Dan akhimya mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Muhammad Ibnu Ishaq melalul AI Zuhri berkata: "Setelah orang-orang kafir quraish kalah dalam peperangan Badr, mereka pulang dan terus merancang untuk menyerang kembali orang-orang Islam. Mereka berjumpa dengan Abu Sufyan yang telah dapat melepaskan dirinya dan harta dagangannya dari serangan tentera-tentera Islam. Mereka lalu menceritakan pada Abu Sufyan bahawa banyak di antara mereka kehilangan anak, ayah dan saudara mara dalam peperangan Badr. Mereka berkata pada hartawan dan pedagang quraish itu: "Sesungguhnya Muhammad telah ganjilkan kita. Jadi bantulah kami dengan harta kamu, mungkin kali ini kita akan dapat menebus kekalahan (di Badr). Lalu merekapun menyerahkan harta mereka untuk tujuan mereka itu ... "

Oleh kerana peristiwa inilah Allah Subhanahu Wataaala telah menurunkan ayat dari surah Al Anfal ini, untuk menyatakan pada Usbah Muslimah yang pertama dan juga pada orang-orang kafir bahawa usaha mereka yakni orang-orang kafir itu akan menemui kegagalan dan di akliirat kelak mereka (orang kafir) akan di masukkan ke dalam api neraka Jahannam.

Sikap seperti ini adalah satu cara tradisi bagi setiap musuh-musuh Islam, semasa dahulu mahupun sekarang ini, malah sampailah pada hari akhirat. Inilah satu sunnatullah yang mesti difahami oleh setiap orang yang beriman dan yang berusaha untuk melaksanakan Islam dalam masyarakatnya. Sememangnya seperti yang berlaku dahulu, mereka orang-orang kafir ini, akan berusaha secara tolong menolong dengan harta dan tenaga mereka untuk menyekat kebe:naran dakwah Islamiah, malah kebenaran Islam, Deen Allah SWT yang syumul dan lengkap.

Mereka orang-orang kafir ini akan meletakkan berbagai-bagai halangan pada orang-orang yang beriman. Sejak dari titik mula dakwah ini lagi mereka telah berusaha dengan sepenuh tenaga untuk menghalang dakwah ini. Halangan-halangan ini rnungkin berbentuk kesenangan atau berbentuk kesukaran. Sebagaimaria yang berlaku pada Rasulullah SAW semasa baginda sedang mengajak kaumnya di Mekah, datang sekumpulan pembesar kafir quraish menawarkan pada baginda berbagai bentuk kesenangan;

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq: "..dan merekapun berkata pada Rasulullah SAW, "Sekiranya kamu mahukan harta, maka kami akan kumpulkan harta-harta itu, dan menjadikan kamu orang yang paling kaya di antara kami, dan sekiranya kamu mahukan kemuliaan, maka karni akan melantik kamu menjadi ketua dan penguasa ke atas kami, dan kami tidak akan mengambil sebarang keputusan tanpa keizinanmu......

Kita melihat juga bagaimana mereka menyeksa Bilal bin Rabah ra, keluarga Yasir, Khabbab al Arit, dan lain-lainnya. Mereka menyekat daripada memberi bantuan

makanan dan minuman kepada Usbah Muslimah yang pertama itu. Mereka menggunakan kata-kata mereka yang mengelirukan orang-orang Islam yang lemah imannya... Seperti yang diperkatakan oleh seorang kafir quraish Aas bin Wail As-Sahammi "...Tinggalkanlah Muhammad itu, sesungguhnya dia adalah seorang yang tiada berketurunan. Tidak akan ada sesiapa yang meneruskan ajarannya, dan dia akan dilupakan setelah dia mati kelak.." Al Quran telah menggambarkan sikap mereka ini dalam surah Luqman ayat 6 yang bermaksud:

'Dan di antara nianusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa penqetahuan dan menjadikan

jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperolehi azab yang menghinakan...'Mereka melakukan ini semua secara tolong menolong, malah secara yang tersusun. Mereka sebenarnya sedar apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW itu benar namun kerana dikuasai oleh nafsu dan keangkuhan mereka, mereka lebih suka untuk berada dalam kesesatan dan menerima azab Allah SWT. Pernah seorang musuh besar ummat Islam ketika itu, an-Nadr bin Harith berkata: "...Wahai kaum quraish! Kamu berhadapan dengan satu masalah. Muhammad dulunya adalah seorang yang sangat mempersonakan kamu. Lebih jujur daripada sesiapa di antara kamu dan lebih amanah (daripada kamu). Setelah dia mula menghina berhala kamu, dan setelah dia menyampaikan kepada kamu ajarannya, tiba-tiba sekarang kau katakan dia seorang ahli nujum, tukang sihir, penyaer; dan kamu katakan dia seorang yang gila. Sebenarya tidak satupun daripada tuduhan ini benar! Wahai kaum quraish! Fikirkanlah atas keputusan yang telah kamu ambil ini, demi Allah, sesuatu yang besar disediakan untuk kesudahan kamu... "

Orang-orang yang beriman, yang melalui proses didikan di bawah Madrasah Rasulullah SAW mereka faham yang halangan-halangan in adalah satu sunnatullah, yang sudah semestinya mereka hadapi dengan penuh kesabaran. Orang-orang yang beriman, mereka faham yang mereka juga mesti berada bersama-sama dalam satu Jamaah, dan berjihad dengan segala apa yang ada pada diri mereka, sama ada dengan harta, tenaga dan jiwa raga mereka. Bagi mereka tidak ada hudnah dalam menyebarkan Fikrah Islamiyah, yaitu dalam erti kata tetap melaksanakan Islam dan beriman dengan Allah SWT dalam setiap suasana yang mereka hadapi. Sabda Rasulullah SAW yyang bermaksud;

"Jihad tidak akan berhenti sehingga ke hari kiamat. "

Orang-orang kafir, mereka tidak akan berhenti daripada usaha mereka itu, dan tidak akan membiarkan orang-orang beriman bersenang-senang. Oleh itu kita mestilah menyusun dan merancang kerja-kerja kita untuk menentang jahiliyah. Adalah satu sunnatullah, sekiranya kita ingin menentang jahiliyah maka mestilah dalam satu usaha yang tersusun rapi. Berada dalam satu Harakah Islam yang mempunyai satu sistem tarbiyah yang benar, dan berkembang dengan cara yang benar juga. Bukan berkembang dengan cara yang tidak masyruk.

Orang-orang beriman dia sedar jahiliyah itu lemah, kerana ia tidak ada kekuatan mutlak. la hanya bergantung pada ketua-ketua dan kekuatan kebendaan sahaja. Namun bagi orang-orang beriman senjata mereka adalah di tangan Allah SWT. Kata as-Syahid Syed Qutb: "Kamu adalah lebih tinggi, oleh itu jangan kamu merasa lemah dan rendah lantas meminta damai (dengan jahiliyah). Kamu adalah lebih tinggi dari segi aqidah dan konsepsi hidup. Kamu adalah lebih tinggi dari segi ikatan penghubung dengan Tuhan yang Maha Tinggi dan Agung... kamu adalah lebih tinggi dari segi kekuatan, keteguhan dan kemenangan kerana kekuatan Yang Teragung adalah bersama-sama kamu. Kamu tidak bersendirian, tetapi kamu adalah didampingi oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Berkuasa.....".

Pergolakan yang berlaku ini, iaitu pergolakan di antara tentera jahiliyah dengan barisan orang-orang mukmin ini akan memperlihatkan hakikat atau tabiat seseorang itu. Siapakah yang menegakkan yang Haq, dan siapakah yang menegakkan kebathilan. Yang mana pendukong al Haq, dan yang mana pendukong kebathilan. Mungkin pada mulanya yang Haq dan bathil bercampur, tetapi apabila diadakan ujian dan tapisan, akhirnya yang haq dan bathil ini akan terpisah. Kerana Allah SWT tidak mahu kemenangan itu diberi pada yang campur aduk, tetapi Allah SWT hanya akan memberi pertolongan dan kemenangan pada yang bersih. Walaupun ada terkadang kala pada zahirnya kita lihat orang-orang kafir seolah-olah mendapat kemenangan, tetapi ianya hanya dalam bentuk istidraj (Allah beri dalam keadaan murka)

Bagi orang-orang yang beriman mereka perlulah sentiasa berdoa: "Ya Tuhan kami, janganlah kamu jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami Rahmat dari sisi Engkau. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (kurnia).

 

Rasulullah lahir, wafat pada Rabiulawal

04.13.05 (9:52 pm)   [edit]

UMAT Islam kini berada dalam bulan ketiga dalam kalendar Islam iaitu Rabiulawal. Dari sudut bahasa, Rabiulawal bermaksud musim bunga yang pertama. Ia dinamakan sedemikian kerana pada zaman jahiliah, Semenanjung Tanah Arab mengalami musim bunga.

Pada waktu itu, pokok buah-buahan dan tanaman lazimnya mula berbunga. Proses itu berlaku hingga Rabiulakhir.

Panggilan Rabiulawal ini juga sebenarnya diwarisi daripada masyarakat Arab jahiliah. Namun selepas kedatangan Islam, nama bulan ini tetap digunakan dan diterima pakai sebagai kalendar tahunan.

Kewujudan kalendar ini memudahkan masyarakat Arab kerana ia memudahkan catatan tarikh dilakukan terhadap sebarang peristiwa sepanjang tahun.

Ini termasuk tarikh kelahiran dan kematian seseorang, malapetaka, peperangan atau tarikh peristiwa lain yang dikira penting oleh masyarakat berkenaan.

Tarikh itu diabadikan hingga ke hari ini dan dijadikan catatan silam bagi mengingati detik bersejarah masyarakat terdahulu, khususnya membabitkan kisah perjuangan Rasulullah dan sahabat Baginda.

Dari segi kelebihan, kedudukan bulan ini samalah dengan bulan lain kecuali bulan tertentu, umpamanya Ramadan yang dinyatakan secara jelas melalui hadis sahih.

Pada Rabiulawal, banyak peristiwa yang berlaku dan kedatangan bulan ini ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam.

Peristiwa paling bersejarah adalah pada tanggal 12 Rabiulawal. Ia adalah tarikh kelahiran Muhammad, nabi dan rasul akhir zaman.

Berdasarkan catatan sejarah, Baginda lahir pada 12 Rabiulawal atau 20 April 571 Masihi.

Pada tarikh ini, seluruh umat Islam mengadakan pelbagai majlis memperingati kelahiran Rasulullah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah yang mengutuskan nabi dan rasul, yang mengajak manusia ke arah kebaikan serta meninggalkan kemungkaran.

Kelahiran Baginda cukup bermakna kepada umat manusia kerana berjaya mengubah sistem sosial yang teruk kepada kehidupan lebih bertamadun.

Bagaimanapun, ada ahli sejarah berpendapat, Baginda bukan lahir pada bulan ini, sebaliknya pada Muharam, Safar atau Ramadan.

Namun, jumhur pengkaji sejarah, termasuk Ibn Ishak dan beberapa sarjana Islam lain mengatakan, Rasulullah lahir pada Rabiulawal tahun Gajah.

Pada Rabiulawal juga Baginda wafat iaitu pada Isnin 12 Rabiulawal tahun ke-11 Hijrah bersamaan 7 Jun 632 Masihi.

Baginda wafat di rumah isteri Baginda, Aisyah yang juga puteri Khalifah Islam pertama, Saidina Abu Bakar as-Siddik.

Selain itu, beberapa peristiwa yang memperlihatkan sejarah keagungan Islam berlaku dalam Rabiulawal.

Antaranya pelantikan Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah.

Peristiwa ini penting kerana ia bukan saja detik permulaan pembentukan sistem khalifah Islam, malah menjadi bukti dan hujah bagi menolak segelintir puak yang menidakkan pelantikan Abu Bakar.

Rabiulawal juga dikaitkan dengan pembukaan kota al-Hirah pada tahun ke-12 Hijrah.

Pembukaan kota ini adalah antara saat amat menggembirakan bagi umat Islam selepas beberapa tahun dijajah Parsi.

Kejayaan menakluki kota ini memberi mesej bahawa Islam boleh mencapai kecemerlangan jika penganutnya bersungguh-sungguh melaksanakan ajaran

Islam dan giat menjalankan dakwah kepada penganut agama lain.

Antara peristiwa lain yang berlaku pada bulan ini adalah Perang Safwan (2 Hijrah), Perang Bawat (2 Hijrah), Perang Zi Amar (3 Hijrah) Perang Bani An Nadhir (4 Hijrah) dan Perang Dumatu Al Jandal.

Selain itu, Perang Bani Lahyan (6 Hijrah), Perang al Hittin (583 Hijrah) dan kekalahan tentera Islam di tangan tentera Sepanyol (897 Hijrah).

~~ forwarded email ~~

 

SEBAB-SEBAB SESEORANG ITU MENDAPAT HIDAYAH

04.13.05 (6:14 pm)   [edit]

Walau bagaimanapun untuk mendapat hidayah ada bermacam-macam sebab atau ada berbagai-bagai cara yang di antara satu sama lain tidak sama. Di antara sebab seseorang itu mendapat hidayah adalah seperti berikut:

1. Dia lahir di dalam keluarga yang beragama, maka dia mendapat didikan secara langsung dan praktikal daripada suasana berkeluarga. Orang ini agak bernasib baik.

2. Dia yang lahir-lahir sahaja Allah telah bekalkan kesedaran dan petunjuk. Dari kecil lagi sudah suka kepada kebaikan dan kebenaran. Dia terus mencari dan mengamalkan. Orang seperti ini amat sedikit. Ini adalah pemberian Allah secara wahbiah (secara anugerah).

3. Orang yang dalam perjalanan hidupnya terjumpa golongan atau kelompok yang beragama Islam dan mengamalkan syariat. Manakala dilihat kehidupan mereka begitu baik dan bahagia lantas mengikut golongan itu.

4. Orang yang sentiasa mencari-cari kebenaran, mereka sentiasa membaca, mengkaji, memperbandingkan serta melihat-lihat berbagai golongan dari berbagai-bagai agama dan ideologi serta bergaul dengan golongan-golongan itu maka akhirnya bertemu dengan kebenaran.

5. Orang yang mendapat pendidikan Islam, mendengar ceramah agama, ikut kursus agama, menghadiri majlis-majlis agama maka dia mendapat petunjuk dari mengaji dan mendengar itu.

6. Orang yang diuji Allah, mungkin selepas kaya jatuh miskin atau mendapat sakit teruk, atau ditimpa bencana alam dan lain-lain lagi maka di situ dia sedar dan insaf. Lantaran itu dia kembali mendekati diri kepada Allah SWT.

7. Orang yang mendapat kebenaran, kerana Allah mengizinkannya mengalami alam kerohanian seperti melihat di dalam mimpi alam Barzakh, melihat orang kena azab atau dia sendiri yang kena azab atau melihat gambaran Qiamat atau Allah perlihatkan kepadanya pokok sujud, pokok bertasbih dan lain-lain kejadian yang ajaib. Selepas itu dia pun kembali kepada kebenaran.

8. Orang yang sedar setelah melihat ada golongan atau keluarga yang kehidupan dunianya begitu hebat, rumah besar, kaya raya, kenderaan yang mewah, harta banyak tetapi kehidupan keluarga itu sentiasa porak peranda, krisis sering berlaku, kasih sayang dan ukhwah tidak ada, masing-masing membawa haluan sendiri maka dari peristiwa itu dia sedar dan insaf bahawa kemewahan hidup tidak menjamin kebahagian di dunia apatah lagi di Akhirat kelak.

9. Orang yang dia sendiri mengalami kehidupan mewah, serba ada, apa hendak semua dapat, pangkat ada, duit banyak, namun kebahagiaan tidak dirasai, kehidupan keluarga porak-peranda lantas dia insaf dan sedar akhirnya mencari jalan kebenaran.

10. Orang yang dapat petunjuk kerana ada orang yang soleh atau orang yang bertaqwa mendoakannya, lantas doa itu dikabulkan oleh Allah, maka Islamlah dia sepertimana Sayidina Umar Al Khattab r.a. dapat petunjuk kerana doa Rasulullah SAW.

Ampun maaf

Sumber rujukan: Us Hj Ashaari Muhamad

 

Nasihat Lukman pedoman sepanjang zaman

04.12.05 (7:44 pm)   [edit]

LUKMAN Al-Hakim memberi banyak kata-kata hikmah kepada anaknya. Nasihat

itu turut dijadikan pedoman oleh umat pada zamannya hingga ke hari ini.

Katanya: “Hai anakku! Fahamilah akan hikmah dan seluruh akhlaknya serta jadikanlah ia sebagai satu tugas buat dirimu dan luangkan masamu untuknya. Bersegeralah apabila engkau memberikannya. Tenang dan bersabarlah apabila engkau mengumpulkannya.

“Ketahuilah, sesungguhnya hikmah tidak dapat diperbetulkan kecuali dengan lemah lembut, sementara lemah lembut itu menjadi peti hikmah.

“Perumpamaan kata-kata hikmah tanpa pentadbiran adalah seperti harta yang berada pada tangan orang yang membolehkan orang lain menjadi pencuri atau seperti binatang ternakan yang berkeliaran tanpa pengembala, datang kepadanya serigala yang mendapatinya sesat, lalu dia memakannya.

Di samping itu, buatlah perjanjian dengan lidahmu dan ketahuilah sesungguhnya lidah itu adalah pintu hikmah.

“Oleh itu, apabila engkau menghilangkan pintu itu, akan masuklah orang yang engkau tidak mahu engkau masukinya dan apabila engkau menjaganya, terjagalah khazanah itu.

“Sesungguhnya orang yang memelihara lidahnya sekiranya dia berkata, dia berkata dengan ilmu dan sekiranya dia diam, dia diam dengan sopan santun. Apabila dia melihat ada keputusan untuk dia menyatakannya, dia akan bercakap. Apabila dia melihat tiada keputusan baginya, maka sekiranya orang yang meminta dia bercakap itu, orang yang beragama, dia akan berijtihad dan sekiranya orang yang meminta dia bercakap itu orang yang bodoh, dia berdiam diri.

“Muliakanlah kata-kata hikmah dan janganlah engkau letakkannya (berikannya) di sisi orang yang akan menghinanya dan janganlah engkau bersifat bakhil dengannya di sisi orang yang ingin menjaganya

 

Orang rugi - Menukar petunjuk dengan kesesatan

04.12.05 (5:23 pm)   [edit]

Oleh DR. ZULKIFLI BIN MOHAMAD AL-BAKRI

ALLAH menyebut beberapa sifat orang-orang fasiq dengan firman-Nya: ``IAITU ORANG-ORANG YANG MELANGGAR PERJANJIAN ALLAH SESUDAH PERJANJIAN ITU TEGUH, DAN MEMUTUSKAN APA YANG DIPERINTAHKAN ALLAH KEPADA MEREKA UNTUK MENGHUBUNGKANNYA DAN MEMBUAT KEROSAKAN DI MUKA BUMI.

MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG RUGI.'' (Al-Baqarah ayat 27)

Di antara sifat tersebut, iaitu orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, yakni mereka yang melanggar apa yang dijanjikan kepada mereka oleh kitab-kitab samawi daripada beriman dengan Muhammad s.a.w. atau memutuskan segala perjanjian yang kukuh daripada beriman dengan Allah, membenarkan Rasul-Nya dan beramal dengan syariat.

Ibn Jauzi berkata, ``Ada tiga pendapat ulama mengenai maksud perjanjian itu, iaitu :

i. Apa yang dijanjikan kepada ahli kitab berhubung sifat Muhammad s.a.w. dan wasiat supaya mengikutinya. Inilah pendapat Ibn Abbas dan Muqatil.

ii. Apa yang dijanjikan kepada mereka tentang al-Quran. Mereka mengakuinya, kemudian mereka kufur dan melanggar perjanjian itu. Inilah pendapat as-Suddi.

iii. Iaitu perjanjian semenjak dikeluarkan zuriat Adam daripadanya lagi. Inilah pendapat az-Zajjaj.

Kemudian Allah menerangkan sifatnya lagi dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk menghubungkannya, iaitu daripada hubungan silaturahim dan kerabat.

Lafaz ini adalah umum pada setiap keputusan yang Allah tidak meredhai-Nya, seperti memutuskan hubungan antara nabi-nabi, memutuskan hubungan kaum-kerabat dan meninggalkan kasih-sayang serta hormat terhadap orang-orang yang beriman.

As-Samarqandi menaqalkan di dalam tafsirnya, Bahr Al-Ulum, riwayat ad-Dahhak dan Ata' daripada Ibn Abbas katanya, ``Sesungguhnya mereka disuruh beriman dengan semua nabi. Malangnya mereka beriman dengan sebahagian dan tidak beriman dengan sebahagian yang lain.'' Inilah makna dan maksud firman tersebut.

Sebaliknya mereka melakukan perbuatan yang keji, sebagaimana firman Allah tersebut dan membuat kerosakan di muka bumi.

Di antara kerosakan tersebut ialah melakukan banyak maksiat, membuat pelbagai fitnah, menegah orang daripada beriman kepada Allah dan menyebar-luaskan segala syubhat tentang al-Quran.

Ibn Jauzi berkata, ``Ulama berselisih pendapat mengenai maksud kerosakan yang mereka lakukan di bumi kepada tiga:

i. Seruan mereka kepada manusia ke arah kekufuran. Inilah pendapat Ibn Abbas

ii. Amalan maksiat yang mereka lakukan. Inilah pendapat as-Suddi dan Muqatil.

iii. Mereka menyekat orang yang berhijrah kepada nabi bagi menghalang mereka memeluk Islam.

Sebenarnya, merekalah golongan yang disifatkan Allah sebagai `mereka itulah orang-orang yang rugi' kerana mereka yang bersifat demikian termasuk dalam golongan yang benar-benar rugi, disebabkan mereka menukar petunjuk dengan kesesatan dan pengampunan dengan azab.

Justeru itu, neraka adalah tempat yang paling layak bagi mereka.

Ibn Kathir berkata, ``Allah berfirman dengan berhujah mengenai kewujudan-Nya dan kekuasaan-Nya. Juga Allahlah yang Maha Pencipta kepada sekalian hamba-Nya.''

Allah mengemukakan persoalan sebagaimana firman-Nya yang berikut:

* ``MENGAPA KAMU KAFIR KEPADA ALLAH PADAHAL KAMU TADINYA MATI, LALU ALLAH MENGHIDUPKAN KAMU, KEMUDIAN KAMU DIMATIKAN DAN DIHIDUPKAN-NYA KEMBALI, KEMUDIAN KEPADA-NYA LAH KAMU DIKEMBALIKAN?'' (Al-Baqarah ayat 28)

Persoalan ini dimulakan dengan pertanyaan, `mengapa kamu kafir kepada Allah' yang menunjukkan kehinaan dan keingkaran mereka.

Pandangan

Ibn Jauzi mengatakan bahawa ada dua pandangan ulama berhubung dengan persoalan ini, iaitu:

i. Soalan itu bermakna takjub dan hairan bagi orang yang beriman dengan maksud hairan daripada kalangan mereka bagaimana mereka boleh bersikap kufur, sedangkan telah sabit hujah Allah atas mereka. Inilah pendapat Ibn Qutaibah dan az-Zajjaj

ii. Soalan yang keluar daripada bentuk pengakuan kepada celaan dengan maksud celaka kamu. Mengapa kamu kufur dengan Allah? Inilah pendapat al-Ajjaj.

Seterusnya, mengapa kamu menentang dan derhaka kepada Pencipta dan kamu mengingkari-Nya, sedangkan padahal kamu tadinya mati, yakni daripada tiada hinggalah dibentuk air mani pada sulbi ayah dan rahim ibumu, kemudian melalui proses Allah hidupkan kamu, iaitu dengan dikeluarkan kamu daripada kandungan ibu lahir ke dunia.

Tetapi ingatlah akan kesudahannya, iaitu kemudian kamu dimatikan Apabila sampai ajal, kamu akan dimatikan dengan apa jua keadaan, sekalipun sebagai hukum dan

sunah alam ini.

Seterusnya `dan dihidupkan-Nya kembali', iaitu dibangkitkan dari kubur selepas berada di alam kubur atau barzakh beberapa ketika dan berlakunya kiamat.

Akhirnya, `kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan' yang tujuannya adalah untuk memberi pembalasan yang setimpal.

Bagi orang yang baik, diberi balasan baik dan sebaliknya orang yang derhaka, diberi balasan azab. As-Samarqandi berkata, ``Iaitu di akhirat, kamu akan diberi pahala dengan amalan kamu.''

Al-Maghari berkata, ``Selepas Allah menyebut beberapa tanda kekuasaan-Nya pada diri manusia dengan menyatakan permulaan dan kesudahan hidup, Dia menyebut juga beberapa tanda kekuasaan-Nya pada ufuk yang menunjukkan tanda kekuasaan-Nya dengan segala sesuatu dan nikmatnya yang melimpah-ruah kepada hamba-hamba-Nya, dengan menjadikan segala apa yang di bumi sebagai tempat persediaan hidup untuk mendapat manfaat.''

As-Samarqandi menaqalkan daripada al-Kalbi, ``Tatkala dinyatakan masalah kebangkitan selepas mati, orang Yahudi hanya berdiam diri kerana memahaminya, sedangkan orang-orang musyrikin pula berterusan mengingkarinya seraya bertanya, ``Siapa yang mampu menghidupkan kami selepas berlakunya kematian?''

Lantas Allah menurunkan firman-Nya:

* ``DIALAH ALLAH YANG MENJADIKAN SEGALA APA YANG ADA DI BUMI UNTUK KAMU DAN DIA BERKEHENDAK (MENUJU) LANGIT LALU DIJADIKAN-NYA TUJUH LANGIT DAN DIA MAHA MENGETAHUI SEGALA SESUATU.'' (Al-Baqarah ayat 29)

Kemudian Allah menambahkan lagi keterangan bukti kebangkitan. ``Dialah Allah yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu', yang bermaksud Allah menciptakan bumi dan segala apa yang ada di dalamnya supaya manusia dapat mengambil manfaat dengannya serta iktibar bahawa Allah bersifat Maha Pencipta lagi Pemberi Rezeki.

Dan `Dia berkehendak menuju langit', iaitu Allah berkehendak dengan iradah-Nya menuju ke langit.

An-Nasafi berkata, ``Istawa di sini ialah dengan maksud iktidal dan istiqamah, iaitu qasad atau menuju, juga menghadap.''

Syeikh Abdul Rahman as-Sa'di berkata, `` Terdapat tiga makna istawa, iaitu:

i. Kesempurnaan dan lengkap.

ii. Tinggi dan atas.

iii. Menuju.

Seterusnya, `lalu dijadikan-Nya tujuh langit' yang bermaksud Allah mencipta langit sebanyak tujuh lapis dengan penuh kehebatan dan kekuatan. Yang demikian, menjadi dalil kekuasaan yang amat nyata bagi Allah.

Justeru, Allah bersifat `Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu', yakni dengan kata lain, jika segala yang besar pun mampu Allah cipta, apakah untuk menghidupkan manusia kembali, suatu perkara yang susah? Sudah tentu tidak, kerana Allah Maha Berkuasa atas setiap sesuatu..

GLOSARI

* Menaqalkan : memindahkan pendapat.

- DR. ZULKIFLI BIN MOHAMAD AL-BAKRI, Pensyarah Kanan Kolej

Uniti, Pasir Panjang, Port Dickson,

Negeri Sembilan.

 

3 syarat sedekah capai matlamat

04.11.05 (9:44 pm)   [edit]

SEDEKAH adalah amalan suci yang amat dituntut dalam Islam. Begitu pun, kita perlu memikirkan mutu barang yang hendak disedekahkan. Perkara itu penting kerana turut mencerminkan niat amalan itu.

Dalam hal ini, ada tiga perkara yang mesti dipenuhi untuk menjadikan pemberian sedekah itu berkualiti.

Pertama, barang yang disedekahkan itu dari kategori yang baik.

Bersedekah adalah ibadat untuk merapatkan hubungan kita dengan Allah yang Maha Luas pemberian-Nya dan mensyukuri segala nikmat yang dianugerahkan kepada kita. Oleh itu, tidak layak jika apa yang dipersembahkan kepada-Nya

daripada benda yang kita sendiri tidak sudi menerimanya.

Oleh itu, kalau hendak memberi sedekah biarlah daripada jenis yang kita sendiri senang hati menerimanya.

Allah melarang memberikan sedekah dengan benda yang tidak baik. Firman-Nya bermaksud: “Wahai orang beriman! Belanjakanlah (pada jalan Allah) sebahagian daripada hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu sengaja memilih yang buruk daripadanya (lalu kamu dermakan atau kamu jadikan pemberian zakat), padahal kamu sendiri tidak sekali-kali akan mengambil yang buruk itu (kalau diberikan kepada kamu), ke-cuali dengan memejamkan mata padanya. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi sentiasa Terpuji.†(Surah al-Baqarah, ayat �267)

Kedua, sedekah itu daripada sesuatu yang halal dan tidak bercampur dengan perkara syubhah.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Tidak seseorang itu memberikan sedekah daripada harta yang baik – dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik – melainkan Allah yang Maha Pengasih akan Menerima sedekah itu dengan tangan kanan-Nya, sekalipun sedekah itu hanya berupa sebiji kurma. Lalu di tangan Allah yang Maha Pengasih sedekah itu bertambah-tambah sehingga menjadi lebih besar daripada gunung, seperti antara kamu memelihara (membesarkan) anak kudanya atau anak untanya.†�

(Hadis riwayat Bukhari, Musli, at-Tirmizi, An-Nasa’ie dan Ibnu Majah)

Al-Imam An-Nawawi, seorang ulama terkemuka dalam mazhab Syafie menjelaskan bahawa apa yang dimaksudkan dengan yang baik dalam hadis di atas adalah sesuatu yang halal.

Dalam hadis lain, Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah bersabda bermaksud: “Wahai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik (suci dan bersih daripada segala kekurangan), dan Dia tidak menerima kecuali yang baik. Dan Allah Memerintahkan kepada orang yang beriman dengan apa yang Dia Perintahkan kepada rasul.†�

Allah berfirman bermaksud: Wahai Rasul-rasul! Makanlah daripada benda-benda yang baik-baik, lagi halal dan kerjakanlah amal-amal salih; sesungguhnya Aku Amat Mengetahui akan apa yang kamu kerjakan.†(Surah al-Mukminuun, ayat 51)�

Ketiga, barang yang disayangi oleh pemberi sedekah.

Sunat bagi seseorang mengeluarkan sedekah atau derma daripada benda yang

disukainya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah bermaksud: “Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai (hakikat) kebajikan dan kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu dermakan sebahagian dari apa yang kamu sayangi.†(Surah Ali �Imraan, ayat 92)

Sebenarnya, di sinilah ujian berat bagi orang yang mengaku dirinya beriman. Seorang yang tidak sanggup mengeluar, membelanja atau mendermakan sesuatu yang amat disayangi atau disukainya belumlah mencapai taraf keimanan tinggi. Dia belumlah dikatakan mempunyai jiwa baik.

~~ berita harian online ~~

 

Gangguan iblis syaitan semasa hendak sembahyang

04.11.05 (9:14 pm)   [edit]

Oleh: DR. AMRAN KASIMIN

SOALAN: Sekarang saya berumur 56 tahun. Telah pencen tetapi masih bekerja sendiri. Lebih banyak bergerak dan menggunakan tenaga, berbanding dengan kerja dahulu sebagai seorang ketua pengarah di jabatan kerajaan. Saya cuba sembahyang sebaik mungkin, tetapi kurang berjaya kerana badan saya letih. Lebih banyak berfikir tentang kerja dan kurang sembahyang malam, berbanding dengan saya sebelum pencen.

Kadang-kadang saya hendak sembahyang secepat mungkin. Bagaimanakah saya hendak mengembalikan hubungan saya dengan Allah seperti dahulu? Terima kasih. - IZHAR, KL.

JAWAPAN:

Dalam usaha mengatasi masalah yang saudara hadapi, banyak perkara perlu difahami dan disedari:

(i) Saudara perlu tahu hakikat khusyuk sembahyang dan keperluannya

(ii) Kurangkan kerja yang boleh menyebabkan badan penat sehingga tidak berupaya menumpukan fikiran ketika sembahyang, termasuk sembahyang malam,

(iii) Ingatkan umur yang semakin tua

(iv) Jangan tinggalkan amalan sunat dan elakkan melakukan perkara-perkara dilarang dalam sembahyang

(v) Ingat bahawa melakukan kerja itu semata-mata kerana Allah. Sama ada kerja di pejabat kerajaan atau sendiri.

Apabila kerja itu dilakukan kerana Allah, ia diperkira ibadah. Setiap ibadah diberi pahala. Kerana itu, apabila sesuatu kerja, dilakukan sehingga terabai ibadah wajib, iaitu ibadah sembahyang, maka ketika itu melakukan kerja-kerja yang dikatakan semata-mata kerana Allah menjadi satu persoalan.

Oleh kerana kerja itu ibadah, maka urusan kerja itu tidak boleh dicampuradukkan dengan amalan mungkar, seperti pecah amanah, rasuah, menipu dan sebagainya.

Orang yang terlalu asyik bekerja, biarpun dikatakan kerana Allah, untuk menyara diri, anak dan isteri juga seluruh keluarga, tetapi apabila kerja itu menyebabkan terabainya ibadah, maka di situlah kelihatan bagaimana nafsu itu menguasai pemikiran seseorang, lalu akhirnya individu berkenaan terus leka bekerja, terus bermesyuarat biarpun waktu sembahyang telah tiba lalu akhirnya meninggalkan sembahyang dan sebagainya.

Ketika itu kerja yang dilakukan bukan merupakan ibadah lagi tetapi kerana nafsu, biarpun ia dilakukan di luar kesedaran kerana minat atau sebab-sebab lain.

Ingat bahawa kerja yang kita lakukan antaranya ialah untuk menyara hidup agar hidup ini dalam keadaan selesa, badan sihat, tidak kurang makan, ada tempat tinggal dan sebagainya termasuk pakaian, kereta dan lain-lain lagi.

Jasad yang kita bela itu akhirnya akan pupus, mati dan akan tinggal dalam tanah, menjadi habuan ulat. Begitu juga dengan rumah, kereta dan taman-taman yang mengharum mewangi, segala-galanya akan ditinggalkan, tetapi roh itu dicabut oleh malaikat akan dipersembahkan kepada Allah kekal selama-lamanya dan menerima balasan baik dan jahat, bergantung kepada amalan kita ketika hidup di dunia. Menerima balasan syurga atau neraka bergantung kepada ibadah kita, terutamanya sembahyang.

Kewajipan agama yang mula-mula difardukan oleh Allah terhadap manusia ialah sembahyang. Amalan hamba yang mula-mula sekali akan ditanya pada hari kiamat kelak ialah ibadah sembahyang. Sekiranya sembahyang yang dilakukan itu diterima Allah, maka akan diterimalah seluruh amalannya. Sekiranya tidak, maka tidak diterimalah seluruh amalan hamba berkenaan.

Hal demikian memperlihatkan bahawa sembahyang itu lambang keteguhan iman. Sekiranya sembahyang seseorang itu baik, maka baiklah lain-lain amalannya.

Barang siapa memelihara sembahyang, maka sembahyang itu akan memelihara hamba berkenaan dan akan terpeliharalah agamanya.

Barang siapa mensia-siakan ibadah sembahyang, maka sembahyang itu akan

mensia-siakannya. Orang berkenaan tidak akan peduli atau mensia-siakan ibadah-ibadah yang lain.

Mereka yang tidak memperoleh ketenangan daripada sembahyang, bererti mereka tidak akan memperoleh ketenangan dalam jiwanya dalam erti kata sebenar, kerana sembahyang adalah ibadah paling utama dalam usaha memperoleh ketenangan dan tangga mukmin untuk menghampirkan diri kepada Allah.

Ucapan dalam sembahyang adalah perangsang dalam jiwa untuk membentuk cara berfikir dan bertindak yang akan dipersembahkan atau dipamerkan kepada Allah.

Kerana itu setiap orang yang sembahyang mesti memahami apa yang diucapkan dalam usaha memperoleh khyusuk.

Sembahyang adalah gambaran iman. Sentuhan kasih sayang yang mampu membuka hati, menembusi rahsia zat yang Maha Agung. Ia adalah proses perpindahan jiwa seorang hamba kepada Allah yang menciptanya.

Sembahyang adalah wasilah mensyukuri nikmat Allah dan ikrar ketuhanan. Bermaksud, orang yang meninggalkan, mengabaikan atau memandang ringan sembahyang ialah orang yang mengingkari nikmat Allah.

Khusyuk ialah keadaan jiwa yang tenang. Ia adalah amalan hati. Sekiranya hati khusyuk, maka akan khusyuklah seluruh anggota badan. Gaya laku luaran menggambarkan keadaan batin, iaitu hati. Hati adalah penguasa. Jiwa yang khusyuk, menyebabkan semua anggota tubuh menjadi tawaduk, merangkumi ucapan dan gerakan tubuh.

Khusyuk ketika sembahyang hanya diperoleh oleh orang yang berupaya menumpukan seluruh pengamatan dan keprihatinan kepada Allah. Sembahyang mempengaruhi kehidupan kerana sembahyang adalah tempat atau punca ketenangan jiwa:

i) Melahirkan konsentrasi sepenuhnya kepada Allah

ii) Mempengaruhi jiwa seseorang ketika rohnya berhubung dengan zat Allah. Menghilangkan rasa gelisah, cinta dunia, tekanan resah gelisah dan sebagainya yang akhirnya akan mencetuskan rasa lega, kekuatan dalaman dan sifat qanaah lalu akhirnya menambah rasa yakin dan akhirnya menyebabkan kekuatan roh.

iii) Melahirkan sifat rendah diri, lahir daripada kesedaran terhadap keagungan Allah, mengikis rasa sombong, angkuh, riak dan takbur, juga seluruh sifat jahat berkaitan dengan hati

iv) Melahirkan sifat makrifat hakiki terhadap Allah dan keinginan terus berdampingan dengan-Nya.

v) Menghindarkan diri daripada perbuatan sia-sia, yang boleh menyebabkan seseorang itu terhindar daripada mengingati Allah.

Allah berfirman (surah al-Mukminun: 1-2):

Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman iaitu orang yang khusyuk dalam sembahyang.

Setelah sempurna menjadikan Adam, Allah memerintahkan agar para malaikat sujud kepada Adam. Semua malaikat sujud kecuali iblis. Ia enggan kerana merasakan bahawa kejadiannya lebih baik daripada Adam.

Keengganan iblis menyebabkan kemurkaan Allah, lalu ia dihalau daripada syurga dalam kutukan Allah, iblis termasuk dalam golongan kafir. Kemurkaan Allah menyebabkan iblis memusuhi Adam dan keturunannya, kerana Adamlah atau kerana keengganannya sujud kepada Adamlah menyebabkan ia terhalau dari syurga, menjadi hina, dilaknat, dikutuk terputus daripada rahmat Allah dan tidak akan mendapat pertolongan-Nya, yang akhirnya akan dimasukkan dalam neraka. Sejahat-jahat balasan di penghujung kehidupan makhluk Allah.

Dari sinilah iblis bersumpah di mana ia juga konco-konconya akan menipu, mengganggu dan menghasut manusia yang menyebabkan manusia akhirnya tunduk kepada runtunan nafsu.

Merasakan tingkah laku yang salah sebagai budaya hidup harian, manakala amalan yang baik, yang difardukan oleh Allah diabaikan. Iblis juga bersumpah akan menyesatkan manusia kecuali mereka yang ikhlas.

Dalam sebuah hadis Qudsi dijelaskan bahawa iblis akan sentiasa mengganggu dan berusaha untuk menipu manusia sepanjang hidup, sehinggalah roh berpisah daripada jasad, iaitu setelah seseorang itu mati.

Allah menjelaskan bahawa sembahyang itu mencegah pelakunya daripada melakukan kejahatan dan kemungkaran. Dalam masa yang sama, iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia, menipu dan mengganggu manusia, keturunan anak Adam.

Kerana itu tidak peliklah sekiranya iblis mengganggu setiap orang agar mengabaikan sembahyang, tidak melakukan sembahyang langsung, leka ketika sembahyang dan sebagainya yang boleh menyebabkan sembahyang seseorang itu tidak sah ataupun tidak diterima Allah, menyebabkan sembahyang yang dilakukan tidak berupaya mencegah pelakunya daripada terlibat dengan kejahatan.

Iblis dan syaitan mengganggu dan memperdaya manusia ketika hendak sembahyang, menyebabkan manusia di antaranya langsung tidak mendirikan

sembahyang atau melambat-lambatkan sembahyang.

Ketika berwuduk ditimbulkan rasa waswas, begitu juga ketika memulakan sembahyang, iaitu ketika berniat, ketika membaca Al-Fatihah, ketika sedang sembahyang terutamanya ketika sembahyang berjemaah.

Iblis mendatangkan pelbagai ingatan yang lepas, seperti ketika berada di kampung, di pejabat, ingatan ketika di perjalanan, mengira berapa untung dan rugi yang akan diterima atau yang ditanggung.

Iblis dan syaitan juga berupaya menimbulkan rasa mengantuk, rasa adanya keluar air kencing atau terkentut ketika seseorang itu sedang sembahyang. Semuanya adalah merupakan antara tanda-tanda gangguan iblis dan syaitan ketika sembahyang, menyebabkan seseorang itu tidak ada rasa khusyuk.

Perbezaan bentuk tipu dan helah ini dilakukan bergantung kepada kekuatan roh seseorang.

Saudara bukan golongan orang yang diganggu oleh iblis dan syaitan dalam bentuk yang dijelaskan di atas. Walaupun demikian saudara sebenarnya tertipu melalui nafsu atau kecenderungan bekerja.

Saudara menghabiskan waktu dengan bekerja, memberi seluruh pengamatan menyebabkan badan letih dan kurang tumpuan pada ibadah sembahyang, menyebabkan saudara rasakan tidak ada ruang yang cukup untuk sembahyang.

Apabila rasa letih kerana bekerja seharian itu bersatu dengan rasa tidak selesa melakukan sembahyang, ketika itu saudara akan berasa sembahyang itu seumpama kurang perlu, berbanding dengan kerja yang saudara lakukan sebelum pencen dengan begitu minat dan bertenaga. Ketika itu saudara merasakan bahawa sembahyang itu perlu dilakukan secepat mungkin, menyebabkan rasa khusyuk itu hilang.

Andainya saudara berupaya muhasabah diri dengan mengambil kira kaedah yang saya jelaskan, saudara akan menyedari di mana terletaknya kedudukan saudara sekarang, yang akhirnya saudara berpatah kembali dan melakukan sembahyang dan sembahyang waktu malam seperti yang saudara lakukan sebelum pencen.

Sekiranya tidak, saudara jelasnya termasuk dalam golongan mereka yang terpedaya, tidak berhenti-henti mengejar nikmat dunia.

 

Al-Hadith : 435

04.11.05 (9:08 pm)   [edit]

[b]Diberitahu oleh Abu Hurairah ra. bahawa Nabi, saw masuk ke dalam masjid,

kemudian masuk pula seorang lelaki lalu solat. Selesai solat, orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi saw.

Nabi menolak orang itu dan berasabda, "Ulangilah solat kamu kembali kerana kamu belum solat"

Lalu diulanginya solatnya kembali, kemudian dia datang dan memberi salam kepada nabi.

Sabda Nabi saw, "Ulangi solat kamu kembali, kerana anda belum solat." Sampai tiga kali Nabi saw menyuruh orang itu demikian.

Jawab orang itu, "Demi Allah, yang telah mengutuskan anda dengan yang hak. Aku belum tahu cara solat yang lebih baik daripada yang itu. Kerana itu ajarkanlah kepadaku."

Jawab Nabi saw, "Apabila kamu berdiri hendak bersolat, ucapkanlah takbir. Kemudian baca ayat-ayat Al Quran yang mudah bagimu. Kemudian rukuk sehingga kamu tenang dalam rukuk itu, kemudian bangun dan berdiri lurus kembali. Sesudah itu sujud sehingga kamu tenang di dalam sujudmu itu. Sesudah itu bangun, duduk, sehingga kamu tenang tenteram dalam dudukmu itu. Kemudian sujud, sehingga kamu tenang dalam sujudmuitu. Lakukanlah seperti itu setiap kali kamu solat."

Sahih Bukhari I, Kitab Adzan.[/b]

 

Istighfar boleh hapuskan dosa

04.06.05 (4:11 pm)   [edit]

NABI Muhammad SAW bersabda bermaksud: “Demi Allah, jika kamu tidak berdosa, Allah akan menjadikan satu umat lain yang melakukan dosa, lantas mereka beristighfar kepada Allah lalu diampuni dosa mereka.†(Hadis riwayat Muslim).�

Manusia tidak boleh terlepas daripada melakukan kesalahan dan dosa. Hal ini disebabkan manusia bersifat pelupa, lalai, sering mengikut hawa nafsu serta mudah dihasut oleh godaan syaitan.

Sesungguhnya, dosa sebenarnya bukanlah perkara yang pelik dan mengaibkan. Tetapi, yang aibnya adalah apabila seseorang itu kekal dalam dosa tanpa rasa mahu kembali bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.

Oleh itu, beristighfar amatlah dituntut dalam Islam kerana boleh menghapuskan dosa yang dilakukan. Sayangnya, kita sukar sekali mengamalkan istighfar, padahal ia sungguh ringkas dan mudah.

Akhirnya bertambahlah dosa yang dilakukan dari sehari ke sehari lantaran kelalaian serta tabiat suka bertangguh.

Istighfar juga bukan setakat jalan untuk memohon ampun daripada Allah, malah sinar cahaya yang menerangi wajah seseorang.

 

Toba and Yellostone

04.05.05 (11:39 pm)   [edit]

Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan), (QS. 70:6-9)

Kita semua tahu betapa dahsyatnya apabila gunung berapi meletup. Lihat sahaja kesan letusan St Helen di Amerika dan Pinatubo di Filipina. Jika letupan terjadi di kawasan berpenduduk, beribu-ribu orang yang tinggal berdekatan atau di lereng gunung akan terbunuh. Tetapi letupan gunung-gunung berapi ini hanyalah permainan bunga api kecil jika dibandingkan dengan letupan gunung berapi "super"(super volcanoes).

Super volcanoes adalah punca kemusnahan bumi yang paling merbahaya selain hentaman asteroid. Ianya boleh meletus dengan kekuatan beribu-ribu kali ganda dari kekuatan gunung berapi biasa. Ia boleh diam beratus-ratus ribu tahun dan mengumpul magma yang banyak di dalamnya sehingga meletup dengan dahsyat yang boleh memusnahkan benua dan mengakibatkan kepupusan sejagat.

Kajian menunujukkan letupan terakhir setakat ini terjadi lebihkurang 75,000 tahun yang lalu di kawasan Toba, Sumatera. Ianya 10,000 kali ganda lebih kuat dari letupan Mt St Helens dan menghamburkan beribu-ribu km isipadu abu ke udara sehingga seluruh dunia menjadi malam berbulan-bulan. Dianggarkan letupan hebat ini telah hampir memupuskan manusia dimana jumlah penduduk dunia tinggal dua ribu orang sahaja. Kajian genetik menunjukkan semua manusia sekarang adalah keturunan dari kelompok manusia yang selamat ini. Kini saintis bimbang Toba akan meletup lagi. Kejadian gegaran demi gegaran di Sumatera sekarang mungkin pencetus atau petanda Toba kembali aktif.

Jika Toba meletup, kita semua di Malaysia hampir pasti akan mati. Semua

kehidupan 1,000km sekitar letupan akan mati serta-merta. Kemudian, suhu dunia akan jatuh mendadak kerana sinar matahari akan dihalang oleh abu di angkasa selama berbulan-bulan. Banyak spesis binatang dan tumbuhan pupus akibat perubahan suhu ini. Abu tebal akan meliputi mukabumi sehingga India dan China. Tsunami raksaksa akan menghentam pantai timur Afrika, India, Asia Tenggara dan Australia.

Satu lagi super volcano yang perlu diawasi adalah Yellowstone di Amerika Syarikat. Tanda-tanda menunjukkan kawasan ini sudah kembali aktif sejak beberapa tahun lalu. Permukaan bumi kawasan ini sudah mula menggelembung. Ada kawasan sekitar Yellowstone National Park sudah ditutup sejak 2003 kepada awam kerana suhu permukaan yang terlalu tinggi. Pokok-pokok sudah mati dan haiwan liar kelihatan sudah berpindah dari kawasan ini. Di dasar Tasik Yellowstone, gelembung tanah setinggi 70m telah muncul. Ikan-ikan tasik mati dan timbul memenuhi permukaan.

Kajian menunjukkan Yellowstone meletup setiap 600,000 tahun sekali. Letupan terakhir adalah 640,000 tahun yang lalu. Kita sudah diberi 40,000 tahun perlepasan oleh Allah SWT. Mungkinkah Yellowstone akan meletup tidak lama lagi? Mengapakah pihak berkuasa Amerika dan media mereka "tutup mulut" mengenai kemungkinan bencana besar ini yang boleh membunuh berbillion-billion manusia?

 

The Glory of Azan

04.04.05 (6:41 pm)   [edit]

Tak terfikir pula kita selama ini..... Subhanallah !!!!!!!

Assalamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu.

Azan: The Amazing Phenomenon

Amazing as it sounds, but fortunately for the Muslims of the world, it is an established fact. Have a look at a map of the world and you will find Indonesia on the eastern side of the earth. The major cities of Indonesia are Java, Sumatra, Borneo and Saibil.

As soon as dawn breaks on the eastern side of Saibil, atapproximately 5:30 am local time, Fajar Azaan begins. Thousands of Muazzins in Indonesia begin reciting the Azaan. The process advances towards West Indonesia. One and a half hours after the Azaan has been completed in Saibil, it echoes in Jakarta. Sumatra then follows suit and before this auspicious process of calling

Azaan ends in Indonesia, it has already begun in Malaysia. Burma is next in line, and within an hour of its beginning in Jakarta, it reaches Dacca, the capital ! city of Bangladesh. After Bangladesh, it has already prevailed in western India, from Calcutta to Srinagar. It then advances towards Bombay and the environment ofentire India resounds with this proclamation. Srinagar and Sialkot (a city in north Pakistan)have the same timing for Azaan. The time difference between Sialkot, Quetta,and Karachi is forty minutes, and within this time, Fajar Azaan is heard throughout Pakistan.

Before it ends there, it has already begun in Afghanistan and Muscat. The time difference between Muscat and Baghdad is one hour. Azaan resounds during this one hour in the environments of Hijaaz- e-Muqaddas (Holy cities of Makkah and Madinah), Yemen, United ArabEmirates, Kuwait and Iraq.

The time difference between Baghdad and Alexandria in Egypt is again one hour. Azaan continues to resound in Syria, Egypt, Somalia and Sudan during this hour. The time difference between eastern and western Turkey is one and a half hours, and during this time it is echoed with the call to prayer.

Alexandria and Tripoli (capital of Libya) are located at one hour's difference. The process of calling Azaan thus continues throughout the whole of Africa.

Therefore, the proclamation of the Tawheed and Risaalat that had begun in Indonesia reaches the Eastern Shore of the Atlantic Ocean after nine and half hours.

Prior to the Azaan reaching the shores of the Atlantic, theprocess of Zohar Azaan has already started in east Indonesia, and before it reaches Dacca, Asar Azaan has started. This has hardly reached Jakarta one and half hours later, the time of Maghrib becomes due, and no sooner has Maghrib time reached Sumatra, the time for calling Isha Azaan has commenced in Saibil! When theMuazzins of Indonesia are calling out Fajar Azaan, the African Muazzins are calling the Azaan for Isha.

If we were to ponder over this phenomenon thoughtfully, we would conclude the amazing fact that there is not even asingle moment when hundreds of thousands of Muazzins around the world are not reciting the Azaan on the surface of this earth. Even as you read this material right now, you can be sure there are atleast thousands of people who are hearing and reciting the Azaan!!!

Allah said, "If you are ashamed of me, I will be ashamedof you." If you are not ashamed, please send this message...

"Yes, I love Allah. Allah is my fountain of Life andMy Savior. Allah keeps me going day and night. Without Allah, I am no one. But with Allah, I can do everything. Allah is my strength."

Hamba Allah,Allahu Akbar

ADAB MENDENGAR AZAN...

Kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan aktunya yang tidak kita ketahui. Cuba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa.. lidahnya kelu, keras dan hanya mimikmukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'.

Diriwayatkan sebuah hadis yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya." Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilatnya.Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika azan, Allah akan kelukan lidahnya ketikanazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita semasa ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah.." yang mana sesiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dgn izinNya menjanjikan syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidakkelu semasa nyawa kita sedang dicabut. "Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah "Lailahaillallah.." semasa sakaratul maut menghampiri kami. Amin.. amin.. amin Yarobbal a'lamin.."

WASIAT NABI MUHAMMAD S.A.W. kepada SAIDINA ALI R.A.;

Wahai Ali, bagi orang 'ALIM itu ada 3 tanda2nya:1) Jujur dalam berkata-kata.2) Menjauhi segala yg haram.3) Merendahkan diri.

Wahai Ali, bagi orang yg JUJUR itu ada 3 tanda2nya:1) Merahsiakan ibadahnya.2) Merahsiakan sedekahnya.3) Merahsiakan ujian yg menimpanya.

Wahai Ali, bagi org yg TAKWA itu ada 3 tanda2nya:

1) Takut berlaku dusta dan keji.2) Menjauhi kejahatan.3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.

Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda2nya:1) Mengawasi dirinya.2) Menghisab dirinya.3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah s.w.t.

Wang RM50 atau S$50 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu ! kecil bila kita bawa ke supermarket. 45 minit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untukpertandingan bola sepak. Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak ramai yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya. Kita boleh mengirimkan ribuan 'jokes' dan 'surat berantai' melaluie-mail tetapi bila mengirimkan yang berkaitan dengan ibadah seringkali berfikir 2 atau 3 kali.............

 

Hanya Nabi Muhammad pemegang syafaat

04.04.05 (5:19 pm)   [edit]

HANYA Nabi Muhammad SAW diberi keistimewaan mengemukakan syafaat (pertolongan memohon) kepada Allah supaya mahkamah perbicaraan dibuka oleh Allah, sedangkan rasul lain tidak sanggup berbuat demikian.

Kesanggupan dan kejayaan itu kerana Baginda ialah penghulu kepada sekalian anak Adam pada hari kiamat.

Di tangan Rasulullah terletaknya ‘panji-panji kepujian’. Tidak ada seorang nabi pun pada hari itu, daripada Nabi Adam kepada nabi lain, melainkan berada di bawah panji-panji Baginda.

Firman Allah bermaksud: “Semoga tetaplah harapanmu (wahai Muhammad) bahawa Tuhan yang mendidikmu akan mengangkatmu ke satu darjat yang terpuji.†� (Surah al-Isra’, ayat 79)

Darjat itu adalah kesanggupan Baginda dan kejayaannya meringankan keadaan huru-hara Padang Mahsyar dan penderitaan lama menunggu perbicaraan yang dijalankan oleh Tuhan yang Maha Adil.

Bagindalah nabi yang mula-mula mengemukakan syafaat dan yang mula-mula diterima syafaatnya pada hari kiamat. Perkara itu diterangkan oleh Rasulullah dalam hadis berikut:

l Daripada Abu Said al-Khudri, katanya, Rasulullah bersabda bermaksud: “Aku penghulu anak-anak Adam pada hari kiamat; dalam pada itu pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah, di tanganku panji-panji kepujian; pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah, tidak ada seorang nabi pada hari itu – mulai daripada Nabi Adam hingga kepada nabi lain melainkan semuanya di bawah panji-panjiku; dan akulah orang yang mula-mula terbelah bumi untuk bangkit keluar daripadanya, dalam pada itu pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah.†�

Sabda Baginda lagi: “Kemudian manusia gempar dan haru-biru sebanyak tiga kali, lalu mereka pergi menemui Nabi Adam...†�

“Akhirnya, mereka datang menemuiku, lalu aku pun pergi membawa mereka bersama... kemudian aku terus membenamkan mukaku lalu sujud, maka Allah memberi ilham kepadaku untuk memujinya dengan satu cara ucapan puji-pujian.

“Setelah itu dikatakan kepadaku: Angkatlah kepalamu dan mintalah supaya engkau diberi hajatmu dan kemukakanlah syafaat supaya dikabulkan syafaatmu dan katakanlah apa saja supaya diperkenan kata-katamu.†�

Kemudian Rasulullah menerangkan: “Dan itulah dia pangkat Al-Maqam-Al-Mahmud yang Allah menyatakan dengan firman-Nya “Semoga tetaplah harapanmu (wahai Muhammad) bahawa Tuhan yang mendidikmu akan mengangkamu ke satu darjat yang terpuji).†(Hadis riwayat at-Tirmizi)�

l Daripada Ibn Abbas, bahawa Nabi Muhammad bersabda: “...Ketahuilah! aku adalah kekasih Allah, dalam pada itu pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah; dan aku pembawa panji-panji kepujian pada hari kiamat, dalam pada itu, pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah; dan akulah orang yang mula-mula mengemukakan syafaat, juga yang mula-mula dikabulkan syafaatnya pada hari kiamat, dalam pada itu pengakuanku ini bukan untuk bermegah-megah...†(Hadis �riwayat at-Tirmizi)

Nabi Muhammad menerangkan dalam hadis di atas bahawa ketika manusia menderita kedahsyatan huru-hara hari kiamat, mereka mendapatkan bapa manusia, Nabi Adam lalu memohon kepadanya supaya menggunakan pengaruhnya melepaskan mereka daripada penderitaan itu. Nabi Adam menyatakan bahawa Baginda tidak sanggup berbuat demikian.

Mereka kemudian memohon pula pertolongan nabi lain yang juga tidak sanggup menolong mereka.

Akhirnya, mereka memohon kepada Nabi Muhammad. Lalu, Baginda mengemukakan syafaat, yang dengan sebabnya, Allah menjalankan perbicaraan menghakimi manusia.

Maka, pada waktu itu Allah mengangkat Nabi Muhammad ke darjat yang disebut dengan nama ‘Maqam Mahmud’ iaitu darjat kebesaran yang dipuji oleh semua makhluk yang ada di Padang Mahsyar.

l Daripada Ibn Umar, katanya: “Aku ada mendengar Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya matahari akan dekat ke atas kepala manusia hingga air peluh sampai ke paras separuh telinga, maka dalam masa mereka berkeadaan demikian, mereka meminta pertolongan Nabi Adam, lalu Baginda menolak dengan berkata: ‘Aku bukanlah orang untuk itu.’

“Kemudian, mereka meminta pertolongan Nabi Musa, maka Baginda juga menjawab demikian.

“Mereka kemudian meminta pertolongan Nabi Muhammad, lalu Baginda mengemukakan syafaatnya. Selepas itu, Allah membuka perbicaraan untuk menghakimi khalayak yang ramai itu... Maka, pada waktu itulah Allah mengangkatnya (Muhammad) ke martabat Maqam Mahmud yang dipuji oleh semua makhluk yang ada di padang Mahsyar.†(Hadis riwayat Bukhari, Ibn Jarir dan Ibn �Marduwaih) – Petikan Mastika Hadis, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

 

Enggan berselawat sifat insan kedekut

04.04.05 (4:20 pm)   [edit]

ULAMA sepakat menetapkan bahawa hukum berselawat kepada Nabi Muhammad saw adalah wajib. Bagaimanapun, mereka tidak sekata waktu wajib berselawat dan berapakah kadar bilangan selawat.

Antara perselisihan waktu berselawat di kalangan ulama itu adalah:

* Wajib berselawat ketika mengerjakan sembahyang.

* Wajib berselawat ketika membaca Tasyahud (Tahyyat).

* Wajib berselawat ketika membaca Tasyahud akhir selepas membaca dua kalimah syahadah.

Dalam seumur hidup cukuplah satu kali berselawat untuk menunaikan hukum wajibnya. Selebih daripada itu hukumnya adalah amalan sunat yang amat digalakkan Islam.

Wajib berselawat pada tiap-tiap kali menyebut, menulis atau mendengar nama Nabi Muhammad saw atau ganti namanya atau pun pangkat kenabian juga pangkat kerasulan Baginda.

Itu adalah pendapat sebahagian besar penyokong Mazhab Maliki, Hanafi, Syafie dan Hambali.

Mereka berpendapat, sesiapa yang tidak berselawat pada masa-masa disebutkan itu, maka dia dikira melakukan dosa besar.

Mereka berhujah bahawa Rasulullah saw memberi amaran kepada sesiapa yang tidak berselawat kepada Baginda.

Diriwayatkan dalam hadis itu, apabila disebutkan nama Baginda, maka sesiapa yang tidak berselawat adalah orang yang paling kedekut. Manusia jenis ini juga akan mendapat kehinaan yang memalukan.

Dia juga termasuk kalangan yang beroleh kesusahan, dijauhkan daripada rahmat Allah dan ahli neraka.

Hadis ini berdasarkan beberapa riwayat daripada Abu Zar al-Ghifari, Abu Hurairah. Begitu juga diterangkan melalui riwayat at-Tabari dan Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad.

Masa yang dituntut berselawat.

Rasulullah sentiasa mahukan umatnya memperoleh kebaikan termasuk melalui faedah berselawat kepada Baginda.

Oleh itu, banyak hadis yang menggalakkan umat Islam meluangkan seberapa banyak masa untuk berselawat.

Antaranya digalakkan berselawat setiap malam Jumaat dan sepanjang hari itu. Hal ini kerana, Jumaat adalah hari raya kebesaran bagi umat Islam.

Berkenaan dengan waktu paling afdal berselawat, ulama menjelaskan beberapa hari dituntut melakukan ibadat itu antaranya:

* Selepas selesai menjawab azan dan sebelum membaca doa azan.

* Ketika berada di mana-mana tempat perhimpunan yang baik dan pada masa meninggalkan tempat itu.

*l Ketika berdoa iaitu pada permulaannya, pertengahannya dan pada penghabisannya. Malah, ada hadis yang menyatakan bahawa doa tidak diangkat ke langit selagi yang berdoa itu tidak berselawat kepada Nabi Muhammad saw.

* l Sebaik selesai mengambil wuduk iaitu antara tasyahudnya dan membaca doa.

* Ketika masuk ke masjid dan ketika keluar darinya. Selepas berselawat elok ditambah dengan berdoa (sewaktu masuk): “Ya Allah, ampunkan dosaku dan bukakan kepadaku pintu-pintu hikmatmu.†Apabila keluar dengan doa: “Ya �Allah, ampunkan dosaku dan bukakan kepadaku pintu-pintu kelebihanmu.†�

* Ketika telinga berdesing iaitu dengan berkata: “Nabi Muhammad saw ialah pesuruh Allah, Allah berselawat dan mengucapkan salam ke atas Baginda. Sesungguhnya akan diingati Allah sesiapa yang sentiasa mengingati-Nya dengan kebaikan.†�

* Ketika seseorang lupa terhadap sesuatu perkara. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud: “Sesiapa yang berbuat demikian diberikannya kemudahan mengingati perkara itu insya-Allah.†�

Selain berselawat dengan menyebut perkataan ‘selawat’ seperti yang disebut ketika tahiyyat dalam solat, disunatkan juga berselawat menggunakan kata-kata yang paling beradab sopan.

Maknanya dengan berselawat dapat menzahirkan kesempurnaan sifat kemuliaan Nabi Muhammad SAW dan keagungan darjat kehormatan serta kebaikan jasa dan budi Rasulullah saw.

Bagaimanapun, sebaik-baiknya, berselawat dengan mana-mana satu cara seperti diterangkan dalam hadis dan disepakati oleh ulama.

Paling afdal, setiap umat Islam wajar berselawat seperti seseorang berselawat ketika tahiyyat dalam solat.

– Petikan Mastika Hadis, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

 

Fadilat beri salam

04.04.05 (4:15 pm)   [edit]

Assalammualaikum....wbt..

UCAPAN salam yang dibiasakan dalam masyarakat Islam hanya mempunyai satu bentuk dan mesti menjadi amalan kepada setiap Muslim. Memberi salam sunat hukumnya, tetapi fadilatnya besar sehingga sesiapa yang mendengar, wajib untuk menjawabnya.

Ucapan salam itu adalah, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh†�(salam sejahtera, rahmat Allah dan berkat-Nya ke atas kamu). Orang yang membalasnya (menjawabnya): “Waalaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh†(dan ke atasmu salam, rahmat Allah dan berkat-Nya).�

Bentuk ucapan salam yang indah ini tidak boleh disamakan atau ditukar ganti dengan ungkapan lain seperti “selamat pagiâ€, “selamat petang†atau � �“good morningâ€. Hal ini kerana, ucapan salam memberikan pahala kepada �sesiapa yang mengucapkannya, sedangkan ucapan selainnya, sekadar pada bibir dan tidak lebih daripada itu.

Salam mengandungi pengertian yang disukai dan paling dicintai oleh manusia pada segala tempat dan zaman. Salam yang diucapkan itu juga mempunyai kaedahnya. Oleh itu, kita hendaklah mengucapkannya dengan baik dan bersopan.

Kaedah itu disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda bermaksud:

“Orang yang berkenderaan mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki dan yang berjalan kepada orang yang duduk dan yang sedikit mengucapkan kepada yang ramai.†(Muttafaq alaih)�

Memberi salam juga boleh diucapkan kepada sesiapa saja sama ada kepada lelaki atau wanita. Dalam satu hadis riwayat Muslim daripada Asma’ Yazid, katanya: “Bahawa Rasulullah melalui masjid pada suatu hari yang mana pada waktu itu ada sekumpulan wanita sedang duduk. Maka Rasulullah mengisyaratkan tangan Baginda sambil mengucapkan salam kepada mereka.†(Hadis riwayat at-Tirmizi)�

Ucapan salam yang mulia ini juga amat digalakkan untuk dibiasakan terhadap anak-anak kecil supaya mereka dilatih dari kecil untuk sentiasa mengucapkan salam.

Dalam satu riwayat daripada Anas: “Bahawa dia (Anas) melalui (sekumpulan) anak-anak kecil lalu dia mengucapkan salam kepada mereka dan berkata: Adalah Rasulullah telah melakukannya (mengucapkan salam kepada anak-anak).†�(Muttafaq alaih)

Kita disuruh supaya mengucapkan salam dengan lemah-lembut, tenang dan suara tidak terlalu kuat.

Salam turut diucapkan ketika memasuki atau keluar sesuatu majlis. Rasulullah bersabda maksudnya: “Apabila seseorang daripada kamu tiba dalam majlis, hendaklah dia mengucapkan salam dan apabila bangun daripadanya hendaklah juga mengucapkan salam kerana tidaklah salam yang pertama itu lebih utama daripada salam kedua.†(Hadis riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi)�

Sudah tiba masanya ucapan salam diberi keutamaan daripada ucapan lain dalam sebarang kegiatan harian umat Islam.

sumber ~~ berita harian online ~~

 

Muchlis laung azan sewaktu gempa bumi

04.03.05 (6:02 pm)   [edit]

GUNUNG SITOLI (PULAU NIAS) 3 April - ``Saya ketika itu sedang berehat bersama-sama isteri dan sudah mahu masuk tidur, tiba-tiba semuanya bergegar dan kami saling berpelukan kerana ketakutan.

``Lepas itu saya terdengar tiga dentuman besar, lantas dengan segera saya menarik tangan isteri dan kami cuba berlari sekuat mungkin ke arah bukit kerana risau kemungkinan datang ombak besar (tsunami),'' kata Muchlis.

Pengusaha kedai kasut itu berkata, dia kemudiannya berulang-kali melaungkan azan sekuat hatinya, tidak sampai seminit selepas itu gegaran pun hilang dan keadaan tiba-tiba menjadi sunyi sepi.

Dia yang juga seorang ahli jawatankuasa Masjid Al-Furqan di sini, kemudian berlari semula ke rumahnya dan ketika itulah dia melihat kemusnahan paling teruk yang pernah disaksikan sepanjang hidupnya.

``Rumah dan kedai tiga tingkat kami runtuh, begitu juga keadaan sekeliling, semuanya rata, yang kedengaran hanyalah suara pekikan jiran-jiran yang menjerit kesakitan.

``Sayu rasanya hati ketika itu kerana tidak banyak yang dapat dilakukan selain melihat kematian demi kematian di depan mata,'' katanya dengan linangan air mata.

Sementara itu anak perempuannya, Lesmiyanti, menyifatkan kejadian tersebut sebagai sesuatu yang tidak dapat dilupakannya apatah lagi bila mengenangkan nasib kedua ibu bapanya itu di kampung.

Dia yang sedang menuntut di Universiti Padjajaran, Jakarta dalam jurusan Sarjana Teknologi Maklumat hanya mampu menitiskan air mata dan berdoa sepanjang masa dengan harapan tiada anggota keluarganya yang menjadi mangsa.

Semua kegusaran itu lenyap apabila Lesmiyanti akhirnya dapat menghubungi bapanya di Pulau Nias. - Utusan

 

Syeikh Abdul Wahhab Rokan - Mursyid tarekat yang berwibawa

04.03.05 (5:53 pm)   [edit]

Oleh WAN MOHD. SHAGHIR ABDULLAH

BABUSSALAM, Langkat, Sumatera Timur adalah merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang terbesar di Sumatera sesudah aktiviti Syeikh Ismail bin Abdullah al- Minankabawi. Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Babussalam tersebut pada satu ketika sangat terkenal hingga ke Semenanjung Tanah Melayu terutama Johor dan Singapura. Namanya ketika kecil ``Abul Qasim'', digelar juga dengan ``Faqih Muhammad''. Nama lengkap Syeikh Abdul Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai. Lahir 10 Rabiulakhir 1242 H/11 November 1826 M). Wafat di Babussalam, Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/26 Disember 1926 M. Moyangnya Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai adalah seorang ulama besar dan golongan raja-raja yang sangat berpengaruh pada zamannya.

PENDIDIKAN

Selain pendidikan dari lingkungan keluarga sendiri Abdul Wahhab belajar kepada Tuan Guru Haji Abdul Halim di Tembusai. Dalam 1846 M - 1848 M Abdul Wahhab merantau ke Semenanjung, pernah tinggal di Johor dan Melaka. Dalam tempoh lebih kurang dua tahun itu digunakannya kesempatan mengajar dan belajar. Di antara gurunya ketika berada di Malaya (Malaysia Barat) ialah Tuan Guru Syeikh Muhammad Yusuf seorang ulama yang berasal dari Minangkabau. Masih dalam tahun 1848 itu juga Abdul Wahhab meneruskan pengembaraannya menuju ke Mekah dan belajar di sana hingga tahun 1854 M. Di antara gurunya sewaktu di Mekah ialah Syeikh Muhammad Yunus bin Syeikh Abdur Rahman Batu Bara, Asahan, dan lain-lain. Pelajaran tasawuf khusus mengenai Thariqat Naqsyabandiyah Abdul Wahhab dididik oleh seorang ulama besar yang cukup terkenal, beliau ialah Syeikh Sulaiman Zuhdi di Jabal Abi Qubis, Mekah.

PULANG DAN AKTIVITI

Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan pulang ke tanah air dalam tahun 1854 M dan dalam tahun itu juga mengajar di Tanjung Mesjid, daerah Kubu Bagan Siapi-api, Riau. Dalam tahun 1856 M beliau juga mengajar di Sungai Mesjid, daerah Dumai, Riau. Selanjutnya mengajar di Kualuh, wilayah Labuhan Batu tahun 1860 M. Mengajar di Tanjung Pura, Langkat tahun 1865 M. Mengajar di Gebang tahun 1882 M, dan dalam tahun itu juga berpindah ke Babussalam, Padang Tualang, Langkat. Di Babussalamlah dijadikan sebagai pusat seluruh aktiviti, sebagai pusat tarbiyah zhahiriyah, tarbiyah ruhaniyah dan dakwah membina umat semata-mata mengabdi kepada Allah s.w.t.

Sungguh pun demikian Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan tidak mengabaikan perjuangan duniawi kerana beliau bersama-sama dengan Sultan Zainal Abidin, Sultan Kerajaan Rokan dan Haji Abdul Muthallib, Mufti Kerajaan Rokan pernah mengasaskan ``Persatuan Rokan''. ``Persatuan Rokan'' bertujuan secara umumnya adalah untuk kemaslahatan dan kebajikan Rokan. Walau bagaimana pun

tujuan utamanya adalah perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan Kerajaan Rokan dari penjajahan Belanda. Pembahagian kerja ``Persatuan Rokan'' ialah Sultan Zainal Abidin sebagai pelaksana segala urusan luar negeri. Haji Abdul Muthallib menjalankan pekerjaan-pekerjaan dalam negeri dan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab sebagai menerapkan pendidikan memberi semangat pada masyarakat.

PERKAMPUNGAN BABUSSALAM

Dalam tarikh 12 Syawal 1300 H/12 Ogos 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan bersama 160 orang pengikutnya dengan menggunakan 13 buah perahu memudiki Sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang-undang atau peraturannya tersendiri yang dinamakan Babussalam. Pendidikan mengenai keislaman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjemaah tidak sekali-kali diabaikan. Tilawah al-Quran, selawat, zikir, terutama zikir menurut kaedah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan lain-lain sejenisnya semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan ``Syeikh Mursyid'' dan ``khalifah-khalifah''nya. ``Syeikh Mursyid'' adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan sendiri. ``Khalifah'' ada beberapa orang, pada satu ketika di antara ``khalifah'' terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani.

Pada tahun 1342 H/1923 M Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan ``Bintang Emas'' untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan. Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu, ``Adalah Tuan Syeikh seorang yang banyak jasa mengajar agama Islam dan mempunyai murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah ``Bintang Emas'' kepada Tuan Syeikh. Seorang sufi sebagai Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahawa bisa saja ada maksud-maksud tertentu daripada pihak penjajah Belanda untuk memperalatkan beliau untuk kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu. Oleh itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan berkata ketika itu juga, ``Jika saya dipandang seorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan (amanah) saya kepada Raja Belanda supaya ia masuk Islam.''

KARYA

Tidak banyak diketahui hasil penulisan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan. Setakat ini yang dapat dikesan ialah:

1. Munajat, merupakan kumpulan puji-pujian dan pelbagai doa.

2. Syair Burung Garuda, merupakan pendidikan dan bimbingan remaja .

3. Wasiat, merupakan pelajaran adab murid terhadap guru, akhlak, dan 41 jenis

wasiat.

Petikan 41 wasiat yang dimaksudkan beliau antaranya; Wasiat yang pertama, ``Hendaklah kamu sekalian masyghul dengan menuntut ilmu Quran dan kitab kepada guru-guru yang mursyid. Dan hinakan diri kamu kepada guru kamu dan perbuat apa-apa yang disuruhnya. Jangan bertangguh. Dan banyak-banyak bersedekah kepadanya. Dan seolah-olah diri kamu itu hambanya. Dan jika sudah dapat ilmu itu maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucu, kemudian kepada orang lain. Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan cucu kamu. Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi minta upah dan gaji itu kepada Tuhan Esa lagi Kaya Murah, iaitu Allah Ta'ala.''

Wasiat yang kedua, ``Apabila kamu sudah baligh hendaklah menerima Thariqat Syaziliyah atau Thariqat Naqsyabandiyah supaya sejalan kamu dengan aku. ``Wasiat yang kedua ini jelas bahawa Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan sangat menekankan amalan tarekat. Mengenai ini juga ada hujah-hujah yang kuat di kalangan penganut-penganut sufi, walau pun ada golongan yang tidak sependapat dengan yang demikian itu. Pada pandangan saya mempertikaikannya adalah merupakan pekerjaan yang sia-sia, kerana bermujadalah adalah termasuk salah satu sifat mazmumah (dicela) oleh syarak Islam.

Wasiat yang ketiga, ``Jangan kamu berniaga - maksudnya jika terdapat penipuan atau pun riba. Jika hendak mencari nafkah hendaklah dengan tulang empat kerat seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil (orang yang bekerja, pen:). Dan di dalam mencari nafkah itu hendaklah bersedekah tiap-tiap hari supaya segera dapat nafkah. Dan jika dapat ringgit sepuluh, maka hendaklah sedekahkan satu dan taruh sembilan. Dan jika dapat dua puluh, sedekahkan dua. Dan jika dapat seratus, sedekahkan sepuluh dan taruh sembilan puluh. Dan apabila cukup nafkah kira-kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira-kira empat puluh hari maka boleh mencari.''

Wasiat yang keempat, ``Maka hendaklah kamu berbanyak-banyak sedekah sebilang hari istimewa pada malam Jumaat dan harinya. Dan sekurang-kurang sedekah itu empat puluh duit pada tiap-tiap hari. Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap-tiap tahun.''

Wasiat yang kelima, ``Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang fasik. Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil. Tetapi bersahabatlah kamu dengan orang

alim-alim dan ulama-ulama dan salih-salih.''

* Wasiat yang keenam, ``Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya seperti hendak menjadi kadi, imam dan lain-lainnya istimewa pula hendak jadi penghulu-penghulu dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak-banyak. Dan jangan dibanyakkan memakai pakaian yang halus.''

Wasiat yang ketujuh, ``Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat, dan kebal dan pemanis serta lainnya kerana sekalian ilmu telah ada di dalam al-Quran dan kitab.''

Wasiat yang kelapan, ``Hendaklah kamu kuat menghinakan diri kepada orang Islam, dan jangan dengki khianat kepada mereka itu. Dan jangan diambil harta mereka itu melainkan dengan izin syarak.''

Demikianlah 8 wasiat yang dipetik dari 41 wasiat Syeikh Abdul Wahhab Rokan, semuanya masih perlu perbahasan atau pentafsiran yang panjang. Kerana jika tidak ditafsirkan kemungkinan orang-orang yang berada di luar lingkungan sufi akan beranggapan bahawa wasiat beliau itu sebagai penghalang terhadap kemajuan dunia moden. Sebelum anda sempat mengikuti pentafsirannya, saya berpendapat bahawa jalan menuju takwa kepada Allah sekali-kali adalah tidak menghalang kemajuan dunia moden jika kemajuan itu tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

MURID

Murid Syeikh Abdul Wahhab Rokan sangat ramai: Di antara muridnya yang dianggap mursyid dan khalifah dan yang sangat giat menyebarkan Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Batu Pahat, Johor ialah Syeikh Umar bin Haji Muhammad al-Khalidi. Muridnya yang lain ialah Syeikh Muhammad Nur Sumatera. Murid Syeikh Muhammad Nur Sumatera ialah Haji Yahya Laksamana al-Khalidi an-Naqsyabandi, Rambah, Sumatera. Beliau ini adalah penyusun buku berjudul Risalah

Thariqat Naqsyabandiyah Jalan Ma'rifah, cetakan pertama tahun 1976 di Malaysia, diterbitkan oleh pengarangnya sendiri.

Adab Pergaulan Muslim Dengan Non Muslim Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan pernah lepas dari kebutuhan mereka untuk bersosialisasi dengan manusia lainnya. Pernah salah seorang sahabat baik saya yang non muslim bertanya, bagaimana tata cara pergaulan orang muslim dengan non muslim?

Islam tidak melarang umatnya bergaul dengan kaum non muslim.Hanya saja, dalam pergaulan Islam telah memberikan adab-adabnya baik dengan sesama muslim dan adab dengan non muslim. Untuk kali ini, akan Mia bahas tata cara pergaulan dg non muslim, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

1. Dibolehkan melakukan kerjasama dlm hal hablum minannas (antar manusia dg manusia) spt perdagangan, pendidikan umum, pekerjaan, memberantas kebatilan, menolong orang yang dizhalimi, memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan, menjaga keamanan lingkungan, memperoleh barang bukti dan memberantas penyakit-penyakit menular, dan lain-lainnya. Tapi tdk boleh kerjasama dlm hal agama. spt ikut perayaan suatu agama, atau melakukan ibadah bersama. Ibadah bersama yang tidak dibolehkan ini tentu saja dlm konteks ibadah manusia ke tuhan spt sholat atau misa. Tapi ibadah antar manusia spt saling memberikan hadiah/sedekah, senyum, mengucapkan salam, berbuat baik dll dibolehkan

Makanya dlm ibadah yang menyangkut perayaan hari besar agama ttu, ada ulama berpendapat, tdk boleh mengucapkan selamat kpd non muslim saat perayaan agamanya. Tapi kalau untuk perayaan umum seperti kelahiran, naik jabatan, ulang tahun dan hal2 umum lainnya maka dibolehkan. Krn, perayaan agama spt hari besar agama lain, itu udah dlm ranah aqidah. Tapi ada ulama lain yang berpendapat, boleh

mengucapkan selamat tetapi tdk boleh mengikuti perayaannya. Toleransi ummat islam utk non islam yg sdg merayakan hari besarnya adalah dg tdk mengganggu, menghalang2i dan tdk ikut campur dlm perayaan tsb.

Ini didasarkan surat al-kafirun:1. Qul yaa ayyuhal kaafiruun.Katakanlah: Hai orang-orang kafir,2. Laa a'budu maa ta'buduun.aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.3. Wa laa antum 'abiduuna maa a'bud.Dan kamu tdk pula menyembah apa yang aku sembah,4. Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum.dan aku bukan menyembah apa yang kamu sembah,5. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud.Dan kamu tdk pula menyembah apa yang aku sembah6. Lakum diinukum wa liya diin.Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku.

Makanya letak toleransi ummat muslim kepada non muslim dalam urusan agama adalah "Bagimu agamamu, bagiku agamaku".

2. Berlaku adil kepada mereka. Allah mewajibkan ummat muslim menegakkan keadilan, baik ke sesama muslim maupun ke non muslim yang berbuat baik. Dan juga berbuat baik dengan bantuan finansial, memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka dalam perkara-perkara yang mubah (boleh), berlemah-lembut dalam tutur kata, membalas ucapan selamat mereka (yang tidak terkait dengan akidah, seperti selamat belajar, selamat menikmati hidangan dll)

Hal ini berdasarkan surat Al-Mumtahanah 60. “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Surat Al Maidah ayat 8.“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan.” 

 3. Berbuat baik dan berkata baik kpd non muslim, dan jikapun berdebat, berdebat dg baik, tidak mencaci dan hal2 buruk lainnya

Surat Al Ankabut 46“Janganlah engkau berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang terbaik, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka.”

 Surat An-Nahl: 125.

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."

4. Seorang muslim tidak boleh bersikap zhalim terhadap non muslim. Sehingga tidak boleh menganiaya mereka, tidak boleh berkhianat atau memanipulasi, membunuh atau melakukan perbuatan merusak lainnya, menakut-nakuti (menteror) mereka, menggertak (mengintimidasi) mereka, mencuri harta mereka, mencopetnya, tidak boleh bersikap curang terhadap hak mereka, atau mengkhianati amanah mereka, tidak boleh tidak membayar upah mereka, membayar kepada mereka harga barang jualan mereka kalau kita membelinya dari mereka, dan membagi keuntungan dalam usaha patungan dengan mereka

Asy-Syuraa ayat 15“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)”

5. Tidak boleh memerangi atau mendzalimi (menyakiti) non muslim yang tdk memerangi islam atau ummat muslim. Org muslim di larang memerangi non muslim terlebih dahulu, hanya boleh membalas jika keselamatan mereka terancam atau diusir dr negerinya atau perang karena membela diri.

 Surat Al-Hajj ayat 39-40.  "Telah diijinkan berperang bagi orang orang yang diperangi, karena mereka telah

di aniaya, dan sesungguhnya Allah, benar benar Maha Kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, tak lain karena perkataan mereka, “Tuhan kami hanyalah Allah”' 

  Surat Al-Baqarah 190“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” 

jika mereka yg awalnya memerangi muslim lalu meminta perdamaian, maka permintaan itu harus dipenuhi. karena Allah tidak menyukai org yg melampaui batas (yang tidak memberikan kebaikan/perdamaian kepada yang menginginkan kebaikan/perdamaian tsb).

Surat Al Baqarah 92

 "Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Surat Al Baqarah 93".... Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim."

6. Didalam islam, ucapan salam adalah sebuah doa atau ucapan baik atau sebagai sutau bentuk penghargaan yang diberikan oleh orang lain terhadap kita. Jadi, jika ada yang mengucapkan salam yang baik, maka balaslah pula dengan kebaikan.

"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An Nisaa' : 86).

 Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari Ahlul kitab mengucapkan salam pada kalian, maka balaslah: Wa ‘alaikum.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

7.  Tidak boleh memaksakan agama kepada mereka.

Al Baqarah ayat 2

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..." 

Al-Kafiruun ayat 6"Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku."

8. Selain itu juga tidak boleh memaksakan hukum fiqih islam kepada non muslim. Kaum muslimin harus meyakini bahwa ada perbedaan antara muslim dengan non muslim dalam beberapa ketentuan hukum, seperti warisan, pernikahan, perwalian dalam nikah, memasuki kota Mekkah dan lain-lain, dan tidak memaksakan hukum fiqih islam untuk kaum non muslim. Dan untuk menetapkan suatu perkara, dikembalikan kepada aturan masing2 kitab.  

Surat Al-Maidah 48

Dan (lalu) Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu"

Surat al Hajj 67-69

"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan." Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya."

Surat Al-Hajj ini juga berlaku untuk sesama kaum muslim yang selalu berbantah-bantahan terhadap madzhab nya 

9. Bagaimana jika salah satu kerabatnya adalah non muslim? Seperti anak yang mempunyai orangtua yang non muslim atau sebaliknya, atau saudara yang mempunyai saudara lainnya yang non muslim?

Ibnul Qayyim mengatakan, “Allah mencela orang-orang yang memutuskan tali silaturahim dengan ibunya. Allah justru mewajibkan untuk menunaikan haknya meskipun ia seorang wanita kafir.

Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 1”…dan (peliharalah) hubungan silaturrahim…”

Rasulullah bersabda:  “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” (HR. al-Imam Bukhari no. 5984, “Kitabul Adab”, Muslim no. 2556, “Kitab al-Bir wa ash-Shilah”)

An-Nisa ayat 36 "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

4.Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam

Filed under: Agama Islam — 1 Komentar Desember 9, 2010

9 Desember 2010

Sumber: http://assyafieq.blogspot.com

Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

1. Menutup Aurat

Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.

Aurot bagi-bagi yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurot bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

Di samping aurot, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.

2. Menjauhi perbuatan zina

Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:

Artinya :    “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”

Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :

a.     Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.

b.    Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.

Tata Cara Pergaulan Remaja

Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :

a. Mengucapkan Salam

Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.

b. Meminta Izin

Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu

c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.

d. Bersikap santun dan tidak sombong

Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.

e. Berbicara dengan perkataan yang sopan

Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar dan tidak bual.

f. Tidak boleh saling menghina

Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.

g. Tak boleh saling membenci dan iri hati

Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.

h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat remaja harus membagi waktunya dengan subjektif dan efisien, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.

i. Mengajak untuk berbuat kebaikan

Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.

Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan teman-temannya.

About these ads

Jika seorang ditanya: buktikan bahwa islam itu benar ! Bagaimana kita menjawabnya?

Bagi orang yang sejak lahir dalam lingkungan islam, mungkin sudah yakin akan kebenaran islam tetapi bagi orang yang sejak lahir dididik dengan ajaran selain islam dan belum memahami islam yang benar tentu belum yakin akan kebenaran islam apalagi jika islam yang dilihatnya adalah yang sudah menyimpang dari awalnya. Ada orang yang hanya butuh satu bukti untuk meyakini kebenaran islam, ada orang yang butuh banyak bukti, ada yang telah ditunjukkan hampir semua bukti namun tidak mau mengikuti, tergantung ketulusannya dalam menerima petunjuk kebenaran.

Ada orang yang masuk islam karena melihat kejelasan konsep ketuhanan dalam islam. Ada yang masuk islam karena melihat salah satu mukjizat sains dari Al-Qur`an. Ada yang masuk islam karena melihat keindahan salah satu ajaran islam. Ada yang masuk islam karena melihat keseluruhan ajaran islam yang indah dan sempurna.

Beberapa garis besar:1. Sesuai fitrah manusia/ alami. Mengajarkan kebenaran dan kebaikan yang lengkap, sempurna, menyeluruh dan indah. Melarang segala kejahatan.2. Al Quran sebagai mukjizat: 1) Keindahan sastranya. 2) Isinya yang tidak saling bertentangan. 3) Kebenaran berita-berita yang dikabarkannya. 4) Mukjizat sains bagi kita yang hidup di zaman sains. 5) Banyaknya para penghafal Al Quran hingga sekarang.3. Terjaganya keotentikannya. Jika kita ingin menelusuri keotentikan ajaran islam hingga kita benar-benar yakin bahwa itu adalah islam yang diajarkan dan dipraktekkan oleh nabi, niscaya kita dapat melakukannya.

Point pertama belum tentu kita lihat jika mengacu pada islam yang dipraktekkan beberapa banyak umat islam pada zaman ini tetapi kita harus mengacu pada islam yang asli, yang belum dirubah-rubah, belum ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi.

Jika kita telah memahami ajaran islam yang asli niscaya kita akan memahami point pertama di atas, tentunya dengan bimbingan para ulama yang konsisten dalam menjaga keaslian ajaran islam.

Beberapa point di atas hanya beberapa garis besarnya, sedangkan untuk menjelaskan secara lengkap akan sangat panjang sebagaimana menjelaskan keseluruhan ajaran islam yang murni dan menjelaskan kesalahan ajaran menyimpang yang mengatasnamakan islam. Namun akan kita coba membahasnya secara ringkas.

Pertama, Islam adalah ajaran yang sesuai fitrah atau alami, akan dapat kita lihat jika kita mempelajari ajaran islam yang asli, islam melindungi agama yang benar, melindungi jiwa/ nyawa, melindungi harta, dan melindungi kehormatan. Islam telah

menjelaskan segala aspek kebenaran dan kebaikan yang akan mengantarkan pada kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat, dan juga telah menjelaskan bahaya segala aspek kesalahan dan kejahatan yang membuat kesengsaraan dunia dan akhirat.

Sebagai contoh adalah tauhid, perintah terbesar dalam islam dan tidak ada agama lain yang mengajarkan tauhid. Tauhid adalah menunggalkan Allah dalam hal ibadah, yakni kita beribadah atau menyembah hanya kepada Allah saja.

Tauhid melindungi agama karena hanya Allah-lah Tuhan yang sebenarnya. Hanya Allah yang memberi manfaat, rizqi, dan pertolongan dari kesusahan. Maka jika manusia menyembah selain Allah yakni makhluk, rusaklah agama karena manusia menyembah yang bukan Tuhan dan manusia akan disusahkan dengan ajaran agama palsu buatan tokoh yang mengaku sebagai penyampai pesan dari makhluk yang disembah tersebut dan tentunya ajaran agama palsu itu akan banyak kesalahan dan pertentangan di dalamnya.

Sedangkan tauhid akan membuat kita menjadi tenang karena kita meyakini bahwa hanya Allah Yang Maha Kuasa dan hanya Allah Yang berhak diibadahi / disembah maka jika kita taat pada Allah, Dia akan memberi kita ketenangan, kebahagiaan, perlindungan dan pertolongan sehingga tidak akan ada yang dapat menyusahkan kita.

Kita tidak perlu menyembah selain Allah, tidak perlu mentaati syariat / ajaran selain agama Allah, tidak perlu takut kepada selain Allah, tidak perlu khawatir atau bergantung pada selain Allah, tidak perlu mengikuti tokoh-tokoh pembawa ajaran agama palsu atau agama yang telah dirubah.

Dengan tauhid kita akan menjadi tenang dalam kondisi dunia bagaimanapun jika kita taat pada Allah, kita berdo’a kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya atas dosa-dosa kita, kita yakin bahwa segala yang menimpa diri kita adalah dalam kendali Allah. Kita yakin jika kita benar-benar taat pada-Nya Allah akan ridho (rela) pada kita dan akan menolong kita karena Dia Maha Kuasa maka tidak ada yang dapat menyusahkan kita jika Dia telah menolong kita.

Lihatlah bagaimana nabi mengajarkan tauhid sejak dini dalam terjemah hadits:

Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata :

Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda :

Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah ), niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu ).

Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.

Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ) .

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan :Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah.

Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).—

Pilar-pilar ajaran islam terangkum dalam rukun islam, iman dan ihsan sebagaimana terdapat dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits.

“ Islam adalah kita bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, kita mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke baitullah jika mampu “,

Iman adalah “kita beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “

dan Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, jika tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kita”.

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits tersebut:1. Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan (baik) kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.2. Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.3. Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih

terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.

Tentang ajaran islam yang lain baik dari rukun islam, iman, ihsan dan ajaran yang lain telah banyak yang menerangkan hikmahnya dan mungkin akan kita bahas pada kesempatan lain. Jika kita pelajari ajaran islam, kita akan melihat bahwa islam melindungi agama yang benar, melindungi jiwa/ nyawa, melindungi harta, dan melindungi kehormatan.

Yang jelas seluruh ajaran islam yang asli akan sesuai dengan fitrah / alami, berisi kebaikan untuk seluruh alam. Islam mengajarkan bahwa Allah mewajibkan kita untuk berbuat baik atas segala sesuatu.

Kedua, Al Quran sebagai mukjizat: 1) Keindahan sastranya. 2) Isinya yang tidak saling bertentangan. 3) Kebenaran berita-berita yang dikabarkannya. 4) Mukjizat sains bagi kita yang hidup di zaman sains. 5) Banyaknya para penghafal Al Quran hingga sekarang.

Mukjizat adalah kekuatan, keajaiban yang diberikan Allah kepada nabi dan utusan-Nya untuk mengalahkan keunggulan atau kelebihan yang terdapat pada kaum dimana nabi tersebut diutus. Contohnya nabi Musa –alaihissalam-, ketika keunggulan kaum beliau adalah sihir maka nabi Musa diberi mukjizat yang dapat mengalahkan sihir tersebut maka para tukang sihir segera beriman dan bersujud ketika mengetahui bahwa yang dibawa nabi Musa adalah mukjizat bukan sihir.Begitu pula nabi Isa –alaihissalam-, kaum beliau sedang kagum dengan dunia pengobatan, maka beliau diberi mukjizat yang dapat mengalahkan kemampuan pengobatan mereka bahkan dengan izin Allah orang mati pun dapat hidup lagi melalui beliau.

Keunggulan bangsa Arab saat nabi Muhammad – shollallohu ‘alaihi wa sallam- diutus adalah sya’ir atau sastra bahasa Arab. Mereka saling membanggakan dan melombakan sya’ir, yang dijadikan pemimpin suku-suku mereka adalah yang paling banyak hafalan sya’irnya. Maka salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah pada nabi adalah Al-Qur`an yang keindahan sastranya mengalahkan semua sya’ir-sya’ir bangsa Arab, bagi yang mengerti bahasa Arab akan merasakan bahwa bahasa Al-Qur`an sangat berpengaruh sampai menyentuh hati. Saking takutnya mereka akan pengaruhnya sampai-sampai mereka melarang orang untuk mendengarkan Al-Qur`an dengan mengatakan bahwa Al-Quran adalah sihir padahal mereka yakin bahwa Al-Qur`an itu benar-benar dari Allah.

Bandingkanlah Al-Qur`an dengan kitab suci agama lain, niscaya kita akan menemukan banyak pertentangan dalam kitab agama lain dan tidak ada sedikitpun pada Al-Qur`an bagi yang memahaminya dengan benar. Isi Al-Qur`an seluruhnya mengandung kebenaran dan kebaikan.

Berita yang dikabarkan dalam Al-Qur`an itu benar walaupun ketika ayatnya diturunkan kejadiannya belum terjadi. Contoh: Pada saat itu terjadi perang antara kerajaan Persia dan Romawi dan Persia dapat mengalahkan Romawi, kaum musyrikin Arab gembira karena memihak Persia yang sesama musyrik dan mengejek kaum muslimin karena Romawi beragama nasrani dan nasrani lebih dekat ke islam. Lalu turunlah ayat yang mengabarkan bahwa Romawi akan mengalahkan Persia.

Simaklah terjemahan Al-Qur`an surat [30.] Ar Ruum (Bangsa Romawi) berikut:

2. Telah dikalahkan bangsa Rumawi [1161],

[1161]. Maksudnya: Rumawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.

3. di negeri yang terdekat [1162] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[1163]

[1162]. Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.[1163]. Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.

4. dalam beberapa tahun lagi[1164]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,

[1164]. Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.

5. Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.6. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.7. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

Hanya ada satu pilihan yang terbaik dan sempurna....dan hanya ada satu jalan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala. oleh karena itu kamu pilih jahiliyyah atau kamu pilih untuk bersama-sama Islam. jalan jahiliyyah tidak pernah sebanding dengan jalan Islam. tiada jalan di antaranya. melainkan jalan sesat. kamu yang memilih hala tuju hidup kamu. syurga atau neraka!

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah 208)>

153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

[521]. Maksudnya: janganlah kamu mengikuti agama-agama dan kepercayaan yang lain dari Islam. 

Mengapa Kami Memilih Islam

Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntunan hidup yang diwahyukan kepada hambaNya untuk seluruh ummat manusia. Karena untuk tegaknya kehidupan manusia di atas planet bumi ini diperlukan dua hal:

Pertama: Terpenuhinya kebutuhan pokok berikut sumber-sumbernya untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat.

Kedua: Mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata-cara hidup perseorangan dan masyarakat-masyarakat, agar terjamin berlakunya keadilan dan ketentraman dalam masyarakat dan kebudayaan.

Allah Rabbul-'alamin telah menyediakan kedua macam kebutuhan itu secukupnya untuk manusia. Untuk kebutuhan pertama, Allah subhanahu wa ta'ala. telah menyediakan sumber-sumber alam dan menyerahkannya kepada manusia untuk digali dan diolah. Dan untuk kebutuhan kedua, yakni kebutuhan kejiwaan/rohani, kemasyarakatan dan kebudayaan, Allah subhanahu wa ta'ala. telah memilih dan mengangkat para Rasul yang diberi wahyu tentang peraturan hidup yang dapat membimbing manusia menempuh jalan hidup yang lurus dan benar. Peraturan hidup itu ialah yang dinamakan ISLAM, agama yang dibawa oleh semua Rasul. Semua Rasul itu telah mengajak manusia ke jalan Tuhan al-Khaliq, yakni jalan tunduk

kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Semua Rasul telah menyampaikan risalah yang sama dan dakwah yang sama, yaitu Islam.

Islam dalam bahasa Arab, berarti tunduk dan menyerah atau taat. Sebagai satu agama, Islam berdiri di atas dasar menyerahan diri sepenuhnya dan taat kepada AIlah subhanahu wa ta'ala. Itulah pula sebabnya, makanya agama ini dinamakan Islam.

Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Pengertian ini menunjukkan bahwa, manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Cara hidup seperti inilah, yang tetap di bawah naungan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala., hidup yang selalu diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan/ketentraman bagi masyarakat.

Orang-orang yang beriman, yang berhati tenang dengan ingat kepada Allah. Ingatlah bahwa hati akan tenang dengan mengingat Allah. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kebahagiaanlah untuk mereka dan tempat kembali (Surga) yang baik. (Ar-Ra'd, 28 - 29)Itulah pokok seruan semua Rasul Allah untuk membawa alam kemanusiaan kepada jalan kehidupan yang lurus. Tetapi manusia tidak selalu berada dalam jalan yang benar. Mereka kadang-kadang menyimpang dari bimbingan yang diberikan oleh para Rasul itu. Itulah sebabnya, maka ada beberapa Rasul yang diutus guna memberikan kembali seruan/risalah yang asli dan membawa manusia ke jalan yang benar. Rasul yang terakhir ialah Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. yang telah memberikan bimbingan Allah subhanahu wa ta'ala. dalam bentuknya yang final dan sempurna untuk segala zaman. Bimbingan inilah yang sekarang dikenal sebagai Islam, terkandung dalam Kitab Suci Al-Qur'an dan contoh kehidupan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.

Dasar-dasar kepercayaan Islam

Konsep yang pokok dalam Islam ialah bahwasanya seluruh alam ini, Tuhanlah yang telah menjadikan, menguasai dan mengawasinya, bahwasanya Dia adalah Maha Tunggal, tidak ada yang menyertai dalam kesucian-Nya. Dia telah menciptakan manusia dan menentukan ajalnya, dan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala. telah menyediakan untuk seluruh alam jalan hidup yang lurus, sekaligus memberikan kebebasan mutlak kepada hamba-Nya untuk mengikuti atau mengingkarinya. Barang siapa yang mengikuti jalan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang Muslimin dan Mukminin, dan barangsiapa yang tidak mengikutinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir yang mengingkari kebenaran.

Orang telah memeluk Islam, apabila ia telah menyaksikan dengan sepenuh keimanan atas ke-Esaan Allah dan bahwa Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. adalah Rasulullah. Kedua kepercayaan ini tersimpul dalam kalimat:

Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah.

Bagian pertama kalimat ini memberikan konsep Tauhid (ke-Esaan Tuhan), dan bagian kedua adalah kesaksian atas kerasulan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam.

Tauhid adalah akidah revolusioner yang menjiwai seluruh ajaran Islam; akidah yang meyakinkan bahwasanya seluruh alam ini kepunyaan Tuhan Yang Maha Esa dan seluruhnya berada di bawah kekuasaan-Nya, Dzat yang Azaly, tiada permulaan dalam wujudnya, tidak dibatasi tempat dan waktu, mengatur seluruh dunia dengan segenap manusia yang ada di atasnya.

Sesungguhnya, adalah benar-benar merupakan keajaiban, apabila orang memperhatikan tentang penciptaan alam yang tidak ada henti-hentinya dengan pengaturan yang pasti, terarah dan serasi, serta kemampuannya untuk mempertahankan apa yang bermanfaat dan menghukum apa yang berbahaya bagi kemanusiaan. Semua itu memberikan kesimpulan bahwa dibalik alam ini ada satu Kekuatan yang terus menerus aktif menciptakan perkembangan alam tanpa pengumuman! Itu bintang-bintang yang memenuhi angkasa luas dan pemandangan alam yang memikat hati, perputaran matahari dan bulan yang menakjubkan, pergantian musim, pergantian siang dan malam, sumber-sumber air yang tak kunjung kering, bunga-bunga yang halus dan cahaya bintang-bintang yang gemerlapan. Bukankah semua itu menunjukkan adanya Dzat Yang Maha Kuasa yang telah menjadikannya dan menguasai segala keadaan? Kalau kita perhatikan alam ini secara keseluruhan, ternyatalah kepada kita adanya tata-cara yang teratur. Apakah yang demikian itu tidak menunjukkan atas adanya Tuhan? Dapatkah semua itu terjadi secara kebetulan?

Sungguh benar firman Allah subhanahu wa ta'ala.:

Hai sekalian manusia! Sembahlah Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu dapat menjaga diri. Tuhan yang telah menjadikan buat kamu bumi yang menghampar dan langit yang memayung, dan Dia telah menurunkan air dan langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan buah-buahan sebagai rizqi buat kamu. Maka oleh karena itu, janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah 21-22)Itulah akidah asasi (kepercayaan pokok) yang diserukan oleh Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. kepada seluruh ummat manusia, supaya menjadi pegangan hidupnya. Akidah ini logis dan menyeluruh, dapat memecahkan segala persoalan alam, dan menunjukkan bahwa alam ini tunduk di bawah satu hukum kekuasaan tertinggi. Akidah ini memberikan gambaran umum yang sesuai dengan kenyataan bahwa seluruh isi alam ini satu sama lain saling melengkapi; berbeda sepenuhnya dengan pandangan yang sepotong-potong dari ilmuwan dan para filsuf, dan dapat menyingkap tabir rahasia/hakikat yang sebenarnya.

Setelah berabad-abad lamanya manusianberada dalam kegelapan, mulailah sekarang manusia dapat menemukan hakikat itu sedikit demi sedikit berdasarkan konsep akidah ini, dan pikiran ilmiah modern pun terus bergerak kearah ini.2 Akidah ini

bukan sekedar konsep metaphisic atau kumpulan kata-kata yang tidak berarti. Akidah ini adalah suatu kepercayaan yang dynamis dan doktrin yang revolusioner. Akidah ini mengandung pengertian bahwa semua manusia adalah ciptaan Allah dan semua mereka adalah sama. Sikap-sikap diskriminatif berdasarkan warna kulit, kelas-kelas sosial, suku bangsa, bangsa atau daerah asal kelahiran itu tidak ada dasarnya, dan sikap atau pandangan seperti itu adalah warisan zaman jahiliyah yang telah mengikat manusia kepada perbudakan.

Manusia seluruhnya merupakan satu keluarga yang diurus Allah subhanahu wa ta'ala., sehingga tidaklah sepatutnya ada dinding pemisah di antara sesama mereka. Manusia semuanya sama, tidak ada perbedaan golongan borjuis atau proletar, kulit putih atau kulit hitam, bangsa Aria atau bukan Aria, orang Barat atau orang Timur. Islam telah memberikan konsep revolusioner tentang kesatuan ummat manusia. Dan kebangkitan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. itu tidak lain hanya untuk mempersatukan seluruh alam di bawah kalimat Allah, dan untuk membangkitkan kehidupan baru di dunia yang sudah mati.

Firman Allah subhanahu wa ta'ala.:

Berpegang teguhlah kamu sekalian kepada agama Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepada kamu, tatkala kamu bermusuh-musuhan, lalu Allah melembutkan hati kamu semua sehingga atas karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ali Imran 103)Akidah ini juga menjelaskan tentang hakikat kedudukan manusia dalam alam ini. Allah telah menciptakan alam serta memeliharanya, dan manusia adalah khalifah atau wakil-Nya di atas planet bumi ini. Dengan demikian, maka derajat manusia itu cukup tinggi, seharusnya mempunyai pimpinan dunia modern, pasti dia berhasil menyelesaikan segala persoalannya dengan cara yang dapat membawa dunia kepada kesejahteraan dan kebahagiaan. Saya berani meramalkan, bahwa akidah yang dibawa oleh Muhammad akan diterima baik oleh Eropa di kemudian hari, sebagaimana sekarang sudah mulai.3

Pertama: Mudah, Rasional dan Praktis

Islam adalah agama yang tidak dicampuri mitologi. Ajaran-ajarannya mudah dimengerti. Islam bebas dari takhayul dan setiap kepercayaan yang bertentangan dengan akal yang sehat. Ke-Esaan Tuhan, ke-Rasulan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. dan konsep kehidupan sesudah mati adalah dasar pokok akidah Islam. Semua itu beralasan kuat dan logis. Dan seluruh ajaran Islam adalah lanjutan dari dasar-dasar kepercayaan ini, semuanya mudah difahami dan lurus. Dalam Islam tidak ada kekuasaan pendeta, tidak ada yang samar-samar dan tidak ada upacara-upacara atau peribadatan yang sulit. Semua orang dapat membaca langsung Kitabullah (Al-Qur'an) dan melaksanakannya dalam praktek. Islam selalu menganjurkan supaya orang berpikir, mempertimbangkan setiap urusan sebelum dilaksanakan, membahas keadaan yang sebenarnya dan berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam. Al-Qur'an menganjurkan supaya orang berdo'a:

Tuhanku! Tambahlah ilmu pengetahuanku! (Toha 114)Al-Qur'an menyatakan bahwa orang yang berpengetahuan itu tidak sama dengan orang yang tidak berpengetahuan:

Katakanlah: Apakah orang-orang yang berpengetahuan sama dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan amalnya dalam keadaan terbuka. (Aku katakan): Bacalah buku amal kamu. Cukuplah kamu sendiri menghitungnya hari ini. (Al-Isra' 13-14)Barangsiapa yang datang dengan kebajikan, maka baginya pahala sepuluh kali lipat, dan barangsiapa yang datang dengan keburukan, maka dia hanya dibalas dengan hukuman yang seimbang. Mereka tidak dianiaya. (Al-An'am 160)

Dengan demikian, maka dapatlah dikatakan bahwa pokok asasi akidah Islam itu ada tiga, yaitu:

Iman atau percaya atas ke-Esaan Allah.Iman atau percaya bahwa Muhammad itu Utusan Allah.Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya hisab pada hari kiamat.Maka barang siapa yang beriman kepada tiga pokok tersebut, dia adalah orang Muslim, dan kesemuanya dituangkan dalam kalimat:

"LAA ILAAHA ILLALLAAH, MUHAMMADUR-RASULULLAAH"Beberapa watak pokok Islam

Bernard Shaw berkata: "Saya selalu memandang tinggi agama Muhammad, karena vitalitasnya yang mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama yang jelas bagi saya membuktikan kemampuannya yang besar dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang berubah-rubah dan menyebabkannya sesuai untuk segala masa. Saya telah mempelajari kehidupan orang ini4, orang yang mengagumkan dan menurut pikiran saya jauh dari bersifat anti Kristus, dia mestinya mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan. Saya yakin, jika seorang seperti dia diserahi tujuan hidup yang luhur, yakni melaksanakan kehendak Allah di muka bumi. Inilah satu-satunya penyelesaian atas segala persoalan sulit yang dihadapi manusia dalam hidupnya dan sekaligus membina tatanan baru, berupa persamaan, keadilan dan keamanan, sehingga berbahagialah dunia dengan keselamatan dan kemakmuran.

Titik tolak kepercayaan Islam ialah percaya atas ke-Esa-an Allah, yakni Tauhid, dan bahwa Allah swt. Tidak menjadikan manusia untuk dibiarkan begitu saja, tanpa petunjuk yang menerangi jalan hidup mereka. Untuk itu Allah subhanahu wa ta'ala. Telah mengutus para Rasul yang membawa agama Allah untuk keselamatan mereka, dan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. adalah Rasul-Nya yang terakhir. Dan Iman kepada Rasul itu menuntut supaya juga beriman terhadap risalahnya serta taat kepada ajaran-ajarannya, menerima ketentuan hukum yang telah ditetapkannya, mengenai perjalanan hidup yang harus ditempuh. Dengan demikian, maka landasan kedua dalam Islam adalah beriman kepada risalah yang disampaikan melalui Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. dan memeluk agama yang dibawanya,

berikut melaksanakan segala ajarannya. Dan ini akan membawa kita kepada pokok Islam yang ketiga yaitu percaya atas adanya kehidupan akhirat.

Adapun dunia ini, menurut pandangan Islam, adalah tempat ujian. Manusia akan dituntut pertanggungan jawab atas segala amal perbuatannya, dan pasti akan datang hari penghabisan hidupnya di dunia, untuk kemudian dibangkitkan kembali di alam yang baru, dimana manusia akan mendapat balasan atas segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk. Maka orang-orang yang taat kepada Allah di dunia ini, akan mendapat kebahagiaan yang kekal di alam akhirat, dan sebaliknya orang-orang durhaka kepada Allah di dunia ini, kelak di akhirat akan mendapat balasan buruk, sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam al-Qur'anul-karim:

Dan setiap manusia Aku ikatkan amalnya di kuduknya, dan Aku keluarkan baginya pada hari kiamat buku catatan. Orang-orang yang mengambil pelajaran itu hanyalah mereka yang berakal sehat. (Az-Zumar 9)Al-Qur'an juga mencela orang-orang yang tidak mau berpikir tentang makhluk Allah dan menganggapnya lebih sesat daripada hewan:

Dan sungguh telah Aku jadikan untuk isi Jahannam banyak jin dan manusia yang punya hati tidak digunakan untuk mengerti, punya mata tidak digunakan untuk melihat dan punya telinga tidak untuk mendengar. Mereka tida berbeda dengan hewan ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lupa. (Al-A'raf 179)Sebaliknya, Al-Qur'an menilai orang-orang yang percaya atas ayat-ayat Allah sebagai orang-orang yang mengerti,

Aku telah menjelaskan ayat-ayat-Ku bagi orang-orang yang mengerti. (Al-An'am 97).Mereka juga dinilai sebagai orang yang berpikir:

Aku telah menjelaskan ayat-ayat-Ku bagi orang-orang yang berpikir. (Al-An'am 98).Dijelaskan pula bahwa orang-orang dikaruniai hikmah (ilmu kebijaksanaan) bahwa mereka itu telah dikaruniai kebaikan yang banyak dan berakal sehat:

Dan barangsiapa yang diberi hikmah, maka dia telah diberi kebaikan yang banyak, dan tidaklah menerima petunjuk selain orang yang berakal sehat. (Al-Baqarah 269)Ilmu yang luas dan badan yang sehat adalah termasuk sifat orang-orang yang dipilih Allah untuk memimpin/memerintah sesama manusia. Hal itu diterangkan dalam hikayat Al-Qur'an tentang Thalut yang diangkat Raja atas kaumnya:

Nabi mereka berkata: 'Sesungguhnya Allah telah mengutus Thalut sebagai Raja buat kamu.' Mereka bertanya: "Bagamana dia mendapatkan kerajaan atas kami, pada hal kamu lebih berhak atas kerajaan dari pada dia dan juga dia tidak kaya?" Jawab Nabi: 'Sesungguhnya Allah telah memilih dia atas kamu dan telah menambah dia ilmu yang luas dan badan yang sehat/kuat. Dan Allah memberikan kerajaan-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah itu Maha luas ilmunya dan Maha Mengetahui." (Al-

Baqarah 247)Al-Qur'an juga menyatakan bahwa manusia lebih mulia dari pada Malaikat karena ilmu, sehingga manusia diberi hak mengatur dunia sebagai Khalifah Allah:

Dan ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang Khalifah di bumi. Para Malaikat bertanya: "Apakah Engkau akan menjadikan orang yang akan berbuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah? Pada hal kami ini bertasbih dengan selalu memuji dan mensucikan Engkau?" Tuhanmu berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak tahu. Lalu Tuhanmu mengajari Adam tentang semua nama-nama. Kemudian ditunjukkan-Nya kepada para Malaikat dengan firman-Nya: Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama semua itu, jika kamu memang betul (dalam pengakuanmu)! Para Malaikat menjawab: "Maha Suci Engkau. Kami tidak tahu selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." Firman Tuhanmu: Adam! Terangkanlah kepada mereka nama-nama semua itu! Maka sesudah Adam memberitahukan semua nama, Tuhanmu berfirman: Tidakkah Aku katakan kepada kamu bahwa Aku mengetahui kegaiban langit tujuh dan bumi dan mengetahui apa yang kamu tunjukkan dan apa yang kamu sembunyikan? (Al-Baqarah 30-33)Rasul Islam telah pula bersabda:

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam, pria dan wanita. - Riwayat Ibnu Abdil-Barr dari Anas.Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia itu dalam jalan Allah, sampai waktunya dia kembali - Riwayat At-Turmudzy dari Anas.

Pelajarilah oleh kamu ilmu, sebab mempelajari ilmu itu memberikan rasa takut kepada Allah, menuntutnya merupakan ibadah, mengulang-ulangnya merupakan tasbih, pembahasannya merupakan jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya merupakan sadakah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakan "pendekatan diri" kepada Allah - Riwayat Ibn 'Abdil-Barr.

Demikianlah Islam telah mengeluarkan manusia dari alam khurafat dan kegelapan dan membawa mereka ke dunia ilmu yang terang benderang. Kemudian Islam adalah agama yang praktis, tidak hanya merupakan teori yang kosong, bukan hanya akidah yang harus diimani semata-mata, akan tetapi juga harus dijadikan sumber praktek hidup sehari-hari, sehingga jiwa yang berisi Iman itu mengalir dalam arus amal perbuatan, seperti mengalirnya air di atas bumi yang subur. Agama Islam tidak hanya berupa kata-kata yang berulang-ulang, berupa dzikir dan puji kepada Allah s.w.t. saja, tetapi harus menjiwai kehidupan manusia seluruhnya. Dalam hal ini Al-Qur'an menyatakan:

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik - Ar-Ra'd 29.Dan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.:

Sesungguhnya Allah swt. tidak menerima amal kecuali yang dilakukan dengan ikhlas, karena Dia dan dimaksudkan untuk keridlaan-Nya - Riwayat An-Nasa'iy.Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani

Islam tidak memberikan garis pemisah antara benda dan rohani. Islam memandang hidup ini sebagai satu kesatuan yang mencakup kedua-duanya, sehingga Islam tidak merupakan penghalang antara manusia dan kepentingan hidupnya, bahkan Islam mengatur seluruh urusan hidup. Islam tidak mengakui adanya larangan dan tidak menuntut supaya orang menjauhi kehidupan materi. Bahkan Islam menunjukkan jalan ke arah kesempurnaan rohani bukan dengan jalan menjauhi kehidupan materi. Bahkan Islam menunjukkan jalan ke arah kesempurnaan rohani bukan dengan jalan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, tetapi dengan jalan taqwa kepada Allah dalam seluruh kebutuhan hidup yang beraneka-ragam, sebagaimana dihikayatkan dalam Al-Qur'an mengenai hamba-hamba Allah yang saleh:

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Tuhan-Ku! Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah yang mendapat bagian (pahala) dari apa yang mereka lakukan, dan Allah itu cepat hisab-Nya -- Al-Baqarah 201-202.Malah Al-Qur'an mencela orang-orang yang tidak memanfaatkan ni'mat harta kurnia Allah:

Katakanlah, siapa yang melarang perhiasan Allah yang dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan rizqi yang baik-baik. Katakanlah, itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khususnya pada hari kiamat. Begitulah Aku menjelaskan ayat-ayat-Ku untuk orang-orang yang mengetahui -- Al-A'raf 32.Akan tetapi dalam pada itu Islam menuntut supaya para penganutnya menjadi ummat yang sedang-sedang dalam kehidupan dunia:

Hai turunan Adam! Kenakanlah pakaian kamu pada setiap kali kamu bersembahyang di mesjid dan makan minumlah kamu dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang-orang yang suka berlebih-lebihan. - Al-A'raf 31.Dan sabda Rasulullah saw.:

Orang mukmin yang bergaul dalam masyarakat dan tabah atas segala rintangan adalah lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak tabah/tidak sabar atas rintangan. - Riwayat Bukhari.Rasulullah saw. pernah bersabda yang ditujukan kepada Abdullah bin Umar bin 'Ash:

Aku mendapat kabar bahwa engkau berpuasa tanpa berbuka dan melakukan sembahyang sepanjang malam. Janganlah engkau berbuat begitu, sebab matamu juga harus dapat bagian, dirimu harus dapat bagian dan istrimu juga harus dapat bagian. Oleh karena itu, berpuasalah dan berbuka, bersembahyanglah dan tidur. - Riwayat Muslim.Dalam kesempatan lain, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. bersabda:

Tiga perkara termasuk Iman, memberi nafkah tanpa terlalu beririt-irit, mengusahakan keselamatan untuk semua orang dan menginsafi dirimu sendiri. - Riwayat Muslim.Jadi Islam itu tidak membuat garis pemisah antara kepentingan kebendaan dan kepentingan kerohanian dalam kehidupan manusia, bahkan Islam menjalin kedua-duanya, sehingga terbukalah jalan hidup yang sesuai dengan kemampuan orang atas dasar yang shah dan baik. Islam mengajarkan bahwa kebendaan dan kerohanian adalah dua hal yang selalu harus berdampingan dan bahwasanya kesucian rohani dapat terhindar dari keburukan, apabila sumber-sumber kebendaan dibaktikan untuk kepentingan kemanusiaan. Kesucian rohani tidak akan tercapai dengan jalan menyiksa diri, menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan menekan naluri kemanusiaan. Dunia ini telah cukup menderita, akibat ajaran-ajaran yang berat sebelah dari agama dan ideologi lain. Ada agama yang menekankan ajarannya kepada segi kerohanian saja dalam hidup ini, dan bersikap masa bodoh terhadap benda dan kehidupan duniawi. Mereka memandang dunia ini sebagai khayalan penipuan dan perangkap. Di lain pihak, ada ideologi materialistis yang sepenuhnya bersikap masa bodoh terhadap segi kerohanian dan moral serta menganggapnya sebagai khayalan semata-mata. Kedua macam ajaran/pendirian ini telah menimbulkan kerusakan/kehancuran. Mereka telah merampas keamanan, kepuasan dan ketenangan manusia. Sampai sekarang tetap menimbulkan ketidak seimbangan.

Seorang sarjana Perancis Dr. De Brogbi dengan tepat menyatakan:

"Bahaya yang mengancam kebudayaan yang terlalu menitik-beratkan kebendaan ialah kehancuran kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan semacam itu kalau tidak disusul dengan perkembangan kehidupan rohani, pasti gagal membuat keseimbangan."Agama Kristen tersesat dengan terlalu menekankan ajarannya kepada salah satu extrimitas, yakni kerohanian, sedangkan kebudayaan modern tersesat pada extrimitas yang lain, yakni kebendaan. Seperti kata Lord Snell: "Kita telah mendirikan bangunan yang lahirnya memang mewah dan megah, tapi kita tidak memperhatikan tuntutan pokok yang harus menjadi isinya. Kita dengan sepenuh perhatian membuat rencana, dekorasi dan membersihkan semua bagian luar bangunan kita, akan tetapi bagian dalamnya penuh dengan pemerasan dan pelanggaran. Kita telah mempergunakan kemajuan pengetahuan dan kekuatan untuk mengatur kesenangan badan, tapi kita telah meninggalkan segala kepentingan rohani."

Agama Islam telah membina keseimbangan antara kedua segi kehidupan: kebendaan dan kerohanian. Islam menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini untuk manusia, akan tetapi manusia sendiri untuk mengabdi kepada Tuhan; tugas kehidupannya ialah melaksanakan kehendak Tuhan. Ajaran-ajaran Islam mendorong manusia ke arah kebersihan rohani, sama seperti dorongannya untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya di dunia yang bersifat sementara ini. Islam menyuruh manusia supaya membersihkan jiwanya, sekaligus membentuk atau membangun kehidupan dunianya, perseorangan maupun masyarakat, dan supaya membina hak/kebenaran atas kekuasaan dan kebajikan atas kejahatan. Jadi, Islam itu berdiri di atas jalan

tengah.

Ketiga: Jalan Hidup yang Sempurna

Islam bukan satu agama yang hanya mempunyai ruang lingkup kehidupan pribadi manusia, seperti yang disalahartikan oleh banyak orang. Islam adalah satu jalan-hidup yang sempurna, meliputi semua lapangan hidup kemanusiaan. Islam memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan perorangan maupun masyarakat, material dan moral, ekonomi dan politik, hukum dan kebudayaan, nasional dan internasional. Al-Qur'an memerintahkan supaya manusia memeluk agama Islam secara keseluruhan, tanpa pilih-pilih, dan mengikuti semua bimbingan Tuhan dalam segala macam lapangan hidup. Kenyataan sekarang membuktikan bahwa ruang lingkup agama itu dibatasi hanya pada kehidupan perseorangan, sedangkan peranan sosial dan kebudayaannya ditinggalkan. Mungkin tidak ada faktor lain lagi yang lebih penting dari itu yang telah menyebabkan kemerosotan agama di abad modern sekarang ini. Salah seorang filosof modern berkata: "Agama memerintahkan supaya kita memisahkan apa yang untuk Tuhan dan apa yang untuk Kaisar. Pemisahan ini berarti niengurangi dua-duanya. Mengurangi peranan dunia dan agama. Agama sangat kecil, kalau jiwa para penganutnya tidak tergetar ketika awan gelap peperangan bergayutan di atas kepala kita semua dan persaingan industri telah mengancam keamanan masyarakat. Agama telah memperlemah naluri sosial kemanusiaan dan kepekaan moral dengan jalan pemisahan apa yang untuk Tuhan dari apa yang untuk Kaisar." Islam menolak sepenuhnya konsep pemisahan agama seperti itu, dan jelas menyatakan bahwa tujuannya ialah menyempurnakan jiwa dan membentuk masyarakat.

Sungguh Aku telah mengutus Rasul-rasul-Ku dengan membawa penjelasan, dan Aku telah menurunkan bersama mereka Kitab dan keadilan,5 supaya manusia menegakkan keadilan, dan Aku telah menyediakan besi yang mengandung bahaya besar dan manfaat yang banyak bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong agama-Nya dan rasul-Nya, walaupun agama itu ghaib. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat dan Maha Perkasa. - Al-Hadid 25.Dan

Apa yang kamu sembah selain Allah itu hanya sebutan-sebutan yang kamu berikan saja, kamu dan leluhur kamu. Allah tidak memberikan kekuasaan untuk itu. Kekuasaan itu hanya pada Allah. Dia memerintahkan bahwa hendaklah kamu tidak menyembah kepada selain Dia. Itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. - Yusuf 40.Mengenai orang-orang yang berhak mendapat pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala., Al-Qur'an menyatakan:

Orang-orang yang kalau Aku tempatkan mereka di bumi, mereka melakukan sembahyang, membayar zakat, memerintahkan/menganjurkan kebaikan dan melarang/memperingatkan keburukan. Dan kepada Allah-lah kembalinya segala urusan. - Al-Haj 41.

Dan Rasulullah saw. bersabda:

Semua kamu adalah pemimpin dan semua kamu akan diminta pertanggungjawabannya. Sebab, Imam adalah pemimpin, dan dia diminta pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Seorang isteri adalah pemimpin dalam rumah suaminya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Seorang pelayan adalah pemimpin dalam harta kekayaan majikannya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Jadi semua kamu itu pemimpin dan semua kamu itu akan diminta pertanggungjawabannya. - Muttafaq Alaih.Saya kira orang tidak perlu mempelajari secara mendalam tentang ajaran-ajaran Islam, kalau sekedar untuk mengetahui bahwa Islam itu adalah suatu agama yang menyeluruh, meliputi segala lapangan hidup manusia, dan tidak membiarkan satu lapanganpun untuk dimasuki oleh kekuatan buruk syaitan.

Keempat: Ada keseimbangan antara perorangan dan kemasyarakatan

Ada satu keistimewaan yang bersifat unik bagi Islam, yaitu bahwa agama ini membina keseimbangan antara kepentingan perorangan dan kepentingan kemasyarakatan. Islam percaya adanya kepribadian manusia dan menentukan bahwa setiap orang secara sendiri-sendiri bertanggung jawab terhadap Tuhan. Islam menjamin hak-hak azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga untuk merobek-robek atau menguranginya. Islam juga menjamin perkembangan yang baik kepribadian manusia, sebagai salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan pendidikannya.

Islam tidak setuju dengan pandangan bahwa manusia harus melenyapkan kepribadiannya, meleburkan diri dalam masyarakat atau negara.

Al-Qur'an menyatakan:

... dan bahwa manusia tidak akan mendapat selain apa yang dia usahakan. -- An-Najm 39.Dan musibah apa yang menimpa kamu itu disebabkan perbuatan kamu. -- Asy-Syura 30.

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka sendiri mau mengubah keadaannya. - Ar-Ra'd 11.

Bermanfaat bagi seseorang apa yang dia usahakan, dan berbahaya baginya apa yang dia lakukan. -- Al-Baqarah 286.

Mengenai sikap seorang Mukmin dalam menghadapi ajakan kaum musyrikin, Tuhan mengajarkan:

Bagi kami bermanfaat amal perbuatan kami dan bagi kamu amal perbuatan kamu. --

Al-Qashash 55.Semua itu mengenai soal-soal perseorangan.

Di lain pihak, Islam selalu menanamkan dalam jiwa manusia rasa tanggung jawab sosial, mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara, dan mengikutsertakan setiap orang dalam usaha menegakkan kemaslahatan umum.

Sembahyang dalam Islam dilakukan secara bersama-sama (berjama'ah), salah satu cara untuk menanam rasa disiplin sosial di kalangan ummat Islam. Setiap orang diwajibkan nnembayar zakat, sekurang-kurangnya zakat fithrah.

Al-Qur'an menyatakan:

Dan dalam harta kekayaan mereka ada bagian hak yang dibutuhkan oleh yang meminta dan miskin. -- Adz-Dzariyat 19.Jadi zakat itu adalah sebagian harta yang menjadi hak masyarakat. Dan jihad (berjuang) dalam Islam itu wajib. Ini berarti bahwa setiap orang diharuskan berkorban, sampai dengan jiwanya sekalipun, untuk mempertahankan kejayaan Islam dan negaranya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. bersabda:

Semua kamu adalah pemimpin dan semua kamu akan diminta pertanggungjawabannya. Sebab, Imam adalah pemimpin, dan dia diminta pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Seorang isteri adalah pemimpin dalam rumah suaminya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Seorang pelayan adalah pemimpin dalam harta kekayaan majikannya, dan dia akan diminta pertanggungjawabannya. Jadi semua kamu itu pemimpin dan semua kamu itu akan diminta pertanggungjawabannya. - Muttafaq Alaih.Sabdanya pula:

Kamu jangan berprasangka, sebab prasangka itu adalah ucapan yang paling bohong. Dan janganlah kamu saling selidik menyelidik kesalahan, jangan saling bermegahan, jangan saling benci, jangan saling belakangi. Jadilah kamu --hamba Allah-- bersaudara, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kamu. -- Riwayat Bukhari dan Muslim.Dan:

Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur dengan perut kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan, dan dia mengetahui hal itu. -- Riwayat Al-Bazar.Dan:

Orang Mukmin itu ialah orang yang boleh dipercaya atas harta dan diri/jiwa orang lain. -- Riwayat Ibnu Majah.Singkatnya, Islam tidak hanya menegakan hak-hak perseorangan atau hanya mengakui hak-hak masyarakat saja. Islam membina keserasian dan keseimbangan antara keduanya, dengan memberikan batas-batas yang teliti untuk kebaikan dua-

duanya.

Kelima: Universal dan Kemanusiaan.

Risalah Islam adalah untuk seluruh ummat manusia. Tuhan, dalam ajaran Islam, adalah Tuhan seluruh alam. Firman Allah:

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang mengurus seluruh alam. -- Al-Fatihah 2.Dan Nabi Muhammad s.a.w. adalah seorang Rasul untuk seluruh kemanusiaan. Al-Qur'an menyatakan:

Katakanlah: Hai sekalian manusia! Sesungguhnya aku ini adalah Utusan Allah kepada kamu sekalian. -- Al-A'raf 158.Dan firman-Nya:

Maha Tinggi Tuhan yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada hamba-Nya, supaya menjadi peringatan bagi seluruh alam. -- Al-Furqan 1.Dan firiman-Nya lagi:

Tidaklah Aku mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam. -- Al-Anbiya 107.Menurut ajaran Islam, manusia itu semuanya sama, walaupun berlainan warna kulit, bahasa, keturunan dan kebangsaannya. Hal itu adalah bimbingan Allah kepada naluri kemanusiaan, dan Dia tidak mengakui adanya perbedaan keturunan/kebangsaan, kedudukan sosial atau kekayaan. Tidak bisa dibantah bahwa dalam kenyataan, semua perbedaan itu masih ada dalam zaman kita yang mengaku abad ilmu dan kemajuan ini. Akan tetapi Islam tidak mengakuinya. Malah Islam menetapkan/mengakui bahwa semua manusia itu satu keluarga, Tuhannya ialah Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam hal ini Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam. bersabda:

Semua makhluk itu keluarga Allah, maka mereka yang paling disenangi Allah ialah yang paling bermanfaat untuk keluarga-Nya. -- Riwayat Al-Bazar.Dan do'a Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.:

Ya Tuhanku! Tuhan yang mengurus segala sesuatu dan Yang Memilikinya! Aku bersaksi bahwa hamba-hamba itu semuanya bersaudara. -- Riwayat Ahmad dan Abu Dawud.Jadi, Islam itu berpandangan internasional dan tidak mengakui adanya garis-garis pemisah dan perbedaan-perbedaan seperti pada zaman jahiliyah. Islam menginginkan adanya kesatuan seluruh kemanusiaan di bawah satu bendera, dan dalam dunia yang telah dirusak dengan persaingan-persaingan dan permusuhan-permusuhan kebangsaan ini Islam merupakan tuntunan hidup dan harapan kebahagiaan di hari yang akan datang.

Keenam: Stabil dan Berkembang

Justice Cardoza dengan tegas menyatakan: "Kebutuhan terbesar zaman kita sekarang adalah satu falsafah yang bisa menengahi antara tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan mengenai stabilitas dan kemajuan dan memenuhi prinsip perkembangan." Islam memberikan satu ideologi yang memuaskan tuntutan-tuntutan stabilitas dan perkembangan/perubahan sekaligus.

Kenyataan membuktikan bahwa memang hidup itu tidak semata-mata stabil dalam arti tidak berkembang, tidak pula berkembang dan berubah secara keseluruhan. Sebab soal-soal pokok kehidupan itu tetap, akan tetapi cara-cara penyelesaian dan tehnik penanganannya berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan zaman. Islam menjamin kedua hal itu berjalan secara teratur. Al-Qur'an dan Sunnah mengandung petunjuk-petunjuk abadi dari Tuhan Rabul'alamin, Tuhan yang tidak dibatasi oleh zaman dan tempat memberi petunjuk-petunjuk yang bertalian dengan kepentingan perorangan maupun yang bertalian dengan masyarakat, sesuai sepenuhnya dengan alam yang diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan demikian maka petunjuk-petunjuk itu bersifat azali dan abadi (kekal). Akan tetapi Tuhan hanya merumuskan dasar-dasar dan pokok-pokoknya, sedangkan manusia diberi kebebasan untuk melaksanakannya sesuai dengan perkembangan zaman yang berbeda-beda, jiwa dan kondisinya. Untuk itu manusia melakukan ijtihad yang dilakukan oleh tokoh-tokoh ahli setiap zaman, untuk menerapkan petunjuk-petunjuk Tuhan dalam menghadapi segala bentuk kehidupan pada zamannya.

Jadi dasar dan pokok ajaran itu tetap tidak berubah, hanya cara-cara pelaksanaannya mungkin berubah, sesuai dengan kebutuhan hidup pada setiap zaman. Itulah rahasianya, mengapa Islam itu tetap segar dan modern, sesuai dengan perkembangan zaman yang mana dan kapanpun.

Ketujuh: Ajaran-ajaran Terpelihara dari Perubahan.

Dan akhirnya, masih ada satu rahasia penting, ialah bahwa ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula sebagaimana yang diturunkan Allah, Tuhan semesta alam.

Manusia tetap memperoleh petunjuk-petunjuk di dalamnya, sebagai yang dikehendaki Allah, tanpa perubahan atau pergantian sedikitpun. Al-Qur'an tetap sebagaimana yang diturunkan Allah dan tetap berada di tengah-tengah kita, hampir 14 abad lamanya. Kalimat Allah tetap kalimat Allah, dalam bentuknya yang semula. Dan keterangan terperinci tentang kehidupan Nabi Islam dan ajaran-ajarannya telah dikenal berabad-abad dalam bentuknya yang orisinal. Hal itu diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson dalam bukunya "Literary History of the Arabs" menyatakan:

"Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap phase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, ssehingga kita dapat mengikuti perkembangan Islam sejak permulaannya sampai

sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama-agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya." (hal. 413).Semua itu hanyalah sebahagian saja dari tanda-tanda yang dengan jelas dan kuat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dahulu, sekarang dan di kemudian hari. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat manusia ke dalamnya. Mereka semua yakin bahwa Islam adalah agama yang hak dan benar, jalan hidup yang lurus yang seharusnya dilalui oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik mereka di waktu-waktu yang akan datang. Manusia dengan jiwanya yang bersih dan ikhlas mencari kebenaran, akan selalu mengucapkan:

AKU BERSAKSI BAHWA TIDAK ADA YANG PATUT DISEMBAH KECUALI ALLAH YANG SATU DAN TIDAK ADA YANG MENYEKUTUINYA DAN AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD ADALAH HAMBANYA DAN UTUSAN-NYA.Berikut ini adalah keterangan dan kesan-kesan beberapa tokoh ahli pikir dan cendekiawan terkemuka mengenai sejarah keimanannya kepada Islam.

Catatan kaki:

1 Allah telah mengundangkan Agama buat kamu, seperti apa yang Dia wasiatkan kepada Nuh dan yang Aku wahyukan kepadamu (Muhammad), dan yang Aku wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa, bahwa hendaklah kamu tegakkan Agama dan janganlah kamu bercerai-berai di dalamnya. (Asy-Syura. 13)

2 Francies Mason. (Fd) "The Great Design," Duckworth, London.

3 George Bernard Shaw dalam The Genuine Islam, Singapure, Vol. 1, No. 8. 1936. Pada waktu terjemahan Indonesia ini sedang dikerjakan justru di London sedang berlangsung pameran kebudayaan Islam, dan dibuka oleh Ratu Elisabeth II sendiri.

4 Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.

oleh Al-Ustadh Khursyid Ahmad