perhitungan waktu baku dan analisa kebutuhan tenaga kerja ... · operator. adapun cara perhitungan...
TRANSCRIPT
177
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
5. ANALISA
Adapun analisa untuk penentuan kebutuhan tenaga kerja pada masing-
masing proses yang terdapat di bagian Finishing & Converting adalah sebagai
berikut:
5.1. Analisa untuk Proses Gulung (Rewinding)
Analisa proses gulung dilakukan untuk proses gulung di lima mesin
gulung yaitu mesin R1 dan R6. Adapun analisa detail untuk masing-masing mesin
gulung dapat dilihat pada sub bab di bawah ini.
5.1.1. Analisa Mesin R1
Sebelum melakukan analisa lebih lanjut pada mesin R1 sebaiknya
dibahas terlebih dahulu kondisi awal yang terdapat pada mesin R1. Adapun
kondisi awal dan hasil analisa mesin R1 akan dibahas pada sub bab di bawah ini.
5.1.1.1. Kondisi Awal Mesin R1
Pada saat penyusun melakukan pengukuran di mesin R1, mesin ini
hanya melakukan proses gulung untuk jenis kertas Kraft Bungkus. Untuk proses
penggulungan kertas Kraft Bungkus di mesin R1, terdapat 5 operator yang terbagi
menjadi: 2 operator bagian katrol, 2 operator bagian mesin, dan 1 operator bagian
BS. Di dalam melaksanakan proses penggulungan, masing-masing operator
memiliki aktivitas-aktivitas rutin (dapat dilihat pada Peta Kelompok Kerja) dan
non rutin (dapat dilihat pada data Work Sampling).
5.1.1.2. Analisa Cara Pembuangan BS di Mesin R1
Sebelum melakukan analisa lebih lanjut mengenai kebutuhan jumlah
tenaga kerja, penyusun merasa perlu untuk melakukan analisa terhadap cara
pembuangan BS di mesin R1. Terdapat dua cara pembuangan BS di mesin R1 dan
kedua cara tersebut telah digambarkan dengan jelas pada Lampiran 13. Pada
178
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
gambar tersebut sudah terlihat dengan jelas bahwa cara yang paling efektif adalah
cara pembuangan ke-2 dimana pengerjaannya tidak terlalu rumit dan cepat tetapi
ada kelemahannya. Adapun kelemahannya adalah apabila menggunakan cara ke-
2, keranjang BS akan lebih cepat penuh daripada cara ke-1 yang mengakibatkan
operator akan lebih sering membuang isi keranjang BS ke lokasi pembuangan
daripada cara ke-1. Hal ini penting untuk diperhitungkan mengingat lama waktu
pembuangan isi keranjang BS ke lokasi pembuangan sangat lama yaitu 489 detik
(± 8 menit).
Setelah melakukan pengamatan, penyusun dapat mengetahui bahwa
frekuensi untuk membuang isi keranjang BS ke lokasi pembuangan apabila
menggunakan cara pembuangan BS ke-1 adalah sebanyak 1-2 kali dalam sehari
sedangkan apabila menggunakan cara ke-2 adalah sebanyak 2-3 kali dalam sehari.
Dari pertimbangan frekuensi pembuangan BS di atas yang ternyata hanya terpaut
1-2 kali pembuangan maka cara ke-2 yang akan digunakan dalam pembuatan Peta
Kelompok Kerja. Selain itu, waktu pembuangan BS yang hanya sekitar 8 menit
dapat dilakukan oleh operator selama proses penggulungan kertas berjalan (sekitar
42 menit) sehingga tidak mengganggu aktivitas yang rutin. Jadi sebenarnya
frekuensi pembuangan BS ke lokasi pembuangan sampai tiga kali dalam sehari
tidaklah menjadi masalah.
5.1.1.3. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Mesin R1
Untuk melakukan analisa jumlah kebutuhan tenaga kerja di mesin R1
untuk proses penggulungan kertas Kraft Bungkus, terlebih dahulu harus
melakukan perhitungan presentase produktif (%produktif) awal masing-masing
operator. Adapun cara perhitungan %produktif awal operator adalah sebagai
berikut:
% Produktif = Waktu Pr oduktif TurunanJam Kerja
× (5.1)
dimana: Waktu Produktif = waktu dimana operator melakukan aktivitas
Turunan = jumlah jumbo roll hasil yang dihasilkan dalam 1
shift
Jam Kerja = jam kerja operator dalam 1 shift (=8 jam)
179
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Dengan asumsi dalam satu shift mesin R1 untuk proses penggulungan
Kraft Bungkus dapat menghasilkan 8 turunan maka hasil perhitungan %produktif
untuk masing-masing operator mesin R1 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1. Presentase Produktif Awal Operator Mesin R1
Operator Waktu Produktif (detik) % ProduktifKatrol 1 541 15.03% Katrol 2 541 15.03% Mesin 1 281 7.81% Mesin 2 369 10.25%
BS 265 11.04%
Bila dilihat dari %produktif di atas, dapat dilihat bahwa semua operator memiliki
%produktif rata-rata yang masih rendah yaitu hanya sebesar 11.832% sedangkan
%produktif yang paling tinggi hanya sebesar 16%. Oleh karena itu, penyusun
mencoba untuk melakukan pengalihan tugas antar operator dan penambahan tugas
untuk operator.
Menurut pengamatan penyusun, operator yang mungkin tugasnya dapat
dialihkan adalah operator BS karena ada beberapa alasan antara lain:
• Untuk proses pembuangan BS tidak membutuhkan keahlian yang tinggi,
sedangkan untuk operator katrol dan mesin harus memiliki keahlian yang
cukup di dalam melakukan tugasnya. Jadi apabila operator katrol atau mesin
diberi tugas pembuangan BS maka tugas pembuangan BS tersebut masih
dapat dilakukan dengan baik dan resiko yang ada rendah, tetapi apabila
operator pembuangan diberi tugas katrol atau mesin akan memberikan resiko
yang cukup tinggi misalnya jumbo roll hasil cacat, katrol dapat
membahayakan operator lain, dan lain-lain.
• Selama melakukan pengamatan, operator BS yang lebih banyak waktu
menganggurnya apabila dibandingkan dengan operator yang lain karena
operator ini tugasnya hanya membuang BS dari bawah mesin. Selain itu,
aktivitas operator BS juga yang paling sedikit sehingga tugasnya lebih mudah
untuk dialihkan.
180
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Berdasarkan pertimbangan di atas, penyusun mencoba untuk mengalihkan tugas
dari operator pembuangan BS ke operator yang lainnya. Untuk pengalihan tugas
dapat dilihat pada Peta Kelompok Kerja Usulan 1 (Lampiran 14).
Secara time analysis, jumlah operator hanya dapat dikurangi 1 operator
saja (yang dikurangi adalah operator pembuangan BS berdasarkan pertimbangan
di atas). Hal ini karena sebagian besar aktivitas di mesin R1 untuk bagian katrol
dan mesin biasanya dilakukan oleh 2 operator jadi data yang diperoleh oleh
penyusun adalah data aktivitas yang dilakukan oleh 2 operator sehingga tidak
mungkin melakukan pengurangan lebih dari satu operator. Selain itu, penarikan
kertas ke mesin dari belakang ke depan membutuhkan 4 operator seperti terlihat
pada Peta Kelompok Kerja (Lampiran 14).
Apabila secara time analysis tidak mungkin melakukan pengurangan
operator sebanyak 2 operator tetapi apabila secara technical analysis, hal tersebut
mungkin untuk dilakukan. Untuk aktivitas-aktivitas operator mesin yang biasanya
dilakukan oleh 2 operator, penyusun pernah melihat dan mendapatkan data
aktivitas tersebut dimana dikerjakan oleh 1 operator sehingga penyusun mencoba
menyusun usulan dimana operator yang akan dikurangi adalah 2 operator (dari 5
operator menjadi 3 operator → aktivitas operator mesin dilakukan oleh 1 orang).
Kendala yang dihadapi adalah data waktu aktivitas operator mesin yang dilakukan
oleh 1 operator sangatlah sedikit. Untuk mengatasi kendala ini, penyusun
membuat 2 alternatif usulan dimana apabila waktu yang diperoleh tersebut jauh
menyimpang dari keadaan yang sesungguhnya.
Kendala yang lainnya adalah proses penarikan kertas yang biasanya
membutuhkan 4 operator, apabila dikurangi menjadi 3 operator maka akan
menjadi masalah. Untuk proses penarikan ini, penyusun juga pernah melihat
proses penarikan kertas ke mesin dari belakang ke depan dilakukan oleh 3
operator dan penyusun melihat hal itu tidak menjadi masalah (waktu
pengerjaannya akan sama dengan apabila dilakukan oleh 4 operator) tetapi
penyusun tidak memiliki data waktunya sehingga penyusun mencoba menjelaskan
proses penarikan bagaimana bila dilakukan oleh 3 operator. Proses penarikan akan
dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
181
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Adapun proses penarikan kertas yang dilakukan oleh 4 operator (awal)
adalah sebagai berikut:
Gambar 5.1. Proses Penarikan Kertas di Mesin R1 oleh 4 Operator
Pada proses penarikan awal ini, 2 operator bertugas untuk memutar
jumbo roll sampai terulur, kemudian diterima oleh operator penerima (receiving)
dan akhirnya akan diberikan kepada operator yang ada di depan. Sedangkan
proses penarikan yang dilakukan oleh 3 operator adalah sebagai berikut: 2
operator memutar jumbo roll hingga terulur kertasnya agak panjang sampai
menjuntai ke lantai kemudian salah satu dari operator yang memutar jumbo roll
lari turun ke bawah dan kemudian menarik dari bawah ke depan mesin. Menurut
penyusun kedua cara ini akan menghasilkan waktu pengerjaan yang sama karena
pada proses penarikan awal operator yang bertugas menerima di bawah harus
menunggu kedua operator pemutar untuk memutar jumbo roll, operator tersebut
hanya memegang kertas dan berjalan perlahan bersamaan dengan terulurnya
kertas. Seharusnya hal ini tidak perlu dilakukan karena kertas dapat dibiarkan
menjuntai ke lantai tanpa harus dipegangi. Jadi proses penarikan oleh 3 operator
dapat dilakukan tanpa mengganggu proses yang lainnya (waktu pengerjaan akan
sama dengan proses penarikan oleh 4 operator). Proses penarikan oleh 3 operator
akan dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.
up
Person 1
Person 2
Mesin R1
Receiving
Person 3
JumboRoll
182
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Gambar 5.2. Proses Penarikan Kertas di Mesin R1 oleh 3 Operator
Untuk pengurangan operator, yang akan dikurangi adalah operator BS
dan operator katrol 2. Beberapa pertimbangan di dalam pengalihan tugas operator
pembuangan BS dan operator katrol adalah karena pekerjaan operator BS dan
katrol merupakan pekerjaan yang masih dapat dikuasai oleh operator mesin
sedangkan kedua operator tersebut tidak mungkin untuk menguasai keadaan
mesin karena belum terbiasa dan tidak mengetahui detail dari mesin tersebut..
Selain itu, operator mesin 2 tidak dapat dihilangkan karena pada saat operator
mesin 1 istirahat maka operator mesin 2 yang akan menggantikan untuk
mengoperasikan mesin mengingat waktu istirahat operator bergantian. Jadi
nantinya operator mesin 2 akan menggantikan tugas operator katrol 2 dan juga
menerima pengalihan tugas dari operator BS.
Alasan lain mengapa pengalihan tugas dilakukan kepada operator mesin
2 dan katrol adalah karena untuk operator mesin 1 tidak mungkin untuk dilakukan
pengalihan atau penambahan tugas karena besarnya kegiatan non rutin untuk
operator mesin R1. Mengenai adanya kegiatan yang non rutin seharusnya
dilakukan pengamatan work sampling tetapi karena keterbatasan waktu dan mesin
R1 rusak maka pengamatan work sampling tidak dapat dilakukan. Jadi untuk
pertimbangan besarnya aktivitas non rutin untuk operator mesin dapat digunakan
data dari mesin R2 (proses penggulungan kertas kraft bungkus) sebagai acuan saja
karena data work sampling hanya sebagai bukti bahwa operator mesin 1 kegiatan
up
Person 1
Person 2
Mesin R1
Person 2
Person 3
JumboRoll
183
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
non rutinnya sangat tinggi dan tidak mungkin untuk dilakukan penambahan tugas.
Di samping itu, tugas dan tanggung jawab operator mesin adalah sama.
Data work sampling dari mesin R2 yang dapat digunakan untuk
penganalisaan aktivitas non rutin di mesin R1 hanyalah operator mesin karena
operator yang lain tugas dan tanggung jawabnya berbeda antar mesin sehingga
tidak dapat disamakan. Jadi besarnya %produktif operator mesin jika sudah
ditambahkan dengan %produktif non rutin adalah sebagai berikut:
%produktif operator mesin = 7.81% + 63.86% = 71.67%
Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa %produktif operator mesin sudah
cukup tinggi sehingga tidak dapat dilakukan penambahan tugas lagi bagi operator
mesin pada saat proses penggulungan berjalan, tetapi apabila dilakukan
penambahan tugas pada saat mesin mati tidaklah menjadi masalah.
Perubahan-perubahan yang dilakukan di dalam usulan 1 (Lampiran 14)
adalah sebagai berikut:
• Proses penarikan awal yang dilakukan oleh 4 operator menjadi 3 operator
seperti yang dijelaskan di atas. Pada awalnya yang melakukan proses
penarikan adalah operator katrol (2 orang), operator BS, dan operator mesin 2
sedangkan proses penarikan usulan akan dilakukan oleh operator katrol 1,
operator mesin 2, dan operator mesin 1.
• Operator mesin 2 akan mengambil alih tugas operator katrol 2.
• Pada awalnya proses pembuangan BS dilakukan pada saat setelah mesin mati
(selesai melakukan proses penggulungan) dan di tengah-tengah proses
penggulungan, sedangkan setelah adanya pengalihan tugas, pembuangan BS
dilakukan pada saat awal proses penggulungan dan di tengah-tengah proses
penggulungan. Hal ini disebabkan oleh pengalihan tugas yang diberikan
kepada operator katrol dimana pada saat akhir proses penggulungan, operator
katrol memiliki tugas utama yang harus dilakukan dan tidak dapat ditunda
sedangkan untuk pembuangan BS masih dapat ditunda. Jadi pembuangan BS
dilakukan setelah proses katrol selesai sehingga tidak mengganggu jalannya
proses permesinan.
• Operator mesin 1 akan melakukan aktivitas membuka jack core, menyobek
jumbo roll hasil, menurunkan jumbo roll hasil, dan meletakkan paper core di
184
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
mesin sendirian dimana setelah dilakukan pengujian ternyata aktivitas-
aktivitas tersebut kecuali membuka jack core waktu pengerjaannya sama
apabila dilakukan oleh 1 atau 2 operator. Sedangkan untuk aktivitas membuka
jack core, waktu pengerjaannya akan menjadi lebih lama. Tetapi hal ini
tidaklah menjadi masalah karena operator mesin 1 masih harus menunggu
operator katrol menaikkan jumbo roll baru operator mesin dapat bekerja
kembali (masih terdapat delay selama 25 detik).
• Aktivitas packing dilakukan oleh 1 operator (hanya operator mesin 1). Hal ini
juga tidak menjadi masalah karena seperti terlihat pada Peta Kelompok Kerja,
operator mesin 1 masih harus menunggu proses penaikan jumbo roll. Tetapi
dapat juga aktivitas packing dilakukan secara bergantian oleh operator lain
selama proses gulung berjalan. Penambahan tugas ini dapat dilakukan karena
penambahan tugas terjadi pada saat proses gulung belum berjalan (operator
mesin masih menunggu jumbo roll siap).
Perubahan-perubahan yang dilakukan di dalam usulan 2 (Lampiran 15)
pada dasarnya sama dengan usulan 1 yang berbeda hanyalah aktivitas operator
mesin 1. Pada usulan 2 ini diperkirakan waktu pelaksanaan aktivitas membuka
jack core, menyobek jumbo roll hasil, menurunkan jumbo roll hasil, dan
meletakkan paper core di mesin sendirian menyimpang dari waktu yang diperoleh
oleh penyusun mengingat sedikitnya data yang diperoleh oleh penyusun. Jadi
pada usulan 2 lebih menekankan pada bahwa walaupun waktu pelaksanaan
aktivitas operator mesin 1 menyimpang tetap tidak akan mengganggu proses
penggulungan kertas. Perubahan yang terjadi adalah aktivitas packing dialihkan
ke operator katrol pada saat proses penggulungan kertas berjalan karena operator
katrol harus menyelsaikan tugas utamanya terlebih dahulu.
Perubahan-perubahan yang terjadi di atas sebenarnya tidak menjadi
masalah karena apabila dilihat pada gambar Peta Kelompok Kerja walaupun ada
pengurangan jumlah operator, pengalihan, dan penambahan tugas operator masih
mempunyai waktu delay yang cukup lama (± 38 menit). Waktu delay ini
disebabkan oleh waktu proses penggulungan yang agak lama.
Setelah melakukan pengalihan tugas, perlu dihitung kembali %produktif
operator untuk mengetahui seberapa efektif usulan yang telah dibuat. Adapun
185
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
perhitungan %produktif operator setelah usulan 1 dilakukan adalah sebagai
berikut (perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus seperti di atas):
Tabel 5.2. Perbandingan Presentase Produktif Operator Mesin R1 untuk Usulan 1
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Katrol 1 15.03% 15.03% 0.00% Katrol 2 15.03% - - Mesin 1 7.81% 13.53% 5.72% Mesin 2 10.25% 19.69% 9.44%
BS 11.04% - -
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa %produktif untuk operator mesin 1 dan
mesin 2 meningkat karena adanya perubahan yang dilakukan. Hal ini tentu saja
akan mengakibatkan meningkatnya juga rata-rata %produktif operator di mesin
R1 yaitu mengalami peningkatan sebesar 4.25% (menjadi 16.08%). Selain itu,
perubahan ini dapat dikatakan efektif karena dapat mengurangi jumlah operator
sebanyak 2 operator sehingga jumlah operator mesin R1 hanya tinggal 3 operator
saja.
Sedangkan perhitungan %produktif operator setelah usulan 2 dilakukan
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3. Perbandingan Presentase Produktif Operator Mesin R1 untuk Usulan 2
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Katrol 1 15.03% 20.19% 5.16% Katrol 2 15.03% - - Mesin 1 7.81% 7.67% - 0.14% Mesin 2 10.25% 19.69% 9.44%
BS 11.04% - -
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa %produktif untuk operator katrol 1 dan
mesin 2 meningkat karena adanya perubahan yang dilakukan. Tetapi untuk
operator mesin 1 mengalami penurunan %produktif. Hal ini tidak menjadi
masalah karena penurunan %produktif ini dikarenakan pengalihan tugas operator
mesin 1 kepada operator katrol 1 yang disebabkan oleh adanya pemberian waktu
186
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
keleluasaan untuk adanya data waktu yang menyimpang. Walapun demikian, rata-
rata %produktif operator di mesin R1 tetap akan mengalami peningkatan sebesar
4.018% (menjadi 15.85%). Selain itu, perubahan ini dapat dikatakan efektif
karena dapat mengurangi jumlah operator sebanyak 2 operator sehingga jumlah
operator mesin R1 hanya tinggal 3 operator saja.
5.1.2. Analisa Mesin R6
Untuk mesin R6, penyusun melakukan pengamatan untuk dua jenis
kertas yaitu: Hand Towel dan Sandwich Ribbed Kraft sehingga untuk
penganalisaan akan dibahas satu per satu pada sub bab di bawah ini.
5.1.2.1. Analisa Mesin R6 untuk Proses Penggulungan Hand Towel
Untuk kondisi awal pada proses penggulungan Hand Towel di mesin R6,
terdapat 4 operator yang terbagi menjadi: 2 operator bagian katrol dan packing,
serta 2 operator bagian mesin. Di dalam melaksanakan proses penggulungan,
masing-masing operator memiliki aktivitas-aktivitas rutin (dapat dilihat pada Peta
Kelompok Kerja) dan non rutin (dapat dilihat pada data Work Sampling).
Untuk melakukan analisa jumlah kebutuhan tenaga kerja di mesin R6
untuk proses penggulungan Hand Towel, terlebih dahulu harus melakukan
perhitungan %produktif awal masing-masing operator (dengan menggunakan
rumus seperti di atas → sama seperti perhitungan %produktif mesin R1). Dengan
asumsi dalam satu shift mesin R6 untuk proses penggulungan Hand Towel dapat
menghasilkan 10 turunan maka hasil perhitungan %produktif untuk masing-
masing operator mesin R6 untuk proses penggulungan Hand Towel adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.4. Presentase Produktif Awal Operator Mesin R6 untuk Proses Penggulungan Hand Towel
Operator Waktu Produktif (detik) % Produktif Katrol 1/ Packi ng 1 1030 35.76% Katrol 2/ Packing 2 1433 49.76%
Mesin 1 570 19.79% Mesin 2 1372 47.64%
187
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Bila dilihat dari presentase produktif di atas, dapat dilihat bahwa semua operator
memiliki rata-rata %produktif cukup yaitu sebesar 38.24% tetapi masih belum
optimal (masih kurang dari 50%) dan %produktif yang paling tinggi sudah
mencapai 50%. Sedangkan %produktif yang paling rendah (=20%) dimiliki oleh
operator mesin 1. Oleh karena itu, penyusun mencoba untuk melakukan
pengalihan tugas antar operator dan penambahan tugas untuk operator untuk dapat
meningkatkan %produktif operator lagi.
Menurut pengamatan penyusun, operator yang mungkin tugasnya dapat
dialihkan adalah operator packing atau katrol karena untuk proses packing dan
katrol tidak membutuhkan keahlian yang tinggi, sedangkan untuk operator mesin
harus memiliki keahlian yang cukup di dalam melakukan tugasnya. Jadi apabila
operator mesin diberi tugas packing maka tugas packing tersebut masih dapat
dilakukan dengan baik dan resiko yang ada rendah, tetapi apabila operator
packing atau katrol diberi tugas operator mesin akan memberikan resiko yang
cukup tinggi misalnya jumbo roll hasil cacat. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
penyusun mencoba untuk mengalihkan tugas dari operator katrol 2 atau packing 2
ke operator yang lainnya. Untuk pengalihan tugas dapat dilihat pada Peta
Kelompok Kerja (Lampiran 19).
Secara time analysis, jumlah operator mungkin dapat dikurangi sampai
hanya tinggal 2 operator saja (yang dikurangi adalah operator packing atau katrol
berdasarkan pertimbangan di atas). Hal ini berdasarkan %produktif operator yang
rata-rata masih rendah. Tetapi penyusun tidak dapat semudah itu melakukan
pengurangan jumlah operator sebanyak 2 karena secara technical pengamatan di
lapangan pengurangan tersebut tidak mungkin untuk dilakukan. Menurut
pengamatan penyusun hanya 1 operator yang dapat dikurangi karena banyak
sekali aktivitas katrol dan packing yang harus dilakukan oleh operator mesin R6
dimana untuk kedua aktivitas ini lebih rumit pengerjaannya daripada mesin
gulung yang lain dan juga operator yang melakukan kedua aktivitas tersebut
adalah operator yang sama. Selain itu hal yang penting untuk diperhatikan adalah
proses penggulungan kertas dari satu siklus ke siklus yang lain tidak boleh
terlambat. Jadi apabila mempertimbangkan hal tersebut maka jumlah operator
yang dapat dikurangi hanyalah 1 operator saja (dapat dilihat pada Lampiran 19).
188
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah adanya aktivitas
penyambungan kertas yang putus dimana untuk melakukan aktivitas
penyambungan kertas dibutuhkan 3 operator (aktivitas penyambungan dapat
dilihat pada Lampiran 20) karena setiap jumbo roll hasil harus ditangani oleh satu
operator agar proses penggulungan selanjutnya tidak terganggu dan adanya
aktivitas non rutin yang harus dilakukan oleh operator. Untuk perhitungan
aktivitas non rutin ini seharusnya dilakukan pengukuran dengan work sampling.
Tetapi hal ini tidak dapat dilakukan karena pada saat akan dilakukan pengamatan
work sampling, mesin R6 tidak melakukan penggulungan Hand Towel lagi tetapi
kertas Sandwich Ribbed Kraft sedangkan hasil work sampling dari kertas SRK ini
tidak dapat disamakan dengan kertas Hand Towel karena aktivitas yang dilakukan
untuk melakukan proses penggulungan kedua jenis kertas ini sangatlah berbeda.
Jadi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, tugas operator
katrol 2 yang akan dialihkan operator katrol 1 dan dibantu oleh operator mesin 2.
Beberapa pertimbangan di dalam pengalihan tugas operator packing 2 ke operator
katrol adalah:
• Operator katrol 1 dan mesin 2 adalah operator yang memang mungkin untuk
diberi penambahan tugas.
• Untuk operator mesin 1 walaupun %produktifnya masih rendah tetap tidak
dapat diberi tambahan tugas karena selama proses penggulungan operator
mesin tersebut tidak menganggur tetapi memiliki kegiatan non rutin seperti:
mengecek keadaan kertas, menyetel as, menulis laporan, dan lain-lain.
Untuk mendukung technical analysis mengenai presentase besarnya
kegiatan non rutin untuk setiap operator terutama untuk operator mesin, penyusun
melakukan pengukuran work sampling. Karena tidak adanya data work sampling
mesin R6 untuk proses penggulungan Hand Towel maka tidak dapat dibuktikan
besarnya % aktivitas non rutin dari operator mesin 1. Tetapi hal ini tidaklah
menjadi masalah karena operator mesin 1 tugasnya sama seperti operator mesin
yang lainnya yang telah dibuktikan besarnya presentase aktivitas non rutinnya.
Pengalihan tugas operator katrol 2 ke operator katrol 1 dan mesin 2
mengakibatkan sedikit perubahan terhadap sistem kerja operator katrol 1 dan
mesin 2. Perubahan tersebut adalah tugas operator katrol 2 yaitu aktivitas
189
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
membersihkan BS as core diberikan kepada operator katrol 1 dan dilakukan
setelah operator katrol 1 menyelesaikan tugas utamanya terlebih dahulu. Tugas
operator katrol 2 yang lain adalah aktivitas packing dimana aktivitas packing ini
akan dialihkan sebagian besar kepada operator mesin 2 dan sebagian kecil
dialihkan ke operator katrol 1.
Selain melakukan pengurangan operator di mesin R6 untuk proses
penggulungan Hand Towel, penyusun juga mengusulkan adanya perbaikan sistem
kerja yaitu untuk aktivitas membersihkan BS di as core yang semula dilakukan di
atas mesin setelah proses penggulungan selesai dialihkan pada saat proses
penggulungan berjalan. Hal ini dapat mempercepat proses proses penggulungan
yang selanjutnya dimana apabila aktivitas ini dilakukan di atas mesin maka
aktivitas meletakkan jumbo roll ke unwinstand tidak dapat segera dilakukan
(harus menunggu operator yang melakukan aktivitas membersihkan BS as core)
sehingga secara otomatis proses penggulungan dapat segera dilakukan. Perbaikan
yang lainnya adalah untuk aktivitas pemasangan paper core ke as core mesin dan
aktivitas memasukkan as core ke mesin yang biasanya dilakukan setelah proses
gulung selesai dialihkan pada saat sebelum proses gulung selesai. Apabila hal ini
dilakukan maka akan mempercepat proses penurunan jumbo roll hasil.
Setelah melakukan pengalihan tugas seperti dijelaskan di atas, perlu
dihitung kembali %produktif operator untuk mengetahui seberapa efektif usulan
yang telah dibuat. Adapun perhitungan %produktif operator setelah usulan
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5. Perbandingan Presentase Produktif Operator Mesin R6 untuk Hand Towel
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Katrol 1/ Packing 1 35.76% 63.99% 28.23% Katrol 2/ Packing 2 49.76% - -
Mesin 1 19.79% 22.57% 2.78% Mesin 2 47.64% 67.99% 20.35%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan %produktif dialami
oleh semua operator mesin R6. Hal ini tentu saja juga akan meningkatkan rata-rata
%produktif dari operator mesin R6 untuk proses penggulungan Hand Towel yaitu
190
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
sebesar 13.28%. Perubahan yang dilakukan dapat dikatakan cukup efektif karena
dapat mengurangi jumlah operator dari 4 operator menjadi 3 operator dengan
tidak mengganggu jalannya proses penggulungan kertas bahkan dapat
mempercepat proses penggulungan yang selanjutnya.
5.1.2.2. Analisa Mesin R6 untuk Proses Penggulungan Sandwich Ribbed Kraft
Untuk kondisi awal pada proses penggulungan Sandwich Ribbed Kraft
(SRK) di mesin R6, terdapat 4 operator yang terbagi menjadi: 2 operator bagian
katrol dan packing, serta 2 operator bagian mesin. Di dalam melaksanakan proses
penggulungan, masing-masing operator memiliki aktivitas-aktivitas rutin (dapat
dilihat pada Peta Kelompok Kerja) dan non rutin (dapat dilihat pada data Work
Sampling).
Untuk melakukan analisa jumlah kebutuhan tenaga kerja di mesin R6
untuk proses penggulungan SRK, terlebih dahulu harus melakukan perhitungan
%produktif awal masing-masing operator (dengan menggunakan rumus seperti di
atas → sama seperti perhitungan %produktif mesin R1). Dengan asumsi dalam
satu shift mesin R6 untuk proses penggulungan SRK dapat menghasilkan 21
turunan dengan 3 kali penaikan jumbo roll (1 kali penaikan jumbo roll akan
menghasilkan 6 turunan jumbo roll hasil) maka hasil perhitungan %produktif
untuk masing-masing operator mesin R6 untuk proses penggulungan SRK adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.6. Presentase Produktif Awal Operator Mesin R6 untuk Proses Penggulungan Sandwich Ribbed Kraft
Operator Waktu Produktif (detik) % Produktif Katrol 1/ Packi ng 1 7731 26.84% Katrol 2/ Packing 2 9489 32.95%
Mesin 1 9879 34.30% Mesin 2 10443 36.26%
Bila dilihat dari presentase produktif di atas, dapat dilihat bahwa semua operator
memiliki rata-rata %produktif cukup yaitu sebesar 32.59% tetapi masih belum
optimal (masih kurang dari 50%) dan %produktif yang paling tinggi sudah
mencapai 37%. Sedangkan %produktif yang paling rendah (=27%) dimiliki oleh
191
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
operator katrol 1. Oleh karena itu, penyusun mencoba untuk melakukan
pengalihan tugas antar operator dan penambahan tugas untuk operator untuk dapat
meningkatkan %produktif operator lagi.
Menurut pengamatan penyusun, operator yang mungkin tugasnya dapat
dialihkan adalah operator packing atau katrol karena untuk proses packing dan
katrol tidak membutuhkan keahlian yang tinggi, sedangkan untuk operator mesin
harus memiliki keahlian yang cukup di dalam melakukan tugasnya. Jadi apabila
operator mesin diberi tugas packing maka tugas packing tersebut masih dapat
dilakukan dengan baik dan resiko yang ada rendah, tetapi apabila operator
packing atau katrol diberi tugas operator mesin akan memberikan resiko yang
cukup tinggi misalnya jumbo roll hasil cacat. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
penyusun mencoba untuk mengalihkan tugas dari operator katrol 2 atau packing 2
ke operator yang lainnya. Untuk pengalihan tugas dapat dilihat pada Peta
Kelompok Kerja (Lampiran 21).
Secara time analysis, jumlah operator mungkin dapat dikurangi sampai
hanya tinggal 2 operator saja (yang dikurangi adalah operator packing atau katrol
berdasarkan pertimbangan di atas). Hal ini berdasarkan %produktif operator yang
rata-rata masih rendah. Tetapi penyusun tidak dapat semudah itu melakukan
pengurangan jumlah operator sebanyak 2 karena secara technical pengamatan di
lapangan pengurangan tersebut tidak mungkin untuk dilakukan. Menurut
pengamatan penyusun hanya 1 operator yang dapat dikurangi karena banyak
sekali aktivitas katrol dan packing yang harus dilakukan oleh operator mesin R6
dimana untuk kedua aktivitas ini lebih rumit pengerjaannya daripada mesin
gulung yang lain dan juga operator yang melakukan kedua aktivitas tersebut
adalah operator yang sama. Selain itu hal yang penting untuk diperhatikan adalah
proses penggulungan kertas dari satu siklus ke siklus yang lain tidak boleh
terlambat. Jadi apabila mempertimbangkan hal tersebut maka jumlah operator
yang dapat dikurangi hanyalah 1 operator saja (dapat dilihat pada Lampiran 21).
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah adanya aktivitas
penyambungan kertas yang putus dimana untuk melakukan aktivitas
penyambungan kertas dibutuhkan 3 operator (aktivitas penyambungan dapat
dilihat pada Lampiran 23) karena setiap jumbo roll hasil harus ditangani oleh satu
192
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
operator agar proses penggulungan selanjutnya tidak terganggu dan adanya
aktivitas non rutin yang harus dilakukan oleh operator. Untuk perhitungan
aktivitas non rutin ini dilakukan pengukuran dengan work sampling. Adapun hasil
perhitungan %produktif setelah ditambahkan dengan % aktivitas non rutin adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.7. Perhitungan Total Presentase Produktif Awal Operator Mesin R6 untuk Sandwich Ribbed Kraft
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Awal Katrol 1/ Packi ng 1 26.84% 18.31% 45.15% Katrol 2/ Packing 2 32.95% 10.49% 43.44%
Mesin 1 34.30% 50.26% 84.56% Mesin 2 36.26% 22.75% 59.01%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa %produktif setiap operator meningkat akibat
dari adanya %produktif dari aktivitas yang non rutin. Berdasarkan tabel di atas
juga dapat dilihat bahwa operator mesin sudah mempunyai %produktif yang
cukup tinggi yaitu sebesar 84.56% jadi tidak mungkin untuk dilakukan
penambahan tugas lagi bagi operator mesin pada saat proses penggulungan
berjalan, sedangkan operator-operator yang lain %produktifnya juga sudah cukup
tinggi jadi tidak mungkin dilakukan pengurangan jumlah operator sebanyak 2
operator.
Jadi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, tugas operator
katrol 2 yang akan dialihkan operator katrol 1 dan dibantu oleh operator mesin 2.
Beberapa pertimbangan di dalam pengalihan tugas operator packing 2 ke operator
katrol adalah:
• Operator katrol 1 dan mesin 2 adalah operator yang memang mungkin untuk
diberi penambahan tugas.
• Untuk operator mesin 1 walaupun %produktifnya masih rendah tetap tidak
dapat diberi tambahan tugas karena selama proses penggulungan operator
mesin tersebut tidak menganggur tetapi memiliki kegiatan non rutin seperti:
mengecek keadaan kertas, menyetel as, menulis laporan, dan lain-lain.
Pengalihan tugas operator katrol 2 ke operator katrol 1 dan mesin 2
mengakibatkan sedikit perubahan terhadap sistem kerja operator katrol 1 dan
193
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
mesin 2. Perubahan tersebut adalah tugas operator katrol 2 yaitu aktivitas
membersihkan BS as core diberikan kepada operator katrol 1 dan dilakukan
setelah operator katrol 1 menyelesaikan tugas utamanya terlebih dahulu. Tugas
operator katrol 2 yang lain adalah aktivitas packing dimana aktivitas packing ini
akan dialihkan sebagian besar kepada operator mesin 2 dan sebagian kecil
dialihkan ke operator katrol 1. Selain itu, operator mesin 1 akan mendapatkan
tugas tambahan yaitu membantu aktivitas packing pada saat menunggu proses
penaikan jumbo roll. Hal ini tidaklah menjadi masalah karena penambahan tugas
dilakukan bukan pada saat proses penggulungan berjalan sehingga tidak
mengganggu aktivitas non rutin dari operator mesin 1.
Selain melakukan pengurangan operator di mesin R6 untuk proses
penggulungan SRK, penyusun juga mengusulkan adanya perbaikan sistem kerja
yang sama dengan proses penggulungan Hand Towel yaitu untuk aktivitas
membersihkan BS di as core yang semula dilakukan di atas mesin setelah proses
penggulungan selesai dialihkan pada saat proses penggulungan berjalan. Hal ini
dapat mempercepat proses proses penggulungan yang selanjutnya dimana apabila
aktivitas ini dilakukan di atas mesin maka aktivitas meletakkan jumbo roll ke
unwinstand tidak dapat segera dilakukan (harus menunggu operator yang
melakukan aktivitas membersihkan BS as core) sehingga secara otomatis proses
penggulungan dapat segera dilakukan. Perbaikan yang lainnya adalah untuk
aktivitas pemasangan paper core ke as core mesin dan aktivitas memasukkan as
core ke mesin yang biasanya dilakukan setelah proses gulung selesai dialihkan
pada saat sebelum proses gulung selesai. Apabila hal ini dilakukan maka akan
mempercepat proses penurunan jumbo roll hasil.
Setelah melakukan pengalihan tugas seperti dijelaskan di atas, perlu
dihitung kembali %produktif operator untuk mengetahui seberapa efektif usulan
yang telah dibuat. Adapun perhitungan %produktif operator setelah usulan
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.8. Perhitungan Total Presentase Produktif Akhir Operator Mesin R6 Untuk Sandwich Ribbed Kraft
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Akhir Katrol 1/ Packi ng 1 42.97% 28.8% 71.77%
194
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Akhir Katrol 2/ Packing 2 - - -
Mesin 1 39.49% 50.26% 89.75% Mesin 2 44.72% 22.75% 67.47%
Setelah diketahui total %produktif akhir dari operator, akan dilakukan
perbandingan dengan total %produktif awal. Adapun perbandingannya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9. Perbandingan Presentase Produktif Operator Mesin R6 Untuk Sandwich Ribbed Kraft
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Katrol 1/ Packing 1 45.15% 71.77% 26.62% Katrol 2/ Packing 2 43.44% - -
Mesin 1 84.56% 89.75% 5.19% Mesin 2 59.01% 67.47% 8.46%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan %produktif dialami
oleh semua operator mesin R6. Hal ini tentu saja juga akan meningkatkan rata-rata
%produktif dari operator mesin R6 untuk proses penggulungan SRK yaitu sebesar
18.29%. Perubahan yang dilakukan dapat dikatakan cukup efektif karena dapat
mengurangi jumlah operator dari 4 operator menjadi 3 operator dengan tidak
mengganggu jalannya proses penggulungan kertas bahkan dapat mempercepat
proses penggulungan yang selanjutnya.
5.2. Analisa untuk Proses Potong (Cutting)
Analisa proses potong dilakukan untuk proses potong di mesin C8. Pada
saat penyusun melakukan pengukuran di mesin C8, mesin ini hanya melakukan
proses potong untuk jenis kertas Newsprint. Pada kondisi awal untuk proses
pemotongan jenis kertas tersebut di mesin C8, terdapat 6 operator yang terbagi
menjadi: 2 operator bagian mesin, 2 operator bagian track, dan 2 operator BS. Di
dalam melaksanakan proses pemotongan, masing-masing operator memiliki
aktivitas-aktivitas rutin (dapat dilihat pada Peta Kelompok Kerja) dan non rutin
(dapat dilihat pada data Work Sampling).
195
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Pada proses potong terdapat dua jenis aktivitas yang dilakukan yaitu
aktivitas rutin dan aktivitas non rutin. Untuk pelaksanaan proses potong berbeda
dengan pelaksanaan proses gulung dimana untuk proses potong terdapat aktivitas
non rutin (tidak dilakukan pada setiap siklus) tetapi aktivitas tersebut dilakukan
rutin setiap hari. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas penurunan as core
yang lama dan penaikan jumbo roll yang baru. Penyusun memutuskan untuk
memasukkan aktivitas tersebut ke dalam aktivitas non rutin (dihitung dalam work
sampling) tetapi tetap dihitung waktu bakunya dan tetap akan digunakan sebagai
penganalisaan jumlah kebutuhan tenaga kerja. Karena penaikan jumbo roll
dikategorikan sebagai aktivitas non rutin maka untuk perhitungan %produktif
aktivitas rutin untuk kedua jenis kertas adalah sama.
Untuk melakukan analisa jumlah kebutuhan tenaga kerja di mesin C8
untuk proses pemotongan jenis kertas terlebih dahulu harus melakukan
perhitungan %produktif awal masing-masing operator (dengan menggunakan
rumus seperti di atas → sama seperti perhitungan %produktif mesin R1). Dengan
asumsi dalam satu shift mesin C8 untuk proses pemotongan Newsprint dapat
menghasilkan 4 tarikan maka dapat dihitung %produktif dari operator yaitu:
Tabel 5.10. Presentase Produktif Awal Operator Mesin C8
Operator Waktu Produktif (detik) % Produktif Mesin 1 2248 7.81% Mesin 2 1272 4.42% Track 1 12816 44.5% Track 2 12000 41.67%
BS 1 1008 3.5% BS 2 1008 3.5%
Bila dilihat dari presentase produktif di atas, dapat dilihat bahwa semua operator
memiliki rata-rata %produktif sebesar 17.57% dan %produktif yang paling tinggi
sudah mencapai 45%. Sedangkan operator yang memiliki %produktif yang sangat
rendah adalah operator BS (=4%). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
proses potong terdapat operator yang %produktifnya sangat tinggi dan ada yang
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena untuk operator track dalam satu hari
pekerjaannya hanya menge-track saja jadi aktivitas rutinnya yang besar
196
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
presentasenya sedangkan untuk operator mesin tidak mempunyai banyak aktivitas
rutin yang dilakukan, sebagian besar pekerjaan yang dilakukan adalah aktivitas
non rutin. Jadi untuk perhitungan %produktif operator potong sangatlah penting
untuk mengetahui besarnya % aktivitas non rutin (diperoleh dari pengamatan
dengan work sampling). Adapun perhitungan %produktif operator setelah
ditambahkan dengan % aktivitas non rutin adalah sebagai berikut:
Tabel 5.11. Perhitungan Total Presentase Produktif Awal Operator Mesin C8
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Awal Mesin 1 7.81% 64.96% 72.77% Mesin 2 4.42% 48.09% 52.51% Track 1 44.5% 2.53% 47.03% Track 2 41.67% 1.47% 43.14%
BS 1 3.5% 22.53% 26.03% BS 2 3.5% 27.57% 31.07%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa memang benar apabila
operator mesin besar sekali presentase aktvitas non rutinnya sedangkan untuk
operator track kecil sekali % aktivitas non rutinnya. Setelah dilakukan
penambahan dengan aktivitas non rutin maka %produktif operator mesin C8
cenderung hampir sama (merata).
Secara time analysis, jumlah operator mungkin dapat dikurangi sampai
hanya tinggal 3 operator saja (yang dikurangi adalah operator packing
berdasarkan pertimbangan di atas). Tetapi penyusun tidak dapat semudah itu
melakukan pengurangan jumlah operator sebanyak 3 karena secara technical
pengamatan di lapangan pengurangan tersebut tidak mungkin untuk dilakukan.
Menurut penyusun, operator yang dapat dikurangi hanyalah 2 operator karena
pada proses potong terdapat aktivitas-aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan
misalnya saja aktivitas track dimana untuk aktivitas ini dibutuhkan 2 operator,
apabila proses ini ditinggalkan maka dapat terjadi kertas hasil potong menjadi
tidak teratur dan dapat mengakibatkan kertas tersebut menyangkut di mesin.
Aktivitas yang lainnya adalah aktivitas membuang BS dimana untuk aktivitas ini
dibutuhkan 1 operator yang harus standby di belakang mesin karena apabila BS
197
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
tidak diawasi maka BS dapat masuk ke mesin dan membuat proses potong
menjadi terganggu.
Jadi dengan pertimbangan di atas, maka penyusun memutuskan untuk
mengurangi jumlah operator sebanyak 2 operator track. Pemilihan operator track
yang dihilangkan padahal %produktifnya bukan yang terendah sama seperti
pemilihan operator packing dimana untuk aktivitas track tidak dibutuhkan
keahlian yang tinggi sehingga dapat dilakukan oleh siapapun. Sedangkan untuk
aktivitas permesinan membutuhkan keahlian yang tinggi sehingga tidak mudah
pelimpahan tugasnya. Selain itu, operator track biasanya adalah perempuan dan
operator perempuan biasanya tidak dapat membantu proses penaikan jumbo roll
jadi apabila operator laki-laki yang dihilangkan maka untuk proses penaikan
jumbo roll akan kekurangan operator. Oleh sebab itu operator track yang akan
dihilangkan. Karena operator track telah dihilangkan maka aktivitas track operator
yang dihilangkan harus digantikan oleh operator lain dan yang memungkinkan
untuk menggantikannya adalah operator BS 2 dan mesin 2.
Pengalihan tugas dari operator track 1 dan 2 ke operator BS 2 dan mesin
2 mengakibatkan adanya perubahan tugas bagi operator mesin 2 dan BS 2 dimana
keduanya harus melakukan aktivitas track sepanjang hari. Sedangkan operator BS
dikurangi menjadi 1 operator karena menurut penyusun untuk aktivitas membuang
BS dapat ditangani oleh 1 operator saja.
Setelah melakukan pengalihan tugas seperti dijelaskan di atas, perlu
dihitung kembali %produktif operator untuk mengetahui seberapa efektif usulan
yang telah dibuat. Adapun perhitungan %produktif operator setelah usulan
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.12. Perhitungan Total Presentase Produktif Akhir Operator Mesin C8
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Akhir Mesin 1 7.81% 64.96% 72.77% Mesin 2 4.42% 48.09% 52.51% Track 1 - - - Track 2 - - -
BS 1 44.5% 26.53% 71.03% BS 2 7% 27.57% 34.57%
198
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Setelah diketahui total %produktif akhir dari operator, akan dilakukan
perbandingan dengan total %produktif awal. Adapun perbandingannya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.13. Perbandingan Presentase Produktif Operator Mesin C8
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Mesin 1 72.77% 72.77% 0.00% Mesin 2 52.51% 52.51% 0.00% Track 1 47.03% - - Track 2 43.14% - -
BS 1 26.03% 71.03% 45% BS 2 31.07% 34.57% 3.5%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan %produktif dialami
oleh operator BS 1 dan BS 2 dimana kenaikan %produktif operator BS 1
sangatlah tinggi (=45%). Hal ini cukup efektif untuk dilakukan karena dapat
mengurangi jumlah operator dari 6 operator menjadi 4 operator dengan tidak
mengganggu jalannya proses penggulungan kertas. Selain itu, %produktif
operator juga akan menjadi cukup tinggi.
5.3. Analisa untuk Proses Wrapping Machine
Untuk kondisi awal pada proses wrapping machine, jumlah operator
yang melakukan proses wrapping machine adalah sebanyak 6 operator yaitu: 2
operator bagian mesin, 2 operator bagian bawah, dan 2 operator bagian atas. Pada
saat penyusun melakukan pengukuran di wrapping machine, mesin ini hanya
melakukan proses bungkus untuk jenis kertas Duplex. Di dalam melaksanakan
proses pembungkusan, masing-masing operator memiliki aktivitas-aktivitas rutin
(dapat dilihat pada Peta Kelompok Kerja) dan non rutin (dapat dilihat pada data
Work Sampling).
Untuk melakukan analisa jumlah kebutuhan tenaga kerja di wrapping
machine untuk proses penggulungan kertas Kraft Bungkus, terlebih dahulu harus
melakukan perhitungan %produktif awal masing-masing operator (dengan
menggunakan rumus seperti di atas → sama seperti perhitungan %produktif mesin
R1). Dengan asumsi dalam satu shift wrapping machine dapat menghabiskan 30
199
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
pallet bahan baku dan menghasilkan 50 pallet bahan jadi untuk proses
pembungkusan dengan mesin. Adapun hasil perhitungan %produktif untuk
masing-masing operator wrapping machine adalah sebagai berikut:
Tabel 5.14. Presentase Produktif Awal Operator Wrapping Machine
Operator Waktu Produktif (detik) % Produktif Mesin 1 0 0.00% Mesin 2 0 0.00%
Operator bawah 1 7290 25.31% Operator bawah 2 5570 19.34% Operator atas 1 8970 31.16% Operator atas 2 6480 22.5%
Bila dilihat dari presentase produktif di atas, dapat dilihat bahwa semua operator
memiliki rata-rata %produktif yang masih rendah yaitu hanya sebesar 19.62%
dan %produktif yang paling tinggi dipegang oleh operator atas 1 yaitu sebesar
32%. Untuk operator mesin 1 dan mesin 2, presentase produktifnya nol karena
memang kedua operator ini tidak memiliki aktiviats rutin, aktivitas kedua operator
tersebut cenderung ke arah aktivitas non rutin seperti misalnya mengecek mesin,
mengisi lem, dan lain-lain. Oleh karena itu, penyusun mencoba untuk melakukan
pengalihan tugas antar operator dan penambahan tugas untuk operator. Untuk
presentase non rutin dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.15. Perhitungan Total Presentase Produktif Awal Operator Wrapping Machine
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Awal Mesin 1 0.00% 40.88% 40.88% Mesin 2 0.00% 37.28% 37.28%
Operator B1 25.31% 12.23% 37.54% Operator B2 19.34% 21.89% 41.23% Operator A1 31.16% 44.11% 75.27% Operator A2 22.5% 12.85% 35.35%
Secara time analysis, jumlah operator mungkin dapat dikurangi sampai
hanya tinggal 3 operator saja. Hal ini berdasarkan %produktif operator yang rata-
rata masih rendah dan secara technical pengamatan di lapangan pengurangan
tersebut mungkin untuk dilakukan. Pengurangan sebanyak 3 operator ini dapat
200
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
dilakukan apabila untuk tumpukan bahan baku telah ada tanda dari sortir dan
hitung sehingga tandanya jelas dan tidak kabur. Dengan jelasnya tanda pada
tumpukan bahan baku maka untuk proses memasukkan kertas ke mesin di atas
dapat dilakukan oleh 1 operator tetapi apabila tidak ada tanda tersebut harus
dilakukan oleh 2 operator kalau tidak proses tersebut akan berjalan lambat.
Karena pada saat ini pemberian tanda tidak dapat dipastikan maka untuk aktivitas
ini tetap akan diberi 2 operator. Sedangkan untuk aktivitas operator yang berada di
bawah mesin yang tugasnya adalah menangani pallet-pallet yang biasanya
dilakukan oleh 2 operator perempuan akan digantikan dengan 1 operator laki-laki.
Hal ini tidaklah menjadi masalah karena penyusun pernah melihat hal ini
dilakukan walaupun jarang.
Untuk 2 operator yang bertugas di bawah mesin dihilangkan dan diganti
dengan operator mesin 2 sedangkan untuk aktivitas non rutin operator mesin 2
akan diberikan kepada operator mesin 1. Jadi dengan jumlah 4 operator proses
wrapping machine dapat berjalan dengan baik. Adapun total %produktif setelah
dilakukan perbaikan adalah:
Tabel 5.16. Perhitungan Total Presentase Produktif Akhir Operator Wrapping Machine
Operator %Produktif Rutin %Non Rutin Total %Produktif Akhir Mesin 1 0.00% 78.16% 78.16% Mesin 2 25.31% 21.89% 47.20%
Operator B1 - - - Operator B2 - - - Operator A1 31.16% 44.11% 75.27% Operator A2 22.5% 12.85% 35.35%
Setelah diketahui total %produktif akhir dari operator, akan dilakukan
perbandingan dengan total %produktif awal. Adapun perbandingannya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.17. Perbandingan Presentase Produktif Operator Wrapping Machine
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif
Mesin 1 40.88% 78.16% 37.28% Mesin 2 37.28% 47.20% 9.92%
Operator B1 37.54% - -
201
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Operator %Produktif Awal %Produktif Akhir Peningkatan %Produktif Operator B2 41.23% - - Operator A1 75.27% 75.27% 0.00% Operator A2 35.35% 35.35% 0.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan %produktif dialami
oleh operator mesin 2 dan mesin 1. Peningkatan yang dialami oleh operator mesin
1 cukup tinggi yaitu sekitar 38%. Perubahan yang dilakukan dapat dikatakan
cukup efektif karena dapat mengurangi jumlah operator dari 5 operator menjadi 3
operator dengan tidak mengganggu jalannya proses penggulungan kertas. Selain
itu, %produktif akhir semua operator dapat dikatakan tinggi.
5.5. Analisa untuk Proses Wrapping Manual
Untuk melakukan proses wrapping manual dibutuhkan 2 operator dan
biasanya dilakukan oleh operator perempuan. Menurut penyusun hal ini sudah
optimal mengingat untuk melakukan proses pembungkusan, operator harus
mengangkat tumpukan kertas ke atas kertas pembungkus dan terkadang hal ini
cukup sulit untuk dilakukan oleh 1 operator. Kesulitannya adalah misalnya saja
apabila ukuran dari kertas terlalu besar sehingga sulit apabila diangkat oleh 1
operator, apabila tebal kertas terlalu tipis (contoh: kertas newsprint) akan mudah
tertekuk apabila diangkat oleh 1 operator, dan juga berat tumpukan kertas tersebut
dapat dikatakan cukup berat untuk diangkat apalagi yang melakukan proses
bungkus manual ini adalah operator perempuan. Jadi untuk jumlah operator yang
melakukan proses wrapping manual sudah optimal dengan 2 operator.
Proses wrapping manual akan dilanjutkan dengan proses klem dimana
proses klem ini akan dilakukan oleh operator yang berbeda (biasanya operator
laki-laki). Proses klem biasanya juga dilakukan oleh 2 operator dimana operator
yang satu akan mengurusi bagian memasang stretch film dan yang lainnya yang
akan melakukan proses klem. Untuk pelaksanaan proses klem dengan 2 operator
menurut penyusun sudah optimal karena apabila dibuat 1 operator jelas waktu
penyelesaiannya akan lebih lama.
202
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Untuk penentuan jumlah operator secara umum hanya digunakan
perhitungan secara teoritis. Adapun hal-hal yang perlu diketahui untuk
menentukan jumlah pasangan operator pembungkus yang dibutuhkan adalah:
• Waktu baku untuk aktivitas-aktivitas pembungkusan secara manual
• Jumlah bahan baku yang akan dibungkus
Dengan diketahuinya kedua data ini maka akan dapat dihitung jumlah kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan. Pertama-tama akan dihitung terlebih dahulu jumlah
output yang dapat dihasilkan oleh sepasang operator bungkus dari waktu baku
yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus:
1OutputWb
= (4.2)
Dengan diketahuinya output untuk 1 pasang operator bungkus dan jumlah bahan
baku yang akan dibungkus maka akan dapat ditentukan jumlah operator yang
diperlukan.