perempuan suku akit (studi aktivitas kerja dalam …

10
Page | 665 =================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018 PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM KOMUNITAS YANG MEMISKINKAN DI BANTAN KABUPATEN BENGKALIS) Hesti Asriwandari¹, Mita Rosaliza² Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Pekanbaru ¹[email protected] ²[email protected] Abstrak Program Nawa Cita pemerintahan presiden Joko Widodo yang salah satunya adalah upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui pembangunan ekonomi wilayah pesisir yang disertai dukungan dana trilyunan rupiah masih dalam proses yang belum memperoleh hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan. Fenomena ini menguatkan pandangan pemikir sosial bahwa kekuatan ekonomi dan keuangan bukan aspek tunggal untuk menjamin keberhasilan capaian pembangunan ekonomi. Aspek sosial masyarakat merupakan sisi penting lainnya yang cenderung diabaikan oleh para perencana dan pelaksana pembangunan. Seperti halnya hambatan capaian pembangunan ekonomi pada komunitas masyarakat suku Akit di wilayah pesisir utara Bengkalis, seharusnya perlu ditinjau hambatan apa dibalik fenomena rendahnya produktivitas kerja masyarakat tersebut. Data BPS 2015 menyebutkan bahwa 32.14% masyarakat pesisir hidup dibawah garis kemiskinan, yang memberikan kontribusi terhadap angka kemiskinan nasional yang sekarang mencapai 17.75% dari total jumlah penduduk Indonesia. Struktur sosial dalam masyarakat suku Akit umumnya dicirikan oleh adanya aktivitas kerja yang kuat yang merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan pemanfaatan mangrove, bekerja di Panglong Arang dan sebagian kecil hidup sebagai nelayan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut merupaka ikatan pekerjaan yang penuh dengan ketidakpastian. Bagi suku Akit, menjalin ikatan dengan patron (tauke) merupakan langkah yang penting dalam menjaga kelangsungan kehidupan keseharian mereka. Penelitian ini di dilakukan di Desa Berancah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, dengan Subjek penelitian yaitu perempuan yang merupakan bagian dari Suku Akitnya Yang terbesar di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini menggunakan metode ganda/campuran antara kualitatif dengan kuantitatif (mixed method). Mixed method tersebut mengejawantah dalam bentuk metode kualitatif atas metode kuantitatif, bukan metode kuantitatif atas metode kualitatif. Sebab, dalam penelitian ini metode kuantitaif menjadi penunjang metode kualitatif, sehingga metode kuantitatif memiliki fungsi untuk memberikan data latar belakang yang terukur untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensif skala kecil. Kata kunci : Perempuan Akit, Tindakan Kerja, Desa Berancah PENDAHULUAN Kerja dipandang sebagai tindakan ekonomi individu yang beorientasi pada perilaku orang lain yang berada pada lingkaran sosialnya. Setiap kerja mempunyai backgroaund berupa kepentingan. Kepentingan merupakan kristalisasi dari arah dan

Upload: others

Post on 25-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 665

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

PEREMPUAN SUKU AKIT

(STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM KOMUNITAS

YANG MEMISKINKAN DI BANTAN KABUPATEN BENGKALIS)

Hesti Asriwandari¹, Mita Rosaliza²

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Riau

Pekanbaru

¹[email protected]

²[email protected]

Abstrak

Program Nawa Cita pemerintahan presiden Joko Widodo yang salah satunya

adalah upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui pembangunan ekonomi

wilayah pesisir yang disertai dukungan dana trilyunan rupiah masih dalam proses yang

belum memperoleh hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan. Fenomena ini

menguatkan pandangan pemikir sosial bahwa kekuatan ekonomi dan keuangan bukan

aspek tunggal untuk menjamin keberhasilan capaian pembangunan ekonomi.

Aspek sosial masyarakat merupakan sisi penting lainnya yang cenderung diabaikan

oleh para perencana dan pelaksana pembangunan. Seperti halnya hambatan capaian

pembangunan ekonomi pada komunitas masyarakat suku Akit di wilayah pesisir utara

Bengkalis, seharusnya perlu ditinjau hambatan apa dibalik fenomena rendahnya

produktivitas kerja masyarakat tersebut.

Data BPS 2015 menyebutkan bahwa 32.14% masyarakat pesisir hidup dibawah

garis kemiskinan, yang memberikan kontribusi terhadap angka kemiskinan nasional yang

sekarang mencapai 17.75% dari total jumlah penduduk Indonesia. Struktur sosial dalam

masyarakat suku Akit umumnya dicirikan oleh adanya aktivitas kerja yang kuat yang

merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan pemanfaatan mangrove, bekerja di Panglong

Arang dan sebagian kecil hidup sebagai nelayan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut merupaka

ikatan pekerjaan yang penuh dengan ketidakpastian. Bagi suku Akit, menjalin ikatan

dengan patron (tauke) merupakan langkah yang penting dalam menjaga kelangsungan

kehidupan keseharian mereka.

Penelitian ini di dilakukan di Desa Berancah Kecamatan Bantan Kabupaten

Bengkalis, dengan Subjek penelitian yaitu perempuan yang merupakan bagian dari Suku

Akitnya Yang terbesar di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.

Penelitian ini menggunakan metode ganda/campuran antara kualitatif dengan

kuantitatif (mixed method). Mixed method tersebut mengejawantah dalam bentuk metode

kualitatif atas metode kuantitatif, bukan metode kuantitatif atas metode kualitatif. Sebab,

dalam penelitian ini metode kuantitaif menjadi penunjang metode kualitatif, sehingga

metode kuantitatif memiliki fungsi untuk memberikan data latar belakang yang terukur

untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensif skala kecil.

Kata kunci : Perempuan Akit, Tindakan Kerja, Desa Berancah

PENDAHULUAN

Kerja dipandang sebagai tindakan ekonomi individu yang beorientasi pada

perilaku orang lain yang berada pada lingkaran sosialnya. Setiap kerja mempunyai

backgroaund berupa kepentingan. Kepentingan merupakan kristalisasi dari arah dan

Page 2: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 666

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

tujuan tindakan kerja yang menjadi latar dari makna subyek aktor melekat pada

sistem sosial dimana aktor melangsungkan kehidupan sosialnya. Disamping itu.

Relasi kekuasaan dengan aktor pelaku kerja tidak dapat dilepaskan dari tindakan

kerja sang aktor. Kemiskinan keluarga di wilayah pesisir, membuat perempuan

terutama istri harus mencari pendapatan tambahan karena pendapatan suaminya

tidak bisa diharapkan. Ketidakpastian pendapatan di laut mengharuskan kaum

perempuan untuk memikul tanggung jawab memenuhi kebutuhan sehari-hari (bila

musim paceklik), kebutuhan anak sekolah dan kebutuhan ”relasi sosial” kampung

semisal hajatan atau iuran acara kampung lainnya. Kemiskinan telah menjadikan

perempuan berperan ganda yakni sebagai pencari nafkah sekaligus pengurus rumah

tangga dan anak.

Kedudukan dan peranan kaum perempuan pesisir atau istri nelayan

pada masyarakat pesisir sangat penting karena dalam system pembangian kerja

secara seksual pada masyarakat nelayan, kaum perempuan pesisir atau istri nelayan

mengambil peranan yang besar dalam kegiatan sosial-ekonomi didarat,

sementara laki-laki berperan dilaut untuk mencari nafkah dengan menangkap ikan.

Dengan kata lain, darat adalah ranah perempuan, sedangkan laut adalah ranah

laki-laki.Dampak dari pembagian kerja diatas mengharuskan kaum perempuan

pesisir untuk selalu terlibat dalam kegiatan publik, yaitu mencari nafkah keluarga

sebagai antisipasi jika suami mereka tidak mempeoleh pengahsilan.Kegiatan

melaut merupakan kegiatan yang spekulatif dan terikat oleh musim.Oleh karena

itu, nelayan yang melaut belum bisa dipastikan memperoleh penghasilan.Sistem

pembagian kerja masyarakat pesisir dan tidak adanya kepastian pengahasilan

setiap hari dalam rumah tangga nelayan telah menempatkan perempuan sebagai

salah satu pilar penyanggah kebutuhan hidup rumah tangga. Dengan demikian

dalam mengahdapi kerentanan ekonomi dan kemiskinan masyarakat nelayan, pihak

yang paling terbebani dan bertanggungjawab untuk mengatasi dan menjaga

kelangsungan hidup rumah tangga adalah kaum perempuan, istri nelayan (Kusnadi,

2006)

Dibandingkan dengan masyarakat lain, kaum perempuan di Desa-

desa pesisir mengambil kedudukan dan peranan sosial yang penting, baik disektor

domestik maupun disektor publik. Peranan publik istri/perempuan diartikan

Page 3: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 667

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

sebagai keterlibatan kaum perempuan dalam aktifitas sosial-ekonomi

dilingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan

kebutuhan sekunder lainnya. Desakan kondisi perekonomian yang memprihatinkan

menyebabkan wanita menikah harus bekerja untuk membantu suami dalam

perekonomian keluarga dan akan memainkan peran. Peran yang dijalankan adalah

sebagai pekerja, peran sebagai istri dan ibu, serta perannya dalam kegiatan

kemasyarakatan.

Perumusa

n masalah

aktivitas

kerja

perempuan

Pertautan

nilai ajaran

agama yang

dianut oleh

perempuan

dalam

masyarakat

pesisir dengan

aktivitas kerja

Pertautan

nilai adat yang

berlaku dalam

masyarakat

Suku Akit

dengan

aktivitas/ atau

tindakan kerja

sehingga terjadi

kondisi

memiskinkan

Unit

analisis

Individu komunita

s

Individu

dan komunitas

Sumber

data

(sample)

Perempuan Akit

Keluarga

Pemuka

agama

Batin

(Ketua adat)

Keluarga

Batin

masyarakat

suku Akit

Teknik

pengumpulan

data

Kuesioner

Wawancar

a

Indepht

Interview

Wawancar

a

Observasi

dan

dokumentasi

Studi

Pustaka

Analisis Analisis

deskriptif

Kuantitatif

Analisis

interaktif

Analisis

interaktif

Deskriptif

Kualitatif

Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3

a. Kerangka Pemikiran

Page 4: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 668

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

Dalam memecahkan masalah yang dialami perempuan Suku Akit diperlukan

upaya sistematis dan operasional yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Dalam khasanah ilmu pengetahuan sosial, pemikiran ilmiah menyangkut tautan

antara agama, adat dan derajat kehidupan ekonomi masyarakat selalu menarik

untuk dibahas. Dalam konteks ini, menarik untuk mencari sebab musaba

munculnya gejala sosial mengaitkan dengan seperangkat nilai agama dan adat

tradisi yang mengikat tindakan masyarakat itu sendiri. Persoalan kemiskinan pada

sebuah komunitas di wilayah pesisir yang kaya akan sumber daya alam, sebuah

hal paradoks bila melihat ketersediaan sumber-sumber daya alam tersebut.

Seharusnya mendorong masyarakatnya untuk berperilaku kerja dan memiliki

materi untuk menunjang hubungan vertikal dan horizontal.

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

b. Analisis dan Pembahasan

Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir

yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di

wilayah pesisir.Masyarakat yang hidup di kota-kota atau permukiman pesisir

memiliki karakteristik secara sosial ekonomis sangat terkait dengan sumber

perekonomian dari wilayah laut Prianto dalam (Arifin, 2006).Demikian pula jenis

SIST

EM S

OSI

AL

MA

SYA

RAT

SU

KU

AK

IT

NEGARA, PEMERINTAH LOKAL

AKTIVITAS KERJANILAI RELIGIUS DAN NILAI TRADISI LOKAL

STRUKTUR SOSIAL :

STRATIFIKASI SOSIAL MENURUT TARAF KEHIDUPAN

iNSTITUSI-iNSTITUSI lOKAL

KEHIDUPAN EKONOMI

PEREMPUAN AKIT

(KEMISKINAN DAN KEMAKMURAN)

Page 5: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 669

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya alam atau jasa-jasa

lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan, dan pemilik

atau pekerja industri maritim. Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha

perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak

mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan Lewaherilla dalam (Arifin, 2006). Selanjutnya dari status legalitas

lahan, karakteristik beberapa kawasan permukiman di wilayah pesisir umumnya

tidak memiliki status hukum (legalitas), terutama area yang direklamasi secara

swadaya oleh masyarakat (Arifin, 2006).

Lingkungan alam sekitar akan membentuk sifat dan perilaku

masyarakat. Lingkungan fisik dan biologi mempengaruhi interaksi sosial,

distribusi peran sosial, karakteristik nilai, norma sosial, sikap serta persepsi yang

melembaga dalam masyarakat. Dikatakannya pula perubahan lingkungan

dapat merubah konsep keluarga.Nilai-nilai sosial yang berkembang dari hasil

penafsiran atas manfaat dan fungsi lingkungan dapat memacu perubahan sosial

(Usman, 2003).

Masyarakat pesisir pada umumnya merupakan sekumpulan masyarakat

yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki

kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada

pemanfaatan sumberdaya pesisir.Masyarakat pesisir merupakan entitas

sosial,ekonomi, ekologi dan budaya, yang menjadi batas antara daratan dan

lautan, di mana di dalamnya terdapat suatu kumpulan manusia yang memiliki pola

hidup dan tingkah laku serta karakteristik tertentu. Masyarakat pesisir ini menjadi

tuan rumah di wilayah pesisir sendiri. Mereka menjadi pelaku utama dalam

pembangunan kelautan dan perikanan, serta pembentuk suatu budaya dalam

kehidupan masyarakat pesisir (Afriza, 2013).

Nelayan, pembudidaya ikan, pekerja panglong arang dan pedagang

merupakan kelompok masyarakat pesisir yang secara langsung mengusahakan

dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan

budidaya.Kelompok ini pula yang mendominasi pemukiman di wilayah pantai

pada pulau-pulau besar dan kecil di Indonesia.Masyarakat pesisir ada yang

Page 6: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 670

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

menjadi pengusaha skala kecil dan menengah, namun lebih banyak dari mereka

yang bersifat subsistem, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk

menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil sehingga hasilnya

hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis

sumberdaya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan

yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah.Selain itu, resiko usaha yang

tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras

yang selaludiliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya.Karakteristik

masyarakat pesisir berbeda dengan karakterisik masyarakat agraris atau

petani.Dari segi penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol

karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang

mereka miliki dapat ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka

inginkan.Berbeda halnya dengan masyarakat pesisir yang mata pencahariannya

didominasi dengan nelayan.Nelayan bergelut dengan laut untuk mendapatkan

penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa

dikontrol.Nelayan menghadapi sumberdaya yang bersifat open acces dan beresiko

tinggi.

Masyarakat pesisir yang identik dengan nelayan merupakan bagian dari

masyarakat terpinggirkan yang masih terus bergulat dengan berbagai persoalan

kehidupan, baik ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, maupun

budaya.Kondisi kehidupan mereka selalu dalam kondisi yang memprihatinkan,

terutama secara ekonomi.Dengan penghasilan yang selalu tergantung pada kondisi

alam.Kondisi alam tersebut yang membuat sulit bagi mereka untuk merubah

kehidupannya menjadi lebih baik.Disamping itu, masalah kompleks yang

dihadapi masyarakat pesisir adalah kemiskinan, keterbatasan pengetahuan serta

dunia pendidikan dan teknologi yang berkembang.Kondisi yang

memprihatinkan tersebut yang men yebabkan rendahnya kemampuan dan

ketrampilan masyarakat pesisir (Arifin, 2006).

c. Simpulan dan Saran

Page 7: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 671

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

Realitas Kehidupan ekonomi masyarakat Akit menunjukkan adanya ragam

tindakan kerja. Baik yang tradisional maupun rasional. Cara berpikir sederhana dan

untuk kepentingan jangka pendek mendominasi latar belakang tindakan. Tindakan

sosial yang termanifestasikan pada pola bekerja menunjukkan independensi

masyarakat atas kepentingan kepentingan jangka panjang. Berhubungan dengan

tradisi adat yang secara institusional masih bertahan pada fungsi produksi.

Sejalan dengan itu, pranata agama melokalisasikan diri pada urusan hukum

semata, atau berkisar pada fungsi pelayanan ritual masyarakat yang berkaitan

dengan keagamaan. Terkait dengan dinamika pada historikal lokal, terlihat bahwa

masing-masing periode memiliki gejala perubahan sosial baik pada tataran pranata

sosial ataupun tataran kehidupan indivisual aktor. Namun pada dasarnya aktor

selalu menunjukkan kecenderungan bahwa tindakan kerja yang dilakukannya

mengalami menyesuaian dengan situasi lingkungan sosial yang berkembang.

Tindakan kerja perempuan tidak sepenuhnya mengalami kelekatan dengan

substansi nilai-nilai ideal adat yang berfungsi mendorong tindakan ekonomi

mansyarakat menuju kondisi ideal. Keberadaan adat yang di presentasikan dengan

institusi sosial ekonomi dlam mengatur harmonisasi aktifitas ekonomi produksi,

tidak memiliki kekuatan pemaksaan atas tindakan-tindakan yangs eharusnya

dilakukan aktor. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kapasitas agen perubahan

dalam ketokohan adat. Dalam batas tertentu adat dipatuhi dalam ritual-ritual yang

secara tidak langsung telah mendorong terjadinya aktifitas ekonomi perempuan.

Daftar Pustaka

Abdurrahim AY. 2015. Kerentanan ekologi dan strategi penghidupan rumah

tangga petani di Pantai Utara Indramayu [Thesis]. [internet]. [diunduh

2017 Desember 6]. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74248?show=full

Annisa D. 2008. Gender dalam rogram penanggulangan kemiskinan [Skripsi].

[internet]. [diunduh 2017 Desember 7]. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44639

Asriwandarii, Hesti. 2007. Studi/Survey MMR – IMR dan Indikator Derajat

Kesehatan Provinsi Riau. LPPM Universitas Riau (tidak dipublikasikan)

Page 8: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 672

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

________________. 2013. Orientasi nilai budaya pada komunitas dan Institusi

Sosial di Riau. LPPM Universitas Riau (tidak dipublikasikan).

______________________. 2016. Kekuatan Komunitas dalam Gerakan Sosial di

Riau. LPPM Universitas Riau (tidak dipublikasikan)

______________________. 2017. Analisis Dampak Kependudukan Terhadap

Munculnya Fenomena Kekerasan pada Perempuan & Anak di Kota

Pekanbaru. PSKPW Universitas Riau & Perwakilan BKKBN Provinsi

Riau.

BKKBN. 2010.. Maturation Age Of Marriage And Reproductive Rights For

Adolescents Indonesia. Jakarta (ID).

Brannen, Julia. 2005. Memadu Metode Penelitian; Kualitatif & Kuantitatif. Pustaka

Pelajar Offset : Yogyakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah dan presentase penduduk miskin, garis

kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan (p1), dan indeks keparahan

kemiskinan (p2) menurut provinsi, September 2014. [internet]. [diunduh

2017 Desember 2]. Tersedia pada: www.bps.go.id

Brannen, Julia. 2005. Memadu Metode Penelitian; Kualitatif & Kuantitatif. Pustaka

Pelajar Offset : Yogyakarta.

Damsar. 2016. Pengantar sosiologi ekonomi. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media

Group.

Firdaus M, Tenny A, Rizki AW. 2013. Pengeluaran rumah tangga nelayan dan

kaitannya dengan kemiskinan. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan; 8 (3): 49-58. [internet]. [diunduh 2016 Oktober 13]. Tersedia

pada:

http://bbpse.litbang.kkp.go.id/publikasi/jsosek/jurnal_2013_v8_no1_(5)_fu

ll.pdf

Hamdani H. 2013. Faktor penyebab kemiskinan nelayan tradisional [internet].

[diunduh 2017 Oktober 6]. Tersedia pada:

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58737/Haris%20

Hamdani.pdf?sequence=1

Haryono TJS. 2015. Strategi kelangsungan hidup nelayan. Jurnal Berkala Ilmiah

Kependudukan. [internet]. [diunduh 2017 Oktober 13]. Tersedia pada:

http://www.madib.blog.unair.ac.id/files/2010/05/contoh-artkel-ilmiah-08-

tri-joko.pdf

Page 9: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 673

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

Hidayati D, Sri S P, Ngadi, Makmuri S. 2012. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

dalam konteks bencana alam di Kabupaten Cilacap. [internet]. [diunduh

pada 2017 Desember 7]. Tersedia pada:

http://km.ristek.go.id/index.php/klasifikasi/detail/13384

Imron M. 2013. Kemiskinan dalam masyarakat nelayan. Jurnal Masyarakat dan

Budaya; 5 (1): 63-79. [internet]. [diunduh 2017 Oktober 13]. Tersedia

pada:

http://jurnalmasyarakatdanbudaya.com/index.php/jmb/article/view/259/23

7

Miles, M.B dan Huberman, A.M. 1992. Qualitative Data Analysis: A Source Of

New Methods. Beverly Hills: Sage Publication.

Purwanti P. 2010. Model ekonomi rumah tangga nelayan skala kecil dalam

mencapai ketahanan pangan. Malang (ID): UB Press.

Purwanto EA. 2007. Mengkaji potensi kecil dan menengah (UKM) untuk

pembuatan kebijakan anti kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik; 10 (3): 295-324. [internet]. [diunduh 2017 Desember 13].

Tersedia pada: http://repository.ugm.ac.id/id/eprint/3609

Rosyid MI. 2013. Ekonomi kreatif dalam strategi nafkah masyarakat nelayan

[Skripsi] . [internet]. [diunduh 2017 Desember 6]. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/66046/I13mir.pdf?s

equence=1&isAllowed=y

Rusdarti, Lesta KS. 2013. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan di

Provinsi Jawa Tengah. Economia; 9: 1-9. [internet]. [diunduh 2017

November 12]. Tersedia pada:

journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/download/1371/1176

Satria A. 2009. Pesisir dan laut untuk rakyat. Bogor (ID): IPB Press.

Tain A. 2011. Penyebab kemiskinan rumah tangga nelayan di wilayah tangkap

lebih Jawa Timur. Humanity; 7: 1-10. [internet]. [diunduh 2017 November

15]. Tersedia pada:

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1401

Widodo S. 2011. Strategi nafkah berkelanjutan bagi rumah tangga miskin di

daerah pesisir. Makara Sosial Humaniora; 15: 10-20. [internet]. [diunduh

2017 September 15]. Tersedia pada:

hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/download/890/41

Page 10: PEREMPUAN SUKU AKIT (STUDI AKTIVITAS KERJA DALAM …

P a g e | 674

=================================================================================================== Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018

Widodo S. 2012. Peran perempuan dalam sistem nafkah rumah tangga nelayan

[internet]. [diunduh 2015 Oktober 13]. Tersedia pada:

pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PERAN-

PEREMPUAN-DALAM-SISTEM-NAFKAH-RUMAH-TANGGA-

NELAYAN.pdf

Winoto G. 2006. Pola Kemiskinan Nelayan Kelurahan Dompak Kota

Tanjungpinang [Thesis]. [internet]. [diunduh 2017 Desember 7]. Tersedia

pada: http://core.ac.uk/download/pdf/11717172.pdf