percobaan upload file

23
Kimia Dasar, Fisika Dasar, Biologi Dasar. Laporan Laporan Tugas Pendahuluan2. Tahap penelitian lapangan Pada tahap penelitian lapangan dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu pemetaan pendahuluan, pemetaan detail dan pengecekan lapangan. Pemetaan pendahuluan bertujuan untuk mengetahui gambaran geologi secara umum dan keadaan medan untuk memudahkan dalam penentuan lintasan yang cocok, sehingga data yang diperoleh lebih akurat serta pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien. Pemetaan detail dilakukan dengan pengambilan data selengkap-lengkapnya dengan melintasi daerah-daerah yang mungkin dapat dijumpai singkapan batuan, seperti di sungai, pinggir jalan, lereng bukit, punggungan bukit, tebing-tebing dan bekas-bekas galian. Pengecekan lapangan dilakukan dengan melintasi kembali daerah-daerah yang dianggap perlu untuk melengkapi data yang masih kurang atau mengadakan lintasan tambahan jika dianggap perlu. Secara teknis pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pencatatan, pengumpulan data dan pengukuran pada gejala- gejala geologi, berupa : a. Kondisi singkapan, baik fisik bidang kontaknya maupun hubungannya dengan singkapan batuan lainnya. b. Keadaan unsur-unsur struktur geologi serta gejala- gejala tektonik dan sedimentasi pada batuan. c. Pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung dilapangan, seperti warna, tekstur, komposisi, dan strukturnya. d. Pengambilan conto batuan untuk analisis laboratorium. e. Pengamatan kondisi geomorfologi. f. Pengamatan terhadap potensi bahan galian. g. Pengamatan terhadap jenis-jenis soil serta vegetasi

Upload: febrixvalentine

Post on 01-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Percobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload File

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan Upload File

Kimia Dasar, Fisika Dasar, Biologi Dasar.

Laporan

LaporanTugas Pendahuluan2. Tahap penelitian lapanganPada tahap penelitian lapangan dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu pemetaan pendahuluan, pemetaan detail dan pengecekan lapangan.Pemetaan pendahuluan bertujuan untuk mengetahui gambaran geologi secara umum dan keadaan medan untuk memudahkan dalam penentuan lintasan yang cocok, sehingga data yang diperoleh lebih akurat serta pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien.Pemetaan detail dilakukan dengan pengambilan data selengkap-lengkapnya dengan melintasi daerah-daerah yang mungkin dapat dijumpai singkapan batuan, seperti di sungai, pinggir jalan, lereng bukit, punggungan bukit, tebing-tebing dan bekas-bekas galian.Pengecekan lapangan dilakukan dengan melintasi kembali daerah-daerah yang dianggap perlu untuk melengkapi data yang masih kurang atau mengadakan lintasan tambahan jika dianggap perlu.Secara teknis pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pencatatan, pengumpulan data dan pengukuran pada gejala-gejala geologi, berupa :a. Kondisi singkapan, baik fisik bidang kontaknya maupun hubungannya dengan singkapan batuan lainnya.b. Keadaan unsur-unsur struktur geologi serta gejala-gejala tektonik dan sedimentasi pada batuan.c. Pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung dilapangan, seperti warna, tekstur, komposisi, dan strukturnya.d. Pengambilan conto batuan untuk analisis laboratorium.e. Pengamatan kondisi geomorfologi.f. Pengamatan terhadap potensi bahan galian.g. Pengamatan terhadap jenis-jenis soil serta vegetasi disekitar singkapan.h. Pengambilan dokumentasi, baik berupa sketsa maupun foto.3. Tahap pengolahan dataTahap analisis laboratorium bertujuan menganalisis data-data yang diperoleh dari tahapan penelitian lapangan, meliputi beberapa analisis yaitu :

Page 2: Percobaan Upload File

a. Analisis geomorfologi, dilakukan untuk mengelompokkan satuan-satuan bentangalam, menentukan jenis dan pola pengaliran sungai, serta stadia daerah penelitian berdasarkan data-data geomorfologi.b. Analisis petrografi, dimaksudkan untuk mengamati kenampakan mikroskopis batuan pada sayatan tipis dalam menentukan jenis, ukuran, tekstur, struktur batuan, komposisi dan persentase mineral penyusun batuan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan secara petrografis.c. Analisis mikropaleontologi, dimaksudkan untuk mengidentifikasi fosil yang ada pada batuan dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut.d. Analisis struktur geologi dilakukan untuk mengetahui jenis struktur yang bekerja, sehingga dapat menentukan umur dan mekanisme struktur pada daerah penelitian.

4. Tahap analisa dan pembuatan laporanDalam tahapan ini dilakukan analisa terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian berlangsung baik data primer maupun data sekunder yang kemudian dirangkum dalam satu bentuk laporan akhir.Sedangkan tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut, adalah sebagai berikut :a. Memplot data kekar dan lipatan pada schmid net.1. Menggambarkan jurusnya pada lingkaran besar (lingkaran primitf), dengan menggunakan schmid net sesuai harga jurusnya yang dilakukan secara terpisah.2. Memutar kalkir hingga jurus tersebut berhimpit dengan garis N – S dan gambarkan besar dip yang diukur pada lingkaran kecil, dimana 0o pada lingkaran primitif (E) dan 90o dipusat lingkaran.3. Memutar kembali kalkir hingga N kalkir berhimpit dengan N stereonet, maka akan nampak stereogram dengan bidang N …o E /…o.b. Untuk mendapatkan persentase dari data tersebut, digunakan kalsbeek counting net dengan cara :1. Menghimpitkan kalsbeek counting net dan N kalkir dari hasil penggambaran pada schmid net serta N kalkir kalsbeek counting net.2. Menghitung besar persentase dari garis jurus yang tergambar

Page 3: Percobaan Upload File

pada tiap-tiap jaring penghitung kalsbeek.3. Tentukan orientasi umum dari hasil perhitungan persentase tersebut.c. Setelah mendapatkan orientasi umum penggambaran dilanjutkan dengan menggunakan wulff net dengan cara sebagai berikut :1. Memplot titik-titik tersebut dan himpitkan pada arah E – W stereonet, setelah titik tersebut berhimpit hitung 90o ke arah pusat lingkaran, gambarkan struktur bidang tersebut pada lingkaran besar.2. Setelah melakukan langkah-langkat tersebut di atas dan mendapatkan orientasi umum dari kekar dan bidang sumbu lipatan, maka diplot dalam dalam satu proyeksi. Bidang perpotongannya adalah (s2), yang dijadikan kutub untuk membuat bidang bantu dengan menghitung 90o ke pusat lingkaran.3. Perpotongan bidang bantu dengan bidang kekar adalah (s1), dan untuk mendapatkan (s3) hitung 90o pada bidang bantu.4. Memplot bidang sesar, perpotongan bidang sesar dan bidang bantu adalah net slip sesar.5. Pitch di hitung pada bidang sesar ke net slip. Berdasarkan besar pitch dan dip sesar maka dapat ditentukan jenis sesar menurut klasifikasi Rickard, 1972.

2. Tahap penelitian lapangan

Pada tahap penelitian lapangan dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu pemetaan pendahuluan,

pemetaan detail dan pengecekan lapangan.

Pemetaan pendahuluan bertujuan untuk mengetahui gambaran geologi secara umum dan keadaan

medan untuk memudahkan dalam penentuan lintasan yang cocok, sehingga data yang diperoleh

lebih akurat serta pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien.

Pemetaan detail dilakukan dengan pengambilan data selengkap-lengkapnya dengan melintasi

daerah-daerah yang mungkin dapat dijumpai singkapan batuan, seperti di sungai, pinggir jalan,

lereng bukit, punggungan bukit, tebing-tebing dan bekas-bekas galian.

Page 4: Percobaan Upload File

Pengecekan lapangan dilakukan dengan melintasi kembali daerah-daerah yang dianggap perlu

untuk melengkapi data yang masih kurang atau mengadakan lintasan tambahan jika dianggap

perlu.

Secara teknis pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pencatatan, pengumpulan data dan

pengukuran pada gejala-gejala geologi, berupa :

a. Kondisi singkapan, baik fisik bidang kontaknya maupun hubungannya dengan singkapan

batuan lainnya.

b. Keadaan unsur-unsur struktur geologi serta gejala-gejala tektonik dan sedimentasi pada

batuan.

c. Pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung dilapangan, seperti warna,

tekstur, komposisi, dan strukturnya.

d. Pengambilan conto batuan untuk analisis laboratorium.

e. Pengamatan kondisi geomorfologi.

f. Pengamatan terhadap potensi bahan galian.

g. Pengamatan terhadap jenis-jenis soil serta vegetasi disekitar singkapan.

h. Pengambilan dokumentasi, baik berupa sketsa maupun foto.

3. Tahap pengolahan data

Tahap analisis laboratorium bertujuan menganalisis data-data yang diperoleh dari tahapan

penelitian lapangan, meliputi beberapa analisis yaitu :

Page 5: Percobaan Upload File

a. Analisis geomorfologi, dilakukan untuk mengelompokkan satuan-satuan bentangalam,

menentukan jenis dan pola pengaliran sungai, serta stadia daerah penelitian berdasarkan data-

data geomorfologi.

b. Analisis petrografi, dimaksudkan untuk mengamati kenampakan mikroskopis batuan pada

sayatan tipis dalam menentukan jenis, ukuran, tekstur, struktur batuan, komposisi dan persentase

mineral penyusun batuan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan secara petrografis.

c. Analisis mikropaleontologi, dimaksudkan untuk mengidentifikasi fosil yang ada pada batuan

dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut.

d. Analisis struktur geologi dilakukan untuk mengetahui jenis struktur yang bekerja, sehingga

dapat menentukan umur dan mekanisme struktur pada daerah penelitian.

4. Tahap analisa dan pembuatan laporan

Dalam tahapan ini dilakukan analisa terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian

berlangsung baik data primer maupun data sekunder yang kemudian dirangkum dalam satu

bentuk laporan akhir.

Sedangkan tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Memplot data kekar dan lipatan pada schmid net.

1. Menggambarkan jurusnya pada lingkaran besar (lingkaran primitf), dengan menggunakan

schmid net sesuai harga jurusnya yang dilakukan secara terpisah.

Page 6: Percobaan Upload File

2. Memutar kalkir hingga jurus tersebut berhimpit dengan garis N – S dan gambarkan besar dip

yang diukur pada lingkaran kecil, dimana 0o pada lingkaran primitif (E) dan 90o dipusat

lingkaran.

3. Memutar kembali kalkir hingga N kalkir berhimpit dengan N stereonet, maka akan nampak

stereogram dengan bidang N …o E /…o.

b. Untuk mendapatkan persentase dari data tersebut, digunakan kalsbeek counting net dengan

cara :

1. Menghimpitkan kalsbeek counting net dan N kalkir dari hasil penggambaran pada schmid net

serta N kalkir kalsbeek counting net.

2. Menghitung besar persentase dari garis jurus yang tergambar pada tiap-tiap jaring penghitung

kalsbeek.

3. Tentukan orientasi umum dari hasil perhitungan persentase tersebut.

c. Setelah mendapatkan orientasi umum penggambaran dilanjutkan dengan menggunakan wulff

net dengan cara sebagai berikut :

1. Memplot titik-titik tersebut dan himpitkan pada arah E – W stereonet, setelah titik tersebut

berhimpit hitung 90o ke arah pusat lingkaran, gambarkan struktur bidang tersebut pada lingkaran

besar.

2. Setelah melakukan langkah-langkat tersebut di atas dan mendapatkan orientasi umum dari

kekar dan bidang sumbu lipatan, maka diplot dalam dalam satu proyeksi. Bidang

perpotongannya adalah (s2), yang dijadikan kutub untuk membuat bidang bantu dengan

menghitung 90o ke pusat lingkaran.

Page 7: Percobaan Upload File

3. Perpotongan bidang bantu dengan bidang kekar adalah (s1), dan untuk mendapatkan (s3)

hitung 90o pada bidang bantu.

4. Memplot bidang sesar, perpotongan bidang sesar dan bidang bantu adalah net slip sesar.

5. Pitch di hitung pada bidang sesar ke net slip. Berdasarkan besar pitch dan dip sesar maka

dapat ditentukan jenis sesar menurut klasifikasi Rickard, 1972.

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Page 8: Percobaan Upload File

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

B. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

B. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Page 9: Percobaan Upload File

Percobaan II

Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

C. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

C. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Page 10: Percobaan Upload File

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Page 11: Percobaan Upload File

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Page 12: Percobaan Upload File

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Page 13: Percobaan Upload File

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

Page 14: Percobaan Upload File

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Percobaan II

Stoikiometri

TIPU

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Page 15: Percobaan Upload File

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

Page 16: Percobaan Upload File

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Page 17: Percobaan Upload File

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Page 18: Percobaan Upload File

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.

Percobaan II

Stoikiometri

A. Tujuan

Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik

stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.