percobaan iii analisis kelompok kation1
TRANSCRIPT
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 1/32
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Analisis Kelompok Kation. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kation-kation dalam larutan dan
padatan unknown dengan menggunakan metode pemisahan “kemikalia cair” yang
didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu. Prinsip dari percobaan ini adalan pengendapan dan pengompleksan. Metode
yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengendapan bertingkat. Larutan unknown
direaksikan dengan HCl, aquades, NH3, H2SO4, NaOH, KI, Na2SO3, H2O2, KSCN. Hasil
dari percobaan ini adalah unknown I adalah Ba2+, unknown II tidak terdapat kation,
unknown III adalah Ni2+, unknown IV adalah tidak terdapat kation, unknown V adalah
Fe3+.
Keyword : kemikalia cair, kation, pengendapan, pengompleksan.
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 2/32
PERCOBAAN III
ANALISIS KELOMPOK KATION
I. TUJUAN
Dapat mengidentifikasi kation-kation dalam larutan dan padatan “unknown”
dengan menggunakan metode pemisahan “kemikalia kimia” yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering danreaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Sejumlah uji
yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan.
Contoh dalam reaksi basah, teknik-teknik yang berbeda dalam analisis makro,
semimikro dan mikro (Svehla, 1990).
2.2 Analisis Kation
2.2.1. Kelompok Kation I (Perak, Ag)
Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatan
tinggi (10,5 gml-1) dan melebur pada 9600C, tidak larut dalam asam
klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M).
Reaksi-reaksinya
Ag+ + Cl- AgCl
Perak dengan klor menggunakan ion klor dari asam klorida encer akan
membentuk endapan putih perak klorida. Namun, jika memakai ion klor
dari asam klorida pekat, tidak terjadi pengendapan.
Apabila diencerkan dengan air, kesetimbangan akan bergeser
kembali kekiri dan endapan muncul lagi. Dengan menambah larutan
amonia encer akan melarutkan endapan dan membentuk ion kompleks
diaminaargentat.
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 3/32
Reaksinya :
AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl- (Svehla, 1990).
2.2.2. Kelompok Kation II
a. Alumunium (Al3+)
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa,
bubuknya berwarna abu-abu, melebur pada 6590C. Asam klorida encer
dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam
sulfat encer atau asam nitrat encer. Jika ditambah dengan amonia, maka
reaksinya :
Al3+ + 3NH3 + H2OAl(OH3) + 3NH4- (Svehla, 1990).
b. Timbal (Pb2+)
Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan
rapatan yang tinggi (11,48 gml-1 pada suhu kamar), mudah larut dalam
asam nitrat (8M), reaksinya :
3Pb + 8HNO3 3Pb2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O
Namun, jika ditambahkan HCl encer atau H2SO4 encer, mempunyai
pengaruh yang hanya sedikit. Karena terbentuknya timbel klorida atau
timbel sulfat yang tak larut pada permukaan logam itu. Reaksi antara :
Pb2+ + 2HCl- PbCl2
PbCl2 endapan putih yang larut dalam air panas (33,4 gl -1) pada 1000C,
sedang hanya (9,9 gl-1) pada 200C. Namun, jika diendapkan, dicuci
dengan cara dekantasi dan NH3 encer ditambahkan, reaksinya :
PbCl2 + 2NH3 + 2H2O Pb(OH2) + 2NH4+ + 2 Cl- (Svehla, 1990).
c. Besi (Fe3+)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak yang kukuh
dan liat, melebur pada 15350C. Asam klorida encer atau pekat dan
asam sulfat encer melarutkan besi dan menghasilkan garam-garam besi
(II) dan gas hidrogen.
Garam-garam besi (III) diturunkan dari oksida besi (III), Fe 2O3
dan lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya terdapat
kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda dan jika larutan
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 4/32
mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi
mengubah ion besi (III) menjadi besi (II) (Svehla, 1990).
d. Kromium (Cr 3+)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan
tak dapat ditempa dengan mudah, melebur pada 17650C. Larut dalam
HCl encer atau pekat. Jika tak terkena udara akan membentuk ion-ion
kromium (II).
Rekasi antara kromium dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida
Cr 3+ + 3OH- Cr(OH)3
Reaksi ini reversibel, dengan sedikit penambahan asam, endapan larut
(Svehla, 1990).
2.2.3. Kelompok Kation III
a. Barium (Ba2+)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang
stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara
yang lembab membentuk oksida atau hidroksida, melebur pada 1100C.
Reaksi antara barium dengan asam sulfat encer membentuk endapan
putih barium sulfat (BaSO4) yang berbutir halus, berat dan praktis tak
larut dalam air (2,5 mgl-1) Ks = 9,2 x 10-11
Reaksinya :
Ba2+ + SO42- BaSO4
BaSO4 hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan
amonium sulfat dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih (Svehla, 1990).
b. Magnesium (Mg2+)
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat,
melebur pada 6500C. Mudah terbakar dalam udara atau oksigen
dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk
oksida MgO dan beberapa nitrat Mg3 N2.
Reaksi antara magnesium dan ion hidroksida dari natrium hidroksida:
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 5/32
Endapan putih magnesium hidroksida, tidak larut dalam
reagensia berlebihan tapi mudah larut dalam garam-garam amonium
(Svehla, 1990).
2.2.4. Kelompok Kation IV
a. Tembaga (Cu2+)
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat
ditempa dan lunak, melebur pada 10380C.
Reaksi antara tembaga dengan ion iodida dari kalium iodida :
2Cu2+ + 3I- 2CuI + I3-
Endapan tembaga iodida yang putih, tapi larutannya berwarna coklat
tua, karena terbentuknya ion-ion tri-iodida-iod.
b. Nikel (Ni2+)
Nikel adalah logam putih perak yang keras, bersifat liat dapat
ditempa dan sangat kukuh, melebur pada 14550C. Reaksi antara nikel
dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida :
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2
Endapan nikel (II) hidroksida menghasilkan warna hijau, endapan tak
larut dalam reagen berlebihan (Svehla, 1990).
2.3 Reaksi Pembentukan Kompleks
Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-
reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul)
kompleks terikat dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat
dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam
kompleks yang stabil nampak mengikuti stakiometri yang sangat tertentu,
meskipun ini tak dapat ditafsirkan didalam lingkup konsep velensi yang klasik
(Svehla, 1990).
2.4 Metode Pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa, sehingga memudahkan proses
pemisahannya. Misal Ag diendapkan sebagai AgCl. Aspek penting yang perlu
diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang
kecil sekali dan dapat dipisahkan secara titrasi.
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 6/32
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan (s) endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada :
a) Suhu
b) Tekanan
c) Konsentrasi bahan-bahan
d) Komposisi pelarut
e) Kelarutan endapan berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat
dengan berlebihan (Svehla, 1990).
Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas, sebab
kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan dengan
endapan sama dengan konsentrasi molar dari kelarutan jenuhnya (Underwood,
1986).
2.5 Kelarutan Endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar
dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat
dikeluarkan dan larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge).
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan.
Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan
konsentrasi zat-zat lain terutama ion-ion dalam campuran itu (Svehla, 1990).
2.6 Pencucian Endapan
Tujuan pencucian endapan adalah menghilangkan kontaminasi pada
permukaan. Untuk pencucian digunakan larutan elektrolit kuat dan harus
mengandung ion sejenis dengan endapan untuk mengurangi kelarutan endapan.
Larutan pencucian dibagi menjadi 3 kelompok :
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 7/32
1) Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang
mengakibatkan dapat lewat kertas saring.
2) Larutan yang mengurangi kelarutan dan endapan .
3) Larutan yang dapat mencegah hidrolisa garam dari asam
lemah atau basa lemah (Svehla,1990).
2.7 Hasil Kali Kelarutan
Larutan jenuh suatu garam yang mengandung garam tersebut yang tak
larut, dengan berlebihan, merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap dimana
hukum kegiatan massa diberlakukan.
Misalnya jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan
jenuhnya, maka kesetimbangan yang berikut terjadi
AgClAg+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat.
Sedang ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat
ditulis sebagai
][
]][[
AgCl
Cl Ag K
−+
=
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah dan karenanya
dapat dimasukkan kedalam suatu tetapan baru, ks, yang dinamakan hasil kali
kelarutan.
Ks = [Ag+][Cl-]
(Svehla, 1990)
2.8 Resume Jurnal Intrnasional
Jurnal internasional yang berjudul Identification of a Novel Extracellular
Cation-sensing G-protein-coupled Receptor, menyatakan kelompok C pasangan
protein G penerima (reseptor) mengandung anggota-anggota seperti asam amino
dan kation-kation ekstrakulikuler yang menerima sense kalsium adalah seluler
protolype kalsium yang menerima. Beberapa sel-sel, seperti osteoblast-osteoblast
dalam tulang, pasti menyalurkan kekalsium extracellular dan kekurangan CASR,
sesuai dengan ekstensi yang lain dari penerima sense. Kita melakukan pengujian
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 8/32
pada materi sense kalsium untuk GPRC GA, yang baru diidentifikasi merupakan
anggota dari keluarga ini. Garis untuk GPRCGA dengan CAGR yang telah
dikonservasi antara kalsium dan kalsimemetik ikatan samping. Dalam
penambahan kalsium, magnesium, stransium, aluminium, gadolinium dan
kalsimimetrik MPS 568 disarankan dalam sebuah dosisnya mengandung
rancangan untuk GPRCGA dengan ekspresi berlebih dalam sel-sel embrio
manusia, yaitu 293 sel-sel. Juga asteokalsim adalah ikatan protein dalam kalsium
yang diekspresikan tinggi dlama tulang, dosisnya mengandung stimulasi aktivitas
GPRCGA dalam presensi untuk kalsium, tetapi penghambat kalsium didalamnya
diaktifasikan oleh CASR. Co-ekspresi untuk 3 arrestin 1 dan 2 regulator unutk
signal protein GPRS 2 atau RGS 4. sebuah RLC A mengahambat rangsangan
racun C3, dominan negatif Gaq (305-359) dan diobati kembali dengan racun
perfusis penghambataktifitas untuk GPRCGA oleh kation ekstraselular. Terhadap
transkripsi analitis menunjukkan bahwa tikus GPRCA adalah ekspresi
pertengahan dalam tisu tikus, termasuk tulang, kalvaria dan sel osteoblas garis
MC3T3-e1. Data ini mengandung penambahan sense asam-asam amino,
GPRCGA adalah sebuah kation, Kalsium imetic dan sense penerima osteokalsin
dan kandidat unutk meditasi ekstraselularrespon-respon sense kalsium dalam
osteobla-osteoblas dan dimungkinkan dalam tissue yang lain (Pieter, 2005).
Dalam jurnal yang berjudul The Cation Distribution In Shythetic
(Fe,Mn)3(PO4 )2 Graftonite-Type Solid Solutions, menyatakan bahwa sembilan
(Fe1-xMnx)3(PO4)2 dalam pelarut dengan (0,1≤x≤0,9) dengan struktur tipe graftonit
telah dipreparasi dan disetimbangkan pada 1070 K. Struktur terdiri dari 3 kation
dengan koordinasi polihedra semuanya dinampakkan; satu oktahedron dan dua
lima-loordinasi dengan polihedra. Dimensi sel unti akurat telah dikembangkandari data buiner-Hagg photografic dalam fasanya. Spektra Massbauer yang
dikombinasikan dengan neutron Newton difraksi (Fe0.50Mn0.50)30(PO)2 telah
digunakan untuk menggambarkan distribusi kation dengan variasi komposisi Mn 2+
dimasukkan dalam oktahedral dan Fe2+ pada 5 sisi koordinasi populasi bagian
telah disepakati dengan pilihan kation (Anders, 1982).
Dalam jurnal yang berjudul Analysis of Diffusion Mechanism of Cu in
Polycrystalline Bi2Te
3-Based Alloy with the Aging of Electrical Conductivity,
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 9/32
menjelaskan tentang dalam panduan berbaris Bi2Te3 doped dengan Cu atau halide
Cu. Cu menunjukkan super difusi atau di posisi interstisial. Sebagai Cu
menunjukkan doner property di Bi2Te3 berbaris paduan, dengan sifat
thermoelektrik. Paduan ini berubah dengan penuaan waktu, mekanisme difusi
polikristalin Bi2Te3 Cu dalam paduan berbaris dipalsukan oleh deformasi plastik
sampel menekan panas diteliti. Akibatnya energi aktivasi 9,44 kJ/mol diperoleh
untuk Cu dalkam sampel. Selain itu, laju perubahan dalam konduktivitas listrik
berkurang dengan penuaan waktu dan berbanding terbalik sebanding dengan
waktu penuaan. Penyebab utama adalah pengendapan Cu-oksidapada permukaan
sampel, yang menekan oksidasi lebih lanjut atom Cu atau Cu+. Dua molekul
oksidasi Cu pada permukaan berbasis Bi2Te3 dianggap sampel dan laju perubahan
konduktivitas listrik sebgai fungsi waktu penuaan dijelaskan (Fujimoto, 2007).
Dalam jurnal internasional yang berjudul Comparative Quantitative
Analysis of Sodium, Magnesium, Potassium and Calcium in Healthy Cuttlefish
Back bone and Non-Pathological Human Elbow Bone, menjelaskan tentang
energi dispertif dengan teknik penyinaran sinar-X yang digunakan untuk
menganalisis tulang belakang cumi-cumi. Metode penjumlahan standar digunakan
untuk menentukan konsentrasi dari Na, Mg, K dan Ca. Susunan percobaan terdiri
dari Si(Li) sebagai detector dengan resolusi 160 ev pada 5,9 kev dan sumber
angular 55Fe . Prinsip yang digunakan adalah jumlah rata-rata dari konsentrasi
yang sudah diketahui digunakan untuk menganalisa sampel yang ridak diketahui.
Dari data yang diperoleh dalam percobaan didapatkan hasil bahwa sampel tulang
belakang cumi-cumi terdapat unsur Na, Mg, K dan Ca. Besarnya konsentrasi Na,
Mg, K dan Ca pada tulangh belakang cumi-cumi hampir sama dengan konsentrasi
tulang belakang manusia. Data yan g diperoleh ini sudah dibandingkan denganliterature danb sudah didiskusikan pada proses pembelajaran (Ridvan, 2007).
Dalam jurnal internasional yang berjudul Theorytical Analysis of Cation
Ordering in Binary Rhombohedral Carbonate Systems, menjelaskan bahwa tiga
parameter versi dari aproksimasi tetrahedron pada metode rhombohedral karbonat.
Model yang mencukupi untuk kalkulasi diagram fase teoritical merupakan
persetujuan kualitatif komplit dengan fase kesetimbangan suhu tinggi dan dengan
susunan percobaan dan batas kepercayaan suhu dari panas yang berlebih yang
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 10/32
digabungkan dengan kation yang bergerak. Pada penambahan, terdapat banyak
parameter interaksi badan yang diminta untuk memperoleh kelayakan topologi
diagram fase pada temperatur tinggi untuk memprediksi perputaran groud state
(kondisi standar) dengan stoikiometri Ca3Mg(CO3)4. perputaran kation pada
perbandingan fase 3:1 memberi toleransi trigonal destorsi yang analog dengan
Cu3Au atau struktur Al3Ti (Benjamin, 1987).
Dalam jurnal internasional yang berjudul The Cation Distribution in
Synthetic Mg-Fe-Ni Olivines, menyatakan dalam distribusi pembuatan Mg-Fe-Ni
pada buah zaitun dengan pendinginan pada suhu 10000C. Fe2+, Mg2+, Ni2+ terjadi
polulasi diantara M1 dan M2 yang telah ditentukan oleh suatu kombinasi
spektroskopi Moosbauer dan bahan-bahannya teknik didasarkan pada sinar-X,
data yang difraksi. Koefisien distribusi kation Mg2+- Fe2+, K D = [XFe(MI)
XMg(M2)J/[XFe(M2).XMg(Ml)], adalah dekat dengan kesatuan tetapi pengurangan
isi nikel terus meningkat. Ni2+-( Mg2++ Fe2+) distribusi kation itu dekat dengan
Ni2+-Mg2+ yang lebih awal dilaporkan unutk beberapa buatan Ni-Mg pada buah
zaitun (Anders, 1982).
Dalam jurnal internasional yang berjudul Mechasynthesis of
Nanocrystalline Germinate Fe2GeO4 with a Nonequilibrium Cation Distribution,
menjelaskan bahwa langkah pertama sistesis dari besi germanium nanopartikel
dengan rata-rata ukuran kristal 11 nm disntesis dengan proses kimia mekanik dari
campuran α-Fe2O3/Fe/GeO2 disebuah ruangan dengan suhu yang telah ditentukan.
Kemampuan dari Moosbauer struktur spektroskopi benda di dalam satu
lokasikation tidak teratur, pada sintesis dihasilkan Fe2GeO4 dengan struktur
normal (λ=0), sebuah nanokristal disintesis Fe2GeO4 meangadopsi struktur spin
dengan sebuah ketidaksetimbangan distribusi kation, (λ=0,67) struktur kecilkuantitatif oleh XRD dan Tem menyatakan bahwa skala nano alam dari sebuah
sintesis material (Bergmann, 2008).
Jurnal internasional yang berjudul Analysis of Cation Valences and
Oxygen Vacancies in Magnetoresisteve Oxides by Electron Energy-Loss
Spectroscopy, menyatakan bahwa magnetik oksida memiliki dua macam
karakteristik, yaitu magnetik oksida dari (La,A0MnO3 dan (La,A)CoO3, kedua
karakteristik ini sangat khas strukturnya. Kation valensi campuran dan
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 11/32
kekosongan oksigen sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan muatan. Dengan
diperkenalkan kation doping, konsekuensi yang diperkenalkan juga berbeda,
sehingga memilki sifat yang berbeda pula. Hal ini sangat penting secara
kuantitatif unutkl menentukan pungutan seimbang oleh masing-masing, namun
analisis ini agak sulit, terutama untuk film-film tipis. Hasil yang diperoleh adalah
energi kehilangan elektron spektroskopi (EELS) bisa menjadi teknik yang efektif
untuk menganalisis Mn dan Co magnetic oksida dengan penggunaan rasio
intensitas garis putih, mengarah keteknik baru untuk kuantifikasi kekosongan
oksigen dalam fungsional dan bahan yang baik (Wang, 1998).
Jurnal yang berjudul Identification of Aluminium-Regulated Genes by
cDNA-AFLP in Rice (Oryza sativa L.) : aluminium-regulated genes for the
metabolism of cell wall components, menjelaskan sifat racun Al merupakan factor
yang besar pada produktivitas dalam keasaman tanah. Untuk mengetahui
mekanisme molecular dari sifat racun Al dan batas toleransi padi, cDNA
menerima fragmen polimorfisme yang panjang (cDNA-AFLP) yang digunakan
untuk mengidentifikasi regulasi Al pada gen akar berdasarkan tolerasi Al pada
padi tropical Alucena dan sentifitas Al pada padi dataran rendah IRI552. 19 fungsi
yang diketahui dari gen yang didapatkan diantara 34 transkrip derivate fragmen
(TDFs) regulasi oleh regangan Al. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
regangan Al dapat menginduksi biosintesis dari lignin dan sel lain yang
merupakan komponen dari akar (Mao, 2004).
Jurnal yang berjudul Exchangeable Cation Distribution in Nickel and
Magnesium Vermiculites, menjelaskan keanehan yang menyebar pada sinar-X
yang terletak diantara noda-noda Bragg. Itu semua telah di pelajari dalam hidrasi
Mg dan Ni-vermiculites yang terlihat bahwa semuanya telah terlihat dalam tempattebalikdalam bentuk garis yang ditentukan, poros Z* terus diperpanjang.
Penyebaran ini di tunjukkan 2 dimensi yang dibentuk pada 2 pengganti kation
dan dari molekul air dalam lapisan. Seperti yang telah dipesan pada bidangnya,
kation disituasisasikan pada noda yang berperiodik ditengah-tengah denga
parameter 3a,b. Pengganti distribusi kation harus sesuai dengan distrubusi
perubahan yang mana telah di netralisasi, oleh karena itu, itu semua dapat
disimpulkan bahwa distribusi itu pada keefektifan perubaha yang negatif
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 12/32
(perbahan negatif tetrahedral sedikit perubahan positif oktahedral) juga dapat
paling tidak dapat dipesan sedikit (Alcover, 1973).
2.9 Analisa Bahan
2.9.1. NaOH
Sifat Fisik :
- titik leleh 380C,
- titik didih 1390C
- densitas 2,1 g/mL
- berisfat higroskpis
- berwarna putih
Sifat Kimia :
- mudah menguap
- bersifat korosif
- digunakan dalam pembuatan kertas, sabun detergen, dll.
- merupakan senyawa basa (Mulyono, 2005).
2.9.2. KI
Sifat Fisik :
- mempunyai massa jenis 4,99 g/mol
- cairan berwarna kuning
- titik leleh 11,60C
- titik didih 84,40C
Sifat Kimia :
- larut dalam eter
- tidak larut dalam air - pelarut non polar (Basri, 1996).
2.9.3. NH3
Sifat Fisik :
- zat cair bening
- berbau tajam
- titik leleh –780C
- titik didih 33,50C
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 13/32
Sifak Kimia :
- sebagai pelarut pada reaksi-reaksi bebas air
- mudah larut dalam air
- bersifat basa (Mulyono, 2005)
2.9.4. Aquadest
Sifat Fisik :
- zat cair bening tidak berbau
- tidak berwarna
- titik didih 1000C,
- titik leleh 00C
- indeks bias 1,332
Sifat Kimia :
- bersifat polar
- pelarut yang baik untuk berbagai macam zat (Basri, 1996)
2.9.5. K 2CrO4
Sifat Fisik :
- zat cair berwarna kuning
- titik leleh 970C
- densitas 2,73 g/mL
Sifat Kimia :
- mudah larut dalam air
- tidak larut dalam alkohol (Mulyono, 2005).
2.9.6. HNO3
Sifat Fisik :
- asam anorganik
- tak berwarna, tak berbau
- bersifat korosif
- densitas 1,89 g/mL
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 14/32
- titik leleh -410C
- titik didih 830C
Sifat Kimia :
- bersifat sebagai oksidator (Basri, 1996)
2.9.7. HCl
Sifat Fisik :
- larutan tidak berwarna
- berat jenis 1,15 g/mol
- titik didih 850C
- titik leleh -140C
Sifat Kimia :
- termasuk asam kuat
- dilarutkan dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat
- larut dalam pelarut air (Mulyono, 2005).
2.9.8. Na2SO3
Sifat Fisik :
- padatan putih
Sifat Kimia :
- larut dalam air
- mudah beroksidasi, maka banyak digunakan sebagai bahan
pereduksi (Mulyono, 2005).
2.9.9. KSCN
Sifat Fisik :
- merupakan kristal berwarna
- titik leleh 1730C
- berat jenis 1,89 g/mol
Sifat Kimia :
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 15/32
- larut dalam aseton dan alkohol
- menyebabkan iritasi pada kulit
- digunakan dalam pencucian tekstil (Basri, 1996 ).
2.9.10. H2SO4
Sifat Fisik :
- berupa cairan jernih
- tidak berwarna, tak berbau, agak kental
- bersifat higroskopis
- titik leleh -100C
- titik didih 315-3380C
- densitas 1,8 g/cm3
Sifat Kimia :
- merupakan asam kuat
- digunakan sebagai katalis
- bersifat korosif (Basri, 1996).
2.9.11. Pb(NO3)2
Sifat Fisik :
- berbentuk kristal putih
- tidak berwarna
- berat molekul 331,23 g/mol
- densitas 4,59 g/mL
Sifat Kimia :
- larut dalam air
- tidak larut dalam alkohol
- digunakan untuk pembuatan deodoran, detergen dan reagen(Mulyono, 2005).
2.9.12. DMG
Sifat Fisik :
- merupakan besi (III) dimetil glioksin
Sifat Kimia :
- larut dalam larutan amoniakal
- terdiri dari 1% dimetil glioksin dalam alkohol (Svehla, 1990)
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 16/32
Tambah 2 tetes HCl, sentrifus
III. METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit
- Gelas beker
- Pemanas Spirtus
3.1.2. Bahan
- HCl - Na2SO3 - KI
- NH3 - H2O2 - DMG
- K 2CrO4 - KSCN - Aquadest
- HNO3 - NH4 NO3 - Reagen Mg
- H2SO4 - Pb(NO3)2 - Sampel Unknown
- NaOH - Na2HPO4
3.2. Gambar alat
Pipet tetes Tabung Reaksi Gelas Beker Penjepit
3.3. Skema kerja
3.3.1. Analisis Kation Known Kelompok I
Pemisahan dan Identifikasi Kelompok Perak
Mulai dengan 1 mL larutan known/unknown
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 17/32
- Pencucian dengan 0,5 mL H2O
- Pembuangan cucian
- Penambahan 0,5 mL H2O
- Pemanasan hingga mendidih
- Penambahan 3 tetes NH3
- Penambahan 0,5 mL H2O
- Pembuangan endapan
- Penambahan 3 tetes HNO3
- Penambahan 1 tetes
K 2CrO4
3.3.2. Analisis Kation Known Kelompok II
Pemisahan dan Identifikasi Kelompok Aluminium
Endapan IA : AgCl (putih)
PbCl2 (putih)
Larutan Pb2+, Al3+, Fe3+, Cr 3+, Ba2+, Mg2+,
Cu2+, Ni2+ disimpan untuk kelompk II
Endapan IB : AgCl
Larutan ID : Ag(NH3)
Larutan IC: Pb2+
Endapan kuning : PbCrO4,
berarti Pb2+ ada
Hasil
Endapan putih, berarti Ag2+ ada
Hasil
Larutan 2A dari kelompok I : Pb2+, Al3+, Fe3+, Cr 3+, Ba2+, Mg2+, Cu2+, Ni2+
Larutan 3A : Ba2+
, Mg2+
, Cu(NH3+
) Endapan 2B : Al(OH)3, Fe(OH)3,Cr(OH)3, Pb(OH)2
Tambah 10 tetes NH3, 1 tetes saat pengadukan, sentrifus
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 18/32
- Penambahan 1 mL NH4 NO3
- Pemanasan 2 menit
- Penambahan 1 tetes lar.Pb(NO3)
- Penambahan 3 tetes HCL- Penambahan 1 tetes
KSCN
- Penambahan 0,5 mL H2O
- Pembuangan cucian
- Penambahan 2 tetes HCL
- Penambahan 2 tetes NH3
Tambah 1 tetes H2SO4, aduk dan sentrifus
- Penambahan 2 tetes
H2SO4
- Penambahan ½ mL
H2O
- Pengadukan- Pensentrifusan
- Penambahan 4-6
tetes NH3
- Pengadukan- Pensentrifusan
Cuci dengan 1/2 mL H2O, buang cuciannya. Tambah 1/2 mL H2O,
5 tetes NaOH, aduk. Tambah 3 tetes H2O2, aduk, panaskan 2
menit, sentrifus
3.3.3. Analisis Kation Known Kelompok III
Pemisahan dan Identifikasi Kelompok Alkali Tanah
Endapan PbSO4 atau BaSO4
dibuangLarutan 2C : Al3+, Fe3+, Cr 3+
Larutan dibuang Endapan 2D : Al(OH)3, Fe(OH)3,
Cr(OH)3
Larutan 2E : Al(OH)3, CrO42- Endapan 2E : FeO3
Larutan 2H : CrO4
2-
Endapan 2G : Al(OH)3
Larutan merah, ada Fe3+
Endapan kuning PbCrO4,
berarti Cr 3+
Endapan merah Al(OH)3,
berarti Al3+
Hasil
Hasil
Hasil
Larutan 3A : Ba2+, Cu(NH3)4, Ni(NH3)62+
Endapan 3B : BaSO4, berarti Ba2+
ada Larutan 3C : Cu2+
, Ni2+
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 19/32
3.3.4. Analisis Kation Known Kelompok IV
Pemisahan dan Identifikasi Kelompok Tembaga
Larutan 4A : Cu(NH3)42+, Ni(NH)6
2+
Tambah 8 tetes NH3, tambah 6 tetes NaOH dan aduk. Tes pH, jira pH
tidak 10 atau lebih besar, tambah NaOH, sentrifus
Larutan 4A : Cu(NH3)42+, Ni(NH3)6
2-
Tambah HCl sampai larutan netral (9-10) tetes tambah satu tetes lagi HCl
Tambah 3 tetes KI, aduk. Warna coklat timbul adanya I3- dan kelihatan (coklat
kekuningan) jika endapan Cu2+ ada
Hasil
Endapan 3D : Mg(OH)2 gelatin putih
Cuci dua kali dengan ½ ml H2O. Buang cuciannya. Tambah 1 tetes HCl, 1
tetes NH3 dan 1/2 ml H2O. Larutan harus mendekati pH 7. Jika larutan basa,
tambah NH4 NO3 tetes demi tetes sampai asam. Tambah 3 tetes larutan
Na2HPO4. aduk tunggu 2 menit dan sentrifus
Endapan 3E : Mg NH4PO4(kristal putih). Jika
endapan biru (karena adanya Cu2+) tambah 1tetes HCl dan 2 tetes NH3. Sentrifus dan buang
cairan supermatannya
Cuci endapan sekali dengan 1/2 ml H2O. Larutan endapan
dalam 3 tetes HCl, kemudian tambah 3 tetes reagen
magnesium. Tambah NaOH dengan pengaduk sampai
larutan alkalis. aduk
Biru laut (endapan flokulan), berarti Mg2+ ada
Hasil
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 20/32
- Penambahan 8 tetes NH3
- Penambahan bahan 6
tetes NaOH
- Pengujian pH
- Penambahan Na OH
hingga pH 10
- Penambahan Na2SO4
- Penambahan 5 tetes
NaOH
- Pemanasan hingga
mendidih
- Penambahan NaOH
hingga pH 10
- Penambahan 0,5 mL H2O
- Penambahan 1 tetes HCl- Penambahan 2 tetes NH3
- Penambahan 2 tetes H2O2
IV. DATA PENGAMATAN
No. Sampel Hasil
1. Sampel Unknown I
+ HCl Bening
+ NH3 Putih keruh
+ H2SO4 Ada endapan putih (Ba2+)
2. Sampel Unkonwn II
+ HCl Bening
Larutan 4C : Ni2+ Endapan 4B : CuI
Endapan 4D : Ni(OH)2 Larutan biru : Cu(NH3)42+, berarti
Cu2+ ada
Hasil
Hasil
Endapan merah jingga dari Ni-
dimetilglioksida, bearti Ni2+ ada
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 21/32
+ NH3 Bening
+ H2SO4 Bening
+ NH3 + NaOH Bening
+ HCl Bening
+ KI Coklat kekuningan+ pemanasan Coklat kekuningan (tidak ada endapan)
3. Sampel Unknown III
+ HCl Putih keruh
+ NH3 Bening
+ H2SO4 Bening
+ NH3 + NaOH Bening
+ HCl Bening
+ KI Coklat kekuningan
+ Na2SO3 Coklat kekuningan
+ NaOH Ada endapan hijau (Ni2+
)4. Sampel Unknown IV
+ HCl Bening
+ NH3 Biru
+ H2SO4 Bening
+ NH3 + NaOH Bening
+ HCl Bening
+ KI Kuning
+ Na2SO3 Bening kekuningan
+ NaOH Bening kekuningan (tetap)
+ pemanasan Bening kekuningan (tetap)
5. Sampel Unknown V
+ HCl Bening
+ NH3 Endapan coklat
+ H2SO4 Endapan larut
+ ½ mL H2O Larut
+ dicuci 1 mL air Sedikit endapan coklat
+ NaOH + H2O2 Endapan coklat
+ pemanasan Endapan coklat (tetap)
+ HCl + KSCN Ada endapan merah bata (Fe3+)
V. HIPOTESIS
Percobaan ini mengidentifikasi kation-kation dalam bentuk endapan dengan
ditandai adanya perubahan warna endapan yang berbeda-beda. Diantara perubahan
warna endapan yang ditimbulkan oleh kation-kation tersebut adalah :
Fe3+ dengan KSCN membentuk endapan coklat kemerah-merahan.
Pb2+ dengan H2SO4 membentuk endapan putih.
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 22/32
Pb2+ dengan K 2CrO4 membentuk endapan kuning.
Ag+ dengan HCl membentuk endapan putih.
Cr 3+ dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan kuning.
Ni2+ dengan NaOH membentuk endapan hijau.
Al3+ dengan NH3 membentuk endapan putih.
Mg2+ dengan NaOH membentuk endapan putih.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul “Analisis Kelompok Kation” yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kation-kation dalam larutan dan padatan “unknown” dengan
menggunakan metode “kemikalia cair” yang didasarkan pada kelakuan ion-ion yang
berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu. Prinsip percobaan ini
adalah pengendapan dan pengompleksan. Metode yang digunakan adalah
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 23/32
pengendapan bertingkat, yaitu metode yang memperlihatkan bahwa bila hasil kali
kelarutan (dari) dua garam yang sangat sedikit larut yang mempunyai satu ion yang
sama, cukup berbeda, maka salah satu garam akan mengendap hampir sempurna
sebelum lainnya memisah.
Percobaan dilakukan dengan cara bertahap dengan mengamati timbulnya
endapan setelah ditambahkan reagen-reagen yang berbeda. Adanya endapan
mengidentifikasi adanya kation yang terkandung. Endapan dapat timbul, karena
penambahan reagen yang sesuai dengan sifat kation.
Pada percobaan ini, dilakukan test pada 5 larutan unknown. Hasil yang yang
diperoleh :
a) Test Larutan Unknown I
Pada percobaan ini, larutan unknown I ditambah dengan HCl, larutan tidak
ada perubahan, fungis HCl disini adalah agar terbentuk garam klorida. Kemudian
ditambahkan NH3, larutan tetap tidak ada perubahan. Fungsi penambahan NH3
untuk pengujian kation dalam kelompok II. Selanjutnya ditambahkan H2SO4, dan
larutan berubah menjadi endapan putih barium sulfat dan stronsium sulfat, tetapi
barium sulfat sedikit larut. Dalam stronsium sulfat jenuh, konsentrasi ion sulfat
cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan. Sedangkan pada barium, hasil kali
konsentrasi-konsentrasi ion melampaui hasil kali kelarutan.
Reaksi yang terjadi :
Ba2+ + SO42- BaSO4 putih
(Svehla, 1990).
b) Test Larutan Unknown II
Uji identifikasi pada larutan unknown II tidak menunjukkan perubahan, ini
berarti tidak ada kation didalam larutan. Setelah larutan ditambah HCl dan NH3,
larutan tidak menghasilkan suatu endapan (tidak menunjukkan perubahan).
Setelah ditetesi H2SO4, larutan agak panas, kemudian larutan ditambah NH3 dan
NaOH larutan tetap tidak ada perubahan. Lalu ditambah HCl, larutan tidak
menunnjukkan perubahan, setelah itu ditambah KI. Larutan berwarna coklat,
warna coklat itu sendiri berasal dari warna dasar dari larutan KI. Setelah semua
perlakuan dilakukan,tidak menunjukkan hasil yang spesifik dan tidak
menunjukkan adanya kation dalam larutan unknown II. Kemungkinan yang ada
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 24/32
dalam larutan unknown II adalah air mineral. Kemungkinan pada air mineral ada
kation, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga tidak terdeteksi atau jika
terdeteksi, sudah terendapkan bersama kation yang lain.
c) Test Larutan Unknown III
Pada larutan unknown III, ditambahkan larutan HCl, larutan tidak ada
perubahan. Fungsi HCl sebagai untuk mengendapkan golongan perak. Kemudian
ditambah NH3, tapi larutan tidak ada perubahan, selanjutnya ditambah H2SO4,
larutan tetap tidak menunjukkan perubahan. Kemudian ditambahkan NH3 dan
NaOH, larutan tetap tidak berubah. Kemungkinan larutan tidak mengendap,
karena Ni2+ masih dalam berada dalam senyawa kompleks [Ni(NH3)6]2+.
Reaksi yang terjadi :
Ni2+ + 2NH3 + 2H2ONi(OH)2 + 2NH4+
Ni(OH)2 + 6NH3 [Ni(NH3)6]2+ + 2OH-
(Svehla, 1990)
Kemudian ditambahkan HCl, fungsinya untuk menetralkan larutan. Selanjutnya
ditambahkan larutan KI kedalam larutan, dan larutan berubah menjadi warna
coklat kekuningan. Larutan KI berfungsi untuk mengendapkan Cu2+. Warna coklat
yang timbul dikarenakan adanya I3-, I3- ini yang berikatan dengan Cu2+ membentuk
CuI (putih). Kemudian ditambahkan Na2SO3, larutan menjadi keruh, setelah itu
ditambahkan NaOH, dan larutan berubah menjadi endapan berwarna hijau
Ni(OH)2. Fungsi NaOH untuk mengendapkan Ni2+.
Reaksi yang terjadi :
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2 hijau
(Svehla, 1990).
d) Test Larutan Unknown IV
Uji identifikasi pada pada larutan unknown IV menunjukkan kation
kelompok IV, larutan ini berwarna agak biru muda, kation yang berada dalam
larutan unknown IV adalah Cu2+.
Setelah ditambah dengan larutan HCl, hasilnya larutan tetap bening, tidak
mengalami perubahan. Dikarenakan, kation Cu2+ tidak larut dalam HCl encer.
Ketidaklarutan ini disebabkan karena potensial elektrodanya positif. (+0,34V
untuk pasangan Cu atau Cu2+
). Logam dengan potensial standar yang positif dapat
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 25/32
melarut hanya dalam asam yang bersifat mengoksida (HNO3), sedangkan HCl
bukanlah asam yang bersifat mengoksida (Svehla, 1990).
Semakin positif potensial suatu logam, makin kecil kecenderungannya
untuk menjadi keadaan ion (Svehla, 1990).
Selanjutnya ditambahkan dengan NH3 dan disentrifus, hasilnya larutan
berubah menjadi berwarna biru jernih. Warna biru ini dihasilkan karena terbentuk
larutan kompleks yang mengandung ion kompleks tetra amino kuprat (II) dengan
reaksi :
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO4
2- + 2OH-
(Svehla, 1990).
Reaksi ini khas untuk ion Cu2+ dengan tidak adanya Ni2+.
Setelah itu ditambah dengan H2SO4, larutan menjadi bening, kemudian
ditambah HCl dan hasilnya larutan tetap bening. Setelah itu ditambahkan dengan
larutan KI, hasilnya larutan berwarna kuning. Selanjutnya ditambah dengan
Na2SO3, larutan menjadi kuning bening, kemudian ditambah dengan NaOH,
hasilnya tetap tidak ada perubahan, kemudian dipanaskan dan hasilnya tetap tidak
ada perubahan pada larutan unknown IV, yaitu berupa larutan kuning bening.
Pada percobaan ini ujinya negatif, dikarenakan konsentrasi kation yang
terkandung terlalu sedikit, sehingga tidak bisa melampaui harga Ksp, dengan
demikian tidak bisa terendapkan. Seharusnya, setelah ditambah KI, akan terbentuk
endapan coklat kuning. Kemudian ditambah dengan NH3, hasilnya endapan larut.
Fungsi penambahan H2SO4, HCl dan NH3 adalah untuk menghancurkan ion
kompleks dari [Cu(NH3)4]2+ dan larut membentuk ion Cu2+.
Reaksi yang terjadi :
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4
+
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO4
2- + 2OH-
(Svehla, 1990).
Kemudian yang terakhir ditambah dengan H2O2, dan hasilnya larutan tadi
berwarna biru. Fungsi penambahan H2O2 adalah sebagai oksidator.
Reaksi yang terjadi :
2Cu2+ + 5I- 2CuI + I3-
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 26/32
(Svehla, 1990).
Dari tes yang dilakukan, terbukti adanya kation Cu2+, karena sesuai dengan ciri-
ciri kation Cu2+.
e) Test Larutan Unknown V (larutan berwarna kuning)
Uji identifikasi pada larutan unknown V menunjukkan kation Fe3+. Kation
ini terdapat dalam kelompok II yang mengendap sebagai hidroksida dari larutan
amoniakal. Kation Fe3+ membentuk endapan coklat.
Pertama, larutan sampel ditambah dengan HCl, dan tidak mengalami
perubahan. Setelah itu, ditambah dengan NH3 membentuk endapan coklat.
Reaksi yang terjadi :
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH4+
(Svehla, 1990).
Hasil kali kelarutan besi (III) hidrosida begitu kecil (3,8 x 10 -38), sehingga terjadi
pengendapan sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam ammonium
perbedaan dari besi (III), nikel, kobalt, mangan, zink dan magnesium (Svehla,
1990).
Setelah itu ditambah H2SO4 dan ½ mL air, endapan larut. Fungsi dari
H2SO4 adalah untuk melarutkan hidroksida yang terbentuk dalam endapan.
Fungis H2O adalah untuk melarutkan zat pengotor yang ada didalam larutan,
sehingga larutan lebih bersih. Kemudian ditambah NH3 dan terbentuk endapan.
Fungsi penambahan NH3 adalah untuk uji definitif Fe3+.
Kemudian dicuci dengan H2O hasilnya ada sedikit endapan coklat, lalu
ditambahkan dengan NaOH dan H2O2 dan terbentuk banyak endapan coklat.
Fungsi penambahan Untuk mengendapkan Fe3+, sehingga diperoleh endapan
Fe(OH)3 yang berwarna coklat. Fungsi H2O2 digunakan sebagai oksidator,
kemudian dipanaskan dan endapan tetap. Setelah itu ditambah HCl dan KSCN
dan hasilnya terbentuk endapan coklat yang merupakan senyawa kompleks
Fe(SCN)3. Fungsi penambahan HCL dan KSCN adalah digunakan untuk uji
positif Fe3+. Penambahan KSCN untuk uji positif Fe3+ harus dilakukan dalam
suasana sedikit asam.
Reaksi yang terjadi :
Fe3+
+ 3SCN-
Fe(SCN)3
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 27/32
(Svehla, 1990).
Dalam larutan yang sedikit asam, dihasilkan pewarnaan merah tua
(perbedaan dari ion besi (II), yang di sebabkan karena pembentukan suatu
kompleks besi (III) tiosianat yang tak berdisosiasi.
VII. KESIMPULAN7.1 Uji positif pada Ba2+, ditandai dengan terbentuknya endapan putih setelah
penambahan H2SO4.
7.2 Uji positif pada Ni2+, ditandai dengan terbentuknya endapan hijau setelah
penambahan NaOH.
7.3 Uji positif pada Fe3+, ditandai dengan terbentuknya endapan coklat setelah
penambahan KSCN.
7.4 Uji negatif pada sampel 2, karena tidak terbentuk endapan.
7.5 Uji negatif pada sampel 4, karena tidak terbentuk endapan.
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 28/32
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Alcover, J.V, dkk, 1973, Exchangeable Cation Distribution in Nickel and
Magnesium Vermiculites, Clays and Clay Minerals, 1973, vol.21, pp.131-
136. Pergamon Press
Anders, G.N, 1982, The Cation Distribution In Shythetic (Fe,Mn)3(PO4 )2
Graftonite-Type Solid Solutions, American Mineralogist, volume 67, pages
826-832. 1982
Anders, G.N, 1982, The Cation Distribution in Synthetic Mg-Fe-Ni Olivines,
American Mineralogist , volume 67, pages 1206-1211. 1982
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 29/32
Basri, S, 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta
Bergmann, I, 2008, Mechasynthesis of Nanocrystalline Germinate Fe2GeO4 with a
Nonequilibrium Cation Distribution, Rev.adv.Mater.Sci. 18(2008) 349-352
Benjamin, P.B, 1987, Theoretical Analysis of Cation Ordering in Binary
Rhombohedral Carbonate Systems, American Mineralogist, volume 72,
pages 329-336, 1987
Fujimoto, S, dkk, 2007, Analysis of Diffusion Mechanism of Cu in Polycrystalline
Bi2Te3-Based Alloy with the Aging of Electrical Conductivity, Japanese
Journal of Applied Physics Vol.46, No.8A,2007, pp.5033-5039
Mao, C, dkk, 2004, Identification of Aluminium-Regulated Genes by cDNA-AFLP
in Rice (Oryza sativa L.) : Aluminium-Regulated Genes for the Metabolism
of Cell Wall Components, Journal of Experimental Botany, vol 55, No.349,
pp. 137-143, January 2004
Mulyono, 2005, Kamus Kimia, PT. Genesindo, Bandung
Pieter, F, dkk, 2005, Identification of a Novel Extracellular Cation-sensing G-
protein-coupled Receptor , The Journal of Biological ChemistryVol.280,No.48,pp.40201-40209, December 2,2005
Ridvan, D, dkk, 2007, Comparative Quantitative Analysis of Sodium, Magnesium,
Potassium and Calcium in Healthy Cuttlefish Backbone and non-
Pathological Human Elbow Bone, volume 52,No.5,2007
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
PT.Kalman Media Pustaka, Jakarta
Underwood, 1986, Analisis Kimia Kuantitatif , Erlangga, Jakarta
Wang, Z.L, dkk, 1998, Analysis of Cation Valences and Oxygen Vacancies in
Magnetoresisteve Oxides by Electron Energy-Loss Spectroscopy, Mat.Res.
Soc. Symp. Proc.Vol.494.1998 Materials Research Sociaty
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 30/32
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, Semarang, Desember 2009
Praktikan,
Dian Amalia Dian Nurvika Dwi Jayanti
J2C008010 J2C008011 J2C008012
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 31/32
Dwi Surya Atmaja Dyah Arum A Dyah L N Sari
J2C008013 J2C008014 J2C00802015
Eka Hariyanto S Eko Setyo Budi Akustika Gemati
J2C008016 J2C008017 J2C008082
Alfiansyah
J2C008083
Asisten,
Nur Fitriana Dewi
J2C006040
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR III
5/17/2018 Percobaan III Analisis Kelompok Kation1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-iii-analisis-kelompok-kation1 32/32
JUDUL PERCOBAAN :
ANALISIS KELOMPOK KATION
Disusun oleh :
1. Dian Amalia J2C008010
2. Dian Nurvika J2C008011
3. Dwi Jayanti J2C008012
4. Dwi Surya Atmaja J2C008013
5. Dyah Arum A J2C008014
6. Dyah L N Sari J2C008015
7. Eka Hariyanto S J2C008016
8. Eko Setyo Budi J2C008017
9. Akustika Gemati J2C008082
10. Alfiansyah J2C008083
ASISTEN : Nur Fitriana Dewi
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009