perbandingan konsep waktu dalam pÉtungan jawa dan …

49
PERBANDINGAN KONSEP WAKTU DALAM PÉTUNGAN JAWA DAN FISIKA (Studi Buku Primbon Betaljemur Adammakna) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Fisika Diajukan oleh Apricia Catur Prayuda 156990055 Kepada PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 04-Feb-2022

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERBANDINGAN KONSEP WAKTU

DALAM PÉTUNGAN JAWA DAN FISIKA

(Studi Buku Primbon Betaljemur Adammakna)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-I

Program Studi Pendidikan Fisika

Diajukan oleh

Apricia Catur Prayuda

156990055

Kepada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

ii

iii

iv

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teruntuk ayahanda dan ibunda tercinta yang kuhormati sepanjang hidup, serta

mbakyuku. Terima kasih atas segala cinta, doa, dan motivasi.

vi

HALAMAN MOTTO

“Hidup Adalah Belajar”

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, tiada kata yang paling indah kita ucapkan

melainkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,

dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir. Aamiin.

Penelitian skripsi ini merupakan bagian syarat kelulusan dan guna

memperoleh gelar kesarjanaan pada program studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selain itu, penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

lain dan bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini terdapat banyak uluran tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan rasa hormat dan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih

kepada:

1. Rachmad Resmiyanto, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan ide, gagasan, pengarahan,

bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Joko Purwanto, M.Sc. dan Dr. Moh Soehadha, S.Sos., M.Hum. selaku

Dosen Penguji atas masukan dan saran perbaikan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Murtono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Drs. Nur Untoro, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

5. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

7. Bapak Gunawan Sugianto, selaku ahli budaya yang telah mengajarkan

ilmu pengetahuan yang baru bagi penulis serta memberikan dukungan dan

doa.

viii

8. Bapak Herman Sinung Janutama, selaku ahli budaya yang telah banyak

memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan saran ketika

melaksanakan penelitian.

9. Bapak M. Yaser Arafat, telah banyak membantu jalannya penelitian.

10. Bapak Irfan Afifi, selaku ahli budaya yang telah memberikan penulis

pengetahuan, kritik, saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian

penulisan skripsi ini.

11. Bapak Ghis Nggar Dwiadmojo, telah membantu jalannya penelitian.

12. Keluarga Pendidikan Fisika 2015, yang telah mewarnai kehidupan penulis

sejak masa orientasi hingga tugas akhir.

Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan doa semoga amal kebaikan

yang telah diberikan mendapat ganjaran dan ridho-Nya.

Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan diambil manfaatnya.

Yogyakarta, 9 Agustus 2019

Penulis

Apricia Catur Prayuda

ix

PERBANDINGAN KONSEP WAKTU

DALAM PÉTUNGAN JAWA DAN FISIKA (STUDI BUKU PRIMBON

BETALJEMUR ADAMMAKNA)

Apricia Catur Prayuda

15690055

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Konsep waktu dalam

pétungan, (2) Konsep waktu dalamfisika, (3) Perbandingan konsep waktu dalam

pétungan dan fisika.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan

menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan

studi pustaka. Objek penelitian ini adalah buku Primbon Betaljemur Adammakna

yang sekaligus menjadi sumber primer dalam sumber data penelitian dan sumber

sekunder merupakan buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri, hal ini berdasarkan deskripsi dari penelitian kualitatif. Teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik kajian isi atau content analysis dan digunakan

metode komparasi.

Hasil penelitian ini adalah berupa persamaan dan perbedaan antara konsep

waktu dalam pétungan dan fisika. Persamaannya yaitu (1) Ada konsep tentang

kerelativitasan waktu, (2) Waktu merupakan substansi nonmaterial, (3) Waktu

hanya bergerak maju. Sedangkan perbedaannya adalah (1) Pétungan berakar dari

waktu azali, sementara bahasan tentang waktu azali tidak ada dalam fisika, (2)

Konsep kerelativitasan waktu dalam pétungan titik tumpunya adalah dari neton

kelahiran manusia di alam raya sedangkan dalam teori relativitas fisika titik

tumpunya adalah gerak pengamat terhadap kerangka acuan. Selain itu, hasil

perhitungan fisika bersifat pasti (kuantitatif) dan hasil perhitungan masing-masing

pengamat dapat dikorelasikan, sementara hasil pétungan Jawa bersifat belum pasti

yakni berupa kecenderungan (kualitatif) dan hasil perhitungannya tidak dapat

dikorelasikan antara individu satu dengan individu lain.

Kata kunci: Perbandingan, Konsep Waktu, Pétungan, Kosmologi Fisika.

x

COMPARISON OF TIME CONCEPT

IN CALCULATION OF JAVA AND PHYSICS (STUDY OF PRIMBON

BETALJEMUR ADAMMAKNA BOOK)

Apricia Catur Prayuda

15690055

ABSTRACT

This study objectives to identify: (1) The concept of time in Javanese

calculations, (2) The concept of time in physics, (3) Comparison of the concept of

time in Javanese calculations and physics.

This research is a library research using descriptive analysis approach.

Data collection was carried out with literature study. The object of this study is

Primbon Betaljemur Adammakna book which is also a primary source in research

data sources and secondary sources are books, journals, and previous research that

are relevant in this study. The research instrument in this study is the researcher,

this is based on a description of the understanding of qualitative research. Data

analysis technique used are content analysis and comparative method.

The results of this study are the similarities and differences between the

concepts of time in Javanese calculations and physics. The equationsare (1) There

is a concept of time relativity, (2) Time is a nonmaterial substance, (3) Time only

moves forward. While the differences are (1) Javanese calculations is rooted in

eternal time (azaliy), while the discussion about eternal time (azaliy) is not in

physics, (2) The concept of time relativity in its fulcrum is based on the net of

human birth in the universe (neton), while in the theory of physic relativity the

fulcrum is observer's motion against the terms of reference. In addition, the results

of physics calculations are definite (quantitative) and the result of calculations by

each observer can be correlated, while the results of Javanese calculations are

uncertain in the form of tendencies (qualitative) and the results of calculations

cannot be correlated between an individual with else.

Keywords: Comparison, Time Concepts, Javanese Calculations, Physical

Cosmology.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

INTISARI ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 10

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 10

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11

xii

G. Metode Penelitian .......................................................................................... 12

H. Penelitian Relevan ......................................................................................... 16

I. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 20

J. Sistematika Pembahasan ................................................................................. 23

BAB II PRIMBON ............................................................................................... 25

A. Definisi Primbon ........................................................................................... 25

B. Muncul dan Berkembangnya Primbon .......................................................... 26

C. Ajaran-Ajaran Primbon ................................................................................. 35

D. Hakikat Pétungan ........................................................................................... 40

E. Contoh Aplikasi Pétungan ............................................................................. 43

BAB III KONSEP WAKTU ................................................................................ 50

A. Definisi Waktu ............................................................................................... 50

B. Konsep Waktu dalam Pétungan (Primbon) ................................................... 55

C. Konsep Waktu dalam Fisika .......................................................................... 63

BAB IV KONSEP WAKTU DALAM PÉTUNGAN JAWA DAN FISIKA ... 72

A. Konsep Waktu Azali ...................................................................................... 83

B. Relativitas Waktu ........................................................................................... 90

C. Waktu Merupakan Substansi Nonmaterial .................................................. 105

D. Waktu Hanya Bergerak Maju ...................................................................... 107

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 112

xiii

A. Kesimpulan .................................................................................................. 112

B. Saran ............................................................................................................ 114

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 116

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Neptu Pasaran................................................................................................... 40

2.2 Neptu Hari ........................................................................................................ 41

2.3 Sisa Hasil Perhitungan pada Pasal No.15 ........................................................ 44

2.4 Sisa Hasil Perhitungan pada Pasal No.16 ........................................................ 45

2.5 Bulan yang Baik/Tidak Baik untuk Hajat Nikah pada Pasal No.33 ................ 46

2.6 Kejadian dari Beberapa Nabi pada Pasal No.28 .............................................. 47

2.7 Hari Taliwangke pada Pasal No.32 .................................................................. 48

2.8 Bulan Rahayu pada Pasal No.9 ........................................................................ 49

4.1 Pétungan dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna ............................... 72

4.2 Perbandingan Konsep Waktu dalam Pétungan Jawa dan Fisika ...................... 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagat raya beserta segenap isinya menyimpan berjuta misteri yang

selalu menarik perhatian manusia dari zaman ke zaman. Kosmologi hadir

sebagai ilmu yang lahir dari upaya manusia untuk memahami semesta raya

dan menentukan posisi dirinya dalam alam semesta. Kosmologi atau

kerapkali disebut Filsafat Alam Semesta (Siswanto, 2005: 1) adalah

disiplin ilmu yang mempelajari kosmos, jagad raya atau alam semesta

secara keseluruhan (Purwanto, 2009: 1).

Joko Siswanto dalam karyanya Orientasi Kosmologi (2005: 5),

menyebutkan bahwa dari beragamnya persoalan kosmologi, terdapat tema-

tema penting yang sebagian besar pemikir menyepakatinya sebagai

persoalan pokok kosmologi. Persoalan-persoalan itu meliputi jenis-jenis

pemikiran kosmologi; saat-awal dan saat-akhir kosmos; dinamika kosmos;

ruang dan waktu; materi dan energi; dan kausalitas.

Sementara persoalan fundamental dalam kosmologi adalah tentang

ruang dan waktu. Sejak Zeno yang memperbincangkan paradoks ruang,

waktu, dan gerak; sampai Einstein yang membangun teori relativitas, kita

disuguhi pandangan atau teori yang begitu beragam. Para ilmuwan dan

filsuf memaknai hakikat ruang dan waktu yang berbeda (Siswanto, 2005:

63). Sebagaimana diungkapkan oleh Samuel Alexander, bahwa ruang dan

1

2

waktu merupakan satuan dasar yang melandasi alam. Persoalan apakah

ruang dan waktu itu subjektif atau objektif, terbatas atau tidak terbatas,

absolut relatif atau relasional; adalah permasalahan mendasar yang akan

terus menerus diperdebatkan oleh pemikir sepanjang zaman (Siswanto,

1996: 46).

Menjadi menarik dan patut direnungkan sejenak ucapan

Augustinus: “Waktu itu apa? Jikalau tidak ada orang bertanya pada saya,

saya tahu; kalau coba saya terangkan pada si penanya, saya tidak tahu”.

Setiap pribadi memiliki pengertian waktu, sedangkan pengertian itu belum

tentu benar untuk orang lain. Itulah sebabnya menurut Augustinus, orang

hanya tahu tentang waktu dirinya masing-masing tetapi tidak tahu untuk

orang lain. Mc. Taggart mengatakan bahwa, waktu itu tidak hakiki karena

setiap peristiwa merupakan kejadian lampau, kini, dan akan datang.

Senada dengan itu, Leibniz berpendapat, masa kini surut oleh masa

lampau dan mengandung masa depan. Atas pandangan Taggart itu,

memunculkan persoalan baru, benarkah waktu itu tidak hakiki? Benarkah

waktu sama sekali tidak berperan dalam bangunan dunia manusia?

(Siswanto, 2005: 64) Sehingga, demikian itu dapat dikatakan waktu

merupakan suatu paradoks. Dalam arti bahwa setiap orang menyadari

waktu tapi tidak seorang pun dapat mendefinisikannya. Kiranya waktu itu

hakiki bagi dunia dan manusia, maka dipertanyakan hakikat waktu

(Bakker, 1995: 111).

3

Konsep waktu memang telah ada pada pemahaman yang

diperkenalkan pada fisika klasik. Waktu digambarkan sebagai sebuah

besaran yang absolut, dalam artian semua pengamat akan memperoleh

pengamatan terhadap waktu yang seragam atau sama, tidak relatif.

Pemahaman mengenai waktu absolut diantaranya terdapat dalam

pandangan Galileo dan Newton. Selanjutnya, oleh Einstein teori relativitas

khusus hadir untuk merombak tentang adanya ruang dan waktu absolut

(Sadida, 2014: 1).

Anton Bakker, dalam karyanya yang berjudul Kosmologi dan

Ekologi (1995), menyoroti bagaimana perkembangan pemikiran tentang

konsep ruang dan waktu yang dirumuskan oleh para filsuf, dan fisikawan

seperti Newton dan Einstein. Ia menggolongkan pemikiran tentang ruang

dan waktu dalam 4 golongan apakah waktu itu dipahami sebagai substansi

mutlak atau relatif. Akan tetapi, uraian tersebut belum menyentuh aspek

pemikiran Newton dan Einstein seperti apa, sehingga hanya sebatas

permukaan. Anton Bakker juga menunjukkan pemikiran tentang konsep

waktu yang dimaknai di Indonesia. Meskipun secara tertulis ia tidak

menyampaikan bahwa pemikiran yang dimaksudkan ialah terkait primbon,

Jakob Sumardjo dalam karyanya yang diterbitkan di Yogyakarta berjudul

Arkeologi Budaya Indonesia: Pelacakan Hermeneutis Historis Terhadap

Artefak-Artefak Kebudayaan (2002) memperjelas dan memberikan ulasan

yang cukup detail membahas konsep waktu yang dianut oleh manusia

Indonesia Purba, yakni darimana primbon itu muncul.

4

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan

suku bangsa dengan etnis Jawa adalah kelompok suku terbesarnya.

Kebudayaan Jawa, sebagai unit terbesar kebudayaan Indonesia memiliki

suatu tradisi memperhitungkan hari baik sebelum seseorang melaksanakan

berbagai kepentingan. Secara tradisional orang Jawa memperhitungkan

aktivitas hidupnya sesuai dengan aturan tertentu, dengan harapan agar

selamat atau lancar dalam menjalani laku kehidupan. Tradisi perhitungan

yang dipercayai oleh masyarakat Jawa ini tertuang dalam buku atau kitab

yang bernama primbon.

Tidak dipungkiri bahwa di masa sekarang primbon merupakan

warisan kebudayaan Jawa yang cenderung dilupakan. Dewasa ini

masyarakat modern memang cenderung tidak percaya dengan hitungan

primbon. Selain itu, tidak sedikit pihak yang menganggap primbon sebagai

khazanah budaya Jawa yang banyak unsur takhayulnya. Meskipun

demikian, masyarakat Jawa walaupun telah hidup dalam dunia modern dan

religius pada salah satu agama, tetap saja dijumpai bahwa ada yang masih

mempertimbangkan hitungan primbon dalam berbagai kesempatan. Ada

anggapan bahwa jika melanggar ketentuan dalam primbon, maka akan

mendapatkan kesialan atau musibah, entah itu akan menimpa dirinya

sendiri atau keluarganya. Anggapan itu muncul atas dasar kejadian-

kejadian yang telah banyak terbukti dan dialami oleh masyarakat. Salah

satu kitab primbon yang masih terkenal sampai saat ini dan masih

digunakan sebagai rujukan adalah Kitab Primbon Betaljemur Adammakna.

5

Kitab primbon versi lain juga beredar di masyarakat, hanya saja kurang

terkenal.

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna (KPBA) diterbitkan pada

bulan September 1939, merupakan suatu kitab primbon yang bersifat

populis, karena ditulis dengan huruf latin dan dengan bahasa Jawa madya

(ngoko halus), dan bisa diperoleh di tempat keramaian tradisional (pasar

malam), pedagang kaki lima, maupun di toko buku. Dari sejak diterbitkan

pertama kali sampai tahun 1991, buku tersebut sudah dicetak ulang

sebanyak 51 kali (Sindung dan Anshori, 1996: 18).

Primbon inilah yang memuat berbagai macam catatan tentang

kehidupan manusia mulai dari lahir sampai dengan meninggal dunia

(Hartono, 2016: 257). Biasanya sebagai rujukan untuk menentukan waktu

yang baik saat akan membuat rumah, pindah rumah, bepergian, membeli

hewan ternak, menentukan perjodohan, bercocok tanam, pengobatan,

upacara kelahiran bayi, mengetahui watak hari orang meninggal dunia,

dan lain sebagainya.

Tradisi perhitungan hari baik inilah yang disebut sebagai pétungan.

Pétungan (perhitungan) yang arti akhirnya sama dengan primbon

(Sumardjo, 2002: 96). Pétungan didasarkan oleh neptu hari dan pasaran

kelahiran seseorang yang disebut dengan weton. Weton adalah kombinasi

hari lahir dengan pasaran Jawa yang menghasilkan angka tertentu.

Lepas dari cocok tidaknya sebuah hasil pétungan, orang Jawa tetap

sulit meninggalkan pola pikir tersebut. Pétungan merupakan cara untuk

6

menghindarkan semacam disharmoni dengan tatanan umum alam yang

hanya akan membawa ketidakuntungan (Geertz, 1981: 39).

Dalam pétungan atau primbon Jawa ini yang penting dicatat adalah

perhitungan tentang watak hari-hari. Setiap hari, baik hari dengan sistem 7

hari (saptawara) yang meliputi: Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

Jumat, Sabtu; ataupun dengan sistem 5 hari pasaran (pancawara) yang

meliputi: Pon, Wagé, Kliwon, Legi, Pahing, memiliki wataknya sendiri-

sendiri, yang mempengaruhi nasib baik atau buruk manusia Jawa. Maka

ketika manusia Jawa akan melakukan suatu kepentingan, waktu kelahiran

seseorang menjadi dasar perhitungannya.

Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran bahwa takdir atau

nasib manusia ditentukan oleh kedudukan waktu pada saat manusia hadir

di dunia ruang. Maka pemahaman tentang waktu ini memegang peranan

kunci dalam memahami tempat manusia di dunia (Sumardjo, 2002: 86).

Tidak hanya mengenai perhitungan hari baik, aspek tidak baik

dalam waktu juga mendapat perhatian utama bagi masyarakat Jawa. Ada

kepercayaan bagi masyarakat Jawa pada tokoh mitologi Bathara Kala.

Waktu yang tidak baik dikuasai oleh Bathara Kala. Bathara Kala

mengincar dan awas bagi mereka yang melanggar larangan atau tabu

dalam hitungan primbon-nya. Pelanggaran ini akan dapat dibetulkan dan

disucikan lewat upacara ruwatan kepada Bathara Kala. Primbon dan

ruwatan tidak dapat dipisahkan bagi orang yang melanggar tabu. Jadi,

primbon memuat berbagai jawaban terkait keberuntungan, kemalangan,

7

dan solusi agar terhindar dari kemalangan tersebut. Hal inilah yang

menjadi sebab bagi masyarakat Jawa mengapa primbon dianggap penting.

Itulah kearifan lokal nusantara yang perlu terus digali di samping tetap

menikmati kebudayaan modern, supaya tidak melupakan eksistensi

warisan budaya nenek moyang kita yang bernilai tinggi.

Dengan demikian, primbon erat kaitannya dengan waktu. Jika

diambil satu contoh mengenai penjelasan Jakob Sumardjo seperti yang

telah disinggung di atas, bahwasannya primbon mendasarkan diri pada

filsafat objektif (realis) tentang waktu dan ruang. Waktu dan ruang itu

absolut adanya dan berada di luar waktu dan ruang semesta yang relatif.

Waktu dan ruang relatif manusia bersumber pada waktu dan ruang absolut.

Topik tentang waktu absolut atau relatif tentu bukanlah sesuatu

yang asing dalam dunia sains fisika. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan

apa dan bagaimana konsep waktu dalam pétungan (primbon) dan konsep

waktu dalam fisika? Apakah konsep waktu pétungan bisa dijelaskan

melalui konsep-konsep fisika? Jikalau keduanya memiliki konsep yang

berbeda, bagaimana perbandingan konsep waktu dalam pétungan dan

fisika?

Penelitian yang memaknai bahwa primbon tidak dapat lepas dari

konteks waktu, dilakukan oleh Ghis Nggar Dwiadmojo (2019) dalam

Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta,

dengan judul Gempa dan Gerhana dalam Teks Serat Primbon Palintangan

Palindhon Pakedutan. Keseluruhan isi teks dalam serat primbon tersebut

8

mengatakan bahwa waktu adalah faktor yang sangat penting yang

mempengaruhi kehidupan manusia dan alam. Hal ini kemudian ia juga

kaitkan dengan kepercayaan masyarakat Jawa tentang mitologi waktu

yang identik dengan sosok Bathara Kala. Penelitian serupa juga

dilakukan oleh Bay Aji Yusuf (2009) berjudul Konsep Ruang dan Waktu

dalam Primbon serta Aplikasinya Pada Masyarakat Jawa; dan oleh Teguh

Santoso (2015) berjudul Konsep Waktu Masyarakat Kejawen: Kajian

Linguistik Antropologis (Alg).

Penelitian mengenai perbandingan konsep waktu dalam pétungan

Jawa dan fisika belum ada, terlihat dari hasil pencarian di empat portal

jurnal penelitian yaitu

http://garuda.ristekdikti.go.id,https://scholar.google.co.id,

http://iopscience.iop.org/, https://www.researchgate.net/, dan satu portal

perpustakaan berskala provinsi http://jogjalib.com/, dengan kata kunci

yang digunakan “konsep waktu primbon fisika”, “petungan jawa fisika”,

“primbon fisika”, dan “primbon physics”. Penelitian tentang primbon

meski telah beberapa kali dilakukan, belum menjadi hal yang umum di

kalangan akademisi ilmu sains, khususnya dalam fisika.

Menarik untuk disimak, Kuliah Umum bertema Antara Kurma dan

Kelapa: Meninjau Ulang Islam Nusantara yang diselenggarakan oleh

ISAIS dan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada 15 November 2018,

sedikit membahas terkait pétung. Ismail Fajrie Alatas sebagai pembicara

dalam kuliah umum itu menceritakan, bahwa suatu ketika Jayaprana yang

9

merupakan putera dari Sunan Giri Prapen, berziarah ke makam Sunan

Muria. Usai berziarah, Jayaprana mengunjungi juru kunci makam itu. Pada

saat ia meminta wejangan, ternyata juru kunci makam yang sudah berusia

lanjut itu mengajarkan ilmu pétung kepadanya dan berpesan supaya

Jayaprana mempelajari ilmu pétungan (primbon) dengan seksama karena

ilmu pétung tersebut merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Demikian cerita Jayaprana saat pergi ke Gunung Muria, tempat dimana

Sunan Muria dimakamkan.

Ada satu hadist yang mungkin dapat menjelaskan pernyataan dari

juru kunci makam itu, sebagai berikut.

ضىا نه في أيبو اندهس فحبث فخعس لل حصيبه فحت فل يشقى بعدهب ابداإ ب. فهعم احدكى أ Artinya: “Sesungguhnya diantara hari-hari yang ada sepanjang masa, (terdapat

hari-hari dimana) Allah mempunyai anugerah (nafahat), maka carilah ia.

Andai saja salah seorang diantara kalian mendapatkannya, maka ia tidak akan

celaka selamanya”. (HR. Al-Thabarani dari Muhamad bin Maslamah r.a,

sahih)

Ilmu pétungan (primbon) inilah yang dimungkinkan sebagai anugerah

(nafahat). Sehingga, alasan mengapa ilmu perhitungan Jawa disebutkan

sebagai sunnah Nabi adalah karena ada anggapan bahwa mungkin ilmu

pétung itu sejalan dengan ajaran Nabi yang mengajarkan kepada kita agar

menjadi orang yang senantiasa waskita. Demikian yang disampaikan oleh

Ismail Fajrie Alatas di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Hal ini menarik karena memperlihatkan bahwa pétungan

Jawa merupakan ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari.

10

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Primbon merupakan warisan budaya Jawa yang cenderung dilupakan

dan dianggap takhayul.

2. Anton Bakker, dalam karyanya yang berjudul Kosmologi dan Ekologi

(1995), menggolongkan pemikiran tentang ruang dan waktu dalam 4

golongan. Ia menunjukkan pemikiran tentang konsep waktu yang

dimaknai oleh Newton, Einstein, dan konsep waktu yang dimaknai di

Indonesia (primbon). Akan tetapi, uraian tersebut hanya sebatas

permukaan.

3. Konsep waktu absolut dan waktu relatif pada fisika (Newton dan

Einstein) maupun primbon (kosmologi Indonesia) yang diuraikan

Anton Bakker kurang jelas.

4. Penelitian mengenai perbandingan konsep waktu dalam pétungan Jawa

dan fisika masih nihil terlihat dari hasil pencarian di

http://garuda.ristekdikti.go.id,https://scholar.google.co.id,http://iopscie

nce.iop.org/, https://www.researchgate.net/, dan http://jogjalib.com/.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, peneliti

memberikan batasan pada konsep waktu pétungan dalam Kitab Primbon

Betaljemur Adammakna dan fisika dalam materi sub bab kosmologi.

11

Setidaknya penulisan skripsi ini bukan untuk merasionalkan primbon atau

menjelaskan sisi irasionalnya, melainkan melihat sejauh mana konsep

waktu dalam pétungan (primbon) yang kemudian diperbandingkan dengan

konsep waktu dalam fisika.

D. Rumusan Masalah

Agar lebih jelas dan memudahkan operasional penelitian, maka

permasalahan yang penulis fokuskan adalah bagaimanakah perbandingan

konsep waktu dalam pétungan dan fisika.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui konsep waktu dalam pétungan.

2. Mengetahui konsep waktu dalam fisika.

3. Mengetahui perbandingan konsep waktu dalam pétungan dan fisika.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat:

1. Menjadi sumber ilmu pengetahuan berbentuk literasi mengenai

perbandingan konsep waktu dalam pétungan (primbon) dengan fisika.

2. Memberikan kontribusi terhadap penyebarluasan pengetahuan ilmu

fisika pada konsep waktu.

12

3. Memberikan kontribusi terhadap penyebarluasan pengetahuan

terhadap kearifan lokal nusantara berupa primbon pada konsep waktu.

4. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan etnosains dalam

kajian budaya Jawa dan ilmu fisika.

5. Sebagai informasi kepada generasi muda untuk lebih mengetahui

salah satu warisan kebudayaan Jawa yaitu primbon maupun pétungan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (Library

Research). Oleh karena itu kegiatan penelitian dipusatkan pada kajian

buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu, dan bahan-bahan lain yang

memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas, yaitu

konsep waktu dalam pétungan (primbon) maupun dalam fisika.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang

berusaha untuk mengerti dan menganalisis suatu pemikiran.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, tempat yang digunakan untuk penelitian

adalah tempat-tempat yang mempunyai sumber-sumber data untuk

membantu selama penelitian yaitu perpustakaan pusat Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, perpustakaan pusat

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, perpustakaan pusat daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta, rumah singgah dalang Gunawan

13

Sugianto, Masjid Jenderal Soedirman Yogyakarta, kantor langgar.co,

dan Pendhapa Teja Kusuma Universitas Negeri Yogyakarta. Waktu

penelitian dimulai pada bulan Desember 2018. Penelitian ini

diberhentikan oleh peneliti selama hasil penelitian dirasa tercukupi.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Kitab Primbon Betaljemur

Adammakna Bahasa Indonesia. Kitab primbon terjemahan dari bahasa

Jawa ini memuat karya sastra peninggalan para pujangga pethikan dari

Kitab Adammakna buah karya Kangjeng Pangeran Harya

Tjakraningrat. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan

diterbitkan tahun 1994 di Yogyakarta. Kitab primbon ini dijadikan

sebagai objek penelitian karena merupakan kitab primbon yang saat ini

masih banyak digunakan oleh masyarakat. Secara lengkap dapat

menjawab pertanyaan dalam kehidupan manusia, seperti terkait

kelahiran, pernikahan, pekerjaan, pengobatan, membangun rumah, dan

lain-lain. Selain itu, dipilih versi bahasa Indonesia karena alasan

keterbatasan bahasa.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan studi pustaka,

berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih dan dicari dari

berbagai sumber referensi yang sesuai dengan tema dan permasalahan

yang diangkat. Terdapat dua jenis sumber data yang menunjang

penelitian, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

14

dalam penelitian adalah data yang dapat secara langsung memberikan

informasi yang dicari. Sumber sekunder yaitu semua dari buku, jurnal,

dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan pada

penelitian. Sumber primer dan sumber sekunder yang digunakan

selama penelitian ditulis adalah sebagai berikut.

a. Sumber primer, yaitu Tjakraningrat, Harya. 1994. Kitab Primbon

Betaljemur Adammakna Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

Soemodidjojo Mahadewa.

b. Sumber sekunder

1) Bakker, Anton. 1995. Kosmologi dan Ekologi. Yogyakarta:

Kanisius.

2) Dwiadmojo, G.N. 2019. Gempa dan Gerhana dalam Teks

Serat Primbon Palintangan Palindhon Pakedutan. Paper

Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton

Yogyakarta.

3) Hartono. 2016. Petung dalam Primbon Jawa. LITERA.

Volume 15. Nomor 2. Oktober 2016. Universitas Negeri

Yogyakarta.

4) Hawking, Stephen W. 1995. Riwayat Sang Kala: Dari

Dentuman Besar Hingga Lubang Hitam. Cetakan IV.

(Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. (Buku Asli diterbitkan tahun 1988)

15

5) Hawking, Stephen W. 2016. Teori Segala Sesuatu: Asal-Usul

dan Kepunahan Alam Semesta. (Terjemahan Ikhlasul Ardi

Nugroho). New York: New Millennium Press. (Buku Asli

diterbitkan tahun 2002)

6) Krane, Kenneth S. 2008. Fisika Modern. (Terjemahan Hans

J. Wospaprik). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-

Press). (Buku asli diterbitkan tahun 1992)

7) Santoso, Teguh. 2015. Konsep Waktu Masyarakat Kejawen:

Kajian Linguistik Antropologis (Alg). Universitas

Padjadjaran.

8) Siswanto, Joko. 2005. Orientasi Kosmologi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

9) Sumardjo, Jakob. 2002. Arkeologi Budaya Indonesia:

Pelacakan Hermeneutis Historis Terhadap Artefak-Artefak

Kebudayaan. Yogyakarta: Qalam.

10) Yusuf, B.A. 2009. Konsep Ruang dan Waktu dalam Primbon

serta Aplikasinya Pada Masyarakat Jawa. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah

peneliti sendiri. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri

merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti dituntut aktif dalam

pengumpulan data, mengklasifikasi, menganalisis hingga mengolah

data, dan diinterpretasikan kembali.

16

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik kajian isi atau content analysis. Langkah-langkah yang

ditempuh untuk sampai pada analisis data adalah sebagai berikut:

Pertama, penulis menghimpun butir-butir data yang relevan dengan

masalah-masalah yang tercakup dalam kajian penelitian ini dari

sumber primer dan sekunder. Kedua, mengklasifikasikan data ke

dalam sejumlah pembahasan. Ketiga, mendeskripsikan dan

menganalisis data secara kritis dalam pembahasan masing-masing agar

masalah yang dibicarakan jelas. Dengan demikian, digunakan pula

metode komparasi, yaitu membandingkan kedua pandangan dalam hal

menyikapi konsep waktu. Dari perbandingan tersebut diharapkan dapat

ditemukan perbedaan dan persamaan yang pada akhirnya akan

diketahui implikasinya dalam memahami konsep waktu dalam

pétungan itu sendiri serta relevansinya dengan teori sains fisika.

H. Penelitian Relevan

Ada banyak penelitian yang relevan dengan tema yang disajikan

dalam skripsi ini, diantaranya penelitian tentang konsep waktu dan

penelitian tentang pétungan atau primbon. Penelitian yang membahas

tentang konsep waktu dilakukan oleh:

(1) Sudaryanto (2003) berjudul Pandangan Iqbal tentang Materi, Ruang,

dan Waktu; (2) Moch. Saifullah (2005) berjudul Relativitas Waktu dalam

17

Al-Qur‟an (Studi Penafsiran Harun Yahya Terhadap Ayat-Ayat tentang

Waktu; (3) Rini Rinawati (2007) berjudul Konsep Waktu: Perspektif

Komunikasi, Islam, dan Anak TK; (4) Akwal Sadida (2014) berjudul

Kajian Kontekstual Waktu dalam Teori Relativitas Khusus; (5) Windi

Wahyuning Tiyas (2017) berjudul Relativitas Waktu dalam Kisah

Tidurnya Ashāb Al-Kahfi (Tafsir Sainstifiq Atas Surat Al-Kahfi Ayat 9-26);

(6) Luluul Wardah (2018) berjudul Konsep Waktu dalam Al-Qur‟an (Studi

Tafsir Tematik); dan lain-lain.

Sedangkan penelitian yang membahas tentang pétungan atau

primbon dilakukan oleh: (1) Sindung Tjahyadi & Mustafa Anshori L.

(1996) berjudul “Petangan” dalam Kosmologi Jawa Di Tengah Pluralitas

Pandangan Dunia; (2) Yulianti (2002) berjudul Tinjauan Filologi dan Isi

Serat Primbon; (3) Nila Robiatun Nur (2010) berjudul Pola Keyakinan

Masyarakat Terhadap Perhitungan Jawa dalam Kegiatan Perkawinan Di

Desa Samir Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung; (4) Sahid Teguh

Widodo & Kundharu Saddhono (2012) berjudul Petangan Tradition In

Javanese Personal Naming Practice: An Ethnoliguistic Study; (5) Hartono

(2015) berjudul Primbon Jawa (Klasifikasi, Makna, dan Kearifan Lokal);

(6) Moh. Abid Iqsan (2015) berjudul Primbon Pernikahan dalam

Perspektif Hukum Islam; (7) Muhammad Kalimullah (2016) berjudul

Primbon dalam Budaya Jawa: Studi Tekstual-Komprehensif Kitab

Betaljemur Adammakna dan Aplikasinya dalam Masyarakat Surabaya; (8)

Kukuh Imam Santosa (2016) berjudul Tradisi Perhitungan Weton sebagai

18

Syarat Perkawinan Ditinjau dari Hukum Islam (Studi Kasus di Desa

Pesahangan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap); (9) Deni Ilfa

Liana (2016) berjudul Keberadaan Tradisi Petung Weton Di Masyarakat

Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes; (10) Samidi

(2016) berjudul Tuhan, Manusia, dan Alam: Analisis Kitab Primbon

Atassadhur Adammakna; dan masih banyak lagi.

Sementara penelitian yang memiliki persamaan membahas tentang

konsep waktu dengan primbon sebagai objek penelitiannya antara lain:

pertama, skripsi yang berjudul Konsep Ruang dan Waktu dalam Primbon

serta Aplikasinya Pada Masyarakat Jawa oleh Bay Aji Yusuf (2009).

Merupakan penelitian kualitatif-deskriptif bertujuan untuk memahami

konsep ruang dan waktu dalam primbon serta mencari nilai-nilai toleransi

dalam primbon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian library

research dan mendapatkan hasil penelitian, bahwa Indonesia menganut

paham ruang dan waktu sebagai realisme-ekstrim. Waktu adalah tatanan

yang berada di luar semua hal, termasuk manusia dan peristiwa-peristiwa.

Arti waktu bagi seseorang dapat berbeda dengan arti waktu bagi yang lain.

Setiap orang memperoleh ketentuan waktunya sendiri-sendiri, bagi

seseorang merupakan waktu yang baik, bagi yang lain tidak baik. Waktu

itu bukan linear, tetapi siklis, teratur dalam periodisitas-periodisitas.

Sementara terkait ruang, semua penghuni kosmos memiliki tempatnya

sendiri-sendiri. Seluruh kosmos besar ini semuanya memiliki tempatnya

sendiri-sendiri yang saling berhubungan dan saling melengkapi.

19

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Teguh Santoso (2015)

berjudul Konsep Waktu Masyarakat Kejawen: Kajian Linguistik

Antropologis (Alg). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan leksikon

(bentuk bahasa) yang dibatasi pada konsep waktu dan fungsi penanggalan

dalam sosial budaya masyarakat Kejawen. Proses pengumpulan data

dilakukan dengan teknik catat dan dengan mencatat leksikon dalam

konsep waktu, fungsi penanggalan dalam sosial budaya serta meminta

bantuan informan pakar ahli kejawen. Data dianalisis dengan pendekatan

pemaknaan berdasarkan konsep kultural. Hasil penelitian ini memberikan

perspektif disiplin etnolinguistik terhadap leksikon dalam konsep waktu

yang merupakan salah satu contoh bentuk laku dari Kejawen yang masih

ada dalam masyarakat Jawa sampai sekarang ini adalah menentukan hari

dan tanggal yang baik dalam kegiatan tertentu.

Ketiga, paper yang ditulis oleh Ghis Nggar Dwiadmojo (2019)

dalam Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton

Yogyakarta, dengan judul Gempa dan Gerhana dalam Teks Serat Primbon

Palintangan Palindhon Pakedutan. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan secara garis besar isi teks Serat PPPP, menjelaskan

kejadian-kejadian yang diisyaratkan oleh gempa dan gerhana dalam teks

Serat PPPP, dan menjelaskan mitos tentang waktu dalam masyarakat

Jawa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kajian naskah yang diadaptasi dari metode penelitian

filologi. Hasil penelitian ini yaitu: (1) secara garis besar ada 81 isi teks

20

Serat PPPP yang berkaitan dengan perhitungan perbintangan, gempa,

gerhana, kedutan, dan lain-lain; (2) gempa dan gerhana yang terjadi pada

12 bulan Jawa merupakan pertanda kejadian baik, kejadian buruk,

kejadian netral, dan kejadian campuran, yang dapat memberi dampak

langsung pada manusia, makhluk hidup lain, dan alam; (3) persamaan dari

keseluruhan isi teks Serat PPPP adalah setiap kejadian tidak dapat lepas

dari konteks waktu sehingga seperti mengatakan bahwa waktu adalah

faktor penting yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan alam,

maka hal ini kemudian berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Jawa

tentang mitologi waktu yang identik dengan sosok Bathara Kala.

I. Kerangka Berpikir

Jagat raya beserta segenap isinya menyimpan berjuta misteri yang

selalu menarik perhatian manusia dari zaman ke zaman. Kosmologi hadir

sebagai ilmu yang lahir dari upaya manusia untuk memahami semesta raya

dan menentukan posisi dirinya dalam alam semesta. Kosmologi atau

kerapkali disebut Filsafat Alam Semesta adalah disiplin ilmu yang

mempelajari kosmos, jagad raya atau alam semesta secara keseluruhan.

Secara umum, kosmologi merujuk pada ilmu tentang alam semesta sebagai

sistem yang rasional dan teratur. Oleh karenanya alam semesta dapat

dimengerti melalui Kosmologi sebab alam memperlihatkan suatu

keteraturan.

21

Dari beragamnya persoalan kosmologi, terdapat tema-tema penting

yang sebagian besar pemikir menyepakatinya sebagai persoalan pokok

kosmologi. Salah satu persoalan itu adalah masalah ruang dan waktu.

Ruang dan waktu merupakan persoalan fundamental dalam kosmologi.

Anton Bakker, dalam karyanya yang berjudul Kosmologi dan

Ekologi (1995), menyoroti bagaimana perkembangan pemikiran tentang

konsep ruang dan waktu yang dirumuskan oleh para filsuf dan fisikawan.

Ia menggolongkan pemikiran tentang ruang dan waktu dalam 4 golongan

apakah ruang dan waktu itu dipahami sebagai substansi mutlak atau relatif.

Akan tetapi, uraian tersebut belum menyentuh aspek pemikiran Newton

dan Einstein seperti apa, sehingga hanya sebatas permukaan. Anton

Bakker juga menunjukkan pemikiran tentang konsep waktu yang dimaknai

di Indonesia. Meskipun secara tertulis ia tidak menyampaikan bahwa

pemikiran yang dimaksudkan ialah terkait primbon, Jakob Sumardjo

dalam karyanya yang diterbitkan di Yogyakarta berjudul Arkeologi

Budaya Indonesia: Pelacakan Hermeneutis Historis Terhadap Artefak-

Artefak Kebudayaan (2002) memperjelas dan memberikan ulasan yang

cukup detail membahas konsep waktu yang dianut oleh manusia Indonesia

Purba, yakni darimana primbon itu muncul.

Jakob Sumardjo memperjelas bahwa primbon mendasarkan diri

pada filsafat objektif (realis) tentang waktu dan ruang. Waktu dan ruang

itu absolut adanya dan berada di luar waktu dan ruang semesta yang

22

relatif. Waktu dan ruang relatif manusia bersumber pada waktu dan ruang

absolut.

Sementara, pembahasan tentang konsep waktu absolut atau relatif

telah ada pada pemahaman ilmu sains fisika. Pada fisika klasik, waktu

digambarkan sebagai sebuah besaran yang absolut. Pemahaman mengenai

waktu absolut diantaranya terdapat dalam pandangan Galileo dan Newton.

Sedangkan pemahaman mengenai waktu relatif diperkenalkan oleh

Einstein dalam teori relativitas khususnya.

Dengan demikian, peneliti akan menyajikan pembahasan mengenai

perbandingan konsep waktu dalam pétungan (primbon) dengan fisika pada

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna sebagai salah satu seri primbon

yang masih banyak digunakan masyarakat sampai sekarang. Konsep

waktu absolut atau relatif adalah yang akan dikaji dalam penelitian ini.

Namun, tidak menutup kemungkinan apabila ditemukan konsep waktu

yang lain dan terdapat relevansi antarkeduanya, maka juga akan dibahas

dalam penelitian ini. Konsep waktu pada fisika klasik maupun fisika

modern yang telah dijabarkan, dijadikan patokan lingkup materi yang

dalam pembahasan akan digunakan untuk memperbandingkan konsep

waktu dalam pétungan (primbon). Dari proses analisis tersebut diharapkan

dapat diketahui seperti apa konsep waktu dari masing-masing keduanya,

baik konsep waktu dalam pétungan maupun fisika. Selain itu, diketahui

persamaan dan perbedaan konsep waktu dalam pétungan dan fisika.

23

J. Sistematika Pembahasan

Peneliti akan menyajikan pembahasan mengenai perbandingan

konsep waktu dalam pétungan Jawa dan konsep waktu dalam fisika.

Analisis konsep waktu dari kedua pandangan tersebut disampaikan

mengenai persamaan dan perbedaannya. Deskripsi peneliti ini merupakan

apa yang dipahami dari berbagai sumber data primer yaitu Kitab Primbon

Betaljemur Adammakna maupun sumber data sekunder pendukung data

pokok, yang menjelaskan terkait konsep waktu baik dalam pétungan Jawa

maupun fisika.

Skripsi ini tersusun dalam lima bab yang masing-masing bab

membahas persoalannya sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan antara satu

dengan yang lainnya. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah

sebagai berikut.

Bab pertama, merupakan pendahuluan. Bab ini terbagi dalam

sembilan sub bab yang mencakup latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan

sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi deskripsi umum primbon sebagai warisan budaya

Jawa, yang meliputi definisi primbon, muncul dan berkembangnya

primbon, ajaran-ajaran primbon, dan hakikat pétungan. Selain itu,

diuraikan juga contoh aplikasi pétungan yakni untuk pernikahan.

24

Bab ketiga, merupakan konsep waktu. Bab ini berisi definisi waktu

dan memaparkan konsep waktu dalam pétungan (primbon) serta konsep

waktu dalam fisika.

Bab keempat, adalah konsep waktu dalam pétungan Jawa dan

fisika. Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang

menguraikan perbandingan konsep waktu dalam pétungan dan konsep

waktu dalam fisika.

Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan

saran baik berupa saran pemanfaatan maupun saran pengembangan

penelitian.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ditulis pada Bab I dan hasil

penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

didapatkan persamaan dan perbedaan antara konsep waktu dalam pétungan

Jawa dan konsep waktu dalam ilmu pengetahuan modern fisika.

Persamaan yang didapatkan dalam penelitian ini ada tiga. Pertama,

hasil pétungan menunjukkan setiap orang memiliki ketentuan waktunya

masing-masing. Setiap orang memiliki hari baik dan hari tidak baik yang

belum tentu sama. Sementara teori relativitas fisika menjelaskan setiap

pengamat memiliki pengukuran waktu yang berbeda berdasarkan gerak

relatif pengamat terhadap kerangka acuan. Oleh karenanya, pada setiap

peristiwa mustahil menetapkan waktu yang akan disepakati semua

pengamat. Kedua, orang Jawa yang melakukan pétungan memiliki

pandangan bahwa waktu itu berada di luar peristiwa-peristiwa dan

manusia, dimana peristiwa dan manusia adalah substansi material, maka

waktu itu sendiri merupakan substansi nonmaterial. Sesuai dengan apa

yang dimaknai fisika klasik, Newton berpendapat bahwa waktu tidak

dipengaruhi oleh gerak, gerak hanya mempengaruhi benda material, maka

waktu sendiri merupakan substansi nonmaterial. Ketiga, Bathara Kala

sebagai tokoh mitologi waktu dalam pewayangan Jawa, diceritakan

112

113

dimangsa Bathara Kala berarti dimakan sang waktu yang terus berjalan.

Artinya, segala sesuatu yang ada di dunia ini termakan waktu, usia. Kala

adalah waktu, waktu terus berjalan dan tidak pernah berhenti atau berbalik.

Maka, waktu hanya dapat bergerak maju. Demikian juga fisika, Hukum

Kedua Termodinamika terkait entropi yang terus meningkat seiring

berjalannya waktu menunjukkan adanya asimetri waktu yaitu waktu hanya

dapat bergerak maju.

Perbedaannya yang ditemukan dalam penelitian ini ada dua.

Pertama, pétung berakar dari waktu azali, yaitu waktu yang tidak memiliki

permulaan waktu. Hal ini dapat dikatakan bahwa waktu azali menjadi

bagian penting dalam menjelaskan konsep waktu pétungan. Sedangkan

dalam fisika tidak mengenal terkait waktu azali karena waktu itu pasti

memiliki permulaan yaitu sejak Big Bang. Kedua, terkait relativitas waktu,

dalam pétungan maupun fisika sama-sama menunjukkan bahwa waktu itu

relatif akan tetapi titik tumpunya berbeda, pétungan bergantung pada neton

kelahiran manusia sedangkan dalam fisika bergantung pada gerak relatif

pengamat terhadap kerangka acuan. Selain itu, hasil perhitungan fisika

bersifat pasti (kuantitatif) dan hasil perhitungan masing-masing pengamat

dapat dikorelasikan, sementara hasil pétungan Jawa bersifat belum pasti

yakni berupa kecenderungan (kualitatif) dan hasil perhitungannya tidak

dapat dikorelasikan antara individu satu dengan individu lain.

114

B. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis yang berjudul perbandingan konsep waktu dalam

pétungan Jawa dan fisika (studi buku primbon Betaljemur Adammakna).

Penelitian ini perlu dilakukan tindak lanjut, oleh karena itu peneliti

menyarankan beberapa hal berikut:

1. Saran Pemanfaatan

Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini yang berjudul

perbandingan konsep waktu dalam pétungan Jawa dan fisika (studi

buku primbon Betaljemur Adammakna) dapat dimanfaatkan sebagai

referensi pembelajaran pada pendidikan formal maupun non-formal

untuk memperkuat penguasaan tentang konsep waktu dan membawa

peserta didik pada kesadaran baru terhadap pandangan tentang konsep

waktu yang ada dalam ilmu pengetahuan modern fisika maupun

pandangan dari nenek moyang Jawa melalui kebudayaan yang telah

diwariskan. Selain sebagai referensi pembelajaran, peneliti berharap

peserta didik dapat meningkatkan rasa keingintahuan terhadap

persamaan maupun perbedaan pandangan antara budaya lokal dan

sains fisika.

2. Saran Pengembangan Penelitian

Penelitian mengenai perbandingan konsep waktu dalam pétungan

Jawa dan fisika (studi buku primbon Betaljemur Adammakna) masih

perlu dikembangkan mengingat penelitian pada skripsi ini baru

115

memuat empat konsep yang dapat diperbandingkan antara konsep

waktu dalam pétungan dan fisika. Peneliti mengharapkan akan adanya

penelitian lebih lanjut pada konsep waktu yang lain yang mungkin

dapat lebih digali dalam seri buku primbon yang sama maupun buku

primbon yang lain, atau penelitian selain konsep waktu seperti

misalnya terkait konsep ruang.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali. 1997. Mutiara Ihya‟ Ulumuddin: Ringkasan yang Ditulis Sendiri oleh

Sang Hujjatul Islam. (Terjemahan Irwan Kurniawan). Bandung: Mizan.

Allam, A.K, dkk. 2005. Al-Qur‟an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan.

Cetakan 1. (Terjemahan Abd. Rohim Mukti). Jakarta: Gema Insani

Artha, A.T. 2007. Dunia Spiritual Soeharto: Menelusuri Laku Spiritual, Tempat

Tempat dan Guru Spiritualnya. Yogyakarta: Galangpress

Bakker, Anton. 1995. Kosmologi dan Ekologi. Yogyakarta: Kanisius

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga

Broms, Allan. 2010. Riwayat Alam Semesta. (Terjemahan Heru Apriyanto).

Yogyakarta: Penerbit Lukita

Dwiadmojo, G.N. 2019. Gempa dan Gerhana dalam Teks Serat Primbon

Palintangan Palindhon Pakedutan. Paper Simposium Internasional

Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta

Endraswara, Suwardi. 2015. Etnologi Jawa. Yogyakarta: CAPS

__________. 2018. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Cakrawala

Fadhillah. 2009. Hakikat Hidup Manusia dalam Konsep Ruang dan Waktu

Menurut Filsafat Eksistensialisme Heidegger. Jurnal Madani Edisi II

Fikriono, Muhaji. 2012. Puncak Makrifat Jawa: Pengembaraan Batin Ki Ageng

Suryomentaram. Jakarta: Noura Books

__________.2018. Kawruh Jiwa: Warisan Spiritual Ki Ageng Suryomentaram.

Banten: Javanica

116

117

Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa.

(Terjemahan Aswab Mahasin). London: The Free Press of Glencoe.

(Buku Asli diterbitkan tahun 1960)

__________. 2013. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan

Jawa. (Terjemahan Aswab Mahasin & Bur Rasuanto). Jakarta:

Komunitas Bambu. (Buku Asli diterbitkan tahun 1960)

Google Buku. Resensi Kitab Primbon Betaljemur Adammakna. Diambil pada

tanggal 27 Februari 2019 dari

https://books.google.co.id/books/about/Kitab_primbon_Betaljemur_adam

makna.html?hl=id&id=KTRAtwAACAAJ&redir_esc=y

Gribbin, John. 2005. Bengkel Ilmu Fisika Modern. (Terjemahan Dimas). Inggris:

The Ivy Press. (Buku Asli diterbitkan tahun 1999)

Gunasasmita, R. 2009. Kitab Primbon Jawa Serbaguna. Cetakan 1. Yogyakarta:

Narasi

Hariyanto, Sugeng. 19 November 2018. Antara Kurma dan Kelapa: Meninjau

Ulang Islam Nusantara. Diambil pada tanggal 27 Februari 2019 dari

http://digilib.uin-suka.ac.id/31603/

Hartono. 2016. Petung dalam Primbon Jawa. LITERA. Volume 15. Nomor 2.

Oktober 2016. hlm. 257. Universitas Negeri Yogyakarta

Haryati, T.A. 2017. Kosmologi Jawa sebagai Landasan Filosofis Etika

Lingkungan. Vol. 20, No. 2, 2017. UIN Walisongo Semarang

Hastangka. 2014. Dimensi Kosmologis Gedung Pusat (Balairung) Universitas

Gadjah Mada. Jurnal Filsafat. Volume 24. Nomor 1. Februari 2014.

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Hawking, Stephen W. 1995. Riwayat Sang Kala: Dari Dentuman Besar Hingga

Lubang Hitam. Cetakan IV. (Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka).

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (Buku Asli diterbitkan tahun 1988)

118

__________. 2016. Teori Segala Sesuatu: Asal-Usul dan Kepunahan Alam

Semesta. Cetakan IV. (Terjemahan Ikhlasul Ardi Nugroho). New York:

New Millennium Press. (Buku Asli diterbitkan tahun 2002)

__________. 2018. A Brief History of Time. (Terjemahan Zia Anshor). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. (Buku Asli diterbitkan tahun 1998)

Huda, M. Dimyati. 2015. Peran Dukun Terhadap Perkembangan Peradaban

Budaya Masyarakat Jawa. Volume 4. Oktober 2015. Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Kediri

Iqsan, M.A. 2015. Primbon Pernikahan dalam Perspektif Hukum Islam. Institut

Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

Kalimullah, Muhammad. 2016. Primbon dalam Budaya Jawa: Studi Tekstual

Komprehensif Kitab Betaljemur Adammakna dan Aplikasinya dalam

Masyarakat Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

KBBI Kemdikbud. Asal. Diambil pada tanggal 28 Agustus 2019 dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/asal

__________. Asali. Diambil pada tanggal 28 Agustus 2019 dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/asali

__________. Azal. Diambil pada tanggal 28 Agustus 2019 dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/azal

__________. Azali. Diambil pada tanggal 28 Agustus 2019 dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/azali

Konay, A.W. 2017. Waktu dalam Kosmologi Orang Boti Dalam di Timor: Sebuah

Studi dari Perspektif “Waktu Suci” Menurut Mircea Eliade. Universitas

Kristen Satya Salatiga

Krane, Kenneth S. 2008. Fisika Modern. (Terjemahan Hans J. Wospaprik).

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). (Buku asli diterbitkan

tahun 1992)

119

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Nasr, S. H. 2003. Antara Tuhan, Manusia dan Alam: Jembatan Filosofis dan

Religi. (Terjemahan Ali Noer Zaman). California: University of California Press.

(Buku asli diterbitkan tahun 1984)

Oxford Dictionaries. Definition of Time in English. Diambil pada tanggal 14 Mei

2019 dari https://en.oxforddictionaries.com/definition/time

Pamungkas, Ragil. 2008. Tradisi Ruwatan: Misteri di Balik Ruwatan. Yogyakarta:

Narasi.

Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspekif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: AR RUZZ Media

Purwadi. 2006. Petungan Jawa: Menentukan Hari Baik dalam Kalender Jawa.

Yogyakarta: Pinus

__________. 2007. Pranata Sosial Jawa. Yogyakarta: Cipta Karya

Purwanto, Agus. 2009. Pengantar Kosmologi. Surabaya: ITS Press

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa. Cetakan pertama. Edisi IV. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Rahyono, F.X. 2015. Kearifan Budaya dalam Kata. (Edisi Revisi Cetakan III).

Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Ranoewidjojo, Romo RDS. 2009. Primbon Masa Kini: Warisan Nenek Moyang

untuk Meraba Masa Depan. Jakarta: Bukuné

Russell, Bertrand. 2009. Teori Relativitas Einstein: Penjelasan Populer untuk

Umum. (Terjemahan Dariyatno). New York: Mentors Books. (Buku asli

diterbitkan tahun 1960)

120

Sadida, Akwal. 2014. Kajian Kontekstual Waktu dalam Teori Relativitas Khusus.

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Saksono, Ign. Gatut & Djoko Dwiyanto. 2012. Faham Keselamatan dalam

Budaya Jawa. Yogyakarta: Ampera Utama

Samidi. 2016. Tuhan, Manusia, dan Alam: Analisis Kitab Primbon Atassadhur

Adammakna. SHAHIH. Volume 1. Nomor 1. Januari – Juni 2016. Balai

Litbang Agama Semarang. LP2M IAIN Surakarta

Santoso, Teguh. 2015. Konsep Waktu Masyarakat Kejawen: Kajian Linguistik

Antropologis (Alg). Universitas Padjadjaran. Hlm 2

Simuh. 2008. Mistik Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita. Jakarta: UI Press

__________. 2018. Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa.

Yogyakarta: Narasi Pustaka Promethea

Sindung, Tjahyadi & Mustafa Anshori L. 1996. “Petangan” dalam Kosmologi

Jawa di Tengah Pluralitas Pandangan Dunia. Jurnal Filsafat. Mei 1996.

Hlm 15-22

Siswanto, Joko. 1996. Kosmologi Einstein. Yogyakarta: Tiara Wacana

__________. 2005. Orientasi Kosmologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press

Sumardjo, Jakob. 2002. Arkeologi Budaya Indonesia: Pelacakan Hermeneutis

Historis Terhadap Artefak Artefak Bebudayaan. Yogyakarta: Qalam

Suyono. 2007. Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Yogyakarta:

LkiS

Talbot, Michel. 2002. Mistisisme dan Fisika Baru. (Terjemahan Agung

Prihantoro). New York: Bantam Books. (Buku asli diterbitkan tahun 1981)

121

Tiyas, W.W. 2017. Relativitas Waktu dalam Kisah Tidurnya Ashāb Al-Kahfi

(Tafsir Sainstifiq Atas Surat Al-Kahfi Ayat 9-26). Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya

Tjakraningrat, Harya. 1994. Kitab Primbon Betaljemur Adammakna Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Soemodidjojo Mahadewa

Yusuf, B.A. 2009. Konsep Ruang dan Waktu dalam Primbon serta Aplikasinya

pada Masyarakat Jawa. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Zed, Mustika. 2018. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Buku Obor

CURRICULUM VITAE

A. Biodata Pribadi

Nama Lengkap : Apricia Catur Prayuda

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,Tanggal Lahir : Magetan, 4 Mei 1997

Alamat Asal : Desa Purworejo RT 10 RW 04 Nguntoronadi,

Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Alamat Tinggal : Jalan Werkudoro Kolojoyo No.111 GK I

RT 14 RW 04 Gondokusuman, Demangan,

Kota Yogyakarta, DIY

Email : [email protected]

No.HP : 082218777311

B. Latar Belakang Pendidikan Formal

Jenjang Nama Sekolah Tahun

TK PG. Redjosarie 2002-2003

SD SD Negeri Kawedanan 2 2003-2009

SMP SMP Negeri 1 Nguntoronadi 2009-2010

SMP Negeri 6 Madiun 2010-2012

SMA SMA Negeri 4 Madiun 2012-2015

S1 UIN Sunan Kalijaga 2015-2019

C. Latar Belakang Pendidikan Non Formal (*opsional)

D. Pengalaman Organisasi (*opsional)

E. Pengalaman Pekerjaan(*opsional)

F. Keahlian (*opsional)

G. Penghargaan (*opsional)

H. Karya Tulis (*opsional)

I. Pengabdian Masyarakat (*opsional)