perbandingan komposisi sediaan krim tipe m/a …/per... · daun dan kulitnya. minyak atsiri dari...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
PERBANDINGAN KOMPOSISI SEDIAAN KRIM TIPE M/A MINYAK
ATSIRI DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) DENGAN PARAMETER UJI SIFAT FISIKNYA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
Oleh:
Zainal Ariefin
M3508082
DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan / atau dicabut.
Surakarta, 01 Januari 2012
Zainal Ariefin NIM. M3508082
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBANDINGAN KOMPOSISI SEDIAAN KRIM TIPE M/A MINYAK ATSIRI DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse)
DENGAN PARAMETER UJI SIFAT FISIKNYA
INTISARI
Jeruk limau mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bagian daun dan kulitnya. Minyak atsiri dari daun jeruk limau mengandung -pinena, linalool, sitronelal, sitronelol dan geraniol. Rendemen minyak atsiri daun jeruk limau sebesar 0,47% mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan nilai KBM dan KHM sebesar 0,039% (v/v).
Penggunaan minyak atsiri untuk pengobatan pada kulit harus dibuat sediaan yang praktis dan stabil. Krim merupakan sediaan semi padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Penggunaan minyak atsiri daun jeruk limau dibuat dalam sediaan krim dengan variasi prosentase komposisi fase minyak dengan fase air untuk memudahkan dalam penggunaannya pada kulit. Ketiga formula diuji kestabilan sediaan krim dengan uji sifat fisik meliputi uji homogenitas, organoleptis, uji viskositas, uji daya lengket, uji daya sebar, uji pH dan uji stabilitas emulsi. Pengujian dilakukan selama 8 minggu untuk mengetahui formula krim yang paling stabil untuk pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse). Kestabilan sediaan krim dilihat dari data hasil pengamatan dari minggu pertama sampai minggu kedelapan. Data pengamatan dianalisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan analisis ANOVA satu jalan dan uji tukey untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antar formula.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula ketiga yang digunakan dalam krim minyak atsiri daun jeruk limau mempunyai komposisi yang paling baik berdasarkan hasil uji viskositas, pH, daya sebar dan kelengketan. Ini dilihat dari nilai pH krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse ) yaitu rata-rata 7, untuk viskositasnya tidak terlalu kental maka daya sebarnya pun juga baik karena berbanding lurus. Kemudian untuk kelengketannya juga baik dilihat dari uji waktunya yang rentang nilainya dari minggu ke minggu stabil. Kata kunci: Minyak atsiri, Citrus amblycarpa (Hassk) ochse, komposisi krim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE COMPARISON SPECIMENS COMPOSITION CREAM TYPE M/A ESENTIAL OIL LIME LEAF(Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) WITH TEST
PHYSICAL PROPERTIES PARAMETERS
ABSTRACT
The content of lime was essential oil that located in its leaf and skin. The essential oil from lime leaf contain -pinena, linalool, sitronelal, sitronelol and geraniol. The yield of leaf lime essential oil for 0,47% could obstruct growing of S.aureus bacteria with MEC value and MIC for 0,039% (v/v). The uses of essential oil to cure the skin had to make practical and stable preparations. Cream was a semi-solid preparations that was easy to applied and use as out medicine. The uses of lime leaf essential oil made in cream preparations with variation percent composition of oil phase and water phase to make easier in uses on skin. Three formula tested the stable of cream preparations with test physical properties are conclude homogeneity test, organoleptis test, viscosity test, the sticky test, scattered test, pH test and stability of emulsion test. The test did for 8 weeks to know which the most stable cream formula for making lime leaf essential oil cream Citrus amblycarpa (Hassk) ochse). The stability of cream preparations was seen from result data observation from first week until eighth week. Observation data was analyzed statistical with Kolmogorov-Smirnov and continue with ANOVA analyzed one way and tukey test to know the differences that happen among the formula. The observation result was shown that third formula which used in lime leaf essential oil cream had the most composition which is best based on test results of viscosity, pH, power spread and adhesiveness. This is seen from the pH value of the leaf essential oil cream lime (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) which is an average of 7, for the viscosity is too thick then the power spread was also good because it is directly proportional. Then for adheseviness also good views of the test time that ranges in value from week to week stable. Keywords: Essential oils, Citrus amblycarpa (Hassk) ochse, the composition of
cream
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Al-insyirah: 6-8)
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /
diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )
Berjuang Untuk Mendapatkan Sesuatu
Bukan Menunggu Untuk Mendapatkannya.
(creator)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk:
Ibu, Bapak, dik Tomi, dik Tiwi, dan nindya.
Terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan,
semangat dan motivasinya yang membuatku
tidak berputus asa dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan Penyusunan
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas
Maret.
Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh sebab itu penulis mengucapkan
terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi Program D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret.
3. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku pembimbing tugas akhir yang senantiasa
membimbing, mengarahkan dan berbagai petunjuk dalam penulisan tugas
akhir ini.
4. Estu Retnaningtyas N., STP.,M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas
kesabaran dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama penulis
menempuh studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi D3 Farmasi yang telah memberikan ilmu
kepada penulis selama di bangku kuliah.
6. Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan
dukungan baik moral maupun materiil yang sangat berharga dan berarti bagi
penulis.
7. Adik-adikku tersayang Tomi dan Tiwi, yang selalu memberikan motivasi.
8. Sahabat-sahabatku Afif, Ali, Gadang, Heru, Lukman, Wahyu dan Zen atas
persahabatan yang kita jalin selama ini.
9. Teman-teman STFC yang susah disebutkan satu persatu atas kebersamaan,
keceriaan dan semangatnya.
10. Nindya atas doa dan perhatian yang telah diberikan selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi angkatan 2008.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan ujian tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun
dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima kritik dan saran
dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Surakarta, Januari 2012
Zainal Ariefin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. …ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................iii
INTISARI ....................................................................................................... .iv
ABSTRACT ............................................................................................. ... v
HALAMAN MOTTO .............................................................................. . vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ . vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jeruk Limau ................................................................................. 6
2.2 Sistematika Tanaman .....................................................................6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.3 Morfologi Tanaman .................................................................7
2.3 Kandungan Kimia .....................................................................7
2.4 Minyak Atsiri ............................................................................7
2.5 Metode Penyulingan ………......................................................9
2.5.1 Metode penyulingan dengan cara destilasi………….10
2.5.2 Metode penyulingan dengan cara ekstraksi …………11
2.6 Krim ..........................................................................................12
2.6.1 Pengertian dan Fungsi Krim ......................................12
2.6.2 Pembuatan Krim ………............................................14
2.6.3 Uji Fisik Krim... .........................................................17
2.7 Kerangka Pemikiran ..................................................................20
2.8 Hipotesis ....................................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan …………….....................................................22
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................23
3.3. Rancangan Penelitian ................................................................24
3.4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ..................................29
3.5. Diagram Alir Kerja ...................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………..31
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………………………... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5.2. Saran ………………………………………………………… 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Tabel Formulasi Salep ........................................................................ 22
Tabel II. Hasil Hasil pengamatan Uji Viskositas Selama 8 Minggu
………………………………………………................................... 31
Tabel III. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat Selama 8 Minggu
………………………....................................................................... 33
Tabel IV. Hasil Pengamatan Uji pH Selama 8 Minggu................................... 35
Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu
........................................................................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Gambar Jeruk Limau Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse..................5
Gambar 2. Pengolahan daun jeruk limau mejadi simplisia..................................23
Gambar 3. Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri ................................23
Gambar 4. Pembuatan krim tipe M/A …………………………………………24
Gambar 5. Uji daya sebar krim ………………………………………………..25
Gambar 6. Uji daya lekat krim …………………………………………………26
Gambar 7. Uji stabilitas emulsi krim ………………………………………......28
Gambar 8. Diagram Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau ……………29
Gambar 9. Diagram Pembuatan Krim Tipe M/A ...............................................29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Determinasi Jeruk Limau
(Citrus amblycarpa (Hassk) ochse)............................................. 45
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Indeks Bias Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) ........................ 46
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Rendemen Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
(Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) ............................................. 47
Lampiran 4. Hasil Uji Organoleptis …………………..................................... 48
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas Selama 8 Minggu .................................. 49
Lampiran 6. Hasil Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu ...................................... 50
Lampiran 7. Hasil Daya Lekat Selama 8 Minggu ............................................ 51
Lampiran 8. Hasil Uji pH selama 8 Minggu ................................................... 52
Lampiran 9. Hasil Uji Viskositas Selama 8 Minggu ....................................... 53 Lampiran 10. Hasil Uji Stabilitas Emulsi ….................................................... 54
Lampiran 11. Hasil Analisa Statistik Uji Daya Sebar ..................................... 55 Lampiran 12. Hasil Analisa Statistik Uji Daya Lekat ......................................58 Lampiran 13. Hasil Analisa Statistik Uji pH …………................................... 61 Lampiran 14. Hasil Analisa Statistik Uji Viskositas …................................... 64 Lampiran 15. Gambar Formulasi Salep ........................................................... 67 Lampiran 16. Gambar Alat Uji ………............................................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penggunaan bahan yang berasal dari alam sebagai obat bukan hal yang
baru. Sejak dahulu manusia mencoba mengobati penyakit yang dideritanya
dengan menggunakan bahan alam. Pada saat ini banyak orang telah kembali pada
pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat, baik untuk
mengobati atau menjaga kesehatan. Trend gaya hidup yang mengarah kembali ke
alam (back to nature) membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah yang
ketinggalan jaman atau kampungan. Dalam dunia kedokteran banyak yang
kembali mempelajari obat-obat tradisional, tanaman obat ditelaah dan dipelajari
secara ilmiah. Hasilnya mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki
kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi
kesehatan (Muhlisah,1995).
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman
tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh
keadaan geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata
tinggi sepanjang tahun. (Muhlisah, 1999).
Beberapa tanaman dari marga Citrus suku Rutaceae seperti C. Limau,
dan C.Reticulo telah dimanfaatkan sebagai aromaterapi dengan efek antiseptik
dan meringankan stress atau relaksasi (Keville,1999; Price and Price, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap tumbuhan Citrus
diantaranya adalah efek apoptosis pada cell line A549 kanker paru-paru dari
nobeletinnya (Luo et al.,2008). Penelitian efek pencegahan 8 tanaman Citrus
terhadap bahaya kanker lambung (Bae et al.,2008), juga penelitian mengenai
efek ekstrak C. aurantium terhadap peningkatan anti oksidan dan penurunan
kerusakan pada hepar (Jiao et al., 2007). Di Indonesia banyak terdapat tanaman
Citrus yang lain, salah satunya adalah C. Amblycarpa (Hassk) Ochse (jeruk
limau). Menurut Agusta (2000), kulit buah jeruk limau segar mengandung
minyak atsiri yang komponen penyusunnya terdiri dari - - -
-terpineol.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2009) tentang
Analisis GC-MS dan daya anti bakteri minyak atsiri Citrus amblycarpa (Hassk)
Ochse menyatakan bahwa minyak atsiri daun jeruk limau lebih aktif terhadap
s.aureus dibandingkan dengan kulitnya. Rendemen minyak atsiri dari daun jeruk
limau sebesar 0,47% mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan
nilai KBM dan KHM sebesar 0,039% (v/v). Pengujian dari Sri Mulyani (2009)
tentang minyak atsiri daun jeruk limau ini belum dibuat dalam bentuk sediaan
krim, sehingga perlu dikembangkan lagi agar lebih mudah diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sediaan yang cocok untuk sediaan topikal adalah krim (Ansel, 1989).
Penggunaan krim dapat memungkinkan kontak dengan kulit lebih lama sehingga
pelepasan zat aktif dalam hal ini minyak atsiri akan lebih maksimal. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sediaan krim juga lebih disukai karena lebih mudah, praktis, menimbulkan rasa
dingin, melindungi daerah yang terluka dari udara luar dan mempermudah
perbaikan kulit, menjadikan kulit lebih lembab atau untuk menghasilkan efek
emolient serta menghantarkan obat pada kulit untuk efek khusus topikal atau
sistemik (Tjay dan Rahardja, 2002).
Pelepasan obat dari bentuk sediaan krim sangat dipengaruhi oleh faktor
antara lain jenis basis krim, kelarutan, karakteristik dari obat, konsentrasi obat
dalam basis, waktu difusi kekentalan dan viskositas (Martin dkk,1993). Basis dan
bahan pembantu krim harus memenuhi persyaratan umum yaitu tidak tersatukan
dengan bahan pembantu lainnya dan juga dengan bahan obat yang digunakan
dalam terapi krim. Basis krim biasanya memiliki daya sebar yang baik dan
menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan (Voigt, 1984).
Pengobatan dengan menggunakan krim akan lebih efektif apabila obat
dapat lepas dari basisnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
fisiologis maupun kimia fisika. Faktor kimia fisika tersebut meliputi koefisien
difusi, konsentrasi dan kelarutan obat dalam basis, sedangkan faktor fisiologis
meliputi keadaan kulit, luas daerah permukaan dan banyaknya pemakaian.
Kekentalan atau viskositas dari dasar krim juga berpengaruh terhadap
pelepasan zat aktif dari basisnya, viskositas menyatakan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanan menuju
tempat yang akan diobati jadi pelepasan obat akan lebih cepat (Martin dkk,
1993).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perbandingan komposisi digunakan untuk memudahkan pembagian fase
minyak dengan fase airnya. Perbandingan komposisi ini antara lain 30:70, 35:65
dan 40:60. Dari perbandingan diatas diharapkan mampu menjadikan sediaan
krim minyak atsiri daun jeruk limau yang stabil.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan:
1. Dari ketiga komposisi yang dibuat, komposisi manakah yang paling baik
apabila ditambahkan dengan minyak atsiri daun jeruk limau?
2. Dari formulasi yang dibuat, manakah yang paling stabil dalam
mempertahankan sifat fisiknya?
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri daun jeruk limau ke dalam
sediaan krim tipe M/A.
2. Mengetahui kestabilan krim dengan parameter uji sifat fisisnya seperti daya
sebar, daya lekat, uji pH, uji viskositas dan stabilitas emulsi.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu
Pengetahuan dibidang industri farmasi dan memberikan informasi kepada
masyarakat dalam upaya mengembangkan krim minyak atsiri daun jeruk limau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan tanpa mengurangi keamanan,
khasiat dan mutu tanaman obat tradisional daun jeruk limau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Sistematika Tanaman
Kedudukan daun jeruk limau dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Tanaman jeruk limau
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse
(Backer, 1965)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.2. Morfologi Tanaman
Pohon tinggi 3 - 10 m. Ranting berduri, duri pendek berbentuk paku. Tangkai
daun panjang 0.5 sampai 3.5 cm. Helaian daun bulat telur, ellipitis atau memanjang,
dengan ujung tumpul atau meruncing tumpul, kerapkali melekuk kedalam lemah, tepi
beringgit melekuk kedalam, panjang 2 - 15 cm. Mahkota bunga putih atau putih
kekuningan. Buah bentuk bola atau bentuk bola bertekanan, diameter 4 - 7.5 cm,
kuning kotor, orange atau hijau dengan kuning, kulit 0.3 – 0.5 cm tebalnya, daging
buah kuning muda orange kuning atau kemerah – merahan, dengan gelembung yang
bersatu, satu dengan yang lain ( Backer, 1965).
2.3. Kandungan Kimia
Komponen penyusun minyak daun jeruk limau yang dapat diidentifikasi adalah
-pinena, linalool, sitronelal, sitronelol dan geraniol. Minyak kulit buah jeruk limau
-pinena, simena, limonena dan sitronelal. Tiga komponen utama dalam
minyak atsiri kulit buah jeruk umumnya adalah limonena, terpinena, dan linalil asetat,
-terpinena, dan
metil-N-metil antranilat. (Lota et al 2001).
2.4. Minyak atsiri
Minyak atsiri atau sering disebut minyak eteris adalah minyak yang bersifat
mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang berbeda-beda. Minyak atsiri
banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring),
terutama oleh bangsa-bangsa yang telah maju dan sudah digunakan sejak beberapa
ada yang lalu. Minyak atsiri juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
minyak atsiri dapat digunakan sebagai antiseptic internal atau eksternal, sebagai
bahan analgesik, hemolitik atau sebagai zat anti zimatik, sebagai sedative, stimulan
untuk obat sakit perut. Minyak atsiri juga digunakan sebagai bahan parfum dan ada
beberapa jenis minyak atsiri lainnya yang digunakan sebagai obat cacing (Agusta,
2000).
Minyak atsiri secara umum banyak digunakan untuk wangi-wangian, pemberi aroma
pada makanan minuman, juga dipakai didalam dunia pengobatan sebagai antiseptik,
antimikroba, dan antifungi (Guenther, 1987). Minyak atsiri atau minyak eteris adalah
minyak yang mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap
dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda (Guenther, 1987).
Umumnya minyak atsiri terdiri dari campuran senyawa yang kompleks.
Minyak atsiri dari simplisia biasanya terdiri dari alkohol, hidrokarbon, aldehid, fenol,
keton,eter, fenolik, dan lain-lain. Sebagian minyak atsiri terdiri dari terpen-terpen
yang merupakan turunan hidrokarbon. Minyak atsiri tersebut mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi atau peruraian, mempunyai rasa getir,
umumnya larut dalam pelarut organik dan atau larut dalam pelarut air . Menurut
biosintesisnya komponen minyak atsiri dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
a) Terpen, yang ada hubungan dengan isoprene atau isopentena.
Terpen secara lebih luas meliputi senyawa yang mempunyai rumus
bangun dengan unit kimia sederhana (C5H8) dan secara lebih terbatas meliputi
senyawa dengan jumlah atom C10 yang diturunkan dari C10H16 Anggota dari C10
tersebut disebut monoterpene dapat disusun dari dua rantai isopentene jika tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
unit isopentene terdapat dalam satu molekul persenyawaan tersebut disebut
sesquiterpen.
b) Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang.
Kelompok kedua ini hanya mengandung hidrokarbon rantai lurus dan
turunannya yang mengandung oksigen yaitu : alkohol, aldehid, keton, asam,
ester dan eter. Dalam kelompok ini juga termasuk asam-asam lemak bebas
ataupun diesterifikasi dengan alkohol yang mempunyai panjang rantai dan
derajat kejenuhan berbeda.
c) Turunan Benzen
Kelompok ketiga dari komponen minyak atsiri meliputi zat pemberi rasa
dan minyak parfum yang merupakan turunan benzen atau lebih spesifik lagi n-
propil benzene dan Bermacam-macam persenyawaan lainnya, misalnya metil
sinamat (Guenther, 1987).
2.5. Metode Penyulingan
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau
padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan
proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Jumlah minyak
yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentukan oleh 3 faktor yaitu besarnya
tekanan uap yang digunakan, berat molekul masing-masing komponen dalam minyak
dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak
(Guenther,1987). Minyak atsiri dapat diperoleh dengan dua cara yaitu destilasi dan
ekstraksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.5.1. Metode penyulingan dengan cara destilasi
Metode penyulingan atau destilasi ada tiga macam :
1) Penyulingan dengan air (water destilation)
Pada penyulingan dalam air, bahan kontak langsung dengan air mendidih,
air dipanaskan dengan metode pemanasan biasanya dilakukan pemanasan
langsung, mantel uap pipa melingkar tertutup atau pipa uap terlingkar terbuka
atau berlubang.
2) Penyulingan dengan uap air (water and steam destilation)
Dengan penyulingan ini bahan diletakkan di atas atau saringan berlubang,
katel suling diisi dengan air permukaan air berada tidak jauh dibawah saringan,
air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh basah dan
bertekanan rendah.
3) Penyulingan dengan uap langsung (steam destilation)
Penyulingan ini, air tidak diisikan dengan katel, uap yang digunakan
adalah uap jenuh atau uap yang sangat panas pada tekanan lebih dari 1 atm. Uap
dialiri melalui pipa uap melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan,
dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak diatas jaringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.5.2. Metode penyulingan dengan cara ekstraksi
Metode penyulingan dengan cara ekstraksi ada tiga macam:
1) Ekstraksi dengan lemak dingin (enfluerasi)
Minyak buah diekstraksi dengan lemak dingin, lemak akan jenuh
dengan lemak buah, kemudian minyak buah tersebut dikstraksi dari lemak
dengan menggunakan alkohol.
2) Ekstraksi dengan lemak panas (maserasi)
Ekstraksi dengan menggunakan lemak panas, proses ekstraksi berjalan
dengan cepat.
3) Ekstraksi minyak dengan pelarut menguap
Menguap yang digunakan akan berpenetrasi ke dalam bahan dan
melarutkan minyak buah beserta beberapa lilin dan albumin serta zat warna.
Larutan dipekatkan pada suhu rendah (Guenther, 1987).
Minyak atsiri daun jeruk limau dibuat dengan menggunakan metode
penyulingan dengan uap air (Water and Steam destillation). Penyulingan
dengan uap air dibuat dengan cara bahan diletakkan di atas rak atau saringan
berlubang, ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh di
bawah saringan, air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh
basah dan bertekanan rendah (Guenther, 1987).
Dibandingkan dengan penyulingan air metode ini mempunyai kelebihan
sebab mencegah gosongnya bahan yang disuling, karena suhu pemanasan tidak
melebihi uap jenuh pada tekanan atmosfir (pada tekanan atmosfir suhu uap air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak lebih dari 100°C) sehingga dapat memperkecil kerusakan minyak atsiri
karena proses dekomposisi minyak (hidrolisis, polimerisasi) serta dikarenakan
bahan yang disuling.
Pada waktu penyimpanan, minyak atsiri harus dipisahkan dari benda-
benda asing seperti logam, dijernihkan dan dibebaskan dari air terlebih dahulu,
karena air merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadaap
kerusakan minyak atsiri. Minyak atsiri juga ditempatkan dalam wadah tertutup
rapat dan berwarna gelap. Minyak atsiri dapat didehidrasi dengan menambahkan
natrium sulfat anhydrous, lalu dikocok, kemudian didiamkan dan disaring
(Guenther, 1987).
2.6. Krim
2.6.1. Pengertian dan fungsi krim
Krim merupakan sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung
tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 1997).
Pada umumnya krim ditujukan untuk pengobatan lokal, walaupun krim
dapat pula dipergunakan untuk sistemik dengan bentuk krim atau bentuk yang
berangkat dari sediaan krim yaitu plester. Dalam sediaan krim komposisi basis
merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi kecepatan pelepasan obat
dari basisnya secara langsung akan mempengaruhi khasiat dari obat yang
dikandungnya, karena untuk dapat berkhasiat obat harus terlepas dahulu dari basis
krimnya. Kecepatan pelepasan inii dipengaruhi oleh faktor kimia fisika baik dari
absis maupun dari bahan obatnya, misalnya konsentrasi obat, kelarutan obat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
basis, viskositas massa krim, ukuran partikel bahan obat, formulasi dan lain-lain
(Anief, 2000).
Krim bisa digunakan sebagai pelindung, pelunak kulit dan sebagai
vehiculum (pembawa). Krim yang baik seharusnya stabil dalam penyimpanan,
lunak, mudah dipakai, protektif, basis yang cocok dan homogen. Pelepasan obat
dari basis krim secara invitro dapat digambarkan dengan kecepatan pelarutan obat
yang dikandungnya dalam medium tertentu. Ini disebabkan karena kecepatan
pelarutan merupakan langkah yang menentukan dalam proses berikutnya. Faktor
yang mempengaruhi pelepasan obat dari basis yaitu kelarutan obat dalam basis,
konsentrasi obat, koefisien obat dalam basis medium pelepasan (Anief, 2000)
Krim terdiri dari basis krim yang berupa sistem sederhana atau dari
komposisi yang lebih kompleks bermasssa bahan aktif atau kombinasi atau bahan
aktif (Voigt, 1984). Basis krim merupakan pembawa dalam penyiapan krim
menjadi obat (Ansel, 1989). Maka sebaiknya basis krim memiliki daya sebar yang
baik dan dapat menjamin pelsepasan bahan obat pada daerah yang diobati, dan
tidak menimbulkan rasa panas, juga tidak ada hambatan pada pernafasan kulit
(Voigt, 1984).
Krim terdiri dari 2 jenis/tipe yaitu minyak dalam air (M/A) dan air dalam
minyak (A/M). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe A/M
digunakan: Sabun polivalen, Span, Adeps Lanae, Cholesterol, Cera. Untuk krim
tipe M/A digunakan: Sabun monovalen (seperti TEA, Natrium Stearat, Kalium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Stearat, Ammonium Stearat), Tween, Natrium Lauryl Sulfat, kuning telur,
Gelatinum, Caseinum, CMC, Pectinum, Emulgidum. Untuk penstabil krim
ditambah zat anti oksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan
ialah Nipagin 0,12%-0,18%, Nipasol 0,02%-0,05% (Moh. Anief, 2000).
Contoh resep vanishing cream (Moh. Anief, 2000):
R/ Acidi Stearinici 15
Cera Albi 2
Vaselini Albi 8
Triethanolamini 1,5
Propylene glycoli 8
Aquadest 65,5
S. vanishing cream
2.6.2. Pembuatan Krim
Krim dibuat dengan dua metode umum : campuran dan pelelehan. Metode
untuk pembuatan tertentu terutama tergantung pada sifat-sifat bahannya.
1) Pencampuran
Dalam metode pencampuran, komponen dari dasar krim dicampur dengan
penumbukan dan pengadukan yang kuat sampai sediaan yang rata tercapai.
2) Peleburan
Dicampurkan dengan melebur bersama-sama dan didinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak
dicairkan biasanya ditambahkan pada cairan yang sedang mengental setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila temperatur
dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau penguapan
dari komponen (Ansel, 1989)
3) Komponen Krim
a) Asam stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat dan asam
heksadekanoat. Berupa zat padat mengkilap menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat mirip lemak lilin. Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P, dan dalam 3
bagian eter P. (Anonim, 1979). Asam Stearat dalam sediaan topikal digunakan
sebagi agen pengemulsi dan solubilizing agent (Rowe, et all., 2009).
b) Cera alba
Cera alba digunakan untuk meningkatkan konsistensi dari krim dan salep,
dan untuk menstabilkan air dalam minyak. Bahan ini juga dapat menambah
laju absorbsi obat-obat yang digunakan secara topikal. Cera alba tidak berasa
(tawar), berwarna putih atau sedikit kuning. Cera alba larut dalam kloroform,
eter, minyak tertentu, minyak mudah menguap, dan carbon disulfide panas,
sukar larut dalam etanol (95%), dan praktis tidak larut dalam air (Rowe et al.,
2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Vaselin album
Vaselin putih digunakan dalam formulasi sediaaan salep dengan fungsi
utama sebagai emolient. Vaselin putih berupa massa lunak putih, transluent,
tidak berbau dan tidak berasa. Vaselin praktis tidak larut dalam air, gliserin,
etanol (95%), dan aseton (Rowe et al., 2003), larut dalam kloroform, eter, eter
minyak tanah (Anonim, 1979).
d) Triethanolamin
Trietanolamin adalah canpuran dari trietanolamina, dietanolamina dan
monoetanolamina. Merupakan cairan kental, tidak berwarna hingga kuning
pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik (Anonim, 1979). Trietanolamin
biasa digunakan dalam formulasi topikal khususnya emulsi dan berfungsi
sebagai zat pengemulsi (Rowe, et all., 2009).
e) Pengawet
Suatu bahan pengawet ditambahkan dalam krim untuk mencegah
kontaminasi, perusakan serta pembusukan oleh bakteri dan jamur (Moh.
Anief, 2006). Sediaan krim dibuat dengan menggunakan dua bahan
pengawet, yaitu nipagin (Metil Parabean) dan nipasol (Propil Parabean).
Nipagin digunakan pengawet pada basis air dan nipasol digunakan pada basis
minyak.
Methylis parabean (Nipagin) mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 101, 0% C8H8O3. Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak
berbau, tidak berasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Prophylis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
parabean (Nipasol) mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101, 0% C10H12O3. Serbuk hablur putih tidak berbau, tidak berasa (Anonim,
1979). Penggunaan dalam formulasi topikal sebanyak 0,02-0,3% untuk
nipagin dan 0,01-0,6 % untuk Nipasol (Rowe, et all., 2009).
f) Aquadest
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Berupa
cairan jernih, tidak berwarna, tidan berbau dan tidak berasa (Anonim, 1979).
2.6.3. Uji fisik Krim
1)Pemeriksaan organoleptis
Sediaan krim diamati secara organoleptis untuk mengetahui warna dan
bau setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar.
2) Uji Homogenitas
Sediaan diuji homogenitasnya dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau
bahan transparan yang cocok. Diamati sediaan krim menunjukan susunan yang
homogen.
3) Uji daya sebar krim
Di timbang 0,5gram krim dan diletakkan di tengah alat (kaca bulat).
Ditimbang dahulu kaca yang satunya. Kaca di letakkkan diatas massa krim dan
dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur berapa diameter krim yang menyebar
(dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi). Ditambahkan
50 gram beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan dicatat diameter krim
yang menyebar seperti sebelumnya. Diteruskan dengan menambah tiap kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan beban tambahan 50 gram dan dicatat diameter krim yang menyebar,
setelah 1 menit. Digambarkan dalam grafik hubungan antara beban dan luas krim
yang menyebar. Ini diulang masing-masing 3 kali untuk tiap krim yang diperiksa.
4) Uji daya melekat krim
Krim diletakkan secukupnya diatas gelas objek yang telah diketahui
luasnya. Diletakkan gelas objek yang lain diatas krim tersebut. Kemudian ditekan
dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes. Kemudian
dilepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua kedua gelas
objek ini terlepas. Dilakukan tes untuk formula krim dengan masing-masing 3kali
percobaan.
5) Pemeriksaan pH
Sediaan krim diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter setiap minggu
selama dalapan minggu pada suhu kamar. Pemeriksaan pH adalah salah satu
bagian dari kriteria pemeriksaan fisika-kimia dalam memprediksi kestabilan
sediaan krim. Dimana profil pH menentukan stabilitas bahan aktif dalam suasana
asam atau basa (Lachman,1994) Nilai-nilai pH ini telah memenuhi persyaratan
nilai pH yang aman untuk kulit, yaitu pH 5 hingga 7, dan kedua basis krim yang
digunakan pun telah memenuhi syarat nilai pH basis krim yang baik, yaitu pH 5,5
hingga 7 (Troy et al, 2005). Penurunan yang terjadi pada sediaan-sediaan krim
tersebut mungkin terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kondisi penyimpanan
pada waktu pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Uji Viskositas
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan tahanan cairan untuk
mengalir. Makin tinggi viskositas, makin tinggi tahanan untuk mengalir (Triayu,
2009).
7) Pengukuran Stabilitas Emulsi krim
Stabilitas atau kestabilan suatu emulsi merupakan salah satu karakter
terpenting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu produk emulsi.
Stabilitas emulsi akan berpengaruh terhadap daya simpan sistem emulsi tersebut.
Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan dan memiliki konsistensi yang
tetap (Suryani et al., 2002).
Dengan cara : 5 g bahan salep yang sudah ditimbang dimasukkan pada
wadah. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu 45°C
selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam pendingin bersuhu dibawah 0°C
selama 1 jam, lalu dipanaskan dalam oven dengan suhu 45°C dan dibiarkan
sampai beratnya konstan. Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :
Ket: SE: Stabilitas Emulsi
SE (%) = bobot fase yang tersisa x 100% Bobot total bahan emulsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.7. Kerangka Pemikiran
Daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) adalah salah daun yang
memiliki banyak manfaat dan banyak terdapat di Indonesia. Daun jeruk jeruk
limau menghasilkan minyak atsiri yang mampu digunakan sebagai antibakteri dan
dalam suatu penelitian, daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) mampu
menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus.
Dalam penelitian ini tipe krim yang dibuat adalah minyak dalam air (M/A)
yang mana dalam pembuatan sediaan krim ini ada beberapa spesifikasi tertentu
supaya didapat sediaan krim yang sesuai dengan yang dikehendaki. Spesifikasi itu
antara lain yaitu cara pembuatannya, tipe emulgatornya dan jenis basisnya.
Penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk mengembangkan minyak atsiri
daun jeruk limau menjadi suatu sediaan baru sebagai sediaan farmasi. Penelitian
dilakukan dengan mencoba mengolah minyak daun jeruk limau (Citrus
amblycarpa (Hask) oshe.) bersama dengan komposisi basis tertentu menjadi krim
tipe minyak dalam air (M/A) minyak atsiri daun jeruk limau. Hasil penelitian ini
nantinya diharapkan mampu meningkatkan pengolahan minyak atsiri daun jeruk
limau, sehingga memiliki nilai tambah lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.8. Hipotesis
1. Minyak atsiri daun jeruk limau dapat dibuat menjadi krim tipe minyak dalam
air (M/A) dengan komposisi tertentu menjadi krim minyak atsiri daun jeruk
limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) yang stabil.
2. Perbedaan perbandingan fase air dan fase minyak dalam krim tipe minyak
dalam air (M/A) minyak atsiri daun jeruk limau mempengaruhi sifat fisik serta
kestabilan krim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
RENCANA PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Alat
a) Seperangkat alat destilasi uap air
b) Labu erlemeyer ukuran 1000 ml merk pyrex
c) Corong pisah merk pyrex
d) Gelas ukur 10 ml merk pyrex
e) Timbangan digital
f) Kaca arloji
g) Kaca objek
h) Mortir dan stamper
i) Water bath
j) pH meter merk Friwo inolab
k) Alat uji daya menyebar krim
l) Viskotester VT-04 E-RION CO
m) Anak timbang 10 gr, 20 gr, 30 gr, dan 500 gr.
n) Oven.
o) Freezer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Bahan
Minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (hassk) ochse.)
yang berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah. Komponen krim yang lain
antara lain, cera alba (kualitas farmasi), vaselin album (kualitas farmasi),
nipasol (kualitas farmasi), triethanolamin (kualitas farmasi), nipagin (kualitas
farmasi), propilenglikol (kualitas farmasi) dan aquades (kualitas farmasi).
1) Bahan untuk membuat krim, dengan formulasi yang dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel I. Formulasi krim tipe M/A
Komposisi F1 F2 F3
Minyak atsiri daun jeruk limau 0,5% 0,5% 0,5%
fase minyak
Acid stearat 14,9% 17,6% 21,58%
Cera Alba 1,80% 2,16% 2,52%
vaselin albi 14,13% 14,7% 15,38%
Nipasol 0,05% 0,05% 0,05% triethanolamin 1,50% 1,50% 1,50%
Fase air Nipagin 0,15% 0,15% 0,15%
propylen glycol 8,52% 9% 9,48%
Aquadest 59,02% 55% 49,55%
Total 100% 100% 100% Perbandingan fase minyak:fase air 30:70 35:65 40:60
2) Bahan untuk uji daya fisik krim antara lain: krim daun jeruk limau.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dilakukan penelitian adalah dari bulan September 2011 sampai
November 2011.
Tempat dilakukan penelitian adalah di laboratorium farmasetika UNS,
laboratorium pusat biologi UNS dan laboratorium teknologi farmasi USB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.3. Rancangan Penelitian
1) Pengolahan daun jeruk limau menjadi simplisia
Gambar 2. Pengolahan daun jeruk limau mejadi simplisia
2) Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri daun jeruk limau
Gambar 3. Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri
Simplisia daun jeruk limau
Di destilasi uap-air selama
4 jam, dengan pelarut air
Minyak atsiri dimasukkan dalam flakon gelap(coklat)
Daun segar 1kg jeruk limau
Dicuci bersih dengan air
Simplisia bersih daun jeruk limau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Pembuatan krim
Gambar 4. Pembuatan krim tipe M/A
Ket: dalam formulasi ini yang dibedakan adalah prosentase dari tiap bahan
basisnya yaitu fase minyak maupun fase air.
Mortir panas
pengadukan dan penghilangan panas
Krim tipe M/A
Acid stearat + Cera alba + Vaselin albi
Peleburan T+ 70°C
pengadukan T+ 70°C
Nipasol
Fase Minyak
aquadest + TEA + Propylen glycol
pemanasan T+ 70°C
pengadukan T+ 70°C Nipagin
Fase Air
Minyak atsiri daun jeruk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Uji sifat fisik krim
Pengujian yang dilakukan terhadap krim terdiri diri uji sifat fisik antara lain:
a) Daya sebar
Gambar 5. Uji daya sebar krim
0,5 g krim
Diletakkan di atas obyek glass
Obyek glass lain diletakkan di atasnya
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter
Ditambah beban 50 g
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter
Ditambah beban 50 g
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Daya lekat/uji kelengketan
Gambar 6. Uji daya lekat krim
0,5 g krim diletakkan di atas obyek glass
Obyek glass lain diletakkan di atasnya
Di tekan dengan beban 1 kg selama 5 menit
Obyek glass dipasang di alat tes
Beban seberat 50 g dilepaskan
Dicatat waktu hingga obyek glass terlepas
Dilakukan 3 x percobaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Uji Viskositas
Uji viskositas krim dilakukan dengan alat viskotester. Viskotester dipasang
pada klemnya dengan arah horizontal atau tegak lurus dengan arah klem. Rotor
kemudian dipasang viskotester dengan menguncinya berlawanan arah dengan
jarum jam. Mangkuk diisi sampel krim yang akan diuji, rotor ditempatkan tepat
berada ditengah-tengah yang berisi krim, kemudian alat dihidupkan dan ketika
rotor mulai berputar jarum penunjuk viskositas secara otomatis akan bergerak
menuju kekanan kemudian setelah stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor
yang digunakan. Cara diatas diulangi masing-masing 3 kali.
d) Pemeriksaan pH
Sebanyak 0,5 gram sediaan krim dilarutkan dalam 30 ml aquadest. Diukur
nilai pH-nya menggunakan pH meter sampai menujukkan nlai pH yang konstan.
Pemeriksaan pH dilakukan setiap minggu selama delapan minggu pada suhu
kamar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Pengukuran Stabilitas Emulsi Krim
Gambar 7. Uji stabilitas emulsi krim
3.4. Pengumpulan dan analisis statistik data
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik salep dianalisis secara
statistik untuk mengetahui data terdistribusi secara normal atau tidak
menggunakan Kolmogrof-Smirnov. Hasil data yang diperoleh dilanjutkan
dengan analisis ANOVA satu jalan dan uji tukey.
5g salep/krim
Dimasukkan wadah
Dipanaskan di oven T = 45°C, waktu 1 jam
Dimasukkan pendingin T = 0°C waktu 1 jam
Dipanaskan di oven T = 45°C, waktu 1 jam
Didiamkan hinggga bobot konstan
Dihitung stabilitas emulsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.5. Diagram Alir Cara Kerja
Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
Dimasukkan
diperoleh
Gambar 8. Diagram Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
Pembuatan Krim Tipe M/A
dilebur
diaduk ad homogen dicampur dipanaskan
ditambah
Gambar 9. Diagram Pembuatan Krim Tipe M/A
Daun segar
Minyak atsiri Alat destilasi uap
Fase Air Waterbath Fase Minyak
Masukkan pot krim Fase Minyak dan
Fase Air dalam Mortir panas
waterbath
Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Determinasi Tanaman
Determinasi daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) dilakukan di
Laboratorium Morfologi Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi. Hasil
determinasi daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) dapat dilihat
pada lampiran 1.
4.2. Hasil Penentuan Bobot Jenis dan Rendemen Minyak Atsiri
Daun jeruk limau segar sebanyak 2 kg didestilasi dengan destilasi uap air dan
didapat minyak atsiri 15 ml. Rendemen minyak atsiri daun jeruk limau didapat
sebesar 0,696 %. Hasil perhitungan rendemen minyak atsiri daun jeruk limau dapat
dilihat pada lampiran 3. Bobot jenis minyak atsiri daun jeruk limau didapat 0,928
gram/ml. Perhitungan rendemen dan bobot jenis fungsinya untuk mengidentifikasi
minyak yang didapat benar minyak atsiri daun jeruk limau dengan parameter
rendemennya 0,47% dan bobot jenisnya 0,8629%. Hasil perhitungan bobot jenis
minyak atsiri daun jeruk limau dapat dilihat pada lampiran 2.
4.3. Hasil Uji Sifat Fisik Krim Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
4.3.1. Uji Viskositas Krim
Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, Semakin
besar tahanan, maka viskositasnya semakin besar. Perbedaan komposisi krim
yang digunakan dalam ketiga formula yang diteliti mempengaruhi viskositas
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
krim. Hasil pengamatan uji viskositas krim minyak atsiri daun jeruk limau selama
8 minggu dapat dilihat pada tabel II.
Table II. Hasil Pengamatan Uji Viskositas Selama 8 Minggu
Minggu ke Viskositas (dPas) Formula
F 1 F II F III 1 266,67±28,86 330,00±0 206,67±11,51 2 283,33±28,86 325,00±22,91 225,01±0 3 283,33±28,86 310,00±5,77 220,02±0 4 283,33±28,86 341,67±10,43 200,02±0 5 250,00±0 298,33±47,52 213,33±11,54 6 300,00±0 320,02±17,32 216,67±14,43 7 283,33±28,86 326,67±25,16 220,01±0 8 266,67±28,86 325,03±22,91 223,33±2,88
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase
minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa formula II mempunyai viskositas
yang paling besar bila dibanding dengan formula yang lain dengan urutan formula
II > formula I > formula III. Viskositas dari suatu sediaan semi solid berhubungan
erat dengan daya menyebar krim pada kulit dan kenyamanan pada waktu
pemakaian. Semakin besar viskositas maka daya menyebarnya menjadi semakin
kecil. Krim yang mempunyai viskositas yang rendah akan memudahkan saat
pemakaian serta pengambilan dari wadah menjadi lebih mudah karena
konsistensiya lunak. Viskositas krim juga berhubungan erat dengan daya
melekatnya, karena semakin tinggi viskositas maka kemampuan krim untuk
melekat juga semakin lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasil pengamatan viskositas ketiga formula tersebut kemudian diuji
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil pengukuran
terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan
adalah 0,441. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh perbedaan kompisisi terhadap viskositas dilakukan uji
ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung
143,360 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi
0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (143,360) > F tabel (3,466795). Hasil
analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi terhadap nilai
viskositas krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu fungsi uji
Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar
kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan
antar kelompok variable. Adanya tanda bintang (*) pada mean difference
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar formula. Dapat
disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan bermakna uji
viskositas antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan perbedaan
komposisi yang digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau
berpengaruh terhadap nilai viskositas krim. Hasil analisis statistik pengujian
viskositas dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil uji pengamatan viskositas tiap
minggu dapat dilihat pada lampiran 9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.3.2. Daya Lekat Krim
Pengujian daya lekat krim dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim
untuk menempel pada permukaan kulit . Semakin besar daya lekat krim maka
absorbsi obat akan semakin besar karena ikatan yang terjadi antara krim dengan
kulit semakin lama, sehingga basis dapat melepaskan obat lebih optimal. Hasil
pengamatan uji daya lekat krim minyak atsiri daun jeruk limau selama 8
minggu dapat dilihat pada tabel III dibawah ini.
Tabel III. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat Selama 8 Minggu
Minggu ke Daya lekat (detik) Formula
F 1 F II F II I 1 1,23±0,152 0,90±0,1 0,53±0,05 2 1,33±0,05 0,93±0,05 0,60±0 3 1,13±0,05 0,87±0,11 0,53±0,05 4 1,20±0,1 0,83±0,11 0,60±0 5 1,37±0,05 0,77±0,05 0,60±0 6 1,23±0,05 0,83±0,05 0,57±0,05 7 1,27±0,15 0,73±0,05 0,60±0 8 1,30±0,1 0,73±0,05 0,53±0,05
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase
minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Pada data pengamatan menunjukkan formula I memiliki daya lekat yang
paling lama dibanding formula yang lainnya. Hal ini dikarenakan formula I juga
memiliki viskositas yang besar, sehingga kemampuan melekatnya pada kulit
juga semakin lama. Formula III memiliki daya melekat yang paling kecil, Hal
ini dikarenakan formula III memiliki viskositas yang paling rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasil pengamatan daya lekat dari ketiga formula tersebut kemudian
diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari
analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya
signifikan adalah 0,539. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh perbedaan komposisi terhadap daya lekat dilakukan
uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung
227,796 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat
signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (227,796) > F tabel
(3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi
terhadap lama waktu daya melekat krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc
Test. Salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut
perbedaan yang terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis
menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok variabel, Adanya
tanda bintang (*) pada mean difference menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan atau nyata antar formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula
menunjukan perbedaan bermakna uji daya lekat antar formula krim minyak
atsiri daun jeruk limau. Dan perbedaan komposisi krim yang digunakan dalam
pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap lama
waktu daya lekat krim. Daya lekat krim berhubungan erat dengan viskositas.
Nilai viskositas pada formula III paling kecil, ini berhubungan dengan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
daya lekat krim yang kecil pula. Semakin besar nilai viskositas maka daya lekat
krim semakin besar (Ansel, 1989). Hasil analisis statistik pengujian daya lekat
dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil pengamatan uji daya lekat tiap minggu
dapat dilihat pada lampiran 7.
4.3.3. Uji pH
Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan sifat
kimia dalam memprediksi kestabilan sediaan krim. Hasil pengamatan uji pH
selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Hasil Pengamatan Uji pH Selama 8 Minggu
Minggu ke pH Formula
F 1 F II F III
1 6,27±0,05 6,63±0,11 7,17±0,05
2 6,30±0,1 6,63±0,11 7,13±0,5
3 6,30±0,1 6,57±0,05 7,20±0
4 6,33±0,05 6,57±0,05 7,17±0,05
5 6,27±0,05 6,67±0,05 7,13±0,05
6 6,30±0,1 6,57±0,05 7,17±0,05
7 6,33±0,05 6,67±0,05 7,13±0,05
8 6,27±0,05 6,63±0,11 7,20±0
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase
minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak
dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Dari data pengamatan dapat dilihat tidak terjadi penurunan pH yang
signifikan dari minggu ke minggu. Nilai-nilai pH ketiga formula telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memenuhi persyaratan nilai pH basis krim yang baik yaitu 5,5 hingga 7 (Troy
et al, 2005).
Uji pH penting dilakukan untuk mengetahui stabilitas pH krim dan pH
harus sesuai dengan pH kulit supaya tidak terjadi iritasi pada kulit. Kestabilan
pH harus stabil dari minggu ke minggu agar krim aman digunakan pada kulit.
Hasil pengamatan pH dari ketiga formula tersebut kemudian diuji
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari
analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya
signifikan adalah 0,128. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap pH dilakukan uji
ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung
1383,456 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat
signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (1383,456) > F tabel
(3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi
terhadap nilai pH krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test, salah satu
fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang
terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan
yang signifikan antar kelompok variable. Adanya tanda bintang (*) pada mean
difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar
formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bermakna uji pH antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan
perbedaan komposisi krim yang digunakan dalam pembuatan krim minyak
atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap nilai pH krim. Hasil analisis
statistik pengujian pH dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil pengamatan uji pH
tiap minggu dapat dilihat pada lampiran 8.
4.3.4. Uji Stabilitas Emulsi
Stabilitas atau kestabilan suatu emulsi merupakan salah satu karakter
terpenting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu produk emulsi.
Stabilitas emulsi akan berpengaruh terhadap daya simpan sistem emulsi
tersebut. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan dan memiliki
konsistensi yang tetap (Suryani et al, 2002).
Nilai rata-rata stabilitas emulsi jenis o/w (54,46% - 87,61%) lebih kecil
dibandingkan dengan stabilitas emulsi jenis w/o (93,17% - 97,40%), ( Hezmela,
et all, 2006,). Voigt (1994) menyatakan bahwa krim/salep jenis w/o pada
umumnya benar-benar stabil. Kandungan air pun tidak boleh melampaui 60%,
karena dapat menyebabkan suatu aliran bersama dari fase sebelah dalam.
Konsentrasi minyak atsiri dan komposisi sangat berpengaruh terhadap
stabilitas emulsi. Peningkatan konsentrasi minyak atsiri dalam sediaan krim
dapat menyebabkan penurunan nilai stabilitas emulsi. Hal ini diakibatkan oleh
sifat minyak atsiri daun jeruk limau yang tidak stabil terhadap panas, sehingga
penambahan minyak atsiri daun jeruk limau ke dalam sistem emulsi dapat
menyebabkan ketidakstabilan sistem emulsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Basis krim berpengaruh terhadap nilai stabilitas emulsi karena sifat dari
masing-masing basis krim yang berbeda. Basis krim o/w memiliki nilai
stabilitas yang lebih rendah karena tingginya kandungan air, sehingga dapat
menyebabkan reaksi hidrolitik yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
emulsi.
Dari hasil perhitungan nilai stabilitas emulsi didapat formula I 88,8%,
formula II 87,78% dan formula III 86,6% maka yang mendekati rentang nilai
stabilitas emulsi krim tipe minyak dalam air (o/w) dalam pengujian ini formula
III. Tetapi untuk sediaan krim dengan tipe minyak dalam air (o/w) tidak bisa
dikatakan stabil karena dilihat dari rentang nilai stabilitas emulsi krim tipe o/w
(54,46% - 87,61%) yang mana untuk kestabilan lebih cenderung tipe air dalam
minyak (w/o) dengan rentang nilai stabilitas emulsi (93,17% - 97,40%).
Dapat disimpulkan bahwa sediaan krim minyak atsiri daun jeruk limau
(Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) tidak stabil walaupun tidak terjadi
pemisahan antara fase air dan fase minyak.
4.3.5. Daya Sebar krim
Daya sebar krim dapat didefinisikan sebagai kemampuan menyebarnya krim
pada permukaan kulit yang akan diobati. Suatu sediaan krim diharapkan mampu
menyebar dengan mudah ditempat pemberian, tanpa menggunakan tekanan
yang tertentu. Semakin mudah dioleskan maka luas permukaan kontak obat
dengan kulit semakin besar, sehingga absorbsi obat ditempat pemberian
semakin optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daya menyebar berhubungan dengan viskositas, semakin besar viskositas
krim maka daya penyebarannya menjadi semakin kecil. Permukaan penyebaran
yang dihasilkan dengan peningkatan beban yang ditambahkan merupakan
karakterisktik daya sebar krim. Luas penyebaran berbanding lurus dengan
kenaikan beban yang ditambahkan, semakin besar beban yang ditambahkan
maka luas penyebarannya semakin cepat.
Hasil data pengamatan daya sebar krim minyak atsiri daun jeruk limau
selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel V dibawah ini.
Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu
Minggu ke Daya Sebar (cm) Formula
F 1 F II F III
1 3,57±0,15 3,63±0,05 3,97±0,15
2 3,60±0,17 3,73±0,05 3,87±0,05
3 3,60±0,1 3,77±0,05 3,83±0,05
4 3,63±0,15 3,77±0,05 4,00±0,1
5 3,67±0,21 3,67±0,05 3,93±0,15
6 3,73±0,15 3,73±0,05 3,90±0
7 3,57±0,05 3,80±0 3,83±0,05
8 3,63±0,05 3,73±0,05 4,00±0,1
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 30:70
Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 35:65
Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 40:60
Masing-masing formula direplikasi 3 kali Hasil pengamatan menunjukkan luas penyebaran pada formula III
memberikan hasil penyebaran yang paling besar, karena formula III memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viskositas yang paling rendah. Formula I memiliki daya sebar paling kecil
karena formula I memiliki viskositas yang paling besar.
Hasil pengamatan daya sebar dari ketiga formula tersebut kemudian diuji
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari
analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya
signifikan adalah 0,883. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap daya sebar dilakukan
uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung
47,871 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi
0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (47,871) > F tabel (3,466795). Hasil
analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap besarnya
diameter daya sebar krim, Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu
fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang
terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan
yang signifikan antar kelompok variabel. Adanya tanda bintang (*) pada mean
difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar
formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan
bermakna uji daya sebar antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau.
Dan disimpulkan perbedaan komposisi yang digunakan dalam pembuatan krim
minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap besarnya diameter daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebar krim. Besar diameter atau daya penyebaran krim berhubungan dengan
viskositas krim. Semakin kecil nilai viskositas krim maka semakin besar daya
sebar dan diameter penyebaran krim (Ansel,1989). Hasil analisis statistik daya
sebar dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil pengamatan uji daya sebar tiap
minggu dapat dilihat pada pengamatan 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Minyak atsiri daun jeruk limau dapat dibuat menjadi krim minyak atsiri
daun jeruk limau dengan tipe minyak dalam air (o/w) yang stabil.
2. Adanya perbedaan pada perbandingan fase air dan minyak dalam krim
minyak atsiri daun jeruk limau ternyata mempengaruhi sifat fisik krim dan
stabilitas krim.
3. Formula yang paling stabil dalam pengujian tiap minggu adalah formulasi
III, hal ini dilihat dari tiap-tiap pengujian sediaan.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian krim minyak atsriri daun jeruk limau (Citrus
amblycarpa (Hassk) ochse.) dengan tipe minyak dalam air (o/w) terhadap
aktivitas antibakteri secara in vitro.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan krim minyak atsiri daun
jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse.) dengan tipe air dalam
minyak (w/o) beserta pengujian stabilitas sediaan.