perancangan sistem informasi pada perusahaan …
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA
PERUSAHAAN SEPATU PANTOFEL CV X
MENGGUNAKAN METODE SYSTEM
DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh :
Nama : Jovan Hernando
NPM : 2015610126
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2020
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUNIVERSITAS KATOLI K PARAHYANGAN
BANDUNG
NamaNPMProgram StudiJudulSkripsi
: Jovan Hernando: 2015610126: Sarjana Teknik lndustri: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA
PERUSAHAAN SEPATU PANTOFEL CV XMENGGUNAKAN METODE SYSIEM DEVELOPMENTLIFE CYCLE (SDLC)
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Bandung,2l Januan2OZAKetua Program Studi Sarjana
Teknik lndustri\
(Romy .T., M.T.)
(lgnatius A Sandy, S.Si., M.T.)
/\_l; "'A' '.{
PROCRIu\4 STUDI TEKNIK INDUSTRIUNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANCANtsatuniry 1{jang Mt{r Quna San$aja *$alli
PERNYATAAN TIDAK MENCONTEK ATAUMELAKUKAN PLAGIAT
Saya yang hertanda tangan di bawah ini,
Nama : Jovan HernandoNPM :2015610126
dengan ini menyatakan bahwa Skripsidengan Judul:PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN SEPATUPANTOFEL CV X MENGGUNAKAN METODE SYSIEM DEVELAPMENT LIFECYCLE {SDLC)
adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumberlain telah dikutip dengan cara penulisan referensiyang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan initidaksesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akandikenakan kepada saya.
Bandung, 09 Januari 2020
#Jovan HernandoNPM: 2015610126
i
ABSTRAK
CV X merupakan salah satu perusahaan sepatu pantofel yang terletak di kota Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini berawal dari sebuah home industry yang didirikan pada tahun 1968, yang kemudian berubah menjadi CV. Perusahaan ini memproduksi sepatu pria berjenis pantofel untuk dijual baik ke dalam maupun luar negeri. Pada proses bisnisnya, perusahaan ini memiliki tiga buah area bisnis yang paling utama, yaitu area bisnis penjualan, area bisnis pembelian, dan area bisnis gudang. Pada ketiga area bisnis tersebut, ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat aktivitas perusahaan, diantaranya stockout atau overstock bahan mentah, menumpuknya produk jadi, dan kesalahan pemberian harga. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, permasalahan-permasalahan tersebut disebabkan karena belum adanya sistem informasi yang dapat menunjang proses bisnis pada perusahaan sepatu pantofel CV X dengan baik. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan perancangan sistem informasi menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC memiliki empat tahapan yang meliputi tahap perencanaan (planning), tahap analisis (analysis), tahap perancangan (design), dan tahap implementasi (implementation). Pada tahap planning dilakukan identifikasi masalah pada proses bisnis awal. Tahap analysis mengidentifikasi kebutuhan informasi dan menentukan kriteria performansi sistem untuk perusahaan. Pada tahap design, diberikan usulan perbaikan proses bisnis, dekomposisi fungsi, context diagram serta Data Flow Diagram (DFD), pembuatan basis data, dan normalisasi basis data. Tahap implementation meliputi pembuatan kamus data, user interface, dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Dari keempat tahapan metode SDLC, mampu menghasilkan sebuah sistem informasi untuk perusahaan sepatu pantofel CV X yang terdiri usulan proses bisnis, basis data, user interface dalam bentuk web, dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sistem informasi ini seperti tools yang dapat menyelesaikan masalah di perusahaan sepatu pantofel CV X. Diharapkan dengan adanya rancangan sistem informasi usulan dapat membantu proses bisnis perusahaan, mengurangi data yang ganda, dan informasi yang diperlukan perusahaan diperoleh pada waktu yang tepat dan oleh orang yang tepat.
ii
ABSTRACT
CV X is one of many shoe loafer company in Bandung, West Java. The company started as a home industries founded in 1968, which later turn to CV. This company is producing formal men dress shoes which sold for domestically and internationally. In its business process, there are three main area which is sales business area, purchasing business area, and warehouse business area. In each business area, several problem have been found to hamper the company’s activity, which is the stockout or overstock of raw materials, the accumulation of finished goods, and pricing errors. Based on identification that had been done, these are caused by the absence of an information system that can support the process business in the shoe loafer company CV X.To overcome this problem, an information system design was carried out using the System Development Life Cycle (SDLC) method. The SDLC method has four stages which include the planning phase, the analyze phase, the design phase, and the implementation phase. At the planning stage, problem identification is carried out in the initial business process. The analysis phase identifies information needs and determines the system performance criteria for the company. At the design stage, proposals are given to improve business processes, decomposition function, context diagrams,Data Flow Diagrams (DFD), database creation, and database normalization. The implementation phase includes creating a data dictionary, user interface, and Standard Operating Procedures (SOP). From the four stages of the SDLC method, it is able to produce an information system for the loafers shoe company CV X consisting of proposed business processes, databases, user interfaces in web form, and Standard Operating Procedures (SOP). This information system is like a tool that can solve problems in the loafers shoe company CV X. It is expected that the proposed information system design can help the company's business processes, reduce duplicate data, and the information needed by the company is obtained at the right time and by the right person.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi pada Perusahaan Sepatu Pantofel
CV X Menggunakan Metode System Development Life Cycle (SDLC)”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar sarjana
pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik
Parahyangan Bandung.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Ignatius A. Sandy, S.Si, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, ilmu, tenaga, masukan, dan dukungan selama
penyusunan skripsi.
2. Bapak Marihot Nainggolan, S.T., M.T., M.S. dan Ibu Yani Herawati, S.T.,
M.T. selaku dosen penguji proposal yang telah memberikan kritik dan
masukan dalam pembuatan skripsi ini.
3. Bapak Romy Loice, S.T., M.T. dan Bapak Arip Budiono, S.T., M.B.A.,
M,Kom. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan
masukan dalam pembuatan skripsi ini.
4. Bapak Dede Chandra selaku pemilik perusahaan sepatu pantofel CV X
yang telah mengizinkan penulis dalam meneliti masalah yang ada di
perusahaan sepatu pantofel CV X, beserta seluruh karyawan yang telah
memberi kesempatan serta menyisihkan waktu untuk diwawancara.
5. Kedua orang tua dan kedua kakak penulis yang telah memberikan doa,
dukungan, dan masukan selama pengerjaan skripsi.
6. Teman – teman seperjuangan skripsi sistem informasi Edvan dan William
atas masukan, dukungan, dan kebersamaan selama pengerjaan skripsi.
iv
7. Teman – teman penulis khususnya Ivan, Andrian, Ricky, Vidya, Osten,
Erwin, Christo, Edwin, Ernest, Terence, dan Andre atas dukungan dan
kebersamaan selama duduk di bangku perkuliahan.
8. Seluruh dosen dan staff Universitas Katolik Parahyangan yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan.
9. Teman – teman kelompok PSTI khususnya Vanessa, Egi, Andre, dan
Filemon atas kerjasama dan kebersamaan selama masa praktikum.
10. Teman – teman kelas B angkatan 2015 atas pengalaman dan
kebersamaan selama menempuh pendidikan di Teknik Industri
Universitas Katolik Parahyangan.
11. Seluruh teman-teman Teknik Industri angkatan 2015 atas kebersamaan
selama menempuh pendidikan di Teknik Industri Universitas Katolik
Parahyangan.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak lain
yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih
terdapat berbagai kekurangan pada peneltian ini. Masukkan dan saran pada
penelitian ini sangat penulis hargai. Akhir kata semoga penelitian yang dilakukan
dapat bermanfaat bagi perusahaan, pembaca, maupun menginspirasi penelitian
selanjutnya. Terima kasih.
Bandung, 09 Januari 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. I-1
I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. I-1
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................. I-4
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ................................ I-9
I.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. I-10
I.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... I-10
I.6 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-11
I.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... I-14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... II-1
II.1 Sistem Informasi .............................................................................. II-1
II.2 Data dan Informasi .......................................................................... II-2
II.3 Proses Bisnis ................................................................................... II-3
II.4 Metode System Development Life Cycle (SDLC) ........................... II-4
II.5 Data Flow Diagram (DFD) ............................................................... II-7
II.6 Database.......................................................................................... II-10
II.7 Design Database based on Activity (DDA) .................................... II-12
II.8 Normalisasi Database ..................................................................... II-13
II.9 Standard Operating Procedure (SOP) ............................................ II-15
BAB III IDENTIFIKASI DAN ANALISIS SISTEM AWAL ........................... III-1
III.1 Deskripsi Perusahaan ..................................................................... III-1
vi
III.2 Struktur Organisasi dan Job Description ......................................... III-2
III.3 Proses Bisnis Perusahaan ............................................................... III-9
III.3.1 Area Bisnis Penjualan ...................................................................... III-16
III.3.2 Area Bisnis Pembelian ..................................................................... III-18
III.3.3 Area Bisnis Gudang ......................................................................... III-20
III.4 Tahapan Perencanaan (Planning) ................................................... III-22
III.5 Tahapan Analisis (Analysis) ............................................................ III-26
III.5.1 Identifikasi Kebutuhan Informasi dan Usulan .................................. III-26
III.5.2 Kriteria Performansi Sistem ............................................................. III-32
BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI USULAN ........................ IV-1
IV.1 Usulan Perbaikan Proses Bisnis ..................................................... IV-1
IV.2 Dekomposisi Fungsi ......................................................................... IV-8
IV.3 Context Diagram dan Data Flow Diagram (DFD) ............................ IV-12
IV.3.1 Area Bisnis Penjualan ...................................................................... IV-13
IV.3.2 Area Bisnis Pembelian ..................................................................... IV-34
IV.3.3 Area Bisnis Gudang ......................................................................... IV-45
IV.4 Perancangan Database ................................................................... IV-54
IV.4.1 Identifikasi Aktivitas .......................................................................... IV-54
IV.4.2 Identifikasi Informasi pada Aktivitas ................................................ IV-56
IV.4.3 Pengelompokan Informasi ............................................................... IV-62
IV.5 Normalisasi Database ...................................................................... IV-64
IV.6 Kamus Data ..................................................................................... IV-64
IV.7 Perancangan User Interface ............................................................ IV-66
IV.8 Pembuatan Standard Operational Procedure (SOP) ...................... IV-98
BAB V ANALISIS......................................................................................... V-1
V.1 Analisis Pemilihan dan Penggunaan Metode SDLC ....................... V-1
V.2 Analisis Pemilihan dan Penggunaan Metode DDA ......................... V-3
V.3 Analisis Masalah dan Usulan Perbaikan ......................................... V-4
V.3.1 Area Bisnis Penjualan ...................................................................... V-4
V.3.2 Area Bisnis Pembelian ..................................................................... V-6
V.3.3 Area Bisnis Gudang ......................................................................... V-9
vii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... VI-1
VI.1 Kesimpulan ...................................................................................... VI-1
VI.2 Saran ............................................................................................. VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Kesalahan Pemberian Harga Bagi Konsumen ................................ I-7
Tabel II.1 Simbol Flowchart ............................................................................. II-17
Tabel III.1 Rekapitulasi Identifikasi Masalah pada Proses Bisnis Saat Ini .... III-25
Tabel III.2 Rekapitulasi Kebutuhan Informasi ................................................ III-30
Tabel IV.1 Dekomposisi Fungsi ...................................................................... IV-8
Tabel IV.2 Identifikasi Aktivitas dari Setiap Area Bisnis ................................. IV-55
Tabel IV.3 Identifikasi Informasi pada Aktivitas Area Bisnis Penjualan ......... IV-57
Tabel IV.4 Pengelompokan Informasi metode DDA ...................................... IV-62
Tabel IV.5 Normalisasi Data Tabel Karyawan ............................................... IV-64
Tabel IV.6 Kamus Data Karyawan ................................................................. IV-65
x
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Contoh Pencatatan Kebutuhan Bahan Mentah ........................... I-5
Gambar I.2 Contoh Rencana Produksi Perhitungan Bahan Mentah .............. I-6
Gambar I.3 Metodologi Penelitian ................................................................... I-13
Gambar II.1 Simbol dasar dari DFD ................................................................ II-7
Gambar II.2 Contoh basis data terpusat.......................................................... II-10
Gambar II.3 Contoh basis data tersebar ......................................................... II-10
Gambar II.4 Struktur Basis Data ...................................................................... II-11
Gambar II.5 Simbol yang digunakan dalam Diagram Alir SOP ...................... II-17
Gambar III.1 Struktur Organisasi CV X ........................................................... III-2
Gambar III.2 Proses Bisnis Make to Order untuk Order Baru dan Tidak
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-10
Gambar III.3 Proses Bisnis Make to Order untuk Order Baru dan
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-11
Gambar III.4 Proses Bisnis Make to Order untuk Order Lama dan Tidak
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-12
Gambar III.5 Proses Bisnis Make to Order untuk Order Lama dan
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-13
Gambar III.6 Proses Bisnis Make to Stock dan Tidak
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-14
Gambar III.7 Proses Bisnis Make to Stock dan
Terjadi Kenaikan Harga ............................................................. III-15
Gambar IV.1 Peta Proses Bisnis Usulan ......................................................... IV-2
Gambar IV.2 Context Diagram Area Bisnis Penjualan MTO-Order Baru ....... IV-13
Gambar IV.3 DFD Level 0 Area Bisnis Penjualan MTO-Order Baru .............. IV-15
Gambar IV.4 DFD Level 1 dari Fungsi Melakukan Penawaran ...................... IV-18
Gambar IV.5 DFD Level 1 dari Fungsi Menerima Order ................................. IV-19
Gambar IV.6 DFD Level 1 dari Fungsi Menagih Piutang Konsumen ............. IV-21
Gambar IV.7 DFD Level 1 dari Fungsi Pengiriman Produk kepada
Konsumen .................................................................................. IV-22
Gambar IV.8 Context Diagram Area Bisnis Penjualan MTO-Order Lama...... IV-24
xii
Gambar IV.9 DFD Level 0 Area Bisnis Penjualan MTO-Order Lama ............. IV-25
Gambar IV.10 DFD Level 1 Dari Proses Menerima Order .............................. IV-28
Gambar IV.11 Context Diagram Area Bisnis Penjualan MTS ......................... IV-30
Gambar IV.12 DFD Level 0 dari Area Bisnis Penjualan MTS ......................... IV-31
Gambar IV.13 DFD Level 1 dari Fungsi Perencanaan Produksi ..................... IV-32
Gambar IV.14 DFD Level 1 dari Fungsi Melakukan Penawaran .................... IV-33
Gambar IV.15 Context Diagram Area Bisnis Pembelian ................................. IV-34
Gambar IV.16 DFD Level 0 dari Area Bisnis Pembelian ................................. IV-37
Gambar IV.17 DFD Level 1 dari Fungsi Persiapan Pemesanan Bahan
Mentah ...................................................................................... IV-39
Gambar IV.18 DFD Level 1 dari Fungsi Membeli Bahan Mentah ................... IV-41
Gambar IV.19 DFD Level 1 dari Fungsi Melakukan Konfirmasi Bahan
Mentah Datang ......................................................................... IV-42
Gambar IV.20 DFD Level 2 dari Proses Memesan Bahan Mentah ke
Supplier ..................................................................................... IV-44
Gambar IV.21 Context Diagram Area Bisnis Gudang ..................................... IV-45
Gambar IV.22 DFD Level 0 Area Bisnis Gudang ............................................ IV-47
Gambar IV.23 DFD Level 1 dari Fungsi Menerima Bahan Mentah ................. IV-49
Gambar IV.24 DFD Level 1 dari Fungsi Menerima Produk Jadi ..................... IV-51
Gambar IV.25 DFD Level 1 dari Fungsi Memelihara Stock Bahan Mentah
dari Produk Jadi dalam Gudang ............................................... IV-52
Gambar IV.26 DFD Level 2 dari Proses Mengecek Kesesuaian Data Stock
Bahan Mentah dari Produk Jadi dengan Kondisi Nyata .......... IV-53
Gambar IV.27 Halaman Login .......................................................................... IV-66
Gambar IV.28 Tampilan Menu Utama Area Penjualan ................................... IV-67
Gambar IV.29 Tampilan Menu Make to Order ................................................. IV-68
Gambar IV.30 Tampilan Menu Data Harga Penjualan .................................... IV-69
Gambar IV.31 Tampilan Menu Input Order Konsumen ................................... IV-70
Gambar IV.32 Tampilan Menu Data Konsumen .............................................. IV-70
Gambar IV.33 Tampilan Menu Penambahan Data Konsumen ....................... IV-71
Gambar IV.34 Tampilan Penambahan Data Konsumen ................................. IV-72
Gambar IV.35 Tampilan Order Konsumen ...................................................... IV-72
Gambar IV.36 Tampilan Detail Order Konsumen ............................................ IV-73
Gambar IV.37 Tampilan Penambahan Order Konsumen ............................... IV-74
xiii
Gambar IV.38 Tampilan Hasil Penambahan Order Konsumen ...................... IV-74
Gambar IV.39 Tampilan Pengiriman Order………………………………………IV-75
Gambar IV.40 Tampilan Detail Pengiriman Order .......................................... IV-75
Gambar IV.41 Tampilan Data Permintaan Produksi ....................................... IV-76
Gambar IV.42 Tampilan Detail Permintaan Produksi ..................................... IV-76
Gambar IV.43 Tampilan Menu Tambah Data Permintaan Produksi .............. IV-77
Gambar IV.44 Tampilan Menu Hasil Tambah Data Permintaan Produksi ..... IV-77
Gambar IV.45 Tampilan Hapus Data .............................................................. IV-78
Gambar IV.46 Tampilan Tagihan Konsumen .................................................. IV-79
Gambar IV.47 Tampilan Pembayaran Konsumen ………………………………IV-79
Gambar IV.48 Tampilan Piutang Konsumen ................................................... IV-80
Gambar IV.49 Tampilan Detail Piutang Konsumen ........................................ IV-80
Gambar IV.50 Tampilan Menu Utama Make to Stock..................................... IV-81
Gambar IV.51 Tampilan Data Stock Produk Jadi ........................................... IV-81
Gambar IV.52 Tampilan Input Form Order Sales ........................................... IV-82
Gambar IV.53 Tampilan Peringatan Data Permintaan Produksi .................... IV-83
Gambar IV.54 Tampilan Menu Utama Area Pembelian .................................. IV-83
Gambar IV.55 Tampilan Pembelian Bahan Mentah ........................................ IV-84
Gambar IV.56 Tampilan Detail Pembelian Bahan Mentah ............................. IV-84
Gambar IV.57 Tampilan Inspeksi Bahan Mentah ........................................... IV-85
Gambar IV.58 Tampilan Detail Inspeksi Bahan Mentah ................................. IV-86
Gambar IV.59 Tampilan Jadwal Kedatangan Bahan Mentah ......................... IV-86
Gambar IV.60 Tampilan Menu Supplier .......................................................... IV-87
Gambar IV.61 Tampilan Data Supplier ............................................................ IV-87
Gambar IV.62 Tampilan Tagihan Supplier ...................................................... IV-88
Gambar IV.63 Tampilan Detail Supplier .......................................................... IV-88
Gambar IV.64 Tampilan Detail Faktur Supplier............................................... IV-89
Gambar IV.65 Tampilan Utama dari Area Gudang ......................................... IV-89
Gambar IV.66 Tampilan Utama Menu Input Kedatangan ............................... IV-90
Gambar IV.67 Tampilan Menu Input Kedatangan untuk Bahan Mentah ........ IV-90
Gambar IV.68 Tampilan Input Kedatangan untuk Bahan Mentah .................. IV-91
Gambar IV.69 Tampilan Detail Bahan Mentah yang di input .......................... IV-91
Gambar IV.70 Tampilan Menu Input Produk Jadi ........................................... IV-92
Gambar IV.71 Tampilan Menu Inspeksi Produk Jadi ...................................... IV-92
xiv
Gambar IV.72 Tampilan Detail Inspeksi Produk Jadi ...................................... IV-93
Gambar IV.73 Tampilan Input Produk Jadi ...................................................... IV-93
Gambar IV.74 Tampilan Detail Input Produk Jadi ........................................... IV-94
Gambar IV.75 Tampilan Jadwal Kedatangan Produk Jadi .............................. IV-94
Gambar IV.76 Tampilan Output Bahan Mentah .............................................. IV-95
Gambar IV.77 Tampilan Detail Output Bahan Mentah .................................... IV-96
Gambar IV.78 Tampilan Output Produk Jadi .................................................. IV-96
Gambar IV.79 Tampilan Detail Output Produk Jadi ........................................ IV-97
Gambar IV.80 Tampilan Stock Gudang .......................................................... IV-97
Gambar IV.81 Tampilan Detail Bahan Mentah ............................................... IV-98
Gambar IV.82 Tampilan Detail Produk Jadi ................................................... IV-98
Gambar IV.83 SOP Menerima Bahan Mentah dari Supplier ........................... IV-99
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A IDENTIFIKASI INFORMASI PADA AKTIVITAS
LAMPIRAN B PENGELOMPOKKAN INFORMASI PADA METODE DDA
LAMPIRAN C NORMALISASI DATABASE
LAMPIRAN D KAMUS DATA
LAMPIRAN E STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
xvi
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan rumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika
penulisan.
I.1 Latar Belakang Masalah
CV X merupakan salah satu perusahaan sepatu pantofel yang terletak di
kota Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini berawal dari sebuah home industry
yang didirikan pada tahun 1968, yang kemudian berubah menjadi CV. Perusahaan
ini dikepalai oleh seorang Direktur dan memproduksi sepatu pria berjenis pantofel
untuk dijual baik ke dalam maupun luar negeri. CV X memiliki dua buah lokasi
pabrik yang masing-masing memiliki fungsi dan bagiannya masing-masing. Pabrik
yang pertama berfungsi sebagai tempat produksi bahan semi-assembly seperti
muka atas (upper), dan hak (heel). Muka atas (upper) sendiri terdiri dari bagian
vamp, quarter, tongue, dan lining. Selain memproduksi dan berfungsi sebagai
gudang bahan semi-assembly, pabrik pertama ini juga berguna sebagai gudang
persediaan bahan mentah (raw material) seperti gudang kimia dan finishing,
gudang aksesoris, gudang sol, dan gudang kulit. Sedangkan untuk pabrik yang
kedua berfungsi sebagai tempat pemasaran produk, finishing bahan semi-
assembly menjadi barang jadi, packing dan pengiriman produk jadi, serta gudang
produk jadi.
CV X memiliki waktu operasional dimulai dari hari Senin hingga hari
Jumat. Hari Sabtu perusahaan ini tidak beroperasional, namun dapat pula
beroperasional apabila perusahaan hendak mengejar deadline (lembur).
Perusahaan ini bekerja selama delapan jam setiap minggunya dimulai dari pukul
08.00 hingga pukul 17.00 dan waktu istirahat pukul 12.00 hingga pukul 13.00.
Sistem yang diterapkan perusahaan untuk kegiatan operasional di perusahaan
berupa make to stock dan make to order, tetapi lebih difokuskan make to order.
Make to stock dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan tidak memiliki
BAB I PENDAHULUAN
I-2
pesanan dari konsumen. Kegiatan operasional dari perusahaan terdiri dari empat
area bisnis yang paling utama, yaitu area bisnis pembelian, area bisnis penjualan,
area bisnis gudang, dan area bisnis produksi.
Area bisnis pembelian bertugas membeli persediaan bahan mentah dan
bahan-bahan pelengkap lainnya ketika stock atau persediaan bahan mentah di
gudang bahan mentah menipis. Area bisnis penjualan bertugas untuk
menawarkan dan menjual produk jadi, menerima pesanan dari konsumen,
melakukan konfirmasi stock barang jadi di gudang kepada area bisnis gudang,
serta membuat permintaan barang jadi ke area bisnis produksi ketika barang yang
dipesan konsumen tidak tersedia di gudang. Area bisnis gudang bertugas untuk
melakukan pengecekan terhadap kapasitas bahan mentah di gudang bahan
mentah, melakukan pengecekan terhadap kapasitas produk jadi di gudang produk
jadi, serta memberikan konfirmasi ketersediaan bahan mentah dan produk jadi di
gudang bahan mentah dan gudang produk jadi kepada area bisnis pembelian dan
penjualan. Area bisnis produksi bertugas untuk memproduksi pesanan konsumen
serta memproduksi barang untuk disimpan di gudang.
Proses bisnis yang ada di perusahaan dimulai dari area bisnis penjualan
menawarkan produk via online maupun offline. Ketika ada order dari konsumen,
area bisnis penjualan akan menentukan apakah order tersebut merupakan order
baru (new order) atau merupakan order lama (repeat order). Apabila order tersebut
merupakan order lama, area bisnis penjualan akan melakukan koordinasi dengan
PPIC (Production Planning & Inventory Control) untuk proses produksi. Namun,
jika order tersebut merupakan order baru, area bisnis penjualan akan melakukan
koordinasi dengan area design & development untuk merancang spesifikasi dari
produk yang diinginkan oleh konsumen. Hasil dari rancangan spesifikasi tersebut
akan dicatat menjadi data produk & spesifikasi konsumen.
Data produk & spesifikasi dibutuhkan oleh PPIC untuk proses produksi.
Selain dibutuhkan oleh PPIC, data produk & spesifikasi juga dibutuhkan oleh
bagian accounting serta bagian pembelian untuk perhitungan harga pokok. Harga
pokok yang telah dihitung sebagai overhead dari bagian accounting dan harga
bahan baku dari area bisnis pembelian akan digunakan sebagai penentuan harga
jual yang ditentukan oleh Direktur dan area bisnis penjualan. Harga jual yang telah
ditentukan tersebut akan dinegosiasi dengan konsumen, apabila konsumen setuju
maka data harga jual akan dicatat menjadi data order untuk diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN
I-3
PPIC. Namun apabila harga tidak disetujui, maka area bisnis penjualan akan
meminta area design & development untuk merancang ulang order konsumen.
Selain meminta area design & development untuk merancang ulang order
konsumen, area bisnis penjualan juga akan menghitung ulang harga penjualan
hingga diperoleh kesepakatan antara perusahaan dengan kosumen. Sebelum
proses produksi dilakukan, perusahaan akan meminta jaminan kepada konsumen
berupa DP (down payment) sebesar setengah dari harga yang telah disepakati.
Setelah DP (down payment) dilunasi oleh konsumen, proses produksi
baru akan dimulai. PPIC akan melakukan koordinasi dengan area bisnis gudang
untuk mengecek ketersediaan bahan mentah dan kualitas bahan mentah tersebut
di gudang bahan mentah. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan untuk proses
produksi tersedia, maka area bisnis gudang akan melakukan pengecekan kualitas
dari bahan mentah tersebut. Jika kualitas bahan mentah terpenuhi kualitasnya,
area bisnis gudang akan memberikan konfirmasi ketersediaan bahan mentah
untuk produksi kepada PPIC. Namun jika kualitas bahan mentah tidak terpenuhi
kualitasnya, area bisnis gudang akan mencari bahan mentah lainnya di gudang
bahan mentah yang kualitasnya terpenuhi. Jika tidak tersedia bahan mentah di
gudang bahan mentah, atau tidak tersedianya bahan mentah lain setelah proses
pengecekan kualitas, area bisnis pembelian akan melakukan proses pembelian
bahan mentah. Jika bahan mentah yang dibutuhkan untuk proses produksi sudah
tersedia, PPIC kemudian akan menyerahkan rencana proses produksi kepada
manajer produksi.
Area bisnis produksi kemudian akan melaksanakan proses produksi
sesuai surat perintah kerja yang telah diberikan oleh PPIC. Produk jadi yang
dihasilkan oleh proses produksi akan dicek kualitasnya. Jika memenuhi standar
kualitas yang dimiliki oleh perusahaan, produk jadi tersebut akan dipindahkan ke
area bisnis gudang jadi. Namun jika produk jadi tidak memenuhi standar kualitas
yang dimiliki oleh perusahaan, produk jadi tersebut akan di rework jika masih
memungkinkan. Dan jika produk jadi tidak bisa di rework, maka perusahaan akan
membuang produk cacat tersebut dan melanjutkan proses produksi. Produk jadi
yang dipindahkan ke gudang barang jadi akan di packing untuk dikirim kepada
konsumen. Area bisnis accounting kemudian akan melakukan penagihan sisa
pembayaran kepada konsumen. Jika sisa pembayaran telah dilunasi oleh
konsumen, produk jadi pesanan konsumen akan dikirimkan kepada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN
I-4
Sebuah sistem informasi yang baik dapat membantu perusahaan dalam
mengambil sebuah keputusan dan membantu kinerja perusahaan menjadi lebih
efisien. Namun, perusahaan sepatu pantofel CV X belum memiliki sistem informasi
yang memadai. Hal tersebut tampak pada masalah yang ditemukan pada
perusahaan berupa understock atau overstock bahan mentah di gudang bahan
mentah serta menumpuknya produk jadi di gudang produk jadi. Selain itu,
perusahaan juga kerap mengalami kerugian yang diakibatkan dari kesalahan
pemberian harga oleh area bisnis penjualan. Sistem informasi yang kurang baik
dalam perusahaan juga dapat berdampak pada kerugian yang akan dialami oleh
perusahaan baik kerugian secara waktu maupun finansial. Oleh sebab itu,
masalah yang ada harus ditinjau lebih lanjut untuk mengetahui akar penyebab dari
masalah dan perlu dilakukannya perbaikan sistem informasi pada CV X agar dapat
menjalankan proses bisnis dengan lebih baik.
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah yang ada di perusahaan, dilakukan
observasi dan wawancara dengan pihak perusahaan. Masalah sistem informasi
yang terjadi pada perusahaan, ditemukan pada area bisnis pembelian, gudang,
dan penjualan.
Pada permasalahan pertama yang terjadi antara area bisnis pembelian
dengan gudang bahan mentah, yaitu stockout atau overstock bahan mentah.
Masalah ini terjadi pada proses bisnis pembelian bahan mentah yang dilakukan
oleh area bisnis pembelian. Pada proses bisnis saat ini, sebelum area bisnis
pembelian melakukan pembelian bahan mentah, PPIC akan melakukan koordinasi
dengan area bisnis gudang bahan mentah untuk mengecek ketersediaan serta
kualitas bahan mentah di gudang bahan mentah. Pengecekan ketersediaan dan
kualitas bahan mentah yang dilakukan oleh area bisnis gudang bahan mentah
akan dicatat pada selembar kertas. Hasil dari pencatatan pada selembar kertas
tersebut akan di input kembali ke dalam sistem informasi yang belum terintegrasi,
yang dalam hal ini adalah Microsoft Excel.
Berdasarkan wawancara dengan PPIC, kerap kali pada proses bisnis saat
ini, data yang dicatat pada Excel tidak sama dengan data yang ada secara nyata
di gudang bahan mentah. Perbedaan data pencatatan Excel dengan data real di
gudang bahan mentah disebabkan karena input data yang terlambat, input data
BAB I PENDAHULUAN
I-5
yang tidak tepat, dan tidak adanya perubahan data stock. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya stockout ataupun overstock bahan mentah. Contoh
pencatatan kebutuhan bahan mentah dapat dilihat pada Gambar I.1 berikut.
Gambar I.1 Contoh Pencatatan Kebutuhan Bahan Mentah
Berdasarkan Gambar I.1 tersebut, dapat dilihat bahwa untuk pencatatan
di gudang bahan mentah khususnya kulit pada bulan Juli 2019, kulit murni berjenis
corrected maroon mengalami kekurangan bahan mentah sebanyak 1199 ft,
sedangkan untuk kulit murni berjenis corrected black mengalami kekurangan
bahan mentah sebesar 1171 ft. Berdasarkan pencatatan pada selembar kertas
tersebut, area bisnis gudang bahan mentah akan memasukkan data tersebut ke
dalam Excel, lalu memberitahu PPIC melalui printout Excel akan kekurangan
bahan mentah. Kekurangan bahan mentah yang telah diberitahu oleh area bisnis
gudang bahan mentah melalui printout Excel ke PPIC akan di catat oleh PPIC
dalam sebuah form, dan menjadi bagian dari perencanaan produksi. Rencana
produksi pada selembar form dapat dilihat pada Gambar I.2.
BAB I PENDAHULUAN
I-6
Gambar I.2 Contoh Rencana Produksi Perhitungan Bahan Mentah
Berdasarkan Gambar I.2, dapat dilihat pada perencanaan produksi untuk
pengiriman pada tanggal 20 Oktober 2019, sisa stock bahan mentah untuk kulit
muka berjenis Vocalou Annonay Black memiliki kekurangan stock di gudang
bahan mentah sebesar 14.715,88 ft2. Dan berdasarkan rencana produksi tersebut,
dibutuhkan 2.215 ft2 sehingga perusahaan kekurangan bahan mentah sebesar
16.930,88 ft2 dan harus membeli bahan mentah. PPIC kemudian akan meminta
area pembelian untuk membeli bahan mentah yang kurang.
Namun dikarenakan pencatatan yang kurang akurat menyebabkan bahan
yang dibutuhkan terlambat dipesan atau habis sebelum bahan mentah yang
dipesan datang sehingga menyebabkan stockout bahan mentah. Pencatatan yang
kurang akurat juga menyebabkan perusahaan membeli bahan mentah yang
sebenarnya tidak diperlukan atau membeli secara berlebihan dari yang
sebenarnya dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
penumpukan bahan mentah yang ada di gudang bahan mentah.
Permasalahan kedua yang terjadi pada perusahaan berupa
menumpuknya produk jadi. Permasalahan ini terjadi di area penjualan. Pada saat
perusahaan tidak memiliki order dari konsumen, perusahaan memutuskan untuk
BAB I PENDAHULUAN
I-7
melakukan make to stock atau stock produk jadi. Proses stock barang dilakukan
dengan tujuan untuk berjaga-jaga dan mencegah pembayaran karyawan namun
karyawan tidak bekerja. Pada saat proses bisnis saat ini, proses permintaan
produksi yang dilakukan oleh area penjualan dilakukan berdasarkan perkiraan
subjektif dan informasi tertentu. Area penjualan merencanakan untuk
memproduksi tipe sepatu tertentu untuk tiga bulan kedepan. Namun, area
penjualan tidak mengetahui informasi mengenai tipe sepatu tertentu yang hanya
laku pada periode tertentu.
Ketidaktahuan area penjualan menyebabkan area penjualan
memproduksi tipe sepatu tertentu secara berlebihan yang tidak laku pada periode
tertentu. Kelebihan produksi produk jadi menyebabkan produk jadi menumpuk di
gudang produk jadi karena tidak laku terjual. Penumpukan produk jadi di gudang
produk jadi akibat kelebihan produksi produk jadi akan menjadi aset perusahaan
yang tidak terjual. Aset yang tidak terjual ini dapat menghambat pemasukkan
perusahaan.
Permasalahan yang ketiga yaitu kesalahan pemberian harga. Masalah ini
terjadi antara area pembelian dengan penjualan. Pada proses bisnis pembelian
bahan mentah oleh area pembelian, ketika terjadi kenaikan harga dari supplier,
area pembelian akan memberitahukan kepada Direktur. Direktur kemudian akan
menentukan harga penjualan yang baru. Namun, harga penjualan yang baru
terlambat diberitahukan kepada area penjualan sehingga area penjualan tidak
mengetahui harga yang baru. Ketidaktahuan harga penjualan yang baru oleh area
penjualan menyebabkan area penjualan menjual dengan harga lama kepada
konsumen. Selain itu, pada saat melakukan penawaran, tidak terdapat harga
standar untuk masing-masing produk, sehingga area penjualan harus
mengandalkan ingatannya akan harga penjualan dari setiap produk. Kesalahan
pemberian harga dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel I.1 Kesalahan Pemberian Harga Bagi Konsumen
ITEM
ARTICLE
LAST
DESCRIPTION
SOLE
QTY
Harga per pasang
(ribu)
Total per
pasang
(ribu)
Harga Penjual
an (ribu)
Total penjualan per pasang (ribu)
1 98317 11120
Black Calf Leath
er 38 2650
100700
2600 98800
2 98317 11120
Castagna Calf
Leather
7 2650 1855
0 2650 18550
Lanjut
BAB I PENDAHULUAN
I-8
Tabel I.1 Kesalahan Pemberian Harga Bagi Konsumen (lanjutan)
ITEM
ARTICLE
LAST
DESCRIPTION
SOLE
QTY
Harga per pasang
(ribu)
Total per
pasang
(ribu)
Harga Penjual
an (ribu)
Total penjualan per pasang (ribu)
3 98321 1112
0 Black Calf
Dainite
65 2712 1762
80 2712
176280
4 98321 1112
0 Castagna
Calf Dainit
e 11 2712
29832
2712 29832
5 98321 1112
0 Black Patent
Dainite
13 2620 3406
0 2500 32500
6 98409 1112
0 Black Calf
Leather
16 2697 4315
2 2697 43152
7 98409 1112
0
Marrone Vegano Crust
Leather
6 2744 1646
4 2744 16464
8 98441 1112
0 Black Calf
Dainite
15 2783 4174
5 2783 41745
9 98441 1112
0
Marrone Vegano Crust
Dainite
6 2820 1692
0 2750 16500
10 98374 1112
0 Black Calf
Dainite
15 2783 4174
5 2783 41745
11 98374 1112
0 Dark
Brown Calf Dainit
e 11 2783
30613
2783 30613
12 98782 1112
0 Black Calf
Dainite
14 2712 3796
8 2500 35000
13 98782 1112
0 Castagna
Calf Dainit
e 7 2712
18984
2712 18984
14 98654 6707 Black Calf Leath
er 7 2666
18662
2666 18662
15 98655 Edwa
rd Black Calf
Leather
8 2666 2132
8 2550 20400
Total 64700
3 Total 639227
Berdasarkan Tabel I.1 di atas, dapat dilihat bahwa untuk item pertama,
harga per pasang sepatu adalah Rp 2.650.000 sedangkan area penjualan menjual
dengan harga Rp 2.600.000, perusahaan merugi sebesar Rp 50.000 per pasang
sepatu. Seharusnya perusahaan memiliki total penjualan sebesar Rp 100.700.000,
namun karena adanya kesalahan dalam pemberian harga, maka perusahaan
hanya memiliki total penjualan sebesar Rp 98.800.000 dengan kerugian yang
diperoleh perusahaan sebesar Rp 1.900.000. Dari 15 item, area penjualan
melakukan kesalahan sebesar lima kali. Kesalahan pemberian harga yang
dilakukan oleh area penjualan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian
sebesar Rp 7.776.000.
BAB I PENDAHULUAN
I-9
Timbulnya beberapa masalah yang ada di perusahaan menunjukkan
bahwa perusahaan sepatu pantofel CV X belum memiliki sistem informasi yang
dapat membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan dan membantu
kinerja perusahaan menjadi lebih efisien. Perancangan sistem informasi
dibutuhkan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada pada
perusahaan sepatu pantofel CV X. Metode yang tepat digunakan untuk merancang
sistem informasi pada perusahaan sepatu pantofel CV X adalah System
Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC tersebut dibutuhkan bagi
perusahaan yang belum memiliki sistem informasi yang terintegrasi seperti pada
perusahaan sepatu pantofel CV X. Selain itu metode SDLC memiliki keunggulan
sesuai dengan teorinya menurut Kendall & Kendall (2011) dimana SDLC
merupakan pendekatan yang dilakukan secara bertahap untuk menganalisa dan
merancang sistem melalui penggunaan siklus secara spesifik dan aktivitas
penggunanya. Berdasarkan tahapannya, metode SDLC memiliki empat buah
tahapan. Tahap pertama dilakukan pemetaan proses bisnis untuk mengetahui
permasalahan yang ada di perusahaan sepatu pantofel CV X. Tahap kedua
berupa analisis identifikasi kebutuhan informasi dari permasalahan yang ada.
Tahap ketiga berupa desain rancangan usulan perbaikan. Dan tahap terakhir
berupa implementasi rancangan sistem informasi yang diusulkan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diterangkan sebelumnya,
dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses bisnis yang terjadi pada area penjualan, area
pembelian, dan area gudang pada perusahaan sepatu pantofel CV X saat
ini sehingga menimbulkan masalah bagi perusahaan?
2. Bagaimana usulan perbaikan proses bisnis yang terjadi pada area
penjualan, area pembelian, dan area gudang di perusahaan sepatu
pantofel CV X untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut?
3. Bagaimana rancangan sistem informasi untuk area penjualan, area
pembelian, dan area gudang yang sesuai untuk diterapkan pada
perusahaan sepatu pantofel CV X?
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang telah dibuat,
dibutuhkan pambatasan masalah dan asumsi penelitian. Batasan masalah
BAB I PENDAHULUAN
I-10
dimaksudkan agar masalah yang diamati pada perusahaan terfokus pada masalah
tersebut dan tidak meluas. Berikut merupakan batasan masalah yang diterapkan.
1. Perancangan sistem informasi tidak memperhitungkan biaya.
2. Perancangan sistem informasi hanya difokuskan pada area penjualan,
area pembelian, dan area gudang.
3. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode System Development
Life Cycle (SDLC) hanya sampai pada tahap implementasi berupa user
interface.
Asumsi dibutuhkan untuk faktor-faktor di dunia nyata yang sangat
kompleks dan tidak dapat dikendalikan. Dalam penelitian ini, asumsi yang
digunakan berupa tidak terjadinya perubahan aktivitas dan proses bisnis yang ada
di perusahaan sepatu pantofel CV X selama penelitian.
I. 4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah serta batasan dan asumsi
penelitian, tujuan dibuatnya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan mengidentifikasi kelemahan proses bisnis yang terjadi
pada area penjualan, area pembelian, dan area gudang pada perusahaan
sepatu pantofel CV X saat ini.
2. Merancang usulan perbaikan proses bisnis yang terjadi pada area
penjualan, area pembelian, dan area gudang di perusahaan sepatu
pantofel CV X untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
3. Merancang sistem informasi untuk area penjualan, area pembelian, dan
area gudang yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan sepatu
pantofel CV X.
I.5 Manfaat Penelitian
Penelitian dibuat untuk memperoleh sebuah manfaat. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat nyata, berupa penerapan sistem
informasi yang tepat bagi perusahaan. Dengan adanya penerapan sistem
informasi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah
dan mempermudah kegiatan proses bisnis.
BAB I PENDAHULUAN
I-11
I.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian perlu dilakukan agar penelitian yang dilakukan
terstruktrur dan sistematis. Terdapat 10 bagian atau tahapan dalam penelitian ini
diawali dari studi pendahuluan hingga kesimpulan dan saran. Berikut merupakan
penjelasan dari ke-10 tahapan tersebut.
1. Studi Pendahuluan pada Perusahaan Sepatu Pentofel CV X
Studi pendahuluan merupakan tahap pertama dalam metodologi
penelitian, dimana dilakukan studi awal terhadap perusahaan sepatu
pantofel CV X agar diperoleh gambaran perusahaan, proses bisnis saat
ini, struktur organisasi, dan aktivitas yang dilakukan pada perusahaan.
Studi pendahuluan yang dilakukan berupa wawancara dan observasi
pada perusahaan sepatu pantofel CV X.
2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Masalah yang ada pada perusahaan akan diteliti lebih mendalam pada
tahap identifikasi masalah. Identifikasi masalah yang ada diperoleh dari
pengumpulan data-data sebab yang menjadi masalah pada proses bisnis
saat ini. Hasil dari identifikasi masalah tersebut akan dirumuskan pada
rumusan masalah dan dihasilkan tiga buah rumusan masalah pada CV X.
3. Pembatasan dan Asumsi Penelitian
Pada tahap ini diberikan batasan dan asumsi dari penelitian. Pembatasan
masalah dimaksudkan agar masalah yang diamati pada perusahaan
terfokus pada masalah tersebut dan tidak meluas.
4. Studi Literatur Perancangan Sistem Informasi menggunakan Metode
SDLC
Pada tahap ini, dipelajari metode-metode serta teori-teori yang
berhubungan dengan perancangan sistem informasi untuk menunjang
penelitian pada perusahaan sepatu pantofel CV X.
5. Tahap Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan (planning) merupakan tahap pertama dari metode
SDLC. Pada tahap ini, dilakukan pemetaan proses bisnis saat ini untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan
sepatu pantofel CV X. Selanjutnya, dilakukan analisis yang lebih spesifik
untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada perusahaan sepatu
pantofel CV X.
BAB I PENDAHULUAN
I-12
6. Tahap Analisis (analysis)
Tahap analisis (analysis) merupakan tahap lanjutan setelah tahap
planning. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi kebutuhan informasi dan
usulan, dan kriteria performansi sistem.
7. Tahap Perancangan (design)
Tahap Perancangan (design) merupakan tahap ketiga dan merupakan
tahap lanjutan dari tahap analisis. Pada tahap ini, dijelaskan mengenai
usulan perbaikan proses bisnis, dekomposisi fungsi, context diagram,
data flow diagram (DFD), perancangan basis data menggunakan metode
DDA, dan normalisasi data.
8. Tahap Implementasi (implementation)
Tahap implementasi (implementation) merupakan tahap terakhir dalam
metode SDLC. Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem informasi
yang disusun pada tahap sebelumnya menjadi suatu sistem siap kerja
yang terdiri dari software, hardware, dan data. Sistem siap kerja yang
disusun berupa pembuatan kamus data, perancangan user interface, dan
pembuatan standard operation procedure (SOP) bagi aktivitas yang
membutuhkan.
9. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada tahap ini akan
dilakukan analisis yang meliputi analisis pemilihan dan penggunaan
metode SDLC, analisis pemilihan dan penggunaan metode DDA, serta
analisis masalah sistem awal dan usulan perbaikan
10. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran merupakan tahap terakhir dalam metodologi
penelitian. Kesimpulan menjelaskan jawaban dari rumusan masalah,
sedangkan saran merupakan masukan yang diberikan kepada pihak
perusahaan berdasarkan hasil penelitian dan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan ke-10 penjelasan metodologi penelitian yang telah
disebutkan diatas, dibuat diagram alir (flow chart) yang menjelaskan ke-10
tahapan bagaimana penelitian ini dilakukan dalam metodologi penelitian secara
berurutan dari tahap pertama hingga tahap sepuluh. Diagram alir (flow chart)
tahapan metodologi penelitian yang menjelaskan ke-10 tahapan dapat dilihat pada
Gambar I.3.
BAB I PENDAHULUAN
I-13
Mulai
Studi Pendahuluan
pada Perusahaan
Sepatu Pantofel CV X
Identifikasi dan
Rumusan Masalah
Pembatasan dan
Asumsi Penelitian
Studi Literatur
Perancangan Sistem
Informasi menggunakan
Metode SDLC
Tahap Perencanaan
(planning)
Tahap Perancangan
(design)
Tahap Analisis
(analyze)
Tahap Implementasi
(implementation)
Analisis Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Selesai
A
A
Gambar I.3 Metodologi Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
I-14
I.7 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dijabarkan ke dalam enam bab agar lebih mudah
dipahami setiap tahapnya. Penulisan penjabaran penelitian ini juga dapat
memudahkan penulisan karena ditulis secara sistematis. Berikut merupakan
penjabaran dari keenam bab tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan rumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab II dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan pada
penelitian untuk menunjang penyelesaian masalah yang ada. Dasar-dasar teori
yang ada diperoleh dari berbagai macam sumber yang valid dan sesuai. Adapun
dasar-dasar teori yang akan dijelaskan meliputi sistem informasi, data dan
informasi, proses bisnis, metode system development life cycle (SDLC), data flow
diagram (DFD), database, design database based on activity (DDA), normalisasi
database, dan standard operation procedure (SOP).
BAB III IDENTIFIKASI DAN ANALISIS SISTEM AWAL
Pada Bab III dijelaskan mengenai gambaran sistem awal perusahaan
berupa deskripsi perusahaan, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan proses
bisnis yang terjadi pada perusahaan. Dua tahap awal dari metode SDLC berupa
planning dan analysis juga dijelaskan pada bab ini. Pada tahap perencanaan atau
planning dilakukan identifikasi masalah pada sistem awal. Pada tahap analysis
atau analisa, dilakukan identifikasi kebutuhan informasi, usulan perbaikan, dan
kriteria performansi sistem.
BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI USULAN
Pada Bab IV dijelaskan mengenai dua tahap lain dari metode SDLC yaitu
tahap perancangan (design) dan tahap implementasi (implementation). Pada
tahap perancangan (design, dijelaskan mengenai usulan perbaikan proses bisnis,
BAB I PENDAHULUAN
I-15
dekomposisi fungsi, context diagram, data flow diagram (DFD), perancangan basis
data menggunakan metode DDA, dan normalisasi data. Tahap implementasi
(implementation) meliputi pembuatan kamus data, perancangan formulir
terstruktur, perancangan user interface, dan pembuatan standard operation
procedure (SOP) bagi aktivitas yang membutuhkan.
BAB V ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN
Pada Bab V dijelaskan mengenai analisis terhadap penelitian yang telah
dilakukan. Analisis yang dijelaskan meliputi analisis pemilihan metode SDLC,
analisis masalah sistem awal dan usulan perbaikan, serta analisis SOP yang telah
dirancang.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI merupakan bab terakhir pada penelitian. Pada bab ini ditarik
beberapa kesimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang
ditarik digunakan untuk menjawab rumusan-rumusan masalah yang ada. Selain
ditarik kesimpulan, diberikan pula saran dan masukan bagi perusahaan dan
penelitian selanjutnya.