peran tim penggerak pkk kelurahan dalam … fileendang setianingsih susilorini, peran tim penggerak...

21
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun) MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 6239 PERAN TIM PENGGERAK PKK KELURAHAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun) Oleh : Endang Setianingsih Susilorini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Soerjo Ngawi ABSTRACT ENDANG SETIANINGSIH SUSILORINI, The Role of PKK Motivator Team in village in Empowering Society, Study in Subdistrict Rejomulyo, District Kartoharjo, Madiun City. Research on women usually aims to the individual female object who occupies formal position, for example a village chief, a head of district, and so on. So far the discussion about groups of women who are active in organization, such as “PKK” ( program at village level to educate women on various aspects of family welfare ), “Jama’ah Yasin” ( a community of women to educate them in religious affairs, forexample organizing Islam preaching ), “Arisan” club ( a regular social gathering whose members contribute to and take turns at winning an aggregate sum of money ), etc have not been touched. The Motivator Team of “PKK” in village has a significant role inpeople empowerment. The main duty to carry out is empowering the potency of village women that they are able to be independent and useful for their families and society. As a formal organization, but a more semi-formal in practice with the characteristic of dedication, it requires strong will, good intention, solidarity and teamwork among the members, To Motivator Team of “PKK” in Subdistrict Rejomulyo has proven itself as an organization which is capable to empower the people and society. But so far, the role has been seen only from the surface, for examples their success to become winner, to gain some awards, etc. This research has the goal to find out how far the role of the Motivator Team of “PKK” in Subdistrict Rejomulyo has gone in empowering their society. Beside that, it also aims to find impediment and supporting factors which influence the activities in gaining their success. In this effort, the researcher used the base of interaction theory as an effort to reveal the matters pertaining to meaning, self-concept, and individual thought either as the board member/management or as a commoner. This research used qualitative approach, with data collecting methods of interviews, observation and documentation, meanwhile data analysis method is carried out 189

Upload: lamkhanh

Post on 18-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

PERAN TIM PENGGERAK PKK KELURAHAN DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan

Kartoharjo, Kota Madiun)

Oleh :

Endang Setianingsih Susilorini

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Soerjo Ngawi

ABSTRACT

ENDANG SETIANINGSIH SUSILORINI, The Role of PKK Motivator Team in

village in Empowering Society, Study in Subdistrict Rejomulyo, District

Kartoharjo, Madiun City.

Research on women usually aims to the individual female object who

occupies formal position, for example a village chief, a head of district, and so

on. So far the discussion about groups of women who are active in organization,

such as “PKK” ( program at village level to educate women on various aspects

of family welfare ), “Jama’ah Yasin” ( a community of women to educate them

in religious affairs, forexample organizing Islam preaching ), “Arisan” club ( a

regular social gathering whose members contribute to and take turns at winning

an aggregate sum of money ), etc have not been touched. The Motivator Team of

“PKK” in village has a significant role inpeople empowerment. The main duty

to carry out is empowering the potency of village women that they are able to be

independent and useful for their families and society.

As a formal organization, but a more semi-formal in practice with the

characteristic of dedication, it requires strong will, good intention, solidarity

and teamwork among the members, To Motivator Team of “PKK” in Subdistrict

Rejomulyo has proven itself as an organization which is capable to empower the

people and society. But so far, the role has been seen only from the surface, for

examples their success to become winner, to gain some awards, etc. This

research has the goal to find out how far the role of the Motivator Team of

“PKK” in Subdistrict Rejomulyo has gone in empowering their society. Beside

that, it also aims to find impediment and supporting factors which influence the

activities in gaining their success.

In this effort, the researcher used the base of interaction theory as an

effort to reveal the matters pertaining to meaning, self-concept, and individual

thought either as the board member/management or as a commoner. This

research used qualitative approach, with data collecting methods of interviews,

observation and documentation, meanwhile data analysis method is carried out

189

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

by making interpretation on data in the forms of words combined with

observation results and data documentation.

The result of the research shows that the factors that influenced the

success of the Motivator Team of “PKK” in Subdistrict Rejomulyo are the

leadership patterns of the head of the “PKK” Motivator Team, which

charismatic, discipline, and responsible. The condition influences the attitude

and meaning of the individuals in the management towards the importance of

the “PKK” role for the village society. so that the organization can run well.

The “PKK” Motivator Team of the village has succeeded in empowering the

village society, especially the housewives, by establishing a saving and loan

cooperative an “arisan” club as facilities to increase and develop working

capital, performing religious activities in the form of “Yasin club” and

motivating people in the environment awareness.

KEY WORD : The meaning of PKK, the performance of PKK,

the impediment and supporting factors.

190

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan amanat,

jjiwa, semangat, nilai dan

consensus dasar berdirinya

Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana

tercantum dalam Pembukaan

UNdang-Undang Dasar 1945,

Indonesia ke depan adalah

Indonesia yang maju dan ber-

kembang, tahan menghadapi

goncangan perubahan-peru-

bahan,baik yang berasal dari luar

negeri maupun dari dalam negeri

sendiri.

Bangsa Indonesia telah

memasuki era globalisasi dan

demokrasi yang maju serta serta

desentralisasi yang luas dengan

pelaksanaan otonomi daerah

yang bertujuan untuk

mendekatkan dan meningkatkat

pelayanan guna tercapainya

kesejahteraan masyarakat karena

pada hakekat pembangunan

nasional adalah pembangunan

manusia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat

Indonesia seutuhnya, yang akan

terwujud apabila kesejahteraan

keluarga dan masyarakat dapat

dilaksanakan dengan baik.

Namun demikian kita

masih menghadapai berbagai

permasalahan pada aspek yaitu

antara lain masalah moral,ingin

menang sendiri, kurangnya

budaya malu. Bahkan yang

sedang dihadapi sekarang adalah

masalah ekonomi kerakyatan,

pendidikan, kesehatan, kekerasan

dalam rumah tangga, perda-

gangan perempuan dan anak, dan

sebagainya. Semuanya itu

memerlukan prioritas untuk

penanganan dan penang-

gulangannya.

Tidak terpenuhinya secara

baik kebutuhan dasar masyarakat

menjadi salah satu sebab

melemahnya partisipasi masya-

rakat, gerakan PKK sebagai

bentuk partisipasi masyarakat,

telah cukup lama bergerak dan

mengisi pembangunan melalui

10 Program Pokok PKK perlu

ditingkatkan.

Selama ini peran Ketua

Tim Penggerak PKK Kelurahan

biasanya langsung dijabat oleh

istri Kepala Kelurahan.

Hubungan antara ketua Tim

Penggerak PKK dengan Kepala

Kelurahan sebagai keluarga atau

suami istri, secara langsung akan

mempengaruhi lahirnya

kebijakan-kebijakan di

pemerintahan tingkat Kelurahan.

Sebagai istri, sedikit banyak

memiliki pengaruh dan tempat

pertimbangan Kepala Kelurahan

dalam hal merumuskan kebij-

akan-kebijakan dalam pemerin-

tahan di tingkat Kelurahan. Di

samping itu sebagai istri kepala

Kelurahan, kedudukan sebagai

Ketua Tim Penggerak PKK

191

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Kelurahan juga jelas memiliki

peran dalam pembangunan

Kelurahan. Kegiatan-kegiatan

PKK di Kelurahan merupakan

wujud upaya Ketua Tim

Penggerak PKK untukikut

berpartisipasi dalam

pembangunan Kelurahan.

Dari adanya kenyataan

tersebut di atas, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian

tentang peran Tim Penggerak

PKK di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun dalam pemberdayaan

masyarakat. Judul penelitian ini

yaitu : Peran Tim Penggerak

PKK dalam Pemberdayaaan

Masyarakat (Studi Tentang

Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan

Masyarakat Di Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan

Kartoharjo, Kota Madiun).

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan latar

belakang masalah tersebut di

atas, maka dapat dirumuskan

beberapa rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Tim

Penggerak PKK Kelurahan

Rejomulyo dalam pember-

dayaan masyarakat di Ke-

lurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun, melalui pelaksanaan

program kegiatan PKK?

2. Bagaiman factor pendukung

dan penghambat pelaksanaan

program kegiatan Tim

Penggerak PKK dalam

pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun, melalui pelaksanaan

program kegiatan PKK?

3. Bagaimana masyarakat

memaknai pelaksanaan

program kegiatan Tim

Penggerak PKK dalam

pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun, melalui pelaksanaan

program kegiatan PKK ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar

belakang dan rumusan masalah

di atas, maka penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mendiskripsikan peran

Tim Penggerak PKK dalam

pelaksanaan program kegiatan

sebagai wujud pemberdayaan

masyarakat di Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan

Kartoharjo, Kota Madiun.

2. Untuk mendiskripsikan

factor-faktor yang mengham-

bat dan mendukung pelak-

sanaan program kegiatan Tim

Penggerak PKK dalam

pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan Rejomulyo,

192

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun.

3. Untuk mendiskripsikan

pemaknaan masyarakat pada

program kegiatan Tim

Penggerak PKK dalam

pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasilpenelitian ini

diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi

pengembangan ilmu yang

berhubungan dengan

Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga dalamkajian

sosiologi.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi

referensi bagi peneliti lain,

yang ingin mengadakan

penelitian lanjutan dengan

tema yang sejenis.

b. Hasil penelitian ini dapat

memberikan masukan dan

saran dalam perencanaan dan

pengambilan kebijakan serta

perbaikan-perbaikan

pelaksanaan kebijakan, terkait

dengan peran wanita dalam

pembangunan Kelurahan.

c. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat

bagi pemerintah Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan

Kartoharjo, Kota Madiun

dalam upaya untuk

meningkatkan peran Tim

Penggerak PKK dalam

memperjuangkan

kesejahteraan Keluarga.

II. TINJAUAN PUSTAKA

DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pola kepemimpinan

wanita dalam perspektif

sosiologi

Dalam perspektif

sosiologi, setiap

pembahasan masalah konflik

dan strategi peran

kepemimpinan tidak bisa

dipisahkan dengan struktur

social yang bersifat vertical.

Dalam struktur social yang

demikian, masyarakat

dipilihlah menjadi dua

kategori, yaitu pemimpin

dan masa, Pemimpin

dicirikan oleh

kemampuannya

menggunakan kekuasaan

dan keberdayaannya sebagai

panutan, sedangkan masa

dicirikan oleh

ketundukannya pada

kekuasaan dan ketidak-

berdayaan dalam

menentukan keputusan.

Pemimpin, meminjam

ucapan Usman (1990:1-2),

ketua berada di pusat atau

berada di sekitar system

193

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

kerja, sedangkan masa

terletak di pinggiran.

Sehingga dalam

perspektif kepemimpinan,

Dale Timpe

mengembangkan dua bidang

utama yang menjadi fungsi

kepemimpinan yaitu

bertalian dengan pekerjaan

atau tugas yang harus

diselesaikan dan

kekompakan dari orang-

orang yang dipimpin (Dale

Tipe, 1993:78). Fungsi yang

bertalian dengan pekerjaan

disebut fungsi tugas

sedangkan fungsi yang

bertalian dengan

kekompakan kelompok

disebut fungsi relasi antar

manusia dalam kelompok.

2. Perempuan dan

pembangunan

Berkenaan dengan

pola pemikiran modern

tentang modernisasi

pembangunan internasional,

didapatkan bahwa

pembangunan merupakan

proses kemajuan yang

berjalan secara linier dan

pasti. Dalam kenyataannya

posisi perempuan berada di

belakang, kurang

diperhatikan (Sugiarti,

2002:38). Dengan lain

perkataan, posisi perempuan

tetingggal dalam proses

pembangunan. Hal ini

terjadi di hamper seluruh

Negara –negara dunia

internasional, terutama pada

Negara-negara berkembang.

Untuk lebih

meningkatkan peran

perempuan dalam pem-

bangunan maka ditempuhlah

strateg yang berpijak dari

dua sasaran. Pertama,

pentingnya prinsip

egalitarian. Prinsip

egalitarian adalah

kepercayaan bahwa semua

orang sederajat. Egalitarian

adalah doktrin atau

pandangan yang menyatakan

bahwa manusia ditakdirkan

sama sederajat. Kedua,

menitikberatkan pada

pengadaan program yang

dapat mengurangi atau

menghapuskan diskriminasi

yang dialami oleh para

perempuan di sector

produksi. Artinya sector

public tidak harus

didominasi oleh kaum laki-

laki saja akan tetapi juga

memberikan kesempatan

yang sama kepada

perempuan untuk dapat

berperan aktif sebagaimana

mestinya.

3. Peran Tim Penggerak

PKK sebagai lembaga

kemasyarakatan Sebagaimana

dipaparkan dalam UU No.

194

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

32 tahun 2004 bahwa di

dalam Desa/Kelurahan

terdapat tiga kategori kelem-

bagaan yang memiliki

peranan dalam tata kelola

Desa/ Kelurahan, yaiyu

pemerintah desa/kelurahan,

Badan Permusyawaratan

desa/kelurahan, dan lembaga

Kemasyarakatan. Dalam

UNdang-Undang tersebut

disebutkan bahwa

penyelenggaraan urusan

pemerintahan di tingkat

desa/kelurahan dilaksanakan

oleh pemerintah

desa/kelurahan dan Badan

Permusyawaratan desa/

kelurahan. Pemerintah desa/

kelurahan ini dijalankan

untuk mengatur dan

mengurus kepentingan

masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan

adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam

system pemerintahan di

Negeri ini.

Merujuk pada

kondisi tersebut di atas,

tampaknya persoalan

partisipasi masyarakat dalam

proses pembangunan harus

diwadahi dalam

kelembagaan yang jelas

serta memiliki legitimasi

yang cukup kuat di mata

masyarakat. Dalam Undang-

Undang No. 32 tahun 2004

sebenarnya telah dibuka

ruang terkait kelembagaan

partisipasi masyarakat

tersebut melalui

pembentukan lembaga

kemasyarakata sesuai

dengan kebutuhan dan

merupakan mitra pemerintah

dalam memberdayakan

masyarakat. Salah satu

lembaga tersebut adalah

Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga

(PKK).

Lembaga

kemasyarakatan mempunyai

tugas membantu pemerintah

dan merupakan mitra

dalammemberdayakan

masyarakat. Pembentukan

lembaga kemasyarakatan

ditetapkan dengan sebuah

peraturan. Hubungan kerja

antara lembaga

kemasyarakatan dengan

pemerintah bersifat

kemitraan, konsultatif dan

koordinatif dalam

hubungannya dengan

kemampuan kepemimpinan

4. Peran dalam perspektif

Sosiologi

Peran sebagai

perilaku yang diharapkan

dari seseorang dalam status

tertentu, maka perilaku

peran adalah perilaku yang

sesungguhnya dari orang

yang melakukan peran

195

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

tersebut. Namun demikian

perilaku peran

dimungkinkan dapat berbeda

dengan yang diharapkan,

karena perbedaan cara

pandang tersebut

Status dan peran

dalam perspektif sosiologi

dapat dibedakan menjadi

dua yaitu peran dan status

yang ditentukan dan yang

diperjuangkan. Status dan

peran yang ditentukan

menyangkur serangkaian

peran yang telah ditetapkan

dengan criteria yang telah

diketahui terlebih dahulu

seperti jenis kelamin,

tingkatan usia, ras. Kelas

social dan agama.

Sedangkan status dan peran

yang diperjuangkan adalah

suatu kedudukan social yang

diperoleh melalui pilihan

individual dan persaingan.

Dalam hal status dan peran

yang diperjuangkan ini

dimungkinkan sering

dicapai dengan

pengorbanan, dan dengan

resiko yang besar yakni

kegagalan.

Dalam memainkan

peran, seseorang sering

mengalami konflik peran,

yang muncul dari kondisi

yang bertentangan antara

peran tunggal dan peran-

peran lainnya. Konflik peran

ini dapat diatasi, dengan

pengelolaan peran-peran

sehingga seseorang dapat

mengambil sikap dengan

menentukan dan melakukan

peran pada saat-saat dan

permasalahan tertentu, yang

berbeda dengan saat-saat

dan permasalahan lainnya.

Oleh sebab itu, kegagalan

seseorang dalam memainkan

satu peran tertentu

merupakan hal yang umum,

tetapi dimungkinkan

berhasil memainkan

perannya yang lain.

B. LANDASAN TEORI

1. Interaksi Simbolik

Pemahaman atas masalah

dalam penelitia ini didasarkan

pada pendekatan ini didasarkan

pada pendekatan teoritik

interaksi simbolik. Menurut

Basrowi (2004:103) interaksi

simbolik merupakan interaksi

yang berlangsung antar individu

berdasarkan symbol-simbol

sebagai salah satu konsep

terpenting dalam sosiologi.

Asumsi-asumsi yang mendasari

kerangka pemikiran tersebut

adalah (1). Manusia bertindak

terhadap sesuatu atas dasar

makna-makna yang dimiliki

benda-benda atau yang

dibendakan bagi masyarakat, (2).

Makna-makna tersebut

merupakan hasil dari interaksi

social dalam masyarakat

196

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

manusia.. (3). Makna-makna

dimodifikasi dan ditangani

melalui suatu proses penafsiran

yang digunakan oleh setiap

individu dalam keterlibatannya

dengan benda-benda yang

dihadapi.

Menurut Blumer, studi

masyarakat merupakan studi dan

tindakan bersama ketimbang

prasangka terhadap apa yang

dirasanya sebagai system yang

kabur dari berbagai fungsional

yang sukar dipahami.

Masyarakat merupakan hasil

ineraksi-interaksi simbolik dan

aspek inilah yang harus

merupakan masalah bagi

sosiolog. Bagi Blumer dalam

bukunya Muhammad Basrowi

(2004:90), keistimewaan

pendekatan kaum interaksionis-

simbolis ialah manusia dilihat

sering menafsirkan atau

membatasi masing-masing

tindakan mereka dan bukan

hanya saling berinteraksi kepada

setiap tindakan itu menurut

mode stimulus-respon.

Seseorang tidak langsung

memberi respon pada tindakan

orang lain, tetapi didasari oleh

pengertian yang diberikan

kepada tindakan itu. Interaksi

manusia dijembatani oleh

penggunaan symbol-simbol

penafsiran, kepastian makna dari

tindakan-tindakan orang lain.

Dalamkasus perilaku manusia,

media semacam ini sama dengan

penyisipan suatu proses

penafsiran diantara stimulus dan

respon.

Dengan demikian teori ini

dapat digunakan sebagai

perangkat analisis dalam melihat

berbagai interaksi di masyarakat

baik yang berhubungan dengan

factor-faktor internal maupun

eksternal diri yang

termanifestasikan dalam

kehidupan social kemasyara-

katan. Lebih dari itu juga dapat

dipahami bahwa interaksi

simbolik merupakan pemahaman

atas interaksi yang kompleks

dalam masyarakat dengan

banyaknya symbol-simbol dan

keragaman kultur. Sehingga

dalam konteks otonomi

kelurahan, teori ini perlu sebagai

pemahaman untuk dijadikan

salah satu landasan pemikiran

dalam melihat berbagai

fenomena sosial.

III. METODE PENELITIAN.

A. Pendekatan Yang

Digunakan

Berdasarkan rumusan

masalah yang telah peneliti

kemukakan di muka, maka

penelitian ini dilakukan dengan

memakai pendekatan kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong

(1994:4) bahwa yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif

adalah penelitian yang

197

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Digunakannya pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini,

karena memiliki kesesuaian

dengan permasalahan yang akan

diteliti. Menurut Lexy J.

Moleong (1994:5) permasalahan

tentang ciri-ciri penelitian

kualitatif yakni : (1) Pendekatan

penelitian ini lebih fleksibel, (2)

Lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman pengaruh dan

terhadap pola-pola nilai-nilai

yang dihadapi, (3) Dapat

menyajikan secara langsung

hakekat hubungan antar peneliti

dan informan.

Dipilihnya pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini,

karena di sini peneliti bermaksud

ingin mendiskripsikan pokok

permasalahan yang berhubungan

dengan proses domestikasi dan

bentuk peran suami pada lapisan

bawah. Metode deskripsi ini

sebenarnya dimaksudkan selain

untuk memberikan gambaran

terhadap fenomena, juga

berusaha menerangkan

hubungan antar berbagai unsur

yang mempengaruhinya..

Adapun masalah yang diteliti

nantinya dideskripsikan denngan

perincian sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Tim

Penggerak PKK Kelurahan

Rejomulyo dalam

pemberdayaan masyarakat

di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun, melalui

pelaksanaan program

kegiatan PKK

2. Bagaiman factor pendukung

dan penghambat

pelaksanaan program

kegiatan Tim Penggerak

PKK dalam pemberdayaan

masyarakat di Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan

Kartoharjo, Kota Madiun,

melalui pelaksanaan

program kegiatan PKK

3. Bagaimana masyarakat

memaknai pelaksanaan

program kegiatan Tim

Penggerak PKK dalam

pemberdayaan masyarakat

di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun, melalui

pelaksanaan program

kegiatan PKK

B. Informan Penelitian.

Informan penelitian ini

adalah anggota masyarakat dari

berbagai tingkat sosial ekonomi

maupun ideologi, namun dibatasi

jumlahnya untuk mengggali dan

mencari jawaban mengenai pola

kepemimpinan Ketua Tim

Penggerak PKK (di Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan

198

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Kartoharjo, Kota Madiun).

Dalam penentuan informan,

peneliti menggunakan teknik

purposive sampling yakni

dengan pertimbangan informan

dapat memberikan informasi

yang diperlukan peneliti. Untuk

itu, dalam penelitian ini diambil

tujuh informan, yakni (1) Kepala

Kelurahan, (2) Ketua Tim

Penggerak PKK, (3) Pengurus

dalam Tim Penggerak PKK (4)

Tokoh masyarakat, (5) Tokoh

pemuda, (6) Tokoh perempuan,

(7) Tokoh Agama.

C. Sumber Data Penelitian.

Sumber data penelitian ini

diambil dari : (1) Informan , (2)

Tempat dan Peristiwa, (3) Arsip

dan dokumen yang berhubungan

dengan tema dan masalah

penelitian. Dalam hal ini

informan merupakan salah satu

dari sumber data penelitian ini.

Adapun pertimbangan

peneliti dalam pemilihan

informan tersebut diantaranya

adalah:

1. Informan benar-benar

berkompeten dalam

permasalahan penelitian.

2. Mudah ditemui atau

memiliki waktu yang

memadai untuk dimintai

informasi.

3. Dapat memberikan

keterangan yang diperlukan

peneliti.

D. Penentuan Lokasi

Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun didasarkan atas

pertimbangan :

1. Keberadaan masyarakat

yang cukup representatif

untuk mencari data

mengenai penelitian, lokasi

tidak jauh dari lokasi tempat

tinggal peneliti sehingga

memudahkan dalam

melaksanakan penelitian.

2. Sumber data, informan dan

instrumen penelitian telah

memiliki hubungan sosial

yang secara kualitatif dapat

diharapkan memperoleh data

yang valid untuk

menganalisis masalah

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi dalam penelitian

ini adalah observasi

partisipasi pasif yakni

peneliti datang di tempat

kegiatan informan yang

diamati, tetapi tidak ikut

terlibat dalam kegiatan.

Namun demikian peneliti

mengamati secara cermat

pada informan.

2. Wawancara yang akan

dilakukan adalah wawancara

tak berstruktur yakni

199

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

wawancara yang bebas,

dalam hal ini peneliti tidak

menggunakan pedoman

wawancara yang telah

tersusun secara sistematis

dan lengkap dalam

pengumpulan datanya.

Pedoman yang digunakan

dalam penelitian ini hanya

berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan

ditanyakan. Namun

demikian peneliti di sini

menggunakan pedoman

yang benar-benar terarah

pada permasalahan

penelitian.

F. Pengolahan dan Analisa

Data

Analisa data penelitian ini

menggunakan analisa data model

Miles and Huberman, dengan

langkah-langkah sebagai berikut

: (1) Data reduction (reduksi

data) yaitu merangkum, memilih

hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya.

(2) Data display (penyajian data)

yaitu dalam bentuk uraian

singkat dengan teks yang bersifat

naratif, dan hubungan antar

kategori, 3) Penarikan

kesimpulan dan verifikasi. yaitu

suatu penafsiran data-data dari

sajian yang telah dilakukan

sebelumnya. Kesimpulan dalam

hal ini untuk menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak

awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian masih

bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitaian

berada di lapangan.

Pada prinsipnya, analisis

data terdiri dari dua bagian yaitu

: pertama analisis terhadap data

yang dihasilkan melalui

pengamatan secara langsung

berkenaan dengan peran Tim

Penggerak PKK Kelurahan

dalam pemberdayaan masyarakat

di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota

Madiun..

G. Keabsahan Data

Sebagaimana dikemukakan

oleh Lincoln dan Guba (dalam

Lexy J. Moleong, 2001: 171)

mengenai keabsahan data :

Keabsahan data merupakan

konsep penting yang

diperbaharui dari konsep

kesahihan (validitas)

dankeandalan (reliabilitas).

Dalam penelitian kualitatif ada

empat kriteria yang digunakan,

yaitu : kepercayaan (credibility),

keteralihan ( transferability),

ketergantungan (dependen-

dability) dan kepastian

(confirmability).

IV. PEMBAHASAN

A. Peran Tim Penggerak

PKK di Kelurahan

Rejomulyo

200

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

1. Implementasi 10

program pokok PKK

Untuk melihat

pelaksanaan program

kerja PKK di Kelurahan

Rejomulyo, peneliti

melakukan pengamatan

dan wawancara dengan

beberapa informan. Hasil

wawancara menunjukkan

bahwa kegiatan yang

sudah dilakukan adalah

kegiatan rutin yang sudah

terjadwalkan. Sedangkan

kegiatan yang sedang

dilakukan adalah

kegiatan pelaksanaan

program kerja dari

Kelompok Kerja (Pokja)

I sampai dengan Pokja IV

yang telah disusun pada

awal tahun, dengan

perincian sebagai berikut

:

POKJA I, mengelola

program Penghayatan

dan Pengamalan

Pancasila dan gotong

royong. Kegiatannya

antara lain: meningkatkan

pemahaman pengamalan

Pancasila, budi pekerti

melalui kegiatan yasinan,

mengadakan Pembinaan

pola asuh anak dan

remaja, mengadakan

penyuluhan tentang

bahaya penyalahgunaan

Narkoba, Sosialisasi Pos

Curhat, pembinaan

Lansia, penyuluhan

trafiking dan KDRT,

meningkatkan kerja bakti

masal, dan sebagainya.

POKJA II, mengelola

program Pendidikan dan

Ketrampilan, dan

Pengembangan

Kehidupan Berkoperasi.

Kegiatannya antara lain:

Sosialisasi Taman

Posyandu, peningkatan

tumbuh kembang balita

melalui Taman Posyandu,

meningkatkan

kemampuan ketrampilan

perempuan,

meningkatkan

kesejahteraan keluarga

melalui pinjaman modal

usaha dari Koperasi

Wanita Kelurahan

Rejomulyo, dan

sebagainya.

POKJA III, mengelola

program Pangan,

Sandang, Perumahan dan

Tata Laksana Rumah

Tangga. Kegiatannya

antara lain: pembudayaan

penganekaragaman

makanan non beras dan

non terigu, peningkatan

pendapatan keluarga

melalui pemanfaatan

tanaman produktif,

menggalakkan kegiatan

Kawasan Rumah Pangan

201

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Lestari (KRPL),

mengoptimalkan

HATINYA PKK dengan

tanaman produktif dan

TOGA. Sosialisasi

penggunaan pakaian

dalam negeri yang sopan

dan pantas, penyuluhan

rumah dengan tata

lingkungan yang bersih

dan sehat, mengelola

dana untuk sampah,

mengusahakan dana

pemugaran rumah bagi

warga yang kurang

mampu, dan sebagainya.

POKJA IV, mengelola

program Kesehatan,

Kelestarian Lingkungan

Hidup dan Perencanaan

Sehat. Kegiatannya

antara lain: menurunkan

Angka Kematian Ibu dan

Bayi, meningkatkan

gerakan ASI ek, dan

PHBS, pembinaan

Posyandu Balita,

meningkatkan kesadaran

masyarakat pentingnya

lingkungan hidup,

membuat percontohan

kawasan bersih,

melestarikan budaya

menabung, sosialisasi

pendewasaan usia

perkawinan dan

reproduksi sehat, dan

sebagainya.

Sedangkan untuk

kegiatan yang akan

dilakukan adalah berupa

rencana kegiatan di tahun

berikutnya, yang telah

dikonsultasikan dengan

seluruh jajaran pengurus,

tokoh masyarakat dan

pemerintahan mengacu

pada prioritas kegiatan

yang telah ditentukan

oleh Tim Penggerak

tingkat Kota.

Dengan demikian

pemberdayaan

masyarakat yang

dilakukan oleh Tim

Penggerak PKK

Kelurahan Rejomulyo

adalah upaya upaya untuk

memberikan tempat dan

kesempatan kepada

masyarakat untuk lebih

menggali potensi dan

kemampuannya sendiri

agar mereka mampu

memecahkan

permasalahan yang

mereka hadapi.

2. Kelengkapan

Organisasi dan

Administrasi

PKK.

Kelengkapan

organisasi dan

administrasi mencakup

struktur kepengurusan,

kelengkapanpengurus,

keberadaan

202

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

ruang/kantor,papan data,

program kerja, rencana

kegiatan, buku laporan

kegiatan, dan sebagainya.

Dari data dokumen

yang peneliti peroleh,

bidang keadministrasian

PKK Kelurahan

Rejomulyo tergolong

lengkap. Mulai dari buku

agenda, notulen rapat,

rencana program kerja,

buku catatan kegiatan,

buku kunjungan, buku

tamu, buku laporan

kegiatan, dan sebagainya.

Dengan

memperhatikan

kelengkapan data dan

beberapa penjelasan,

tampak bahwa salah satu

factor keberhasilan

pelaksanaan

programkegiatan PKK

Kelurahan Rejomulyo

adalah kelengkapan

organisasi dan

administrasi.

Kelengkapan organisasi

memberikan pengaruh

pada pendelegasian tugas

yang merata, jelas dan

adil.

Kelengkapan

organisasi dan

administrasi merupakan

bentuk pemberdayaan

para pengurus secara adil

dan penuh tanggung

jawab.

3. Pola kepemimpinan

Ketua Tim Penggerak

PKK

Berdasarkan

penelitian, menunjukkan

adanya jalinan hubungan

yang baik antara ketua

Tim Penggerak PKK

dengan pengurus, dan

juga dengan masyarakat.

Dalam upaya untuk

menjalankan fungsi

kepemimpina bertalian

dengan pekerjaan atau

tugas yang harus

diselesaikan dan

kekompakan dari orang-

orang yang dipimpin,

Ketua Tim Penggerak

PKK ini dalam

menjalankan tugasnya

juga sangat memegang

prinsip bahwa dalam

pendelegasian tugas

harus sesuai dengan tugas

dan fungsinya masing-

masing. Dan dalam

menjalankan roda

organisasi, juga sangat

menjaga terjadinya

komunikasi yang baik

dan jujur.

B. Faktor-faktor yang

mendukung dan

menghambat peran Tim

203

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Penggerak PKK

Kelurahan Rejomulyo.

1. Faktor Pendukung.

a. Adanya dukungan

dari PKK tingkat

Kecamatan dan

tingkat Kota.

Dukungan PKK

tingkat Kecamatan dan

Kota ditunjukkan dengan

kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh Tim

Penggerak PKK

Kecamatan dan PKK

Kota. Setiap satu tahun

sekali PKK Kota

memberikan dana kepada

PKK Kelurahan dan PKK

Kecamatan untuk

pelaksanaan kegiatan.

Tiga kali dalam satu

tahun PKK Kota

mengadakan rapat Pleno

dengan menghadirkan

Tim Penggerak PKK

Kelurahan dan

Kecamatan (Ketua,

Bendahara, Sekretaris,

Ketua Pokja I sampai

dengan IV). Keaktifan

PKK di pemerintahan

atasannya itu memotivasi

PKK Kelurahan untuk

melaksanakan tugas yang

dibebankan dengan

sebaik mungkin. Di

samping itu pemberian

reward, berupa hadiah,

penghargaan juga

merupakan dukungan dan

motivasi yang

mendukung pelaksanaan

kegiatan PKK di

Kelurahan Rejomulyo.

b. Adanya dukungan

dari Pemerintah

Kelurahan

Selain dari PKK

Kota dan Kecamatan,

factor pendukungnya

berasal dari Pemerintahan

Kelurahan. Dukungan

tersebut antara lain

penyediaan sarana

gedung untuk pertemuan

PKK, selain itu para

pegawai Kelurahan juga

sering ikut terjun

langsung membantu

pelaksanaan program

kerja PKK Kelurahan.

2. Faktor

Penghambat

Peran Tim

Penggerak PKK

Kelurahan

Rejomulyo.

Faktor Sumber

Daya Manusia di

Kelurahan Rejomulyo

merupakan factor

penghambat peran Tim

Penggerak PKK. PKK

merupakan suatu gerakan

pemberdayaan

masyarakat yang bersifat

sosial sehingga tidak ada

imbalannya. Maka

204

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

kebanyakan anggota

PKK kalau dijadikan

pengurus yang duduk di

Tim Penggerak PKK

banyak yang tidak mau.

Ada yang mau jadi

pengurus Tim Penggerak

PKK tetapi mereka tidak

begitu mampu untuk

melaksanakan tugas yang

dibebankannya

disebabkan latar belakang

pendidikannya yang

sangat minim, Sebe-

narnya banyak anggota

PKK di Kelurahan

Rejomulyo latar

belakang pendidikannya

yang cukup lumayan

namun mereka tidak mau

untuk dijadikan pengurus

di Tim Penggerak PKK.

Di Rejomulyo khususnya

agak kesulitan dalam

mencari kader PKK yang

mau dan mampu untuk

diajak masuk

kepengurusan Tim

Penggerak PKK.

C. Pemaknaan Warga

Masyarakat Terhadap

PKK dan Kegiatannya

Pemaknaan Ketua Tim

Penggerak PKK pada organisasi

PKK sebagai organisasi

kemasyarakatan yang memiliki

peranan penting dalam

pemberdayaan masyarakat.

Tindakan Ketua Tim Penggerak

PKK yang selalu konsisten

dalam penegakan disiplin dengan

disertai tindakan tegas, sebagai

upaya membentuk norma

berorganisasi, dengan disertai

ketauladanan, secara perlahan

telah membentuk keseragaman

pemaknaan yang sama di antara

individu pengurus.

Pengaruh pemaknaan ketua

Tim Penggerak PKK terhadap

PKK sebagai sebuah organisasi

yang harus dijalankan dengan

disiplin, ikhlas dan penuh

tanggung jawab, sebagai tempat

untuk memberdayakan

masyarakat, secara perlahan-

lahan telah mengubah

pemaknaan oleh masing-masing

individu pengurus, Sikap tegas

dan kebiasaan memberikan

teguran yang dimaknai sebagian

besar pengurus, bukan semata-

mata untuk mengukuhkan

dirinya sebagai pemimpin yang

berwibawa, tegas agar dihormati

bawahannya, melainkan sebagai

upaya mengubah kebiasaan

masyarakat yang kurang disiplin

menimbulkan respon positif.

Organisasi PKK sebagai

obyek tidak mempunyai makna

yang intrinsic, melainkan makna

lebih merupakan produk

interaksi-simbolis antar individu

masyarakat di dalamnya.

Kesamaan pemaknaan pada PKK

yang merupakan latar belakang

munculnya kerja sama,

205

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

kekompakan kerja dan rasa

tanggung jawab yang tinggi.

Salah satu pandangan lain

interaksi simbolik, menganggap

tindakan manusia sebagai

tindakan interpretative yang

dibuat oleh manusia sendiri,

Tindakan tersebut saling

dikaitkan dan disesuaikan oleh

anggota-anggota kelompok. Hal

ini disebut sebagai tindakan

bersama yang dibatasi sebagai

“organisasi social dari pelaku

tindakan-tindakan berbagai

manusia”. Sebagian besar

tindakan bersama tersebut

berulang-ulang dan stabil,

melahirkan apa yang disebut

para Sosiolog sebagai

“kebudayaan” dan aturan social.

Dalam hal ini tindakan disiplin,

bertanggung jawab dan serius

atau aktif dalam kegiatan PKK,

merupakan perilaku yang

dilakukan secara berulang-ulang

dan stabil, yang akhirnya

membentuk aturan yang

mengikat seluruh unsure

organisasi.\

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil

penelitian dan analisis data

sesuai dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian, maka

dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Bahwa Tim Penggerak PKK

di Kelurahan Rejomulyo

memiliki peran yang sangat

berarti terhadap

pemberdayaan masyarakat

terutama kaum Ibu dalam

meningkatkan

kemampuannya.

2. Tim Penggerak PKK

Kelurahan Rejomulyo telah

berhasil memberdayakan

sikap masyarakat untuk

melaksanakan 10 program

pokok PKK.

3. Faktor pendukung

keberhasilan Tim Penggerak

PKK dalam pemberdayaan

masyarakat adalah berasal

dari masyarakat, pemerintah

tingkat Kelurahan,

Kecamatan, dan tingkat

Kota, juga didukung oleh

Ketua Tim Penggerak PKK

yang memegang prinsip

disiplin, tegas, dan ikhlas,

selain itu ada persamaan

pemaknaan dalam

masyarakat Kelurahan

Rejomulyo terhadap PKK.

4. Faktor penghambat

keberhasilan Tim Penggerak

PKK adalah kurangnya

Sumber Daya Manusia yang

mau dan mampu untuk

terjun dalam kepengurusan

Tim Penggerak PKK.

B. Saran

Dengan

mempertimbangkan kesimpulan

di atas, maka peneliti

206

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

memberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Rejomulyo perlu

lebih ditingkatkan demi

terwujutnya keluarga

sejahtera yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, berbudi luhur, sehat

mandiri, berkeadilan, maju,

kesetaraan gender serta

kesadaran hokum dan

lingkungan.

2. Untuk mencapai tujuan

gerakan PKK dalam

pelaksanaanya di lapangan

perlu adanya peningkatan

dukungan dan koordinasi

dengan Dewan Penyantun

Tim Penggerak PKK di

semua jenjang dan dengan

lembaga lain.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan, (1992),

Pengantar Metoda

Penelitian Kualitatif,

Surabaya: Usaha Nasional.

Astrid Susanto, (1997),

Pengantar Sosiologi dan

Perubahan Sosial,

Bandung: Bina Cipta.

Arief Budiman, (1982),

Pembagian Kerja Secara

Seksual, Jakarta:

Gramedia.

Dewi Wulansari, (2009),

Sosiologi Konsep dan

Teori, Bandung: PT

Refika.

Giddens Anthony, Daniel Bell,

Michel Forse, etc, (2004),

Sosiologi, Sejarah dan

Berbagai Pemikirannya,

Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Hardjito Notopuro, (1984),

Peranan Wanita Dalam

Masa Pembangunan di

Indonesia, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Joedonegoro, (1984), Peranan

Wanita Dalam

Perkembangan

Masyarakat Desa, Jakarta:

Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

Jones PIP, (2010), Pengantar

Teori-teori Sosial, Jakarta:

Pustaka Obor Indonesia.

Julia C,M, (2007), Gender &

Pembangunan,

Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Khairudin, (2008), Sosiologi

Keluarga, Yogyakarta:

Liberty.

Mansour Fakih, (1999), Analisis

Gender & Transformasi

Sosial, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J, (2004),

Metode Penelitian

Kualitatif, Bandung:

Rosdakarya.

Muhammad Hatta, (1979),

Partisipasi Angkatan Kerja

207

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK

Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Indonesia, Jakarta: CV.

Rajawali.

Nani Soewondo, (1984),

Kedudukan Wanita

Indonesia Dalam Hukum

dan Masyarakat, Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Nasikun, (1995), Sistem Sosial

Indonesia, Jakarta: PT,

Raja Grafindo Persada.

Pino & Wittermans, (1980),

Kamus Inggris-Indonesia,

Jakarta: Pradnya Paramita.

Pudjiwati Sayogyo, (1983),

Peranan Wanita Dalam

Masa Pembangunan

Indonesia, Jakarta: Ghalia

Indah.

Raho Bernard, SVD, (2007),

Teori Sosiologi Modern,

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Riant Nugroho, (2008), Gender

dan Strategi Pengarus-

utamaannya di Indonesia,

Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sajogyo & Pudjiwati Sajogyo,

(1984), Sosiologi

Pedesaan, Jakarta: Gadjah

Mada University Press.

Sanapiah Faisal, (1990),

Penelitian Kualitatif,

Dasar-dasar dan

Aplikasinya, Malang:

Yayasan Asah Asih Asuh.

Sapari Imam Asy’ari, (1993),

Sosiologi Kota dan Desa,

Surabaya: Usaha Nasional.

Soekandar Wiriaatmadja, (1984),

Pokok-Pokok Sosiologi

Pedesaan, Jakarta:

Yasaguna.

Soerjono Soekanto, (1986),

Sosiologi Suatu Pengantar,

Jakarta: CV. Rajawali.

-----------------------, (2004),

Sosiologi Keluarga,

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, (2009), Metode

Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta.

Sylvia Ann Hewiett, (2006),

Wanita, Karir dan

Keluarga, Yogyakarta:

Dolphin Books.

Tanti Yuniar, Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, Jakarta:

Agung Media Mulia.

208

1

Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,

Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239