peran jaringan jalan sebagai penggerak ekonomi · peran jaringan jalan sebagai penggerak ekonomi 21...
TRANSCRIPT
Peran Jaringan Jalan Sebagai
Penggerak Ekonomi
21 Desember 2020
©DPN APINDO 2020
Permasalahan Over Dimension Over Load(ODOL)
INFRASTRUKTUR MASIH TERBATAS
3
Peringkat kinerja infrastruktur logistik
Sumber : Logistic Performance Index, World Bank (2018)
40 47 67412042.5%
4.210,2
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
-
20
40
60
80
100
19
95
19
96
19
97
19
98
1999
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
as % of GDP Capital StockBerdasarkan Persentase PDB (LHS) dan Rp triliun (RHS)
IndonesiaUK
43%
57%
76%87%
Sumber : World Bank (2015), Mckinsey Global Institute Report (2013)
Sumber : Prospera
CanadaIndia
USAGermany
Spain PolandChina
South
Africa
Italy
58% 58%64%
71% 73%80% 82%
Triliu
n R
p.
Pe
rse
n(%
)
laju penurunan melambat, meningkat secara nominal
PENURUNAN STOK INFRASTRUKTUR TERHADAP PDB
43% vs rata-rata 70%
STOK INFRASTRUKTUR DI BAWAH RATA-RATA INTERNASIONALBiaya logistik (persentase terhadap PDB)
BIAYA LOGISTIK MASIH TINGGI
KINERJA INFRASTRUKTUR LOGISTIK MASIH RENDAH
54
China Malaysia Thailand Vietnam Indonesia Filippina
8% 8% 9% 9%13% 13% 13% 14% 15%
20%24%
PENGHAMBAT UTAMA EKONOMI TUMBUH TINGGI
4
Infrastruktur:Kurang memadai, utamanya konektivitas
Sumber Daya Manusia adalah kendala mengikat bagi pertumbuhan ekonomi
jangka menengah-panjang
Fiskal:Rendahnya penerimaan perpajakan
The Most Binding Constraint
Binding Constraint
Bukan Binding Constraint
Future Binding Constraint
Regulasi dan Institusi adalahkendala mengikat bagipertumbuhan ekonomi• Regulasi tidak mendukung penciptaan dan
pengembangan bisnis, bahkan cenderungmembatasi, khususnya pada regulasi:- Tenaga kerja- Investasi- Perdagangan
• Kualitas institusi rendah - Korupsi tinggi dan birokrasi tidak efisien- Lemahnya koordinasi antarkebijakan
(Jika tidak diatasi saat ini, akan menghalangi Indonesia untuk bersaing di era digital dan beralih ke manufaktur berteknologi tinggi)
PenghambatPertumbuhan Ekonomi Indonesia (Ilustrasi Gentong Air)
Sumber : Studi Growth Diagnostics, Bappenas, 2018
PANDANGAN DUNIA USAHA
5
Dunia usaha mengapresiasi usaha pemerintah yang telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam lima tahun terakhir guna mempercepat laju perekonomian
• Hal ini bisa dilihat dari tren porsi anggaran infrastruktur yang terus naik selama lima tahun terakhir hingga mencapai 15% porsi APBN pada 2018. Pembangunan infrastruktur yang masif terjadi di berbagai bidang, seperti bidang transportasi, energi, telekomunikasi dan pertanian.
Infrastruktur Bidang Transportasi
• Untuk meningkatkan infrastruktur di bidang transportasi, pemerintahan Presiden Jokowi telah membangun jalan sepanjang 3.432 km, jalan tol sepanjang 947 km, pembangunan 27 pelabuhan baru, serta revitalisasi 408 bandara hingga tahun 2018. Sedangkan di bidang telekomunikasi sedang dibangun jaringan fiber optic Indonesia yang dikenal sebagai Palapa Ring yang direncakan dibangun sepanjang 36 km demi kelancaran akses wireless di Indonesia.
Usaha pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur secara masif mulai memperlihatkan hasil.
• Untuk bidang infrastruktur dan pengiriman barang internasional, Indonesia telah mengalami peningkatan peringkat yang cukup signifikan di 2018. Hal ini dibuktikan dengan peringkat Logistics Performance Index (LPI) Indonesia yang meningkat sebesar 18 peringkat dari peringkat 64 di tahun 2016 menjadi peringkat 46 di tahun 2018. Adapun penilaian tertinggi Indonesia ada di bagian ketepatan waktu dan nilai terendah ada di bagian kepabeanan.
6
PANDANGAN DUNIA USAHA
Akan tetapi, pembangunan infrastruktur yang masif dalam enam tahun terakhir belum mampu mendorong Indonesia untuk menyaingi peringkat kinerja infrastruktur negara ASEAN lainnya.
• Pada laporan LPI (Logistics Performance Index) 2018 lalu, Thailand berada di peringkat 32, Vietnam berada di peringkat 39, dan Malaysia berada di peringkat 41. Sedangkan Singapura yang menjadi salah satu hub besar di skala internasional berada di peringkat 7. Sehingga masih banyak bidang di infrastruktur yang masih menjadi pekerjaan rumah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain, terutama dengan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara.
Dengan demikian, dunia usaha menilai bahwa masih terdapat ruang yang luas untuk perbaikan dalam membangun dan membenahi infrastruktur di Indonesia.
• Beberapa isu infrastruktur utama yang perlu difokuskan oleh pemerintah dalam lima tahun ke depan ialah bagaimana membangun infrastruktur prioritas yang tepat sasaran, meningkatkan efisiensi jalur tol dan non-tol, mengoptimalisasi pemanfaatan transportasi kereta api, memperbaiki pelayanan kepabeanan di pelabuhan, menurunkan tarif transportasi udara, serta meratakan pembangunan infrastruktur hingga ke luar Pulau Jawa.
PENINGKATAN EFISIENSI JALUR TOL & NON-TOL
7
Pembangunan jalan tol yang selama ini dibangun belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha karena tingginya
tarif tol
Permasalahan lain terkait pemanfaatan jalan tol yang menjadi hambatan bagi pelaku usaha ialah
kemacetan jalan tol khususnya Jakarta –Cikampek
Pemanfaatan jalan tol yang belum optimal menyebabkan banyak pelaku usaha yang
beralih untuk menggunakan jalan non-tol sebagai alternatifnya
1 2 3
Salah satu yang menjadi contoh ialah tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta untuk satu kali jalan. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,. Tarif tol Indonesia juga merupakan salah satu yang tertinggi yaitu Rp 2.264,6/km, sedangkan Filipina (Rp 1.831,7/ km), Thailand (Rp 1.815,7/km), dan Malaysia (Rp 946,3/km). Sebagai dampaknya, banyakangkutan logistik cenderung memilih untuk melewati jalan non-tol sebagai alternatifnya. Sehingga tujuan dari dibangunnya jalan tol untuk mengurangi biaya logistik agar produk menjadi kompetitif belum dapat tercapai
Kemacetan jalur darat merupakan masalah infrastruktur nomor satu yang menghambat kegiatan operasional perusahaan. Kemacetan jalan tol yang seringkali dikeluhkan adalah kemacetan jalan tol Jakarta – Cikampek. Kemacetan ini terjadi karena banyaknya proyek infrastruktur yang sedang dibangun sepanjang jalur tersebut, seperti LRT Jakarta-Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta – Bandung, dan jalan tol Jakarta – Cikampek (elevated). Dunia usaha menilai bahwa adanya kemacetan jalan tol ini sangat menghambat arus supply chain sehingga menurunkan efisiensi dan produktivitas produksi
Salah satu pertimbangan pelaku usaha dalam hal ini adalah terkait perluasan penerapan aturan kelebihan dimensi dan muatan bagi truk (Overdimension and Overload/ODOL) pada 2018 yang dirasa sangat memberatkan. Dengan adanya perluasan aturan ODOL dari tiga jembatan timbang (yang menjadi proyek percontohan) menjadi 92 jembatan timbang memberatkan pengusaha. Dunia usaha meminta Pemerintah memberikan waktu transisi bagi pelaku usaha untuk melakukan adaptasi (penyiapan truk dalam jumlah masif yang tidak bisa disediakan dalam waktu singkat, penyesuaian biaya dan harga produk akibat naiknya biaya transportasi, dll.) serta menekankan pemerintah untuk memberikan kompensasi khusus agar beban tidak sepenuhnya ditanggung pelaku usaha
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI vs HAMBATAN INFRASTRUKTUR
9
KAJIAN ZERO ODOL FH UGM - APINDO
10
PERMASALAHAN ODOL
11
KETERKAITAN ODOL & KETERSEDIAAN PRASARANA JALAN
12
USULAN ROADMAP ODOL
13
USULAN ROADMAP ODOL
14
USULAN ROADMAP ODOL
15
USULAN ROADMAP ODOL
16
USULAN ROADMAP ODOL
17
USULAN ROADMAP ODOL
18
USULAN ROADMAP ODOL
19
USULAN ROADMAP ODOL
20
KESIMPULAN ODOL
22
REKOMENDASI ODOL
23
Gedung Permata Kuningan Building, Lt. 10Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C
Guntur – SetiabudiJakarta Selatan 12980Tel. (62) 21 8378 0824,
Fax. (62)21 8378 0823/8378 0746
Website : www.apindo.or.id Email : [email protected]
TERIMA KASIH