peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan …

88
PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA BONTONYELENG KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Oleh LELA NURFAELA NIM 105711109516 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI

DESA BONTONYELENG KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Oleh

LELA NURFAELA

NIM 105711109516

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 2: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

ii

PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI

DESA BONTONYELENG KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Oleh

LELA NURFAELA

NIM 105711109516

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 3: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati

Karya ilmiah ini kupersembahkan

kepada almamater, bangsa, dan agamaku

kepada kedua orang tuaku H. Sampeang dan Hj. Salmawati tercinta

serta keluarga dan sahabat-sahabat yang tersayang

yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa dan membantu

baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis

MOTO HIDUP

Dalam meraih kesuksesan, kamu harus melewati berbagai rintangan.

Tidak ada yang instan di dunia ini. Sebab, kamu harus bekerja keras

untuk meraih kesuksesan

Page 4: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

iv

Page 5: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

v

Page 6: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

vi

Page 7: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam

tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peran Industri Kecil Batu Bata

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga di

Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada orang tua penulis Bapak “H. Sampeang” dan Ibu “Hj. Salmawati” yang

senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa

tulus tak pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia

dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

Page 8: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

viii

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., AK.CA.CPA., selaku

Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa

selesai dengan baik.

6. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga

selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses

perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama

Page 9: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

ix

yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

10. Terima kasih kepada semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan

dukungan sehingga penulis dapat merampung penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 2 November 2020

Penulis

Page 10: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

x

ABSTRAK

LELA NURFAELA, Tahun 2020. Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Andi Rustam dan Pembimbing II Ismail Rasulong.

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman mengenai (1) Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, (2) Peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi informan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa industri kecil batu bata di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 45 orang. Jumlah ini merupakan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja sebagai petani dan peternak. Peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba rendah. Jumlah pendapatan rumah tangga sebesar Rp 41.300.000. Jumlah pendapatan dari industri batu bata hanya Rp 15.250.000 sedangkan pendapatan dari luar industri batu bata sebesar Rp 26.100.000.

Kata Kunci : Industri Batu Bata, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan Rumah Tangga

Page 11: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xi

ABSTRACT

LELA NURFAELA, 2020. The role of small brick industry towards labor absorption and household income in Bontonyeleng Village Gantarang district Bulukumba district. Thesis of Development Economics Study Program Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University Makassar. Guided by Mentor I H. Andi Rustam and Mentor II Ismail Rasulong.

The purpose of this research is to gain an understanding of (1) the role of small brick industry towards labor absorption in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency, (2) The role of small industrial bricks against household income in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency. This research method is descriptive with a qualitative approach. Data is collected using informant interview and observation techniques. From the results of the research that has been done obtained that a small brick industry in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency is able to absorb a workforce of 45 people. This number is a small number compared to the workforce working as farmers and ranchers. The role of small brick industry to household income in Bontonyeleng Village of Gantarang District bulukumba regency is low. The total household income is Rp 41,300,000. The total revenue from the brick industry is only Rp 15,250,000 while the income from outside the brick industry is Rp 26,100,000.

Keywords : Brick Industry, Labor Absorption, Household Income

Page 12: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................... x

ABSTRACT ......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8

A. Tinjauan Teori ............................................................... 8

1. Definisi Industri Kecil................................................ 8

2. Karakteristik Industri Kecil ........................................ 11

Page 13: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xiii

3. Keunggulan Dan Kelemahan Industri kecil ............... 12

4. Peran Industri Kecil ................................................. 14

5. Industri Kecil Batu Bata ........................................... 18

6. Tenaga Kerja .......................................................... 22

7. Penyerapan Tenaga Kerja ....................................... 27

8. Pendapatan Rumah Tangga .................................... 28

B. Tinjauan Empiris .............................................................. 30

C. Kerangka Konsep ............................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 36

A. Jenis Penelitian .............................................................. 36

B. Fokus Penelitian ............................................................. 36

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................... 36

D. Sumber Data .................................................................. 36

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 37

F. Instrumen Penelitian ....................................................... 38

G. Teknik Analisis Data ....................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 39

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) .................................... 44

C. Pembahasan .................................................................. 51

BAB V PENUTUP ............................................................................ 59

A. Kesimpulan .................................................................... 59

B. Saran ............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 61

LAMPIRAN

Page 14: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Penduduk Yang

Memasuk Usia Kerja Kabupaten Bulukumba............... 4

Tebel 2.1 Tinjaun Empiris.............................................................. 30

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Desa

Bontonyeleng................................................................ 39

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2019..................................................... 40

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa

Bontonyelng Tahun 2019.............................................. 41

Tabel. 4.4 Komposisi Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut

Jenis Pekerjaan Tahun 2019......................................... 42

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur..................... 44

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya

Mengelola Industri......................................................... 45

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pekerja.... 45

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur.................... 46

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...... 47

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

di Industri....................................................................... 47

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan dari

Industri Batu Bata.......................................................... 48

Tabel 4.12 Penyerapan Tenaga Kerja di Industri Batu Bata Desa

Bontonyeleng................................................................ 49

Tabel 4.13 Pendapatan Pekerja di Industri Batu Bata Desa

Bontonyeleng................................................................ 50

Page 15: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja....................... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................... 35

Page 16: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara................................................... 64

2 Dokumentasi.................................................................. 67

3 Surat Izin Penelitian....................................................... 69

4 Surat Keterangan Penelitian......................................... 70

5 Biografi Penulis............................................................. 71

Page 17: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia

setelah sektor pertanian. Sektor ini sebagai penyumbang dalam pembentukan

PDB Indonesia, bahkan sektor industri mampu menjadi sektor utama (leading

sector) pada tahun 1991 mengalahkan peran sektor pertanian dalam

menyumbang pembentukan PDB (Subandi, 2019). Industri merupakan salah satu

kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam, sumber

daya manusia, dana dan lain-lain.

Dalam meningkatkan sektor industri yang perlu dikembangkan adalah

industri kecil. Industri kecil memegang peranan yang cukup besar dalam kegiatan

ekonomi masyarakat. Perluasan industri berskala kecil ini akan dapat membantu

berbagai permasalahan ekonomi, diantaranya masalah lapangan pekerjaan dan

pendapatan rumah tangga mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi

sederhana dan bahkan tradisional yang secara langsung akan menyerap banyak

tenaga kerja. Industri kecil menjadi tumpuan harapan bagi sebagian besar

masyarakat karena disamping memberi peluang kerja khusunya juga menambah

pendapatannya.

Peneliti terdahulu Maleo Tri Iriyanto (2017) telah meneliti mengenai peran

industri kecil terhadap pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja,

yang mengatakan bahwa peran industri kecil kerajinan kulit terhadap pendapatan

rumah tangga di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten

Page 18: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

2

Bantul sebesar 55,61%. Dimana jumlah keseluruhan pendapatan rumah tangga

dari industri kerajinan kulit sebesar Rp 82.500.000,00 dan total pendapatan

rumah tangga dari pendapatan kerajinan kulit dan pendapatan lain-lain sebesar

Rp 143.350.000,00, serta industri kerajinan kulit berperan pula terhadap

penyerapan tenaga kerja di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul

Kabupaten Bantul sebesar 51,39%. Dimana jumlah angkatan kerja yang bekerja

di industri kerajinan kulit sebanyak 573 (325 orang tenaga kerja yang bekerja di

industri kerajinan kulit dan mampu melibatkan tenaga kerja rumah tangga

sebesar 248 orang). Sedangkan jumlah angkatan kerja di Dusun Manding

sebanyak 1.115 orang

Mengenai peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja dan

pendapatan juga telah dilakukan oleh Nurlaili Rohmatu Sholihah (2016), yang

mengatakan bahwa industri kecil batik tulis di Desa Sendang Suwur berperan

dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 162 orang pengrajin pada tahun 2015,

serta industri betik tulis juga berperan dalam peningkatan pendapatan pengrajin

yang ada di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

Kedua peneliti terdahulu tersebut relevan dengan penelitian yang akan penulis

lakukan karena memiliki kesamaan dalam meneliti tentang peran industri kecil

dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan.

Kabupaten bulukumba adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi

Sulawesi Selatan. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba. Kabupaten

ini memiliki luas wilayah 1.154,58 km2 dan berpenduduk sebanyak 418,326 jiwa

(berdasarkan data BPS Kabupaten Bulukumba 2019). Kabupaten Bulukumba

mempunyai 10 Kecamatan, 27 Kelurahan Dan 109 Desa.

Page 19: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

3

Industri di Kabupaten Bulukumba pada dasarnya dikelompokkan menurut

modal yang ditanamkan yakni industri besar, industri sedang/menengah, dan

industri kecil. Jumlah industri besar sebanyak lima jenis industri dengan produksi

berbeda, industri sedang sebanyak enam industri, serta industri kecil dengan

jumlah yang sangat berfluktuasi diantaranya industri pengolohan makanan dan

minuman, kimia dan barang-barang dari bahan kimia, barang galian bukan

logam, alat angkutan selain roda empat atau lainnya, furnitur dan pengolahan

lainnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba distribusi

persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bulukumba

atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, kontribusi sektor industri

pengolahan terhadap PDRB pada tahun 2015 sebesar 6,91%, tahun 2016

sebesar 6,85%, tahun 2017 sebesar 6,66%, tahun 2018 sebesar 6,50% (angka

sementara), dan pada tahun 2019 sebesar 6,85% (angka sangat sementara).

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tersebut mengalami naik turun.

Kontribusi terendah pada tahun 2018 dan tertinggi pada tahun 2015.

Industri di Kabupaten Bulukumba pada dasarnya membutuhkan tenaga

kerja. Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bulukumba tiap tahun terus

meningkat. Secara otomatis, penduduk yang memasuki usia kerja juga akan

bertambah. Sehingga peran industri kecil sangat dibutuhkan dalam penyerapan

tenaga kerja.

Page 20: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

4

Berikut ini tabel untuk melihat jumlah penduduk dan rasio penduduk yang

bekerja.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Dan Rasio Penduduk Yang Bekerja

Kabupaten Bulukumba

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Angkatan Kerja (Jiwa)

Penduduk Yang Bekerja (Jiwa)

2015 410.485 193.449 187.653

2016 413.229 193.449 187.653

2017 415.713 183.017 176.184

2018 418.326 191.992 185 046

2019 420.603 206.261 199.431

Sumber : BPS Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk di Kabupaten Bulukumba

dari tahun 2015-2019 mengalami peningkatan dari 395.268 jiwa menjadi 415.713

jiwa. Jumlah angkatan kerja dari tahun 2015-2017 mengalami penurunan dari

193.449 jiwa menjadi 183.017 jiwa kemudian pada tahun 2018 dan 2019

mengalami peningkatan menjadi 206.261 jiwa. Sedangkan penduduk yang

bekerja tahun 2015-2017 juga mengalami penurunan dari 187.653 jiwa menjadi

176.184 jiwa dan meningkat pada tahun 2018 dan 2019 menjadi 199.431 jiwa.

Desa Bontonyeleng adalah salah satu Desa di Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari lima Dusun. Masyarakat di Desa

Bontonyeleng sebagian besar berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga.

Pendapatan dari hasil pertanian hanya satu atau dua kali dalam setahun.

Pendapatan dari hasil pertanian kurang menutupi kebutuhan di masa selang

antara musim tanam dan musim panen, serta petani juga tidak memiliki

Page 21: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

5

pendapatan pada masa selang dari musim kemarau ke musim hujan sehingga

masyarakat berinisiatif untuk membuka industri kecil dan rumah tangga sebagai

usaha sampingan salah satunya adalah industri batu bata. Apalagi masyarakat

yang hanya menggarap lahan orang lain, pendapatan petani hanya 50% dari

hasil panen setelah dikurangi dengan biaya-biaya.

Keberadaan usaha industri batu bata ini sebagai salah satu jenis usaha

masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, di samping usaha-usaha

lain seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain. Usaha batu bata di

Desa Bontonyeleng sudah ada sejak kurang lebih sepuluh tahun yang lalu.

Jumlah usaha batu batu saat ini sebanyak delapan unit usaha. Usaha

pembuatan batu bata merah di Desa Bontonyeleng diharapkan dapat

menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan. Dengan

pendapatan yang meningkat maka kesejahteraan pengusaha dan pengrajin bata

merah akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga

pengrajin industri bata merah, serta merupakan sumber mata pencaharian

sebagian penduduk karena memberikan pendapatan tambahan bagi rumah

tangga berpendapatan rendah di daerah pedesaan. Selain itu juga akan

menimbulkan usaha sampingkan lain berupa pengangkutan dan perdagangan.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sangat berpengaruh

terhadap kebutuhan akan tempat untuk tinggal. Semakin meningkat kebutuhan

akan bahan baku untuk pembuatan bangunan. Batu bata merupakan salah satu

bahan material bangunan yang sering digunakan oleh masyarakat, baik itu untuk

bangunan gedung, rumah dan sebagainya. Bahan baku yang digunakan juga

sangat mudah didapatkan. Tahapan yang sering dilakukan oleh masyarakat juga

sangat simpel yaitu dengan mencetak tanah dalam suatu wadah khusus, setelah

Page 22: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

6

itu dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih lima hari ketika sudah

mengering dibakar di tungku pembakaran.

Sistem industri batu bata lebih memanfaatkan tenaga manusia

dibandingkan tenaga mesin sehingga dapat menyerap tenaga kerja untuk

wilayah sekitarnya. Untuk membuat batu bata diperlukan keahlian khusus

sehingga pekerja yang baru perlu belajar pada pekerja yang sudah terampil

membuat batu bata. Namun, tidak diperlukan suatu pendidikan yang khusus.

Sistem pengupahan berdasarkan jumlah batu bata yang dihasilkan pekerja

dihitung pada saat proses pengeringan.

Berdasarkan paparan latar belakang dan permasalahan di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Industri Batu Bata

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga Di

Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja

di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba ?

2. Bagaimana peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

?

Page 23: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penilitian yaitu sebagai

barikut :

1. Untuk mengetahui peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga

kerja di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk mengetahui peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian, ada beberapa manfaat yang dapat

diperoleh, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Menambah kajian, khususnya mengenai industri kecil batu bata di desa

Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba dan sebagai

sumber data pustaka bagi penelitian mengenai industri dan ekonomi.

2. Manfaat Praktis

Untuk masyarakat setempat penelitian ini dapat memberikan informasi dan

masukan mengenai industri kecil batu bata. Untuk pemerintah penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pengembangan industri

kecil bau bata. Serta untuk pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan tentang industri kecil, sebagai penerapan ilmu dan

teori-teori untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang industri kecil batu

bata.

Page 24: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Industri Kecil

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya

buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan

luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memnuhi kebutuhan hidupnya

dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Pengertian industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana

dan peralatan tertentu.

Industri dalam pengertian sempit adalah suatu kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan

barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya,

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayaan industri.

Secara umum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan baku mentah atau barang setengah jadi menjadi barang

jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapat keuntunngan.

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian,

industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku

atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga mengahsilkan barang

yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa

industri.

Perusahaan atau usaha industri merupakan suatu unit (kesatuan)

usaha yang melakukan kegiatan ekonomi dengan tujuan menghasilkan

Page 25: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

9

barang atau jasa yang terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu,

dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan

struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas

usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2020).

Menurut Sandi (2010:148) industri adalah usaha untuk memproduksi

barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi

penggarapan dalam jumlah yang besar sehingga barang tersebut dapat

diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-

tingginya. Peindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut

wirastuti (2010), Industri adalah pengolahan bahan baku atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang membawa keuntungan.

Definisi industri menurut sukirnno (2014) adalah perusahaan yang

menjalankan kegiatan ekonomi yang tregolong dalam sektor sekunder.

Kegiatan itu antara lain pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan

rokok. Industri merupakan kegiatan ekonomi mengolah barang mentah,

bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang

yang lebih tinggi kegunaannya.

Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan penduduk. Selain industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha

untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk

memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.

Page 26: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

10

Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No.20 tahun 2008

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik

dengan industri kecil dan industri rumah tangga. Badan Pusat Statistik (BPS)

menggolongkan industri menjadi empat kategori yaitu industri besar, industri

sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Industri besar adalah

industri dengan jumlah pekerja sebanyak ≥100 pekerja. Industri sedang

adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 20-99 pekerja. Industri kecil

adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 5-19 pekerja. Dan industri

rumah tangga adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 1-4 orang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan industri kecil

berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan/ usaha

tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanamkan ataupun kekuatan

mesin yang digunakan, yaitu perusahaan/ usaha industri pengolahan yang

mempunyai pekerja 5 sampai 19 orang. Koperasi mendefiniskan

berdasarkan kriteria omset usaha tidak lebih dari 2 milyar dan kekayaan

tidak lebih dari 600 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan).

Peraturan Menteri Perindustrian No. 6/M-IND/PER/7/2016 pasal 3

ayat (1), industri kecil merupakan industri yang mempekerjakan paling

Page 27: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

11

banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi kurang dari

Rp 1.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan mendefinisikan

industri kecil sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh persorangan

atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi

barang maupun jasa untuk diperdagangkan secara komersial, yang

mempunyai nilai kekayaan bersih paing banyak 200 juta rupiah dan

mempunyai nilai penjualan pertahun sebesar 1 milyar rupiah atau kurang.

2. Karakteristik Industri Kecil

Secara umum sektor usaha kecil dan menengah memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak

mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala

pembukuan tidak di up to date, sehingga sulit untuk menilai kinerja

usahanya.

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

c. Modal terbatas.

d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka penjang.

f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.

Page 28: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

12

g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus

mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan.

3. Keuntungan dan Kelemahan Industri Kecil

Industri kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan

dibandingkan dengan usaha besar, seperti yang telah dikamukakan oleh

Anoraga sebagai berikut :

a. Usaha kecil beroperasi menyebar diseluruh pelosok dengan berbagai

ragam bidang usaha. Hal ini karena kebanyakan usaha kecil muncul

untuk memenuhi permintaan (agregat demand) yang terjadi di daerah

regionalnya. Bisa jadi orientasi produk usaha kecil tidak terbatas pada

orientasi produk melainkan sudah mencapai taraf orientasi konsumen.

Untuk ini diperlukan suatu keputusan manajerial yang menuntut kejelian

yang tinggi. Dengan penyebaran industri kecil berarti masalah

urbanisasi dan kesejangan desa-kota minimal dapat ditekan. Setidaknya

mengurangi konsentrasi intensitas lapangan kerja pada daerah tertentu

yang akan menimbulkan efek urbanisasi dan masalah.

b. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal usaha aktiva tetap pada

tingkat yang rendah. Sebagian besar modal terserap pada kebutuhan

modal kerja. Karena yang diperhitungkan kecil, implikasinya usaha kecil

memiliki kebebasan yang tinggi untuk masuk atau keluar dari pasar.

Dengan demikian, kigiatan produksi dapat dihentikan sewaktu-waktu,

jika kondisi perekonomian yang dihadapi kurang menguntungkan.

Page 29: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

13

Konsekuensi lain dari rendahnya nilai aktiva tetap adalah mudah meng-

up to date-kan produknya. Sebagai akibatnya akan memliki derajat

imunitas yang tinggi terhadap gejolak perekonomian internasional.

c. Sebagian usaha kecil dikatakan sebagai usaha padat karya (labor

intensive) karena teknologi yang digunakan masih sederhana.

Persentase distribusi nilai tambah pada tenaga kerja relatif besar.

Sehingga distribusi pendapatan dapat dijangkau. Usaha kecil juga

memiliki keunggulan lain yaitu pemilik dan karyawan memiliki hubungan

yang erat antara pemilik sehingga pemutusan hubungan kerja (PHK)

sukar terjadi. Keadaan tersebut menunjukkan usaha kecil memiliki

fungsi sosial ekonomi.

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil menurut

Anoraga yaitu sebagai berikut :

a. Skala pemasaran bersifat lokal, jika melalui batas wilayah

pemasarannya tidak dilakukan oleh perusahaan sendiri. Hal ini jelas

tidak dapat memicu penjualan yang progresif dengan cepat.

b. Persoalan yang terlibat dalam perusahaan pada umumnya berkisar

karena hubungan kekerabatan atau persaudaraan atau juga karena

hubungan sosial akrab.

c. Bersifat “one man show” yaitu satu orang mempunyai banyak fungsi

yang pada umumnya dikerjakan oleh pemilik perusahaan, mulai pada

pembukuan dasar sampai pencairan dana.

d. Lemahnya sistem pencatatan, didasarkan pada ingatan saja sehingga

tidak didokumentasikan.

Page 30: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

14

e. Perencanaan hanya dengan perhitungan dan analisis sederhana saja,

dengan prinsip-prinsip sekitar laba yang dapat dijangkau dengan cepat,

tidak berbeli-belit dan berorientasi jangka pendek.

f. Sering kali dalam hubungannya dengan perencanaan lebih menitik

beratkan pada kepentingan pribadi atau keluarga saja. sehingga pemilik

tidak mengetahui rugi atau laba perusahaan karena tidak ada batasan

yang jelas milik perusahaan dan pribadi.

g. Lemahnya promosi dan pemasaran produk .

h. Decision making sering dilakukan by feeling dan bukan berdasrkan atas

pemikiran dan konsep-konsep yang rasional.

4. Peran industri kecil

Peranan (role) marupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka seseorang tersebut telah menjalankan suatu peranan.

Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain. Tidak

adaperanan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa

peranan. Setiap mempunyai macam-macam peranan sesuai dengan pola

pergaulan hidupnya. Hal ini berarti bahwa peranan menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat dan serta kesempatan apa yang diberikan

oleh masyarakat kepadanya. Peranan menjadi sangat penting karena

mengatur perilaku seseorang. Peranan dapat membuat seseorang

menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang dikelompoknya.

Peranan secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu

proses keberlangsungan. Peranan merupakan dinamisai dari statis ataupun

Page 31: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

15

penggunaan dari pihak dan kewajiban atau disebut subyektif. Peran

dimaknai sebagai tugas atau pemberi tugas kepafa seseorang atau

sekumpulan orang.

Peranan adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

mempunyai status. Peranan adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat

dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Industri kecil memiliki peranan yang penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Pembangunan industri

khususnya industri kecil diarahkan dapat menajdi salah satu peran yang

cukup berkualitas dalam perekonomian, sehingga mampu bersaing di dalan

negeri maupun di luar negeri.

Ada tiga alasan utama mengapa suatu negara harus mendorong

usaha kecil yang ada untuk terus berkembang. Alasan pertama dalah karena

pada umumnya cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal

menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kemudian untuk alasan yang

kedua, seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi

dan perubahan teknologi. Untuk alasan yang terakhir, usaha kecil kecil

ternyata memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan

usaha besar.

Di Indonesia, usaha kecil yang ada memiliki peran penting dalam

menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung

pendapatan rumah tangga. Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi

oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal. Untuk faktor

eksternal itu sendiri, ada satu permasalahan umum yang dihadapi oleh para

pelaku usaha yaitu permodalan.

Page 32: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

16

Beberapa peranan usaha kecil dalam pembangunan nasional

Indonesia antara lain :

a. Menyerap tenaga kerja

Usaha kecil telah mampu berperan aktif dalam menekan angka

pengangguran. Jutaan orang Indonesia bekerja pada sektor usaha kecil.

Pada saat kesempatan kerja yang diraskan semakin terbatas dibuktikan

dengan tingginya angka pengangguran.

b. Penyedia barang dan jasa bagi masyarakat

Sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan masyarakat dipenuhi dari

barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil. Makanan, minuman,

peralatan rumah tangga, perabotan dapur, berbagai jasa, dan lain-lain

disediakan oleh usaha kecil.

c. Penyedia suku cadang bagi usaha skala menengah dan besar

Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan oleh usaha menengah dan

usaha besar tidak diproduksi sendiri oleh perusahaan yang

bersangkutan. Banyak pertimbangan usaha menengah dan usaha besar

tidak memproduksi sendiri suku cadang tersebut.

d. Mengurangi urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak

orang yang berpindah ke kota tanpa dibekali pengetahuan dan atau

keterampilan yang memadai. Mereka hanya bebekal tekad untuk

mengadu peruntungan di kota. Pada umumnya mereka terpengaruh oleh

saudara atau tetangganya yang berhasil setelah tinggal di kota.

Kenyataan sering terjadi lain dari harapan semula. Sesampainya di kota

banyak yang semakin terpuruk. Kehidupannya di kota tambah menderita

Page 33: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

17

dibandingkan sewaktu hidup di desa. Maka dengan banyaknya usaha

skala kecil yang didirikan sampai ke pelosok desa, akan mengurangi

kecenderungan untuk hijrah ke kota. Sehubungan dengan itu para

pengusaha kecil yang membuka usaha di desa, merupakan pahlawan

bagi saudara dan tetangganya sehingga terhindar dari ganasnya

kehidupan di kota besar.

e. Mendayagunakan sumber ekonomi daerah

Indonesia diakui oleh berbagai negara di dunia sebagai negara yang

kaya akan sumber daya alam. Sangat disayangkan sumber potensi yang

nilainya sangat luar biasa ini banyak yang belum mampu dimanfaatkan

oleh penduduk di daerah yang bersangkutan. Kesadaran yang muncul

terutama dari para pemuda penerus bangsa telah mengubah segalanya.

Kekayaan daerah mampu dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil

pemuda setempat. Mereka mengubah hasil bumi Indonesia menjadi

barang-barang yang memiliki nilai tambah, sehingga dapat dijual ke

daerah lain bahkan diekspos ke luar negeri.

f. Menunjukkan citra diri bangsa indonesia

Usaha kerajinan rakyat khas daerah-daerah di Indonesia yang

memperlihatkan citra diri bangsa Indonesia ke berbagai negara di dunia

adalah wujud nyata peran usaha kecil. Makanan khas, pakaian adat,

kesenian daerah menjadi perlambangan bagi tingginya nilai budaya

Indonesia. Para pengusaha kecil telah berperan dalam menunjukkan jati

dirinya sebagai pengususng nilai leluhur budaya Indonesia sampai ke

berbagai penjuru dunia.

Page 34: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

18

5. Industri Kecil Batu Bata

a. Pengertian industri batu bata

Industri batu bata merupakan industri yang memanfaatkan tanah

sebagai bahan baku utama. Pada penelitian ini industri batu bata yang

dimaksud adalah industri bata merah yang terbuat dari tanah liat dengan

proses pembuatan batu bata tradisional. Suatu proses produksi yang di

dalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang berupa tanah liat

menjadi bentuk lain (batu bata), sehingga lebih berdaya guna disebut

industri batu bata.

Industri batu bata sebgai industri kecil memiliki ciri-ciri yaitu 1)

modal kecil, 2) usaha dimilik pribadi, 3) menggunakan teknologi dan

peralatan sederhana, 4) tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar atau

masih ada hubungan keluarga.

Batu bata atau sering juga disebut bata merah (karena warnanya

yang kemerah-merahan) merupakan salah satu bahan material yang

digunakan dalam pembuatan dinding, baik itu dinding rumah, dinding

jembatan, maupun dam. Bahkan, gedung yang bertingkat atau gedung

pencakar langit pun menggunakan batu bata. Batu bata umumnya

terbuat dari dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-

merahan.

Batu bata merupakan bahan bangunan yang masih tradisional,

meski sekarang sudah banyak bahan-bahan bangunan selain batu bata.,

namun tetap menjadi favorit bagi warga untuk membangun. Batu bata

biasanya berwarna merah kekuning-kuningan. Tapi warna batu bata

terkadang berbeda-beda anatara satu daerah dengan daerah yang lain.

Page 35: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

19

Hal ini disebabkan adanya perbedaan jenis tanah yang digunakan dan

proses pembakarannya.

Bahan utama dalam pembuatan batu bata adalah tanah biasa.

Untuk mendapatkan tanah yang baik sebagai bahan baku pemuatan batu

bata merah, bisa dilakukan dengan cara penggalian tanah secara

manual. Batu bata yang berkualitas baik tidak mudah retak dan tidak

mudah pecah, warnanya biasanya merah kekuning-kuningan. Jika disentil

bunyinya nyaring seperti bunyi besi yang dipukul dengan sendok, dan

volumenya lebih berat. Sementara yang berkualitas jelek biasanya retak-

retak dan mudah patah.

Batu bata sangat dibutuhkan dalam setiap bangunan gedung,

rumah, bangunan aiar dan sebagainya. Oleh sebab itu pembuatan batu

bata meruapan suatu peluang bisnis yang menajanjikan. Tapi dalam

proses pembuatan bata mengalami perjalanan atau proses yang cukup

panjanag dan rumit dalam pembuatannya. Banyak manfaat yang

diperoleh dari pembuatan batu bata terutama dalam merekrut tenaga

kerja atau memberikan lapangan kerja yang cukup banyak.

b. Jenis-jenis batu bata

Ada beberapa jenis batu bata. Berdasarkan sumber bahan dasar

yang digunakan, dikenal batu bata tanah liat (lempung), batu bata pasir

kapur dan batu bata mortar. Sementara itu, jika dilihat dari segi

pembuatannya dikenal batu bata merah konvensional dan batu bata

press.

Jenis batu bata antara lain sebagai berikut (wikipedia bahasa

indonesia, ensiklopedi bebas) :

Page 36: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

20

1. Batu bata tanah liat, terbuat dari tanah liat dengan dua kategori yaitu

bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna

yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dinding dengan

menggunakan dengan menggunakan morta (campuran semen)

sebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.

Bata muka, memiliki permukaan yang baik dan licin dan mempunyai

warna dan corak yang seragam. Disamping digunakan sebagai

dinding juga digunakan sebagai penutup dinsing dan sebagai

dekorasi.

2. Batu bata pasir – kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat

dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air

yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk batu bata.

c. Proses pembuatan batu bata tradisional

Dalam pembuatan batu bata, ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

Alat yang diperlukan dalam pembuatan batu bata ini adalah

cangkul, sekop, cetakan bata, ember, dan pisau. Bahan yang

diperlukan adalah tanah liat, air, lebu/abu, sekam.

2. Pembuatan adonan

1) Mencampur tanah dan abu dengan perbandingan 5:1. Kemudian

aduk campuran tersebut hingga rata. Tambahkan air ke dalam

campuran tersebut hingga berbentuk pasta atau bubur.

2) Untuk membuat betul-batul rata, adonan tersebut di injak-injak

agar tanah dan zat perekat (lebu/abu) menyatu.

Page 37: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

21

3) Setelah terbentuk adonan, tanah tersebut dipindahkan ke tempat

lain yang dengan lokasi percetakan bata.

3. Proses percetakan

Ambil sebesar satu gumpal (sebesar kepala orang), kemudian

dimasukkan kedalam alat cetakan. Isi cetakan hingga penuh dan

berbentuk sesuai cetakan. Lalu angkat cetakan bata. Sesekali

cetakan dicuci dengan air agar cetakan mudah dilepaskan dari

adonan.

Setelah beberapa hari (bata sudah agak kering), ratakan

pinggiran-pinggiran bata dengan menggunakan pisau agar lebih rapih.

Kemudian batu jemur, yaitu dengan cara ditata miring dan renggang

sehingga aliran udara lancar. Untu efisiensi tempat pengeringan,

tumpuklah bata secara teratur sehingga bata mudah kering.

4. Proses persiapan pembakaran

Setelah bata merah ditumpuk, agar cepat kering bata tersebut

disusun dan dijemur sedimikian rupa sehingga bata cepat kering.

Kemudian bata yang sudah kering dikumpulkan atau dipindahkan ke

tempat pembakaran. Batu bata ditata secara khusus dan dibuat

lubang untuk memasukkan bahan bakarnya (sekam).

5. Proses pembakaran

1) Pembakaran dengan kayu bakar

Dibutuhkan tenaga lebih dari satu orang untuk menjaga agar api

tidak padam. Bakarlah bata ke dalam tungku pembakaran tersebut

dengan api besar sampai bata matang/masak. Sekiranya bata

sudah masak semua agar api padam, jangan ditambah kayu bakar

Page 38: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

22

lagi. Ciri-ciri bata matang/masak adalah bata yang dihasilkan

berwarna merah. Biasanya membutuhkan waktu 24 jam.

2) Pembakaran dengan sekam

Jika bata telah tersusun demikian rupa, masukkan sekam kedalam

lubang-lubang pembakaran, kemudian sekam tersebut dinyalakan

dengan sedikit bantuan minyak tanah tau sampah/ranting kering.

Biasanya membutuhkan waktu 6-7 hari.

6. Pembongkaran

Setelah diperkirakan masak semua, batu bata dibiarkan sampai

dingin, kemudian diambil dan dikeluarkan abunya. Setelah abunya

keluar semua, bata siap untuk dibongkar dan diangkut ke tempat yang

mudah terjangkau oleh angkutan umum untuk dipasarkan.

.

6. Tenaga Kerja

Tenaga kerja terbagi dari dua kata yaitu tenaga dan kerja. Tenaga

adalah banyaknya usaha yang dikeluarkan dalam tiap satuan waktu.

Sedangkan kerja adalah banayaknya tenaga yangdikeluarkan dalam satu

kurun waktu untuk menghasilkan suatu jumlah efek.

Tenaga Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia

kerja (working age population). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Pasal 1 Ayat (2) Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Ketenagakerjaan,

ketetapan batas usia kerja penduduk Indonesia adalah 15 tahun.

Page 39: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

23

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia

15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika permintaan terhadap tenaga mereka, dan

jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Tenaga kerja adalah orang yang melakukan pekerjaan untuk

menghasilkan barang aupun jasa yang berguna untuk masyarakat dan

terlibat langsung dalam kegiatan tersebut sehingga mendapatkan upah

untuk memenuhi kebutuhannya.

Tenaga kerja adalah setiap orang, baik laki-laki atau perempuan,

yang sedang dalam dan atau melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di

luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa, untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat (Tunggal, 2013).

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan

dalam melakukan kegiatan produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja

memperoleh pendapatan atau upah sebagai balas jasa dari usaha yang

dilakukan. Besarnya pendapatan yang di peroleh tenaga kerja tersebut

tergantung dari hasil pekerjaannya.

Menurut Djojohadikusumo (dalam Misbach, 2011) tenaga kerja

adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekrja, termasuk mereka

yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka

yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Untuk

menggolongkan penduduk dalam golongan tenaga kerja atau bukan tenaga

kerja, dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan. Semua penduduk yang memiliki kemampuan unruk melakukan

aktivitas bekerja dapat digolongkan dalam kelompok tenaga kerja.

Page 40: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

24

Menurut Aryanti et,al. (2019 : 3) tenaga kerja dibagi dalam dua

kelompok yaitu angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja.

a. Angkatan Kerja (Labour Force)

Angkatan kerja merupakan penduduk, baik itu perempuan maupun laki-

laki dalam usia produktif (usia kerja) yang berumur 15-64 tahun yang sedang

bekerja atau mencari pekerjaan (menganggur). Angkatan kerja terbagi

menjadi dua bagian yaitu angkatan kerja yang berkerja dan tidak bekerja

atau pengangguran.

1) Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan

atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam

seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja

tidak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

2) Penganggur, yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya

orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.

Pengangguran disebabkan antara lain pendidikan dan keterampilan

angkatan kerja yang rendah, penerapan sistem padat modal dalam

proses produksi, keterbatasan lapangan kerja karena lesunya

perekonomian, serta persebaran tenaga kerja tidak merata.

b. Bukan Angkatan Kerja

Selisih antara angkatan kerja dan tenaga kerja disebut kelompok bukan

angkatan kerja. Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur

sepuluh tahun ke atas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah,

mengurus rumah tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan

Page 41: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

25

yang tidak termasuk kategori bekerja sementara tidak bekerja atau mencari

pekerjaan.

Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja terbagi atas tiga, yaitu :

1) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian

atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau

pendidikan formal dan nonformal. Contohnya pengacara, dokter, guru,

dan lain-lain.

2) Tenaga kerja terlataih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaka kerja terampil

ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu

menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya apoteker, ahli bedah,

mekanik, dan lain-lain.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja kasar

yang hanya mengandalkan tenaga saja. contohnya kuli, buruh angkut,

pembantu rumah tangga dan sebagainya.

Penduduk juga dapat dibedakan berdasarkan pendekatan pemanfaatan

tenaga kerja sebai berikut:

1) Bekerja penuh, yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan

secara cukup atau optimal.

2) Bekerja tidak penuh/setengah menganggur, yaitu bekerja tetapi

tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja,

produktivitas kerja, atau penghasilan yang diperoleh. Setengan

menganggur dibagi menjadi dua sebagai berikut:

a. Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment)

adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar

Page 42: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

26

keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek

dari biasanya.

b. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible

underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full

time), tetapi pekerjaannya dianggap tidak mencukupi karena

pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaannya tidak

memungkinkan untuk mengembangkan seluruh keahliannya.

Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja di

Indonesia dibedakan menurut umur. Di Indonesia berdasarkan pengertian

sensus penduduk dipilih batas-batas umur minimum 15 tahun keatas sampai

dengan 64 tahun. Penduduk yang berada pada dibawah 15 tahun

digolongan sebagai bukan tenaga kerja.

Gambar 2.1

Komposisi Penduduk Dan Tenaga Kerja

Penduduk

Tenaga Kerja Bukan Tenaga kerja

Bukan Angkatan kerja Angkatan kerja

Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga

Penerima pendapatan

Kentara (Jam

Kerja Sedikit) Tidak Kentara

Setengah

Menganggur

Bekerja

Penuh

Produktivitas Rendah

Penghasilan Rendah

Page 43: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

27

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembuatan batu bata adalah

tenaga kerja kasar (buruh) yang sudah terlatih dengan baikun tuk

mencangkul tanah, membuat adonan, mengangkut air, mencetak dan

membakar batu bata. Pada umumnya pekerja batu bata berasal dari lokasi

setempat yang mata pencaharian di daerah tersebut adalah membuat batu

bata.

Sistem pemabayaran yang umumnya dilakukan adalah dengan cara

sistem satuan (borongan) yaitu per satu bata per cetak. Demikian juga

sistem pembayaran pada proses pengeringan dan pembakaran.

7. Penyerapan Tenaga Kerja

Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas,

menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga

kerja di suatu lapangan usaha, untuk dapat sesuai dengan kebutuhan usaha

itu sendiri.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga

kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata lain

penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam

satu unit usaha (Badan Pusat Statistik, 2020).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga

kerja yang digunakan dam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain

penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam

suatu unit usaha.

Menurut Kuncuro (dalam Fadliilah, 2012) pengertian penyerapan

tenaga kerja adalah jumlah lapangan kerja yang sudah terisi yang dapat

Page 44: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

28

tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut terserap dan tersebar

di berbagai sektor perekonomian.

Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung

untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan (Badan Pusat

Statistik, 2020). Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja

apabila unit usaha atau lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau

seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan

pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang

bekerja atau pernah bekerja.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulan bahwa

penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tertentu dari tenaga kerja yang

digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dapat juga dikatakan

penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang bekerja

dalam satu unit usaha.

8. Pendapatan Rumah Tangga

Sukirno (2010), menjelaskan bahwa pendapatan merupakan jumlah

penghasilan yang diterima oleh seseorang atas prestasi selama bekerja

dalam periode tertentu baik secara harian, mingguan maupun bulanan.

Pendapatan seseorang dapat diartikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan suatu mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seseorang

anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas

Page 45: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

29

faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta

membentuk produk nasional (Suprayanto, 2014).

Penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh

individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah pendapatan masyarakat.

Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan

tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar aktivitas pokok atau

pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan tersebut secara langsung dapat

digunakan untuk menopang atau menambah pendapatan pokok. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah

penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka

waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah

disumbangkan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rumah tangga

adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik

yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan

anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal

dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja (Upah dan gaji, keuntungan,

bonus, dan lain-lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain-lain), dan

pendapatan yang berasal dari pemebrian pihak lain (transfer).

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh

anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga

merupakan balas jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang

diberikan dalam kegiatan produksi.

Page 46: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

30

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang menurut

Boediono yaitu sebagai barikut :

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-

hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan

oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaa sampingan.

Dengan demikian pendapatan rumah tangga merupakan keseluruhan

penghasilan yang diterima sebagai imbalan jasa untuk membiayai kehidupan

keluarga baik yang berasal dari usaha pokok maupun dari usaha sampingan.

B. Tinjaun Empiris

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

No. Nama Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

1 Maleo Tri

Iriyanto

(2017)

Peranan

Industri

kerajinan kulit

terhadap

pendapatan

rumah tangga

dan

penyerapan

tenaga kerja

di Dusun

Manding

Desa

Sabdodadi

Kecamatan

Bantul

Kabupaten

Bantul.

Penelitian

deskriptif

yang

menggunakan

pendekatan

kuantitatif.

1) Peranan industri

kerajinan kulit

terhadap pendapatan

rumah tangga di

Dusun Manding Desa

Sabdodadi

Kecamatan Bantul

Kabupaten Bantul

sebesar 55,61 %.

Dimana jumlah

keseluruhan

pendapatan rumah

tangga dari industri

kerajinan kulit sebesar

Rp 82.500.000,00 dan

total pendapatan

rumah tangga dari

Page 47: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

31

pendapatan kerajinan

kulit dan pendapatan

lain-lain sebesar Rp

143.350.000,00.

2) Peranan industri

kerajinan kulit

terhadap penyerapan

tenaga kerja di Dusun

Manding Desa

Sabdodadi

Kecamatan Bantul

Kabupaten Bantul

sebesar 51,39 %.

Dimana jumlah

angkatan kerja yang

bekerja di industri

kerajinan kulit

sebanyak 573 orang

(325 orang tenaga

kerja yang bekerja di

industri kerajinan kulit

dan mampu

melibatkan tenaga

kerja rumah tangga

sebanyak 284 orang).

Sedangkan jumlah

angkatan kerja di

Dusun Manding

sebesar 1.115 orang.

2 Nurlaili

Rohmatu

Sholihah

(2016)

Peranan

industri kecil

batik dalam

penyerapan

tenaga kerja

dan

peningkatan

pendapatan

pengrajin di

Desa

Sendang

Duwur

Kecamatan

Paciran

Kabupaten

Penelitian

deskriptif.

Industri kecil batik tulis di

Desa Sendang Duwur

berperan dalam

penyerapan tenaga kerja

sebesar 162 orang

pengrajin pada tahun

2015. Industri kecil batik

tulis juga berperan dalam

peningkatan pendapatan

pengrajin yang ada di

Desa Sendang Duwur

Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan.

Page 48: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

32

Lamongan

3 Rini

Mulasari

dan Yoyok

Soesatyo

(2014)

Peranan

industri kecil

jamur tiram

terhadap

penyerapan

tenaga kerja

dan

peningkatan

pendapatan

di Kecamatan

Pacet

Kabupaten

Mojokerto.

Penelitian

deskriptif

kuantitatif.

Industri kecil jamur tiram

cukup berperan di

Kecamatan Pacet

meskipun tidak berperan

besar. Selain itu industri

jamur tiram mempunyai

peranan terhadap

penyerapan tenaga kerja

sebesar 1,08%. Dan

industri kecil jamur tiram

ini juga berperan

terhadap peningkatan

pendapatan di

Kecamatan Pacet adalah

sebesar 37,5% sampai

dengan 100%.

4 Lila

Fitriana

Herdianty

dan

Kirwani

(2014)

Penyerapan

tenaga kerja

dan

peningkatan

pendapatan

pada industri

kecil

kerajinan kulit

di Desa

Kedensari

Penelitian

deskriptif

dengan

pendekatan

kualitatif.

Industri kecil kerajinan

kulit di Desa Kedensari

mampu menyerap 175

orang pekerja asli warga

Kedensari. Pekerja di

industri kecil kerajinan

kulit Desa Kedensari

mengalami peningkatan

pendapatan hingga

empat kali lipat dari

pendapatan yang didapat

sebelum bekerja di

industri kerajinan kulit.

5 Darsih

(2017)

Peranan

sektor industri

kecil batu

bata pres

dalam

meningkatkan

pendapatan

masyarakat di

Kecamatan

Tenayan

Raya Kota

Pekanbaru.

Penelitian

deskriptif

kuantitatif.

1) Dari hasil Uji t untuk

faktor modal diperoleh

t sig = 0,002 maka

dapat disimpulkan

bahwa faktor modal

berpengaruh terhadap

produksi industri kecil

batu bata pres. Uji t

untuk faktor bahan

baku diperoleh t sig =

0,002 maka dapat

disimpulkan bahwa

faktor bahan baku

berpengaruh terhadap

Page 49: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

33

produksi industri kecil

batu bata pres. Uji t

untuk faktor tenaga

kerja diperoleh t sig =

0,001 maka dapat

disimpulkan bahwa

faktor tenaga kerja

berpengaruh terhadap

produksi industri kecil

batu bata pres.

2) Ada hubungan yang

positif antara

penggunaan modal,

bahan baku, dan

tenaga kerja secara

bersama-sama dalam

mempengaruhi

produksi industri kecil

batu bata pres di

Kecamatan Tenayan

Raya Kota Pekanbaru

didasarkan pada

koefisien determinasi

berganda (R2)

sebesar 0,998. Hal ini

berarti variabel-

variabel yang

mempengaruhi

peningkatan

produktivitas industri

kecil batu bata pres di

Kecamatan Tenayan

Raya Kota Pekanbaru

dapat dijelaskan oleh

variabel modal, bahan

baku, dan tenaga

kerja sebesar 99,8%.

Sedangkan sisanya

sebesar 0,2% di

pengaruhi oleh

variabel lain yang

tidak dijelaskan dalam

model ini.

Page 50: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

34

C. Kerangkan Konsep

Kerangka konsep ini merupakan penjelasan mengenai masalah yang

menjadi objek dalam penelitian ini. Kerangka konsep ini dibuat untuk

memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai peranan

industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan

rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba..

Industri kecil batu bata sangat dibutuhkan dalam penyerapan tenaga kerja

karena jumlah penduduk yang memasuki usia kerja terus bertambah. Banyaknya

kebutuhan mendorong seseorang untuk berusaha mencari sumber pendapatan

tambahan, salah satunya yaitu usaha batu bata. Industri ini membuka lapangan

pekerjaan bagi tenaga kerja yang dulunya menganggur atau tidak memiliki

pendapatan sekarang bisa bekerja sebagai pengrajin sehingga dapat menambah

pendapatan rumah tangga dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Oleh karena itu industri ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja

dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dapat

dilihat dari jumlah pekerja yang bekerja di industri kecil batu bata. Peran industri

kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga dapat dilihat dari pendapatan

yang diperoleh dari industri kecil batu bata.

Page 51: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

35

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan karangka

konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Peran Industri Kecil Batu Bata

Pendapatan Rumah Tangga Penyerapan Tenaga Kerja

jumlah tenaga kerja yang

bekerja di industri kecil

batu bata

jumlah tenaga kerja yang

bekerja diluar industri

kecil batu bata di Desa

Bontonyeleng

Pendapatan rumah

tangga dari industri kecil

batu bata

Pendapatan total rumah

tangga

Desa Bontonyeleng

Page 52: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Dimana metode penelitian ini sebagai prosedur penelitian yang manghasilkan

data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik dan tenaga kerja industri batu

bata di Desa Bontoyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lengkap

yang akan diteliti. Penelitian ini berfokus pada semua industri kecil batu bata

yang ada di Desa Bontoyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

Industri batu bata yang akan diteliti sebanyak delapan unit usaha dan 20 orang

tenaga kerja yang bekerja di industri batu bata tersebut.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba, lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti. Penelitian ini

sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan yaitu dari bulan Agustus

sampai bulan September tahun 2020.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini meliputi :

1. Data primer

Page 53: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

37

Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data tersebut

diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan subjek penelitian.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari beberapa penelusuran mulai dari buku, jurnal

sampai blog yang ada di intrenet untuk melengkapi data-Data diolah yang

berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Wawancara, mengumpulkan data dengan dengan cara tanya jawab bisa

sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media

telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman. Wawancara dilakukan dengan

subjek mengenai jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri kecil batu bata

yang ada di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari industri batu bata..

2. Observasi, mengumpulkan data dengan cara melihat/mengamati secara

langsung suatu objek yang diteliti untuk mengetahui secara pasti peran

industri batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

3. Dokumentasi, mencari data dengan mengumpulan dokumen-dokumen atau

berkas-berkas yang berkenaan dengan industri kecil batu bata di Desa

Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba serta

peranannya dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga.

Page 54: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

38

F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharismi instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih

dan digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data

agar penelitian tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Instrumen yang

diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat berwujud benda,

seperti alat tulis menulis, pedoman wawancara dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.

Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan di fokuskan pada hal-hal yang

penting.

2. Penyajian data

Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan atau

dikelompokkan dalam satu bentuk tertentu sehingga data yang diperoleh

data dari reduksi data dapat dilihat secara lebih utuh.

3. Penarikan kesimpulan

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi

dan penyajian data. Langkah penyajian data tersebut dapat berupa sketsa,

sinopsis, matriks, atau bentu-bentuk lain yang sangat diperlukan untuk

memudahkan upaya pemarapan dan penarikan kesimpulan.

Page 55: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Keadaan Geografi Desa Bontonyeleng

Desa Bontonyeleng merupakan salah satu desa yang ada di

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Secara gaografis desa

Bontonyeleng adalah daerah bukan pantai dengan ketinggian <500. Luas

wilayah desa Bontonyeleng 11 km2. Jumlah dusun di desa Bontonyeleng

sebanyak lima dusun dan memiliki empat rukun warga serta 20 rukun

tetangga.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Desa Bontonyeleng

No. Penggunaan Luas Wilayah

1 Tanah sawah 567,00 Ha

2 Tanah kering 59,23 Ha

3 Tanah basah 0,00 Ha

4 Tanah perkebunan 337,24 Ha

5 Fasilitas umum 24,78 Ha

6 Tanah hutan 127,00 Ha

Total luas 1.124,25 Ha

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa luas wilayah terluas

menurut penggunaan di Desa Bontonyeleng adalah penggunaan tanah

sawah dengan luas wilayah 567,00 Ha, kemudian tanah perkebunan dengan

luas 337,24 Ha, tanah hutan dengan luas 127,00 Ha, tanah kering dengan

Page 56: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

40

luas 59,23 Ha dan yang terakhir penggunaan fasilitas umum seluas 24,78

Ha.

Adapun batas-batas wilayah di Desa Bontonyeleng yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tanah Harapan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Bukit Tinggi

c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Palambarae

d. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bukit Harapan

2. Keadaan Penduduk Desa Bontonyeleng

a. Potensi sumber daya manusia

Jumlah total penduduk desa Bontonyeleng yaitu 4.929 jiwa, jumlah

kepala keluarga 1.301 KK dan kepadatan penduduk 4.400,89 per KM.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2019

No. Perincian Warga Negara RI (jiwa)

Warga Negara Asing (jiwa)

1 Laki-laki 2.443 -

2 perempuan 2.486 -

Total 4.929 -

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di desa

Bontonyeleng sebanyak 4.292 jiwa dengan perincian total penduduk

laki-laki sebanyak 2.443 jiwa, total penduduk perempuan sebesar 3.617

jiwa yang merupakan warga negara RI.

Page 57: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

41

Berikut ini tabel mengenai komposisi penduduk menurut umur di

desa Bontonyeleng.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Umur Di Desa Bontonyeleng

Tahun 2019

No. Usia Jumlah (jiwa)

1 0-3 tahun 215

2 4-6 tahun 221

3 7-12 tahun 423

4 13-15 tahun 373

5 16-18 tahun 530

6 >19 tahun 3.126

Total 4.929

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berusia 19

tahun ke atas yang memiliki jumlah terbanyak yaitu 3.126 jiwa dari total

jumlah penduduk desa Bontonyeleng, sedangkan untuk penduduk usia

0-3 tahun sebanyak 215 jiwa, usia 4-6 tahun sebanyak 221 jiwa, usia 7-

12 tahun sebanyak 423 jiwa, usia 13-15 tahun sebanyak 373 jiwa, dan

penduduk berumur 16-18 tahun sebanyak 530 jiwa.

Page 58: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

42

b. Mata pencaharian penduduk

Terdapat berbagai jenis pekerjaan penduduk dalam suatu daerah.

Berikut ini komposisi penduduk desa Bontonyeleng menurut jenis

pekerjaan.

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut

Jenis Pekerjaan Tahun 2019

No. Janis pekerjaan Laki-laki

(jiwa) Perempuan

( jiwa)

1 Petani 975 2

2 Pegawai Negeri Sipil 21 13

3 Pedagang barang kelantong

13 51

4 Peternak 57 11

5 Montir 17 0

6 Perawat swasta 15 19

7 TNI 8 0

8 POLRI 1 2

9 Guru swasta 7 27

10 Tukang kayu 19 0

11 Tukang batu 92 0

12 Pelajar 457 709

13 Ibu rumah tangga 0 1.318

14 Perangkat desa 8 3

15 Sopir 25 0

16 Jasa penyewaan peralatan pengantin

7 0

17 Tukang jahit 0 10

18 Karyawan honorer 22 30

19 Tukang cukur 7 0

Total 3.946

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Page 59: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

43

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui jumlah penduduk desa

Bontonyeleng menurut jenis pekerjaan sebanyak 3.946 jiwa. Jumlah

penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 977

orang yang terdiri dari 975 orang laki-laki dan dua orang perempuan.

Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri

Sipil (PNS) sebanyak 34 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 13

orang perempuan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian

sebagai pedagang barang kelantong sebanyak 64 orang yang terdiri dari

13 orang laki-laki dan 51 orang perempuan. Jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai peternak sebanyak 68 orang yang terdiri

dari 57 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai montir sebanyak 17 orang laki-laki.

Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai perawat

sebanyak 34 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 19 orang

perempuan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI

sebanyak 8 orang laki-laki. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian

sebagai polri sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 2

orang perempuan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian

sebagai guru swasta sebanyak 34 orang yang terdiri dari 7 orang laki-

laki dan 27 orang perempuan. Jumlah penduduk yang bermata

pencaharian sebagai tukang kayu sebanyak 19 orang laki-laki. Jumlah

penduduk yang bermata pencaharian sebagai tukang batu sebanyak 92

orang laki-laki. Jumlah penduduk sebagai pelajar sebanyak 1.166 orang

yang terdiri dari 457 orang laki-laki dan 709 orang perempuan. Jumlah

penduduk sebagai ibu rumah tangga sebanyak 1.318 orang perempuan.

Page 60: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

44

Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai perangkat desa

sebanyak 11 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 3 orang

perempuan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai sopir

sebanyak 25 orang laki-laki. Jumlah penduduk yang bermata

pencaharian sebagai jasa penyewaan peralatan pengantin sebanyak 7

orang laki-laki. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai

tukang jahit sebanyak 10 orang orang perempuan. Jumlah penduduk

yang bermata pencaharian sebagai karyawan honorer sebanyak 52

orang yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 30 orang perempuan.

Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai tukang cukur

sebanyak 7 orang laki-laki.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini yaitu pemilik industri batu bata dan

pekerja di industri batu bata.

a. Pemilik usaha Industri batu bata

1) Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang)

20-29 0

30-39 1

40-49 3

50-59 2

60-65 2

Total 8

Sumber : Data diolah

Page 61: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

45

Tabel 4.5 di atas menjelaskan bahwa di desa

Bontonyeleng pengusaha batu bata berada pada usia produktif.

Pengusaha batu bata di desa Bontonyeleng yaitu tiga orang

berada pada usia 40-49 tahun. Sedangkan di usia 50-59 tahun

dan 60-65 tahun masing-masing sebanyak dua orang. Sebanyak

satu orang berada pada usia 30-39 tahun.

2) Distribusi responden berdasarkan lamanya mengelola industri

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya

Mengelola Industri

Lamanya Mengelola Industri Jumlah (orang)

1-5 tahun 4

6-10 tahun 2

11-15 tahun 2

16-20 tahun 0

Total 8

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa empat

orang telah mengelola industri selama 1-5 tahun. Sebanyak dua

orang telah mengelola selama 6-10 tahun dan dua orang selama

11-15 tahun.

3) Distribusi responden berdasarkan jumlah pekerja

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pekerja

Jumlah industri Jumlah Pekerja (orang)

4 5

3 6

1 7

Sumber : Data diolah

Page 62: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

46

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang

bekerja pada setiap industri itu berbeda-beda. Empat industri

dengan jumlah pekerja sebanyak lima orang, tiga industri dengan

jumlah pekerja sebanyak enam orang, dan satu industri dengan

jumlah pekerja sebanyak tujuh orang.

b. Tenaga kerja industri batu bata

1) Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah (orang)

19-29 4

30-39 10

40-49 3

50-59 2

60-65 1

Total 20

Sumber : Data diolah

Tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa pekerja di industri

batu bata berada pada usia produktif. Pekerja di industri batu

bata desa Bontonyeleng paling banyak berusia 30-39 tahun yaitu

10 orang. Mayoritas pekerja sudah berkeluarga dan pekerjaan

sebagai pengrajin batu bata marupakan salah satu pekerjaan

sampingan mereka. Pekerja paling muda berusia 19 tahun dan

yang paling tua berusia 65 tahun. Pekerja berusia 19-29 tahun

sebanyak empat orang. Pekerja berusia 40-49 tahun sebanyak 3

orang. Pekerja berusia 50-59 tahun sebanyak 2 orang dan yang

berusia 60-65 tahun sebanyak satu orang.

Page 63: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

47

2) Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Laki-laki 4

Perempuan 16

Total 20

Sumber : Data diolah

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari total reponden/pekerja

20 orang di atas, mayoritas pekerja adalah perempuan yang

berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT). Sebanyak 16 orang

pekerja perempuan dan empat orang pekerja laki-laki.

3) Distribusi responden berdasarkan lama bekerja di industri

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

di Industri

Lama Bekerja di Industri

Jumlah (orang)

1-5 tahun 18

6-10 tahun 0

11-15 tahun 1

16-20 tahun 1

Total 20

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dari total 20 orang pekerja

yang telah bekerja selama 1-5 tahun sebanyak 18 orang.

Sebanyak satu orang yang telah bekerja selama 11-15 tahun dan

satu orang yang telah bekerja selama 16-20 tahun.

Page 64: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

48

4) Distribusi responden berdasarkan pendapatan dari industri batu

bata

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan dari Industri

Batu Bata

Pendapatan (Rp) Jumlah (orang)

<500.000 1

500.000-900.000 14

1.000.000-1.500.000 5

>1.500.000 0

Total 20

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar pekerja di industri batu bata desa Bontonyeleng

memperoleh pendapatan selama satu bulan berkisaran antara

Rp 500.000 - Rp 900.000 sebanyak 14 orang. Pedapatan pekerja

di industri batu bata selama satu bulan paling sedikit/rendah yaitu

kurang dari Rp 500.000 sebanyak satu orang. Pendapatan

terbanyak/tertinggi pekerja selama sebulan kisaran anatara Rp

1.000.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 5 orang. Pendapatan

mereka tergantung dari banyaknya batu bata yang dihasilkan.

2. Hasil penelitian

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang bekerja

dalam suatu industri atau instansi. Dalam penelitian ini penyerapan tenaga

kerja merupakan banyaknya tenaga kerja yang mampu diserap atau yang

bekerja dalam industri kecil batu bata di desa Bontonyeleng Kecamatan

Page 65: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

49

Gantarang Kabupaten Bulukumba. Sedangkan pendapatan rumah tangga

adalah pendapatan yang diterima oleh keluarga bersangkutan baik yang

berasal dari pendapatan kepala keluarga maupun pendapatan angota-

anggota keluarga lainnya.

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap industri batu bata,

jumlah industri dan tenaga kerja yang bekerja dalam pembuatan batu bata

maka dapat diketahui sebagai barikut :

a. Penyerapan tenaga kerja

Tabel 4.12 Penyerapan Tenaga Kerja di Industri Kecil Batu

Desa Bontonyeleng

No. Nama Pemilik Jumlah Tenaga Kerja

1 H. Sampeang 7 orang

2 Pudding 5 orang

3 Semmang 6 orang

4 Selling 6 orang

5 Dahe 5 orang

6 Nurdin 6 orang

7 Ambo Ako 5 orang

8 Salahudding 5 orang

Total 45 orang

Sumber : Data diolah

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap delapan industri batu

bata, maka dapat diperoleh 45 orang pekerja yang mampu diserap oleh

industri kecil batu bata. satu industri dengan pekerja tujuh orang, empat

industri dengan pekerja lima orang, dan tiga industri dengan pekerja enam

orang.

b. Pendapatan rumah tangga

Page 66: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

50

Pekerja di industri batu bata Desa Bontonyeleng memiliki pendapatan

yang relatif berbeda-beda, tergantung dari banyaknya batu bata yang

dihasilkan. Di bawah ini merupakan hasil observasi dan wawancara

mengenai pendapatan pekerja di industri kecil batu bata Desa Bontonyeleng.

Tabel 4.13 Pendapatan pekerja di industri kecil batu

Desa Bontonyeleng

No. Nama Pekerja Pendapatan dari

Industri Batu Bata (perbulan)

Pendapatan Rumah Tangga (perbulan)

1 Anto Rp 600.000 Rp 1.000.000

2 Rida Rp 400.000 Rp 1.000.000

3 Haje Rp 600.000 Rp 1.500.000

4 Mina Rp 600.000 Rp 800.000

5 Eda Rp 500.000 Rp 1.200.000

6 Samsia Rp 500.000 Rp 1.000.000

7 Henra Rp 700.000 Rp 2.000.000

8 Emming Rp 1.000.000 Rp 2.000.000

9 Ani Rp 1.300.000 Rp 1.500.000

10 Sabri Rp 500.000 Rp 5.000.000

11 Ante Rp 800.000 Rp 5.000.000

12 Karmila Rp 1.200.000 Rp 5.000.000

13 Sangkala Rp 1.200.000 Rp 2.000.000

14 Indar diani Rp 800.000 Rp 1.300.000

15 Nuria Rp 900.000 Rp 1.500.000

16 Warda Rp 500.000 Rp 1.000.000

17 Imma Rp 500.000 Rp 2.500.000

18 Salma Rp 800.000 Rp 3.000.000

19 Temma Rp 1.200.000 Rp 2.000.000

20 Rumiati Rp 650.000 Rp 1.000.000

Total Rp 15.250.000 Rp 41.300.000

Sumber : Data diolah

Page 67: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

51

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pendapatan perbulan dari para pekerja

dengan pendapatan terbesar adalah Rp 1.300.000 dan pendapatan terendah

Rp 400.000. pekerja dengan pendapatan Rp 1.300.000 terdiri dari satu

orang, pekerja dengan pendapatan Rp 1.200.000 terdiri dari tiga orang,

pekerja dengan pendapatan Rp 1.000.000 terdiri dari satu orang. pekerja

dengan pendapatan Rp 900.000 terdiri dari satu orang, pekerja dengan

pendapatan Rp 800.000 terdiri atas tiga orang, pekerja dengan pendapatan

Rp 700.000 terdiri dari satu orang, pekerja dengan pendapatan Rp 650.000

terdiri atas satu orang, pekerja dengan pendapatan Rp 600.000 terdiri atas

tiga orang, pekerja dengan pendapatan Rp 500.000 terdiri atas lima orang,

pekerja dengan pendapatan Rp 400.000 terdiri atas satu orang.

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara

dan observasi, berikut ini penjabaran mengenai peran industri kecil batu bata

terhadap penyerapan tenaga kerja dan peran industri kecil batu bata

terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba.

1. Peran Industri Kecil Batu Bata Terhadap Penyerapan tenaga kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang baik laki-laki atau perempuan,

yang sedang dalam dan atau melakukan pekerjaan, baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa,

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Tunggal, 2013).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga

kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata

Page 68: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

52

lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja

dalam satu unit usaha (Badan Pusat Statistik, 2020).

Beradasarkan hasil observasi dan wawancara industri kecil batu

bata di Desa Bontonyeleng menunjukkan bahwa industri tersebut mampu

menyerap tenaga kerja dengan jumlah minimal 5 orang dan mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 19 orang. Jumlah keseluruhan pekerja

yang terserap dalam industri ini sebanyak 45 orang pekerja. Jumlah

pekerja 5-19 orang merupakan jumlah yang relatif sedikit, hal ini sesuai

dengan teori tentang pengertian industri kecil menurut Badan Pusat

Statistik yang menyatakan bahwa industri kecil merupakan kegiatan

usaha yang mempunyai modal dan pekerja dengan jumlah yang relatif

kecil. Pekerja yang telah diserap dalam industri batu bata ini merupakan

penduduk asli desa Bontonyeleng.

Alasan mengapa semua pekerja yang terdapat di industri batu

bata adalah warga asli desa Bontonyeleng karena pemilik industri lebih

memilih mengajak dan percaya dengan tetangga terdekat atau keluarga

untuk bekerja di industrinya daripada orang luar. Apabila pekerja berasal

dari sekitar usaha maka akan lebih mudah dan juga jarak antara industri

dan rumah pekerja relatif dekat. Mayoritas pekerja di industri batu bata

masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik industri batu bata

tersebut.

“yang bekerja disini keluarga dan tetangga-tetangga. lebih

bisa dipercaya sama dekatki dari tempat bikin batu jadi

baguski.” Ujar pemilik industri batu bata H. Sampeang.

Page 69: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

53

“keluargaku semua yang kerja disini, istriku sama anak-

anakku. Tidak ada orang lain.” Ujar pemilik industri batu

bata, Ambo Ako.

Tidak ada kriteria dalam pemilihan tenaga kerja di industri batu

bata ini dan tidak memerlukan tingkat pendidikan tertentu. Untuk

memperoleh keterampilan dalam membuat batu bata, pekerja belajar

sendiri dengan pekerja yang sudah terampil dalam membuat batu bata.

Dalam proses pembuatan batu bata pekerja memiliki tugas mulai dari

tahap awal hingga tahap pengeringan. Untuk tahap pembakaran lebih

sering dilakukan oleh pemilik usaha sendiri. Ujar salah satu pemilik

industri batu bata, Ambo Ako :

“yang bekerja disini itu sebarangji, yang penting rajin dan

kuat karena untuk kerja disini harus kuat. Beratki

pekerjaannya. Kalo masalah pintarnya bikin, belajar ji dari

orang yang sudah kerja di sini di pembuatan batu iya.”

Tenaga kerja yang berkerja dalam industri batu bata mayoritas

adalah perempuan yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

Ibu Rumah Tangga (IRT) ini memilih untuk bekerja di industri batu bata

karena mereka hanya bekerja di saat musim panen sehingga mereka

membutuhkan pekerjaan lain di masa selang antara musim tanam dan

panen. Ujar alasan salah satu pekerja Ibu Indar Diani memilih bekerja di

industri batu bata :

“Kerjaka disini karena pekerjaan ku cuman potong padiji.

Kalo bukan musim panen tidak ada kerjaanku jadi kerjama

disini. Supaya ada lagi penghasilanku tambah-tambah uang

Page 70: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

54

belanja pasar-pasar dan yang punya ini usaha saudaraku ji

juga.”

Tenaga kerja laki-laki yang berkerja dalam industri batu bata

hanya beberapa orang dan mereka memiliki beberapa pekerjaan lain

seperti bertani, berternak dan berkebun. Hanya ada satu orang pekerja

laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan lain yaitu bapak Sangkala.

“saya bekerja membuat batu bata sudah lama sekali,

mungkin 20 tahunan. Saya sudah pindah-pindah tempat

sampai keluar daerah. Saya kerja disini karena saya tidak

mempunyai pekerjaan lain, saya tidak punya sawah, tidak

punya kebun untuk digarap.” Ujar bapak Sangkala.

Dari hasil penelitian di industri kecil batu bata desa Bontonyeleng

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba didapatkan hasil bahwa

tenaga kerja yang terserap dalam industri batu bata sebanyak 45 orang.

Jumlah ini memang relatif kecil Industri kecil. Industri batu bata hanya

mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah sedikit karena

kebanyakan pekerjaan warga Desa Bontonyeleng adalah sebagai petani

dan peternak. Jumlah masyarakat yang bekerja sebagai petani sebanyak

977 orang dan peternak sebanyak 68 orang serta pekerjaan lain seperti

padagang dan karyawan yang tidak memenuhi kriteria penelitian.

Jadi, Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga

kerja di desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba kecil. Industri kecil batu bata mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 45 orang pekerja, hal ini merupakan jumlah yang sedikit jika

dibandingkan dengan jumlah pekerja yang bekerja diluar industri kecil

Page 71: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

55

batu bata. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian oleh M. Hidayat (2018) yang meneliti tentang

peran industri moubel dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Gowa

Provinsi Sulawesi Selatan yang menunjukkan hasil bahwa peran

strategis industri industri moubel dalam menyerap tenaga kerja sangat

kecil, persentase tingkat kontribusi tenaga kerja industri moubel

Kabupaten Gowa dalam periode sepuluh tahun terakhir (2007-2016)

hanya mencapai rata-rata 0,05% pertahun.

Tujuan industri kecil batu bata ini yaitu untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat sekitar dengan jalan menciptakan atau memperluas

kesempatan kerja dan dapat mengurangi angkatan kerja yang

sebelumnya menganggur atau tidak memiliki perkerjaan dapat

berpartisipasi dalam bekerja di industri tersbeut. Keberadaan industri

batu bata memberikan dampak positif kepada masyarakat dengan

membuka lapangan pekerjaan kepada sebagian masyarakat yang tinggal

di Desa Bontonyeleng. Industri ini memang tidak memberikan peran

yang besar dalam menyerap tenaga kerja di Desa Bontonyeleng.

Namun, apabila industri ini tidak ada, penduduk tidak memiliki pekerjaan

sampingan atau kehilangan salah satu pekerjaan sampingan.

2. Peran Industri Kecil Batu Bata Terhadap Pendapatan rumah tangga

Sukirno (2010), menjelaskan bahwa pendapatan merupakan

jumlah penghasilan yang diterima oleh seseorang atas prestasi selama

bekerja dalam periode tertentu baik secara harian, mingguan maupun

bulanan.

Page 72: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

56

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rumah tangga

adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik

yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan

anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat

berasal dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja (Upah dan gaji,

keuntungan, bonus, dan lain-lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil,

dan lain-lain), dan pendapatan yang berasal dari pemebrian pihak lain

(transfer).

Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa

kisaran pendapatan para pekerja di industri batu bata yaitu sebagai

berikut :

a. Pendapatan rendah (< Rp 500.000)

b. Pendapatan menengah (Rp 500.000 – Rp 900.000)

c. Pendapatan besar ( Rp 1.000.000 Rp 1.500.000)

Jumlah pendapatan ini tidak bersifat tetap dikarenakan jumlah

pendapatan yang akan diperoleh tergantung dari banyaknya jumlah batu

bata yang dihasilkan. Jumlah batu bata yang dihasilkan pekerja di

industri batu bata berbeda-beda, ada yang menghasilkan 700 biji dalam

satu hari dan ada yang mampu menghasilkan 1000 biji bahkan lebih

dalam satu hari. Perbedaan ini disebabkan oleh cuaca, jam kerja dan

produktivitas pekerja dalam mencetak batu bata. Pekerja yang memiliki

banyak pekerjaan lain diluar industri batu bata cenderung menghasilkan

batu bata yang sedikit sehingga pendapatan yang pekerja tersebut

peroleh juga sedikit.

Page 73: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

57

“Saya sedikit ji ku cetak satu hari karena lelet ka maccetak.

Tidak pagi sekali ka juga datang, biasa jam 9 atau 10 pi

kudatang ka ada anakku kecil, biasa juga tidak pergika

mencetak kalo tidak ada jagaki anakku. Biasa 700 ji kucetak

satu hari. Nuria ji itu banyak-banyak na dapat disini karena

pagiki datang, baru cepat sekali caranya dia mencetak.” Ujar

Ibu Imma pekerja di industri batu bata.

Upah yang diberikan pemilik kepada pekerja yaitu untuk proses

pembuatan (pencetakan sampai pengeringan) sebesar Rp 100/biji dan

untuk proses pembakaran Rp 20/biji. Biasanya untuk proses

pembakaran dilakukan oleh pemilik industri batu bata itu sendiri.

“tidak banyak gajinya kerja di sini. Tapi setidaknya ada

dikerja dari pada tidak ada sama sekali. Gajinya itu

Rp100/biji untuk mencetak.” Ujar Ibu Nuria.

“punyanya sendiri yang bakar ki. Kalo menggajiki untuk

bakar itu Rp20/biji.” Ujar Ibu warda.

Pemberian upah/gaji dilakukan pada saat proses pembakaran.

Pada saat batu bata yang dibuat telah kering maka jumlah batu bata

tersebut akan dicatat dalam sebuah buku. Kemudian saat proses

pembakaran, jumlah batu bata yang dihasilkan oleh pekerja akan

diakumulasi kemudian akan diberikan upah sesuai jumlah yang

dihasilkan pekerja.

“gaji dikasiki kalo dibakarmi batu ia. Terus dihitungki berapa

batu ta masuk di pembakaran itu. Bisaji juga minta duluan ki

Page 74: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

58

gaji ia kalo ada keperluan. Kalo mau jaki na kasi bos kah.

Heheh”. Ujar ibu Ani.

Dengan adanya industri batu bata ini masyarakat di Desa

Bontonyeleng merasa terbantu. Pendapatan rumah tangga masyarakat

yang bekerja dalam industri ini tergolong meningkat sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Beberapa masyarakat yang

bekerja di industri ini ada yang mampu membeli atau memperbaiki

rumah mereka sehingga lebih baik.

“semenjak kerjaka disini bertambahki uang tabungan.

Karena kan sebelumku kerja disini itu, suamikuji yang kerja

jadi tidak banyak.” Ujar ibu Samsia.

“gaji dari bikin batu di sini itu, sudah mi ku pake beli kursi,

springbad, meskipun ku cicil do. kuperbaiki rumahku, ku

tambahki terasnya.” Ujar ibu Nuria.

Peran industri kecil batu bata terhadap Pendapatan rumah tangga

dapat diketahui dari jumlah pendapatan pekerja dari industri batu bata

dan jumlah pendapatan total rumah tangganya. Jumlah pendapatan satu

bulan dari industri batu bata sebesar Rp 15.250.000 (20 responden)

sedangkan jumlah pendapatan rumah tangga dari industri batu bata dan

pekerjaan lain-lain selama satu bulan sebesar Rp 41.300.000 (20

responden).

Jadi peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba rendah. Hal ini disebabkan karena pendapatan lain-lain

pekerja lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari industri batu

Page 75: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

59

bata. Dimana pendapatan lain-lain pekerja sebesar Rp 26.050.000 atau

63 % dari pendapatan rumah tangga sedangkan pendapatan dari industri

batu bata hanya Rp 15.250.000 atau hanya 37 %.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maleo Tri Iriyanto (2017) yang meneiliti mengenai peranan industri kecil

kerajinan kulit terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Manding

Desa Sabdodadi Kematan Bantul yang menunjukkan hasil bahwa

industri kerajinan kulit berperan sebesar 55,61% terhadap pendapatan

rumah tangga.

Page 76: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

kesimpulan yang dapat disampaikan adalah :

1. Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada delapan industri

kecil batu bata terdapat 45 orang pekerja yang terserap dalam industri

tersebut. Jumlah ini termasuk kecil jika dibandingkan dengan jumlah

masyarakat yang bekerja diluar industri kecil batu bata seperti masyarakat

yang bekerja sebagai petani sebanyak 977 orang, peternak sebanyak 68

orang.

2. Dari hasil wawancara dan observasi jumlah pendapatan rumah tangga

pekerja sebesar Rp 41.300.000 (20 responden). Dimana dari pendapatan

industri batu bata hanya Rp 15.250.000 (37% dari pendapatan rumah tangga)

sedangkan pendapatan lain-lain pekerja sebesar Rp 26.050.000 (63% dari

pendapatan rumah tangga). Pendapatan dari industri kecil batu bata lebih

rendah dibandingkan dengan pendapatan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil , maka saran yang dapat

diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Para pemilik industri membutuhkan pendampingan maupun dukungan seperti

dukungan modal, proses produksi yang benar, promosi. Pendampingan ini

akan meningkatkan produktivitas para pemilik industri sehingga akan

semakin banyak industri-industri yang berkembang dan meningkatkan jumlah

Page 77: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

60

lapangan pekerjaan baru sehingga mampu menyerap tenaga kerja lebih

banyak lagi.

2. a. Sebaiknya pemilik industri kecil batu bata yang ada di Desa Bontonyeleng

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba membuat pembukuan

mengenai siklus keuangan tentang pendapatan dan pengeluaran. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui secara rinci mengenai pendapatan dan

pengeluaran dalam proses produksi sehingga siklus keuangan lebih jelas.

b. Bagi para pekerja disarankan agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam

membuat batu bata baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sehingga

batu bata yang dihasilkan adalah bata yang berkualitas. Dengan demikian

pangsa pasar akan bertambah dan nantinya akan berakibat lebih

meningkatnya pendapatan yang diperoleh.

Page 78: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

61

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. M. 2015. Peranan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Sulawesi Utara.

Aryanti, H. G., et. al. 2019. Ketenagakerjaan. Cempaka Putih : Klaten.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba. (https://bulukumbakab.bps.go.id/, di akses pada tanggal 15 april 2020).

Bungin, B. 2015. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers : Jakarta

Darsih. 2017. Peran Sektor Industri Kecil Batu Bata Pres Dalam Meningkatkan

Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru,

(Online). Vol. 4 No. 1

(http://jom.unri.ac.id/index.php/jomfekon/article/view/13015, diakses 12

april 2020).

Fadliilah, D. N. 2012. Diponegoro Jurnal Of Economics : Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil

Ikan Asin di Kota Tegal). Volume 1, Nomor 1. Fakultas Ekonomika dan

Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang.

Hamdani, & Munazir. 2019. Peran Industri Kecil Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Di Kabupaten Aceh Utara, (Online). Vol. 5 No. 1.

(https://scholar.google.com/, diakses 12 april 2020).

Herdiyanti, L.F., & Kirwani. 2014. Penyerapan Tenaga Kerja Dan Peningkatan

Pendapatan Pada Industri Kecil Kerajinan Kulit Di Desa Kedensari,

(Online). Vol. 2 No. 3.

(https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/9341,

diakses 12 april 2020).

Herlambang. 2010. Peranan Usaha Kecil Dalam Perekonomian Indonesia.

(https://masherla.wordpress.com/2010/03/08/peranan-usaha-kecil-dalam-

perekonomian-indonesia/)

Hidayat, M. 2018. Peran Industri Moubel Dalam Menyerap Tenaga Kerja Di

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Volume 6, Nomor 2.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Iryanto, M. T. 2017. Peranan Industri Kerajinan Kulit Terhadap Pendapatan

Rumah Tangga Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Dusun Manding Desa

Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul, (Online). Vol. 6 No. 6.

(https://scholar.google.com/, diakses 12 april 2020).

Page 79: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

62

Misbach, M. 2011. Pengertian Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja.

(http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-

dan-angkatan.html diakses 23 Februari 2018).

Mulasari, R., & Soesatyo, Y. 2014. Peranan Industri Kecil Jamur Tiram Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Dan Peningkatan Pendapatan Di Kecamatan

Pacet Kabupaten Mojokerto, (Online). Vol. 2 no. 3.

(https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/9240,

diakses 12 april 2020).

Ratnasari, A. 2013. Peranan Industri Kecil Menengah (IKM) Dalam Penyerapan

Tenaga Kerja Di kabupaten Ponorogo. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 1

No. 3. (https://scholar.google.com/, diakses 12 april 2020).

Sholihah, N. R. 2016. Peranan Industri Kecil Batik Dalam Penyerapan Tenaga

Kerja Dan Peningkatan Pendapatan Pengrajin Di Desa Sendang Duwur

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, (Online). Vol. 4 No. 3.

(https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/16594,

diakses 12 april 2020).

Subandi. (2019). Ekonomi Pembangunan. Cetakan Kelima. Alfabeta : Bandung.

Sujarweni. V. W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. PT Pustaka

Baru : Yogyakarta.

Sukirno. S. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT raja

Grasindo Perseda : Jakarta.

Suparyanto, R.W. 2012. Kewirausahaan: Konsep dan Realita pada Usaha Kecil.

Alfabeta : Bandung.

______. 2014. Konsep Dasar Pendapatan Keluarga. (http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2014/03/konsep-dasar-pendapatan-

keluarga.html, diakses pada tanggal 29 juli 2020).

Sutanto, S., & Zumrotun. 2010. Membuat Batu Bata (Bata Merah). Multi Kreasi

Satidelapan : Jakarta.

Tunggal, H. S., 2013. Memahami Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Harvarindo

: Jakarta.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (2) Tentang

Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Ketenagakerjaan

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Peranan)

Page 80: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

63

LAMPIRAN

Page 81: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

64

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

a. Untuk pemilik industri batu bata

Identitas Diri :

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : pria/wanita

Daftar pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda mengelola Industri batu bata ?

2. Dalam mengelola industri ini, darimana anda memperoleh modal

pertama kali?

3. Berapa modal yang di gunakan dalam memproduksi?

4. Bagaimana cara memperoleh bahan baku ?

5. Apakah dalam memperoleh bahan baku mengalami kesulitan ?

6. Darimana saja tenaga kerja dalam industri batu bata ini?

a. Desa setempat.

b. Luar desa.

c. Anggota keluarga sendiri.

d. Luar kota.

7. Apakah tenaga kerja yang dipekerjaan harus memiliki tingkat pendidikan

tertentu?

a. Ya.

b. Tidak.

Page 82: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

65

8. Darimana keterampilan tenaga kerja diperoleh?

a. Belajar sendiri.

b. Bakat.

c. Lain-lain.

9. Dalam menjalankan usaha ini dibantu berapa pekerja?

10. Bagaimana cara memperoleh pekerja?

a. Mereka datang sendiri minta pekerjaan.

b. Mencari sendiri.

c. Dicarikan orang lain.

11. Bagaimana cara menjual hasil produksinya?

a. Apakah sendiri kedaerah.

b. Membuka showroom.

c. Pembeli datang sendiri ke lokasi.

12. Kemana saja kah pemasaran hasil produksi?

13. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam menjalankan usaha

ini?

14. Selain sebagai pengusaha, apakah ada pekerjaan lain yang anda miliki ?

Page 83: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

66

b. Untuk tenaga kerja di industri batu bata

Identitas Diri

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : pria/wanita

Daftar pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di industri kecil batu bata ?

2. Apa yang mendorong anda memilih pekerjaan tersebut ?

3. Bagaimana anda mendapatkan keahlian sebagai pengrajin batu bata ?

4. Apa saja tugas anda sebagai pekerja ?

5. Bagimana sistem pengupahan dalam industri tersebut ?

6. Berapa besar upah/pendapatan yang anda peroleh dari industri ini ?

7. Selain sebagai pekerja di industri ini, adakah pekerjaan lain yang anda

miliki ?

8. Selain anda, siapa saja yang bekerja/memperoleh penghasilan dalam

keluarga anda ?

9. Berapa besar pendapatan rumah tangga/keluarga anda dalam satu

bulan ?

Page 84: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

67

LAMPIRAN 2

DOKUMENTASI

Page 85: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

68

Page 86: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

69

LAMPIRAN 3

Page 87: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

70

LAMPIRAN 4

Page 88: PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN …

71

LAMPIRAN 5

BIOGRAFI PENULIS

Lela Nurfaela panggilan Ela lahir di Bulukumba pada tanggal

19 Agustus 1997 dari pasangan suami istri Bapak H. Sampeang

dan Ibu Salmawati. Peneliti adalah anak ke dua dari dua

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Desa

Bontonyeleng RT 002 RW 002 Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 231 Bontonyeleng lulus

tahun 2010, SMP Negeri 6 Bulukumba lulus tahun 2013, SMK Negeri 1 Bulukumba

lulus tahun 2016, dan mulai tahun 2016 mengikuti Program S1 Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan

penulis skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.