analisis penyerapan tenaga kerja pada industri …digilib.unila.ac.id/55415/3/skripsi tanpa bab...

68
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh: Benny Prayudi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: truongmien

Post on 23-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU

BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh:

Benny Prayudi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

ABSTRACT

LABOR ABSORPTION ANALYSIS OF BRICK INDUSTRIES IN

SEPUTIH MATARAM CENTRAL LAMPUNG

BY

BENNY PRAYUDI

One of many efforts in job creation is provides a development for the industrial

sector. The industrial sector is believed to be a sector that could lead another

sectors in the economy. Seputih Mataram Subdistrict that located in Central

Lampung has an industrial potency, one of the most potential industry is brick

industry. The growth and development of the industrial sector promises

employment opportunities and absorb labor, especially in rural areas. The

difficulty of finding a job, lack of expertise and low education become one of

many reason most of villagers work in the brick industry.

This study aims to know the effect of wages rates, price capital, and output level

toward labor absorption in Seputih Mataram. This study use multiple linier

regression analysis to calculate and analyze how muc wages rates, price capital

and level output affected labor absorption in Seputih Mataram Central Lampung.

Estimation that obtained from the calculation result shows that these variables

simultaneously affect the labor absorption by 88,75 percent and the remaining

11,25 percent is influenced by other variables outside of this research.

Keywords : Labor Absorption, Output Level, Price Capital, Wage Rate.

Page 3: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

ABSTRAK

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU

BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

OLEH

BENNY PRAYUDI

Salah satu upaya dalam penciptaan lapangan kerja adalah dengan pembangunan

pada sektor industri. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin

sektor lain dalam perekonomian. Kecamatan Seputih Mataram yang terletak di

Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi industri salah satunya industri batu

bata. Pertumbuhan dan perkembangan sektor industri menjanjikan semakin

luasnya kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja khususnya di perdesaan.

Sulitnya mencari lapangan pekerjaan, kurangnya keahlian dan pendidikan yang

rendah menjadi salah satu alasan sebagian masyarakat desa bekerja di industri

batu bata.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel upah, harga modal

dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di

Kecamatan Seputih Mataram. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

liner berganda untuk menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh upah

pekerja, harga modal dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Dari hasil perhitungan estimasi diperoleh hasil bahwa variabel-variabel tersebut

secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar

88,75 persen dan sisanya sebesar 11,25 persen dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian.

Kata Kunci : Harga Modal, Jumlah Output, Penyerapan Tenaga Kerja, Tingkat

Upah.

Page 4: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU

BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

Oleh

Benny Prayudi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Page 6: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Page 7: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Page 8: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Benny Prayudi dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1995 di

Argomulyo, Lampung Barat. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Hi. Ngadiman dan Ibu Hj. Nurida.

Penulis mulai menjalani pendidikan di TK Dharma Wanita pada Tahun 2000.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan formal di SDN 2 Karang Endah dan

lulus Tahun 2007. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke SMPN 5

Terbanggi Besar dan lulus pada Tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikannya ke SMKN 2 Terbanggi Besar. Ketika SMK, Penulis aktif di bidang

karya ilmiah remaja dan pramuka.

Pada Tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Pada Tahun 2017, penulis mengikuti Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke

beberapa instansi yaitu Kementrian Keuangan, Kementrian Industri dan

Kementrian Koperasi dengan mahasiswa ekonomi pembangunan angkatan 2014.

Pada Tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Seputih Mataram Kelurahan Trimulyo

Mataram selama 40 hari sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Page 9: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

MOTO

“Maka janganlah sekali kali engkau memberikan kehidupan dunia ini

memperdayakanmu”

(Q.S Faathir 35:5)

“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari.

Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu”

(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah

memudahkannya ke jalan menuju surga”

(HR, Tirmdizi)

“Bagiku ayah dan ibuku adalah yang nomor 1, Jaga, sayangi, bahagiakan

mereka dan selalu meminta do’a kepadanya.”

(Benny Prayudi)

Page 10: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Page 11: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan,

serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Aku

persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasihku kepada :

Kedua orang tua saya Ayah H. Ngadiman dan Ibu Hj. Nurida tercinta, kakak dan

adikku tersayang, terima kasih atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang

tulus selama ini selalu memberikan bimbingan, dorongan, semangat, motivasi

terbesar untuk mewujudkan keberhasilan dalam menyelesaikan skirpsi ini.

Sehabat-sahabat tercinta yang dengan tulus menyayangiku, saling mendoakan,

memberi dukungan, semangat, dan keceriaan kepadaku.

Dosen serta staff Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Almamater

Universitas Lampung tercinta.

Page 12: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur khadirat Allah SWT Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi yang berjudul “Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada Industri Batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten

Lampung Tengah” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak memperoleh dukungan dan

bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan

hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Ida Budiarty, S.E., M.Si. dan Ibu Irma Febriana MK., S.E., M.Si.

selaku dosen Pembimbing skripsi penulis selama ini. Terima kasih telah

meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan

saran, dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Page 13: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

5. Bapak Dr. Yoke Moelgini, S.E., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terima kasih atas saran dan bimbingannya kepada peunlis.

6. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama

proses perkuliahan hingga selesai.

7. Kedua orang tuaku, ayahku tercinta H. Ngadiman yang selalu memberikan

semangat nasihat dan memotivasi dalam menyelesaikan gelar sarjana, yang

selalu mengarahkan untuk menjadi manusia yang berpendidikan dan

menjadikan pribadi bahwa ilmu adalah salah satu kunci keberhasilan dunia

maupun akhirat. Ibuku tercinta Hj. Nurida yang selalu memberikan semangat,

dan menanamkan karakter yang agamis dan pantang menyerah untuk seorang

anak laki-laki, terimakasih atas kasih sayang, do’a, pehatian yang tak akan

pernah terbalaskan.

8. Kakak dan adik, Kak Adi Rachmansyah, Kak Diah Rusmaya, Adik Chaerani

Ulfa dan si kecil keponakanku Muhammad Al Fatih. Semoga kita selalu

menjadi anak yang berbakti kepada Orang Tua, dan menjadi ladang amal bagi

kedua orangtua.

9. Seluruh keluarga besar Bapak Alm. Nahrawi, Ibu Suhartanti dan Adikku Fila,

Zahroh dan Nailul yang sudah memotivasi dan mondorong saya menjadi

pribadi yang lebih baik.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan, Tiwi, Novia, Budiyanto, Dian, M. Lutfi, M.

Agung, Malik, Abdillah, Tohir, Kesuma, Halvis, Dewy, Ukhtia, Murniati,

Udin, Indah, Debby, Via, Wisnu, Milda, Aldi, Cucu, Hisyam, yang telah

berjuang bersama dan berbagi keluh kesah dalam mengerjakan skripsi.

Page 14: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

11. Sahabat-sahabat komunitas Sariah Adventure, Aji Fatullah Ikhbal, Sofyan

Saleh, Ikhsan Abdullah, Rendra Ardian, Hadi Wiranata, Feri Hardani, Regis

Lano, Ahmad Dawami dan Hendy Prastiyo yang selalu menjadi tempat

berkeluh kesah, dan memberikan dukungan serta semangat.

12. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Jafran, Dellia, Rahma, Fibri, Rido,

Walfi terima kasih atas doa, dan semangatnya yang membuat penulis juga

bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga besar EP 2014 dan HIMEPA yang selalu bersama dan berkembang

ditempat yang sama dan semoga kita sukses bersama.

14. Sahabat-Sahabat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Trimulyo Mataram, Toto, Adit,

Nia, Melina, Kiran, Hansol, yang telah memberikan pengalaman hidup suka

duka selama 40 harinya.

15. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikan skripsi yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Bandar Lampung 23 Januari 2019

Penulis

Benny Prayudi

Page 15: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

II. KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritis .................................................................. 10

1. Industri ........................................................................... 10

2. Pengertian dan Tujuan Perusahaan ................................ 12

3. Faktor Mempengaruhi Perkembangan Industri .............. 13

4. Tenaga Kerja .................................................................. 14

a. Permintaan Tenaga Kerja .......................................... 14

b. Kurva Permintaan Tenaga Kerja .............................. 14

5. Permintaan Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi ....... 16

6. Teori Permintaan Input Countinget Sephard’s Lemma .. 17

7. Hubungan Antar Variabel .............................................. 20

a. Tingkat Upah Terhadap Permintaan TK .................. 20

b. Harga Modal Terhadap Permintaan TK ................... 21

c. Jumlah Output Terhadap Permintaan TK ................ 22

B. Tinjauan Empiris .................................................................. 23

C. Analisis Penelitian Terdahulu .............................................. 26

D. Kerangka Pemikiran ............................................................. 28

E. Hipotesis .............................................................................. 29

Page 16: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

ii

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data ........................................ 30

B. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 30

C. Devinisi Operasional Variabel ............................................. 31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31

E. Metode Penentuan Responden ............................................. 32

1. Populasi .......................................................................... 32

2. Penentuan Sampel (Wilayah Sampel) ............................ 33

3. Teknik Sampling ............................................................ 34

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 36

1. Model Analisis ................................................................ 36

G. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 37

1. Uji Normalitas ................................................................ 37

2. Uji Hetroskedastisitas ..................................................... 38

3. Uji Autokorelasi ............................................................ 38

4. Uji Mulitikolineritas ....................................................... 39

H. Uji Hipotesis ........................................................................ 40

1. Uji Parsial (Uji t-statistik) ............................................. 40

2. Uji Keseluruhan (Uji F-statistik) ................................... 41

I. Koefisien Determinasi ......................................................... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................... 43

1. Aspek Geografis ............................................................. 43

2. Kependudukan ............................................................... 44

3. Perekonomian ................................................................ 44

B. Objek Penelitian ................................................................... 46

C. Hasil Penelitian .................................................................... 46

1. Tenaga Kerja .................................................................. 46

2. Tingkat Upah ................................................................. 49

3. Harga Modal .................................................................. 50

4. Jumlah Output ................................................................ 52

D. Hasil Penelitian .................................................................... 54

1. Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 54

2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 54

a. Uji Normalitas .......................................................... 55

b. Uji Heterokedastisitas .............................................. 55

c. Uji Autokorelasi ....................................................... 56

d. Uji Multikolinieritas .................................................. 57

3. Pengujian Hipotesis ........................................................ 57

a. Uji t-Statistik ............................................................ 57

b. Uji f Statistik ............................................................ 59

4. Koefisien Determinasi Berganda (R2) ............................ 59

5. Pembahasan .................................................................... 60

Page 17: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

iii

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 64

B. Saran .................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah

Tahun 2011 - 2016 ........................................................................... 2

2. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten

Lampung Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun

2012-2016 ........................................................................................ 3

3. Pertumbuhan Unit Usaha Industri Kecil dan Tenaga Kerja

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006-2013 ............................. 3

4. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan

di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016 ................................. 4

5. Jumlah Unit Usaha Industri kecil Pengolahan bahan bangunan

di Kecamatan Seputih Mataram Tahun 2016 ................................... 5

6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23

7. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 31

8. Pengelompokan Besarnya Industri Batu bata .................................. 35

9. Klasifikasi dan Luas Wilayah per Desa Kecamatan Seputih

Mataram Kabupeten Lampung Tengah ........................................... 44

10. Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Industri

Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram .... 47

11. Pernyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Umur Pada Industri Batu bata

di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram ..................... 47

12. Pernyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada

Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Seputih Mataram ........... 48

13. Upah Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan

Seputih Mataram .............................................................................. 49

14. Harga Modal Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung

Kecamatan Seputih Mataram ........................................................... 51

15. Jumlah Output Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan

Page 19: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

vi

Seputih Mataram .............................................................................. 52

16. Frekuensi Rata-rata Produksi Dalam 1 Bulan Pada Industri Batu bata

Di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram .................... 53

17. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 55

18. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 56

19. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 56

20. Hasil Uji Multikolineritas ................................................................ 57

21. Hasil Uji Parsial (t-statistik) ............................................................. 58

22. Hasil Uji F Statistik .......................................................................... 59

Page 20: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kurva Permintaan Tenaga Kerja ...................................................... 15

2. Kurva Permintaan Tenaga Kerja ...................................................... 21

3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 29

4. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 45

Page 21: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuisioner .......................................................................................... L1

2. Tenaga Kerja .................................................................................... L3

3. Tingkat Upah Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung

Mataram (Rp/Bulan) ......................................................................... L6

4. Harga Modal Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Mataram .. L9

5. Jumlah Output Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung

Mataram ........................................................................................... L12

6. Data Penelitian (Logarita Natural) ................................................... L15

7. Hasil Regresi Liner Berganda Penyerapan Tenaga Kerja ................ L17

8. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ L18

9. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. L19

10. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... L20

11. Hasil Uji Multikolineritas ................................................................ L21

12. Tabel t .............................................................................................. L22

13. Tabel f .............................................................................................. L23

14. Tabel Chi-Squares ........................................................................... L24

Page 22: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lampung Tengah adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung,

yang memiliki wilayah sebesar 4.789,82 Km2 atau (10,98 persen dari total luas

wilayah Provinsi Lampung). Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 28

kecamatan, 314 desa dan 307 kelurahan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lampung Tahun 2017, Kabupaten Lampung Tengah memiliki jumlah penduduk

sebesar 1.250.486 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 261,07 jiwa/Km2,

yang terdiri dari 636.688 laki laki dan 613.798 perempuan, kenyataan tersebut

menjadikan Lampung Tengah sebagai kabupaten yang memiliki penduduk

terbanyak di Provinsi Lampung. Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016, jumlah

penduduk di Kabupaten Lampung Tengah mengalami peningkatan sebesar 67.059

jiwa, ini artinya laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Lampung

Tengah adalah sebesar 1,08 persen per tahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Tengah, 2017).

Menurut Budiarty (2006) jumlah penduduk yang besar mencerminkan kebutuhan

masyarakat yang sangat banyak. Apakah penduduk dapat menjadi modal bagi

suatu pembangunan ataukah sebaliknya, sebagai beban bagi suatu pembangunan

sangat tergantung bagaimana penduduk didayagunakan. Berikut Tabel 1 disajikan

data Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016.

Page 23: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

2

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016

Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Laju Pertumbuhan Penduduk

(%)

2011 1.183.427 1,07

2012 1.192.958 0,82

2013 1.214.720 1,80

2014 1.227.185 1,02

2015 1.239.096 0,88

2016 1.250.486 0,91

Rata-rata 1.217.978 1,08

Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung Tengah, 2017

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui telah terjadi peningkatan jumlah penduduk di

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016. Jumlah penduduk yang besar

menyebabkan persaingan dalam memperoleh pekerjaan semakin ketat, sebab itu

pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan tambahan lapangan pekerjaan

untuk mengurangi pengangguran, karena hal tersebut upaya perluasan lapangan

kerja dan kesempatan kerja baru merupakan hal yang paling dibutuhkan, sehingga

diperlukan kebijakan yang menyeluruh untuk memperluas kesempatan kerja yang

menyangkut berbagai segi seperti pengarahan investasi, dan pembangunan yang

berorientasikan pada penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan.

Salah satu upaya dalam penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan dan

kesempatan kerja baru adalah dengan pembangunan pada sektor industri. Sektor

industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam

sebuah perekonomian menuju kemajuan. Sektor Industri memiliki peran penting

dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, memeratakan pendapatan masyarakat

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data kontribusi

industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-

2016.

Page 24: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

3

Tabel 2. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Lampung

Tengah Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2016

Tahun

PDRB

Lampung Tengah

(juta rupiah)

Kontribusi

Industri

Pengolahan

(juta rupiah)

Kontribusi

Industri

Pengolahan

(%)

Pertumbuhan

PDRB Sektor

Industri

Pengolahan (%)

2011 32.731.169 7.231.378 22,09 5,76

2012 36.096.751 8.223.064 22,78 6,08

2013 39.580.870 9.091.557 22,97 7,58

2014 44.356.772 10.224.461 23,05 6,14

2015 48.878.369 11.726.418 22,49 6,58

2016 55.173.071 12.889.450 - 5,89

Rata-rata 42.802.825 9.897.721 22,67 6,33

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017

Pada Tabel 2 dapat diketahui kontribusi sektor industri pengolahan terhadap

PDRB Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016 dengan rata-rata kontribusi

sebesar 22,67 persen per tahun dan rata-rata pertumbuhan PDRB sektor industri

pengolahan sebesar 6,33 persen per tahun. Besarnya kontribusi sektor industri

pengolahan pada PDRB Kabupaten Lampung Tengah, juga diiringi dengan

bertambahnya jumlah industri dan tenaga kerja di Kabupaten Lampung Tengah.

Berikut adalah data pertumbuhan unit usaha industri kecil dan tenaga kerja di

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006-2013.

Tabel 3. Pertumbuhan Unit Usaha Industri Kecil Dan Tenaga Kerja Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2006-2013

Tahun Jumlah Unit usaha

Pertumbuhan

unit usaha

(%)

Jumlah Tenaga

Kerja Pertumbuhan

Tenaga kerja

(%) 2006 4.250 8,17 32.221 4,17 2007 4.744 11,62 33.897 5,20 2008 5.043 6,30 43.794 2,65 2009 5.342 5,93 35.234 1,26 2010 5.107 -4,40 35.089 -0,41 2011 3.473 -3,98 43.113 22,87 2012 5.460 4,52 - - 2013 6.299 1,42 - -

Rata rata 4.964 3,69 37.224 5,95

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Lampung Tengah, 2014

Page 25: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

4

Pada Tabel 3 dapat diketahui pertumbuhan unit usaha industri kecil di Kabupaten

Lampung Tengah dengan rata-rata pertumbuhan unit usaha sebesar 3,69 persen

per tahun dan rata-rata pertumbuhan jumlah tenaga kerja sebesar 5,95 persen per

tahun. Ini artinya usaha industri kecil yang bergerak pada usaha ekonomi skala

kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Lampung Tengah dianggap cukup

membantu menambah besaran penyerapan tenaga kerja. Salah satu sektor industri

kecil yang menyerap tenaga kerja di Kabupaten Lampung Tengah adalah sektor

dari industri kecil pengolahan bahan bangunan. Berikut data usaha industri kecil

pengolahan bangunan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.

Tabel 4. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan di

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016

No Kecamatan Usaha Industri

Genteng Batubata Pilar semen Pande besi

1 Padang Ratu 14 148 6 5

2 Selagai Lingga 45 62 7 5

3 Pubian 97 66 17 3

4 Anak Tuha - 6 1 -

5 Anak Ratu Aji - 22 - 3

6 Kalirejo 364 353 - -

7 Sendang Agung 159 147 7 3

8 Bangun Rejo 12 240 13 6

9 Gunung Sugih 47 76 15 14

10 Bekri - 31 3 4

11 Bumi Ratu Nuban - 241 - 2

12 Trimurejo - 31 8 6

13 Punggur 1 73 10 5

14 Kota Gajah - - - -

15 Seputih Raman - 12 5 4

16 Terbanggi Besar 1 48 47 17

17 Seputih Agung - 12 14 3

18 Way Pengubuan - 360 18 3

19 Terusan Nunyai - 34 1 -

20 Seputih Mataram - 414* 6 7

21 Bandar Mataram - - 1 3

22 Seputih Banyak - 6 3 6

23 Way Seputih - 1 7 2

24 Rumbia 1 2 5 7

25 Bumi Nabung - - 2 -

26 Putra Rumbia - 2 5 6

27 Seputih Surabaya - - - -

28 Bandar Surabaya 7 6 11 6

Lampung Tengah 748 2393 212 120

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017

Page 26: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

5

Tabel 4 dapat diketahui jumlah usaha industri kecil pengolahan bahan bangunan

yang ada di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016. Kecamatan yang

mempunyai industri pengolahan batu bata terbanyak adalah Kecamatan Seputih

Mataram dengan jumlah 414 unit usaha (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Tengah, 2017).

Berdasarkan Tabel 4, peranan sektor industri kecil pengolahan batu bata yang ada

di Kabupaten Lampung Tengah demikian besar dan diharapkan mampu

meningkatkan pertumbuhan daerah dan perkembangan sektor industri.

Pertumbuhan dan perkembangan sektor industri tersebut menjanjikan semakin

luasnya kesempatan kerja untuk menyerap tenaga kerja khususnya di perdesaan.

Berikut Tabel 5 disajikan data usaha industri pengolahan bahan bangunan

Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.

Tebel 5. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan di

Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016

Desa Genteng Batu bata Pilar semen Pande Besi

1. Fajar Mataram - - 1 1

2 Qurnia Mataram - 1 - 1

3 Rejosari Mataram - 11 1 -

4 Sumber Agung Mataram - 380* 1 -

5 Utama Jaya Mataram - 1 - -

6 Trimulyo Mataram - - - 1

7 Wirata Agung Mataram - 3 - 2

8 Varia Agung - 13 1 -

9 Subing Karya - 4 - -

10 Bumi Setia Mataram - - 2 -

11 Dharma Agung Mataram - - - 1

12 Banjar Agung Mataram - 1 - 1

Seputih Mataram - 414 6 7

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017

Page 27: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

6

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui jumlah unit usaha industri kecil pengolahan

batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Tahun 2016 adalah berjumlah 414 unit

usaha. Industri kecil pengolahan batu bata terbanyak pada desa Sumber Agung

Mataram berjumlah 380 unit usaha.

Melihat pertumbuhan industri pengolahan batu bata di desa Sumber Agung

Mataram yang sedemikian besar akan membantu pemerintah dalam mengurangi

pengangguran serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung

Tengah khususnya di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram.

Dilain pihak pemerintah juga ingin mengoptimalkan peranan industri kecil

pengolahan batu bata di desa Sumber Agung Mataram dalam memberikan

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sehingga perlu adanya kajian yang

mendalam mengenai Penyerapan Tenaga kerja pada industri pengolahan batu bata

pada Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Menurut Budiarty (2006) Permintaan tenaga kerja dari sudut pandang industri

sangat ditentukan harga input itu sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah

output di masing masing industri. Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri adalah tingkat upah, harga

modal, dan jumlah output.

Pada penelitian terdahulu, tingkat upah dari sudut pandang pengusaha merupakan

biaya produksi. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan semakin besar

proporsi labor cost terhadap total cost. Kenaikan upah berpengaruh negatif

terhadap penyerapan tenaga kerja. Kenaikan upah tersebut menurunkan

Page 28: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

7

permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya menurunnya upah akan

meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja (Fadliilah, 2012:11).

Dalam industri penggunaan harga barang-barang modal tergantung dengan

besarnya nilai penggunaan capital stock. Besarnya capital stock menunjukkan

bahwa industri tersebut semakin besar diiringi dengan besarnya modal kerja yang

digunakan, dengan demikian maka dalam penelitian ini harga dari capital stock di

representasikan oleh modal kerja, karena modal kerja merupakan proksi dari

harga capital stock. Besarnya harga modal pada industri kecil mebel furniture

berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, atau semakin besar harga

modal maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi (Yuditya,

2014:13).

Tingkat output adalah produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan

hasil akhir proses produksi pada suatu unit usah yang selanjutnya akan dijual atau

sampai ke tangan konsumen. Apabila permintaan hasil produksi meningkat,

produsen akan cenderung untuk menambah kapasitas produksinya dengan diiringi

menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan permintaan hasil produksi

sendiri ditentukan dari tingkat harga hasil produksi yang dipengaruhi oleh harga

faktor produksi yang di pengaruhi oleh harga faktor produksi yang digunakan.

(Mankiw, 2014:62).

Menurut BPS Provinsi Lampung (2017), wilayah yang memiliki unit usaha

industri pengolahan batu bata terbesar adalah Kabupaten Lampung Tengah

dengan jumlah 2393 unit usaha dan diikuti Kabupaten Pringsewu dengan jumlah

980 unit usaha. Berdasarkan besarnya unit usaha industri kecil pengolahan batu

Page 29: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

8

bata yang ada di desa Sumber Agung Mataram, Kecamatan Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah, maka mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian tentang penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Kecamatan

Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil judul

“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu bata di Kecamatan

Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan keseluruhan uraian dapat dirumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimanakah pengaruh tingkat upah pekerja terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan

Seputih Mataram?

2. Bagaimanakah pengaruh harga modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih

Mataram ?

3. Bagaimanakah pengaruh jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih

Mataram.

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan :

1. Menganalisis pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri

batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram,

Lampung Tengah.

Page 30: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

9

2. Menganalisis pengaruh harga modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih

Mataram, Lampung Tengah.

3. Menganalisis pengaruh jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih

Mataram, Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

serta dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu yang

telah dipelajari di bidang ekonomi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan dan informasi

dan pengetahuan bagi pengusaha industri batu bata untuk meningkatkan

kinerja pada industri kecil batu bata di Kabupaten Lampung Tengah.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan dalam

merumuskan langkah-langkah dan strategi-strategi untuk pengembangan lebih

lanjut lagi pada sektor industri kecil pengolahan batu bata di Kabupaten

Lampung Tengah.

Page 31: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

II. KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritis

1. Industri

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, Industri adalah

seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku atau memanfaatkan

sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai

tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Menurut Teguh (2014:4) pengertian industri adalah kumpulan perusahan yang

menghasilkan barang yang sejenis yang mempunyai nilai tambah seperti

mengelola barang mentah menjadi barang jadi yang setiap konsumsi yang lebih

bernilai dengan tujuan pembentukan pendapatan.

a. Industri Kecil

Sampai saat ini industri kecil memiliki berbagai macam definisi. Kriteria yang

digunakan untuk mendefinisikan industri kecil pun beranekaragam. Sehingga

terkadang menimbulkan kesulitas dalam pembahasan industri kecil.

Keanekaragaman definisi industri tersebut antara lain :

1. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 yang dimaksud dengan

industri kecil adalah :

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 500.000.000.- tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Page 32: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

11

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-

c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI).

d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dengan

usaha menengah atau besar baik secara langsung maupun tidak

lengsung.

e) Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum atau badan usaha berbadan hukum.

2. Menurut Depperindag (Departemen Perindustrian dan Perdagangan)

Tahun 1999, industri kecul merupakan kegiatan usaha industri yang

memiliki investasi sampai Rp. 200.000.000,- tidak termasuk bengunan dan

tanah tempat usaha.

3. Departemen Keuangan menggunakan batasan asset dari omset untuk

industri kecil yakni tidak lebih dari Rp.300.000.000,- di luar tanah dan

bangunan.

4. Sedangkan menurut Bank Indonesia, industri kecil yakni yang asset (tidak

termasuk tanah dan bangunan), bernilai kurang dari Rp.600.000.000,-

5. BPS (Badan Pusat Statistik mengukur industri kecil menengah

berdasarkan jumlah pekerja. Industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha

dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang.

Sedangkan, industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKRT) adalah

unit usaha dengan jumlah pekerja paling banyak 4 orang termasuk

pengusaha. Unit-unit usaha tanpa pekerja (Self-employment unit) termasuk

di dalam kategori ini.

Page 33: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

12

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menegah mendefinisikan usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar serta memenuhi kriteria antara lain : kekayaan bersih

tidak termasuk tanah dan bangunan temppat usaha atau memiliki hasil penjualan

tahunan Rp 300 sampai dengan Rp 2,5 milyar.

2. Pengertian dan Tujuan Perusahaan

Perusahaan atau perseroan adalah bisnis yang diatur sebagai badan hukum

terpisah yang dimiliki pemegang saham. Artinya pemilik perseroan tidak

bertanggung jawab secara pribadi atas kewajiban-kewajiban perseroan (Brealey,

et al.,2008:8).

Perusahaan didirikan dengan maksud tertentu. Dalam konsep ekonomi mikro,

maksimisasi laba atau keuntungan sering disebut sebagai tujuan perusahaan.

Maksimisasi laba menekankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien,

namun hal ini sama sekali tidak mengkaitkan secara khusus besarnya keuntungan

yang di hasilkan terhadap nilai waktu perolehannya (Keown, et al.,2011:4).

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki komponen

produktivitas. Menurut Blocher (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas

tersebut berhubungan dengan banyaknya masukan (input) dan banyaknya

keluaran (output). Produktivitas tersebut dapat dipengaruhi, dikondisikan atau

bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi yang juga merupakan

Page 34: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

13

pengadaan sarana produksi seperti : Pengadaan material atau bahan baku, tenaga

kerja dan mesin-mesin. Pengadaan faktor produksi tenaga kerja pada perusahaan

merupakan hal terpenting karena diketahui bahwa output dari setiap aktivitas

ekonomi perusahaan tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas

tersebut, maka salah satu faktor produksi yaitu tenaga kerja perusahaan

merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri

Menurut (Partadirja, 1985) Dalam mendukung suatu industri dipengaruhi oleh

faktor-faktor produksi diantaranya adalah :

a. Faktor Produksi Modal

Faktor produksi modal terdiri atas :

1. Modal buatan manusia yang terdidi dari bangunan-bangunan, mesin-

mesin, jalan raya, kereta api, bahan mentah, persediaan barang jadi dan

setengah jadi.

2. Lahan terdiri dari tanah, air, udara, mineral di dalamnya, termasuk

sinar matahari

b. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja terdiri dari :

1. Tenaga kerja atau buruh berupa jumlah pekerja termasuk tingkat

pendidikan dan tingkat keahliannya.

2. Kewirausahaan sebagai kecakapan seseorang untuk mengorganisasi

faktor-faktor produksi lain berserta resiko yang dipikulnya berupa

keuntungan dan kerugian.

Page 35: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

14

4. Tenaga Kerja

a. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen

terhadap barang dan jasa. Kondumen membeli barang karena barang itu

memberikan nikmat (utility) kepada pembeli tersebut. Akan tetapi pengusaha

mempekerjakan seseorang itu untuk membantu memproduksi barang dan jasa

untuk dijual kepada konsumen atau masyarakat. Dengan kata lain pertambahan

permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan

permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga

kerja yang seperti itu disebut (derived demand) yaitu meningkatnya permintaan

terhadap barang dan jasa akan menimbulkan tambahan terhadap tenaga kerja.

Dalam proses produksi, tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa

dari upah yang tealah dilakukannya, yaitu berwujud upah. Maka pengertian tenaga

kerja dapat diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha

pada berbagai tingkatan upah. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini

dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi permintaan hasil. (Sonny Sumarsono, 2013:34)

b. Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja

yang pengusaha bersedia mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat

upah dalam jangka waktu tertentu. Pertambahan penggunaan seorang tenaga kerja

didasarkan pada Marginal Physical Product of Labor (MPPL) yang dihasilkan

oleh pekerja yang terakhir. Sepanjang nilai MPPL (VMPPL = MPPL x P) pekerja

yang terakhir masih lebih besar dari pada tingkat upah (W) yang harus dibayarkan

Page 36: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

15

maka masih menguntungkan untuk menambah pekerja. P adalah tingkat harga

output, karena pertambahan nilai produktivitas pekerja sebagai akibat

pertambahan satu orang pekerja adalah tambahan biaya marginal mempekerjakan

seseorang pekerja maka dengan demikian, kurva VMPPL dapat sekaligus

menggambarkan kurva permintaan pekerjanya. Pada gambar 1 disajikan kurva

permintaan tenaga kerja yang merupakan pentransferan dari kurva VMPPL.

Gambar 1. Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber : Budiarty, 2006

Kurva permintaan tenaga kerja merupakan pentransferan dari kurva VMPPL yaitu

kurva yang menggambarkan nilai fisik produk marjinal pekerja yang dapat

berubah akibat terjadinya perubahan modal. Kurva bergeser ke kiri dari (D ke D1)

jika modalnya subtitutif terhadap tenaga kerja dan kurva bergeser ke kanan dari

(D ke D2) jika modalnya bersifat komplemen terhadap tenaga kerja. Jadi

perubahan penggunaan faktor modal dalam proses produksi akan mengakibatkan

kurva DTK bergeser. Arah pergeseran kurva tersebut akan tergantung pada efek

yang ditimbulkan dari penambahan modal. Pengaruh perubahan teknologi serupa

dengan perubahan yang diakibatkan oleh modal. Bila perubahan teknologi lebih

bersifat padat modal akan mengurangi VMPPL, bila perubahan tersebut

D2

D1 DTK=VMPP=D

TK(tenaga kerja)

Upah

(W)

Page 37: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

16

mengakibatkan penyerapan tenaga kerja meningkat maka VMPPL akan bergeser

ke kanan (Budiarty, 2006:13).

5. Permintaan Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi adalah input-input yang digunakan untuk memproduksi

berbagai barang dan jasa. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling

penting. Permintaan terhadap suatu faktor produksi adalah permintaan turunan

(derived demand). Artinya permintaan dari suatu perusahaan terhadap suatu faktor

produksi diderivasikan atau diturunkan dari keputusannya untuk memasok suatu

produk ke pasar lain. Dalam memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu di

rekrut, perusahaan harus mengetahui bagaimana jumlah pekerja mempengaruhi

output yang mereka produksi. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara

kuantitasi input yang digunakan dalam produksi dan kuantitas output dari

produksi tersebut. Secara umum fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Q = f ( K, L, R, T )

Keterangan :

Q = Output (Produksi)

K = Kapital (Modal)

L = Labour (Tenaga Kerja)

R = Resource (Bahan Baku)

T = Teknologi

Persamaan tersebut merupakan persamaan matematis yang berarti bahwa tingkat

produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, tenaga kerja dan bahan

baku yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda akan memerlukan jumlah

Page 38: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

17

faktor-faktor produksi yang berbeda pula, namun untuk tingkat produksi tertentu

dapat digunakan gabungan atau kombinasi dari faktor-faktor produksi yang

berbeda.

6. Teori Permintaan Input Contingent Sephard’s Lemma

Pendekatan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode

pengukuran, antara lain metode minimisasi biaya dan maksimisasi output, yang

paling sering digunakan adalah pendekatan derivasi permintaan dari suatu fungsi

produksi atau fungsi ongkos dengan kendala produksi. Cara pertama biasa

dilakukan bila input faktor produksi yang diminta suatu industri tersedia dengan

lengkap, sementara cara ke dua bisa dilakukan bila input produksi terbatas

jumlahnya.

Menggunakan teknik Langrange Multipilier (λ), derivasi permintaan industri

terhadap tenaga kerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi produksi

yang sudah dikenal, seperti fungsi Cobb-Douglas, fungsi produksi CES atau

Fungsi Translog.

Menggunakan cara ke dua, jika faktor produksi menggunakan 2 input dengan

pendekatan produksi yang direpresentasikan menggunakan fungsi Cobb-Douglas :

Minimumkan ongkos C = Wk.K + Wl.L

Dengan kendala Q = AKαL

β

Yang mana :

C = Total ongkos

Wk = Tingkat bunga/harga barang modal

K = Modal

Page 39: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

18

Wl = Upah Pekerja

L = Pekerja

Q = Output

A = Teknologi

α,β = Elastisitas modal dan tenaga kerja

Turunan pertama (First Order condition) dari persamaaan yang telah mengimpose

kendala produksi dapat diperhatikan di bawah ini :

ξ = WkK + WlL + λ(Q - AKαL

β) (1)

δξ/δL = Wl - λβAKαL

β-1 = 0 (2)

δξ/δK = Wk – λαAK α-1

Lβ = 0 (3)

δξ/δλ = Q - AKαL

β (4)

penyelesaian persamaan (2) dan (3) dengan memperlihatkan syarat keseimbangan

penggunaaan input dengan keuntungan maskimum diperoleh hasil sebagai

berikut:

sehingga

(5)

Penyederhanaan persamaan (4) dan (5) akan menghasilkan permintaan industri

masing masing input sebagai berikut:

(6)

[

] (7)

Proses derivasi permintaan tenaga kerja industri dilanjutkan dengan penerapan

langkah-langkah mengimpose persamaaan (6) ke persamaan (7), sehingga

diperoleh persamaan

[

]

(8)

Page 40: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

19

(9)

(10)

(11)

(12)

atau L = f (Wl, Wk, Q) (13)

Dari persamaan (13) selanjutnya dilakukan transformasi persamaan kedalam

bentuk logaritma, maka fungsi linier permintaan industri terhadap tenaga kerja

dapat ditulis kembali menjadi:

lnL = ln A + α1 lnWk + α2 lnWl + α3 lnQ + εt (14)

yang mana :

ln L = log natural jumlah permintaan tenaga kerja industri

ln Wk = log natural harga barang modal

ln Wl = log natural upah pekerja

ln Q = log natural jumlah output

α1,2,3 = Elastisitas harga barang modal, upah pekerja dan elastisitas permintaan

output

εt = error term

Persamaan (14) memperlihatkan bahwa permintaan tenaga kerja industri sangat

ditentukan oleh harga input itu sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah

output di masing-masing industri. Fungsi permintaan ini dapat diestimasi untuk

permintaan tenaga kerja menurut sektor dan jenis pekerjaan. Seberapa besar

Page 41: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

20

dampak pertambahan produksi membuka lapangan kerja dapat diperoleh dengan

memperlihatkan nilai koefisien variabel output (Budiarty, 2006:18).

7. Hubungan Antar Variabel

a. Tingkat Upah Terhadap Permintaan Tenaga Kerja

1. Secara Teori perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya

biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah

naik maka naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi

perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang

diproduksi. Biasanya konsumen akan memberikan respon cepat apabila terjadi

kenaikan harga barang yaitu, mengurangi konsumsi atau bahkan tidak bersedia

membeli barang tersebut. Akibatnya akan banyak produksi barang yang tidak

terjual, dan produsen akan menurunkan jumlah produksinya. Penurunan

jumlah produksi mengakibatkan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh

turunnya skala produksi disebut efek skala produksi atau “Scale-effect”.

Secara empiris hal tersebut juga didukung oleh penelitian (Fadliilah, 2012)

yang berjudul “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil “Studi

kasus di Sentra Industri Ikan Asin Kota Tegal” yang mana, kenaikan upah

pekerja dapat menurunkan permintaan tenaga kerja pada industri ikan asin.

2. Apabila upah naik maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan

teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan

akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang modal seperti mesin dan

lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya

Page 42: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

21

pergantian atau penambahan penggunaan mesin mesin disebut efek subtitusi

tenaga kerja “substitution effect”. Baik efek skala produksi maupun efek

subtitusi akan mengahsilkan suatu bentuk kurva permintaan tenaga kerja yang

mempunyai slope negatif seperti kurva di bawah ini.

Gambar 2. Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber : Afrida, 2003

b. Harga Modal Terhadap Permintaan Tenaga Kerja

Menurut (Sukirno, 2010), harga modal mempuyai arti sebagai pengeluaran

produsen dalam membeli atau memperoleh barang-barang modal yang lebih baik

atau mengganti yang sudah habis umur ekonomisnya. Dalam industri, penggunaan

harga barang-barang modal tergantung dengan besarnya nilai penggunaan capital

stock. Besarnya capital stock menunjukan bahwa industri tersebut semakin besar

diiringi dengan modal kerja yang digunakan, dengan demikian maka dalam

penelitian ini harga dari capital stock di representasikan oleh modal kerja, karena

modal kerja merupakan proksi dari harga capital stock. Secara teori harga modal

akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja, semakin besar harga modal

pada industri maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi, dan juga

sebaliknya. Secara empiris bahwa hal ini juga didukung dalam penelitian (Yuditya

2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Upah, Harga Modal, Nilai Produksi

Upah

Jumlah Tenaga Kerja 0

D

Page 43: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

22

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Mebel Malang”. Yang mana

besarnya harga modal industri mebel berpengaruh positif terhadap penyerapan

tenaga kerja, semakin besar harga modal yang digunakan maka akan besar juga

jumlah tenaga kerja yang diminta.

Menurut Sukirno (2010) ada dua macam modal awal yaitu :

1. Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang

tidak habis dalam suatu proses produksi tersebut. Modal tidak bergerak dapat

meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin-mesin.

2. Modal tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

dan habis dalam satu kali proses produksi tersebut.

Dalam praktek usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan

dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan sebagai invenstasi atau penanaman

modal meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut :

1. Pembelanjaan pokok berbagai jenis barang modal yaitu mesin dan peralatan

produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Pembelanjaan penunjang untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan

kantor, bangunan pabrik dan lainnya.

c. Jumlah Output Terhadap Permintaan Tenaga Kerja

Tingkat Output adalah keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir

proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual sampai ke

tangan konsumen. Secara teori hasil produksi tersebut tergantung pada permintaan

pasar, jika permintaan hasil produksi di pasar naik maka perusahaan akan

meningkatkan kapastias produksinya dan untuk maksud tersebut perusahaan akan

Page 44: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

23

menambah tenaga kerja yang digunakan. Secara empiris bahwa hal ini juga di

dukung dalam penelitian (Liow, 2016) yang berjudul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri rumah panggung

Kecamatan Tompaso Baru Kabupaten Minahasa Selatan” yang mana seluruh

tingkat output yang berdasarkan harga jual barang (Nilai Produksi) berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja, semakin besar permintaan maka

pengusaha industri rumah panggung meningkatkan hasil produksinya dengan cara

menambah juga tenaga kerja yang digunakan.

Kenaikan permintaan atas suatu barang maka para pengusaha akan menaikan

jumlah produksinya dengan cara menambah banyak mesin, dan menambah

banyak tenaga kerja, sebab itu kenaikan permintaan permintaan tenaga kerja

tergantung pada permintaan atas barang yang di produksi (Mankiw, 2014:396).

B. Tinjauan Empiris (Penelitian Terdahulu)

Tujuan pustaka dari penelitian terdahulu dijelaskan secara sistematis tentang

hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan sebagai acuan

dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian terdahulu diuraikan pada Tabel

6 sebagai berikut :

Tabel 6. Penelitian Terdahulu

No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian

1 Judul :

Analisis Pengaruh

Upah, Modal dan Nilai

Produksi Terhadap

Penyerapan Tenaga

Kerja UMKM Industri

Mebel (Studi Kasus

Sentra Industri Mabel

Jl. Piranha Kelurahan

Tanjung Sekar Malang

Data : Cross Section

Variabel :

Variabel Dependen :

a. Penyerapan Tenaga kerja

Variabel Independen :

b. Upah Pekerja

c. Nilai Produksi

d. Harga Modal

Alat Analisis :

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Secara bersama-sama

variabel upah, modal,

dan nilai produksi

berpengaruh

signifikan terhadap

tenaga kerja

b. Upah tidak

berpengaruh secara

Page 45: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

24

No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian

Penulis :

Arief Rachman Yuditya

Tahun :

2014

Ordinary Last Square (OLS)

Model Analisis :

LnY = ßo + ß1LnX1 +

ß2LnX2 + ß3LnX3 + e

Dimana :

Y=Jumlah tenaga kerja yang

bekerja

X1= Upah pekerja

X2= Nilai Produksi

X3= Modal

signifikan terhadap

penyerapan tenaga

kerja

c. Modal berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

d. Nilai Produksi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

2 Judul : Faktor faktor yang

Mempengaruhi

Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri

Rumah Panggung

Kecamatan Tompaso

Baru Kabupaten

Minahasa Selatan

Penulis :

Jeifi Indri Liow,

Tahun :

2016

Data :

Cross Section

Variabel :

Variabel Dependen :

a. Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel Independen :

b. Upah

c. Nilai produksi

d. Modal

Alat Analisis :

Ordinary Last Square (OLS)

Model Analisis :

LnY=Lnβ0 + β1 LnX1 + β2

LnX2 + β3 LnX3 + μ

Dimana :

Y = Jumlah tenaga kerja

yang terserap

(TK/Orang)

X1 = Upah (Rp)

X2 = Nilai Produksi (Rp)

X3 = Modal (Rp)

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Upah berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

b. Nilai produksi

berpengaruh positif

terhadap penyerapan

tenaga kerja

kenaikan upah dapat

meningkatkan jumlah

tenaga kerja dan

produktivitas tenaga

kerja dalam

meningkatkan kualitas

produksi)

c. Harga Modal

berpengaruh positif

terhadap penyerapan

tenaga kerja

3 Judul :

Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada

Industri Kecil (Studi

Kasus di Sentra Industri

Kecil Ikan Asin di Kota

Tegal)

Penulis :

Diah Nur Fadliilah

Tahun :

2012

Data : Cross section

Variabel :

Variabel Dependen :

a. Penyerapan tenaga kerja

Variabel Independen :

b. Upah

c. Produkstivitas

d. Modal Kerja

Alat Analisis :

Ordinary Last Square (OLS)

Model Analisis :

LnY= ß0 + ß1 LnX1 + ß2

LnX2+ ß3 LnX3 + μ

Dimana : Y = Penyerapan tenaga kerja

X1 = Upah

X2 = Produktivitas

X3 = Modal Kerja

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Upah berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap penyerpan

tenaga kerja

b. Produktvitas

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

c. Modal kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

Page 46: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

25

No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian

4 Judul :

Pengaruh Modal dan

Tingkat Upah Terhadap

Nilai Produksi Serta

Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri

Kerajinan Perak

Penulis :

Ni Made Cahya

Ningsih

Tahun :

2015

Data : Cross section

Variabel :

Variabel Dependen :

a. Penyerapan Tenaga kerja

Variabel Independen : b. Modal

c. Nilai Produksi

d. Upah

Alat Analisis :

Ordinary Last Square (OLS)

Model Analisis :

Y2=β3 X1+ + β4 X2 + β5Y1 +

e2

Dimana :

Y2=Penyerpan Tenaga kerja

Y1=Nilai Produksi

X1=Modal

X2=Tingkat upah

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Upah berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap penyerapan

tenaga kerja

b. Modal berpengaruh

positif terhadap

penyerpan tenaga

kerja

c. Upah berpengaruh

negatif terhadap nilai

produksi.

5 Judul :

Determinats of

Informal Sector Labor

Demand : Application

of Alternative

Methodological

Approaches to South

Western States of

Nigeria

Penulis :

Abiodun O

Tahun :

2006

Data : Panel data

Variabel :

Variabel Dependen :

a. Labor demand

Variabel Independen :

b. Waged labour

c. Urban

d. capital

Alat Analisis :

Ordinary Last Square (OLS)

Model Analisis :

lnLd

i = a lnWi + b1lncki + b2lnIi

+ b3lnpI + mi

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Upah tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

permintaan tenaga

kerja di sektor

informal

b. Faktor yang

mempengaruhi

permintaan tenaga

kerja pada sektor

informal ditentukan

oleh faktor non

ekonomi

c. Harga Modal pada

sektor informal

berpengaruh positif

signifikan terhadap

permintaan tenaga

kerja

6

Judul :

Labor Absorption

Under Minimum

Wage Policy In

Indonesia Penulis :

Nur Feriyanto Tahun :

2016

Data :

Panel data

Variabel :

Variabel Dependen:

Labor absorption

Variabel Independen:

a. Minimum wage (MW),

b. Foreign investment (FI)

domestic

c. Investment (DI),

d. Economic growth (EG)

Dari hasil penelitian

diperoleh hasil bahwa :

a. Variabel upah

minimum memiliki

efek negatif terhadap

penyerapan tenaga

kerja di seluruh

provinsi.

Page 47: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

26

No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian e.Variables (D1 and D2)

which indicates

the location of the

provinces. Alat Analisis

General Least Squared

(GLS) Model Analisis :

Yit = β0it + β1X1it +...+

βnXnit+ μit for i = 1, 2, …,

N and t = 1, 2, …, T

b. Variabel investasi

domestik dan asing

memberikan

kontribusi peran

positif untuk

penyerapan tenaga

kerja.

c. Hasil yang tak

terduga tercatat

karena dampak

Signifikan positif dari

pertumbuhan ekonomi

terhadap penyerapan

tenaga kerja. Selain

itu, faktor spasial

yang ditandai dengan

Lokasi provinsi juga.

Memiliki pengaruh

yang positif signifikan

terhadap tingkat

penyerapan tenaga

kerja di seluruh

provinsi

C. Analisis Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian sebelumnya menjelaskan tentang penelitian penyerapan

tenaga kerja pada level Kota, Provinsi dan Negara. Dilihat dari jenis penelitian

tentang penyerapan tenaga kerja, sebagian besar penyerapan tenaga kerja diteliti

pada sektor industri kecil, dan penyerapan tenaga kerja pada Provinsi dan Kota

tertentu. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini variabel dependen

adalah penyerapan tenaga kerja dengan pendekatan mikro. Sedangkan variabel

independen tergantung pada pendekatan yang digunakan. Diantaranya adalah

tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal kerja, nilai investasi, nilai

produksi dan teknologi, Jumlah Output, minimum wage, foreign investment,

domestic investment, economic growth.

Page 48: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

27

Data yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah Cross Section, Panel

Data dan menggunakan analisis Ordinary least square (OLS) digunakan dalam

penelitian untuk mengekstimasi fungsi regresi karena terdapat variabel

independen yang merupakan variabel penjelas dan variabel dependen yaitu yang

dijelaskan dalam suatu persamaan liner dan general least square (GLS) digunakan

dalam penelitian karena asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh metode OLS

(homokedastis dan non autokorelasi) tidak terpenuhi sehingga dengan

menggunakan metode ini dapat memberikan penarikan kesimpulan yang valid.

Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya temuan yang didapat dalam penelitian

terdahulu, diantaranya adalah upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja (Fadliilah, 2012 dan Ningsih, 2015). Produktivitas

tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja (Fadliilah,

2012). Nilai produksi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

(Yuditya, 2014 dan Liow, 2016). Harga Modal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja (Liow, 2016 dan O.Abiodun, 2006).

Berdasarkan pada penelitian terdahulu, variabel independen yang berpengaruh

dominan dalam mempengaruhi variabel dependen adalah variabel upah. Adapun

faktor-faktor lain yang berpengaruhi lebih dominan dalam penyerapan tenaga

kerja adalah harga modal dan menambahkan variabel jumlah output dalam

penelitian ini dapat menganalisis penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata

di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Page 49: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

28

D. Kerangka pemikiran

Permintaan tenaga kerja adalah permintaan seseorang pengusaha memperkerjakan

seseorang dimaksudkan untuk membantu memproduksi barang atau jasa yang

akan dijual kepada masyarakat konsumen. Maka, sifat dari fungsi permintaan

tenaga kerja tersebut tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat

terhadap barang yang diproduksikan oleh tenaga kerja tersebut. Permintaan yang

demikian dinamakan „derived demand‟.

Pendekatan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode

pengukuran, yang paling sering digunakan adalah pendekatan derivasi permintaan

dari fungsi ongkos dengan kendala produksi. Cara pertama biasa dilakukan bila

input faktor produksi yang diminta suatu industri tersedia dengan lengkap,

sementara cara kedua bisa dilakukan bila input produksi terbatas jumlahnya.

Permintaan tenaga kerja sektor industri sangat ditentukan oleh harga input itu

sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah output di masing-masing industri.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga

kerja pada industri adalah tingkat upah, harga modal, dan jumlah output.

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja di industri batu

bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi

oleh beberapa variabel input yaitu tingkat upah, harga modal dan jumlah output

produksi batu bata yang dihasilkan tiap industri.

Berdasarkan asumsi bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi dalam

penyerapan tenaga kerja industri pengolahan batu bata di Kecamatan Seputih

Page 50: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

29

Mataram Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi oleh variabel upah, harga

modal dan jumlah output maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran

sebagaimana pada Gambar 3 berikut :

Gambar 3 . Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini:

1. Diduga variabel upah pekerja mempunyai pengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan

Seputih Mataram Lampung Tengah.

2. Diduga variabel harga modal mempunyai pengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan

Seputih Mataram Lampung Tengah.

3. Diduga variabel jumlah output mempunyai pengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan

Seputih Mataram Lampung Tengah.

Tingkat Upah

Harga Modal

Jumlah Output

Penyerapan tenaga kerja

(+/-)

(+/-)

(+/-)

Page 51: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

30

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, karena penelitian asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

hubungan antara dua variabel atau lebih dan adapun jenis penelitian adalah

penelitian diskriptif kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa data

sekunder dan data primer. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam menganalisis

penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram

Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah, jenis data yang digunakan adalah:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang diisi oleh

responden pemilik industri-industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung, Dinas koperasi, perndustrian dan perdagangan, jurnal jurnal

ekonomi serta sumber sumber lain yang berhubungan dengan hal yang diteliti.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian diskirptif kuantitatif data Crosssection

dengan menggunakan metode analisis berganda. Variabel yang digunakan yaitu

jumlah tenaga kerja, tingkat upah, harga modal dan jumlah output pada industri

batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Page 52: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

31

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independent dan

variabel dependen. Sebagai berikut :

Tabel 7. Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel Simbol Definsi Batasan Variabel Skala

Pengukuran

Dependen Y Penyerapan

Tenaga Kerja

Banyaknya orang yang

berkerja di industri batu

bata dalam satu bulan

Orang

Independen X1 Upah Pekerja Upah yang diterima per

pekerja diukur dalam satu

bulan per tenaga kerja

Rupiah/Bulan

Independen X2 Harga Modal Pengeluaran pengusaha

dalam membeli barang-

barang modal yang

digunakan dalam proses

produksi yang di proksi

dengan modal kerja

Rupiah

Independen X3 Jumlah Output Jumlah produksi atau

keseluruhan jumlah batu

bata dalam produksi yang

dilakukan dalam sebulan

Ribuan

unit/produksi

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006), Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ada beberapa metode antara lain adalah sebagai berikut ini :

1. Metode Survei

Metode Survei adalah metode menggunakan angket/kuesioner yaitu sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti memberikan angket atau kuesioner

untuk diisi responden yaitu pemilik usaha industri batu bata di desa Sumber

Agung Mataram Lampung Tengah.

Page 53: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

32

2. Observasi

Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan panca indera. Observasi dapat dilaksanakan dengan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecap. Dengan demikian

dapat dikatakan observasi adalah pengamatan secara langsung.

3. Wawancara

Untuk memperoleh data yang lebih lengkap, penulis mengadakan wawancara

secara langsung dengan bagian personalia dan responden dalam menanyakan

permasalahan yang terjadi kepada pengusaha batu bata di desa Sumber Agung

Mataram.

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumentasi

adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan-catatan harian dan lain-lain.

E. Metode Penentuan Responden

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pengusaha batu bata di Desa

Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Tengah sebab memiliki jumlah unit usaha pengolahan batu bata terbesar di

Page 54: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

33

Provinsi Lampung. Adapun jumlah populasi industri batu bata di Desa Sumber

Agung total 380 pengusaha yang tersebar di 12 dusun.

2. Penentuan Sampel (Wilayah Sampel)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Gujarati, 2010). Teknik yang digunakan untuk menentukan kecamatan sampel

manggunakan metode Proposive sampling. Adapun sebagai syarat pertimbangan

dalam menentukan kecamatan sampel adalah sebagai berikut :

a. Merupakan kecamatan sentra usaha industri pengolahan batu bata terbesar

b. Keseluruhan Jenis Pengolahan batu bata di kecamatan tersebut merupakan

bata bolong

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling

yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus

slovin. Menurut Gujarati (2010), Probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan dapat dilakukan

dengan menggunakan metode rumus slovin sebagai berikut :

( )2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah seluruh anggota populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

di tolelir

Page 55: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

34

Diketahui N Sebesar 380 industri batubata, eror ditetapkan 10 %, atau 0,1 jadi

jumlah minimal sampel yang diambil peneliti adalah sebesar :

( )2

( )

n = 79,16

dalam penelitian diketahui n=79,16 atau dibulatkan menjadi 80. Jadi , jumlah

keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 80 pengusaha batu bata.

3. Teknik Sampling

Karena karakteristik sampel yang akan diteliti tidak homogen maka perlu

menentukan populasi berdasarkan kelompok kelompok yang homogen (Strata).

Kriteria industri pengolahan batu bata di Desa Sumber Agung Mataram telah

dikelompokkan menurut ukuran industri yang sudah ada (Kecamatan Seputih

Mataram, 2016). Populasi tersebut telah distratifikasikan dalam kelompok-

kelompok menurut besarnya jumlah output yang dihasilkan di masing masing

industri, karakteristik pengelompokan tersebut seperti di bawah ini :

a. Industri besar menghasilkan output ±30.000 batu bata pada sekali produksi,

yang berjumlah 89 unit usaha.

b. Industri sedang menghasilkan ouput ±20.000 batu bata pada sekali produksi,

yang berjumlah 129 unit usaha

Page 56: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

35

c. Industri kecil menghasilkan ouput ±10.000 batu bata pada sekali produksi,

yang berjumlah 162 unit usaha.

Dengan demikian dalam pengambilan sampel, mengingat karakteristik populasi

seperti itu maka dilakukan teknik pengambilan sampel Proportionate stratified

random sampling, Menurut Gujarati (2010), teknik ini digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Maka untuk menentukan besarnya sampel pada setiap tingkatan industri dilakukan

dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan

cara:

Berikut data pengelompokan besarnya industri batu bata di desa Sumber Agung

Mataram :

Tabel 8. Pengelompokan keriteria besarnya industri batu bata industri :

No Pengelompokan Industri Populasi Perhitungan Sampel

1 Besar 89

18,73 19

2 Sedang 129

27,15 27

3 Kecil 162

34,10 34

Jumlah 380 80

Sumber : Kecamatan Seputih Mataram, 2016

Pada Tabel 8 dapat diketahui jumlah responden yang akan diambil yaitu sebanyak

80 unit usaha industri pengolahan batu bata.

Page 57: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

36

F. Teknik Analisis Data

1. Model Analisis

Metode analisis data ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara upah,

modal, tingkat output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di

Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Data yang digunakan

yaitu data cross section, dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis regresi. Pada penelitian ini, Software yang

digunakan dalam menganalisis yaitu Microsoft Excel 2007 dan E-Views 9

Hubungan antar variabel-variabel yang diasumsikan bepengaruh terhadap tingkat

upah, modal kerja, dan tingkat output dapat ditulis dalam persamaan berikut :

f(X1,X2,X3,..,Xn)

Teknik estimasi yang mana :

Y = Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam suatu waktu tertentu

Xi = faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja pada industri batu

bata

i = 1,2,3,…n

Model tersebut kemudian dirumuskan dalam model estimasi regresi linear

sebagai berikut:

L = 0 + X1β1 + X2

β2 + X3β3 + e

εt

Yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk liner logaritma natural, yaitu:

LnL = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2+ β3 LnX3+ … βn lnXn εt

Page 58: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

37

Yang mana :

L = Jumlah tenaga kerja yang terserap (Orang)

X1 = Upah pekerja (Rp/Bulan)

X2 = Harga Modal (Rp)

X3 = Jumlah output (Unit/Produksi)

β1 = Koefisien regresi untuk upah (Rp)

β2 = Koefisien regresi untuk harga modal (Rp)

β3 = Koefisien regresi untuk jumlah output (Ribu)

β0 = Bilangan Konstanta

εt = Residu (Error term)

Model logaritma natural (ln) ini untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya

heteroskedastisitas karena transformasi yang menempatkan skala untuk

pengukuran variabel, dan koefisien kemiringan β1 langsung dapat menunjukan

elastisitas Y terhadap X1 yaitu persentase perubahan Y akibat adanya persentase

perubahan dalam X1 (Gujarati, 2010:67).

G. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menurut Gujarati (2010) dilakukan untuk mengetahui apakah

residual terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan

menggunakan metode Jarque-Bera. Residual dikatakan memiliki distribusi normal

jika nilai Jarque-Bera>Chi-square (Gujarati, 2010). Kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika Jarque Bera stat < Tabel Chi-square maka residual berdistribusi dengan

normal.

Page 59: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

38

b. Jika Jarque Bera stat >Tabel Chi-square maka residual tidak berdistribusi

dengan normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2010) heteroskedastisitas adalah varian dari residual model

regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau dengan kata lain

tidak konstan. Data yang diambil dari pengamatan satu ke lain atau data yang

diambil dari observasi satu ke yang lain tidak memiliki residual yang konstan atau

tetap. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka dapat digunakan

metode uji White. Uji keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji

residual hasil estimasi menggunakan metode White Heteroskedasticity Test (No

Cross Term) dengan membandingkan nilai Obs*R-square dengan nilai Chisquare.

Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel), berarti terdapat

masalah heteroskedastisitas didalam model. Dan jika Obs*R-square (χ2- hitung) <

Chi-square (χ2–tabel), berarti tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dalam hal ini

kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka

mengalami masalah heteroskedastisitas.

b. Jika Obs*R square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka terbebas

dari masalah heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Menurut Gujarati (2010) autokolerasi adalah keadaan dimana faktor-faktor

pengganggu yang satu dengan yang lain tidak saling berhubungan, pengujian

terhadap gejala autokorelasi dalam model analisa regresi dilakukan dengan

Page 60: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

39

pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan membandingkan

nilai Obs*R-Square dengan nilai Chi-square. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) >

Tabel Chi-Square (χ2–tabel), berarti hasil uji Breusch-Godfrey Serial Correlation

LM Test mengindikasikan bahwa terdapat masalah autokolerasi di dalam model.

Dan jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-Square (χ2–tabel), berarti hasil

uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test mengindikasikan bahwa tidak

ada masalah autokolerasi. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung ) > Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka

mengalami masalah autokorelasi.

b. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung ) < Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka terbebas

dari masalah autokorelasi.

4. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas menurut Gujarati (2010) adalah hubungan linier yang terjadi

diantara variabel-variabel independen, meskipun terjadinya multikolinearitas tetap

menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian

terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung Variance

Inflation Factor (VIF) dari hasil estimasi. Jika VIF < 10 maka antara variabel

independen tidak terjadi hubungan yang linier atau tidak ada multikolinearitas.

Dalam buku Gujarati (2010), cara menghitung VIF adalah sebagai berikut :

VIF menunjukkan bagaimana varians dari sebuah estimator ditingkatkan oleh

keberadaan multikolinearitas. Seiring dengan R2 mendekati 1, VIF mendekati

tidak terhingga. Hal tersebut menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinearitas

Page 61: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

40

meningkat, varians dari sebuah estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai

batas dapat menjadi tidak terhingga. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.

b. Jika VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.

H. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t-statistik)

Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat (Gujarati, 2010). Dalam penelitian ini

menggunakan uji t dua arah atau two tailed, karena objek dalam penelitian ini

adalah industri kecil dimana dalam industri kecil tingkat upah, modal kerja, dan

tingkat output dapat berpengaruh positif ataupun negatif terhadap penyerapan

tenaga kerja. Dengan nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar 10 persen = 0,1

Hipotesis yang digunakan :

a. Ho : βi = 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output tidak

berpengaruh terhadap variabel penyerapan tenaga kerja.

b. Ha : βi ≠ 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output berpengaruh

terhadap variabel penyerapan tenaga kerja.

Kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima diterima, artinya

variabel upah, harga modal dan jumlah output berpengaruh terhadap variabel

penyerapan tenaga kerja.

Page 62: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

41

b. Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak dapat diterima, artinya

variabel upah, harga modal dan jumlah output tidak berpengaruh terhadap

variabel penyerapan tenaga kerja.

2. Uji Keseluruhan (Uji F-statistik)

Menurut Gujarati (2010) bahwa pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau

pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini menggunakan nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar 10

persen = 0,1.

Hipotesis yang digunakan :

a. Ho : βi = 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output secara

bersama sama tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

b. Ha : βi ≠ 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output bersama

sama berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

upah, harga modal, dan jumlah output secara bersama sama berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja.

b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

upah, harga modal, dan jumlah output secara bersama sama tidak berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja.

I. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) atau goodnes of fit menurut Gujarati (2010) bertujuan

untuk mengetahui seberapa jauh variasi variabel bebas dapat menerangkan dengan

Page 63: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

42

baik variasi variabel terikat. Koefisien Determinasi (R2) merupakan angka yang

memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel terikat (Y) yang

dijelaskan oleh variabel bebas (X). Koefisien Determinasi (R2) dapat dirumuskan

sebagai berikut: Nilai R2 yang sempurna adalah satu, yaitu apabila keseluruhan

variasi terikat dapat dijelaskan sepenuhnya oleh variabel bebas yang dimasukkan

di dalam model. Dimana 0 < R2 < 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil

adalah:

a. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas.

b. Nilai R2 yang mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel bebas

menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk memprediksi

variasi variabel terikat.

Page 64: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh tingkat upah, harga modal dan

jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di

Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik,

terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber

Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

2. Variabel harga modal berpangaruh positif dan signifikan secara statistik

terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber

Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

3. Variabel jumlah output berpengaruh positif dan signifikan secara statistik

terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber

Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Page 65: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

65

B. Saran

1. Perusahaan-perusahaan industri pengolahan batu bata diharapkan agar mampu

menyimpan sebagian keuntungan dari hasil penjualan, hal ini untuk menjaga

sustainable perusahaan batu bata ke depannya.

2. Permerintah perlu untuk memfasilitasi terjalinnya kemitraan, antar sesama

industri pengolahan batu bata sekala kecil dengan sekala besar dalam aspek

pemasaran dan harga jual batu bata yang ada di Provinsi Lampung, sehingga

industri pengolahan batu bata tersebut dapat berkembang, dan pada akhirnya

akan memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah serta menyerap tenaga

kerja lebih banyak.

Page 66: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, BR.2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta. Penerbit:Ghalia

Indonesia.

Ambarwati,Sri,Dwiari.2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta.

Penerbit : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. (BPS).2017.Kabupaten lampung Tengah.Kabupaten

Lampung Tengah dalam angka.

Badan Pusat Statistik (BPS).2016.Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan

Seputih mataram dalam Angka.

Blocher, Chen, Cokins, dan Lin. 2007. Manajemen Biaya “Penekanan Strategis”

Penerbit : Salemba. Edisi Ketiga.

Brealey, Myers et al. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid

1. Jakarta. Penerbit : Erlangga.

Budiarty, Ida. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Bandar

Lampung,Universitas Negeri Lampung.

Case, Karl E. dan Ray. C Fair 2007. Prinsip-prinsip ekonomi. Edisi Kedelapan

jilid 1. Jakarta. Penerbit:Erlangga.

Dewi, Hersinta dan Marhaeni, 2016. Pengaruh Modal, Tingkat Upah dan

Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Output Pada Industri

Tekstil di Kabupaten Badung. E-Journal EP Unud, 5(10) : 1144-1167.

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Tengah,

2016.

Fadliilah, Diah Nur, 2012. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

(Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Pengolahan Ikan Asin di Kota

Tegal).Diponegoro Journal Of Economics.Volume 1, Nomor 1.

Page 67: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Feriyanto, Nur and Sriyana, Jaka . 2016. Labor Absorption Under Minimum Wage

Policy In Indonesia. Jurnal Ilmiah. Department of Economics Universitas

Islam Indonesia. Regional Science Inquiry, Vol. VIII, (1), pp. 11-21.

Gujarati, Damondar N. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima. Jakarta.

Penerbit : Salemba Empat.

Keown et al. 2011. Manajemen Keuangan (Prinsip-prinsip dan aplikasi). Jakarta

Barat : PT Indeks Kelompok Persada

Liow, Jefri Indri. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri Rumah Panggung Kecamatan Tompaso Baru

Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Agri-Sosio Ekonomi Unsrat,ISSN

1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A : 331- 340.

Mankiw, N. Grgory. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro.Jakarta. Penerbit : Salemba

Empat.

Maimun Sholeh, 2007, permintaan dan Penawaran tenaga kerja serta upah :

teori serta beberapa potretnya di Indonesia”, jurnal ekonomi dan

pendidikan ,vol 4. No 1.

Ningsih, Ni Made,Cahya. 2015. Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Perak. Jurnal

Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol.8 No.1.

O, Abidoun. 2006. Determinats of Informal Sector Labor Demand : Application

of Alternative Methodological Approaches to South Western States of

Nigeria. Journal Applied Econometrics and International Development.

AEID.Vol. 6-2.

Partadirja, A. 1985. Pengantar Ekonomi.BPFE, Yogyakarta

Riyanto.2010.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. Penerbit :

GPFE.

SK. Mentri Perindustrian Indonesia. N0.19/M/1/1986.

Sukirno, Sadono.2010. Teori Pengantar Mikroekonomi. Jakarta. Penerbit : Raja

Grafindo Persada Media Group.

Sumarsono, Sony.2013.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan, Yogyakarta.Penerbit: Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Page 68: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI …digilib.unila.ac.id/55415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang

Perindustrian.

Undang-Undang Republik Indonesa No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro

dan Menengah.

Yuditya, Arif Rahman. 2014. Analisis Pengaruh Upah dan Nilai Produksi

Terhadap Penyerpan Tenaga Kerja UMKM Industri Mabel (Studi Kasus

Sentra Industri Mabel Jl. Piranha Kelurahan Tanjung Sekar Malang).

Jurnal ilmiah ekonomi Unbraw.Vol 10.No2. 323-2.