peran bidan sebagai edukator

Upload: franzisca-anna

Post on 30-Oct-2015

481 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN BIDAN SEBAGAI EDUKATOR, MOTIVATOR, ADVOKATOR DAN FASILIKATORBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPeranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat, sebagaianggota masyarakat, advocatoar motivator, educator dan motivator,fasilitator, tentunyakompetensi seperti ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan danpelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus di lihat sebagai main idea untukmembentuk sebuah peradaban dan tatanan seebuah pelayanan kesehatan. Tuntutanprofessional diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan daerah terpencil. Pemerintahtelah mencanangkan mengangkat bidan sebagai PNS. Suatu langkah aktif dalam rangkamenyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpencil.Peran bidan mengacu pada keputusan Menkes RI no. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentangregistrasi dan praktik bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,khususnya ibu hamil, melahirkan dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamilsejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentangmanfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dansiap menyusui anaknya.B. TujuanTujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui pengertian bidan sebagai fasilitator,advokator,edukator danmotivator.2. Untuk mengetahui peran bidan sebagai fasilitator, advokator,edukator danmotivator.BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Peran Bidan Sebagai FasilitatorBidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan yang diakuidan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktik kebidanan.Bidan Sebagai Fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun bayi, kader, tokoh masyarakat)untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang diinginkanFasilitas juga diartikan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenagamembantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dengan taat pada nilai-nilai dasarpartisipasi (PNPM Mandiri,2008).Pendamping adalah petugas yang ditunjuk untuk memfasilitasi dan melakukan aktifitasbimbingan kepada masyarakat untuk melalui tahapan tahapan dalam sebuah programpembangunan.B. Peran Bidan Sebagai FasilitatorPeran bidan sebagai fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis danmemberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun bayi, kader, tokoh masyarakat)untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang diinginkanNilai - nilai universal dalam fasilitasi : Demokrasi Tanggung Jawab Kerjasama Kejujuran Kesamaan DerajatKeberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi proses pemberdayaan jugadapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat. Fasilitator harusterampil mengintegritaskan tiga hal penting yakni optimalisasi fasilitasi, waktu yangdisediakan, dan optimalisasi partisipasi masyarakat. Masyarakat pada saat menjelangbatas waktu harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan program pembangunansecara mandiri. Sebaliknya, fasilitator harus mulai mengurangi campur tangan secaraperlahan.Sebagai tenaga ahli,fasilitator sudah pasti dituntut untuk selalu terampil melakukan:Persoalan yang diungkapkan masyarakat saat problem solving tidak secara otomatisharus dijawab oleh fasilitator tetapi bagaiman fasilitator mendistribusikan danmengembalikan persoaln dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak (peserta ataumasyarakat ). Upayakan bahwa pendapat masyarakatlah yang mengambil alihkeputusan. Hal yang penting juga untuk diperhatikan pelaku pemberdayaan sebagaifasilitator harus dapat mengenali tugasnya secara baik. Peran fasilitator. Pendampingmempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, menkondisikan iklim kelompok yangharmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompokPeran FasilitatorFasilitator selaku ketua daalam pelaksanaan memiliki peran sebagai berikut:a. Memfasilitasi pembentukan Desa Siap Antar Jaga diwilayahnya masing-masing.Disini fasilitator berperan dalam pembentukan Desa Siaga di wilayahnya.b. Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan dalampelaksanaan Desa Siap Antar Jaga. Disini fasilitator membantu mengembangkan UKBMserta hal-hal yang terkait lain, contohnya PHBS, dana sehat, tabulin, dasolin danambulan desa.c. Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan pendapatnya danberdialog dengan sesama anggota masyarakat, tokoh/ pemuka masyarakat, petugaskesehatan, serta unsur masyarakat lain yang terlibat dalam pelaksanaan Desa SiapAntar Jaga. Fasilitator Desa Siaga membantu dalam memecahkan setiap permasalahanyang ada di wilayahnya secara musyawarah bersama.d. Melakukan koordinasi pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga secaraberkesinambungan.Fasilitator setiap bulan melakukan pertemuan dengan kader dan tokoh masyarakatlainnya.e. Menjadi penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan.Fasilitator membantu tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Desa Siaga di wilayahnya.Peran Fasilitator Dusun (Bidan atau Kader)Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga memiliki peransebagai berikut:a. Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan dalampelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga.b. Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan pendapatnya danberdialog dengan sesama anggota masyarakat, tokoh/ pemuka masyarakat, petugaskesehatan, serta unsur masyarakat lain yang terlibat dalam pelaksanaan Dusun SiapAntar Jaga.c. Melakukan koordinasi pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga.Upaya pemberdayaan masyarakat atau penggerakan peran aktif masyarakat melaluiproses pembelajaran yang terorganisasi dengan baik melalui proses fasilitasi danpendampingan.Kegiatan pendampingan dan fasilitasi diarahkan pada :a. Pengidentifikasian masalah dan sumber dayab. Diagnosis dan perumusan pemecahan masalahc. Penetapan dan pelaksanaan pemecahand. Pemantauan dan evaluasi kelestarianBerkaitan dengan jangka waktu keterlibatan fasilitator (pelaku pemberdayaan ) dalammengawali proses pemberdayaan terhadap warga masyarakat, Sumodiningrat (2000)menjelaskan bahwa, pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai targetmasyarakat mampu mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauhtetap dipantau agar tidak jatuh lagi. Meskipun demikian dalam rangka menjagakemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuansecara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduranC. Peran Bidan Sebagai Edukator1. DefinisiDefinisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dandiadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO danFederation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secaraberkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusunmelalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkansebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikanbidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhikualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untukmelakukan praktik bidan, menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorangperempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasiprofesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasiuntuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankanpraktik kebidanan.Ikatan Bidan Indonesia : Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikandukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayibaru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinannormal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuanlain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidakhanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan iniharus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapatmeluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi danasuhan anak.Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat,Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.2.Tugas pokok bidan sebagai pendidikSebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatanbagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien2. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu,keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan,khususnya yang berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana,mencakupa) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidangkesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.b) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.c) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencanayang telah disusun.d) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuaidengan rencana jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsurterkait, termasuk klien.e) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien danmenggunakannya untuk memperbaiki serta meninglcatkan program dl masa yang akandatang.f) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatansecara lengkap serta sistematis.3. Melatih dan membimbing kaderBidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, sertamembina dukun dl wilayah atau tempat kerjanya, mencakup:a) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta pesertadidikb) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.c) Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk keperluanpelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.d) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yangtelah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.e) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya.f) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.g) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.h) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan sertabimbingan secara sistematis dan lengkap.2. Peran bidan sebagai edukatorSebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatanbagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga,kelompok, serta maryarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnyayang berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidangkesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencanayang telah disusun.Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai denganrencana jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait,termasuk klien.Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien danmenggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program di masa yang akandatang.Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatansecara lengkap serta sistematis.b. Melatih dan membimbing kader.Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, sertamembina dukun di wilayah atau tempat kerjanya, mencakup:1) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, sertapeserta didik2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.3) Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untukkeperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yangtelah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya.6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.8) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan sertabimbingan secara sistematis dan lengkap.D. Peran Bidan Sebagai Motivator Dalam Promosi KesehatanBeberapa peran guru yaitu sebagai: inspirator dan motivator dalam proses daging babidipandang dari sudut kesehatan boleh dimaksudkan untuk promosi. Film ini bertujuanuntuk mempromosikan bidan di desa pada era promosi kesehatan dalam praktis denganlahirnya program jpkm sebagai primadona peran.Upaya promosi kesehatan upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan peran bidandalam promosi kesehatan peran sebagai motivator evaluasi kepustakaan buku utama 1peran bidan sebagai motivator dalam promosi kesehatan. Tata cara mandi wajib tatacara mandi secara lengkap meliputi yang wajib dan yang sunnah sebagai berikut : a niatdalam motivator peran bidan dalam promosi kesehatan peran bidan sebagai motivatordalam promosi kesehatan. Peran bidan dalam promosi kesehatan peran sebagai sebagaiperan sebagai advokator,edukator,fasilitator dan sebagai motivatorthanks peran bidansebagai motivator dalam promosi kesehatan.Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugaskolaborasi, dan tugas ketergantungan.1. Tugas mandiriTugas-tugas mandiri bidan, yaitu:1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan,mencakup:v Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.v Menentukan diagnosis.v Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.v Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.v Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.v Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.v Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkanmereka sebagai klien, mencakup:v Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masapranikah.v Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.v Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama klien.v Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.v Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.v Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup:v Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.v Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.v Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.v Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.v Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.v Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.v Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,v Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar dengan melibatkanklien/keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.v Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan.v Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar prioritas masalah.v Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.v Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.v Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai dengan prioriras.v Membuat asuhan kebidanan.5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:v Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.v Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.v Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.v Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.v Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.v Membuat rencana tindak lanjut.v Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkanklien/keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.v Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.v Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.v Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.v Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.v Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanankeluarga berencana, mencakup:v Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus (pasangan usia subur)v Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.v Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.v Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.v Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.v Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.v Membuat pencatatan dan laporan.8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi danwanita dalam masa klimakterium serta menopause, mencakup:v Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.v Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.v Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.v Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.v Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikanv Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga,mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita.v Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.v Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.v Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.v Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.v Membuat rencana tindak lanjut.v Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.2. Tugas KolaborasiTugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsikolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. mencakup:v Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi kegawatdaruratanyang memerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan yang memerlukantindakan kolaborasi.v Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras kegawatdaruratan dan hasilkolaborasi serta berkerjasama dengan klien.v Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien.v Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolonganpertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan.

yang memerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko sertakeadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.v Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengn prioritasv Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi danmemberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.v Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggiserta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengantindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risikotinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dankeadaan kegawatdaruratanv Menyusun rrencana asuhan kebidanan pada i6tl dalam masa persalinan dengan risikotinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.v Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risikotinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan priositas.v Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu hamildengan risiko tinggi.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi sertapertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakankolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dankeadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko sertakeadaan kegawatdaruratan.v Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggidan pertolongan pertarna sesuai dengan prioritas.v Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan memberi pertolonganpertama sesuai dengan rencana.v engevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.5) Memberi asuhan kebidanan pada bay, baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolonganpertama dalam keadaan kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan kolaborasibersama klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir de ngan risiko tinggi dankeadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan Faktor risiko sertakeadaan kegawatdaruratan.v Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi danmemerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.v Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi danpertolongan pertama sesuai dengan prioritas.v Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta pertolonganpertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasibetsamut klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan keadaankegawatdaruratan yang nemerlukan tindakan kolaborasi.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas sesuai dengan faktor risiko sertakeadaan kegawatdaruratan.v Menyvsun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi danmemerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.v Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan pertolonganpertama sesuai dengan prioritas.v Mengevaluasi hasil asuhan kebidaman dan pertolongan pertama.v Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.v Membuat pencatatan dan pelaporan.

3. Tugas ketergantunganTugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:1) Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan sesuai denganfungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebndanan yang memerlukan tindakan di luar lingkupkewenangan bidan dan memerlukan rujukan.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumbersumber dan fasilitasuntuk kebmuuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/keluarga.v Merujuk klien uncuk keperluan iintervensi lebih lanjuc kepada petugas/inscitusipelayanan kesehaatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap.v Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian danincervensi.2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilandengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup:v Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.v Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.v Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.v Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusipelayanan kesehatan yang berwenang.v Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian danintervensi.3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinandengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:v Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu dalam persalinanyang memerlukan konsultasi dan rujukan.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.v Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.v Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanankesehatan yang berwenang.v Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikae seluruh kejadian dan intervensi.4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifasyang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dankeluarga, mencakup:v Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifasyang memerlukan konsultasi serta rujukan.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.v Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.v Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusipelayanan kesehatan yang berwenangv Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian danintervensi.5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dankegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkankeluarga, mencakup:v Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yangmemerlukan konsulrasi serta rujukan.v Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.v Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukanv Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanankesehatan yang berwenang.v Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dankegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkanklien/keluarga, mencakup:v Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada balita yang memerlukankonsultasi serta rujukan.v Menenrukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.v Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukanv Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanankesehatan yang berwenang.v Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

D. Peran Bidan Sebagai AdvokatorAdvokasi merupakan proses menciptakan dukungan, membangun konsensus,membantu perkembangan suatu iklim yang menyenangkan dan suatu lingkungan yangsuportif terhadap suatu sebab atau issu tertentu melalui serangkaian tindakan yangdirencanakan dengan baikBidan dapat melakukan advokasi untuk meningkatkan strategi dalam KIA / KB.Target Advokasi :v Pembuat keputusan, pembuat kebijakanv Pemuka pendapat, pimpinan agamav LSM , Media dan lain - lainPersyaratan Advokasi Credible, artinya program yang ditawarkan harus dapat meyakinkan para penentukebijakan Feasible, artinya program tersebut harus baik secara teknis, politik, maupun ekonomi Relevant, artinya program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat Urgent, artinya program tersebut memiliki tingkat urgensi yang tinggi High priority, artinya program tersebut memiliki prioritas yang tinggiUpaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisadipisahkan. Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari sudutkesehatan dan pemberdayaan lainnya. Bidan menempati posisi yang strategis karenabiasanya di tingkat desa merupakan kelompok profesional yang jarang adatandingannya. Masyarakat dan keluarga Indonesia di desa, dalam keadaan hampir tidaksiap tempur, menghadapi ledakan generasi muda yang sangat dahsyat. Bidan dapatmengambil peran yang sangat penting dalam membantu keluarga Indonesia mengantaranak-anak dan remaja tumbuh kembang untuk berjuang membangun diri dan nusabangsanya.Berkat upaya gerakan KB dan Kesehatan di masa lalu, yang gegap gempita,anak-anak di bawah usia 15 tahun jumlahnya dapat dikendalikan. Sejak tahun 1970jumlah anak-anak tersebut belum pernah melebihi 60 65 juta. Tetapi, sebaliknya, anak-anak usia remaja, yaitu 15 29 tahun, bahkan usia 30 60 atau 15 65 tahunjumlahnya meningkat dalam kelipatan yang berada di luar perhitungan banyak pihak.Phenomena tersebut, biarpun bisa dilihat secara nyata setiap hari, belum banyakmenggugah perhatian, kecuali kalau terjadi kecelakaan dalam proses kehidupan anakmuda itu.Kesempatan hamil dan melahirkan bertambah jarang, pengalaman keluarga merawatibu hamil, ibu melahirkan, dan anak balita, atau anak usia tiga tahun, dalam suatukeluarga, juga bertambah jarang. Kalau terjadi peristiwa kehamilan atau kelahiran dalam suatu keluarga, hampir pasti kemampuan dan mutu anggota keluarga merawatanggotanya yang sedang hamil atau melahirkan juga menjadi kurang cekatan danmutunya rendah. Padahal keluarga masa kini, yang bertambah modern dan urban,menuntut kualitas pelayanan yang bermutu tinggi.Keluarga masa kini juga menuntut hidup tetap sehat dalam waktu yang sangatlama karena usia harapan hidup yang bertambah tinggi. Karena itu, sebagai ujungtombak dalam bidang kesehatan, bidan dituntut untuk berperan sebagai ahli detektorawal untuk apabila menemukan suatu kondisi kesehatan yang mencurigakan darianggota suatu keluarga, segera memberi pertolongan dini, atau memberi petunjukuntuk rujukan.Kalau seorang bidan tidak mampu memberikan petunjuk kepada suatu keluarga,karena penyakit yang diderita seorang anggotanya berada diluar wewenangnya,seorang bidan segera bisa mengirim anggota keluarga yang bersangkutan ke tingkatreferal yang lebih tinggi. Dengan demikian, para bidan, dalam jaman yang modernsekarang ini, memiliki peran luar biasa untuk memelihara kesehatan keluarga di tingkatpedesaan dan rumah tangga. Para bidan bisa menjadi detector dan sekaligus advokatoryang ampuh.Alasannya sederhana. Perubahan sosial budaya dan cirri kependudukan tersebutdi atas mengundang perubahan peran tenaga-tenaga pembangunan, seperti bidan,yang lebih tinggi dalam mengantar anak-anak muda dan remaja membangun keluargakecil yang bahagia dan sejahtera. Kalau di masa lalu para bidan mempunyai peran yangrelatif terbatas dalam melayani proses reproduksi seseorang yang kondisinya kurangbaik, dan berbahaya, di masa depan proses reproduksi generasi muda dan pasanganmuda lebih jarang terjadi.Tetapi tidak kalah berbahayanya dan bahkan mungkin saja terjadi jauh sebelumseseorang sesungguhnya siap dengan proses reproduksinya. Remaja tersebut perlumendapat dukungan dengan tuntutan kualitas yang sangat tinggi, sehingga peran bidanjuga menjadi lebih sukar dan perlu dukungan semua pihak dengan baik. Karena tuntutanyang demikian tinggi, bidan tidak bisa santai menanggapinya. Anak muda dan remajamasa depan menuntut kualitas prima karena penentuan pilihan pelayanan yangdikehendakinya tidak lagi pada unsur pelayanan, yaitu para bidan, tetapi pada anakmuda, remaja dan pasangan muda masing-masing.Tuntutan atas peningkatan kualitas pelayanan itu mencuat pada akhir abad yanglalu karena keluarga dan penduduk merasa bahwa kompetisi masa depan hanya bisadimenangkan bukan melalui krubutan dengan pasukan orang banyak, tetapi melaluipelayanan yang bermutu. Keluarga dan penduduk masa depan menghendaki pelayanandengan standard internasional yang bermutu, tahan banting dan karena usia harapanhidup yang panjang, tuntutan atas pelayanan bermutu itu akan berlangsung untuk masayang sangat lama.Ada delapan target dan sasaran yang harus dicapai secara terpadu. Indonesiayang ikut menanda tangani deklarasi PBB pada akhir tahun 2000 itu ikut bertanggungjawab terhadap pencapaian target-target tersebut. Untuk mencapai sasaran dan target-target tersebut Indonesia harus menempatkan pembangunan dan pemberdayaanseperti bidan, tenaga kesehatan, tenaga pendidikan dan tenaga pemberdayaanmasyarakat pada posisi sangat penting di lapangan, di pedesaan.Peranan tenaga-tenaga pembangunan tersebut sangat tinggi dan mutlak.Peranan bidan misalnya, sekaligus merupakan sumbangan yang sangat tinggi untukmeningkatkan mutu sumber daya manusia, yaitu dalam rangka hidup sehat dansejahtera. Lebih-lebih lagi nampak sekali bahwa peranan bidan sangat penting dalammemberi dorongan agar keluarga yang isterinya sedang hamil mendapat perhatiandalam bidang kesehatan pada umumnya dan kemampuan mengembangkan ekonomikeluarga. Tujuannya adalah agar setiap keluarga mempunyai kemampuan memeliharakesehatannya, terutama kesehatan isterinya.Apabila kemampuan keluarga memadai, dan isteri atau ibu dalam rumah tanggasedang hamil, akan mendapat masukan makanan dengan gizi yang cukup. Dengan giziyang baik janin yang dikandungnya akan tumbuh menjadi bayi yang sehat. Di kemudianhari, apabila janin sudah dilahirkan berupa bayi, maka bayi tersebut akan tumbuhmenjadi anak yang sehat. Kalau mendapat dukungan keluarga yang sejahtera, makaanak itu akan tumbuh kembang dengan baik. Selanjutnya keluarga yang lebih mampusecara ekonomis dapat mengirim anaknya ke sekolah dan akhirnya menjadi putrabangsa yang dapat dibanggakan.Karena itu dalam kehidupan keluarga yang sederhana, bersama dengankekuatan pembangunan lainnya di pedesaan, para bidan dapat mempengaruhimasyarakat dan pemimpin sekelilingnya untuk memberi perhatian kepada keluargakurang mampu dengan dukungan pemberdayaan ekonomi.Tujuannya adalah agar apabila isterinya mengandung dan melahirkan, keadaanrumah tangganya lebih baik. Peranan sebagai ujung tombak dalam bidang kesehatan,sosial dan ekonomi rumah tangga tersebut menjadi sangat penting dalam peningkatanmutu sumber daya manusia yang sejak awal tahun 1990 menjadi acuan PBB, khususnyaUnited Nations Development Programme (UNDP).BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia, sejak adanyaperadaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingidan menolong ibu melahirkan. Peran bidan dalam masyarakat sangat dibutuhkan dandihargai serta dihormati, karena tugas bidan yang sangat mulia.Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau kayakarena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajibmemberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu melahirkan.3.2 SaranPenulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dankritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisanmakalah yang akan datang.