people caravan - bahasa indonesia

Upload: endang-sutarya

Post on 04-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    1/50

    HAK RAKYATATASTANAHDANPANGAN:

    PEOPLES CARAVAN 2004

    DI INDONESIA

    HAK RAKYATATASTANAHDANPANGAN:

    PEOPLES CARAVAN 2004

    DI INDONESIA

    ASSERTINGOURRIGHTSTOLANDANDFOOD:

    THEPEOPLESCARAVAN2004

    ININDONESIA

    ASSERTINGOURRIGHTSTOLANDANDFOOD:

    THEPEOPLESCARAVAN2004

    ININDONESIA

    PEOPLESCARAVAN2004diINDONESIA

    THEPEOPLESCARAVAN2004inINDONESIA

    D o k u m e n t a s i

    Documentation

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    2/50

    HAK RAKYATATASTANAHDANPANGAN:

    PEOPLES CARAVAN 2004DI INDONESIA

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    3/50

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    4/50

    HAK RAKYATATASTANAHDANPANGAN:

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    PEOPLES CARAVAN 2004DI INDONESIA

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    5/50

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    6/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar - iii

    PENDAHULUAN:

    Apa itu Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004? - 1

    Tema Utama: Hak Atas Tanah dan Pangan - 2

    Apa Tujuan Gerakan Masyarakat Ini? - 3

    Siapa yang Terlibat Gerakan Ini? - 3

    Apa Saja Agenda Gerakan Ini? - 3

    BAGIAN I: PEOPLE'S CARAVAN 2004 DI SIMPUL BARAT

    KAMPOENG ORGANIK, Bumi Perkemahan RagunanJakarta, 23-26 September 2004 - 5

    Seminar Kedaulatan Pangan - 6

    Aksi Hari Tani Indonesia - 9

    Seminar Hidup Sehat ala Organik - 10

    Diskusi "Konsolidasi Petani Pangan dan Masalah Perempuan - 11

    Sistem Pangan Lokal - 12

    Pelatihan-pelatihan - 14

    Pentas Seni - 16

    BAGIAN II: PEOPLE'S CARAVAN 2004 DI SIMPUL TENGAH

    FESTIVAL RAKYAT UNTUK KEDAULATAN PANGAN 2004Solo, Jawa Tengah, 22-23 September 2004 - 17

    Hari Pertama - 17

    Hari Kedua - 20

    Seminar Petani: Sesi I - 20

    Seminar Petani: Sesi II - 22

    Dialog dengan Pemerintah Daerah - 23

    PEOPLE'S CARAVAN 2004 DI INDONESIAGerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004 di Indonesia - 1

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    7/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004PEOPLE S CARAVAN 2004

    BAGIAN II: PEOPLE'S CARAVAN 2004 DI SIMPUL TIMUR

    Meningkatkan Ketahanan Pangan melalui Penguatan

    Masyarakat Tani dalam Menghadapi Era GlobalisasiDompu, Nusa Tenggara Barat, 13-15 September 2004 - 25

    Lokakarya Membangun Kedaulatan Pangan - 25

    Dari Ketahanan Pangan menuju Kedaulatan PanganKupang, Nusa Tenggara Timur 13-15 September 2004 - 28

    Seminar dan Diskusi Publik - 28

    Seminar - 28

    Diskusi Publik - 30

    Pameran dan Semiloka Masyarakat Sipil,Kedaulatan Pangan, dan Perdagangan yang AdilEnde, Nusa Tenggara Timur 23-25 September 2004 - 31

    Seminar: Melongok Potensi Lokal - 31

    Memperkuat Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Pangan - 32

    Perdagangan yang Adil vs Perdagangan Bebas - 33

    Penguatan Masyarakat Sipil - 34

    Lokakarya Kedaulatan Pangan - 34

    PENUTUP - 37

    Lampiran:

    Daftar Organisasi Peserta Kegiatan People's Caravan 2004 di Indonesia - 38

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    8/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    KATA PENGANTAR

    Buku ini merupakan rekaman dokumentasi acara People's Caravan (PC) 2004 diIndonesia. Dalam buku ini memuat berbagai kegiatan di masing-masing simpuldaerah yang merupakan bagian dari kegiatan PC 2004 di Indonesia. Secara paralel,pelaksanaan PC 2004 di Indonesia dibagi dalam 3 simpul wilayah, yaitu: wilayahbarat (Jakarta), tengah (Solo) dan timur (NTT dan NTB).

    PC 2004 di Indonesia sendiri merupakan bagian dari rangkaian PC 2004 Internasional.Kegiatan PC 2004 menempuh 2 rute utama yang dimulai dari Malaysia pada 1September 2004. Acara puncak PC 2004 bertempat di Nepal, pada tanggal 30september 2004 di mana perwakilan organisasi masyarakat dan LSM berbagai negara

    berkumpul menggagas konvensi rakyat untuk kedaulatan pangan.Tema utama Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004, yaitu: Hak atasTanah dan Pangan. Dari tema utama tersebut difokuskan pada tiga sub tema, yaitu:1. Keluarkan WTO dari Pangan dan Pertanian; 2. Hilangkan Pestisida dan RekayasaGenetika; dan 3. Lawan Perusahaan Trans-nasional Produsen Agro-kimia.

    Tema tersebut menjadi acuan semua kegiatan yang dilakukan pada PC 2004. Titiktekannya adalah kedaulatan pangan yang dimiliki oleh rakyat. Dari beragamkegiatan yang dilakukan, diharapkan akan mampu mematangkan lahirnya konvensirakyat untuk kedaulatan pangan, dan tentunya kedaulatan pangan yang sejati, dimana petani sebagai produsen makanan dapat hidup sejahtera.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    9/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    10/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Apa itu Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan2004?Gerakan Masyar akat untuk Kedaulat an Pangan 2004 di Indonesia: Hak Atas

    Tanah dan Pangan adalah gerakan di tingkat akar rumput yang berlangsung di 13negara. Gerakan ini untuk meningkatkan kesadaran dan memobilisasi berbagai sek-tor masyarakat dalam masalah utama kedaulatan pangan. Hal ini untuk memberikaninformasi dan gerakan masyarakat terhadap advokasi dan perubahan kebijakan diberbagai tingkatan dengan berbagai masalah terkait dengan WTO (World Trade Or-ganization), rekayasa genetika, perusahaan multi nasional pertanian (pestisida dankimia pertanian lainnya).

    Kedaulat an Panganadalah hak dasar bagi masyarakat untuk menentukan makanandan kebijakan pertaniannya sendiri. Hak untuk mendapatkan makanan yang aman,bergizi dan sesuai dengan budayanya. Hak untuk mendapatkan akses produksi, ter-

    masuk lahan, air, benih dan sumber-sumber lainnya. Hak ini didasarkan pada kese-taraan gender karena telah kita ketahui peran dan sumbangan perempuan dalampertanian.

    Mengingat bahwa kedaulatan pangan merupakan hak dasar dan merujuk pada ting-katan perlindungan terhadap konvensi internasional, kenyataan di banyak negaraAsia menunjukkan adanya cerita yang berbeda ada lebih dari 500 juta orang yang ke-kurangan gizi di Asia dan Pasifik, kebanyakan dari mereka justru adalah para produ-sen pangan itu sendiri, seperti buruh tani dan petani kecil. Semuanya itu, menurutFAO (Food and Agriculture Organization-Badan Pangan Sedunia PBB), telah mempro-duksi pangan yang lebih dari cukup untuk memberi makan penduduk dunia. FAOmengaku bahwa tidak ada kekurangan pangan, tetapi pertanyaannya adalah me-

    PENDAHULUAN

    PEOPLE'S CARAVAN 2004 DI INDONESIAGerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004di Indonesia

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    11/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    ngapa orang miskin tidak memiliki akses terhadap pangan, tanah dan sumber-sumberpangan lainnya.

    Sementara ada penegasan ulang dari FAO dan pemerintah-pemerintah pada Perte-muan Tingkat Tinggi Pangan: setelah lima tahun pada Bulan Juni 2002, untuk mengu-rangi setengah dari jumlah orang kelaparan di dunia sampai sebelum tahun 2015,penilaian terakhir ini menunjukkan bahwa usaha untuk menangkap orang kelaparandalam pertemuan tersebut menjadikan target di atas menjadi tidak realistis.

    Kelaparan dan kekurangan gizi adalah buah langsung dari liberalisasi perdagangan.Program penyelarasan struktur dari Bank Dunia dan IMF (International MonetaryFund) yang memaksa negara-negara penghutang di Asia untuk meliberalisasikan sek-tor pertaniannya, sesunguhnya dan secara kiasan telah membunuh petani kecil,penggembala, suku pribumi, pekerja pertanian dan masyarakat nelayan, perempu-an, anak-anak dan sektor rentan yang lain.

    Apabila perdagangan bebas dan globalisasi tidak digulingkan, masa depan orang yangkelaparan dan kekurangan gizi akan selalu suram.

    Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004 ini memfokuskan pada hak buruhtani, petani kecil, dan nelayan untuk dapat mengakses dan mengkontrol lahan dansumber-sumber produktif lain, seperti benih, air dan teknologi. Kurangnya akses ter-hadap lahan adalah masalah yang mendasar bagi para buruh tani dan petani kecil diAsia Pasifik.

    Gerakan ini memiliki tiga sub tema yang akan menjadi fokus di seluruh gerakan:

    ! Keluar kan WTO dar i Pangan dan Pert anian! Kebijakan Organisasi Perda-gangan Internasional (WTO) yang tidak demokratis, khususnya dalam perjan-jian pertanian, yang memaksa seluruh negara di Asia untuk membuka per-ekonomiannya, yang menyebabkan kematian akan swasembada pangan danpertaniannya. Gerakan ini mengkampanyekan tindakan-tindakan untukmenghilangkan kontrol WTO terhadap pangan dan pertanian.

    ! Hila ngkan Pest isid a dan Rekay asa Geneti ka! Peringatan jumlah penggu-naan pestisida yang digunakan di seluruh dunia dan promosi terhadap reka-yasa genetika yang dilakukan oleh perusahaan agribisnis membawa ancamanyang lebih jauh bagi pertanian yang mengkikis kedaulatan pangan di negaraberkembang di Asia. Gerakan ini mengkampanyekan pelarangan produk re-kayasa genetika dan pestisida, dan akan meningkatkan kesadaran akan baha-ya dan ancaman mereka terhadap kedaulatan pangan.

    ! Lawan Per usahaan Tra ns-nasional Produsen Agro-ki mia ! Ada suara pe-nentangan yang kuat dari organisasi akar rumput di Asia untuk mengakhirikontrol perusahaan trans-nasional produsen agro-kimia di negara mereka.Gerakan ini berusaha mengkampanyekan supaya perusahaan trans-nasionalbertanggung jawab terhadap kejahatan yang mereka lakukan termasuk me-racuni manusia, perusakan lingkungan, dan eksploitasi pekerja.

    Tema Utama: Hak Atas Tanah dan Pangan

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    12/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Apa Tujuan Gerakan Masyarakat Ini?

    Siapa yang Terlibat Gerakan Ini?

    Apa Saja Agenda Gerakan Ini?

    ! Mempromosikan isu terkait Kedaulatan Pangan dari berbagai sektor di antaraOrganisasi Masyarakat dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di Indonesia.

    ! Menggalang dukungan yang lebih luas dari Organisasi Masyarakat dan LSM diIndonesia untuk mendorong pemerintah dan badan antar pemerintah dalamrangka mewujudkan Konvensi Rakyat Kedaulatan Pangan.

    ! Konsolidasi dan memperluas jaringan organisasi yang bekerja dalam mem-perjuangkan terwujudnya kedaulatan pangan

    ! Membangun jaringan yang kuat dan luas dalam mengadvokasi KedaulatanPangan Masyarakat.

    ! Memperkenalkan dan mendukung Pertanian Berkelanjutan

    ! Mendokumentasikan pengalaman dari kegiatan Gerakan Masyarakat untukKedaulatan Pangan 2004 dalam rangka mengkampanyekan isu KedalatanPangan

    Gerakan masyarakat ini melibatkan sekitarini juga melibatkan Peme-

    rintah Daerah dan anggota Dewan Perwakilan Daerah di lokasi dimana kegiatan ini

    digelar di berbagai wilayah Indonesia. Narasumber dalam kegiatan ini berasal dariwakil-wakil organisasi masyarakat yang sesuai dengan bidang yang digeluti terkaitdengan isu Kedaulatan Pangan. Selain itu terdapat narasumber dari tingkat regionalyang mendukung pelaksanaan kegiatan ini dari FIAN Internasional dan PAN Asia danPasifik.

    Kegiatan ini dipusatkan pada 3 simpul kegiatan, yaitu di barat, tengah, dan timurwilayah Indonesia.

    Simpul Bar at :

    167 organisasi masyarakat dan LSM pen-dukung dari berbagai wilayah Indonesia. Dalam kegiatan

    Kegiatan yang dilaksanakan adalah Festival Rakyat untuk KedaulatanPangan Kampoeng Organik, di Jakarta, pada tanggal 23-26 September 2004. Sela-ma dalam festival ini dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: Seminar Kedaulatan Pa-ngan, Seminar tentang Gaya Hidup Organis, Seminar tentang pemuda dan lingkung-an, Pelatihan singkat terkait isu konservasi lingkungan dan gaya hidup organis, Pa-meran terkait lingkungan ekologis, Rallypetani dalam rangka peringatan Hari TaniNasional, Pertukaran benih, Tour de organic, Pentas seni budaya, Pemutaran film,Aksi dukungan tanda tangan untuk mendukung lahirnya Konvensi Rakyat Internasio-nal untuk Kedaulatan Pangan, Tukar informasi antar komunitas dan pelajar, dan Lom-ba-lomba (menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, memasak nasi goreng orga-nik dan membuat donat dari tepung ganyong)

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    13/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Simpul Tengah: Kegiatan yang dilaksanakan adalah Festival Rakyat untuk Kedau-latan Pangan, di Solo, pada tanggal 22-23 September 2004. Selama dalam festival

    tersebut dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: 2(dua) hari seminar petani, Pameranterkait isu lingkungan ekologis, Lomba pangan lokal, Pertemuan teknis petani, Tes-timoni, Pertukaran benih, Pentas seni musik tradisional petani, Dialog dengan Peme-rintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Aksi dukungan tanda tanganuntuk mendukung lahirnya Konvensi Rakyat Internasional untuk Kedaulatan Pangan.

    Simpul T imur : Selama dalam Bulan September dan Oktober 2004 dilaksanakan be-berapa kegiatan di 2 propinsi di bagian Timur Indonesia yaitu di NTB dan NTT. Ma-sing-masing kegiatan tersebut adalah:

    ! Wilayah NTB: dilaksanakan di Dompu, Bima, tanggal 13-16 September 2004dengan melakukan kegiatan antara lain: lokakarya dan dialog dengan Peme-rintah Lokal dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan topil: Peningkat-

    an Kedaulatan Pangan Melalui Penguatan Masyarakat Sipil dan Petani DalamRangka Melawan Era Globalisasi dan Aksi dukungan tanda tangan untukmendukung lahirnya Konvensi Rakyat Internasional untuk Kedaulatan Pangan.

    ! Wilayah Timor Barat (NTT): dilaksanakan di Kupang, tanggal 5-6 Oktober2004 dengan melakukan kegiatan Seminar dan Diskusi publik tentang Kedau-latan Pangan.

    ! Wilayah Flores (NTT): dilaksanakan di Ende, tanggal 23-24 September 2004dengan melakukan kegiatan antara lain: seminar dengan topik Masyarakatsipil dan perdagangan yang adil, pentas seni dan budaya, pameran petani,dan lokakarya petani.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    14/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    2Mendadak Bumi Perkemahan Ragunan disulap menjadi kampung. Sekitar 2000 m ba-gian dari area perkemahan itu, muncul saung-saung (gubug) yang terbuat dari bam-bu beratap daun kelapa yang telah dikeringkan. Suasana perkampungan menjaditerasa kental, walau di luar areal tersebut, jalanan penuh dengan kendaraan layak-nya kota Jakarta. Tak salah memang, jika disebut kampung karena di sana sedangdilangsungkan acara yang berjudul Kampoeng Organik. Acara yang diorganisir olehKonphalindo itu diintegrasikan dengan kegiatan PC 2004 wilayah simpul Barat Indo-nesia.

    Menurut, Direktur Eksekutif Konphalindo, Tejo W. Jatmiko, Kampoeng Organik meru-pakan agenda tahunan dari Konphalindo. Pada tahun 2004, mereka sepakat untukmenggabungkan kegiatan tersebut dengan acara PC 2004 wilayah barat. Oleh sebabitu, pada kegiatan Kampoeng Organik tahun ini melibatkan banyak unsur dalam ke-panitiaan, seperti Nastari, Bina Desa, RMI, ELSPPAT, dan FIELD Indonesia.

    Suasana perkampungan di Kampoeng Organik menjadi semarak, ketika alunan musik

    khas pedesaan terdengar. Sekitar 50 orang petani dari kelompok tani Komunitas GdPahala (Gede-Pangrango-Halimun-Salak) secara bergantian menyuguhkan keseniantradisional seperti Dog-dog, Glojor, Calung, Qasidah serta nyanyi-nyanyian. Pentasseni tersebut merupakan tanda dimulainya acara Kampoeng Organik yang juga me-nandai acara PC 2004 di wilayah barat.

    Kelompok Kesenian Calung yang berasal dari Komunitas Gd Pahala kemudian berke-liling menghampiri setiap standpameran dengan gayanya yang kocak. Mereka selalumemberi komentar setiap mendatangi standyang ada. Tejo mengatakan, kesenianrakyat pedesaan erat hubungannya dengan budaya bertani. Kesenian, dikatakannyapunya makna sendiri bagi peristiwa bertani. Dia ingin masyarakat kota juga dapatmemahami kebudayaan petani di pedesaan. Lebih lanjut, Kampoeng Organik digelar

    PEOPLES CARAVAN 2004di SIMPUL BARAT

    BAGIANI

    KAMPOENG ORGANIKBumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, 23 - 26 September 2004

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    15/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    juga punya tujuan mempertemukan secaralangsung antara produsen (petani) dengan kon-

    sumennya. Di kegiatan ini, konsumen akan le-bih memahami bagaimana petani bekerja, apayang menjadi masalahnya agar muncul empatidari masyarakat untuk mendukung usaha yangdilakukan oleh petani.

    Untuk kegiatan pameran, Tejo menjelaskan tu-juannya untuk mengkomunikasikan gaya hiduporganik yang ramah lingkungan dan ramah so-sial. Juga untuk memfasilitasi mereka yangpunya aktivitas ramah lingkungan.

    Pada acara pembukaan, juga diadakan tukar

    menukar benih sesama petani yang dimaksud-kan sebagai simbol bahwa untuk masalah pa-ngan, faktor bisnis bukanlah sesuatu yang uta-ma, mengingat pangan adalah hak.

    Rangkaian kegiatan PC 2004 di simpul baratdari tanggal 23 sampai dengan 26 Oktober2004 adalah: pameran, seminar, penggalangantanda tangan mendukung konvensi kedaulatanpangan, tour de organicyang terdiri dari pela-tihan-pelatihan dan diskusi, aksi memperingatihari tani 24 September, perlombaan menggam-

    bar anak-anak, serta lomba memasak nasi go-reng organik.

    Pangan adalah hak dan pertanian adalah carauntuk menyediakan pangan. Dengan pema-

    haman tersebut, maka sudah barang pasti ha-rus ada perlindungan terhadap keduanya. Sa-yangnya pemahaman ini dihabisi oleh kepen-tingan politik dan bisnis. Kolaborasi negara-negara maju dan perusahaan-perusahaantrans-nasional, dengan angkuh telah memaksa-kan kehendaknya demi kepentingan tersebut.Maka, tak ayal lagi rakyat di negara berkem-bang menjadi korban. Masyarakat petani da-pat dikatakan menjadi korban utama, walautidak dipungkiri konsumen pangan juga tak

    Seminar Kedaulatan Pangan

    Mengutamakan Hak Rakyat atasPangan dan Tanah

    Alunan musik tradisional calung menandai

    dimulainya kegiatan Kampoeng Organik,PC 2004 Simpul Barat

    ... Negara harus mengutamakan ketahanan pangan,karena diyakini manusia yang cukup pangan yang

    mampu berpartisipasi dalam memajukanpembangunan sosial dan ekonomi.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    16/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    kalah dirugikan dari manuver kepentingan kapitalisme global itu.

    Dalam kegiatan PC 2004 di Indonesia, masing-masing simpul menggelar seminar ten-

    tang tema Keluarkan WTO dari Pertanian. Di Jakarta, seminar ini difasilitasi olehKoalisi Ornop Pemantau (KOP) WTO, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP)bekerjasama dengan panitia penyelenggaraan PC 2004. Diskusi tersebut di bagi da-lam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan Benni Sormin (perwakilan FAO di Indone-sia), Hermanto (Badan Bimas Ketahanan Pangan), dan pakar agraria Gunawan Wiradidari Institut Pertanian Bogor (IPB). Sedang sesi kedua hadir narasumber Roman (KOPWTO), Witoro(KRKP), dan Tejo Pramono dari Via Campesina Indonesia (FSPI).

    Sesi pertama mendiskusikan tentang upaya yang telah dilakukan pemerintah dalammemenuhi ketersediaan pangan bagi masyarakat. Secara normatif, Hemanto me-nyampaikan strategi yang ditempuh oleh pemerintah dalam usahanya itu. Dikata-kannya, dasar hukum pemerintah dalam menjalankan fungsinya itu adalah UU No. 7/

    1996 yang inti dari maksud ketahanan pangan adalah terpenuhinya kebutuhan pa-ngan yang sehat dalam jumlah yang cukup. Atas dasar tersebutlah pemerintah be-kerja. Ruang lingkup dari ketahanan pangan dibagi dalam sub sistem ketersediaan,distribusi, dan konsumsi. Dalam hal ketersediaan, pemerintah memilahnya denganfaktor produksi dalam negeri, impor, dan cadangan.

    Di dalam mengupayakan ketahanan pangan, pemerintah menghadapi beberapa per-masalahan. Dikatakan oleh Hermanto, tantangan yang dihadapi adalah, tingkat per-mintaan yang cenderung meningkat dibanding pertumbuhan penyediaannya. Denganalasan tersebutlah impor pangan menjadi perlu dilakukan. Selain itu dia juga menje-laskan tentang semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi lahan untuk ke-pentingan yang lain.

    Beni Sormin dari Perwakilan FAO di Indonesia, dalam kesempatan itu menjelaskan la-tar belakang historis dari konsep ketahanan pangan. Gagasan itu bermula dari kegi-atan World Food Summit 1996 di Roma. Saat itu disepakati adanya program penu-runan sebanyak 50% angka kelaparan dunia yang mencapai 800 juta jiwa. Jumlah pe-nurunan itu diharapkan terjadi pada tahun 2015 nanti.

    Dia menginformasikan, jumlah penduduk kekurangan pangan terbesar berada di Asiayang mencapai 500 juta jiwa. 70% penduduk yang kelaparan tinggal di daerah pede-saan. Untuk mengatasi hal tersebut, peran negara dikatakan oleh Beni sangatlah me-nentukan. Negara harus mengutamakan ketahanan pangan, karena diyakini manusiayang cukup pangan yang mampu berpartisipasi dalam memajukan pembangunan so-sial dan ekonomi.

    Agar target di atas dapat tercapai, Beni menghimbau adanya aliansi antara pemerin-tah, swasta, kalangan agama, LSM, Donor, dan pembuat kebijakan (parlemen). FAOsendiri dikatakan olehnya punya misi mengurangi kerawanan pangan di daerah pede-saan, mMembantu merumuskan kebijaksanaan dan peraturan bidang pertanian, peri-kanan, dan kehutanan, meningkatkan pasokan makanan secara berkesinambungan,.serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang makanan, pertanian,perikanan, dan kehutanan. Untuk itu strategi yang digunakan oleh FAO adalah men-dukung negara anggota menghapuskan kerawanan pangan dan kemiskinan di pede-saan, serta meningkatkan kehidupan pedesaan dan memberikan akses yang adil akansumberdaya pada petani. FAO juga mendukung peningkatan akses kelompok marji-nal akan kecukupan makanan yang aman dan bergizi.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    17/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Sementara itu Gunawan Wiradi, guru besar IPB mengatakan bahwa, masalah kera-wanan pangan disebabkan kekacauan berpikir pemerintah selama ini. Kekacauan itu

    ditandai dengan tidak diiperhatikannya nasib petani, sementara sistem sosial ekono-mi yang berjalan tidak adil. Oleh sebabnya, untuk tercapainya reforma agraria di-butuhkan beberapa syarat antara lain komitmen politik seperti halnya revolusi hijauyang lalu. Pemerintah punya komitmen untuk dapat mensukseskannya. Dibutuhkanjuga data yang lengkap dan teliti dalam pembuatannya. Pembuatan data di Indone-sia dianggapnya sering tidak dapat dipergunakan untuk membuat kebijakan yangsesuai. Yang juga berpengaruh sebagai syarat adalah elit pengusaha harus terpisahdengan elit penguasa.

    Pada sesi kedua, masalah ancaman lembaga perdagangan internasional menjadi ba-hasan yang mengemuka. Kedaulatan pangan menjadi sesuatu yang perlu untuk di-perjuangkan mengingat dari lepasnya kedaulatan atas pangan akan berimbas padarapuhnya kedaulatan negara.

    Dengan alasan tersebut, banyak negara yang memperkuat sistem pangannya agar da-pat menjaga stabilitas ketersediaan pangan masyarakatnya. Dari sana kemudianmuncul beberapa konsep mengenai ketersediaan pangan yang oleh pemerintah In-donesia diwujudkan dengan istilah ketahanan pangan. Konsep tersebut mengacupada kesepakatan negara-negara produsen pangan yang tergabung dalam organisasipangan dan pertanian dunia (FAO). Sayangnya, nuansa bisnis begitu kental dalamkonsep tersebut, di mana ketersediaan pangan diartikan tercukupinya kebutuhanpangan dari mana pun asalnya. Kebijakan ketahanan pangan kemudian diikuti de-ngan beberapa aturan perdagangan internasional yang dikeluarkan oleh organisasiperdagangan dunia (WTO/World Trade Organization).

    Kasus kekalahan negara berkembang menghadapi manuver WTO baru-baru ini adalahdiluncurkannya Paket Juli 2004. Oleh Rohman Lendong dikatakan bahwa, Paket Julimerupakan langkah mundur dari pemerintah negara berkembang. Sebelumnya pe-merintah-pemerintah negara berkembang dapat menggagalkan kesepakatan yanghendak dicapai pada Konferensi WTO di Cancun, Mexico pada Bulan September 2004.Artinya tanpa adanya kesepakatan WTO sebagai sebuah lembaga telah lumpuh. Teta-pi negara-negara maju sepertinya tidak rela dengan itu semua, maka ada tawaran-tawaran yang menjebak yang kemudian disepakati oleh negara berkembang. Kebi-jakan WTO yang merugikkan negara-negara berkembang tersebut misalnya tentangsubsidi domestik, persaingan ekspor, dan akses pasar.

    Dalam perjanjian subsidi ada 3 kategori, yaitu kotak kuning yang berarti akan me-

    rusak pasar hingga tidak diperbolehkan, kotak biru masih diperbolehkan karena di-anggap kurang mengganggu pasar, dan kotak hijau yang tidak merusak perdaganganseperti penelitian, pembasmian hama, dan pembangunan infrastruktur. Dengan ke-sepakatan itu, negara-negara maju hanya akan memindah subsidinya ke kotak-kotakyang ada. Untuk akses pasar, formula bertingkat dalam hal tarif bea masuk akanmerugikan negara berkembang karena memotong tarif besar dalam jumlah besar.

    Implikasi dari kebijakan tersebut terhadap kedaulatan pangan adalah penempatanpasar-pasar domestik di bawah kendali perusahaan-perusahaan raksasa agribisnis.Pemerintah juga tidak diperbolehkan lagi mensubsidi petani. Subsidi dianggap ha-nya akan mengganggu mekanisme pasar. Subsidi yang diperbolehkan hanya 10% daritotal produksi yang artinya petani tidak terlindungi dalam usaha taninya.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    18/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Menghadapi hal tersebut, Witoro (KRKP) meng-anggap perlu untuk memberi penyadaran ter-

    hadap petani akan masalah global yang meng-ancam itu. Isu-isu yang asing dari luar terse-but harus dapat disampaikan kepada petanisecara sederhana agar petani punya kesiapanmenghadapi masalah. Senada dengan itu, TejoPramono (FSPI) mengatakan strategi yang digu-nakan adalah mempersiapkan petani. Petaniharus berada di depan dalam gerakan.

    Sekitar 500 orang massa yang terdiri dari ele-men petani, aktivis LSM, dan mahasiswa padatanggal 24 September 2004 menggelar aksimemperingati Hari Tani Nasional. Aksi terse-but menyerukan tuntutan reformasi agrariaserta tidak ikut campurnya WTO dalam masa-lah pangan. Sebelum menjalankan aksi de-monstrasi, massa berkumpul di Mesjid Al Azhar,Jakarta Selatan. Setelah itu bersama-samamereka mendatangi Gedung Badan PertanahanNasional (BPN). Para demonstran tidak berha-

    sil masuk ke halaman gedung karena dihadangoleh aparat keamanan. Di Kantor BPN, sedia-nya mereka ingin berdialog dengan ketua BPN.Semula Ketua BPN Lutfi Nasution bersedia me-nerima perwakilan petani. Namun, perminta-an itu ditolak karena para petani ingin Lutfiberdialog langsung dengan mereka.

    Sebelum meninggalkan Kantor BPN, secarasimbolik para demonstran melemparkan uangreceh, benih, dan tanaman di depan pintugerbang gedung tersebut. Aksi itu dimaksud-

    kan agar para pejabat tidak tergiur oleh uangdan berpihak pada kepentingan rakyat.

    Aksi kemudian dilanjutkan di depan IstanaMerdeka. Secara bergantian para peserta aksimelakukan orasi tentang berbagai isu yang me-rugikan petani. Masalah tanah, air benih, ser-ta pasar berulang-ulang dilontarkan oleh me-reka.

    Pada kesempatan itu wakil dari PANAP danFIAN juga sempat melakukan orasi. Mereka

    Aksi Hari Tani Indonesia

    Keluarkan WTO dari pangan dan pertanian!

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    19/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    hadir dalam rangka kegiatan PC 2004 di Indo-nesia. Suster Nida Pinida dari FIAN me-ngatakan dukungannya terhadap aksi yang dilakukan petani di Indoneia. Dia menye-

    but bahwa gerakan ini telah menjadi gerakan internasional yang memperjuangkankedaulatan atas pangan dan tanah. Pinida yang berasal dari Philipina itu mengata-kan bahwa bahaya yang mengancam pertanian berasal dari lembaga perdaganganinternasional (WTO) serta keserakahan dari perusahan-perusahaan trans-nasionalyang menjadikan pangan sebagai bisnis semata. Pinida juga menyebut bahaya darimakanan hasil rekayasa genetika. Untuk kasus itu, perusahaan trans-nasional berha-rap untung besar dengan mengabaikan masalah kesehatan dan lingkungan.

    Sementara itu, wakil dari PANAP, Susan Loone mengatakan bahwa nasib petani di ne-gara berkembang relatif sama. Karena itu perlu perjuangan berjaringan agar tun-tutan terhadap perbaikan nasib petani menjadi lebih punya daya dobrak yang besar.

    Jika pada abad 18 eksperimen kimiawi sering dianggap sebagai setan, saat sekarangini sepertinya sebutan tersebut lebih layak untuk dikemukakan. Setidaknya jikamendengar uraian-uraian dari beberapa narasumber tentang bahaya makanan yangdiproses secara kimiawi. Dr. Amrullah dari World Family Doctors mengatakan bah-wa, kecendrungan penurunan kecerdasan anak terjadi karena mengkonsumsi makan-an yang bercampur dengan bahan kimia. Dari sebuah penelitian dia katakan tingkatkecerdasan anak menurun 35% dari 5 tahun yang lalu. Sebuah informasi yang me-ngerikan mengingat anak adalah cermin dari masa depan. Proses masuknya zat ki-mia disebut olehnya ada 2 tahap.

    Tahap pertama di saat bahan makanan tersebut masih berupa tanaman. Tanamanpangan yang dia maksud adalah tanaman yang cara pengelolaannya memakai bahankimia seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Di tahap ini ada juga yang dia sebutsebagai tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman yang mengga-bungkan unsur gen yang berbeda menjadi satu tanaman. Tahap kedua adalah saatmemproses bahan makanan tersebut menjadi siap saji. Dia menyebutkan ada bahanmakanan yang tidak berasal dari tanaman, melainkan penggabungan zat kimia. Ma-kanan semacam ini banyak beredar dan disukai oleh masyarakat karena selain prak-tis harganya juga relatif murah. Tetapi akibat yang ditimbulkannya lambat launakan terasa, seperti penurunan daya tahan tubuh hingga mudah untuk terjangkitpenyakit.

    Hasil serupa juga dikatakan oleh Dr. Riani Susanto. Pada saat sekarang ini, tubuh ki-ta di-'bombardir' dengan berbagai macam bahan kimia. Kehidupan modern telahmembuat tubuh kita terus menerus harus menghadapi polusi, bahan kimia, stres,dan pola makan yang tidak sehat. Akibatnya, seiring dengan waktu, berbagai ma-cam gangguan kesehatan tubuh pun bermunculan, mulai dari yang ringan sampaiyang berat.

    Salah satu penyebab utama munculnya berbagai gangguan kesehatan ini adalah pe-numpukan bahan kimia di dalam tubuh manusia. Agar dapat terhindar dari bahayakimia yang berlebihan, ada beberapa solusi yang dapat dijalankan. Beberapa nara-sumber lain dari seminar itu, seperti Bibong seorang ibu rumah tangga yang mem-

    Seminar Hidup Sehat ala Organik

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    20/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    praktekkan hidup sehat ala organik mengatakan bahwa banyak cara yang dapat dila-kukan. Cara tersebut antara lain gaya hidup. Gaya hidup organik dapat dimulai de-

    ngan hal-hal yang sederhana. Misalnya, jika membeli barang bawalah kantung atautas sendiri, jangan dibungkus dengan plastik. .Kita juga dapat menggunakan berba-gai macam bahan-bahan yang murni berasal dari alam untuk mengganti bahan-bahankimia, katanya. Beberapa batang kayu manis dibungkus dengan kertas tipis, dandimasukkan saja ke dalam lemari atau laci-laci sebagai pengganti kapur barus. Kayumanis juga dapat berfungsi sebagai pengharum ruangan. Air jeruk nipis yang dicam-pur dengan air biasa bisa digunakan sebagai pelicin pakaian dan pengharum ruangan.

    Anjuran hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan organik juga disuarakan oleh ar-tis Melly Manahutu. Dia yang juga narasumber dalam seminar itu mengatakan, kesa-darannya muncul disebabkan beberapa peristiwa yang dia alami. Dia pernah kegu-guran yang disinyalir oleh dok-ter akibat pola makannya yang banyak mengandung

    zat kimia. Dari peristiwa itu dia punya inisiatif untuk membuka warung organik.Warung tersebut menjual berbagai bahan makanan yang berasal dari tanaman orga-nik. Cara itu dia lakukan agar orang punya pilihan untuk membeli bahan makananyang sehat.

    Konsolidasi petani pangan memang menjadibagian penting bagi gerakan kedaulatan pa-

    ngan. Hal ini mengingat budaya pasif (bisu)yang diwariskan oleh Orde Baru membuat kre-atifitas masyarakat menjadi mundur. Misalnya,untuk kasus pertanian organik banyak petaniyang enggan untuk menerapkannya karenadianggap tidak efisien.

    Hal tersebut mengemuka dalam diskusi "Kon-solidasi Petani Pangan dan Masalah Perempu-an. Permasalahan ini merembet pada peru-bahan budaya tani. Petani lebih merasa mu-dah jika bertani dengan barang-barang pabrik-

    an, seperti benih, pupuk, dan pestida sertainput-input lainnya.

    Sejalan dengan itu, peran perempuan menjadiberkurang hingga budaya yang meletakkan pe-rempuan sebagai mahluk kelas 2 menjadi se-makin nyata. Narasumber dari Solidaritas Pe-rempuan, Titi Suntoro mengatakan bahwa, da-lam usaha tani peran laki-laki dan perempuansama besarnya. Artinya, jika salah satu pihaktidak menganggap perannya lebih besar.

    Diskusi "Konsolidasi Petani Pangan dan MasalahPerempuan

    Dalam usaha tani peran laki-laki dan perempuansama besarnya. Artinya, jika salah satu pihaktidak menganggap perannya lebih besar.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    21/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Untuk budaya pertanian organik, beberapa masukan dari petani Pegunungan Halimun*menjadi menarik untuk disimak (Baca: Petani Berdaulat dengan Menjaga Alam) Bu-

    daya pertanian di sana jauh dari penggunaan bahan kimia. Pertanian juga tidak se-mata menjadi alat komoditas karena kepentingan sosial menjadi lebih utama. Keda-ulatan pangan jelas tercermin dari masyarakat yang tinggal di Kabupaten Lebak,Propinsi Banten itu. Hidup mereka di sana diatur oleh adat, hingga masuknya revolu-si hijau dapat dicegah karena kesepakatan menolaknya. Banyak hal yang dibawaoleh revolusi hijau yang bertentangan dengan prinsip hidup mereka.

    Sistem Pangan Lokal dalam PC 2004 merupa-kan sesuatu yang cukup menonjol. Se-bagian besar standpameran dari beberapa lembaga mempromosikan hal tersebutsebagai salah satu cara menegakkan kedaulatan pangan, seperti Yayasan Katur Naga-ri, KSM Tri Manunggal, Kapala/Kehati simpul Yogyakarta, IPPHTI (Ikatan Petani PHTIndonesia), Bina Desa, Konphalindo, dll. Mereka menganggap sistem pangan lokaljika dikembangkan akan dapat menjawab berbagai masalah mengenai pangan.

    Pada dinding standYayasan Katur Nagari dari Bandung tertempel tulisan Makananpokok tidak hanya beras. Yang penting organik. Di standtersebut dan juga bebera-pa standlembaga lainnya, terdapat tanaman alternatif sebagai makanan pokok sela-in beras, seperti talas, sukun, gembili, jagung, kata enak, suweg, sorgum/gandrung,dan ganyong.

    SistemPangan Lokal

    Dari cara tersebutlah mereka Tutupan (Leuweung Tutupan),Petani Berdaulat dapat memproduksi pangan yang Hu tan Ga ra pa n (Leuweungsehat dan mampu mencukupi Garapan).dengan Menjaga kebutuhan di lingkungannya.

    Leuweung Titipan adalah kawasanApa r ahas ia k eberhas i lan hutan yang sama sekali tidakAlammereka? Adul Siswono, 34 tahun boleh diganggu. Leuweung Titipan

    Di tengah arus global yang pe ta ni da ri De sa Ci to re h, ini biasanya berada di daerah atasmembuat banyak ketergantungan Kampung Naga , Kecamata n pegunungan atau puncak.bagi petani, ada sepenggal kisah Lebak mengatakan bahwa,

    Leuweung Tutupan adalahdari daerah pelosok yang dapat mereka di sana mampu bertahankawasan hutan yang dialokasikanmenunjukkan bagaimana petani dengan hasil pertanian karenauntuk daerah pemukiman di masamasih dapat berdaulat terhadap seluruh masyarakat patuh padamendatang (awisan) dan lahankehidupannya. Mereka adalah keputusan Kasepuhan untukg a r a p a n . P e r p i n d a h a npetani dari Pegunungan Halimun. menolak masuknya revolusi hijau

    p e m u k i m a n i n i d i l a k u k a nKawasan Pegunungan Halimun di daerahnya. Penolakan tersebut berdasarkan wangsit yangterletak di Kabupaten Lebak, didasarkan pada ketentuan adat.d i t e r i m a Aba h ( p e m i m p i nPropinsi Banten. Kehidupan

    Oleh Adul dikatakan, mereka adat/sesepuh girang masyarakatm e r e k a d i s a n a s a n g a tmengenal istilah Ibu Bumi , Kasepuhan). Perpindahan itumemperhatikan hukum adat.Bapak Lang i t yang artinya biasa dilakukan dalam kurunKepatuhan mereka terhadapmenjaga keutuhan bumi beserta waktu 30 sampai dengan 40 tahun.hukum adat seakan membuatsegala isinya karena jika ada salah Dari jarak waktu tersebut, merekaketertinggalan dari masyarakatsatu unsur/makhluk ada yang se ak an me ng en al ka n t eo ridaerah lain, tetapi perkiraand i r u s a k a k a n b e r a k i b a t pemulihan kembali daya dukungtersebut dapat mereka patahkan.terganggunya keseimbangan alam seca ra ekolog is bagiHingga saat ini, mereka mampuekosistem di sana. Fungsi hutan kebutuhan manusia. Di hutanbertahan dengan sedikit intervensioleh masyrakat Halimun dibagi tutupan, manusia boleh masukdunia luar. Jelas, andalan hidupmenjadi 3 yaitu:Hutan Titipan hanya untuk mengambil hasilmereka adalah dengan bertani.(Leuweung Ti t ipan) , Hutan hutan sekadar pemenuhan

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    22/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Pangan lokal bersumber dari daerah dan ba-han bakunya mudah untuk diakses oleh mas-

    yarakat di sekitarnya. Hanya saja, kebijakanpemerintah yang menjadikan beras sebagaimakanan pokok, membuat pangan lokalmenjadi terpinggir. Peminggiran itu ditam-bah oleh kebijakan internasional yang dianutoleh pemerintah dalam hal perdagangan. Be-ragam makanan impor yang sumber bahanbakunya tidak didapat di dalam negeri, men-jadi makanan favorit keluarga.

    Realitas itulah yang membuat kesadaran be-berapa kelompok masyarakat untuk me-ngembalikan posisi pangan lokal di tengahmasyarakatnya sendiri. Sebagai contoh apayang dilakukan oleh Warto Utomo dari KSMTri Manunggal, Gunungkidul, Yogyakarta (Ba-

    *ca: Tidak gengsi ma-kan makanan lokal) Kegelisahan akan pudarnya pangan lokal ada-lah kegelisahan akan berkurangnya kedaulat-an atas pangan. Hal ini disebabkan lajunyapertumbuhan pangan impor di Indonesia.

    kebutuhan seperti kayu bakar, belum terkontaminasi pertanian s e m a t a u n t u k m e n c a r ikayu untuk bangunan, rotan, m o d e r n y a n g b a n y a k ke un tu ng an , k ar en a y an gdamar, b uah-bu ahan, u mbi- menggunakan bahan-bahan input diutan/makan adalah kecukupanumbian, obat-obatan, serat, dll. kim ia . Ada memang yang pangan mereka sendiri. Jika adaSecara adat diatur, untuk mencoba menggunakannya, s i s a , b a r u m e r e k a m a upenebangan pohon harus melalui tetapi justru hasilnya malah tidak menjualnya. Oleh Adul dikatakanizin dari ketua adat (Kokolot). mencukupi untuk kebutuhannya, bahwa di sana tidak akan dijumpaiNamun ada syarat bagi mereka kata Adul. Oleh sebab itu, mereka bangunan sejenis rumah makany a n g m e n e b a n g p o h o n . yang mencoba akhirnya kapok atau warung. Siapa saja yangMenebang satu pohon, berarti dan kembali mengikuti aturan adat datang ber tamu a kan d ijamuharus menggantinya dengan y a n g m a m p u m e n j a m i n mak ana n, k are na m enu rutmenanam satu pohon baru. keberh asil an mer eka dal am kenyakinan mereka mak anan

    bertani. Di tengah gencarnya bukanla h s esuatu yang layakLeuweung Garapan adalah

    pr om os i b ib it un gg ul ya ng untuk diperjual belikan. Darikawasan hutan yang telah menjadi

    efisi en, mereka tetap setia prinsip mereka itu, setidaknya kitalahan garapan masyarakat mena nam benih lokal yang dapat melihat arti dari kedaulatan(sawah, berhuma/ladang atau

    usianya panjang. Rata-rata untuk pangan yang sesungguhnya.kebun). Pengaturan lokasi

    tanaman pad i mereka h anya Mereka tidak bergantung padagarapan ditentukan oleh Abah.

    panen 1 kali dalam setahun. Tetapi bar ang impor tetapi mampuPenge lo l aan huma/ l adang

    pada kenyataannya, hasil yang mandiri, walaupun kadang capdilakukan secara rotasi minimal 3

    mereka peroleh, dapat mencukupi tertinggal harus mereka dapat.tahun sekali. Untuk daerah-

    ke bu tu ha n p an ga n s el am a Semoga sikap tersebut dapatdaerah tertentu, penanaman padi

    setahun itu. dipertahankan dan menjadi contohh u m a / l a d a n g t i d a k b o l e h

    bagi manusia yang mengakudilakukan pada tempat yang sama Masyarakat di kawasan Halimun

    modern, tetapi tidak mampuuntuk kedua kalinya, seperti pada memang tergolong unik di zaman

    menjaga keberlangsungan hidupHuma Serang(suci). yang mengutamakan kepentingan

    yang sehat dan bermartabat.material seperti sekarang ini.

    Lebih jauh, Adul mengatakan,Mereka bercocok tanam tidak

    pertanian masyarakat di sana

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    23/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Menurut koordinator KRKP, Witoro, selama inicara yang dilakukan pemerintah hasilnya tidak

    signifikan karena konsep yang digunakan adalahketahanan pangan. Dengan konsep itu tidak di-persoalkan pangan akan diperoleh dari manadan bagaimana produksinya. Lebih lanjut diamengatakan, sampai tahun 1994 Indonesia men-jadi pengekspor pangan dengan nilai ekspor se-besar US$ 418 juta per tahun. Kini Indonesiaberubah menjadi pengimpor pangan yang dalamkurun waktu 1998-2000 nilai impornyamencapai US$ 1 miliar per tahun.

    Acara PC 2004 di Kampoeng Organik dilengkapidengan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pendi-dikan. Rangkaian kegiatan pendidikan dan pe-latihan itu disebut juga dengan nama Tour deOrganic. Berikut beberapa cuplikan kegiatanpelatihan dan pendidikan.

    ! Pelatihan membuat Pestisida Organik.Pelatihan ini difasilitasi oleh Sudirman dariRACA Institut. Dia mengatakan, pestisida

    organik dapat menjamin keamanan ekosis-tem. Dengan pestisida organik hama hanyaterusir dari tanaman petani tanpa membu-nuh. Selain itu penggunaan pestisida orga-nik dapat mencegah lahan pertanian menja-di keras dan menghindari ketergantunganpada pestisida kimia. Salah satu pestisidaorganik yang dikembangkan RACA Institutyaitu pestisida yang berasal dari ikan mu-jair. Pestisida dari ikan mujair dapat meng-atasi hama tanaman terong dan pare.

    Cara membuat pestisida organik dari ikanmujair: 1 kg ikan mujair dari empang, dima-sukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari.Kemudian direbus dengan dua liter air sela-ma dua jam dan disaring. Dapat digunakansecara langsung atau ditambahkan temba-kau dahulu. Selain pelatihan untuk mem-buat pestisida organik, Sudirman juga me-mandu pelatihan membuat Efektif Mikro-organisme atau yang dikenal oleh petanisebagai EM atau penghancur bakteri.

    Pelatihan-pelatihanSekilastidak ada yang menonjol dari sosoktua ini selain kesederhanaan. Tapi di baliksemua itu, Warto Utamo, 65 tahun, punyaperan cukup besar jika dipahami dari kontekskedaulatan pangan. Dia yang berasal dariKabupaten Gunungkidul, Propinsi DIYogyakarta berusaha mengelak cap rawanpangan bagi daerahnya. Gunungkidul yangselama ini diidentikkan dengan daerah ber-masalah dengan pangan, menurut dia akibatpolitik beras sebagai simbol pangan utama dinegeri ini. Dengan kebijakan pemerintahyang mendukung upaya itu akhirnya masya-rakat Gunungkidul meninggalkan gaplek, ma-kanan pokok mereka sebelumnya berganti

    dengan nasi. Dengan kebiasaan baru terse-but, berita-berita kekurangan pangan seringterdengar dari daerah ini. Hal itu terjadimengingat iklim daerah di sana tidak begitusesuai dengan tanaman padi. Kenyataan itu-lah yang menggugah Warto Utomo dan ke-lompoknya untuk kembali menghidupkan pa-ngan lokal yang telah lama mati suri. Ber-bagai percobaan dilakukan untuk dapat mem-buat bahan pangan lokal menjadi makananyang berkualitas.

    Warto dari KSM Tri Manunggal ini cukup ber-untung mendapat dukungan intensif dari LSMKapala Yogyakarta dan Kehati. Dukungan ter-sebut cukup membuat kelompok-nya menjadi

    bersemangat mengembangkan pangan lokal.B erbagai uji coba telah dilakukan oleh mere-ka, seperti mengolah umbi-um-bian alternatifberas, yaitu talas, sukun, gembili, jagung, ka-ta enak, suweg, sorgum/gandrung, dan ga-nyong menjadi tepung yang dapat digunakansebagai bahan baku membuat kue.

    Di desanya, Warto dan kelompoknya merintispangan lokal menjadi materi belajar di Seko-lah Dasar. Penyadaran tentang pangan lokalharus dimulai dari anak-anak, jadi merekanantinya tidak gengsi makan makanan lokal,seperti gaplek, tiwul, nasi jagung dan seba-gainya, kata Warto.

    Tidak gengsi makanmakanan lokalTidak gengsi makanmakanan lokal

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    24/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    ! Pelatihan Pupuk Kotoran Kelinci. Kotoran kelinci dapat dipergunakan untukmempercepat proses pembuatan pupuk cair. Rohaji, pemandu pelatihan terse-

    but menjelaskan langkah-langkah pembuatannya yang mendapat perhatian khu-sus dari peserta. Bahan-bahan yang digunakan relatif sederhana dan mudah di-peroleh di mana-mana seperti serbuk gergaji, ember, air panas, dan kotoron ke-linci. Pupuk cair jika disemprotkan pada daun akan mempercepat proses asimi-lasi daun atau disemprotkan pada tanah. Komposisi penggunaannya yaitu empatmililiter pupuk cair dicampur dengan satu liter air.

    ! Pelatihan Pemanfaatan Lahan Sempit. Pemanfaatan lahan sempit menjadi se-suatu yang menarik untuk dikembangkan. Terutama di daerah perkotaan di ma-na lahan telah menjadi barang yang langka. Pelatihan yang disampaikan olehYudha Kurniawan dari Sekolah Alam, memberi informasi tentang bagaimana la-han sempit masih memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan. Di standsekolahalam sendiri, media penanaman berupa bambu-bambu yang disusun sedemikianrupa. Yudha mengingatkan agar tanah yang digunakan adalah yang mengandungpupuk kompos dan tidak menggunakan pestisida. Yang terpenting pada tanamanmenurutnya adalah perhatian dan perawatan.

    ! Pelatihan Pembuatan Pupuk SampahRumah Tangga. Dalam Kampoeng Organikjuga diinformasikan tentang bagaimanamemanfaatkan sampah rumah tanggamenjadi kompos. Pelatihan tentang itudifasilitasi oleh seorang ibu rumah tang-ga, yang dia sebut namanya Ibu Bambang.

    Pembuatan kompos ini tentunya menggu-nakan sampah organik juga seperti sisa-sisa sayuran, makanan dll. Oleh sebabitu, setiap rumah tangga dianjurkan untukmemilah sampah yang dihasilkan oleh ke-luarga tersebut. Sampah organik yangdapat diurai dengan sampah non organikseperti plastik yang tidak dapat diurai.

    ! Pelatihan Pembuatan Daur Ulang Kertas.Pemandu dalam kegiatan ini adalah Timdari Sekolah Menengah atas Negeri (SMAN)

    34 Jakarta. Kegiatan ekstrakurikuler disekolah mereka ini, telah mampu menda-tangkan sedikit keuntungan ekonomi. Ha-sil kertas daur ulang selain alasan ling-kungan (mengurangi limbah kertas) jugamemberi tambahan uang saku bagi anak-anak muda itu.

    Sampah rumah tangga pun berguna...

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    25/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    ! Lomba Menggambar Peduli Petani.Puluhan anak usia 4 sampai 10 tahun dengan

    beragam ekspresinya menuangkan kreatifi-tasnya pada kertas gambar. Ada yang serius,ada yang tertawa-tawa dan ada juga yangmenangis. Mereka adalah peserta lombagambar di acara Kampoeng Organik. Pesertalomba gambar ini dibagi dalam 3 kategori.Kategori pertama adalah lomba mewarnaiyang diperuntukkan bagi siswa TK. Kategorikedua adalah lomba menggambar kelompok A(siswa kelas 1-3 SD) dan kelompok B (siswakelas 4-6 SD). Tujuan utama lomba ini adalahuntuk meningkatkan kepedulian anak-anak

    peserta lomba terhadap lingkungan danpetani.

    Dari Anak Muda untuk Bumi di KampoengOrganik

    Acara penutupan PC 2004 di wilayah simpul baratdisemarakkan dengan berbagai pertunjukkan se-

    ni, puisi, nyanyian, operet, serta drama. Temapentas seni itu adalah Dari Kami untuk Bumi.Panggung ini dimeriahkan oleh anak-anak mudayang tergabung dalam Dilts Foundation, SanggarHalimun, dan Sanggar Akar. Berbagai pertunjukansemuanya mengacu pada perlunya kesadaranakan lingkungan.

    Sanggar Halimun mempersembahkan pembacaanpusi serta kesenian calung yang dimainkan olehanak. Sebuah puisi yang berjudul Puisi Tanahmenceritakan tentang kerusakan tanah yang dise-

    babkan oleh manusia sendiri. Dilts Foundationyang merupakan lembaga pendidikan untuk anak-anak jalanan menampilkan beberapa pertunjukanseperti: permainan musik, teater, dan nyanyian.Dilts Foundation juga menampilkan pertunjukan'Musik Sampah'. Pertunjukan ini didasari oleh ra-sa kepedulian mereka atas sampah yang beradadi mana-mana. Alat musik mereka berupa kalengbekas susu, biskuit, dan galon air mineral.

    Pentas Seni

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    26/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    BAGIANII

    FESTIVAL RAKYAT UNTUKKEDAULATAN PANGAN 2004Solo, Jawa Tengah, 22-23 September 2004

    Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004 di Solo diselenggarakan selama 2hari di Pagelaran Kraton Kasunanan Surakarta. Kegiatan yang mengambil judul Fes-

    tival Rakyat untuk Kedaulatan Pangan 2004 ini dihadiri sebanyak 200 peserta dariNusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, DIYogyakarta, dan Jawa Barat. Para peserta tersebut berasal dari stakeholder-stake-holder pada sektor pertanian seperti petani-petani, petugas-petugas pertanian, LSMsetempat dan internasional, dinas-dinas yang terkait dengan pembangunan pertani-an, pemerintah daerah, parlemen daerah tingkat II, dan media-media setempat.

    Secara garis besar, festival 2 hari ini terdiri dari beberapa kegiatan (agenda), yaitu:seminar petani, pameran, pertemuan teknis petani, lomba makanan lokal, testimo-ni, pentas budaya, dialog dengan pemerintah dan parlemen daerah, dan aksi du-kungan tanda tangan untuk konvensi kedaulatan pangan.

    Festival ini dibuka oleh panitia lokal dari LSM Gita Pertiwi-Solo yang menyampaikanlatar belakang dari kegiatan Gerakan Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan 2004 dankegiatan festival rakyat di Solo ini. Kemudian diteruskan dengan sambutan dari Wali-kota Surakarta yang diwakiliAsisten II: Drs. Praja Suminta, SH, MN. Dalam sambutantertulisnya walikota menegaskan tentang pentingnya pembangunan pangan diarah-kan pada ketersediaan dan keragaman pangan yang dicapai melalui harmonisasi ber-bagai aspek terkait.

    Hari Pertama

    PEOPLES CARAVAN 2004di SIMPUL TENGAH

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    27/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Acara pembukaan ini dilanjutkan dengan upa-cara tukar-menukar benih, testimoni, dan se-

    minar. Upacara tukar-menukar benih dari pe-tani ke petani diikuti oleh perwakilan-perwa-kilan petani berbagai daerah. Sambil dialun-kan tembang Jawa, berbagai macam benih lo-kal khas berbagai daerah secara simbolik dise-rahterimakan antar petani. Pesan yang disam-paikan adalah bahwa benih merupakan dasarbagi pangan dan kehidupan. Pada dasarnyapetani bebas menukarkan dan menggunakanbenih. Oleh karenanya paten terhadap benihtidak bisa dibiarkan terjadi. Sedangkan padaacara testimoni, Pak Solikhin, seorang petani

    dari Jawa Barat. Ia mengungkapkan pengalam-an dalam merebut kembali tanah rakyat yangdikuasai pihak lain (pemerintah) dan melawankekerasan terhadap petani dalam memperju-angkan hak atas tanahnya.

    Acara seminar hari pertama festival rakyat inidiawali dengan menghadirkan 5 pembicarayang terdiri dari dari beberapa kalangan, yaitupakar kebudayaan lokal, petani, LSM pendam-ping, dan narasumber regional. Kelima pem-bicara ini mencoba melihat isu kedaulatan pa-

    ngan dari sistem pertanian tradisional yang adadi masyarakat Jawa, pengembangan sistem pa-ngan lokal oleh petani, perempuan dan aksesterhadap pangan, hak-hak petani dan reformaagraria, dan pengembangan pertanian alter-natif.

    Pembicara kunci dalam seminar ini adalah Gus-ti Puger dari Kraton Kasunanan Surakarta. Se-bagai pakar kebudayaan lokal (tradisional) diaberpendapat bahwa kedaulatan pangan meru-pakan problem besar bagi petani karena ada-

    nya perubahan faktor alam dan pola musim.Kondisi alam yang tidak menentu saat ini men-jadikan petani kesulitan dalam menentukanmusim tanam, yang biasanya tergantung padahujan. Dalam budaya Jawa ada sebuah penge-tahuan lokal yang berhubungan dengan musimtanam, yang dikenal dengan istilah pranatamangsa, di mana para petani menentukan ka-pan saat tanam yang tepat berdasarkan per-gantian musim dan sistem pertanian. Sayang-nya, menurutnya, pemerintah saat ini belummencermati budaya-budaya yang berkaitan

    Kami punya hak untuk menentukandan membuat benih sendiri...

    Penting untuk segera mendesak pemerintah agarpembangunan pertanian ke depan mempertimbangkan

    dan mengakomodir sistem pertanian tradisional, yangsudah sejak lama dikembang-kan nenek moyang.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    28/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    dengan sistem pertanian. Pertanian saat ini dikembangkan tidak didasarkan padaperputaran musim. Dalam kesempatan ini, dia merasakan pentingnya untuk segera

    mendesak pemerintah agar pembangunan pertanian ke depan mempertimbangkandan mengakomodir sistem pertanian tradisional, yang sudah sejak lama dikembang-kan nenek moyang.

    Sementara itu,Ninadari Mitra Solidaritas Perempuan (Women Solidarity Partners)menyatakan bahwa perempuan adalah kunci dalam kedaulatan pangan. Perempuanmenjadi ujung tombak kedaulatan pangan. Ia menambahkan bahwa perempuan ha-rus terlibat langsung dalam manajemen dan pelaksanaan kedaulatan pangan. Olehkarenanya harus ada jaminan bahwa perempuan mempunyai hak untuk mengaksesdan mengelola tanah. Karena pada kenyataannya perempuan memiliki kemampuanmengelola pangan yang baik bagi keluarga dan masyarakat.

    Sedangkan Bu Sugiyem, petani dari Kabupaten Ngawi, mengatakan bahwa kedaulat-

    an pangan harus dimulai dengan pengembangan sistem pangan lokal. Prinsip kedau-latan pangan dapat terwujud jika masyarakat memiliki kedaulatan untuk menentu-kan strategi dalam mengelola sistem pertaniannya. Selain itu juga adanya kebebas-an untuk mengembangkan pengetahuan lokal (kearifan tradisional) serta sistem pro-duksi pertanian lokal sebagai landasan sistem produksi pangan berkelanjutan, kebe-basan menentukan kebijakan pangan sendiri termasuk untuk memprioritaskan pro-duksi pangan yang sesuai dengan potensi lokal, masyarakat juga harus memiliki hakuntuk menentukan sendiri apa yang akan dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, ber-gizi, dan aman. Lebih jauh lagi, ia menegaskan bahwa perempuan memiliki hakyang sama dalam pengambilan keputusan dalam sistem pertanian. Ditambahkan pu-la bahwa, koalisi atau gabungan adalah salah satu langkah strategis untuk gerakanmewujudkan kedaulatan pangan.

    Lebih lanjut Tedjo Pramono dari FSPI (Federasi Serikat Petani Indonesia) menambah-kan bahwa, pembangunan pertanian yang dilakukan pemerintah selama ini tidak me-ningkatkan harkat dan kesejahteraan petani. Justru sebaliknya semakin banyak me-munculkan kemiskinan di pedesaan. Petani hanya menjadi 'kuli' di lahannya karenafaktor-faktor produksi dikuasai pengusaha. Revolusi Hijau, reforma agraria yang ti-dak berjalan, penghilangan inovasi-inovasi petani, hilangnya kepemilikan petani atastanah, dan lain-lain terus mengancam petani atas berbagai perikehidupannya. Makamenurutnya, yang perlu diperjuangkan adalah hak asasi petani atas tanah, air, aksesinformasi, proses menentukan harga, dan sebagainya.

    Kedaulatan pangan hingga saat ini terus dihambat oleh praktek-praktek sistem per-

    tanian yang masih berbau revolusi hijau, perdagangan bebas produk-produk pertani-an, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mendukung berkembangnya ino-vasi-inovasi yang muncul di tingkat petani terkait dengan kedaulatan pangan. Halini tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga di tingkat global. Ms. Vicky Lopez dariSIBAT-Filipina, salah satu narasumber regional yang hadir dalam festival rakyat di So-lo ini mengatakan bahwa, kondisi semacam ini juga terjadi di Filipina. Negara Filipi-na sebenarnya cukup kaya. Sebagai negara agraris dengan tanah subur, pertanian-nya berkembang baik di dataran tinggi maupun rendah. Adanya revolusi hijau telahmengubah semuanya. Sekarang Filipina menjadi negara pengimpor pangan dan parapetaninya sangat tergantung pada bahan-bahan kimia pertanian. Faktor-faktor ter-sebut menyebabkan berbagai permasalahan di tingkat masyarakat, seperti mulai hi-langnya benih-benih lokal, kekurangan gizi menyerang sebagian masyarakat,

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    29/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    khususnya kaum perempuan, anak-anak, danmasyarakat adat. Dari kenyataan ini sangat je-

    las diperlukan upaya-upaya untuk meningkat-kan perikehidupan petani. Alternatif yang saatini sedang digiatkan adalah mencoba mempro-mosikan pertanian berkelanjutan.

    Setelah istirahat siang, festival ini diteruskandengan acara pertemuan teknis petanidanlomba makanan lokal. Pertemuan teknis peta-ni menjadi forum yang mempertemukan parapetani untuk saling bertukar informasi, pikiran,pengetahuan, dan pengalaman yang berfokuspada pengembangan pengetahuan tradisional

    dan lokal seputar masalah teknis pertanianmaupun inovasi petani yang terjadi di masing-masing daerah. Topik-topik dalam pertukaraninformasi ini adalah: Pupuk organik yang dibu-at dari urine sapi; Pembuatan makanan kering/emping dari umbi-umbian (garut); Penyilanganbenih padi; Radio komunitas (community-basedradio); dan Gerakan perempuan dan kedaulat-an pangan. Pada acara lomba makanan lokalmenyuguhkan kontes berbagai jenis makanantradisional (lokal) yang diikuti wakil kelompok-kelompok peserta festival ini. Ada dua kate-

    gori penilaian, yaitu penilaian oleh tim juri danpenilaian oleh para peserta festival rakyat un-tuk menentukan makanan favorit. Pada malamharinya diselenggarakan pentas seni budayayang menampilkan mini drama dan musiktradisional dari para peserta festival sendiri.

    Seminar Petani: Sesi I

    Seminar pada hari kedua sesi pertama mengha-dirkan 3 narasumber. Mereka menyampaikanpengalaman dan hasil-hasil kegiatan advokasiyang dilakukan bersama kelompok di daerah-nya dalam melawan penguasaan faktor produk-si oleh perusahaan. Ketiga narasumber ini ma-sing-masing menyampaikan pengalaman surveioleh petani tentang ancaman pestisida terha-dap kedaulatan pangan dan solusi yang telahdikembangkan oleh Ikatan Petani PHT Indone-

    Hari Kedua

    Acara pertemuan teknis petani danpentas seni tradisional petani.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    30/50

    sia (IPPHTI) Kabupaten Brebes-Jawa Tengah, gerakan perlawanan petani terhadapbenih rekayasa genetika kelompok petani di Kabupaten Bulukumba-Sulawesi Selatan,

    dan gerakan petani dalam merebut kembali hak-haknya yang dilakukan kelompokpetani di Kabupaten Sukoharjo-Jawa Tengah.

    Pembicara pertama, Pak Rahmat petani dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Sela-tan, menyampaikan isu penting yang berkaitan dengan kedaulatan pangan, yaitupersoalan benih rekayasa genetika. Persoalan benih rekayasa genetika ini mencuatberawal dari masuknya PT Monsanto yang didukung pemerintah daerah masuk keKabupaten Bulukumba dengan membawa tanaman kapas transgenik yang menjanji-kan hasil cukup besar. Namun pada kenyataannya justru berdampak negatif danmerugikan petani. Perusahaan multi-nasional tersebut menurutnya banyak melaku-kan kebohongan-kebohongan kepada petani pada masalah harga komoditas yang se-mula dijanjikan Rp. 4.000,- per kilogram menjadi hanya Rp. 700,-, pemaksaan peng-

    gunaan pestisida dari perusahaan tersebut, dan masalah kredit dari perusahaan yangtidak sesuai harapan petani. Melihat permasalahan tersebut kami bersama petanimelakukan gerakan untuk melawan PT Monsanto, yang hasilnya PT Monsanto menarikdiri dari Kabupaten Bulukumba. Tetapi kami tidak yakin kalau perusahaan tersebutbenar-benar lenyap dari Indonesia,tegas PakRahmat.

    Persoalan petani dirugikan ketika sebuah peru-sahaan menjalin kerjasama dengan petani jugadiungkapkan oleh Sdr. Aridari LSM KOMPPOSSukoharjo (Kelompok Muda Peduli Petani Suko-harjo), yang bersama-sama petani melakukan

    advokasi terhadap perusahaan pengembangantanaman ginseng di Kabupaten Sukoharjo yangdirasakan telah banyak merugikan petani. Pe-tani tidak hanya dirugikan secara ekonomis te-tapi juga secara hukum dengan adanya kontrak(surat perjanjian) yang lebih menguntungkanperusahaan. Setelah kami pelajari ternyatakontrak tersebut sangat merugikan petani. Da-ri kajian ini, kami sepakat membuat rumusankontrak kerjasama yang menguntungkan keduabelah pihak,katanya. Untuk memperkuatproses advokasi ini ditempuh aliansi antara pe-

    tani, LSM, pakar hukum, dan para akademisi.

    Sedangkan Pak Mashadi, petani dari KabupatenBrebes, Jawa Tengah, yang juga pengurus IPP-HTI Kabupaten Brebes, mengatakan bahwa darihasil survei yang dilakukan bersama kelompok-nya, di Kabupaten Brebes setiap tahunnya le-bih dari 690 ton pestisida ditumpahkan di lahanpertanian tanpa pengawasan. Jumlah yang lu-ar biasa tersebut tidak lepas dari gencarnyapromosi dari perusahaan pestisida. Untukmensukseskan bisnisnya, perusahaan pestisida

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    menyampaikan pengalaman dan hasil kegiatanadvokasi bersama kelompoknya dalam melawanpenguasaan faktor produksi oleh perusahaan.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    31/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    menggunakan Petugas Penyuluh Lapangan-PPLuntuk mempromosikan produknya, memberi-

    kan bonus kepada kios-kios yang berhasil men-jual pestisida dalam jumlah tertentu, dan bah-kan juga memberikan hadiah kepada petaniyang belanja pestisida dalam jumlah tertentu.Selain itu juga diungkapkan temuan-temuanperedaran pestisida yang sudah dilarang danpestisida tanpa label (merek). Selain jelas-jelas mencemari produk hasil pertanian danlingkungan, pestisida juga meracuni penyem-protnya. Di daerahnya banyak ditemukan pe-tani penyemprot yang menderita penyakit ataumeninggal akibat keracunan pestisida. Melihat

    permasalahan tersebut maka petani di Kabupa-ten Brebes yang tergabung dalam IPPHTI men-dorong petani untuk mengembangkan pertani-an yang ramah lingkungan (PHT, PengendalianHama Terpadu), yang ditempuh dengan: sosial-isasi bahaya pestisida dan dampaknya terhadapmakanan dan kesehatan, mendirikan lembagapenyuluhan swadaya yang menyuarakan baha-ya pestisida, membuat laboratorium mini agen-sia hayati, dialog dengan DPRD, kampanye me-lalui melalui media masa, dan lain-lain.

    Seminar Petani: Sesi II

    Seminar sesi kedua ini menghadirkan 3 nara-sumber tingkat regional Asia yang mencobamelihat dalam perspektif global. Ms. RosmaahIsmail dari FIAN International menegaskan pen-tingnya konvensi kedaulatan pangan akan men-jadi salah satu alat pendorong munculnya ke-bijakan yang menyangkut hak-hak rakyat ataspangan, jaminan tidak ada kelaparan, jaminan

    tidak ada tekanan global, dan lain-lain. Isu-isukonvensi antara lain tentang pertanian berke-lanjutan, hak rakyat untuk berproduksi, men-dapatkan benih, tanah dan sebagainya.

    Sementara itu Ms. Vicky Lopez dari SIBAT-Filipi-na menegaskan tentang bagaimana pertanianberkelanjutan menjadi suatu alternatif perta-nian ke depan. Pertanian Berkelanjutan bukanhanya proses produksi tetapi juga menyangkutbanyak permasalahan seperti ekologi. Yangpaling penting di sini petani harus memiliki ta-

    Lebih dari 200 peserta dari enam propinsi hadir dalamFestival Rakyat PC 2004 di Simpul Tengah.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    32/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    nah sehingga bisa mengontrol dan mengembangkan pertaniannya sendiri, tegasnya.

    Secara lebih tegas lagi Suster Nida Pinida dari FIAN mengatakan bahwa draft konven-

    si ini harus didukung oleh gerakan-gerakan masyarakat secara keseluruhan untukmenuntut hak-hak rakyat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    Dialog dengan Pemerintah Daerah

    Sessi ini merupakan dialog antara lembaga/instansi pemerintah daerah dan organisa-si masyarakat tentang langkah-langkah strategis dalam rangka mewujudkan kedau-latan pangan.

    Ir. Wahyudi, MM, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sragen, meng-ungkapkan bahwa wilayahnya saat ini sedang giat mengembangkan pertanian orga-

    nik. Kecenderungan pemakaian bahan-bahan kimia dalam budidaya tanaman perta-nian menyadarkan akan pentingnya gerakan kembali ke alam ini. Produk-produkpertanian organik dinilainya semakin menguntungkan karena saat ini harga jualnyamahal. Untuk itu, pihaknya juga mengembangkan penanganan pasca panen denganmemberdayakan masyarakat. Dengan sendirinya ini merupakan pengembangan eko-nomi rakyat. Selain itu untuk memperpendek rantai pemasaran di Kabupaten Sragendibentuk sebuah perusahaan daerah. Hal ini diharapkan dapat memangkas biayayang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

    Sedangkan Ir. Baroto Susetyohadi, Kasubdin Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolaliberpendapat tentang membangun secara bersama. Karena komponen pembangunandi daerah tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat (petani), LSM, dan legis-

    latif. Oleh karenanya, pembangunan pertanian di Kabupaten Boyolali dilaksanakansecara kolaborasi antara pememerintah daerah, legislatif, lembaga sosial masyara-kat yang peduli, dan petani. Dan ini sudah berjalan sejak tahun 2003.

    Sementara itu TO Suprapto, Koordinator Umum IPPHTI mengatakan bahwa saat inipetani tidak menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri. Petani pun dijauhkan darisumber alam. Pertanian saat ini diatur oleh orang lain. Misalnya, untuk memper-oleh benih atau pupuk petani harus membeli. Dia menegaskan bahwa yang dapatmemecahkan permasalahan petani adalah petani sendiri. Oleh karenanya jaringanpetani menjadi sangat penting.

    Petani juga harus bisa menjalin komunikasi yang baik dan saling bergandengan ta-ngan, agar petani tidak menjadi obyek tetapi subyek. Untuk itu, IPPHTI sudah

    mengem-bangkan berbagai kegiatan yang mendukung terwujudnya kedaulat-anpangan, seperti: pembuatan pupuk organik, penyilangan benih padi, ekologi tanah,studi-studi lapangan, SRI (system of rice intensification), studi kesehatan, dansebagainya.

    Selama 2 hari tersebut digelar spanduk aksi dukungan tanda tangan untuk konvensikedaulatan pangan.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    33/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Spanduk aksi dukungan tandatangan untuk konvensi kedaulatanpangan.

    Penyebaran informasi melaluisurat kabar

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    34/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    BAGIANIII

    Meningkatkan Ketahanan Panganmelalui Penguatan Masyarakat TanidalamMenghadapi Era GlobalisasiDompu, Nusa Tenggara Barat, 13-15 September 2004

    Kegiatan lokakarya ini diorganisir oleh beberapa LSM jaringan VECO seperti YBCDompu, LPMP Dompu, Sambirio Dompu, LP2DER Bima, Yayasan Madafaku Dompu,

    dan LPSM Bima. Acara ini diikuti oleh peserta dari unsur petani, LSM, dan pemerin-tah daerah. Acara yang didakan dari tanggal 13-15 September 2004 itu dibuka olehBupati Dompu yang diwakili oleh Ir. Saladin (Kepala Kantor Ketahanan PanganDompu).

    Menurut ketua panitia, Ismail H. AB, lokakarya diadakan untuk mencoba mengklarifi-kasi dan menolak beberapa kebijakan WTO yang merugikan masyarakat petani di In-donesia maupun dunia. Oleh sebab itu acara ini juga menggalang dukungan tandatangan spanduk mendukung Konvensi Kedaulatan Pangan.

    Narasumber dan fasilitator yang hadir dalam kegiatan ini adalah Petrus Sarijo (Les-man), Ir. Alwi (Dinas Pertanian Kabupaten Dompu), Yuliadin, S.Sos (Forsip), dan Edy-son (Forsip). Fasilitator dan narasumber tersebut berperan untuk membuka wawas-

    Lokakarya Membangun Kedaulatan Pangan

    PEOPLES CARAVAN 2004di SIMPUL TIMUR

    PC 2004 di simpul timur diselenggarakan di 3tempat, yaitu: Dompu, Kupang, danEnde.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    35/50

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    36/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    yang terjadi di Indonesia selain karena faktor dalam negeri juga besarnya tekanankebijakan internasional. Di bidang pertanian, pangan termasuk komoditas yang

    diatur melalui WTO dengan produk kebijakannya yang tertuang dalam AoA (Agree-ment of Agiculture). Penghapusan subsidi kepada petani, pengurangan tarif importerutama bahan pangan utama sampai 0%, mereduksi peran Bulog serta memberi ke-leluasaan pada pihak swasta untuk mengimpor beras. Semua itu disetujui oleh pe-merintah hanya untuk mendapatkan hutang luar negeri.

    Akibatnya secara sistematis kemiskinan semakin meluas di pedesaan yang masyara-katnya mayoritas petani. Menghadapi masalah semacam itu, Sarijo menawarkan be-berapa strategi kedaulatan pangan terkait dengan otonomi daerah. Strategi yangdapat ditempuh adalah:

    ! penguasaan basis produksi rakyat,

    ! penguatan basis produsksi,

    ! pelembagaan basis ekonomi dan unit-unit usaha rakyat,

    ! implementasi otonomi masyarakat pedesaan, serta

    ! pengembangan mekanisme politik masyarakat sipil dalam proses kebijakan.

    Mengenai strategi ini, secara spesifik disampaikan materi tentang strategi Memba-ngun Kedaulatan Pangan di Kabupaten Dompu. Peserta mendiskusikan materi terse-but yang kemudian disambung dengan materi menembangkan sebuah strategi.

    Setelah penyampaian materi, peserta lokakarya membagi diri menjadi 3 kelompokyang akan mendiskusikan topik-topik yang berbeda. Kelompok I membahas tentangSumber Daya Produktif, Kelompok II Kebijakan distribusi, Produksi, dan Konsumsi,Kelompok III Kondisi ekologi, ekonomi dan budaya. Masing-masing kelompok setelahmelakukan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

    Hasil diskusi selama lokakarya kemudian dituangkan dalam bentuk strategi menujukedaulatan pangan yang direkomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait denganmasalah pangan. Rekomedasi itu antara lain adalah:

    ! Mengkampanyekan kedaulatan pangan;

    ! Studi partisipatif tentang agraria dan sistem produksi di Dompu;

    ! Pengembangan pertanian organik;

    ! Mengembangkan aliansi untuk kedaulatan pangan;

    ! Perumusan konsep kedaulatan pangan untuk Dompu;

    ! Pembentukkan dan pemantapan lumbung pangan daerah (LDP);! Pengembangan lumbung pangan desa sebagai pendukung LDP;

    ! Studi partisipatif tentang sistem produksi dan pemasaran, konservasi tanah,air, dan bibit lokal;

    ! Membentuk wadah pengawasan produk pertanian dan informasi pasar;

    ! Up datedata tentang pertanian (luas lahan, peruntukan lahan, jenistanaman, produksi, dll.);

    ! Pemetaan kembali sumber daya pertanian di Dompu dan Bima;

    ! Pembentukkan dan penguatan jaringan pasar.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    37/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Dari Ketahanan Pangan menuju

    Kedaulatan PanganKupang, Nusa Tenggara Timur 13-15 September 2004

    Kegiatan PC 2004 simpul timur di Kupang menggelar Seminar dan Diskusi Publik yangdiadakan tanggal 5-6 Oktober 2004. Kegiatan ini diorganisir oleh Yayasan MasyarakatSejahtera (Yasmara) bekerjasama dengan Forum Kesiapan dan Penanganan Bencana(FKPB). Pada hari pertama, dilakukan acara penandatanganan spanduk Kami men-

    dukung Konvensi Kedaulatan Pangan. Spanduk tersebut ditandatangangi oleh ber-bagai unsur pemerintah dan masyarakat. Di antaranya, mewakili Gubernur NusaTenggara Timur, asisten II Setda NTT, Ir. Th. Salean, Pimpinan Dewan Perwakilan Rak-yat NTT, Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan, wakil-wakil dari LSM danmasyarakat.

    Seminar

    Setelah acara dukungan terhadap konvensi, dilanjutkan dengan seminar yang meng-hadirkan pembicara dari Dinas Pertanian NTT (Ir. Petrus Muga), Bimas Ketahanan Pa-ngan NTT (Ir. Martinus Jawa), FKPB( Leonis Herman SH), serta DPRD NTT(Drs. KlistoBlasin).

    Petrus Muga yang menjabat Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulturadi NTT membawakan makalah Kebijakan dan Strategi Peningkatan Ketahanan Pa-ngan menuju Kedaulatan pangan di NTT. Dalam makalahnya, dia menyampaikanbahwa pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sangat ditentukanoleh pemegang kebijakan di setiap strata instansi sektor terkait. Dan itu juga dipe-ngaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai.

    Di NTT tipologi lahannya mayoritas lahan kering seluas 1.525.258 ha. Dari luas lahantersebut, pemanfaatan lahannya baru mencapai 580.020 ha. Sedang areal pertani-annya (beririgasi) 165.742 ha. Sekitar 47.354 ha dari lahan tersebut belum dikerja-

    kan. Dari realitas tersebut, Petrus mengatakan bahwa strategi yang hendak dilaku-kan oleh Pemerintah Daerah NTT adalah memanfaatkan sumber daya alam, pening-katan produktivitas, mengurangi ketergantungan regional terhadap nasional, me-numbuhkan pemberdayaan ekonomi serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

    Sementara itu, Martinus Jawa (sekretaris Badan Bimas Ketahanan Pangan NTT) da-lam seminar itu mengatakan bahwa, konsep ketahanan pangan yang dilakukan olehpemerintah mengacu pada konvensi internasional yang dicanangkan pada World FoodSummit 1996 di Roma. Isinya adalah upaya untuk menghilangkan kelaparan dunia.Implikasi dari kebijakan tersebut dituangkan oleh pemerintah melalui UU no 7/1996yang menyatakan Perwujudan ketahanan pangan adalah kewajiban pemerintah ber-sama masyarakat. Pemerintah menyelenggarakan pengaturan , pembinaan, pe-

    Seminar dan Diskusi Publik

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    38/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    ngendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik dalamjumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata dan terjangkau oleh daya beli

    masyarakat.Dari target-target tersebut ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh NTT, an-tara lain:

    ! Jumlah penduduk yang semakin meningkat.

    ! Kebijakan pengembangan pangan yang sebelumnya terfokus pada beras yangmengurangi penggalian dan pengembangan potensi pangan lokal.

    ! Pola konsumsi masyarakat yang belum beragam.

    ! Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal yang tidak mampumengimbangi pangan impor.

    Dari permasalahan yang ada, Martinus Jawa menyatakan ada beberapa peluang yangdapat digunakan. Lahan di NTT yang relatif kering seharusnya punya potensi untukdikembangkan dengan teknologi tepat guna spesifik lokal. Di NTT dikatakan jugapunya potensi pangan nabati dan hewani yang cukup kaya dan beragam. Pangan tra-disional juga dianggap sebagai peluang untuk ketahanan pangan, di samping menga-jak partisipasi industri pengolahan pangan yang semakin berkembang.

    Sementara itu, pembicara dari FKPB, Loenis Herman, mencoba memilah antara ke-tahanan pangan dengan kedaulatan pangan. Konsep ketahanan pangan menurutnyabelum meletakkan pangan sebagai hak sedang dalam kedaulatan pangan jelas me-nyatakan pangan adalah hak asasi dari manusia. Dalam kedaulatan pangan setiapnegara dan atau rakyatnya berhak menentukan sendiri kebijakan pertanian dan pa-

    ngan sesuai dengan kondisi ekologis, sosial,ekonomi dan budaya mereka sendiri. De-ngan konsep kedaulatan pangan, maka akan ada kesetaraan untuk mendapatkan ak-ses pada pangan serta memberi apresiasi yang layak bagi kesejahteraan produsenpangan (petani dan nelayan).

    Mengutip Amartya Zen tentang 4 Basic Entitlement,yaitu basis produksi, basis tena-ga kerja, basis dagang, dan basis transfer/hibah, Leonis Herman mengatakan bahwapada dasarnya NTT bukanlah daerah rawan pangan. NTT dikatakannya punya bebera-pa asset yang saling melengkapi. Hanya saja rakyat masih belum punya akses dankontrol terhadap asset-asset yang ada, hingga potensi kerawanan pangan terjadi.Dia menilai ancaman dari kondisi pangan di NTT adalah dari produksi lokalnya sen-diri, rendahnya tanggung jawab pemerintah untuk melindungi kedaulatan pangan,

    ancaman terhadap basis dagang yang tidak berpihak pada rakyat, situasi konflik dandiskriminasi bisnis serta ancaman terhadap basis tenaga kerja (lapangan kerja yangminim, ketidakadilan gender dan ras, juga retribusi yang tinggi).

    Hal serupa juga dilihat oleh pembicara dari DPRD NTT, Kristo Blasin. Dia mengata-kan intervensi pemerintah belum menyentuh benar pada kepentingan petani. Pada-hal menurut dia petani diletakkan pada urutan satu dalam program pembangunan diNTT. Dia merasa DPRD NTT di dalam membuat arah kebijakan selalu berpihak padakepentingan rakyat dan petani. Tetapi dia menegaskan bahwa semua itu tergantungpada pemerintah dan rakyat di dalam menerjemahkan kebijakan itu di lapangan.

    Terutama pada petani, Kristo mengatakan bahwa urusan pangan adalah tanggung ja-wab petani, pemerintah hanya menfasilitasi, mendorong, dan memberi informasi.

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    39/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    Oleh karena itu petani harus membuat jaringan dengan pemerintah dan LSM. Petanitidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah, karena pada dasarnya pemerintah

    hanya mengikuti kemauan rakyatnya. Dia juga mengatakan agar petani tidak lagi di-proyekkan oleh pemerintah.

    Pernyataan-pernyataan dari para narasumber mendapat respon yang hangat dari pe-serta seminar. Mereka rata-rata memepertanyakan komitmen pemerintah untukmendukung upaya penyejahteraan petani. Selama ini mereka mengangap beban pe-tani terlalu besar untuk memperjuangkan ketahanan pangan yang dimaksudkan olehpemerintah. Namun di sisi lain, kesejahteraan petani terus diabaikan.

    Setelah acara seminar, esok harinya 6 Oktober 2004 kegiatan dilanjutkan dalam ben-tuk diskusi publik. Hadir dalam diskusi tersebut wakil-wakil dari organisasi tani,LSM, dan unsur pemerintah. Diskusi tersebut dimaksudkan untuk memperdalam wa-cana kedaulatan pangan yang diperbincankan dalam seminar sebelumnya. Selain ituhendak dirumuskan langkah aksi bersama dalam kerangka terwujudnya kedaulatanpangan di NTT. Di awal diskusi yang difasilitatori oleh Herman Leonis itu, dilakukanelaborasi gagasan-gagasan dengan memperhatikan realitas yang ada di NTT.

    Lalu disepakati pembentukan kelompok-kelompok berdasarkan 4 topik: tanah, bibit,air, dan OPK Raskin. Masing-masing kelompok mendiskusikan topiknya masing-ma-sing yang akan dibahas pada diskusi pleno. Setelah masing-masing kelompok selesaidiskusi, wakil dari mereka mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil diskusi inilahyang akan dijadikan rekomendasi baik pihak-pihak yang terkait dengan kedaulatan

    pangan.

    Rekomendasi yang dapat di hasilkan oleh peserta diskusi publik di Kupang itu meli-puti 6 permasalahan hasil dari rangkuman permasalahan-permasalahan yang ada.Permasalahan hasil rumusan mereka adalah:

    1. Status kepemilikan tanah. Rekomendasi yang diajukan adalah:

    ! Reformasi agraria yang berbasis pada kesepakatan-kesepakatan rakyat danperlu mendapat pengakuan dari pemerintah (melalui Perda/Perdes).

    ! Mendorong lahirnya peraturan desa yang mengakui hak kepemilikan komunalyang didukung Perda.

    2. Pemanfaatan lahan yang belum optimal. Rekomendasi yang diajukan:

    ! Perlu diterbitkan Perda tentang pemanfaatan lahan tidur milik peroranganmaupun pemerintah.

    ! Sesuai dengan rencana tata ruang desa.

    ! Ditelantarkan selama 5 tahun, dapat dimanfaatkan oleh warga desa denganfasilitasi Pemdes (hak kelola temporer).

    3. Egosektoral agen-agen pembangunan. Rekomendasi yang diajukan:

    ! Koordinasi, toleransi, dan sinkronisasi program antar sektor yang berpihak

    Diskusi Publik

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    40/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    pada pertanian lahan kering sebagai ciri khas dan modal dasar pengembang-an ekonomi rakyat.

    4. Kerusakan hutan dab Sumber Daya Alam (SDA):

    ! Penyelesaian masalah kehutanan dan SDA harus melibatkan para pihak yangberkepentingan.

    ! Desain program secara bersama lintas wilayah dan multi pihak.

    5. Kurangnya pengakuan terhadap keunggulan benih lokal:

    ! Perlu adanya pengakuan dan kebijakan (Perda) tentang: Keunggulan benihlokal yang telah teruji secara sosial, budaya, dan ekologi setempat; Memas-yarakatkan menu-menu makanan dengan bahan pangan lokal (pameran, ex-po, dll.); Mengurangi secara perlahan-lahan benih-benih unggul sejenis da-riluar; Dukungan kebijakan dari Kadis yang melarang bibit-bibit dari luartanpa label yang jelas.

    6. Beras Miskin (tidak tepat sasaran dan ketergantungan pada beras non lokal):

    ! Penyempurnaan program terutama tentang identifikasi sasaran dan diubahmenjadi pola padat karya pangan.

    ! Pemanfaatan produksi beras lokal.

    Pameran dan Semiloka Masyarakat Sipil,Kedaulatan Pangan, dan Perdaganganyang AdilEnde, Nusa Tenggara Timur 23-25 September 2004

    Untuk mensosialisasikan gerakan kedaulatan pangan yang merupakan materi pokokdari PC 2004, di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur diadakan kegiatan Pamerandan Seminar-Lokakarya (Semiloka) dengan tema Masyarakat Sipil, Kedaulatan Pa-ngan, dan Perdagangan yang adil. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 23-25 Sep-tember 2004 ini diorganisir oleh Flores Institut For Regional Development (FIRD),SANRES, dan Tananua Flores Foundation. Menurut Ketua panitia, Rafael Minggu, ke-giatan ini mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah:

    ! Memahami dan menemukenali wacana masyarakat sipil.

    ! Kedaulatan pangan dan pasar yang adil baik dalam bentuk konsep maupungerakan nyata.

    ! Memahami pertanian berkelanjutan dan kedaulatan pangan.

    Seminar: Melongok Potensi Lokal

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    41/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    ! Mengembangkan praktek-praktek perdagangan yang adil dan etis melaluitukar pengalaman tukar informasi antar petani, dan

    ! Mendorong terbentuknya aliansi/asosiasi/forum masyarakat sipil Flores-Lembata.

    Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari beberapa kabupaten di NTT, sepertiKabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ende, Kabupaten Flo-res Limur, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Lembata. Sebagianbesar peserta adalah petani ditambah dengan aktivis LSM peduli petani, unsurpemerintah, agamawan, dan akademisi.

    Hari pertama kegiatan PC 2004 di sana diawali dengan pameran kedaulatan pangan.Setiap petani wakil dari kabupaten membuat stand-standyang diisi dengan beranekaragam benih, produk pertanian, pangan lokal dan produk-produk lokal lainnya daridaerah masing-masing. Selanjutnya, pada hari yang sama diadakan acara seminaryang menghadirkan narasumber-narasumber dengan makalah:

    ! Martinus Jawa ( Bimas BKP NTT), Keberpihakan Pemerintahan NTT TentangMasyarakat Sipil, Kedaulatan Pangan dan Perdagangan yang Adil: SebuahTinjauan Kebijakan

    ! Ronny So (FIRD), Konsep dan Strategi Pengembangan Masyarakat Sipil

    ! Johanes (OXAM-GB), Perdagangan yang Adil

    ! David Ardian ( KRKP) Kedaulatan Pangan,

    ! Silvianus Pantur Petani dari Manggarai, testimoni: Kedaulatan Pangan

    Martinus Jawa dalam kesempatan itu menyampaikan strategi pemerintah serta upa-ya yang telah dilakukan untuk memenuhi ketahanan pangan. Dia mengatakan bahwapada masalah pangan telah terjadi pergeseran pola konsumsi di wilayah NTT. Hal ituterjadi karena kebijakan pemerintah masa lalu yang mengidentikkan pangan samadengan beras. Sementara di beberapa wilayah, termasuk juga NTT, sebelumnya ti-dak tergantung pada beras sebagai makanan pokok. Oleh sebab itu menurut dia ha-rus ada upaya untuk mengembangkan makanan-makanan tradisional yang sebelum-nya telah ada. Hanya saja pergeseran tersebut telah menjadi gaya hidup hingga sulituntuk mengubahnya dalam waktu yang singkat. Dia menambahkan, teknologi pengo-lahan makanan tradisonal juga masih sederhana dan belum mampu mengimbangi de-rasnya makanan impor yang masuk ke wilayah itu. Namun dia melihat ada banyakpeluang yang dapat dijalankan. Menurut data yang ada, banyak lahan tidur yang be-

    lum terolah. Potensi hewani di wilayah ini juga belum dioptimalkan.

    Nara Sumber dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), David Ardhianmengatakan bahwa pangan sebagai hak seharusnya tidak diganggu gugat lagi. Ne-gara berkewajiban untuk menjamin hal tersebut. Hanya saja dia melihat ada ba-nyak masalah yang terjadi di negeri ini. Petani sebagai subjek utama dalam penye-diaan pangan sering tidak jelas nasibnya. Pembangunan pertanian semakin lama se-makin jauh dari subjeknya. Pembangunan pertanian kehilangan empati terhadap

    Memperkuat Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Pangan

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    42/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    permasalahan petani. Pembangunan hanya berkisar pada angka-angka keberhasilan.Impor pangan yang besar dari luar. Keadaan diperparah lagi dengan adanya kebijak-

    an privatisasi yang lebih mengutamakan nilai komersil ketimbang nilai sosialnya.Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa basis dari kedaulatan pangan adalah gerakanrakyat. Pusatnya ada di petani/komunitas. Karena hanya di komunitas petani lahyang punya kemampuan untuk dapat berproduksi, mengembangkan dan mengontrolpangan.

    David mengajak melakukan refleksi tentang sistem pangan yang saat sekarang iniberlangsung. Kepada siapa sistem tersebut berpihak. Jika melihat, biaya-biaya yangdikeluarkan lebih besar untuk kepentingan bisnis, maka jelas rakyat hanya akan di-rugikan. Dia mengambil contoh banyaknya sumber-sumber pangan yang ada di seki-tar kita, namun yang lebih banyak dikonsumsi adalah makanan produk pabrikan. Da-ri sana pada dasarnya nilai kedaulatan pangan telah direduksi karena kebanyakan

    makanan pabrik bahan bakunya berasal dari luar.

    Dia menganggap permasalahan yang dihadapi petani begitu kompleks. Selain peme-rintah dianggapnya kurang punya komitmen politik terhadap pertanian dan petani,bahaya dari kepentingan negara maju melalui organisasi perdagangan internasional(WTO), membuat petani menjadi semakin menderita. Begitu banyak produk-produkimpor yang dipaksa bersaing dengan produk lokal tanpa perlindungan yang memadaidari pemerintah.

    David menyebutkan ada kebutuhan dasar untuk membangun gerakan kedaulatan pa-ngan, di antaranya Peletakan basis nilai, solidaritas, dan kebersamaan; Organisasirakyat yang mengakar; Sistem pangan yang dikontrol komunitas; Partisipasi dalampenentuan kebijakan lokal dan pemantapan dan keberlanjutan.

    Aspek lain yang penting untuk dikuasai oleh komunitas adalah tanah. Demikian dika-takan oleh Silvianus Pantur. Tanah dikatakannya merupakan dasar kebutuhan pa-ngan. Tanah adalah satu kesatuan yang berhubungan langsung dengan manusia. Sil-vianus yang merupakan petani dari Manggarai, memberi kesaksian bagaimana perge-seran pangan juga terjadi di sana. Ubi, jagung, kacang-kacangan menjadi makanansampingan. Tanah dan ketahanan pangan, produksi pangan sangat tergantung padatanah. Selain itu dia mengatakan ketergantungan petani Manggarai pada input luarsangat tinggi.

    Johanes dari OXFAM GB memaparkan tentang aspek perdagangan dan kecenderung-annya. Dia mengatakan, perdagangan dulu dianggap dapat mengurangi kemiskinan.Tapi pada kenyataannya selama berabad-abad hal itu tidak juga terwujud, bahkankemiskinan menjadi semakin parah. Fair Trademenurutnya adalah sebuah strategigerakan untuk mendorong kesejahteraan bagi semua pihak. Fair tradesebagai per-lawanan kritik dan respon terhadap perdagangan konvensional. Perdagangan adiladalah upaya untuk meningkatkan akses pasar, meningkatnya bargaining positionpara pelakunya. Perdagangan adil adalah suatu sistem dan mekanisme untuk me-ngurangi kemiskinan.

    Ada asumsi pasar adalah barang netral. Ternyata pasar sangat terhegemoni oleh

    Perdagangan yang Adil vs Perdagangan Bebas

  • 8/13/2019 People Caravan - Bahasa Indonesia

    43/50

    PEOPLE S CARAVAN 2004

    kepentingan-kepentingan. Pasar global dan konvensional tidak netral dan bebas ke-pentingan. Pasar global dan konvensional penuh hambatan, dikuasai, dan didomina-

    si. Perdagangan yang adil diarahkan agar petani lebih menguasai sistem pemasaranyang bisa menguntungkan. Pasar global adalah pasar yang hanya 25 % menjual pro-duk dari negara berkembang. Siapa yang menjadi pelaku di pasar global? Perda-gangan yang menguasai perputaran uang adalah perusahaan-perusahaan besar. Ka-rena itu yang menerima manfaatnya adalah perusahaan juga.

    Semua aturan yang dikeluarkan dalamfree tradeadalah aturan yang membela ke-pentingan perusahaan. Aturan-aturan kadangkala berstandar ganda, tidak konsisten.Misalnya subsidi pertanian. Besarnya subsidi pertanian yang dialokasi 3 x dari APBNkita. Perdagangan bebas bertolak dari titik start yang berbeda. Mereka sudah me-masarkan barang-barang kebutuhan tersier, sedangkan kita masih memperdaganganbarang-barang kebutuhan primer. Sehingga nilai jualnya sangat berbeda dan keun-tungannya pun berbeda. Oleh karena itu perlu ada supportdari pemerintah sehing-ga keuntungan bagi petani diharapkan meningkat.

    Fokus dari perdagangan yang adil adalah:

    ! Berikan harga yang adil. Ada usaha yang membuat agar harga itu lebih adil.

    ! Bagaimana harga yang adil bisa diwujudkan. Memperpendek rantai perda-gangan. Caranya melakukan pembelian langsung. Masalahnya jarang sekalipelaku yang melakukan perdagangan langsung. Kalau mungkin sampaimemperpendek.

    ! Meningkatkan kapasitas petani.

    Untuk mendukung terjadinya gerakan rakyat mewujudkan kedaulatan pangan, RonnySo (FIRD) menganggap penting terbangunnya masyarakat sipil yang kuat. Konsep danStrategi Pengembangan Masyarakat Sipil, Roni mengajak peserta supaya tidak terje-bak dengan istilah tersebut, karena istilah itu bisa dimaknai berbeda untuk kepen-tingan lain (masyarakat kapitalis). Untuk memahami istilah tersebut, harus terlebihdahulu dikenal dan dipila