penyuluhan bahaya pewarna dan pengawet (zat …
TRANSCRIPT
89Kurniawati OktarinaArsilenda
PENYULUHAN BAHAYA PEWARNA DAN PENGAWET(ZAT ADIKTIF) PADA MAKANAN DI DUSUN JEPANG
DESA KRAWANG SARI KECAMATAN NATAR LAMPUNGSELATAN
THE COUNSELING OF DYES AND PRESERVATIVE HAZARD(ADDITIVES) ON FODDS IN DUSUN JEPANG DESA KRAWANG
SARI KEC. NATAR SOUTH LAMPUNG
Kurniawati Oktarina1), Arsilenda2)
1Program Studi Teknik Perkapalan, Sekolah Tinggi Ilmu Maritim Mutiara [email protected]
2Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Dan Pelabuhan, Sekolah Tinggi IlmuMaritim Mutiara Jaya
ABSTRAK
Zat Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yangditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengantujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor danmemperpanjang daya simpan. Selain itu, dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telahdigunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahanaditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Agar makanan yang tersajitersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinyabaik serta awetmaka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makananyang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Saat ini hampirsemua orang sangat bergantung pada penggunaan zat aditif tersebutdalam kehidupannya terkhusus pada masyarakat di Dusun Jepang DesaKrawang Sari Kecamatan Natar Kab. Lampung Selatan. Dalam industrimakanan dan minuman, zat aditif ini merupakan faktor kunci untukmenghasilkan produk yang baik dan disenangi konsumen. Sedangkan, penggunaannyauntuk keperluan rumah tangga bertujuan untuk meningkatkan citarasadari suatu makanan. Saya sebagai peneliti disini telah melaksanakanpenyuluhan mengenai bahaya dari zat aditif tersebut. Hal ini bertujuanmemberi pengetahuan kepada masyarakat agar lebih mengetahui bagaimanadampak dari zat aditif yang terdapat pada makanan. Hasil dari penyuluhanini diantaranya adalah: 1) menambah pengetahuan masyarakat mengenaibahan pengawet dan pewarna makanan; 2) meningkatkan tarafhidup masyarakat dengan lebih memperhatikan kesehatan; 3) memberikaninformasi akan bahaya dari penggunaan pengawet dan pewarnamakanandalam kehidupan sehari-hari. Metode pelaksanaan yang telahdilakukan adalah metode penyuluhan dengan ceramah dan praktek.
Kata kunci: Makanan, Pengawet, Pewarna, dan Aditif
SOSIOTEKNOLOGI KREATIFVol. 1, No. 1 Februari 2017Hal. 89-102
90Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
ABSTRACK
Additives food substances or food additives are substances added intentionallyto the diet in small amounts, with the aim to improve the appearance, taste,texture, flavor and extend shelf life. In addition, it can improve the nutritionalvalue such as protein, minerals and vitamins. The use of food additives havebeen used since ancient times. Food additives are two in natural food additivesand artificial or synthetic. Available so that food presented in a more attractive,delicious taste, appearance and consistency as well as awetmaka frequent ad-dition of food additives is often called chemical additives (food aditiva). Todayalmost everyone is very dependent on the use of additives in his life especiallythose of the people in the hamlet Japan Krwang Sari Village district. NatarDistrict. South Lampung. In the food and beverage industry, the additive is akey factor to produce a good product and favored customers. Meanwhile, itsuse for domestic purposes intended to improve the flavor of a food. I as aresearcher here has carried out counseling about the dangers of such addi-tives. It aims to provide knowledge to the public to be more aware of how theeffects of additives contained in food. The results of this extension are: 1) in-crease the knowledge of the community about preservatives and food coloring;2) improve the lives of people with more health; 3) provide information aboutthe dangers of the use of preservatives and food coloring in everyday life. Themethod of implementation that has been done is an extension method with lec-tures and practice.
Keywords: Foods,Preservative, Dyes, and Additives
PENDAHULUAN
Lampung merupakan salah
satu provinsi yang berada di
pulau sumatera, yang memiliki
salah satu kabupaten yaitu
Lampung Selatan dengan
Kecamatan Natar yang terdapat
Desa Krawang Sari yang
berada 14 KM dari kota
Bandar Lampung. Tepatnya di
Dusun Jepang Desa Krawang
Sari yang warganya sebagian
besar adalah sebagai petani
palawija.
Akhir-akhir ini kita banyak diributkan
oleh adanya temuan pada masyarakat
bahwa ternyata banyak makanan
yang beredar bercampur formalin
atau boraks. Fungsi dari kedua bahan
tersebut adalah untuk mencegah dan
menghambat kerusakan pada
makanan, sehingga perlu dtambahkan
bahan-bahan seperti itu. Bahan
tersebut kita sebut dengan bahan
pengawet. Seperti negara Indonesia
91Kurniawati OktarinaArsilenda
yang beriklim tropis yang memiliki
suhu dan kelembapan udara umumnya
tinggi. Keadaan ini membuat
makanan akan cepat rusak karena
mikroorganisme berkembang pesat
dan merusak makanan. Makanan
yang menggunakan bahan pengawet
dapat dilihat pada Gambar 1.
Sebagai masyarakat yang letaknya
lumayan jauh dari pusat kota Bandar
Lampung, dengan akses yang sedikit
sulit untuk melakukan pemberlanjaan
bahan baku seperti bahan baku untuk
sehari-hari. Jauhnya akses tersebut
membuat masyarakat membuat
makanan seperti kue-kue dengan cara
yang instan, terkadang tak semua
masyarakat berlaku seperti itu. Tapi,
untuk harga yang murah dan banyak
menghasilkan mungkin membuat
masyarakat setempat membuat
makanan dengan pengawet atau pun
bahan pewarna yang membuat
makanan menjadi lebih menarik
untuk dilihat dan dipasarkan
dengan harga yang relatif lebih
murah dibanding dengan
menggunakan pewarna makanan
yang alami.
Adanya kegiatan/usaha yang
memperjual belikan makanan-
makanan seperti kue-kue yang
merupakan salah satu mata pencarian
mereka di Dusun Jepang Desa
Krawang Sari Kec. Natar Kab.
Lampung Selatan. Pada umumnya
masyarakat menggunakan bahan
makanan yang lebih murah dan lebih
banyak dalam menghasilkan kue-kue
untuk diperjualbelikan kepada
masyarakat.
Sebagian besar masyarakat tidak
mengetahui bahwa penyedap rasa
yang kita konsumsi sehari-hari
mengandung bahan pengawet.
Apalagi para pedagang makanan,
kebanyakan dari mereka pasti
menggunakan penyedap rasa untuk
makanan yang dijualnya tanpa
memperdulikan bahaya yang
terkandung didalam penyedap
rasa tersebut. Bukan hanya para
pedagang makanan yang
menggunakan penyedap rasa,
tetapi sebagian besar ibu-ibu
rumah tangga juga menggunkan
penyedap rasa untuk masakan
yang dibuatnya. Kita tidak bisa
92Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
menyalahkan para pedagang dalam
kasus bahayanya makanan tersebut
terhadap kesehatan masyarakat. Kita
pun sebagai konsumen juga kurang
selektif dalam memilih makanan
yang kita beli. Bagi konsumen yang
penting makanan yang dibelinya
mempunyai cita rasa yang enak
tanpa memperdulikan kesehatan
mereka, begitupun harganya.
Bahan-bahan penyedap rasa
tertera pada Gambar 2. Contohnya:
royco, mecin, masako dan lain
sebagainya.
Solusi yang ditawarkan dalam
menanggani hal ini adalah
bagaimana masyarakat dapat
lebih mengetahui mengenai pewarna
makanan buatan. Pewarna makanan
yang terbilang lebih murah
dan lebih menarik penampilannya
dapat menyebabkan dampak
negatif bagi kesehatan. Kesehatan
tersebut akan berdampak
dalam jangka panjang.
Untuk mengatasi hal tersebut,
disini kami memberitahukan
pengetahuan lebih mengenai bahaya
dari penggunaan bahan pewarna
makanan buatan.
TINJAUAN PUSTAKA DANKERANGKA BERFIKIR
Bahaya bahan pengawet dan
pewarna yang tak disadari oleh
manusia. Bahan pengawet makanan
adalah bahan yang ditambahkan pada
makanan atau minuman untuk
mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau
peruraian lain terhadap makanan yang
disebabkan oleh mikrorganisme
seperti jamur (fungi), bakteri dan
lainnya.Ada bahan pengawet yang le-
gal karena menurut BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan) dalam
kadar tertentu aman di gunakan
sebagai bahan tambahan dalam
makanan. ini dapat mengganggu
kesehatan tentunya Misalnya:
Benzoat, propionat, nitrit ,
nitrat, sorbat dan sulfit. Namun,
jika dikosumsi dalam waktu
yang lama, akumulasi bahan
tersebut tetap rawan menimbulkan
gangguan kesehatan. Terlebih,
ada beberapa pengawet yang
statusnya masih syubhat seperti nisin
dan potasium nitrat. Hal ini terkait
dengan media fermentasi dan asal
93Kurniawati OktarinaArsilenda
bahannya.
Pengawet pewarna pangan adalah
upaya untuk mencegah, menghambat
pertumbuhan mikroba yang terdapat
dalam pangan. Pengawetan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
penggunaan suhu rendah, suhu tinggi,
iradiasi atau dengan penambahan
bahan pengawet (BTP Pengawet).
Produk-produk pangan dalam
kemasan yang diproses dengan panas
atau disebut sterilisasi komersil seperti
kornet dalam kaleng atau susu steril
dalam kemasan tetrapak tidak
menggunakan bahan pengawet
karena proses termal sudah cukup
untuk memusnahkan mikroba
pembusuk dan patogen. Makanan
olahan seperti kue, permen, minuman
suplemen, dan es krim cenderung
mengandung kadar pewarna
tambahan (aditif) yang tinggi.
Pewarna tambahan, baik alami
maupun buatan, digunakan dalam
industri makanan karena berbagai
alasan, di antaranya untuk:
mengimbangi pemudaran warna
karena paparan cahaya, udara,
perubahan suhu dan kelembaban,
memperbaiki variasi warna,
menguatkan warna yang terjadi
secara alami, mewarnai bahan
makanan yang tak berwarna, dan
membuat makanan lebih menarik
sehingga mengundang selera.
Pengelompokkan zat adit if
berdasarkan fungsinya:
1) Pewarna
Pemberian zat warna pada umumnya
agar makanan terlihat segar dan
menarik sehingga menimbulkan selera
orang untuk memakannya. Jenis-jenis
zat pewarna ada 2, yaitu pewarna
alami dan pewarna sintesis. Pewarna
alami terbuat dari bagian-bagian
tumbuhan tertentu, misalnya warna
hijau dari daun suji atau pandan,
warna kuning dari kunyit, warna
coklat dari buah coklat, warna merah
dari daun jati, warna orange dari
wortel, dan lain-lain (tertera pada
Gambar 3). Pewarna sintetis misalnya
warna merah dari Carmoisine
14720, Amaranth 16185 dan
Erythrosine 45430, warna orange
dari Sunset Yellow FCF 15985,
warna kuning dari Tatrazine 19140
dan Quineline Yellow 47005, warna
94Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
hijau dari Fast Green FCF 42053,
warna biru dari Brilliant Blue FCF
42090 dan Indigocarmine 73015.
Dan, warna ungu dari Violet GB
42640 (Gambar 4). Berdasarkan sifat
kelarutannya, zat pewarna makanan
dikelompokkan menjadi Dye dan
Lake. Dye merupakan zat pewarna
makanan yang dapat larut dalam air,
biasanya berbentuk serbuk, butiran,
pasta, atau cairan. Lake merupakan
gabungan antara zat warna dye dan
basa yang dilapisi oleh suatu zat
tertentu.
2) Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk
menambah rasa manis pada
makanan dan minuman. Jenis-jenis
zat pemanis ada 2, yaitu pemanis
alami dan pemanis buatan. Pemanis
alami dapat berasal dari kelapa, tebu
dan aren. Selain itu juga terdapat dari
buah-buahan dan madu. Zat pemanis
juga berfungsi sebagai penghasil
energi. Namun, konsumsi yang
berlebihan dapat menimbulkan
kegemukan dan penyakit kencing
manis (diabetes) karena pemanis
alami mengandung kalori yang tinggi.
Untuk itu, batasi penggunaan zat
pemanis alami. Pemanis sintetis tidak
dapat dicerna tubuh karena tidak
menghasilkan energi. Contohnya ialah
: sakarin, natrium siklamat, magne-
sium siklamat, kalsium siklamat,
aspartam dan dulsin. Walaupun
pemanis sintetis memiliki kelebihan
dibandingkan pemanis alami, namun
kita tidak boleh menggunakan secara
berlebihan karena dapat
menimbulkan efek samping.
Misalnya, penggunaan sakarin yang
berlebihan dapat menimbulkan rasa
pahit dan menyebabkab tumor pada
syaraf kandung kemih.
3) Pengawet
Zat pengawet adalah zat-zat yang
sengaja ditambahkan pada makanan
dan minuman agar tetap segar., tidak
rusak , tidak busuk dan terkena jamur
dan bakteri. Kerena penambahan zat
aditif, maka makanan dan minuman
akan tahan selama seminggu, sebulan,
hingga beberapa tahun. Jenis-jenis zat
pengawet ada 2, yaitu pengawet alami
dan pengawet sintetis. Pengawet
alami, misalnya gula (sukrosa) untuk
mengawetkan buah-buahan dan
95Kurniawati OktarinaArsilenda
garam dapur untuk mengawetkan
ikan. Pengawet sintetis misalnya asam
cuka sebagai pengawet acar, natrium
propionat sebagai pengawet roti atau
kue kering. Natrium Benzoat, asam
sit rat dan asam tartrat untuk
mengawetkan makanan. Natrium
Nitrat untuk menjaga tampilan daging
agar tetap merah. Dan asam Fosfat
sebagai pengawet minuman penyegar.
Selain itu, ada beberapa pengawet
yang tidak diperbolehkan untuk
mengawetkan makanan dan minuman
seperti formalin dan boraks. Bahan
tersebut selain menghambat
pertumbuhan mikroorganisme juga
membuat tekstur makanan menjadi
lebih kenyal.
4) Penyedap rasa
Zat penyedap rasa ada 2 macam,
yaitu penyedap rasa alami dan
penyedap rasa sintetis. Penyedap rasa
alami contohnya : cengkeh, pala,
merica, ketumbar, laos, cabai, kunyit,
bawang, dan lain-lain. Penyedap rasa
sintetis contohnya : oktil asetat
(aroma jeruk), etil butirat (aroma
nanas), amil asetat (aroma pisang),
dan amil valerat (aroma apel). Selain
itu juga ada monosodium glutamat
(MSG) sebagai penyedap rasa pada
makanan. Jika dikonsumsi berlebihan
akan menyebabkan “Chinese Res-
taurant Syndrome” yaitu gangguan
kesehatan dimana kepala terasa
pusing dan berdenyut, sakit pada
dada dan sesak napas. Untuk
menghindarinya, makanlah makanan
yang tercantum “tidak mengandung
MSG” dalam kemasannya. Untuk
zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan
penggunaanya yang telah ditetapkan
sesuai Acceptable Daily Intake
(ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif
selama sehari yang diperbolehkan
dan aman bagi kesehatan. Jika
mengonsumsinya melebihi ambang
batas maka dapat menimbulkan
resiko bagi kesehatan.
Pengawetan makanan cara yang
digunakan membuat makanan
memiliki daya simpan yang lama dan
mempertahankan sifat-sifat fisik dan
kimia pada makanan. Penggunaan
bahan pengawet pada makanan
bertujuan untuk menghambat proses
pertumbuhan mikroba pembusuk dan
tidak membuat penurunan kualitas
96Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
gizi, warna, cita rasa serta bau bahan.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan pengabdian masyarakat
ini adalah dengan menggunakan
metode ceramah dan memberikan
penyuluhan mengenai bahaya dari
bahan pengawet dan pewarna
makanan buatan (Zat Adiktif) yang
dapat membahayakan kesehatan.
Adapun bahan dan alat yang
diperlukan dalam pengujian makanan
yang mengandung bahan pengawet
secara sederhana, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengujian makanan yang
mengandung boraks:
1) Kunyit
2) Kertas saring
b. Cara melakukan pengetasan
kandungan boraks pada makanan:
Buat larutan dari kunyit dan
masukkan kertas saring ke dalam
larutan tersebut. Kemudian, ambil
kertas saring lalu keringkan.
Panaskan air beserta potongan
makanan atau jajanan yang akan
dites. Masukkan atau tetesi kertas
saring kunyit dengan air rebusan
tersebut.
c. Hasil pengujian dengan kertas
saring kunyit
1) Jika warna kertas berubah jadi
merah bata, itu artinya
makanan atau jajanan tersebut
mengandung boraks.
2) Jika warna kertas tidak
berubah, itu artinya tidak ada
boraks dalam makanan
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Solusi yang ditawarkan adalah
bagaimana masyarakat Dusun Jepang
Desa Krawang Sari Kec. Natar Kab.
Lampung Selatan adalah masyarakat
dapat menambah pengetahuan dari
penyuluhan yang telah disampaikan
melalui praktek-praktek yang telah
dilakukan. Dimana, dari penyuluhan
ini masyarakat akan lebih memikirkan
dan meningkatkan taraf
kehidupannya. Melalui perhatian
terhadap kesehatan, dengan menjaga
pola makan sehat. Salah satunya
97Kurniawati OktarinaArsilenda
adalah dengan tidak menggunakan
bahan pewarna dan pengawet
makanan dalam kehidupan sehari-
hari.
Masyarakat bisa membedakan dan
memahami makanan yang
menggunakan bahan-bahan
pengawet, penyedap rasa, pewarna
dan pemanis berasal dari bahan
sintetis atau buatan. Misalkan seperti
metode pelaksanaan yang telah
dilakukan, dengan menggunakan
bahan yang mudah diperoleh untuk
menguji suatu makan tersebut
mengandung pengawet atau tidak.
Masyarakat awam seperti halnya di
desa-desa bisa menggunakan kunyit
sebagai bahan dasar kemudian
makanan yang akan diuji itu
dipanaskan. Dan, air yang dipanaskan
ditetesi pada kertas saring yang telah
direndam dengan air kunyit (tertera
pada Gambar 5). Diperoleh bakso
(Gambar 6a) yang mengandung
boraks karena warna dari kertas
saring yang telah direndam dengan
kunyit berubah menjadi ungu).
Sedangkan bakso (Gambar 6b) tidak
mengandung bahan pengawet seperti
boraks hal ini membuktikan bakso
sebagai sampel negatif boraks.
Perbedaan makanan yang berada di
pasaran yang menggunakan bahan
pewarna alami dan buatan, dapat
dibedakan dari fisik sebuah makanan
(Gambar 7). Makanan yang
menggunakan bahan pewarna buatan
atau sintetis ( Gambar 7a), memiliki
warna yang lebih mencolok
dibandingkan dengan (Gambar 7b)
makanan yang memiliki warna lebih
muda. Hal ini menunjukkan bahwa
makanan tersebut tidak menggunakan
bahan pewarna buatan tetapi bahan
pewarna alami seperti tumbuhan
pandan atau daun suji yang bisa
menghasilkan warna hijau.
Melalui penyuluhan ini masyarakat
bisa lebih berhati-hati dalam memilih
makanan untuk dikonsumsi demi
memperhatikan kesehatan pada
tubuh.
SIMPULAN
Program Pengabdian Masyarakat
yang telah dilakukan berjalan dengan
baik, lancar sesuai dengan yang telah
98Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
direncanakan dan disusun sejak awal.
Meskipun, belum semuanya dapat
memahami maksud dari pencapaian
penyuluhan yang telah diberikan.
Kegiatan ini mendapat sambutan yang
sangat baik dari masyarakat dengan
terlihat antusias dengan banyaknya
pertanyaan dari mereka mengenai
pengawet dan pewarna makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Downham, A. and Collins, P. 2000.
Colouring Our Foods in the
Last and Next Millenium.
International Journal of
Food Science and
Technology, 35: 5-22.
Nuryadi. 2012. Pengawet dan
Pewarna yang Berbahaya.
Blog [Internet]. [diunduh 2016
Agustus 20]. Tersedia pada:
industri12nuryadi.blogspot.
co.id/2012/ 09/pengawet-
d a n - p e w a r n a - y a n g -
berbahaya.html.
Lindsay, R.C. 1985. Food
Additives in Fennema cited
in Food Additives
Intolerance in Child Hood.
Blackwell Scientific:
London-Boston.
Saunders, P. 2007. Food Colouring
Confirmed Bad for Children.
FSA Refuses to Act. (Internet)
[diakses tanggal 28 April
2016]. Tersedia pada www.
i-sis.org.uk/FSAadditives.php
99Kurniawati OktarinaArsilenda
Gambar 1. Makanan kemasan yang menggunakan bahan pengawet
Gambar 2. Contoh penyedap rasa pada makanan
100Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
Gambar 3. Bahan pewarna alami pandan dan kunyit
Gambar 4. Struktur Kimia (Sunset Yellow FCF 15985)
101Kurniawati OktarinaArsilenda
Gambar 5. Bahan dan Alat Pengujian Makanan Mengandung BahanPengawet
Gambar 6. Bakso mengandung boraks warna ungu dan Bakso negatifboraks bewarna bening
102Februari 2017
SOSIOTEKNOLOGI KREATIF
(a) (b)
Gambar 7. (a) Makanan yang Mengandung Zat Pewarna Buatan dan (b)Zat Pewarna Alami