penyakit sistem respirasi

26
Penyakit Sistem Respirasi 1. Asfiksi Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan. a.Penyebab Asfiksi 1) Adanya bakteri Diplococcus pneumonia sehingga alveolus terisi oleh cairan limfe 2) Adanya gas racun karbonmonoksida (CO) yang memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih besar dari pada Oksigen (O2). Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan. b.Akibat Asfiksi 1

Upload: adel-maaz

Post on 05-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Sistem Respirasi

Penyakit Sistem Respirasi

1. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan

tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun

jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam.

Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen

sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang

tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong

dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan

buatan.

a. Penyebab Asfiksi

1) Adanya bakteri Diplococcus pneumonia sehingga alveolus terisi oleh

cairan limfe

2) Adanya gas racun karbonmonoksida (CO) yang memiliki daya ikat

terhadap hemoglobin jauh lebih besar dari pada Oksigen (O2). Akibatnya

tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat

makanan.

b. Akibat Asfiksi

1) Pernafasan makin cepat untuk memenuhi kekurangan oksigen.

2) kulit tampak semakin pucat atau biru.

2. Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada pipa bronchial. Pipa

bronchial ini berfungsi menyalurkan udara dari dan menuju jantung. Ada dua tipe

penyakit bronkitis yaitu Bronchitis akut dan Bronchitis kronis.

Kondisi yang umum dari kondisi bronchitis akut sering kali berkembang

dari pilek maupun infeksi pernapasan lainnya. Bronchitis akut biasanya membaik

1

Page 2: Penyakit Sistem Respirasi

dalam beberapa hari tanpa menyisakan efek, meskipun anda dapat terus batuk

dalam beberapa minggu.

Sedangkan bronchitis kronis

adalah kondisi yang lebih serius,

kondisi ini adalah iritasi atau

peradangan secara konstan pada pipa

bronchial dan sering disebabkan oleh

kebiasaan merokok. Bagaimanapun jika

anda memiliki kondisi bronchitis yang

berulang, anda mungkin saja

mengalami bronchitis kronis. Bronchitis kronis adalah satu dari kondisi terkait

dengan chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

a. Gejala Bronchitis Akut dan Kronis

Pengobatan untuk bronchitis difokuskan untuk meredakan gejala dan memudahkan

jalan napas. Berikut ini beberapa gejala bronchitis akut dan kronis yang perlu

Anda ketahui:

1) Batuk

2) Adanya lendir, baik yang tidak berwarna, putih atau berwarna kuning

kehijauan

3) Napas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga

4) Napas sesak

5) Lelah

6) Demam ringan dan menggigil

7) Rasa tidak nyaman pada dada

Jika anda mengalami bronchitis akut, anda mungkin memiliki batuk yang

tetap ada dalam beberapa minggu setelah bronchitis sembuh. Bagaimanapun gejala

bronchitis dapat membingungkan. Anda dapat tidak memiliki lendir ketika anda

mengalami bronchitis, dan anak-anak sering menelan lendir tersebut sehingga orang

tua mungkin tidak dapat mengetahuinya. Ada dapat mengalami bronchitis kronis

2

Page 3: Penyakit Sistem Respirasi

tanpa mengalami bronchitis akut terlebih dahulu. Serta banyak perokok yang harus

membersihkan lendir pada tenggorokannya pada pagi hari ketika bangun dari tidur,

yang jika hal ini berlanjut lebih dari tiga bulan maka mungkin ia mengalami

bronchitis kronis.

Jika anda mengalami bronchitis kronis, peradangan dalam jangka waktu lama

menyebabkan pipa bronchila terluka dan memproduksi terlalu banyak lendir. Lama

kelamaan dinding pipa bronchial akan menebal dan jalan napas anda dapat terluka.

Tanda dan gejala bronchitis kronis juga dapat berupa:

Batuk yang memburuk pada pagi hari dan pada cuaca lembab

Sering mengalami infeksi pernapasan (seperti pilek dan flu) dengan batuk

berdahak yang memburuk

Jika anda mengalami bronchitis kronis, anda dapat memiliki periode dimana

tanda dan gejala akan memburuk. Pada saat itu anda dapat memiliki bronchitis akut

yang berlapis baik karena bakteri maupun virus sebagai tambahan pada bronchitis

kronis anda.

b. Penyebab Penyakit Bronchitis

1) Bronchitis akut.

Virus pilek sering menyebabkan bronchitis akut. Tetapi anda juga dapat

mengalami bronchitis noninfeksi karena terkena asap rokok dan polutan lain

seperti debu. Bronchitis dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke

dalam esophagus, kondisi ini dikenal dengan nama gastroesophageal reflux

disease (GERD). Dan pekerja yang terkena debu atau asap tertentu dapat

mengalami bronchitis. Bronchitis akut umumnya hilang ketika tidak lagi

terkena iritan.

2) Bronchitis kronis

Terkadang peradangan dan penebalan dinding pipa bronchial menjadi

permanen –kondisi yang diketahui sebagai bronchitis kronis. Anda umumnya

mempertimbangkan bahwa anda mengalami bronchitis kronis jika anda batuk

setiap hari yang hilang seteah tiga bulan dalam setahun dalam dua tahun

3

Page 4: Penyakit Sistem Respirasi

berturut. Tidak seperti bronchitis akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan

merupakan penyakit yang serius. Merokok adalah penyebab yang paling

besar, tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau

tempat kerja juga dapat berkontribusi pada penyakit ini.

c. Faktor risiko terkena Bronchitis

Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronchitis antara lain:

1) Merokok. Rokok memang sumber dari berbagai macam penyakit. Karena itu,

berhentilah merokok karena sangat merugikan kesehatan.

2) Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau

kondisi lain yang membuat daya tahan tubuh menjadi lemah

3) Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux

disease)

4) Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu

3. Pleuritis

Pleuritis merupakan peradangan dari lapisan sekeliling paru – paru (pleura)

disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula

terjadi karena penumpukan pus atau darah.pleuritis dapat juga disebut sebagai

komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada efusi pleura. Pleurisi terjadi jika

suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi

peradangan.

Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut

efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka

disebut pleurisi kering.

Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi

perlengketan.

Pleuritis terbagi atas 2 macam yaitu:

a. Pleuritis kering (frbrosa):

Yaitu peradangan pada pleura tanpa atau hanya sedikit  pengeluaran cairan

4

Page 5: Penyakit Sistem Respirasi

b. Pleuritis basah(serofibrosa)

Yaitu terjadinya penimbuhan cairan di ruang pleura disebut juga dengan

pleura efusi cairan yang berisi di pleura dapat berupa exudat dan transudat.

Pleura tersusun dari dua lapisan dari jaringan lapisan yang tipis. Lapisan

yang melindungi paru (visceral pleura) dan parietal pleura yang melindungi

dinding dalam dari dada dilumasi oleh cairan pleural. Normalya, disana ada kira-

kira 10-20 ml cairan yang bening yang bekerja sebagai pelumas antara lapisan-

lapisan ini. Cairan ini secara terus menerus diserap dan digantikan, terutama

melaui lapisan bagian luar dari pleura. Tekanan didalam pleura adalah negatif

(seperti dalam penghisapan) dan menjadi bahkan lebih negatif selama

penghisapan (bernapas masuk). Tekanan menjadi kurang negatif selama

penghembusan (bernapas keluar). Oleh karenanya, ruang diantara dua lapisan

dari pleura selalu mempunyai tekanan negatif. Introduksi dari udara (tekanan

positif) kedalam ruang (seperti dari luka pisau) akan berakibat pada

mengempisnya paru. Serat – serat nyeri dari paru berlokasi pada pleura.Ketika

jaringan ini meradang itu berakibat pada nyeri yang tajam pada dada yang

memburuk dengan nafas atau pleurisy.

a. Penyebab

Pleurisy dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut :

1) Infeksi-infeksi : bakteri-bakteri (termasuk yang menyebabkan tuberculosis),

jamur-jamur, parasit-parasit, atau virus-virus.

2) Kimia-kimia yang terhisap aatu senyawa-senyawa beracun : paparan pada

beberapa agen-agenpembersih seperti ammonia.

3) Penyakit-penyakit vaskular kolagen : lupus,rheumatoid arthritis

4) Kanker-kanker : contohnya penyebaran dari kanker paru atau kanker

payudara ke pleura.

5) Tumor-tumor dari Pleura : seperti mesothelioma atau sarcoma

6) Kemacetan : gagal jantung

5

Page 6: Penyakit Sistem Respirasi

7) Trauma : Patahan-patahan rusuk atau iritasidari tabung-tabung dada yang

digunakan untuk mengalirkan udara udara atau cairan dalam rongga pleural

pada dada.

Penyebab utamanya adalah:

1) Pneumonia

2) Infark paru akibat emboli paru

3) Kanker

4) Tuberkulosis

5) Artritis reumatoid

6) Lupus eritematosus sistemik

7) Infeksi parasit (misalnya amuba)

8) Pankreatitis

9) Cedera (misalnya patah tulang iga)

10) Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses)

yang sampai ke pleura

11) Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid,

isoniazid, fenitoin, klorpromazin.

b. Gejala (Syntom)

1) Nyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapas

2) Sesak Napas

3) Perasaan "ditikam"

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul

secara tiba-tiba. nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang

tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau

batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas

dalam dan batuk. Nyeri merupakan akibat dari peradangan pada lapisan pleura

sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada tepat di daerah yang

mengalami peradangan. Tetapi nyeri juga bisa dirasakan atau hanya timbul di

perut atau leher dan bahu sebagai suatu penjalaran nyeri (referred

6

Page 7: Penyakit Sistem Respirasi

pain).Pernafasan bisa cepat dan dangkal karena menarik nafas dalam

menimbulkan nyeri, gerakan otot pada daerah yang terkena akan berkurang bila

dibandingkan dengan gerakan otot pada daerah yang sehat.

Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan

lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar

menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-

parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.

4. Tuberkulosis (TBC)

Merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus.

Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-

sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru

akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut

menyebabkan para penderita TBC napasnya

sering terengah-engah.

a. Gejala sistemik/umum

1) Demam tidak terlalu tinggi yang

berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti

influenza dan bersifat hilang timbul.

2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

b. Gejala khusus

1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas

melemah yang disertai sesak.

7

Page 8: Penyakit Sistem Respirasi

2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,

adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

5) Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau

diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak

yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji

tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah

dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%

terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

5. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri

patogen pada alveolus yang mengakibatkan radang paru-paru. Biasanya alveoli

berisi cariran dan sel darah merah.

Penyebab penyakit Pneumonia antara lain :

a. Bakteri ( paling sering menyebabkan Pneumonia pada dewasa ) :

b. Streptococcus pneumonia

c. Staphylococcus aureus

d. Legionella

e. Hemophilus influenza

f. Virus : Virus influenza, chicken-pox ( cacar air)

g. Organism mirip bakteri : Mycoplasma pneumonia ( terutama pada anak-anak

dan dewasa muda )

h. Jamur tertentu

8

Page 9: Penyakit Sistem Respirasi

Gejala penyakit Pneumonia antara lain :

a. batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas – batuk berdahak

(dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)

b. nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita

menarik nafas dalam atau terbatuk)

c. menggigil, demam, mudah merasa lelah

d. sesak nafas

e. sakit kepala

f. nafsu makan berkurang

g. mual dan muntah

h. merasa tidak enak badan

i. kekakuan sendi

j. kekakuan otot..

Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah

menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.

Cara mencegah penyakit Pneumonia antara lain :

Latihan bernafas dalam dan terapi untuk membuang dahak

Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-

anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:

Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus

pneumoniae)

Vaksin flu

Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type

b).

6. Penyakit diphteri

9

Page 10: Penyakit Sistem Respirasi

Difteri/ Diphteria adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh

Corynebacterium diphteriae, yang umumnya menyerang membran mukosa yang

melapisi hidung dan tenggorokan serta tonsil. Akibatnya tenggorokan menjadi

terinflamasi dan inflamasi ini dapat menyebar ke kotak suara ( larynx) sehingga

mempersempit saluran pernafasan.

a. Tanda dan Gejala Penyakit Difteri :

1) Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil ( ciri

khas )

2) Sakit tenggorokan dan suara serak

3) Sakit ketika menelan

4) Kelenjar getah bening di leher membengkak

5) Kesulitan bernafas dan nafas cepat

6) Keluar cairan dari hidung

7) Demam dan menggigil

8) Malaise

Tanda dan gejala umumnya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi, namun

mungkin juga baru muncul 10 hari kemudian. Penularan penyakit difteri terjadi

melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk atau bersin.

Penularan juga dapat terjadi melalui tissue/ sapu tangan atau gelas bekas minum

penderita atau menyentuh luka penderita.

Pada tahap lanjut penyakit difteri dapat menyebabkan nafas berhenti, radang

pada otot jantung dengan gagal jantung atau aritmia dan kelumpuhan syaraf.

Sehingga hampir setiap satu dari sepuluh orang yang menderita penyakit difteri akan

meninggal karenanya.

Anak-anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua usia diatas 60 tahun sangat

beresiko tertular penyakit difteri, demikian pula mereka yang tinggal di lingkungan

padat penduduk atau lingkungan yang kurang bersih dan juga mereka yang kurang

gizi dan tidak diimunisasi DTP.

10

Page 11: Penyakit Sistem Respirasi

Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisasi DTP saat

anak berumur 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun. Sedangkan pada usia 10 tahun dan 18

tahun diberikan imunisasi TD ( Toxoid Difteri ) saja. Imunisasi DTP tidak boleh

diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang

demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk yang diduga

mungkin sedang menderita batuk rejan. Bila pada suntikan DTP pertama terjadi

reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DTP lagi

melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000).

7. Faringitis

Faringtis merupakan radang pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada

waktu menelan makanan.

Gejala Faringtis :

a. sakit pada tenggorokan

b. tenggorokan terasa tersumbat secara konstan

c. sakit dan terasa sukar saat menelan, menelan ludah biasanya lebih sakit

daripada menelan makanan.

d. Suara menjadi serak dan menjadi batuk

e. Mulut berbau kurang sedap

f. Demam, sakit kepala, sakit pada otot dan sendi, dan keluar ingus.

Beberapa pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

radang tenggorokan antara lain :

cukup beristirahat

berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari

bagi perokok harus berhenti merokok

banyak minum dan hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi

minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik.

11

Page 12: Penyakit Sistem Respirasi

tindakan pencegahan dilakukan dengan menghindari pemakaian pelembab

udara yang belebihan.

8. Tonsilitis

Penyakit amandel atau radang amandel dikenal dalam dunia medis

dengan istilah tonsilitis atau radang tonsil. Merupakan penyakit tenggorokan

yang umumnya menyerang anak-anak usia 5 hingga 15 tahun, namun yang

paling sering terjangkiti adalah anak usia antara 3 hingga 7 tahun.

a. Penyebab

Kebanyakan radang amandel yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar

adalah karena infeksi virus. Kemungkinan virus yang menyebabkannya adalah

virus influenza (flu), dan virus Epstein-Barr (EBV), yang juga menyebabkan

mononucleosis, atau "mono." Beberapa

jenis bakteri juga bisa menyebabkan

radang amandel. Bakteri yang paling

umum menyebabkannya adalah

organisme yang sama yang

menyebabkan radang tenggorokan.

Radang amandel yang disebabkan karena

radang tenggorokan pada anak-anak

hanya terjadi sekitar 30%, dan kurang terjadi pada orang dewasa.

Kuman ini ditularkan melalui kontak biasa dengan orang lain, seperti tetesan

di udara akibat bersin. Terkadang penularan juga terjadi melalu kontak oral

(mulut), terutama dalam kasus EBV (yang mana mono juga sering disebut

dengan "penyakit ciuman"). Amandel akan mencoba untuk melawan virus dan

bakteri yang masuk melalui mulut atau hidung kita. Hasilnya adalah terjadi

12

Page 13: Penyakit Sistem Respirasi

infeksi pada amandel yang kemudian membengkak, dan akhirnya meradang

dan menimbulkan rasa sakit.

Berikut daftar virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit

amandel :

1) Bakteri streptococcus pyogenes

2) Bakteri hemolitikus

3) Adenovirus

4) Virus Influenza

5) Virus Epstein-Barr

6) Virus parainfluenza

7) Enterovirus

8) Virus herpes simplex

b. Gejala Radang Amandel

Gejala utama radang amandel adalah peradangan dan pembengkakan pada

amandel, kadang-kadang cukup parah hingga menutupi saluran napas. Gejala

lainnya adalah:

1) Nyeri pada tenggorokan

2)  Warna kemerahan pada amandel

3) Lapisan putih atau kuning pada amandel

4) Lepuh atau juga borok yang menyakitkan pada tenggorokan

5) Keparauan (suara serak) atau bahkan kehilangan suara

6) Sakit kepala

7) Kehilangan nafsu makan

8) Nyeri pada telinga

9) Kesulitan menelan

10) Kesulitan bernapas dari mulut

11) Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau daerah rahang

12) Demam, menggigil

13) Bau mulut

13

Page 14: Penyakit Sistem Respirasi

14) Pada anak-anak, gejala radang amandel dapat disertai dengan : Mual, Muntah

dan Nyeri perut

9. Asma

Gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh

berkontraksinya otot polos pada trakea. Hal ini akan mengakibatkan penderita

sukar bernapas.

a. Gejala Penyakit Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih

sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak

nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta

mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga

atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras

juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.

b. Faktor Pencetus Serangan Asma

1) Faktor pada pasien

Aspek genetic

Kemungkinan alergi

Saluran napas yang

memang mudah terangsang

Jenis kelamin

Ras/etnik

2) Faktor lingkungan

Bahan-bahan di dalam ruangan : Tungau debu rumah, binatang, kecoa

Bahan-bahan di luar ruangan : Tepung sari bunga, jamur

14

Page 15: Penyakit Sistem Respirasi

Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan

Obat-obatan tertentu

Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )

Ekspresi emosi yang berlebihan

Asap rokok dari perokok aktif dan pasif

Polusi udara dari luar dan dalam ruangan

Infeksi saluran napas

mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu

Perubahan cuaca

c. Pengobatan Asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari

serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan

penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan

sampai terjadi.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah

datangnya serangan penyakit asma, antara lain :

1) Menjaga kesehatan

2) Menjaga kebersihan lingkungan

3) Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

4) Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan

menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang

sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar

serangan penyakit asma jangan datang kembali.

Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan

normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda

dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.

10. Influenza

15

Page 16: Penyakit Sistem Respirasi

Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari

famili Orthomyxoviridae (virus influenza) yang menyerang unggas dan mamalia.

Gejala dan penyebab penyakit influenza yang paling umum adalah menggigil,

demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan

rasa tidak nyaman secara umum. Meskipun sering tertukar dengan penyakit yang

mirip dengan influenza seperti selesma, influenza ini lebih berat dibandingkan

dengan selesma karena disebabkan oleh jenis virus yang berbeda yang dapat

menimbulkan mual dan muntah, terutama pada anak-anak.

Influenza ini biasanya ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin

yang menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Penyakit influenza juga bisa

ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus. Aerosol yang

terbawa oleh udarah (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar

infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakit ini

belum jelas benar. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari,

disinfektan, dan detejen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi

karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

Berikut Tanda dan Gejala Penyakit Influenza :

Batuk

Hidung tersumbat

Kelelahan

Nyeri kepala

Iritasi Mata

Mata Merah

Demam (menggigil, gemetar)

11. Emfisema

Penyakit Emfisema adalah Penyakit yang menyerang pada bagian paru-

paru, Sehingga akan membuat penderita mengalami kesulitan dalam bernafas.

Penyakit Efisema disebut juga penyakit paru obstruktif kronik yang

16

Page 17: Penyakit Sistem Respirasi

menyebabkan kerusakan pada kantong udara atau kebocoran pada kantong udara

(alveoli) di dalam paru-paru. Kerusakan alveoli akan membuat penderita

kesulitan bernafas, sesak, dan batuk kronis.

a. Penyebab Penyakit Emfisema

Penyebab penyakit emfisema pada umumnya disebabkan karena merokok.

Perokok biasanya akan mudah terserang penyakit emfisema, jadi bagi perokok

diharapkan untuk berhenti merokok.

Bagi yang sudah terjangkit penyakit

emfisema baik dalam gejala ringan,

sedang, maupun berat. Diharapkan

untuk tidak merokok, karena bila

dilakukan akan memperburuk

kondisi tubuh anda. Untuk

pegobatan anda dapat melakukan

perawatan baik berupa pengobatan, penggunaan oksegen, inhaler, dan operasi-

operasi kecil untuk mencegah komplikasi.

b. Gejala-gejala Penyakit Emfisema

Penyakit Emfisema terjadi secara perlahan, bahkan bisa terjadi bertahun-

tahun tanpa ada geja yang terlihat. Namun bila sudah terjadi gejala pertama yaitu

berupa sesak napas. Biasanya akan berlanjut ke gejala-gejala berikutnya. Setelah

mengalami sesak napas, akan mengalami mengi, sesak dada, kurangnya aktifitas

yang dilakukan tiap hari, batuk kronis, kehilangan bert badan, nafsu makan

berkurang, hingga kelelahan.

17