penyakit akibat kekurangan yodium

73
Penyakit Akibat kekurangan Yodium Gaky merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental, namun sebelumnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat dan mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Saat ini diperkirakan 1.6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh. Sebagian besar dari mereka mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya. Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya. Sehingga, kekurangan yodium akan menyebabkan masyarakat miskin dan tidak berkembang, sementara pada anak menyebabkan kesulitan belajar. Risiko itu karena kekurangan yodium dalam dietnya, dan berpengaruh pada awal perkembangan otaknya. Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid. Hormon itu sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan mental dan fisik, baik pada manusia maupun hewan. Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher. Di Indonesia telah diadakan penelitian pada anak sekolah dasar antara tahun 1980-1982 di 26 provinsi,

Upload: fatma-diana-yeza

Post on 11-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhhhh

TRANSCRIPT

Penyakit Akibat kekurangan YodiumGaky merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental, namun sebelumnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat dan mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Saat ini diperkirakan 1.6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.

Sebagian besar dari mereka mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya. Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya. Sehingga, kekurangan yodium akan menyebabkan masyarakat miskin dan tidak berkembang, sementara pada anak menyebabkan kesulitan belajar.

Risiko itu karena kekurangan yodium dalam dietnya, dan berpengaruh pada awal perkembangan otaknya. Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid. 

Hormon itu sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan mental dan fisik, baik pada manusia maupun hewan. Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.

Di Indonesia telah diadakan penelitian pada anak sekolah dasar antara tahun 1980-1982 di 26 provinsi, didapatkan prevalensi goiter lebih dari 10% apda 68,3% dari 966 kecamatan yang diperiksa, dan di beberapa desa lebih dari 80% penduduknya dengan gondok.

Pada tahun 1998 dilakukan pemeriksaan terhadap 46.000 anak sekolah dari 878 kecamatan yang telah diseleksi pada tahun 1980-1982, dibandingkan data terdahulu prevalensi gondok yang terlihat (visible goiter prevalences) menurun sekitar 37,2 sampai 50%.

Tahun 1991, dilakukan survei di Indonesia bagian Timur (Maluku, Irian Jaya, NTT, Timor Timur) pada 29.202 anak sekolah dan 1749 ibu hamil, didapatkan gondok pada anak sekolah 12-13% dan ibu hamil 16-39%. Kemudian pada tahun 1996, dilakukan survei di 6 propinsi, didapatkan gondok 3,1-5%, di Maluku 33%.

Pada tahun 1998, mulai ada Thyro Mobile, yang memproses data ukuran kelenjar gondok dan kadar yodium dalam urin.

Berdasarkan data survei pada tahun 1980-1982, diperkirakan 75.000 menderita kretin, 3,5 juta orang dengan gangguan mental, bahkan di beberapa desa 10-15% menderita kretin.

Dari data hasil penelitian pada anak sekolah dasar. maka pengertian tentang kekurangan yodium sudah jauh dari hanya menyebabkan gondok saja. Yakni menyebabkan pada tumbuh kembang anak, termasuk perkembangan otaknya, sehingga istilahnya saat ini disebut sebagai ''Gangguan Akibat Kekurangan Yodium'' atau disingkat GAKY.

Ekologi Kekurangan Yodium

Sebagian besar yodium berada di samudera / lautan, karena yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang bergunung-gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.

Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik.

Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini.

Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.

Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap. Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.

Melihat hal tersebut maka sangat banyak populasi di Asia yang menderita kekurangan yodium berat karena mereka hidup dalam sistem mencari nafkah dengan bertani di daerah gunung atau lembah. 

Kekurangan yodium akan menimpa populasi di daerah tersebut yang dalam makanannya tidak ada suplemennya yodium atau tidak ada penganekaragaman dalam makanannya dengan makanan dari daerah lain yang tidak kekurangan yodium.

Akibat Kekurangan Yodium

Istilah GAKY menggambarkan dimensi baru dari pengertian spektrum kekurangan yodium. Berakibat sangat luas dan buruk pada janin bayi baru lahir, anak dan remaja serta orang dewasa dalam populasi yang kekurangan yodium tersebut. Akibat hal itu dapat dikoreksi dengan pemberian yodium.

Kebutuhan Yodium

Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah:

50 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama). 90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun). 120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun). 150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun). 200 mikrogram untuk ibu hamil dan menyusui.Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat yang salah, misalnya, garam beryodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah, bahwa mengkonsumsi yodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi yodium, melalui garam beryodium dalam jangka lama tidak berbahaya.

Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana, berikan satu sendok yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus menerus. Karena yodium tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama, dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus menerus.

Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen serta rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk dikonsumsi oleh penduduk setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium yang diberikan terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya. 

Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam beryodium dan suplementasi minyak beryodium.

Pilihan pertama tentunya dengan garam beryodium karena biayanya sangat murah, dan teknologinya mudah. Untuk suplementasi minyak beryodium, keuntungannya praktis, sebaiknya hanya untuk intervensi pada populasi yang berisiko, walaupun mudah pemakaiannya, namun memerlukan teknologi yang lebih ruwet.

Penyuluhan kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan. 

Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya. GAKY yang terlihat di masyarakat atau populasi, hanya sebagai puncak gunung es. 

Di daerah endemik, gondoklah yang terlihat dari bagian puncak gunung es tersebut, namun efek dari kekurangan yodium yang utama yaitu kerusakan otak merupakan komponen yang tersembunyi dan tidak terlihat dalam tragedi ini. 

Sehingga problem dari GAKY ini sebenarnya adalah pada perkembangan otak, tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Dengan melihat besarnya populasi yang mempunyai risiko seperti diatas, pantas bila GAKY menjadi problem nasional maupun internasional.

Dengan diadakannya pertemuan ilmiah nasional GAKY 2001 yang tema ''Perkembangan Mutakhir tentang Masalah GAKY dalam rangka Indonesia Sehat 2010'' harapan kita tentunya dapat mendapatkan konsep, pemikiran serta semangat baru dalam menanggulangi GAKY.

Kekurangan Yodium pada Janin

Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik.

Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.

Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.

Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.

Kekurangan Yodium pada Saat Bayi Baru Lahir

YANG sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak normal.

Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.

Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg per gram kreatinin, kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.

Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat mencolok.

Kekurangan Yodium pada Masa Anak

Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak yang berdimensi luas.

Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.

Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.

Kekurangan Yodium pada Dewasa

Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.

all about GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium)DefinisiYodiumYodium merupakan mineral yang termasuk unsur gizi esensial walaupun jumlahnya sangat sedikit di dalam tubuh, yaitu hanya 0,00004% dari berat tubuh atau sekitar 15-23 mg. Itulah sebabnya Yodium sering disebut sebagai mineral mikro atau trace element.Manusia tidak dapat membuat unsur Yodium dalam tubuhnya seperti ia membuat protein atau gula. Manusia harus mendapatkan Yodium dari luar tubuhnya (secara alamiah), yakni melalui serapan dari Yodium yang terkandung dalam makanan dan minuman.Kebutuhan tubuh akan Yodium rata-rata mencapai 1-2 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi menganjurkan konsumsi Yodium per hari berdasarkan kelompok umur. Sesungguhnya kebutuhan terhadap Yodium sangat kecil, pada orang dewasa hanya 150 mikrogram (1 mikrogram = seperseribu miligram).Yodium diperlukan tubuh terutama untuk sintesis hormon tiroksin, yaitu suatu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu lama, kelenjar tiroid akan membesar untuk menangkap Yodium, yang lebih banyak dari darah. Pembesaran kelenjar tiroid tersebutlah yang sehari-hari kita kenal sebagai penyakit gondok.GAKYGangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan Yodium secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996). Makin banyak tingkat kekurangan Yodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).Dampak GAKYKodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar Yodium rendah.Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsungmempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap

masalah dampak defisiensi Yodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).Kekurangan Yodium pada JaninKekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik.Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.Kekurangan Yodium pada Saat Bayi Baru LahirYang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak normal.Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg per gram kreatinin, kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.

Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat mencolok.Kekurangan Yodium pada Masa AnakPenelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak yang berdimensi luas. Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.Kekurangan Yodium pada DewasaPada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.Selama ini perhatian para pakar terpusat pada GAKY tingkat berat, dan tingkat sedang, baru sekitar sepuluh tahun belakang ini tertarik mengamati apa yang terjadi pada GAKY tingkat ringan yang jumlahnya jauh lebih besar. Dampak buruk GAKY tingkat ringan ternyata lebih mengejutkan. Pada tingkat ringan sudah terjadi kelainan perkembangan sel-sel syaraf yang mempengaruhi kemampuan belajar anak yang ditunjukkan dengan rendahnya IQ anak penderita GAKY. Perkembangan sel otak terjadi dengan pesat pada janin dan anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil penderita GAKY tingkat ringan dapat memberikan

dampak buruk pada perkembangan syaraf motorik dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan anak.Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Masalah GAKYFaktor Defisiensi Yodium dan Yodium Excess

Defisiensi Yodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur Yodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian Yodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian Yodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).

Iodium Excess terjadi apabila Yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar.Bila Yodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).Faktor Geografis dan Non Geografis

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKY sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar Yodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi Yodium atau daerah endemik Yodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).Faktor Bahan Pangan GoiterogenikKekurangan Yodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hariakan menyebabkan zat Yodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral Yodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat Yodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi Yodium dalam kelenjar menjadi

rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan Yodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).

Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

Penanggulangan GAKYPenyebab utama terjadinya GAKY adalah kekurangan Yodium. Yodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relatiFe kecil. Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang dan korban penderita GAKY akan menjadi beban semua orang yang ada disekitar kehidupannya.Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat yang salah, misalnya, garam beryodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah, bahwa mengkonsumsi yodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi yodium, melalui garam beryodium dalam jangka lama tidak berbahaya.Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana, berikan satu sendok yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus menerus. Karena yodium tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama, dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus menerus.Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen serta rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk dikonsumsi oleh penduduk setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium yang diberikan terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya.Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam beryodium dan suplementasi minyak beryodium. Pilihan pertama tentunya dengan garam beryodium karena biayanya sangat murah, dan teknologinya mudah. Untuk suplementasi minyak beryodium, keuntungannya praktis, sebaiknya hanya untuk

intervensi pada populasi yang berisiko, walaupun mudah pemakaiannya, namun memerlukan teknologi yang lebih rumit.Penyuluhan kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan.Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya.GAKY yang terlihat di masyarakat atau populasi, hanya sebagai puncak gunung es. Di daerah endemik, gondoklah yang terlihat dari bagian puncak gunung es tersebut, namun efek dari kekurangan yodium yang utama yaitu kerusakan otak merupakan komponen yang tersembunyi dan tidak terlihat .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 18 November 2007. GAKY. http://id.wikipedia.org/wiki/GAKYBrody, T. 1999. Nutritional Biochemistry. Second Edition. Academic Press.

University of California at Berkeley, California.Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The General

Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen Years old and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina. College of Public Health, University oh Philipina. Manila.

DepKes RI. 1996. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Garam Beriodium . Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

DitJen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kapsul Minyak Beriodium. DirJen Pembinaan Gizi Masyarakat. DepKes Jakarta.

Djokomoeldjanto, R. 1993. Hipotiroidi di Daerah Defisiensi Iodium.Kumpulan Naskah Simposium GAKI. Hal. 35-46. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ganong, W.F. 1989. Review of medical Physiology, 14th Ed. A Lange Medical Book. Prentice Hall International Inc.

Harper, L.J., Deaton and J.A. Driskel. 1985. Pangan, Gizi dan Pertanian(Penerjemah : Soehardjo). UI Press, Jakarta.

Hetzel, B.S. 1989. An Overview of the Prevention and Control of Iodine Deficiency Disorder ; in Hetzel, J.T. Dunn and J.B. Stanbury (ed) Hal. 7-29. Elvsevier Science Plubbisher. New York.

Jalal, F. 1998. Agenda Perumusan Program Gizi Repelita VII untuk Mendukung Manusia yang Pengembangan SumberdayaBerkualitas. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta.

Kodyat, B. 1996. Nutritional in Indonesia : Problems, Trends, Strategy and Program Directorate of community Nutrition, Departemen Health, Jakarta.

Kodyat, Benny A. 1992. Masalah yang Dihadapi dalam penyelenggaraanIntervensi Garam Fortifikasi dan Upaya Mengatasinya. Bogor : PAU IPB

Muchtadi. dkk.1992. Masalah-Masalah Fortifikasi Iodium dalam Penanggulangan GAKI. PAU. IPB. Bogor.

Nurlaila,A., R. Syukur, J. Genisa dan L. Mathius. 1997. Studi Pengembangan Menu Makanan Rakyat Kaya Iodium dengan Subtitusi Rumput Laut dan Analisa Daya Terima. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat.

Sauberlich, H.E. 1999. Assessment of Nutritional Status. Second Edition.CRC Press. Boca Raton London New York Washington, DC.

Soehardjo. 1990. Petunjuk Laboratorium Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

WHO. 1994. Indicator for Assesing Iodine Deficiency Disorder and Their Control Through Salt Iodization. Geneva.

Williams, S.R. 1974. Nutrition and Diet Therapy. The CV Mosby Company. Sant Louis.

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)Dr. Suparyanto, M.Kes

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

PENGERTIAN YODIUM

Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah. Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).

ANJURAN ASUPAN YODIUM SETIAP HARI DI DALAM MAKANAN

1. Dosis 50 µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.2. Dosis 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.3. Dosis 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.4. Dosis 150 µg/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.5. Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000). Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental,

gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat (supariasa, 2001).

MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

1. Defisiensi pada janin

Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme (Arisman, 2004)2. Defisiensi pada bayi baru lahir. Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini. (Arisman, 2004)3. Defisiensi pada anak dan remaja Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. (Arisman, 2004)4. Defisiensi pada Dewasa Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna, 2009), Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004).5. Defisiensi pada ibu hamil Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi, mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti. Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).6. Defisiensi pada semua usia

Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat (Arisman, 2004)

PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

a. Penanggulangan

1. Garam beryodium. Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994,mewajibkan semua garam yang dikonsumsi,baik manusia maupun hewan ,diperkaya dengan yodium sebanyak 30-80 ppm (Erna, 2004)2. Suplementasi yodium pada binatang3. Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)4. Kapsul minyak beryodium. (Arisman,2004).b. Pencegahan Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium : sekitar 100 μg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3, 6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun. (Arisman,2004).

Kandungan yodium dalam makanan

Tabel Kandungan Yodium Dalam Makanan

Jenis makanan Keadaan segar(µ/gram) Keadaan kering(µ/gram)

1. Ikan air tawar 17 – 40  68 - 1942. Ikan air laut 163-3180  471-45913. Kerang 308-1300  1292-49874. Daging hewan 27-97 -5. Susu 35-56 -6. Telur (93) -7. Serealia biji 22-72   34-92

8. Buah 0-29  62-2779. Tumbuhan polong 23-36   223-24510. Sayuran 12-201  204-1636(Arisman, 2004)

PENGERTIAN GARAM BERYODIUM

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodiumyang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium adalah garam natrium Clorida yang diproduksi melalui proses Yodisasi yang memenuhi Standart Nasional indonesia (SNI), mengandung yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk pemboran minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp (Depkes RI, 2000).a. Persyaratan garam sehat1. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara 30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.2. Garam Yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah endemik maupun daerah bukan endemik3. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi rata-rata.

b. Pengelolaan Garam Sehat

1). Penyimpanan

Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, Tidak kena cahaya, Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium. (Palupi, 2008).2). Penggunaa Garam Yodium Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran diangkat dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.

Kadar Yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut. (Palupi, 2008).

c. Proses Perusak terhadap Kandungan yodium

1. Merebus (terbuka) kadar yodium hilang ± 50 %2. Menggoreng kadar yodium hilang ± 35 %3. Memanggang kadar yodium hilang ± 25 %4. Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang ± 10 %.

PENGERTIAN KAPSUL YODIUM

Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak.a. Sasaran Kapsul yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali dengan ketentuan :1. Laki-laki : 0-20 tahun2. Perempuan : 0-30 tahun3. Semua ibu hamil dan menyusui

Dosis pemberian Kapsul yodium

Tabel Dosis Pemberian Kapsul Yodium

Kelompok Umur( Tahun) Dosis pemberian kapsul yodium/tahun

1. Bayi 0-1 ½ kapsul/tahun2. Balita 1-5 1 kapsul/tahun3. Wanita 6-35 2 kapsul/tahun4. Pria 6-20 2 kapsul/tahun5. Wanita hamil dan menyusui- 2 kapsul/tahun(Depkes, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta2. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.3. Depkes, RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.4. Effendi, nasrul. 2007. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.5. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba medika.6. Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.9. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.10. Parth, Erna Francin. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC11. Palupi. 2008. Garam Beryodium. http : //Kuliahbidan.Wordpress.com/2008/10/12/ Garam-beryodium/ : di akses tanggal 19 Mei 2011.12. Pranoto. 2011. Warga Tinggar sepakat basmi GAKY. http://www.fk.unair.ac.id/index.php/ : Diakses tanggal 25 April 2011.13. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.14. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.15. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat.16. Thesa. 2009. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). http://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/ : Diakses tanggal 19 Mei 2011.17. Yunita. 2006. Penanggulangan GAKY. http://www.google.com// : diakses tanggal 19 Mei 2011.

GANGGUAN AKIBAT KURANG YODIUM

I. Definisi

Gangguan akibat kekurangan iodium (iodine deficiency disorder) adalah gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Kekurangan hormon tiroid mengakibatkan timbul gondok, hipotiroid, kretin, gangguan reproduksi, kematian bayi dan keterbelakangan mental. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan  gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996).

Makin banyak tingkat kekurangan iodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium  sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme. Masalah ini umumnya lebih banyak  terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar iodium rendah. Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium  (GAKI) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung  mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas manusia.  Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah.

Data tahun 1998 menunjukkan 87 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah endemic GAKI. Akibatnya tak kurang dari 20 juta penduduk menderita gondok. GAKI pada ibu hamil berisiko menimbulkan keguguran, sedangkan pada janin menyebabkan lahir mati. Kalaupun lahir, beresiko mengalami cacat bawaan, kematian dini, kretin, keterbelakangan mental, tuli juling dan lumpuh. Diperkirakan tiap tahun ada 9 ( sembilan ) bayi kretin lahir di Indonesia. Sejauh ini Indonesia telah kehilangan 140 juta point ( Kompas, 2002 ).

II. Penyebab

Yodium dalam tubuh berada dalam bentuk Iodida (I2). Menyusun tubuh kurang lebih 15-20 mg, sangat bervariasi antar individu, tergantung wilayah tempat tinggal (kandungan yodium dalam tanah, air, tanaman, dan pangan sumberyodium yang dikonsumsi. Fungsi yodium dalam tubuh, bersama

hormon-hormon tiroid, adalah : berperan dalam mengatur suhu tubuh, laju pelepasanenergi selama metabolisme basal (BMR), laju penggunaan oksigen oleh sel, pertumbuhan, perkembangan sistem syaraf, pertumbuhan linier, dan pembentukan panas tubuh. Penyerapan yodium sangat cepat dan mudah.Yodium terutama terkonsentrasi pd kelenjar tiroid (70-80%)yang berperan dalam pembentukan hormon T3-triiodothyronin dan T4–tetra Iodothyronine/tyroxin. Pelepasan hormon tiroid ke dlm darah dipacu oleh TSH (Thyroid Stimulating Hormon).

Faktor – Faktor penyebab masalah GAKI antara lain :

Faktor Defisiensi Iodium dan  Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI.  Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar.  Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.

Faktor  Geografis dan Non Geografis

GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis  suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Daerah yang biasanya mendapat suplai  makanannya dari daerah lain sebagai  penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya.  Dalam jangka waktu yang lama namun pasti  daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium.

Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan.  Salah satunya  adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik. Zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari  akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat. Beberapa jenis Goitrogen yaitu:

Kelompok Tiosianat atau senyawa mirip tiosianat

contoh: ubi kayu, jagung, rebung, ubi jalar, buncis besar

Kelompok tiourea, tionamide, tioglikoside, vioflavanoid dan disulfida alifatik, contoh : berbagai makanan pokok di daerah tropis seperti sorgum, kacang-kacangan, bawang merah dan bawang putih

Kelompok Sianida

Contoh: daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung

Kelompok Mimosin

contoh: pete cina dan lamtoro

Kelompok Isothiosianat

contoh: daun pepaya

Kelompok Asam

contoh: jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka

Kelompok yang bekerja pada proses proteolisis dan rilis hormon tiroid

Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon.  Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas.  Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4bebas,  dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

III. Pencegahan dan Penanggulangan

Kegiatan pencegahandan penaggulangan GAKI yang telah dilakukan oleh pemerintah meliputi komunikasi , informasi dan edukasi (KIE ) terhadap penaggulangan GAKI yang tertuju pada 3 ( tiga ) kelompok sasaran yaitu :

a. Para perencana, pengelola dan pelaksana program.

b. Masyasarakat didaerah gondok  endemik.

c. Masyarakat di luar daerah gondok endemik.

Intervensi GAKI terus dilakukan dengan bantuan sejumlah badan dunia. Program intensifikasi penanggulangan GAKI yang berlangsung tahun 1997 – 2003 bertujuan menurunkan prevalensi GAKI lewat pemantauan status GAKI pada penduduk, meningkatkan persediaan garam beriodium serta meningkatkan kerja sama lintas sektoral. Upaya penanggulangan GAKI sudah dimulai sejak pemerintahan Belanda melalui distribusi garam beryodim ke daerah endemik berat. Penanggulangan GAKI dilakukan dalam dua jangka waktu, yaitu :Jangka Panjang: suplementasi tidak langsung melalui fortifikasi garam

konsumsi dengan iodium dimana program ini disebut garam iodium.

Jangka pendek: suplementasi langsung dengan ,minyak iodium baik secara oral maupun suntikan lipiodol. Upaya ini hanya ditunjukkan pada daerah endemik berat dan telah dilaksanakan sejak tahun 1974

Menurut ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI 1986, kandungan KIO3 yang dianjurkan adalah 40 ppm. Iodium diperlukan semata – mata untuk biosintesis hormon thyuroid yang mengandung iodium. Kebutuhan iodium meningkat pada kaum remaja dan kehamilan. Banyaknya metoda suplementasi Iodium tergantung pada beratnya GAKI pada populasi, grade iodium urine dan prevalensi goiter dan kretinism.

GAKI ringan:

Prevalensi goiter : 5 – 19,9% (anak sekolah)

Iodium urine : 50 – 99mg/l

Dieliminasi dengan garam berjodium.

GAKI sedang :

Prevalensi goiter : 20 – 29,9% dan beberapa hypothyroidism.

Iodium urine : 20 – 49 mg/hr

Dapat dikontrol dengan garam berjodium (biasanya 20 – 40 mg/kg pada tingkat rumahtangga) Disamping itu minyak beriodium diberi secara oral atau suntik yang dikoordinasi melalui puskesmas.

GAKI berat :

Prevalensi goiter : ³ 30%, endemic cretinism

Iodium urine : < 20 mg/l

Penanganannya : minyak beriodium diberikan sampai sistim garam berjodium efektif, jika sistim saraf pusat dicegah dengan sempurna.

IV. DietAdanya iodium dalam diet akan meningkatkan fungsi hormon

thyroid.Iodium sebaiknya tercukupi dari pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut adalah tabel kebutuhan iodium menurut kelompok umur.

Tabel 1. Kebutuhan Iodium dan Besi pada bayi hingga orang dewasa.

Iodium , mg Besi , mg

Bayi

Anak – anak

Pria

Wanita

Wanita hamil

Masa laktasi

35 – 45

60 – 110

130 – 150

100 – 115

125

150

10 – 15

10 – 15

10 – 18

18

18

18

Sumber : Depkes 1996

Anjuran konsumsi

Wanita dewasa  19 th: 150 g

Pria dewasa  19 th : 150 g

Toksisitas Yodium

Jarang terjadi

Dosis toksik > 2000 g/hr pada orang dewasa

Pangan sumber Yodium

Garam beryodium ( 2 gr garam beriodium ~< ½ sdt dpt memenuhi anjuran konsumsi Iodium org dewasa)

Pangan laut (ikan laut: 300-3000 g I/kg, ikan darat: 20-40 g I/kg)

Adonan roti

Produk unggas

Tanaman yang ditanam di tanah kaya yodium

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penaggulangan GAKI. http:// www.google.com. [14 September 2008].

Anonim. 2006. Penaggulangan GAKI. http:// www.litbang.depkes.co.id. [14 September i 2008].

Departemen Kesehatan (DepKes). 1996.  Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Garam Beriodium. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat:Jakarta.

Rusmiati, Y. 2006. Penaggulangan GAKI. http://:www.kompas.co.id. [14 September i 2008].

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini tetap aktual  terutama di negara-negara berkembang  seperti halnya Indonesia.Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan , sehingga kita sering menemukan ketidak mampuan masyarakat dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan.

Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) khususnyaGondok telah lama dikenal di Indonesia.Hal ini terlihat dari adanya patung-patung tokoh pewayangan yang ditampilkan dengan leher yang membesar karenaGondok.Tidak hanya dalam pewayangan dalam kehidupan nyatapun di beberapa daerah dengan mudah dapat di jumpai penderita Gondok.

GAKY merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan antara lain ; Gondok, Kretenisme, Reterdasi Mental dll.

Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh/dampak GAKY begitu luas, sejak masih dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Yang sangat mengkhawatirkan akibatnya pada susunan syaraf pusat, karena akan bepengaruh pada kecerdasan dan perkembangan sosial masyarakat dikemudian hari

B.       RUMUSAN MASALAHDengan  melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas tentang masalah

kekurangan konsumsi pangan yang merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu membahas tentang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

C.      TUJUAN

1.    Mengetahui berbagai definisi yang berhubungan dengan GAKY

2.    Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY

3.    Mengetahui jumlah kebutuhan iodium yang dianjurkan setiap hari

4.    Mengetahui macam-macam gangguan akibat GAKY

5.    Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap GAKY

D.      MANFAAT

1.    Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian garam beryodium

2.    Menambah pengetahuan tentang berbagai penyakit gangguan akibat kekurangan yodium

3.    Menambah pengetahuan berbagai penyebab gangguan akibat kekurangan yodium

4.    Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Gizi dan Terapi Diet

5.    Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang akan melakukan penyusunan makalah dengan topic yang sama 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi

Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh.

Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh dalam pembentukan

hormon tiroksin  untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.

Garam Beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan KIO3(Kalium Iodat) sebanyak 30-8- ppm.

GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium  ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.

B.       Tinjauan Ontologi  Iodium

Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen.  Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid.  Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan produksi kalori atau energi  disemua kehidupan. Jumlah iodium yang terdapat dalam makanan  sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian kecil secara kovalen mengikat asam amino.  Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid di gunakan untuk memproduksi hormon thyroid.  Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium.  Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25 – 20  mg I/g  creatin) menunjukan risiko kekurangan iodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih berbahaya (Brody, 1999).

Dalam saluran pencernaan, iodium dalam bahan makanan dikonversikan menjadi Iodida yang mudah diserap dan ikut bergabung dengan pool-iodida intra/ekstraseluler.  Iodium tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk disimpan.  Setelah mengalami peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin daritiroglobulin.   Struktur cincin hidrofenil dari residu tirosin adalah iodinate orthopada grup hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar tiroid yang dapat dibebaskan (T3 dan T4) (Linder, 1992).   Iodium adalah suatu bagian integral dari hormon tridothyronine tiroid (T3) dan thyroxin (T4).  Hormon tiroid kebanyakan menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui pengendalian sintesis protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular, metabolisme dan efek inhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary (Sauberlich, 1999).

Kebanyakan Thyroxine (T4) dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam bentuk terikat-plasma dengan protein pembawa.  Thyroxine-terikat protein merupakan

pembawa hormon tiroid utama yang beberapa di antaranya juga terikat dengan thyroxin-terikat prealbumin (Sauberlich, 1999).

Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam plasma dimonitor olehhipotalamus yang kemudian mengontrol tingkat pemecahan proteolitis T3 dan T4dari tiroglobulin dan membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid stimulating hormon (TSH).  Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada T3,  tetapi T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih cepat.  Beberapa T3 plasma dibuat  dari T4 dengan jalan deiodinasi dalam jaringan non-tiroid.  Sebagian besar  dari kedua bentuk terikat pada protein plasma, terutama thyroid-binding-globulin (TBG), tetapi hormon yang bebas aktivitasnya pada sel-sel target.  Dalam sel-sel target dalam hati, banyak dari hormon tersebut didegradasi dan iodidat dikonversikan untuk digunakan kembali kalau memang dibutuhkan (Linder, 1992).

Menurut Ganong (1989) apabila mengkonsumsi iodium 500 mg/hari, hanya sebagian iodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid, dan dari kelenjar tiroid disekresikan sekitar  80 mg yang terdapat dalam T3 dan T4, yang merupakan hormon tiroid.  Selanjutya T3 dan T4  mengalami metabolisme dalam hepar dan dalam jaringan lainnya.  Sehingga dari hepar dikeluarkan sekitar 60 mg ke dalam cairan empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam lumen usus dan sebagian mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi akan diekskresikan bersama feses dan urin.   

C.      Ekologi Kekurangan Yodium

Sebagian besar yodium berada di samudera / lautan, karena yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang bergunung-gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.

Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik.

Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini.

Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.

Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap. Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium

D.      Tinjauan Aksiology  Iodium

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan  gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996).  Makin banyak tingkat kekurangan iodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium  sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).

Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih banyak  terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar iodium rendah.  

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium  (GAKI) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung  mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas manusia.  Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).

E.       Etiologi dan Patogenesis

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :

      Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap

kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).

      Faktor Geografis dan Non Geografis

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).

      Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk

anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).

Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

      Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

F.       Gejala

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti:

      Reterdasi mental

      Gangguan pendengaran

      Gangguan bicara

      Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)

      Kretinisme biasanya pada anak-anak

G.      Klasifikasi

1.    Grade 0 : Normal

Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba.

2.    Grade IA

Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.

3.    Grade IB

Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.

4.    Grade II

Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.

5.    Grade III

Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih. 

H.      Macam-macam Gangguan Akibat GAKY

1.    Pada Fetus

-       Abortus

-       Steel Birth

-       Kelainan Kematian Perinatal

-       Kretin Neuroligi

-       Kretin Myxedematosa

-       Defek Psikomotor

2.    Pada Neonatal

-       Hipotiroid

-       Gondok Neonatal

3.    Pada  Anak dan Remaja

-       Juvenile Hipothyroidesm

-       Gondok Gangguan Fungsi Mental

-       Gangguan Perkembangan Fisik

-       Kretin Myxedematosa dan Neurologi

4.    Pada Dewasa

-       Gondok dan segala Komplikasinya

-       Hipotiroid

-       Gangguan Fungsi Mental

I.         Dosis Pemberian Kapsul Yodium

1.    Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun

2.    Daerah endemik sedang dan berat :

-       Wanita Usia Subur Wus    : 2 Kapsul/tahun @ 200 mg

-       Ibu hamil                         : 1 Kapsul /tahun

-       Ibu Menuyusui                 : 1 Kapsul selama menyusui

Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnya Stroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat  menyebabkan kematian.  

J.        Kebutuhan Yodium

Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa berkisar 100 – 150 mg perhari.  Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam mg I/g kreatinin.  Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah menjadi indikator kekurangan intake.  Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA).  Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain : 

1.    Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari

2.    Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari

3.    Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari

4.    Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari

5.    Ibu hamil 175 mikrogram/hari

6.    Ibu menyusui 200 mikrogram/hari

Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak.  Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi iodium tidak mencukupi  kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid.  Pada kondisi ini tubuh akan mengalami penyesuaian yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal dengan sebutan gondok (Djokomoeldjanto, 1993 dan WHO, 1994).

BAB III

PEMBAHASAN

A.      Dampak GAKY

1.    Terhadap Pertumbuhan

-       Pertumbuhan yang tidak normal.

-       Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme

-       Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan

-       Tingkat kecerdasan yang rendah

-       Mulut menganga dan lidah tampak dari luar

2.    Kelangsungan Hidup

-       Neonatus dan Ibu hamil

Ketika kita bicara mengenai neonatus dan ibu hamil maka terbayang proses pertumbuhan fetus intrauterin, yang umumnya mengikuti satu pola. Perkembangan otak dan intelegensi tepat mutlak perlu untuk manifestasi yang ‘sempurna’ di kemudian hari.

Perkembangan fetus ibu hipotiroidisme primer yang hamil berbeda dengan perkembangan fetus ibu hipotiroidisme yang disebabkan karena defisiensi yodium.

Patofisiologi yang jelas dan tegas belum terbukti hingga sekarang. Sumbangan pengetahuan di atas tidak hanya penting untuk memahami dan mendalami peristiwa yang terjadi di daerah dengan defisiensi berat saja (dengan adanya sindrom GAKI, lebih-lebih mekanisme terjadinya kretin endemik baik miksudematosa maupun kretin tipe nervosa) tetapi juga penting untuk upaya pencegahan.

-       Pada Janin

Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemic.

Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.

Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.

Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.

-       Pada Saat Bayi Baru Lahir

Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak normal.

Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.

Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg pergram kreatinin, kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.

Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat mencolok.

-       Pada Masa Anak

Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak yang berdimensi luas.

Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4

serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.

Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.

-       Pada Dewasa

Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.

3.    Perkembangan Intelegensia

      Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah normal.

Terjadinya defisit IQ Point pada gilirannya akan berdampak pada program wajib belajar 9 tahun, karena banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pelajaran dan mengalami drop out.

      Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.

Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang beriodium.quot;; Iodium dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium adalah gondok dan kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon beriodium lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa

pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’. Baik bayi, anak, remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang “I” ini , kini disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan psikomotoriknya.

4.    Pertumbuhan Sosial

Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di motivasi.

5.    Perkembangan Eokonomi

GAKY akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja, yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.

B.       Permasalahan

1.    Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan garam beryodium

2.    Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat garam beryodium

3.    Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.

4.    Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium dengan garam non yodium.

5.    Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non yodium.

6.    Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah-daerah terpencil.

C.      Pemecahan Masalah

1.    Peningkatan penyuluhan secara berkala tentang manfaat garam beryodium di masyarakat.

2.    Adanya pengawasan mutu terhadap produksi garam beryodium oleh instansi terkait.

3.    Meningkatkan kerjasama lintas sektoral tentang perlunya penggunaan garam beryodium dalam rumah tangga.

4.    Pemberitahuan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan tentang cara pengolahan makanan yang mengandung yodium.

5.    Pendristribusian garam-garam beryodium ke daerah terpencil secara merata  oleh instansi terkait dalam hal ini dinas perindustrian.

6.    Melakukan pelacakan kasus dan survey desa bermasalah secara cepat jika ditemukan kasus Gondok.

D.      Penanggulangan

1.    Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.

2.    Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.

3.    Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.

4.    Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.

5.    Cek up secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.

6.    Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.

Cara menyimpan garam yodium yang benar :

      Disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup rapat.

      Letakkan di tempat yang sejuk, sebaiknya jauhkan dari panas api dan hindari sinar matahari langsung.

      Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.

      Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali pengambilan garam.

Cara untuk mengetahui apakah garam yang dibeli beryodium :

      Pada kemasan garam beryodium harus tertera tulisan garam beryodium.

      Pengujian mutu garam beryodium menggunakan cairan uji Iodina.

      Pengujian mutu garam beryodium secara sederhana menggunakan cairan iodina test dan tradisional menggunakan ; singkong segar, garam yang akan diuji, asam cuka 25%.

Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang harus dilakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium dengan benar :

1.    Konsumsi garam yodium dengan cukup

“Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi garam yodium dengan cukup,” jelas ahli gizi yang betugas di Puskesmas Peneleh sejak tahun 2007 itu.

Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY merupakan masalah gizi yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin (ganguan pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.

Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.

2.    Konsumsi yodium tidak berlebih

Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang ini mengungkapkan bahwa konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid. Hiperteroid yakni kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.

“Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur,” jelasnya pada tim ehealth.

Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari.

3.    Pastikan garam mengandung yodium

Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test kit yodina yang telah tersedia di Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.

“Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium,” ucap laki-laki yang akrab disapa Edo ini.

Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.

4.    Menyimpan garam di tempat aman

Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.

5.    Cara memasak garam yodium dengan benar

Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali jika cara memasaknya salah. Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.

Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang dibubuhkan ke dalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.

E.     Terapi

a.     Farmakologi

      ParasetamolSebagai analgetik antipiretik

Indikasi : Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.

Efek Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi dapat merusak hati.Kemasan : Botol 60 ml.

      AmoksisilinIndikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain seperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik, superinfeksi.

Efek Samping : Reaksi hipersensitif, gangguan gastrointestinal.

Interaksi Obat : Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma, Alupurinol meningkatkan insiden kemerahan pada kulit, menurunkan efektifitas kontrasepsi oral.

Kemasan : Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.

      RecovitKandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu, Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat.

Indikasi : Terapi defisiensi multivitamin dan mineral.

Suplemen vitamin untuk wanita hamil.

Dosis : 1x/hari 1 kapsul

      Sirup vitamin Zn

Kandungan : Vitamin. A 1250 iu,Vitamin D 200 iu, Vitamin C 20 iu, Vitamin B1 1 mg, Vitamin B2 1 mg, Vitamin B6 o,6 gr, Vitamin B12 2 µg, Vitamin d-Panthenol 3 mg, Elemental iron + 1,5 mg, Calsium + 20 mg, Phosporus + 15 mg, Manganese + 0,25 mg, Zinc + 0,25 mg, Magnesium + 1,5 mg, Potasium + 1,25 mg, Lysine 12, 5 mg, Hydrochloride Inositol 2,5 mg, Choline + 2,5 mg,

Indikasi : Sebagai suplement diet untuk profilaksis dan pengobatan, defisisensi Fe dan vitamin serta mineral.

Kontarindikasi : Pada penderita haemochromatosis, Haemosiderosis, dan anemia hemolitik.Dosis : 5 ml/hari.

b.    Non Farmakologi

      Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg.Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.

Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinyasudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan yanglezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat terpenuhi.

      Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium antara 30-80 ppm (part per million).

F.     Pangan Sumber Iodium

Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan.  Kandungan iodium   pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium pada pakan ternaknya.Pangan asal laut merupakan sumber iodium alamiah.  Sumber lain iodium adalah garam dan air yang difortifikasi  (Muchtadi. dkk, 1992).  Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling baik.  Penggunaan garam beriodium di Amerika Serikat diberikan sebagai sumber iodium penting.  Di  USA konsumsi garam beriodium per hari per orang mendekati 10 – 12 gram dimana garam tersebut mengandung 76  mg iodium per gram.

Soehardjo (1990) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang kaya iodium dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi gondok.  Berikut Gibson (1990) menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan  antara lain : Ikan Tawar  30  mg; Ikan Laut   832 mg; Kerang 798 mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18 mg; Kacang-kacangan  30 mg dan Sayuran 29 mg.

G.    Konsumsi Pangan Sumber Iodium

Konsumsi pangan merupakan faktor utama  untuk memenuhi kebutuhan gizi   seseorang (Harper, Deaton and Driskel, 1985).  Dengan demikian diharapkan  untuk mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh kerja tubuh.  

Di negara-negara berkembang  konsumsi  iodium paling banyak diperoleh  dari makanan yang berasal dari laut  mengingat air laut mengandung iodium  cukup tinggi.  Menurut Nurlaila, dkk (1997) rumput laut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi dalam pengembangan produk sumber iodium antara lain barupa 1) kelompok produk makanan selingan / makanan jajanan ; 2) kelompok produk lauk-pauk ; 3) kelompok produk sayur-sayuran.

Tingkat konsumsi pangan hasil laut terus meningkat dari tahun 1968, 1978, 1988 dan 1993 berturut-turut 9.9 ; 11.6 ; 15.4 ; dan 17 kg sedangkan target nasional  yang harus dicapai sebesar 18.6 kg per kapita per tahun.  Hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih rendah atau di bawah tingkat konsumsi ikan tersebut.  Tetapi masih terdapat beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara,  Maluku, Kalimantan Tengah dan Timur mempunyai tingkat konsumsi pangan hasil laut tinggi melebihi dua kali jumlah konsumsi target nasional (Muhammad dan Guntur, 1996).

Di  USA dan Kanada peningkatan konsumsi iodium adalah dengan suplementasi, misalnya dengan garam dapur (garam beriodium) dan juga dalam medikasi dan zat-zat pendiagnosis.  Di Indonesia garam termasuk dalam sembilan bahan pangan pokok yang diperlukan oleh masyarakat dan oleh karena itu merupakan bahan makanan penting.  Secara normal jumlah garam yang dikonsumsi per orang per hari adalah sekitar 5 – 15 gram sedangkan yang dianjurkan yaitu tidak melebihi 6 gram atau satu sendok teh setiap hari.  Hal ini disebabkan karena apa bila konsumsi garam berlebihan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi (DitJen Pembinaan Kesehatan  Masyarakat, 1995).

H.    Penilaian Masalah Gaky Di Indonesia

Hasil survei nasional membuktikan bahwa status GAKY di sebagian besar daerah di Indonesia membaik secara nyata. Kriteria diatas didasarkan atas TGR anak sekolah, namun TGR wanita hamil selalu lebih tinggi. TGR anak sekolah yang baik (non-endemik / ringan) belum menjamin bahwa wanita hamil di daerah tersebut bebas dari rawan GAKY, untuk ini diperlukan tolok ukur tambahan. Di daerah lain ( Maluku, NTB, NTT dsb) masih termasuk endemi berat. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan gondok ini, tetapi faktor utama masih tetap defisiensi yodium.

I.       Total Goiter Rate (TGR)

Adalah Angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY.

TGR anak sekolah untuk tingkat nasional tahun 1996/1998 adalah 9.8% sedangkan tahun 2003 adalah 11.1%. Propinsi dengan TGR tertinggi tahun

1996/1998 maupun tahun 2003 adalah Maluku yaitu 33.39% dan 31.6%. Propinsi dengan TGR yang terendah tahun 1996/1998 adalah Riau yaitu 1.1% sedangkan tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0.7%. Intensitas dari kekurangan yodium dapat dilihat dari pembesaran kelenjar gondok.

Hubungan TGR Anak Sekolah dengan Konsumsi Garam Beriodium Rumah Tangga Hubungan antara TGR dan proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium dalam suatu daerah adalah negatip, berarti semakin tinggi proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium semakin rendah TGR.

Indikator TGR telah sejak lama digunakan di Indonesia dalam survei maupun sebagai dasar penetapan kebijakan program penanggulangan GAKY. TGR tidak menunjukkan penurunan dalam 1998-2003 walaupun dilaksanakan program penanggulangan intensif. Masalah yang sering dijumpai pada palpasi kelenjar tiroid adalah inter-observervariation (variasi antar palpator) demikian juga nilai sensitivitas dan spesifisitas. Sebagian pakar dan lembaga yang kompeten di bidang GAKY yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan indikator TGR untuk memantau kemajuan eliminasi GAKY.

BAB IV

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

1.     Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil.  Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan  semua orang.

2.    GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan.

3.    Dampak GAKY terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat :

-       Pengaruh GAKY terhadap Kelangsungan Hidup.

-       Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Intelegensia.

-       Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Sosial.

-       Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Ekonomi

4.    Dosis pemberian yodium adalah sebagai berikut :

a.    Anak SD (daerah Endemik Berat) : 1 kapsul/tahun

b.    Daerah endemik   Sedang dan Berat : 

-       Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg

-       Ibu Hamil  : 1 kapsul/tahun

-       Ibu Menyusui : 1 kapsul/tahun

5.      Penanggulangan yang paling baik untuk gangguan akibat kekurangan yodium adalah dengan pencegahan, salah satunya dengan penyebaran informasi tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, pemberian kapsul pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit Gondok

6.      Kebutuhan Yodium orang dewasa diperkirakan 150 mikrogram/hari, bagi wanita hamil sekitar 75 mikrogram/ hari dan kebutuhan Yodium bagi ibu menyusui mencapai 200 mikrogram/hari.

B.       SARAN

1.    Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan garam yodium.

2.    Diharapkan adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam beryodium oleh tenaga kesehatan kapada masyarakat.

3.    Peran aktif mahasiswa dalam pelaksanaan program yodiumnisasi

DAFTAR PUSTAKA

1.      Notoatmodjo Soekidjo,Prof.Dr, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta,Jakarta 1996

2.      Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus Agriwidaya, Bandar Lampung 1998

3.      Sr.Alfonsine C.B, B.Sc, Pengantar Ilmu Gizi, Intan, Jakarta 1984

4.      DEPKES RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996

5.      Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus Agriwidaya, Bandar Lampung 1998

6.      Nyoman I Dewa  dkk, Penilaian Status Gizi,EGC Jakarta 2002.