peningkatan kreatifitas siswa dalam …eprints.ums.ac.id/22441/23/02._naskah_publikasi.pdf ·...

15
PENINGK MATEM ( PTK Pem PRO FAKU UNI KATAN KR MATIKA ME INTE mbelajaran M OGRAM S ULTAS K IVERSITA REATIFITA ELALUI MO ELLECTUA NASKA Matematika K Karangan Dis EMI F A 41 STUDI PE KEGURUA AS MUHA AS SISWA D ODEL PEM ALY REPET AH PUBLIK Kelas VII di nyar Tahun 2 susun oleh: FITRIYA 10 080 016 ENDIDIKA AN DAN I AMMADIY 2012 DALAM PE MBELAJAR TITION (AIR KASI i SMP Muha 2012 ) ANI 6 AN MATE ILMU PEN YAH SUR EMBELAJA RAN AUDIT R) ammadiyah 9 EMATIKA NDIDIKA RAKARTA ARAN TORY 9 Jaten A AN A

Upload: dinhtruc

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

( PTK Pembelajaran

PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTELLECTUALY REPETITION

( PTK Pembelajaran Matematika Kelas

PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTELLECTUALY REPETITION

NASKAH PUBLIKASI

Matematika Kelas

Karanganyar Tahun 2012

Disusun oleh:

EMI FITRIYANI

A 410 080 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTELLECTUALY REPETITION

NASKAH PUBLIKASI

Matematika Kelas VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten

Karanganyar Tahun 2012

Disusun oleh:

FITRIYANI

A 410 080 016

PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTELLECTUALY REPETITION (AIR)

NASKAH PUBLIKASI

VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten

Karanganyar Tahun 2012 )

FITRIYANI

A 410 080 016

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY

(AIR)

VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten

MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

AUDITORY

VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten

MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ii

iii

ABSTRACT

INCREASING STUDENT CREATIVITY IN LEARNING MATHEMATICS THROUGH LEARNING MODEL AUDITORY INTELLECTUALY

REPETITION (AIR)

(PTK Learning Mathematics Class VII in SMP Muhammadiyah 9 Jaten Karanganyar Year 2012)

Emi Fitriyani, A 410 080 016, Mathematics Education Studies Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Surakarta, 2012, 66 pages.

The purpose of this research is to improve the creativity of students in learning mathematics through the learning model Intellectually Auditory Repetition (AIR) and the indicators examined are: (1) ask the teacher or other students, (2) proposed the idea at the time of learning, (3) do the problems exercises in front of the class, (4) provide feedback on other student’s answers. This research is a collaboration between researchers with PTK math teacher, the teacher acts as a conduit and researcher as an observer, while the students of class VII SMP Muhammadiyah 9 Jaten as research subjects, totaling 26 students. Collecting data using the concept of triangulation through interviews, observation, field notes and documentation. The results showed an increase in student creativity in the learning of mathematics which include: (a) students who dared to ask the teacher or other students increased from (11.5%) to (46.15%), (b) students who dared to propose ideas on learning time increased from (7.7%) to (34.61%), (c) students who dared to do the exercises in front of the class increased from (23.08%) to (57.69%), (d) student who dared to give feedback on other student’s answers increased from (3.8%) to (23.08%). The conclusion of this research is the study of mathematics through AIR learning model can improve student’s creativity.

Keywords: creativity, learning models Auditory Intellectually Repetition (AIR)

1

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan fasilitator dalam kelas, sebagai fasilitator guru bertugas

memfasilitasi siswa untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya secara

pesat, sehingga guru dituntut harus menyampaikan materi dengan baik agar siswa

dapat memahami materi yang disampaikan. Untuk pembelajaran matematika selain

penguasan materi guru juga harus pintar memilih strategi pembelajaran, sehingga

dapat menumbuhkan sikap kreatif pada siswa agar siswa dapat memanfaatkan sumber

belajar yang ada serta siswa dapat mengerjakan soal latihan dengan mudah. Pada

kenyataannya, di SMP Muhammadiyah 9 Jaten peran guru lebih dominan yang

mengakibatkan siswa malu bertanya dan mengajukaan ide, siswa juga tidak berani

untuk mengerjakan soal di depan kelas serta tidak berani untuk memberikan

tanggapan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa hanya berfokus untuk mencatat

dari papan tulis.

Berkaitan dengan masalah tersebut, pada pembelajaran matematika di kelas VII

SMP Muhammadiyah 9 Jaten ini juga ditemukan masalah - masalah yang

mengakibatkan rendahnya kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi:

(1) siswa yang berani bertanya 11,5%, (2) siswa yang berani mengajukan ide 7,7%,

(3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan kelas 23,08%, (4) siswa yang

berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain 3,8%.

Kreatifitas diperlukan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan

dengan mengajak siswa untuk aktif mengutarakan ide – ide serta dapat memberikan

tanggapan dari materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak hanya terpacu pada materi

yang disampaikan oleh guru tetapi dapat mengembangkan sendiri materi tersebut.

Pada kenyataannya banyak terdapat siswa yang diam saat diberikan pertanyaan oleh

guru dan sedikit siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat, padahal sistem

pendidikan sekarang menuntut siswa agar aktif dan kreatif.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kreatifitas siswa, salah satunya adalah model pembelajaran Auditory Intellectualy

Repetition (AIR). AIR merupakan model pembelajaran yang berfokus pada kreatifitas

siswa dalam mengemukakan pendapat, menerapkan gagasan, pemecahan masalah dan

2

pemberian kuis pada akhir pertemuan yang bertujuan agar pemahaman siswa lebih

mendalam.

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang

peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui model

pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR)

2. Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut: Apakah ada peningkatan kreatifitas belajar matematika siswa setelah

diajar menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR)?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreatifitas

siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran Auditory Intellectualy

Repetition (AIR).

Tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui peningkatan kreatifitas

siswa kelas VII semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 di SMP Muhammadiyah 9

Jaten melalui metode pembelajaran AIR. Indikator kreatifitas tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Bertanya pada guru atau siswa lain.

b. Mengajukan ide pada saat pembelajaran.

c. Mengerjakan soal latihan di depan kelas.

d. Memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan alternatif lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kreatifitas belajar siswa yaitu dengan melalui model pembelajaran Auditory

Intellectualy Repetition (AIR).

2) Sebagai referensi bagi peneliti – peneliti berikutnya.

3

b. Manfaat Praktis

1) Bagi siswa, dapat meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran matematika

melalui model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).

2) Bagi guru, memberikan informasi agar dapat digunakan untuk memperbaiki

pembelajaran yang dulu menggunakan metode ceramah dan menggantinya

dengan model pembelajaran baru, salah satunya model pembelajaran Auditory

Intellectualy Repetition (AIR).

3) Bagi sekolah, dapat memberikan perhatian kepada siswa yang mempunyai

kreatifitas rendah dan diharapkan dapat memperbaiki sistem pendidikan di

sekolah.

4) Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman sehingga dapat menerapkan model

pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) dalam pembelajaran

matematika.

5. Definisi Operasional Istilah

a. Metode AIR

AIR merupakan strategi pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan

tiga hal, yaitu : Auditory, yang berarti indra telinga digunakan dalam belajar

dengan cara mendengarkan dan menyimak pada saat guru menerangkan,

berbicara, mengemukakan pendapat pada saat diskusi, memberikan tanggapan

tentang jawaban siswa lain, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dan

berani berargumentasi pada saat diskusi. Intellectualy, yang berarti kemampuan

berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mengkonstruksi, menerapkan

gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah. Repetition

(pengulangan), yang berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman siswa

lebih luas dan mendalam.

( veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html)

b. Kreatifitas

Kreatifitas adalah usaha menghasilkan gagasan – gagasan, aktifitas dan

obyek – obyek baru, mengingat bahwa pada tingkat – tingkat tertentu kreatifitas

merupakan sebuah bentuk proses berpikir. Kelvin (2008 : 156).

4

B. Landasan Teori

1. Kajian Pustaka

Hasil penelitian Nanang Adhi Nugroho (2006), dalam penelitiannya: Ada

peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan

SAVI yaitu Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan

berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambar),

Intellectual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).

2. Kajian Teori

a. Pembelajaran Matematika

1) Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2008 : 112), belajar bukanlah sekedar

mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam

diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.

Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan

lingkungannya.

2) Matematika

Ilmu matematika adalah salah satu cabang ilmu yang paling tua yang

pernah dipelajari. Hal yang paling umum bahwa matematika adalah ilmu

berhitung, ilmu yang berkaitan dengan angka-angka.

(http//www.google.com.definisi-matematikailmu-alamiah-dasar.html).

3) Pembelajran Matematika

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan pelajar

melaksanakan atau belajar matematika, dan proses tersebut tidak terpusat pada

guru pengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan

peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang

matematika.

b. Kreatifitas

1) Pengertian Kreatifitas

5

Kreatifitas belajar adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses

perubahan tingkah laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan,

mencari pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar.

(http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/ kreativitas-belajar)

2) Ciri – Ciri Kreatifitas

a) Bebas dalam berpikir dan bertindak b) Adanya inisiatif menumbuhkan rasa ingin tahu c) Percaya pada diri sendiri d) Mempunyai daya imajinasi yang baik

3) Langkah – Langkah Pembelajaran AIR

a) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat

siswa.

b) Guru membagikan media pembelajaran.

c) Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep pada

alat peraga dengan cara eksplorasi media pembelajaran (auditory).

d) Secara berpasangan siswa tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan

media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy).

e) Siswa mengerjakan lembar permasalahan secara individu (Intellectualy).

f) Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi,

membuat model, mengemukakan gagasan untuk memecahkan

permasalahan yang diajukan (Intellectualy).

g) Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui

kesepakatan (Intellectualy).

h) Seorang siswa wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).

i) Kegiatan penutupan siswa diberi kuis (Repetition).

(veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html).

3. Kerangka Berpikir

Kondisi awal keadaan siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten dalam

pembelajaran matematika: (1) siswa yang berani bertanya 11,5%, (2) siswa yang

berani mengajukan ide 7,7%, (3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan

6

kelas 23,08 %, (4) siswa yang berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa

lain 3,8%.

Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal dalam pemanfaatkan model

pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan

kreatifitas belajar siswa. Ada banyak model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kreatifitas belajar siswa salah satunya adalah model pembelajaran AIR.

Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan metode pembelajaran AIR

adalah: (1) siswa yang berani bertanya 46,15%, (2) siswa yang berani mengajukan ide

34,61%, (3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan kelas 57,69 %, (4)

siswa yang berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain 23,08%.

4. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

“Jika pembelajaran matematika melalui model pembelajaran AIR dapat diterapkan

dengan tepat maka kreatifitas siswa akan meningkat”.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan

tindakan langsung terhadap siswa setelah melakukan observasi dan menemukan

permasalahan yang terjadi pada siswa. Dari penelitian ini diharapkan dapat

memperbaiki pembelajaran dalam kelas.

Menurut Sutama (2011 : 18), karakteristik PTK secara garis besar, yaitu (a)

mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (b) adanya tindakan, (c) adanya

evaluasi terhadap tindakan, (d) pengkajian terhadap tindakan, (e) adanya kerjasama,

(f) adanya refleksi.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran AIR sebagai upaya meningkatkan kreatifitas belajar matematika

siswa adalah di SMP MUHAMMADIYAH 9 Jaten.

7

3. Subyek Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP Muhammadiyah 9 Jaten. Dengan subyek

penelitian siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012, sebanyak 26

siswa. Dalam penelitian ini guru sebagai pemberi tindakan dan peneliti sebagai

observer yang bertugas mengidentifikasi masalah, membuat konsep pengajaran dan

merencanakan tindakan dengan mendiskusikannya bersama guru matematika.

4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan siswa kreatif dalam pembelajaran

matematika, untuk menghasilkan kreatifitas yang diharapkan peneliti menjalani

beberapa langkah – langkah penelitian. Langkah – langkah tersebut adalah sebagai

berikut: a. Dialog awal, b. Perencanaan tindakan, c. Pelaksanaan tindakan, d.

Observasi dan monitoring, e. Refleksi, f. Evaluasi, g. Penyimpulan

5. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Pokok

Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,

b. Metode Bantu

1) Catatan Lapangan

Dari catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua aktivitas siswa dan

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlangsung.

2) Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu metode untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, arsip, dan buku.

6. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Hasil dari reduksi data berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu

kegiatan tertentu.

b. Penyajian Data

c. Penarikan Kesimpulan

8

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui

kreatifitas siswa. Hasil observasi tersebut diperoleh data sebagai berikut: bertanya

pada guru atau siswa lain sebanyak 3 siswa (11,5%), mengajukan ide pada saat

pembelajaran sebanyak 2 siswa (7,7%), mengerjakan soal latihan di depan kelas

sebanyak 6 siswa (23,08%), memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain

sebanyak 1 siswa ( 3,8%).

Dari putaran I, II, dan III diperoleh data kreatifitas bertanya pada guru atau siswa

lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di depan

kelas, memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

Pada putaran I siswa yang kreatif bertanya pada guru atau siswa lain terdapat 5

siswa (19,23%), pada putaran II terdapat 8 siswa (30,77%), dan putaran III terdapat

12 siswa (46,15%). Pada putaran I siswa yang kreatif mengajukan ide pada saat

pembelajaran terdapat 4 siswa (15,38%), putaran II terdapat 6 siswa (23,08%), dan

putaran III terdapat 9 siswa (34,61%). Pada putaran I siswa yang kreatif mengerjakan

soal latihan di depan kelas terdapat 9 siswa (34,61%), pada putaran II terdapat 13

siswa (50%), dan putaran III terdapat 15 siswa (57,69). Pada putaran I siswa yang

kreatif memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain terdapat 2 siswa (7,7%),

putaran II terdapat 4 siswa (15,38%), dan putaran III terdapat 6 siswa (23,08%).

2. Pembahasan

Tindakan yang dilakukan guru matematika adalah memotivasi siswa untuk

kreatif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran AIR merupakan model

pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar matematika.

Dengan model pembelajaran AIR diharapkan siswa dapat berpikir kritis, lebih

percaya diri dan dapat bekerjasama dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru

matematika, sehingga dalam proses pembelajaran siswa berani bertanya pada guru

atau siswa lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di

depan kelas, dan memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

Ada tiga putaran yang menggunakan metode AIR untuk menyelesaikan dan

menjawab permasalahan mengenai kreatifitas siswa dalam bertanya pada guru atau

9

siswa lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di

depan kelas dan keberanian siswa dalam memberikan tanggapan tentang jawaban

siswa lain. Pada setiap putaran yang diterapkan, masing – masing menggunakan

model pembelajaran AIR. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga putaran dan pada

putaran III kreatifitas siswa meningkat sesuai yang diharapkan.

E. Penutup

1. Kesimpulan

a. Perbaikan dilakukan oleh guru matematika setelah dikenai tindakan, yaitu: guru

melibatkan semua siswa dalam diskusi kelompok dan memberikan kenyamanan

di kelas serta mendorong siswa untuk berani bertanya pada guru atau siswa lain

tentang materi yang belum dipahami, guru berkeliling untuk membantu siswa

mengerjakan soal latihan, sehingga siswa yakin untuk mengerjakan soal di depan

kelas. Guru memberikan motivasi agar menumbuhkan kepercayaan diri siswa,

sehingga siswa lebih percaya diri untuk mengajukan ide pada saat pembelajaran

dan memberikan tanggapan tentang jawaban siawa lain.

b. Penerapan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam

belajar matematika. Kreatifitas tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kreatifitas siswa dalam bertanya pada guru atau siswa lain, yaitu sebelum

tindakan pterdapat 3 siswa (11,5%), pada putaran I ada 5 siswa (19,23%), dan

pada putaran II sebanyak 8 siswa (30,77%), serta pada putaran III sebanyak 12

siswa (46,15%).

2) Kreatifitas siswa dalam mengajukan ide pada saat pembelajaran. Sebelum

tindakan terdapat 2 siswa (7,7%), pada putaran I ada 4 siswa (15,38%), dan

pada putaran II sebanyak 6 siswa (23,08%), serta pada putaran III sebanyak 9

siswa (34,61%).

3) Kreatifitas siswa dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas. Sebelum

tindakan sebanyak 6 siswa (23,08%), pada putaran I ada 9 siswa (34,61%),

dan pada putaran II sebanyak 13 siswa (50%), serta pada putaran III sebanyak

15 siswa (57,69%).

4) Kreatifitas siswa dalam memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

Sebelum tindakan sebanyak 1 siswa (3,8%), pada putaran I ada 2 siswa

10

(7,7%), dan pada putaran II sebanyak 4 siswa (14,38%), serta pada putaran III

sebanyak 6 siswa (23,08%).

2. Implikasi

Kesimpulan butir pertama memberi implikasi bahwa model pembelajaran yang

dilakukan oleh guru akan berpengaruh pada pembelajaran siswa, pada setiap

pertemuan guru memberikan dorongan dan motivasi serta bimbingan pada saat

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah penerapan model

pembelajaran AIR.

Kesimpulan butir kedua, memberikan implikasi bahwa model pembelajaran AIR

dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika. Kreatifitas

diteliti dari beberapa indikator, yaitu: bertanya pada guru atau siswa lain, mengajukan

ide pada saat pembelajaran, dan mengerjakan soal latihan di depan kelas serta

memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

3. Saran

a. Bagi siswa

1) Siswa hendaknya mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran

berlangsung.

2) Siswa hendaknya berani bertanya pada guru atau siswa lain tentang materi yang

belum dimengerti dan berani mengerjakan soal latihan di depan kelas.

3) Siswa hendaknya lebih percaya diri dalam mengajukan ide pada saat

pembelajaran dan memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.

b. Bagi guru

1) Guru hendaknya dapat membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan

serta mendorong siswa untuk lebih percaya diri sehingga siswa lebih kreatif.

2) Guru hendaknya lebih merata dalam membimbing siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.

3) Guru hendaknya dapat memusatkan pembelajaran pada siswa.

11

c. Bagi sekolah

1) Sekolah hendaknya memfasilitasi alat peraga matematika untuk belajar

siswa.

2) Sekolah hendaknya memberikan perhatian kepada siswa yang memiliki

kreatifitas rendah.

3) Sekolah hendaknya memperbaiki sistem pendidikan di sekolah, sehingga bisa

sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia.

d. Bagi peneliti berikutnya

Setiap penelitian ada kekurangan dan kelebihanya, kekurangan yang terdapat

pada penelitian ini hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut, sehingga dapat

memperbaiki kekurangan tersebut. Kelebihan yang terdapat pada penelitian ini

hendaknya peneliti selanjutnya dapat menyempurnakannya.

12

DAFTAR PUSTAKA

Adhi N, Nanang. 2006. “Peningkatan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Melalui Pendekatan SAVI”. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitka). Icha, Nisa. Langkah-langkah Pembelajaran, Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran.

veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html (diakses tanggal 16 Februari 2012 pukul 12.00).

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.

Serfert, Kevin. 2008. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCISOD.

Sumarno, Ali. Kreatifitas Belajar. http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kreativitas-belajar. (diakses tanggal 16 Februari 2012 pukul 20.00).

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.

Yacub, Ricky. Definisi Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar. file:///D:/My%20Document/akhir/reffrensi/definisi-matematikailmu-alamiah-dasar.html. (diakses tanggal 7 Mei 2012 pukul 19.00).