pengukuran kinerja supply chain managementeprints.ums.ac.id/67105/12/naskah publikasi-23.pdf ·...

15
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus: UKM Usaha Utama Magetan) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: NADHIRA AULIYA SANTRI D 600 140 093 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE

(SCOR)

(Studi Kasus: UKM Usaha Utama Magetan)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

NADHIRA AULIYA SANTRI

D 600 140 093

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE

(SCOR)

(Studi Kasus: UKM Usaha Utama Magetan)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NADHIRA AULIYA SANTRI

D 600 140 093

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen

Pembimbing

HAFIDH MUNAWIR, S.T., M. Eng

NIK. 988

Page 3: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE

(SCOR)

(Studi Kasus: UKM Usaha Utama Magetan)

OLEH

NADHIRA AULIYA SANTRI

D 600 140 093

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Hafidh Munawir, S.T., M. Eng (………………..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ida Nursanti S.T., M. EngSc (………………..)

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Hari Prasetyo, S.T., M.T., Ph.D (………………..)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., PhD

NIK. 682

Page 4: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, …………………. 2018

Penulis

NADHIRA AULIYA SANTRI

D 600 140 093

Page 5: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

1

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE

(SCOR)

(Studi Kasus: UKM Usaha Utama Magetan)

Abstrak

UKM Usaha Utama Magetan adalah perusahaan kulit yang melakukan

kegiatan rantai pasok. Perusahaan berupaya terus menerus untuk mengoptimalkan

produksi kulit hingga produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah melakukan kegiatan pengukuran kinerja supply chain

management.

Penelitian ini membahas tentang pengukuran kinerja supply chain

management dengan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) di UKM

Usaha Utama Magetan. SCOR terbagi ke dalam 5 proses yaitu plan, source, make,

deliver, dan return dengan dimensi umum yaitu reliability, responsiveness,

flexibility, cost, dan asset. Identifikasi Key Performance Indicator (KPI) menjadi

tolok ukur pengukuran kinerja perusahaan, sedangkan normalisasi Snorm de Boer

digunakan untuk menyamakan nilai KPI. Pengukuran ini juga didukung dengan

menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).

Dengan melakukan perhitungan ini menghasilkan 21 KPI serta nilai kinerja

tertinggi terdapat pada proses plan dan make. Nilai kinerja SCM perusahaan adalah

82,80. Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan performansi supply

chain perusahaan dengan melakukan strategi perbaikan di ruang lingkup tersebut.

Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Industri Kulit, Supply Chain Operation

Reference.

Abstract

UKM Usaha Utama Magetan do supply chain activities. The company strives

continuously to optimize the production of leather until the product is acceptable

to the consumer. One of the efforts made are doing performance measurement

activities of the supply chain management.

This study discusses performance measurement of supply chain management

with the method of Supply Chain Operation Reference (SCOR) in UKM Usaha

Utama Magetan. SCOR is divided into 5 processes i.e., plan, source, make, deliver,

and return with a public dimension i.e. reliability, responsiveness, flexibility, cost,

and asset. The identification of Key Performance Indicator (KPI) to benchmark

company performance measurement, while normalizing Snorm De Boer used to

equate the value of a KPI. This measurement is also supported by using Analytical

Hierarchy Process (AHP).

By doing these calculations generate KPIS and performance value 21 highest

found in the process plan and make. The value of the performance of the SCM

company is 82,80. This research is expected to help increase the performance of

supply chain of companies by doing a repair strategy in the scope.

Keywords: Analytical Hierarchy Process, The Leather Industry, Supply Chain

Operation Reference

Page 6: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

2

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Magetan adalah daerah yang memiliki ndustri kecil menengah

cukup banyak, salah satunya adalah industri kerajinan dan penyamakan kulit.

Sektor industri ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat karena mampu menyerap banyak tenaga kerja,

sehingga memiliki peranan yang cukup besar dalam mendorong laju

pertumbuhan ekonomi daerah.

UKM Usaha Utama sebagai industri penyamak kulit mempunyai kegiatan

usaha yaitu memproses dari kulit mentah menjadi bahan setengah jadi sampai

dengan menjadi bahan jadi untuk dipasarkan, dan melayani permintaan jasa

untuk mengolah kulit mentah menjadi bahan jadi. Selain memiliki potensi yang

menjanjikan, dalam proses pengelolaan produksi UKM Usaha Utama

mempunyai permasalahan yang dihadapi yang menyebabkan pengembangan

industri terhambat. Masalah utama yang dihadapi adalah datangnya kulit mentah

yang terkadang tidak tepat waktu, transportasi yang tidak sesuai jadwal

menyebabkan stok barang menumpuk agak lama di supplier, sehingga kualitas

kulit menurun dan hasil produksi tidak sesuai pesanan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka fokus bahasan penelitian adalah

berkaitan dengan upaya mengoptimalkan produksi kulit hingga produksinya

diterima oleh konsumen. Upaya yang ditempuh adalah salah satunya melakukan

pengukuran kinerja supply chain. Cara ini diharapkan agar perusahaan dapat

mengevaluasi kinerja supply chain dan dapat mengidentifikasi indikator mana

saja yang perlu melakukan perbaikan. Selain itu juga dilakukan beberapa

alternatif yang bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan

perbaikan dan manajemen perusahaan.

2. METODE

Penelitian ini dilakukan di UKM Usaha Utama yang melibatkan 2 orang

pekerja yaitu pemilik perusahaan dan salah satu karyawan yang paling

mengerti kondisi perusahaan. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai

berikut:

Page 7: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

3

2.1 Observasi

Kegiatan observasi dengan melakukan penelitian secara langsung pada

obyek yang akan diteliti untuk didapatkan data primer terkait pengadaan

bahan baku, proses produksi, sampai pendistribusian produk jadi.

2.2 Wawancara

Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak

UKM Usaha Utama. Materi wawancara adalah permasalahan yang ada di

UKM Usaha Utama khususnya mengenai supply chain management (SCM).

Wawancara dilakukan guna mengetahui kondisi rantai pasok dan kinerja

rantai pasok produk kulit

2.3 Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan mengetahui informasi mengenai landasan teori,

sistematika penulisan, dan kerangka berpikir ilmiah menggunakan buku-

buku acuan yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan tinjauan

pustaka diambil dari penelitian terdahulu.

2.4 Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan adalah kuesioner pemilihan indikator untuk

mengidentifikasi dan menilai indikator perusahaan dan kuesioner

pembobotan dengan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk

menilai pengukuran kinerja rantai pasok di UKM Usaha Utama.

2.5 Analisis Kinerja SCM dengan SCOR

a. Mengidentifikasi metrik tiap level

Metrik level 1 yaitu berupa proses yang ada pada SCOR yaitu Plan,

Source, Make, Deliver, dan Return. Metrik level 2 yaitu dimensi

pengukuran kinerja SCM antara lain Reliability, Responsiveness,

Flexibility, Cost, dan Asset. Metrik level 3 peneliti mengidentifikasi

indikator yang berpengaruh pada setiap proses dan dimensi pengukuran

kinerja SCM sehingga disebut Key Performance Indicator (KPI).

b. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI)

Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa indikator

kinerja SCM yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Page 8: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

4

c. Menghitung skor KPI menggunakan normalisasi Snorm De Boer

Seperti dikutip Amrullah (2011), proses agregasi membutuhkan

mekanisme untuk menyamakan skala pengukuran masing – masing

metrik. Ini diperlukan karena tiap metrik memiliki satuan yang sama

dengan beberapa skala nilai yang berbeda - beda. Maka dari itu

diperlukan penyamaan skala nilai dengan proses normalisasi Snorm De

Boer.

d. Pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP digunakan untuk menilai tindakan yang dikaitkan dengan

beberapa alternatif pilihan.

e. Mengalikan skor normalisasi Snorm De Boer dengan pembobotan

Analytical Hierarchy Process (AHP)

2.6 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yaitu tentang analisis perhitungan kinerja SCM termasuk baik

atau buruk serta indikator apa saja yang memerlukan perbaikan karena

memiliki skor rendah. Saran atau usulan strategi diusulkan sebagai tindak

lanjut dari indikator tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan Nilai Normalisasi Snorm De Boer

Misal, untuk KPI Tingkat persediaan bahan baku, nilai kinerja aktual (Si) 3

bulan sekali, maksimum (Smax) 2 bulan sekali, dan minimum (Smin) 4

bulan, kemudian proses normalisasi dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

Jangka waktu kedatangan bahan baku: (𝑆𝑖−𝑆𝑚𝑖𝑛)

(𝑆𝑚𝑎𝑥 −𝑆𝑚𝑖𝑛) x 100

(3−4)

(3−4) x 100 100

Page 9: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

5

Tabel 1 menunjukkan rekapitulasi skor normalisasi KPI.

Tabel 1 Skor Normalisasi KPI

Proses Dimensi Key Performance Indicator (KPI) Skor

(level 1) (Level 2) (Level 3)

Plan

Reliability

Jangka waktu kedatangan bahan

baku 100

Waktu untuk merekrut calon

karyawan 66,67

Responsiveness Jangka waktu penjadwalan produksi 100

Flexibility Fleksibilitas dalam memenuhi

jumlah permintaan pelanggan 100

Source

Reliability

Prosentase Pemenuhan bahan baku 45,65

Kehandalan waktu dalam pengiriman

bahan baku 50

Responsiveness Lead time bahan baku 50

Flexibility Jumlah bahan baku yang dipesan 46,15

Cost Biaya untuk order ke supplier 100

Make

Reliability

Kapasitas mesin untuk mengolah

produk kulit 100

Prosentase efektivitas mesin dalam

pengolahan produk 52,17

Responsiveness

Jangka waktu mengolah produk 100

Waktu untuk menanggapi dan

melayani pesanan konsumen 100

Cost Biaya produksi 100

Asset Lama waktu pemakaian alat produksi 100

Deliver

Reliability

Jumlah pemenuhan produk untuk

dikirim ke konsumen 45,83

Jumlah hari dalam pengiriman

produk 100

Responsiveness Jangka waktu pengiriman produk ke

konsumen 66,67

Cost Biaya pengiriman produk ke

konsumen 50

Return

Reliability Jumlah komplain dari konsumen 100

Responsiveness Lama waktu untuk mengganti

produk yang tidak sesuai 100

3.2 Pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Dalam pembobotan menggunakan AHP, langkah awal yang dilakukan

membuat kuesioner perbandingan berpasangan kemudian diisi oleh pekerja

perusahaan yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan perhitungan

Page 10: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

6

menggunakan AHP. Tabel 2 menunjukkan rekapitulasi pembobotan masing

– masing level.

Tabel 2 Rekapitulasi Pembobotan dengan AHP

Proses Bobot

Dimensi Bobot

Key Performance

Indicator (KPI) Bobot

(level 1) (Level 2) (Level 3)

Plan 0.32

Reliability 0.28

Jangka waktu kedatangan

bahan baku 0.79

Waktu untuk merekrut

calon karyawan 0.21

Responsiveness 0.50 Jangka waktu

penjadwalan produksi 1

Flexibility 0.22

Fleksibilitas dalam

memenuhi jumlah

permintaan pelanggan

1

Source 0.24

Reliability 0.31

Prosentase Pemenuhan

bahan baku 0.79

Kehandalan waktu dalam

pengiriman bahan baku 0.21

Responsiveness 0.32 Lead time bahan baku 1

Flexibility 0.26 Jumlah bahan baku yang

dipesan 1

Cost 0.10 Biaya untuk order ke

supplier 1

Make 0.32

Reliability 0.41

Kapasitas mesin untuk

mengolah produk kulit 0.71

Prosentase efektivitas

mesin dalam pengolahan

produk

0.29

Responsiveness 0.32

Jangka waktu mengolah

produk 0.18

Waktu untuk

menanggapi dan

melayani pesanan

konsumen

0.82

Cost 0.19 Biaya produksi 1

Asset 0.08 Lama waktu pemakaian

alat produksi 1

Deliver 0.08 Reliability 0.10

Jumlah pemenuhan

produk untuk dikirim ke

konsumen

0.78

Jumlah hari dalam

pengiriman produk 0.22

Page 11: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

7

Responsiveness 0.28 Jangka waktu pengiriman

produk ke konsumen 1

Cost 0.62 Biaya pengiriman produk

ke konsumen 1

Return 0.05

Reliability 0.15 Jumlah komplain dari

konsumen 1

Responsiveness 0.85

Lama waktu untuk

mengganti produk yang

tidak sesuai

1

3.3 Perhitungan Akhir Kinerja SCM

Perhitungan akhir kinerja SCM dilakukan dengan mengalikan nilai

normalisasi dengan bobot AHP.

Tabel 3 Perhitungan Nilai Akhir KPI

Proses Dimensi Key Performance

Indicator Bobot Skor Bobot x

skor (level 1) (Level 2) (Level 3)

Plan

Reliability Jangka waktu kedatangan

bahan baku 0.79 100 79,48

Waktu untuk merekrut

calon karyawan 0.21 66,67 13,68

Total 93

Responsivenes

s

Jangka waktu

penjadwalan produksi 1 100 100

Flexibility

Fleksibilitas dalam

memenuhi jumlah

permintaan pelanggan

1 100 100

Source

Reliability Prosentase Pemenuhan

bahan baku 0.79 45,65 36,28

Kehandalan waktu dalam

pengiriman bahan baku 0.21 50 10,26

Total 46,54

Responsivenes

s Lead time bahan baku 1 50 50

Flexibility Jumlah bahan baku yang

dipesan 1 46,15 46,15

Cost Biaya untuk order ke

supplier 1 100 100

Make

Reliability Kapasitas mesin untuk

mengolah produk kulit 0.71 100 71

Prosentase efektivitas

mesin dalam pengolahan

produk

0.29 52,17 15,12

Total 86,13

Page 12: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

8

Responsivenes

s

Jangka waktu mengolah

produk 0.18 100 18,27

Waktu untuk menanggapi

dan melayani pesanan

konsumen

0.82 100 81,73

Total 100

Cost Biaya produksi 1 100 100

Asset Lama waktu pemakaian

alat produksi 1 100 100

Deliver

Reliability

Jumlah pemenuhan

produk untuk dikirim ke

konsumen

0.78 45,83 35,56

Jumlah hari dalam

pengiriman produk 0.22 100 22,40

Total 57,96

Responsivenes

s

Jangka waktu pengiriman

produk ke konsumen 1 66,67 66,67

Cost Biaya pengiriman produk

ke konsumen 1 50 50

Return

Reliability Jumlah komplain dari

konsumen 1 100 100

Responsivenes

s

Lama waktu untuk

mengganti produk yang

tidak sesuai

1 100 100

Tabel 4 Perhitungan Nilai Akhir Dimensi

Proses (level 1) Dimensi

Nilai akhir Bobot Total Total tiap

dimensi (Level 2)

Plan

Reliability 93,16 0,28 26,18

98 Responsiveness 100 0,50 49,51

Flexibility 100 0,22 22,39

Source

Reliability 46,54 0,31 14,63

52,78 Responsiveness 50 0,32 16,25

Flexibility 46,15 0,26 12,15

Cost 100 0,10 9,76

Make

Reliability 86,13 0,41 35,24

94,33 Responsiveness 100 0,32 32,31

Cost 100 0,19 18,68

Asset 100 0,08 8,09

Deliver

Reliability 57,96 0,10 5,59

55,51 Responsiveness 66,67 0,28 18,95

Cost 50 0,62 30,97

Return Reliability 100 0,15 15,44

100 Responsiveness 100 0,85 84,56

Page 13: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

9

Tabel 5 Perhitungan Nilai Total Kinerja SCM

Perspektif Total tiap dimensi Bobot Performansi

Plan 98 0,32 30,97

Source 52,78 0,24 12,71

Make 94,33 0,32 30,12

Deliver 55,51 0,08 4,25

Return 100 0,05 4,75

Total 82.80

Perhitungan normalisasi Snorm De Boer dilakukan agar satuan ukuran yang

ada pada KPI adalah sama. Sehingga setelah skor normalisasi didapatkan

maka dilakukan pembobotan proses, dimensi, dan KPI menggunakan AHP.

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui jika pada proses plan

adalah bobot tertinggi sebesar 30,12. Hasil rekap kinerja SCM di UKM

Usaha Utama dapat dilihat di tabel 5 bahwa total nilai kinerja SCM sebesar

82.80.

3.4 Identifikasi Strategi pada KPI

Adapun usulan strategi untuk jangka panjang yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kinerja SCM, dimulai dari KPI dengan nilai terendah hingga

tertinggi.

Tabel 6 Identifikasi Strategi

No. Key Performance Indicator

(Level 3)

Bobot x

Skor Strategi

1. Kehandalan waktu dalam

pengiriman bahan baku 10,26

Meningkatkan ketepatan waktu dalam

pengiriman dan mengganti armada

pengiriman yang lebih baik.

2. Waktu untuk merekrut

calon karyawan 13,68

Membatasi umur calon pekerja,

memiliki pengalaman kerja, dan

penguasaan ilmu tentang produksi.

3.

Prosentase efektivitas

mesin dalam pengolahan

produk

15,12 Melakukan perawatan dan pembersihan

mesin

4. Jangka waktu mengolah

produk 18,27

Meningkatkan ketepatan waktu

pembuatan sesuai permintaan

konsumen.

5. Jumlah hari dalam

pengiriman produk 22,40

Meningkatkan waktu pengiriman dan

mengganti jasa pengiriman yang lebih

handal.

Page 14: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

10

6.

Jumlah pemenuhan

produk untuk dikirim ke

konsumen

35,56

Meningkatkan kebutuhan pemenuhan

produk dan meningkatkan kualitas

produk.

7. Jumlah bahan baku yang

dipesan 46,15

Menjual produk dengan harga murah,

lebih murah dari standar harga yang

ditetapkan.

8. Lead time bahan baku 50 Meningkatkan ketepatan waktu

pengiriman dan pembayaran.

9. Biaya pengiriman produk

ke konsumen 50

Penggantian armada transportasi dan

melakukan catatan pembukuan biaya

pengiriman.

10. Jangka waktu pengiriman

produk ke konsumen 66,67 Meningkatkan ketepatan pengiriman.

11. Kapasitas mesin untuk

mengolah produk kulit 71

Menyamakan tekstur kulit agar mudah

diolah dan sesuai kapasitas

12. Jangka waktu kedatangan

bahan baku 79,48

Persiapan bahan baku yang teratur sesuai

jadwal agar kebutuhan bahan baku bisa

dipenuhi.

13.

Waktu untuk menanggapi

dan melayani pesanan

konsumen

81,73

Meningkatkan kinerja memproduksi dan

meningkatkan pelayanan.

4. PENUTUP

Setelah melakukan pengukuran kinerja SCM menggunakan SCOR, maka

kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Hasil pengukuran kinerja menggunakan SCOR, menunjukkan jika proses

yang ada di UKM Usaha Utama terdiri dari 5 antara lain plan, source, make,

deliver, dan return. Seluruh Key Performance Indicator (KPI) yang

teridentifikasi berjumlah 21 KPI.

b. Penyamaan skor normalisasi Snorm De Boer dan pembobotan menggunakan

AHP menunjukkan nilai akhir kinerja SCM yaitu sebesar 82,80, nilai ini

menunjukkan pencapaian kinerja SCM perusahaan termasuk golongan Good.

Saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran kinerja SCM ini berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi

kinerjanya selama ini, sehingga dapat melakukan perbaikan terus – menerus.

b. Perusahaan memberikan arahan tentang SCM kepada karyawan sehingga

kegiatan SCM dapat dievaluasi dan terkoordinasi dengan baik.

Page 15: PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENTeprints.ums.ac.id/67105/12/NASKAH PUBLIKASI-23.pdf · Kegiatan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak UKM Usaha Utama

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Hasbi Amar. 2011. Pengukuran Performansi Supply Chain Dengan

Menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan

AHP (Analytical Hierarchy Process) Untuk meningkatkan Kinerja

Perusahaan. Fakultas Teknologi Industri: Universitas Islam Indonesia.

Darojat. 2017. Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan

Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR). Program Studi

Teknik Industri: Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta.

Hanugrani, Nikita. 2017. Pengukuran Performansi Supply Chain dengan

Menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) berbasis

Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Objective Matrix (OMAX).

Program Studi Teknik Industri: Universitas Brawijaya.

Maulidiya, Nurus Shubuhi. 2016. Pengukuran Kinerja Supply Chain Berdasarkan

Proses Inti pada Supply Chain Operation Reference (SCOR) (Studi

Kasus pada PT. Arthawenasakti Gemilang Malang). Jurusan Teknik

Industi: Universitas Brawijaya.

Padillah, Herlinda. 2016. Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan

Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Sistem Pengukuran Kinerja

Supply Chain Management. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam: Universitas Jenderal Achmad Yani.