pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu...
TRANSCRIPT
i
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU
PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI
MENGENAI PENANGANAN DIARE AKUT PADA
BALITA TAHUN 2012
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Ayu Indriyani Munggaran
NIM: 109103000048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 1433 H/2012 M
i
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 21 September 2012
Ayu Indryani M.
Materai
Rp 6000
ii
ii
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU PENGUNJUNG
POSYANDU DESA SUKASARI MENGENAI PENANGANAN DIARE
AKUT PADA BALITA TAHUN 2012
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Ayu Indriyani Munggaran
NIM: 109103000048
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Racmania Diandini, M.KK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M
iii
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
PERILAKU IBU PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI
MENGENAI PENANGANAN DIARE AKUT PADA BALITA TAHUN
2012 yang diajukan oleh Ayu Indriyani Munggaran (NIM: 109103000048),
telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
pada 21 September 2012. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program
Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 21 September 2012
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
dr. Yanti Susianti, Sp.A
Pembimbing 1
dr. Yanti Susianti, Sp.A
Pembimbing 2
dr. Rachmania Diandini, M.KK
Penguji 1
dr. Riva Auda, Sp.A M.Kes
Penguji 2
dr. Marita Fadhilah, PhD
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN SH Jakarta
Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And
Kaprodi PSPD FKIK UIN SH Jakarta
DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR
iv
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul, “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu
Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare
Akut Pada Balita Tahun 2012” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan laporan penelitian ini, penulis tentunya
mendapatkan banyak kendala dan hambatan. Untuk mengatasi kendala dan
hambatan tersebut penulis mendapat bantuan, dukungan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Para pembimbing riset penulis, dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr.
Rahmania Diandini, MKK yang telah mengarahkan dan memberi
perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku penanggung jawab riset
Program Studi Pendidikan Dokter 2009
3. Pihak POSYANDU Desa Sukasari, Kecamatan Karangkancana,
Kuningan yang telah memberi izin dan melayani penulis dalam
mengambil data untuk sampel penelitian.
4. Orang tua penulis, Ayahanda Kasjan Nurdianto dan Ibunda Kuswi
Suhartini yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis
dalam pendidikan di kedokteran.
v
v
5. Sahabat dan teman-teman beserta seluruh staf pengajar dari Program
Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hiayatullah Jakarta yang ikut membantu dan memberi
dukungan dalam penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan penelitian
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh
pendidikan, dapat dijadikan pelajaran bagi adik-adik penulis selanjutnya
serta dapat menambah pengetahuan kita semua.
Jakarta, 21 September 2012
Penulis
vi
vi
ABSTRAK
Ayu Indriyani Munggaran. Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai
Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012.
Diare adalah salah satu penyebab kematian tersering pada balita di
dunia dengan 1,8 juta kematian per tahunnya. Ada 60 juta kejadian diare
pada balita setiap tahunnya di Indonesia, 50-60% diantaranya meninggal.
Edukasi kesehatan mengenai diare akut dan penanganannya penting untuk
keefektifan penanganan kasus diare. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu mengenai
penanganan diare akut. Desain penelitian menggunakan studi potong lintang
dengan subjek 106 orang ibu usia subur pengunjung POSYANDU Desa
Sukasari yang memiliki balita yang pernah menderita diare akut. Mayoritas
pengetahuan, sikap, dan perilaku responden adalah sedang, dengan sebaran
61 responden (57,5%), 90 responden (84,9%), dan 59 responden (55,7%).
Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan (p 0,007), pengetahuan dengan sikap (p 0,000), dan sikap
dengan perilaku ibu mengenai penanganan diare akut (p 0,001). Dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung
POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita
tahun 2012 adalah sedang.
Kata Kunci: Diare Akut; Penanganan Diare Akut; Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Ibu
Ayu Indriyani Munggaran. Medical Study. Knowledge, Attitudes, and
Practices of Mothers Who Visits POSYANDU Sukasari Regarding
Management of Acute Diarrhoea in Under Five Years Old Children In
2012.
Diarrhoea is one of the most common causes of death in children
under five years old in the world with 1.8 million deaths per year. There are
60 million cases of diarrhoea each year in Indonesia, and 50-60% of them
could be a fatal case. Health education on acute diarrhoea and its
management is important for the effectiveness in diarrhoea treatment. The
objective of this study was to determine the level of knowledge, attitudes,
and practices of mothers regarding the management of acute diarrhoea. The
cross sectional study was conducted among 106 mothers of childbearing age
who visits POSYANDU Sukasari with under five years old children
suffering from acute diarrhoea. The majority of the result in this study is in
moderate level (61 respondents; 57,5%, 90 respondents; 84,9%, and 59
respondents; 55,7%). There are a significant relationship between level of
education and knowledge (p 0.007), knowledge and attitude (p 0.000), and
attitude and practices regarding the treatment of acute diarrhea (p 0.001).
Keywords: Acute Diarrhoea; Management of Acute Diarrhoea; Knowledge,
Attitudes, and Practices of Mothers
vii
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
BAB 1 ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 2
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.4.1 Bagi Masyarakat ............................................................................ 3
1.4.2 Bagi POSYANDU Desa Sukasari ................................................. 3
1.4.3 Bagi Peneliti................................................................................... 3
BAB 2 ............................................................................................................ 4
2.1 Diare Akut ............................................................................................ 4
2.1.1 Patofisiologi / Patomekanisme ...................................................... 5
2.1.2 Patogenesis .................................................................................... 6
2.2 Dehidrasi .............................................................................................. 7
2.3 Tataklaksana Diare Akut ...................................................................... 9
2.3.1 Rehidrasi ........................................................................................ 9
2.3.2 Obat Antimikroba ........................................................................ 11
2.4 Pengetahuan ....................................................................................... 12
2.5 Sikap ................................................................................................... 15
2.6 Perilaku/Tindakan .............................................................................. 15
2.7 Kerangka Teori ................................................................................... 16
2.8 Kerangka Konsep ............................................................................... 16
BAB 3 .......................................................................................................... 17
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 17
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 17
viii
viii
3.4 Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 17
3.5 Estimasi Besar Sampel ....................................................................... 17
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .............................................................. 18
3.6.1 Kriteria Inklusi ............................................................................. 18
3.6.2 Kriteria Eksklusi .......................................................................... 18
3.7 Identifikasi Variabel ........................................................................... 18
3.8 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 19
3.9 Manajemen Data ................................................................................ 19
3.10 Definisi Operasional ......................................................................... 21
BAB 4 .......................................................................................................... 23
4.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 23
4.1.1 Rancangan Penelitian................................................................... 23
4.1.2 Instrumen Penelitian .................................................................... 24
4.1.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................... 24
4.2 Analisis Univariat ............................................................................... 24
4.3 Analisis Bivariat ................................................................................. 33
BAB 5 .......................................................................................................... 37
5.1 Simpulan ............................................................................................. 37
5.2 Saran ................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 40
LAMPIRAN ................................................................................................ 43
ix
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya….…….. 9
Tabel 2.2 Ketentuan Pemberian ORS………………………….….. 11
Tabel 2.3 Obat-Obat Antimikroba yang Bisa Digunakan Untuk
Tatalaksana Diare pada Anak……………………..……. 13
Tabel 4.1 Karakteristik Demografis dari Populasi…………….…... 31
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan………. 32
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Spesifik…………………………………………………. 33
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap………………. 35
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Spesifik……... 35
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku……………. 37
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik….. 37
Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan
Pengetahuan Responden Mengenai Penanganan Diare
Akut Pada Balita Tahun 2012………...…………………
39
Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden
Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun
2012……………………………………………………..
41
Tabel 4.10 Hubungan Sikap dengan Perilaku Responden Mengenai
Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun
2012………….………………………………………….
42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Patofisiologi Dehidrasi………………………….. 9
Gambar 2.2 Prosedur Rehidrasi Plan C……………………………… 10
Gambar 2.3 Prosedur Rehidrasi Plan B……………………………… 11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diare adalah salah satu penyebab kematian paling sering pada anak-
anak di dunia dengan estimasi 1,8 juta kematian per tahunnya. World Heatlh
Organization (WHO) menyatakan ada >700 juta kejadian diare setiap
tahunnya pada anak-anak di bawah 5 tahun di negara berkembang, dan
kasusnya juga menjadi penyebab kematian tersering di negara-negara
berkembang tersebut.1
Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa angka kematian
bayi di Indonesia masing cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN, dan mayoritas disebabkan oleh diare. Ada 60 juta kejadian diare
pada balita setiap tahunnya di Indonesia. Sebagian dari penderita bisa
mengalami dehidrasi dan 50-60% kasus dapat meninggal.2
Kejadian diare di Kabupaten Kuningan tahun 2011 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan mulai dari bulan Januari-Juli dengan jumlah
kejadian awal di bulan Januari sebanyak 652 kasus, hingga mencapai 1224
kasus di bulan Juli. Pada bulan- bulan berikutnya, terjadi fluktuasi jumlah
kasus yang tidak menentu, tetapi jumlah kasus yang terjadi tidak lebih
sedikit dari jumlah kasus di bulan Januari, sehingga dapat disimpulkan
bahwa angka kejadian diare di Kabupaten Kuningan tahun 2011 mengalami
peningkatan.3
Menurut guideline manajemen diare dari WHO, anti-diare,
antiamoebik, dan antibakteri mempunyai peran yang kecil dalam
kesembuhan pasien. Meskipun penggunaan antimikroba sudah banyak
dilaporkan sebagai pengobatan untuk diare, edukasi kesehatan komunitas
tentang diare akut dan penanganannya penting untuk keefektifan
penanganan kasus diare. Hal tersebut sangat potensial untuk
memaksimalkan komunikasi yang produktif antara tenaga kesehatan dengan
2
masyarakat/ komunitas sehingga terjadi peningkatan kapabilitas masyarakat
serta keluarga pasien dalam menyadari ‘danger sign’ dari diare pada anak
dan memicu penanganan yang cepat dan tepat. Edukasi kesehatan yang
efektif hanya bisa ditetapkan berdasarkan pemahaman yang kuat dari
pengetahuan yang berlaku, sikap, dan penerapannya dalam sebuah
komunitas (Knowledge, Attitude, Practice). Oleh karena itu penting untuk
mengetahui informasi yang relevan tentang pengetahuan, sikap, dan
penerapan dari para ibu terhadap penanganan diare akut pada balita.4
Bedasarkan keadaan yang sudah dijelaskan di atas, maka studi ini akan
membahas pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU
Desa Sukasari, Kuningan mengenai penanganan diare akut yang terjadi pada
balita tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung
POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di
tahun 2012?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare
akut pada balita di tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku spesifik ibu
pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan
diare akut pada balita di tahun 2012 .
Mengetahui hubungan karakteristik usia, jumlah anak, dan tingkat
pendidikan terhadap pengetahuan ibu pengunjung POSYANDU
Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun
2012.
3
Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu pengunjung
POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada
balita di tahun 2012.
Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku ibu pengunjung
POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada
balita di tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat
Memberi sumber informasi untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai diare akut pada balita dan penanganannya.
1.4.2 Bagi POSYANDU Desa Sukasari
Memberikan gambaran tentang seberapa jauh pengetahuan, sikap,
dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai diare
akut pada balita dan penanganannya yang nantinya akan berhubungan
dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pihak terkait.
1.4.3 Bagi Peneliti
Menambah wawasan masalah kesehatan di masyarakat mengenai
diare akut dan penanganannya.
Menjadi bahan informasi untuk mengintegrasikan hasil yang
didapatkan dari penelitian dengan praktik edukasi kesehatan
komunitas.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare Akut
Diare adalah buang air besar yang lunak atau cair dengan frekuensi 3
kali atau lebih per hari. Diare biasanya merupakan gejala dari infeksi
gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, atau
parasit.5
Diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortilitas pada
anak di seluruh dunia, dengan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di
Amerika Serikat terdapat 20-35 juta kejadian diare setiap tahunnya pada
balita. Mekanisme utama penularan patogen diare adalah melalui fecal-oral
dan melalui makanan/air. Faktor yang dapat menambah kerentanan resiko
terpajan patogen diare adalah usia muda, defisiensi imun, malnutrisi,
perjalanan ke daerah yang endemik, kekurangan ASI, sanitasi lingkungan
yang buruk, atau berkunjung ke bangsal Rumah Sakit (infeksi nosokomial).8
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan5:
Lama waktu diare : akut dan kronik.
Mekanisme patofisiologi.
Berat ringan diare.
Penyebab infeksi : infeksi dan non-infeksi.
Penyebab organik : organik dan fungsional.
Klasifikasi klinis berdasakan WHO 6:
acute watery diarrhea.
acute bloody diarrhoea (disentri).
persistent diarrhoea, yang bertahan selama 14 hari atau lebih.
diarrhoea with severe malnutrition (marasmus atau kwashiorkor).
5
2.1.1 Patofisiologi / Patomekanisme
Ada 4 mekanisme utama diare, yaitu 5
:
1. Diare Sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, dan menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu
ditemukannya diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini
akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum. Penyebab
dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio
cholerae,atau Escherichia coli.
2. Diare Osmotik
Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus. Penyebab dari peningkatan tekanan intralumen dalam usus
antara lain adalah obat-obat/ zat kimia hiperosmotik, malabsorpsi umum,
dan defek dalam malabsorpsi mukosa usus.
3. Diare Motilitas
Diare ini disebabkan oleh hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus
sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Gangguan
motilitas usus bisa meningkatkan masa transit makanan di usus sehingga
melampaui kapasitas normal untuk mencerna dan mengabsorpsi atau
menyebabkan transit makanan di usus menjadi lambat sehingga
menyebabkan statis dan meningkatnya pertumbuhan bakteri.8
4. Diare Inflamatorik
Diare tipe ini terjadi karena adanya kerusakan mukosa usus akibat
inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air
serta elektrolit ke dalam lumen. Inflamasi pada mukosa usus dapat
disebabkan oleh infeksi atau non-infeksi.
6
2.1.2 Patogenesis
Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi
yaitu faktor kausa (agent) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang
dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor daya tangkis atau
lingkungan internal saluran cerna seperti keasaman lambung, motilitas usus,
imunitas, dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya
penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemapuan memproduksi toksin
yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.5
Enteropatogen Bakteri. Enteropatogen bakteri dapat menyebabkan diare
inflamasi atau non-inflamasi. Umumnya diare inflamatorik disebabkan oleh
Aeromonas sp., Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, E. Coli
enteroinvasif, Salmonella sp., dan Shigella sp. Diare noniflamasi dapat
disebabkan oleh E. Coli enteropatogen, E. Coli enterotoksik, dan Vibrio
cholerae.8 Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan diare dengan 2
mekanisme, yaitu mekanisme enterotoksigenik dan enterovasif. Bakteri
dengan mekanisme entetosigenik menghasilkan toksin yang menyebabkan
kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleid pada dinding sel usus
sehingga kadar adenosin 3’,5’ siklik monofosfat (AMP) dalam sel
menyebabkan sekresi aktif anion klorida dalam lumen usus yang diikuti
oleh air, ion bikarbonat, kation natrium, dan kalium. Pada akhirnya
terjadilah efek diare berupa air seperti cucian beras yang deras dan banyak
(voluminous) atau watery diarrhoea pada pasien. Sedangkan bakteri dengan
mekanisme enterovasif menginvasi dinding usus dan menyebabkan
kerusakan berupa nekrosis dan ulserasi.7
Enteropatogen Parasit. Giardia lamblia adalah parasit penyebab diare
yang paling sering di wilayah Amerika Serikat. Penderita diare tidak perlu
melalukan pemeriksaan telur parasit pada tinjanya kecuali jika ada riwayat
berpergian ke daerah-daerah endemik, biakan tinja negatif untuk
enteropatogen lain, dan diare menetap selama lebih dari seminggu.8
7
Enteropatogen Virus. Enteropatogen yang menyebabkan gejala klinis diare
adalah rotavirus, adenovirus enterik, astovirus, dan kalsivirus.8 Rotavirus
menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus (mukosa kolon dan lambung tidak
termasuk). Mereka berkembang biak di sitoplasma dari enterosit dan
merusak jalur mekanisme transport. Diare yang disebabkan oleh rotavirus
bisa merusak absorpsi sodium dan glukosa karena sel-sel yang rusak di vili-
vili usus diganti dengan sel kriptus immature yang tidak bisa menyerap zat-
zat makanan yang sudah dicerna.7
2.2 Dehidrasi
Dehidrasi bisa diartikan sebagai kehilangan cairan atau elektrolit
dalam tubuh. Dehidrasi dapat diklasifikasikan menjadi isonatremik,
hiponatremik, dan hipernatremik. Pada dehidrasi isonatremik, kehilangan
cairan dan elektolit hampir seimbang perbandingannya. Dehidrasi
hiponatremik terjadi jika kehilangan elektrolit lebih besar dari kehilangan
air. Sedangkan pada dehidrasi hipernatremik, kehilangan air lebih banyak
dari elektolit. Dehidrasi terbagi menjadi tiga derajat menurut banyaknya
cairan yang hilang yaitu, dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Patofisiologi
dehidrasi 9
:
8
Gambar 2. 1 Bagan Patofisiologi Dehidrasi
Sumber: Jasmes, Susan R (2007)
Berikut ini adalah manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya:
Tabel 2. 1 Manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya
Sumber: Jasmes, Susan R (2007)
Pengurangan intake cairan/kehilangan cairan
Kehilangan cairan ekstraseluler yang cepat dan tiba-tiba
Kematian
Syok hipovolemik
Kehilangan cairan intraseluler
Disfungsi seluler
Ketidakseimbangan elektrolit
9
2.3 Tataklaksana Diare Akut
2.3.1 Rehidrasi
Rehidrasi adalah terapi yang paling penting dalam penanganan diare akut,
terutama dengan gejala dehidrasi. Bila keadaan umum pasien baik dan tidak
dehidrasi, asupan cairan dengan adekuat dapat dicapai dengan minum air
yang cukup. Namun bila pasiennya mengalami dehidrasi, maka prosedur
rehidrasinya disesuaikan dengan tingkat dehidrasinya.5
Plan C Untuk dehidrasi berat. Jika setelah 15-30 menit pemberian
RL tak ada perbaikan, maka percepat pemberian RL.6
Gambar 2. 2 Prosedur Rehidrasi Plan C
Sumber: World Health Organization (2005)
Plan B Untuk dehidrasi sedang. Berikan dengan ketentuan
sebagai berikut: a) Berikan sedikit2 tetapi sering, apabila anak
muntah tunggu 10 menit kemudian berikan kembali dengan lebih
perlahan b) Berikan ASI jika pasien mau c) Berikan lebih apabila
anak meminta.6
IV RL 30 ml/kgBB dalam
30 menit
IV RL 70 ml/kgBB dalam
2,5 jam
Setelah 3 jam klasifikasikan kembali
dehidrasi, berikan tatalaksana sesuai
derajat
Dehidrasi berat
Dehidrasi sedang
Tidak Dehidrasi
Plan C Plan B Plan A
10
Gambar 2. 3 Prosedur Rehidrasi Plan B
Sumber: World Health Organization (2005)
Ketentuan pemberian ORS:
Tabel 2. 2 Ketentuan Pemberian ORS
*gunakan kriteria usia hanya apabila anda tidak mengetahui berat badannya
Sumber: World Health Organization (2005)
Plan A Untuk dehidrasi ringan. 6
Beri edukasi kepada ibu (yang merawat anak):
o Berikan cairan lebih (sebanyak yang anak dapat terima).
Perbanyak ASI, ORS, food-based fluids (sop, dll).
Jumlah cairan yang diberikan minimal 50-100 ml
setiap habis BAB (pada anak hingga umur 2 tahun).
o Suplemen zink
Pemberian ORS dalam 4 jam
Setelah 3 jam klasifikasikan kembali dehidrasi, berikan tatalaksana sesuai derajat
Dehidrasi berat
Dehidrasi sedang
Tidak Dehidrasi
Plan C Plan B Plan A
11
1 tablet (20 mg)/hari selama 10-14 hari pemberian
dengan cair melarutkan di air/ORS/susu; atau
dikunyah apabila anak sudah besar.
o Teruskan makan, beri makanan lunak sedikit sedikit namun
sering.
o Kembali ke dokter jika:
Tidak dapat minum.
Menjadi lebih sakit.
Demam.
Terdapat darah pada feses.
2.3.2 Obat Antimikroba
Karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self
limited disease karena virus atau bakteri non-invasif, pengobatan empirik
tidak dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empirik diindikasikan pada
pasien-pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s
diarrhoea, dan pasien imunosupresif.5
Berikut ini adalah obat-obat antimikroba yang bisa digunakan untuk
tatalaksana diare pada anak sesuai jenis organisme penyebabnya 8:
Tabel 2. 3 Obat-Obat Antimikroba yang Bisa Digunakan Untuk Tatalaksana
Diare pada Anak
Organisme Antimikroba Indikasi
Aeromonas TMP/SMX
(Trimetroprim
Sulfometoxazol)
Penyakit seperti
disentri/diare lama
Campylobacter Eritromisin Pada awal perjalanan
penyakit
12
Clostridium difficille Vankomisin/metronidazol Penyakit sedang –
berat
E. coli
Enterotoksigenik
Enteropatogenik
Enteroinvasif
TMP/SMX
(Trimetroprim
Sulfometoxazol)
TMP/SMX
(Trimetroprim
Sulfometoxazol)
TMP/SMX
Penyakit berat/lama
Penyakit yang
membahayakan jiwa
Semua kasus
Salmonella Ampisilin, kloramfenikol,
sefotaksim, TMP/SMX
Typhoid, bakteremia
Shigella TMP/SMX
Sefiksim
Siprofloksasin
Semua kasus
Strain resisten
Strain resisten pada
usia >17 tahun
Vibrio chollerae Tetrasiklin/doksisiklin
TMP/SMX
Semua kasus
Sumber: Richard dan Behrman (1999)
2.4 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan terhadap suatu objek melalui
pancaindera seperti mata, hidung, telinga, dan alat indera lainnya.
Keberagaman dalam tingkat pengetahuan terjadi karena besarnya pengaruh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dari setiap individu pada
waktu penginderaan hingga suatu pengetahuan tersebut diperoleh.2
Dalam pembentukan tindakan seseorang (overt behaviour),
pengetahuan merupakan hal yang sangat penting. Pengetahuan terdiri dari 6
tingkatan, yaitu 10
:
13
- Tahu (know)
Tahu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengingat kembali hal-hal
yang pernah diketahui dan dipelajari sebelumnya.
- Memahami (comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan kembali suatu materi yang telah diketahui
dan dapat menginterpretasikannya dengan tepat disebut tahap memahami.
Jika telah sampai pada tahap memahami, maka seseorang akan dapat
menjelaskan kembali, menyebutkan hal-hal yang bisa dijadikan contoh, dan
memberikan kesimpulan tentang materi yang telah diketahui.
- Aplikasi (application)
Penerapan materi yang telah diketahui dan dipahami pada situasi dan
kondisi yang ada dalam kehidupan nyata disebut aplikasi.
- Analisis (analysis)
Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk menuangkan materi yang
telah dipahami menjadi komponen-komponen yang saling terkait dalam satu
kesatuan yang terorganisir.
- Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk membuat suatu hal yang baru dari
komponen-komponen materi yang telah dipahami sebelumnya.
- Evaluasi (evaluation)
Evaluasi artinya meninjau ulang dan menilai suatu materi berdasarkan suatu
kriteria tertentu, kriteria yang dibuat sendiri atau kriteria yang sudah ada
sebelumnya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan terbagi menjadi faktor
internal dan faktor eksternal sebagai berikut 10:
14
Faktor Internal
a. Jasmani
Faktor jasmani adalah hal-hal yang terkait kesehatan tubuh atau
indera yang digunakan untuk mendapatkan suatu pengetahuan.
b. Rohani
Faktor rohani adalah keadaan individu yang sehat secara
psikologis dan batin sehingga mempunyai komponen intelektual
dan kognitif yang layak untuk menerima sebuah pengetahuan.
c. Usia
Faktor usia ini terkait dengan proses berpikir seseorang. Semakin
bertambah usia seseorang, maka proses berpikirnya akan
semakin berkembang sehingga terjadi peningkatan kemampuan
dalam menerima pengetahuan.
Faktor Eksternal
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menjadikan seorang individu bisa berpikir
secara rasional, sehingga akan berpengaruh terhadap
pengetahuan yang ia peroleh. Semakin bertambah tingkat
pendidikannya, maka akan berbanding lurus dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki.
b. Media Massa
Media massa adalah salah satu sumber dari sebuah pengetahuan.
Bentuk dari media massa yang beragam mulai dari media cetak
dan elektronik, memungkinkan seseorang untuk bisa
mengaksesnya dengan mudah. Jika paparan media massa
terhadap seseorang semakin besar, maka akan semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh.
c. Ekonomi
Pengetahuan digolongkan kedalam kebutuhan sekunder manusia.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, tentunya faktor
ekonomi mempunyai peran yang cukup besar.
15
d. Hubungan Sosial
Hubungan sosial yang baik diperlukan oleh seseorang untuk bisa
mengakses sumber pengetahuan. Semakin baik hubungan soSial
yang dimiliki oleh seseorang, maka seseorang tersebut akan
semakin mudah mendapatkan informasi-informasi yang bisa
digunakan sebagai sumber pengetahuan.
e. Pengalaman
Dengan bertambahnya pengalaman yang dialami oleh seseorang,
maka informasi-informasi yang bisa digunakan sebagai sumber
pengetahuan akan semakin banyak.
2.5 Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi orang yang
bersangkutan.11
Sikap tidak pasti mencerminkan suatu tindakan, tetapi sikap
merupakan dasar dari suatu perilaku. Sikap merupakan tolak ukur kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap relatif
konstan dan cukup sulit berubah kecuali dengan adanya tekanan yang kuat.
Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa,
institusi pendidikan, maupun lembaga agama. 11
2.6 Perilaku/Tindakan
Suatu sikap belum tentu dapat diwujudkan dalam suatu tindakan 10.
Agar
suatu sikap bisa terwujud menjadi suatu perilaku dibutuhkan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Niat yang sudah
terrealisasikan dalam bentuk tingkah laku yang nyata dan untuk
merealisasikannya membutuhkan faktor pendukung atau kondisi yang
memungkinkan disebut dengan tindakan. Tindakan mempunyai beberapa
tingkatan 10
:
a. Persepsi (perception).
b. Respons terpimpin (guided response).
c. Mekanisme (mechanism).
16
d. Adopsi (adoption).
Perilaku lebih kompleks untuk diprediksi, karena pengaruh faktor lingungan
terkadang lebih besar daripada fakor individu. 4
Jika seorang individu sudah
melakukan tindakan dengan benar dan berkembang dengan baik, barulah ia
bisa dikatakan telah mengaplikasikan sebuah pengetahuan dan sikap
terhadap perilakunya.
2.7 Kerangka Teori
2.8 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan
desain cross sectional.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di POSYANDU Desa Sukasari, Kabupaten
Kuningan, yang terdiri dari 2 cabang. Waktu yang dibutuhkan dari mulai
pengambilan data sampai dengan pembuatan laporan adalah sekitar 7 bulan
mulai tanggal 8 Februari – 14 September 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah ibu usia subur yang memiliki
balita di Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat. Sampel pada penelitian ini
adalah ibu pada usia subur yang memiliki balita yang berkunjung ke
POSYANDU Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive
sampling. Peneliti menjadikan setiap ibu yang berkunjung ke POSYANDU
sebagai sampel dalam penelitian ini hingga jumlah sampel terpenuhi.
3.5 Estimasi Besar Sampel
Rumus untuk menghitung jumlah sampel adalah:
n1= Zα 2
x p x q
L2
Keterangan :
α = 0,05 ; jadi Zα = 1,96
L = Tingkat ketelitian/kesalahan maksimal yang dapat ditolerir = 10%
18
p = Presentase taksiran hal yang akan diteliti yang diambil dari referensi,
bila tidak diketahui, maka yang diambil adalah 50%
q = 1- p
Jadi estimasi besar sample minimal adalah sebanyak 96 subjek.
Untuk menghindari kemungkinan drop out, maka jumlah subjek ditambah
sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek yang dibutuhkan adalah 96 + 9,6 = 105,6
dibulatkan menjadi 106 subjek.
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.6.1 Kriteria Inklusi
Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang
mempunyai balita
Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang
mempunyai balita:
1. Balita yang pernah atau sedang menderita diare
2. Diare yang diderita bersifat akut
3.6.2 Kriteria Eksklusi
Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari diluar usia subur
Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang
mempunyai balita:
1. Balita yang tidak pernah mengalami diare
2. Balita yang sedang atau pernah mengalami diare kronik
Ibu penunjung POSYANDU Desa Sukasari yang tidak bersedia
mengikuti penelitian
3.7 Identifikasi Variabel
- Variabel Bebas usia, tingkat pendidikan, dan jumlah anak
- Variabel Terikat pengetahuan, sikap, dan perilaku
19
3.8 Cara Kerja Penelitian
3.8.1 Pemilihan Subjek Penelitian
Sampel diambil dari ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari,
Kuningan, Jawa Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini.
3.8.2 Teknis Pelaksanaan
1. Pengambilan data dilakukan di POSYANDU Desa Sukasari,
Kuningan, Jawa Barat sesuai dengan jumlah sampel.
2. Peneliti mendatangi responden, yang merupakan ibu-ibu di wilayah
Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat.
3. Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian
meminta kesediaan responden untuk ikut dalam penelitian ini.
4. Peneliti memberikan lembar persetujuan ikut dalam penelitian
kepada responden untuk diisi.
5. Setelah responden selesai menandatangani persetujuan penelitian,
peneliti menjelaskan tentang tata cara pengisian kuesioner dan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner sebelum
responden mulai mengisi kuesioner sendiri.
3.9 Manajemen Data
3.9.1 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan uji pearson terhadap 20
orang responden dengan hasil akhir 18 pertanyaan yang valid dan reliabel.
3.9.2 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilaksanakan jika responden telah mendapatkan
informed consent dan menyetujui untuk menjadi objek penelitian. Data yang
dikumpulkan adalah data primer yang didapatkan dari hasil pengisian
kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.
20
3.9.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a) Menyunting data (editing)
Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan dan kebenaran data
seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, dan konsistensi pengisian
setiap jawaban kuisioner yang dilakukan ketika responden selesai mengisi
kuisioner. Bila ada kesalahan atau data tidak lengkap peneliti melakukan
klarifikasi dengan responden.
b) Mengkode data (coding)
Proses pemberian kode berbentuk angka kepada masing-masing
variabel yang telah dikumpulkan.
c) Memberikan nilai pada data (scoring)
Penilaian data yang dilakukan dengan pemberian skor sesuai
ketentuan pada aspek pengukuran.
d) Memasukkan data (entry)
Memasukkan data hasil kuesioner yang telah diberikan kode ke dalam
program software computer SPSS 16 for windows.
e) Membersihkan data (cleaning)
Pengecekan kembali yang dilakukan setelah data dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data tersebut telah
siap diolah dan dianalisis.
f) Menganalisis Data (Analilysis)
Menganalisis data yang telah dimasukkan dengan menggunakan
analisa deskriptif di program software computer SPSS 16 for windows.
21
3.9.4 Analisis dan Penyajian Data
Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari
tiap variabel yang diteliti, akan digunakan analisis univariat, sedangkan
untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dependen dan
independen digunakan analisis bivariat. Teknik analisis yang dilakukan
yaitu dengan uji Chi-Square (X2), untuk melakukan hubungan antara
variabel kategorik dengan kategorik. Analisis ini bertujuan untuk menguji
perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, sehingga diketahui ada
atau tidaknya suatu hubungan yang bermakna secara statistik. Derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai
p (p value) < 0,05 berarti terdapat hubungan bermakna (signifikan) antara
variael yang diteliti. Jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna
antara variabel yang diteliti. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
tekstular dan tabular.
3.10 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil
Pengukuran Skala
Pengukuran 1. Usia Usia responden
dalam penelitian
ini adalah usia
subur berdasarkan
buku Penduduk
Sasaran Program
Pembangunan
Kesehatan
(PSPK) DEPKES
Kuesinoner Membaca
hasil
kuesioner
1. 15-25 tahun
2. 25-34 tahun
3. 35-49 tahun
Ordinal
2. Pendidi-
kan
Jenjang
pendidikan formal
yang ditempuh
ibu.
Kuesinoner Membaca
hasil
kuesioner
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
Ordinal
3. Jumlah
Anak
Anak yang sudah
dimiliki ibu
tersebut dan hidup
sampai saat
penelitian
dilakukan.
Kuesinoner Membaca
hasil
kuesioner
1. 1 anak
2. 2 anak
3. >2 anak
Nominal
4. Pengeta-
huan
Hasil
penginderaan
terhadap suatu
Kuesinoner Membaca
dan menilai
hasil
1. Baik; skor = X
> M + 1(SD) Ordinal
22
objek melalui
panca indera.
Pada penelitian ini
pengetahuan yang
dinilai mencapai
tahap memahami
(comprehension)
kuesioner 2. Sedang; skor =
(M-SD) < X <
(M+SD)
3. Kurang; skor
=
X < M - 1(SD)
5. Sikap Respons tertutup
seseorang
terhadap stimulus
atau objek
tertentu, yang
sudah melibatkan
faktor pendapat
dan emosi orang
yang
bersangkutan
Kuesinoner Membaca
dan menilai
hasil
kuesioner
1. Baik; skor = X
> M + 1(SD)
2. Sedang; skor =
(M-SD) < X <
(M+SD)
3. Kurang; skor
=
X < M - 1(SD)
Ordinal
6. Perilaku Niat yang sudah
direalisasikan
dalam bentuk
tingkah laku yang
tampak dan
memerlukan
faktor pendukung
atau kondisi yang
memungkinkan
Kuesinoner Membaca
dan menilai
hasil
kuesioner
1. Baik; skor = X
> M + 1(SD)
2. Sedang; skor =
(M-SD) < X <
(M+SD)
3. Kurang; skor
=
X < M - 1(SD)
Ordinal
23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan dilakukan dengan
mengunakan metode cross sectional. Pada penelitian ini selanjutnya
dianalisis hubungan dari masing-masing variabelnya dengan menggunakan
analisis deskriptif pada SPSS 16. Sampel pada penelitian ini adalah ibu
pengunjung POSYANDU Desa Sukasari, Kecamatan Karangkancana,
Kuningan, Jawa Barat, dengan kriteria ibu usia subur yang mempunyai
balita yang sedang atau pernah menderita diare akut dan bersedia mengikuti
penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden, ditambah dengan
kemungkinan drop out sebanyak 10% dari jumlah sampel sehingga total
jumlah responden yang ada adalah sebanyak 106 responden. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya terhadap 20 orang responden. Setelah melewati 3 kali uji
validitas dan reliabilitas, didapatkan hasil akhir 18 pertanyaan yang valid
dan reliabel dari jumlah total 25 pertanyaan.
4.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menemukan berbagai keterbatasan dalam
melakukan penelitian. Beberapa keterbatasan penelitian yang ada sebagai
berikut:
4.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain cross sectional yang meneliti variabel terikat dan variabel bebas
pada waktu yang sama sehingga tidak bisa memberikan penjelasan
tentang adanya hubungan sebab akibat. Hasil yang didapatkan hanya
menunjukan variabel dalam satu waktu tertentu.
24
4.1.2 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan instrumen
kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Alasan memilih kuesioner
ini karena dapat diperoleh data yang banyak dalam waktu yang cepat
dan responden bisa lebih menjawab pertanyaan secara terbuka dan tidak
terpaksa. Adapun keterbatasan instrumen ini yaitu adanya kemungkinan
responden tidak mengerti maksud dari pertanyaan yang tertera di
kuesioner. Kekurangan ini dapat diminimalisasi dengan memberikan
penjelasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam
kuesioner terlebih dahulu sebelum diisi oleh responden.
4.1.3 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
consecutive sampling sehingga kurang dapat menggambarkan karakteristik
daftar subjek yang terdapat pada populasi terjangkau penelitian.
4.2 Analisis Univariat
Untuk menggambarkan penyajian data dengan satu variabel maka
dilakukan analisis univariat 12.
Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil
penelitian pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU
Desa Sukasari terhadap penanganan diare akut pada balita tahun 2012, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
25
4.2.1 Karakteristik Demografis Populasi
Tabel 4. 1 Karakteristik Demografis dari Populasi
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berada pada golongan usia antara 25-34 tahun, dengan jumlah 48 responden
(45,3%). Pada penelitian lain yang dilakukan di Nigeria juga ditemukan
mayoritas golongan usia responden antara 25-34 tahun sebanyak 144
responden (55.9%) dari jumlah total 204 responden.13
Tingat pendidikan sebagian besar responden adalah SD dengan
jumlah 59 responden (55,7%). Responden dengan tingkat pendidikan
Perguruan Tinggi menempati persentasi paling kecil (9,4%), sisanya
memiliki tingkat pendidikan SMP (24,5%) dan SMA (10,4%). Dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuningan Tahun 2010,
dikatakan bahwa persentasi tamat SD pada penduduk Kuningan sebesar
52,70%, penduduk yang tamat SMP sebesar 14,20%, penduduk tamat SMA
10,79%, dan penduduk tamat Perguruan Tinggi sebanyak 2,83%.14
Hal ini
cukup sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
menyatakan bahwa masih banyak responden dengan tingkat pendidikan
yang rendah dan responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi
masih dalam golongan minoritas.
Faktor Sosio-demografis Jumlah Persentase (%)
Usia
15-24 25 23.6
25-34 48 45.3
35-49 33 31.1
Tingkat Pendidikan
SD 59 55.7
SMP 26 24.5
SMA 11 10.4
PT 10 9.4
Jumlah Anak
1 41 38.7
2 41 38.7
>2 24 22.6
26
Untuk karakteristik jumlah anak, diketahui bahwa responden dengan
jumlah anak 1 dan 2 memiliki persentase yang sama (38,7%) dengan jumlah
responden sebanyak 41 orang, sedangkan responden dengan jumlah anak
lebih dari 2 berjumlah 24 orang (22,6%).
4.2.2 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita
dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner.
Pertanyaan tentang pengetahuan ini berjumlah 8 pertanyaan dengan skor
nilai tertinggi 8 dan skor terendah 0.
Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor pengetahuan responden
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang
dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian
tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Kurang 12 11.3
Sedang 61 57.5
Baik 33 31.1
Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden,
yaitu 61 orang (57,5%) memiliki pengetahuan yang sedang mengenai
penanganan diare akut pada balita. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Purbasari E (2009) terhadap 68 responden di Puskesmas
Ciputat dengan hasil mayoritas pengetahuan responden berada pada level
sedang yaitu sebanyak 33 responden (48%). 15
Pada penelitian lain yang
dilakukan oleh Hasbi M pada tahun 2009 juga didapatkan hasil pengetahuan
ibu yang mayoritas berada pada level sedang, yaitu sebanyak 178 orang dari
jumlah total responden 267 orang (66,7%).2 Sebaran tingkat pengetahuan
ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari yang mayoritas berada pada
tingkat sedang ini sudah cukup sesuai dengan tujuan program penyuluhan
pemberantasan diare yang merupakan salah satu program prioritas
27
POSYANDU. Tujuan program penyuluhan pemberantasan diare ini adalah
sebagai sumber informasi masalah kesehatan anak. 16
4.2.3 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik
Pengetahuan responden diukur menggunakan kuesioner dengan
pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan
penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan
tentang pengetahuan responden mengenai diare akut pada balita dan
penanganannya tampak pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik
Pengetahuan Spesifik
Keterangan
Benar Salah
Jumlah Persentase
(%) Jumlah
Persentase
(%)
Pengertian Diare 86 81.1% 20 18.9%
Pemberian ASI pada Anak yang Diare 93 87.7% 12 11.3%
Urgensi Pemberian Antibiotik 40 37.7% 66 62.3%
Definisi Oralit 43 40.6% 63 59.4%
Cara Membuat Oralit Sendiri 53 50% 53 50%
Cara Pemberian Oralit yang Benar 77 72.6% 29 27.4%
Responden diberikan pertanyaan mengenai definisi diare dan
definisi oralit yang sesuai dengan definisi WHO, dan hasilnya menunjukkan
sebagian besar responden menjawab benar tentang definisi diare (81,1%),
dan sebagian besar menjawab salah tentang definisi oralit (59,4%).
Pengetahuan tentang definisi oralit yang masih rendah ini juga ditemukan
pada penelitian yang dilakukan di Nepal pada tahun 2011.17
Dari 130
responden, hanya 11 orang (8,5%) yang menjawab benar pertanyaan
mengenai definisi oralit.17
Pengetahuan yang rendah ini bisa disebabkan
karena ibu kurang memahami konsep dehidrasi dan rehidrasi pada kasus
diare akut. 17
Untuk pengetahuan mengenai definisi diare, dalam penelitian
di India ditemukan bahwa dari 150 rersponden, 123 responden (82%)
mengetahui definisi diare sebagai buang air besar yang lunak/cair, dan
28
sebanyak 108 responden (72%) mendefinisikan diare sebagai buang air
besar yang lunak/cair dengan peningkatan frekuensi.18
Sebanyak 93 responden sudah menjawab dengan benar bahwa
pemberian ASI pada anak yang mengalami diare tidak perlu dihentikan
(87,7%). Tidak ditemukan penelitian lain yang mengenai pengetahuan
tentang pemberian ASI pada anak diare.
Sebanyak 66 orang responden masih berpendapat bahwa pemberian
antibiotik harus selalu dilakukan untuk setiap anak yang mengalami diare
(62,3%). Sedangkan pada penelitian lain ditemukan bahwa responden yang
berpendapat mengenai pemberian antibiotik harus selalu dilakukan untuk
setiap anak yang mengalami diare sebanyak 60 responden dari jumlah total
150 responden (40%).18
Hal ini terjadi karena masyarakat kurang
mengetahui peran antibiotik dalam penatalaksanaan kasus diare.
Sebanyak 53 responden (50%) masih belum mengetahui cara
membuat oralit sendiri di rumah dengan menggunakan larutan garam dan
gula, dan 53 responden lainnya (50%) sudah mengetahui cara tersebut dan
menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil pengetahuan tentang pembuatan
oralit sendiri ini sesuai dengan beberapa penelitian lain yang menyatakan
bahwa sekitar 20-50% ibu mengetahui dan mampu mempersiapkan oralit
sendiri di rumah.19,20,21
Tetapi untuk cara pemberian oralit yang benar, yaitu
menghentikan pemberiannya sementara bila anak muntah dan melanjutkan
kembali jika anak sudah tidak muntah lagi, sebagian responden sudah
menjawabnya dengan benar, dengan jumlah 77 responden (72,6%).
Keberagaman dalam pengetahuan ini terjadi karena pengaruh perbedaan
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dari setiap individu.10
4.2.4 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap
Sikap responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat
berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner.
Pertanyaan tentang sikap ini berjumlah 4 pertanyaan dengan skor nilai
tertinggi 4 dan skor terendah 0.
29
Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor sikap responden
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang
dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian
tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap Jumlah Persentase (%)
Kurang 12 11.3
Sedang 90 84.9
Baik 4 3.8
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yang sedang, yaitu sebanyak 90 responden (84,9%)
mengenai penanganan diare akut pada balita. Dari hasil penelitian Purbasari
E (2009) didapatkan hasil sikap responden pada level sedang dengan jumlah
responden sebanyak 57 orang (84%).15
Jika dibandingkan dengan hasil pengetahuan, hasil sikap ini
memiliki persentase dan jumlah responden yang lebih tinggi meskipun
sama-sama berada pada level sedang. Menurut teori, selain dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap juga cenderung dipengaruhi oleh emosi dari orang yang
bersangkutan.11
Hal ini cukup menjelaskan perbedaan jumlah responden
pada variabel pengetahuan dan sikap di level sedang.
4.2.5 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Spesifik
Sikap responden diukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-
pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan penanganannya.
Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan tentang sikap
responden mengenai diare akut pada balita dan penanganannya tampak pada
tabel 4.5.
30
Tabel 4. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Spesifik
Sikap Spesifik
Keterangan
Sesuai Tidak Sesuai
Jumlah Persentase
(%) Jumlah
Persentase
(%)
Cara Pemberian Makan pada Anak Diare 72 67.9% 34 32.1%
Pemberian ASI pada Anak Diare 89 84.0% 17 16.0%
Urgensi Pemberian Oralit 101 95.3% 5 4.7%
Urgensi Pemberian Antibiotik 16 15.1% 90 84.9%
Sikap responden mengenai cara pemberian makan pada anak diare
yang benar, yaitu dengan tidak menghentikan pemberikan makanan selama
anak mengalami diare, sebagian besar sudah sesuai dengan jumlah
responden 72 orang (67,9%). Sebanyak 89 responden (84,0%) tidak
menyetujui bahwa pemberian ASI harus dihentikan pada anak yang diare,
sehingga sikap mengenai pemberian ASI pada anak diare ini sebagian besar
sudah sesuai. Sebanyak 101 responden (95,3%) setuju bahwa pemberian
oralit penting untuk anak diare. Tetapi sebagian besar responden dengan
jumlah 90 orang (84,9%) masih menyatakan bahwa pemberian antibiotik
harus selalu diberikan untuk setiap anak diare, sehingga sikap mengenai
urgensi pemberian antibiotik ini masih belum sesuai.
Terdapat kesamaan pada hasil pengetahuan dan sikap spesifik
mengenai urgensi antibiotik. Hasil pengetahuan responden tentang urgensi
antibiotik sebagian besar menyatakan tidak tahu, dan dalam hasil sikap
mengenai urgensi antibiotik pun sebagian besar menunjukan tidak sesuai.
Hal ini terjadi karena pembentukan sikap salah satunya dipengaruhi oleh
faktor pendidikan yang secara langsung juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan.11
Tidak ditemukan penelitian yang mendukung atau
menyanggah sebaran sikap spesifik responden.
31
4.2.6 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku
Perilaku responden mengenai penanganan diare akut pada balita
dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner.
Pertanyaan tentang sikap ini berjumlah 6 pertanyaan dengan skor nilai
tertinggi 6 dan skor terendah 0.
Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor perilaku responden
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang
dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian
tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Perilaku Jumlah Persentase (%)
Kurang 19 17.9
Sedang 59 55.7
Baik 28 26.4
Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
yaitu sdebanyak 59 orang (55,7%) memiliki perilaku yang sedang mengenai
penanganan diare akut pada balita. Penelitian Endah Purbasari (2009)
menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebanyak 47 responden (69%) berada
pada level perilaku yang sedang.15
Perilaku responden yang berada pada
level sedang ini sudah mencerminkan tercapainya tujuan POSYANDU
sebagai sarana dan panduan dalam memecahkan masalah diare pada anak
dan penanganannya.16
4.2.7 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik
Perilaku responden diukur menggunakan kuesioner dengan
pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan
penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan
tentang perilaku responden mengenai diare akut pada balita dan
penanganannya tampak pada tabel 4.7.
32
Tabel 4. 7 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik
Perilaku Spesifik
Keterangan
Melakukan Tidak Melakukan
Jumlah
Persentase
(%) Jumlah
Persentase
(%)
Cara Pemberian Makan pada
Anak Diare 63 59.4% 43 40.6%
Pemberian ASI pada Anak
Diare 101 95.3% 5 4.7%
Urgensi Pemberian Oralit 98 92.5% 8 7.5%
Cara Pemberian Oralit yang
Benar 72 67.9% 34 32.1%
Hasil perilaku responden mengenai cara pemberian makan pada
anak diare yang benar, yaitu dengan cara memberikan makanan lunak
sedikit-sedikit namun sering, menunjukan sebagian besar responden dengan
jumlah 63 orang (59,4%). telah melakukannya. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Seyal dan Hanif disebutkan bahwa dari 950 responden, yang
melakukan cara pemberian makan pada anak diare dengan benar sebanyak
137 responden (14,67%).1
Sebanyak 101 responden (95,3%) tidak menghentikan pemberian
ASI pada anak diare. Dari hasil survey yang dilakukan UNICEF di India
pada tahun 2009 juga didapatkan sekitar 84% ibu tetap melakukan
pemberian ASI ketika anak mereka mengalami diare.22
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sudah banyak ibu yang menyadari akan
pentingnya asupan cairan bagi anak yang mengalami diare.
Sebagain besar responden dengan jumlah 98 orang (92,5%) sudah
memberikan oralit pada anak yang mengalami diare dan memberikannya
dengan cara yang benar sebanyak 72 orang (67,9%), yaitu menghentikan
pemberiannya sementara bila anak muntah dan melanjutkan kembali jika
anak sudah tidak muntah lagi. Pemberian oralit pada anak diare juga sudah
33
dilakukan oleh 464 responden (49.67%) dari total responden sejumlah 950
orang dalam penelitian di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India. 1
4.3 Analisis Bivariat
Untuk menyajikan data dari dua variabel secara cross table dibutuhkan
analisis bivariat.12
Setelah dilakukan analisis bivariat antara karakteristik
responden berupa variabel usia, pendidikan, dan jumlah anak dengan
variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
4.3.1 Hubungan Antara Karakteristik Responden dengan Pengetahuan
Tabel 4. 8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan
Responden Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun
2012
Untuk menganalisis hubungan antara usia dan jumlah anak dengan
pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita,
peneliti menggunakan metode chi square dengan jenis tabel 3x3 (BxK).
Tetapi, setelah diuji, tabel 3x3 tersebut tidak layak uji, karena adanya sel
yang memiliki nilai expected kurang dari lima, sehingga peneliti melakukan
Karakteristik Responden
Pengetahuan
P Sedang+Kurang Baik
Jumlah % Jumlah %
Usia
15-24 21 17.2% 4 7.8%
25-34 32 33.1% 16 14.9% 0.147
35-49 20 22.7% 13 10.3%
Pendidikan
SD 47 64.4% 12 36.4%
SMP 17 23.3% 9 27.3% 0.007
SMA+PT 9 12.3% 12 36.4%
Jumlah Anak
1 27 28.2% 14 12.8%
2 32 28.2% 9 12.8% 0.220
>2 14 16.5% 10 7.5%
34
transformasi data untuk menggabungkan kelompok pengetahuan sedang dan
kurang. Setelah dilakukan transformasi data, peneliti menguji kembali data
tersebut dengan metode chi square dengan jenis tabel 3x2 (BxK). Dari uji
yang kedua tidak didapatkan sel dengan nilai expected yang kurang dari
lima sehingga tabel tersebut dinyatakan sudah layak uji, dengan nilai p
>0,05 (p 0,147 ; p 0,220). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
hubungan yang bermakna antara usia dan jumlah anak dengan
pengetahuan ibu mengenai penanganan diare akut.
Pertambahan usia menyebabkan seseorang menjadi dewasa baik dari
segi sikap maupun perbuatan sehingga lebih mudah memahami suatu
pengetahuan.10
Pengalaman seseorang yang di dalam penelitian ini dilihat
dari jumlah anak yang dimiliki oleh ibu juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan. Tetapi ada beberapa faktor lain yang cukup banyak
berpengaruh seperti tingkat pendidikan, hubungan sosial, ekonomi, media
massa dan lain lain, sehingga tidak selalu didapatkan hubungan yang
bermakna antara usia dan jumlah anak dengan pengetahuan.10
Tidak
ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung atau menyanggah hasil
analisis hubungan usia dan jumlah anak dengan pengetahuan responden
mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012.
Hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan responden
mengenai penanganan diare akut pada balita diuji dengan menggunakan
metode chi square dengan jenis tabel 4x3 (BxK). Tetapi, setelah diuji, tabel
tersebut tidak layak uji, karena adanya sel yang memiliki nilai expected
kurang dari lima, sehingga peneliti melakukan transformasi data untuk
menggabungkan kelompok pengetahuan sedang dan kurang serta kelompok
pendidikan SMA dan PT. Setelah dilakukan transformasi data, peneliti
menguji kembali data tersebut dengan metode chi square dengan jenis tabel
3x2 (BxK). Dari uji yang kedua tidak didapatkan sel dengan nilai expected
yang kurang dari lima sehingga tabel tersebut dinyatakan sudah layak uji,
dengan nilai p <0,05 (p 0,007). Maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan ibu mengenai penanganan diare akut .
35
Secara kultural, manusia membentuk pengetahuannya melalui tiga
cara, yaitu melalui cara-cara ilmiah (scientific ways), cara-cara
kecendekiawanan (scholarly ways), dan cara-cara merancang (designerly
ways).23
Ketiga cara ini bisa di kembangkan melalui proses pendidikan
berjenjang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan akan berbanding
lurus dengan tingkat pengetahuan. Tidak ditemukan hasil penelitian lain
yang mendukung atau menyanggah hasil analisis hubungan tingkat
pendidikan dengan pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut
pada balita tahun 2012.
4.3.2 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Responden
Tabel 4. 9 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden Mengenai
Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012
Pengetahuan
Sikap
p Kurang Baik + Sedang
Jumlah % Jumlah %
Kurang 6 1.4% 6 10.6%
0.000 Baik + Sedang 6 10.6% 88 83.4%
Hubungan antara pengetahuan dengan sikap responden mengenai
penanganan diare akut pada balita diuji dengan menggunaka metode chi
square dengan jenis tabel 3x3 (BxK). Tetapi, setelah diuji, tabel tersebut
tidak layak uji, karena adanya sel yang memiliki nilai expected kurang dari
lima, sehingga peneliti melakukan transformasi data untuk menggabungkan
kelompok pengetahuan baik dan sedang serta kelompok sikap baik dan
sedang. Setelah dilakukan transformasi data, peneliti menguji kembali data
tersebut dengan metode chi square dengan jenis tabel 2x2. Dari uji yang
kedua masih didapatkan sel dengan nilai expected yang kurang dari lima
sehingga diambil hasil uji alternatif, yaitu uji fisher, dengan nilai p <0,05 (p
0,000). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan responden dengan sikap responden mengenai penanganan
diare akut pada balita. Tidak ditemukan hasil penelitian lain yang
36
mendukung atau menyanggah hasil analisis hubungan pengetahuan
responden dengan sikap responden mengenai penanganan diare akut pada
balita tahun 2012.
4.3.3 Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Responden
Tabel 4. 10 Hubungan Sikap dengan Perilaku Responden Mengenai
Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012
Sikap
Perilaku
p Kurang Baik + Sedang
Jumlah % Jumlah %
Kurang 7 2.2% 5 9.8%
0.001 Baik + Sedang 12 16.8% 82 77.2%
Hubungan antara sikap dengan perilaku responden mengenai
penanganan diare akut pada balita diuji dengan menggunaka metode chi
square dengan jenis tabel 3x3 (BxK). Tetapi, setelah diuji, tabel tersebut
tidak layak uji, karena adanya sel yang memiliki nilai expected kurang dari
lima, sehingga peneliti melakukan transformasi data untuk menggabungkan
kelompok sikap baik dan sedang serta kelompok perilaku baik dan sedang.
Setelah dilakukan transformasi data, peneliti menguji kembali data tersebut
dengan metode chi square dengan jenis tabel 2x2. Dari uji yang kedua
masih didapatkan sel dengan nilai expected yang kurang dari lima sehingga
diambil hasil uji alternatif, yaitu uji fisher, dengan nilai p <0,05 (p 0,001).
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara sikap
responden dengan perilaku responden mengenai penanganan diare
akut pada balita. Tidak ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung
atau menyanggah hasil analisis hubungan sikap responden dengan perilaku
responden mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012.
37
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Jumlah responden kebanyakan berada pada golongan usia antara 25-
34 tahun dengan jumlah responden 48 orang (45,3%), tingkat
pendidikan SD dengan jumlah responden 59 orang (55,7%), jumlah
anak 1 dan 2 dengan jumlah yang sama masing-masing 41 orang
(38,7%).
Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku responden mayoritas
adalah sedang, dengan sebaran 61 responden (57,5%), 90 responden
(84,9%), dan 59 responden (55,7%).
Gambaran pengetahuan spesifik responden:
mengenai definisi diare 86 orang responden (81,1%) menjawab
benar.
mengenai definisi oralit 63 orang responden (59,4%) menjawab
salah.
mengenai pemberian ASI pada anak diare 93 responden (87,7%)
sudah menjawab dengan benar.
mengenai urgensi pemberian antibiotik 66 orang responden
(62,3%) menjawab salah.
mengenai cara membuat oralit sendiri di rumah 53 responden
(50%) menjawab benar.
mengenai cara pemberian oralit yang benar 77 responden
(72,6%) menjawab dengan benar.
Gambaran sikap spesifik responden:
mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar
menunjukkan 72 responden (67,9%) sudah sesuai.
mengenai pemberian ASI pada anak diare 89 responden (84,0%)
sudah sesuai.
38
mengenai urgensi pemberian oralit 101 responden (95,3%) sudah
sesuai.
mengenai urgensi pemberian antibiotik 90 responden (84,9%)
masih belum sesuai.
Gambaran perilaku spesifik responden:
mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar
menunjukan sebanyak 63 responden (59,4%) telah
melakukannya.
mengenai pemberian ASI pada anak diare 101 responden
(95,3%) telah melakukannya.
mengenai urgensi pemberian oralit pada anak yang mengalami
diare 98 responden (92,5%) sudah melakukan dan 72 responden
sudah memberikannya dengan cara yang benar (67,9%).
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan jumlah
anak dengan pengetahuan ibu mengenai penanganan diare akut (p
0,147; p 0,220) dan terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan dengan pengetahuan (p 0,007).
Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
sikap, dan sikap dengan perilaku ibu mengenai penanganan diare
akut (p 0,000; p 0,001).
5.2 Saran
Dari seluluruh proses penelitian yang telah dijalani, berikut ini adalah
beberapa saran bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
5.2.1 Saran Bagi POSYANDU Desa Sukasari
Diharapkan kepada pihak pemerintahan di Desa Sukasari,
Kecamatan Karangkancana, Kuningan, terutama kepada pihak yang
mengelola POSYANDU supaya menggalakkan program penyuluhan
mengenai diare dan cara penanganannya secara tepat bagi ibu pengunjung
POSYANDU. Program penyuluhan bisa difokuskan mengenai pemberian
39
oralit dan manfaatnya bagi anak diare, cara pembuatan oralit sendiri di
rumah, dan peran antibotik dalam penanganan diare.
5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas pengetahuan,
sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari
mengenai diare akut dan penanganannya adalah cukup baik, tetapi
angka kejadian diare di Kabupaten Kuningan cenderung meningkat,
sehingga untuk peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan studi
mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi angka
kejadian diare, seperti sanitasi dan kondisi sumber air di daerah
setempat.
Metode pengambilan sampel yang lebih disarankan untuk peneliti
selanjutnya adalah metode cluster random sampling sehingga dapat
menggambarkan karakteristik daftar subjek yang terdapat pada
populasi terjangkau penelitian.
5.2.3 Saran Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat untuk turut seta berperan aktif dalam
upaya kesehatan masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan balita yang
dilaksanakan di POSYANDU, sehingga terjadi peningkatan kapabilitas
masyarakat dalam menyadari masalah-masalah kesehatan pada balita
terutama masalah diare dan penanganannya yang masih sering terjadi di
masyarakat.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. T Seyal, A Hanif. Knowledge, Attitude and Practices of the Mothers and
Doctors Regarding Feeding, Oral Rehydration Solution (ORS) and Use
of Drugs in Children During Acute Diarrhea. ANNALS. 2009; 15.38.
2. Hasbi A.M. Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penanganan Diare Pada
Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Repository
Universitas Sumatera Utara. 2009.
3. Sidik I; Supriyatna U. Laporan Penyakit Diare Kabupaten Kuningan
2011. DINKES Kuningan, Jawa Barat. Februari 2012.
4. Rehan HS, Gautam K, Gurung K. Mothers Needs To Know More
Regarding Management Of Childhood Acute Diarrhea. Indian J. Prev.
Soc. Med. 2003 January-June; 34(1).41.
5. W, Sudoyo Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jakarta: Interna
Publishing; 2009.p.534-56.
6. Organization WHO. Pocket Book of Hospital Care for Children:
Guidlines For The Management of Common Illnesses With Limited
Resources. Geneva: World Health Organization; 2005.
7. Brook, GF. Butel, JS. Morse, SA. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz.
23rd ed. Jakarta: EGC; 2007.
8. Richard, E. Behrman. Kliegman, Robert M. Nelson Textbook of
Pediatrics. 15th ed. Jakarta: EGC; 1999.p.889-90.
9. Jasmes. R , Susan. Nursing Care of Children Canada: Sauders Elsevier;
2007.
10. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta;
2003.
41
11. Azwar, Saifudin. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset; 2007.
12. Sulistyaningsih. Metodelogi Penelitian Kuantitatif- Kualitatif
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
13. Ekate A.T, U. Okoji, I.C. Essy. Assessment Of Knowledge Of ORS,
Child Feeding And Drug Use Practices In South Nigeria. Nigerian
Journal of Medicine. 2011.
14. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuningan Tahun 2010.
BAPPEDA Kuningan; 2010. http://bappeda.kuningankab.go.id/
(Diunduh pada Kamis, 6 September 2012).
15. Endah Purbasari. Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Dalam
Penanganan Awal Diare Pada Balita Di Puskesmas Kecamatan Ciputat,
Tangerang Selatan, Banten Pada Bulan September Tahun 2009. Skripsi.
Tangerang Selatan: FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Pendidikan Dokter;
2009.
16. POSYANDU P. Pedoman Umum Pengelolaan POSYANDU. Jakarta:,
Departemen Kesehatan Indonesia; 2011. Report No.362.
17. Mukhtar Ansari, Mohamed Izham MI, Pathiyil RS. A Survey Of
Mothers' Knowledge About Childhood Diarrhoea And Its Management
Among A Marginalised Community Of Morang, Nepal. Australasian
Medical Journal. 2011.474-9.
18. Pattnaik S, Mishra K. Knowledge Attitude, and Practice of Mothers of
Children, Aged Less Than 5 Years, about Diarrhoea Disease and Its
Management: A Study in Urban Slum Area of Cuttack City, India.
International Centre for Diarrhoea Disease Research. 2011; 231.59.
19. Jha N, Singh R, Baral D. Knowledge, Attitude and Practices of Mothers
Regarding Home Management of Acute Diarrhea In Sunsari, Nepal.
42
Nepal Med Coll. 2006; 8(1).27-30.
20. Rasania SK, Singh D, Pathi S, Matta S, Singh S. Knowledge and
Attitude of Mothers About Oral Rehydration Solution in Few Urban
Slums of Delhi. Health Popul Perspect Issues. 2005; 28(2).100.
21. MacDonald SE, Moralejo DG, Matthews MK. Correct Preparation and
Administration of Oral Rehydration Solution: Essential for Safe and
Effective Home Treatment of Diarrhea in Indonesia. Int Q Community
Health Educ. 2005; 24(3).205.
22. UNICEF. Management Practices for Childhood Diarrhoea in India.
India: United Nation, UNICEF; 2009.
23. Ekomadyo, Agus S. Perguruan Tinggi, Produksi Pengetahuan, dan
Kemajuan Bangsa. 2012 April: p. 1.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU
PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI MENGENAI
PENANGANAN DIARE AKUT PADA BALITA TAHUN 2012
I. Informed Consent
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kesehatan, sehingga kita mampu beraktifitas sebagaimana mestinya.
Dalam rangka menyelesaikan penelitian tentang kami, kami mohon
partisipasi anda dalam kegiatan ini. Kami akan merahasiakan semua data
yang kami dapat, dan tidak akan menggunakan hasil penelitian ini untuk
hal-hal yang melanggar hukum. Sebagai tanda persetujuan, mohon isi
format dibawah ini serta tanda persetujuannya
Nama :
Alamat :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Jumlah Anak :
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Form Persetujuan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi sampel pada
penelitian ini dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada tanpa ada
paksaan
Jakarta, Februari 2012
(..........................................)
44
II. Kuesioner
PENGETAHUAN
1. Diare adalah?
a) buang air yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih
per hari
b) buang air besar yang lunak atau cair saja
c) tidak tahu
2. Bagaimana pengobatan diare yang tepat menurut ibu?
a) Dibiarkan saja sampai diarenya berhenti
b) Segera bawa ke Puskesmas atau dokter
c) Diobati sendiri dengan memberikan oralit dan banyak minum
d) Dengan air rebusan daun jambu biji
e) Lainnya……
3. Menurut ibu, bagaimana seharusnya pemberian ASI pada anak yang
diare?
a) Dikurangi
b) Tetap diberikan seperti biasa
c) Pemberiannya dihentikan sementara waktu sampai diare sembuh
4. Apakah menurut ibu pemberian antibiotik selalu diperlukan jika
anak anda mengalami diare?
a) Ya
b) Tidak, jika diresepkan oleh dokter saja
c) Tidak tahu
5. Oralit adalah?
a) Zat yang digunakan sebagai terapi pengganti cairan yang hilang
akibat diare yang diminum
b) Obat anti-diare (dapat menghentikan diare)
45
c) Tidak tahu
6. Menurut ibu, cairan apakah yang bisa digunakan jika tidak ada oralit
di rumah?
a) Air Tajin
b) Air rebusan daun jambu biji
c) Air larutan gula dan garam
7. Bagaimana cara pembuatan larutan gula dan garam yang benar?
a) Campurkan 1 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam ke dalam
segelas air
b) Campurkan 1 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam ke dalam
segelas air
c) Campurkan 1 sendok teh garam dan ¼ sendok teh gula ke dalam
segelas air
8. Jika anak ibu muntah saat diberi oralit, apa yang ibu lakukan?
a) Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan
b) Tetap diberikan dengan jumlah yang lebih banyak
c) Hentikan sejenak, baru dilanjutkan kembali pemberiannya secara
perlahan
SIKAP
9. Pemberian cairan tambahan atau oralit pada anak yang mengalami
diare sangat penting
a) Setuju
b) Tidak setuju
10. Antibiotik harus selalu diberikan untuk anak yang mengalami diare
a) Setuju
b) Tidak setuju
11. Pemberian ASI harus dikurangi/dihentikan ketika anak mengalami
diare
a) Setuju
46
b) Tidak setuju
12. Pemberian makanan harus dikurangi/dihentikan pada anak yang
mengalami diare dan lebih banyak diberikan minum saja
a) Setuju
b) Tidak setuju
PERILAKU
13. Jika anak ibu mengalami diare, apa yang ibu lakukan?
a) Dibiarkan saja sampai diarenya berhenti
b) Segera bawa ke Puskesmas atau dokter
c) Diobati sendiri dengan memberikan oralit dan banyak minum
d) Dengan air rebusan daun jambu biji
e) Lainnya……
14. Jika anak ibu mengalami diare, bagaimana cara ibu memberikan
makan pada anak?
a) Makanan dikurangi/ anak dipuasakan, dan lebih banyak diberi
minum
b) Beri makan seperti biasa
c) Beri makanan lunak, sedikit-sedikit namun sering
15. Apakah ibu mengurangi/menghentikan pemberian ASI ketika anak
ibu mengalami diare?
a) Ya
b) Tidak
16. Apakah ibu memberikan oralit pada anak ibu jika ia mengalami
diare?
a) Ya
b) Tidak
17. Jika anak ibu muntah saat diberikan oralit, apa yang ibu lakukan?
a) Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan
47
b) Tetap diberikan dengan jumlah yang lebih banyak
c) Hentikan sejenak, baru dilanjutkan kembali pemberiannya secara
perlahan
18. Bagaimana cara ibu membuat larutan gula dan garam sebagai
pengganti oralit di rumah?
a) Campurkan 1 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam ke dalam
segelas air
b) Campurkan 1 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam ke dalam
segelas air
c) Campurkan 1 sendok teh garam dan ¼ sendok teh gula ke dalam
segelas air
Terima kasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuisioner yang kami
berikan. Karena dengan mengisi kuisioner ini berarti Anda telah membantu
kami untuk menyelesaikan tugas prasyarat penelitian ini. Kami menghargai
Anda dengan menjamin kerahasiaan dari data dan informasi yang anda telah
berikan dengan sebaik-baiknya.
48
Lampiran 2
HASIL ANALISIS UNIVARIAT
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15-24 25 23.6 23.6 23.6
25-34 48 45.3 45.3 68.9
35-49 33 31.1 31.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 59 55.7 55.7 55.7
SMP 26 24.5 24.5 80.2
SMA 11 10.4 10.4 90.6
PT 10 9.4 9.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
49
Jumlah Anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 41 38.7 38.7 38.7
2 41 38.7 38.7 77.4
>2 24 22.6 22.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
50
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 12 11.3 11.3 11.3
sedang 61 57.5 57.5 68.9
baik 33 31.1 31.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 12 11.3 11.3 11.3
sedang 90 84.9 84.9 96.2
baik 4 3.8 3.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
51
Perilaku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 19 17.9 17.9 17.9
sedang 59 55.7 55.7 73.6
baik 28 26.4 26.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
52
Lampiran 3
HASIL ANALISIS BIVARIAT
Hubungan Usia dengan Pengetahuan
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.829a 2 .147
Likelihood Ratio 4.132 2 .127
Linear-by-Linear Association 3.411 1 .065
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7.78.
Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9.980a 2 .007
Likelihood Ratio 9.651 2 .008
Linear-by-Linear Association 9.741 1 .002
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6.54.
53
Hubungan Jumlah Anak dengan Pengetahuan
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.028a 2 .220
Likelihood Ratio 3.071 2 .215
Linear-by-Linear Association .124 1 .725
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7.47.
Hubungan Usia dengan Sikap
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .073a 1 .787
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .076 1 .783
Fisher's Exact Test 1.000 .632
Linear-by-Linear Association .072 1 .788
N of Valid Casesb 106
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.25.
b. Computed only for a 2x2 table
54
Hubungan Pendidikan dengan Sikap
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.385a 1 .123
Continuity Correctionb .819 1 .366
Likelihood Ratio 1.905 1 .168
Fisher's Exact Test .175 .175
Linear-by-Linear Association 2.362 1 .124
N of Valid Casesb 106
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .79.
b. Computed only for a 2x2 table
Hubungan Jumlah Anak dengan Sikap
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.312a 1 .128
Continuity Correctionb .994 1 .319
Likelihood Ratio 2.266 1 .132
Fisher's Exact Test .296 .160
Linear-by-Linear Association 2.290 1 .130
N of Valid Casesb 106
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.55.
b. Computed only for a 2x2 table
55
Hubungan Usia dengan Perilaku
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .797a 2 .671
Likelihood Ratio .822 2 .663
Linear-by-Linear Association .740 1 .390
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6.60.
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.532a 2 .465
Likelihood Ratio 1.504 2 .471
Linear-by-Linear Association .708 1 .400
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.55.
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .686a 2 .710
Likelihood Ratio .697 2 .706
Linear-by-Linear Association .508 1 .476
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6.34.
56
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 20.166a 1 .000
Continuity Correctionb 16.055 1 .000
Likelihood Ratio 13.609 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 19.976 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.36.
b. Computed only for a 2x2 table
Hubungan Sikap dengan Perilaku
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 15.019a 1 .000
Continuity Correctionb 12.082 1 .001
Likelihood Ratio 11.592 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 14.878 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.15.
b. Computed only for a 2x2 table
57
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 21.853a 1 .000
Continuity Correctionb 18.276 1 .000
Likelihood Ratio 16.558 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 21.647 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.15.
b. Computed only for a 2x2 table
58
Lampiran 4
DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN
NAMA USIA PENDIDIKAN JUMLAH ANAK
Ny. Ca 37 SD 2
Ny. Ya 33 SD 2
Ny. Ku 29 SD 1
Ny. Yu 20 SD 1
Ny. Wa 25 SMP 1
Ny. Rus 30 SD 1
Ny. Rum 42 SD 3
Ny. Kur 20 SD 1
Ny. A 30 SD 2
Ny. Dw 32 PT 2
Ny. Ti 28 SMP 1
Ny. Ju 38 SD 2
Ny. Da 40 SD 3
Ny. Nu 19 SD 1
Ny. Ri 19 SD 1
Ny. Was 28 SD 2
Ny. In 31 SD 3
Ny. Su 38 SD 2
Ny. El 27 SD 2
Ny. En 30 SD 2
Ny. Ca 38 SD 3
Ny. Su 25 SMP 2
Ny. Kar 36 SD 4
Ny. Ec 33 SMP 2
Ny. Ro 26 SD 2
Ny. I 34 SD 2
Ny. Aa 27 PT 1
Ny. War 35 PT 3
Ny. Ni 42 PT 4
Ny. Is 37 SMA 3
Ny. De 38 SD 2
Ny. En 29 SMP 2
Ny. Ros 30 SMA 1
Ny. Er 31 SMP 2
Ny. O 28 SD 1
Ny. Ta 39 SD 3
Ny. Nu 21 SMP 1
Ny. Car 30 SD 3
59
Ny. Sur 35 SD 3
Ny. Ye 29 PT 1
Ny. Ar 32 SD 2
Ny. Iy 26 SMA 1
Ny. Os 29 PT 1
Ny. Li 28 SMA 1
Ny. Ut 37 SMP 2
Ny. Dar 44 SD 2
Ny. Er 20 SD 2
Ny. Mi 22 SD 1
Ny. At 29 SMP 2
Ny. Na 38 SD 3
Ny. R 30 SD 2
Ny. Kus 21 SMP 2
Ny. Wa 32 SD 3
Ny. Na 23 SD 1
Ny. Ke 23 SMP 1
Ny. Et 21 SMP 1
Ny. Sa 30 SD 2
Ny. E 30 SMP 2
Ny. Ic 29 SMP 1
Ny. Tu 16 SD 1
Ny. Si 35 SD 2
Ny. Wi 35 SD 4
Ny. Nin 29 SMP 2
Ny. Ros 19 SD 1
Ny. As 39 SD 4
Ny. Ati 21 SD 1
Ny. Cas 40 SD 2
Ny. Ac 26 SMP 1
Ny. Ci 24 SD 2
Ny. Tas 42 SD 5
Ny. Or 40 SD 4
Ny. Cu 42 PT 2
Ny. Mi 19 SMA 1
Ny. Ju 25 SMA 2
Ny. A 40 SMA 4
Ny. Ek 30 SD 6
Ny. Mim 25 SD 1
Ny. Ca 41 SD 2
Ny. R 43 SD 4
Ny. Ad 31 SMP 1
Ny. Te 34 SMP 4
60
Ny. Suk 27 SD 1
Ny. Ar 32 PT 2
Ny. El 20 SMP 1
Ny. Fi 19 SMP 1
Ny. Des 19 SMP 1
Ny. Um 41 SMP 3
Ny. Li 32 SMP 1
Ny. Id 41 SMA 2
Ny. Re 20 SMA 1
Ny. Ri 35 SMA 1
Ny. So 27 PT 1
Ny. Yu 37 SMA 3
Ny. Te 35 PT 2
Ny. Ti 32 SMP 2
Ny. Ri 28 SMP 2
Ny. At 20 SMP 1
Ny. Kom 20 SD 1
Ny. Kar 21 SD 1
Ny. En 26 SD 2
Ny. Yul 23 SD 1
Ny. Ti 25 SD 2
Ny. Mel 30 SD 1
Ny. Mim 24 SD 2
Ny. Yo 37 SD 5
Ny. Ws 35 SD 2
61
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas :
Nama : Ayu Indriyani Munggaran
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1992
Agama : Islam
Alamat : RT 01/RW003, Desa Sukasari , Kecamatan
Karangkancana, Kuningan, Jawa Barat
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1996-1997 : TK Islam Lembah Jaya, Tambun Selatan
1997-2003 : SDN Mangun Jaya 01, Tambun Selatan
2003-2006 : MTS Husnul Khotimah, Kuningan
2006-2009 : MA Husnul Khotimah, Kuningan
2009-Sekarang : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program
Studi Pendidikan Dokter
62
Lampiran 6
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
Nomor
Pertanyaan
Total Pearson
Correlation
Status Alpha Status
1 0,705 Valid 0,915 Reliabel
2 0,715 Valid Reliabel
3 0,436 Tidak
valid
Reliabel
4 0,517 Valid Reliabel
5 0,636 Valid Reliabel
6 0,466 Valid Reliabel
7 0,757 Valid Reliabel
8 0,596 Valid Reliabel
9 0,462 Valid Reliabel
10 0,775 Valid Reliabel
11 0,636 Valid Reliabel
12 0,715 Valid Reliabel
13 0,705 Valid Reliabel
14 0,775 Valid Reliabel
15 0,596 Valid Reliabel
16 0,517 Valid Reliabel
17 0,462 Valid Reliabel
18 0,775 Valid Reliabel
19 0,705 Valid Reliabel
Keterangan: Karena ada satu soal yang tidak valid, maka yang dimasukkan
ke dalam kuesioner hanya 18 pertanyaan.