pengembangan instrumen penilaian sikap sosial …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. tesis tanpa bab...

102
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SEKOLAH DASAR (Tesis) Oleh DEVI ANDRIYANTI PUSPITA SARI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: danganh

Post on 02-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

(Tesis)

Oleh

DEVI ANDRIYANTI PUSPITA SARI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Oleh

Devi Andriyanti Puspita Sari

Penelitian ini bertujuan menghasilkan instrumen penilaian sikap sosial yang

valid dan reliabel pada pembelajaran tematik kelas IV SD. Penelitian ini

menggunakan model penelitian dan pengembangan Borgg and Gall. Produk

yang dihasilkan berupa instrumen penilaian sikap sosial siswa. Alat

pengumpul data menggunakan lembar angket dan lembar observasi pada tema

9 subtema 2 yang dianalisis menggunakan rumus validitas isi, dan uji

reliabilitas menggunakan Cohen’s Kappa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa instrumen penilaian sikap sosial siswa valid dengan hasil perhitungan

uji reliabilitas siswa diperoleh hasil sebesar 0,70 dengan aprroxs signifikan

sebesar 0.00 kategori tinggi.

Kata kunci: instrumen penilaian, sikap sosial, tematik.

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

iii

ABSTRACK

DEVELOPMENT INSTRUMENS OF ASSOCIATION OF SOCIAL

STUDENTS AT LEARNING TEMATICS CLASS IV SCHOOL BASIC

By

Devi Andriyanti Puspita Sari

This study aims to produce a valid and reliable assessment instrument of social

attitudes on the fourth grade thematic learning of elementary school. This

research uses research and development model of Borg and Gall. The resulting

product is an instrument of students' social attitude assessment. The data

collection tool used the questionnaire sheet and the observation sheet on theme 9

subtheme 2 that was analyzed using the content validity formula, and the

reliability test using Cohen's Kappa. The result of the research shows that the

instrument of students' social attitude assessment is valid with the result of the

student's reliability test result is 0.70 with significant aprroxs of 0.00 high

category.

Keywords: assessment instruments, social attitudes, thematic.

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

iv

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Oleh

DEVI ANDRIYANTI PUSPITA SARI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Pada

Program Studi Magister Keguruan Guru SD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

v

Judul Tesis : PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

SIKAP SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Nama Mahasiswa : Devi Andriyanti Puspita Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 1523053013

Program Studi : Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rochmiyati, M.Si. Dr. Lilik SabdaningtyasM.Pd.

NIP.19571028 198503 2 002 NIP.19561005 198303 2 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Ketua Program Studi

Magister Keguruan Guru SD

Dr. Riswanti Rini, M.Si. Dr. Alben Ambarita, M. Pd.

NIP 19600328 198603 2 002 NIP 19570711 198503 1 004

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rochmiyati, M.Si.………………...

Sekretaris : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd.………………...

Penguji Anggota : I. Dr. Edy Purnomo, M.Pd.………………...

II. Dr. Alben Ambarita, M.Pd.………………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum.

NIP 19590722 198603 1 003

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP 19530528 198103 1 002

Tanggal Lulus Ujian Tesis : 25 Oktober 2017

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

vii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tesis dengan judul: “Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Sosial

Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar” adalah

karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas

karya penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan tata dan etika

ilmiah yang berlaku dalam masyarakat atau yang disebut plagiatisme.

Lampung.

Terhadap pernyataan ini, apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya

ketidak benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi akademik yang

berlaku.

Bandar Lampung, 25 Oktober 2017

Yang Menyatakan

Devi Andriyanti Puspita Sari

NPM. 1523053013

2. hak intelektual atas karya ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

viii

RIWAYAT HIDUP

Devi Andriyanti Puspita Sari, dilahirkan di Metro, pada

tanggal 7 Juni 1980, merupakan anak terahir dari empat

bersaudara, dari Bapak Abdul Haris Said dan Ibu Siti

Aysah. Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:

1) SD Negeri 3 Iring Mulyo Metro diselesaikan pada

tahun 1992; 2) SMP Negeri 2 Metro diselesaikan pada tahun 1995; 3) SMA Yos

Sudarso Metro diselesaikan pada tahun 1998. Pada tahun 2005, kemudian

melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi D-2 Pendidikan Guru

Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2009 melanjutkan

pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan

lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2015 terdaftar sebagai mahasiswa Program

Pascasarjana Universitas Lampung, prodi Magister Keguruan Guru Sekolah

Dasar.

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

ix

MOTTO

“Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan yang besar adalah mencintai

apa yang kamu lakukan, jika kamu belum menemukannya teruslah mencari,

dan jangan merasa puas”

(Steve Jobs)

“Jangan khawatir ketika anda diacuhkan, tapi berjuanglah

jadi layak untuk dikenal.”

( Abraham Lincoln )

“Kehidupanmu adalah buah dari tindakan yang kamu lakukan.

Tidak ada yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri.”

( Joseph Campbell )

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

x

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan

serta kerendahan hati,

Sebentuk karya ini ku persembahkan kepada:

Bapak Hi. Abdul Haris Said dan (Alm. Siti Aysah)

Bapak Hi. Sumantra, S.Sos dan Hj. Zahariah, S.Pd

yang senantiasa selalu mendo’akan, memberikan dukungan dan memotivasi

penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.

Suamiku tercinta Harmansyah Putra

Kedua anakku tersayang Devan Mayndra Pradana dan Nadine Syakila Azzahra

Ketiga kakakku tersayang Nurma Sari Hartini, Achmad Budiman, M. Ridwan

yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

Orang-orang yang kusayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi

motivasi dan membantuku hingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Almamater tercinta,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar

Universitas Lampung

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian

Sikap Sosial Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar”.

Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

pada Program Studi Magister Pendidikan Dasar, guna memperoleh gelar Magister

Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik

dari luar dan dari dalam diri penulis. Dalam kesempatan ini penulis juga

mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

menempuh studi di Magister Pendidikam Dasar Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung, yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas

Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang bermanfaat

bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xii

4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang

bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Dasar.

6. Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si, selaku pembimbing I yang telah sabar dalam

memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat membantu dalam

penyelesaian tesis ini.

7. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah bersusah

payah membantu memberikan bimbingan, saran, dan ilmu pengetahuan yang

berharga dalam penyelesaian tesis ini.

8. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd, selaku penguji I sekaligus validator ahli

evaluasi yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam

penyelesaian tesis ini.

9. Bapak Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd selaku validator ahli bahasa yang telah

banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian tesis ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi yang baik kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

11. Ibu Rupiana, S.Pd. M.Si, selaku Kepala SD Negeri 1 Sukarame beserta guru

dan staff tata usaha yang telah memfasilitasi, memberikan data dan informasi

serta masukan-masukan selama pelaksanaan penelitian.

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xiii

12. Suamiku, kedua anakku, kedua orang tuaku, kedua mertuaku, ketiga kakakku,

serta keluarga besarku yang selalu menyayangi,mendoa’kan, dan memberikan

dukungan untuk kesuksesanku.

13. Sahabat tercinta di MKGSD 2015 Desi Triana, Tri Wulandari, Irmayati, Sri

Fatimah, Isyar Jayantri, Maria Desi, Ervina, Erlia,Iswanto, Kurniawan, Ariadi,

Misrodin, dan Jazuli yang telah membantu memotivasi sampai tesis ini selesai.

Tak lupa terima kasih atas kekeluargaan dan kebersamaan yang telah

diberikan.

14. Teman seperjuangan di MKGSD terimakasih atas dukungan dan kebersamaan

yang telah diberikan.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis

khususnya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas tesis ini

pada masa mendatang sangat diharapkan.

Bandar Lampung, 25 Oktober 2017

Penulis,

Devi Andriyanti Puspita Sari

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...............................................................................9

C. Batasan Masalah ....................................................................................10

D. Rumusan Masalah .................................................................................10

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................10

F. Manfaat Penelitian .................................................................................11

G. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................12

H. Spesifikasi Produk .................................................................................12

II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................15

A. Kajian Teori ...........................................................................................15

1. Kurikulum 2013 ................................................................................15

2. Pembelajaran Tematik ......................................................................20

3. Penilaian ...........................................................................................26

4. Sikap Sosial/ KI-2 .............................................................................36

5. Observasi atau Pengamatan ..............................................................43

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................47

C. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................51

D. Hipotesis ................................................................................................53

III. METODE PENELITIAN ........................................................................54

A. Jenis Penelitian ......................................................................................54

B. Langkah – langkah Penelitian ...............................................................55

1. Pengumpulan Data Awal ..................................................................56

2. Perencanaan ......................................................................................57

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xv

3. Pengembangan Draf Produk .............................................................59

4. Uji Produk Awal ...............................................................................60

5. Uji Empirik .......................................................................................60

6. Revisi Uji Produk .............................................................................61

7. Uji coba Produk ................................................................................61

8. Penyempurnaan Hasil Uji Lapangan ................................................62

C. Setting Penelitian ...................................................................................62

1. Tempat Penelitian .............................................................................62

2. Waktu Penelitian ..............................................................................62

3. Subjek Penelitian ..............................................................................62

D. Populasi dan Sampel .............................................................................63

1. Populasi ............................................................................................63

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................63

E. Definisi Variabel ...................................................................................64

1. Variabel Instrumen Penilaian ...........................................................64

2. Variabel Sikap Sosial .......................................................................64

F. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................................65

1. Angket ..............................................................................................65

2. Lembar Observasi .............................................................................66

G. Instrumen Penelitian ..............................................................................66

1. Instrumen Analisis Kebutuhan .........................................................66

2. Instrumen Validasi Ahli ...................................................................67

3. Instrumen Respon Guru ....................................................................69

4. Instrumen Penilaian Sikap Sosial .....................................................70

H. Tehnik Analisis Data .............................................................................70

1. Uji Validitas ......................................................................................70

2. Uji Reliabilitas ..................................................................................72

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................73

A. Hasil Penelitian ....................................................................................73

1. Pengumpulan Informasi Awal ..........................................................73

2. Hasil Perencanaan Draft Produk.......................................................74

3. Pengembangan Draf Produk .............................................................74

4. Hasil Ujicoba Produk Awal .............................................................75

5. Hasil Uji Coba Empirik ....................................................................77

6. Hasil Revisi Uji Produk ....................................................................82

7. Hasil Uji Coba Lapangan .................................................................83

8. Hasil Penyempurnaan Produk ..........................................................85

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................86

1. Uji Validitas ......................................................................................86

2. Uji Reliabilitas ..................................................................................87

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xvi

C. Pembahasan ...........................................................................................88

1. Pengembangan Produk Instrumen Penilaian Sikap Sosial ...............88

2. Hasil Uji Lapangan ...........................................................................90

3. Kelebihan Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Sosial ..........91

4. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Instrumen

Penilaian Sikap Sosial ......................................................................92

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................93

A. Simpulan ................................................................................................93

B. Implikasi ................................................................................................94

C. Saran ......................................................................................................94

1. Bagi Guru .........................................................................................94

2. Bagi Siswa ........................................................................................95

3. Bagi Peneliti .....................................................................................95

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................96

LAMPIRAN ....................................................................................................102

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI kelas IV .........................................2

1.2 Struktur Kurikulum SD/MI .........................................................................3

1.3 Spesifikasi Produk .....................................................................................13

2.1 Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP ...............................19

2.2 Contoh Pengembangan Indikator KI- 2 .....................................................40

3.1 Daftar SD Negeri di Dua Gugus Kecamatan Sukarame ............................56

3.2 Angket Analisis Kebutuhan ......................................................................67

3.3 Instrumen Validasi Ahli Evaluasi ..............................................................68

3.4 Instrumen Lembar validasi Ahli Bahasa ....................................................69

3.5 Uji Keterbacaan Guru ................................................................................69

4.1 Distribusi Validasi Ahli .............................................................................75

4.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Tahap 1 ..........................................................76

4.3 Catatan Perbaikan Hasil Validasi Ahli Tahap 1.........................................76

4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Tahap II .................................................77

4.5 Hasil Rata- rata Akhir Validasi ..................................................................77

4.6 Distribusi Uji Kelompok Terbatas .............................................................78

4.7 Hasil Uji Kelompok Terbatas Menggunakan Penilaian Yang

Dikembangkan. ..........................................................................................79

4.8 Hasil Uji Kelompok Terbatas Menggunakan Penilaian Konvensional .....79

4.9 Distribusi Uji Kelompok Yang Diperluas ..................................................81

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xviii

4. 10 Hasil Uji Kelompok Diperluas Menggunakan Penilaian Yang

Dikembangkan .........................................................................................81

4.11 Hasil Uji Kelompok Diperluas Menggunakan Penilaian

Konvensional ...........................................................................................82

4.12 Revisi Produk ..........................................................................................83

4.13 Distribusi Uji Lapangan ...........................................................................84

4.14 Hasil Uji Lapangan ..................................................................................85

4.15 Hasil Perhitungan Validitas .....................................................................86

4.16 Hasil Perhitungan Reliabilitas Cohen’s Kappa........................................87

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ..........................................................................52

3.1 Bagan Langkah Pengembangan .................................................................55

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat – surat ...............................................................................................103

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................119

3. Angket Analisis Kebutuhan Penilaian Sikap Sosial Pada Pembelajaran

Tematik Kelas IV SD .................................................................................148

4. Hasil Rekapitulasi analisis Kebutuhan .......................................................149

5. Lembar Penilaian Ahli Materi/Evaluasi .....................................................150

6. Lembar Penilaian Ahli Materi Bahasa .......................................................153

7. Pemetaan KD dari Dimensi Sikap Sosial Setiap Pokok Bahasan dan

Mapel Pada Sub Tema Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi. ...................156

8. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Siswa ....................................159

9. Instrumen Penilaian Sikap Sosial ...............................................................169

10. Angket Respon Guru ..................................................................................181

11. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru Pada Uji Kelompok Terbatas

Menggunakan Penilaian Yang Sudah Dikembangkan ...............................182

12. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru Kelompok Terbatas

Menggunakan Penilaian Konvensioanal ....................................................183

13. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru Kelompok Diperluas

Menggunakan Penilaian Yang Dikembangkan .........................................184

14. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru Kelompok Yang Diperluas

Menggunakan Penilaian Konvensional ......................................................185

15. Rekapitulasi Hasil Uji Lapangan ...............................................................186

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

xxi

16. Hasil Uji Validitas ......................................................................................187

17. Reliabilitas Cohen’s Kappa ........................................................................193

18. Perhitungan Reliabilitas Cohen’s Kappa SPSS .........................................196

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Konsep ini telah lama

dikemukakan oleh John Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan

perkembangan siswa dalam kemampuan pengetahuannya. Menurut John

Dewey (1961: 383), pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk

mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan

berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman

kehidupannya. Pada umumnya pembelajaran tematik terpadu adalah

pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara

beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari

siswa, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka.

Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang

menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa,

baik aktivitas formal maupun informal melalui berbagai model pembelajaran,

siswa secara aktif melakukan penyerapan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Pengalaman belajar siswa tersebut diharapkan dapat

mempermudah memahami dunia dan lingkungannya. Pembelajaran terpadu

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

2

didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan,

konsep, keterampilan, sikap dan nilai, baik antarmata pelajaran maupun

dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberikan penekanan

pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan mata pelajaran,

untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai

informasi.

Penerapan pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengedepankan penilaian

autentik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang tertuang

dalam empat kompetensi yaitu kompetensi inti disingkat menjadi KI-1, KI-2,

KI-3, dan KI-4. Adapun kompetensi inti SD/MI khususnya kelas IV, dapat

dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 1.1 Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI kelas IV

KOMPETENSI INTI

KELAS IV

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan

tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia

Sumber: Lampiran 1 Permendiknud Nomor 57 Tahun 2014

Mengacu pada empat kompetensi inti menjadi dasar dalam pengembangan

pembelajaran dan penilaian. Pengembangan penilaian empat kompetensi di

peroleh mengacu pada struktur kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

3

yang dibuat pengelompokan mata pelajaran, yaitu pada kelompok mata

pelajaran A dan Kelompok mata pelajaran B. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2 Struktur Kurikulum SD/MI

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A (Umum)

1. Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B (Umum)

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36

Sumber: Lampiran 1 Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014

Struktur kurikulum SD/MI mengalami perubahan pada struktur mata

pelajaran dan alokasi waktu perminggu. Seperti diketahui, di kelas rendah

(1, 2, 3) untuk mata pelajaran IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan di kelas tinggi (4, 5, 6) mata pelajaran

IPA dan IPS berdiri sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh

Kemendikbud (2013: 28) yaitu:

Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang

bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,

dan kompetensi keterampilan siswa sebagai dasar penguatan kemampuan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran

umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi

keterampilan siswa terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

4

Pengembangan kompentensi inti yang mengacu pada dua hal tersebut

membawa konsekuensi pada penilaian dengan begitu guru harus memahami

sasaran penilaian dalam pembelajaran.

Menurut Kemendikbud (2016: 68) “Penilaian dapat diartikan sebagai proses

sistematik untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk

kerja, proses, objek dan yang lain). Alat penilaian yang baik adalah alat yang

mampu mengukur keberhasilan proses secara tepat dan akurat. Penilaian

memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, sehingga

bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa mampu

menyerap materi yang telah disampaikan, dan untuk laporan pada orang tua

siswa dan guru setiap akhir semester yang dikemas dalam bentuk raport.”

Penilaian pembelajaran pada paradigma lama lebih ditekankan pada hasil

yang cenderung menilai kemampuan aspek kognitif, menggunakan bentuk tes

seperti pilihan ganda, benar atau salah, telah gagal mengetahui kinerja siswa

yang sesungguhnya. Tes tersebut belum bisa mengetahui gambaran yang utuh

mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dikaitkan dengan

kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat. Mendler dalam

Catherine (2013: 2) mengemukakan bahwa:

“Educator shold adopt change in the field of theaching by applying varieties

of teaching methodologies and strategies that will guide in planning a smooth

operation and management of all element contributory to student learning

and to improve the quality of education”. Yang artinya: “Pengajar

mengadopsi perubahan di bidang pendidikan dengan menerapkan variasi

metodologi pengajaran dan strategi yang akan membimbing dalam

perencanaan kelancaran dan pengelolaan semua elemen yang berkontribusi

terhadap pembelajaran siswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan”.

Kurikulum 2013 menuntut penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan

untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup

seluruh aspek kepribadian siswa, seperti perkembangan moral, perkembangan

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

5

emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu

lainnya. Kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran

2013/2014 sebenarnya mengacu pada domain Bloom dan Anderson yaitu

mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah afektif yang berhubungan dengan emosional, pengalaman belajar,

perasaan dalam pembelajaran yang dapat ditunjukan dengan sikap (attitude),

kesadaran (awwarness), perhatian (attention), ketertarikan (interest).

Penilaian pada aspek afektif atau sikap memerlukan instrumen yang sesuai

dengan kompetensi yang diharapkan. Kenyataaan di lapangan proses

pembelajaran masih berpusat pada guru, pengembangan model pembelajaran

masih minimum, bahan ajar yang terfokus pada satu bahan ajar, proses

penilaian masih berorientasikan pada penilaian kognitif, meskipun dalam

pelaporan penilaian mencakup KI-2, KI-3,dan KI-4, tetapi dalam pelaksanaan

penilaian masih menggunakan model penilaian dalam kurikulum 2006.

Pentingnya penilaian sikap sosial dalam pembelajaran menjadi dasar dalam

penentuan kenaikan kelas, hal tersebut diperkuat dalam Permen 53 Tahun

2015 pasal 10 ayat 2 “ siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar

dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan,

keterampilan belum tuntas dan atau sikap belum baik.”

Menurut Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 faktor lain yang

mempengaruhi sulitnya penilaian kurikulum 2013 antara lain (1) komitmen

yang masih rendah, (2) kemampuan dan pengetahuan yang kurang memadai,

(3) keterbatasan sarana penunjang, (4) kemauan politik baik pemerintah

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

6

pusat, daerah, maupun sekolah, (5) penyebar luasan informasi yang kurang

efektif. Tidak mengherankan bahwa ketika penilaian nasional atau lokal

berubah, guru merasa bingung sebelum mencoba, mereka mengatakan terlalu

banyak yang akan dinilai, terlebih siswa dengan kelas besar, kesulitan cara

memulainya, terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk menilai dan

akhirnya tidak fokus mengajar. Beban yang ada dipikiran guru inilah yang

membuat guru enggan melakukan penilaian autentik terhadap sikap siswa.

Permasalahan serupa juga tertuang dalam penelitian Nowreyah (2014 : 75)

mengatakan :

“Banyak Guru yang mengeluh tentang penilaian dan faktor-faktor yang

menghambat pelaksanaannya. Beberapa faktor tersebut adalah terkait sikap

guru terhadap penilaian. Ada beberapa guru beranggapan penilaian subjektif

itu sulit untuk digunakan, beberapa guru lain mengatakan memerlukan waktu

terutama di kelas besar dan sebagian guru yang lain tidak memiliki

pengetahuan tentang bagaimana untuk menilai siswa”.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada kegiatan observasi awal

dengan melakukan penyebaran angket analisis kebutuhan guru terhadap

penilaian sikap sosial yang terdapat di dalam kurikulum 2013, menunjukkan

bahwa sebagian besar guru masih belum memahami penilaian sikap sosial

sehingga penilaian ini sering terabaikan oleh guru. Minimnya keinginan guru

untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penilaian autentik sikap

sosial. Ini dibuktikan dari hasil penelitian awal yang dilaksanakan oleh

peneliti pada 2 gugus SD di kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung

yaitu gugus 1 Inti Apel dan gugus 3 Inti Semangka dengan jumlah 84 orang

guru.

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

7

Berikut hasil analisis kebutuhan tentang penilaian sikap sosial pada tabel guru

SD di kecamatan sukarame kota Bandar Lampung Propinsi Lampung:

Angket Analisis Kebutuhan Penilaian Sikap Sosial Siswa Pada

Pembelajaran Tematik Kelas IV SD

Nama Guru :

Nama Sekolah :

Alamat Sekolah :

Instrumen ini terkait dengan penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013,

Mohon saudara berkenan mengisi sesuai kondisi di sekolah saudara.

No Pernyataan

Tanggapan % Tanggapan

Ya Tidak

Ya

(%)

Tidak

(%)

1. Apakah saudara sudah pernah mengikuti

pelatihan K 13? 49 35 58,33% 41,66%

2. Apakah saudara mengetahui pengertian

sikap sosial? 34 50 40,47% 59,52%

3. Apakah saudara mengetahui cara melakukan

penilaian sikap sosial? 15 69 17,85% 82,14%

4.

Apakah saudara mengetahui cara membuat

instrumen yang tepat dalam melakukan

penilaian sikap sosial?

0 84 0 100

5. Apakah saudara sudah melakukan penilaian

sikap sosial pada siswa di kelas?

15

69

17,85%

82,14%

6. Apakah saudara membuat instrumen untuk

menilai sikap sosial siswa?

0

84

0

100%

7. Apakah saudara mengalami kesulitan dalam

membuat instrumen ?

84

0

100%

0

8. Apakah saudara melakukan analisis terhadap

capaian dari setiap indikator penilaian sikap

sosial yang saudara peroleh?

15

69

17,85%

82,14%

9. Apakah penilaian sikap sosial yang saudara

gunakan mengacu pada setiap pembelajaran

yang ada dalam tema dan subtema?

15

69

%

82,14

10. Apakah saudara membutuhkan instrumen

penilaian sikap sosial yang lebih sederhana

dan mudah dalam penerapannya?

84

0

100

0

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

8

Melihat data hasil penelitian pendahuluan menunjukkan seluruh guru

menginginkan instrumen penilaian sikap sosial yang sederhana dan mudah

dalam penerapannya, meskipun sudah menerapkan penilaian sikap sosial

namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam

penyusunan instrumen.

Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat disimpulkan bahwa kelemahan

yang ada pada guru pada SD inti 2 sekolah dan SD imbas 2 sekolah,

diperoleh sebagai berikut.

1. Masih bersifat universal dari bentuk penilaian yang ada,

2. Buku pegangan penilaian sikap sosial yang ada, masih membebani guru

untuk menyusun instrumen dari setiap sub indikator penilaian sikap

sosial,

3. Guru masih dibebani dengan harus menganalisis kembali capaian dari

setiap indikator penilaian,

4. Penilaian sikap sosial yang ada hanya berdasarkan subtema,

5. Indikator penilaian yang ada belum terpecah dalam setiap subtema dan

pembelajaran,

6. Pencapaian penilaian sikap sosial siswa tidak terdeskripsi.

Kesulitan guru dalam memahami kreteria penilaian sikap sosial dari pedoman

penilaian sikap sosial yang ada, membuat peneliti berusaha untuk menyusun

instrumen penilaian sikap sosial yang mudah dipahami dan mudah digunakan.

Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial ini akan mengadopsi

penilaian sikap yang sudah ada, terutama variabel yang berhubungan dengan

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

9

tema 9 subtema 2 pembelajaran tematik yaitu, menghargai, teliti, peduli,

tekun, tanggung jawab, dan santun.

Berdasarkan penjelasan di atas perlu dikembangkan instrumen penilaian sikap

sosial yang mudah dipahami, mudah digunakan dan memenuhi persyaratan

instrumen penilaian sikap sosial yang valid dan reliabel.

Berdasarkan hasil survei angket awal tentang analisis kebutuhan guru

terhadap penilaian sikap sosial, maka dapat disimpulkan bahwa 15 dari 84

guru yang menjadi responden sudah melaksanakan penilaian sikap sosial dan

sudah mengikuti panduan dalam penilaian sikap sosial namun masih saja

sebagian dari responden merasa kesulitan dalam melakukan penilaian sikap

sosial, ketidak mampuan guru dalam melakukan penilaian sikap sosial

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya pemahaman

guru terhadap teknik penilaian sikap sosial, yang ditandai dengan banyaknya

guru yang menginginkan penilaian sikap sosial yang valid dan reliabel serta

mudah digunakan, pemahaman yang diterima guru bahwa penilaian sikap

sosial hanya menggunakan teknik observasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru belum memahami teknik penilaian khususnya penilaian sikap sosial

dalam kurikulum 2013,

2. Guru belum memahami prosedur penilaian sikap sosial,

3. Format penilaian yang terlalu merepotkan,

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

10

4. Penilaian sikap yang ada saat ini kurang efisien bagi guru sekolah dasar

dengan beban materi dan waktu yang terbatas,

5. Guru belum terbiasa dengan penilaian sikap.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah pada penelitian

ini pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dibatasi pada pengembangan instrumen penilaian sikap sosial

pada pembelajaran tematik kelas IV SD berdasarkan kurikulum 2013,

2. Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran

tematik tema 9 subtema 2 pada kurikulum 2013.

Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembatasan

masalah yang diangkat pada penelitian ini, yaitu tentang keefisienan

instrumen penilaian sikap sosial yang dikembangkan peneliti.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut, maka dapat

dibuat rumusan masalah yaitu, bagaimana mengembangkan instrumen

penilaian sikap sosial yang valid dan reliabel pada pembelajaran tematik

siswa kelas IV Sekolah dasar?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menghasilkan instrumen penilaian sikap sosial yang valid dan reliabel pada

pembelajaran tematik kelas IV sekolah dasar.

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

11

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah :

1. Secara teoritis

a. Memberikan wawasan serta pengetahuan tambahan tentang

pengembangan dalam melakukan penilaian pembelajaran kurikulum

2013 khususnya pada ranah sikap,

b. Menjadi bahan dalam melakukan penilaian khusunya pada ranah sikap,

c. Menjadi bahan atau sumber dalam melakukan pengembangan penilaian

dalam ranah penilaian yang lain,

d. Menjadi bahan atau sember dalam penelitian- penelitian berikutnya,

e. Menjadi bahan untuk memotivasi rekan-rekan satu angkatan untuk

dapat berbuat lebih dalam melakukanpenelitian yang bermanfaat.

2. Secara praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Dengan menggunakan model instrumen penilaian sikap sosial hasil

pengembangan siswa akan lebih terarah,

2) Dengan menggunakan model instrumen penilaian sikap sosial hasil

pengembangan siswa dapat lebih termotivasi dalam pembelajaran.

b. Manfaat bagi guru

1) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk merancang

pembelajaran dalam melaksanakan penilaian sikap sosial,

2) Sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam menganalisis

dan merekap hasil penilaian sikap sosial siswa.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Meningkatkan hasil pembelajaran,

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

12

2) Memberikan masukan bagi sekolah tentang model penilaian sikap

sosial untuk mencapai hasil yang terbaik.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Jenis penelitian ini adalah peenlitian pengembangan (Research and

Development),

2. Objek penelitian ini adalah instrumen penilaian sikap sosial pada

pembelajaran tematik tema 9 subtema 2,

3. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV Sekolah Dasar di 2

gugus pada Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung tahun ajaran

2016/2017,

4. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada guru kelas IV

SD Negeri 1 Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.

H. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dari pengembangan ini berupa instrumen penilaian

sikap sosial, yang diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan

penilaian secara valid dan reliabel tentang sikap sosial siswa.

Berikut adalah spesifikasi produknya:

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

13

Tabel 1.3 Spesifikasi Produk

No Identifikasi Produk Deskripsi

1. Jenis Instrumen Penilaian Sikap Sosial

2. Nama Instrumen Penilaian Sikap Sosial

3. Tujuan Mengukur Aspek Sikap Sosial

4. Tema 9. Makananku Sehat dan Bergizi

5. Subtema 2.Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi

6. Kompetensi inti

(KI.2) 1. Menghargai Diri Sendiri

Menerima perbedaan yang ada.

Tidak memaksakan kehendak.

Mengapresiasi setiap pekerjaan kawan.

2. Teliti Mengerjakan tugas dengan berhati- hati.

Mengecek kembali pekerjaan sebelum

dikumpulkan.

Konsentrasi ketika bekerja.

Menyelesaikan segala urusan dengan

tuntas.

Tidak tergesa- gesa.

3. Peduli Membantu yang kesusahan tanpa

mengharap imbalan.

Mendahulukan kepentingan bersama.

Menutupi kekurangan atau kelemahan

orang lain.

Meminjamkan sesuatu kepada orang lain.

Mau berbagi/tidak egois.

4. Tekun Menjalankan peraturan sekolah dengan

tertib.

Menyelesaikan tugas sekolah dengan

sempurna.

Mendengarkan nasihat dan mematuhi

perintah guru.

Melaksanakan tugas secara konsisten.

Mengerjakan tugas/pekerjaan dengan

aturan dan ketentuan yang ada.

5. Tanggung Jawab

Melaksanakan tugas individu dengan baik.

Menerima resiko dari tindakan yang

dilakukan.

Tidak menyalahkan/menuduh orang lain

tanpa bukti yang kuat.

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

14

No Identifikasi Produk Deskripsi

Mengembalikan barang yang dipinjam.

Mengakui dan meminta maaf atas

kesalahan yang dilakukan.

Menepati janji.

Tidak menyalahkan orang lain untuk

kesalahan atas tindakan kita sendiri.

Melaksanakan apa yang pernah dikatakan

tanpa diminta.

6.Santun

Menghormati orang yang lebih tua.

Tidak berkata- kata kotor, kasar, dan

takabur.

Tidak membuang sampah di sembarang

tempat.

Tidak memotong pembicaraan orang lain

pada waktu yang tidak tepat.

Mengucapkan terima kasih setelah

menerima bantuan orang lain.

Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)

Meminta ijin ketika akan memasuki

ruangan orang lain atau menggunakan

barang milik orang lain.

7. Tehnik Penilaian Penilaian observasi.

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kurikulum 2013

Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem gagasan dan

penyusunan tentang isi dan bahan pembelajaran yang menjadi dasar

dalam kegiatan belajar mengajar, Prihantoro (2015: 78) secara

etimologis:

“curriculum” dinyatakan dalam istilah yang berasal dari bahasa Yunani,

yakni curro atau currere dan ula atau ulums yang diartikan sebagai

“racecorse”, yakni lapangan pacuan kuda, jarak tempuh untuk lomba

lari, perlombaan, pacuan balapan, peredaran, gerak keliling, lapangan,

perlombaan, gelanggang, kereta balap, dan lain-lain”.

Kurikulum 2013 mulai diberlakukan secara resmi pada tahun ajaran

2013/2014. Kurikulum 2013 merupakan rangkaian penyempurnaan

terhadap kurikulum yang telah dirintis 2004 yang berbasis kompetensi

lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Perubahan kurikulum

pendidikan suatu tuntutan yang mau tidak mau harus tetap dilakukan.

Menurut Imas (2014: 33-39) Tiga aspek yang menjadi landasan

pengembangan kurikulum secara jelas terangkum dalam isi materi uji

kurikulum sebagai berikut:

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

16

a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi siswa

menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan

pendidikan nasional. Kemendikbud (2012: 4-5) pada dasarnya tidak

ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik

untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia

yang berkualitas. Menurut Alexander (1993 : 4-5)

when the three basic function of higher education institutions are

frequently seen as competing with each other, there are many ways

in which they can be complementary and even mutually reinforcing.

thus, effective education and effective research are cleary important

froms of public service. and to conduct research on teaching,

learning, and the education process is certainly one way to enhance

teaching. at the same time, effective teaching can obviously

contribute to the development of more skill researchers...

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga

ataupun institusi yang memiliki hubungan dengan dunia pendidikan

diharapkan dapat saling mendukung dalam proses pengembangan

pendidikan melalui berbagai penelitian, baik itu dalam segi

pembelajaran, proses pembelajaran, atau upaya peningkatan mutu

pendidikan diharapkan mampu memberikan kontribusi secara

maksimal khusunya pada dunia pendidikan.

b. Landasan Yuridis dan Empiris Kurikulum 2013

Landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013 adalah Nomor 71

Tahun 2013 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru.

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

17

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV, Bagian kedua, Pasal 7

ayat (1) dan (2). Amanat yang tertuang dalam undang-undang ini

menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan, termasuk guru,

berkewajiban untuk memberikan informasi kepada orang tua

tentang perkembangan yang telah dicapai anaknya.

c. Aspek Konseptual

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014,

mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada

kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang

paling mendasar ialah.

a) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan

mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa

pada zaman sekarang telah mudah mencari informasi dan

bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi,

b) siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab

kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal,

maupun memiliki kemampuan berpikir kritis,,

c) memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif,

d) khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative

memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami

sustu tema dalam berbagai mata pelajaran,

e) pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Berdasarkan dari penjelasan di atas disimpulkan bahawa ciri-ciri

kurikulum 2013 yang dimaksud adalah kurikulum yang menekankan

pada peningkatan kompetensi guru, pembelajaran yang

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

18

berorientasikan keadaan (autentik), yang bertujuan untuk mencetak

generasi kreatif, produktif dan inovatif.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan, Ibrahim (2011: 114);

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

Ethough there are significant differences in the new curriculum

programs according to their teaching subject, the programs also

display some common features and characteristics. Overall, the

major approaches and goals of the new programs are as follows

(ERG, 2005; MoNE, n.d.) : 1) Greater focus on student-centered

teaching activities instead of subject-centered and teacher-

centered approaches; 2) Encouraging the learning by research

and self-experience; 3) Improving the diversity in the teaching

methods and materials; 4) Ensuring the enhancement of the

students’ skills rather than mere transmission of information;

5)Improving the interaction and cooperation between the students

in the process of teaching and learning; 6)Use of more effective

assessment methods and tools; 7) Improving the use of information

and communication technologies in teaching and learning

activities.

Penjelasan Ibrahim di atas dapat diartikan meskipun ada perbedaan

yang signifikan dalam program kurikulum baru menurut subjek

pengajaran mereka, program juga menampilkan beberapa umum fitur

dan karakteristik sebagai berikut : 1) fokus yang lebih besar pada

kegiatan mengajar yang berpusat pada siswa bukan subyek yang

berpusat pada guru; 2) Mendorong pembelajaran oleh penelitian dan

pengalaman; 3) Meningkatkan keragaman dalam metode pengajaran

dan materi; 4) Memastikan peningkatan keterampilan siswa bukan

hanya transmisi informasi; 5) Meningkatkan interaksi dan kerjasama

antara siswa di proses belajar mengajar; 6) Gunakan metode penilaian

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

19

yang lebih efektif dan alat; 7) Meningkatkan penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi di kegiatan belajar mengajar.

d. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Sebelumnya

Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari

kurikulum sebelumnya antara lain:

1) Perubahan Standar Kompetensi Lulusan

2) Perubahan Standar Isi

3) Perubahan Standar Proses

4) Perubahan Standar Evaluasi

Dari perubahan keempat aspek pada kurikulum 2013, berikut

ini dijabarkan Imas (2014: 45-46) dalam tabel 3 perbedaan

kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP.

Tabel 2.1 Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP

No Kurikulum 2013 KTSP

1

SKL (Standar Kompetensi

Lulusan) ditentukan terlebih

dahulu, melalui Permendikbud

No 54 Tahun 2013. Setelah itu

baru ditentukan Standar Isi, yang

bebentuk Kerangka Dasar

Kurikulum, yang dituangkan

dalam Permendikbud No 67, 68,

69, dan 70 Tahun 2013

Standar Isi ditentukan terlebih

dahulu melaui Permendiknas No 22

Tahun 2006. Setelah itu ditentukan

SKL (Standar Kompetensi

Lulusan) melalui Permendiknas No

23 Tahun 2006

2

Aspek kompetensi lulusan ada

keseimbangan soft skills dan hard

skills yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan,

dan pengetahuan

lebih menekankan pada aspek

pengetahuan

3 di jenjang SD Tematik Terpadu

untuk kelas I-VI

di jenjang SD Tematik Terpadu

untuk kelas I-III

4 Jumlah jam pelajaran per minggu

lebih banyak dan jumlah mata

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit

dan jumlah mata pelajaran lebih

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

20

No Kurikulum 2013 KTSP

pelajaran lebih sedikit dibanding

KTSP

banyak dibanding Kurikulum 2013

5

Proses pembelajaran setiap tema

di jenjang SD dan semua mata

pelajaran di jenjang

SMP/SMA/SMK dilakukan

dengan pendekatan ilmiah

(saintific approach), yaitu standar

proses dalam pembelajaran terdiri

dari Mengamati, Menanya,

Mengolah, Menyajikan,

Menyimpulkan, dan Mencipta.

Standar proses dalam pembelajaran

terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,

dan Konfirmasi

6

TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi) bukan sebagai mata

pelajaran, melainkan sebagai

media pembelajaran

TIK sebagai mata pelajaran

7

Standar penilaian menggunakan

penilaian otentik, yaitu mengukur

semua kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil.

Penilaiannya lebih dominan pada

aspek pengetahuan

8 Pramuka menjadi ekstrakuler

wajib

Pramuka bukan ekstrakurikuler

wajib

9 Pemintan (Penjurusan) mulai

kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI

10 BK lebih menekankan

mengembangkan potensi siswa

BK lebih pada menyelesaikan

masalah siswa

2. Pembelajaran Tematik

Pemberlakuan setiap kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu

keberhasilan masa depan anak bangsa. Berbagai upaya pembaharuan

dilakukan pemerintah untuk mencapai pembelajaran yang terbaik.

Menurut Malaysia Kurikulum Development Centre (2003)

pendekatan tematik adalah upaya untuk mengintegrasikan

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai belajar dan berpikir

kreatif menggunakan tema. Guru harus mendorong siswa untuk

berpartisipasi secara aktif dan secara fisik dalam proses sebagai

bentuk pembelajaran alam ( dikutip dari jurnal Teachers'

Understanding and Practice towards Thematic Approach in

Teaching Integrated Living Skills (ILS) in Malaysia).

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

21

Guru harus mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan secara

fisik dalam proses sebagai bentuk pembelajaran alam. Guru harus

mencoba untuk memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi siswa

sehingga mereka tidak hanya bersenang-senang tetapi juga menunjukkan

dan menampilkan minat dalam mencari informasi lebih lanjut dari

mereka sendiri. Siswa juga harus diberi kesempatan untuk mandiri,

mengeksplorasi dan pengalaman belajar sendiri. Proses pembelajaran

tematik akan membantu siswa untuk berpikir kreatif dan kritis.

Pendekatan tematik adalah pembelajaran bermakna bagi siswa karena

mereka belajar untuk melakukan secara mandiri.

a. Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum

2013 berlandaskan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan,

bahwa “Sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi,

maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial

menuju pembelajaran terpadu.” Pelaksanaan kurikulum 2013 pada

SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-

terpadu dari kelas I sampai kelas VI.

1) Pendekatan pembelajaran tematik terpadu diberikan di sekolah

dasar mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI.

2) Pendekatan yang dipergunakan untuk mengintegrasikan

kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu; intra-

disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner dan trans-disipliner.

Intra Disipliner adalah Integrasi dimensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan secara utuh dalam setiap mata pelajaran yang

integrasikan melalui tema. Inter Disipliner yaitu menggabungkan

kompetensi dasar-kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

22

terkait satu sama lain seperti yang tergambar pada mata pelajaran

IPA dan IPS yang diintegrasikan pada berbagai mata pelajaran lain

yang sesuai. Hal itu tergambar pada Struktur Kurikulum SD untuk

Kelas I-III tidak ada mata pelajaran IPA dan IPS tetapi muatan IPA

dan IPS terintegrasi ke mata pelajaran lain terutama Bahasa

Indonesia. Multi Disipliner adalah pendekatan tanpa menggabung-

kan kompetensi dasar sehingga setiap mapel masih memiliki

kompetensi dasarnya sendiri. Gambaran tersebut adalah IPA dan

IPS yang berdiri sendiri di kelas IV-VI. Trans Disipliner adalah

pendekatan dalam penentuan tema yang mengaitkan berbagai

kompetensi dari mata pelajaran dengan permasalahan yang ada di

sekitarnya.

3) Pembelajaran tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan

berbagai proses integrasi berbagai kompetensi.

4) Pembelajaran tematik terpadu diperkaya dengan penempatan mata

pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela/alat/media mata

pelajaran lain.

5) Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masing-

masing Kompetensi Dasar dari masing-masing mata pelajaran.

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran tepadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema

adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok

pembicaraan Poerwadarminta(1983: 49). Penggunaan tema diharapkan

akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang

sama;

3) Siswa memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4) Siswa dapat dapat memiliki kompetensi dasar lebih baik, karena

mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa;

5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

23

6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu

mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain;

7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam

dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk

kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Berdasarkan kajian diatas disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

menggunakan tema sebagai penghubung beberapa mata pelajaran agar

memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Siswa mencari tahu, bukan diberi tahu,

2) Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu nampak. Fokus

pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui

tema-tema yang paling dekat dengan kehidupan siswa,

3) Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar

yang berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap,

4) Sumber belajar tidak terbatas pada buku,

5) Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai

dengan karakteristik kegiatan yang dilakukan,

6) Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar

dapat mengakomodasi siswa yang memiliki perbedaan tingkat

kecerdasan, pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topic,

7) Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat

diajarkan tersendiri,

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

24

8) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct

experiences) dari hal-hal yang konkret menuju ke abstrak

menggunakan tema.

9) Guru harus mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan

secara fisik dalam proses sebagai bentuk pembelajaran alam.

Proses pembelajaran tematik akan membantu siswa untuk berpikir

kreatif dan kritis. Pendekatan tematik adalah pembelajaran bermakna

bagi siswa karena mereka belajar untuk melakukan secara mandiri.

Henderson & Landesman (1995). Instruksi tematik dapat memberikan

cara yang efektif untuk mengontekstualisasikan instruksi. Ini

menggabungkan pembelajaran konkret dengan melakukan orientasi-dan

memiliki potensi untuk memfasilitasi koperasi dan interaktif

kesempatan belajar dikelas.

Kucer (1991) menunjukkan keuntungan menggunakan pendekatan

tematik untuk desain kurikulum adalah pendekatan tematik yang

mendorong para guru untuk memulai dengan kekuatan dan siswa

memanfaatkan pengetahuan latar belakang mereka yang relevan

(dikutip dari jurnal Teachers' Understanding and Practice towards

Thematic Approach in Teaching Integrated Living Skills (ILS) in

Malaysia).

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa Guru harus dapat

memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi siswa agar dapat

membantu siswa untuk lebih mandiri, berfikir kreatif, dan inovatif.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar

sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru

perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan

mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang

menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

25

pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang

dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh

keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan

pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa

dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai

satu keutuhan (holistik).

Berbagai penjelasan diatas maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran tematik memiliki ciri khas, antara lain: Pengalaman dan

kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan

anak usia sekolah dasar, kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan

siswa, kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama, memberi penekanan

pada keterampilan berpikir siswa, menyajikan kegiatan belajar yang

bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui

siswa dalam lingkungannya, dan mengembangkan keterampilan sosial

siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap

gagasan orang lain, sedangkan tujuan dari pembelajaran tematik adalah:

mengurangi terjadinya tumpang tindih materi, memudahkan siswa

untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna, memudahkan siswa

untuk memahami materi/konsep secara utuh sehingga penguasaan

konsep akan semakin baik dan meningkat.

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

26

3. Penilaian

a. Pengertian Penilaian (Assesment)

Penilaian atau assessment merupakan komponen penting dalam

penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas

pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran

dan kualitas sistem penilaian. Keduanya saling berkaitan, sistem

pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian. Rusli Lutan

(2000: 9) asesmen termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Asesmen

bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan

untuk keperluan informasi.

Assesment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing

information to aid in decision making. Assesment synonymous with

measurement plus observation. It concerns drawing inferences from

theses data sources...

(Morgan & O’Reilly dalam Suryanto: 2014, 17)

Pendapat Morgan & O’Reilly diatas bahwa penilaian merupakan

kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa dari berbagai

jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil

belajar dan perkembangan belajar siswa. Beberapa jenis tagihan siswa

yang digunakan dalam asesmen antara lain: kuis, ulangan harian,

tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja,

dan lain sebagainya.

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

27

Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect

feedback, early and often, on how well their students are learning

what they are being taught (Angelo:1991,17)

Penilaian kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat

menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik,

awal dan setelahnya, seberapa baik para siswa mereka belajar apa

yang mereka ajarkan.

Berbagai definisi serta penjelasan di atas dari disimpulkan bahwa

penilaian atau asesmen merupakan kegiatan yang terdapat dalam

proses pembelajaran yang berupa pengumpulan informasi tentang

perkembangan hasil belajar siswa dalam periode tertentu, berupa jenis

tagihan antara lain: ulangan harian, tugas, ulangan akhir semester, dan

sebagainya.

b. Prinsip-prinsip Penilaian.

Untuk dapat melakukan penilaian yang efektif, maka perlu

diperhatikan beberapa prinsip penilaian sebagai dasar dalam

melaksanakan penilaian hasil belajar. Prinsip-prinsip penilaian dalam

buku pedoman penilaian hasil belajar sekolah dasar

(2006: 5-6) sebagai berikut.

1) Valid, penilaian pembelajaran bahasa oleh pendidik harus

mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar

isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar),

2) Edukatif, penilaian dilakukan untuk memotivasi siswa dalam

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

28

mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi dan

standar kompetensi,

3) Objektif, penilaian dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang

sesungguhnya sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan.

Penilaian hendaknya tidak dipengaruhi oleh perbedaan latar

belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, gender, dan hubungan

emosional,

4) Transparan, kriteria penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak

yang berkepentingan,

5) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana,

bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran yang

lengkap tentang perkembangan belajar siswa,

6) Menyeluruh, penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik

dan prosedur) untuk memperoleh informasi yang utuh dan

lengkap tentang perkembangan belajar siswa, baik yang

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,

7) Bermakna, hasil penilaian hendaknya mudah dipahami,

mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat di tindak lanjuti oleh

semua pihak terutama guru, siswa, dan orang tua,

8) Ketuntasan belajar, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu standar kompetensi dasar berkisar 0-100%. Kriteria

ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan

pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

29

mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa., kompleksitas

kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan

meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus

untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Prinsip penilaian menurut Ngalim (2010: 5-7) enam prinsip penilaian,

yaitu: a) Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang

komprehensif, b) penilaian hendaknya merupakan bagian integral

dalam proses pembelajaran, c) penilaian yang digunakan hendaknya

jelas bagi siswa dan bagi pengajar, d) Penilaian harus bersifat

kompertabel, e) penilaian hendakanya memperhatikan adanya dua

macam orientasi penilaian, yaitu norm-referenced dan criterion-

referenced, f) dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian

(grading). seiring dengan pendapat Ngalim dkk (2012: 8-9) beberapa

hal yang menjadi prinsip penilaian adalah: 1) prinsip penilaian harus

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran

(part of, not a Part from Instruction), 2) penilaian harus

mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem), bukan

dunia sekolah (school work-kind problem), 3) penilaian harus

menggunakan beberapa ukuran, metode, dan kreteria yang sesuai

dengan karakteristik dan esensi pengalaman pembelajaran, 4)

penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari

tujuan pembelajaran ( kognitif, afektif, dan sensorik-motorik).

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

30

Pendapat dari beberapa ahli yang mengemukakan tentang prinsip

pembelajaran maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip penilaian

adalah berbagai ketentuan yang harus dimilki dalam proses penilaian

dengan mengedepankan penilaian secara menyeluruh, pasti,

bermakna, yang berdasarkan pada metode dan kriteria penilaian yang

ditentukan.

c. Fungsi penilaian

Berbagai macam tujuan penilaian yang ada pada dasarnya merupakan

sebuah informasi, seperti yang diungkapkan oleh Briggs.

Assessment is the process of finding out about what children can do

and where there may be difficulties. At its best it provides clear

information for the planning of teaching and learning, or at least for

further targeted assessment (Briggs (2009: 7).

Penilaian merupakan proses untuk memperoleh informasi tentang

kemampuan dan ketidak mampuan siswa. Beberapa ahli mengungkap

fungsi dari penilaian, menurut Sudjana (1995: 4) penilaian memiliki

fungsi sebagai berikut.

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.

Dengan demikian penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan

tujuan intruksional,

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan

mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar

siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain,

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada

para orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan

dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam

bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

31

Fungsi penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan

kemajuan belajar siswa, tetapi sangat luas. Cronbach dalam Hamalik

(2002: 204) Fungsi penilaian adalah sebagai berikut:

Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah

atau mengembangkan perilakunya. 2) Penilaian membantu siswa

mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya. 3) Penilaian

membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang

digunakannya telah memadai. 4) Penilaian membantu guru membuat

pertimbangan administrasi.

Pandangan serupa disampaikan oleh Suharsimi (1991: 9) yang

menyebutkan fungsi penilaian adalah:

1) Penilaian berfungsi selektif yaitu untuk menyeleksi siswa,

2) Diagnostik yaitu untuk mengetahui kelemahan siswa,

3) Penempatan yaitu untuk mengetahui dimanakan siswa tersebut

ditempatkan yang sesuai kelompoknya,

4) Pengukur keberhasilan.

Banyaknya pengertian fungsi penilaian yang diungkapkan oleh

beberapa ahli di atas. Pendapat lain diungkapkan Briggs (2009: 7)

penilaian sangat penting, bahwa penilaian memberikan informasi

dasar dalam penentuan kegiatan berikutnya, umpan balik bagi siswa

yang bertujuan memotivasi siswa, informasi yang membantu dalam

mengevaluasi, sebagai bahan informasi bagi orang tua atau wali, dan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil alternatif keputusan.

As commonly used today the term assessment can refer to two very

different activities ; a) the mere gathering of information

(measurment), b) the utilization of the information for institutional

and individual improvement (evaluation) .(Alexander: 1993,2)

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

32

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa saat ini istilah penilaian dapat

merujuk pada dua kegiatan yang sangat berbeda, yakni pengumpulan

sekedar informasi (pengukuran), pemanfaatan informasi untuk

perbaikan institusi dan individu (evaluasi).

Berdasarkan pendapat ahli tentang fungsi penilaian, disimpulkan

bahwa penilaian berfungsi sebagai alat pengumpulan informasi untuk

mengetahui hasil proses pembelajaran yang terjadi.

d. Macam-macam Penilaian

Arifin (2009: 178) Setiap penilaian yang dilakukan oleh guru

keseluruhannya mengacu pada kurikulum yang berlaku, karena hal itu

menjadi sebuah prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah atau

dinas pendidikan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.

Seperti yang terjadi pada zaman sebelumnya mengenai perubahan

kurikulum. Perubahan kurikulum menjadi KTSP turut mengubah

paradigma kegiatan pembelajaran dan proses penilaian, baik yang

menyangkut tentang sistem, prinsip, pendekatan, maupun teknik dan

bentuk penilaian.

Greenstein dalam Yunus (2016: 67) menyatakan penilaian formatif

sebagai penilaian yang dilakukan untuk meningkatkan fokus

pembelajaran, mengkreasikan pembelajaran, meningkatkan kinerja

guru dan siswa selama pembelajaran, meningkatkan motivasi siswa,

dan meningkatkan hubungan antara kurikulum, pembelajaran, dan

penilaian. Lebih lanjut Wormeli dalam Yunus (2016: 67) menyatakan

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

33

bahwa penilaian formatif sesungguhnya adalah penilaian autentik

yang memantau perkembangan belajar siswa selama proses

pembelajaran secara utuh.

Nurgiyantoro (2011: 4) menyatakan bahwa pada hakikatnya penilaian

otentik merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-

mata untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan juga berbagai

faktor, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri.

Bagnato mendefinisikan authentic assessment sebagai berikut:

Authentic assesment is a deliberate plan for investigating the natural

behavior of student. Information is captured through direct

observation and recordings, interview, rating scale , and observed

samples of the natural or facilitated play and daily living skills of all

students. Authentic content invetes teaching because the item are

precursive to or are part of the curriculum (Bagnato: 2007, 27)

Penilaian autentik juga merupakan sebutan yang digunakan untuk

menggambarkan tugas-tugas yang riil yang dibutuhkan siswa-siswa

untuk menghasilkan pengetahuan mereproduksi informasi. Ricardson

menjelaskan bahwa:

....The term authentic assessment prefer to alternative assessment.

Authentic assessment offers a viable solution. This term often refers

to assessment that takes is actually used or applied place in

naturalistic situation that resemble the settings in which a skill or

knowledge. The context for authentic assessment might include

observing a performance or simulation or completing a task in real –

world situation....(Ricardson: 2009, 58-59)

Berdasarkan pernyataan diatas, sangat jelas bahwa penilaian autentik

sangat terkait dengan upaya pencapaian kompetensi. Kompetensi

adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terunjuk kerjakan

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

34

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam suatu persoalan yang

dihadapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian outentik

merupakan penilaian yang mencakup seluruh aspek (kognitif, afektif,

dan psikomotor) yang dilakukan oleh pendidik terhadap siswa yang

digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi tertentu.

1) Pelaksanaannya mengukur masukan (input), proses,dan keluaran

(output) pembelajaran Permendikbud, (81a 2013). Melaksanakan

penilaian Dilakukan secara menyeluruh untuk menilai masukan,

proses, dan keluaran pembelajaran.

2) Terpadu dengan pembelajaran.

3) Menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar siswa secara utuh.

4) Meliputi ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5) Relevan dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.

6) Tidak hanya mengukur yang siswa ketahui, tetapi mengukur yang

siswa lakukan.

Menurut Anthony & Susan adalah sebagai berikut:

....Authentic assessment usually mean presenting student with tasks

that are directly meaningful to their education instead of directly

meaningful....(Anthony & Susan: 2007, 253)

Maka dapat disimpulkan bahwa kriteria penilaian autentik ini bersifat

perpaduan antara proses belajar dan hasil belajar. Sehingga pendidik

dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa. Begitupun bagi

siswa, dirinya akan mengetahui hasil penilaian tersebut, karena dirinya

dapat mengukur kemampuan dan keikutsertaannya selama mengikuti

proses pembelajaran.

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

35

e. Sasaran Penilaian

Penilaian autentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013, memiliki

tujuan sebagai upaya untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar

siswa, selain tujuan, penilaian juga memiliki sasaran penilaian. Briggs

menyatakan bahwa:

....When planning a lesson for any subject you will have to set

objectives for the lesson and expectations of not just the amount of

work that you want children to complete more importantly what you

want them to learn.having set the objectives for the first lesson in a

sequence you will assess the children learning against this

objectives. it is therefore important that you set appropriate and

achievable for all children in the class....(Briggs: 2007, 11)

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan untuk memperoleh data dan informasi tentang

proses dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan evaluasi harus dilakukan

secara menyeluruh terhadap siswa, baik dari segi pemahamannya

terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek

kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan

pengamalannya (aspek psikomotor).

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah

proses kegiatan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar

siswa yang dilakukan secara menyeluruh dari pemahaman materi atau

bahan pelajaran maupun dari segi penghayatan agar penilaian sikap

memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan

keterampilan.

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

36

4. Sikap Sosial/ KI-2

Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan

seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi

dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap

dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Menurut kartini (1982: 35)”sikap sosial diartikan sebagai kecenderungan

untuk memberi respon, baik positif maupun negatif terhadap orang-

orang, benda- benda, atau situasi- situasi tertentu”, sedangkan menurut

Wirawan (2003: 94)”sikap sosial adalah kesiapan pada seseorang untuk

bertindak secara tertentu terhadap hal- hal tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

sosial adalah kesadaran individu untuk bertindak secara nyata dan

berulang- ulang terhadap objek sosial berdasarkan pengalaman.

a. Pengertian Sikap Sosial

Setiap siswa memiliki potensi pada tiga ranah, yaitu ranah afektif,

kognitif dan psikomotor. Sementara ranah afektif bukan merupakan

potensi dari dalam siswa, tetapi ditentukan oleh pengalaman siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan afektif yang

meliputi aspek sikap, minat prilaku, etik, moral menentukan

keberhasilan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut

Sudjana (2004: 53), ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan

sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan, bahwa sikap seseorang

Page 58: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

37

dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah

memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.

....Ranah afektif sangat erat kaitannya dengan ranah kognitif.

Pengembagan ranah kognitif pada dasarnya membuahkan kecakapan

kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif. Sebagai contoh,

seorang guru yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kognitif,

maka berdampak positif pula terhadap ranah afektif.... (Muhibbin:

1995, 51)

Menurut Krathwohl (1964: 7), mendefinisikan ranah afektif Affective,

objectives which emphasize a feeling tone, an emotion, ordegree of

acceptance or rejection.

Pendapat lain dikemukakan oleh Popham dalam Mardhapi (2012 :

142) ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang

yang tidak memiliki minat pada mata pelajaran pasti akan sulit untuk

mencapai keberhasilan studi secara optimal.

Menurut Ahmadi (2007: 151), Sikap adalah kesiapan merespon yang

bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara

konsisten. Pendapat ini memberikan gambaran bahwa sikap

merupakan reaksi mengenai objek atau situasi yang relatif yang

disertai dengan adanya perasaan tertentu dan memberi dasar pada

orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku dengan cara

tertentu yang dipilihnya. Sedangkan menurut Secord dan Backman

dalam Azwar (2005: 5) bahwa Sikap adalah keteraturan tertentu dalam

hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan

(konasi) seseorang terhadap satu aspek dilingkungan sekitarnya.

Page 59: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

38

Sikap (attitude) menurut Purwanto (2000: 141) merupakan suatu cara

bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk

bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi

yang dihadapinya. Sikap merupakan penentuan penting dalam tingkah

laku manusia untuk bereaksi. Oleh karena itu, orang yang memiliki

sikap positif terhadap suatu objek atau situasi tertentu ia akan

memperlihatkan kesukaaan atau kesenangan (like), sebaliknya orang

yang memiliki sikap negatif ia akan memperlihatkan ketidaksukaan

atau ketidaksenangan (dislike).

Sementara itu menurut Krech dan Crutchfield yang dikutip oleh

Ahmadi (2007: 159) Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses

motivasi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan

individu. Banyaknya ahli yang mengemukakan bahwa ranah afektif

merupakan ranah sebagai penentu keberhasilan dalam pembelajaran,

maka dapat disimpulkan bahwa penilaian afektif merupakan penilaian

yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa baik itu didalam

maupun diluar pembelajaran yang menekankan pada sikap menerima

pembelajaran, dan berbagai sikap yang tercermin dalam prilaku

spiritual dan prilaku sosial.

b. Fungsi Sikap Sosial

Pada penilaian sikap dijelaskan bahwa setiap siswa memiliki perilaku

yang baik. Menurut Muhibbin (1995: 54), ciri-ciri hasil belajar afektif

Page 60: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

39

akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Kemendikbud

(2015: 21) penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui perilaku

spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari didalam dan

diluar kelas sebagai hasil pendidikan.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975: 38) Penilaian sikap adalah suatu

predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif

terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Penilaian Sikap

siswa terhadap objek misalnya penilaian sikap terhadap sekolah atau

terhadap mata pelajaran. Penilaian Sikap siswa ini penting untuk

ditingkatkan Popham, (1995:72). Penilaian Sikap siswa terhadap mata

pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah siswa

mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti

pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator

keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman

belajar siswa yang membuat penilaian sikap siswa terhadap mata

pelajaran menjadi lebih positif. Penilaian sikap adalah penilaian

terhadap aspek sikap siswa untuk mengetahui sejauh mana perilaku

spiritual dan sosial siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

c. Indikator Sikap Sosial

Penilaian sikap dilakukan berdasarkan KI-2, yang kemudian

dikembangkan untuk menentukan indikator dari KI tersebut

Page 61: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

40

Tabel 2.2 Contoh Pengembangan Indikator KI- 2

Sikap sosial Indikator

1. Jujur

adalah perilaku dapat

dipercaya dalam

perkataan, tindakan,

dan pekerjaan

a. Tidak menyontek dalam mengerjakan

ujian/ulangan

b. Tidak menjadi plagiat

(mengambil/menyalin karya orang lain

tanpa menyebutkan sumber)

c. Mengungkapkan perasaan apa adanya

d. Menyerahkan kepada yang berwenang

barang yang ditemukan

e. Membuat laporan berdasarkan data atau

informasi apa adanya

f. Mengakui kesalahan atau kekurangan

yang dimiliki

2. Disiplin

adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan

peraturan.

a. Datang tepat waktu

b. Patuh pada tata tertib atau aturan

bersama/ sekolah

c. Mengerjakan/mengumpulkan tugas

sesuai dengan waktu yang ditentukan

d. Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang

baik dan benar

3. Tanggung jawab

adalah sikap dan

perilaku seseorang

untuk melaksanakan

tugas dan

kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan

budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa

a. Melaksanakan tugas individu dengan

baik

b. Menerima resiko dari tindakan yang

dilakukan

c. Tidak menyalahkan/menuduh orang lain

tanpa bukti yang akurat

d. Mengembalikan barang yang dipinjam

e. Mengakui dan meminta maaf atas

kesalahan yang dilakukan

f. Menepati janji

g. Tidak menyalahkan orang lain utk

kesalahan tindakan kita sendiri

h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan

tanpa disuruh/diminta

4.Toleransi

adalah sikap dan

tindakan yang

menghargai

keberagaman latar

a. Tidak mengganggu teman yang berbeda

pendapat

b. Menerima kesepakatan meskipun

berbeda dengan pendapatnya

c. Dapat menerima kekurangan orang lain

Page 62: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

41

Sikap sosial Indikator

belakang, pandangan,

dan keyakinan

d. Dapat mememaafkan kesalahan orang

lain

e. Mampu dan mau bekerja sama dengan

siapa pun yang memiliki keberagaman

latar belakang, pandangan, dan

keyakinan

f. Tidak memaksakan pendapat atau

keyakinan diri pada orang lain

g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka

terhadap) keyakinan dan gagasan orang

lain agar dapat memahami orang lain

lebih baik

h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk

menerima sesuatu yang baru

5.Gotongroyong

adalah bekerja bersama-

sama dengan orang lain

untuk mencapai tujuan

bersama dengan saling

berbagi tugas dan

tolong menolong secara

ikhlas

a. Terlibat aktif dalam bekerja bakti

membersihkan kelas atau sekolah

b. Kesediaan melakukan tugas sesuai

kesepakatan

c. Bersedia membantu orang lain tanpa

mengharap imbalan

d. Aktif dalam kerja kelompok

e. Memusatkan perhatian pada tujuan

kelompok

f. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

g. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan

pendapat/pikiran antara diri sendiri

dengan orang lain

h. Mendorong orang lain untuk bekerja

sama demi mencapai tujuan bersama

6.Santun atau sopan

adalah sikap baik dalam

pergaulan baik dalam

berbahasa maupun

bertingkah laku. Norma

kesantunan bersifat

relatif, artinya yang

dianggap baik/santun

pada tempat dan waktu

tertentu bisa berbeda

pada tempat dan waktu

a. Menghormati orang yang lebih tua.

b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan

takabur.

c. Tidak meludah di sembarang tempat.

d. Tidak menyela pembicaraan pada waktu

yang tidak tepat

e. Mengucapkan terima kasih setelah

menerima bantuan orang lain

f. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)

g. Meminta ijin ketika akan memasuki

ruangan orang lain atau menggunakan

Page 63: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

42

Sikap sosial Indikator

yang lain. barang milik orang lain

h. Memperlakukan orang lain sebagaimana

diri sendiri ingin diperlakukan

7.Percayadiri

adalah kondisi mental

atau psikologis

seseorang yang

memberi keyakinan

kuat untuk berbuat atau

bertindak

a. Berpendapat atau melakukan kegiatan

tanpa ragu-ragu.

b. Mampu membuat keputusan dengan

cepat

c. Tidak mudah putus asa

d. Tidak canggung dalam bertindak

e. Berani presentasi di depan kelas

f. Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

d. Prosedur Pengembangan Instrumen Penilaian

Untuk menghasilkan model instrumen penilaian yang baik atau sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka penyusunan instrumen

penilain harus dilakukan secara sistematis, melalui prosedur yang

benar sesuai dengan kaidah – kaidah yang baik. Menurut Ismet (2015:

196) terdapat 11 (sebelas) langkah dalam pengembangakan instrumen

penilaian sikap, yaitu: 1) Menentukan spesifikasi instrumen, 2)

Menulis instrumen, 3) Menentukan skala instrumen, 4) Menentukan

pedoman pemberian skor, 5) Menelaah instrumen, 6) Merakit

instrumen, 7) Melaksanakan uji coba, 8) Menganalisis hasil uji coba,

9) Memperbaiki instrumen, 10) Melaksanakan pengukuran, 11)

Menafsiran hasil pengukuran

Sedangkan Suryabrata (2012: 303) berpendapat bahwa langkah-

langkah pengembangan alat ukur khususnya atribut non-kognitif

Page 64: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

43

adalah: 1). Pengembangan spesifikasi alat ukur; 2). Penulisan

pernyataan atau pertanyaan; 3). Penelaahan pernyataan atau

pertanyaan; 4). Perakitan instrumen (untuk keperluan uji-coba); 5).

Uji-coba; 6). Analisis hasil uji-coba; 7). Seleksi dan perakitan

instrumen; 8). Administrasi instrumen; 9). Penyusunan skala dan

norma.

Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

menghasilkan model instrumen yang baik dan sesuai dengan kriteria,

maka penyusunannya harus dilakukan secara sistematis dan sesuai

dengan kaidah dan prosedur yang baik, seperti yang dijabarkan oleh

Ismet (2015: 196).

5. Observasi atau Pengamatan

Menurut Sudijono (2009: 64) observasi adalah cara menghimpun bahan-

bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang

sedang dijadikan sasaran pengamatan.

a. Tujuan utama observasi antara lain.

1) Mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena baik

yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang

sesungguhnya maupun dalam situasi buatan,

2) Mengukur perilaku kelas (baik perilaku siswa maupun pendidik),

interaksi antara siswa dan pendidik, dan faktor- faktor yang dapat

diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill),

Page 65: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

44

3) Menilai tingkah laku individu atau proses yang terjadi dalam

situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.

Penilaian pembelajaran dengan menggunakan observasi untuk

menilai siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran misalnya

pada saat berdiskusi, belajar secara kelompok, presentasi,

mengerjakan tugas, dan lain- lain. Selain itu, observasi juga dapat

digunakan untuk menilai penampilan pendidik dalam mengajar,

suasana kelas, hubungan sosial sesama peserta didik, dan prilaku

sosial lainnya.

b. Karakteristik Observasi

1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.

2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis,

objektif, dan rasional.

3) Terdapat berbagai aspek yang akan di observasi.

4) Praktis penggunaannya.

c. Kerangka Kerja

Observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan pendidik sebagai

observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka

kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan

luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas

dan tegas.

Page 66: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

45

2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan pendidik sebagai

observer tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti.

Kegiatan observasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu

sendiri.

d. Tehnik Pelaksanaan

Apabila dilihat dari teknis pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh

melalui tiga cara, yaitu:

1) Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung

terhadap objek yang diselidiki.

2) Observasi tidak langsung, observasi yang dilakukan melalui

perantara, baik tehnik maupun alat tertentu.

3) Observasi partisifasi, observasi yang dilakukan dengan cara ikut

ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang

diteliti.

e. Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Menurut Arifin (2009), kelebihan observasi antara lain:

1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam

fenomena,

2) Observasi cocok untuk mengamati perilaku siswa maupun

pendidik yang sedang melakukan suatu kegiatan.

3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat

dengan observasi.

Page 67: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

46

4) Tidak terikat dengan laporan pribadi.

Menurut Arifin (2009), kelebihan dan kekurangan observasi antara

lain:

1) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca,

bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer

ataupun observasi itu sendiri.

2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.

3) Jika diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi

jenuh.

f. Pedoman penyusunan observasi

Adapun langkah- langkah penyusunan observasi menurut Arifin

(2009) adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan tujuan observasi

2) Membuat lay-out atau kisi- kisi observasi

3) Menyusun pedoman observasi

4) Menyusun aspek- aspek yang akan diobservasi melakukan uji

coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan- kelemahan

pedoman observasi.

5) Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba

6) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung

7) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

Page 68: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

47

Berdasarkan beberapa deskripsi diatas dari berbagai ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah

pengamatan terhadap suatu subjek yang tersusun secara sistematis

untuk memperoleh informasi dari subjek pengamatan tersebut,

observasi dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penelitian

sebagai langkah awal pengumpulan data, namun kegiatan ini

merupakan kegiatan yang menjenuhkan dikarenakan membutuhkan

waktu yang cukup lama.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dan mendukung penelitian pengembangan

model instrumen penilaian sikap yaitu :

1. Nowreyah (2014: 68-84) dengan judul “ EFL Primary School Teachers’

Attitudes, Knowledge and Skills in Alternative Assessment” dalam

Internasional Journal Education Studies. Berdasarkan hasil penelitian

dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sudah mampu melakukan penilaian

alternatif, namun masih banyak guru yang kesulitan dalam melakukan

penilaian alternatif sehingga masih membutuhkan pelatihan tentang cara

melakukan penilaian yang tepat.

2. Yuni Pantiwati (2013) dalam Journal of Education and Practice, dengan

judul” Authentic Assessment for Improving Cognitive Skill, Critical

Creative Thinking and Meta-Cognitive Awareness”. Hasil penelitian

menunjukkan penilaian autentik tidak terlepas dari integrasi dengan

Page 69: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

48

kegiatan pembelajaran, memberikan kontribusi untuk siswa,

meningkatkan keterampilan berfikir siswa.

3. Andra Setia Bakti (2013) dengan judul” Pengembangan Model Penilaian

Autentik Berbasis Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan model penilaian autentik berupa buku petunjuk praktis.

Jenis pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai rata- rata yang diperoleh dari

analisis penilaian uji coba lapangan sebesar 3,4. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa produk layak dipergunakan.

4. Dewi (2015: 106) dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian

Sikap untuk Mengukur Sikap Spiritual Peserta Didik dalam Pembelajaran

IPA di Madrasah Tsanawiyah”. Hasil penelitian ini yaitu seperangkat

instrumen penilaian sikap spiritual berbentuk lembar observasi, lembar

penilaian diri, dan lembar penilaian antar peserta didik yang valid dan

reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen valid dan

reliabel untuk mengukur sikap spiritual peserta didik dalam pembelajaran

IPA .

5. Suryani (2010: 6-12) dengan judul ” Pengembangan Instrumen Penilaian

Afektif”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen

penilaian afektif, yang terdiri dari skala konsep diri siswa, skala sikap

terhadap mata pelajaran matematika. Hasil menunjukkan bahwa skala

konsep diri siswa dan skala minat dapat digunakan sebagai instrumen

penilaian afektif.

Page 70: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

49

6. Darmansyah (2014: 10-17) dengan judul ” Tehnik Penilaian Sikap

Spiritual dan Sosial dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar”.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan pembelajaran tematik dalam

kurikulum 2013 mengintegrasikan sikap spiritual (KI-1), sikap sosial

(KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Pembelajaran

diarahkan pada pengetahuan dan keterampilan, sekaligus memberikan

penilaian terhadap sikap. Penilaian sikap dilakukan dengan empat tehnik

penilaian. Tehnik penilaian membutuhkan perhatian khusus dari para

guru, karena kurikulum sebelumnya belum diberlakukan.

7. Nadya Nur Anggraheni (2015) dengan judul ” Pengembangan Instrumen

Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA

Kelas X pada Pembelajaran Fisika”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan model penilaian autentik, yang dapat mengungkapkan

kreativitas siswa dan potensi, karakter mereka dan memenuhi persyaratan

penilaian yang baik. Hasil penelitian menunjukkan instrumen penilaian

autentik untuk mengukur sikap sosial pada pembelajaran fisika layak

digunakan.

8. Ibrahim dkk (2000) dalam Journal of Arts, Science & Commerce, dengan

judul ” Integrative Curriculum In Teaching Science In The Elementary

School”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kurikulum

integratif untuk mengajar ilmu pengetahuan pada sekolah dasar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa perangkat kurikulum integratif dan

komponennya dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran pada

Page 71: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

50

siswa SD. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesenjangan yang

terjadi karena kurangnya kemampuan guru dalam memahami dan

melaksanakan penilaian autentik. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan instrumen penilaian sikap.

9. Siti Fatonah (2013) dalam Journal of Education and Practice, dengan

judul ” Developing and Authentic Assessment Model in Elementary

School Science Teaching”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan model penilaian autentik, dapat meningkatkan

kreativitas dan potensi siswa, mengembangkan karakter mereka dan

memenuhi persyaratan penilaian yang baik. Hasil penelitian

menunjukkan model penilaian autentik untuk mengajar sains di sekolah

dasar (SD/MI) dapat digunakan.

10. İbrahim (2011) dengan judul “Curriculum Reform and Teacher

Autonomy In Turkey”. Program kurikulum telah berubah secara dramatis

di Turkey, sebagai bagian dari inisiatif reformasi yang komprehensif.

Kurikulum sejarah untuk sekolah menengah menjadi sasaran

transformasi ini juga. Penelitian ini meneliti reformasi kurikulum dalam

hal otonomi guru, kunci-konsep untuk pemahaman dan peningkatan

peran guru dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis apakah perubahan kurikulum telah membawa setiap inovasi

yang signifikan mengenai otonomi guru.

Page 72: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

51

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kegiatan pembelajaran dan penilaian adalah satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran pada kurikulum 2013

dilakukan dengan cara mengintegrasikan mata pelajaran antara yang satu

dengan mata pelajaran yang lain atau disebut terpadu.

Penilaian merupakan komponen penting untuk mendorong peningkatan

kualitas pendidikan. Menurut Arikunto (2012: 3), penilaian adalah sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan

bagaimana tujuan pendididkan sudah tercapai”.

Pengembangan penilaian sikap yang dikembangkan oleh peneliti bermaksud

untuk memodifikasi sebuah format penilaian sikap yang tentunya sederhana,

dan mudah digunakan. Diawali dari memahami potensi dan masalah yang

ada, pengumpulan data, menyusun instrumen dasar yang hendak

dikembangkan, mengujikan instrumen yang dikembangkan kepada ahli,

melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, mengujicobakan pada skala

kecil, merevisi, dilanjutkan dengan pengujian di skala besar, apabila masih

terdapat kelemahan kembali di lakukan revisi, dan barulah instrumen hasil

pengembangan di produksi dan diterapkan.

Melalui beberapa kelebihan pada produk penilaian ini, diharapkan guru tidak

lagi merasa kesulitan dalam menilai sikap sosial siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Melalui pembelajaran yang bermakna diharapkan mendapatkan

hasil yang lebih baik. Adapun kerangka berpikir dari penelitian ini adalah

seperti bagan dibawah ini.

Page 73: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

52

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

ANALISIS MASALAH

Tidak memahami teknik penilaian

Format penilaian merepotkan

Keterbatasan waktu dalam

pengolahan nilai

Tidak terbiasa dengan penilaian

afektif

Kajian dan Perencanaan

Draft Produk: Kisi-kisi, Indikator dan

Instrumen Penilaian Sikap

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA

Kajian Teori:

Penilaian Sikap Sosial Siswa

P

Valid dan Reliabel

Produk Akhir

Page 74: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

53

D. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian yang diambil oleh peneliti adalah

sebagai berikut.

Ha= Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial memenuhi persyaratan

instrumen penilaian yang valid dan reliabel.

Page 75: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development R&D, yang

akan menghasilkan produk pengembangan instrumen penilaian sikap sosial

siswa yang mengacu pada standar penilaian yang berlaku. Diharapkan

instrumen penilaian yang dihasilkan dapat digunakan sebagai penilaian sikap

siswa. Desain penelitian pengembangan ini berdasarkan adaptasi langkah-

langkah model pengembangan dari Borgg and Gall dalam Sukmadinata

(2013: 169) yang terdiri dari sepuluh langkah pengembangan, seperti bagan

dibawah ini.

1. Pengumpulan data awal (research and information)

2. Perencanaan (planning)

3. Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product)

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

5. Revisi hasil uji coba produk (main product revision)

6. Uji coba lapangan (main field testing)

7. Penyempurnaan hasil uji coba lapangan (operasional product revision)

8. Uji coba lapangan (main field testing)

9. Penyempurnaan produk (final product revision)

10. Desiminasi dan Implementasi (dessemination and implementation)

Page 76: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

55

B. Langkah – langkah Penelitian

Berdasarkan sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borgg and Gall dalam

Sukmadinata (2013: 169). Penelitian pengembangan produk penilaian sikap

melalui beberapa tahapan ujicoba, untuk mendapatkan keabsahan dan

kevalidan dari setiap instrumen dalam penelitian.

Sesuai dengan sepuluh langkah pelaksanaan penelitian pengembangan

tersebut, dalam penelitian ini proses pengembangan disederhanakan menjadi

tujuh langkah. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya.

Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan

pada bagan alur pengembangan penelitian dibawah ini:

Gambar 3.1 Bagan Langkah Pengembangan

Penelitian Pendahuluan dan

studi Pustaka Langkah 1 Pengumpulan Data Awal

Pembuatan Kisi-kisi

Instrumen penilaian Langkah 2 Perencanaan

Langkah 3 Pengembangan Draf Produk Pembuatan Desain

Instrumen Penilaian Sikap

sosial

Langkah 4 Uji Produk Awal

Langkah 5 Uji Kelompok Terbatas

Langkah 6 Uji Kelompok yang diperuas

Langkah 7 Deseminasi

Revisi

Revisi

Uji Empirik

ujicoba Lapangan

Validasi ahli evaluasi dan

ahli bahasa

Page 77: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

56

Berdasarkan gambar diatas terdapat tujuh langkah dalam mengembangkan

instrumen penilaian sikap sosial berikut adalah penjelasannya:

1. Pengumpulan Data Awal

Merupakan tahap awal peneliti mencoba mengumpulkan berbagai

informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan penilaian

khususnya pada penilaian afektif. Hasil pengamatan menunjukkan guru

cenderung hanya melakukan penilaian kognitif sehingga penilaian sikap

sosial belum dilaksanakan dengan baik.

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data awal yang

akan dijadikan dasar pengembangan. Data yang didapatkan berupa hasil

penelitian pendahuluan berbentuk angket yang diberikan kepada 84 orang

guru yang tergabung dalam dua gugus di Kecamatan Sukarame sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Daftar SD Negeri di Dua Gugus Kecamatan Sukarame

No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Siswa

1. SDN 1 Sukarame 30 1156

2. SDN 2 Sukarame 12 540

3. SDN 1 Harapan Jaya 18 456

4. SDN 2 Harapan Jaya 24 960

Jumlah 84 3112

Page 78: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

57

Penelitian pendahuluan ini dilakukan agar diketahui produk yang akan

dibuat benar- benar dibutuhkan dan dapat dimanfaatkan dalam proses

pembelajaran.

2. Perencanaan

Tahap kedua setelah tahap pengumpulan data awal yaitu melakukan

perencanaan, dengan berbagai kegiatan sebagai berikut.

a. Pemetaan KD dari KI 2 berupa aspek sikap sosial berdasarkan tema

sesuai dengan pembelajaran yaitu tema “Makanan Sehat dan Bergizi”

subtema “ Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi”,

b. menyusun indikator instrumen penilaian sikap sosial pada tema

“Makanan Sehat dan Bergizi” subtema “ Manfaat Makanan Sehat dan

Bergizi”,

c. menyusun kisi-kisi instrumen penilain sikap sosial tema “Makanan

Sehat dan Bergizi” subtema “ Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi”

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan Sepesifikasi Instrumen

Proses pengembangan instrumen sikap sosial diawali dengan

menentukan teknik dan bentuk instrumen yang akan

dikembangkan. Menurut Basuki (2015: 196) bentuk instrumen

dibagi menjadi 5 bagian sebagai berikut.

a) Instrumen sikap adalah instrumen yang bertujuan untuk

mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran, metode

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan sebagainya

Page 79: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

58

b) Instrumen minat adalah memperoleh informasi tentang minat

siswa terhadap mata pelajaran,

c) Instrumen konsep diri bertujuan mengetahui kekuatan dan

kelemahan dari siswa itu sendiri. Siswa melakukan evaluasi

secara objektif terhadap potensi yang dimiliki,

d) Instrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan

keyakinan siswa. Informasi yang didapat berupa keyakian dan

nilai baik yang positif maupun negatif,

e) Instrumen normal bertujuan untuk mendapatkan informasi

tentang moral seseorang diperoleh melalui pengamatan

terhadap perbuatan yang ditampilkan , ataupun evaluasi

melalui kuisioner.

Berdasarkan penjelasan di atas, bentuk instrumen yang sesuai

dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian sikap, pengguna

instrumen ini adalah guru dan dilanjutkan dengan perekapan hasil

ahir yang didapat.

2) Menulis Instrumen

Penulisan instrumen penilai sikap diawali menentukan spesifikasi

instrumen yang akan dikembangkan. Penilaian ranah sikap sosial

dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian sikap, untuk

menentukan inti penilaian maka langkah pertama adalah

melakukan pembuatan kisi-kisi instrumen.

Page 80: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

59

3) Menentukan Skala Instrumen

Skala penilaian menggunakan skala Guttman, dengan

menggunakan skala untuk jawaban “benar / salah”, atau “ya /

tidak” dengan kreteria skor 1 dan 0.

4) Menentukan Pedoman Pemberian Skor

Menentukan pedoman penskoran menggunakan pilihan jawaban

skala Guttman, dengan menggunakan penskoran tipe jawaban “ya”

diberi skor 1 , “tidak” diberi skor 0.

5) Merakit Instrumen

Merakit instrumen merupakan kegiatan menentukan format tata

letak instrumen, urutan pertanyaan atau pernyataan. Format

instrumen harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran, sehingga

respon fokus untuk membaca dan mengisi instrumen.

3. Pengembangan Draf Produk

Pengembangan instrumen penilaian sikap ini dibuat sesuai dengan ciri

khas dari penilaian sikap, yang bertujuan untuk memberikan gambaran

terhadap berbagai aktifitas sosial siswa dalam lingkungan kelas secara

khusus dan lingkungan sekolah secara umum. Hasil analisis kompetensi

dasar sikap sosial pada kurikulum 2013, Menurut Fathurrohman (2013: 56)

secara keseluruhan kompetensi sikap yang harus dimilki siswa, yaitu: 1)

displin, 2) Tanggung Jawab, 3) Percaya diri, 4) Menghargai, 5) Cinta tanah

air, 6) Peduli, 7) jujur, 8) kreatif, 9) rasa ingin tahu, 10) bekerjasama, 11)

kritis, 12) peduli, 13) teliti, 14) tertib, 15) sopan, 16) terbuka, dan 17)

tekun.

Page 81: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

60

Kegiatan pengembangan penilaian ini, dibatasi pada enam komponen

penilaian yang terdapat pada pembelajaran tematik tema 9 (makananku

sehat dan bergizi) subtema 2 (manfaat makanan bergizi), adapun ke enam

komponen tersebut meliputi: Teliti, tanggung jawab, tekun, menghargai,

peduli dan santun.

4. Uji Produk Awal

Fungsi uji isi (content validity) adalah untuk mengetahui ketepatan

instrumen penilaian sikap yang dikembangkan sebelum dilaksanakan

ujicoba lapangan. Pelaksanaan uji validitas ahli ini berguna untuk

mengetahui ketepatan indikator instrumen penilaian yang telah

dikembangkan, dengan objek yang dimaksud.

5. Uji Empirik

Tahap berikutnya adalah uji empirik, uji ini dilakukan kelompok terbatas

(kecil) dan kelompok diperluas (besar). Pelaksanaan uji empirik

melibatkan guru kelas IV sebagai pengguna atau pemakai produk,

merupakan tahap implementasi hasil pengembangan instrumen penilaian

sikap sosial pada guru dan siswa. Pada uji empirik (terbatas) mengambil

sampel 3 orang guru, sedangkan pada kelompok diperluas (besar)

sebanyak 5 orang guru.

Sampel pada uji kelompok terbatas adalah 3 orang guru yang dilatih

menggunakan instrumen penilaian sikap sosial yang sesuai dengan

pembuatan instrumen dan 3 orang guru yang masih menggunakan

penilaian konvensional. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Page 82: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

61

pengembangan instrumen penilaian sikap sosial ini tepat untuk digunakan

dalam proses penilaian selanjutnya.

Sedangkan uji kelompok yang diperluas sama halnya dengan uji kelompok

terbatas, hanya saja sampel yang digunakan lebih dari uji kelompok

terbatas yaitu 5 orang guru yang sudah dilatih menggunakan instrumen

penilaian sikap sosial yang sudah dikembangkan dan 5 orang guru yang

menggunakan penilaian konvensional.

6. Revisi Uji Produk

Revisi produk dilakukan setelah produk berupa instrumen penilaian sikap

sosial telah divalidasi oleh ahli evaluasi dan ahli bahasa serta uji empirik.

Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan masukan tersebut maka

dilakukan penyempurnaan yang selanjutnya dapat di ujicobakan ke

lapangan.

7. Uji coba Produk

Tahap ini merupakan tahap penerapan produk dalam ujicoba yang lebih

luas, dengan tetap memperhatikan kelemahan dan kelebihan dari produk

penelitian. Subjek uji coba lapangan ini menggunakan tehnik Random

Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak.

Setelah dilakukan uji coba lapangan maka akan terlihat apakah instrumen

ini tepat atau tidak dengan melihat hasil dari respon guru saat

menggunakan instrumen. Selanjutnya melakukan analisis data secara

keseluruhan serta membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh

dari analisis data.

Page 83: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

62

8. Penyempurnaan Hasil Uji Lapangan

Setelah melewati uji coba lapangan, produk utama disempurnakan

sehingga dihasilkan instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran

tematik yang tepat.

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada 2 gugus yang terdapat

di kecamatan Sukarame, diantaranya gugus 1 inti apel dan gugus 3 inti

semangka.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV pada semester genap tahun pelajaran

2016/2017.

3. Subjek Penelitian

Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

a. Uji ahli : satu orang ahli evaluasi dan ahli bahasa.

b. Uji coba terbatas : 3 orang guru 3 kelas

c. Uji kelompok diperluas : 5 orang guru 5 kelas

d. Uji coba lapangan : 9 orang guru 9 kelas

Page 84: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

63

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen diperlukan

uji coba instrumen. Populasi uji coba instrumen adalah seluruh siswa kelas

IV SDN 1 Sukarame Kecamatan sukarame, sampel penelitian terdiri dari 5

kelas dan diambil secara random berdasarkan tehnik Cluster Random

Sampling.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas IV di gugus 1 Inti Apel dan

3 Inti Semangka sebanyak 9 orang guru. Pengambilan sampel

menggunakan Random sampling, Sugiyono (2016: 124) menyatakan

bahwa Random sampling adalah teknik penentuan sampel secara acak.

Pendapat serupa disampaikan Margono (2004: 128), pemilihan

sekelompok subjek dalam Random sampling didasarkan pada pengambilan

secara acak dari seluruh populasi dengan cara diundi, sehingga semua

anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel

tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka peneliti mengambil

sampel guru dan siswa kelas IV di SDN 1 Sukarame Kecamatan Sukarame

Kota Bandar Lampung.

Page 85: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

64

E. Definisi Variabel

1. Variabel Instrumen Penilaian

Definisi konseptual dan operasional dari instrumen penilaian adalah

sebagai berikut :

a. Definisi Konseptual

Menurut Sukmadinata (2010: 230) instrumen adalah tes yang bersifat

mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang

alternativ jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah

maupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa

pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala

deskriptif ataupun skala garis”. Menurut Sugiono (2009: 76)

instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik

fenomena ini disebut variabel penelitian.

b. Definisi Operasional

Instrumen penilaian merupakan alat untuk menentukan sejauh mana

tujuan dalam pendidikan telah tercapai yang kemudian akan

digunakan untuk mengambil keputusan.

2. Variabel Sikap Sosial

a. Definisi Konseptual

Menurut Ahmadi (2007: 151), Sikap sosial adalah kesiapan merespon

yang bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara

konsisten. Menurut Purwanto (2000: 141), sikap sosial merupakan

suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan

Page 86: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

65

untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau

situasi yang dihadapinya.

b. Definisi Operasional

Sikap sosial merupakan kesadaran individu dalam bertindak secara

nyata dan berulang-ulang terhadap objek sosial lingkungan

berdasarkan pengalaman pribadi.

Berdasarkan definisi konseptual dan operasional di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penilaian sikap sosial merupakan suatu tindakan

atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dalam

upaya mengetahui sejauh mana pribadi individu terhadap lingkungan.

Apabila dikaitkan dalam pembelajaran maka penilaian sikap sosial

merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi sikap siswa dalam interaksinya selama

mengikuti pembelajaran maupun diluar pembelajaran dalam lingkup

pendidikan.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data untuk

mendukung penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Angket

Angket dalam penelitian diberikan kepada validator untuk melakukan

validasi produk dan guru sebagai respon pengguna produk instrumen

penilaian sikap sosial siswa. Menurut Arikunto (2010: 194) angket

adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-

Page 87: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

66

hal yang ia ketahui”. Tehnik ini dilakukan dengan membuat daftar

pertanyaan yang dibuat secara berencana dan bertujuan untuk mencari

data atau informasi tentang sikap sosial siswa pada pembelajara tematik.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh guru untuk mengobservasi siswa.

Syaodih (2007: 220) mengatakan “observasi atau pengamatan merupakan

suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif atau non partisipatif. Dalam

observasi partisipatif pengamat ikut kedalam kegiatan yang sedang

berlangsung, sedangkan observasi non partisipatif pengamat tidak ikut

serta dalam kegiatan dan hanya berperan mengamati kegiatan dan tidak

ikut dalam kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

observasi partisipatif, karena dengan menggunakan lembar obsevasi ini

peneliti dapat melakukan pengamatan langsung ketempat penelitian

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dibuat untuk mengumpulkan data penelitian, menurut Arikunto

(2012: 203) mengatakan “instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen analisis kebutuhan merupakan angket sebagai pedoman untuk

mengidentifikasi tanggapan/pendapat, sikap dan pengalaman guru dalam

Page 88: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

67

mengembangkan instrumen penilaian. Adapun kisi- kisi instrumen

analisis kebutuhan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Angket Analisis Kebutuhan

No Aspek yang di Evaluasi Indikator Jumlah

butir

1 Persepsi, sikap, dan

pengalaman guru

dalam

mengimplementasikan

penilaian sikap sosial

1. Persepsi guru terhadap

teknis Penilaian Sikap.

2. Pembelajaran yang

mengarah pada

pengamatan penilaian

sikap.

3. Keinginan guru dapat

menilai dengan indikator

kompetensi sikap social.

4. Point penilaian/ skala

penilaian yang jelas.

5. Keinginan guru

mempunyai contoh

instrumen penilaian yang

mudah dipahami.

2

2

2

2

2

Jumlah 10

Sehubungan dengan data analisis kebutuhan diperlukan tipe jawaban

yang tegas, seperti jawaban ya – tidak, maka instrumen analisis

kebutuhan menggunakan skala guttman, dengan menggunakan penskoran

untuk tife jawaban positif seperti ya diberi skor 1; sedangkan untuk

jawaban negative tidak diberi skor 0.

2. Instrumen Validasi Ahli

Proses validasi ahli ini diberikan kepada dua orang ahli, dimana ahli

tersebut memilki kompetensi dari materi pembelajaran tematik,

Page 89: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

68

konstruksi instrumen penilaian sikap. Uji validitas ahli menggunakan

angket yang bertujuan untuk memvalidasi isi lembar instrumen penilaian

yang dikembangkan oleh peneliti diberikan kepada ahli (expert

judgement), yaitu uji ahli Bahasa, dan uji ahli evaluasi. Uji validitas ahli

ini merupakan tahap keempat dalam rangkaian pengembangan lembar

penilaian sikap. Harapan peneliti melalui proses validasi ahli ini dapat

tercipta lembar penilaian sikap siswa yang lebih baik dan berkualitas.

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Ahli Evaluasi

No PERNYATAAN Jumlah

butir

1 Panduan menyajikan kompetensi yang dikuasai siswa 1

2 Panduan petunjuk penggunaan jelas 1

3

Panduan berisi petunjuk pengolahan hasil penilaian

yang jelas

1

4 Butir instrumen mencakup semua indicator 1

5

Keterkaitan antar butir instrumen dalam satu teknik

penilaian

1

6

Ketepatan perumusan indikator dalam penilaian yang

dikembangkan 1

7

Materi isi butir instrumen relevan dengan kompetensi

yang harus dikuasai siswa 1

8 Isi butir instrumen sesuai tingkat perkembangan siswa 1

9

Ketepatan pemilihan kompetensi dalam penilaian yang

dikembangkan 1

10

Isi butir instrumen yang disajikan sesuai dengan

aktivitas kehidupan sehari-hari 1

11 Cakupan materi isi instrumen mewakili KD 1

12

Jabaran isi butir instrumen cukup memenuhi

kurikulum 1

13 Jumlah butir instrumen cukup 1

14

Kesesuaian domain (definisi) yang digunakan dengan

atribut sebagai objek ukur 1

Jumlah 14

Page 90: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

69

Tabel 3.4 Instrumen Lembar validasi Ahli Bahasa

No PERNYATAAN Jumlah

butir

1 Pemilihan kata pada judul instrumen penilaian sesuai/

tepat. 1

2 Penggunaan kata pada petunjuk atau pedoman

instrumen penilaian mudah di mengerti. 1

3 Alur petunjuk yang jelas 1

4 Kesesuaian pedoman pelaksanaan dengan pengolahan. 1

5 Kesesuaian ejaan dengan perkembangan siswa. 1

6 Jumlah butir instrument sesuai dengan keadaan siswa. 1

7 Ambiguitas kalimat pada instrumen penilaian 1

8 Penggunaan jenis font huruf cukup jelas. 1

9 Ukuran font huruf standart penulisan. 1

10 Kesesuaian instrumen dengan kisi- kisi 1

11 Penilaian ini memungkinkan untuk dilakukan secara

kontinu pada pembelajaran berikutnya. 1

12 Ketepatan perumusan langkah-langkah penilaian yang

dikembangkan 1

Jumlah 12

3. Instrumen Respon Guru

Angket respon guru diberikan agar dapat diketahui apakah

pengembangan instrumen penilaian ini dapat diterima dengan baik oleh

guru.

Tabel 3.5 Uji Keterbacaan Guru

No PERNYATAAN Jumlah

butir

1 Alur petunjuk yang jelas 1

2 Kesesuaian pedoman pelaksanaan dengan

instrument 1

3 Pengalokasian waktu untuk penilaian 1

4 Kesesuaian pedoman dengan pelaksanaan 1

5 Pelaksanaan dapat direncanakan 1

6 Mudah digunakan dalam proses penilain

(Khusus: lembar observasi) 1

7 Dapat dikerjakan siswa secara mandiri. 1

Page 91: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

70

No PERNYATAAN Jumlah

butir

8 Mudah pemeriksaannya 1

9 Mudah menskor 1

10 Kebutuhan waktu untuk mengolah nilai yang

tidak terlalu lama 1

11 Kemudahan penafsiran/pendiskripsian hasil

penilaian 1

12 Kemudahan pengolahan skor 1

Jumlah 12

4. Instrumen Penilaian Sikap Sosial

Instrumen penilaian yang digunakan berupa daftar cek yang terdiri dari

lembar observasi. Skala yang digunakan pada instrumen penilaian adalah

skala Guttman, dengan menggunakan penskoran untuk tife jawaban

benar”Ya” diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban salah “Tidak” diberi

skor 0. Instrumen penilaian secara umum memuat pernyataan tentang

sikap sosial yang diamati.

H. Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka data tersebut

diolah untuk dianalisis. Analisis data merupakan bagian penting dalam

penelitian ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi makna

untuk pemecahan suatu masalah.

1. Uji Validitas

Diawali dengan melakukan validitas data, dengan menggunakan rumus

validitas. Validitas atau kesahihan menunjukan pada derajat bukti dan

teori mendukung penafsiran skor tes sebagai tujuan penggunaan tes,

menurut Mardhapi (2012: 37) validitas merupakan dukungan bukti dan

Page 92: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

71

teori terhadap penafsiaran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes.

Penelitian ini dalam proses validitas menggunakan rumus validitas

berupa validitas isi (Content Validity). Menurut Suryabrata (2000: 39)

bahwa untuk mengetahui validitas isi dari sebuah instrumen dapat

digunakan validasi dari pendapat ahli (profesional judgment). Koefisien

validasi isi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif oleh beberapa

orang pakar.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi point biserial.

Menurut Arikunto (2008: 80), “Makin tinggi koefisisen korelasi yang

dimiliki makin valid butir instrumen tersebut, jika koefisien korelasi

sudah lebih besar dari 0,3 maka butir instrumen tersebut sudah

dikategorikan valid”.

Menurut Arikunto (2008: 79), tehnik korelasi point biserial mempunyai

pola rumus sebagai berikut.

𝑟𝑝𝑏𝑖 =Mp−Mt

𝑆𝑑𝑡√

𝑝

𝑝

Keterangan:

Rpbi = Koefisisen Korelasi point biserial

Mp = Skor rata- rata hitung untuk butir yang dijawab benar

Mt = Skor rata- rata dari skor total

Sdt = Standar deviasi skor total

P = Proporsi siswa yang menjawab betul pada butir

Q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada butir

Page 93: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

72

Setelah di dapatkan nilai r pbi kemudian dicocokkan dengan nilai r tabel

apabila r pbi lebih besar dari r tabel maka butir instrumen dikatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode inter-rater

reliability dengan menggunakan rumus Koefisien Cohen’s Kappa. Willet

(1987) dalam Suharyanto (1989: 287) Koefisien Kappa digunakan untuk

mengukur sepakat dari dua pengamat terhadap karakteristik yang

menjadi perhatian peneliti. Rumus yang digunakan adalah.

𝐾 =Pr (𝑎) − Pr (𝑒)

1 − Pr (𝑒)

Keterangan:

Pr(a) = Persentase jumlah pengukuran yang konsisten antar rater

Pr(e) = Persentase jumlah perubahan pengukuran antar rater

Page 94: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

dihasilkan produk pengembangan berupa instrumen penilaian sikap sosial

pada pembelajaran tematik kelas IV SD yang “valid dan reliabel” dengan

tehnik penilaian observasi. Ketepatan instrumen penilaian sikap sosial pada

pembelajaran tematik diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Dihasilkan produk yang merupakan hasil pengembangan dari produk

konvensional yang ada sebelumnya. Ketepatan produk pengembangan berupa

instrumen penilaian sikap sosial didasari pada validitas ahli (expert Jugdment)

yang terdiri dari ahli bahasa, dan ahli evaluasi memberikan penilaian yang

tinggi dengan masing-masing ahli memberikan respon 100 terhadap

pengembangan instrumen penilaian sikap sosial.

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dari pengembangan instrumen

menggunakan formula Cohens Kappa sebesar 0,70 lebih besar dari Approx

signifikan sebesar 0,00 menandakan bahwa nilai koefisien menunjukan

adanya korelasi. Diharapkan nilai Kappa mendekati satu sebagai indikator

bahwa Penilai A dengan Penilai B saling konsisten, dengan demikian

instrumen penilai sikap sosial yang dikembangkan layak untuk diterapkan.

Page 95: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

94

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian kesimpulan di atas, refleksi dari

penelitian pengembangan ini adalah suatu harapan untuk dapat memberikan

kemudahan bagi guru dalam melakukan penilaian sikap sosial, peningkatkan

pemahaman dan kemudahan melalui penerapana produk diperoleh dari

tanggapan dan respon guru terhadap kemudahan dalam menyusun instrumen

penilaian sikap sosial. Instrumen pengembangan sikap sosial yang telah

dikembangkan dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu alternative

penilaian yang dapat dimanfaatkan. Instrumen adalah salah satu alat yang

dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media untuk menerapkan

berbagai variasi model pembelajaran . Instrumen penilaian didasari atas

kesesuaian sampel dengan indikator pencapaian hasil yang diharapkan pada

kompetensi Inti- 2.

C. Saran

Saran pada penelitian pengembangan sikap sosial pada pembelajaran tematik

kelas IV SD ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran tematik merupakan

alat untuk menilai sikap sosial siswa agar dapat terukur dengan tepat, dan

dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penilaiam tambahan yang

diberikan kepada siswa sebagai buku penilaian sikap siswa pada

kurikulum 2013.

Page 96: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

95

2. Bagi Siswa

Instrumen penilaian sikap sosial dapat digunakan sebagai dasar arahan

pencapaian karakteristik individu yang diharapkan

3. Bagi Peneliti

Instrumen penilaian sikap sosial dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam rangka mengembangkan kajian materi dan penilaian

sekaligus sebagai kegiatan ilmiah pengembangan diri sebagai guru

profesional yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan kecerdasan

siswa.

Page 97: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Andra Setia Bakti, Sentot Kusairi, dan Muhardjito. 2013. Pengembangan Model

Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013.

File:///C:/Users/PrimaKomputer/Downloads/Andra Setia B

100321405233_Sentot_Muhard jito.pdf. Diakses pada tanggal 12

Nopember 2016

Angelo, T.A. 1991. Ten easy pieces: Assessing higher learning in four

dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New

directions in teaching and learning (#46). Summer, 17-31.

Anggraheni, Nadya. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk

Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran

Fisika. Jurnal Radiasi Vol. 7 No. 2 ISSN: 2088-6247.

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article2347. Diakses pada

tanggal 12 Nopember 2016.

Antohony, Nitko. J, Brookhart,M, Susan. 2007. Educational Assessment of

Students. New Jersey: Pearson Education. Inc, Upper Saddle River

Arifin, Zainal.2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Astin, Alexander W. 1993. Assessment Fo rExcelence. American Council of

Education: Orxy Express

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006 Panduan Menyusun Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah, Jakarta:

BSNP

Bagnato, S.J. 2007. Authentic Assessment for Early Childhood Intervention. Best

Practices. New York: The Guilford Press.

Page 98: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

97

Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational research: An introduction. (4thed).

New York: Longman

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Catherine Anne S. Balanay, 2013. Assessment on Students’ Science Process

Skills: A Student- Centred, International journal of Biology Education.

Vol 5 No.4 p. 162 – 171.

Darmansyah. 2014. Tehnik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pendidikan

Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gudang Naggalo. Jurnal Ilmu

Pendidikan Sekolah Dasar Vol.1 No.2 tahun 2014 ISSN: 2085-7519.

http://dx.doi.org/10.5539/ies.v8n12p108. Diakses pada tanggal 12

Nopember 2016.

Depdiknas.2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar.

Endah, Loeloek, P. 2013.Panduan Memahami Kurikulum 2013 Sebuah Inovasi

Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan. Jakarta :Prestasi Pustaka

Karya

E. Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Erma, Yulinda Suryani. 2010.Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif. Jurnal

On line UNWIDHA KlatenVol 22 No 73.

Fathurrohman, et al. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Refika Aditama.

Fishbeindan, Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an introduction

to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company,

Inc.

Giavrimis, Papanis. 2009. Kompetensi siswa SEL pada fakta pembelajaran

Pendidikan Yunani, Jurnal Penelitian Pendidikan dan Praktek, Vol 3, No 1,

Pages 65-78.

Gregory, Robert J. 2000. Psycological Testing: History, Principles and

Aplications. Boston: Allyn and Bacon

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Hamzah, Uno. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang kreatif dan Efektif, Jakarta :Bumi Aksara.

Page 99: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

98

Ibrahim Bafadal. 2013. Panduan Teknis: Penilaian Pembelajaran Remedial dan

Pengayaan di Sekolah Dasar. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,

Jakarta

İbrahim Hakkı Öztürk. 2011.Curriculum Reform and Teacher Autonomy In Turkey:

The Case Of the History Teaching: International Journal of Instruction.vol 4

No.2.p.88-97

John Dewey. 1961. Democracy and Education.New York : Macmillan, Originally

Published.

Katherine D, Arbuthnott. 2009. Education for sustainable development beyond

attitude change, International Journal of Sustainability in Higher

Education, Vol. 10 Issue: 2, p.152-163.

Kon Chon Min, 2012.Teachers' Understanding and Practice towards Thematic

Approach in Teaching Integrated Living Skill (ILS) in Malaysia,

International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 5 No.2 p. 97 -

115

Krathwohl, dkk. 1964. Taxonomy of Educational Objectives, Book II: Affective

Domain. London: Longman Group.

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep

dan Penerapan, Surabaya: Kata Pena.

Kusairi, Supranoto.2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kerry Howells, Noleine Fitzallen, Christen Adams. 2016. Using Assesment to

Development Sosial Responsibility as a Graduate Attribute in teacher

education, Australian Journal of Teacher Education Vol 41 No 6 p. 228 -

242.

Kemendikbud. 2013.Permendikbud No.57 tahun 2014 tentang kurikulum SD/MI.

Kemendikbud: Jakarta

Mania, Sitti. 2012.Pengantar Evaluasi Pengajaran, Makassar: Alauddin

University Press.

Mardhapi, Djemari. 2012.Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan,

Yogyakarta: Nuha Merdeka.

Marry Briggs, dkk. 2008. Assessment for Learning and Teaching in Primary

School, Glasgow: Learning Matter:

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Page 100: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

99

Masnur, Muslich. 2008. KTSP;Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Michele Biasutti dan Sara Frate. 2016. A validity and reliability study of the

Attitudes toward Sustainable Development scale, Environmental Education

Research, vol 2, No23. p. 214-230.

Mimin, Haryati. 2009. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press.

-----------------. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo

-----------------. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar Siswa, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Nowreyah A, Al-Nouh, Muneera M Abdul Kareem, Hanan A. Taqi. 2014.

Primary School EFL Teacher’ Attitude toward creativity and Their

Perceptions of Practice,. International Journal English Language

Teaching, vol 7 No.9. p. 205 -218.

Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Edisi

Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

------------------. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis kompetensi,

Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005.Tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 2007. Tentang Standar

Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nomor 65 tahun 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nomor 57 tahun 2014,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Popham, W. 1995.Classroom Assesment What Teacher Need to Know. Boston:

Simon&Schuster Company.

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan

Praktik, Jakarta :Kencana Prenada media Group.

Page 101: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

100

Prihantoro, C. Rudy. 2015.,The perspective of curriculum in Indonesia on

environmental education International Journal of Research Studies in

Education Vol 4 No 1: p. 77-83.

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

___________. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Rajeev Sharma, Amit Jain,Naveenta Gupta, Sonia Garg, Meenal Batta, and Shashi

Kant Dhir. 2016. Impact of self-assessment by students on their learning.

International Journal Applied Basic Medical Reserch.; Vol 6. No.3.

p.226–229

Richardson, John. Martin Fluker. 2004. Under standing and Managing Tourism.

Australia: Pearson Education.

Robert C. Schoen, Wendy Bray, Amanda Tazaz,etc. 2017. Developing an

Assessment Instrument to Measure Early Elementary Teachers’

Mathematical Knowledge for Teaching. Elementary School, International

Journal Mathematical and sains Vol 118. No 1. p. 89 - 108

Roger Giner, Sorolla. 2004. Is affective material in attitudes more accessible than

cognitive material. The moderating role of attitude basis. European Journal

of Social Psychology, Vol.34, No. 6 .p 761–780.

Rusli Lutan. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Sa’ud, Udin, Syaefuddin. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press.

Santoso, Singgih.2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk

Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sareeya Chotitham, SuwimonWongwanich. 2013.The Reading Attitute

Measurement for Enhacing Elementary School Student. Procedia –Sosial

and Behavior Journal.Vol 116 No. 4 p.3213-3217.

Seffetullah, Kuldas. 2017. Calling for the development of children's number sense

in primary schools in Malaysia, International Journal of Primary,

Elementary and Early Years Education Vol 45, No. 5 p. 153-169

Siti Fatonah, Pujiati Suyata, Zuhdan Kun Prasetyo. 2013. Developing an

Authentic Assessment Model in Elementary School Science Teachir

Journal of Education and Practice. 55: 50-61.

Page 102: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …digilib.unila.ac.id/29120/2/3. TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2017-11-29 · pendidikan di Universitas Terbuka di Fakultas Keguruan

101

Solichin, Mohammad Muchlis. 2012. Psikologi Belajar: AplikasiTeori-Teori

Belajar Dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta: Suka Press.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suryani, Yulinda. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif. Jurnal

Penelitian Pendidikan Vol.4 No.13 ISSN 2222-1753.

http://www.iiste.org. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016.

Suharyanto. Supardi.1989.Koefisien Kappa Sebagai Indeks Kesepakatan, Jurnal

Berita Kedokteran Masyarakat Vol 8.

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah

dipahami, Yogyakarta :Pustaka baru Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D), Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudjana, N. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rodakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Syamsu Yusuf LN. 2004. Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani

Quraish.

Verplanken, Godelieve Gofstee, Heidy J. W. Janssen.1998.Accessibility of

affective versus cognitive components of attitudes. European Journal of

Social Psychology Vol 28, No 1, P 23–35.

Wiersma, W. & Jurs, S. G. 1990. Educational measurement and testing (2nd ed.).

Boston, MA: Allyn and Bacon.

Yuni Pantiwati. 2013. Authentic Assessment for Improving Cognitive Skill,

Critical-Creative Thinking and Meta-Cognitive Awareness. Journal of

Education and Practice. 6: 1-9