pengembangan instrumen asesmen …digilib.unila.ac.id/28173/3/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENGETAHUANPADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS
(Skripsi)
Oleh
Eka Irmayta
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENGETAHUANPADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS
Oleh
EKA IRMAYTA
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kelayakan instrumen
asesmen pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius berupa soal uraian
yang memperhatiakan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
beda soal. Validitas di nilai melalui dua aspek, yaitu (1) aspek keterbacaan,
(2) aspek kesesuaian isi.
Penelitian dan pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius ini terbagi menjadi 2 tahap. Tahap yang pertama
analisis kebutuhan yang dilakukan di 3 Sekolah Menengah Atas di Bandar
Lampung, kemudian hasil pengembangan produk dilakukan di 1 Sekolah
Menengah Atas di Bandar Lampung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Validitas atau kelayakan instrumen
asesmen pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan
adalah valid atau layak digunakan. Hal ini dilihat dari hasil validasi ahli
Eka Irmayta
pada aspek keterbacaan dan kesesuaian soal dengan materi mendapat
kategori sangat tinggi, sehingga layak digunakan disekolah.
Setelah uji empris, asesmen memiliki reliablitas sangat tinggi atau dapat
menggambarkan keajegan kemampuan siswa. Tingkat kesukaran soal sudah
memiliki soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar atau tingkat
kesukaran dari soal yang dikembangkan sudah baik, karena dari soal yang
dominan terdiri dari soal dengan kategori sedang. Daya beda soal
dikembangkan terdiri dari soal dengan daya beda yang termasuk kategori
sangat tinggi.
Kata kunci : Instrumen Asesmen, validitas, teori asam basa Arrhenius.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENGETAHUANPADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS
Oleh
Eka Irmayta
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tebing Kec. Melinting Kab. Lampung Timur pada tanggal
04 Desember 1995 sebagai putri pertama dari pasangan Bapak M.Tahir dan Ibu
Ernawati. Pendidikan formal yang ditempuh dimulai di SDN 1 Tebing tahun
2001-2007, SMPN 1 Labuhan Maringgai tahun 2007-2010, dan SMAN 1 Bandar
Sribawono tahun 2010-2013.
Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Himpunan Mahasiswa
Eksakta (Himasakta) adalah organisasi yang pernah diikuti.
Pada tahun 2016, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terinteg-
rasi (KKN-KT) di Kabupaten Lampung Tengah yang di dalamnya termasuk Pro-
gram Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Anak Tuha Pekon Negara
Bumi Ilir Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah.
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil’alamin”kupersembahkan
Karya tulis ini kepada;
Ibu dan Bapak,
yang selalu mencurahkan untaian-untaian doa untuk ku dan selalu mendukung ku,
Adik-adikku,
yang memberikan semangat dan menghibur ku,
Rekanku, sahabatku, dan almamaterku.
MOTTO
Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi.
(Andrea Hirata)
Keberhasilan adalah kemampuan melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke
kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
(Winston Chuchill)
“Jalan kita Berbeda”
(Eka Irmayta)
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karu-
nianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengem-
bangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Pada Materi Asam Basa Arrhenius”
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Tak lupa Shalawat serta salam kepada Nabi Muhamad SAW. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum.selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M. Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia sekaligus selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I, terima
kasih banyak atas keikhlasan dan kesediaan ibu dalam memberikan bimbi-
ngan, kritik, saran, dan motivasi yang telah diberikan selama masa perku-
liahan dan penyusunan skripsi.
4. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku Pembimbing II atas kesediaannya
memberi bimbingan dan motivasi, kritik, dan saran yang diberikan selama
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Sunyono, M.Si. , selaku Pembahas atas kesediaan, memberi bim-
bingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini agar menjadi le-
bih baik.
6. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., ibu Ratu Dwi Gustia Rasyidi, S. Pd., M. Si., dan
bapak Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd., selaku validator atas kesediaan, memberi-
kan kritik dan saran dalam proses perbaikan instrumen asesmen yang telah
dikembangkan.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Kimia dan Jurusan
Pendidikan MIPA UNILA.
8. Bapak dan Ibu guru, staf TU dan siswa-siswi SMA Negeri 12, SMA Negeri
15, dan MAN 1 Bandar Lampung serta SMA Negeri 12 Bandar Lampung
sebagai tempat penelitian.
9. Bapak, ibu dan nenek, bapak M.Tahir dan ibu Erna Wati, adik-adikku, Vegi
Lolita Sari dan Dimas Putra Herawan, serta keluargaku atas dukungan dan
doanya.
10. Rekan-rekan tim pengembangan : Fitri Ardiani, Haritsah Ulya, dan M.iqbal
Z; Rekan-rekan Pendidikan Kimia 2013; sahabat-sahabat karibku Dama,
Indah, Dwi, Erlita, Made, Yustina, Atiya dan Ridho. Saudara kos, Yesi
Yosinta, Desta Natalia, Bella, dan Sumanti; Rekan KKN-KT di SMAN 1
Anak Tuha, Lampung Tengah, Amelia, Alamsyah, Anisa Vibra, Khairum
laksari, Nadia Yolanda, Apsari yunita, Adam Syuhada, Sella Alphiana dan
Dila; Taman-temanku Debi, Ramdan, Mahmud, Fia. Serta semua pihak yang
tak bisa disebutkan satu-persatu.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan rujukan penelitian,
dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Me-
nyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, sumbangsih dan masukan
pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya selanjutnya.
Bandar Lampung, Agustus 2017
Penulis,
Eka Irmayta
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL..................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xx
I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
A. Asesmen ............................................................................. 8
1. Pengertian Asesmen ..................................................... 82. Fungsi Asesmen............................................................ 93. Jenis dan Teknik Asesmen ............................................ 94. Prinsip Asesmen ............................................................ 105. Tujuan Asesmen ........................................................... 126. Bentuk-bentuk Tes ........................................................ 127. Langkah-langakah Asesmen.......................................... 148. Instrument Asesmen ...................................................... 15
B. Penguasaan Konsep ............................................................ 18
xv
III. METODOLOGI PENELITIAN............................................... 20
A. Metode Penelitian............................................................... 20
B. Subyek dan Lokasi Peneltian ............................................. 21
C. Sumber Data....................................................................... 21
D. Alur Penelitian ................................................................... 21
E. Langkah-langkah Penelitian............................................... 23
F. Instrument Penelitian ......................................................... 25
G. Teknik Pengumpulan Data................................................. 27
H. Teknik Analisis Data.......................................................... 28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 34
A. Hasil Penelitian .................................................................. 34
B. Pembahasan........................................................................ 55
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 59
A. Kesimpulan ........................................................................ 59
B. Saran .................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 62
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert................................... 30
3.2 tafsiran persentase angket ...................................................................... 31
3.3 Tafsiran daya pembeda dengan tingkat kesukaran soal ......................... 32
3.4 Daftar r tabel product moment .............................................................. 33
3.5 Tafsiran reliabilitas soal ......................................................................... 33
4.1 presentase tingkat kesukaran dan dimensi kognitif................................ 36
4.2 Sebaran tingkat kesukaran dan dimensi kognitif ................................... 37
4.3 Hasil validitas ahli ................................................................................. 38
4.4 Saran dan hasil revisi pada tahap validasi ahli aspek keterbacaan......... 40
4.5 Saran dan hasil revisi pada tahap validasi ahli aspek kesesuaian isi...... 45
4.6 Hasil uji coba terbatas ............................................................................ 49
4.7 Tafsiran hasil analisis butir soal ............................................................. 53
4.8 Hasil analisis reliabilitas butir soal ........................................................ 55
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur penelitian pengembangan asesemen pengetahuan ............. 22
Gambar 2. Hasil analisis daya beda dan validitas butir soal ........................ 56
Gambar 3. Hasil analisis tingkat esukaran butir soal ................................... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman1. Analisis SKL-KI-KD ............................................................................ 66
2. Analisis Konsep .................................................................................... 68
3. Silabus.................................................................................................. 72
4. RPP ...................................................................................................... 74
5. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ........................................................... 86
6. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan Guru ........................................... 88
7. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa............................................................ 89
8. Deskripsi Hasil Anlisis Kebutuhan Siswa ............................................. 91
9. Presentasi Hasil Validator Ahli Aspek Keterbacaan.............................. 92
10. Presentasi Hasil Validator Ahli Aspek Kesesuaian Isi .......................... 96
11. Presentasi Hasil Aspek Keterbacaan oleh Guru..................................... 99
12. Presentasi Hasil Aspek Kesesuaian Isi oleh Guru ............................... 103
13. Presentasi Hasil Aspek Keterbacaan oleh Siswa ................................. 108
14. Hasil Output Validitas, Reliablitas, dan Daya Beda Soal Uraian ........ 112
15. Hasil Output Tingkat Kesukaran Soal .................................................. 115
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesmen merupakan kegiatan penting dalam proses pembelajaran (Jihad, 2012).
Proses pembelajaran akan berhasil apabila direncanakan dengan baik dengan
tahap perencanaan, pelaksanaaan dan penilaian atau asesmen. Untuk menilai
proses pembelajaran diperlukan sebuah asesmen, oleh karena itu pengembangan
asesmen perlu dilakukan.
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan infor-
masi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan kepu-
tusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran dan
kebijakan-kebijakan sekolah. Hal ini juga sesuai dengan Kumano (2013) yang me-
nyatakan bahwa asesmen dapat dinyatakan sebagai proses pengumpulan data yang
dapat menunjukkan kemajuan belajar siswa. Secara sederhana asesmen juga dapat
diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data
karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu (Uno & Koni, 2012).
Dalam konteks alat ukur atau instrumen asesmen, validitas berarti sejauh mana
kecermatan atau ketepatan alat ukur dalam melakukan alat ukurnya. Sebuah in-
strumen yang valid akan menghasilkan data yang tepat seperti yang diinginkan.
Menurut Sugiyono (2008), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
2
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, yang berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas adalah
suatu tes yang menunjukan hasil yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan.
Menurut Sugiyono (2008) reabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serang-
kaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan
alat ukur dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan
(konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk meng-
hasilkan tes yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada waktu yang
berbeda-beda.
Instrumen asesmen yang baik tentu saja mempertimbangkan faktor- faktor diatas
tersebut. Hal ini merupakan suatu bagian terintegrasi antara instrumen asesmen
dengan perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran (Astuti, 2012). Suatu
metode dan prosedur asesmen yang digunakan disesuaikan dengan kondisi sebe-
narnya disekolah serta indikator pencapaian yang harus dicapai siswa (Agustin,
2015).
Berkaitan dengan penilaian pengetahuan, Permendikbud No.66 tahun 2013 men-
jelaskan bahwa Penilaian hasil belajar peserta didik dalam konteks kurikulum
2013 mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi ke-
terampilan. pendidikan menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan. Instrumen tes tertulis pada penelitian ini berupa soal uraian.
Dalam Suwarto (2010) tes uraian dapat mengungkap ingatan, pemahaman, dan
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara
3
mengemukakan atau mengekpresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian
dengan menggunkan kata-katanya sendiri.
Dalam penelitian Sunyono, dkk (2009), menyatakan bahwa untuk materi pelajaran
kimia di SMA banyak berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk difahami oleh
siswa. Salah satu materi dalam pelajaran kimia di SMA yaitu materi asam basa di
kelas XI yang merupakan salah satu materi kimia yang memiliki aspek mikrosko-
pis dan simbolik yang harus menuntut pemahaman konsep siswa. Aspek penge-
tahuan yang dominan pada materi ini adalah aspek pengetahuan konseptual
dengan ranah kognitif mencangkup tahap mengingat, memahami,
mengaplikasikan dan menganalisis.
Faktanya, belum banyak guru yang membuat dan menggunakan instrumen ases-
men pengetahuan khususnya pengetahuan konseptual pada materi asam basa
Arrhenius yang sesuai dengan dimensi pengetahuan dan kognitif yang akan di-
ukur. Hal ini juga di kemukakan oleh Samosir (2013) dan soleha (2014), yang
menyatakan bahwa banyak ditemukan kegiatan evaluasi yang tidak sesuai dengan
kaidah penyusunan instrumen asesmen yang baik.
Hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 12, SMA Negeri 15, dan MAN 1 Bandar
Lampung, menunjukkan bahwa pada ketiga sekolah tersebut instrumen asesmen
yang digunakan ternyata belum semuanya dilengkapi dengan penyusunan kisi-kisi
soal dan belum semua guru membuat sendiri soal tes yang diberikan kepada
siswa.
4
Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka perlu disusun instrumen asesmen
pengetahuan konseptual pada materi asam basa Arrhenius yang mengukur ranah
kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis yang
memperhatikan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya beda soal.
Berdasarkan hal ter-sebut maka perlu di lakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Pada Materi Asam Basa
Arrhenius”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah validitas (kelayakan) instrumen asesmen pengetahuan pada
materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
2. Bagaimanakah reliabilitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam
basa Arrhenius yang dikembangkan?
3. Bagaimanakah validitas butir soal pada instrumen asesmen pengetahuan pada
materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
4. Bagaimanakah tingkat kesukaran dari instrumen asesmen pengetahuan pada
materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
5. Bagaimanakah daya beda dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
6. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap instrumen asesmen pengetahuan
pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
5
7. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap instrumen asesmen pengetahuan
pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitan ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan validitas (kelayakan) instrumen asesmen pengetahuan pada
materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
2. Mendeskripsikan reliabilitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan validitas butir pada instrumen asesmen pengetahuan pada
materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
4. Mendeskripsikan tingkat kesukaran dari instrumen asesmen pengetahuan
pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
5. Mendeskripsikan daya beda dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
6. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap instrumen asesmen pengetahuan
pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
7. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap instrumen asesmen pengetahuan
pada materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan.
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi guru
Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius sebagai sumber dan refrensi dalam mengembangkan instrumen
asesmen pengetahuan pada pembelajaran kimia kurikulum 2013 bagi guru.
2. Manfaat bagi sekolah
Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik bagi
sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
kualitas sekolah pada umunya.
3. Manfaat bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam mengembangkan instrumen asesmen
pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Pengembangan adalah proses pembuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan sesuatu didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang teruji,
pengamatan yang seksama dan percobaan yang tekendali (Arikunto, 1997).
2. Instrumen asesmen yang dikembangkan meliputi dimensi pengetahuan
konseptual yang mencakup empat dari enam dimensi kognitif yang diukur
yaitu dimensi mengingat, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis
Anderson, dkk dalam Agustin (2015).
7
3. Instrumen asesmen pengetahuan yang dikembangkan meliputi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.
4. Validitas instrumen asesmen adalah ukuran yang menunjukkan kesahihan
suatu instrumen, suatu intrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa
yang diinginkan (Arikunto, 2002).
5. Reliabilitas merupakan salah satu ciri suatu instrumen asesmen dimana soal
yang digunakan adalah sebagai alat ukur yang mengukur skor peserta tes
yang benar-benar menggambarkan kemampuan mereka (Mulyasa, 2009).
6. Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
kemampuan peserta tes Nitko dalam Mulyasa (2009).
7. Materi Asam-Basa Arrhenius merupakan materi pada mata pelajaran kimia
pada jenjang kelas XI semester genap yang sesuai dengan kompetensi dasar
menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan
pengionannya dalam larutan.
8. Tanggapan guru meliputi aspeFk keterbacaan dan aspek kesesuaian isi
produk.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asesmen
1. Pengertain Asesmen
Asesmen adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi
belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional.
Rumusan ini menunjukkan, bahwa hasil asesmen terhadap siswa dapat digunakan
sebagai bukti yang patut dipertimbangkan dalam rangka evalusi pengajaran. Jadi,
asesmen bukan hanya menilai siswa melainkan sangat fungsional untuk menilai
sistem pengajaran itu sendiri (Hamalik, 2001)
Menurut Linn dan Gronlund (dalam Uno dan Koni, 2012) bahwa asesmen adalah
suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan
format penilaian kemajuan belajar. Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa
secara umum asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program
pembelajaran, iklim se-kolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Ruang
lingkup asesmen sangat luas dibandingkan dengan evaluasi.
9
2. Fungsi Asesmen
Sudijono dalam Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum penilaian
sebagai tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu 1)
mengukur kemajuan; 2) menunjang penyususnan rencana; dan 3) memperbaiki
atau melakukan penyempurnaan. Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh Uno dan Koni
(2012) bahwa fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk 1) mengetahui
kemajuan peserta didik; 2) mengetahui kedudukan masing-masing individu
peserta didik dalam kelompoknya; 3) mengetahui kelemahan-kelemahan cara
belajar mengajar dalam proses belajar mengajar; 4) memperbaiki proses belajar
mengajar; 5) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagi murid, penilaian
pendidikan berfungsi untuk 1) mengetahui kemampuan dan hasil belajar; 2)
memperbaiki cara belajar; dan 3) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi
sekolah adalah 1) mengukur mutu pendidikan; 2) mengetahui kemajuan dan
kemunduran sekolah; 3) membuat keputusan kepada ppeserta didik; dan 4)
mengadakan perbaikan kuri-kulum.
3. Jenis dan Teknik Asesmen
Menurut Stiggins (Agustin, 2015) jenis asesmen dibagi menjadi empat, yaitu:
seleksi respon terpilih (selected response assesment), uraian atau esai (esay
assesment), kinerja (performanceasesmen), serta wawancara/komunikasi personal
(communication personal). Jenis target pencapaian hasil beajar menurut Stiggins
meliputi tentang pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan
(skills), hasil karya (product), dan afektif (affective).
10
Menurut BSNP (2007) teknik asesmen adalah sebagai beikut:
1. Tes tertulis merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan. Sedangkan, tes yang
jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat uraian.
4. Prinsip Asesmen
Dalam melaksanakan penilaian kelas harus dipahami bahwa penilaian kelas meru-
pakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyu-
sunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik (Uno dan Koni, 2012).
Prinsip asesmen menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Standar
Penilaian Pendidikan mengacu kepada standar asesmen pendidikan jenjang pen-
didikan dasar dan menengah. Prinsip tersebut mencakup:
1. Sahih, berarti asesmen didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Obyektif, berarti asesmen didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subyektivitas penilai.
3. Adil, berarti asesmen tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti asesmen oleh pendidikan merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
11
5. Terbuka, berarti prosedur asesmen, kriteria asesmen, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti asesmen oleh peserta didik men-
cakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik ases-
men yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti asesmen dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti asesmen didasarkan pada ukuran pencapaian kom-
petensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti asesmen dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Purwanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip asesmen adalah sebagai berikut :
asesmen hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus
dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading); dalam proses pem-
berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pemberian
yang non-referenced dan yang criterion referenced; kegiatan pemberian nilai hen-
daknya merupakan bagian integral dari proses beajar mengajar; asesmen harus
bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan
angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama
harus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem asesmen yang dipergunakan hen-
daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.
12
5. Tujuan Asesmen
Menurut Sudjana (2005) mengatakan bahwa tujuan aesmen adalah:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui ke-
lebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuh;
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni
seberapa jah keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke-
arah tujuan pendidikan yang diharapkan;
3. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaian
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya; dan
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-
pada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis
asesmen yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh
informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaan.
6. Bentuk-Bentuk Tes
Tes yang sering digunakan disekolah adalah tes buatan guru (teacher made test)
yang belum terstandarisasi dan terutama menilai kemajuan siswa dalam
pencapaian hal yang dipelajari (Arikunto, 2008). Dalam hal ini ada dua macam
tes menurut Arikunto (2008), yaitu sebagai berikut:
1. Tes Subjektif, umumnya berbentuk uraian, yaitu tes yang membutuhkan
jawaban bersifat pembahasan atau urauan kata-kata. Soal jenis ini menuntut
13
siswa untuk mengingat kembali, dengan daya kreativitas yang tinggi. Tes
jenis ini memiliki kelebihan serta kekurangan seperti berikut:
● Kelebihan tes subjektif/uraian antara lain: mudah disusun; memberi ke-
sempatan berspekulasi; mendorong siswa mengungkapkan pendapat;
memberi kesempatan siswa mengutarakan jawaban dengan gaya bahasan
dan caranya sendiri; serta dapat mengetahi pemahaman siswa terhadap
masalah yang diteskan.
● Kekurang tes subjektif/uraian antara lain: kadar validitas dan reliabilitas
yang rendah; materi yang dapat diteskan cukup terbtas; pemeriksaan
jawaban dapat dipengaruhi unsur-unsur subjektif, dengan waktu yang
cukup lama dan tidak dapat diwakilkan.
2. Tes objektif, adalah tes dengan pemeriksaan secara objektif untuk mengatasi
kelemahan tes bentuk uraian. Jenisnya ada tes benar salah, tes pilihan jamak,
tes menjodohkan, dan tes isian. Tes jenih ini juga memiliki kelebihan serta
kekurangan seperti berikut:
● Kelebihan tes obejktif antara lain: lebih representative dengan cakupan
penguji materi yang lebih bagus, lebih objektif, lebih cepat dikoreksi,
dapat diwakili pengoreksiannya dan dapat terhindar dari unsur-unsur
subyetif.
● Kelemahan tes objektif antara lain: persiapan dan penyusunan yang lebih
sulit dan memakan waktu, soal cenderung mengukur ingatan, banyak ke-
sempatan untung-untungan, dan lebih memudahkan kesempatan siswa
dalam “kerja sama”.
14
Adapun cara mengatasi kelemahan tes jenis ini yaitu dengan menggunakan table
spesifikasi, sehingga dapat mengurangi kelemahan dalam hal penyusun dan per-
sebaran jenjang yang diukur.
7. Langkah-langkah Asesmen
Subali dalam skripsi Samosir (2013) mengatakan:
Agar dapat diperoleh alat asesmen atau alat ukur yang baik perlu dikem-
bangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang meliputi
perencanaan asesmen yang memuat maksud dan tujuan asesmen yaitu:
1. Penyusunan kisi-kisi;
2. Penyusunan instrumen/alat ukur;
3. Penelahan (review) untu menilai kualitas alat ukur/instrumen secara
kualitatif, yakni sebelum digunakan;
4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara
empiris;
5. Pelaksaan pengukuran;
6. Asesmen yang merupakan interprestasi hasil pengukuran; pemanfaatan
hasil asesmen.
Penjelasan lain dari Uno dan Koni (2012) yang berpendapat :
Terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan yaitu :
1. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendi-
dikan dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap
peserta didik, keluasan dan kedalaman kompetensi daar, dan daya
dukung sekolah;
2. Menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Pada tahap awal
penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh rendah, namun diharap-
kan semakin lama semakin meningkat. Hal ini karena kualitas satuan
pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara berkala;
3. Pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria
ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor;
4. Pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria
ketuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian. Pemetaan ini dilaku-
kan untuk memberikan kriteria penilaian berdasarkan sebaran kompe-
tensi dan indikatornya; dan
5. Penetapan teknik penilaian dengan mempertiimbangkan ciri indikator.
15
8. Instrumen asesmen
Pengumpulan informasi tentang pembelajarn siswa membutuhkan instrumen,
sebagaimana menurut Arikunto (2008), bahwa instrumen merupakan alat bantu
untuk mengumpulkan data atau informasi. Kemudian menurut Firman (2000) dan
Arikunto (2008), instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes
dan non tes.
Sudjono (2008) mengungkapkan bahwa tes adalah prosedur yang dipergunakan
dalam rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Goodenough (Sudjono, 2008),
tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu
atau sekelompok individu, dengan maksud untu membandingkan kecakapan
mereka, satu dengan yang lain. Poerwanti (Agustin, 2015) menjelaskan bahwa
tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Arikunto (2013), ciri-ciri tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus memenuhi syarat: (1) Validitas, atau dapat memberikan
gambaran tentang data secara benar dan sesuai kenyataan; (2) Reliabilitas, atau
memberikan ketetapan data yang ajeg dari waktu ke waktu; (3) Objektivitas, atau
ke-konsistenan pada system skoring; (4) Praktis, atau mudah pelaksanaan dan
pemeriksaannya; dan (5) Ekonomis. Sementara non tes menurut Arikunto (2013)
meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan pedoman
observasi. Menurut Arikunto (2013), komponen atau kelengkapan sebuah tes
16
terdiri atas: buku tes, lembar jawaban tes, kunci jawaban tes, dan pedoman
penilaian tes.
Aspek selanjutnya yaitu daya beda soal, daya beda soal adalah kemampuan suatu
soal dalam membedakan kemampuan peserta tes. Mulyasa (2009)
mengungkapkan, daya beda soal berhubungan dengan tingkat kesukaran soal.
Suatu soal yang memiliki tingkat kesukaran 0,5 merupakan soal dengan daya
beda terbaik.
Reliabilitas (Mulyasa, 2009) merupakan salah satu ciri dari suatu instrumen ases-
men dimana soal yang digunakan adalah sebagai alat ukut yang mengukur skor
peserta tes yang benar-benar menggambarkan kemampuan mereka. Reliabilitas
atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan soal
tes sudah/belum menyajikan pengukuran yang baik.
Validitas, merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006). Validitas sebuah tes selalu di-
bedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas
logis sama halnya dengan analisis kualitatif dari suatu soal, yaitu meninjau ber-
fungsi tidaknya suatu soal berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu
kaitannya dengan kriteria materi, konstruksi dan bahasa. Analisis kuantitatif
suatu soal biasa disebut validitas empiris (empirical validity) yang dilakukan
untuk melihat berfungsi tidaknya suatu soal, setelah soal diujicobakan ke sampel
yang refresentatif.
17
Menurut Sani (Agustin, 2015) instrumen asesmen kognitif atau pengetahuan
harus memenuhi syarat berikut:
1. Materi Soal
a. Setiap soal harus sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator yang
telah ditetapkan.
b. Batasan atau ruang lingkup pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
harus jelas.
c. Materi atau pengetahuan yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang,
jenis sekolah, atau tingkat kelas siswa yang diuji.
2. Konstruksi soal
a. Rumusan soal atau pertanyaan harus menggunakan kata Tanya atau
perintah yang menuntut jawaban.
b. Soal harus diserta dengan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal.
c. Soal harus memiliki pedoman penskoran atau kriteria bobot jawaban
benar yang sesuai.
d. Komponen pelengkap soal seperti table, gambar, grafik, diagram, atau
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca dan harus berfungsi.
3. Bahasa soal
a. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif.
b. Rumusan butir soal tidak menyinggung SARA.
18
c. Rumusan butir soal harus menghindari penggunaan kata atau kalimat
yang dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Butir soal harus menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
e. Hindari frasa atau kata local.
B. Penguasaan Konsep
Pengertian penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 213)
diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan, kepandaian dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa penguasaan adalah pe-
mahaman. Pemahaman bukan saja berarti mengetahui yang sifatnya mengingat
(hafalan) saja, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain atau
dengan kata-kata sendiri sehingga mudah dimengerti makna bahan yang
dipelajari, tetapi tidak mengubah arti yang ada didalamnya.
Menurut Dahar (1988: 95) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu
kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, kkegiatan-kegiatan, atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep
diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan, karena
dalam menguasai konsep kemungkinan memperoleh pengetahuan baru tidak
terbatas.
Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep
setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai
19
kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 2003:4).
Jhony (2012) menyatakan bahwa penguasaan konsep merupakan tingkat kemam-
puan yang mengharapkan siswa mampu menguasai/memahami arti atau konsep,
situasi dan fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan
kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengaan tidak me-
ngubah artinya.
Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya kea rah pemahaman siswa
untuk memahami hal-hal lain diluar pengetahuan sebelumnya. Jadi, siswa di
tuntut untuk menguasai materi-materi pelajaran selanjutnya (Anwar, 2016)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen pe-
ngetahuan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian dan pengem-
bangan (Research and Development) merupakan metode penelitian yang diguna-
kan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan da-
lam pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut langkah-langkah penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D) menurut Sugiyono (2008), ada sepuluh lang-
kah dalam pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) Potensi
dan Masalah; 2) Pengumpulan data; 3) Desain Produk; 4) Validasi Desain; 5) Re-
visi Desain; 6) Uji coba produk; 7) Revisi Produk; 8) Uji coba pemakaian; 9) Re-
visi produk; dan 10) Produksi Masal.
Penelitian yang akan dilakukan kali ini dibatasi sampai pada tahap pengembangan
desain produk yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan meminta tanggapan
dari guru dan siswa. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan
peneliti yang masih belum cukup untuk melaksanakan tahap selanjutnya.
21
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah asesmen pada materi asam basa Arrhenius.
Adapun lokasi penelitian dan pengumpulan data adalah SMA Negeri 12, SMA
Negeri 15, dan MAN 1 Bandarlampung. Lokasi penelitian pada uji coba produk
adalah SMA Negeri 12 Bandarlampung.
C. Sumber Data
Sumber data pada tahap studi pendahuluan berasal dari tiga sekolah di Bandar
lampung yaitu SMAN 12, SMAN 15, dan MAN 1 di Bandar Lampung. Masing-
masing responden pada tiap sekolah yaitu 1 guru mata pelajaran kimia, dan 20
siswa kelas XII IPA.
D. Alur Penelitian
Adapun alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
22
Gambar 3.1. Alur penelitian pengembangan instrumen asesmen pengetahuan.
Pengumpulan Informasi
Studi Kepustakaan:
Analisis KI dan KD Pengembangan Silabus Pembuatan Analisis
Konsep Pembuatan RPP Kriteria asesmen yang
baik
Studi Lapangan:
Wawancara guru dan siswadi tiga SMA diBandarlampung mengenaipenggunaan asesmenpengetahuan materi asambasa Arrhenius dalam prosespembelajaran
DeskripsiAnalisisKebutuhan Desain Produk
Validasi Ahli
Revisi Kecil
Produk Instrumen Asesmen
Uji Coba Produk secara terbatas
Potensi dan Masalah
Tanggapan Guru Tanggapan Siswa
23
E. Langkah-langkah Penelitian
Berdasarka alur penelitian diatas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Pada kasus ini, yang menjadi potensi adalah telah banyak beredarnya asesmen
pada materi asam basa, dan yang jadi masalahnya adalah belum banyak tersedia
asesmen pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius.
2. Mengumpulkan informasi
Adapun dalam tahap mengumpulkan informasi, disebut tahap analisis kebutuhan
yang meliputi studi kepustakaan/literatur dan studi lapangan.
a) Studi kepustakaan/literatur
Tahap ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi kelas XI SMA tentang
asam basa Arrhenius dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan
dengan Kurikulum 2013. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji Kompetensi Inti
(KI), Kompetensi Dasar (KD), dan membuat analisis konsep, silabus, dan RPP
asam basa Arrhenius. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan instrumen
asesmen yang akan dikembangkan.
b) Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan ditiga Sekolah Menengah Atas di Bandar Lampung.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang asesmen yang dilakukan,
apakah ada perbedaan dan kesenjangan penggunaan instrumen asesmen penge-
tahuan yang digunakan, khususnya pada materi asam basa Arrhenius. Instrumen
24
yang digunakan adalah penyebaran angket. Penyebaran angket dilakukan kepada
guru mata pelajaran kimia kelas XI dan penyebaran angket kepada siswa kelas XII
yang telah melalui pembelajaran asam basa Arrhenius.
3. Desain produk
Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan didasarkan pada beberapa aspek,
seperti kriteria instrumen asesmen yang baik dari studi literatur, dan penyesuaian
instrumen asesmen dengan materi pembelajaran.
4. Validasi desain
Validasi desain dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai desain produk. Validasi ahli dilakukan
oleh tiga orang validator, dalam hal ini yang berperan sebagai validator adalah
Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd., Ratu Dwi Gustia Rasyidi,
S.Pd., M.Si. Validasi ahli meliputi aspek keterbacaan dan aspek kesesuaian isi
soal dengan materi. Validasi dilakukan dengan memberikan asesmen pengetahuan
yang telah dikembangkan beserta angket ke validator, lalu meminta validator
untuk memberikan penilaian tentang asesmen tersebut dengan mengisi angket
yang tersedia dan menuliskan saran untuk perbaikannya pada kolom yang telah
disediakan.
5. Perbaikan desain
Setelah desain produk dan divalidasi melalui diskusi dengan pakar atau para ahli
lainnya pada tahap validasi desain, maka akan dapat diketahui kelemahan asesmen
yang telah disusun, selanjutnya dilakukan perbaikan desain sesuai dengan saran
dan masukan validator. Apabila produk yang dikembangkan telah valid, maka
25
akan dilakukan revisi kecil pada desain I menjadi desain II. Apabila validator
belum memvalid produk yang dibuat, maka akan dilakukan revisi yang kemudian
desain I disusun ulang menjadi desain II, dan seterusnya sampai dinilai produk
yang dibuat telah valid.
6. Produk
Setelah dilakukan revisi kecil pada desain I maka di peroleh desain II pada produk
yang dikembangkan.
7. Uji coba produk
Setelah instrumen asesmen pengetahuan telah melalui tahap validasi dan revisi
desain, maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMA Negeri 12 Bandar
lampung. Uji coba produk dilakukan pada 1 orang guru kimia kelas XI IPA dan
12 siswa kelas XI IPA 3 . Uji coba produk secara terbatas yang dimaksud adalah
untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa meliputi beberapa aspek kelayakan,
yang meliputi aspek keterbacaan dan aspek kesesuaian isi atau lengkap tidaknya
dimensi kognitif yang terdapat dalam asesmen yang dibuat.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes.
Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan
instrumen berbentuk tes untuk mengukur penguasaan konsep siswa. Data angket
didapatkan dengan melakukan validasi, sehingga diperoleh masukan yang
digunakan untuk memperbaiki produk yang dikembangkan. Validasi dilakukan
oleh tiga validator ahli. Selanjutnya dilakukan uji coba siswa SMA Negeri 12
26
Bandarlampung. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda. Adapun penjelasan dari instrumen-instrumen yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pedoman wawancara analisis kebutuhan
Instrumen ini berupa lembar wawancara yang digunakan pada siswa kelas XII
IPA dan guru kimia di tiga sekolah di Bandarlampung. Instrumen ini diguna-
kan untuk memperoleh informasi mengenai asesmen yang digunakan disekola.
Selain itu, instrumen ini berfungsi untuk mengetahui kendala-kendala atau ke-
sulitan yang dihadapi dalam penyusunan instrumen asesmen di SMA yang
menjadi subjek penelitian pendahuluan yang berada di Bandarlampung,
sehingga menjadi refrensi dalam pengembangan asesmen.
2. Instrumen validitas ahli
Instrumen ini berupa angket yang digunakan untuk menguji keterbacaan dan
kesesuaian isi materi pada asesmen yang dikembangkan. Instrumen ini
dilengkapi dengan pilihan jawaban serta saran untuk validator.
3. Instrumen uji kelayakan bagi guru
Instrumen ini berupa angket yang digunakan untuk menguji keterbacaan dan
kesesuaian isi materi pada asesmen yang dikembangkan. Instrumen ini di-
lengkapi dengan pilihan jawaban serta saran untuk validator.
4. Instrumen uji keterbacaan bagi siswa
Instrumen ini berupa angket yang digunakan untuk menguji keterbacaan bagi
siswa terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan keterbacaan siswa
27
terhadap asesmen yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan ko-
lom saran untuk menuliskan pertanyaan dan kata yang sulit dipahami terkait
keterbacaan siswa terhadap asesmen. Instrumen ini juga berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan huruf, warna huruf, besar spasi yang
mendukung keterbacaan, dan kolom saran.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket
(kuisioner). Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan
jawaban tertutup yaitu sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran
pada kolom yang telah disediakan.
Wawancara dilakukan pada tahap pengumpulan informasi atau studi lapangan.
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa di tiga SMA
di Bandar Lampung dengan pedoman wawancara yang telah disusun peneliti. Wa-
wancara dilakukan untuk mendapat masukan dalam penelitian dan pengembangan
instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius. Pada uji kela-
yakan, angket diberikan kepada siswa dan guru untuk mengetahui tanggapan sis-
wa terhadap asesmen yang telah dikembangkan dari aspek keterbacaan dan kese-
suaian isi. Angket/kuisioner semi tertutup digunakan pada saat validasi dan pada
uji coba produk secara terbatas asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, validasi asesmen penge-
tahuan oleh pakar pendidikan kimia dilakukan untuk mengetahui keterbacaan dan
kesesuaian isi asesmen yang dikembangkan. Validasi dilakukan dengan
28
memberikan instrumen asesmen beserta angket, kemudian meminta validator
untuk mengisi angket validasi aspek kesesuaian isi soal dengan materi, dan keter-
bacaan asesmen pengetahuan yang telah disediakan.
H. Teknik Analisis Data
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data hasil wawancara studi pendahuluan
dilakukan dengan cara:
1. Mengolah analisis kebutuhan
a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan wawancara.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.
c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi ten-
tang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih sampel dalam setiap per-
tanyaan angket.
d. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persen-
tase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat di-
analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-
tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
% = ∑ 100%(sudjana, 2005)
Keterangan :% = Persantase pilihan jawaban-i
29
∑ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
= Jumlah seluruh responden
2. Teknik analisis data angket validasi keterbacaan dan kesesuaian isi untuk
validator oleh guru dan siswa
Angket yang akan diolah pada penelitian ini adalah angket validasi (keterbacaan
dan kesesuaian isi) dan angket penilaian guru serta tanggapan siswa. Adapun ke-
giatan dalam teknik analisis data angket asesmen pengetahuan dilakukan dengan
cara :
a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji
kelayakan dan uji keterbacaan berdasarkan skala Likert pada Tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1. Penskoran pada angket berdasarkan skala LikertNO Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 52 Setuju (ST) 43 Kurang Setuju(KS) 34 Tidak setuju (TS) 25 Sangat tidak setuju (STS) 1
d. Mengolah jumlah skor jawaban responden.
Pengolahan jumlah skor (∑ ) jawaban angket adalah sebagai berikut :
30
1. Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden
2. Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden
3. Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden
4. Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden
5. Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah
responden
e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin =∑
x 100% (sudjana, 2005)
Keterangan:
%Xin = Persentase jawaban angket-i pada angket∑ = Jumlah skor jawaban
. = Skor maksimum yang diharapkan
f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kelayakan
dan keterbacaan asesmen kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius dengan rumus sebagai berikut:
% = ∑%(Sudjana, 2005)
Keterangan :
% = Rata-rata persentase angket-i pada angket∑% = Jumlah persentase angket-i pada angket
= Jumlah pertanyaan pada angket.
31
g. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan
menggunakan tafsiran (Arikunto, 2008):
Tabel 3.2. Tafsiran skor (persentase) angketPersentase Kriteria
80,1% - 100% Sangat tinggi60,1% - 80% Tinggi40,1% - 60% Sedang20,1% - 40% Rendah0,0% - 20% Sangat rendah
3. Teknik analisis butir soal
Analisis kualitatif biasa disebut validitas logis (logical validity), analisis ini dila-
kukan sebelum soal digunakan untuk melihat kelayakan suatu soal (lihat instru-
men validasi ahli). Analisis kuantitatif biasa disebut empiris (empirical validity)
yang dilakukan untuk melihat berfungsi tidaknya suatu soal, setelah diujikan ke
sampel yang repsentatif. Hal yang diperhatikan dalam validitas isi suatu soal
yaitu:
a. Menentukan tingkat kesukaran, penentuan tingkat esukaran pada penelitian
ini ditentukan dengan program ANATES URAIAN.
b. Selanjutnya menentukan daya pembeda dengan menggunakan program
SPSS. Dimana Pearson Correlation di dalam aplikasi SPSS menyatakan
daya beda soal.
c. Menentukan kategori daya pembeda dari tingkat kesukaran setiap soal me-
nurut Nitko dalam Mulyasa (2009):
32
Table 3.3. Tafsiran daya pemdeba dengan tingkat kesukaran soalTingkat
kesukaranNilai p D maksimum
Kriteria DayaPembeda
rekomendasi
Sangatmudah
1.00 0.00Sangatrendah
Dibuang
0.90 0.20 Rendah Direvisi
Mudah0.80 0.40 Tinggi Digunakan0.70 0.60
Sangat tinggi DigunakanSedang0.60 0.800.50 1.000.40 0.80
Sukar0.30 0.600.20 0.40 Tinggi Digunakan
Sangatsukar
0.10 0.20 Rendah Direvisi0.00 0.00 Sangat rendah Dibuang
d. Menentukan validitas butir
Validitas butir soal dapat ditentukan dengan mencari korelasi product
moment masing-masing soal dengan program SPSS (Correlated Item Total
Correlation menyatakan validasi). Hasil r hitung yang didapat kemudian
dibandingkan dengan tabel r product moment yang disesuaikan dengan
jumlah responden, dimana penggunaan r tabel dengan pilihan taraf
signifikansi 5% seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Daftar r tabel product moment (dalam Sugiyono, 2008)N
(jumlah responden)R tabel product moment(taraf signifikansi 5%)
10 0,63220 0,44422 0,43224 0,40426 0,38828 0,37430 0,361
e. Menentukan taksiran validitas butir dengan kriteria butir soal dikatakan
valid, jika r hitung > r product moment (Triyono, 2013).
33
4. Teknik analisis reliabilitas soal
Reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS dimana Alpha Cronbach di aplikasi SPSS menyatakan
reliabilitas. Langkah selanjutnya yaitu menafsirkan mutu reliabilitas soal
menurut Rosidin (2013) seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Tafsiran reliabilitas soalReliabilitas soal tes Klasifikasi Tafsiran
0,000 – 0,400 Rendah Revisi0,401 – 0,700 Sedang Revisi kecil0,701 – 1,000 Tinggi Dipakai
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian dan pe-
ngembangan adalah sebagai berikut :
1. Validitas atau kelayakan instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam
basa Arrhenius yang dikembangkan adalah valid atau layak digunakan. Hal
ini dilihat dari hasil validasi ahli pada aspek keterbacaan dan kesesuaian soal
dengan materi mendapat kategori sangat tinggi dan tinggi.
2. Reliabilitas dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius yang dikembangkan termasuk kategori sangat tinggi yang berarti
dapat menggambarkan keajegan kemampuan siswa.
3. Validitas butir dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius yang dikembangkan terdiri dari kategori tinggi dan sangat tinggi.
Soal yang dikembangkan dominan memiliki validitas soal dengan kategori
tinggi, artinya soal sudah sahih dalam mengukur kemampuan siswa dan
sesuai indikator.
4. Tingkat kesukaran dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam
basa Arrhenius yang dikembangkan sudah memiliki soal dengan kategori
mudah, sedang, dan sukar meskipun hasilnya berbeda antara tahap
60
pengembangan dengan hasil analisis butir soal. Tingkat kesukaran dari soal
yang dikembangkan sudah baik, karena dari soal yang dominan terdiri dari
soal dengan kategori sedang.
5. Daya beda dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa
Arrhenius yang dikembangkan terdiri dari soal dengan daya beda yang
termasuk kategori sangat tinggi.
6. Hasil tanggapan guru terhadap instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius yang dikembangkan adalah sudah baik, bila dilihat dari
tanggapan penilaian guru memiliki kategori tinggi.
7. Hasil tanggapan siswa terhadap instrumen asesmen pengetahuan pada materi
asam basa Arrhenius yang dikembangkan adalah sudah baik, bila dilihat dari
tanggapan penilaian siswa memiliki kategori sangat tinggi.
B. Saran
Saran yang dapat di berikan yaitu penelitian ini hanya menghasilkan suatu pro-
duk instrumen asesmen pengetahuan pada materi asam basa Arrhenius. Oleh
karena itu penelitian lanjut diharapkan dapat dilakukan pada materi kimia yang
lain dengan penyempurnaan dan penggunaan produk.
Penelitian ini juga memiliki kendala yang disebabkan karena untuk pengujian
butir soal, waktu pengembangan tidak sesuai dengan waktu pembelajaran materi
teori asam basa Arrhenius di sekolah, sehingga untuk penelitian selanjutnya se-
baiknya mempertimbangkan kesesuaian materi yang akan dijadikan penelitian
dengan waktu pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah. Penelitian pada
materi yang sudah lewat dari waktu belajar di sekolah (seperti pada penelitian
61
ini) sebaiknya dihindari, karena dapat menimbulkan banyak kendala dan tidak
menggambarkam pengaruh produk hasil pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Pada MateriTeori Atom Bohr dan Mekanika Kuantum. Skripsi. Univesitas Laampung.Bandarlampung.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedelapan. BumiAksara. Jakart.
. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara.Jakart.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :PT.Rineka Cipta.
. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Barney, Jay B.
. 1997. Penilaian Program Pendidikan Edisi III. Bina Aksara. Jakarta.
Astuti, W. P., Prasetyo, A. P. B., dan Rahayu, E. S. 2012. PengembanganInstrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains Pada Materi SistemEkskresi. Lembaran Ilmu Kepen-didikan, 41(1), 39-43.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Penilaian Pendidikan.BSNP. Jakarta.
Dahar, R.W. (2003). Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang StrukturAtom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi ( Suatu Studi deskriptif-CrossSectional). Disertasi Program doktor Universitas Pendidikan Indonesia.Tidak diterbitkan
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung :Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
63
Jihad, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Yogyakarta
Kumano, Y. 2013. Authentic Assessment and Portfolio Assessment, Chapter 8,Section 2, The Theories and Practices of Science Education which Lead toNew Learning., Middle School Level, Edited by Izumi Ohtaka, Minerva.
Mudlofir, A. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Mulyasa, E. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil TesImplementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality, In Alker, Jan Vander,“Design Approachess and tools in Education and Training”. KluwerAcdemic Pubhlisher. Dordrecht.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Rosidin, U. 2013. Dasar-dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran.FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Samosir, T. 2013. Dasar-dasar dan Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. FKIPUniversitas Lampung. Bandar Lampung
Sani, R.A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untu Implementasi Kurikulum 2013.Bumi Aksara. Jakarta.
Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. MaccmillanCollege Publishing Company. New York.
Soleha, A. 2014. Pengembangan Instru-men Assessment Zat Aditif dan Adiktif-Psikotropika Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan TerhadapLingkungan. Skripsi. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Subali, B. 2010. Penilaian, Evaluasi, dan Remedial Pembelajaran Biologi.Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT Rosdakarya. Bandung.
Sudjono, A. 2008. Pengantar Evalusi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
64
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.Bandung.
. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kualitataifdan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suhana, C. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Refika Aditama.
Bandung.
Sunyono, Wirya, I.W., Suryadi, G., dan Suyanto,. E. 2009. Pengembangan ModelPembelajaran Kimia Berorientasi Keterampilan Generic Sains pada SiswaSMA di Provinsi Lampung. Laporan Penelitian Berhibah Bersaing Tahun I.Dikti. Jakarta.
Suwarto. 2010. Mengungkap karakakteristik tes uraian. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. 19 (2): 206-224
Tim Penyusun. 2016. Permendikbud No. 23 tahun 2016 Tentang StandarPenilaian Pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia. Jakarta.
Triyano. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ombak (IKAPI). Yogyakarta.
Uno, H. B. dan Koni, S. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Uno, H. B. dan Koni, s. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Warsit a, B. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. RinekaCipta. Jakarta.