pengembangan hukum wakaf produktif untuk mengatasi

15
Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi Kemiskinan Dan Ketergantungan Aunur Rohim Faqih Abstrak To develop the economics of the society and to minimize poverty and interdependence, the management of property donated for religious use ( wakaf) productive can be exercised by modem management anditis managed bytheprofessional people, trusted, productive and constantly basedon the Islamic values and the related regulations. Pendahuluan. Sistem ekonomi kapitalis merupakan salah satu penyebab munculnya masalah perekonomian yang cukup pelik bagi negara berkembang. Di samping struktur ekonominya, kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, rendahnya kualitas sumber daya manusia dan masalah-rnasalah lain menjadikan negara berkembang tersebut semakin bertambah berat beban permasalahannya. Indonesia sebagal negara berkembang juga mengalami ha! serupa. Bahkan akhir-akhir in! permasalahan sosial ekonomi di Indonesia semakin bertambah rumit dengan adanya berbagai peristiwa alam, muiai dari banjir di beberapa daerah, kelangkaan bahan bakar minyak dan gempa bum!, gempa tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, busung lapar dan wabah flu burung diberbagai daerah. Upaya untuk mencari jaian keluar daiam mengatasi berbagai masalah khususnya kemiskinan dan ketergantungan karena dampak krisis ekonomi yangterjadi pada tahun 1997, masih terus dliakukan dan belum terbukti adanya titik terang aiternatif yang tepat. Berbagai kebijakan sudah dilakukakan oleh pemerintah, namun hasilnya betum begitu menggembirakan, bahkan kemiskinan masih melanda penduduk di berbagai daerah. Yang sangat menyedihkan lag! kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi cenderung membuat negara kita bergantung kepada negara-negara lain. Sebagal Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, adaiah merupakan keharusan bagi 'aiim-ulama dan kaum intelektual muslimnya mencari strategi lain untuk mengatasi kemiskinan dan ketergantungan ekonomi kepada negara-negara lain. Daiam hal inl ada pemikiran dari sebagian 'uiama dan kaum intelektual muslim untuk secara parlahan dan bertahap menerapkan sistem ekonomi islam sebagal aiternatif dari sistem ekonomi yang ada sekarang ini. Dengan diterapkannya sistem ekonomi islam tersebut, diharapkan berbagai permasalahan ekonomi secara 288 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Pengembangan Hukum Wakaf ProduktifUntuk Mengatasi Kemiskinan Dan

Ketergantungan

Aunur Rohim Faqih

Abstrak

To develop the economics of the society and to minimize poverty and interdependence,the management of property donated for religious use ( wakaf) productive can beexercised bymodem management anditismanaged bytheprofessional people, trusted,productive and constantly basedon the Islamic values and the related regulations.

Pendahuluan.

Sistem ekonomi kapitalis merupakansalah satu penyebab munculnya masalahperekonomian yang cukup pelik bagi negaraberkembang. Di samping struktur ekonominya,kemiskinan, keterbelakangan pendidikan,rendahnya kualitas sumber dayamanusia danmasalah-rnasalah lain menjadikan negaraberkembang tersebut semakin bertambah beratbeban permasalahannya. Indonesia sebagalnegara berkembang juga mengalami ha!serupa. Bahkan akhir-akhir in! permasalahansosial ekonomi di Indonesia semakin

bertambah rumit dengan adanya berbagaiperistiwa alam, muiai dari banjir di beberapadaerah, kelangkaan bahan bakar minyak dangempa bum!, gempa tsunami di Aceh danSumatera Utara, busung lapar dan wabah fluburung diberbagai daerah.

Upaya untuk mencari jaian keluar daiammengatasi berbagai masalah khususnyakemiskinan dan ketergantungan karenadampak krisis ekonomi yangterjadi padatahun

1997, masih terus dliakukan dan belum terbuktiadanya titik terang aiternatif yang tepat.Berbagai kebijakan sudah dilakukakan olehpemerintah, namun hasilnya betum begitumenggembirakan, bahkan kemiskinan masihmelanda penduduk di berbagai daerah. Yangsangat menyedihkan lag! kebijakan pemerintahuntuk mengatasi masalah ekonomi cenderungmembuat negara kita bergantung kepadanegara-negara lain.

Sebagal Negara yang penduduknyamayoritas beragama Islam, adaiah merupakankeharusan bagi 'aiim-ulama dan kaum intelektualmuslimnya mencari strategi lain untuk mengatasikemiskinan dan ketergantungan ekonomikepada negara-negara lain. Daiam hal inl adapemikiran dari sebagian 'uiama dan kaumintelektual muslim untuk secara parlahan danbertahap menerapkan sistem ekonomi islamsebagal aiternatif dari sistem ekonomi yangada sekarang ini. Dengan diterapkannyasistem ekonomi islam tersebut, diharapkanberbagai permasalahan ekonomi secara

288 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 2: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

bertahap dapat di atasi. Dalam kesempatanIni perlu dikaji secara mendalam tentangpengembangan wakaf produktif untukmengatasi kemiskinan dan ketergantungan.

Islam dan Ekonomi Ummat

Islam menuturkan bahwa setiap manusiasamaderajatnya dihadapan Allah oleh karenaitu umat manusia dipandang sebagai satukeluarga. Untuk merealisasikan kekeluargandan kebersaman tersebut, harus ada kerjasama secara sukarela {'antaradhin-minkum^)dan tolong menolong secara.benar {ta'awanu'alal bird wa taqwa^. Konsep persaudaraan danperlakuan yang sama terhadap seluruh anggotamasyarakat di muka bum! tidaklah mempunyaiart) kalau tidak disertai dengan keadilan ekonomiyang memungkinkan setiap orang memperolehhak atas sumbangannya terhadap masyarakat.Dengan kcmitmen Islam yang khas danmendalam terhadap persaudaraan, keadilansosial dan ekonomi, maka ketidakadilandalam pendapatan dan kekayaan yangberlangsung saat ini adalah bertentangandengan Islam. Akan tetapi konsep keadilanIslam dalam distribusi pendapatan dankekayaan serta konsepsinya tentang keadilansosial tidaklah menuntut bahwa semua orangharus mendapat upah yang sama tanpa

' An-nisa (4):29: Hai orang-crang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamudengan jalan yang batil, kecuall dengan jalan pemiagan yang berlaku dengan sukarela diantara kamuf'anlaradhin minkum). Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

^Al- Maidah (5):2:" dan tolong- menolonglah kamu dalamfmengerjakan) kebajikan dantaqwa,dan jangangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran"

2An Naahl ayat 71: "Dan Allah meleblhkan sebagian kamu darl sebagian yang Iain dalam ha! rezeki "*S.At-Taubah ayat 103: "Ambillah sedekah darl sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu

bersihkan dan suclkan mereka", dan Hadis Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim darl Ibnu Abbas:" Beritahukanlahkepada mereka, bahwa Allah mewajibkan atas mereka yang diambil darl orang-crang kaya, kemudiandlkembalikan kepada orang-orang fakir".

memandang konstiibusinya kepada masyarakat.Islam memberikan toleransi ketidaksamaanpendapatan sampai tingkat tertentu, karena setiaporang tidaklah sama sifat, kemampuan danpelayanannya dalam masyarakat^ Adanyaperpedaan derajat kemampuan sertaperbedaan dalam kesempatan dapat menjadisebab musabab darl perbedaan dalamperolehan rezeki yang mungkin dllerima olehseseorang. Akibat lebih lanjut adalah lahirnyagolongan kaya (qaum aghniaa) dan golonganmiskin {qaum duafa'/Masakin) dalam masyarakat,jurang pemisah yang semakin dalam antarakeduanya. Dalam al-Qur'an terdapat petunjukdan pedoman bagi seseorang untuk mem-belanjakan hartanya, baik untuk kepentingandirinya sendlri maupun untuk kepentingan oranglain dalam masyarakat. Petunjuk itu antara lainterdapat dalam surat a! - Isra' ayat 26 : "Danberikanlah bagi keluarga - keluarga yang dekatakan haknya, kepada orang miskin dan orangyang dalam perjalanan; dan janganlah kamumenghambur - hamburkan (hartamu) secaraboros". Dan "bahkan mengeiuarkan sedekahkepada orang yang membutuhkaan berakibatpada kebersihan dan kesucian diri"."

Darl uraian tersebut nampak jelasbahwaperekonomian dalam Islam sangat peduliterhadap kaum yang lemah di satu sisi, dansekaligus mendorong umat untuk bekerja

289

Page 3: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

keras. Menurut Monzer Kahf setiap kegiatanekonomi dalam Islam harus didasarkan padaasas filsafat ekonomi Islam. Adapun asasfilsafat ekonomi islam adalah; (1) Semua yangada di alam semesta, langit, bum! sertasumber alam yang ada padanya, bahkanhartakekayaan yang dimiliki manusia adalah milikAllah. Manusia sebagai khalifah-Nya hanyaberhak mengurus dan memanfaatkan alamsemesta itu untuk kelangsungan hidup manusiaItu ssndirl dan lingkungannya; (2) Allah MahaEsa, yang menciptakan segala makhluk yangada di alam semesta ini. Manusia sebagaimakhluk Allah diberi alat kelengkapan yangpaling sempurna dibanding makhluk lain, agarla mampu melaksanakan tugas, hak dankewajibannya sebagai khalifah Allah di bumiitu, manusia yangberasal dari substansi yangsama, wajib saling bantu membantu danbekerjasama terutama dalam melakukankegiatan ekonomi untuk memenuhi keperiuan-nya berdasarkan persamaan dan persaudara-an; (3) Beriman kepadahari kiamat. Keyakinankepada hari kiamat ini sangat panting dalamsistem ekonomi Islam karena dengankeyakinan itu, tingkah laku ekonomi manusiadi dunia ini akandapatterkendali, sebablasadarbahwa semua perbuatan, termasuk tindakanekonominya akan dimlntai pertanggung-jawabnya di hadapan Allah®.

Berangkat dari asas pokok filsafatekonomi Islam tersebut di atas, dapatmelahirkan nilai-nilai dasar sistem ekonomi

Islam seperti yang diungkapkan olehMuhammad Daud All. Adapun nilai-nilai dasarsistem ekonomi Islam itu adalah:

1. Nilai dasar pemilikan. Menurut sistem

ekonomi Islam, pemilikan bukanlahpenguasaan mutlak atas sumber-sumberekonomi, tetapi kemampuan untukmemanfatkannya, dan lama pemilikanmanusia atas sesuatu benda terbatas

pada lamanya manusia itu hidup di duniaini, dan sumber-sumber daya aiam yangmenjadi hajat hidup orang banyak harusmenjadi milik umum atau Negara.

2. Nilai keseimbangan. Nilai keseimbanganmerupakan nilai dasaryang mempengaruhiberbagai aspek tingkah laku ekonomiseorang muslim. Asas keseimbangan inimisalnya terwujud dalam kesederhanaan,hemat dan merij'auhi keborosan. Nilaidasar keseimbangan ini harus dijagasebaik-balknya bukan saja antarakepentingan dunia dengan akhirat dalamekonomi, tetapi juga keseimbanganantara kepentingan perorangan dengankepentingan umum, serta keseimbanganantara hak dengan kewajiban®.Hubungan manusia dengan benda dan

kekuasaan manusia atas segala sesuatu yangberada di sekitamya adalah menjadi masalahpenting dalam sistem ekonomi Islam, olehkarena itu periu selalu dikontrol dan dikawalpenegakannya. Mengenai hubungan manusiadengan benda atau hak milik seseorang atasharta kekayaannya, perlu diperhatikan hal-halbehkut:

1. Cara memperoleh hak milik.Mengenai cara memperoleh hak milikatau harta kekayaan, al-Qur'an memberi-kan beberapa ketentuan, diantaranyadengan (a) usaha yang halal, artinya sahmenurut hukum dan benar menurut

®Ahmad MSaifuddin, StudiNilai-nilai Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Media Dakwah, 1984), him. 19^Mohammad Daud Ali, SistemEkonomi Islam, Zakatdan Wakaf, (Jakarta: DI Press, 1988). Hlm.7-8

290 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 4: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

ukuran moral (Q.S. 2: 166, 4:32), (b)melalui pewarisan (Q.S. 4:7), (c) denganhibah (Q.S. 2:177).

2. Fungsi hak milik.Mengenai fungsi hak milik seseorang, al-Qur'an memberikan beberapa petunjuk,antara lain adalah (a) harta kekayaanseseorang tidak boleh ditimbun-timbunsajatanpa ada manfaatnya bagi orang lain(Q.S. 9:34); (b) harta kekayaan tidak bolehhanya beredar di antara orang-orang kayasaja; (c) Di antara harta orang kaya adahak orang miskin yang tidak punya (Q.s.51:19); (d) harta peninggalan seseorangharus segera dibagi kepada yang berhakmenerimanya menurut ketentuan yangberlaku (Q.s. 4:7,11,12).

3. Cara memanfaatkan hak milik.Tentang cara memanfaatkan ataumempergunakan harta kekayaan yangdimiliki seseorang, al-Qur'an memberikanbeberapa pedoman, antara lain (a) tidakboleh boros dantidak boleh pula kikir (Q.s.17:26-27): (b) harus hati-hati danbijaksana, selalu mempergunakan akalsehat daiam memanfaatkan harta (Q.S.17:29): (c) sebaiknya disalurkan melaluihibah, qurban, zakatdan wakaf.

Kesenjangan antara orang kaya[qaum aghnia) dan orang miskin {qaum duafa)akan terkurangi. Apablla umat Islam menjalankanroda perekonomian berdasarkan fllsafatekonomi Islam dan nilai-nilai dasar sistemekonomi Islam serta berdasarkan aturan-

aturan yang telah di tetapkan baik daiam a!qur'an maupun daiam al hadist, dan Ijtlhad,serta teladan yang telah diberikan oleh para

sahabat dan tabi'in. Cukup banyak lembaga-lembaga ekonomi Islam maupun lembagakerjasama ekonomi yang dapat memberikanjaminan soslal, namun demikian lembaga-lembaga ekonomi tersebut tidak dapat berjalandengan baik tanpa adaya peranan dari pelakuekonomi dan dukungan riii dari pemerintah,antara lain berupa peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan perlindunganhukum bagi pengembangan ekonomi Islam.Salah satu lembaga ekonomi Islam yang padasaat ini perlu dikembangkan, selain zakat,infaq, perbankan syari'ah, asuransi syari'ah,reksadana syari'ah dan wakaf tunai.

Hukum Wakaf Tunai

Wakaf atau "habs" adalah salah satu

lembaga yang sangat dianjurkan daiam Islamuntuk dipergunakan sebagai saranapenyaluran rezeki yang diberikan oleh Allahkepadanya. Ayat-ayat al-Qur'an dan hadis-hadis NabI yang memerintahkan orang untukberbuat kebalkan kepada sesama manusia dimasyarakat cukup banyak dan bisa dijadikandasar umum amalan wakaf, dan sekaligusdigunakan sebagai dasar hukum disyariatkan-nya wakaf. Sebagai contoh misalnya firman Allah yang artinya lebih kurang sebagai berikut"Mai orang orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian yang baik-baik dari hasilusahamu dan dari apa yang Kami keluarkandari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamumemilih yang buruk-buruk di antaranya yangkamu nafkahkan ..." Dan " Kamu tidak akanmemperoleh kebaikan, kecuali kamu belanjakansebagian harta yang kamu senangi" ®

'Mohammad Daud Ali, Ibid, Hlm.21 -23®S.Al-Hajj ayat 77, S.Al- Baqarah ayat 267 dan S.Ali 'imran 92.

291

Page 5: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Sedangkan hadist yang dijadikanlandasan khusus untuk mewakafkan hartayang dimiliki seseorang adalah hadist yangdiriwayatkan oleh Jama'ah dari Ibnu Umaryangmenyebutkan bahwa Umarbin Khatab pernahmendapatkan sebidang tanah di khaibar,kemudian merundingkan tanah tersebut denganRasuluilah; Ya Rasulullah, sesungguhnya sayamempunyai tanah di Khaibar, saya belumpernah mendapatkan harta yang lebih sayasenangi selain tanah itu, ia adalah yangtermahal pada saya. Kini apa yang engkausarankan kepada saya? Kemudian Rasulullahmenjawab; " in syi'ta habasta ashlaha watashaddaq biha (Jika engkau mau, tahanlahpangkalnya dan sedekahkan hasilnya).Dengan demikian Umar menyedekahkannya,dengan syarat tidak boleh dijual, tidak bolehdihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Adapunhasilnya itu disedekahkan untuk orang-orangfakir dan keluarga dekat, untuk memerdekakanhamba sahaya, untuk menjamu tamu, untukorang yang kehabisan bekal dalam perjalanan{ibnussabi!) dan tidak berdosa yang mengurusi-nya itu untuk memakan sebagian dengan oarayang wajar dan untuk memberi makan kepadakeiuarganya dengan syarat jangan dijadikanhak milik. Dalam satu riwayat disebutkanbahwa harta yang diwakafkan tersebut tidakboleh dikuasai pokoknyal

Memperhatikan perjalanan sejarahkebangkitan Islam terbukti bahwa wakaftelahmempunyai peran sangat panting dalampengembangan kegiatan-kegiatan sosialekonomi dan kebudayaan masyarakat Islamdan telah menfasilitasi sarana dan prasaranapendidikan dari tingkat dasar sampai

perguruan tinggi, bahkan para siswa danmahasiswa sekaligus pendidlk, mereka dapatmelakukan berbagai kegiatan sepertipenelitian dan menyelesaikan studi. Cukupbanyak program-program yang didanai darihasil wakaf seperti tempat-tempat pendidikan,pondok pesantren, kegiatan-kegiatan ilmiahdalam berbagai bidang, penullsan buku, danIain-Iain. Disamping untuk mendukungpengembangan ilmu pengetahuan, tetapi jugamenyediakan berbagai fasllitas untukkepentingan ummat, seperti pengadaanfasilitas-fasilitas untuk meningkatan kesehatanmasyarakat dengan pembangunan rumahsakit, dan pembangunan industri obat-obatanDilihat dari segi bentuknya wakaf juga tidakterbatas padabenda tidak bergerak,tetapi jugabenda bergerak. Di beberapa negara sepertiMesir, Yordania, Saudi Arabia, Turki wakafselain berupa sarana dan prasarana ibadahdan pendidikan juga berupa tanah pertanian,perkebunan, flat, uang, saham, real estate danIain-Iain yang semuanya dikelola secaraproduktif. Dengan demikian hasilnya benar-benar dapat dipergunakan untuk meningkatkankuaiitas umat dan mewujudkan kesejahteraanumat.

Akhir-akhir ini upaya untuk mengembang-kan potensi wakaf khususnya wakaf produktifterus menerus dilakukan melalui berbagaipengkajian, agar di masa mendatangmempunyai peranan dalam pembangunanekonomi umat. Cukup banyak pemikir-pemikirIslam khususnya pakar hukum Islam danekonomi Islam di dunia ini yang mengkajisecara sungguh-sungguh tentang wakaf,sebagai contoh misalnya, Monzer Kahf, Khaled

^Saayid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 14,diterjemaahl(an oleh Drs.H. Kahaar Mashur, (Jakarta, Kalam Mulla,1991), him. 192

292 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 6: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

R. Al-Hajeri dan Abdulkader Thomas. MAMannan dan Iain-Iain. Pengkajian tentangwakaf ini tidak hanya terjadi di universitas-uni-versitas Islam, tetapi juga di Harvard University. Di Universitas in! para pakar ekonomisyari'ah berkumpul untuk mengkaji masalahekonomi Islam termasuk di dalamnyamengenai wakaf. Hal ini semakin meyakinkankita bahwa wakaf merupakan salah satulembaga sosial ekonomi Islam yang potensialuntuk dikembangkan.

M.A. Mannan yang telah berhasilmengembangkan sertifikat wakaf tunal diBangladesh mengemukakan bahwa banyaksasaran yang bisa dicapal dengan wakaf tunai.Menurutnya perbankan bisa menjadi fasilitatoruntuk menciptakan wakaf tunai dan membantudalam pengelolaan wakaf. Di samping itumobilisasi tabungan masyarakat bisadilakukan dengan menciptakan wakaf tunaidengan maksud untuk memperingati orangtua yang telah meninggal, anak-anak danmempererat hubungan keluarga. wakaf tunaijuga bisa meningkatkan infestasi sosiai danmentransforma-sikan tabungan masyarakatmenjadi modal, serta membatu pengembangansocial capital market Adiwarman Karim dariKarim Consulting menjelaskan bahwa di negara-negara maju wakaf ini dikenal dengan derma,temyata mempunyai peran yang besar dalammembentuk GDP suatu negara. Dalam sepuluhtahun terakhir ( 1990-1999) di Amerika sektorderma mencapai 6,8 persen dari GDP dengantotal penerimaan 315.9 millar dolar AS'".

Besamya dorongan untuk pengembanganwakaf produktif tersebut tentu tidak dibenarkankalau tidak berlandaskan pada ketentuan-

ketentuan syariat Islam, karena wakafmerupakan ibadah. Oleh karena itu, setiappembentukan wakaf perlu memperhatikanrukun dan syarat-sahnya. Menurut 'AbdulWahhab Khallaf, rukun wakaf ada empat: (1)Orang yang berwakaf atau wakif, yakni pemilikharta benda yang melakukan perbuatanhukum; (2) Harta yang diwakafkan atau mauqufbih sebagai obyek perbuatan hukum; (3)Tujuan wakaf atau yang berhak menerima,yang disebut mauquf'alaih; dan (4) Pernyataanwakaf dari wakif yang disebut syghat atau ikrarwakaf.

fi^auquf bih atau harta yang diwakafkanmerupakan salah satu rukun yang sangat relevandikaji untuk mengetahui status hukumny^ yangjelas dalam rangka memberikan jawaban konkritterhadap pengembangan wakaf itu sendiri.Namun demikian harta yang diwakafkantersebut baru sah sebagai harta wakaf, kalaubenda tersebut memenuhi syarat. Adapunsyarat-syarat itu antara lain adalah sebagaiberikut:

a. Harta yang diwakafkan itu harus benar-benar kepunyaan wakif secarasempurna,artlnya bebas dari segala beban."

b. Benda yang diwakafkan harus kekal. Padaumumnya para ulama berpendapatbahwa benda yang diwakafkan zalnyaharus kekal. Ulama Hanafiyyah mensyarat-kan bahwa harta yang diwakafkan itu zatnyaharus kekal dan memungkinkan dapatdimanfaatkan terus menerus. Merekaberpendapat bahwa pada dasamya bendayang dapat diwakafkan adalah benda tidakbergerak (roereride goederen) bukanbenda bergerak {onroerer)de goederer)).

"flepub//ka, 17Mel 2004" Muhammad 'Ubaid al-Kubaisyi, AlAhkamal Waqf fi Syari'at al-lslamiyyah, Baghdad, Matba'ah Al-

lnsyad,1977,hlm. 351.

293

Page 7: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Akan tetapi menurut Ulama Hanafiyyahbenda bergerak dapat diwakafkan dalambeberapa hal: Pertama, keadaan hartabergerak itu mengikuti benda tidakbergerak dan ini ada dua macam: (a)Barang tersebut mempunyai hubungandengan sifat diam di tempat dan tetap,misalnya bangunan dan pohon. MenurutUlama Hanafiyyah bangunan dan pohontermasuk benda bergerak yang bergantungpada benda tidak bergerak. (b) Bendabergerak yang dipergunakan untukmembantu benda tidak bergerak sepertialat untuk membajak, kerbau yangdipergunakan bekerja dan Iain-Iain.Kedua, kebolehan wakaf benda bergerakitu berdasarkan ajaran yang membolehkanwakaf senjata dan binatang-binatang yangdipergunakan untuk berperang. Sebagai-mana diriwayatkan bahwa Khalid bin Walidpernah mewakafkan senjatanya untukberperang di jalan Allah ta'ala. Ketiga,wakaf benda bergerak itu mendatangkanpengetahuan seperti wakaf kitab-kitab danmushaf. Menurut Ulama Hanafiyyah,pengetahuan adalah sumber pemahamandan tidak bertentangan dengan nas.Mereka menyatakan bahwa untukmengganti benda wakaf yang dikhawatirkantidak kekal adalah memungkinkan kekalnyamanfaat. Menurut mereka mewakafkanbuku-buku dan mushaf yang tentunyadapat diambil pengetahuannya, hal inlsama dengan mewakafkan dirham dandinar. Oleh karena itu Ulama Hanafiyyahmembolehkan wakaf uang.Ulama Hanafiyyah juga memperbolehkanmewakafkan barang-barang yang memang

c.

sudah biasa dilakukan pada masa laluseperti tempat memanaskan air, sekop,kampak sebagai alat manusia bekerja.Benda yang diwakafkan harus jelaswujudnya'dan pasti batas-batasnya. Syaratini dimaksudkan untuk menghindariperselisihan dan permasalahan yangmungkin terjadi di kemudian hari setelahharta tersebut diwakafkan. Dengan katalain persyaratan ini bertujuan untukmenjamin kepastian hukum dan kepastianhak bagi mustahik untuk memanfaatkanbenda tersebut'^

d. Benda yang diwakafkan harus bernilaiekonomis, tetap zatnya dan bolehdimanfaatkan menurut ajaran Islam dalamkondisi apapun. Namun. dalam Qanunyang ada di Mesir wakaf benda yangdiwakafkan tidak hanya dibatasi padabenda-benda tidak bergerak, tetapi jugabenda-benda bergerak'lDarl beberapa pendapat yang sudah

dikemukakan jelas bahwa pada prinsipnyapara ulama termasuk ulama Hanafiyyahberpendapat bahwa syarat benda yangdiwakafkan adalah benda-benda tidak bergerak,hanya benda-benda bergerak tertentu saja yangboleh diwakafkan, yakni benda-benda yangmemenuhi syarat yang sudahdikemukakan danjenis-jenis benda yang sudah pemah diwakafkanoleh parasahabat.

Selain ulama Hanafiyyah, Imam az-Zuhrijuga berpendapat bahwa mewakafkan dinar,hukumnya boleh dengan cara menjadikandinar tersebut sebagai modal usaha.Keuntungan dari usaha tersebut kemudiandisalurkan kepada mauquf 'alaih. Di sampingImam az-Zuhri dan Ulama Hanafiyyah,

'2Wahbahaz-Zuhaily:f/(7hA/-/s/amywa-Ad///a/i/huDara/-F/kk/j;juzVlll,Hlm.185.Ibid. 20 Ahmad Azhar Basyir. Op. Cit. Him. 21

294 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 8: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

sebagian Ulama Mazhab Syafi'i jugamembolehkan wakaf dinar dan dirham.Bolehnya mewakafkan benda-benda bergerakseperti uang dan saham in! sangat pantinguntuk mengembangkan benda-benda tidakbergerak. Untuk itu perumusan tentang bendayang boleh diwakafkan sangat diperlukan,terutama di negara yang wakafnya belumberkembang dengan balk seperti Indonesia.Hasil perumusan tersebut harus disosialisasikankepada umat islam, sehingga umat Islammemahami masalah perwakafan dengan balkdan benar. Dengan demlkian umat Islam dapatmengembangkan wakaf yang ada secaraproduktif dan hasllnya dapat dipergunakanuntuk mewujudkan kesejahteraan soslal.

Komisi Fatwa Majells Ulama Indonesiapada tanggal 11 Mel 2002 telah menetapkanbahwa wakaf uang dibolehkan. Adapun Islfatwa tersebut sebagai berikut:1. Wakaf uang {Cash Wakaf/Waqfal-Nuqud)

adalah wakaf yang dllakukan seseorang,kelompok orang, lembaga atau badanhukum dalam bentuk uang tunal.

2. Termasuk ke dalam pengertian uangadalah surat-surat berharga.

3. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh).4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan

digunakan untuk hal-hal yang dibolehkansecara syar'i.

5. Nilai pokok wakaf uang harus dijaminkelestariannya, tidak boleh dijual, dihlbahkan,dan atau dlwaiiskan. Wakaf uang ini pentingsekall untuk dikembangkan dl Indonesiauntuk meningkatkan ekonomi kaum dlu'afa.

Perkembangan Wakaf Tunai

Dalam sejarah Islam, wakaf yangpertama kail dllaksanakan adalah wakaf

Masjid Quba' dl Madinah. Masjid yangdibangun ketlka NabI Muhammad saw hljrahke Madinah pada tahun 622 M. Tempat ibadahIni maslh berdirl hingga harl inl pada tempatyang sama, mesklpun telah mengalamibeberapa kail perluasan dan perbalkan. Wakafuntuk tempat ibadah Inl kemudlan disusuldengan wakaf-wakaf mesjid di berbagalnegara termasuk Indonesoia. Wakaf inl berslfatkhusus karena untuk kepentingan tempatIbadah khusus.

Sedangkan wakaf yang berslfat umummerupakan jenis wakaf yang kedua. Wakafjenis ini ditujukan untuk mendukung kepentinganumum yang leblh luas dan menyeluruh cakupanpemanfataannya, dan mampu mendanallembaga dan keglatan tertentu sepertiperpustakaan, penelitlan ilmiah, pendldlkan,layanan kesehatan, pemellharaan llngkungan.Hasil pengembangan wakaf pada saat Itu jugadipergunakan untuk membantu modal bagipara pedagang kecll, pemellharaan taman,jalan dan bendungan. Wakaf jenis inl pernahterjadl pada masa NabI Muhammad saw, dimana pada saat itu ada seseorang bernamaMukhayrlq mencantumkan dalam waslatnyabahwa jlka la menlnggal dunia nanti, tujuhlahan kebunnya akan diberlkan kepadaRasulullah. Pada tahun 626 M, Mukhayrlqmenlnggal dunIa dan NabI menerlma kebuntersebut dan menetapkannya sebagai wakafyang hasilnya untuk kepentingan fakir miskln.Praktik ini kemudian dlikuti oleh para sahabatdan para penglkutnya, antara lain adalah Umarbin Khattab. Setelah NabI Muhammad sawwafatpada tahun 632, cukup banyak umat Islam yangmempraktlkkan wakaf. Dalam perkembangan-nya, wakaf selain untuk kegiatan ibadah khususkeagamaan dan wakaf kepentingan umum(waqaf khain), juga ada wakaf untuk keluarga

295

Page 9: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

(waqafahli).Mesir merupakan negara yang selalu

mengembangkan wakaf. Wakaf yang pertama-tama terjadi di Mesir adalah wakaf Masjid Amrbin Ash yang juga merupakan mesjid pertamadi Mesir. Mesjid ini wakaf dari Qaisabah binKaitsum at-Tahbibi pada tahun 21 Hijriyyahatau tahun 641 M. Perbuatan mewakafkan

harta tersebut kemudian diikuti oieh kaum

muslimin yang lain seperti Ummu Abdiliah bintiMusallamah bin Mukhad al-Anshari, dan lain-iain. Benda yang diwakafkanpun semakinberagam, yang semula hanya mesjid kemudiangedung, tanah pertanian, kebun dan benda-benda lain yang diperlukan masyarakat.

Begitu banyaknya jumiah harta wakaf,maka diperlukan perangkat peraturanperundang-undangan yang mengaturmanajemen khusus untuk mengelolanya, baikdalam memeiihara dan mengembangkannyamaupun dalam mengaiokasikan hasii wakafkepada mauquf 'alaih. Sejarah perkembanganpengelolaan harta wakaf di Mesir dimulai olehseorang qadhi Mesir di masa pemerintahanHisyam bin Abdul Malik, yaknl Taubah binNumair. Sebeiumnya wakaf serlng dikuasaikeluarga waklf atau nadzir, namun setelahTaubati berkuasa, ia mengembalikan hasilwakaf kepada mauquf 'alaihnya. Dan untukmelakukan pengawasan terhadap hartawakaf, ia membentuk Dewan wakaf. Diantaraharta wakaf yang sangat besar dan cukupdlkenai di dunia Islam adalah Mesjid dan Uni-versitas Al-Azhar. Mesjid dan Universitas inidibangun pada masa Khiiafah Fathimiyyah.TradisI ini kemudian juga diikuti oieh masyarakatdan para Sultan, misalnya Sultan Qaitbay. lapernah mewakafkan sejumlah bangunan,berupa gudang, aula, asrama perkampunganTurki, pabrik dan tanah pertanian.

Dalam kenyataannya wakaf benda tidakbergerak tidak cukup untuk mengembangkanwakaf secaraoptimal. Untuk Itu nampaknya perludikembangkan wakaf benda bergerak khususnyauang untuk mendukung pengembangan wakafbenda tidak bergerak.

Dalam sejarahpun, wakaf tidak terbataspada benda tidak bergerak tetapi juga bendabergerak termasuk uang. Wakaf uangsebenarnya sudah dikenal oleh para ulamaklaslk. Memang mengenal masalah wakafuang ada perbedaan pendapat di antara paraulama. inti permasalahan sebenarnya adapada pemahaman bahwa barang yangdlwakafkan itu harus kekal atau tidak boieh

rusak. Ulama yang membolehkan wakaf uangberpendapat, bahwa uang dapat dlwakafkanasalkan uang tersebut diinvestasikan dalamusaha bagi hasil {mudlarabah), kemudiankeuntungannya disaiurkan sesuai dengantujuan wakaf. Dengan demikian uang yangdlwakafkan tetap, sedangkan yang disampaikankepada mauquf 'alaih adalah hasil! pengembangan wakaf uang itu. Pada saat ini sudahcukup banyak bermuncuian bentuk barupengelolaan wakaf uang. Muncuinya bentuk-bentuk pengelolaan wakaf uang tersebut tidakterlepas dari muncuinya berbagai bentukinvestasi danberbagai caradalam pengelolaanekonomi. Salah satu bentuk baru dalam

pengelolaan wakaf uang adalah wakaf uangyang dikeloia oleh perusahaan investasi.Biasanya wakaf uang di sini dikeiola atas asasmudlarabah. Dalam hai ini uang diserahkankepada badan atau yayasan yang menerimapinjaman usaha bagi hasil atau kepadayayasan yangdikeiola oleh pengeiola sewaan,sedangkan hasiinya diberikan kepada mauquf'alaih sebagal amal kebaikan sesuai dengantujuan wakaf.

296 JURNAL HUKUI^. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 10: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

Wakaf investasi yang sekarang berkembangdisamping kebutuhan juga merupakan hasilrekomendasi muktamar Menteri Wakaf

seluruh dunia Islam pada tahun 1998. yangsangat mendorong perlunya wakaf investasi.Ada tiga lembaga yang menjadi stakeholderdalam wakaf investasi, yatu Departemenperwakafan/Agama, iembaga wakaf danperusahaan pengeioia. Pendekatannyaadaiah ibadah, bam bisnis. Sistem ini teiahberjalan dengan balk di kuwait. Melaiui sistemwakaf investasi iniiah mereka dapatmembiayaberbagai kegiatan umat dan iembaga islamdi berbagai negara.

Peranan Wakaf dalam MengatasiKemiskinan dan Ketergantungan

Optifnalisasi dalam pengeloiaan Iembaga-iembaga ekonomi islam terutama wakaf diIndonesia harus segera dilakukan, sehinggapeningkatan perekoncmian umat dapat segeraterwujud sebagaimana yang diharapkan,benda-benda wakaf yang tidak jelas statushukumnya dan tidak terums secara baik perludiatasi agar produktif dan bermanfaat. Apabiiawakaf dikembangkan secara benar, makaakan memiiiki niiai yangsangat strategis untukmeningkatkan perekoncmian ummat daniambat iaun akan mengurangi kesenjanganantara kaum aghnia' dan kaum diu'afa.

Disahkannya Undang-undang No 41Tahun 2004 tentang Wakaf merupakan buktiadanya kesepakatan dan keinginan kuat bagiumat islam untuk mengembangkan iembagawakaf secara produktif. Disamping itu akanmenjadi landasan hukum yang kuat untukmengembangkan wakaf secara produktif,khususnya wakaf tunai.

Daiam Penjelasan Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaftersebut dikemukakan bahwa saiah satu

iangkah strategis untuk meningkatkankesejahteraan umum, periu meningkatkanperan wakaf sebagai pranata keagamaan yangtidak hanya bertujuan menyediakan berbagaisarana ibadah dan sosiai, tetapi juga memiiikikekuatan ekonomi yang berpotensi antara iainuntuk memajukan kesejahteraan umumsehingga perlu dikembangkan pemanfaatannyasesuaidengan prinsip syariah. Dalam Undang-Undang Tentang Wakaf itu juga sudah diaturberbagai hai yang panting daiam pengembanganwakaf produktif. Sebagai contoh misainyabenda wakaf yang diatur dalam Undang-Undang itu tidak hanya dibatasi pada bendatidak bergerak tetapi juga benda bergerakseperti uang, logam muiia, surat berharga,kendaraan, hakatas kekayaan inteiektuai, haksewa dan benda bergerak iain sesuai denganketentuan syari'ah dan petaturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam Undang-Undang Tentang Wakaf,wakaf uang juga diatur dalam bagiantersendiri. Dalam Pasai 28 Undang-undangtersebut disebutkan bahwa wakif dapatmewakafkan benda bergerak berupa uangmeialui lembaga keuangan syariah yangditunjuk oleh Menteri. Kemudian dalam Pasai29 ayat (1) disebutkan puia bahwa wakafbenda bergerak berupa uang sebagaimanadimaksud dalam Pasai 28, diiaksanakan olehwakif dengan pernyataan kehendak yangdilakukan secara tertuiis, ayat (2) Pasai yangsama dinyatakan bahwa wakaf bendabergerak berupa uang sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) diterbitkan daiambentuk sertifikat wakaf uang. Daiam ayat (3)Pasaiyangsama diatur bahwasertifikat wakafuang sebagaimana dimaksud daiam ayat (2)

297

Page 11: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

diterbitkan dan disampaikan oleh lembagakeuangan syari'ah kepada wakif dan nadzirsebagai bukti penyerahan harta benda wakaf.Kemudian dalam pasal 31 dinyatakan bahwaketentuan mengenai wakaf benda bergerakyang berupa uang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 28, Pasal 29 dan Pasal 30 diaturlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Objek wakaf sehanjsnya dikelola secarabalksesuai dengan tujuan wakif mewakafkannya.Wakif selalu berharap agar amal sholeh selaludidapatkan darinya. Namun terbukti pengeiolaanwakaf Ini memang tidak mudah, karena dalampengelolaannya harus melalui berbagai usaha,dan usaha Ini mempunyal risiko yang cukuptinggi. Oleh karena Itu pengeiolaan yangmampu melahirkan amal sholeh danpengembangan benda wakaf, khususnyawakaf uang harus dilakukan oleh Nadzir yangprofesional. Adapun syarat-syarat yangdibutuhkan untuk menjadi Nadzir yang idialdan profesional adalah:1. Beriman, amanah, memiliki kridibllitas dl

masyarakat dantidak terhalang mslakukanperbuatan hukum

2. MemahamI hukum wakaf dan peraturanperundang-undangan yang terkait denganmasalah perwakafan, serta prakik-prektikperwakafan khususnya wakaf uang diberbagai negara. Dengan demlkian Nazhirmampu untuk mertlndak secara kreatif,inovatif dalam pengembangan wakaf danbenar setiap mengatasi permasalahan

3. Memiliki dan memahami pengetahuanmengenai ekonomi syari'ah dan instrumentkeuangan syari'ah. Sebab wakaf adalahsalah satu lembaga ekonomi Islam yangsangat potensial untuk dikembangkan.

4. Memiliki kemampuan untuk mengumpulkandana wakaf yang cukup besar dan dapat

mengelola keuangan secara professionaldengan menggunakan prinsip-prinsipsyariah, transparansi dan akuntabel.seperti melakukan investasi dana wakafdan mendistribusikan hasil investasi danawakaf kepada mauquf 'alaihi.Dengan syarat-syarat yang demlkian,

diharapkan nadzir benar-benar dapatmengembangkan wakaf dengan baik, danmasyarakat dapat dan tidak enggan untukmemantaunya. Dengan demikian hasilinvestasi wakaf tersebut dapat dipergunakanuntuk mengembangkan ekonomi ummat,mengatasi kemiskinan dan ketergantungan..

Dalam rangka pengeiolaan dan pengembangan wakaf Inilah perlunya pemblbltan danpembinaan Nazhir agar profesional danamanah dalam mengemban tanggungjawab.Untuk itu di dalam Undang-undang 41 Tahun2004 Tentang Wakaf Bab VI pasal 47s/d pasal49 diamanatkan perlunya dibentuk BadanWakaf Indonesia. Salah satu tugas danwewenang Badan Wakaf Indonesia adalahmelakukan pembinaan terhadap nazhir dalammengelola dan mengembangkan harta bendawakaf.

Tujuan dibentuk Badan Wakaf Indonesiaantara lain untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional. Dalammelaksanakan tugasnya Badan Wakaf Indonesia (BWI) berslfat independen. Dalam UUtentang Wakaf Pasal 48 disebutkan bahwaBadan Wakaf Indonesia berkedudukan di

ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesiadan dapat membentuk perwakllan dl propinsidan atau kabupaten/kota sesuai dengankebutuhan. Dalam Pasal49ayat (1) disebutkanBadan Wakaf Indonesia mempunyai tugasdanwewenang;

a. melakukan pembinaan terhadap nazhir

298 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL. 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302

Page 12: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

dalam mengelola dan mengembangkanharta benda wakaf;

b. melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskalanasional dan internasional;

c. memberikan persetujuan dan atau izinatas perubahan peruntukan dan statusharta benda wakaf;

d. memberhentikan dan mengganti nazhir;e. memberikan persetujuan atas penukaran

harta benda wakaf;f. memberikan saran dan pertimbangan

kepada Pemerintah dalam penyusunankebijakan dl bidang perwakafan.Dalam Rasa! yang samaayat (2) disebutkan

bahwa dalam melaksanakan tugasnya BadanWakaf Indonesia dapat bekerjasama denganinstansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah,organlsasi masyarakat, para ahli, badaninternasional, danpihak lain yang dianggap perlu.

Memperhatikan kedudukan, tugas danwewenang Badan Wakaf dalam Undang-Undang tersebut, nampak bahwa tanggung-jawab Badan Wakaf sangatbesardalam rangkamemajukan dan mengem-bangkan penvakafannasional, sehingga fungsi obyek wakaf dapatdirasakan oleh seluruh ummat khususnya parawakif seperti yang disyarlatkan. Untuk itupenempatan orang untuk duduk di Badan Wakafharus selektif professional dan amanah sesuaiyang dibutuhkan oleh badan itu sendiri.... Satuhal yang penting dalam UU Ini adalah masalahperuntukan wakaf. Dalam Penjelasan Umum UUini disebutkan bahwa peruntukan benda wakaftidak semata-mata untuk kepentingan saranaibadah dan sosial tetapi juga diarahkan untukmemajukan kesejahteraan umum dengancara mewujudkan potensi dan manfaat ekonomiharta benda wakaf. Hal itu memungkinkanpengelolaan harta bendawakaf dapat memasuki

wilayah keglatan ekonomi dalam arti luassepanjang pengelolaan tersebut sesuai denganprinsip manajemen dan ekonomi syari'ah.

Pengembangan wakaf tunai secaraproduktif sudah dilakukan di berbagai Negaraseperti Turki, Bangladesh, Sudan, Kuwait, danIain-Iain. Beberapa tahun yang lalu, KementerianWakaf Kuwait melakukan penertiban semuamanajemen wakaf yang adadalam satulembagawakaf. Dalam melaksanakan tugasnya,lembaga wakaf ini menggunakan sistem kerjaterstruktur berdasarkan bidang dan spesialisasimasing-masing, namun tetap untuk mencapaitujuan yang sama dalam memana] semuaharta wakaf. Maka untuk merealisasikan tujuandari pembentukan lembaga wakaf Ini, dibentukdua bagian utama, yaitu:1. Bagian investasi dan pengembangan harta

wakaf lama dan barudan pencapaian hasil-hasilnya.

2. Bagian penyaluran hasil-hasil wakaf yangadasesuai dengan tujuannya masing-masingdan melakukan kampanye pembentukanwakaf baru yang dapat memberi pelayanankepada masyarakat berdasarkan prioritas dantingkat kebutuhannya.Sistem kerja terstruktur tersebut telah

membentuk dua bagian penting dalamlembaga wakaf, yaitu bagian investasi yangterdiri dari beberapa bagian, misalnya bagianinvestasi bidang properti dan non properti,bagian dana dan proyek yang terdiri daribeberapa saluran dana dan proyek yangdiperlukan dalam masyarakat. Bagian investasidalam lembaga wakaf ini secara khususmenangani investasi harta wakaf danmengembangkannya, serta mengoptimalkanpelaksanaannya untuk meningkatkan hasil-hasilnya. Strategi investasi pada bagianinvestasi bersandar pada sistem terstruktur

299

Page 13: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

yang melaksanakan tugasnya sesuai denganspesialisasi dan bidangnya masing-masing.Bidang investasi properti dan non propertiseperti keuangan, jasa dan Iain-lain, masing-masing mempunyai kantor sendiri, tetapisemua bagian nenjalin kerjasama antara satudengan lainnya dalam rangka menjagakelancaran dan pelaksanaan investasi idealyang meliputi semua jenis investasi denganresiko yang kecil, dan secara geografiskawasan investasi mudah melakukandistribusi. Lembaga wakaf di Kuwait ini telahmemberi kontrlbusi yang sangat besar dalammembuat berbagai kawasan investasikeuangan yang semuanya terikat denganhukum syari'ah, dan telah diagendakan untukjangka pendek, menengan dan jangkapanjang.

Selain di Kuwait, wakaf dalam bentukinvestasi ini juga sudah dikembangkan diTurki. Pada saat ini di Turki sudah didirikanWaqf Bank & Finance Corporation untukmemobilisasi sumber-sumber wakaf dan

untuk membiayai bermacam-macam jenisproyek joint venture. Wakaf di Turki di kelolaoleh Direktorat Jendral Wakaf dan Mutawalli.Direktorat Jendral ditunjuk oleh PerdanaMenteri dan dibawah Kantor Perdana Menteri.Direktorat Jendral wakaf disampingmengeklola wakaf juga bertugas melakukansupervisi dan kontrol terhadap wakaf yangdikelola oleh mutawalli maupun wakaf yangbaru (Art 78 Civil Law) dan melakukankerjasama dan investasi di berbagai lembaga,antara lain: Auqaf Guraba Hospital; TaksimHotel (Sheraton); Turkish Is Bank; Aydin Textile Industry; Import Corporation.

Menurut M.A. Mannan. wakaf tunai dapatberperan sebagai suplemen bagi pendanaanberbagai macam proyek investasi sosial yangdikelola oleh bank-bank Islam, sehingga dapatberubah menjadi bank wakaf (sebuah bankyang menampung dana-dana wakaf). DiBangladesh wakaf tunai memiliki arti yangsangat penting dalam memobilisasi dana bagipengembangan wakaf properti. Social Investment Bank Ltd (SIBL) mengintrodusir SertifikatWakaf Tunai, suatu produk baru dalam sejarahperbankan sector voluntary. Di Dhaka,Bangladesh SIBL mernbuka peluang kepadamasyarakat untuk mernbuka rekening depositowakaf tunai dengan tujuan mencapai sasaran-sasaran berikut: (1) Menjadikan perbankansebagai fasilitator untuk menciptakan wakaftunai dan membantu dalam pengelolaanwakaf; (2) Membantu memobilisasi tabunganmasyarakat; (3) Meningkatkan investasi sosialdan mentransformasikan tabungan masyarakatmenjadi modal; (4) Memberikan manfaat kepadamasyarakat luas terutama golongan miskin,dengan menggunakan sumber-sumber yangdiambilnya dari golongan orang kaya; (5)Menciptakan kesadaran di antara orang kayatentang tanggungjawab sosial mereka terhadapmasyarakat; (6) Membantu pengembangan Social Capital Market, (7) Membantu usaha-usahapembangunan bangsa secara umum danmembuat hubungan yang unik antara jaminansosial dan kesejahteraan masyarakat

Adapun sasaran pemanfaatan dana hasilpengelolaan wakaf tuna! yang dikelola olehSIBL antara lain adalah untuk: peningkatanstandar hidup orang miskin; rehabilitasi orangcacat; peningkatan standar hidup penduduk

'̂ M.A. Mannan, Cash-WaqfCenificate Global Opportunities for Developing the SocialCapital Marketin21 Century Voluntary SectorBanking, Cambridge, Han/ard, University, 1999, Him 249-250.

300 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 • 302

Page 14: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Faqih. Pengembangan Hukum Wakaf ProduktiL.

hunian kumuh; membantu pendidikan anakyatim piatu; beasiswa; pengembanganpendidikan moderen; pengembangan sekolah,madrasah, kursus, akademi dan universitas;mendanai riset; membantu pendidikankeperawatan; riset penyakit tertentu danmembangun pusat riset; mendirikan rumah sakitdan bank darah; membantu program riset,pengembangan, dan pendidikan untukmenghormati jasapara pendahulu; menyelesai-kan masalah-masalah sosial non muslim;membantu proyek-proyek untuk penciptaanlapangan kerja yang penting untuk untukmenghapus kemiskinan sesuai dengan syari'atIslam, dan Iain-Iain'^

Simpulan

Pengembangan lembaga-lembagaekonomi dalam Islam seperti zakat, infaq,shadaqah, wakaf dan lembaga-lembaga Islamlain seperti perbangkan Islam, asuransi syariah,reksadana syariah dan Iain-Iain, dalam rangkameningkatkan ekonomi umat dan untukmengatasi kemiskinan dan ketergantungan,dapat dilakukan dengan menggunakanmanajemen modem dan dikelola oleh orang-orang yang profesionai, amanah, produktifserta selalu mendasarkan pada ajaran Islamdan peraturan perundang-undangan yangterkait. Dalam pengelolaan lembaga ekonomiislam tersebut masing-masing harus berkaitsatu dengan yang lain dan memlliki sinergitinggi seperti bangunan yang kokok salingmemperkokoh {kal-bunyanun marsus yasudduba'duhum ba'da], Komitmen umat islamkhususnya 'ulama, intelektual muslim sangatdibutuhkan dalam rangka pengembangan

'5/£)/d.,Hlm.253

ekonomi ummat khususnya wakaf produktif,karena komitmen itusendirimerupakan modalawal dari perjalanan untuk menuju peningkatankesejahteraan ummat yang terhindar darikemiskinan dan ketergantungan. Kita tidakboleh membiarkan kita, saudara kita, bangsakita dalam kondisi serba lemah, tertinggal,dan selalubergantung dengan negara-negaraIain, tetapi kita harus selalu menolong kita,saudara kita, bangsa kita menjadi kuat danmampu membantu bangsa lain yang lemah.Wallahu a'lam bis-sboab.

Daftar Pustaka

Abdul Wahhab Khallaf, Ahkam.al-Waaf. Mesir;Mathba'ah al-Misr, 1951.

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam tentangWakaf, Ijarah dan Syirkah, Bandung, Al-Ma'arif, 1987

Ahmad, Khurshid (ed.), Pesan Islam,diterjemahkan oleh Achsin Muhammad,Bandung; Pustaka, 1983.

Ahmad M Saifuddin, StudI Nilai-nilai SistemEkonomi Islam (Jakarta: Media Dakwah,1984.

Deparlemen Agama, Kompilasi Hukum IslamIndonesia, Direktorat PembinaanBadan Peradilan Agama, 1992).

Jumhuriyyah Misr al-'Arabiyyah, Qawanin al-Auqafwa al-Hikr wa Qararat al-Tanfiziyyah, Cayro: Al-Haiah al-vAmmahli Syuun al-Matabi al-Amiriyyah, 1993.

Mohammad Najatullah Siddqi, The EconomiEnterprises In Islam, Islamic Publication LTD, Pakistan

M.A. Mannan, Cash-Waqf Certificate GlobalOpportunities forDeveloping the Social

301

Page 15: Pengembangan Hukum Wakaf Produktif Untuk Mengatasi

Capital Market in21 Century VoluntarySector Banking, Cambridge, Harvard,University, 1999

Mohammad -Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam,Zakatdan IVa/raf, Jakarta: Ul Press, 1988.

Mundzir Kahaf, Managemen Wakaf Produktif.diterjemahkan oleh Muhyiddin MasRida, Jakarta: Khalifa (Pustaka al-Kautsar Grup), 2005.

Rachmad Djatniko, Pandangan Islam tentangInfak, Sadaqah, Zakatdan l/VakafSebagaiKompenen dalam Pembangunan, AI-

Ikhlas, Surabaya. 1964Saayid Sabiq, Fikih Sunnahjild 14, diterjemahkan

oleh Drs.H. Kahaar Mashur, Jakarta,Kalam Mulia, 1991

Sutarmadi, Muhda Hadisaputra dan Amidhan,PedomanPrakiisPerwakafan, (Jakarta:Badan Kesejahteraan Masjid, 1990).

Soeprapto, "Perubahan Pemntukan/PenggunaanTanah Wakaf dariSudutAgrarid',mmeo,Makalah disampaikan Temu WicaraPerwakafan Tanah Milik, DepartemenAgaraRI, Jakarta, 1987.

302 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:288 - 302