pengembangan desain kerajinan kaca dengan metode

63
i LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015 Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode Participatory Desain bagi Pengrajin Manik-manik Kaca di Kec. Gudo, Jombang Tim Pengabdi: Ellya Zulaikha, ST, M.Sn (Desain Produk Industri/FTSP) Eri Naharani U, ST, M.Sn (Desain Produk Industri/FTSP) Muhammad Arif Susanto (Desain Produk Industri/FTSP) Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat No: 020728.188/IT2.11/PN.08/2015 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

i  

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode Participatory Desain

bagi Pengrajin Manik-manik Kaca di Kec. Gudo, Jombang

Tim Pengabdi: Ellya Zulaikha, ST, M.Sn (Desain Produk Industri/FTSP) Eri Naharani U, ST, M.Sn (Desain Produk Industri/FTSP) Muhammad Arif Susanto (Desain Produk Industri/FTSP)

Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat No: 020728.188/IT2.11/PN.08/2015

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

Page 2: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode
Page 3: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

iii  

RINGKASAN

Stagnasi desain pada produk kerajinan pedesaan umumnya disebabkan oleh keterbatasan pengrajin pedesaan untuk menghasilkan produk inovatif. Industri kerajinan manik-manik kaca di desa Plumbon Gambang, Kabupaten Jombang - Indonesia adalah salah satu di antara banyak kasus stagnasi desain kerajinan. Pengrajin cenderung membuat manik-manik dengan cara yang sama sebagaimana pengrajin sebelumnya melakukannya selama bertahun-tahun.

Program kolaborasi antara pengrajin dan desainer diharapkan dapat mendorong inovasi produk kerajinan pedesaan, karena desainer dianggap memiliki kemampuan kreatif dan wawasan desain. Namun, pengrajin dan desainer sesungguhnya memiliki karakter yang berbeda. Pengrajin memiliki keterikatan dengan material dan mengembangkan produk langsung dengan eksperimen, sementara desainer biasanya memulai desain dengan sketsa di atas kertas.

Pada program ini, tiga pengrajin dengan ketrampilan tinggi berkolaborasi dengan mahasiswa desain untuk mengembangkan desain baru. Sebelum berkolaborasi, mahasiswa desain diberi penjelasan singkat tentang industri kerajinan manik-manik kaca dari segi bisnis dan proses pembuatannya. Langkah ini memungkinkan siswa untuk memahami tentang konteks. Pada hari selanjutnya, pengrajin berkolaborasi dengan mahasiswa desain. Pada tahap awal inisiasi ini mahasiswa mempelajari proses pembuatan manik, kemudian membuat sketsa dan menyodorkan sketsanya kepada pengrajin. Sementara itu pengrajin mendemonstrasikan kemahirannya membuat manik berdasarkan model yang biasa ia buat selama ini. Dari demonstrasi pengrajin, mahasiswa desain mendapatkan ide-ide pengembangan model manik yang baru dan meminta pengrajin untuk membuatnya.

Pada akhir percobaan ada beberapa desain baru sebagai hasil dari kolaborasi, yaitu gantungan kunci menggunakan konsep desain "horor” dengan meniru bentuk organ manusia, perhiasan dengan menggunakan konsep desain "natural" dan produk dekorasi rumah dengan mengeksplorasi cara merangkai manik.

Proses desain yang dimulai dengan sketsa sangat berguna dalam mengkomunikasikan konsep desain untuk pengrajin. Namun demikian, beberapa hasil eksperimen ternyata jauh berbeda dari sketsa. Oleh karena itu, beberapa desain langsung dibuat secara spontan, tidak hanya berdasarkan sketsa. Selain sketsa, desainer dan pengrajin harus intensif berkomunikasi selama proses pembuatan untuk memastikan hasilnya adalah persis apa yang diharapkan desainer. Pertukaran ide, gagasan dan pengetahuan terjadi selama proses komunikasi ini.

Mahasiswa desain menyatakan bahwa bahwa proses kolaborasi ini membuat mereka berkontemplasi terhadap suatu produk, mengingat bahwa satu butir manic menyimpan banyak "cerita". Tantangan pada proses kolaborasi ini adalah bagaimana menghasilkan manik-manik seperti yang diinginkan desainer, tetapi harus kuat dan tidak mudah pecah. Keberhasilan pencapaian bentuk dan pola manik kaca sangat dipengaruhi oleh konsistensi kecepatan saat memutar batang logam, konsistensi besarnya api serta akurasi saat memanaskan tongkat kaca pada waktu yang tepat.

Pengrajin menyatakan bahwa proses kolaborasi ini sangat menantang, karena pengrajin belum pernah membuat bentuk-bentuk tersebut sebelumnya. Pengrajin sekaligus belajar tentang bagaimana mengembangkan bentuk manik dengan berangkat pada suatu konsep desain.

Page 4: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

iv  

SUMMARY

The limitation of rural craftspeople to produce innovative product caused stagnated design of rural craft products. The glassbeads craftspeople in the rural area of Jombang – Indonesia is one of them. The craftspeople tend to treat bead in the same way as how previous craftspeople did it for years.

The collaboration program between craftspeople and designers is expected to accelerate innovation of rural crafts products as the designer is considered to have creative capability and design insight. However, a craftperson and a designer have a different character. A craftperson’s work is based on experiments, while designer’s work is based on sketches on paper.

In this project, three skillful craftspeople are required to collaborate with design students to develop new designs. Prior to collaboration, students were given a short description about the glassbeads crafts industry in terms of its business and the making. This step enabled students to make sense about the context. In the early stages of initiation, the students learn the process of making the beads, then they made sketches to be shown to the craftspeople.

At the end of the experiment there were new designs as the result of collaboration: keyrings using “horror” design concept by human organs mimics, jewelry using “natural” design concept and home decor by exploring ways of waving bead.

We found that paper-based design process was useful in communicating the design concept to craftspeople. However, some of the results were far different from the sketch. Therefore, many designs were also produced spontaneously, not only based on sketches. Besides sketches, designers and craftspeople have to intensively communicate during the making process to ensure the result was exactly what designer expected. The exchange of ideas occured during this process.

Design students learn that that the collaboration process is more of a process of material contemplation rather than the design result, considering that there are “stories” behind each bead. Some results were slightly different from design student’s expectation. The challenges relied on how to produce beads as desired while aware of its vulnerability to rupture. The shapes and patterns of the glass bead were heavily influenced by the consistency of speed while rotating metal stick, the consistency of the fire magnitude as well as accuracy in burning stick colored glass timely.

Craftspeople stated that this experiment was very challenging, because such treatment has not been done before. Craftspeople learn about developing a bead shape based on a design concept, such as using metaphor of human organs or other natural creature.

Page 5: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

v  

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas perkenan-Nya sehingga program pengabdian kepada masyarakat dapat kami laksanakan dan laporan kemajuan ini dapat kami susun.

Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan semua pihak, terutama Lembaga Penelitian dan Pengambdian Masyarakat (LPPM) ITS, Jurusan Desain Produk Industri serta tentunya para pengrajin manik-manik kaca di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Tim Pengabdi menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya atas dukungan penuh Ketua APPMA (Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Manik-manik dan Asesoris) atas pelaksanaan kegiatan ini.

Tim Pengabdi juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para desainer muda ITS yang telah menunjukkan semangat tinggi selama pelaksanaan kegiatan ini, sehingga berhasil memberikan karya-karya desain yang inovatif.

Kerjasama yang indah dan produktif antara pengrajin dan desainer muda menjadi ajang saling belajar antara dua pihak. Bagi pengrajin, kegiatan ini menjadi tantangan untuk menambah kemampuan olah material agar dihasilkan bentuk-bentuk inovatif yang baru, sedangkan bagi para desainer muda, ketelatenan dan kepiawaian pengrajin dalam mengolah material menjadi inspirasi dalam mengoptimalkan nilai estetika kerajinan kaca yang bisa dibuat.

Akhirnya Tim Pengabdi berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik bagi pelaksanaan kerjasama yang saling menguntungkan antara ITS dan pengrajin manik-manik kaca Jombang di masa mendatang.

Surabaya, 10 Nopember 2015

Tim Pengabdi

Page 6: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

vi  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii  

RINGKASAN ..................................................................................................................... iii  

SUMMARY .......................................................................................................................... iv  

PRAKATA ........................................................................................................................... v  

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi  

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vii  

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................. 1  

1.1   Latar Belakang ...................................................................................................... 1  

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan ................................................................. 3  

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan ....................................... 3  

1.4 Target Luaran ............................................................................................................. 4  

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5  

BAB III : STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN ............................................ 7  

3.1   Strategi .................................................................................................................. 7  

3.2   Perencanaan Kegiatan ........................................................................................... 7  

BAB IV : HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA .............................. 9  

4.1. Pelaksanaan Program Pengabdian ............................................................................. 9  

4.1.1. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Gift” .......................................................... 15  

4.1.2. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Jewelry” .................................................... 19  

4.1.2. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Home Decor” ........................................... 26  

4.2. Hasil Pengabdian dan luaran yang telah diperoleh ................................................. 33  

4.3 Kendala yang dihadapi dan solusinya ...................................................................... 34  

4.4 Analisis Capaian Luaran terhadap Target Luaran .................................................... 35  

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 36  

BAB VI : RENCANA SELANJUTNYA .......................................................................... 37  

LAMPIRAN I BIODATA TIM PENGABDI .................................................................... xii  

Lampiran II : DAFTAR LUARAN .................................................................................. xxi  

LAMPIRAN III SALINAN PUBLIKASI MAKALAH ..... Error! Bookmark not defined.  

Page 7: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

vii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh produk yang dihasilkan pengrajin manik-manik kaca Gudo - Jombang 2  

Gambar 2 Diagram tujuan pembuatan produk oleh manusia (Risatti 2007 p.245) 5  Gambar 3 Produk pengembangan manik-manik kaca yang dihasilkan dari kolaborasi

desainer dan pengrajin (Zulaikha, 2014) 6  Gambar 4 Unsur-unsur di alam untuk inspirasi pengembangan desain manik-manik 9  Gambar 5 Ellya Zulaikha, Pengabdi 1 memberikan materi overview mengenai industri

manik-manik kaca Kec. Gudo, Jombang 10  Gambar 6 Eri Naharani, Pengabdi 2 memberikan materi mengenai home décor dan

bentukan-bentukan koral atau tumbuhan di alam yang bisa menjadi inspirasi desain 10  

Gambar 7 Suasana workshop hari pertama, ketika peserta sudah dibagi dalam kelompok 10  

Gambar 8 Perkenalan para pengrajin manik-manik kaca. Dari kiri ke kanan : Pak Ali Toha, Pak Di’in dan Pak Anang 11  

Gambar 9 Sebagian peralatan dan bahan kaca yang dibutuhkan dalam pembuatan manik-manik 11  

Gambar 10 Pengrajin Pak Anang mendemonstrasikan pembentukan glass stick yang diplintir sebagai bahan untuk membuat motif bunga pada manik kaca 12  

Gambar 11 Pengrajin Pak Di’in mendemonstrasikan cara pembuatan manik-manik kaca 12  

Gambar 12 Desainer muda, Veronica, mencoba membuat manik-manik kaca sendiri 13  Gambar 13 Gambar. Irfianti juga mencoba mempraktekan teknik pembuatan manik-

manik kaca 13  Gambar 14 Eksperimen pembuatan manik- manik dari sketsa ide mahasiswa 14  Gambar 15 Pengembangan sketsa desain manik-manik oleh desainer muda 14  Gambar 16 Manik-manik baru hasil kolaborasi desainer muda dan pengrajin 14  Gambar 17 Hasil brainstorming pengembangan produk kerajinan kaca yang dihasilkan

oleh kelompok Gift. 15  Gambar 18 Sebagian hasil browsing pengembangan produk kerajinan kaca yang

dihasilkan oleh kelompok Gift. 16  Gambar 19 Sketsa Desain Jannadella Aulia S yang membuat Gantungan Tas “Mush-

room” dan Glassorgan 16  Gambar 20 Sketsa Desain Mainan Manik Kaca dengan konsep organ tubuh yang bisa

bergerak (dalam hal ini otak) oleh Febri Eka 17  Gambar 21 Kelompok Gift sedang berdiskusi untuk mengembangkan desain baru 17  Gambar 22 Setelah melihat beberapa proses pembuatan manik, desain manik dibuat

secara spontan, tidak terlalu berdasarkan pada sketsa yang sudah dibuat 18  

Page 8: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

viii  

Gambar 23 Gantungan Kunci berupa Monster Key Ring (tiruan Mata Satu dikombinasi dengan tiruan tulang), dihasilkan dari konsep horor anggota badan manusia. 18  

Gambar 24 Hasil Brainstorming Kelompok Jewellery 19  Gambar 25 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Ottidilia 20  Gambar 26 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Veronica 20  Gambar 27 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Veronica 21  Gambar 28 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Istiqomah 21  Gambar 29 Sketsa Ide Desain oleh Istiqomah 22  Gambar 30 Hasil experimen produk hiasan jilbab berbentuk spider oleh Istiqomah 22  Gambar 31 Hasil experimen produk cincin oleh Istiqomah 23  Gambar 32 Hasil experimen produk gelang berkonsep ranting pohon oleh Istiqomah 23  Gambar 33 Eksperimen desain manik baru hasil kolaborasi pengrajin dan desainer muda

24  Gambar 34 Hasil rangkaian manik oleh Veronica 24  Gambar 35 Eksperimen desain manik baru hasil kolaborasi pengrajin dan desainer muda

25  Gambar 36 Hasil rangkaian manik oleh Agnesia Hermawan dengan eksperimen manik

spiral 25  Gambar 37 Kelompok Jewelry pada pelaksanaan workshop 25  Gambar 38 Suasana kelompok home decor melakukan brainstorming dan mind maping

26  Gambar 39 Hasil mind map ide berdasar tempat peletakan produk 27  Gambar 40 Lembar mind map ide berbagai jenis produk 27  Gambar 41 Inspirasi desain produk home décor (dari berbagai sumber) 28  Gambar 42 Sketsa yang dihasilkan oleh mahasiswa 29  Gambar 43 Sketsa yang dihasilkan oleh mahasiswa 30  Gambar 44 Sketsa yang dihasilkan 31  Gambar 45 Proses merangkai manik-manik pada tali 31  Gambar 46 Plant hanger yang dihasilkan kelompok home decor 32  Gambar 47 Candle holder yang dihasilkan kelompok home decor 32  Gambar 48 Publikasi produk di media instagram 35  

Page 9: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

1  

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kaca-manik industri kerajinan di Kabupaten Jombang dimulai tahun 1974 dirintis oleh tiga pengrajin lokal. Pengrajin mengolah limbah kaca yang diperoleh dari pemulung lokal atau produsen menjadi manik-manik. Limbah kaca tersebut dilebur dan kemudian dibentuk menjadi kaca stick menggunakan panas yang sangat tinggi. Kaca stick tersebut kemudian dipanaskan dan dililitkan pada logam lonjoran dilapisi dengan kaolin (tanah liat silika putih seukuran partikel halus). Kaolin inidigunakan untuk mempermudah proses pelepasan manik-manik kaca dari logam lonjoran. Pola, warna dan bentuk manik-manik kaca terbentuk selama proses ini. Awalnya, pengrajin memproduksi manik-manik untuk dijadikan cincin. Suatu usaha kerajinan biasanya terdiri dari keluarga dan kerabat sendiri. Saat pengrajin pekerja sudah mengetahui teknik pembuatanmanik kaca beserta pasarnya, kemudian mereka biasanya melanjutkan untuk menjalankan bisnis mereka sendiri. Namun, pengrajin-pengrajin yang baru membuka usaha sendiri ini biasanya memiliki pengetahuan yang terbatas tentang pasar manik-manik kaca, sehingga menghasilkan produk yang sama dan menyerahkan mereka ke tujuan pasar yang sama. Yang terjadi adalah kelebihan pasokanmanik-manik kaca di pasar yang dituju. Hal ini menyebabkan stagnasi industri kerajinan kaca-manik selama sekitar satu dekade. Di tengah tahun 1990-an, seorang penggemar dari manik-manik kuno, Bapak Anton, datang ke desa dan belajar untuk membuat replika dari manik-manik kuno dengan beberapa pengrajin. Pak Anton ini juga seorang ahli mineral secara otodidak. Beliau sudah memiliki pasar potensial untuk manik-manik kuno, yaitu suku pedalaman Kalimantan. Pak Anton melakukan kerjasama intensif dengan pengrajin untuk mengeksplorasi cara-cara memproduksi replika manik-manik kuno untuk dijual. Kolaborasi ini menambah wawasan pengrajin mengenai pencampuran bahan, teknik inovatif dan pasar baru yang potensial. Dari kolaborasi ini, pengrajin memperoleh pendapatan yang signifikan dari penjualan replika manik-manik kuno kepada kolektor barang antik asing dan suku pedalaman Kalimantan.Harga yang diperoleh pengrajin bisa jauh lebih tinggi daripada biaya produksi. Namun lambat laun pasar ini juga kelebihan pasokan sehingga terjadi penurunan drastis dalam harga manik. Hanya pengrajin dengan keterampilan luar biasa dan yang bisa menghasilkan manik dengan kualitas tinggi yang bisa terus menerima pesanan, sedangkan pengrajin dengan keterampilan rata-rata sulit untuk mendapatkan pangsa pasar. Untungnya, situasi ini tidak berlangsung lama. Seiring dengan perkembangan trend fashion dengan ekploitasi manik-manik pada awal tahun 2000, terdapat permintaan manik-manik kaca yang sangat tinggi dari Bali.Bali adalah pintu masuk utama pembeli dari luar negeri. Pada saat itu industry kerajinan manik-manik kaca berkembang pesat dan mencapai puncaknya dengan jumlah 200 industri kerajinan,

Page 10: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

2  

tidak hanya di Plumbon Gambang, tetapi juga di 6 desa sekitarnya. Industri ini hingga melibatkan sekitar seribu pengrajin. Warga desa yang awalnya bekerja sebagai petani beralih profesi menjadi pengrajin karena pekerjaan ini bisa memberi mereka penghasilan yang lebih baik. Keahlian pengrajin Jombang kaca-manik-pembuat mulai diakui secara internasional yang dibuktikan dengan banyaknya pesanan dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia dan Jepang. Namun, setelah tren fashion berakhir di tahun 2000-an, permintaan akan manik-manik secara menurun secara bertahap. Situasi ini menyebabkan beberapa pengrajin untuk menggunakan strategi banting harga untuk mengambalikan biaya investasi, sehingga harga manik-manik jatuh. Dalam situasi ini, transaksi antara pengrajin dan pengecer Bali tidak memberikan kontribusi untuk kesejahteraan pengrajin. Sementara itu, penjualan manik di pasar lokal juga menghadapi tantangan lain. Pembeli lokal lebih suka membeli manik-manik impor yang dibuat oleh mesin karena lebih murah. Latar belakang ekonomi dan demografi pembeli lokal mempengaruhi sikap pembelian yang sensitif pada harga. Pembeli lokal memiliki sedikit informasi tentang keunikan kaca-manik-manik yang dibuat oleh pengrajin lokal. Situasi ini menyebabkan pengrajin lebih memilih untuk berdagang manik-manik impor yang murah tersebut daripada memproduksi sendiri. Sehubungan dengan situasi yang sulit tersebut, beberapa pengrajin melakukan tindakan curang dan anti-sosial untuk menyelamatkan bisnis mereka, seperti: menghindari pembayaran untuk mengambil keuntungan dari kedekatan hubungan keluarga, menjiplak desain dan mengambil alih order pengrajin lain tanpa izin, menjual produk dengan harga jauh lebih rendah, atau membajakpekerja pengrajin yang trampil. Perilaku dan sikap seperti itu menjadi penyebab kerawanan hubungan sosial di antara pengrajin, dan karena itu juga menghambat perkembangan inovasi manik-manik kaca di daerah tersebut.

Replicas of ancient beads

Animal beads Mask beads

Gambar 1 Contoh produk yang dihasilkan pengrajin manik-manik kaca Gudo - Jombang

Page 11: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

3  

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Pengabdi akan melakukan beberapa strategi dalam pelaksanaan Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode Participatory Desain bagi Pengrajin Manik-manik Kaca di Kec. Gudo, Jombang ini, yaitu:

1. Contextual Inquiry, adalah sebuah metode untuk memahami konteks. Pada program pengabdian masyarakat ini menjalin hubungan kedekatan antara pengrajin dan pengabdi sangatlah penting untuk membangun kepercayaan antar dua pihak. Pengabdi tidak menempatkan diri sebagai yang lebih pandai dari pengrajin. Namun pengabdi berada pada posisi setara, agar pengrajin nyaman berkomunikasi, menyampaikan pendapat dan ide-idenya. Contextual Inquiry dilakukan dengan cara bertandang ke tempat 5 orang pengrajin secara door-to-door untuk mengetahui potensi masing-masing pengrajin (mengingat masing-masing pengrajin biasanya memiliki potensi sendiri-sendiri, misalnya ada pengrajin yang pandai membuat manik-manik besar, ada yang pandai membuat manik-manik rumit, ada yang pandai membuat replica manik-manik kuno).

2. Workshop Creative Thinking, berupa brainstorming dan mindmapping bersama antara pengrajin dan pengabdi untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan pengembangan produk atau treatment bahan.

3. Workshop Eksperimen Desain¸berupa pengabdi bereksperimen bersama pengrajin di atas api untuk menghasilkan metode pengolahan manik yang berbeda dengan yang biasanya dilakukan oleh pengrajin.

4. Quality Control, berupa diskusi antara pengabdi dan pengrajin mengenai pengembangan produk agar lebih marketable.

5. Pemasaran Produk, berupa penjualan produk baik secara online maupun di outlet-outlet pengrajin.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

Tujuan :

1. Pengrajin dapat memahami potensi kekuatan dan keunikannya sendiri. 2. Pengrajin menghasilkan inovasi produk kerajinan kaca dengan mengoptimalkan

kekuatan/keunikannya sendiri. Diharapkan dalam jangka panjang pengrajin dapat bertindak sebagai desainer, dan tidak sekedar bertindak sebagai “tukang” yang menuruti permintaan desainer.

Manfaat dan dampak :

1. Pengrajin menghasilkan varian produk baru, tidak sekedar menjadi manik-manik, tetapi menjadi kerajinan kaca lainnya.

2. Dengan jenis kerajinan yang baru, pengrajin mendapatkan pasar yang baru agar tidak bersaing dengan pengrajin lain di pasar yang sama

3. Pengrajin dan pengabdi saling belajar bersama dalam pengembangan produk

Page 12: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

4  

1.4 Target Luaran

1. 5 produk baru 2. Artikel mengenai proses kreatif kolaborasi desain antara pengrajin dan pengabdi 3. Pemasaran secara online melalui blog komersial atau media sosial

Page 13: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

5  

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Konsep inovasi menggunakan partisipatori desain sudah banyak diterapkan. Salah satunya adalah participatory innovation yang mengintegrasikan participatory desain dan antropologi desain sebagai pendekatan inovasi yang dilakukan untuk mendapatkan pasar (Buur dan Matthew, 2008). Pendekatan antropologis penting untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konteks penggunaan suatu produk. Selain itu, pendekatan participatory desain memungkinkan kolaborasi antar stake-holder dalam suatu proyek untuk menghasilkan ide-ide baru pengembangan produk. Setelah itu, agar produk tersebut mendapatkan sukses secara komersial di pasar, dilakukan pendekatan konsultasi dengan para ahli. Participatory Innovation yang digagas oleh Buur dan Matthew (2008) sudah banyak diterapkan pengembangan produk baru di konteks IT di negara Eropa. Pengabdi melihat bahwa konsep participatory innovation ini juga bisa diterapkan pada konteks industri kerajinan pedesaan di negara-negara berkembang.

Risatti (2007 p.245) membedakan tujuan-manusia membuat hal-hal menjadi fungsi fisik diterapkan dan fungsi komunikatif visual. Alat, mesin dan peralatan adalah contoh produk (dengan cara fungsional) untuk memudahkan manusia untuk menghasilkan produk lain seperti kontainer, penutup dan pendukung (pen-support). Ketiga benda terakhir tidak dimaksudkan untuk membuat produk lain (produk dengan ujung fungsional). Di sisi berlawanan, ada lukisan, patung dan seni komersial untuk mengkomunikasikan suatu konsep secara visual, bukan untuk memudahkan pekerjaan manusia secara fisik. Di tengah-tengah diagram, ada produk yang dibuat untuk “dinikmati”, misalnya perhiasan.

Gambar 2 Diagram tujuan pembuatan produk oleh manusia (Risatti 2007 p.245)

Nilai hedonik kerajinan dengan hiasan / tujuan dekoratif dapat diperoleh dengan berbagai cara, tidak harus tergantung pada kebutuhan pengguna atau pelanggan. Nilai hedonik tidak selalu diperlukan, tetapi diinginkan. Ada dua strategi inovasi untuk mengembangkan produk hedonis, yaitu inovasi berbasis pasar atau inovasi berbasis identitas (Zulaikha &

Page 14: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

6  

Brereton 2011). Dengan menerapkan strategi inovasi yang digerakkan oleh pasar, produsen akan bertindak sebagai follower (dari pesaingnya) di pasar. Strategi ini sangat tergantung pada fluktuasi permintaan pasar. Strategi Inovasi lainnya adalah strategi identitas-driven. Strategi ini terutama tergantung pada para desainer dan identitas gaya atau estetis. Faktor kunci keberhasilan untuk strategi ini adalah identitas yang kuat (keaslian) dan produk-produk berkualitas tinggi yang terbatas yang dapat melayani manfaat margin yang tinggi bagi produsen. Dalam strategi ini, produsen tidak selalu mengikuti tren populer untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Pada penelitiannya, Zulaikha (2014) menunjukkan bahwa memberikan kesempatan pada pengrajin untuk mengeksplorasi kemampuannya dengan cara berkolaborasi dengan desainer, di mana desainer hanya bertindak sebagai provokator proses kreatif, akan menghasilkan produk yang sama sekali berbeda dari produk sebelumnya.

Gambar 3 Produk pengembangan manik-manik kaca yang dihasilkan dari kolaborasi desainer dan pengrajin (Zulaikha, 2014)

Page 15: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

7  

BAB III : STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Strategi

1. Berdiskusi dengan pengrajin mengenai kemungkinan berkolaborasi dengan para desainer muda untuk mengembangkan desain-desain manik kaca yang baru.

2. Workshop Creative Thinking, berupa challenge assumption, random input, brainstorming dan mindmapping bersama antara pengrajin dan pengabdi untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan pengembangan produk atau treatment bahan.

3. Workshop Eksperimen Desain¸berupa pengabdi bereksperimen bersama pengrajin di atas api untuk menghasilkan metode pengolahan manik yang berbeda dengan yang biasanya dilakukan oleh pengrajin.

4. Quality Control, berupa diskusi antara pengabdi dan pengrajin mengenai pengembangan produk agar lebih marketable.

5. Pemasaran Produk, berupa penjualan produk baik secara online maupun di outlet-outlet pengrajin.

3.2 Perencanaan Kegiatan

Berikut adalah step pelaksanaan kegiatan PPM ini:

1. Berdiskusi dengan pengrajin mengenai beberapa alternatif pelaksanaan pengembangan desain, apakah: a. Desainer-desainer muda dari Surabaya mendatangi pengrajin di Jombang

untuk berkolaborasi langsung di workshop masing-masing pengrajin b. Pengrajin yang datang ke Surabaya untuk berkolaborasi bersama desainer-

desainer muda dalam mengembangkan produk.

Setelah mempertimbangkan beberapa faktor yaitu : ketersediaan tempat workshop dan efektifitas pelaksanaan workshop, maka untuk tahap awal ini diputuskan pengrajin yang berkunjung ke Surabaya untuk berkolaborasi dengan para desainer muda. Tujuan jangka pendeknya adalah tercapai suatu kondisi saling memahami masing-masing pihak yang sebelumnya belum pernah berkolaborasi.

2. Menentukan durasi dan tanggal pelaksanaan workshop 3. Menentukan detil kegiatan workshop 4. Mengumumkan penjaringan peserta workshop 5. Menawarkan pada pengrajin yang bersedia menjadi instruktur workshop.

Selanjutnya setelah pelaksanaan workshop, dilakukan evaluasi mengenai produk-produk yang dapat langsung dipasarkan, dengan melakukan pemeriksaan kualitas (quality control).

Adapun mengenai detil kegiatan workshop per hari disepakati sebagai berikut:

Hari ke-1

Page 16: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

8  

9.30 – 10.30 Introduksi : - Perjalanan industri manik-manik kaca dari tahun 1970

hingga sekarang; kendala dan kesempatan yang ada. - Pemahaman mengenai hakikat profesi : pengrajin –

desainer – seniman - Overview mengenai kemungkinan pengembangan

kerajinan menjadi jewelry, home décor dan gift. 10.30 – 11.30 Briefing singkat Kreativitas, mengenai :

- Challenge Assumption - Random Input - Brainstorming dan Mindmapping

11.30 – 12.00 Pembagian Kelompok menjadi: a. Kelompok Jewellery b. Kelompok Home Décor c. Kelompok Gift

12.00 – 13.00 Istirahat Makan Siang 13.00 – 14.00 Browsing 14.00 – 16.00 Pengembangan Ide-ide Desain melalui Sketsa

Hari ke-2

09.00 – 10.00 - Setting tempat pembakaran manik dan perkenalan para pengrajin oleh tim pengabdi kepada para desainer muda - Pengrajin menceritakan mengenai pengalamannya di bisnis manik

10.00 – 11.00 Pengrajin mendemokan proses pembuatan manik secara langsung di tungku, disaksikan oleh para desainer muda

11.00 – 12.00 Desainer muda peserta workshop dipersilakan mencoba membakar kaca sendiri agar dapat merasakan tingkat kesulitan pembuatan manik

12.00 – 13.00 Istirahat 13.00 – 16.30 Desainer muda dan pengrajin mendiskusikan ide-ide desain yang

bisa dibuat langsung oleh pengrajin

Hari ke-3

09.00 – 11.30 Desainer dan pengrajin melanjutkan membuat manik-manik, sementara peserta yang lain langsung merangkai manik-manik agar bisa langsung digunakan

11.30 – 12.30 Istirahat 12.30 – 16.00 Melanjutkan proses pembuatan prototip produk-produk baru 16.30 – 17.00 Wrap-up meeting

Desainer dan pengrajin saling menyampaikan kesan dan harapannya terhadap keberlanjutan proses kolaborasi ini.

Tabel 1 Jadual Pelaksanaan Workshop Pembuatan Manik-manik Kaca

Page 17: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

9  

BAB IV : HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA

4.1. Pelaksanaan Program Pengabdian

Pelaksanaan program ini dibagi dalam 3 hari workshop yang melibatkan 3 pengrajin, 3 pengabdi dan 10 desainer muda dari mahasiswa Jurusan Desain Produk ITS. Hari pertama workshop difokuskan untuk memperkenalkan industri manik-manik kaca kepada para desainer muda dan memberikan training singkat kreativitas. Setelah itu desainer-desainer muda ini dipersilakan melakukan browsing untuk menambah wawasan desain, diakhiri dengan sketsa-sketsa ide desain.

Awalnya desainer muda membuat sketsa desain manik-manik, pada tahapan ini para desainer diberi acuan-acuan untuk pengembangan bentuk dan warna manik manik dari unsur-unsur yang ada di alam, antara lain bunga, burung, coral dan lain sebagainya.

Gambar 4 Unsur-unsur di alam untuk inspirasi pengembangan desain manik-manik

Pada workshop hari pertama ini pengrajin belum hadir bersama peserta workshop. Ellya Zulaikha sebagai Pengabdi 1 memberikan materi mengenai industri manik-manik kaca, dilanjutkan dengan Eri Naharani sebagai Pengabdi 2 memberikan materi mengenai home décor dan Muhammad Arif S. sebagai Pengabdi 3 memberikan materi mengenai jewelry kepada para desainer muda.

Page 18: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

10  

Gambar 5 Ellya Zulaikha, Pengabdi 1 memberikan materi overview mengenai industri manik-manik kaca

Kec. Gudo, Jombang

Gambar 6 Eri Naharani, Pengabdi 2 memberikan materi mengenai home décor dan bentukan-bentukan koral

atau tumbuhan di alam yang bisa menjadi inspirasi desain

Gambar 7 Suasana workshop hari pertama, ketika peserta sudah dibagi dalam kelompok

Page 19: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

11  

Pada hari kedua, peserta workshop bertemu langsung dengan pengrajin. Pengrajin datang membawa peralatan dan bahan yang cukup lengkap dan siap mengembangkan produk-produk baru sesuai dengan hasil diskusi dengan para desainer muda. Desainer muda juga diberi kesempatan mencoba membuat manik-manik sendiri. Pada hari kedua ini diharapkan peserta workshop sudah dapat memperkirakan bentuk-bentuk seperti apa yang bisa dibuat dengan skill yang dimiliki oleh pengrajin manik-manik kaca. Kegiatan ini terus dilanjutkan sampai hari ketiga workshop.

Gambar 8 Perkenalan para pengrajin manik-manik kaca. Dari kiri ke kanan : Pak Ali Toha, Pak Di’in

dan Pak Anang

Gambar 9 Sebagian peralatan dan bahan kaca yang dibutuhkan dalam pembuatan manik-manik

Page 20: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

12  

Gambar 10 Pengrajin Pak Anang mendemonstrasikan pembentukan glass stick yang diplintir sebagai bahan

untuk membuat motif bunga pada manik kaca

Gambar 11 Pengrajin Pak Di’in mendemonstrasikan cara pembuatan manik-manik kaca

Page 21: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

13  

Gambar 12 Desainer muda, Veronica, mencoba membuat manik-manik kaca sendiri

Gambar 13 Gambar. Irfianti juga mencoba mempraktekan teknik pembuatan manik-manik kaca

Selanjutnya, pengajin melakukan eksperimen membuat manik-manik berdasarkan sketsa desain yang dibuat desainer muda.

Page 22: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

14  

Gambar 14 Eksperimen pembuatan manik- manik dari sketsa ide mahasiswa

Gambar 15 Pengembangan sketsa desain manik-manik oleh desainer muda

Gambar 16 Manik-manik baru hasil kolaborasi desainer muda dan pengrajin

Page 23: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

15  

4.1.1. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Gift”

A. Sesi Brainstoming

Hasil brainstorming oleh kelompok GIFT adalah: Toys (mechanical toys, model, action figure, snow ball, kotak musik), souvenir pernikahan (asbak, mini vas, tempat lilin, kipas tangan), souvenir wisata (kotak tisu gantungan kunci, alat – alat memasak dan pijat), pin madding, pin kulkas, Brooch, post card, peralatan dapur (tempat merica, garam, tempat tusuk gigi dll), buku (scraftbook dan cover book), pembungkus parcel, organizer (make up, ATK, uang), celengan, dompet, seserahan pernikahan, miniature, case HP, ATK, plakat penghargaan, plakat kunjungan, dan plakat ucapan terimakasih.

Gambar 17 Hasil brainstorming pengembangan produk kerajinan kaca yang dihasilkan oleh kelompok Gift.

Page 24: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

16  

B. Sesi Browsing

Berikut adalah sebagian dari hasil browsing yang dilakukan oleh kelompok Gift, yang menginspirasi desain :

Gambar 18 Sebagian hasil browsing pengembangan produk kerajinan kaca yang dihasilkan oleh kelompok Gift.

C. Sesi Sketching Setelah melakukan brainstorming dan browsing, kelompok gift membuat sketsa-sketsa ide desain dengan hasil sebagai berikut :

Gambar 19 Sketsa Desain Jannadella Aulia S yang membuat Gantungan Tas “Mush-room” dan Glassorgan

Page 25: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

17  

Gambar 20 Sketsa Desain Mainan Manik Kaca dengan konsep organ tubuh yang bisa bergerak (dalam hal ini otak) oleh Febri Eka

Gambar 21 Kelompok Gift sedang berdiskusi untuk mengembangkan desain baru

Page 26: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

18  

D. Sesi Eksperimen Produk

Gambar 22 Setelah melihat beberapa proses pembuatan manik, desain manik dibuat secara spontan, tidak terlalu berdasarkan pada sketsa yang sudah dibuat

Gambar 23 Gantungan Kunci berupa Monster Key Ring (tiruan Mata Satu dikombinasi dengan tiruan tulang), dihasilkan dari konsep horor anggota badan manusia.

Page 27: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

19  

4.1.2. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Jewelry”

A. Sesi Brainstoming

Gambar 24 Hasil Brainstorming Kelompok Jewellery

Page 28: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

20  

B. Sesi Sketsa Ide Desain

Gambar 25 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Ottidilia

Gambar 26 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Veronica

Page 29: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

21  

Gambar 27 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Veronica

Gambar 28 Sketsa Ide Desain Perhiasan oleh Istiqomah

Page 30: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

22  

Gambar 29 Sketsa Ide Desain oleh Istiqomah

D. Sesi Eksperimen Produk

Pada hari ketiga workshop, desainer muda melanjutkan membuat bagian yang kurang. Istiqomah melanjutkan membuat blue spyder dan membuat jaring laba laba dengan rantai, juga menambah beberapa manik di bagian lain agar lebih menarik.

Gambar 30 Hasil experimen produk hiasan jilbab berbentuk spider oleh Istiqomah

Page 31: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

23  

Setelah menyelesaikan blue spyder, Istiqomah juga membuat cincin dari manik manik, dengan konsep air didalam cincin menggunakan tiga bola manik yang berukuran besar, sedang dan kecil. Awalnya Istiqomah ingin di dalam manik ada warna biru dan dilapisi degan manik kaca transparan, ternyata kedua jenis kaca ini sult untuk disatukan akhirnya ia hanya menggunakan kaca transparan saja..

Gambar 31 Hasil experimen produk cincin oleh Istiqomah

Gambar 32 Hasil experimen produk gelang berkonsep ranting pohon oleh Istiqomah

Page 32: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

24  

Gambar 33 Eksperimen desain manik baru hasil kolaborasi pengrajin dan desainer muda

Gambar 34 Hasil rangkaian manik oleh Veronica

Page 33: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

25  

Gambar 35 Eksperimen desain manik baru hasil kolaborasi pengrajin dan desainer muda

Gambar 36 Hasil rangkaian manik oleh Agnesia Hermawan dengan eksperimen manik spiral

Gambar 37 Kelompok Jewelry pada pelaksanaan workshop

Page 34: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

26  

4.1.2. Pencapaian Kelompok Kerajinan “Home Decor”

A. Sesi Brainstoming

Gambar 38 Suasana kelompok home decor melakukan brainstorming dan mind maping

Dari sesi brainstorming mind-mapping ini diperoleh 2 macam mindmap, yaitu berdasar tempat peletakan produk dan berbagai jenis produk

Page 35: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

27  

Gambar 39 Hasil mind map ide berdasar tempat peletakan produk

Gambar 40 Lembar mind map ide berbagai jenis produk

Page 36: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

28  

B. Sesi Browsing untuk Pencairan Ide Desain

Keyword web hasil browsing: bead home decor, home decor, beads lighting

Gambar 41 Inspirasi desain produk home décor (dari berbagai sumber)

Page 37: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

29  

C. Sesi Sketsa Desain Awal

Pada tahapan ini kelompok home décor membuat sketsa produk berbahan manik-manik kaca. Berikut sketsa-sketsa yang dihasilkan:

Gambar 42 Sketsa yang dihasilkan oleh mahasiswa

Page 38: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

30  

Gambar 43 Sketsa yang dihasilkan oleh mahasiswa

Page 39: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

31  

Gambar 44 Sketsa yang dihasilkan

D. Sesi Pengembangan Produk

Berikut adalah hasil desain kelompok home decor

Gambar 45 Proses merangkai manik-manik pada tali

Page 40: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

32  

Gambar 46 Plant hanger yang dihasilkan kelompok home decor

Gambar 47 Candle holder yang dihasilkan kelompok home decor

Page 41: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

33  

4.2. Hasil Pengabdian dan luaran yang telah diperoleh

Berikut adalah hasil yang diperoleh dari sesi pengembangan produk:

1. Kelompok Gift menghasilkan desain gantungan kunci dengan tema organ tubuh (Gambar 21).

2. Kelompok Jewelry menghasilkan beberapa desain hiasan jilbab berbentuk laba-laba (Gambar 28), Cincin (Gambar 29), Gelang (Gambar 30), Kalung berkonsep inspirasi dari alam (Gambar 32), Kalung dengan eksplorasi bentuk spiral (Gambar 34).

3. Kelompok Home Decor menghasilkan desain hanger untuk pot gantung (Gambar 44) dan Candle Holder (Gambar 45).

Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan workshop ini, ada banyak kesan yang diceritakan oleh para peserta. Kesan yang disampaikan diantaranya adalah proses pembuatan manic-manik kaca tidak semudah apa yang dilihat, bentuk yang tampaknya sederhana ternyata memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam penyelesaiannya. Selain itu, para desainer sebagian besar mengapresiasi pelaksanaan workshop ini karena dengan demikian tantangan dalam proses pembuatan manik dapat diketahui oleh peserta workshop yang juga desainer muda. Pengalaman mencoba membuat manik sendiri membuat peserta merasakan betul betapa sulitnya membuat manik-manik secara manual. Sehingga dari sini timbul rasa menghargai kerajinan manik-manik kaca sebagai peninggalan kebudayaan Indonesia yang patut dijaga.

Proses eksplorasi manic-manik kaca menjadi kegiatan yang diminati peserta karena dengan desain manik-manik yang baru timbul ide-ide baru untuk mengembangkan produk-produk baru yang bernilai secara desain dan komersil.

Kesan para peserta yang menyenangkan juga ditanggapi oleh para pengrajin. Pengrajin merasa tertantang dengan desain bentuk dari manik-manik kaca yang baru. Pengrajin tidak menyangka bahwa para peserta memiliki ide dan kreatifitas yang berbeda dari manik-manik yang biasa dibuat. Pengrajin juga menjadi terpacu untuk mengembangkan produk-produk baru. Pengrajin mengungkapkan harapannya agar kolaborasi ini dapat terus dilanjutkan dalam berbagai kesempatan, sehingga bisa membantu meningkatkan kualitas desain bentuk manik-manik maupun perangkaiannya.

Page 42: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

34  

4.3 Kendala yang dihadapi dan solusinya

Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi selama program ini:

1. Menyesuaikan waktu yang dimiliki pengrajin dengan pengabdi, juga dengan mahasiswa sebagai desainer muda. Mengingat pada periode yang sudah ditentukan ini masing-masing pihak memiliki kesibukannya sendiri-sendiri, terutama karena periode pengerjaan program pengabdian masyarakat melewati masa puasa dan Hari Raya Iedul Fitri.Masa liburan perkuliahan juga menyebabkan banyak mahasiswa (yang diprospek menjadi desainer muda) sedang berada di kampung halaman ataupun sedang melakukan kerja praktek. Sementara itu pengabdi pada periode yang sama juga terlibat dalam kepanitiaan sebagai general chair dan penyelenggara International Conference on Creative Industry (ICCI) di Bali pada tanggal 11-12 Agustus. Solusinya adalah pelaksanaan workshop dilakukan setelah ICCI.

2. Bahan pembuatan manik-manik tidak mudah ditemui di Surabaya, sehingga harus didatangkan langsung dari Jombang dan dibawa oleh pengrajin. Saat persiapan pelaksanaan workshop, harus disediakan satu mobil untuk mengangkut pengrajin berikut peralatan dan bahan manik yang dibawanya, terutama pecahan kaca, tungku dan elpiji yang harus diangkut dengan hati-hati.

3. Tempat pelaksanaan workshop di tempat terbuka menyebabkan kendala angin menjadi salah satu faktor manik yang dihasilkan kurang optimal. Sedangkan ijin yang didapatkan adalah di tempat terbuka, mengingat ada LPG dan api. Sementara itu biasanya pengrajin memang mengerjakan manik-maniknya di tempat tertutup. Sehingga tempat workshop akhirnya tetap di tempat terbuka namun diberi penghalang angin berupa papan.

4. Ada beberapa bahan manik yang terlupa tidak dibawa oleh pengrajin, sehingga ada beberapa desain yang belum bisa dibuat. Di lain waktu direncanakan agar desainer yang langsung datang ke workshop pengrajin di Jombang.

5. Para desainer belum memiliki wawasan mengenai pembuatan manik sama sekali, sehingga diperlukan proses agak lama untuk memahami karakter material dan membuat desain yang dapat dibuat oleh pengrajin.

Page 43: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

35  

4.4 Analisis Capaian Luaran terhadap Target Luaran

Berikut adalah analisa capaian luaran terhadap target luaran yang diharapkan pada kegiatan ini : Target Capaian Keteranagn 1 5 produk baru a. Desain gantungan kunci dengan tema

organ tubuh (Gambar 21). b. Desain hiasan jilbab berbentuk laba-laba (Gambar 28), Cincin (Gambar 29), Gelang (Gambar 30), Kalung berkonsep inspirasi dari alam (Gambar 32), Kalung dengan eksplorasi bentuk spiral (Gambar 34). c Desain hanger untuk pot gantung (Gambar 44) dan Candle Holder (Gambar 45). d. Selain itu juga dihasilkan bentuk manik-manik yang baru dari tahapan eksperimen yg dilakukan oleh desainer-desainer muda dan pengrajin . (gambar 31,32,33)

Melebihi target

2 Artikel mengenai proses kreatif kolaborasi desain antara pengrajin dan pengabdi

Target tercapai

3 Pemasaran secara online melalui blog komersial atau media sosial

Publikasi dan tes respon pasar di media instagram

Target tercapai

Gambar 48 Publikasi produk di media instagram

Page 44: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

36  

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Sejauh ini target program pengabdian masyarakat berupa terhubungnya pihak pengrajin dengan desainer-desainer muda sudah tercapai. Pengrajin sejenak terlepas dari rutinitas mengolah material dengan cara yang biasa mereka lakukan. Pada workshop ini pengrajin tertantang untuk menghasilkan bentuk maupun corak yang baru. Tantangan desainer muda ini menyebabkan pengrajin mendapatkan inspirasi dalam pengolahan material.

Di sisi lain desainer muda juga semakin dapat mengapresiasi keahlian pengrajin dan memiliki pengalaman bagaimana berkolaborasi dengan pengrajin. Bagaimana mewujudkan sketsa desain menjadi suatu produk yang tampaknya mudah ternyata membutuhkan ketelitian tinggi supaya tidak mudah pecah dan coraknya sesuai dengan desain.

Waktu workshop selama 3 hari dirasa terlalu singkat oleh kedua belah pihak, sehingga desain-desain yang dihasilkan menjadi prototip masih belum optimal. Oleh karena itu desainer muda dipersilakan untuk melanjutkan merangkai manik-manik dengan butiran manik yang sudah dibuat.

Page 45: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

37  

BAB VI : RENCANA SELANJUTNYA

Dari kegiatan ini ada banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam IKM manik manik kaca, sehingga diharapkan ada program lanjutan dalam bentuk pilot project kolaborasi oleh beberapa desainer muda dan pengrajin, dengan program antara lain :

1. Diversifikasi produk dari manik-manik kaca selain produk perhiasan yang saat ini dihasikan pengrajin, yaitu produk home decor, gift, produk fashion ( tas, sepatu, pakaian).

2. Pembuatan branding produk dan marketing tools (label, kemasan, katalog)

3. Rangkaian persiapan pemasaran produk secara online yang diawali dengan kegiatan pemotretan produk dengan model yang mewakili image produk.

4. Pemasaran produk secara online, counter di mall , dan oleh reseller.

5. Evaluasi kinerja untuk pengembangan selanjutnya

Page 46: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

38  

Page 47: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xi  

DAFTAR PUSTAKA

Buur, J., & Matthews, B. (2008). Participatory Innovation. International Journal of Innovation Management, 12(3), 255-273.

Risatti, H. (2007). A Theory of Craft: Function and Aaesthetic Expression. Chapel Hill: The University of North Carolina Press.

Zulaikha, E., & Brereton, M. (2011a). Collaborative Design Learning for Traditional Crafts Industry. Paper presented at International Conference of Creative Industry 2011, Bali.

Zulaikha, E., & Brereton, M. (2011b). Innovation Strategies for Developing The Traditional Souvenir Craft Industry. Paper presented at eddBE Conference 2011 : Sustainable Wellbeing, Brisbane Qld Australia.

Zulaikha, E., & Brereton, M. (2012). Participatory innovation to develop traditional Indonesian craft industries. Paper presented at 2012 Participatory Innovation Conference, Swinburne Lilydale Conference Centre, Melbourne, VIC.

Zulaikha, E., & Brereton, M. (2013a). The Changing Role of Actors in the Participatory Project for Rural Craftspeople. Paper presented at 2013 Participatory Innovation Conference, Lappeenranta University of Technology, Lahti, Finland.

Zulaikha, E., & Brereton, M. (2013b). Communication Choices to Engage Participation of Rural Indonesian Craftspeople in Development Projects. Paper presented at Human-Computer Interaction–INTERACT 2013.

Page 48: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xii  

LAMPIRAN I BIODATA TIM PENGABDI

1. Ketua a. Nama Lengkap : Ellya Zulaikha, ST., M.Sn b. Jenis Kelamin : Perempuan c.NIP : 197510142003122001 d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor/Penata/IIIc e. Jabatan Struktural : Dosen Tetap f. Bidang Keahlian : Desain Produk g. Fakultas/Jurusan : FTSP / Desain Produk Industri h. Perguruan Tinggi : ITS i. Alamat Rumah : Galaxy Bumi Permai Blok D5-11 Surabaya /

No. Telp. : 031-5938315 j. Riwayat penelitian : terlampir k. Riwayat pengabdian : terlampir l. Publikasi ilmiah : terlampir

2. Anggota I

a. Nama Lengkap : Eri Naharani Ustadzah, ST, M.Ds b. Jenis Kelamin : Perempuan c.NIP : 197304272001122001 d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/Penata Muda/IIIa e. Jabatan Struktural : Dosen Tetap f. Bidang Keahlian : Desain Produk g. Fakultas/Jurusan : FTSP / Desain Produk Industri h. Perguruan Tinggi : ITS i. Alamat Rumah : Jl. Sukolilo Makmur I No. 22 Perum Sukolilo Dian Regency, Sukolilo- Surabaya

No. Telp. : 08155017101 j. Riwayat penelitian : terlampir k. Riwayat pengabdian : terlampir l. Publikasi ilmiah : terlampir

3. Anggota II

a. Nama Lengkap : Muhammad Arif Susanto b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NRP : 3410100143 d. Fungsional/Pangkat/Gol. : - e. Jabatan Struktural : - (Mahasiswa) f. Bidang Keahlian : Desain Produk g. Fakultas/Jurusan : FTSP / Desain Produk Industri h. Perguruan Tinggi : ITS i. Alamat Rumah : Jl. Semolowaru Indah 2 Blok F-14 Surabaya

No. Telp. : 08563514035 j. Riwayat penelitian : terlampir k. Riwayat pengabdian : terlampir l. Publikasi ilmiah : terlampir

Page 49: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xiii  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PENGABDI

A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ellya Zulaikha, S.T, M.Sn 2 Jenis Kelamin P 3 Jabatan Fungsional Lektor 4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19751014 200312 2 001 5 NIDN 0014107503 6 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 14 Oktober 1975 7 E-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08170516662 9 Alamat Kantor Gedung Despro, Kampus ITS Keputih Sukolilo

Surabaya 60111 10 Nomor Telepon/Faks 031-5938315 / 031-5931147 11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 0 orang; S2 = 0 orang; S3 = 0 orang 12 Mata kuliah yang diampu 1. Riset Desain

2. Metodologi Desain 3. Kreativitas 4. Metodologi Riset

B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Bandung

Queensland University of Technology

Bidang Ilmu Desain Produk Industri

Desain Collaborative Design Learning , Participatory Research

Tahun Masuk-Lulus 1993-1998 2000 - 2003 2010- Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

Desain Kabin Masinis untuk Kereta Rel Listrik

Kajian Hibriditas dalam Busana Muslimah di Indonesia, pada tahun 1990 - 2000

Collaborative Design Learning in The Rural Craft Industry

Nama Pembimbing/Promotor

Dr. Agus Windharto, DEA

- Prof. Yusuf Afendi

Prof. Margot Brereton Prof. Rachel Parker

Page 50: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xiv  

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No.

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber* Jumlah (Juta Rp.)

1 2009 Pemanfaatan Limbah Kantung Plastik Goreng

Dikti - Stranas 100

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Tahun

Judul Pengabdian kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber* Jumlah

(Juta Rp.)

E. Publikasi Artikel Imiah Dalam Jurnal dalam 5 tahun Terakhir

No.

Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun Terakhir

No.

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

International Conference of Creative Industry 2011

Collaborative Design Learning for Traditional Crafts Industry

10-11 Maret 2011. Sanur, Bali, Indonesia.

2 eddBE Conference 2011 : Sustainable Wellbeing.

Innovation Strategies for Developing The Traditional Souvenir Craft Industry

28-29 April 2011 Queensland University of Technology, Brisbane Qld Australia

3 The 2nd Participatory Innovation Conference 2012

Participatory Innovation for Traditional Craft Industry

12-14 Januari 2012. Swinburne University, Melbourne, Victoria, Australia.

4 The 3rd Participatory Innovation Conference

The changing role of actors in the participatory project for rural craftspeople

18-20 Juni 2013 Lappeenranta University of Technology, Lahti, Finland.

5 Quality in Research Participatory approach to support community development of rural

24-26 Juni 2013 Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia

Page 51: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xv  

craftspeople 6 Human-­‐Computer

Interaction – INTERACT 2013

Communication choices to engage participation of rural Indonesian craftspeople in development projects

Cape Town International Conference Centre, Cape Town, South Africa

G. Karya Buku dalam 5 tahun Terakhir

No.

Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1 - - - H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5

Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respons Masyarakat

1

-

-

-

-

J. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5

Tahun Terakhir

No.

Judul Penghargaan

Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Surabaya, 20 Maret 2015

Pengusul,

Ellya Zulaikha, ST, M.Sn.

Page 52: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xvi  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PENGABDI BIO DATA Nama Eri Naharani Usatazah, ST, MDs Tempat, tanggal lahir Kediri, 27 April 1973 Jenis Kelamin Perempuan NIP 197304272001122001 Jurusan/Fakultas Desain Produk Industri / FTSP Alamat Gd. Despro Lt.2 Kampus ITS Sukolilo Surabaya No. Telepon / HP 08155017101 E-mail [email protected] PENDIDIKAN

Tahun Lulus Asal Perguruan Tinggi Jurusan Gelar Sarjana

1998 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Desain Produk Industri

ST

2009 Institut Teknologi Bandung Desain MDs KURSUS Tahun Jenis Pendidikan 2002 2004 2008

- Francaise language training “Bienvenue en France” at CCCL Surabaya. - English languange training “TOEFL Preparation” at YPIA Surabaya - Kursus Web Design Development, Digital Studio Workshop - Bandung

ESSAY/MAKALAH/THESIS Tahun Judul

2005 Pengaruh Elemen Interior Pada Aspek Akustik Auditorium, Jurnal Desain IDEA, ITS, 2005

2005 Varian Desain Lampu Onix-Marmer untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas

2009 Kajian Semiotika pada Gunungan Wayang, disampaikan dalam seminar MK. Pengantar Semiotika, FSRD-ITB

2009 Pemenuhan Kualitas Desain User Interface Panel Kontrol pada Produk Konsumer, Studi kasus : Microwave oven, disampaikan dalam seminar MK. Teori Desain, FSRD-ITB

2009 Semiotika pada Desain Botol : The Semantic Functions of The Sign, disampaikan dalam seminar MK. Semiotika, FSRD-ITB

2009 Produk Plastik : Kitsch dan Budaya Massa, disampaikan dalam seminar MK. Semiotika, FSRD-ITB

2009 Tipologi dan Tingkat Usabilitas Interface Design Panel Kontrol pada Produk Mesin Cuci di Indonesia

2009 Rancang Bangun Urinoir yang Islami untuk Peningkatan Kualitas Ibadah Sholat serta Peluang Bisnis Industri Saniter di Indonesia

Page 53: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xvii  

2011 The Usability of Washing Machine Control Panel Design in Indonesia, International Conference on Creative Industri 2011

2011 Batik Designer: Software for Designing Batik Cloth, International Conference on Creative Industri 2011

Proyek Desain Tahun Jenis Karya

2004 Desain dan Produksi Lampu Dinding Gedung Perhutani Provinsi Jawa Timur

2004 Desain dan Produksi Kerajinan Onix (Lampu, table ware) untuk PT Ariza Spa dan Galeri

2005 Desain dan Produksi Lampu untuk interior Bank Ekspor Indonesia – Surabaya

2006 Desain Ruang Pesta pada Hari Nasional Prancis di CCCL Surabaya

KOMPETISI DESAIN 2005 Desain TV Plasma, ‘Kembang TV’ untuk Kompetisi Desain TV LG 2006 Desain single chair ‘beauty Jepara’ untuk 1st National Jepara Furniture

Design berhasil memperoleh juara III 2007 Desain Perhiasan dalam ‘Jewellery Design Competition 2007’, di Surabaya

berhasil memperoleh juara 1 SEMINAR Tahun Tempat/lokasi Judul Sebagai 2001 Novotel Surabaya Pra Konvensi Desain Nasional:

Menuju Dunia Desain Tanpa Tapal Batas

Panitia

2002 ITS Masjid Agung Surabaya – Antara

Idealisme dan Kenyataan Peserta

1998 ITS Inias Goes To Campus, Seminar

Trend Desain 2005 Peserta

2004

ITS Workshop for Integrated MIS Design “Technological and Profesional Skills Development Sector Project” at ITS Surabaya

Peserta

2004 Shangrila - Surabaya

Seminar Colour Trend 2005 Peserta

2005 JW Marriot –Surabaya

Pengaruh Ruang pada Kreativitas Anak

Peserta

2005 ITS Teaching and Multimedia Peserta

2005 ITB International seminar Visual Art

and Design for The Society Peserta

Page 54: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xviii  

WORKSHOP Tahun Sebagai Tempat/lokasi Judul 2000 Pemateri Pasuruan-Kediri Klinik Desain Industri Kecil

Jawa Timur, ITS-Depperindag Jatim

2000 Pemateri Pasuruan Peningkatan Mutu Finishing pada Industri Mebel Kayu Jati di Pasuruan-Jawa Timur

2002 - Pelatih/ Pemateri

Tretes – Pasuruan

- Pelatihan Membaca dan Membuat Gambar Teknik pada Industri Kecil Kerajinan Kayu Dinas Perindustrian Pasuruan

2004 - Peserta ITS - Workshop Toys ITS - CCCL

2005 Pemateri Pasuruan Pelatihan Desain Mebel Kayu Jati di Wilayah Bukir Kabupaten Pasuruan, ITS-Depperindag Jatim

2005 Pemateri Pasuruan Ragam Finishing Kreatif Mebel Kayu di Wilayah Bukir Kabupaten Pasuruan, LPPM ITS

2005 Pemateri Pasuruan Pelatihan Gambar Teknik untuk Pengrajin UKM Mebel Kayu Pasuruan di Tretes, ITS-Deperindag Jatim

2005 - Peseta ITS -Workshop for Integrated MIS Design’Technological and Profesional Skills Development Sector project’

2005 - Panitia ITS ( Computer Aided Design) CAD untuk Industri Kecil Logam dan Permesinan

2006 -Peserta Surabaya Workshop Interior Digital Photography

2008 -Penyelenggara/ Pelatih/ Pemateri

ITC - Surabaya Pelatihan Membatik

2008 -Penyelenggara/ Pelatih/ Pemateri

ITC - Surabaya Workshop Batik, Teknik canting, Kampung Batik ITC-Surabaya, peserta organisasi Ibu-ibu PKK, IDII, Dharma Wanita se Kodya Surabaya

2009 -Penyelenggara/ Pelatih/ Pemateri

ITC - Surabaya Teknik canting dan kuas, Handicraft Workshop ITC-Surabaya

2008-2009 -Penyelenggara/ Pelatih/ Pemateri

SD Citahati, SD –Azhar, SMA Al-Hikmah

Workshop Batik, Teknik canting,

2010 Pemateri Banjarmasin- Kalimantan Selatan

Pelatihan Diversifikasi Produk Kain Sasirangan Kalimantan Selatan

Page 55: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xix  

2011 Pemateri Mataram - NTB Pelatihan Produksi Bersih Batik

PENELITIAN / PPM Tahun Jenis Penelitian / PPM 2010 Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendesain Motif dan Visualisasi Produk

Batik untuk Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Industri Kreatif Batik 20010 Rancang Bangun Urinoir yang Islami untuk Peningkatan Kualitas Ibadah

Sholat serta Peluang Bisnis Industri Saniter di Indonesia ( anggota ) 20010 Rancang Bangun Urinoir yang Islami untuk Peningkatan Kualitas Ibadah

Sholat serta Peluang Bisnis Industri Saniter di Indonesia ( anggota ) 2009 Tipologi dan Usabilitas Interface Design Panel Kontrol Pada Produk Mesin

Cuci di Indonesia 2006 Varian Desain untuk Peningkatan Kualitas dan produktivitas Kerajinan Manik-

Manik Kayu (Anggota ) 2005 Varian Desain Lampu Onix-Marmer untuk Peningkatan Produktivitas dan

Kualitas (Ketu ) 2005 Pelatihan Desain Mebel Kayu Jati di Wilayah Bukir Kabupaten Pasuruan, ITS-

Depperindag Jatim 2005 Ragam Finishing Kreatif Mebel Kayu di Wilayah Bukir Kabupaten Pasuruan,

LPPM ITS 2005 Pelatihan Gambar Teknik untuk Pengrajin UKM Mebel Kayu Pasuruan di

Tretes, ITS-Deperindag Jatim 2005 Alternatif Sistem Kontrol untuk Pesawat Model 2000 Klinik Desain Industri Kecil Jawa Timur, ITS-Depperindag Jatim 2000 Peningkatan Mutu Finishing pada Industri Mebel Kayu Jati di Pasuruan-Jawa

Timur Surabaya, 20 Maret 2015 Eri Naharani U, ST, MDs NIP.197304272001122001

Page 56: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xx  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PENGABDI II

Biodata Riwayat Pendidikan Nama : Muhammad Arif Susanto T.T.L. : Jombang, 03 Mei 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 23 Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Riwayat Pendidikan Tahun 2006-2009 SMA Negeri 1 Jogoroto Jombang Tahun 2010-sekarang Desain Produk Industri- ITS Surabaya Pengalaman Kerja Tahun 2012 Tazmenia (Perusahaan Kerajinan Tas) Tahun 2012 Cleosliper (Perusahaan Selop) Tahun 2013 Dus Duk Duk Corp. (Perusahaan Furnitur Kardus) Tahun 2013 KLOO (Perusahaan Alas Kaki Surabaya) Tahun 2014 Mrak Project ( Fashion Clothing Surabaya) Penghargaan Tahun 2014 Juara Favorit Al Madina Awards, Perancang Busana Muslimah Jakarta Tahun 2014 Juara Favorit Rancang Kebaya Surabaya Tahun 2013 Juara 1 Fashion Designer Awards Jogja Fashion Week 2013 Tahun 2013 Juara 1 Desain Poster Kreatif Mahasiswa Surabaya Tahun 2013 Juara 2 Moslem Fashion Illustrate BSM Surabaya Tahun 2013 Juara 3 Presntasi Program Kreatifitas Mahasiswa Nasional Tahun 2013 Juara 1 Bussines Plan National Tahun 2013 Finalis Surabaya Fashion Parade “Denim Innovation” Tahun 2012 Juara 3 Shoes Design Competition BPIPI Tahun 2012 Juara 1 Inovasi Produk Rumah Susun Dinas Pemukiman Umun Jawa Timur Tahun 2012 Finalis Surabaya Fashion Parade Tahun 2012 Juara 1 Recycle Art kategori Fashion Univ.Petra Tahun 2011 Juara 3 Desain Layang-layang

Page 57: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxi  

Lampiran II : DAFTAR LUARAN

Program : Pengabdian Kepada Masyarakat Dana BOPTN 2015 Nama Ketua Tim : Ellya Zulaikha, ST, M.Sn, Ph.D Judul : Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode Participatory Desain

bagi Pengrajin Manik-manik Kaca di Kec. Gudo, Jombang

1. Artikel Konferensi

No Judul Artikel Nama Konferensi Status Kemajuan 1 Innovation And

Contemplation In The Collaboration Project Of Designer And Glassbead Rural Craftspeople

International Journal of Arts & Science – Singapore Conference, Nanyang Technological University (NTU), Singapura 12-15 Januari 2016 (http://www.ijassingapore.com/ conference-objectives/)

Submit abstrak dan draft journal

paper

2. Hasil Lain

No Nama Output

Detil Output Status Kemajuan

Eksperimen Desain Manik-manik baru

Selesai

Page 58: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxii  

No Nama Output

Detil Output Status Kemajuan

1 Eksperimen Desain Manik-manik baru (lanjutan)

Selesai

Desain Gantungan Kunci berupa Monster Key Ring (tiruan Mata Satu dikombinasi dengan tiruan tulang), dihaasilkan dari konsep horor anggota badan manusia.

Selesai

Page 59: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxiii  

No Nama Output

Detil Output Status Kemajuan

Desain Gantungan Kunci berupa Monster Key Ring (tiruan Mata Satu dikombinasi dengan tiruan tulang), dihaasilkan dari konsep horor anggota badan manusia.

Selesai

Hasil experimen

produk hiasan jilbab

berbentuk spider oleh Istiqomah

Selesai

Page 60: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxiv  

No Nama Output

Detil Output Status Kemajuan

Hasil experimen

produk cincin oleh Istiqomah

selesai

Hasil experimen

produk gelang

berkonsep ranting

pohon oleh Istiqomah

selesai

Page 61: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxv  

No Nama Output

Detil Output Status

Kemajuan

Hasil rangkaian

kalung manik oleh Veronica

selesai

Hasil rangkaian

manik oleh Agnesia

Hermawan dengan

eksperimen manik spiral

selesai

Page 62: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxvi  

No Nama Output

Detil Output Status

Kemajuan

Plant hanger dan

candle holder yang dihasilkan kelompok

home decor

selesai

Page 63: Pengembangan Desain Kerajinan Kaca dengan Metode

xxvii