pengembangan buku penuntun praktikum …digilib.unila.ac.id/30520/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PERUBAHAN
IKLIM DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
SUSI ULFAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PERUBAHANIKLIM DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTABANDAR LAMPUNG
Oleh
SUSI ULFAH
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik buku penuntun praktikum
perubahan iklim dengan model Argument-Driven Inquiry (ADI) untuk siswa SMP
kelas VII, kondisi optimum alat, bahan, prosedur praktikum, hasil validasi ahli,
praktisi, dan uji keterbacaan, serta uji keterlaksanaan.
Penelitian dan pengembangan produk ini menggunakan model 4-D Thiagarajan,
Semmel dan Semmel (1974) yaitu define, design, develope, dan disseminate.
Akan tetapi, penelitian dilakukan sampai tahap develope. Prosedur kerja
pendahuluan diawali dengan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis ujung
depan, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan
pembelajaran. Sedangkan tahap pengembangan yaitu berupa penyusunan draft
produk. Penelitian ini menggunakan empat macam data, yaitu: (1) hasil validasi
penuntun praktikum, (2) hasil angket respon guru dan siswa, (3) optimasi
penuntun praktikum, (4) hasil observasi keterlaksanaan penuntun praktikum.
Instrumen pengambilan data berupa instrumen validasi, angket keterbacaan siswa,
iii
dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik
deskriptif.
Karakteristik menggunakan model ADI khususnya LKP meliputi identitas siswa,
judul praktikum, dasar teori, tujuan, pertanyaan, alat, bahan, langkah kerja,
argumentasi pada papan tulis (claim, data, warrant, dan backing). Hasil validasi
ahli memiliki persentase rata-rata 97% dan validasi praktisi memiliki persentase
96% dengan kriteria “Baik Sekali”. Hasil uji keterbacaan terhadap buku penuntun
praktikum oleh siswa memiliki persentase rata-rata 99% dengan kriteria “Baik
Sekali”. Hasil optimasi untuk masing-masing percobaan memperoleh skor 3 dan 4
Keterlaksanaan praktikum pengaruh gas rumah kaca terhadap suhu bumi dan
pengaruh luas lapisan es di kutub terhadap populasi beruang kutub mendapat
persentase rata-rata 95% dengan kriteria “Hampir Seluruh Kegiatan Terlaksana”,
menanam pohon memperoleh persentase rata-rata 97% dengan kriteria “Hampir
Seluruh Kegiatan Terlaksana”.
Kata Kunci : pengembangan, buku penuntun praktikum, Argument-DrivenInquiry (ADI), perubahan iklim, gas rumah kaca
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PERUBAHAN
IKLIM DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
Oleh
SUSI ULFAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidomulyo pada 13 Mei 1995,
merupakan anak Keempat dari empat bersaudara, anak dari
pasangan Bapak Rohandi dengan Ibu Rohanah. Penulis
beralamat di Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten
Tanggamus. Nomor Handphone 082175458927.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Sidomulyo (2001-2007),
SMP Negeri 14 Bandar Lampung (2007-2010), SMA Negeri 3 Bandar Lampung
(2010-2013), Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas
Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA
Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SNMPTN.
Penulis pernah aktif di organisasi Radio Kampus Universitas Lampung
(RAKANILA) sebagai Event Organizer (2014/2015). Penulis melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Seputih Agung dan
Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) Tematik di Kabupaten
Lampung Tengah desa Seputih Agung (Tahun 2016), dan melakukan penelitian
pendidikan di SMP Negeri 14 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana
pendidikan/S.Pd. (Tahun 2018).
ix
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat,dan karunianya yang tiada terkira.
Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan skripsi inisebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:
Yang tercinta Ayahanda Rohandi dan Ibunda Rohanah yang telah mendidik danmembesarkanku dengan doa terbaik, kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang yang tak
ternilai, yang selalu mendukungku menuju kesuksesan dan keberhasilan.
Kakakku tercinta Agus Mardi, Badriah, Dini Ristiyani, Liza Fitriana, Wiji JatiPambudi serta keponakanku tersayang Hafiz Jati Pratama dan Ayudia Dwijati Inara,
serta seluruh keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan selalumenantikan keberhasilanku.
Para pendidik yang telah memberikan ilmu dan nasihat dengan penuh kesabaran sertamemberikan inspirasi.
Sahabat yang senantiasa menjadi penyemangat dan pendukung keberhasilanku.
Almamater Universitas Lampung tercinta.
x
Motto
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh
jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha
Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”
(QS.Al-Baqarah: 216)
“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis”
(Aristoteles)
“Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk
melakukan semua kesalahan itu sendiri”
(Martin Vanbee)
xi
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan nikmat-Nya sehingga penelitian skripsi yang berjudul
“Pengembangan Buku Penuntun Perubahan Iklim Dengan Model Argument-
Driven Inquiry (ADI) Untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar
Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar
Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Penelitian Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian yang didanai
oleh Simlitabmas-Ristekdikti berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
dengan Model Argument Driven Inquiry (ADI) dan Pengaruhnya Terhadap
Keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berpikir Kritis, dan Pemahaman
Konsep IPA SMP Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di Kota Bandar
Lampung”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik serta
dosen pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
xii
membimbing, memberikan perhatian, dan memotivasi selama penyusunan
skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembimbing 2 yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,
kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini;
6. Dr. Arwin Surbakti, M.Si.,selaku pembahas dan dosen ahli yang telah
memberi masukan, penilaian, dan saran-saran sehingga skripsi ini menjadi
lebih baik lagi;
7. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku dosen Teknik Pendidikan FKIP Universitas
Lampung yang telah memberi masukan pada buku penuntun praktikum yang
dikembangkan sehingga menjadi lebih baik;
8. Yelni, S.Si., Dora Noviyanti, S.Pd., Eli Yuniar Sari, S.Pd., dan Sri Hartiti,
S.Pd., selaku guru IPA di SMP Negeri 14 Bandar Lampung yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini selama penelitian
berlangsung;
9. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 14 Bandar Lampung atas kerja sama yang
baik selama penelitian berlangsung;
10. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
PMIPA FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan;
11. Rekan-Rekan seperjuangan tim skripsi (Tirtha Sari, Zevi Octasari, Umi
Nurkhasanah, Yulia Artanti, Yesi Yosinta, Uun Febriani, Widya Hendriani,
Wahyu Dwi Lestari, Samantha Tiara Putri, dan Zahra Mila Putri) terimakasih
atas kerja sama, semangat, dan kebersamaannya selama ini.
xiii
12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2018Penulis
Susi Ulfah
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... . xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Pembelajaran IPA .......................................................... 11
B. Model Pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) ....................... 13
C. Penuntun Praktikum ............................................................................ 17
D. Tinjauan Materi Perubahan Iklim........................................................ 20
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 27
B. Subyek Penelitian ................................................................................... 27
C. Rancangan Penelitian ............................................................................. 27
D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 29
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 33
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data............................................................................... 38
xv
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 39
B. Pembahasan ............................................................................................ 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................ 86
B. Saran ....................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA . ....................................................................................... 90
LAMPIRAN ..................................................................................................... . 95
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Rentang Skor. ............................................................................. 36
2. Uji Optimasi Penuntun Praktikum. ........................................................... 36
3. Penilaian Argumen menurut Model Toulmin .......................................... 37
4. Keterlaksanaan Penuntun Praktikum ....................................................... 37
5. Hasil Analisis Angket dan Wawancara Guru............................................ 40
6. Hasil Observasi Pembelajaran................................................................... 40
7. Uji Optimasi di Laboratorium FKIP Biologi Universitas Lampung......... 59
8. Uji Optimasi di SMP Negeri 14 Bandar Lampung .................................. 60
9. Hasil Tanggapan Validator ...................................................................... 61
10. Hasil Validasi Ahli ................................................................................... 70
11. Hasil Validasi Guru .................................................................................. 72
12. Hasil Analisis Keterbacaan Siswa ............................................................ 75
13. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 01 .................................................... 76
14. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 02 .................................................... 77
15. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 03 .................................................... 78
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Efek dari Rumah Kaca ............................................................................ 21
2. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global ................................................ 22
3. Melelehnya Es Akibat Pemanasan Global .............................................. 23
4. Kepunahan Spesies yang Semakin Meluas ............................................. 23
5. Kerangka Pikir ........................................................................................ 26
6. Alur Penelitian ........................................................................................ 32
7. Visualisasi LKP BSE .............................................................................. 42
8. Visualisasi LKP BSE .............................................................................. 43
9. Visualisasi LKP BSE .............................................................................. 43
10. Visualisasi Sampul Buku ........................................................................ 52
11. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 53
12. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 54
13. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 55
14. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 56
15. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 57
16. LKP (Lembar Kerja Praktikum) ............................................................. 58
17. Visualisasi Sampul Buku Sebelum Direvisi ........................................... 63
18. Visualisasi Sampul Buku Sesudah Direvisi ............................................ 64
19. Visualisasi Sampul Buku Sesudah Direvisi ............................................ 65
20. Perbaikan Ukuran Gambar LKP-ADI 01................................................ 66
21. Perbaikan Bahasa LKP-ADI 01 .............................................................. 67
22. Perbaikan Kisaran Nilai Tabel Jawaban LKP-ADI 03 ........................... 67
23. Perbaikan Keseragaman Huruf dari Cambria Menjadi Tahoma ............. 68
24. Perbaikan Tata Tertib Diskusi Argumentatif .......................................... 69
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLAMPIRAN 1. INSTRUMEN STUDI PENDAHULUAN
A. Kisi-kisi Angket Guru ............................................................................. 96
B. Lembar Angket Guru .............................................................................. 97
C. Kisi-kisi Angket Siswa............................................................................ 105
D. Lembar Angket Siswa............................................................................. 106
E. Kisi-kisi Wawancara Guru...................................................................... 110
F. Lembar Wawancara Guru ....................................................................... 111
G. Kisi-kisi Wawancara Siswa .................................................................... 115
H. Lembar Wawancara Siswa...................................................................... 116
I. Lembar Observasi Pembelajaran............................................................. 119
J. Lembar Kerja Buku Teks Siswa ........................................................... . 121
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENELITIAN
A. Kisi-kisi Instrumen Validasi Penuntun Praktikum................................ 126
B. Instrumen Validasi Penuntun Praktikum .............................................. 127
C. Kisi-kisi Angket Respon Siswa............................................................. 130
D. Angket Respon Siswa ........................................................................... 131
E. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum........ 133
F. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum....................... 134
G. Hasil Optimasi di Laboratorium. .......................................................... 136
LAMPIRAN 3. PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN BUKU
PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DIKEMBANGKAN
A. Silabus ................................................................................................... 139
B. Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) .............................................. 141
xix
LAMPIRAN 4. HASIL STUDI PENDAHULUAN
A. Hasil Analisis Angket Guru .................................................................. 153
B. Hasil Analisis Angket Siswa................................................................. 159
C. Hasil Analisis Wawancara Guru ........................................................... 161
D. Hasil Analisis Wawancara Siswa.......................................................... 190
E. Hasil Observasi Pembelajaran............................................................... 192
LAMPIRAN 5. HASIL VALIDASI AHLI, VALIDASI GURU DAN SISWA
A. Hasil Uji Validasi Ahli.......................................................................... 195
B. Hasil Uji Validasi Praktisi..................................................................... 198
C. Hasil Keterbacaan Siswa....................................................................... 201
LAMPIRAN 6. HASIL UJI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 01................................................. 204
B. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 02................................................. 205
C. Hasil Uji Keterlaksanaan LKP-ADI 03................................................. 206
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Kegiatan Optimasi................................................................................. 208
B. Kegiatan Lapangan................................................................................ 210
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menuntut berbagai perubahan pada manusia, salah satunya
adalah perubahan manusia sebagai masyarakat lokal menjadi masyarakat
global. Untuk menjadi masyarakat global, diperlukan adanya manusia yang
berkualitas baik diberbagai aspek kehidupan sehingga dapat bersaing dengan
masyarakat dunia dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta persaingan di era pasar bebas (Munandar, 2015: 8-9).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pendidikan bertujuan
untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
diartikan sebagai usaha manusia untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya. Usaha tersebut dilakukan untuk diwariskan kepada generasi
berikutnya agar dikembangkan dalam kehidupan pada suatu proses
pendidikan. Proses pendidikan adalah kegiatan secara bertahap berdasarkan
perencanaan yang matang untuk mencapai kemampuan seoptimal mungkin
Hasbullah (2009: 1-3).
Kualitas pendidikan Indonesia tergolong masih rendah. Hal tersebut dapat
terlihat dari hasil studi Program of International Student Assesment (PISA)
tahun 2015 bahwa Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara untuk
pencapaian sains (OECD, 2016: 4). Dilaporkan juga hasil studi dari Third
2
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 yang menyatakan
kemampuan matematika dan IPA siswa SMP Indonesia masih berada pada
peringkat 44 dari 47 negara (IEA, 2016: 1). Rendahnya kualitas pendidikan
Indonesia khususnya pada pelajaran matematika dan IPA disebabkan
pembelajaran masih berorientasi pada penilaian konsep dan belum menyentuh
pada kebermaknaan dari konsep (Wisudawati dan Sulistyorini, 2015: 4).
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan salah satunya dengan
penerapan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang diterapkan dalam
pembelajaran IPA memiliki ciri khas dan kekuatan tersendiri melalui
pendekatan saintifik (scientific approach) yang menitikberatkan pada
keaktifan siswa (student centered approach) dengan 5M sebagai tahapan
pokok yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pendekatan saintifik dipercaya dapat memperbaiki
penggunaan pendekatan teacher centered menjadi student centered dimana
guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih optimal (Wisudawati dan Sulistyorini, 2015: 11).
Berdasarkan hasil survai pada bulan Oktober s.d November tahun 2016
melalui angket dan wawancara terhadap 25 guru IPA SMP negeri dan swasta
di kota Bandar Lampung yang menerapkan Kurikulum 2013, menunjukkan
bahwa 85% guru sudah mengetahui dan menerapkan pendekatan saintifik.
Akan tetapi, pengetahuan guru tentang pendekatan saintifik dalam Kurikulum
2013 tidak dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
hasil observasi kegiatan pembelajaran diketahui bahwa guru belum
3
menggunakan model yang sesuai dengan pendekatan saintifik. Hal ini
menyebabkan 56% guru lebih sering menggunakan metode ceramah
dibandingkan metode penugasan, tanya jawab, dan diskusi, demonstrasi dan
eksperimen.
Sementara itu, hasil analisis video proses pembelajaran terhadap guru IPA
SMP negeri dan swasta di kota Bandar Lampung yang menerapkan
Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa hanya 5% guru yang mengajar dengan
menerapkan pendekatan saintifik dengan tahapan yang lengkap, sedangkan
45% guru sudah menerapkan pendekatan saintifik tetapi tahapannya tidak
lengkap, dan 50% tidak menggunakan pendekatan saintifik. Hal tersebut
menunjukkan pendekatan saintifik belum maksimal. Guru dan siswa memiliki
peranan masing-masing dalam mewujudkan keberhasilan proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Arista (2014: 10) diketahui bahwa
guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik masih terdapat
aspek dari 5M yang belum tercapai dan masih kurang memahami konsep
pendekatan saintifik berdasarkan Kurikulum 2013.
Hasil angket dan wawancara terhadap 1100 siswa SMP se-kota Bandar
Lampung dapat diketahui bahwa 79% siswa menyukai mata pelajaran IPA
biologi dan 21% siswa tidak menyukai mata pelajaran IPA biologi. Menurut
para siswa, guru lebih sering menyampaikan materi IPA Biologi dengan
menggunakan metode ceramah dan penugasan sedangkan metode
demonstrasi dan praktikum sangat jarang dilakukan. Sementara, 57% siswa
masih mengalami kesulitan dalam mempelajari biologi akibat proses
4
pembelajaran yang digunakan lebih banyak teacher centered dibanding
student centered. Siswa dituntut untuk menghafal, berfokus pada teori serta
belum menerapkan pendekatan saintifik dengan karakteristik 5M yang sesuai
dengan kurikulum 2013. Sementara, hasil angket menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai kegiatan pembelajaran dengan eksperimen atau praktikum
dibanding ceramah. Hal ini dapat membuat siswa lebih mudah memahami
teori dengan proses belajar yang menyenangkan. Seperti yang dinyatakan
oleh Handayani (2012: 2) bahwa kegiatan praktikum disenangi oleh siswa,
bahkan kegiatan belajar yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Praktikum
merupakan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan
dipercaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa, sehingga
belajar menjadi optimal (Toharudin, Hendrawati dan Rustaman, 2011: 61).
Pendekatan saintifik dapat diterapkan dengan beberapa model pembelajaran
antara lain : (1) Discovery Learning, (2) Problem Based Learning, (3) Project
Based Learning, (4) Inquiry Learning (Kurinasih dan Sani. 2014: 63-90).
Model- model tersebut membelajarkan siswa untuk mengenal, merumuskan,
mencari solusi, dan menarik kesimpulan dari permasalahan nyata di alam.
Oleh karena pembelajaran IPA identik dengan penyelidikan, maka model
pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran inkuiri adalah suatu proses pembelajaran yang didasarkan pada
penemuan pengetahuan/ konsep melalui proses berfikir secara sistematis
menggunakan metode ilmiah dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam
memecahkan masalah fenomena alam secara ilmiah (Wisudawati dan
Sulistyorini, 2015: 121-123). Salah satu model pembelajaran yang berbasis
5
inkuiri ilmiah adalah model ADI. Menurut Driver, Newton dan Osborne
(2000: 309) model ADI dapat meningkatkan partisipasi aktif dan
mengembangkan keterampilan argumentasinya. Hal ini terjadi karena siswa
dapat mengeksternalisasikan hasil penyelidikan seperti halnya kerja seorang
ilmuwan ketika mengembangkan pengetahuan. Model ADI juga dapat
meningkatkan kemampuan menulis, pemahaman, dan berpikir kritis melalui
kegiatan laboratorium dalam memvalidasi pengetahuan.
Kegiatan laboratorium merupakan salah satu proses belajar untuk
menemukan atau menjelaskan prinsip-prinsip yang dikembangkan (Arifin,
2005: 109). Salah satu bentuk kegiatan laboratorium yang menghadapkan
siswa secara langsung kepada gejala nyata yang berhubungan dengan suatu
konsep dikenal dengan istilah praktikum. Menurut Dewi (2014: 16) kegiatan
praktikum dapat memantapkan pengetahuan terhadap materi mata pelajaran
melalui aplikasi terhadap teori sehingga pembelajaran akan lebih mudah
dicerna dan dipahami.
Proses praktikum akan berlangsung optimal apabila didukung oleh fasilitas
yang memadai. Salah satu fasilitas tersebut adalah buku penuntun praktikum.
Menurut Kilinc (2007: 51) buku penuntun praktikum merupakan bahan ajar
yang harus dipersiapkan sebelum melakukan praktikum. Bahan ajar adalah
seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang didesain secara sistematis dan
menarik untuk mendukung efektivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran (Widodo, 2008: 71). Buku penuntun praktikum ditujukan untuk
membantu dan menuntun siswa agar dapat bekerja secara kontinu dan terarah
6
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 guru dari 25 SMP Negeri dan
swasta di Kota Bandar Lampung yang mengajar kelas VII, diketahui bahwa
penuntun praktikum Perubahan Iklim yang digunakan selama ini yaitu buku
siswa sebanyak 85%, sedangkan 15% tidak ada penuntun praktikum. Selain
itu, diketahui bahwa penuntun praktikum yang digunakan tidak menggunakan
model pembelajaran ADI. Hal ini didukung oleh hasil angket yang
menunjukkan bahwa guru belum pernah menerapkan model ADI dalam
kegiatan pembelajaran dan belum pernah ada pembuatan penuntun praktikum
berbasis model pembelajaran ADI. Seperti yang dinyatakan oleh Handayani
(2012: 2) dalam pembelajaran IPA khususnya kegiatan praktikum diperlukan
model pembelajaran berbasis penyelidikan yang dapat memberikan
pengalaman yang membangkitkan bermacam-macam pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk mewujudkan pembelajaran sains yang optimal.
Sampai saat ini belum ada peneliti yang mengembangkan penuntun
praktikum Perubahan Iklim berbasis model pembelajaran ADI. Oleh karena
itu, diperlukan adanya pengembangan penuntun praktikum berbasis model
pembelajaran ADI untuk mengoptimalkan kemampuan siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, bahwa buku penuntun
praktikum penting untuk meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan
praktikum. Maka peneliti tertarik untuk mengembangkan buku penuntun
praktikum dalam upaya meningkatkan kemampuan argumentasi dan
mengetahui kepraktisan buku penuntun praktikum yang akan dikembangkan.
Oleh karena itu penelitian yang dilakukan berjudul “Pengembangan Buku
7
Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan Model ADI untuk Siswa SMP
Kelas VII”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik penuntun praktikum perubahan iklim yang
dipakai oleh sebagian besar guru SMP/MTs di Bandar Lampung dan
dengan Model Pembelajaran ADI?
2. Bagaimana optimasi Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan
Model Pembelajaran ADI?
3. Bagaimana penilaian pendidik terhadap Buku Penuntun Praktikum
Perubahan Iklim dengan Model Pembelajaran ADI?
4. Bagaimana keterbacaan Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim
dengan Model Pembelajaran ADI oleh siswa?
5. Bagaimana keterlaksanaan Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim
dengan Model Pembelajaran ADI yang dikembangkan?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk mengetahui:
1. Karakteristik penuntun praktikum perubahan iklim yang dipakai oleh
sebagian besar guru SMP/MTs di Bandar Lampung dan dengan Model
Pembelajaran ADI.
2. Optimasi Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan Model
Pembelajaran ADI.
3. Penilaian pendidik terhadap Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim
dengan Model Pembelajaran ADI.
4. Respon siswa terhadap Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan
Model Pembelajaran ADI.
5. Keterlaksanaan Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan Model
Pembelajaran ADI yang telah dikembangkan.
9
D. Manfaat
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti
Mendapatkan wawasan serta gambaran pengembangan buku penuntun
praktikum untuk siswa SMP kelas VII sebagai acuan dalam menjadi guru
nantinya.
2. Siswa
Buku Penuntun praktikum Perubahan Iklim dengan model ADI untuk
siswa SMP kelas VII yang dikembangkan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan berargumentasi ilmiah.
3. Guru
Buku penuntun praktikum Perubahan Iklim dengan model ADI untuk
siswa SMP kelas VII yang dikembangkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi guru untuk digunakan pada kegiatan praktikum di
sekolah.
4. Kepala Sekolah
Hasil penelitian yang berupa buku penuntun praktikum dapat menjadi
masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan
kurikulum 2013 IPA di sekolah.
5. Peneliti lain
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain
terkait dengan pengembangan buku penuntun praktikum dengan model
ADI.
10
E. Ruang Lingkup
Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan
dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan berarti metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2015: 297)
2. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi
model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan dkk.
(1974: 5) yaitu Model 4-D. Model ini terdiri dari empat tahap
pengembangan, yaitu: tahap pendefinisian (define), pendisainan (design),
pengembangan (develop), dan diseminasi (disseminate). Penelitian ini
hanya berhenti pada tahap ke-3 yaitu tahap pengembangan (develop).
3. Buku penuntun praktikum merupakan fasilitas yang digunakan dalam
kegiatan laboratorium. Buku penuntun praktikum merupakan bahan ajar
yang harus dipersiapkan sebelum melakukan praktikum dan ditujukan
untuk membantu dan menuntun siswa agar dapat bekerja secara kontinu
dan terarah.
4. Model ADI merupakan model yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa berbicara, menulis, berpartisipasi aktif dalam konteks
sains. Dan juga sebagai upaya pengembangan argumen yang menyediakan
dan mendukung penjelasan untuk pertanyaan penelitian (Sampson dan
Gleim, 2009: 465).
5. Buku penuntun yang dikembangkan adalah untuk materi pokok Perubahan
Iklim SMP Kelas VII.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dipelajari pada semua
jenjang pendidikan sekolah. IPA berisi suatu konsep yang memerlukan
penalaran dan proses mental yang tinggi oleh peserta didik dengan
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan/skema kognitif yang tersusun
dari atribut-atribut dalam bentuk keterampilan dan nilai untuk mempelajari
fenomena-fenomena alam (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 10). IPA
diperoleh berdasarkan penemuan atau percobaan, sehingga berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Oleh karena itu, IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (Kemendikbud, 2014: 433).
Proses pembelajaran IPA disekolah menengah menurut Munandar (2015:
11-12) diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
di kehidupan sehari-hari, serta menyediakan berbagai pengalaman belajar
untuk memahami konsep dan proses sains. Pendidikan IPA diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Trianto, 2010: 153).
12
IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar ingin meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya. Pemberian mata
pelajaran IPA atau pendidikan IPA bertujuan agar siswa memahami/
menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya, serta mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan
penciptanya. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan (BSNP, 2006: 149).
Pada hakikatnya IPA dikembangkan atas dasar proses ilmiah, sikap ilmiah
dan produk ilmiah. IPA dapat dilihat pula sebagai proses, sebagai prosedur
dan sebagai produk seperti yang dinyatakan oleh Toharudin, Hendrawati,
dan Rustaman (2011: 28) bahwa proses diartikan sebagai semua kegiatan
ilmiah untuk menyempurnakan tentang pengetahuan alam maupun
menemukan pengetahuan baru. Produk diartikan sebagai hasil proses,
berupa pengetahuan yang diajarkan di sekolah maupun di luar sekolah.
Prosedur memiliki arti sebagai cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu
yang lazim disebut dengan metode ilmiah. Produk IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep.
Wisudawati dan Sulistyorini (2015: 26) menyatakan bahwa IPA hakikatnya
merupakan suatu proses, produk, dan aplikasi. Sehingga IPA merupakan
proses yang dipergunakan untuk mempelajari obyek studi, menemukan dan
mengembangkan produk-produk sains dan sebagai aplikasi teori-teori IPA
akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi
kehidupan.
13
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan
kimia. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang muncul dan berkembang
melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan,
serta penemuan teori dan konsep (Sumaji, 1998: 29). Hakikat IPA adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian
proses yang dikenal dengan proses ilmiah di bangun atas dasar sikap ilmiah
dan hasilnya berupa produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen
terpenting berupa konsep, prinsip dan teori (Trianto, 2010: 154).
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum 2013 yang
berlandaskan kompetensi adalah sebagai berikut: (1) menanamkan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang melek sains dan teknologi, dan (4) menguasai konsep
sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi. Fungsi dan tujuan tersebut jelas bahwa hakikat IPA
tidak hanya dari dimensi pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap
(Munandar, 2015: 14).
B. Model Pembelajaran ADI
Salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran IPA dan dirancang
untuk menyusun tujuan penyelidikan ilmiah yaitu model ADI. ADI adalah
model yang menyediakan dan mendukung penjelasan dari pertanyaan
penelitian dengan mengembangkan argumen sebagai tindakan partisipasi
14
aktif untuk membangun konsep ilmu pengetahuan alam (Sampson dan
Gleim, 2009: 465). Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk terlibat
dalam kegiatan ilmiah dengan cara mengembangkan pemahaman mereka
tentang konsep-konsep penting dan praktik dalam IPA biologi.
Model ADI menurut Sampson dan Gleim, (2009: 465), dirancang untuk: (1)
membingkai tujuan kegiatan kelas sebagai upaya untuk mengembangkan,
memahami, atau mengevaluai penjelasan ilmiah dari fenomena alam, (2)
melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berarti menggunakan metode
desain mereka sendiri dan untuk membantu siswa belajar bagaimana
merancang investigasi yang lebih baik, (3) mendorong individu untuk
belajar bagaimana menghasilkan argumen dan membenarkan penjelasan
dari pertanyaan penelitian sebagai bagian dari proses penyelidikan, (4)
memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar bagaimana mengusulkan
dukungan, mengevaluasi, merevisi ide melalui diskusi, dan menulis dengan
cara yang lebih produktif. Dengan demikian Model ADI dilaksanakan
sebagai pengembangan aktivitas laboratorium untuk menganalisis
partisipasi aktif peserta didik dalam wacana argumentasi dan kualitas
argumentasinya.
Argumentasi merupakan suatu tindakan yang berusaha untuk mempengaruhi
suatu sikap dan pendapat seseorang agar mereka sebagai pendengar ikut
percaya dan meyakini dengan apa yang diutarakan. Mengemukakan
pendapat atau berargumentasi merupakan kemampuan menggunakan bahan
dengan baik, tepat dan seksama. Mengemukakan pendapat yang baik berarti
15
mengemukakan pendapat dalam konteks yang masuk akal atau logis.
Sebuah pendapat dikatakan logis jika pendapat tersebut berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti (Nursisto, 1999: 43). Oleh karena itu
agumentasi bertujuan membuktikan suatu kebenaran sehingga orang lain
meyakini kebenaran itu dan sebagai hasil proses proses berpikir,
menghubungkan fakta-fakta secara jelas, logis, dan sistematis
(Hendratmoko, 2016: 6).
Kualitas argumen ilmiah dinilai dengan menggunakan Kerangka kerja
analitik argumentasi. Kerangka kerja analitik model Toulmin (Toulmin
Argument Pattern atau TAP) paling banyak digunakan oleh para peneliti.
Kerangka kerja model Toulmin (2003: 94) meliputi 3 bagian yang selalu ada
dalam setiap argumen (data, warrant, claim) dan 3 bagian yang disertakan
dalam banyak argumen (reservation/qualifier, backing, dan rebuttal).
Komponen ini bekerja bersama-sama dan mengadaptasi argumen terhadap
berbagai situasi dan konteks. Claim adalah sebuah pernyataan yang diajukan
kepada orang lain untuk diterima, mengandung informasi yang diajukan
seseorang untuk diterima sebagai kebenaran atau tindakan yang ingin
diterima, dilakukan, dan didukung oleh data. Warrant digunakan sebagai
jaminan untuk menghubungkan antara data dengan claim. Data, warrant,
claim adalah struktur dasar suatu argumen. Suatu argumen akan didukung
sebagai tambahan kepada warrant. Komponen yang lain adalah rebuttal
atau sanggahan, yaitu suatu argumen perlawanan (counter argument)
terhadap suatu claim, data, dan warrant (Erduran, Simon dan Osborne,
2004: 914).
16
Penelitian terkait mengenai model pembelajaran ADI, beberapa diantaranya
adalah hasil penelitian Demircoglu dan Ucar (2012: 5036) yang berjudul
Efek ADI terhadap keterampilan sikap guru dan kemampuan argumentasi
menunjukkan bahwa pengajaran dengan model ADI lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas argumentasi siswa. Sementara hasil penelitian
Siswanto (2014: 95) menunjukakan bahwa model pembelajaran pembangkit
argumen menggunakan metode saintifik terbukti lebih efektif dalam
meningkatkan kemampuan kognitif siswa serta menunjang siswa untuk
terampil dalam berargumentasi. Penelitian Kadayifcia, Atasoya, dan Akussa
(2012: 803-805) pada kelas kimia di sebuah Universitas di Turki
menunjukkan bahwa ADI mempengaruhi cara siswa berpartisipasi dalam
argumentasi ilmiah sehingga siswa lebih disiplin dan menghasilkan kualitas
argumen yang baik.
Walker (2011: 3) melakukan penelitian dengan menggunakan model ADI
mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang menempuh mata kuliah kimia
umum I pada salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat Tenggara
mengalami peningkatan dalam argumentasi lisan dan tertulisnya. Hal
tersebut didukung oleh temuan dalam penelitian Yusiran (2016: 18) tentang
penggunaan setting argumentasi, dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan kognitif pada mahasiswa yang mengambil mata
kulyah mekanika dengan kriteria peningkatan yang tinggi sebagai manfaat
dari mengimplementasikan metode saintifik menggunakan setting
argumentasi dalam proses pembelajaran.
17
Ada beberapa tahapan dalam Model ADI yaitu: (1) identifikasi tugas, (2)
pengumpulan data, (3) produksi argumen tentatif, (4) sesi interaktif
argumentasi, (5) penyusunan laporan, (6) double blind group peer-review,
(7) revisi laporan, dan (8) diskusi reflektif. Langkah- langkah dalam strategi
ADI dirancang untuk memberikan siswa pengalaman sains yang lebih
menarik, dan menyediakan praktek komunitas yang mirip dengan
masyarakat ilmiah (Sampson dan Gleim, 2009: 466-470). Melalui tahapan
tersebut siswa lebih aktif. Semakin aktif siswa terlibat dalam proses
pembelajaran, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperolehnya.
Hal ini bersesuaian dengan dengan pemikiran konstruktivisme.
Menurut Toharudin, Hendrawati dan Rustaman, (2011: 78) pembelajaran
konstruktivis adalah pembelajaran yang memungkinkan adanya pertukaran
gagasan-gagasan untuk mengembangkan penalaran, memberikan kebebasan
siswa untuk memiliki pendapat sendiri (mengemukakan, mempertahankan,
dan merasa bertanggung jawab atasnya), dan kebebasan berpikir.
Pembelajaran konstruktivis menekankan setiap siswa harus secara individu
dapat menemukan, mengkonstruk, dan mentransfer informasi-informasi
kompleks apabila mereka bermaksud menjadikan informasi tersebut untuk
dimilikinya dan menempatkan siswa sebagai pelajar aktif sehingga
dinamakan pembelajaran yang terpusat pada siswa.
C. Penuntun Praktikum
Praktikum merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang bertujuan
agar siswa mendapat kesempatan untuk mengujji dan melaksanakan di
18
keadaan nyata, apa yang di peroleh dari teori (Suparno, 2007: 77). Menurut
Sagala (2005: 220) metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran
kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sesuatu yang di pelajari. Hal ini didukung pula oleh
Winatapura (1993: 219) yang menyatakan bahwa metode praktikum adalah
suatu cara penyajian yang disusun secara aktif untuk mengalami dan
membuktikan sendiri tentang apa yang di pelajarinya.
Melalui praktikum, siswa dapat memiliki banyak pengalaman, baik berupa
pengamatan langsung atau bahkan melakukan percobaan sendiri dengan
objek tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung,
peserta didik dapat belajar lebih mudah. Hal tersebut sangat sesuai dengan
pendapat Bruner yang menyatakan bahwa anak belajar dengan pola
inactive melalui perbuatan (learning by doing) akan dapat mentransfer ilmu
pengetahuan yang dimilikinya pada berbagai situasi(Sastrawijaya, 1998:
17).
Untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif terhadap belajar dan
berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran yaitu
dengan kegiatan praktikum. Salah satu hal yang perlu dipersiapkan dalam
kegiatan praktikum adalah buku penuntun praktikum. Menurut Kilinc
(2007: 54) buku penuntun praktikum merupakan fasilitas dalam kegiatan
laboratorium yang sudah digunakan sejak lama. Hal ini sejalan dengan
pendapat Guntari (2012: 5) menyatakan bahwa buku penuntun praktikum
digunakan sebagai instruksi atau informasi yang disajikan dalam bentuk
19
tulisan dengan maksud agar peserta didik (praktikan) dapat bekerja mandiri
(individual atau berkelompok) dalam melangsungkan prosedur percobaan
(eksperimen) untuk mencapai tujuan percobaan.
Karakteristik penyusunan bahan ajar atau buku penuntun praktikum terdiri
atas judul utama, nama penulis, ilustrasi gambar, logo institusi, daftar isi,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, menggunakan EYD yang baik dan
benar (Kemenristekdikti, 2017: 15). Buku penuntun praktikum berisi
pedoman pelaksanaan praktikum denan tata cara persiapan, pelaksanaan,
analisis data, dan pelaporan yang disusun dan ditulis oleh pendidik sebagai
staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dengan mengikuti kaidah
penulisan ilmiah (Ni’mah, 2013: 25). Dengan demikian buku penuntun
praktikum merupakan panduan yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar mandiri atau tanpa bantuan guru.
Adanya buku penuntun praktikum dalam pembelajaran IPA akan
menciptakan situasi yang dekat antara guru dan siswa dalam proses yang
terbuka (Mutvela dan Matssonbi, 2014: 192). Penggunaan buku penuntun
praktikum sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran IPA,
sehingga seolah-olah buku ini menjadi 'buku sakti' ketika seorang guru
akan melaksanakan praktikum untuk melatih siswa dalam melaksanakan
suatu kerja ilmiah (Anggraini, 2016: 73). Oleh sebab itu, kedudukan buku
penuntun praktikum sebagai bahan ajar perlu dikembangkan dengan
menekankan konten buku yang berkualitas dan mampu menunjang
pemahaman siswa dengan baik (Nengsi, 2016: 9) sehingga pembelajaran
20
yang dilakukan bermakna dan memberi pengalaman luar biasa bagi siswa.
Menurut Susantini (2012: 108) pengembangan buku penuntun praktikum
dapat melatih kemampuan berfikir kritis siswa. Seperti yang dinyatakan
oleh Liliasari dan Tawil (2013: 7) seseorang yang berfikir kritis akan
mengevaluasi dan kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan fakta
untuk membuat yang keputusan sehingga penggunaan buku penuntun
praktikum berdampak positif untuk siswa.
D. Tinjauan Materi Perubahan Iklim
Setiap negara memiliki musimnya masing masing seperti halnya Indonesia
yang memiliki musim kemarau pada bulan Mei hingga September dan
musim penghujan bulan Oktober hingga April. Namun, beberapa tahun
terakhir ini perubahan musim tidak dapat diprediksi lagi. Ternyata,
peristiwa tersebut berkaitan erat dengan perubahan iklim di dunia.
Perubahan iklim tersebut terjadi karena adanya perubahan lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perubahan lingkungan terjadi sebagai
akibat dari aktivitas manusia (Widodo, Hidayati dan Rachmadiarti, 2016:
68-75). Berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil,
penebangan dan pembakaran hutan untuk pengalihfungsian menjadi lahan
pertanian, pemukiman dan industri akan menyumbangkan CO2 ke atmosfer
dalam jumlah yang banyak. Lebih dari beberapa periode, CO2 di atmosfer
meningkat sekitar 20% (Subarjo, 2006: 33).
Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca yang lama terurai, misalnya
CO2, juga mengubah keadaan suhu bumi. Sebagian besar radiasi matahari
21
yang mencapai planet ini dipantulkan kembali ke antariksa. Walaupun CO2
, uap udara, dan gas-gas rumah kaca yang lain di dalam atmosfer bisa
ditembus oleh cahaya tampak, gas-gas tersebut memotong dan
mengabsorpsi banyak radiasi inframerah yang dipancarkan bumi, beberapa
di antaranya dipantulkan kembali ke bumi. Proses ini mempertahankan
sebagian panas matahari. Jika bukan karena efek rumah kaca (greenhouse
effect), suhu udara rata-rata di permukaan bumi bisa mencapai -180C yang
membekukan dan sebagian besar kehidupan yang kita lihat saat ini tidak
akan bisa bertahan (Campbell, dkk, 2008: 426)
Gambar 1. Efek dari Rumah Kaca (Sumber: https://truthmove.org)
Saat ini terjadi pada polusi udara menyebabkan efek rumah kaca
berubah. Sehingga menimbulkan pemanasan global, istilah Pemanasan
global digunakan untuk menggambarkan peningkatan suhu rata-rata
atmosfer bumi dan lautan secara bertahap, serta sebuah perubahan yang
diyakini secara permanen mengubah iklim bumi. Segala bentuk aktivitas
manusia selalu berdampak bagi lingkungan, baik itu membawa dampak
22
positif ataupun dampak negatif. Begitu pula dengan kondisi atmosfer Bumi
saat ini yang mengalami perubahan akibat aktivitas manusia. Pembakaran
bahan bakar fosil dan penebangan hutan dapat meningkatkan kadar CO2 di
atmosfer. Dikarenakan CO2 adalah salah satu gas rumah kaca, maka
meningkatnya kadar CO2 di atmosfer akan berkontribusi terjadinya
pemanasan global. Oleh karena itu, setiap tahun kadar CO2 di atmosfer terus
menerus meningkat (Widodo, Hidayati dan Rachmadiarti, 2016: 74-75).
Gambar 2. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global(Sumber: https://truthmove.org)
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global di
antaranya, adalah sebagai berikut: (1) Emisi CO2 yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil sebagai pembangkit tenaga listrik, (2) Emisi
CO2 yang berasal dari pembakaran gasoline sebagai bahan bakar alat
transportasi, (3) Emisi metana dari hewan, lahan pertanian, dan dari dasar
laut Arktik, (4) Deforestation (penebangan liar) yang disertai dengan
pembakaran lahan hutan, (5) Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs)
23
dalam refrigator (pendingin), (6) Meningkatnya penggunaan pupuk kimia
dalam pertanian (Lakitan, 1994: 9).
Aktivitas manusia telah mengubah kealamian dari gas rumah kaca di
atmosfer. Konsekuensi dariperubahan gas rumah kaca di atmosfer sulit
diprediksi, tetapi beberapa dampak yang ditimbulkan, yaitu sebagai berikut:
(1) Temperatur Bumi menjadi semakin tinggi, (2) Banyak penguapan dan
curah hujan secara keseluruhan, (3) Kadar air laut meningkat, (4) Hilangnya
terumbu karang, (5) Kepunahan spesies yang semakin meluas, (6)
Kegagalan panen besar-besaran, (7) Penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon
adalah salah satu lapisan atmosfer yang berada di dalam lapisan stratosfer,
yaitu sekitar 17-25 km di atas permukaan Bumi. Lapisan inilah yang
melindungi Bumi dari bahaya radiasi sinar ultra violet (UV). Berdasarkan
pengamatan satelit, diketahui bahwa lapisan ozon secara berangsur-angsur
mengalami penipisan sejak pertengahan tahun 1970 (Widodo, Hidayati dan
Rachmadiarti, 2016: 68-77).
Gambar 3. Melelehnya Es AkibatPemanasan Global(Sumber: http://environment.nationalgeographic.com/)
Gambar 4. Kepunahan Spesies yangSemakin Meluas(Sumber: http://planetsave.com)
24
Usaha-usaha untuk menanggulangi pemanasan global, di antaranya sebagai
berikut: (1) menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan
batu bara, gasoline, kayu, dan bahan bakar organik lainnya, (2)
meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan, (3) mengurangi
deforestation, (4) mengurangi penggunaan produk-produk yang
mengandung chlorofluorocarbons (CFCs) dengan menggunakan produk-
-produk yang ramah lingkungan, (5) mendukung dan turut serta pada
kegiatan penghijauan (Widodo, Hidayati dan Rachmadiarti, 2016: 78).
E. Kerangka pikir
Era globalisasi merupakan era yang menuntut perubahan dari masyarakat
lokal menjadi masyarakat global. Masyarakat pada era ini dihadapkan pada
persaingan dengan negara-negara lain, sehingga untuk mampu menjadi
masyarakat global dan berhasil dalam menghadapi persaingan di era
tersebut. Perlu adanya kesiapan dalam hal pengusaan IPTEK dan
menghadapi era pasar bebas. Untuk menjadi masyarakat global dibutuhkan
adanya sumber daya manusia berkualitas tinggi yang dikembangkan melalui
pendidikan.
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan menerapkan kurikulum 2013
yang menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) yang melatih
siswa melakukan aktivitas ilmiah dalam proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
25
Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dapat
memperbaiki penggunaan pendekatan teacher centered menjadi student
centered dimana guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator sehingga
siswa dapat berperan aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik dapat membimbing siswa memecahkan suatu
permasalahan berdasarkan aktivitas ilmiah yang dilakukan. Penggunaan
model sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
yang sesuai dengan pendekatan saintifik adalah Inquiry Learning.
Pembelajaran sains berbasis inkuiri memiliki tujuan membekali peserta
memecahkan masalah fenomena alam. Salah satu model berbasis inkuiri
ilmiah adalah model ADI. Model ADI dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk belajar mengusulkan dukungan, merevisi ide, meningkatkan
kemampuan siswa berbicara, menulis, berfikir kritis dengan menekankan
peran penting argumentasi dan berpartisipasi dalam konteks sains untuk
menghasilkan tujuan pembelajaran berdasarkan kriteria ilmiah.
Kegiatan penunjang proses belajar dengan menggunakan ADI adalah buku
penuntun praktikum. Buku penuntun praktikum merupakan bahan ajar yang
harus dipersiapkan sebelum melakukan praktikum dan untuk menuntun
siswa dan guru agar dapat bekerja secara kontinu dan terarah. Berdasarkan
karakteristik buku penuntun praktikum yang sebelumnya digunakan oleh
guru dalam pembelajaran masih terdapat beberapa kekurangan. Maka perlu
dilakukan pengembangan buku penuntun praktikum dengan model ADI.
26
Gambar 5. Kerangka Pikir Penelitian
Pendekatan Saintifik
KegiatanPraktikum
Kurikulum 2013
Pengembangan buku penuntun praktikum Perubahan Iklimberbasis model ADI untuk Siswa SMP kelas VII
Model ADI
Persaingan di Era Globalisasi
SDM yang Berkualitas
Mutu Pendidikan
5M (mengamati,menanya, mencoba,mengasosiasi dan
mengkomunikasikan)
Keaktifan siswa(Student Centered)
Model yang sesuaidengan Kurikulum 2013
(Inquiry Learning)
Materi PerubahanIklim
27
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei tahun ajaran 2016/2017. Dalam
penelitian ini dilakukan 2 uji yaitu: 1) uji optimasi penuntun praktikum, dan
2) uji validasi. Uji optimasi dilakukan di Laboratorium pembelajaran Biologi
FKIP Universitas Lampung. Sedangkan uji validasi dilakukan di SMPN 14
Bandar Lampung kepada siswa kelas VII yang sedang mempelajari materi
perubahan iklim.
B. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini ialah buku penuntun praktikum
dengan model ADI. Buku penuntun praktikum berisi pendahuluan, tujuan,
pertanyaan penelitian, langkah kerja, argumen, sesi argumentasi, dan laporan.
Kegiatan-kegiatan praktikum dalam buku penuntun praktikum dengan model
ADI mampu mengarahkan siswa menemukan konsep-konsep penting tentang
materi yang diajarkan.
C. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and
Development (R & D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
28
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015: 297). Melalui beberapa tahapan
menurut Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974: 5) dengan Model 4-D
yaitu: (1) pendefinisian (define), (2) perancangan (design), dan (3)
pengembangan (develop). Ketiga tahapan tersebut untuk mendeskripsikan :
1. Karakteristik penuntun praktikum yang dipakai oleh sebagian besar guru
SMP/MTs di Bandar Lampung. Karakteristik didapatkan dari analisis
kebutuhan pada tahap define menggunakan angket dan wawancara
terhadap guru.
2. Karakteristik buku penuntun praktikum dengan model pembelajaran ADI
memiliki susunan dan desain sebagai berikut:
(a) Tampilan fisik buku penuntun praktikum dengan cover/ sampul buku
yang menarik, tulisan jelas, dan gambar berwarna;
(b) Sampul buku terdiri dari judul buku, nama penyusun, kelas, semester,
tahun terbit, dan ilustrasi yang menggambarkan informasi secara tepat
tentang materi buku penuntun;
(c) Komponen yang terdapat pada buku meliputi cover, kata pengantar,
daftar isi, tata tertib praktikum, tata tertib dalam sesi argumentasi,
panduan argumentasi, lembar review laporan penelitian, LKP 01, LKP
02, LKP 03, daftar pustaka, dan kunci jawaban;
(d) Lembar kerja praktikum meliputi identitas siswa, judul praktikum,
dasar teori, tujuan, pertanyaan, alat, bahan, langkah kerja, argumentasi
pada papan tulis, sesi argumentasi dan laporan;
(e) Format buku menggunakan huruf tahoma, dengan ukuran 12 untuk
judul dan lainnya, menggunakan EYD yang baik dan benar;
29
3. Kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum perubahan iklim
didapatkan pada tahap design menggunakan lembar optimasi penuntun
praktikum menurut (Nengsi, 2016: 27).
4. Penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum didapatkan pada
tahap develope menggunakan instrumen validasi penuntun praktikum.
5. Keterbacaan buku penuntun praktikum oleh siswa didapatkan pada tahap
develope menggunakan angket keterbacaan siswa.
6. Keterlaksanaan buku penuntun praktikum didapatkan pada tahap develope
menggunakan lembar observasi keterlaksanaan praktikum.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan buku penuntun praktikum
Perubahan Iklim melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) pendefinisian
(define), (2) perancangan (design), dan (3) pengembangan (develop).
1. Tahap pendefinisian (define). Tahap ini bertujuan untuk menetapkan
dan mendefinisikan syarat-syarat dalam pembelajaran yang diterapkan.
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan yang bertujuan mengetahui
permasalahan yang terjadi untuk digunakan sebagai acuan penelitian yang
terdiri dari: (1) analisis ujung depan, (2) analisis siswa, (3) analisis
konsep, (4) analisis tugas, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran.
a) Analisis ujung depan, bertujuan mengetahui karakteristik buku
penuntun praktikum perubahan iklim yang dipakai sebagian besar guru
SMP di Bandar Lampung.
30
b) Analisis siswa, bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kemampuan
dan pengalaman siswa, baik secara individu maupun kelompok sebagai
gambaran untuk mendesain dalam pengembangan buku penuntun.
c) Analisis konsep, dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
merinci, dan menyusun secara sistematis materi yang dipelajari dan
dikembangkan sebagai sarana pencapaian KI dan KD.
d) Analisis tugas, untuk mengetahui tugas-tugas yang diberikan oleh guru
dan bagaimana pengaruh tugas tersebut terhadap pemahaman siswa.
e) Perumusan tujuan, bertujuan untuk merangkum hasil dari analisis
konsep dan analisis tugas sebagai penentu objek penelitian. Kumpulan
objek tersebut menjadi dasar dalam pembuatan rancangan awal buku
penuntun praktikum beserta kuncinya.
2. Tahap perancangan (design), tahap ini bertujuan untuk merancang
perangkat pembelajaran, yaitu komponen-komponen buku penuntun
praktikum yang meliputi teks dan gambar terkait kegiatan untuk melatih
kemampuan argumentasi siswa. Termasuk didalamnya pertanyaan-
pertanyaan diskusi yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengarahkan
mereka untuk menemukan konsep penting yang berhubungan dengan
materi ajar. Tujuan tahap ini adalah tersedianya teks dan gambar serta
kunci buku penuntun praktikum yang siap untuk diproses pada tahap
selanjutnya (draft 1). Selain itu untuk mengoptimalkan alat, bahan, dan
prosedur praktikum penuntun praktikum perubahan iklim dengan
menggunakan model pembelajaran ADI.
31
3. Tahap pengembangan (develop), tahap ini untuk menghasilkan buku
penuntun praktikum dan kuncinya yang layak secara teoritis. Tahap
pengembangan ini terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:
a) Telaah dan Validasi, buku penuntun praktikum dan kuncinya (draft 1)
yang pertama kali dibuat kemudian ditelaah oleh 5 penelaah yaitu 2 orang
ahli dosen pendidikan biologi dan teknologi pendidikan kriteria gelar
doktor dan 3 orang praktisi yang merupakan guru Biologi SMPN 14
Bandar Lampung kriteria gelar minimal sarjana jurusan Biologi untuk
mendapatkan masukan atas kesalahan yang terjadi pada draft 1.
Selanjutnya seluruh penelaah tersebut melakukan validasi. Terdapat tiga
bentuk validasi yang dilakukan yaitu: validasi pedagogik, validasi
konten/isi, dan validasi desain.
Validasi pedagogik untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian
format penulisan dalam penuntun praktikum dengan pembelajaran
biologi. Validasi konten/isi digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang kesesuaian materi dalam penuntun praktikum.Validasi desain
digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang keselarasan desain yang
diterapkan dalam penuntun praktikum. Masukan yang diperoleh dari hasil
validasi para ahli tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menyempurnakan draft 1 menjadi draft 2 buku penuntun praktikum
berbasis model pembelajaran ADI yang siap diuji coba pada siswa.
b) Keterbacaan, draft 2 buku penuntun praktikum yang telah ditelaah
dan divalidasi selanjutnya diberikan kepada 31 siswa SMP kelas VII
untuk mengetahui sejauh mana keterbacaan buku penuntun praktikum
32
dapat dipahami sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi tersebut. Data respon siswa terhadap keterbacaan
penuntun praktikum digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menyempurnakan draft 2 menjadi draft 3. Adapun secara skematis tahap
pengembangan dijelaskan pada gambar 6.
Gambar 6. Alur Penelitian
AnalisisKonsep
Analisis Kebutuhan
AnalisisTugas
AnalisisUjung Depan
Rancangan Awal buku penuntun praktikum dengan model ADI
Inventarisasi dan penyusunan isi buku penuntun praktikum yangdikembangkan
DEFINE
Draft I yang siap diproses pada tahap selanjutnya
DESIGN
Telaah penuntun praktikum oleh penelaahahli dan praktisi
Revisi I
Revisi II
Buku Penuntun Praktikum Perubahan Iklim dengan model ADI
Draft II yang siap diuji coba
Uji coba kepada siswa
DEVELOP
AnalisisSiswa
Perumusan TujuanPembelajaran
33
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Instrumen Validasi Penuntun Praktikum
Instrumen validasi penuntun praktikum digunakan untuk mengetahui
kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan dan untuk
mendapatkan masukan. Instrumen validasi ini berupa daftar cek yang
berisikan rangkaian pernyataan mengenai validitas pedagogik, validitas
konten/isi, dan validasi desain. Validator diminta untuk menanggapi
pernyataan dengan memberikan skor penilaian dengan ketentuan: 1 =
tidak baik/tidak sesuai; 2 = kurang baik/kurang sesuai; 3 = baik/sesuai;
4 = sangat baik/sangat sesuai.
Instrumen validasi buku penuntun praktikum diberikan kepada ahli dan
praktisi untuk mendapatkan masukan. Instrumen validasi berupa daftar
cek ini dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi angket oleh
Ni’mah (2013: 152), kemudian divalidasi oleh pembimbing.
2. Angket
Angket adalah instrumen untuk pengumpulan data, di mana partisipan
atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh
peneliti (Sugiyono, 2015: 230). Angket diberikan kepada 31 siswa, dari
angket ini diperoleh respon siswa terhadap keterbacaan penuntun
praktikum. Angket disajikan dalam bentuk pernyataan positif dan siswa
diminta untuk menanggapi pernyataan dengan jawaban Ya atau Tidak.
34
3. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum
Lembar optimasi penuntun praktikum yang digunakan di laboratorium
Biologi Universitas Lampung dikerjakan oleh mahasiswa pendidikan
Biologi Universitas Lampung untuk mengetahui kondisi optimum
alat/bahan dan prosedur praktikum. Sementara lembar optimasi penuntun
praktikum di sekolah dikerjakan oleh siswa SMP Negeri 14 Bandar
Lampung kelas VII-C yang berjumlah 31 dan dibagi menjadi lima
kelompok secara heterogen untuk mencatat argumen yang disusun, terdiri
atas: claim, bukti/data pengamatan, bukti kebenaran (warrant dan
backing). Data yang berasal dari lembar optimasi ini digunakan untuk
penyusunan penuntun praktikum.
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan penuntun
praktikum. Lembar observasi ini diberikan kepada guru observer yang
mengamati kegiatan praktikum setiap kelompok pada saat praktikum
perubahan iklim dengan model ADI. Lembar observasi ini berupa daftar
cek yang dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi lembar
observasi oleh Hasnunidah (2016: 97), kemudian divalidasi oleh
pembimbing. Lembar observasi keterlaksanaan praktikum diisi dengan
cara memberi tanda checklist pada salah satu kolom penilaian yang telah
ditentukan peneliti. Kolom penilaian terdiri atas kriteria: terlaksana,
kurang terlaksana, dan tidak terlaksana. Lembar observasi ini
menggunakan nilai sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan praktikum
35
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Instrumen Validasi Penuntun Praktikum
Instrumen validasi penuntun praktikum digunakan untuk mengetahui
kualitas penuntun praktikum yang dikembangkan dan mendapatkan
masukan. Instrumen validasi ini berupa daftar yang berisikan
rangkaian pernyataan mengenai validitas pedagogik, validitas konten
/isi, dan validasi desain. Hasil validasi diolah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban tidak baik/tidak sesuai, kurang
baik/kurang sesuai; baik/sesuai; sangat baik/sangat sesuai. Setiap
indikator pada jawaban tidak baik/tidak sesuai diberikan skor 1,
kurang baik/kurang sesuai diberikan skor 2; baik/sesuai diberikan
skor 3; dan sangat baik/sangat sesuai diberikan skor 4.
b. Menghitung persentase skor setiap aspek dengan rumus berikut:
% Skor Keidealan = Skor Rata − rata Setiap AspekSkor Tertinggi Ideal Setiap Aspek x 100%c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada tabel 1.
2. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respons siswa
dan guru terhadap buku penuntun praktikum yang dikembangkan.
Hasil observasi diolah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban Ya dan Tidak. Setiap indikator pada
jawaban Ya diberikan skor 1 dan Tidak diberikan skor 0.
36
b. Menghitung persentase skor dengan rumus berikut:
Persentase Skor (%) = Jumlah skor yang diperolehSkor tertinggi × Jumlah responden x 100%c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Rentang Skor
Persentase Skor KategoriKurang dari 21 Kurang
21 – 40 Cukup41 – 70 Baik71 – 100 Baik sekali
3. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum
Berdasarkan lembar optimasi yang digunakan di laboratorium Biologi
Universitas Lampung, diambil kondisi optimum alat/bahan dan
prosedur praktikum Tabel 3 menurut (Nengsi, 2016: 27).
Tabel 3. Uji Optimasi Penuntun Praktikum
No Materi PercobaanHasil
Optimasi Perbaikan123
Lembar optimasi penuntun praktikum disekolah, diambil berdasarkan
hasil optimasi yang optimum. Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan penyusunan argumen sesuai model Toulmin
berdasarkan Kerangka Kerja Inch, Warnick, dan Endres (2006: 41),
ditunjukkan pada Tabel 4.
37
Tabel 3. Penilaian Argumen menurut Model ToulminBerdasarkan Kerangka Kerja Inch (2006)
Skor Model Kriteria
1 K [klaim] Hanya terdiri dari klaim2 DK [data, klaim] Terdiri dari data dan klaim3 DKP [data, klaim
penjamin]Terdiri dari data, klaim,penjamin (warrant).
4 DKPP [data, klaimpenjamin,pendukung]
Terdiri dari data, klaim,penjamin, pendukung
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Lembar observasi pada penelitian ini untuk mengamati keterlaksanaan
penuntun praktikum. Hasil observasi diolah sebagai berikut:
a. Setiap indikator yang terlaksana diberikan skor 2, kurang
terlaksana diberikan skor 1, dan tidak terlaksana diberikan skor 0.
b. Menghitung persentase menggunakan rumus berikut:Keterlaksanaan penuntun praktikum (%)= Skor Rata − rata kegiatan terlaksanaSkor Tertinggi Ideal Setiap Aspek X 100%
c. Mengkonsultasikan hasil perhitungan ke dalam kategori
keterlaksanaan penuntun praktikum dengan kriteria menurut
Hasnunidah (2016: 98) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Keterlaksanaan Penuntun Praktikum
PKP (%) Kriteria
PKP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < PKP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ PKP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksanaPKP = 50 Setengah kegiatan terlaksana50 < PKP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana75 ≤ PKP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksanaPKP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
PKP = Persentase Keterlaksanaan Penuntun
38
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 4 macam data, yaitu (1) data hasil validasi
buku praktikum, (2) hasil angket keterbacaan oleh siswa, (3) hasil
optimasi, (4) hasil observasi keterlaksanaan penuntun praktikum. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Teknik analisis ini
digunakan untuk menunjukkan deskripsi atau profil kualitas buku
penuntun praktikum. Nilai deskriptif yang digunakan meliputi: rata-rata,
rerata tertinggi, rerata terendah, dan persentase. Statistik deskriptif
digunakan untuk mengolah data yang dihimpun dari pendapat, komentar,
dan saran validator dan siswa. Statistik deskriptif juga digunakan untuk
menunjukkan deskripsi hasil optimasi penuntun praktikum dan hasil
observasi keterlaksanaan prosedur praktikum. Data kualitas produk
pengembangan buku penuntun praktikum perubahan iklim berbasis model
ADI ditentukan dari data hasil validasi dan angket keterbacaan siswa
menunjukkan kriteria minimal baik, sementara dari optimasi minimal skor
3, dan dari hasil keterlaksanaan prosedur praktikum minimal 75%.
86
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik penuntun praktikum yang digunakan oleh guru di kota Bandar
Lampung selama ini tidak memfasilitasi kegiatan mengkomunikasikan
sebagai ciri pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013, sehingga tidak
membelajarkan kemampuan argumentasi siswa. Sedangkan, karakteristik
buku penuntun perubahan iklim yang berbasis model ADI adalah penuntun
praktikum yang pada lembar kerja praktikumnya terdapat skema argumentasi
sehingga lebih menekankan kegiatan mengkomunikasikan.
2. Optimasi buku penuntun praktikum perubahan iklim dengan Model
Pembelajaran ADI memperoleh kondisi optimum alat/bahan dan prosedur
kerja dan hasil penyusunan argumen siswa memperoleh skor 3 dan 4 yang
berarti argumen yang disusun terdiri dari Claim, Data, Warrant. Sedangkan
skor 4 berarti argumen tersusun dari Claim, Data, Warrant, dan Backing.
Dapat dikatakan bahwa argumen yang tersusun terkait materi perubahan iklim
dinyatakan optimal.
87
3. Penilaian pendidik terhadap penuntun praktikum perubahan iklim dengan
model ADI yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan 8 aspek
penilaian dengan persentase rata-rata, yaitu: kelengkapan 100%, kejelasan
tujuan praktikum 81%, penyajian materi 98%, penggunaan bahasa 100%,
tingkatan keterbacaan 100%, tampilan fisik 92%, tingkat keterlaksanaan
kegiatan praktikum 100%, dan pengembangan diri siswa sesuai model ADI
99%. Secara keseluruhan memiliki presentase rata-rata 97% dengan kategori
“baik sekali”.
4. Keterbacaan siswa terhadap buku penuntun praktikum perubahan iklim
berbasis model ADI yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan 5
aspek penilaian dengan persentase rata-rata, yaitu: tampilan fisik buku
penuntun praktikum 99%, isi buku penuntun praktikum 100%, tingkat
keterlaksanaan kegiatan praktikum 99%, penggunaan bahasa 100%, dan
pengembangan diri siswa sesuai dengan model ADI 100%. Secara
keseluruhan memiliki presentase rata-rata 96% dengan memperoleh kategori
“baik sekali”.
5. Keterlaksanaan penuntun praktikum perubahan iklim dengan model ADI yang
dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan 5 aspek penilaian dengan
presentase rata-rata, yaitu: identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi
argumen tentatif, sesi interaktif argumen, dan penyusunan laporan
penyelidikan tertulis. Secara keseluruhan memiliki kategori “hampir seluruh
kegiatan terlaksana” dengan persentase rata-rata 95% untuk praktikum tentang
Pengaruh Gas Rumah Kaca Terhadap Suhu Bumi dan Pengaruh Luas Lapisan
88
Es Di Kutub Terhadap Populasi Beruang Kutub, sedangkan praktikum tentang
Menanam Pohon memiliki kategori ”hampir seluruh kegiatan terlaksana”
dengan persentase rata-rata 97%.
89
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan pengembangan buku petunjuk
praktikum antara lain:
1. Materi dalam buku petunjuk praktikum ini disajikan dengan pendekatan
saintifik, dan model ADI, sehingga jika diterapkan dalam pembelajaran maka
harus menggunakan model ADI, dan guru hendaknya benar-benar memahami
model pembelajaran ADI.
2. Guru perlu menerapkan pembiasaan berargumen dalam pembelajaran dengan
model apapun.
3. Kepala Sekolah SMP di Bandar Lampung harus meningkatkan sarana
laboratorium kegiatan praktikum dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Pada saat praktikum hendaknya guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk aktif belajar mandiri dan memberdayakan argumen siswa. Peran guru
mengarahkan kegiatan praktikum serta sebagai fasilitator yang membantu
siswa saat mengalami kesulitan.
90
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. C. 2007. Pokoknya Menulis Cara Baru Menulis Dengan MetodeKolaborasi. Kiblat. Bandung. 216 hlm.
Anggraini, A. 2016. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Pada Materi JamurDengan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan. Bioedukasi.Metro. 7(1). 73-80.
Arifin, M. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. UM Press. Malang. 208 hlm.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bumi Aksara.Jakarta. 221 hlm.
Arista, S. 2014. Hambatan Guru Biologi Pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMKNegeri 5. Skripsi.UMJ. Jember. 18 hlm.
BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BadanStandar Nasional Pendidikan. Jakarta. 221 hlm.
Buhungo, R. A. 2015. Implementasi dan Pengembangan Kurikulum 2013 PadaMadrasah Aliyah. Jurnal manajemen pendidikan islam. Gorontalo.3(1). 105-113.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Minorsky, P.V., Wasserman,S. A., dan Jackson, R. B. 2008. Biologi Jilid 3 Edisi Kedelapan. Erlangga.Jakarta. 456 hlm.
Degeng, N. S. 2013. Ilmu Pembelajaran Klasifikasi Variabel Untuk PengembanganTeori Dan Penelitian. Kalam Hidup. Bandung. 235 hlm
Demircoglu, T., dan Ucar, S. 2012. The Effect of Argument-Driven Inquiry on Pre-Service Science Teachers Attitude and Argumentation Skill. Procedia-Socialand Behavioral Science. 46. 5035-5039.
Dewi, S., S. Sunariyati., dan L. Neneng. 2014. Analisis Kendala PelaksanaanPraktikum Biologi di Sma Negeri. Jurnal EduSains. Palangkaraya 2(1). 13-26.
91
Driver, R., Newton, P., dan Osborne, J. 2000. Establishing The Norms of ScientificArgumentation in Classrooms. Science Education. 84(3). 287-312.
Erduran, S., Simon., dan Osborne, J. 2004. TAPing Into Argumentation:Developments In The Application of Toulmin's Argument Pattern ForStudying Science Discourse. Science Education. 88(1). 913-933.
Guntari. 2012. Penerapan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Dalam RanahPsikomotor Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami. Skripsi.UPI. Bandung. 121 hlm.
Handayani, L. 2012. Pengembangan Buku Penuntun Praktikum IPA Berbasis InkuiriTerbimbing Untuk SMP Kelas VII Semester II. Skripsi. (Online),(http://eJournal.unp.ac.id/index.php/kolnoratif/ article/viewFile/4939/3892),diakses 3 Desember 2016. 76 hlm.
Hasbullah, M. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Grafindo Persada. Jakarta.132 hlm.
Hasnunidah, N. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry dengan ScaffoldingTerhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berfikir Kritis, danPemahaman Konsep Biologi Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPAUniversitas Lampung. Disertasi Tidak diterbitkan. Malang. UniversitasNegeri Malang. 129 hlm.
Hendratmoko, A. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika DenganMenggunakan Model Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Laboratorium VirtualUntuk Melatih Kemampuan Argmentasi Ilmiah Siswa. Jurnal ilmiahpendidikan fisika “lensa”. Malang. 4(1). 2338-4417.
IEA. 2016. TIMSS 2015 Result: International Science Achievement. (Online),(http://timss2015.org/download-center/) diakses 18 maret 2017. 2 hlm.
Inch. E. S., Warnick, B., dan Endres, D. 2006. Critical Thinking and Communication:The Use of Reason in Argument. Pearson Education Inc. Boston. 390 hlm.
Indrawan dan Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, danCampuran untuk manajemen, pembangunan, dan pendidikan. PT RefikaAditama. Bandung. 330 hlm.
Kadayifcia, H., Atasoya, B., dan Akussa, H. 2012. The Correlation Between TheFlaws Students Define in Argument and Their Ceative and Critical ThinkingAbilities. Procedia-Social and Behavioral Science. 47. 802-806.
92
Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia Nomor 103 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar danPendidikan Menengah. Kemendikbud. Jakarta. 11 hlm.
Kilinc, A. 2007. The Opinions of Turkish Highschool Pupils on Inquiry BasedLaboratory Activities. Gazi University gazi Education Faculty Departmentof Biology Education. USA. 6(4). 46-62.
Kurinasih, dan Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 MemahamiBerbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Kata Pena. Bandung. 126 hlm.
Lakitan, B. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 174hlm.
Munandar, K. 2015. Pengenalan Laboratorium. Refika Aditama. Bandung. 167 hlm.
Mutvela, A dan Mattssonb. 2014. Big Ideas in Science Education in teacher trainingprogram. Ioste borneo 2014. Procedia- social and behavioral science.167(1). 190-197.
Nengsi, S. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Umum Berbasis InkuiriTerbimbing Mahasiswa Biologi STKIP Payakumbuh. Skripsi. STKIP AbdiPendidikan Payakumbuh. Sumatera Barat. 29 hlm.
Ni’mah, H. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia BerbasisPendekatan SETS untuk peserta Didik SMA/MA Kelas X. Skripsi.Universitas islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 158 hlm.
Nurmala. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Soeratic Circles Disertai MediaGambar Terhadap Aktivitas Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa PadaMateri Pokok Pencemaran Lingkungan. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung. 57 hlm.
Nursisto. 1999. Kiat Menggali Kreativitas. Mitragama Media. Yogyakarta. 119 hlm.
OECD. 2016. PISA 2015 Result: Student Performance in Reading, Mathematics andScience, (Online), (https://www.bps.go.id/linktabledinamis/view/id/1054)diakses 18 maret 2017. 15 hlm.
Pramita, D., dan Diana, R. 2016. Kemampuan Proses Sains Siswa MelaluiPendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Ipa Terpadu Pada Tema GlobalWarming. Edusains. 8(1). 18-26.
Rahayuningsih, E dan Dwiyanto, D. 2005. Pembelajaran di Laboratorium. PusatPengembangan Pendidikan UGM. Yogyakarta. 246 hlm.
93
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Prenada. Jakarta. 360 hlm.
Sampson, V dan Gleim, L. 2009. Argument-Driven Inquiry to Promote theUnderstanding of Important Concepts & Practices in Biology. TheAmerican Biology Teacher. 71 (8). 462-472.
Siswanto. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Pembangkit ArgumenMenggunakan Metode Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitifdan Keterampilan Berargumentasi Siswa SMA. Skripsi. UPI. Bandung.106 hlm.
Subarjo, M. 2006. Meteorologi dan Klimatologi. Universitas Lampung. BandarLampung. 119 hlm.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta. Bandung. 334 hlm.
Sumaji, S dan Mangun, W. 1998. Pendidikan Sains yang Humanitis. Kanisus.Yogyakarta. 356 hlm.
Thiagarajan, S., Semmel, D.S., dan Semmel, M.I. 1974. Instructional Developmentfor Training Teachers of Exceptional Children. Source Book. Bloomington:Center for Innovtion on Teaching the Handicapped. 196 hlm.
Toharudin, U., Hendrawati., dan Rustaman. 2011. Membangun Literasi Sains PesertaDidik. Humaniora. Bandung. 291 hlm.
Toulmin, S.E. 2003. The Uses of Argument. Cambridge University Press. UnitedKingdom. Pp. 89-95, 93-118.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. 290 hlm.
Walker, P. J. 2011. Argumentation in Undergraduate Chemistry Laboratories.Disertation. USA College of Education. The Florida State University. 107hlm.
Widodo, W., Hidayati. dan Rachmadiarti., 2016. Ilmu Pengetahuan Alam EdisiRevisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Online),(http://bse.kemdikbud.go.id) diakses 2 Desember 2016. 234 hlm.
Widodo. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. EMK Jakarta.365 hlm.
Wisudawati, A. W., dan Sulistyowati, E. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. BumiAksara. Jakarta. 280 hlm.
94
Yusiran. 2016. Implementasi Metode Saintifik Menggunakan Setting ArgumentasiPada Mata Kulyah Mekanika Untuk Meningkatkan Kemampuan KognitifMahasiswa. Jurnal penelitian dan pengembangan pendidikan fisika.Surabaya. 2(1). 15-22.
.