pengembangan alat peraga intermittent wiper …lib.unnes.ac.id/30941/1/5202412026.pdf · pengukuran...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SISTEM INTERMITTENT WIPER BERBASIS PENGUKURAN
PADA MATA KULIAH PRAKTIK KELISTRIKAN BODI
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
oleh Abidin
5202412026
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
i
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SISTEM INTERMITTENT WIPER BERBASIS PENGUKURAN
PADA MATA KULIAH PRAKTIK KELISTRIKAN BODI
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
oleh Abidin
5202412026
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Mahasiswa : Abidin
NIM : 5202412026
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1
Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Alat Peraga Sistem Intermittent Wiper Berbasis Pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi” ini merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan
sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 7 September 2017
Yang membuat pernyataan
Abidin
NIM. 5202412026
v
ABSTRAK
Abidin. 2017. Pengembangan Alat Peraga Sistem Intermittent Wiper Berbasis
Pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi. Skripsi. Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Drs. Winarno Dwi Rahardjo,
M.Pd. Wahyudi, S.Pd, M.Eng.
Kata kunci: alat peraga, sistem wiper, pengukuran, kelayakan, keefektifan
Tujuan penelitian adalah untuk menguji kelayakan alat peraga pada ahli
materi dan ahli media, menguji respon mahasiswa terhadap alat peraga dan menguji
keefektifan penerapan produk alat peraga. Penelitian ini menggunakan metode
Research and Development dengan model pengembangan ADDIE. Uji keefektifan
produk alat peraga menggunakan metode uji One Group Pretest-Posttest yaitu
membandingkan hasil belajar antara sebelum dengan setelah perlakuan.
Tingkat kelayakan alat peraga oleh ahli media memperoleh rata-rata 86,05%
dan buku panduan (buku manual dan buku kerja mahasiswa) sebesar 85,83%
dengan kategori sangat layak digunakan pada aspek media. Penilaian alat peraga
oleh ahli materi memperoleh nilai rata-rata 89,77% dan buku panduan memperoleh
rata-rata 85% dengan kategori sangat layak digunakan pada aspek materi. Alat
peraga memperoleh respon positif dengan rata-rata penilaian sebesar 86,37%
dengan kategori sangat baik. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
dengan perolehan nilai rata-rata posttest 74,22 lebih baik dari nilai rata-rata pretest 48,67, rata-rata perolehan skor gain sebesar 0,49 dimana hasil belajar mahasiswa
mengalami peningkatan pada kategori sedang sehingga produk alat peraga efektif
digunakan sebagai media pembelajaran sistem wiper.
Buku panduan digunakan sebagai acuan dalam menggunakan alat peraga
karena segala aspek alat peraga terdapat pada buku panduan. Kegiatan praktikum
sebaiknya setiap kelompok terdiri dari 6 orang, supaya setiap mahasiswa dapat
melaksanakan pembelajaran praktik sistem wiper secara mandiri. Supaya alat
peraga efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran, maka mahasiswa harus
melaksanakan kegiatan pada buku panduan.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-NYA yang telah
memberikan nikmat iman, kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Alat Peraga Sistem
Intermittent Wiper Berbasis Pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi
dapat selesai dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di
Yaumul akhir nanti.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Nur Qudus, MT., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
3. Rusiyanto, S.Pd., MT., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., ST., MT., Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif S1 Universitas Negeri Semarang sekaligus sebagai Dosen Penguji
Skripsi.
5. Drs. Winarno Dwi Rahardjo, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Wahyudi, S.Pd, M.Eng., dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
vii
7. Staff Fakultas Teknik, yang telah membantu administrasi skripsi
8. Staff Jurusan Teknik Mesin, yang telah membantu administrasi skripsi
9. Kedua orangtua penulis yang senantiasa selalu mendukung secara moril dan
materi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan–rekan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif S1 yang telah
memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memerlukan kritik dan saran yang
membangun supaya menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini berguna bagi penulis
dan para pembaca.
Semarang, 7 September 2017
Penulis
Abidin
NIM. 5202412026
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................v
PRAKATA ..........................................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................6
D. Rumusan Masalah .....................................................................................7
E. Tujuan Pengembangan ...............................................................................7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...................................................8
G. Manfaat Pengembangan ............................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................10
A. Kajian Teori ...............................................................................................10
1. Media Pembelajaran ..............................................................................10
2. Sistem Wiper ..........................................................................................14
3. Pengukuran dan Pengujian Sistem Wiper ..............................................23
B. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................................27
C. Kerangka Pikir Penelitian ..........................................................................28
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................30
A. Model Pengembangan ...............................................................................30
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................31
1. Analisis ..................................................................................................31
2. Perancangan ...........................................................................................31
3. Pengembangan .......................................................................................31
4. Penerapan ...............................................................................................32
5. Evaluasi..................................................................................................32
C. Uji Coba Produk ........................................................................................34
1. Desain Uji Coba .....................................................................................34
2. Subjek Coba ...........................................................................................34
3. Jenis Data ...............................................................................................36
4. Instrumen Pengumpul Data ...................................................................36
5. Teknik Analisis Data .............................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................................48
A. Data Uji Coba ............................................................................................48
1. Analisis ..................................................................................................48
2. Rancangan..............................................................................................49
ix
3. Pengembangan .......................................................................................50
4. Penerapan ...............................................................................................58
B. Analisis Data ..............................................................................................59
1. Analisis Data Uji Kelayakan Alat Peraga ..............................................59
2. Analisis Uji Respon Mahasiswa ............................................................61
3. Analisis Uji Keefektifan Alat Peraga ....................................................62
C. Revisi Produk .............................................................................................63
D. Kajian Produk Akhir ..................................................................................64
BAB V PENUTUP ..............................................................................................68
A. Simpulan ....................................................................................................68
B. Saran ..........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................70
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1 Arus dan Satuannya 15
Tabel 2. 2 Tegangan dan Satuannya 16
Tabel 2. 3 Resistansi dan Satuannya 16
Tabel 2. 4 Alat Ukur dan Komponen Sistem Intermittent Wiper 17
Tabel 3. 1 Validator Ahli Media 34
Tabel 3. 2 Validator Ahli Materi 34
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Alat Peraga Ahli Media 37
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Angket Buku Manual dan Buku Kerja Mahasiswa 37
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Instrumen Angket Alat Peraga Ahli Materi 38
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Instrumen Angket Buku Manual dan Buku Kerja Mahasiswa 38
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Instrumen Respon Mahasiswa 39
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda 40
Tabel 3. 9 Kriteria Penilaian dan Bobot Nilai Validasi 41
Tabel 3. 10 Kriteria Penetuan Hasil Penilaian Validasi 41
Tabel 3. 11 Kriteria Ukuran Penilaian dan Bobot Nilai Respon Mahasiswa 42
Tabel 3. 12 Kriteria Penentuan Ukuran Hasil Penilaian Validasi 42
Tabel 3. 13 Interpretasi Reliabilitas 43
Tabel 3. 14 Kriteria Validitas 44
Tabel 3. 15 Interpretasi Gain Ternomalisasi 47
Tabel 4. 1 Spesifikasi Alat Peraga Yang Dihasilkan 50
Tabel 4. 2 Validasi Alat Peraga 52
Tabel 4. 3 Validasi Buku Manual dan Buku Kerja Mahasiswa 53
Tabel 4. 4 Saran Ahli Media 54
Tabel 4. 5 Data Penilaian Alat Peraga 54
Tabel 4. 6 Data Penilaian Buku Manual dan Buku Kerja Mahasiswa 55
Tabel 4. 7 Saran Ahli Materi 56
Tabel 4. 8 Hasil Penilaian Respon Mahasiswa 56
Tabel 4. 9 Hasil Uji Lapangan 58
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Konstruksi Komponen Utama Sistem Wiper 14
Gambar 2. 2 Cara Kerja Saat Kondisi Saklar di INT 19
Gambar 2. 3 Motor Wiper Mencapai Satu Putaran 20
Gambar 2. 4 Saat Pembuangan Muatan Kapasitor 21
Gambar 2. 5 Saat Pengisian Muatan Kapasitor 22
Gambar 2. 6 Saat Tegangan Kapasitor Mencapai Tegangan Sumber Baterai 23
Gambar 2. 7 Konsep Pengukuran Sistem Wiper 24
Gambar 2. 8 Pengukuran Resistor 25
Gambar 2. 9 Pengukuran Dioda 25
Gambar 2. 10 Pengukuran Kapasitor 26
Gambar 2. 11 Pengukuran Transistor NPN 27
Gambar 3. 1 Konsep Model Penelitian ADDIE 30
Gambar 3. 2 Flow Chart Prosedur Penelitian dan Pengembangan 33
Gambar 4. 1 Alat peraga Sistem Intermittent Wiper Berbasis Pengukuran 50
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Tugas Bimbingan 74
Lampiran 2. Surat Tugas Dosen Penguji 75
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian 76
Lampiran 4. Sampel Uji Respon Mahasiswa 77
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Validasi Ahli Media (Validator 1) 79
Lampiran 6. Instrumen Penilaian Validasi Ahli Media (Validator 2) 83
Lampiran 7. Instrumen Penilaian Validasi Ahli Materi (Validator 1) 87
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Validasi Ahli Materi (Validator 2) 91
Lampiran 9. Rencana Pembelajaran Semester Praktik Kelistrikan Bodi 95
Lampiran 10. Soal Uji Coba 98
Lampiran 11. Soal Uji Coba Revisi Soal 112
Lampiran 12. Soal Pretest 116
Lampiran 13. Soal Posttest 127
Lampiran 14. Perhitungan Uji Respon Mahasiswa 138
Lampiran 15. Perhitungan Uji Validasi Ahli Media 139
Lampiran 16. Perhitungan Uji Validasi Ahl Materi 140
Lampiran 17. Perhitungan Validitas Soal 141
Lampiran 18. Perhitungan Reliabilitas Soal 143
Lampiran 19. Perhitungan Revisi Uji Validitas Soal 144
Lampiran 20. Data Pretest-Posttest dan Hasil Uji Gain 145
Lampiran 21. Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest 146
Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas Data Posttest 147
Lampiran 23. Perhitungan Uji t Berpasangan 148
Lampiran 24. Perhitungan Mencari Korelasi (r) 149
Lampiran 25. Hasil Uji t 150
Lampiran 26. Alat Peraga Sistem Intermittent Wiper berbasis Pengukuran 151
Lampiran 27. Buku Panduan 152
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 190
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem kelistrikan bodi adalah instalasi dari berbagai rangkaian kelistrikan
yang dipasang pada bodi kendaraan dengan tujuan menjamin keamanan dan
kenyamanan serta kenikmatan saat berkendara. Sistem kelistrikan merupakan salah
satu materi yang menyulitkan mahasiswa dibandingkan materi sistem chasis, sistem
engine, maupun pemindah daya yang sistem kerjanya dapat dilihat secara langsung.
Salah satu materi kelistrikan pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi adalah
sistem wiper.
Sistem wiper merupakan salah satu sistem keselamatan pada mobil, secara
umum berfungsi untuk menyisihkan (menghapus) air maupun kotoran yang
menempel pada kaca depan maupun belakang supaya menjamin pandangan
pengendara agar tidak terhalang. Widjanarko, dkk (2014: 20-21) menyatakan
bahwa kelistrikan sistem wiper merupakan materi yang sulit dipelajari dengan hasil
persentase sebesar 5,53%, serta referensi kelistrikan yang sulit didapat dengan
persentase 8,09% dan media kelistrikan otomotif yang belum dapat membantu
dengan besar persentase 6,26% dari 14 materi kelistrikan otomotif yang dipelajari
pada Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif.
Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif merupakan salah satu program
studi di UNNES bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa supaya dapat menguasai
kompetensi bidang keahlian teknik otomotif. Kompetensi tersebut meliputi aspek
kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) yang harus
2
dipenuhi sehingga dengan kompetensi tersebut diharapkan mahasiswa dapat lebih
mengembangkan keahliannya untuk menjadi tenaga pendidik maupun bekerja di
dunia industri secara profesional.
Berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Praktik Kelistrikan
Bodi, capaian pembelajaran lulusan sistem kelistrikan otomotif adalah mahasiswa
mampu menjelaskan dan menganalisis sistem wiper. Indikator pencapaian
mahasiswa praktikum dapat mengetahui konstruksi dan prinsip kerja wiper,
menganalisis kerusakan sistem wiper, prosedur perbaikan sistem wiper, dan
memahami standar prosedur keselamatan kerja. Widjanarko (2013) bahwa kegiatan
pembelajaran sistem wiper pada Buku Kerja Mahasiswa Praktik Kelistrikan Bodi,
meliputi: 1) mengidentifikasi komponen sistem wiper, 2) melepas komponen-
komponen, 3) mengukur/mengetes kondisi komponen, 4) memahami fungsi dan
menganalisis kerja komponen, 5) merangkai komponen menjadi rangkaian utuh, 6)
menganalisis kerja rangkaian, 7) mengukur besaran listrik (tegangan, arus, dan
daya) ke tiap komponen, 8) mengukur tegangan, arus, dan daya yang masuk ke
rangkaian secara keseluruhan, 9) menentukan kerja listrik yang diperlukan selama
satu jam, dan 10) menentukan ketahanan baterai jika rangkaian dinyalakan.
Perkembangan teknologi otomotif harus dapat diperkenalkan pada
mahasiswa, dengan tujuan agar mahasiswa termotivasi untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran serta dapat meningkatkan daya kreatif dan inovatif
mengembangkan sistem-sistem terbaru pada kendaraan. Salah satunya adalah
pengembangan teknologi sistem intermittent wiper yang dapat bekerja dengan
kecepatan gerak intermittent yang bervariasi, sesuai dengan kendali user.
3
Penggunaan alat peraga ini sekaligus sebagai media untuk membantu meningkatkan
pemahaman sistem wiper.
Alat peraga sistem intermittent wiper yang terdapat di lab otomotif,
berdasarkan Manual Book Peraga Sistem Intermittent Wiper, dikembangkan hanya
untuk mencapai kompetensi 1) mengidentifikasi komponen, 2) mengidentifikasi
rangkaian, dan 3) mengidentifikasi cara kerja rangkaian. Widjanarko, dkk (2010:
9) menjelaskan bahwa alat peraga yang efektif untuk digunakan pada proses
pembelajaran Praktik Kelistrikan Bodi, terdiri dari tiga bagian utama, meliputi:
rangkaian sistem, komponen untuk pengukuran, dan komponen untuk merangkai
sistem. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga sistem
intermittent wiper yang terdapat di lapangan masih memiliki beberapa kekurangan
atau kelemahan untuk mencapai kompetensi Praktik Kelistrikan Bodi.
Alat peraga yang terdapat di lapangan didesain sudah dapat dilakukan untuk
kegiatan praktik merangkai sistem kerja wiper, namun prosedur perangkaian
dengan cara memasang dan melepas kabel memiliki beberapa kelemahan
diantaranya sulit dalam menganalisis sistem kerja wiper dan kabel untuk kegiatan
perangkaian beresiko hilang sehingga alat peraga tidak dapat bertahan lama. Proses
identifikasi terminal-terminal komponen sistem wiper kurang efektif untuk
kegiatan praktik sebab nama terminal-terminal sudah disediakan dan selalu stand
by pada posisinya. Hal ini memungkinkan mahasiswa dalam kegiatan praktik
perangkaian sistem wiper tanpa perlu memahami wiring kerja setiap komponen.
Mahasiswa cukup menghafal posisi terminal-terminal untuk kegiatan perangkaian
tanpa perlu melakukan proses mengidentifikasi terminal secara mandiri.
4
Konstruksi bagian-bagian unit komponen yang dibuat menyatu dengan
stand dan tertutup pada bagian mekanisme wiper, menjadikan sulitnya
mengidentifikasi komponen-komponen sistem intermittent wiper. Hal ini akan
mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam memahami fungsi dan kerja
komponen sistem wiper, sehingga kurang efektif dalam menganalisis sistem kerja
wiper . Selain itu, kondisi kerja alat peraga sistem wiper sering macet karena bidang
permukaan dudukan wiper blade terbuat dari triplek kayu.
Wiring diagram alat peraga sistem intermittent wiper belum secara lengkap
untuk menjelaskan keseluruhan rangkaian. Diantaranya adalah wiring kerja ketika
kondisi variasi kerja sistem intermittent wiper. Alur kerja sistem rumit karena
warna dan arah arus belum ditampilkan dengan baik (tidak runtut). Pada alat peraga
tersebut terdapat beberapa kesalahan sistem kerja, seperti halnya ketika kondisi
saklar wiper off dengan posisi saklar intermittent, wiper blade tidak kembali ke
posisi bawah/awal.
Alat peraga sistem intermittent wiper belum difasilitasi untuk kegiatan
pengukuran atau pengetesan supaya memenuhi kompetensi praktik mengukur atau
mengetes komponen. Salah satunya adalah untuk melakukan pengukuran
komponen elektronika sistem pengontrol intermittent dengan jarak komponen yang
rapat dan ukuran komponen yang kecil-kecil dapat beresiko kerusakan pada alat
peraga sekaligus menyulitkan mahasiswa untuk melakukan pengukuran atau
pengetesan komponen.
Konstruksi komponen unit motor wiper dan saklar wiper belum efektif
untuk dilakukan pengukuran/pengetesan karena komponen yang terpasang
langsung pada stand dan tidak bisa dilepas sehingga dapat menyulitkan mahasiswa.
5
Apabila pengukuran dilakukan dengan cara bongkar-pasang unit motor wiper
maupun saklar kombinasi dapat beresiko kerusakan pada komponen. Rusaknya alat
peraga Sistem Wiper Nissan di lab otomotif, akibat kegiatan mengukur dan menguji
komponen dengan cara bongkar-pasang pada unit motor wiper dan saklar wiper.
Konstruksi dari alat peraga yang belum terdapat wiring kerja secara
keseluruhan serta belum efektif untuk kegiatan mengukur secara mudah dan aman,
menjadikan sulitnya untuk mengukur besaran listrik (arus, tegangan dan daya) pada
setiap rangkaian kerja intermittent wiper sesuai dengan teori. Kegiatan tersebut
terdapat pada Buku Kerja Mahasiswa Praktik Kelistrikan Bodi sehingga setiap
mahasiswa praktikum harus secara mandiri dapat menguasai prosedur pengukuran,
penggunaan alat ukur listrik dan memahami sistem wiper yang diukur. Kegiatan
pengukuran pada sistem wiper dapat meningkatkan kemampuan menganalisis
sistem wiper sehingga apabila terdapat kerusakan, mahasiswa dapat memperbaiki
sistem wiper secara mandiri.
Belum dapat diperbaikinya Sistem Wiper Nissan yang rusak, membuktikan
masih rendahnya kemampuan mahasiswa untuk melakukan troubleshooting.
Pembelajaran teknik troubleshooting pada pengembangan alat peraga ini adalah
melalui suatu gejala yang timbul apabila komponen yang terdapat pada sistem
wiper tidak dapat berfungsi/bekerja. Hal ini diperlukan mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis sistem wiper yang meliputi fungsi dan
kerja komponen serta mampu melakukan pengukuran/pengetesan (komponen dan
rangkaian) apabila terjadi kerusakan pada sistem wiper.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pengembangan alat peraga sistem
intermittent wiper berbasis pengukuran, didesain supaya dapat memperbaiki
6
kekurangan yang terdapat pada alat peraga sistem intermittent wiper yang telah
dikembangkan sebelumnya, sehingga kegiatan pembelajaran praktik sistem wiper
lebih efektif dan sesuai dengan Buku Kerja Mahasiswa Praktik Kelistrikan Bodi
untuk mencapai tujuan pembelajaran sistem kelistrikan wiper.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat
dipecahkan pada penelitian ini, meliputi:
1. Sistem wiper merupakan salah satu sistem kelistrikan yang sulit dipelajari oleh
mahasiswa.
2. Alat peraga sistem intermittent wiper yang terdapat di Lab Otomotif, belum
efektif digunakan sebagai alat peraga untuk kegiatan Praktik Kelistrikan Bodi.
3. Desain alat peraga belum efektif untuk kegiatan perangkaian dan kegiatan
mengidentifikasi terminal-terminal komponen sistem wiper serta dapat
menyulitkan mahasiswa dalam menganalisis kerja sistem wiper.
4. Rumitnya wiring kerja yang belum didesain dengan baik serta masih memiliki
kesalahan prinsip kerja sistem wiper.
5. Alat peraga sistem intermittent wiper belum efektif untuk kegiatan praktik
pengukuran/pengetesan setiap komponen.
6. Alat peraga sistem intermittent wiper belum efektif untuk kegiatan praktik
pengujian rangkaian dan pengukuran besaran listrik (arus, tegangan, dan
resistansi) kerja wiper.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka fokus permasalahan yang
akan diteliti pada penelitian ini, antara lain:
7
1. Mengembangkan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran
sebab belum efektifnya alat peraga sistem wiper untuk kegiatan pengukuran
komponen dan pengujian sistem wiper.
2. Alat peraga didesain supaya efektif untuk kegiatan merangkai sistem wiper
supaya tahan lama dan memudahkan mahasiswa dalam menganalisis maupun
melakukan kegiatan pengukuran.
3. Pengembangan alat peraga didesain supaya mahasiswa mampu mengidentifikasi
komponen dan terminal-terminal komponen pada sistem wiper.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimanakah kelayakan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis
pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi?
2. Bagaimanakah respon mahasiswa terhadap alat peraga sistem intermittent wiper
berbasis pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi?
3. Bagaimanakah keefektifan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis
pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi?
E. Tujuan Pengembangan
Tujuan pada penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran sebagai
media praktik yang layak digunakan pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi.
2. Mengetahui besar respon mahasiswa terhadap alat peraga sistem intermittent
wiper berbasis pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi.
3. Mengetahui keefektifan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis
pengukuran pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi.
8
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Pengembangan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran
memiliki spesifikasi, seperti berikut ini:
1. Alat peraga ini akan dikonstruksi dengan bahan media akrilik yang menyerupai
kaca, sehingga kerja sistem wiper dapat lebih baik dan lebih nyata.
2. Alat peraga ini dalam perangkaiannya didesain supaya mudah dalam melakukan
analisis sistem kerja serta kabel-kabel untuk kegiatan perangkaian supaya tidak
mudah hilang sehingga alat peraga lebih tahan lama.
3. Alat peraga ini didesain untuk menampilkan seluruh rangkaian pada sistem intermittent
wiper dalam bentuk wiring diagram. Konstruksi ini dapat memperjelas komponen-
komponen sistem wiper karena bagian unit motor wiper dan saklar wiper
divisualisasikan seluruhnya dalam bentuk wiring.
4. Adanya terminal pada wiring diagram di setiap bagian komponen-komponen.
Tujuannya untuk memudahkan praktik mengukur dan mengetes (komponen dan sistem
wiper) serta dapat menganalisis sistem kerja wiper.
5. Komponen penutup camplate motor wiper dibuat transparant, supaya fungsi dan
prinsip kerja camplate dapat diamati secara langsung oleh mahasiswa praktikan.
Tujuannya adalah membuktikan prinsip kerja wiper ketika kondisi Low, High, INT, dan
Off.
6. Pada alat peraga terdapat suatu saklar on/off yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
melakukan proses pengukuran arus listrik yang bekerja pada sistem wiper selain itu
dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam proses identifikasi terminal kunci kontak atau
kabel saklar wiper, dan sekaligus dapat berfungsi sebagai gangguan atau gejala
malfungsi sistem wiper apabila saklar tidak aktif.
9
G. Manfaat Pengembangan
Beberapa manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat Teoretis
Bagi mahasiswa, meliputi: 1) dapat meningkatkan pemahaman materi sistem
wiper sesuai tujuan pembelajaran, 2) dapat meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam kegiatan praktik pengukuran dan pengetesan sistem wiper dan
komponen elektronika, dan 3) meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
melakukan troubleshooting sistem wiper.
Bagi dosen, dapat meningkatkan mutu pembelajaran sistem wiper yang kreatif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dosen, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada Mata Kuliah Praktik
Kelistrikan Bodi khususnya materi sistem wiper dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan media praktik sistem wiper secara mandiri maupun
kelompok.
c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan sistem-
sistem terbaru pada kendaraan, khususnya sistem kelistrikan bodi.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Subbab ini menjelaskan beberapa konsep dan teori yang akan digunakan
sebagai acuan kerja penelitian. Teori dan konsep yang akan digunakan dalam
penelitian ini meliputi: media pembelajaran, sistem wiper intermittent, pengukuran
dan pengetesan menggunakan alat ukur listrik.
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Arsyad (2008: 3) menjelaskan bahwa media merupakan perantara atau
pengantar dari sumber informasi ke penerima informasi. Sadiman, dkk (2008: 7)
menguatkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat serta perhatian peserta didik. Widjanarko, dkk (2014: 18)
menyatakan bahwa media adalah semua peralatan komunikasi apapun bentuknya
baik dari bahan cetak, gambar, animasi, suara, maupun gambar gerak yang
penggunaanya memerlukan teknologi sebagai alat pendukungnya.
b. Fungsi dan Manfaat Media
Widjanarko, dkk (2014: 23) menyatakan bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar serta dapat meningkatkan hasil
belajar. Sanjaya (2012: 73-74) menegaskan bahwa penggunaan media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi dan manfaat, meliputi: 1) fungsi
komunikatif, media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi
11
antara penyampai pesan dan penerima pesan sehingga menghindari terjadinya
verbalisme, 2) fungsi motivasi, bentuk media pembelajaran yang memiliki nilai
unsur artistik dan dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi yang
diajarkan, sehingga bisa meningkatkan gairah untuk belajar, 3) fungsi
kebermaknaan, penggunaan media dapat meningkatkan kemampuan pembelajar
dalam menganalisis (kognitif) serta dapat meningkatkan aspek sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik), 4) fungsi penyamaan persepsi, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan secara individual dapat menyebabkan perbedaan pemikiran.
penggunaan media pembelajaran dapat menyamakan persepsi setiap pembelajar
sehingga dapat memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang
disuguhkan, dan 5) fungsi individualitas, media pembelajaran berfungsi untuk dapat
melayani kebutuhan individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
Firdaus dan Samsudi (2012: 22) menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran terbagi menjadi dua manfaat, yaitu manfaat secara umum dan secara
khusus. Berikut penjelasan kedua manfaat tersebut, antara lain:
1) Manfaat Media Pembelajaran Secara Umum
Media pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara pengajar dengan
pembelajar sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
2) Manfaat Media Secara Khusus, meliputi: a) penyampaian materi pembelajaran
dapat diseragamkan, b) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, c)
proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, d) efisiensi dalam waktu dan tenaga,
e) meningkatkan hasil belajar pembelajar, f) media memungkinkan pembelajaran
dapat dilakukan dimana saja, dan kapan saja, dan g) media dapat menumbuhkan
sikap positif pembelajar terhadap materi dan proses belajar.
12
c. Media Alat Peraga
Arsyad (2008: 9) menyatakan bahwa alat peraga merupakan media alat
bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan
materi pelajaran. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
pembelajaran yang semula bersifat abstrak menjadi lebih konkret. Hidayat dan
Sunyoto (2012: 47) menegaskan bahwa penggunaan media alat peraga dapat
memberikan pengalaman dan penyajian secara konkret sehingga memudahkan
mahasiswa untuk memahami media yang diajarkan, media alat peraga dapat
memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi, dan media alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar pada peserta didik. Rahmawan, dkk (2012: 57)
mempertegas bahwa penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi karena pembelajaran
menggunakan alat peraga yang bersifat aplikatif dapat memberikan dasar
pengalaman yang konkret, dan realitas sehingga mendorong adanya pembelajaran
yang aktif, kreatif, mandiri, dan permanen.
1) Kelayakan Alat Peraga
Suwarna (2005: 136) menyatakan bahwa kelayakan media terbagi menjadi
tiga, meliputi: a) kelayakan praktis, merupakan kelayakan pada kemudahan dalam
mengajarkannya, b) kelayakan teknis, merupakan potensi media yang berkaitan
dengan kualitas media, dan c) kelayakan biaya merupakan berdasarkan efisien dan
efektif untuk proses pembelajaran.
Supaya alat peraga tersebut menjadi media yang layak digunakan pada
proses pembelajaran maka diperlukan syarat-syarat dan prinsip yang harus
digunakan. Rusefendi dalam Sundayana (2015: 18) menjelaskan bahwa untuk
13
menjadi media pembelajaran yang baik maka diperlukan persyaratan sebagai
berikut: a) tahan lama, b) bentuk dan warnanya menarik, c) sederhana dan mudah
dikelola, d) ukurannya sesuai, e) dapat menyajikan konsep dalam bentuk nyata,
gambar, atau diagram, f) sesuai dengan konsep, g) dapat memperjelas konsep, h)
dapat meningkatkan tumbuhnya berfikir abstrak pada peserta didik, i)
meningkatkan keaktifan dan kemandirian peserta didik, dan j) alat peraga bisa
berfaedah lipat.
Hal itu dipertegas oleh Hermanto dan Sulistyo (2012: 6) yang menyatakan
bahwa dalam pembuatan media diperlukan prinsip yang harus diperhatikan supaya
efektif digunakan pada proses pembelajaran, meliputi: a) media yang digunakan
harus sesuai dengan capaian tujuan pembelajaran, b) media yang akan digunakan
harus sesuai dengan materi pembelajaran, c) media pembelajaran harus sesuai
dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, d) media yang digunakan harus
memperhatikan efektifitas dan efisien, dan e) media yang digunakan harus mudah
dalam mengoperasikannya.
2) Keefektifan Alat Peraga
Keefektifan berasal dari kata efektif, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ‘efektif’ mempunyai arti efek, pengaruh, atau dapat membawa hasil.
Keefektifan berarti tindakan atau usaha yang dapat membawa hasil atau berhasil
guna. Haryoko (2009: 3) menegaskan bahwa efektifitas pembelajaran dapat
diartikan sebagai perlakuan dalam proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri: a)
suasana yang dapat berpengaruh, atau hal yang akan berkesan terhadap penampilan,
dan b) keberhasilan usaha yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Indikator keefektifan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar
14
mahasiswa pada materi sistem wiper setelah menggunakan alat peraga sistem
intermittent wiper berbasis pengukuran.
2. Sistem Wiper
Buntarto (2015: 75) menyatakan bahwa sistem wiper berfungsi untuk
membersihkan kaca dari air hujan atau apapun yang menempel pada kaca
depan/belakang supaya pandangan pengendara tidak terhalang. Berikut ini yang
berkaitan dengan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran,
meliputi:
a. Konstruksi Sistem Wiper
Mustarom dan Raharjo (2010: 48) menjelaskan bahwa konstruksi sistem
wiper yang ada pada kendaraan terdiri dari empat komponen utama, antara lain: 1)
motor listrik, 2) roda gerigi transmisi, 3) tuas engkol, dan 4) lengan penghapus kaca.
Gambar 2.1 Konstruksi Komponen Utama Sistem Wiper (Mustarom dan Raharjo,
2010: 48)
b. Komponen-komponen Sistem Intermittent Wiper
Prasetyo (2016: 4-7) menjelaskan komponen sistem intermittent wiper,
meliputi: 1) baterai sebagai sumber arus energi listrik, 2) kunci kontak berfungsi
sebagai penghubung arus listrik dari baterai ke saklar wiper melalui fuse. Kunci
kontak mempunyai empat terminal B (30), ACC (75), IG (15), dan ST (50) , 3) fuse
berfungsi untuk mengamankan sistem dari aliran listrik yang berlebihan, 4) saklar
wiper berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran listrik sehingga sistem
15
dapat bekerja, 5) motor penggerak digunakan untuk menggerakkan mekanisme
penghapus kaca dengan cara merubah energi listrik dari baterai menjadi energi
mekanis dalam bentuk gerak putar, 6) tuas wiper/wiper link mempunyai dua fungsi
utama yaitu mengubah gerak putar motor penggerak menjadi gerak bolak-balik
pada unit penghapus kaca dan meneruskan tenaga dari motor ke unit penghapus, 7)
lengan wiper/wiper arm berfungsi untuk meneruskan gerak dari lengan penggerak
ke bilah penghapus, 8) bilah wiper/wiper blade merupakan komponen yang
berhubungan langsung dengan kaca, bilah terdiri dari bilah dan karet, dan 9)
pengontrol intermittent merupakan unit tambahan pada sistem wiper berbentuk
rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengontrol gerakan wiper motor agar
berputar pada kecepatan rendah dan berjangka waktu (intermittent).
c. Alat Ukur Listrik
Widjanarko (2013: 46 ) menyatakan bahwa alat ukur elektrik yang biasa
digunakan untuk perbaikan dan servis sistem kelistrikan dan komponen-
komponennya adalah ampermeter, voltmeter, ohmmeter dan multitester. Berikut ini
alat ukur yang biasa digunakan untuk Praktik Kelistrikan Bodi:
1). Ampermeter
Dasatrio (2015: 94) menjelaskan bahwa ampermeter atau ammeter adalah
alat ukur arus listrik yang dilambangkan dengan simbol A. Saat dilakukan
pengukuran alat ini dihubungkan secara seri terhadap rangkaian yang akan diukur
dengan satuan Amper.
Tabel 2. 1 Arus dan Satuannya (Widjanarko, 2013: 12)
Tegangan Satuan Satuan (Skala Kecil) Satuan (Skala Besar)
Simbol A µA mA kA MA
Sebutan Amper Micro-amper Mili-amper Kilo-amper Mega-amper
Pengali 1 0,000001 0,001 1000 1.000.000
16
2) Voltmeter
Dasatrio (2015: 93) menjelaskan bahwa voltmeter adalah alat ukur tegangan
listrik yang dilambangkan dengan V. Tegangan merupakan suatu gaya potensial
atau perbedaan muatan listrik pada dua tempat yang berbeda. Saat melakukan
pengukuran alat ini dihubungkan secara paralel terhadap rangkaian yang akan
diukur dengan satuan Volt.
Tabel 2. 2 Tegangan dan Satuannya (Widjanarko, 2013: 12)
Tegangan Satuan Satuan (Skala Kecil) Satuan (Skala Besar)
Simbol V µV mV kV MV
Sebutan Volt Micro-volt Mili-volt Kilo-volt Mega-volt
Pengali 1 0,000001 0,001 1000 1.000.000
3). Ohmmeter
Dasatrio (2015: 94-95) menjelaskan bahwa ohmmeter adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur besarnya resistansi atau hambatan suatu bahan yang
memiliki simbol Ω (ohm). Fungsi ohmmeter dalam rangkaian dapat digantikan
dengan voltmeter dan ampermeter, nilai resistansi terukur suatu komponen dalam
rangkaian adalah nilai tegangan terukur dibagi dengan nilai arus yang terukur.
Tabel 2. 3 Resistansi dan Satuannya (Widjanarko, 2013: 13)
Tegangan Satuan Satuan (Skala Kecil) Satuan (Skala Besar)
Simbol Ω μΩ mΩ kΩ MΩ
Sebutan Ohm Micro-ohm Mili-ohm Kilo-ohm Mega-ohm
Pengali 1 0,000001 0,001 1000 1.000.000
4). Multimeter
Dasatrio (2015: 95) menjelaskan bahwa multimeter adalah alat ukur yang
mempunyai banyak (multi) fungsi untuk mengukur besaran listrik. Beberapa fungsi
untuk mengukur tahanan, mengukur arus, mengukur tegangan AC dan DC, dan
mengetes komponen elektronika.
17
Tabel 2. 4 Alat Ukur dan Komponen Sistem Intermittent Wiper
No. Nama Gambar Simbol Fungsi
1 Voltmeter
Mengukur tegangan
listrik (V)
2 Ampermeter
Mengukur arus listrik
(A)
3 Ohmmeter
Mengukur resistansi
(Ω)
4 Baterai
Sumber energi listrik
ke setiap komponen
kelistrikan
5 Sekring
Menjaga rangkaian atau
komponen dari
kerusakan arus yang
berlebihan
6 Kunci
kontak
Memutuskan dan
menghubungkan listrik
pada rangkaian
7 Saklar
Wiper
Menghubungkan dan
memutuskan rangkaian
kelistrikan secara
manual
8
Double Throw Relay
Menghubungkan dan
memutuskan hubungan
sirkuit/rangkaian
9 Dioda
Penyearah arus listrik
(forward bias)
10
Light Emitting Diode
Menghasilkan cahaya
ketika dialiri arus
searah
11 Kapasitor
Menyimpan arus listrik
sementara waktu
12 Resistor
Nilai Tetap
Menahan arus listrik
yang mengalir dalam
satu arah
18
13 Transistor
a. NPN: arus listrik
akan mengalir (CE)
ketika basis (B)
diberi positif
b. PNP: arus listrik
akan mengalir (EC)
ketika basis diberi
negatif
14 Saklar
Memutus dan
menghubungkan arus
listrik
Apriyanto (2015: 106-109), Buntarto (2015: 40-43), Kho (2016), Dasatrio
(2015:7-78), dan Widjanarko (2013: 47-48),
d. Rangkaian dan Cara Kerja Intermittent Wiper
Rangkaian dan cara kerja intermittent wiper, antara lain:
1) Saat Awal Saklar Wiper diarahkan ke INT
Prasetyo (2016: 12-13) menjelaskan cara kerja wiper sebagai berikut: arus listrik
dari baterai → kunci kontak → fuse → saklar wiper. Arus listrik akan diteruskan
ke dioda (D2) dan terminal 87 (NO) relay. Arus listrik dari dioda (D2) → terminal
86 relay → variable resistor (VR) → resistor (R1) → dioda (D3) → resistor (R2)
→ kaki basis transistor (TR) → kaki emitor transistor (TR) → massa baterai melalui
saklar wiper. Hal ini menyebabkan transistor (TR) aktif, sehingga akan memicu
relay coil untuk aktif. Relay yang aktif akan memutus terminal 30 dengan terminal
87a (NC) sehingga terminal 30 akan terhubung dengan terminal 87 (NO). Arus
listrik dari terminal 87 (NO) → terminal 30 → saklar wiper → wiper motor
kecepatan rendah (+1). Terminal massa wiper motor sudah tersedia massa, sehingga
wiper motor akan berputar pada kecepatan rendah sampai satu kali putaran.
19
Gambar 2. 2 Cara Kerja Saat Kondisi Saklar di INT
(Prasetyo, 2016: 13)
2) Saat Motor Wiper Mencapai Satu Putaran
Prasetyo (2016: 13-14) menjelaskan bahwa apabila wiper motor telah berputar satu
kali putaran, maka terminal P1 pada camplate akan terputus dari P2, kemudian
terhubung dengan P3. Hal ini menyebabkan arus negatif dari sumber massa → P3
→ P1 → S. Aliran massa kemudian diteruskan ke dua komponen yaitu terminal 87a
(NC) relay dan kapasitor (C). Pada saat wiper motor masih berputar, posisi P1
masih terhubung dengan P2 (penghantar tegangan positif), tetapi ketika mencapai
satu putaran maka P1 akan terputus dari P2 dan sekaligus P1 akan terhubung dengan
P3 (penghantar tegangan negatif). Perputaran camplate menyebabkan sumber
tegangan berubah dari baterai menjadi kapasitor sehingga terjadi proses
pembuangan muatan pada kapasitor.
20
Gambar 2. 3 Motor Wiper Mencapai Satu Putaran
(Prasetyo, 2016: 14)
3) Saat Pembuangan (Discharge) Muatan Kapasitor
Prasetyo (2016: 14-15) menjelaskan bahwa muatan akan mengalir dari terminal (+)
kapasitor (C) → dioda (D3) → resistor (R3) → saklar wiper → ke massa baterai.
Aliran muatan diteruskan → massa wiper motor → terminal P3 camplate →
terminal P1 → terminal S → terminal massa kapasitor (C). Terminal (+) dan (-)
kapasitor dihubungkan oleh sistem intermittent wiper, maka hal tersebut
menyebabkan pembuangan (discharge) muatan kapasitor. Pembuangan muatan
kapasitor menyebabkan transistor (TR) tidak aktif, hal ini memicu relay tidak aktif.
Akibatnya, terminal 30 terputus dari terminal 87 (NO) dan sekaligus terhubung
dengan terminal 87a (NC) relay.
21
Gambar 2. 4 Saat Pembuangan Muatan Kapasitor
(Prasetyo, 2016: 15)
4) Saat Pengisian (Charge) Muatan Kapasitor
Prasetyo (2016: 15-16) menjelaskan bahwa aliran arus listrik dari dioda (D2) →
variable resistor (VR) → resistor (R1) → (C). Hal ini menyebabkan terjadi
pengisian (charge) muatan pada kapasitor (C) sampai tegangan kapasitor (C) sesuai
dengan tegangan sumber baterai. Widjanarko (2013: 73) menyatakan bahwa prinsip
pengisian kapasitor terjadi karena adanya arus yang mengalir ke kapasitor dan
elektron yang berada di plat atas akan mengalir ke terminal positif baterai (plat atas
menjadi positif) dan muatan-muatan positif pada plat bagian bawah akan mengalir
ke terminal negatif baterai (plat bawah menjadi negatif), perpindahan muatan ini
yang menyebabkan tidak adanya perbedaan potensial antara kapasitor dan baterai.
22
Gambar 2. 5 Saat Pengisian Muatan Kapasitor
(Prasetyo, 2016: 16)
5) Saat Tegangan Kapasitor Mencapai Tegangan Sumber
Prasetyo (2016: 16-17) menjelaskan bahwa apabila tegangan kapasitor telah
mencapai tegangan baterai, maka arus listrik dari D2 akan diteruskan ke terminal
86 relay dan ke variable resistor . Arus listrik dari variable resistor → R1. Arus
listrik dari R1 akan diteruskan ke kapasitor dan D3. Arus listrik dari D3 → R2 →
kaki basis transistor → kaki emitor transistor → massa baterai melalui saklar wiper.
Hal ini menyebabkan transistor aktif, sehingga relay coil aktif. Relay yang aktif
akan menghubungkan terminal 30 dengan terminal 87 sekaligus memutusnya dari
terminal 87a. Arus listrik dari terminal 87 → terminal 30 → saklar wiper → wiper
motor kecepatan rendah (+1). Pada terminal massa wiper motor sudah tersedia
massa, akibatnya wiper motor akan berputar pada kecepatan rendah sampai satu
kali putaran.
23
Gambar 2. 6 Saat Tegangan Kapasitor Mencapai Tegangan Sumber Baterai
(Prasetyo, 2016: 17)
3. Pengukuran dan Pengujian Sistem Wiper
Pengukuran dan pengujian sistem wiper adalah mengukur besaran listrik
yang masuk ke tiap komponen dan sistem wiper, terdapat pada gambar 2. 7:
a. Pengukuran Besar Arus Sistem Wiper dilambangkan dengan (A)
1) Terminal (b) adalah posisi pengukuran besar arus ketika sistem wiper bekerja
pada kecepatan lambat.
2) Terminal (c) adalah posisi pengukuran besar arus ketika sistem wiper bekerja
pada kecepatan tinggi.
3) Terminal (d) adalah posisi pengukuran besar arus input intermittent ketika
saklar wiper pada posisi INT.
4) Terminal (e) adalah posisi pengukuran besar arus input PCB atau besar arus
yang bekerja ke motor wiper ketika saklar wiper pada posisi INT.
24
5) Terminal (f) adalah posisi pengukuran besar arus sistem wiper ke massa
ketika saklar wiper pada posisi INT.
6) Terminal (S) atau (B) adalah posisi pengukuran besar arus sistem wiper
ketika saklar wiper pada posisi off.
b. Pengukuran besar tegangan sistem wiper dilakukan dengan cara diparalelkan ke
masing-masing sistem yang akan diukur, diantaranya sebagai berikut:
1) Pengukuran besar tegangan sistem wiper kecepatan lambat dapat dilakukan
dengan cara saklar wiper posisi low dan probe merah pada positif baterai
kemudian probe hitam pada terminal E atau massa sistem wiper.
2) Pengukuran besar tegangan motor wiper pada posisi INT dapat dilakukan
dengan cara probe merah pada terminal relay 87 (NO) dan probe hitam pada
terminal E atau massa sistem wiper.
Gambar 2. 7 Konsep Pengukuran Sistem Wiper
(Modifikasi Pengembang)
25
c. Pengukuran dan pengetesan komponen-komponen elektronika sistem wiper :
1) Pengukuran Resistor
Widjanarko (2013: 99-100) menjelaskan bahwa pengukuran resistor
dilakukan untuk mengetahui nilai resistansi serta untuk mengetahui kondisi
komponen resistor dengan membandingkan nilai yang tertera pada badan resistor
(toleransi resistor).
Gambar 2. 8 Pengukuran Resistor
(Widjanarko, 2013: 100)
2) Pengujian Dioda
Widjanarko (2013: 101-102) menjelaskan pemeriksaan dioda sebagai
berikut: a) multimeter digital: selektor posisi ohm atau dioda, probe merah pada
kaki anoda dan probe hitam pada kaki katoda. Harga resistansi harus kecil. Apabila
probe dibalik, maka nilai resistansi harus sangat besar atau tak terhingga, b)
multimeter analog: selektor pada posisi ohm atau dioda, probe merah ke kaki katoda
dan probe hitam ke kaki anoda. Harga resistansi harus kecil, apabila probe dibalik
seharusnya nilai resistansi sangat besar atau tak terhingga.
Gambar 2. 9 Pengukuran Dioda
(Widjanarko, 2013: 101)
26
3) Kapasitor
a) Pengujian Kapasitor
Dasatrio (2015: 98) menjelaskan cara menguji kapasitor menggunakan
multimeter: atur posisi selektor ke ohm (Ω), probe merah ke kaki kapasitor positif,
dan probe hitam ke kaki kapasitor negatif. Kapasitor yang baik jarum bergerak naik
dan kemudian kembali lagi. Kapasitor yang rusak jarum bergerak naik tetapi tidak
kembali lagi atau jarum tidak bergerak.
Gambar 2. 10 Pengukuran Kapasitor
(Kho, 2016)
b) Pengukuran Tegangan Kapasitor
Widjanarko (2013: 75-76) menyatakan bahwa pengukuran kapasitor
dilakukan menggunakan voltmeter untuk mengukur tegangan serta dilakukan
pencatatan waktu pengisian kapasitor. Bonnick dalam Widjanarko (2013: 75)
menyatakan bahwa waktu yang diperlukan oleh kapasitor untuk mencapai 2/3 dari
tegangan disebut konstanta waktu untuk rangkaian. Konstanta waktu dinyatakan
dengan persamaan T = R x C (R: Resistansi, C: Kapasitansi).
4) Pengujian Transistor
Kho (2016) menjelaskan langkah-langkah pengukuran transistor jenis NPN,
sebagai berikut:
a) Multimeter analog: posisikan selektor ke posisi ohm (x1k atau x10k), probe
hitam ke kaki basis (B) sedangkan probe merah ke kaki emitor (E) jika jarum
27
bergerak ke kanan menunjukkan nilai tertentu berarti transistor dalam kondisi baik.
Pindahkan probe merah pada kaki kolektor (C), jika jarum menunjukkan nilai
tertentu, berarti transistor dalam kondisi baik.
b) Multimeter digital: posisikan selektor pada posisi dioda, hubungkan probe merah
pada terminal basis (B) dan probe hitam pada emitor (E), jika menunjukkan nilai
tertentu berarti transistor dalam kondisi baik. Pindahkan probe hitam pada terminal
kolektor (C), jika display multimeter menunjukkan nilai voltase tertentu, berarti
transistor dalam kondisi baik.
Gambar 2. 11 Pengukuran Transistor NPN
(Widjanarko, 2013: 104)
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto dan Sulistyo (2012: 5-9) memperoleh
hasil bahwa menggunakan panel peraga sistem power window dapat meningkatkan
hasil belajar siswa daripada tanpa panel peraga sistem power window. Penelitian
yang dilakukan Wahid, dkk (2008: 25-31) menguatkan bahwa pembelajaran
penyearahan arus pada sistem pengisian setelah menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa secara signifikan. Hal ini dipertegas oleh
penelitian yang dilakukan Arisno dan Supraptono (2012: 40-43) menyatakan bahwa
penggunaan panel peraga dan wiring diagram dapat meningkatkan kualitas belajar
28
siswa daripada yang sebelumnya tidak menggunakan alat peraga, hasil belajar dapat
meningkat sebesar 15%.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran alat peraga pada kegiatan praktikum, didapatkan
hasil yang sama yaitu peningkatan kualitas pembelajaran dan pemahaman materi
yang diajarkan. Hal ini menjadikan peneliti untuk mengembangkan alat peraga
sistem intermittent wiper berbasis pengukuran untuk dijadikan media pembelajaran
pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi merupakan salah satu mata kuliah yang
harus ditempuh oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif selama 2 SKS. Salah
satu kompetensi dasar yang ada pada kegiatan praktikum adalah menganalisis dan
memperbaiki sistem wiper.
Tujuan yang harus tercapai pada kegiatan praktikum sistem wiper, meliputi:
1) mampu mengidentifikasi komponen sistem wiper, 2) mampu mengukur/
mengetes komponen sistem wiper, 3) mampu memahami fungsi dan menganalisis
kerja komponen, 4) mampu merangkai sistem wiper, 5) mampu menganalisis kerja
sistem wiper, dan 6) mampu mengukur besaran listrik pada sistem wiper. Kegiatan
pembelajaran sistem wiper supaya berjalan secara efektif, maka memerlukan suatu
media pembelajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan praktikum sesuai
panduan di Buku Praktik Kelistrikan Bodi.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, alat peraga sistem intermittent wiper
yang ada di lab otomotif masih belum efektif untuk mencapai tujuan praktik sistem
wiper karena memiliki beberapa kelemahan seperti untuk praktik pengukuran atau
29
pengetesan komponen (motor dan pengontrol) dengan ukuran yang kecil dan jarak
yang rapat serta menyatu dengan stand, dapat menyulitkan mahasiswa. Hal ini
menjadikan peneliti untuk memperbaiki kekurangan alat peraga sistem intermittent
wiper supaya dapat meningkatkan hasil belajar pada mahasiswa.
Alat peraga yang dikembangkan akan melalui serangkaian uji coba dan revisi.
Kelayakan alat peraga pada penelitian ini setelah mendapat penilaian dari ahli
media dan ahli materi. Indikator respon mahasiswa adalah mendapat penilaian
positif setelah menggunakan alat peraga. Indikator keefektifan pada penelitian ini
adalah peningkatan hasil belajar mahasiswa yang diperoleh melalui tes tertulis
(pretest dan posttest).
D. Pertanyaan Penelitian
Berkaitan dengan penelitian ini dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran alat peraga sistem intermittent
wiper berbasis pengukuran dari berbagai aspek yang diujikan?
2. Seberapa besar penilaian respon mahasiswa terhadap media pembelajaran alat
peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran dari berbagai aspek yang
diujikan?
3. Seberapa besar perbedaan hasil belajar mahasiswa pada kompetensi sistem
wiper antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media alat
peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran?
4. Seberapa besar peningkatan hasil belajar setiap mahasiswa pada kompetensi
sistem wiper antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media alat
peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Tingkat kelayakan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran
oleh ahli media memperoleh rata-rata persentase 86,05% dan panduan (buku
manual dan buku kerja mahasiswa) sebesar 85,83%, berada pada kategori sangat
layak untuk digunakan pada aspek media. Penilaian oleh ahli materi memperoleh
rata-rata persentase 89,77% dan panduan (buku manual dan buku kerja
mahasiswa) sebesar 85% berada pada kategori sangat layak pada aspek materi
untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran.
2. Alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran mendapatkan respon
positif oleh mahasiswa dengan rata-rata persentase 86,37%, berada pada
kategori sangat baik.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan produk alat peraga sistem intermittent wiper
berbasis pengukuran. Nilai rata-rata posttest sebesar 74,22 lebih baik dari nilai
rata-rata pretest sebesar 48,67, rata-rata perolehan skor gain sebesar 0,49 dimana
hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan pada kategori sedang sehingga
alat peraga efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran sistem wiper
pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi.
69
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. Apabila pengguna (mahasiswa/pengajar) akan melakukan kegiatan
menggunakan alat peraga sistem intermittent wiper berbasis pengukuran, pada
alat peraga disediakan buku panduan yang terdiri dari buku manual dan buku
kerja mahasiswa. Pengguna harus memahami terlebih dahulu isi dari buku
panduan karena segala aspek alat peraga terdapat pada buku panduan.
2. Alat peraga memperoleh tanggapan yang sangat positif oleh mahasiswa
sehingga apabila digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sebaiknya setiap
kelompok terdiri dari 6 orang, supaya setiap mahasiswa dapat melaksanakan
pembelajaran praktik sistem wiper secara mandiri.
3. Supaya alat peraga efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran sistem wiper,
mahasiswa harus melaksanakan buku panduan praktik kerja mahasiswa dan
buku manual karena setiap prosesnya sudah sesuai dengan capaian pembelajaran
sistem wiper.
70
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, N. 2015. Teknik Dasar Kelistrikan pada Mobil. Jogjakarta: Javalitera.
Arisno, T. dan Supraptono. 2012. Penggunaan Panel Peraga dan Wiring Sistem
Penerangan Mobil pada Pembelajaran Kelistrikan Otomotif. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 12, Nomor 1: 40-43.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke- 14.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Basuki, I. dan Hariyanto. 2015. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Buntarto. 2015. Sistem Kelistrikan pada Mobil. Yogyakarta: Pustakabarupress
Dasatrio, Y. 2015. Dasar-dasar Teknik Elektronika. Jogjakarta: Javalitera.
Firdaus, F. dan Samsudi. 2012. Macromedia Flash Professional 8 Sebagai Media
Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 12, Nomor 1: 21-24.
Haryoko, S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro. Volume 5,
Nomor 1: 1-10.
Hermanto, B. dan Sulistyo, S.M. 2012. Penggunaan Panel Peraga Power Window
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Kelistrikan Tambahan.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 12, Nomor 1: 5-9.
Hidayat, T.W. dan Sunyoto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Materi CVT
Menggunakan Engine Cutting CVT Stand Mata Kuliah Sepeda Motor dan
Motor Kecil. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 12, Nomor 1: 44-
48.
Kho, D. 2016. Teknik Elektronika. Online http://teknikelektronika.com/. html
[diakses 24/10/2016].
Khotimah, A. dan Santosa, A.B. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran
Multimedia Interaktif pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Antena di
SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05,
Nomor 01: 237-243.
71
Mustarom. dan Raharjo, S. 2010. Sistem Kelistrikan Bodi. Klaten: Macanan Jaya
Cemerlang.
Nasution. S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Prasetyo, D. 2016. Buku Manual (Manual Book) Peraga Sistem Intermittent Wiper.
UNNES.
Prastya, I.G.H., Pudjawan, K. dan Suartama, I.K. 2015. Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Model
ADDIE untuk Siswa Kelas VII Semester Genap Tahun Ajaran 2014-2015
di SMP Negeri 1 Banjar. Jurnal Teknologi Pendidikan. Volume 3, Nomor
1.
Rahmawan, A., Widjanarko, D. dan Wahyudi. 2012. Peningkatan Kompetensi
Pengukuran Sistem Pengisian dengan Penerapan Alat Peraga Sistem
Pengisian Berbasis Kerja Rangkaian. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.
Volume 12, Nomor 2: 55-58.
Sadiman, A.S., Rahardjo. R., Haryono, A. dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan
(13rd ed.). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D cetakan ke-14. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian cetakan ke-19. Bandung: Alfabeta
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, R. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta.
Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Wahid, F.R., Widjanarko, D. dan Rusiyanto. 2008. Peningkatan Pemahaman Proses
Penyearahan Arus pada Sistem Pengisian dengan Menggunakan Alat
Peraga Sistem Pengisian. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 8,
Nomor 1: 25-31.
Warsita, B., Purwanto. dan Soemitro, M. 2011. Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Widjanarko, D., Abdurrahman. dan Wahyudi. 2010. Penerapan Panel Peraga Multi
Fungsi Sistem Kelistrikan Bodi untuk Meningkatkan Kompetensi
72
Mahasiswa Bidang Kelistrikan Bodi. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.
Volume 10, Nomor 1: 4-11.
Widjanarko, D. 2013. Buku Kerja Mahasiswa Praktik Kelistrikan Bodi. UNNES.
Widjanarko, D. 2013. Buku Ajar Teknik Listrik dan Elektronik Otomotif. UNNES
Widjanarko, D., Sofyan, H. dan Surjono, H.D. 2014. Kebutuhan Media
Pembelajaran Kelistrikan Ototmotif di Lembaga Pendidikan Pencetak
Calon Guru Teknik Otomotif. Jurnal Pendidikan Tenik Mesin.Volume 14,
Nomor 1: 18-23.