pengelolaan tanah erosi

14
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Manusia hidup dan berkembang dari generasi ke generasi selanjutnya, makin berkembangnya kehidupan manusia maka makin banyak kebutuhan bahan pangan yang harus dicukupi oleh manusia itu sendiri. Perkembangan manusia dan keadaan tanah untuk memproduksi bahan pangan tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang, yang artinya faktor tanah keadaannya tetap sedang faktor manusia akan selalu bertambah. Keadaan yang tidak seimbang itu, lebih tidak seimbang lagi oleh karena perbuatan- perbuatan dan perlakuan- perlakuan manusia itu sendiri. Saat ini sudah banyak tanah yang produktif terancam punah, karena kelalaian dari manusia, bahaya erosi yang akhir- akhir ini banyak terjadi di negeri kita ini telah menurunkan produktivitas tanah. Bahaya erosi yang menimpa lahan- lahan pertanian serta penduduk sering terjadi pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 15%.

Upload: cahiakh-imawan

Post on 21-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan tanah Erosi

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Manusia hidup dan berkembang dari generasi ke generasi selanjutnya, makin

berkembangnya kehidupan manusia maka makin banyak kebutuhan bahan pangan

yang harus dicukupi oleh manusia itu sendiri.

Perkembangan manusia dan keadaan tanah untuk memproduksi bahan pangan tersebut

berada dalam keadaan yang tidak seimbang, yang artinya faktor tanah keadaannya tetap

sedang faktor manusia akan selalu bertambah. Keadaan yang tidak seimbang itu, lebih

tidak seimbang lagi oleh karena perbuatan- perbuatan dan perlakuan- perlakuan

manusia itu sendiri.

Saat ini sudah banyak tanah yang produktif terancam punah, karena kelalaian dari

manusia, bahaya erosi yang akhir- akhir ini banyak terjadi di negeri kita ini telah

menurunkan produktivitas tanah. Bahaya erosi yang menimpa lahan- lahan pertanian

serta penduduk sering terjadi pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih

dari 15%.

Bahaya ini ditimbulkan selain karena perbuatan- perbuatan manusia yang terlalu

mementingkan pemuasan kebutuhan diri sendiri, juga dikarenakan pengelolaan tanah

dan pengairan yang keliru.

Page 2: Pengelolaan tanah Erosi

BAB II

EROSI

I. PENGERTIAN

Erosi dapat juga di sebut pengikisan atau kelongsoran, dan merupakan proses

penghanyutan tanah oleh desakan-desakan kekuatan air atau angin,baik yang

berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/ perbuatan manusia.

Ada 2 macam erosi, yaitu:

1. Normal/ Geological erosion, yaitu:

Erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi secara normal dilapangan melalui

tahap- tahap:

a. Pemecahan agregat- agregat tanah kedalam partikel- partikel tanah yaitu

butiran- butiran tanah yang kecil.

b. Pemindahan partikel- partikel tanah dengan penghanyutan ataupun karena

kekuatan angin.

c. Pengendapan partikel- partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi

ditempat- tempat yang lebih rendah atau didasar- dasar sungai.

Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang hebat

bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan kemungkinan

kerugianpun hanya kecil saja, ini dikarenakan banyaknya partikel- partikel tanah

yang dipindahkan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang

terbentuk ditempat- tempat yang lebih rendah itu.

2. Accelerated erosion, yaitu:

Dimana proses- proses terjadinya erosi tersebut yang dipercepat akibat tindakan-

tindakan dan atau perbuatan- perbuatan itu sendiri yang bersifat negatif ataupun

telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam pelaksanaan

pertanian. Jadi dalam hal ini manusia membantu mempercepat terjadinya erosi

tersebut. Jenis erosi ini banyak sekali menimbulkan petaka, karena memang

Page 3: Pengelolaan tanah Erosi

lingkungannya telah mengalami kerusakan- kerusakan, menimbulkan kerugian

besar seperti banjir, kekeringan ataupun turunnya produktifitas tanah.

Dalam hal terjadinya erosi, sehubungan dengan proses- prosesnya yang secara

alamiah dan yang secara dipercepat, secara keseluruhannya yang menjadi

penyebab dan yang mempengaruhi besarnya laju erosi, terdapat Lima (5) faktor,

yaitu:

1. Faktor Iklim

2. Faktor Tanah

3. Faktor Topografi

4. Faktor Tanaman penutup tanah

5. Faktor Kegiatan/Perilaku manusia

Iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan, sedang tanah dengan sifat-

sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan atau erosi dan

dinyatakan sebagai factor kepekaan tanah terhadap erosi/ mudah tidaknya tanah

itu terkena erosi. Faktor Topografi menentukan kecepatan laju air di permukaan

yang mampu mengangkut atau menghanyutkan partikel- partikel tanah.

Faktor tanaman penutup tanah memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan-

timpaan keras titik- titik curah hujan kepermukaan tanah, selain itu dapat

memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar- akarnya yang menyebar.

Sedangkan factor- factor kegiatan manusia selain dapat mempercepat terjadinya

erosi karena perlakuan- perlakuannya yang negatif, dapat pula memegang peranan

yang penting dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan perbuatan- perbuatan

atau perlakuan- perlakuan yang positif.

II. TANAH YANG RAWAN TERKENA EROSI

Di Indonesia, sebagian besar diliputi oleh tanah- tanah podsolik atau tanah latosol yang

mempunyai warna yang cukup khas, yaitu berwarna merah kekuning- kuningan sampai

merah coklat.

Page 4: Pengelolaan tanah Erosi

Ciri- ciri tanah Podsolik:

1. Kesuburan kimiawi rendah/ miskin akan zat- zat hara tanaman

2. Reaksi tanah adalah masam

3. Solumnya dangkal/Top soilnya tipis

4. Mudah tererosi

5. Produktivitas tanah berkisar dari tingkatan rendah sampai sedang

6. Sebagai lahan pertanian sangat memerlukan pemupukan lengkap (N-P-K),

pengapuran dan pengendalian erosi

Tanah- tanah Podsolik sebagian besar meliputi daerah- daerah di Kalimantan, Sulawesi

dan Irian jaya.

Ciri- ciri tanah Latosol:

1. Kesuburan kimiawi rendah (Miskin zat- zat hara tanaman)

2. Bereaksi asam

3. Sifat fisik cukup memuaskan, lapisan solumnya dalam dan tahan terhadap

erosi

Tanah- tanah Latosol terdapat didaerah Lampung, Sumatera selatan, Jambi, Sulawesi

dan beberapa tempat di Maluku.

Page 5: Pengelolaan tanah Erosi

I. PRINSIP- PRINSIP PENGENDALIAN EROSI

Sebagian besar tanah di tanah air kita terutama diluar pulau Jawa, terdiri dari hutan-

hutan lebat yang ada dengan tumbuhan- tumbuhan tropisnya yang tampak subur.

Namun kita harus prihatin karena:

Tanah- tanah subur itu telah demikian lama didayagunakan,

telah banyak mengalami kerusakan- kerusakan, banyaknya areal- areal tanah

yang gundul, kemiringan lahan yang bertambah dan sering terjadinya banjir

menandakan akan adanya kerusakan tersebut.

Sebagian besar tanah diluar pulau Jawa terdiri dari tanah

Podsolik dan tanah Latosol.

Dengan keadaaan tanah yang demikian, untuk menanggulangi keprihatinan kita

terutama karena pola atau perlakuan- perlakuan yang salah atau berlebihan dalam

pendayagunaan tanah yang telah dipraktekan pada masa- masa yang lampau dan masih

sering dilakukan hingga kini, perlulah disebarluaskan pengetahuan tentang

pengendalian erosi dan pengawetan tanah, dengan demikian kemungkinankerusakan-

kerusakan tanah selanjutnya akan dapat diperkecil. Dengan pengendalian erosi dapat

diartikan pencegahan kerusakan- kerusakan tanah.

II. PENGENDALIAN ATAU PENCEGAHAN EROSI

Dalam usaha untuk mencegah dan atau mengendalikan erosi ini hendaknya

diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi yaitu: Iklim, Tanah,

Topografi, Vegetasi penutup tanah dan kegiatan manusia, maka kita dapat menentukan

bahwa usaha pengendalian erosi ini seharusnya didasarkan pada prinsip- prinsip:

a. Memperbesar resistensi permukaan tanah sehingga lapisan permukaan tanah tahan

terhadap pengaruh tumbukan butir- butir air hujan

b. Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga lajunya aliran permukaan dapat

dikurangi

Page 6: Pengelolaan tanah Erosi

c. Mengurangi lajunya aliran- aliran air permukaan agar daya kikisnya terhadap

tanah yang dilaluinya dapat diperkecil

d. Memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak tanah dan daya hanyut aliran

permukaan terhadap partikel- partikel tanah dapat diperkecil

Dengan adanya prinsip- prinsip diatas maka usaha pengendalian erosi dapat

dilaksanakan dengan teknologi:

Cara vegetatif atau biologi

Cara mekanik, dan

Cara Kimiawi yaitu dengan memanfaatkan bahan- bahan pemantap tanah

Cara- cara tersebut ada yang bersifat preventif dan ada pula yang bersifat represif, serta

ada pula yang harus dilaksanakan oleh para petani atau pengguna tanah itu sendiri. Dan

kalau kerusakan tanah telah parah, haruslah ditangani oleh pemerintah dengan

partisipasi para petani itu sendiri. Yang bersifat preventif tentunya kalau keadaan tanah

yang tererosi belum begitu parah, preventif artinya pencegahan.

Yang bersifat represif, yaitu tindakan- tinadakan yang perlu dilakukan oleh pihak

pemerintah, mengingat demikian parahnya kerusakan tanah yang terjadi.Misalnya bukit

yang menjadi gundul, pendangkalan sungai dan lain sebagainya.

Usaha- usaha pemerintah dalam hal ini adalah dengan cara menyediakan bibit

tanaman terpilih yang demikian banyak untuk pelaksanaan reboisasi dan penghijauan,

sejumlah biaya untuk pembangunan tanggul- tanggul yang permanen dan biaya- biaya

lainnya sehubungan dengan proyek- proyek padat karya yang melibatkan tenaga kerja

dipedesaan dalam rangka penanggulangn banjir.

Semua usaha preventif dan represif hendaknya disertai dengan tindakan yang tegas

terhadap mereka yang melakukan perusakan hutan, tanah dan air.

Page 7: Pengelolaan tanah Erosi

CARA VEGETATIF

Cara ini didasarkan pada peranan tanaman, dimana tanaman- tanaman itu sebagai bahan yang

mempunyai peranan untuk mengurangi erosi, yaitu dalam hal:

a. Batang, ranting dan daun- daunnya berperan menghalangi tumbukan- tumbukan

langsung butir- butir hujan pada permukaan tanah

b. Daun- daun penutup tanah serta akar- akar yang tersebar pada lapisan permukaan

tanah, berperan mengurangi kecepatan aliran air permukaan

c. Akar- akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi tanh

d. Akar- akar tanaman berperan dalam pengambilan/ pengisapan air bagi keperluan

tumbuhnya tanaman

Cara Vegetatif dalam pelaksanaannya dapat meliputi kegiatan- kegiatan sebaagai berikut:

Penghutanan kembali (Reboisasi) dan penghijauan

Penanaman tanaman penutup tanah

Penanaman tanaman secara garis kontur

Penanaman tanaman dalam strip

Penanaman tanaman secara bergilir

Pemanfaatan serasah tanaman

CARA MEKANIK

Cara ini membutuhkan pembiayaan yang besar di banding dengan cara vegetatif, karena

menyangkut pembuatan prasaranan, seperti:

Pembuatan jalur- jalur bagi pengaliran air dari tempat- tempat tertentu

ketempat pembuangan

Pembuatan teras- teras atau sengkedan- sengkedan agar aliran air dapat

terhambat sehingga daya angkut/ daya hanyutnya berkurang

Pembuatan selokan- selokan dan parit pada tempat- tempat tertentu

Melakukan pengolahan tanah sedemikian rupa yang sejajar dengan garis

kontur

Page 8: Pengelolaan tanah Erosi

Walaupun dengan cara ini memerlukan biaya yang cukup besar, hendaknya cara ini perlu

diperhatikan.

CARA KIMIAWI

Yang dimaksud dengan cara kimiawi dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan

pemanfaatan bahan- bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga

tanah akan tetap resisten terhadap erosi.

Pemantap tanah dengan bahan pemantap ialah pembentukan struktur tanah dengan pori- pori

atau ruang udara didalam tanah diantara agregat- agregatnya yang sekaligus mencapai

kestabilan, dimana penggunaan bahan pemantap tersebut dapat berupa bahan alami ataupun

buatan teta[pi terbatas pada jumlahnya yang sedikit.

Penggunaan bahan- bahan pemantap tanah bagi lahan- lahan pertanian yang baru dibuka

sesungguhnya sangat diperlukan mengingat:

Lahan- lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tana- tanah

perawan yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan baik

Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur- unsur hara yang

terangkut

Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan

pertanian, telah menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya lapisan Top Soil,

mengingat pekerjaan mempergunakan peralatan- peralatan besar

Jadi struktur tanah itu haruslah distabilkan dahulu dalam penstabilannya harus menggunakan

bahan- bahan pemantap dengan dikombinasikan dengan tanaman- tanaman yang dapat

menunjang kesuburan tanah.

Jenis- jenis bahan pemantap tanah:

- Emulsi bitumen Berbentuk cair

- Polyurethane Berbentuk cair

- Polyacrylamide Berbentuk cair

- Polyacrylacid Berbentuk cair

Page 9: Pengelolaan tanah Erosi

- Polysachharide Berbentuk cair

- Polyvinylalcohol Berbentuk cair

Cara pemakaiannya, dengan cara disemprotkan pada permukaan tanah.

Cara vegetatif-mekanis merupakan gabungan antara cara vegetatif dan

penggunaan konstruksi tambahan (mekanis) yang dapat menggunakan

konstruksi batu/beton atau teknologi geojute/cocomesh (sabut kelapa) yg ramah

lingkungan.

EFEKTIFITAS MULSA (HUMUS) DALAM MENGATASI EROSI

Mulsa (Humus) mempunyai peranan penting untuk mengatasi erosi, karena dengan adanya

suatu lapisan penutup permukaan tanah maka tumbukan butir- butir hujan tidak akan

mencapai permukaan agregat tanah. Jadi dengan adanya lapisan Mulsa pada permukaan

tanah, tumbukan butir- butir hujan yang tertahan olehnya akan mengurangi terjadinya

perusakan agregat dan terangkutnya butiran- butiran tanah (Erosi).

Pengaruh pemulsaan dalam mengurangi tingkat erosi tanah, karena Mulsa mempunyai

kemampuan dalam:

a. Mengurangi daya tumbuk butir hujan

b. Meningkatkan infiltrasi tanah dengan adanya pengurangan kerusakan

dipermukaan tanah

c. Meningkatkan daya simpan air permukaan

d. Memperbaiki struktur tanah

e. Memperbaiki kegiatan biologis tanah

Kemampuan Mulsa itu tergantung pada jenis bahan Mulsanya, jumlah bahan Mulsa yang

dipergunakan, tingkat Erodibilitas lahan, tingkat Erosivitas hujan, kemiringan lahan dan

penempatan bahan Mulsa tersebut pada permukaan lahan.

Makin besar jumlah bahan pemulsaan ditempatkan dipermukaaan tanah, ternyata hasilnya

lebih efektif dalam pengawetan lahan dari serangan erosi.

Page 10: Pengelolaan tanah Erosi