pengelolaan sampah rumah tangga di rt 04 / rw 01...

70
1 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 CIPADU, LARANGAN, TANGERANG Oleh : Munawir ABSTRACT Rapit growth of rubbish volume parallel with population growth of prosperous level and life style of society. That is duty together to composting of rubbish specially from household and there are much beneficial. Beneficial namely make clean, make healthy, make environmental conservation, make added income, etc. Key words : Management, rubbish, compost, organic, clean. . PENDAHULUAN Bertambahnya besarnya jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia mendorong tumbuhnya wilayah- wilayah perkotaan baru untuk memperoleh pemukiman-pemukiman baru. Konsentrasi penduduk di wilayah perkotaan semakin bertambah besar dan padat serta terus berkembang dengan pesat dan bisa melampaui jumlah penduduk di wilayah pedesaan. Sejalan dengan itu pertumbuhan volume sampah di Indonesia sangat erat dengan pertumbuhan penduduk, tingkat kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat yang bisa menjadikan jumlah timbunan sampah meningkat pesat, terutama di wilayah perkotaan. Bila diasumsikan timbunan sampah rata-rata 800 g/kapita/hari, maka dengan memperhitungkan hasil proyeksi jumlah penduduk diduga akan terjadi peningkatan produksi sampah sebesar sebesar 12% dan 24% selama 10 tahun dan 20 tahun ke depan, atau meningkat sekitar 164.674 ton/hari pada tahun 2000 menjadi sekitar 198.544 ton/hari pada tahun 2015 dan 218.921 ton/hari pada tahun 2025 (Sony L Tri Bangun, 2006 a : vii). Sampah domestik atau sampah rumah tangga merupakan salah satu jenis sampah yang turut memperberat masalah persampahan yang dihadapi oleh pemerintah suatu kota. Saat ini hampir setiap kota mengalami kesulitan dalam mendapatkan lahan tempat pembuangan akhir sampah dan mendapat tentangan yang keras dari masyarakat. Menyadari bahwa masalah sampah rumah tangga tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah, masyarakat sudah saatnya berperan aktif dalam menanganinya. Pengelolaan sampah rumah tangga sebaiknya dimulai dari sumbernya yaitu di rumah tangga. Setiap rumah tangga hendaknya mengelola sampahnya, baik secara individu maupun kelompok dalam lingkungan tempat tinggal masing-masing. Kita harus mulai membiasakan diri mengurangi pembelian barang-barang yang akan menjadi sampah (reduce), menggunakan kembali benda yang masih dapat dimanfaatkan (reuse) dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis (re- cycle). Mengelola sampah organik rumah tangga dengan cara pengomposan berarti melaksanakan kaidah daur ulang dalam upaya ikut menyelamatkan lingkungan. Tekniknya tidak rumit, hanya memerlukan sedikit usaha dan waktu. Selebihnya serahkan saja kepada alam, karena bahan organik secara alamiah akan terurai menjadi kompos (Djamaludin Murniati Sri dan Wahyono Sri, 2006 b : iv). Bila sampah tersebut tidak ditangani maka tumpukan sampah akan menjadi menggunung terutama di perkotaan, tidak sedap dipandang mata, aroma busuk mengganggu, merusak kesehatan dan

Upload: lamnhan

Post on 22-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

1Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGADI RT 04 / RW 01 CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

ABSTRACTRapit growth of rubbish volume parallel with population growth of prosperous level and life style

of society. That is duty together to composting of rubbish specially from household and there aremuch beneficial. Beneficial namely make clean, make healthy, make environmental conservation,make added income, etc.

Key words : Management, rubbish, compost, organic, clean. .

PENDAHULUANBertambahnya besarnya jumlah penduduk yang

terjadi di Indonesia mendorong tumbuhnya wilayah-wilayah perkotaan baru untuk memperolehpemukiman-pemukiman baru. Konsentrasi pendudukdi wilayah perkotaan semakin bertambah besar danpadat serta terus berkembang dengan pesat dan bisamelampaui jumlah penduduk di wilayah pedesaan.

Sejalan dengan itu pertumbuhan volume sampahdi Indonesia sangat erat dengan pertumbuhanpenduduk, tingkat kesejahteraan dan gaya hidupmasyarakat yang bisa menjadikan jumlah timbunansampah meningkat pesat, terutama di wilayahperkotaan.

Bila diasumsikan timbunan sampah rata-rata 800g/kapita/hari, maka dengan memperhitungkan hasilproyeksi jumlah penduduk diduga akan terjadipeningkatan produksi sampah sebesar sebesar 12%dan 24% selama 10 tahun dan 20 tahun ke depan,atau meningkat sekitar 164.674 ton/hari pada tahun2000 menjadi sekitar 198.544 ton/hari pada tahun2015 dan 218.921 ton/hari pada tahun 2025 (Sony LTri Bangun, 2006 a : vii).

Sampah domestik atau sampah rumah tanggamerupakan salah satu jenis sampah yang turutmemperberat masalah persampahan yang dihadapioleh pemerintah suatu kota. Saat ini hampir setiapkota mengalami kesulitan dalam mendapatkan lahan

tempat pembuangan akhir sampah dan mendapattentangan yang keras dari masyarakat.

Menyadari bahwa masalah sampah rumahtangga tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah,masyarakat sudah saatnya berperan aktif dalammenanganinya. Pengelolaan sampah rumah tanggasebaiknya dimulai dari sumbernya yaitu di rumahtangga. Setiap rumah tangga hendaknya mengelolasampahnya, baik secara individu maupun kelompokdalam lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Kita harus mulai membiasakan diri mengurangipembelian barang-barang yang akan menjadi sampah(reduce), menggunakan kembali benda yang masihdapat dimanfaatkan (reuse) dan mendaur ulangsampah menjadi barang yang bernilai ekonomis (re-cycle).

Mengelola sampah organik rumah tangga dengancara pengomposan berarti melaksanakan kaidah daurulang dalam upaya ikut menyelamatkan lingkungan.Tekniknya tidak rumit, hanya memerlukan sedikitusaha dan waktu. Selebihnya serahkan saja kepadaalam, karena bahan organik secara alamiah akanterurai menjadi kompos (Djamaludin Murniati Sri danWahyono Sri, 2006 b : iv).

Bila sampah tersebut tidak ditangani makatumpukan sampah akan menjadi menggunungterutama di perkotaan, tidak sedap dipandang mata,aroma busuk mengganggu, merusak kesehatan dan

Page 2: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

2 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

merusak kelestarian lingkungan. Selama ini kitaterlalu menyerahkan masalah sampah kepadapemerintah, padahal masalah sampah adalah masalahkita semua. Kita semua adalah produsen sampah,maka marilah kita selesaikan masalah kita sendiridengan cara yang sederhana, mudah danmenyenangkan yaitu dengan cara pengomposan.Dengan melakukan pengomposan maka sampah yangbau dan kotor menjadi butiran kompos yang halusdan berbau tanah.

Barangkali karena sosialisasi yang kurang ataukarena kita terlambat dalam menangani sampahsehingga kesadaran dalam masalah sampah masihkurang. Sebagai contoh nyata yaitu masih membuangsampah sembarangan ke jalan, ke selokan dan kesungai serta belum melakukan pengelolaan sampahsecara maksimal atau belum banyak / tidakmelakukan ataupun pengomposan belum / belumbanyak dilakukan. Hal-hal tersebut merupakan suatupermasalahan yang perlu dilakukan penanganan danpenelitian.

Pemberdayaan masyarakat, pemberdayaanperempuan dan anggota keluarga lainnya,pemberdayaan kelompok, yang mempunyaikelonggaran waktu maka dapat melakukanpengomposan sampah dengan baik, kalau bisasampah dipilah-pilah dalam kelompok sampah basah/organik yang dapat diproses dalam pengomposan dankelompok sampah kering yang umumnya tidak bisadiproses dalam pengomposan, yang pada gilirannyadapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kelestarianlingkungan bahkan dapat menambah penghasilankeluarga.

Pada bulan April 2012, ada 3 (tiga) orang wargaRT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Tangerang, yangmengikuti kursus pengomposan sampah gratis / cuma-cuma di Karinda (Karang Indah), Lebak Bulus,Jakarta. Diantaranya kemudian mengaplikasikan teoridan praktek yang diperoleh dengan melakukanpengomposan sampah rumah tangga / kebun dankami lakukan penelitian terhadapnya.

PERUMUSAN MASALAHDengan keberadaan sampah rumah tangga di

wilayah RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Tangerang,maka yang menjadi permasalahan adalah : Apakah

warga sudah semua melakukan pengelolaan sampahdengan cara pengomposan ?

TUJUAN PENELITIAN1. Untuk mengetahui minat warga RT 04 / RW 01

Cipadu, Larangan, Tangerang, dalampengelolaan sampah dengan cara pengomposan.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala atauhambatan-hambatan yang terjadi pada wargaRT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Tangerangdalam pengelolaan sampah dengan carapengomposan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana hasil yangdiperoleh dalam pengeloaan sampah dengancara pengomposan.

MANFAAT PENELITIANSebagai masukan dalam mendukung suksesnya

program Forum Kota Tangerang Sehat (FKTS).

HIPOTESAWarga RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan,

Tangerang, belum semua melakukan pengelolaansampah dengan cara pengomposan.

METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan yaitu dengan

pendekatan deskriptif analitis dengan tujuan untukmembuat deskripsi, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yangdiselidiki. Dalam hal ini dengan melakukan penelitiandi lokasi obyek penelitian (Nazir Moh, 1983 : 63).

Data yang dikumpulkan berupa data primer dandata sekunder yang bersumber dari warga RT 04 /RW 01 Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan,Kota Tangerang, dari pustaka dan dari sumber-sumber lain yang terkait serta yang relevan.

Data / informasi yang dikumpulkan antara lain :a. Warga yang melakukan pengelolaan sampah

dengan cara pengomposan diantara warga tetap.Jumlah warga tetap sebanyak 40 orang.

b. Warga yang belum / tidak melakukanpengelolaan sampah dengan cara pengomposan,yang merupakan sisa warga yang tidakmelakukan pengelolaan sampah dengan carapengomposan.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

Page 3: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

3Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Pengolahan dan analisis data dilakukan, yangkesemuanya dapat menjawab hipotesa yangdisampaikan dan sekaligus dapat menjawabpermasalahan yang ada serta dapat diperoleh tujuanpenelitian.

HASIL DAN PEMBAHASANKompos (Djamaludin Murniati Sri dan Wahyono

Sri, 2006 c : 2-4).Kompos merupakan material yang bentuknya

seperti tanah gembur, baunya segar seperti tanah,berwarna coklat gelap yang sering digunakan olehpara petani bunga, tanaman hias dan sayuran, baikditanam di lahan maupun di pot, yang dikenal denganpertanian organik yang banyak dijumpai di wilayahJabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang danBekasi). Namun disamping itu dapat dipergunakanuntuk keperluan tanaman yang lain dalam skala yanglebih luas lagi.

Pada dasarnya semua sampah organik rumahtangga dapat dikomposkan. Namun terdapatbeberapa jenis sampah yang sebaiknya tidak ikutdikomposkan karena akan mempersulit prosespengomposan baik karena sifatnya yang tidak mudahlapuk, mengundang hewan pengganggu, ataupunsifatnya yang berbahaya bagi kesehatan.

Sumber sampah organik di rumah tangga adalahdapur dan kebun atau halaman. Sampah organik daridapur terdiri atas sisa makanan (nasi dan lauk pauk),sisa buah-buahan dan sisa sayuran. Sedangkansampah organik dari kebun terdiri atas guguran daundan bunga serta potongan rumput.

Sampah organik dari dapur berbeda karakternyadari sampah kebun. Sampah organik

dari dapur umumnya kandungan airnya tinggi,berbau (sisa ikan dan daging) dan mudah membusuksehingga jika tidak segera ditangani akan menariklalat dan semut untuk berkembang biak dan menarikbinatang pengerat (tikus), kucing dan anjing liar.Sampah dari dapur memerlukan perhatian yang lebihbanyak dibandingkan dengan sampah kebun.

Sedangkan sampah organik dari kebun, kadarairnya relatif rendah, tidak dapat membusuk, tidakberbau menyengat dan bukan sumber makanan bagilalat, tikus, kucing dan anjing sehingga penanganannyalebih mudah.

Sampah dapur umumnya paling banyak diproduksioleh rumah tangga. Kulit jeruk dan papaya, tangkaibayam dan kangkung, daun tua dari kubis dan sawi,kulit bawang, kulit ubi dan singkong, sisa makanan,serbuk kopi dan teh adalah merupakan makanan lezatbagi mikroba. Tidak masalah material tersebut basahdan berlendir.

Daun-daun merupakan bahan yang penting untukdikomposkan. Daun-daun tersebut disebut si coklatketika kering karena kaya akan karbon, dan si hijauketika masih segar karena kaya nitrogen. Ketika telahdicacah, daun-daun lebih cepat terurai. Daun-daunandapat berasal dari pohon mangga, rambutan, jambu,duku, durian, dan sebagainya.

Sebaiknya jangan mengomposkan lemak, tulangdan daging karena berbau busuk sehingga akanmenarik hewan terutama tikus, kucing dan anjinguntuk mengaisnya. Bahan-bahan tersebut jugamenimbulkan tumbuhnya belatung (larva lalat) yangmenjijikkan.

Mengenai sampah jenis ini, sebagian praktisi tetapmemasukkan dalam tempat pengomposan asaljumlahnya tidak banyak. Namun dijaga agar beradadi bagian dalam sehingga tidak diganggu seranggaatau binatang. Jangan mengomposkan kotoran anjing,kucing atau manusia karena kemungkinanmengandung bakteri patogen. Jangan mengomposkanabu atau arang barbeque, sulfur dioksida dan senyawakimia lain akan mengganggu pertumbuhan tanamandan cacing di tanah.

Bahan yang sebaiknya dikomposkan yaitupotongan rumput, daun-daunan, sisa tanaman, sisamakanan, kotoran ternak, jerami, bubuk kopi danbubuk teh. Bahan yang sebaiknya tidak dikomposkanyaitu daging, ikan, lemak, susu, keju, produk makananberbasis susu, tulang, kotoran manusia, kotoran anjing,kotoran kucing, abu, material yang terkontaminasi B3,ranting pohon, potongan kayu, plastik, kaleng, kacadan tanaman yang berhama atau gulma.

Proses pengomposan dan faktor yangmempengaruhinya (Djamaludin Murniati Sri danWahyono Sri, 2006 d : 5-9).

Dalam proses pengomposan, sampah organiksecara alami akan diuraikan oleh berbagai jasadrenik, seperti bakteri, jamur, aktinomicetes, dan

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANGOleh : Munawir

Page 4: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

4 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sebagainya. Mereka itulah mesin pengomposannya.Proses peruraian ini memerlukan kondisi yang opti-mal seperti ketersediaan nutrisi yang memadai, udarayang cukup, kelembaban yang tepat, dan sebagainya.Makin sesuai kondisi lingkungannya, makin cepatprosesnya dan makin tinggi pula mutu komposnya.

Di wadah pengomposan atau komposter, mula-mula sejumlah mikroba aerobik yaitu mikroba yangtidak bisa hidup bila tidak ada udara, akanmenguraikan senyawa kimia rantai panjang yangdikandung sampah seperti selulosa, karbohidrat,lemak, protein, dan sebagainya, menjadi senyawayang lebih sederhana, gas karbondioksida dan air.Senyawa-senyawa sederhana tersebut merupakanmakanan yang lezat bagi mikroba. Denganketersediaan makanan yang melimpah danmengandung nitrogen yang cukup, mikroba tumbuhdan berkembang biak secara cepat sehinggajumlahnya berlipat ganda, bermilyar-milyar.

Sejalan dengan itu, mikroba yang jumlahnyabermilyar-milyar akan mencerna makanan danmenghasilkan panas yang cukup tinggi melalui prosesmetabolisme yang rumit. Suhunya dapat mencapai70 derajat Celcius.

Pencapaian suhu yang tinggi dalam prosespengomposan sangat penting untuk menjamin produkkompos yang dihasilkannya agar bebas dari bibitgulma (yang terbawa dari potongan rumput) danbakteri patogen (seperti E.Coli dan Salmonella). Padasaat itu, koalisi mikroba yang hidup di dalamnyadidominasi oleh kelompok mikroba termofil yaitumikroba yang hidup pada suhu tinggi.

Untuk menjaga kelangsungan hidup mikroba yangberperan dalam proses pengomposan, dalam waktu-waktu tertentu, sampah dibolak-balik agar udaradapat masuk ke dalamnya. Udara tersebut diperlukanuntuk bernapas bagi mikroba.

Sampah juga harus disiram jika kelembabannyakurang, agar mikroba cukup minum. Penyiramantidak boleh berlebihan karena akan menutup pori-porisampah sehingga udara tidak bisa masuk.

Pada fase selanjutnya, senyawa-senyawa kimiasampah tahap demi tahap diuraikan menjadi berbagaimacam senyawa yang lebih sederhana lagi, sampaiakhirnya senyawa kimia yang menjadi makananmikroba berangsur-angsur menjadi terbatas.

Sejalan dengan menipisnya ketersediaanmakanan, pertumbuhan dan perkembangbiakanmikroba menurun. Oleh karena itu, pada fase tersebutsuhu akan turun perlahan-lahan menjadi sekitar 40derajat Celcius. Pada fase ini, koalisi mikroba yanghidup di dalamnya dominasinya digantikan olehkelompok mikroba mesofil, yaitu mikroba yang hiduppada suhu di bawah 45 derajat Celcius.

Pada minggu kelima dan keenam suhu menurunmenuju suhu udara yaitu 30-32 derajat Celcius. Padasaat itulah hasil peruraian sampah akhirnya menjadimateri yang relatif stabil yang disebut sebagaikompos.

Untuk mendapatkan material kompos yang halusdapat dilakukan pengayakan sesuai dengan ukuranpartikel yang dikehendaki. Kompos yang kasar bisadicampurkan kembali untuk dikomposkan sebagaiaktivator karena mengandung mikroba yangdiperlukan untuk pengomposan.

Jadi kalau diperhatikan dari uraian tersebut di atas,maka yang dimaksud dengan pengomposan adalahproses peruraian sampah organik oleh mikrobamenjadi materi yang stabil seperti humus dalamkeadaan aerob dalam kondisi yang terkendali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prosespengomposan antara lain adalah rasio atauperbandingan C/N, kelembaban, aerasi, temperature,keasaman, ukuran partikel sampah, ukuran komposter,activator, dan sebagainya.

Perbandingan C dengan N : Apapun jenisnya,sampah organik rumah tangga yang akandikomposkan sebaiknya memiliki perbandingan unsurkarbon (C) dan nitrogen (N) sekitar 30 (atau antara20-40). Jika rasionya tinggi, proses pengomposanakan sangat lambat. Akan tetapi jika rasio terlalu kecil,akan timbul gas amoniak yang menyengat atauberlebihnya pelepasan gas yang mengandung N.Unsur C dipergunakan oleh mikroba terutama sebagaisumber energi, sedangkan unsur N terutamadigunakan untuk perkembangbiakan mikroba. Setiapjenis sampah organik mengandung unsur C dan Ndengan perbandingan tertentu. Sampah coklat(sampah yang kandungan karbonnya tinggi) memilikiperbandingan C/N 50-500 atau lebih. Pada sampahhijau (sampah yang kandungan nitrogennya tinggi)

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

Page 5: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

5Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perbandingan C dan N umumnya di bawah 30.Tingginya kandungan unsur C dalam sampah coklatharus diimbangi dengan sampah hijau, sehinggamendapatkan perbandingan C dan N yang optimal.Dalam praktek pengomposan, oleh karena seringmemperhitungkan volume, maka kita dapatmencampur sampah coklat dan sampah hijau denganperbandingan volume 1 : 2 atau 1 : 3.

Si Coklat dapat meliputi daun kering, rumputkering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam padi,kertas, kulit jagung dan jerami. Sedangkan Si Hijaudapat meliputi sampah dapur, sayuran, buah-buahan,daun segar, potongan rumput dan kotoran ternak.

Kelembaban : Air sangat diperlukan bagikehidupan mikroba yang bekerja dalam prosespengomposan. Akan tetapi jika terlalu banyak airmaka ruang antar partikel sampah akan tersumbatsehingga udara tidak bisa masuk. Jika udara tidakbisa masuk maka mikroba aerob akan mati.Selanjutnya yang bekerja menguraikan sampah adalahmikroba anaerob yang dapat menyebabkan prosespembusukan dan menghasilkan bau busuk. Namunjika sampahnya terlalu kering maka akanmenimbulkan dehidrasi bagi mikroba danpengomposan berjalan sangat lambat. Kelembabanyang optimal adalah sekitar 50-60%. Nilaikelembaban tersebut dapat dirasakan dengan tanganyaitu terasa basah seperti busa spon yang habisdiperas tetapi airnya tidak sampai menetes. Jikamenyiram kompos sebaiknya digunakan air yang tidakmengandung klorin. Penyiraman dilakukan sesuaidengan kebutuhan dengan cara dipercikkan. Untukmenghindari air yang berlebihan, tempatpengomposan sebaiknya terlindung dari air hujan.

Aerasi : Mikroba yang berperan dalam prosespengomposan adalah bersifat aerob sehinggamemerlukan udara dalam kehidupannya. Merekamemerlukan udara segar (oksigen) untuk tumbuh danberkembang biak. Jika udara tidak tersedia, mikrobaanaerob akan mengambil alih proses penguraiansampah. Mereka menguraikan lebih lambat,menghasilkan gas metan yang beracun dan gas H2Syang berbau busuk. Pada lapisan sampah yang baru,masih terkandung cukup oksigen. Tetapi kalaumikroba sudah berkembang biak dan kompos sudah

mulai terbentuk, mikroba ini memerlukan banyakoksigen sehingga materi yang dikomposkan perlusering diaduk atau dibalik untuk memasukkan udarasegar. Untuk mempertahankan adanya oksigen, padadinding bagian bawah atau samping wadahpengomposan diberi lubang.

Suhu : Proses pengomposan sampah oleh mikrobamenghasilkan energy dalam bentuk panas. Panas ini,sebagian akan tersimpan dalam tumpukan dansebagian lagi terpakai oleh proses penguapan. Panasyang terperangkap di dalam tumpukan akanmenaikkan suhu tumpukan. Biasanya suhu tumpukanberada di atas 55 derajad sampai 70 derajad Celciuspada dua minggu pertama. Selanjutnya temperatursecara perlahan menurun sejalan dengan menurunnyaaktivitas mikroba dalam menguraikan materialsampah sampai mendekati suhu ruang. Hangatnyasuhu pada level tertentu akan meningkatkan prosesmetabolisme mikroba.

Tingkat keasaman (pH) : Pada awal prosespengomposan, pH cenderung menurun karenapembentukan asam organic sederhana. Penambahankapur untuk menaikkan pH tidak dianjurkan karenabeberapa hari kemudian pH akan naik sampai agakbasa, akibat adanya peruraian protein dan pelepasanammonia. Keadaaan awal yang terlalu asam dapatmengakibatkan kegagalan tumpukan untuk menjadipanas. Upaya yang paling bijaksana untukmenghindari kondisi tersebut adalah memberikanperhatian penuh pada saat pencampuran bahan.Kondisi optimum pH adalah 7 atau mulai dari 5 sampai8.

Ukuran partikel : Ukuran partikel akanberpengaruh terhadap aerasi dan efektifitas luaspermukaan partikel yang diuraikan mikroba. Semakinkecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaanyang tersedia untuk diuraikan oleh mikroba sehinggaproses pengomposan dapat lebih cepat. Akan tetapipartikel yang terlalu kecil dan memadat menyebabkanruang antar partikel menjadi kecil dan sempit sehinggaaliran udara menjadi terhambat. Jika hal itu terjadi,maka akan terjadi proses penguraian sampah secaraanaerob. Misalnya potongan rumput atau hasilcacahan sampah yang terlalu halus dicampur meratadengan jenis sampah yang lain agar tidak mengempal.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANGOleh : Munawir

Page 6: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

6 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Jika ukuran partikelnya amat besar, luas permukaanuntuk operasi mikroba menjadi berkurang sehinggaproses pengomposan berjalan lambat. Dalampengomposan sampah rumah tangga, sampahsebaiknya dicacah menjadi potongan kecil-kecil (1-2x 2-3 cm).

Ukuran wadah pengomposan / komposter :Menurut kepustakaan, ukurn tumpukan atau wadahpengomposan untuk pencampuran satu adonan yangideal adalah 1 m x 1 m x 1 m. Dengan ukuran inidapat dipertahankan suhu dan kelembaban komposdan cukup member kesempatan udara segar masukke bagian tengah tumpukan pada saat pembalikan.Drum besi dengan volume 100 liter suhunya hanyadapat mencapai 55-70 derajat Celcius. Jikamenggunakan wadah yang lebih kecil atau ukuran25 liter sampai 50 liter, suhu hanya dapat mencapaisekitar 40 derajat Celcius. Proses pengomposanberjalan, namun memerlukan waktu lebih lama.

Aktivator : Kita mengetahui bahwa mesinpengomposan adalah mikroba. Sebenarnya berbagaijenis mikroba secara alamiah telah ada di dalam semuajenis sampah organik yang dikomposkan. Semakinberagam material sampah yang dikomposkan,semakin beragam pula mikroba yang tersedia.Sebagian orang berpendapat bahwa penggunaanaktivator yang diproduksi secara komersial dapatmempercepat proses pengomposan danmeningkatkan kualitas kompos. Namun pengujianindependen para pakar kompos duniamengindikasikan bahwa penggunaan aktivatorkomersial ternyata tidak mempercepat prosespengomposan dan meningkatkan kualitas kompossecara nyata. Keputusan menggunakan aktivatorkomersial hendaknya diperhitungkan secara bijaksanakarena akan menungkan biaya pengomposan. Kitadapat menggunakan aktivator alamiah yang sangatmurah dan bagus seperti kompos, tanah lapisan ataskehitaman (top soil) dan kotoran ternak pemakanrumput. Bahkan dapat menggunakan ragi tape atauragi tempe.

Pengomposan sampah kebun. (DjamaludinMurniati Sri dan Wahyono Sri, 2006 e : 29-33).

Pengomposan sampah kebun dapat dilakukandalam satu kali proses atau secara bertahap

tergantung dari jumlah sampahnya. Jika sampah yangdihasilkan setiap harinya banyak maka pengomposandapat dilakukan dalam satu kali proses sekaligus. Yangdimaksud dengan satu kali proses adalah wadahkompos langsung diisi penuh dengan bahan bakukompos dan tidak diisi-isi lagi sampai prosespengomposan selesai.

Sedangkan yang dimaksud dengan prosespengomposan secara bertahap adalah pengisiannyatidak langsung penuh tetapi diisi setiap hari sesuaidengan sampah yang dihasilkan kebun.

Pengomposan satu kali proses (sekaligus).Tahap-tahapnya sebagai berikut :

Tahap 1 : Kumpulkan sampah potongan rumput /bunga. Pisahkan sampah daun-daunan darirantingnya, karena ranting sulit terurai menjadikompos.

Tahap 2 : Sampah kebun bila ukurannya besarsebaiknya dicacah atau dipotong-potong dengan golokhingga berukuran 1-5 cm.

Tahap 3 : Jika memungkinkan, tambahkan 1 bagiankompos matang, kotoran ternak (ayam, sapi ataukambing) atau lapisan tanah atas (top soil) kepada 3bagian sampah kebun dan campurlah. (Material inimerupakan aktivator alami yang mengandungmikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampahmenjadi kompos). Jika tidak ada material tersebut,tidak perlu cemas, proses pengomposan akan tetapberjalan baik.

Tahap 4 : Perhatikan kelembaban campuransampah, jika kering siramlah. Dengan menggunakangembor atau sprayer, sampah yang dikomposkandisiram dengan air sampai kelebaban yang diinginkan.Jika kelembabannya baik baik, maka ketikadigengggam material tumpukan rasanya seperti sponbasah (yang telah diperas).

Tahap 5 : Masukkan sampah tesebut ke dalamwadah pengomposan. (Wadah pengomposan dapatberupa komposter drum, kotak, ram kawat atau drumberputar).

Tahap 6 : Tumpukan sampah dalam kompostermemerlukan asupan udara yang cukup. Jika tidak,tumpukan kompos akan terurai secara anaerobiksehingga muncul bau, penguraian yang lambat dantemperaturnya rendah. Oleh karena itu, tumpukanharus diaduk atau dibalik.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

Page 7: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

7Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tahap 7 : Untuk mengetahui apakah prosespengomposan berjalan baik atau tidak, dapat diperiksadari suhu kompos pada hari kedua. Jika tidak memilikithermometer, dapat diperiksa dengan memasukkansebatang kayu panjang 30 cm ke dalam tumpukankompos, setelah 5 menit diangkat dan dipegang. Jikapnas (bukan hangat) maka proses berjalan baik.Apabila jika tumpukan diaduk, keluar kepulan uapair. Suhu tersebut bisa diatas 55 derajad Celcius.Setelah proses pengomposan berjalan selama 4minggu, suhu menurun mendekati suhu ruangan.Sampah sudah berubah menjadi kehitaman, ukuranmenjadi lebih kecil, sebagian besar menjadi butiranseperti tanah. Pembalikan tetap dilakukan padaproses pematangan.

Tahap 8 : Kompos dipanen jika sudah matang yaituketika berumur 6 smpai 7 minggu.

Tahap 9 : Kompos yang sudah matang diayakuntuk memisahkan dari bahan-bahan yang kasarmisalnya ranting, potongan daun atau kulit buah yangterlalu lebar atau keras. Kompos kasar yang tertinggaldi ayakan dapat dipergunakan sebagai biang karenamengandung mikroba pengurai sampah, dapatdicampurkan ke dalam tempat pengomposan yangbaru.

Tahap 10 : Kompos yang telah diayak dimasukkanke dalam kantung-kantung plastic kedap air agarkelembaban terjaga dan disimpan dalam tempat yangtidak lembab sebelum digunakan. Tanda-tandakompos matang : Baunya seperti tanah. Warna coklatkehitaman. Bentuknya sudah hancur. Tidakmempunyai bahan awalnya. Suhunya sekitar 30derajat Celcius.

Pengomposan secara bertahap sampahkebun. Tahap-tahapnya sebagai berikut : Tahap1,2 dan 3 : Caranya sama dengan tahap pengomposansekaligus.

Tahap 4 : Jika memungkinkan, tambahkan 1 bagiankompos matang, kotoran ternak (ayam, sapi ataukambing) atau lapisan tanah atas (top soil) terhadap3 bagian sampah kebun. Penambahannya dilakukandengan cara melapisi bagian atasnya ataumencampurkannya.

Tahap 5 : Pada hari selanjutnya, sampah kebunyang baru ditambahkan ke dalam wadahpengomposan, demikian pula pelapisannya.

Penambahan sampah tersebut dilakukan denganmencampurkannya dengan sampah di lapisanbawahnya.

Tahap 6 : Jika tahap pengomposan pertama telahpenuh, isilah wadah lainnya seperti tahap 1,2,3,4 dan5 pada cara ini. Sejalan dengan waktu, jika dalamwadah pertama kompos sudah jadi, maka komposdapat dipanen dan wadah tersebut dapat digunakankembali.

Tahap selanjutnya : sama dengan tahap ke-5,6,7,8,9 dan 10 pada proses pengomposan satu prosessekaligus.

Pengomposan sampah dapur (DjamaludinMurniati Sri dan Wahyono Sri, 2006 f : 35-37).

Tahap awal yang sangat penting dalampengelolaan sampah rumah tangga adalah memilahsampah yaitu memisahkan sampah organik darisampah anorganik dan B3. Pengomposan sampahdapur sulit dilakukan sekaligus dalam satu kali proseskarena jumlahnya yang sedikit. Oleh karena itupengomposannya dilakukan secara bertahap setiapharinya.

Tahap 1 : Pisahkan sampah organik dapur darisampah plastik, kaleng dan kaca. Pisahkan pulasampah organik yang lunak dan segar dari sampahorganik yang keras dan kering yang tidak dikehendakikehadirannya atau tidak baik dikomposkan.

Tahap 2 ; Sampah organik berupa sisa makanan,kulit buah dan sisa sayuran dari dapur bila ukurannyabesar dicacah dengan golok/pisau/guntingbhinggaberukuran 1-2 cm. Sisa sayur yang mengandungsantan dibilas dahulu baru masuk ke tempat sampah.

Tahap 3 : Campurkan satu bagian kompos matangdengan satu bagian sampah dapur secara merata.Jika masih terlalu lembab tambahkan lagi kompos atauserbuk gergaji secukupnya. Serbuk gergaji selaindapat mengurangi kelembaban juga dapat menambahunsur karbon.

Tahap 4 : Masukkan campuran tersebut ke dalamwadah pengomposan (komposter). Lapisi bagian atasdengan serbuk gergaji atau kompos tadi. Wadahpengomposan dapat berupa komposter ember, drum,kotak plastik, kotak kayu, dan sebagainya. Janganlupa menutup wadah pengomposan agar terhindardari hewan pengganggu. Walaupun ditutup, usahakanagar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANGOleh : Munawir

Page 8: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

8 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tahap 5 : Pada hari berikutnya lakukanlah hal yangsama dari tahap 1 sampai 4. Campuran sampah yangbaru dimasukkan ke dalam wadah pengomposan dandiaduk-aduk dengan lapisan yang telah adasebelumnya.

Tahap 6 :Jika wadah pengomposan telah penuh,pindahkan 2/3 isinya ke wadah lain untuk pematangan,aduk setiap 3 hari, sampai semua sampah menjadikompos dan tidak hangat lagi, biasanya sampai 3minggu. Sisa kompos yang masih dalam proses didalam wadah pengomposan menjadi “biang” untukpengomposan baru.

Tahap selanjutnya : Kompos dipanen jika sudahmatang yaitu ketika berumur 6 sampai 7 minggu.Kompos yang sudah matang diayak. Kompos yangtelah diayak dikemas dan disimpan dalam tempat yangtidak lembab sebelum digunakan. Pengomposansampah dapur memerlukan perhatian ekstra karenamudah membusuk dan menjadi incaran hewanpengganggu.

Pengomposan kombinasi sampah dapur dankebun (Djamaludin Murniati Sri dan Wahyono Sri,2006 g : 38) :

Tahap 1 : Pisahkan sampah organik dari sampahanorganik, baik yang berasal dari dapur maupun darikebun.

Tahap 2 : Sampah organik dapur dan kebun yangberukuran besar dicacah dengan golok atau pisau.

Tahap 3 : campurkan 1 bagian sampah dapurdengan 2-3 bagian sampah kebun dan 1 bagiankompos jadi, kotoran ternak (ayam, sapi ataukambing) atau lapisan tanah atas (top soil).

Tahap 4 : Masukkan campuran tersebut ke dalamwadah pengomposan. Lapisi bagian atasnya dengansampa kebun, serbuk gergaji, kompos atau materialkering lainnya.

Tahap selanjutnya : Sama dengan tahap 5 danseterusnya seperti yang dilakukan pada pengomposansampah dapur.

Manfaat kompos (Djamaludin Murniati Sri danWahyono Sri, 2006 h : 4, 39).

Manfaat kompos antara lain yaitu (1).Mengembalikan nutrisi ke tanah seperti materialorganik, fosfor, potassium, nitrogen dan mineral; (2).

Mendukung pengendalian gulma dan pencegahanerosi; (3). Meningkatkan daya pegang air danmemperbaiki porositas tanah; (4). Meningkatkankapasitas buffer tanah; (5). Menambah unsur haramakro pada tanah; (6). Meningkatkan kapasitaspertukaran ion di tanah; (7). Meningkatkankeanekaragaman mikroba tanah; (8). Menekanpertumbuhan penyakit tanah; (9). Menghematpenggunaan pupuk kimia; (10). Meningkatkanpertumbuhan plankton di tambak; (11). Media untukfilter biologis gas buang; (12). Mengurangi ongkostransportasi sampah; (13). Memperpanjang umur danmemperkecil masalah tempat pembuangan akhir(TPA).

Berbeda dengan penggunaan pupuk kimia yangsangat tergantung dengan musim, jenis dan jumlahyang dibutuhkan, pupuk kompos dapat ditambahkansetiap waktu. Penggunaan kompos dapat untuktempat pembibitan/pesemaian, untuk tempatpenyapihan dan untuk tanaman di halaman.Jumlah warga yang melakukan pengomposansampah sebanyak 2 orang dan sisanya 38 orangtidak melakukan pengomposan sampah.1. Hasil kompos dari “sampah rumah

tangga”, yang dilakukan salah seorangwarga.

Tabel 1 :Perhitungan biaya dan pendapatan bersih

pembuatan kompos dari “sampahrumah tangga”.

Sumber : Data Primer

Kapasitas atau volume kranjang / komposterTakakura relative kecil, sehingga yang dihasilkan agaksedikit. Untuk memperoleh hasil yang banyak, maka

No

.

Uraian Harga/unit

Rp

Jumlah

unit

Umur

Ekonomis

Juml.Biaya

Rp

1. Kranjang/komposter

Takakura

70.000,- 1 4 th 2.916,66

2. Kompos starter, 3 Kg. 12.000,- 1 - 12.000

3. Sekam padi dibungkus nilon 1.000,- 1 - 1.000

4. Entong pengaduk bertangkai 1.000,- 1 - 1.000

5. Kerdos 500,- 1 - 500

6. Tenaga kerja sendiri, dinilai - - - 20.000

7. Jumlah biaya : 1-6 - - - 40.416,66

8. Hasil kompos per 2 bulan 2.000,- 30 Kg - 60.000

9. Pendapatan bersih: 8-7, per 2

bl.

- - - 19.083,34

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

Page 9: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

9Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

jumlah kranjang / komposter tersebut harusdiperbanyak, dengan catatan sampah rumah tanggayang dikumpulkan harus dapat diperoleh banyak(sampah rumah tangga dari para tetangga atau sisa-sisa sayur dari pasar dikumpulkan). Agar dapatdiperoleh harga jual yang lebih tinggi dan lebih cepatdibeli oleh konsumen, maka kualitas kompos harusditingkatkan / lebih baik lagi. Hasilnya menguntungkanatau diperoleh tambahan pendapatan/penghasilan.

2. Hasil kompos dari “sampah kebun”, yangdilakukan salah seorang warga.

Tabel 2 :Perhitungan biaya dan pendapatan bersih

pembuatan kompos dari “sampah kebun”.

Sumber : Data primer.

Kapasitas atau volume kranjang / komposterkotak bamboo relative besar (sekitar 6 kali Takakura),sehingga yang dihasilkan cukup besar. Untukmemperoleh hasil yang lebih banyak lagi, maka jumlahkranjang / komposter tersebut harus diperbanyak,dengan catatan sampah kebun yang dikumpulkanharus dapat diperoleh banyak (intensif mencarisampah kebun). Agar dapat diperoleh harga jual yanglebih tinggi dan lebih cepat dibeli oleh konsumen, makakualitas kompos harus ditingkatkan / lebih baik lagi.Hasilnya menguntungkan atau diperoleh tambahanpendapatan/penghasilan.

3. Para warga yang tidak melakukanpengelolaan sampah dengan carapengomposan karena tidak mempunyai waktu,sibuk dan cukup merepotkan. Mereka hanyamengumpulkan sampah rumah tangga dan

dibuang melalui petugas / tukang sampah yangdatang menjemput ke rumah secara rutin rata-rata setiap 2 hari sekali dengan membayar setiapbulannya. Kebersihan, kesehatan danlingkungan dapat terjaga, apabila petugas /tukang sampah tersebut datangnya mengambilsampah rutin 2 hari sekali dan tertib.

4. Jadi warga RT 04 / RW 01 Cipadu,Larangan, Tangerang, belum semuamelakukan pengelolaan sampah dengan carapengomposan, yang melakukan hanya 2 orang.Hal ini sudah menjawab permasalahan danhipotesa yang dikemukakan diatas. Kemudianuntuk menjawab tujuan penelitian diperolehinformasi bahwa minat warga untuk pengelolaansampah dengan cara pengomposan baru 2 or-ang, yang lainnya tidak mempunyai waktu, sibukdan cukup merepotkan, dimana hal inimerupakan kendala / hambatan yang ditemui.Sedangkan hasil kompos bila diusahakan akandiperoleh keuntungan / ada tambahanpenghasilan (lihat perhitungan di atas).

KESIMPULAN1. Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara

pengomposan merupakan pelaksanaan kaidahdaur ulang dalam upaya ikut menyelamatkanlingkungan.

2. Warga yang melakukan pengelolaan sampahdengan cara pengomposan baru 2 (dua) orangdiantara jumlah warga yang ada dan hasilnyamenguntungkan / diperoleh pendapatan.

3. Pemberdayaan masyarakat (kepala keluarga,perempuan dan lainnya) secara individu /kelompok untuk bisa melakukan pengelolaansampah dengan cara pengomposan perlu / harusdilakukan. Untuk itu agar dilakukan sosialisasisecara intensif.

4. Manfaat kompos sangat banyak, antara lainuntuk kebersihan, kesehatan, kelestarianlingkungan dan tambahan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKADjamaludin Murniati Sri, Wahyono Sri, 2008,

Pengomposan Sampah, Skala Rumah Tangga,Edisi Kedua, November 2008, Penerbit Asdep

No

.

Uraian Harga/unit

Rp

Jumlah

unit

Umur

Ekonomis

Juml.Biaya

Rp

1. Kranjang kotak bambu dg kaki

kayu kaso, vol.80x80x100 cm

250.000,- 1 4 th 10.416,66

2. Garu besi 50.000,- 1 4 th 2.083,33

3. Golok utk merajang/mencacah 30.000,- 1 4 th 1.250

4. Gembor 50.000,- 1 4 th 2.083,33

5. Aktivator EM4, Rp.20.000,-/liter 4.000,- 20 cc - 4.000

6. Gula merah, makanan mikroba 12.000,- 0,5 Kg - 6.000

7. Ayakan lubang 0,5 cm 50.000,- 1 2 th 4.166,66

8. Kain terpal/goni 10.000,- 2 2 th 1.666,66

9. Tenaga kerja, diperhitungkan - - - 250.000

10 Jumlah biaya : 1-9 - - - 281.666,64

11 Hasil kompos per 2 bulan 2.000 240 Kg - 480.000

12 Pendapatan bersih:11-10,per 2 bl - - - 193.333,36

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANGOleh : Munawir

Page 10: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

10 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Urusan Limbah Domestik dan Usaha SkalaKecil, Kementerian Negara Lingkungan Hidup,Jakarta.

Handoko Hani T, 1984, Dasar-dasar ManajemenProduksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta.

Nazir, Moh, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indone-sia, Jakarta.

Sutanto Rachman, 2002, Pertanian Organik, MenujuPertanian Alternatif dan Berkelanjutan, Cetakanke 5, Tahun ke 6, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANG

Oleh : Munawir

Page 11: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

11Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISMEWIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTI

DIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.

ABSTRACTThe purpose of this study is to find out the effect of self-efficacy, professionalism of lecturer, and

training satisfaction to training result. This type of research is descriptif with a survey approach andtechniques of data analysis using path analysis. The samples in this study are 50 teachers of MadrasahIbtidaiyah from DKI Jakarta, Banten, and West Kalimantan Province with proportional randomsampling technique.

Research data for the variables themselves; self-efficacy, professionalismof lecturer, and trainingsatisfaction are taken by using a questionnaire with Likert scale model. While data of training resulttaken from tests carried out by each lecturer.

The results showed that the training result is effected by self-efficacy with coeficient path 0,34 oreffects of 11,5%, the coefficient path of professionalism of lecturer 0,31 or effects of 9,6%, thecoefficient path of training satisfaction 0,23 or effects of 5,2%. It also found that training result iseffected indirectly by self-efficacy and professionalism of lecturer, both through training satisfaction.

Based on the findings above, the greatest total influence on the training results is self- efficacy of0,184 or 18,4% than professionalism of lecturer 0,172 or 17,2%, it could be concluded that varia-tion on the training result might have been effected by the variations of self-efficacy, professionalismof lecturer and training satisfaction.

Kata kunci : Daya Diri, Profesionalisme Widyaiswara, Kepuasan, Hasil Diklat.

PENDAHULUANHasil dari sebuah kegiatan diklat adalah tercapai-

nya sejumlah pengetahuan yang harus dimiliki olehpeserta diklat dan keterampilan teknis yang terkaitdengan jenis pekerjaan yang menjadi tanggugjawabnya. Diklat bagi guru yang dilaksanakan olehBalai Diklat Keagamaan Jakarta yang mencakup tigawilayah yaitu DKI Jakarta, Banten dan KalimantanBarat, mengarah pada upaya mewujudkanterciptanya guru yang professional sebagaimanadiamanatkan dalam undang-undang, sekaligussebagai respon atas fenomena bahwa : (a) Kualifikasidan kompetensi guru yang kurang layak, sehinggamenghambat peningkatan mutu pendidikan; (b)Kualifikasi akademik guru masih banyak yang dibawah standar minimal yang diisyaratkan; dan (c)Kompetensi guru terhadap mata pelajaran

yang diajarkan kurang memadai (Setjen Depdiknas,2004 : 5).

Sejalan dengan itu, fokus diklat bagi guru adalahmembekali pengetahuan dan keterampilan yangterkait dengan pembuatan perencanaanpembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang efektifdan menyenangkan, dan pelaksanaan evaluasipembelajaran. Ketiga aspek kegiatan guru di atas,merupakan kinerja pokok sebagai seorang pendidikyang ditekankan dalam peraturan pemerintah nomor19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikanyakni standar isi, standar proses dan standar penilaiansehingga menghasilkan mutu lulusan yang sesuaistandar pula.

Sesuai dengan pesan dalam standar nasionalpendidikan di atas, kegiatan diklat menekankan padaperbaikan dan pengembangan proses pembelajaran

Page 12: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

12 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

yang efektif karena pembelajaran yang tidak menarik,konvensional dan cenderung monolog, membuatsiswa didik berperan menjadi obyek yang hanya diberidan menerima pengetahuan dari gurunya padahalkonsep itu telah lama ditinggalkan dan beralih padakonsep baru yang memposisikan siswa didik menjadisubyek belajar yang harus aktif mengeksplorasiberbagai ilmu pengetahuan dibantu oleh guru sebagaifasilitator.

Keterampilan guru yang ditampilkan dalamperilaku kegiatan belajar mengajar di atas, merupakansalah satu bentuk hasil diklat yang diperoleh melaluiproses yang terus menerus dan berkesinambungan,artinya, bahwa keterampilan dimaksud akan dapatdiperoleh dengan optimal jika keterampilan itu selaludilatih secara serius dan berulang-ulang melalui upayapengelolaan dan pengkondisian berbagai faktor yangmempengaruhinya. Faktor-faktor tersebutdiungkapkan Wood bahwa perilaku kerja individu (jobperformance) merupakan fungsi dari interaksi atributindividu (individual atribut), yaitu usaha kerja (workeffort) yang muncul dari dalam individu tersebut dandukungan organisasi (organizational support)(Wood, Wallace, Zeffane, 2001 : 91).

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian inipenulis ingin melihat hasil diklat yang didapatkanpeserta dilihat dari sisi daya diri peserta,profesionalisme widyaiswara, dan kepuasan selamamengikuti diklat.Dalam penelitian ini, dilihat aspekinternal dan eksternal yang berpengaruh terhadappencapaian hasil diklat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, makadapat diuraikan rumusan penelitian ini sebagai berikut:1. Apakah terdapat pengaruh daya diri peserta

diklat terhadap hasil diklat?2. Apakah terdapat pengaruh daya diri peserta

diklat terhadap kepuasan mengikuti diklat?3. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme

widyaiswara terhadap hasil diklat peserta?4. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme

widyaiswara terhadap kepuasan pesertamengikuti diklat?

5. Apakah terdapat pengaruh kepuasan mengikutidiklat terhadap hasil diklat peserta?

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui berbagai pengaruh sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pengaruh daya diri peserta

diklat terhadap hasil diklat.

2. Untuk mengetahui pengaruh daya diri pesertadiklat terhadap kepuasan mengikuti diklat.

3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalismewidyaiswara terhadap hasil diklat peserta.

4. Untuk mengetahui pengaruh profesionalismewidyaiswara terhadap kepuasan pesertamengikuti diklat.

5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasanmengikuti diklat terhadap hasil diklat peserta.

KERANGKA TEORITIS1. Hasil Diklat

Pendidikan dan pelatihan merupakan kebutuhansetiap pegawai di lembaga manapun dalam rangkameningkatkan kompetensi dan kemampuan kerja.Menurut Bernandian & Russel dalam Gomes bahwapelatihan merupakan usaha untuk memperbaikiperformansi pekerja pada suatu pekerjaan yangterkait dengan pekerjaannya. (Faustino C. Gomes,2000: 197)

Sesuai dengan visi Badan Litbang dan DiklatKementrian Agama RI, yakni: Tersedianya data daninformasi keagamaan yang memadai dalam rangkaterwujudnya kebijakan pembangunan agama berbasishasil riset dan tersedianya sumber daya manusiaKementerian Agama yang berkualitas, yangdilanjutkan dengan misi yang sangat muliaberwawasan masa depan, yaitu:a. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan

pengembangan kehidupan keagamaan;b. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan

pengembangan pendidikan agama danpendidikan keagamaan;

c. Meningkatkan kualitas hasil penelitian danpengembangan lektur dan khazanahkeagamaan;

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil-hasilpentashihan mushaf Al-Qur’an, kajian Al-Qur ’an, dan sosialisasi Al-Qur ’an sertamengoptimalkan fungsi Bayt Al-Qur’an danMuseum Istiqlal;

e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusiaKementerian Agama;

f. Penguatan tata kelola Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama;

Maka peran lembaga pendidikan dan latihanmenjadi sangat urgen guna mendukung ketercapaianvisi dan misi di atas. Berdasarkan Peraturan

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLAT

Oleh : Asroi.

Page 13: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

13Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, bahwa tujuandilaksanakannya diklat adalah untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai untukdapat melakukan tugas secara profesional dengandilandasi kepribadian dan etika Pegwai Negeri Sipilsesuai kebutuhan instansi, berorientasi padapelayanan, pengayoan, dan pemberdayaanmasyarakat, dan menciptakan kesamaan dandinamika pola pikir.

Hasil diklat merupakan sesuatu yang diperolehpeserta selama mengikuti program diklat baik berupapemahaman secara kognisi, aspek afeksi maupunketerampilan motorik lainnya. Seperti dikatakanAsmu’i, bahwa diklat bagi pegawai merupakan prosespembelajaran yang mengarah pada perubahankemampuan, sikap, dan perilaku sesuai tujuan darijenis-jenis diklat. Pembelajaran itu sendiri akandiadopsi dari pengalaman yang dialami pegawaiselama mengikuti program diklat baik secara teoretismaupun secara praktis.(Asmu’i, 2011: 3)

Keberhasilan sebuah diklat merupakan bentukefektivitas program pelatihan yang dapat dilihat darilima aspek berikut:1. Reaksi, yaitu seberapa baik peserta menyenangi

kegiatan pelatihan.2. Belajar, yaitu seberapa jauh peserta mempelajari

fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan pendekatan-pendekatan yang terdapat di dalam pelatihan.

3. Behavior, yaitu seberapa jauh perilaku kerjapeserta diklat berubah karena pelatihan yangdiikutinya.

4. Hasil, yaitu peningkatan produktivitas ataupenurunan biaya yang dicapai. (Faustino C.Gomes, 2000: 209)

Sesuai dengan kutipan teori di atas, sesungguhnyabanyak faktor yang mepengaruhi perilaku kerjasebagai hasil diklat, seperti digambarkan Ivancevich,Konopaske, dan Matteson (2008: 63-74) sebagaiberikut:

Berdasarkan gambar di atas, sesungguhnyaperilaku kerja tidak terlepas dari dari dua sisi, yakniinternal dan eksternal. Sisi internal adalah keinginandan kemauan untuk berkembang mencapaiterwujudnya profesionalitas diri dalam bekerja sesuaidengan tuntutan yang diperlukan. Pada bagian ini,motivasi dan komitmen internal setiap guru menjadibegian sangat penting yang tidak dapat dilepaskandari keberadaan dirinya sebagai sosok yang harusterus berubah. Sisi lain, adalah faktor eksternal yangmampu mendorong dan mengkondisikan guru untukturut berubah ke arah lebih baik. Pada bagian ini perankebijakan dan aturan yang memaksa seorang guruuntuk berubah sesuai dengan kriteria dan ketentuanyang berlaku. Termasuk didalamnya adalahkepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer dansupervisor yang harus mengelola dan mengendalikansetiap sumber daya untuk bersinergi mengarah padapencapaian tujuan pendidikan yang direncanakanserta kondisi lingkungan.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapatdisimpulkan bahwa hasil diklat adalah sesuatu yangdidapatkan oleh peserta selama mengikuti diklatsehingga terjadi perubahan baik berupa pengetahuan,sikap, maupun kemampuan menjalankan pekerjaanketika kembali bertugas pada institusinya.

2. Daya DiriSetiap manusia terlahir dengan membawa

karakteristik sendiri.Bekal potensi, minat, dan bakatyang bervariasi merupakan suatu perwujudan darikeberadaan manusia yang saling bergantung satudengan lainnya.Seseorang dapat beraktivitas dalamsituasi tertentu dan mampu merefleksikankepercayaan dirinya melalui seluruh kapasitas yangdimilikinya merupakan bentuk dari daya diri yangdimiliki. Hannagan (1998: 369) mengemukakan bahwadaya diri yang dimiliki seseorang yaitu seberapabaiknya seseorang dapat melaksanakan suatutindakan yang diperlukan berkaitan dengan situasiyang akan terjadi.

Daya diri merupakan totalitas potensi yang dimilikiseseorang untuk melaksanakan tugas yang diberikankepadanya. Hal ini terbukti penting karena mem-pengaruhi ketekunan dan upaya seorang dalammencapai kesuksesan dalam hidupnya.(Tom Redmanand Adrian Wilkinson, 1999: 43)

Seseorang yang memiliki daya diritinggi memilikikemampuan untuk melakukan berbagai tugas dan

PERSONALITY

1. Big five personality dimention

2. Locus of control 3. Self eficacy

ABILITY & SKILL

1. Mental ability 2. Emotional intelligence 3. Tacid knowledge

PERCEPTION

1. Object 2. People 3. Event 4. Environment

ATTITUDE

1. Job satisfaction 2. Commitment

WORK BEHAVIOR

1. Productivity 2. Creativity 3. Performance

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.

Page 14: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

14 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sering kali mencapai tingkat yang lebih tinggi daripadamereka yang kurang memiliki daya diri. Seseorangberdaya diritinggi akan bereaksi terhadap umpan baliknegatif dengan cara meningkatkan upaya danmotivasinya. Sebaliknya, mereka yang berkemampu-an diri rendah akan memperlihatkan penurunanmotivasi pada kinerja selanjutnya.

Menurut Lussier (1996: 81) bahwa dayadirimerupakan kemampuan yang dimiliki untukmelakukan sesuatu dalam situasi yang khusus.Dayadirimempengaruhiupaya seseorang, kegigihan danminatnya dalam mengatasi berbagai masalah dankesulitan yang dihadapinya. Dengan demikian, dayadiri mempengaruhi berbagai macam perilaku danaktivitas serta mengarahkan seseorang untuk ikutberpartisipasi dalam penyelesaian masalah danmenyikapi apa yang terjadi dihadapannya secarapositif.

Ekspektasi seseorang tentang pencapaiankesuksesannya sangat erat kaitan-nya dengan potensidaya diri yang dimilikinya dan merupakan faktorpenting yang menentukan seseorang apakah ia akanberusaha untuk membuat perubahan dalamlingkungannya atau tidak. Hal ini karena dayadirimerupakan suatu bentuk kompetensi yang dimilikiseseorang.

Menurut Baron (1996: 392) bahwa dayadirimerupakan kemampuan yang dimiliki seseoranguntuk dapat melaksanakan tindakan yangdiinginkan.Semakin tinggi perasaan seseorang tentangdaya diriyang dimilikinya maka semakin baikkecenderungannya untuk melakukan tugas yang lebihberagam.Keberhasilan seperti itu sudah tentu padaakhirnya dapat mengarahkan seseorang padaperasaan positif tentang dirinya secara lebihmenyeluruh.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkanbahwa yang dimaksud dengan daya diri adalahkemampuan internal yang dimiliki setiap orang dalammendorong dirinya untuk melakukan sesuatu denganbaik dan penuh tanggungjawab.

3. Profesionalisme WidyaiswaraMengajar adalah suatu pekerjaan yang merupakan

profesi.Sebagai profesi, kemampuan mengajarmembutuhkan kriteria khusus seperti penguasaanilmu, seni dan keterampilan. Ilmu pengetahuan tentangdasar-dasar mengajar sangat perlu dikuasai olehwidyaiswara agar ia dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik dengan demikian ia akan menjadiwidyaiswara professional.

Mengajar titik poinnya pada aktivitas merangsangdan membimbing orang untuk mengusai suatu obyektertentu, hal ini seperti dikatakan:” Teaching is es-sentially helping people get excited in a subjectarea, which leads them to engage in the big ideas,the cultural ideas”. (A Report of The HolmesGroup, Tomorrow’s Schools: Principles For TheDesign Of Professional Development Schools,1990: 10)

Profesi memiliki arti pekerjaan atau job yangmengharuskan adanya pengetahuan dan keahliankhusus melalui persiapan dan latihan. Dengandemikian kata profesi mengandung dua unsur yaituunsur keahlian dan unsur panggilan, sehingga orangyang profesional harus memadukan dalam dirinyakecakapan teknik dan kematangan etik yangdiperlukan untuk menjalankan pekerjaannya.(Anoraga, 1998: 69-70)

Tidak semua jenis pekerjaan dapat digolongkankedalam jenis profesi, pekerjaan profesi hanya dapatdilakukan oleh orang yang benar-benar dididik, dilatih,dan dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut. Merekayang menekuni pekerjaan profesi biasanya seringdisebut kelompok profesional, dan harus memilikistandar kompetensi profesionalisme di bidangnya.Orang yang berprofesi sebagai widyaiswara dituntutmemiliki tingkat profesionalisme di bidang pendidikandan pengajaran, sehingga disebut widyaiswara yangprofesional.

Secara spesifik ciri-ciri widyaiswara profesionalmenurut Abdul Djamil (2011:13) adalah : 1.Berkepribadian yang matang dan berkembang (ma-ture and developing personality), 2. Memilikipenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yangkuat, 3.Mampu menjadi suritauladan bagi para pesertapendidikan dan pelatihan, 4.Dapat melakukanpengembagan kemampuan profesional yangberkesinambungan dengan kemampuanspesialisasinya.

Maister (1998 : 21-22), mengatakan bahwa ciri-ciri profesionalisme sejati yaitu :a. Bangga pada pekerjaan mereka, dan

menunjukkan komitmen pribadi pada kualitas.b. Berusaha meraih tanggung jawab.c. Mengantisipasi, dan tidak menunggu perintah,

mereka menunjukkan inisiatif.

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLAT

Oleh : Asroi.

Page 15: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

15Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

d. Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untukmeram-pungkan tugas.

e. Melibatkan diri secara aktif dan tidak sekedarbertahan pada peran yang telah ditetapkan untukmereka.

f. Selalu mencari cara untuk membuat berbagaihal menja-di lebih mudah bagi orang yangmereka layani.

g. Ingin belajar sebanyak mungkin mengenai bisnisorang-orang yang mereka layani.

h. Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang-orang yang layani.

i. Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani sehingga bisamewakili mereka ketika orang-orang itu tidakada ditempat.

j. Adalah pemain tim.k. Bisa dipercaya memegang rahasia.l. Jujur, bisa dipercaya dan setia.m. Terbuka pada kritik-kritik yang membangun

mengenai cara meningkatkan diri.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa profesionalisme widyaiswara adalahkemampuan menjalankan tugas pekerjaannya terkaitsubstansi materi yang diajarkan, kepribadian, danketerampilan sosial dalam berinteraksi denganlingkungan sekitar.

4. KepuasanKepuasan merupakan sesuatu yang ada dalam

diri seseorang, apabila apa yang dirasakannya sesuaidengan dirinya, maka ia akan merasa puas.Sebaliknya, apabila apa yang dirasakannya tidaksesuai atau tidak memenuhi keinginan dirinya, makatidak terpenuhilah kepuasan tersebut.

Maslow seperti yang dikutip oleh Goble (1991:72) menyatakan, bahwa selama hidup praktis manusiaselalu mendambakan sesuatu. Manusia adalahbinatang yang berhasrat dan jarang mencapai tarafkepuasan yang sempurna, kecuali untuk suatu saatyang terbatas. Begitu suatu hasrat berhasil dipuaskansegera muncul hasrat lain sebagai gantinya.

Gibson (1985: 464-465) mengatakan bahwakepuasan seseorang tergantung pada tingkat hasilintrinksik dan hasil ekstrinsik serta bagaimanapersepsi mereka terhadap apa yang dilakukannya.Dengan demikian jelas bahwa kepuasan dipengaruhioleh faktor yang ada pada diri si pelaku atau faktorintrinsik seperti perasaan, tanggung jawab, perasaan

diakui yang tercermin dalam sikap rasa bangga, rasaberhasil, rasa memiliki, rasa dihargai, dan faktoreksternal berupa lingkungan dan lainnya.

Kepuasan seseorang bergantung pada ada atautidaknya kebutuhan seseorang. Seseorang akanmerasa puas jika mendapatkan apa yang dibutuhkan-nya. Hal ini berarti bahwa makin besar kebutuhanseseorang terpenuhi, makin tinggi kepuasan yangdirasakan dan sebaliknya, makin sedikit kebutuhanyang terpenuhi, maka orang tersebut akan merasatidak puas. Ketika kebutuhan-kebutuhan itu dapatterpenuhi, maka kebutuhan manusia meningkat padajenjang kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhanakan rasa memiliki dan kasih sayang, berupapenempatan seseorang di dalam suatu kelompokpenerimaan dalam tata pergaulan sosial, yangberhubungan dengan individu lain.

Teori modifikasi perilaku dengan pengkondisianoperan (operant conditioning) yang dikembangkanoleh Skinner menyatakan bahwa perilaku manusiadidorong oleh dua hal yaitu penguatan positif (posi-tive reinforcement) dan penguatan negatif (nega-tive reinforcement). Pertama bahwa manusia akansenang mengulang-ulang perilakunya yang sekiranyamendapatkan konsekuensi yang menyenangkan(penguatan positif), dan kedua bahwa perilakumanusia terjadi bila tindakannya itu disertai denganpeniadaan konsekuensi yang tidak menyenangkan(penguatan negatif). Konsep penguatan negatif iniberbeda dengan konsep hukuman yang pada akhirnyamalah mendatangkan ketidaksenangan bagi pelakuitu sendiri.(Keith Davis & John W. Newstroom, 1985:76-77).Terkait aktivitas kediklatan, peserta akan ikutsecara aktif kegiatan diklat manakala merekamendapatkan konsekuensi positif sekaligus tiadanyasesuatu yang membuat mereka jenuh atau tidakmenyenangkan.

Apabila dikaji dari kenyataan di lapangan,kepuasan merupakan faktor sangat penting untukmeningkatkan perilaku individu, sebab seseorangakan melakukan apa saja bila apa yang dilakukan ituterdapat kepuasan. Seseorang merasa puas jika diamendapatkan apa yang ia inginkan, yang dimaksudapa yang ia inginkan adalah sejumlah minimum yangperlu untuk memenuhi keperluan orang tersebut padasaat ini. (Sutarno, 1996: 67-68).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkanbahwa kepuasan adalah sikap senang atas situasi dankondisi yang dialami peserta selama mengikuti

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.

Page 16: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

16 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kegiatan diklat sehingga muncul rasa gairah, senang,dan dapat berinteraksi dengan lingkungan secara baik.

METODOLOGI PENELITIAN1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang pengaruh daya diri,profesionalisme widyaiswara, dan kepuasanmengikuti diklat terhadap hasil diklat inidilakukan di Balai Diklat Keagamaan Jakartamulai tanggal 24 Pebruari sampai dengan 15Maret 2011 meliputi kegiatan persiapan,penyebaran angket, dan analisis data hinggapembuatan laporan hasil penelitian.

2. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah

survey dengan mendatangi secara langsungobyek penelitian. Pendekatan yang digunakanadalah kuantitatif dan teknik analisis jalur sebagaialat analisisnya sehingga diketahui pengaruhlangsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruhtotal setiap variabel penelitian.

3. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh

peserta diklat yang ada di balai diklat keagamaanJakarta sebanyak 3 angkatan atau 90 orang,sedangkan sampel diambil sebanyak 60 orangguru dengan teknik propotional random sam-pling yang berasal dari tiga wilayah yakniprovinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, danProvinsi Kalimantan Barat.

4. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan untuk menjaring

data yang dibutuhkan adalah berbentuk angketmodel skala rating dari 1 skor terendah sampai5 skor tertinggi.

Instrumen variabel hasil diklat menggunakantes yang terdiri dari beberapa mata diklat, yaitu:Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, Tematik, PendidikanAgama Islam, dan Standar Nasional Pendidikan.Tes untuk mengukur penguasaan materi diklatini dilakukan pada setiap mata diklat yangdilakukan secara langsung oleh Widyaiswarasetelah selesai kegiatan pembelajaran, kemudianhasilnya dijumlahkan dari seluruh tes mata diklatsehingga dapat diketahui skor totalnya.

Instrumen variabel daya diri peserta diklatterdiri dari 5 indikator dan 20 butir pertanyaanyang telah dilakukan validasi dengan teman

sejawat. Kisi-kisi instrumen tersebut meliputikemampuan diri, aktivitas diri, mengendalikanemosi dan mempengaruhi orang lain.

Instrumen variabel profesionalismewidyaiswara terdiri dari 3 indikator dan 14 butirpertanyaan.Kisi-kisi instrumen tersebut meliputikompetensi substansi, kompetensi kepribadiandan kompetensi sosial.

Instrumen variabel kepuasan mengikuti diklatterdiri dari 4 indikator dan 14 butir pertanyaan.Kisi-kisi instrumen tersebut meliputi perasaansenang dalam kegiatan diklat, gairah selamadiklat, penerimaan terhadap panitian dan kondisilingkungan diklat, serta penerimaan terhadappeserta lain.

5. Teknik Analisis DataAnalisis data penelitian yang diperoleh dari

lapangan dengan menggunakan path analysisatau analisis jalur yang selanjutnya di uji denganmenggunakan uji “t” untuk mengetahui tingkatsignifikansinya.Apabila thitung> t tabel makapengaruh signifikan, dan jika sebaliknya makapengaruh tidak signifikan.

TEMUAN PENELITIANDAN PEMBAHASAN1. Deskripsi Data

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangankemudian diolah dengan statistik deskriptif diperolehgambaran data sebagai berikut:

Untuk variabel hasil diklat diperoleh skormaksimum 80,86 dan skor minimum 57,29, sehinggarentang skor adalah sebesar 23,57. Nilai reratasebesar 71,46, median sebesar 72,71, modus sebesar75,14, dan simpangan baku sebesar 5,78.

Untuk variabel daya diri diperoleh skor maksimum99 dan skor minimum 69, sehingga rentang skoradalah sebesar 30. Nilai rerata sebesar 86,97, me-dian sebesar 87,50, modus sebesar 94, dan simpanganbaku sebesar 7,09.

Untuk variabel profesionalisme widyaiswaradiperoleh skor maksimum 70 dan skor minimum 49,sehingga rentang skor adalah sebesar 21. Nilai reratasebesar 60,02, median sebesar 61, modus sebesar63, dan simpangan baku sebesar 5,38. Untuk variabelkepuasan diperoleh skor maksimum 90 dan skor mini-mum 64, sehingga rentang skor adalah sebesar 26.Nilai rerata sebesar 79,85, median sebesar 79,50,modus sebesar 76, dan simpangan baku sebesar 6,36.

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLAT

Oleh : Asroi.

Page 17: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

17Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2. Uji PersyaratanAnalisisUji persyaratan analisis dilakukan dengan dua

rumus berbeda, yaitu uji normalitas dan ujilinearitas.Untuk pertama adalah normalitas data yangdilakukan dengan Kolmogorof Smirnov melaluimedia SPSS.Kriteria pengujian dilakukan denganmembandingkan skor Assumption significant denganskor alfa.

Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:Ho : Data berdistribusi normaljikaAssymp.

Sig.>0,01H1 : Data tidak berdistribusi normaljikaAssymp.

Sig.<0,01Hasil perhitungan, diperoleh skor diperoleh

skorAssymp. Sig.(2-tailed) variabel daya diri 0,605,variabel profesionalisme widyaiswara 0,288, variabelkepuasan 0,508, dan variabel hasil diklat 0,266, yangseluruhnya lebih besar dari alfa 0,01 yang berartiseluruh data berdistribusi normal. Sedangkan ujipersyaratan kedua adalah uji linearitas data denganmembandingkan skor f hitung dengan f tabel. Kriteriapengujian adalah jika fhitung< ftabel maka data linear,jika sebaliknya berarti data tidak linear.

Berdasarkan hasil perhitungan data denganmenggunakan SPSS, diperoleh skor f hitung daya diridengan hasil diklat 0,892, daya diri dengan kepuasanmengikuti ddiklat 1,311, profesionalisme widyaiswaradengan hasil diklat 1,039, profesionalismewidyaiswara dengan kepuasan mengikuti diklat 0,897dan kepuasan mengikuti diklat dengan hasil diklat1,031. Skor tersebut di atas, lebih kecil dari 2,35 ftabel pada taraf á = 0,01, dengan demikian seluruhdata berbentuk linear sehingga dapat dilanjutkandengan uji berikutnya untuk mengetahui besaranpengaruh dari satu variabel independen terhadapvariabel dependen.

3. Pembahasan Hasil PenelitianBerdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur

dengan media Lisrel 8,5, selanjutnya diperoleh nilaikoefisien jalur sebagai berikut :

Keterangan:** Koefisien Jalur Sangat Signifikan pada a = 0,01 * Koefisien Jalur Sangat Signifikan pada a = 0,05

Selanjutnya hasil perhitungan di atas digambarkanke dalam diagram jalur berikut :

Gambar 1.Model Hubungan Struktural Antar Variabel

Berdasarkan Perhitungan Analisis Jalur

a. Daya Diri (X1) Berpengaruh Terhadap HasilDiklat (X4) . Uji signifikansi denganmembandingkan t-hitung dengan t-tabel.Setelah dilakukan proses perhitungan diperolehnilai koefisien jalur P41 = 0,34 dengan t-hitung =3,12 dan taraf nyata a 0,01 diperoleh t-tabel 2,39.Karena nilai t-hitung> t-tabel maka koefisien jalursangat signifikan.

b. Daya Diri (X1) Berpengaruh TerhadapKepuasan (X3). Uji signifikansi denganmembandingkan t-hitung dengan t-tabel.Setelah dilakukan proses perhitungan diperolehnilai koefisien jalur P31 = 0,30 dengan t-hitung =2,53 dan taraf nyata a 0,01 diperoleh t-tabel 2,39.Karena nilai t-hitung> t-tabel maka koefisien jalursangat signifikan.

c. Profesionalisme Widyaiswara (X2)Berpengaruh Terhadap Hasil Diklat (X4).Uji signifikansi dengan membandingkan t-hitungdengan t -tabel. Setelah dilakukan prosesperhitungan diperoleh nilai koefisien jalur P42 =0,31 dengan t-hitung = 2,85 dan taraf nyata a 0,01diperoleh t-tabel 2,39. Karena nilai t-hitung> t-tabelmaka koefisien jalur sangat signifikan.

d. Profesionalisme Widyaiswara (X2)Berpengaruh Terhadap Kepuasan (X3).Uji signifikansi dengan membandingkan t-hitungdengan t -tabel. Setelah dilakukan prosesperhitungan diperoleh nilai koefisien jalur P32 =0,33 dengan t-hitung = 2,73 dan taraf nyata a 0,01diperoleh t-tabel 2,39. Karena nilai t-hitung> t-tabelmaka koefisien jalur sangat signifikan.

Jalur Korelasi Koefisien Jalur t-hitung t0.99(57) Keputusan X4X1 0,541 0,34 3,12** 2.39 Siginifikan X3X1 0,415 0,30 2,53** 2.39 Siginifikan X4X2 0,527 0,31 2,85** 2.39 Siginifikan X3X2 0,431 0,33 2,73** 2.39 Siginifikan X4X3 0,510 0,23 2,08** 2.39 Siginifikan

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.

Page 18: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

18 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

e. Kepuasan (X3) Berpengaruh Terhadap HasilDiklat (X4)Uji signifikansi dengan membandingkan t-hitungdengan t -tabel. Setelah dilakukan prosesperhitungan diperoleh nilai koefisien jalur P43 =0,23 dengan t-hitung = 2,08 dan taraf nyata a 0,01diperoleh t-tabel 2,39. Karena nilai t-hitung> t-tabelmaka koefisien jalur sangat signifikan.

f. Pengaruh Total Daya Diri (X1)Terhadap HasilDiklat (X4)Daya diri peserta diklat memiliki pengaruhlangsung sebesar 0,34 x 0,34 = 0,115 terhadaphasil diklat, sedangkan pengaruh tidak langsungmelalui variabel kepuasan adalah hasil perkalianpengaruh X1 terhadap X3 dengan X3 terhadapX4 yaitu 0,30 x 0,23 = 0,069, sehingga pengaruhtotal daya diri peserta diklat terhadap hasil diklatadalah hasil jumlah pengaruh langsung danpengaruh tidak langsung yaitu 0,115 + 0,069 =0,184 atau 18,4 %.

g. Pengaruh Total Profesionalisme Widyaiswara(X1) Terhadap Hasil Diklat (X4)Profesionalisme widyaaiswara memilikipengaruh langsung sebesar 0,31 x 0,31 = 0,096terhadap hasil diklat, sedangkan pengaruh tidaklangsung melalui variabel kepuasan adalah hasilperkalian pengaruh X2 terhadap X3 dengan X3terhadap X4 yaitu 0,33 x 0,23 = 0,076, sehinggapengaruh total profesionalisme widyaiswaraterhadap hasil diklat adalah hasil jumlah pengaruhlangsung dan pengaruh tidak langsung yaitu0,096 + 0,076 = 0,172 atau 17,2 %.

Hasil perhitungan seperti tertera dalam tabel dangambar tersebut di atas menunjukkan koefisien jalurantara variabel independen dengan variabeldependen.

Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil capaianpeserta diklat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktorseperti daya diri mereka masing-masing yangmerupakan unsur internal, profesionalismewidyaiswara dalam menyampaikan materi diklatsebagai faktor eksternal, dan faktor kepuasan selamamengikuti diklat.

Skor koefisien jalur yang paling besar adalahkoefisien jalur antara daya diri dengan hasil diklatsebesar 0,34, sedangkan koefisien jalur yang palingrendah adalah antara kepuasan dengan hasil diklatyakni sebesar 0,23. Begitu pula setelah dilakukanperhitungan pengaruh tidak langsung dan pengaruhtotal, variabel daya diri memiliki pengaruh lebih besar

yaitu 18,4 % terhadap hasil diklat dibandingkanpengaruh profesionalisme widyaiswara yang hanya17,2 %.

Daya diri merupakan totalitas potensi yang dimilikipeserta diklat melaksanakan tugas yang diberikankepadanya.Hal ini terbukti penting karenamempengaruhi ketekunan dan upaya seorang dalammencapai kesuksesan dalam hidupnya (Redman &Wilkinson, 1999: 43).Konsep ini menunjukkan bahwapeserta diklat dapat berperan dalam situasi tertentudan mampu merefleksikan kepercayaan dirinyamelalui seluruh kapasitas yang dimilikinya sebagaibentuk dari daya diri yang dimilikinya.Sepertidikemukakan Hannagan (1998: 369) bahwa daya diriyang dimiliki seseorang yaitu seberapa baiknyaseseorang dapat melaksanakan suatu tindakan yangdiperlukan berkaitan dengan situasi yang akan terjadi.

Pendapat di atas, menunjukkan bahwa daya diripeserta diklat berkaitan dengan respon terhadapsituasi dan kondisi yang dialami, bagi peserta diklatyang memiliki daya diri tinggi tidak akan tergoyahkankeikutsertaannya dalam diklat karena faktor-faktoreksternal lainnya seperti kondisi kelas, interaksipembelajaran dan variasi kesulitan materi diklat, halitu karena kekuatan diri yang menjadi back-up nya.

Keberadaan profesionalitas widyaiswara dituntutjuga untuk menjamin kepuasan peserta diklat yangpada akhirnya tercapainya hasil yang optimal.MenurutEddy Soewarni (1999: 404) bahwa dalam rangkamenjamin tercapainya tujuan tersebut, diperlukanperangkat standarisasi dan kompetensi yang bermutudengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:1. Standar kompetensi dikembangkan meliputi

seperangkat kemampuan yang dipersyaratkandalam melaksanakan tugas-tugas mengajar yangharus dikuasai oleh setiap pendidik. Perangkatkemampuan diamaksud terdiri atas kemampuanaktualisasi, penguasaan, dan kemampuan akses;sedangkan peningkatan kompetensi dititikberatkan pada peningkatan kinerjanya.

2. Pengembangan standar kompetensi pendidikdidasarkan atas asumsi-asumsi yang diangkatdari fakta empirik, pertimbangan para ahli, danpilihan nilai masyarakat yang pola pikir dan polakehidupannya semakin maju searah dengankemajuan zaman.

3. Pengembangan standar kompetensi dilakukansecara sistematik, yakni mulai dari kondisiindividu dan masyarakat masa depan yangdiharapkan, yang dirumuskan dalam bentuk

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLAT

Oleh : Asroi.

Page 19: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

19Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

pilihan nilai maupun kondisi manusia yang tidakpernah berhenti bertanya untuk memahami diri,lingkungan, dunia, dan penciptanya.

4. Substansi yang dikembangkan lebih diarahkanpada terbentuknya suatu koridor atau acuankemampuan yang bersifat nasional denganmemberikan kesempatan seluas-luasnya kepadapendidik untuk kreatif sesuai dengan bidangkemampuannya.

5. Standar kompetensi merupakan upaya dalampeningkatan mutu proses pembelajaran yangsejalan dengan gerakkan peningkatan mutupendidikan pada khususnya.

Pendapat morison di atas, sesungguhnya tampilankeprofesionalan widyaiswara dalam melakukankegiatan belajar mengajar akan menjadi ciri khas yangberharga bagi peserta diklat. Sikap positif pesertaterhadap kapabilitas widyaiswara pada akhirnyamendorong munculnya kepuasan dan rasa fun dalampembelajaran sehingga interaksi diklat berjalan lebihefektif.

Faktor lain adalah kebutuhan peserta diklattentunya tidak terlepas dari materi yang diperlukan,oleh karenanya, materi diklat harus diberikan kepadamereka yang membutuhkannya. Untuk menentukanseseorang puas atau tidak, menurut Lock (1969: 165)hal ini tergantung pada selisih antara persepsi terhadapyang dilakukan secara aktual dengan persepsinyamengenai yang diinginkannya. Dengan demikianseorang individu akan memperoleh kepuasan, apabilatidak ada perbedaan antara apa yang diharapkandengan apa yang dicapai menurut persepsinya.Apabila dalam perjalanan diklat diperoleh sesuatuyang lebih besar dari pada yang diharapkan, makadia akanmenjadi lebih puas. Sebaliknya, jika yangdiperoleh jauh di bawah yang diharapkan maka timbulketidakpuasan.

Sikap puas ini ini ditandai dengan perasaan senangterhadap apa yang dikerjakan. Apabila seorangpeserta diklat merasa senang dengan yang dilakukan-nya, maka mereka akan memberikan perhatian yangserius terhadap proses pembelajaran yangberlangsung. Sebaliknya jika peserta merasa tidaksenang, kemungkinan mereka tidak serius mengikutikegiatan diklat.

Dari tiga faktor sebagai variabel pengaruhterhadap hasil diklat, ternyata faktor daya diri yangmemiliki pengaruh lebih besar dibanding faktor lainnyayaitu profesionalisme widyaiswara meskipun faktorini tidak dapat dilepas begitu saja.Hasil temuan inimenunjukkan bahwa hasil sebuah diklat sangat

bergantung pada keberadaan peserta baik dari segikesiapan mental, keinginan mengikuti dan menggalihmateri diklat serta dorongan yang ada untuk mencapaihasil terbaik.Hal ini sepadan dengan yangdiungkapkan oleh George dan Jones (200: 104),bahwa daya diri yang tinggi dapat membantumemotivasi seseorang untuk mencoba mencapaisasaran yang sulit, daya diri merupakan potensi yangdimiliki seseorang untuk dapat melakukan tugasnyamencapai sukses meskipun harus berhadapan denganpersoalan dan kendala yang memerlukan sikapbagaimana mengelolanya dengan baik.

Daya diri merupakan faktor internal yang secarateoritik memiliki peran lebih besar untuk menggerak-kan individu berperilaku daripada pengaruh faktoreksternal yang sumbernya dari luar individu tersebut.Kondisi internal ini juga termasuk kemampuanseseorang untuk dapat memanfaatkan peluang yangdimilikinya dan berhasil mencapai tugas tertentu.Dikemukakan oleh Kreitner dan Kincki (2000: 195)bahwa daya diriyang tinggi mendorong tindakan yangmembangun dan berorientasi pada tujuan, sedangkandaya dirirendah mendorong aktivitas dan emosi yangpasif dan mengarah kepada kegagalan.

KESIMPULANBerdasarkan hasil pengolahan data dan

pembahasan hasil penelitian, maka dapat diuraikantemuan dan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:1. Daya diri peserta diklat berpengaruh terhadap

hasil perolehan diklat dengan koefisien jalursebesar 0,34 atau pengaruhnya sebesar 11,5 %.Temuan ini menunjukkan bahwa daya diripeserta diklatsangat mempengaruhi hasil yangdicapai peserta selama mengikuti diklat.

2. Daya diri peserta diklat berpengaruh terhadapkepuasan peserta mengikuti diklat dengankoefisien jalur sebesar 0,30atau pengaruhnya 9%. Temuan ini menunjukkan bahwa daya diripeserta diklat sangat mempengaruhi keberadaandirinya dalam menyikapi apa yang dialami dandirasakan sehingga melahirkan kepuasan dalamberaktivitas selama mengikuti diklat.

3. Profesionalisme widyaiswara berpengaruhterhadap hasil diklat yang dicapai peserta dengankoefisien jalur sebesar 0,31atau pengaruhnya 9,6%.Temuan ini menunjukkan bahwaprofesionalisme widyaiswara berpengaruhterhadap keberhasilan peserta mencapai hasildiklat yang diharapkan.

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.

Page 20: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

20 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

4. Profesionalisme widyaiswara berpengaruhterhadap kepuasan peserta mengikuti kegiatandiklat dengan koefisien jalur sebesar 0,33ataupengaruhnya 10,8 %. Temuan ini menunjukkanbahwa profesionalisme widyaiswara ber-pengaruh dalam menentukan kepuasan pesertamengikuti kegiatan diklat.

5. Kepuasan peserta dalam mengikuti kegiatandiklat berpengaruh terhadap hasil diklat dengankoefisien jalur sebesar 0,23atau pengaruhnyasebesar 5,2 %. Temuan ini menunjukkan bahwakepuasan peserta mengikuti diklat mem-pengaruhi hasil yang dicapai peserta selamamengikuti diklat.

6. Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkanbahwa hasil diklat yang dicapai oleh pesertadiklat guru Madrasah Ibtidaiyah di Balai DiklatKeagamaan Jakarta sangat dipengaruhi olehfaktor daya diri peserta, profesionalismewidyaiswara, dan kepuasan peserta mengikutiprogram diklat. Dari tiga faktor tersebut, faktordaya dirilah yang memiliki pengaruh lebih besardibanding yang lainnya, hal ini dapat dikatakanbahwa kondisi, kesiapan dan keinginan pesertamengikuti diklat patut menjadi pertimbangan danpenekanan agar hasil diklat yang diharapkandapat dicapai sesuai target yang direncanakan.

REKOMENDASISesuai dengan temuan dan kesimpulan hasil

penelitian di atas, maka penulis sampaikanrekomendasi sebagai berikut:1. Penentuan peserta diklat oleh lembaga

pembinanya masing-masing agar lebihmenekankan pada kesiapan dan orientasi pesertaterhadap pelaksanaan diklat yang akan diikuti,bukan karena semata-mata pemerataan ataubahkan asal ada peserta untuk memenuhi kuota.

2. Diperlukan pembinaan peserta diklat olehlembaga asal tentang kesadaran akan tugas danfungsi jabatan yang diemban yang harus selaluditingkatkan guna meningkatkan mutu hasilcapaian kinerja. Pentingnya kesadaran individuini diharapkan berdampak pada sikap diri dalamberaktivitas dan menyikapi berbagai persoalankerja yang muncul termasuk bagaimanamenyikapi proses diklat yang dikuti sehinggadapat membekali dirinya dalam menjalakantugas secara efektif dan profesional.

DAFTAR BACAANA Report of The Holmes Group, Tomorrow’s

Schools: Principles For The Design Of Pro-fessional Development Schools, (USA: HolmesGroup, 1990)

Abdul Djamil, Arah Kebijakan Diklat danPeningkatan Peran Widyaiswara (Jakarta:Makalah Temu Widyaiswara Tingkat Nasional I,2011)

Asmu’i, Peningkatan Mutu PelayananKewidyaiswaraan (Jakarta: Makalah TemuWidyaiswara Tingkat Nasional I, 2011)

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen SumberDaya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset, 2000)

Frank G. Goble. Psikologi Humanistik AbrahamMaslow, Terjemahan A. Supratiknya(Yogyakarta : Kanisius,1991)

Ivancevich, John M, Robert Konopaske & MichaelT. Matteson. (2008). Organizational Behav-ior and Management.Eighth Edition. New York:McGraw-Hill Companies, Inc.

James L. Gibson, James H. Donelly, and Ivancevich,Organization: Behaviour, Stucture,Process(Texas: Business Pub INC., 1985)

Keith Davis & John W. Newstroom, Perilaku DalamOrganisasi, Edisi ke 7 jili 1 (Jakarta: Erlangga,1985)

Muhamad Sutarno, Psikologi Industri (Bandung:Teknik Industri ITB, 1996)

Panji Anoraga, Psikologi Kerja(Jakarta: RinekaCipta, 1998 )

Robbert A. Baron and Jerald Greenberg, Behaviorin Organizations : Understanding and Man-aging the Human Side of Work, Third Edition(Boston: Allyn and Bacon, 1990)

Robbert Kreitner dan Angelo Kinicki, PrilakuOrganisasi, Terjemahan Erly Suandy (Jakarta:Salemba Empat, 2000)

Robert A. Baron, Essentials of Psychology (Bos-ton: Allyn and Bacon, 1996)

Robert N. Lussier, Human Relations in Organiza-tions: A Skill Building Approach (Chicago:Irwin,1996)

Tim Hannagan, Management:Concepts & Practice(London: Pitman, 1998)

Tom Redman and Adrian Wilkinson, ContemporaryHuman Resource Management (Great Britain,Prentice Hall, 1999)

PENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA, DAN KEPUASAN MENGIKUTIDIKLAT TERHADAP HASIL DIKLAT

Oleh : Asroi.

Page 21: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

21Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASIMANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI

TERHADAP PELAYANAN INFORMASI AKADEMIK( Penelitian di LPP Ariyanti )

Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

ABSTRACTImproved quality of service information in an educational institution can be reflected from the

readiness of infrastructure and personnel readiness to consistently maintain the quality of educationis always competitive, the implementation of management information systems relating to servicesacademic information systems in educational institutions needs to be done so that the results of con-tinuous monitoring is more focused. The purpose of this study to determine the effect of the implemen-tation of management information systems and monitoring the performance of employees in providinginformation services academic at the Institute of Education and Training Ariyanti Bandung.

Presentation of data each variable presents the research done by the average standard deviation,range of scores and histograms using sampling techniques saturated, while the analytical tools usedin this study is the analysis of the path with the help of SPSS software version 17.

This descriptive study describes in general that the application of information systems manage-ment and monitoring employee performance has been good enough. Based on the results of hypoth-esis testing has been known that the implementation of information systems management and monitor-ing employee performance has a significant influence on academic information services either par-tially or simultaneously.

PENDAHULUANKeunggulan dan kecanggihan teknologi informasi

secara langsung mampu menggeser bahkan merubahsistem pola hidup manusia. Dalam perkembangannyateknologi informasi mampu memicu gejala-gejalasosial yang dapat dikatakan baru. Gejala tersebutantara lain, jarak dan waktu bukan lagi kendala yangutama, munculnya sistem pembelian dengan cara on-line, dan gejala yang sering terjadi adalah perubahandalam bidang hukum, perundangan dan nilai-nilaibudaya.

Era Informasi yang ditandai dengan kemajuanteknologi berkembang dengan cepat, juga arusinformasi berjalan dan menyebar dengan kecepatantinggi seolah-olah tanpa batas. Setiap informasi pentingdari negara manapun akan dapat tersebar dandiketahui oleh penduduk di seluruh dunia yang sudah

dapat mengakses informasi. Segala macam informasiakan berlalu lalang di hadapan manusia. Menghadapihal semacam ini setiap orang harus dapat menentukansikap dan mengambil keputusan agar dapat memilihinformasi yang tepat bagi dirinya.(Azhar, 2004:25)

Pada dasarnya informasi yang ada baik atauburuk, benar atau salah pada hakekatnya bersifatnetral. Artinya akibat dan efek informasi bagiseseorang atau masyarakat tergantung padakepandaian dan kepiawaian seseorang ataumasyarakat untuk menggunakan informasi tersebut.Pada saat ini sumber informasi sangat banyak,beragam dan tersebar di mana-mana. Sangat sulituntuk membatasi atau membentengi suatu informasiuntuk tidak sampai kepada suatu masyarakat tertentu.Langkah yang terbaik bukannya menghalangikehadiran informasi karena hal itu tidak mungkin, yang

Page 22: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

22 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

tepat adalah menyiapkan masyarakat untuk bisamenangani, menerima, menilai, memutuskan danmemilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisipsikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai,memutuskan dan memilih informasi bagi diri merekasendiri akan lebih efektif dan mendewasakanmasyarakat untuk bisa mengelola informasi denganbaik.(Moekijat, 1993:39)

Teknologi informasi telah merambah ke seluruhsektor kehidupan, mulai dari digunakannya teknologiinformasi ini hanya sebagai pengganti mesin ketiksampai dengan yang sudah mendukung dalampengambilan keputusan manajemen. Teknologiinformasi telah berkembang begitu pesat. Hal ini tentusaja membawa dampak perubahan seluruh sektorkehidupan manusia.

Permasalahan-permasalahan yang sering munculdalam interaksi antara manusia dengan komputeradalah sering terjadinya salah persepsi manusia (user)terhadap software yang ada, sehingga bukanefektivitas dan efisiensi kerja yang diperoleh, akantetapi justru menyebabkan pekerjaan tidak efisien danefektif, user sering mengalami kesulitan menggunakansoftware tersebut karena tidak familiar denganperangkat lunak yang ada.

Dalam dunia pendidikan, sistem informasimanajemen merupakan cara yang sangat praktis danproduktif untuk menyediakan informasi gunamendukung pengambilan keputusan pada kegiatanmanajemen (perencanaan, pengorganisasian,pengendalian dan pengawasan) dalam lembagapendidikan. Sistem informasi manajemen dapatmenunjang kegiatan dunia pendidikan pada umumnya.Untuk menerapkan sistem informasi manajemenpendidikan yang terpadu dan memiliki kapabilitasdalam mendukung keberhasilan dunia pendidikan yangsignifikan, diperlukan keseimbangan sumber dayayang tersedia antara ketersediaan dana sumber dayamanusia yang memiliki keterampilan dalammengoperasikan teknologi informasi seperti komputerdan ketersediaan dana untuk mengadakan perangkatkomputer yang sudah semakin canggih. Oleh karenaitu, dalam penerapan sistem informasi manajemendalam lembaga pendidikan yang memiliki nilai tambah,betul-betul membutuhkan persiapan yang sangatmatang sehingga harapan untuk mengaplikasikansistem informasi manajemen dalam lembagapendidikan dapat terwujud sesuai denganperkembangan dunia pendidikan yang dituntut

masyarakat lebih markable dan sellable. Di sampingitu, informasi yang dapat disajikan oleh sisteminformasi manajemen dapat memberikan kontribusiyang sangat berharga dalam proses pengambilankeputusan bidang pendidikan, seperti informasikebutuhan tenaga kependidikan, informasi jumlahlembaga pendidikan dari mulai tingkat dasar,menengah, maupun pendidikan tinggi. (Jalaudin,1999:47)

Sistem informasi manajemen dalam lembagapendidikan diharapkan sangat bermanfaat tidak hanyabagi masyarakat sebagai salah satu subsistem dancontrol society, terutama dalam proses operasionallembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasapendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pelaksanaan tugas pokok pimpinan itu akanberhasil baik apabila didukung oleh sistem informasiyang baik. Pengambilan keputusan yang logismisalnya itu membutuhkan pemahaman tentangmasalah dan pengetahuan mengenai alternatifpemecahannya. Informasi yang lebih tepatmenghasilkan keputusan yang lebih baik. Oleh karenaitu, sistem informasi manajemen (SIM) itu sangatlahpenting. Untunglah bahwa saat ini ada kecenderunganpengembangan terus sistem informasi manajemensehingga makin lama makin baik. Agar analisiskebijakan dan keputusan dapat memberikan alternati-alternatif yang sebaik-baiknya, diperlukan informasiyang lengkap, tepat waktu, relevan dan akurat.

Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringaninformasi yang dibutuhkan oleh pimpinan dalamrangka mempermudah dan memperlancar tugas-tugas perencanaan, tugas-tugas pengaturanpelaksanaan dan tugas-tugas pengendalian. Tetapidalam kesempatan ini terutama sistem informasimanajemen tersebut ditunjuk untuk mempermudahpimpinan dalam pengambilan keputusan. Dengandemikian (SIM) dapat mempermudah pemecahanmasalah yang dihadapi dalam organisasinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarikuntuk mengadakan penelitian pada lembagapendidikan dan pelatihan Ariyanti dengan judul “Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemendan Pengawasan Kinerja Pegawai TerhadapPelayanan Informasi Akademik”

IDENTIFIKASI MASALAHBeberapa masalah yang dapat diidentifikasi

berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen di

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )

Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 23: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

23Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

LPP Ariyanti Bandung yaitu :1. Konsep Sistem Informasi Manajemen di LPP

Ariyanti dalam penerapannya dibidangakademik di LPP Ariyanti.

2. Sistem Pengawasan kinerja pegawai dari prosespenerapan Sistem Informasi Manajemen di LPPAriyanti.

3. Sistem Informasi Akademik dalam memberikanlayanan informasi pada proses penerapanSistem Informasi Manajemen di LPP Ariyanti.

BATASAN MASALAHMengingat banyaknya aplikasi penerapan sistem

informasi manajemen yang berkaitan denganpelayanan sistem informasi akademik di lembagapendidikan dan pelatihan Ariyanti, maka perludilakukan pembatasan agar penelitian lebih terfokus.Dari sekian banyak aplikasi yang terkait denganmasalah penelitian dan pengawasan suatu kinerjapegawai maka penelitian ini hanya akan mengkajibagaimana pelaksanaan sistem informasi manajemendan pengawasan kinerja pegawai terhadap pelayanansistem informasi akademik.

PERUMUSAN MASALAHBagaimana pengaruh penerapan sistem informasi

manajemen terhadap pelayanan informasi di LPPAriyanti Bandung ?

Bagaimana pengaruh pengawasan kinerjapegawai terhadap pelayanan informasi akademik diLPP Ariyanti Bandung ?

Bagaimana pengaruh penerapan sistem informasimanajemen dan pengawasan kinerja pegawaiterhadap pelayanan informasi akademik di LPPAriyanti Bandung ?

TUJUAN PENELITIANUntuk mengetahui tentang pengaruh implementasi

konsep sistem informasi manajemen dan pengawasankinerja pegawai terhadap pelayanan informasiakademik di Lembaga Pendidikan dan PelatihanAriyanti Bandung.

Untuk mengetahui tentang pengaruh dari prosespenerapan sistem informasi akademik danpengawasan kinerja pegawai dalam memberikanpelayanan informasi akademik di LembagaPendidikan dan Pelatihan Ariyanti Bandung.

Untuk mengetahui pengaruh dari implementasisistem informasi manajemen dan pengawasan kinerja

pegawai dalam memberikan pelayanan informasiakademik di Lembaga Pendidikan dan PelatihanAriyanti Bandung.

KERANGKA PEMIKIRANKerangka pemikiran dijabarkan dalam kaitan antar

variabel penelitian, dikemukakan Kerlinger ( 1973:20)bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akandipelajari, dan suatu sifat diambil dari suatu nilai yangberbeda. Dengan demikian kaitan antar variabeldalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :Gambar : Kaitan Antar Variabel Penelitian

Keterangan :X1 : Variabel Independen Implementasi SIMX2 : Variabel Independen Pengawasan Kinerja

PegawaiY : Variabel Dependen Pelayanan Akademik

HIPOTESISHipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berkut:1. Terdapat Pengaruh positif Implementasi Sistem

Informasi Manajemen (SIM) terhadappelayanan Akademik di LPP Ariyanti

2. Terdapat pengaruh positif pengawasan kinerjapegawai terhadap pelayanan akademik di LPPAriyanti.

3. Terdapat pengaruh Positif Implementasi SistemInformasi Manajemen dan Pengawasan KinerjaPegawai terhadap pelayanan akademik di LPPAriyanti.

ANALISIS DAN PEMBAHASANDeskripsi Penelitian1. Penyajian hasil penelitian berdasarkan data

terkumpul dan diolah sesuai dengan yang telahditulis

2. Pendekatan statistik deskriptif dan statistikinduktif dipakai dalam analisis data. Hasil data

Implementasi SIM

Pengawasan Kinerja Pegawai

Pelayanan Akademik

( Y )

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 24: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

24 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

analisis deskriptif tersebut menguraikan danmenjelaskan tentang profil para responden,gambaran proses penegakan disiplin, pendapatdan harapan para responden tentang denganvariabel Implementasi SIM (X1) danPengawasan Kinerja Pegawai ( X2) terhadapPelayanan Akademik di LPP Ariyanti Bandung( Y)

3. Deskripsi diawali dengan profil para respondenyang terdiri atas para personil yang bekerja diLPP Ariyanti Bandung. Sebelumnyadiinformasikan bahwa penelitian ini dilakukandi LPP Ariyanti Bandung

4. Pengambilan sampel memanfaatkan metodestratified-proporsional random sampling. Ukuran(besar) sampel dihitung dengan memanfaatkanpenerapan penarikan sampling rumus n.Berdasarkan tingkat keterbatasan dalammelakukan studi ini, peneliti mengambil sampeldari jumlah populasi yaitu sebesar 35 orang.Kemudian menggunakan berdasarkan metodesensus, seluruh populasi dijadikan sampel,dengan demikian diperoleh sampel sebanyak 35responden.

Analisis PenelitianAnalisa induktif adalah analisis secara induktif

berdasarkan analisis satatistik terhadap datapenelitian. Analisis induktif berkaitan denganpengujian terhadap hipotesis-hipotetsis yang diajukansebelumnya dan semuanya mengenai ujin normalitas,regeresi, korelasi baik ganda , dan sederhana(pearson). Analisis menggunakan variabel berskalainterval dan nominal.

Korelasi antara Implementasi SIM (X1),Pengawasan Kinerja

Pegawai (X2), dan Pelayanan Akademik di LPPAriyanti Bandung(Y)

Dengan menggunakan SPSS diketahui bahwakoefisien korelasi multiple antara Korelasi antaraImplementasi SIM (X1), Pengawasan KinerjaPegawai (X2), dan Pelayanan Akademik di LPPAriyanti Bandung (Y) ditunjukkan dalam tabel sebagaiberikut :

Berdasarkan Tabel A. dari hasil uji korelasiSpearmans rho diketahui bahwa VariabelImplementasi SIM ( X1) mempunyai hubungan eratdengan variabel Pelayanan Akademik (Y) sebesar0, 738, atau sebesar 73,80% dan VariabelPengawasan Kinerja Pegawai ( X2) mempunyaihubungan yang erat pula dengan variabel PelayananAkademik (Y) sebesar 0,672 atau 67,20 % sertavariabel Implementasi SIM (X1) mempunyaihubungan yang erat dengan variabel PengawasanKinerja Pegawai ( X2) sebesar 0,832 atau 83,20%

Koefisien korelasi multiple sebesar 0,769 artinyabahwa hubungan antara Implementasi SIM (X1),Pengawasan Kinerja Pegawai (X2), dan PelayananAkademik di LPP Ariyanti Bandung (Y) adalah erat.Nilai R2 =0, 769 artinya bahwa perubahan padapelayanan informasi akademik di LPP AriyantiBandung sebesar 76,90 % karena perubahan padaPengawasan Kinerja Pegawai (X2)

Implementasi Sistem Informasi Manajemen ( X1)berpengaruh secara signifikan terhadap PelayananAkademik (Y)

Tabel 5.1 Tabel Correlations Implementasi Pengawasan Pelayanan Spearman's rho

Implementasi Correlation Coefficient

832 738** 672**

Sig. (2-tailed)

. .000 .000

N 35 35 35 Pengawasan Correlation

Coefficient 738** 1.000 1.000**

Sig. (2-tailed)

.000 . .

N 35 35 35 Pelayanan Correlation

Coefficient 672** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed)

.000 . .

N 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 5.2. Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .769a .572 .522 6.86359 .633 a. Predictors: (Constant), Implementasi, Pengawasan b. Dependent Variable: Pelayanan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0,687a 1.000 1.000 .00000 .012 a. Predictors: (Constant), Implementasi, Pengawasan b. Dependent Variable: Pelayanan

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )

Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 25: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

25Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Berdasarkan tabel Model Summary, bahwa untukmenyatakan besar kecilnya kontribusi variabelImplementasi SIM ( X1 ) terhadap variabel PelayananAkademik ( Y) atau koefisien determinan = r2 X 100%atau (0, 687)2 X 100% = 47,19 % sedangkan sisanyasebesar 52,81 % ditentukan oleh variabel lain.Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikankoefisien korelasi Implementasi SIM ( X1 ) terhadapPelayanan Akademik (Y) dengan metode satu sisi(1 tailed) dari ouput Diukur dari probabilitas)menghasilkan angka 0,00. Karena probabilitas jauhdibawah 0,05, maka pengaruh antara ImplementasiSIM terhadap Pelayanan Akademik adalah signifikan.

Dari tabel koefisien menggambarkan bahwapersamaan regresi sederhana sebagai berikut :Ý = a + b1x1 = 4.070 + 0,687 X1Dimana :X1 = Implementasi SIMY = Pelayanan

Konstanta sebesar 4.070 menyatakan bahwatidak ada kenaikan nilai dari variabel ImplementasiSIM ( X1), maka nilai Pelayanan Akademik (Y)adalah 4.070. Koefisien regresi sebesar 0,687menyatakan bahwa setiap penambahan ( karenatanda +) satu skor atau nilai kompetensi akanmemberikan kenaikan skor sebesar 0,687

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta danvariabel Y (Pelayanan akademik). Kriteria ujikoefisien dari variabel Implementasi SIM terhadapPelayanan Akademik sebagai berikut :

Ha : Implementasi SIM berpengaruh secarasignifikan terhadap Pelayanan Akademik

Ho : Implementasi SIM tidak berpengaruh secarasignifikan terhadap Pelayanan Akademik

Hipotesis dalam bentuk statistik :Ha : rx1y = 0Ho : rx1y = 0

Dasar pengambilan keputusan: denganmembandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel sebagaiberikut :

Jika nilai t hitung > nilai t tabel , maka Hoditolak artinya koefisien regresi signifikan

Jika nilai t hitung < nilai t tabel , maka Hoditolak artinya koefisien regresi tidak signifikan

Nilai t = 10,96 ( diambil pada coefisien nilait hitung untuk variabel X1 , nilai t tabel = 1,671* Tingkat signifikani ( á ) = 0,05* dk ( derajat Kebebasan) numlah n – 2 = 74 – 2 =

72* uji dilakukan satu sisi, sehingga nilai t tabel = 1,671Keputusan :

Karena nilai t hitung > nilai t tabel , atau 10,96> 1,671 , maka Ho ditolak terlihat pada kolom sig (signifikan ) coefficien sig 0,000 atau lebih kecil darinilai probabilitas 0,05 atau nilao 0,05 > 0,000, makaHo ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresiadalah signifikan. Dengan demikian ImplementasiSIM berpengaruh secara signifikan terhadapPelayanan Akademik

Pengawasan Kinerja Pegawai ( X2) berpengaruhsecara signifikan terhadap Pelayanan Akademik (Y)

Berdasarkan tabel correlasi bahwa besarnyapengaruh variabel Pengawasan Kinerja (X2) terhadapPelayanan Akademik (Y) yang dihitung dengankoefisien korelasi adalah 0,570 atau ( rx2y = 0,570).Hal ini menunjukkan pengaruh yang cukup kuat.Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnyakontribusi variabel Pengawasan Kinerja Pegawai (X2)terhadap Pelayanan Akademik (Y) atau koefiisendeterminan = r2 X 100% atau (0,570)2 X 100% =32,49 %, sedangkan sisanya sebesar 67,51 %ditentukan oleh variabel lain. Kemudian untukmengetahui tingkat signifikan koefisien korelasi X2terhadp Y dengan metode satu sisi ( 1 tailed) dariouput Diukur dari probabilitas) menghasilkan angka0,00. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05, makapengaruh Pengawasan Kinerja Pegawai (X2)terhadap Pelayanan Akademik (Y) adalah signifikan.

Dari tabel koefisien menggambarkan bahwapersamaan regresi sederhana sebagai berikut :

Ý = a + b2x2 = 4,070 + 0, 570 X2Dimana :X2 = Pengawasan Kinerja PegawaiY = Pelayanan Akademik

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.070 .371 10.963 .000 Implementasi -.030 .035 -.126 -.853 .397 .592 1.688

Pengawasan .008 .003 .651 2.374 .020 .592 1.688 a. Dependent Variable: Pelayanan Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .570a .373 .360 4.61321 .457 a. Predictors: (Constant), Pengawasan b. Dependent Variable: Pelayanan

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 26: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

26 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Konstanta sebesar 4,070 menyatakan bahwatidak ada kenaikan nilai dari variabel PengawasanKinerja Pegawai ( X2), maka nilai PelayananAkademik (Y) adalah 4,070. Koefisien regresisebesar 0, 570 menyatakan bahwa setiappenambahan ( karena tanda +) satu skor atau nilaipengawasan akan memberikan kenaikan skor sebesar0, 570

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta danvariabel Y ( Pelayanan Akademik ). Kriteria ujikoedisien dari variabel Pengawasan Kinerja Pegawaiterhadap Pelayanan Akademik sebagai berikut :

Ha : Pengawasan kinerja pegawai berpengaruhsecara signifikan terhadap pelayanan akademik

Ho : Pengawasan kinerja pegawai tidakberpengaruh secara signifikan terhadap pelayananakademikHipotesis dalam bentuk statistik :Ha : rx2y = 0Ho : rx2y = 0

Dasar pengambilan keputusan: dengan mem-bandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel sebagaiberikut :

Jika nilai t hitung > nilai t tabel , maka Hoditolak artinya koefisien regresi signifikan

Jika nilai t hitung < nilai t tabel , maka Hoditolak artinya koefisien regresi tidak signifikan

Nilai = 2,374 ( diambil pada coefisien nilai thitung untuk variabel X2 , nilai t tabel = 1,671* Tingkat signifikansi ( á ) = 0,05* dk ( derajat Kebebasan) numlah n – 2 = 67 – 2 =

65* uji dilakukan satu sisi, sehingga nilai t tabel = 1,671Keputusan :

Karena nilai t hitung > nilai t tabel , atau 2,374> 1,671 , maka Ho ditolak terlihat pada kolom sig (signifikan ) coefficien sig 0,000 atau lebih kecil darinilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, makaHo ditolak dan Ha diterima artinya koefisien regresiadalah signifikan. Dengan demikian Pengawasankinerja pegawai berpengaruh secara signifikanterhadap. Pelayanan akademikDengan demikian persamaan regeresi adalah :Ý = a + b1x1 + b2x2 = 4,070 + 0, 687X1 + 0, 570 X2Dimana : X1 = Implementasi SIMX2 = Pengawasan kinerja pegawaiY = Pelayanan akademik

Konstanta sebesar 4.070 menyatakan bahwa jikatidak ada kenaikan nilai dari variabel Implementasi

SIM (X1) dan Pengawasan Kinerja Pegawai (X2 ),maka nilai Pelayanan akademik (Y) adalah 4.070.Koefisien regresi sebesar 0, 687 dan 0, 570menyatakan bahawa setiap penambahan (karenatanda +) satu skor atau nilai Implementasi SIM danPengawasan Kinerja Pegawai akan memberikankenaikan skor 0, 629 dan 0, 649

Implementasi SIM (X1 ) dan PengawasanKinerja Pegawai ( X2) secara bersama – samaberpengaruh secara signifikan terhadap PelayananAkademik di LPP Ariyanti Bandung.(Y)

Uji F pada tabel anovab untuk menguji signifikansikonstanta dan variabel dependen ( Pelayananakademik). Kriteria uji koefisien regresi dari variabelImplementasi SIM dan Pengawasan KinerjaPegawai terhadap Pelayanan Akademik di LPPAriyanti Bandung adalah sebagai berikut :

Hi potesis ke tiga yang diajukan adalahHa : Implementasi SIM (X1 ) dan Pengawasan

Kinerja Pegawai ( X2) secara bersama – samaberpengaruh secara signifikan terhadap PelayananAkademik LPP Ariyanti Bandung (Y)

Ho : Implementasi SIM (X1 ) dan PengawasanKinerja Pegawai ( X2) secara bersama – sama tidakberpengaruh secara signifikan terhadap Pelayananakademik di LPP Ariyanti Bandung ( Y)Hipotesis dalam bentuk statistik :Ha : r x1x2y = 0Ho : r x1x2y = 0

Diambil dari tabel anovab nilai F hitung = 3,189Dasar pengambilan keputusan : dengan

membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel,sebagai berikut :

Jika nilai F hitung > F tabel, , maka Ho ditolakartinya koefisien regresi signifikan

Jika nilai F hitung < F tabel, , maka Ho ditolakartinya koefisien regresi tidak signifikan

Mencari nilai F hitung menggunakan tabel F denganrumus :

Taraf signifikansi ( á ) = 0,05

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 16.664 2 8.332 3.189 .047a Residual 185.476 71 2.612 Total 202.140 73

a. Predictors: (Constant), Pengawasan , Implementasi b. Dependent Variable: Pelayanan

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )

Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 27: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

27Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Cara mencari F tabel = 3, sebagai pembilang, dan70 sebagai penyebut

F tabel = 2,72 ( interpolasi)Keputusan :

Ternyata F hitung > F tabel, atau 3,189 > 2,72 makaHo ditolak,dan Ha diterima sehingga ImplementasiSIM (X1 ) dan Pengawasan Kinerja Pegawai ( X2)secara bersama – sama berpengaruh secarasignifikan terhadap Pelayanan Akademik di LPPAriyanti Bandung (Y)

Terlihat bahwa pada kolom Sig ( Significan) padatabel anovab nilai Sig. 0,000 atau lebih kecil dari nilaiprobabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Hoditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresiganda adalah signifikan. Jadi Implementasi SIM (X1) dan Pengawasan Kinerja Pegawai ( X2) secarabersama – sama berpengaruh secara signifikanterhadap Pelayanan Akademik di LPP AriyantiBandung ( Y)

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian baik secarapraktis maupun teoritis serta rekomendasi-rekomendasi pada bab ini dapat ditarik berbagaipemikiran-pemikiran, baik itu yang berasal dari parapegawai di LPP Ariyanti Bandung, maupunmasyarakat luas, dimana hasil Implementasi SIM (X1) dan Pengawasan Kinerja Pegawai ( X2) secarabersama – sama berpengaruh secara signifikanterhadap Pelayanan Akademik di LPP AriyantiBandung (Y)

Temuan dan pembahasan penelitianmengindikasikan berbagai kesimpulan yang berkaitandengan :

Bahwa terdapat hubungan yang erat antaraImplementasi SIM (X1 ) dan Pengawasan KinerjaPegawai ( X2) secara bersama – sama berpengaruhsecara signifikan terhadap Pelayanan Akademik diLPP Ariyanti Bandung (Y) sebesar 76,90 %

Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan darivariabel Implementasi SIM (X1) terhadap PelayananAkademik di LPP Ariyanti Bandung (Y) sebesar47,19 %

Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan darivariabel Pengawasan Kinerja Pegawai ( X2) terhadap

Pelayanan Akademik di LPP Ariyanti Bandung (Y)sebesar32,49 %,

Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan darivariabel Implementasi SIM (X1) dan PengawasanKinerja Pegawai ( X2) secara bersama – samaterhadap Pelayanan Akademi di LPP AriyantiBandung (Y)

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas

pada kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, sa-ran ditujukan kepada pihak-pihak yang memilikiihubungan dengan kepemimpinannya serta dapatmelaksanakan percepatan pelayanan akademik diLPP Ariyanti Bandung . Pihak-pihak tersebut adalah:

Pimpinan di LPP Ariyanti Bandung dalam halpenetapan kebijakan secara menyeluruh danpelatihan personil harus mampu menyesuaikandengan era perubahan diberbagai bidang.

Pegawai di LPP Ariyanti Bandung atau profesiyang relevan, mampu menetapkan standarisasi yangtepat dan mampu menampilkan karakteristik kualitaspersonil yang profesional sesuai dengan yangdiinginkan oleh masyarakat.

Pimpinan Lembaga mampu menyediakananggaran yang optimal bagi peningkatan kualitaslembaga.

Penelitian dapat dikembangkan lebih lanjut,tentunya dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini serta faktor lainnyayang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.

DAFTAR PUSTAKAAnwar Mangkunegoro, Manajemen Sumberdaya

Manusia, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2000.

Azhar Susanto, sistem informasi Manajemen, EdisiKetiga, Cetakan Pertama, Penerbit: LinggaJaya, Bandung, 2004.

Azhari, Azril, Metodologi Penelitian, BagianPenerbit Universitas Trisakti, Jakarta, 2002.

Davis, Gordon. B, Sistem Informasi Manajemen,Penerbit: CV. Teruna Grafica, Jakarta, 2002.

Gibson L James, Perilaku Organisasi, Erlangga,Jakarta, 1997.

GR. Terry, Pengembangan sumber Daya Manusia.Yogyakarta : Liberty, 1996.

Husein, Muhammad Fakhri dan Wibowo, Amin,Sistem Informasi Manajemen, UPP AMP

F tabel = F (1 – α)(dk=k), (dk = n-k-1) = F (1 – α)(dk = 3), ( dk = 74 – 3 – 1) = F (1- 0,05) (3, 70)

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 28: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

28 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

YKPN, Yogyakarta, 2002.Iskandar dan Suharno, Pengantar Organisasi dan

Manajemen. Fisipol: Universitas NegeriSurakarta, 1992.

John. R Schermerhorm Jr, Manajemen. Yogyakarta:Andi Offset, 2005.

Kristanto Andri, Perancangan Sistem Informasidan Aplikasinya, Gava Media,

Yogyakarta, 2006Marzuki, Pengorganisasian. Yogyakarta : Andi Off-

set, 2003.Moekijat, Pengantar Sistem Informasi Manajemen,

Rosdakarya, Bandung, 2003Moenir A.S, Pendekatan Manusia dan Organisasi

Terhadap Pembinaan Pegawai. Jakarta :Gunung Agung, 1999.

Mulyadi dan Johny Setiawan, System Perencanaandan Pengendalian Manajemen , Edisi 1,Aditya Media, Yogyakarta, 1999.

Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga. Sarwoto.2003. Dasar-dasarOrganisasi. Universitas Indonesia : Ghalia.

Robbins Stephen P., Perilaku Organisasi, KonsepKontroversi Aplikasi, Prenhallindo, Jakarta,2002.

Siagian, Sondang P., Sistem Informasi Manajemen,Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2002.

Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat MenujuSukses, Penerbit: PT Abadi, Jakarta, 2004

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, PenerbitAlfabeta, Bandung, 2004.

Sunyoto Danang, Analisis Regresi dan UjiHipotesis, PT Buku Kita, Jakarta

Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian. Jakarta :Rajawali, 2004.

Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono,Sistem Informasi

Manajemen dalam Organisasi-organisasi PublikGajah Mada Press,

Yogyakarta, 2001Winarno, Wing Wahyu, Sistem Informasi

Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,2004.

PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAPPELAYANAN INFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )

Oleh : RONI SURAHMAN dan DJODI A HUSSAIN S

Page 29: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

29Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKANSENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

ABSTRACTThis research is intended to know management model curriculum art music

education in SMAN 5 Karawang    with  action    research. Data  collection  techniques in-depthinterviews,observation, and documentation.   Findings showed  that at  this  stage  of curriculumplanning is  done  based  on the  demands and needs  of  the  community about  the  art of music adjustedto the national curriculum. In the implementation of arts education curriculum music collaborationof traditional and modern music that focuses on the competencies through practice and training. Inthe evaluation  phase obtained factors supporting and inhibiting factors,  especiallythe  lack  ofteachers of  art. In  the reflection phase  of usability found a  number  of  high art music, charactereducation in improving  the  discipline and hard  work, spirit and academic achievement.

Keywords: management. curriculum, education, art music, traditional,modern, competence, preservation,

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Pengelolaan kurikulum merupakan upayapenataan sumber belajar mengajar agar dapatdilaksanakan secara efektif. Pengelolaan Kurikulumharus diarahkan dalam suatu model agar prosespembelajaran berjalan dengan baik. Tolok ukurnyaadalah pencapaian tujuan sekolah dan prestasi yangrelevan dengan kebutuhan masyarakat sebagaipengguna. Untuk memperoleh pencapaian tujuansekolah maka diterapkan model pengelolaankurikulum dari hasil sautu penelitian.

Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusatadalah kurikulum standar yang berlaku secaranasional. Namun demikian dalam implementasinya,sekolah dapat melakukan pengembangan,memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi,tetapi tidak boleh mengurangi isi kurikulum yangberlaku secara nasional. Sekolah dibolehkanmemperdalam kurikulum, artinya, materi yangdiajarkan boleh dipertajam, diperluas denganaplikasinya. Modifikasi kurikulum artinya materi yangdiajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstualdan selaras dengan karakteristik peserta didik danBudaya lokal.

Pengelolaan Kurikulum harus diarahkan agarproses pembelajaran berjalan dengan baik. Tolokukurnya adalah pencapaian tujuan sekolah danprestasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakatsebagai pengguna. Strateginya adalah melaksanakankurikulum yang berbasis kompetensi (KBK).Kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankanpada pengembangan kemampuan dan keterampilandengan melakukan tugas-tugas pada standar kinerja(performance) Organisasi pembelajaran pendidikanseni music di SMAN 5 Karawang disusun dalam suatumodel pengelolaan kurikulum. Model pengelolaantersebut meliputi: 1) identivikasi tuntutan darikebutuhan masyarakat, 2) merencanakan kurikulum,3) melaksanakan kurikulum, 3) evaluasi kurikulum,4) refleksi keguanaan kurikulum,

B. Focus PenelitianFokus penelitian dapat diidentifikasi meliputi: (1)

perencanaan kurikulum pendidikan seni music diSMA N 5 karawang, (2) pelaksanaan kurikulum yangmeliputi: pengembangan materi pembelajaran, sarana-prasarana pembelajaran, SDM pelaksana kurikulum,(3) evaluasi kurikulum pendidikan seni music di SMA

Page 30: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

30 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

N 5 Karawang. (4) refleksi kegunaan kurikulumpendidikan seni music di SMAN 5 Karawang

C. Perumusan Masalah1. Bagaimana perencanaan kurikulum pendidikan

seni music di SMA N 5 Karawang ?2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum pendidikan

music di SMA N 5 Karawang?3. Bagaimana evaluasi kurikulum pendidikan mu-

sic di SMA N 5 Karawang ?4. Bagaimana refleksi kegunaan kurikulum

pendidikan seni music di SMA N 5 Karawang?

D. Kegunaan Hasil Penelitian1. Untuk mendapatkan deskripsi umum tentang

model pengelolaan kurikulum pendidikan senimusic di SMA N 5 karawang.

2. Sebagai kajian ilmiah dalam ManajemenPendidikan yang dapat memberikan kontribusiterhadap perbaikan situasi pembelajaranpendidikan seni music.

3. Bagi subjek penelitian, dapat mengembangkandiri, meningkatkan partisipasi, dan meningkatkanprofesionalisme guru dan kepala sekolah dalampengelolaan kurikulium pendidikan seni musik.

II. KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUANKONSEPTUAL

Pengelolaan Kurikulum Pendidikan Seni MusikKurikulum pendidikan seni musik adalah suatu

perangkat pembelajaran yang mempunyai kontribusidalam pengembangan, pelestarian, dan pembinaankesenian kepada generasi penerus agar memilikikarakter positif dan integritas dalam mempertahankanbudaya bangsa. Oleh sebab itu pengelolan kurikulummenjadi sangat penting dalam menjalankan prosespendidikan. Menurut Mulyasa (2004) sejak digulirkanreformasi pendidikan dari system pengelolaansentralisasi menjadi system pengelolaandesentralisasi, pengembangan kurikulum lebih banyakdilakukan oleh guru disesuaikan denganperkembangan dan kebutuhan daerah. Modelkurikulumnya akan beragam sesuai dengan tujuan,fungsi dan isi program pendidikan. Tahapanpengelolaan kurikulum di sekolah meliputi: (a)Perencanaan, (b) Pengorganisasiaan dan koordinasi,(c) Pelaksanaan, (d) Pengendalian

Pengelolaan kurikulum pendidikan seni musikmempunyai keunikan tersendiri bila dibandingkan

dengan mata pelajaran lain. Dalam pengelolaanyaperlu kolaborasi antara guru dan seniman ataupunsanggar seni untuk merencanakan kurikulum senimusic yang seimbang. Begitu pula dalamimplementasinya harus melibatkan seniman atausanggar seni agar keberhasilannya memuaskansesuai kompetensi yang diharapkan. refleksi darikolaborasi pelaksanaan program kurikulum seni mu-sic dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhanmasyarakat.

Menurut Mulyasa (2004) keberhasilanimplementasi kurikulum berbasis kompetensitergantung kepada kemampuan guru dan sekolahdalam mengembangkan silabus sesuai dengankebutuhan daerah. Perubahan kurikulum 2004 ke2006 yang esensial adalah bahwa perancangankurikulum tidak lagi sentralistik, tapi diserahkankepada sekolah. Itu sebabnya kurikulum 2006 dikenalsebagai KTSP (Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan), yang maknanya adalah bahwa sekolahsebagai Tingkat Satuan Pendidikan terkecil yangdapat merancang sendiri kurikulum pendidikannya.Kekhasan model kurikulum berdasarkan kondisiaktual sekolah dan potensi-potensi yang dimilikinya.Permasalahannya adalah bagaimana standarmanajemen atau pengelolaan kurikulum pendidikanseni music. Menurut Betty Budiaty (2010) pendidikanseni adalah suatu upaya manusia untuk memenuhikebutuhan aktualisasi diri. Seni adalah kreativitasmanusia yang mengandung unsur keindahan,Senibersifat universal, dengan seni manusia dapatberekpresi, berkomunikasi, bermain serta dapatmengembangkan bakat, dan melalui seni dapatdijadikan media pendidikan karakter. Seni musicadalah kreativitas manusia yang mengandung unsurkeindahan melalui unsur nada, irama,birama, melodi,tempo dan dinamik. Nada adalah suara yang jumlahgetarannya (frekuensi) beraturan. Irama adalahpanjang pendek nada yang dibentuk oleh nilai-nilainada. Birama adalah ketukan yang berulang-ulangdengan terarur dan dalam waktu bersamaan.melodiadalah rangkaian nada yang berirama. Tempo adalahcepat lambat suara dalam lagu. Dinamik adalah keraslunaknya suara dalam lagu.Dalam seni music terdapatdua macam notasi yaitu notasi angka dan notasi balok.Notasi angka adalah notasi yang dilambangkandengan angka-angka yaitu nol, satu (Do), dua (Re),tiga (Me), empat (Fa), lima (So), enam (La), tujuh(Ti). Angka nol sebagai tanda istirahat.Untuk

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 31: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

31Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

membentuk suatu irama harus mengenal bentuk dannilai nada yaitu : Not berdiri sendiri mempunyai nilaisatu ketukan contoh: 1 3 5 4 1 .

Notasi balok adalah susunan nada-nada yangdilambangkan dengan huruf a - b – c – d – e – f –g yang ditulis dalam bentuk gambar dan disimpandalam satu paranada atau balok not. Isi materikurikulum pendidikan seni music merupakangabungan dari seni music modern dan seni musictradisional. Menurut data base seni budaya (2007)kabupaten Karawang memiliki sejumlah seni musictradisional yaitu: Kesenian Kliningan , Kesenian Reog,Kesenian Jaipongan , Kesenian Ketuk Tilu, KesenianTanjidor , Kesenian Ajeng , Kesenian Degung,

Kesenian DegungMenurut Warliyah dan Wahyudin (2007) degung

adalah semacam waditra pukul (instrument perkusi)berbentuk enam buah gong kecil yang digantungsecara berderet pada sebuah ancak/rancak.perangkat waditra itu disebut gamelan degung.Kesenian gamelan degung dikenal di Karawang sejaktahung 1927 ketika gamelan degung pentas mengiringifilm “Lutung Kasarung “ di Subang, purwakarta danKarawang. Kesenian degung menjadi populer setelahditambah waditra rebab, gambang, dua buah saronbarung, panerus, kulanter dan kempul sehingga dapatdipakai untuk mengiringi tarian. Kesenian degungberfungsi sebagai media hiburan, pada resepsipernikahan, khitanan, selain itu gamelan degung seringdigunakan untuk penyambutan tamu dan mengiringitari dalam pertunjukkan.

Kesenian AjengMenurut Warliyah dan Wahyudin (2007) ajeng

adalah kesenian tradisional daerah Karawang yangdikategorikan kelompok seni karawitan. KesenianAjeng menggunakan alat-alat sejenis gamelan yangterdiri dari bonang renteng, gambang gangsa, duabuah ketuk, dua buah bonang, kecrek dan kendang.Gending-gendingnya yang dimainkan selalu dalamtangga nada (laras) pelog. Kesenian ajeng digunakansebagai pelengkap upacara penyambutan tamuterhormat, dan upacara pernikahan dalam mengarakpenganten. Alunan musik ajeng karawitan yangbertautan menimbulkan harmoni irama yang mampumempengaruhi jiwa dan menimbulkan rasa kagumterhadap wibawa seni. Melalui kepiawaian penabuh/seniman dalam menyajikan kesenian yang penuh nilai-

nilai sehingga walaupun tanpa alunan lagu yangdibawakan oleh juru kawih, namun melaluioptimalisasi fungsi waditra mampu menggantikanlagu dalam bentuk instrumentalia.Pemain ajeng dalampertunjukan sebanyak 12 orang yang terdiri dari 2orang juru kendang, 2orang juru ketuk, 2 orag jurugoong, dua orang juru saron, 1 orang juru kedemung,1 orang juru terompet, 1 orang juru kecrek.

Kesenian Tanjidor Menurut Warliyah (2007) tanjidor barasal dari

kata tanji. Tanji adalah salah satu jenis kesenian yangmenggunakan alat tiup dan alat pukul seperti ;terompet, terombon, piston, tenor, basung, tambur ,tam-tam, dan alat intrumen tradisional seperti ketuk,kecrek, kendang dan gong. Tanjidor dipergunakanuntuk mengarak pengantin, selain itu untuk menghiburmasyarakat pada perhelatan-perhelatan perkawinanatau khitanan. Jalan pertunjukkan dilakukan pertamapembukaan dengan tatalu dengan lagu instrumentalia,tujuannya untuk menunggu tamu berkumpul. Setelahitu baru ditambah dengan vocal dengan juru kawihmembawakan lagu-lagu sunda.

Kesenian Ketuk TiluMenurut Warliyah dan Wahyudin(2007) ketuk tilu

adalah kesenian rakyat, dalam pertunjukan ketuk tiluterjadi komunikasi antara pemain (penabuh),ronggeng/penari dan penonton. Ketuk tilu diambil darisalah satu alat pengiringnya yaltu tiga buah ketuk(penclon) yang dalam bahasa sunda tiga artinyatilu. Ketuk tilu awalnya berfungsi sebagai mediaupacara ritual pada musim tanam untuk kepentinganpermintaan hujan. Perkembangan Selanjutnyamenjadi tari pergaulan, setelah adanya pengaruhkolonial Belanda dengan adanya Ball Room barat,fungsi ronggeng menjadi penari, penghibur, dan penaribayaran yang memberi kepuasan kepada penontonterutama kepada pria yang menjadi pasangan menari.

Kesenian JaiponganMenurut Data Base Kebudayaan Karawang

(2007) kesenian jaipong adalah kesenian tradisionalasli Karawang. Terdapat 32 (tiga puluh dua) kelompokorganisasi sanggar seni jaipongan yang masih eksisdi Karawang.

Menurut Warliyah dan Wahyudin (2007) kesenianjaipong berasal dari Karawang yang diciptakanseniman Karawang dikembangkan oleh Alm Abah

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 32: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

32 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Askin, Alm Abah Atut (tokoh Topeng banjet) dan H.Ujang Suanda (Jugala Grup). Kesenian jaipongKarawang terkenal dengan ciri khas gaya kaleranditandai dengan keceriaan, erotisme, humorisme,semangat, spontanitas, dan kesederhanaan.

Menurut Asep Ruhyuni (2011) dalam rangkamelestarikan kesenian tradisional jaipongan , DinasKebudayaan Pariwisata Karawang mengadakankegiatan tari jaipong kolosal dengan peserta 7000orang lebih tercatat sebagai rekor MURI. Merekaterdiri dari pelajar, masyarakat umum dan seniman.Kegiatan itu menunjukkan bahwa masyarakatKarawang mampu melestarikan seni dan budayasebagai kearifan lokal.

Kesenian ReogMenurut Warliyah dan Wahyudin (2007) kesenian

reog menjadi salah satu media hiburan yang sangatdigemari oleh masyarakat Karawang. Waditra ataualat yang digunakan adalah empat buah alat musicperkusi yang disebut dog-dog yang berbeda ukuran.

Kesenian Kliningan Menurut Warliyah dan Wahyudin (2007) kliningan

adalah kesenian sekar gending yang mengutamakansuara kawih pesinden sebagai sajian utama denganmenggunakan alat music gamelan secara lengkapdengan laras salendro .

Berdasarkan uraian tentang kesenian tradisionaldi atas, maka dapat dikemukanan bahwa pengelolaankurikulum seni music dalam implementasinyapenerapan konsep yang bersipat potensial, actual yangmeliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilaidituangkan dalam perencanaan kurikulum (curricu-lum planning)

Menurut Mulyasa (2004) keberhasilanimplementasi kurikulum dipengaruhi tiga factor yaitu;kepala sekolah, guru sendiri, dan rekan guru sejawat,Namun denikian terdapat permasalahan dalampendidikan seni yaitu kekurangan guru. Menurut CutWardan Kamaril (2011) permasalahan kekuranganguru seni rupa, musik dan tari di sekolah hampir tidaktersentuh untuk diatasi secara kreatif. Dampaknyaseringkali kebijakan yang diambil adalah cukup satuguru untuk mata pelajaran seni budaya. Bahkan seringditemui guru bidang lain mengajarkan mata pelajaranini karena tergantung pada ketersediaan guru yangada. Alasan klise yang selalu dikedepankan adalah

sekolah tidak memiliki dana untuk membayar 2–3guru seni. Peran kepala sekolah dalam mengatasipermasalahan pendidikan seni adalah sampaisejauhmana kemampuan dalam pengelolaankurikulum. Menurut Wahjo Sumidjo (2003)pengelolaan adalah suatu proses yang meliputipengadaan, pendayagunaan, guru, dan sumberdayalainnya yang mendukung terhadap keberhasilanpendidikan. Kaitannya dengan pengelolaan danpembinaan kurikulum, Wahjo Sumidjo (2003)pengelolaan kurikulum diawali denganmengidentifikasi tuntutan dan kebutuhan masyarakat,merencanakan kurikulum, melaksanakan kurikulum, evaluasi kurikulum, dan jaminan program berikutnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapatdisimpulkan bahwa model pengelolaan kurikulumpendidikan seni music dapat diajukan dalam langkah-langkah sebagai berikut : 1) identifikasi tuntutan dankebutuhan masyarakat dan pengguna, 2)merencanakan program kurikulum, 3) melaksanakanprogram kurikulum, 4) evaluasi program kurikulum,5) refleksi kegunaan dari hasil pelaksanaan programkurikulum.

III. Metode PenelitianA. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mencari modelpendekatan pengelolaan kurikulum pendidikan senimusic untuk perbaikan situasi pembelajaran dari mulaiperencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksikegunaan kurikulum pendidilkan seni di SMAN 5Karawang.

B. Tempat dan Waktu PenelitianTempat penelitian di SMAN 5 Karawang, waktu

penelitian 8 bulan (juli 2010-Feburuari 2011)

C. Metode dan Disain Intervensi TindakanMetode penelitian menggunakan metode

Penelitian Tindakan (Action Research).

D. Subjek Yang terlibat dalam penelitianKepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, kesiswaan, hubungan masyarakat,kesiswaan, administrasi keuangan, guru seni, siswakelas I SMA N 5 karawang, seniman dari sanggarseni di kabupaten Karawang.

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 33: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

33Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam PenelitianPeneliti ikut berpartisipasi dalam proses

penyusunan model kurikulum pendidikan seni musicdi SMAN 5 karawang, mulai dari identifikasi tuntutankebutuhan masyarakat tentang seni music,penyusunan peren rencanaan kurikulum,pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi kebergunaankurikulum pendidikan seni music di SMAN 5Karawang.

F. Tahapan Intervensi TindakanTahapan intervensi tindakan menurut Kurt Lewin

(1952) menggambarkan penelitian tindakan sebagaisuatu proses siklikal spiral, yang meliputi :perencanaan ( planning ), tindakan (acting ),pengamatan((observing ), dan refleksi (reflecting )

G. Hasil Intervensi Tindakan yangDiharapkan1. Meningkatnya profesionalisme kepala

sekolah, wakasek, guru dalam pengelolaankurikulum pendidikan seni musik

2. Adanya inovatisi dan perubahan terhadapsistem pembelajaran seni music yangberkelanjutan.

3. Adanya perbaikan sistem komunikasiantara guru, kepala sekolah, wakasek,seniman, sanggar seni. dan masyarakatsebagai pengguna.

4. Meningkatnya prestasi siswa dalammengikuti pertunjukkan seni yangdiadakan oleh instansi pemerintah, swasta,individu, organisasi masyarakat, danlembaga pendidikan tinggi.

5. Meningkatnya sarana prasarana danpembiayaan dalam pengelolaan kurikulumpendidikan seni music.

6. Tersedianya model pengelolaan kurikulumpendidikan seni music yang dapat dijadikanpedoman.

H. Data dan Sumber DataData yang dikumpulkan meliputi; kurikulum

pendidikan seni music, kesenian tradisional kabupatenKarawang, sanggar seni, tuntutan dan kebutuhanmasyarakat tentang seni music, struktur organisasiSMAN 5 Karawang terdiri dari kepala sekoleh,wakasek, guru seni, jumlah siswa, sarana prasaranapembelajaran, program tahunan kurikulum pendidikan

seni music, program semester, rencana pembelajaran,pelaksanaan kurikulum, evaluasi kurikulum danprestasi yang diperoleh.

I. Teknik dan Instrumen Pengumpul DataTeknik dan instrument yang digunakan meliputi :

1) teknik Pengalaman (experiencing) melaluiobservasi, 2) teknik Pengungkapan (enquiring)melalui wawancara, 3) teknik Pembuktian(examining)melalui studi dokumentasi.Pengujianketerpercayaan data dilakukan dengan validitas danrealibilitas. Validas data dilakukan dengan carapengujian terhadap kredibilitas (credibility), trans-fer-abilitas, keabsahan (dependability), dankonfirmabilitas.

J. Analisis Data dan Interpretasi HasilAnalisis

Analisis data bersifat naratif yaitu identifikasitema-tema menjadi kesatuan data yang sistematisdan berguna, identifikasi isu-isu dan permasalahkemudian dibuat peta konsep dari factor-faktorpendukung dan factor penghambat. Temuan hasilanalisis dihubungkan dengan teori atau permasalahanyang dihadapi.

IV. Hasil PenelitianDESKRIPSI TEMUAN HASIL PENELITIAN1. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Seni

Musik SMAN 5 KarawangProses perencanaan krurikulum pendidikan seni

music di SMAN 5 Karawang diawali denganidentifikasi tuntutan dan permintaan masyarakatdisajikan dalam table sebagai berikut :

NO INSTANSI JENIS PERMINTAAN

EVEN PERTUNJUKAN

KETERANGAN

1 Pemda Karawang

Paduan suara Upacara hari besar nasional

Lagu-lagu wajib dan lagu perjuangan

2 Badan Narkotika Karawang

Mengarang lagu mars BNK

Sosialisasi BNK Lagu Mars BNK

3 Indomie Bekasi Mengarang lagu jingle dear indomie

Lomba mengarang lagu di Jabotabek

Jingle indomie dalam bentuk rekaman

4 Dinas Kebudayaan pariwisata

Mengarang lagu tradisional Karawang

Festival Musik Dinas pariwisata Karawang

Pesona karawang

5 PMI Karawang Lagu mars PMI, dan hymne PMI

Sosialisasi di Subang

Lagu mars PMI, dan hymne PMI

6 KONI jabar Hymne porprov Pekan olahraga Hymne porprov 7 Slamet Riyadi Lagu because of

you Singing kontes Lomba antar SMP,

SMA se Karawang 8 ITB Rampak sekar Lomba-lomba Lagu Irian yamko

rambe yamko 9 UNSIKA Lagu rosulullah

dan nea shalawat

Lomba Nasid Lomba tingkat SMA

10 UPI Purwakarta Lagu bunda (mely guslow)

Lomba solo Lomba tingkat SMA

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 34: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

34 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Perencanaan kurikulum pendidikan seni musicSMAN 5 Karawang, dibuat berdasarkan kurikulumnasional, dipadukan dengan tuntutan dan kebutuhanmasyarakat. Materinya adalah kolaborasi antara senimusic tradisional dan seni music modern. Materi senimusic tradisional meliputi : seni music tradisionalKarawang dan seni musik tradisional daerah lain. Senimusic tradisional karawang mencakup: keseniandegung, Ajeng (karawitan), Tanjidor, Ketuk tilu,Jaipongan, Reog, Kliningan. Kesenian tradisionaldaerah lain seperti yamko rambe yamko (irian).Sedangkan kesenian modern adalah band. Jadwalpembelajaran dalam intra kurikuler dialokasikan 2 jamsetiap minggu sesuai kurikulum nasional disajikandalam bentuk teori dan praktek. Untuk meningkatkankompetensi siswa, dialokasikan 9-12 jam tiap hariminggu. Untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran,diadakan kerjasama dengan sanggar seni seperti dalamtable berikut:

Tabel Kerja Sama dengan Sanggar Seni

Dalam tahap perencanaan masih terdapatkelemahan yaitu kurangnya sarana prasarana danjumlah guru seni,

2. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan SeniMusik SMAN 5 Karawang

Pelaksanaan kurikulum pendidikan seni musicdilaksanakan secara intra kurikuler dan ekstrakurikuler. Program pengelolaan kurikulum secara in-tra kurikuler dilakukan 2 kali pertemuan dalamseminggu ditambah dengan ekstra kurikuler 9-12 jamsetiap hari minggu, dan praktek keahlian penggunaanseni music modern di sanggar seni Chic ShaviraKarawang, dan Purwacaraka Karawang. Praktekseni tradisional di sanggar seni Putra Mandiri Jaipong,dan Jugala Grup Karawang. Standar kompetensi yang

diberikan adalah mengekpresikan seni music, dengankompetensi dasar mengungkapkan pengalaman mu-sical dan hasil pengamatan terhadap pertunjukkan senimusic tradisional kabupaten Karawang. Indikatorkeberhasilannya adalah mendeskripsikan jenis-jenismusic, elemen dan karya music tradisional, danmendemonstrasikan alat music dan menyanyikankarya music tradisional Karawang. Materi ajar mu-sic tradisional karawang seperti karawitan, ajeng,degung, gamelan, tanjidor, kliningan, ketuk tilu dankarya-karya lagunya, ditambah music tradisionaldaerah lain seperti Sumatera, Irian, Sulewesi, Betawiseperti keroncongan kemayoran dengan lagu sijali-jali. Alokasi waktu 2 kali pertemuan (2 x 45 menit)tiap minggu. Alokasi waktu berdasarkan kurikulumtersebut sangat tidak mencukupi sehingga pihaksekolah mengadakan ekstrakurikuler 9 -12 jam setiaphari minggu. Pelaksanaan kegiatan kurikulerpendidikan seni music dibuat struktur organisasi dariunsur siswa untuk memudahkan koordinasi danmemecahkan persoalan terutama dalam hal biayapraktek di sanggar sanggar seni.

Metode pembelajaran menggunakan metodediskusi, eksperimen, demonstrasi dan unjuk kerja.Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tahapan-tahapan yaitu kegiatan awal 5 menit terdiri dariabsensi siswa, informasi materi, pembagiankelompok. Kegiatan inti 30 menit tediri dari pertemuanpertama diisi dengan materi mendeskripsikan jenisjenis seni music tradiasional karawang dan berbagaidaerah di Indonesia, mendeskripsikan susunan nadamusic tradisional, mendeskripsikan irama musictradisional, dan harmoni karya music tradisional.Pertemuan ke dua diisi dengan materimendemonstrasikan bermain alat dan bernyanyikarya music tradisional setempat. Penilaian hasilpembelajaran berupa tagihan perorangan ataukelompok, dengan bentuk tagihan berupa praktek danunjuk kerja. Alat bantu media pembelajaran meliputibuku-buku seni Budaya, partitur lagu yang dibuat olehguru, dan alat music tradisional (gamelan) maupunmodern (key board), dan tape recorder. Untukmeningkatkan kompetensi diadakan kerjasamadengan sanggar seni baik seni modern maupun senitradisional.

Program ekstra kurikuler pendidikan seni musicdibentuk kepanitiaan yang ditandatangani oleh kepalasekolah. Selain kegiatan ekstrakurikuler terdapatprogram kegiatan inagurasi bagi siswa baru (Unjuk

No Sanggar seni Jenis kesenian keterangan 1 Chic Shavira

Karawang Modern: piano, vocal, key bord, Gitar, Dram.

Studio rekaman dan praktek alat musik

2 Purwa Caraka Karawang

Modern: keterampilan bidang piano, vocal, key bord, Gitar, Dram.

Studio rekaman dan praktek alat music modern dan vocal

3 Putra Mandiri Jaipong, dan jugala grup

Kesenian trdisional jaipongan, degung, kliningan, ketuk tilu, tanjidor

Latihan praktek alat music tradisinal

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 35: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

35Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kebolehan dalam bidang Kreasi Seni), dan padaAkhir smester 1 ada kegiatan pentas seni,menggunakan bahasa sunda untuk kelas 1 , bahasaIndonesia kelas 2 dan bahasa inggris untuk kelas 3,jenis seni yang di pentaskanantara lain: Drama, SoloVokal, Paduan Suara, Tari- tarian (Tradisional danModern), Dalam tahap pelaksanaan masih terdapatkendala yaitu kurangnya alokasi waktu, tenaga guru,sarana prasarana dan pembiayaan.

3. Evaluasi Kurikulum Pendidikan SeniMusik di SMAN Karawang.

Evaluasi terhadap pengelolaan kurikulumpendidikan seni music SMAN 5 Karawang dilakukansecara internal dan eksternal. Evaluasi internaldilakukan oleh pihak sekolah yaitu kepala sekolah,wakasek, guru dan masukan dari siswa, Kepalasekolah selalu mengadakan pengawasan baik dariperencanaan, pelaksanaan maupun kegunaan ataurelevansi dari kurikulum pendidikan seni. Wakasekmeberikan evaluasi terhadap dukungan program,sarana prasaran, pembiayaan maupun hubungandengan masyarakat. Guru melakukan evaluasi dalamhal kopentensi yang dimiliki siswa terhadap pendidikanseni music. Siswa memberikan evaluasi terhadapkelancaran proses belajar mengajar terutamakaitannya dengan praktek di sangrar-sanggar seni.

Evaluasi eksternal dilakukan oleh masyarakat danpihak pengguna dari hasil pendidikan seni musicSMAN 5 Karawang. Evaluasi eksternal yang selaludilakukan terutama Pemerintah Kabupaten karawangyaitu ketika pentas paduan suara pada upacara haribesar nasional, dan dinas kebudayaan pariwisa dalamacara festival-festifal tingkat propinsi maupun tingkatkabupaten. Dari hasil evaluasi terdapat factor-faktorpendudung dan factor-faktor penghambat.

Faktor-faktor pendukung keberhasilan yaitu:1. Adanya dukungan kepala sekolah, wakasek, dan

stakeholder2. Tingkat profesionalisme guru seni3. Organisasi ekstra kurikulur yang sepenuhnya

dilakukan oleh siswa dibimbing oleh guru senimusic dan wakil kepala sekolah.

4. Adanya kerja sama dengan sangga seni baikmodern maupun seni tradisional.

5. Adanya penghargaan dan kepercayaan dariPemda Karawang terhadap Tim Paduan SuaraSMAN 5 Karawang

Faktor-fator Penghambat PelaknsanaanPendidikan Seni Musik:1) Alokasi waktu hanya 2 pertemuan (2X 45

menit) sangat kurang2) Jumlah guru seni music hanya satu orang (sangat

kurang)3) Biaya untuk melaksanakan pementasan maupun

mengikuti lomba-lomba sangat kurang.4) Alat-alat kesenian masih kurang baik seni

tradisional maupun modern.5) Ruangan latihan kesenian kurang nyaman.6) Tidak memiliki Studio Rekaman

4. Refleksi Kegunaan dan RelevansiKurikulum Pendidikan Seni SMAN 5Karawang

Kegunaan dan relevansi dalam model pengelolaankurikulum pendidikan seni music di SMAN 5Karawang, diukur berdasarkan indicator keberhasilanatau prestasi yang diperoleh. Keberhasilan penerapanmodel pengelolaan kurikulum pendidikan seni musicdi SMAN 5 Karawang dilakukan konfirmasi kepadamasyarakat sebagai pengguna. Dari hasil konfirmasidiperoleh keterangan sebagai berikut :1. Paduan suara

Tim paduan suara siswa siswi SMANKarawang selalu digunakan dalam upacaraperingatan hari-hari besar nasional di PEMDAKarawang, hasilnya sangat memuaskan danmendapat penghargaan dari PEMDA, ataskeberhasilan tersebut dibuatkan kontrak kerjaantara pihak PEMDA dan Sekolah dalammengisi paduan suara untuk membawakan laguwajib, lagu perjuangan maupun lagu pilihandalam kegiatan acara peringatan hari besarnasional maupun event-event tertentu yangdiadakan PEMDA Karawang. Lomba paduansuara dinas Kebudayaan dan Pariwisatakabupaten Karawang mendapat juara I, II, judullagu yang dibawakan lagu Pantang Mundurkarangan Titik Puspa, lagu pilihan lagu Indone-sia Pusaka karangan Ismail Marjuki, laguYamko Rambe Yamko (lagu daerah Irian).

Paduan suarara dalam Pekan Olah RagaPropinsi Jawa Barat (Porprop), lagu yangdibawakan lagu Patriot, himne porprov, lagutambahan adalah Manuk Dadali, Rayuan PulauKelapa karangan Ismail Marjuki.

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 36: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

36 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2. Vokal GroupTim Vokal group (lima orang) SMAN 5Karawang mendapat juara I pada acara festifalseni music di Dinas Pendidikan karawangdengan lagu yang dibawakan Gebyar-gebyarkarangan Gomloh.

3. Lagu SoloMendapat juara I pada acara festifal lagutradisional sunda di dinas Pendidikan Karawangdengan lagu yang dibawakan Mojang Priangan.

4. Lagu Mars Badan Narkotika Nasional (BNK)BNK karawang memberikan pesanan untukmengarang lagu mars BNK, lagu tersebut telahdirekam dan dipublikasikan oleh pemdaKarawang. Lagu Mars PMI dan Himne PMIdalam acara Gerakan Anti Narkoba di Subangmendapat juara II. Dan juara I paduan suara diSubang lagu wajib yang dibawakan adalah laguBendera karangan kelompok Band Coklat, danlagu pilihan adalah lagu sunda yaitu lagu Eslilin.

5. Lagu Tradisiaonal SundaLomba nyanyi Lagu sunda di ITB mendapatjuara II. Lagu yang dibawakan adalah laguPakusarakan karangan mang Koko, lagu pilihanadalah lagu Karatagan karangan Nano,dan laguKamuning karangan mang Koko.

6. Jingle dear IndomiMengikuti lomba menciptakan lagu jingle indominuansa sunda durasi lagu satu menit, alat mu-sic Angklung Accompenegmen dan melodi dia-tonic. kolaborasi alat musik angklung dan banddirekam di sanggar seni chic syafira, dari 200Cd keambil 20 peserta, pentas di Bekasi dapatjuara III dengan jurinya dibawakan oleh NugiKaton Bagaskara

7. Lomba SoloDilaksanakan oleh Universitas Pendidikan In-donesia (UPI) purwakarta mendapat juara I laguyang dibawakan lagu Bunda karangan MelkiGuslau

8. Singing ContesSlamet Riyadi Karawang mengadakan acarasinging contes antar SMA, SMP terdapat 30peserta . SMAN 5 Karawang mendapat JuaraI,II,III, atas nama Juliandir , Eka, Ulpa denganjudul lagunya because of you.

9. Lomba cipta laguDinas Kebudayaan Pariwisata mengadakanlomba cipta lagu nuansa sunda dengan judul

Pesona Karawang, ciptaan Betty (guru senimusic SMAN 5 Karawang). Lomba presenterdalam bahasa sunda mendapat juara I, II DinasKebudayaan dan Pariwisata Karawang, Lombadongeng sunda dengan judul Sakadang Kuyadan judul Kisah Curug Santri mendapat juara I,III dinas Kebudayaan dan Priwisata Karawang.

10. Lomba NasidUniversitas Singa Perbangsa Karawangmengadakan lomba Nasid tingkat SMA,mendapat juara I dengan lagu yang dibawakanlagu Rasulullah dan Nea Salawat karanganRaihan. Dan mendapat juara I, III lomba nasiddi Kantor Kementrian Agama Karawangdengan lagu yang dibawakan lagu Demi Masadan lagu Bismillah.

Refleksi dari penerapan model pengelolaankurikulum pendidikan seni berpengaruh pula terhadappendidikan karakter dan prestasi akademik.Keberhasilan dalam pendidikan karakter mayoritassiswa siswi yang mengikuti ekstra kurikuler pendidikanseni menunjukkan perilaku yang sangat baik, yaitudisiplin tinggi, kerja keras, tanpa kenal lelah, semangatdan prestasi akademiknya pun sangat baik. Menurutkepala sekolah, anak yang ikut ekstra kurikulerpendidikan seni sejumlah 60 % melanjutkan keperguruan tinggi.

V. Kesimpulan1. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Seni Musik

Pada tahap perencanaan, penyusunan kurikulummemperhatikan tuntutan dan kebutuhanmasyarakat sebagai pengguna. Diawali denganmengidentifikasi tuntutan dan kebutuhan dariinstansi pemerintah, swasta, individu, maupundari organisasi masyarakat. Permintaan yangmenjadi rutinitas adalah mengisi paduan suarapada upacara hari hari besar nasional maupunacara kedaerahan yang diselenggarakan olehPemerintah Daerah Kabupaten karawang.Permintaan berikutnya adalah dari DinasKebudayaan dan Pariwisata KabupatenKarawang untuk mengisi acara-acarakebudayaan dan kepariwisataan di tingkatPropinsi maupun tingkat Kabupaten, Selain ituterdapat pula pesanan lagu seperti lagu marsBadan Narkotika Nasional, dan lomba-lombacipta lagu maupun nyanyi solo atau rampaksekar. Berdasarkan permintaan tersebut,

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 37: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

37Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dibuatkan perencanaan kurikulum baik intramaupun ekstra kurikulum. Rencana ProgramKurikulum bersifat intra disesuaikan dengankurikulum nasional yaitu 2 kali pertemuan dalamsatu minggu, Sedangkan ekstra kurikulumdiprogramkan selama 9-12 jam tiap hari mingguditambah praktek di sanggar seni seperti ChicShavira Karawang, Purwa CarakaSanggarKarawang untuk seni modern, danpraktek seni music tradisional di sanggar PutraMandiri Jaipong, dan Jugala Grup. Dalam tahapperencanaan masih terdapat kelemahan yaitukurangnya sarana prasarana dan jumlah guruseni.

2. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan seni MusikPada tahap pelaksanaan berpedoman padaperencanaan kurikulum yang telah dibuat.Alokas waktu 2 kali pertemuan dalam semingguuntuk intrakurikuler, dan 9-12 jam setiap hariminggu untuk ekstrakurikuler. Demikian judamateri kurikulum meliputi seni music tradisionalkarawang dan daerah lainnya, seni music mod-ern, dan materi seni music sesuai tuntutan danpermintaan masyarakat. Dilaksanakan di ruangkesenian SMA N 5 Karawang, Sanggar ChicShavira Karawang, Purwa CarakaSanggarKarawang untuk seni modern, danpraktek seni music tradisional di sanggar PutraMandiri Jaipong, dan Jugala Grup. Dalam tahappelaksanaan masih terdapat kendala yaitukurangnya alokasi waktu, tenaga guru, saranaprasarana dan pembiayaan.

3. Evaluasi Kurikulum Pendidikan Seni MusikPada tahap evaluasi dilakukan oleh kepalasekolah maupun wakasek secara garis besaruntuk mengetahui kendala-kendala dalampelaksanaan. Seperti: sarana-prasarana,pembiayaan, hubungan kerja sama denganinstansi maupun sanggar seni. dan pengecekanterhadap kesiapan tim kesenian pada event –event penting yang membawa nama baik sekolahmaupun pemerintah daerah Karawang. EvaluasiSelanjutnya adalah oleh guru bersangkutan untukmengetahui keberhasilan siswa secara individumaupun kelompok.

4. Repleksi KegunaanUntuk menjamin keberlangsungan programpengelolaan kurikulum tahun berikutnya, maka

diadakan pengecekan refleksi kegunaan(relevansi). Pengecekan relevansi indikatornyaadalah kompetensi siswa berupa prestasi dalamevent-event di luar sekolah seperti paduan suaradi pemda Karawang, dan lomba-lomba. Hasildari pengecekan refleksi kegunaan tersebutternyata siswa siswi SMAN 5 Karawangmemperoleh prestasi sangat memuaskan.Refleksi dari penerapan model pengelolaankurikulum pendidikan seni berpengaruh pulaterhadap pendidikan karakter dan prestasiakademik. Keberhasilan dalam pendidikankarakter mayoritas siswa siswi yang mengikutiekstra kurikuler pendidikan seni menunjukkanperilaku yang sangat baik, yaitu disiplin tinggi,kerja keras, tanpa kenal lelah, semangat dapatbekerja sama. Demikian pulan dalam prestasiakademiknya pun sangat baik. Menurut kepalasekolah, anak yang ikut ekstra kurikulerpendidikan seni sejumlah 60 % melanjutkan keperghuruan tinggi.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Modelpengelolaan Kurikulum Pendidikan Seni Musikdi SMAN 5 Karawang berhasil dan layak untukditerapkan di sekolah-sekolah lain di KabupatenKarawang.

Saran-SaranBanyak aspek yang belum mendukung pada setiap

tahapan pengelolaan kurikulum pendidikan seni mu-sic di SMAN 5 Karawang masih terdapat factorkendala . Terdapat beberapa rekomendasi perludiperhatikan secara seksama yaitu:a. SMAN 5 Karawang

1. Agar lebih banyak memperhatikan senitradisional Karawang dalam kurikulum senimusic sebagai upaya pelestarian budayadaerah.

2. Agar menambah sarana prasarana alatkesenian baik alat seni tradisional maupunmodern.

b. Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang1. Perlu menambah guru kesenian ditiap

sekolah agar terpenuhinya rasio guru seni: murid

2. Perlu segera membangun gedung keseniansebagai tempat latihan di sekolah yangdilengkapi fasilitas pendukungnya.

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 38: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

38 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3. Perlu mengintensipkan program- programpekan kesenian tingkat kabupaten untukmemotivasi sekolah-sekolah berprestasi.

DAFTAR PUSTAKA______________, Data Base Kebudayaan

Karawang, Dinas Penerangan Pariwisata danBudaya Kabupaten Karawang, 2007.

_______________, Pedoman Penulisan Tesis &Desertasi, Program Pasca Sarjana UniversitasNegeri Jakarta, 2005.

Depdiknas , Pengelolaan Kurikulum Sekolah,Kategori Mandiri /Sekolah Standar Nasional,Depdiknas, Jakarta, 2008.

Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif,Penerbit Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi,Konsep, Karakteristik dan Implementasi,Penerbit PT. Rosda Karya, Bandung, 2004.

Ruhyani Asep, Tradisi dan Budaya Karawang,Majalah Promo Edisi III, Dinas Kebudayaan danPariwisata Karawang, 2011.

Ruhyani Asep, Karawang On History, MajalahPromo Edisi II, Dinas Kebudayaan danPariwisata Karawang, 2011.

Ruhyani Asep, Redifinisi Goyang Karawang ,Majalah Promo Edisi I, Dinas Kebudayaan danPariwisata Karawang, 2011.

Wardani, Cut Kamaril, Pendidikan Seni Budaya diSekolah,Tantangan di Abad 21, Goegle, 1 Maret2011.

Warliyah.U,dan Wahyudin, Kabupaten Karawangdalam Dimensi Budaya, Dinas PeneranganPariwisata dan Budaya, Pemerintah KabupatenKarawang, Karawang, 2007.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan teoretik, dan Permasalahannya, PT.Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2003.

MODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SMA N 5 KARAWANGOLEH : ENJANG SUDARMAN

Page 39: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

39Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAPKINERJA PEGAWAI PADA DITJEN PRASARANA DAN

SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

ABSTRACTTarget of research are as following : To know what is by together there are influence of Compen-

sation variable (X1) and Discipline Job (X2) to Performance Officer (Y) at Ditjen Prasarana danSarana Pertanian.

Technique intake of sampel in this research is conducted with Random Sampling, that is way intakeof sampel at random regardless of existing strata in sampel.

Pursuant to result analyse that there are positive influence between Compensation variable (X1) toPerformance Officer (Y) with value of parsial equal to 0,870 meaning there is very strong influence.This matter in proving from result test hypothesis between Compensation variable (X1) to PerformanceOfficer (Y) obtained by value of to = 2,469 > t0,05 (108) = 1,669, hence Ho refused and Is ha accepted.Pursuant to result analyse that there are positive influence between Discipline Job variable (X2) toPerformance Officer (Y) with value of parsial equal to 0,950 meaning there is very strong influence.This matter in proving from result test hypothesis between Discipline Job variable (X2) to PerformanceOfficer (Y) obtained by value of to = 12,885 > t0,05 (108) = 1,669, hence Ho refused and Is ha accepted.By simultan there are positive influence between Compensation variable (X1) and Discipline Job (X2)to Performance Officer variable (Y) with correlation value by Simultan or model of Summary yieldingvalue of R equal to 0,951 and while value of R Square equal to 0,905 or 90,5%, this matter can beexpressed with result analyse by together

Compensation variable (X1), and Discipline Work to Performance Officer variable (Y) have posi-tive value and the influence level of very strong. Proved with test of F (ANOVA) or of FCount in obtain-ing value equal to 507,750 where bigger than Ftable (109) equal to 2,705 with level isn’t it equal to 0,000because 0,000 < 0,05, hence can be told by Compensation variable (X1) and Discipline Job variable(X2) by together have an effect on very strong and positive to Performance Officer variable (Y) atDitjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Kompensasi sebagai pemberian imbalan jasa yanglayak dan adil kepada para pegawai karena merekatelah memberikan sumbangan kepada pencapaiantujuan organisasi. Kebutuhan dasar yang sangatdiperlukan dalam kehidupan sehari-hari adalahmeliputi sandang, pangan dan papan (Basic-Need).Manusia tidak akan bisa berusaha kebutuhan yangberada pada tingkat yang lebih tinggi sebelumkebutuhan yang paling dasar terpenuhi. Agar dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, makamanusia harus bekerja. Konsekuensi dari bekerjatersebut mereka menerima imbalan jasa yangberwujud uang yang lazim disebut gaji atau upah(Kompensasi). Pemberian kompensasi bukan hanyapenting, karena merupakan dorongan utamaseseorang menjadi pegawai dan besar pengaruhnyaterhadap semangat serta kegairahan kerja parapegawai. Dengan demikian maka setiap organisasiharus dapat menetapkan kompensasi yang palingtepat hingga dapat mendorong kinerja yang gilirannya

Page 40: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

40 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dapat menopang tercapainya tujuan organisasi secaralebih efektif dan efisien. Sistem kompensasi dapatberpengaruh terhadap kinerja pegawai yang akhirnyamenentukan kinerja pegawai. Dengan demikian tidakmenutup kemungkinan jika sistem pembayaran gajiyang kurang memadai dapat berakibat fatal bagiorganisasi yang disebabkan oleh kurangnya kinerjapegawai. Hal ini mengandung arti bahwa penetapankinerja pegawai yang pada gilirannya dapatpendorong merangsang pencapaian tujuan organisasi.Sistem penggajian atau pemberian kompensasi dapatberpengaruh terhadap kinerja pegawai yang akhirnyamenentukan tingkat kinerja pegawai itu sendiri. Bagipegawai kompensasi adalah sangat penting dalamrangka memenuhi harapannya seperti kebutuhanhidup dan karir. Sedangkan untuk organisasi,kompensasi merupakan salah satu instrumen dalammencapai tujuan organisasi dan tentunya harapanserta aspirasi dari setiap pegawai perlu dicermati olehpihak manajemen.

Setiap pegawai yang bekerja hendaknya lebihmengutamakan berdisiplin dalam setiappekerjaannya. Disiplin kerja lebih banyak bersumberdari dalam diri pegawai sendiri, yang diperlihatkanmereka dalam bentuk mematuhi dan menaatiperaturan yang berlaku dalam melaksanakanpekerjaan. Pegawai hendaknya dapat menerapkandisiplin kerja yang sesuai ketentuan yang berlaku diorganisasi diantaranya adalah selalu mentaati danmelaksanakan aturan-aturan yang diwajibkan ataudiharapkan oleh perusahaan agar setiap pegawaidapat melaksanakan pekerjaannya secara tertib danlancar. Biasanya disiplin kerja tidak hanyamencerminkan perilaku pegawai pada saat merekabekerja, tetapi juga menunjukkan realitas dan seringtidaknya mereka bekerja (absenteeism). Disiplinkerja diartikan jika pegawai selalu datang dan pulangtepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan-nya dengan baik, mematuhi semua peraturan dannorma-norma sosial yang berlaku organisasi.

Kinerja pegawai pada dasarnya mencakup hasilkerja yang dicapai setiap pegawai yang melakukanpekerjaannya secara optimal, sikap mental danperilaku yang selalu mempunyai pandangan bahwapekerjaan yang dilaksanakan saat ini harus lebihberkualitas dibanding hasil kerja pada masa lalu danpekerjaan untuk masa yang akan datang harus lebih

berkualitas dibanding hasil kerja pada saat ini. Kinerjapegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, pemberiankompensasi, peningkatan gaji berdasarkan beban kerja(job description) dan lain sebagainya. Tingkatkinerja pegawai merupakan suatu ukuran dari outputproduk dan jasa dibandingkan dengan input kerja,bahan-bahan, dan peralatan. Peningkatan kinerjabukan berarti bekerja lebih keras, tetapi bekerjacerdas dan hasilnya lebih optimal. Selain itupeningkatan kinerja pegawai sangat dipengaruhi olehpemberian kompensasi dan disiplin kerja pegawainya.Kinerja pegawai harus diciptakan sebaik-baiknyasupaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dankedisiplinan pegawai meningkat. Peningkatan kinerjapegawai harus dirasakan sebagai tanggung jawab danperlu diyakini sebagai kepentingan bersama, sebabtinggi rendahnya kinerja pegawai tidak sajamenyangkut hasil pekerjaan, tetapi menyangkutkelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Kinerjayang tinggi pada suatu organisasi akan memberijaminan demi tercapainya tujuan organisasi itu sendiri.Untuk merealisasikan tujuan tersebut organisasi inimaka pimpinan harus mengambil langkah-langkah,antara lain memilih alternatif kegiatan yang akandilaksanakan atau diusahakan dengan melihatkemungkinan kesempatan baik atau jangka pendek,menetapkan kebijaksanaan, selanjutnya menatastruktur organisasi dan struktur tugas yang merupakanalat untuk melaksanakan rencana kerja yang telahditetapkan semula.

Mengingat pentingnya suatu pemberiankompensasi yang sesuai harapan para pegawai dandisiplin kerja yang baik dalam mencapai tujuan yakniuntuk meningkatkan kinerja pegawai yang maksimal,maka penulis bermaksud mengadakan penelitiandengan mengambil contoh kasus pada organisasi.Penelitian ini selanjutnya akan dituangkan dalamsebuah penelitian atau penulisan tesis dengan temaatau judulnya: “Pengaruh Kompensasi dan DisiplinKerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada DitjenPrasarana dan Sarana Pertanian”.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang masalah dan

identifikasi masalah di atas maka penelitian akanmerumuskan permasalahan dalam bentuk kalimattanya sebagai berikut :

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 41: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

41Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1. Seberapa besar pengaruh variabel Kompensasi(X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada DitjenPrasarana dan Sarana Pertanian ?

2. Seberapa besar pengaruh antara variabel DisiplinKerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) padaDitjen Prasarana dan Sarana Pertanian ?

3. Secara simultan seberapa besar pengaruhpengaruh variabel Kompensasi (X1) dan DisiplinKerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) padaDitjen Prasarana dan Sarana Pertanian ?

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini secara operasional ada

3 (tiga) tujuan yang nyata, untuk mendapatkanjawaban secara empiris dan realitas dari penelitianini mengenai beberapa perumusan masalah tersebutdi atas, adapuan tujuannya adalah :1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel Kompensasi (X1) terhadap KinerjaPegawai (Y) pada Ditjen Prasarana dan SaranaPertanian.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvariabel Disiplin Kerja (X2) terhadap KinerjaPegawai (Y) pada Ditjen Prasarana dan SaranaPertanian.

3. Untuk mengetahui Secara simultanbagaimanakah tingkat pengaruh antara variabelKompensasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2)terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada DitjenPrasarana dan Sarana Pertanian.

D. Kegunaan PenelitianPenelitian ini memiliki beberapa kegunaan yang

ingin dicapai setiap peneliti, baik bagi perusahaan, bagipenulis, dan bagi pihak lain. Adapun kegunaanpenelitian ini adalah :1. Aspek teknis, menjadi bahan informasi yang

akurat bagi Kementerian Pertanian khususnyaBagi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertaniandalam upaya meningkatkan kinerja pegawaiguna tercapainya tujuan organisasi.

2. Aspek Operacional, menjadi bahan informasipenting bagi para pimpinan dalam upayamenciptakan suasana yang kondusif agar kinerjapegawai dapat tercipta dengan baik.

3. Aspek Akademik, menjadi bahan informasi bagipeneliti selanjutnya, terutama bagi peneliti yang

ingin mengkaji penelitian yang sama dalam kajianyang lebih luas.

II. LANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka1. Pengertian Kompensasi

Menurut pendapat Henry Simamora (2004 : 412),dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusiamenyatakan “Kompensasi diartikan sebagai semuabentuk kembalian (Return Financial), jasa-jasaberwujud dan tunjangan-tunjangan yang diperolehpegawai sebagai bagian dari sebuah hubunganpegawai.”

Sedangkan menurut Edwin B. Flippo (2005 : 81)merumuskan pengertian kompensasi bahwa“Kompensasi sebagai pemberian imbalan jasa yanglayak dan adil kepada pegawai-pegawai karenamereka telah memberikan sumbangan kepadapencapaian tujuan organisasi”.Sedangka menurutpendapat Andrew F. Sikula dalam Moekijat (2006 :1) mengatakan bahwa “Kompensasi adalah konseppemberian imbalan jasa kepada pegawai yang palingluas, yang menyatakan bahwa baik administasi upah/gaji maupun kesejahteraan pegawai merupakanbagian dari padanya. Kompensasi itu sama denganadministrasi upah/gaji ditambah dengan kesejahteraanpegawai”.

Menurut Malayu SP. Hasibuan (2007 : 98) bentukpemberian kompensasi yang bersifat finansial bukanhanya upah dan gaji saja melainkan ada faktor lainyang termasuk dalam perhitungan kompensasi antaralain, yaitu bonus, tunjangan-tunjangan, jaminankesehatan dan uang pensiun.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakanbahwa, kompensasi merupakan imbalan jasa ataubalas jasa kepada pegawai karena yangbersangkutan telah memberikan bantuan atausumbangan tenaga, pemikiran, perhatian yang telahdicurahkan oleh pegawai karena partisipasinya demikemajuan dan kontinuitas perusahaan dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik jangkapanjang maupun jangka pendek. Ada beberapavariabel yang terdapat dalam kompensasi, diantaranyaadalah :1) Gaji/upah, 2) Tunjangan Innatura, 3)Fasilitas Perumahan, 4) Fasilitas Kendaraan dan 5)Tunjangan Natura

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 42: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

42 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2. Pengertian Disiplin KerjaMenurut pendapat Susilo Martoyo (2005 : 125)

mengemukakan bahwa : “Disiplin berasal dari katalatin Disipline yang berarti latihan atau pendidikan,kesopanan, dan kerohanian serta pengembangankarier”.

Menurut T. Hani Handoko, (2005 : 65)mengemukakan definisi disiplin adalah sebagaiberikut: “Disiplin adalah kegiatan menajemen untukmenjalankan standar-standar organisasi”.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (20007 : 190-191)dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusiamengemukakan bahwa : “Kedisiplinan adalahkesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semuaperaturan prusahaan dan norma-norma sosial yangberlaku”.

Menurut Henry Simamora (2005 : 665)mengemukakan pengertian Disiplin adalah “Disiplinberasal dati kata disipline yang artinya suatu bentukpengendalian diri setiap pegawai dan pelaksanaanyang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhantim kerja (pegawai) di dalam suatu organisasi”.

Menurut Sugeng Pridjodarminto (2006 : 23)mengemukakan disiplin sebagai berikut “Suatukondisi yang terciptakan dan berbentuk pengendaliandiri melalui proses dari serangkaian perilaku pegawaiyang menunjukkan nilai-nilai, ketentuan, kepatuhan,kesetian, keteraturan dan atau tata tertib”.

Ada dua bentuk disiplin, yaitu disiplin preventifdan disiplin korektif Anwar Prabu Mangkunegara,(2005 : 129 – 130) adalah :1) Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untukmenggerakkan pegawai mengikuti danmematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yangtelah digariskan oleh perusahaan. Tujuandasarnya adalah untuk menggerakkan pegawaiberdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawaidapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi.

Pemimpin perusahaan mempunyai tanggungjawab dalam membangun iklim organisasidengan disiplin preventif. Disiplin preventifmerupakan suatu sistem yang berhubungandengan kebutuhan kerja untuk semua bagiansistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem

organisasi baik, maka diharapkan akan lebihmenegakkan disiplin kerja.

2) Disiplin KorektifDisiplin korektif adalah suatu upaya

menggerakkan pegawai dan menyatukan suatuperaturan dan menggerakkan untuk tetapmematuhi peraturan sesuai dengan pedomanyang berlaku pada perusahaan. Pada disiplinkorektif, pegawai yang melanggar disiplin perludiberikan sangsi sesuai dengan peraturan yangberlaku. Tujuan pemberian sangsi adalah untukmemperbaiki pegawai yang melanggar,memelihara peraturan yang berlaku, danmemberikan pelajaran kepada pelanggar.Disiplin korektif memerlukan perhatian khususdan proses prosedur yang seharusnya.

Hasibuan (2007 : 191 – 195) menyebutkan 8indikator yang mempengaruhi kedisiplinan pegawai,yaitu : tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balasjasa, keadilan, waskat, sangsi hukuman, ketegasan,dan hubungan kemanusiaan. Indikator tersebut adalah: 1) Tujuan dan Kemampuan, 2)Teladan Pimpinan,3) Balas Jasa, 4) Keadilan, 5) Waskat , 6) SangsiHukuman 7) Ketegasan 8) Hubungan Kemanusiaan

3. Pengertian Kinerja PegawaiKinerja merupakan istilah yang berasal dari kata

Job Performance atau Actual Performance(Kinerja kerja sesungguhnya yang dicapaiseseorang). Menurut pendapat Susilo Martoyo (2005: 84) mengemukakan pengertian kinerja berikut ini“Kinerja yang baik dapat dilihat dari penampilan kerjapegawai dan kemampuan melaksanakan tugasnya,menyusun laporan atas pekerjaannya, keteranganjasmani maupun rohaninya selama bekerja serta tarafpotensi pegawai untuk mengembangkan demikepentingan organisasi lewat pelaksanaan tugas”.

Menurut pendapat Sumarlan Margono (2008 : 7)dapat dirinci sebagai berikut “Perbaikan tingkat kinerjapegawai, penyesuaian-penyesuaian Pengawasan,keputusan penempatan, kebutuhan latihan danpengembangan, Perencanaan dan pengembangankarier, penyimpangan proses staffing,ketidakakuratan informasional, kesalahan desainpekerjaan, kesempatan kerja yang adil sertatantangan eksternal”.

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 43: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

43Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ryx1

Ryx1x2

ryx2

Kompensasi (X1)

Kinerja

Pegawai (Y)

Disiplin Kerja (X2)

Menurut pendapat Bernardin dan Russel yangdikutif oleh Triton, (2005 : 94) menyatakan bahwa“... a way of measuring the contributions of indi-viduals to their organization”. Yaitu suatu carauntuk mengukur berbagai kontribusi yang diberikanoleh setiap individual bagi perusahaan atauorganisasianya”.

Menurut pendapat Anwar Prabu Mangkunegara(2005 : 67), mengemukakan bahwa “Kinerja adalahhasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapaioleh seorang pegawai/pegawai dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yangdiberikan kepadanya”.

Menurut pandangan Jhon Soeprihanto (2008 : 7)mengemukakan sebagai berikut “Kinerja seorangpegawai pada dasarnya adalah hasil kerja seorangpegawai pada periode tertentu dibandingkan dengamstandar, target, sasaran atau kriteria yang telahditentukan terlebih dahulu dan telah disepakatibersama”.

Menurut Robbins (2008 : 100) ada 3 (tiga) macamfaktor yang mempengaruhi kinerja a). Kemampuanfisik, mental, pengetahuan dan keterampilan.b).Motivasi, c) Kesempatan, atau opportunity

Menurut Sinungan Muchdarsyah (2007 : 16),mengelompokkan pengertian kinerja menjadi tigayaitu:a. Kinerja adalah rasio daripada apa yang

dihasilkan (output) terhadap keseluruhanperalatan produksi yang dipergunakan (input).

b. Kinerja pada dasarnya adalah suatu sikap men-tal yang selalu mempunyai pandangan bahwamutu kehidupan hari ini lebih baik daripadakemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

c. Kinerja merupakan interaksi terpadu secaraserasi dari tiga faktor esensial, yakni investasitermasuk penggunaan pengetahuan danteknologi serta riset, manajemen dan tenagakerja.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakanbahwa pengertian “kinerja” mengandung hal-hal yangdapat diperhatikan, yaitu hasil kerja, pelaku pekerjaitu sendiri. Penilaian pelaksanaan pekerjaan perludilakukan secara formal berdasarkan serangkaiankriteria yagn ditetapkan secara rasional sertaditerapkan secara obyektif serta didokumentasikansecara sistematik.

B. Kerangka BerpikirBerdasarkan pada permasalahan tersebut di atas

yang telah penulis sajikan sebelumnya, maka secararingkas penulis membuat kerangka pemikiranpenelitian dalam digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :X1 = Variabel bebas (Kompensasi)X2 = Variabel bebas (Disiplin Kerja)Y = Variabel terikat (Kinerja Pegawai)ry1.2 = Korelasi parsial antara variabel Kompensasi

terhadap variabel Kinerja Pegawai.ry2.1 = Korelasi parsial variabel Disiplin Kerja

terhadap variabel Kinerja Pegawai.R = Korelasi secara simultan variabel Kompensasi

dan Disiplin Kerja terhadap variabel KinerjaPegawai.

C. Pengajuan HipotesisBerdasarkan landasan teori dan kerangka pikir,

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :1. Terdapat pengaruh Kompensasi terhadap

Kinerja Pegawai2. Terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap

Kinerja Pegawai3. Terdapat pengaruh Kompensasi dan Disiplin

Kerja secara bersama-sama tehadap KinerjaPegawai (Y).

III. METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan bertempat di DitjenPrasarana dan Sarana Pertanian. Adapun waktumelakukan penelitian ini dilakukan di mulai pada bulanJuli sampai dengan bulan Oktober 2012.

B. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian survey dengan menggunakanmetode deskriptif dan kausal.

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 44: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

44 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh padaDitjen Prasarana dan Sarana pegawai sebanyak364 orang.

2. Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel dalam penelitian inidilakukan dengan Random Sampling, yaitucara pengambilan sampel secara acak tanpamemperhatikan strata yang ada dalam sampel.Dengan jumlah sampel sebanyak 110 orang.

D. Alat Pengumpulan Data dan InstrumenPenelitian

1. Alat Pengumpulan DataDalam penelitian ini pengumpulan datadilakukan dengan cara studi pustaka,wawancara, observasi dan kuisioner.

2. Instrumen Penelitiana. Kompensasi

1) Difinisi konseptualKompensasi adalah sebagai pemberianimbalan jasa yang layak dan adil kepadapegawai-pegawai karena mereka telahmemberikan sumbangan kepadapencapaian tujuan organisasi2) Difinisi OperasionalKompensasi adalah tindakan bentukpemberian kompensasi yang bersifatmateri maupun non materi, bukan hanyaupah dan gaji saja melainkan ada faktorlain yang termasuk dalam perhitungankompensasi antara lain, yaitu bonus,tunjangan-tunjangan, jaminan kesehatandan uang pensiun.

b. Disiplin1) Difinisi konseptualDisiplin adalah kegiatan menajemen untukmenjalankan standar-standar organisasi.2) Difinisi OperasionalDisiplin adalah kegiatan menajemen untukmenjalankan standar-standar organisasi.Yang dipengaruhi oleh beberapa faktorseperti a) disiplin preventif adalah suatuupaya untuk menggerakkan pegawaimengikuti dan mematuhi pedoman kerja,aturan-aturan yang telah digariskan oleh

perusahaan. b) disiplin Korektif adalahsuatu upaya menggerakkan pegawai danmenyatukan suatu peraturan dan meng-gerakkan untuk tetap mematuhi peraturansesuai dengan pedoman yang berlaku padaperusahaan.

c. Kinerja1). Difini KonseptualKinerja adalah hasil kerja secara kualitasdan kuantitas yang dicapai oleh seorangpegawai/pegawai dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya.2) Difinisi OperasionalKinerja adalah hasil kerja secara kualitasdan kuantitas yang dicapai oleh seorangpegawai/pegawai dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya yang sangat erathubungannya dengan a) Kualitas b)Kuantitas kerjac)konsistensi Pegawai d)Sikap Pegawai

E. Teknik Analisis DataTeknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Kuantitatif, metodeanalisis kuantitatif adalah metode analisis yangmenggunakan bantuan statistik. Dari hasil rekapitulasiangket kemudian di tabulasikan dengan bantuan SPSSver 19

IV. ANALISA DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Responden

Penelitian ini bersumber dari hasil kuesioner pada110 orang pegawai yang dijadikan responden untukmemberikan jawaban. Karakteristik responden dalampenelitian ini jenis kelamin laki-laki dalam penelitianini berjumlah 89 responden atau 80,91%, sedangkanperempuan 21 responden atau 19,09%.

Karakteristik responden berdasarkan usia, berusia< 30 tahun ada 12 responden atau 10,91%, berusia31–40 tahun ada 38 responden atau 34,54%, berusia41-50 tahun ada 49 responden atau 44.54%,sedangkan yang berusia > 51 tahun ada 11 respondenatau 10.00%.

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan yangberpendidikan SMA sebanyak 21 orang atau 32.31%,

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 45: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

45Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

yang berpendidikan D3 sebanyak 3 orang atau 4.61%,yang berpendidikan S1 sebanyak 27 orang atau41,54%, yang berpendidikan S2 sebanyak 14 orangatau 21.54%.

B. Distribusi DataAdapun data-data hasil penyebaran kuesioner dari

variabel Kompensasi (X1), Disiplin Kerja (X2) sertavariabel Kinerja Pegawai (Y) dapat di bahas sebagaiberikut :1. Variabel Kompensasi (X1)

Mengenai pernyataan pertama variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju8 responden atau 7,3%, tidak setuju 24 respondenatau 43,6%, cukup setuju 8 responden atau 7,3%,setuju 48 responden atau 43,6%, serta sangat setuju22 responden atau 20,0%.

Mengenai pernyataan kedua variabel Kompensasi(X1) yang menjawab sangat tidak setuju 6 respondenatau 5,5%, tidak setuju 18 responden atau 16,4%,cukup setuju 27 responden atau 24,5%, setuju 43responden atau 39,1%, serta sangat setuju 16responden atau 14,5%.

Mengenai pernyataan ketiga variabel Kompensasi(X1) yang menjawab sangat tidak setuju 10 respondenatau 9,1%, tidak setuju 23 responden atau 20,9%,cukup setuju 20 responden atau 18,2%, setuju 41responden atau 37,3%, serta sangat setuju 16responden atau 14,6%.

Mengenai pernyataan keempat variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju7 responden atau 6,4%, tidak setuju 20 respondenatau 18,2%, cukup setuju 20 responden atau 18,2%,setuju 22 responden atau 20,0%, serta sangat setuju41 responden atau 37,3%.

Mengenai pernyataan kelima variabel Kompensasi(X1) yang menjawab sangat tidak setuju 5 respondenatau 4,5%, tidak setuju 26 responden atau 23,6%,cukup setuju 16 responden atau 14,5%, setuju 36responden atau 32,7%, serta sangat setuju 27responden atau 24,5%.

Mengenai pernyataan keenam variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju7 responden atau 6,4%, tidak setuju 15 respondenatau 13,6%, cukup setuju 17 responden atau 15,5%,setuju 42 responden atau 38,2%, serta sangat setuju29 responden atau 26,4%.

Mengenai pernyataan ketujuh variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju8 responden atau 7,3%, tidak setuju 20 respondenatau 18,2%, cukup setuju 15 responden atau 13,6%,setuju 37 responden atau 33,6%, serta sangat setuju30 responden atau 27,3%.

Mengenai pernyataan kedelapan variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju7 responden atau 6,4%, tidak setuju 22 respondenatau 20,0%, cukup setuju 17 responden atau 15,5%,setuju 34 responden atau 30,9%, serta sangat setuju30 responden atau 27,3%.

Mengenai pernyataan kesembilan variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju7 responden atau 6,4%, tidak setuju 19 respondenatau 17,3%, cukup setuju 12 responden atau 10,9%,setuju 42 responden atau 38,2%, serta sangat setuju30 responden atau 27,3%.

Mengenai pernyataan kesepuluh variabelKompensasi (X1) yang menjawab sangat tidak setuju7 responden atau 6,4%, tidak setuju 21 respondenatau 19,1%, cukup setuju 12 responden atau 10,9%,setuju 36 responden atau 32,7%, serta sangat setuju34 responden atau 30,9%.

2. Variabel Disiplin Kerja (X2)Variabel independent yakni Disiplin Kerja (X2) dari

sebaran angket/kuesioner sebanyak 110 orangterkumpul jawaban sebagai berikut :

Mengenai pernyataan pertama variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 6responden atau 5,5%, tidak setuju 13 responden atau11,8%, cukup setuju 19 responden atau 17,3%, setuju22 responden atau 20,0%, serta sangat setuju 50responden atau 45,5%.

Mengenai pernyataan kedua variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 2responden atau 1,8%, tidak setuju 15 responden atau13,6%, cukup setuju 25 responden atau 25,5%, setuju20 responden atau 18,2%, serta sangat setuju 45responden atau 40,9%.

Mengenai pernyataan ketiga variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 7responden atau 6,4%, tidak setuju 14 responden atau12,7%, cukup setuju 20 responden atau 18,2%, setuju26 responden atau 23,6%, serta sangat setuju 43responden atau 39,1%.

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 46: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

46 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Mengenai pernyataan keempat variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 2responden atau 1,8%, tidak setuju 18 responden atau16,4%, cukup setuju 22 responden atau 20,0%, setuju24 responden atau 21,8%, serta sangat setuju 44responden atau 40,0%.

Mengenai pernyataan kelima variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 7responden atau 6,4%, tidak setuju 16 responden atau14,6%, cukup setuju 18 responden atau 16,4%, setuju19 responden atau 17,3%, serta sangat setuju 50responden atau 45,5%.

Mengenai pernyataan keenam variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 7responden atau 6,4%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 24 responden atau 21,8%, setuju25 responden atau 22,7%, serta sangat setuju 42responden atau 38,2%.

mengenai pernyataan ketujuh variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 9responden atau 8,2%, tidak setuju 9 responden atau8,2%, cukup setuju 22 responden atau 20,0%, setuju25 responden atau 22,7%, serta sangat setuju 45responden atau 40,9%.

Mengenai pernyataan kedelapan variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 6responden atau 5,5%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 19 responden atau 17,3%, setuju28 responden atau 25,5%, serta sangat setuju 45responden atau 40,9%.

Mengenai pernyataan kesembilan variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 5responden atau 4,5%, tidak setuju 11 responden atau10,0%, cukup setuju 26 responden atau 23,6%, setuju21 responden atau 19,1%, serta sangat setuju 47responden atau 42,7%.

Mengenai pernyataan kesepuluh variabel DisiplinKerja (X2) yang menjawab sangat tidak setuju 7responden atau 6,4%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 22 responden atau 20,0%, setuju22 responden atau 20,0%, serta sangat setuju 47responden atau 42,7%.

3. Variabel Kinerja Pegawai (Y)Variabel Kinerja Pegawai (Y) adalah variabel yang

dipengaruhi variabel independen. Untuk itu penelitimembagikan kuesioner sebanyak 110 orang pegawai,

terkumpul jawaban sebagai berikut :Mengenai pernyataan pertama variabel Kinerja

Pegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 2responden atau 1,8%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 16 responden atau 14,5%, setuju28 responden atau 25,5%, serta sangat setuju 52responden atau 47,3%.

Mengenai pernyataan kedua variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 3responden atau 2,7%, tidak setuju 15 responden atau13,6%, cukup setuju 10 responden atau 9,1%, setuju24 responden atau 21,8%, serta sangat setuju 58responden atau 52,7%.

mengenai pernyataan ketiga variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 5responden atau 4,5%, tidak setuju 15 responden atau13,6%, cukup setuju 13 responden atau 11,8%, setuju22 responden atau 20,0%, serta sangat setuju 55responden atau 50,0%.

Mengenai pernyataan keempat variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 5responden atau 4,5%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 14 responden atau 12,7%, setuju27 responden atau 24,5%, serta sangat setuju 52responden atau 47,3%.

Mengenai pernyataan kelima variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 9responden atau 8,2%, tidak setuju 13 responden atau11,8%, cukup setuju 13 responden atau 11,8%, setuju23 responden atau 20,9%, serta sangat setuju 52responden atau 47,3%.

mengenai pernyataan keenam variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 2responden atau 1,8%, tidak setuju 11 responden atau10,0%, cukup setuju 14 responden atau 12,7%, setuju21 responden atau 19,1%, serta sangat setuju 62responden atau 56,4%.

Mengenai pernyataan ketujuh variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 4responden atau 3,6%, tidak setuju 12 responden atau10,9%, cukup setuju 16 responden atau 14,5%, setuju26 responden atau 23,6%, serta sangat setuju 52responden atau 47,3%.

Mengenai pernyataan kedelapan variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 4responden atau 3,6%, tidak setuju 13 responden atau11,8%, cukup setuju 9 responden atau 8,2%, setuju

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 47: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

47Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

25 responden atau 22,7%, serta sangat setuju 59responden atau 53,6%.

Mengenai pernyataan kesembilan variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 6responden atau 5,5%, tidak setuju 10 responden atau9,1%, cukup setuju 19 responden atau 17,3%, setuju18 responden atau 16,4%, serta sangat setuju 57responden atau 51,8%.

Mengenai pernyataan kesepuluh variabel KinerjaPegawai (Y) yang menjawab sangat tidak setuju 8responden atau 7,3%, tidak setuju 6 responden atau5,5%, cukup setuju 21 responden atau 19,1%, setuju26 responden atau 23,6%, serta sangat setuju 49responden atau 44,5%.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas1. Variabel Kompensasi (X1)

Hasil analisis dari variabel Kompensasi (X1)menggunakan Komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS) Versi 19for Windows input data variabel Kompensasi(X1) yang merupakan data ordinal dari sampelberjumlah 10 Try Out (N =10) dengan jumlahsoal sebanyak 10 pertanyaan uji validitasvariabel Kompensasi (X1), dimana didapatkannilai rhasil positif dan lebih besar dari rtabel (0,666)maka variabel Kompensasi (X1) dapatdinyatakan valid.

Uji Reliabilitas variabel Kompensasi (X1),dengan nilai rtabel 0,666, sedangkan pada nilaiAlpha sebesar 0,949 sehingga dapat disimpulkanbahwa rAlpha positif dan lebih besar atau 0,949> 0,666 maka dengan demikian instrumenpenelitian mengenai variabel Kompensasi (X1),adalah Reliabel.

2. Variabel Disiplin Kerja (X2)Untuk dapat mengetahui hasil analisis dari

variabel Disiplin Kerja (X2) menggunakanKomputer program Statistical Package forSocial Sciences (SPSS) Versi 19 for Windowsinput data variabel Disiplin Kerja (X2) yangmerupakan data ordinal dari sampel berjumlah10 Try Out (N =10) dengan jumlah soalsebanyak 10, Uji validitas variabel Disiplin Kerja(X2) dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas variabel Disiplin Kerja (X2)dengan nilai rtabel 0,666 sedangkan nilai Alpha0,974 sehingga dapat disimpulkan bahwa Alphapositif dan lebih besar atau 0,974 > 0,666 makainstrumen penelitian variabel Disiplin Kerja (X2)adalah Reliabel.

3. Variabel Kinerja Pegawai (Y)Untuk dapat mengetahui hasil analisis

variabel Kinerja Pegawai (Y) denganmenggunakan Komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS) Versi 19for Windows input data variabel KinerjaPegawai (Y) yang merupakan data ordinal darisampel berjumlah 10 Try Out (N =10) denganjumlah soal sebanyak 10 uji Uji validitas KinerjaPegawai (Y), oleh karena hasilnya positif

Uji Reliabilitas variabel Kinerja Pegawai (Y)dengan Nilai rtabel 0,666 sedangkan nilai Alpha0,944 sehingga dapat disimpulkan bahwa Alphapositif dan lebih besar atau 0,944 > 0,666 makainstrumen variabel Kinerja Pegawai (Y) adalahReliabel.

D. Analisis Data Statistik1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitasdengan menggunakan perhitungan Chi kuadrat(X2) dengan menggunakan Komputer programStatistical Package for Social Sciences(SPSS) Versi 19 for Windows diperoleh hasiluji normalitas variabel Kompensasi (X1),diperoleh nilai X2

hitung sebesar 37,564, sedangkannilai X2

tabel pada taraf signifikan a = 0,05 danderajat kebebasan (df) = 30 adalah sebesar43,775 (X2

tabel terlampir). Dengan demikianX2

hitung lebih kecil dari pada X2tabel. Hal ini

berarti frekuensi skor/data hasil observasi untukvariabel Kompensasi (X1), berdistribusi normalatau tidak menyimpang dari frekuensi yangdiharapkan.

Hasil uji normalitas variabel Disiplin Kerja(X2) diperoleh nilai X2

hitung sebesar 35,091sedangkan nilai X2

tabel pada taraf signifikan a =0,05 dan derajat kebebasan (df) = 28 adalahsebesar 41,337. Dengan demikian X2

hitung lebih

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 48: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

48 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kecil daripada X2tabel. Hal ini berarti frekuensi

skor/data hasil observasi untuk variabel DisiplinKerja (X2) berdistribusi normal atau tidakmenyimpang dari frekuensi yang diharapkan.

Pada uji normalitas variabel Kinerja Pegawai(Y), diperoleh nilai X2

hitung sebesar 35,818,sedangkan nilai X2

tabel pada taraf signifikan a =0,05 dan derajat kebebasan (df) = 26 adalahsebesar 38,885. Dengan demikian X2

hitung lebihkecil daripada X2

tabel. Hal ini berarti frekuensiskor/data hasil observasi untuk variabel KinerjaPegawai berdistribusi normal atau tidakmenyimpang dari frekuensi yang diharapkan.

2. Analisis Koefisien Korelasi ParsialDari hasil analisa data-data dengan

menggunakan Komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS) Versi 19for Windows diketahui pengaruh dari masing-masing variabel sebagai berikut :a) Pengaruh Variabel Kompensasi (X1)

terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y)Dari output komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS)Versi 19 for Windows diperoleh bahwavariabel Kompensasi (X) mempunyaipengaruh sebesar 75,7% terhadap variabelKinerja Pegawai (Y) dan sisanya 34,3%disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya.

b) Pengaruh Variabel Disiplin Kerja (X2)terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y)Dari output komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS)Versi 19 for Windows diperoleh bahwa,bahwa variabel Disiplin Kerja (X2)mempunyai pengaruh sebesar 90,2%terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) dansisanya 9,8% disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya,

3. Analisis Koefisien Korelasi BergandaSecara simultan dengan menggunakan

komputer program Statistical Package forSocial Sciences (SPSS) Versi 19 for Windowsdiperoleh nilai R sebesar 0,951 dan sedangkannilai R Square sebesar 0,905 atau 90,5%,

dengan hasil analisa secara simultan variabelKompensasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2)terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) memilikinilai positif dan signifikan.

4. Analisis Regresi Linear BergandaHasil analisis regresi linear berganda dengan

menggunakan Komputer program StatisticalPackage for Social Sciences (SPSS) Versi 19for Windows diperoleh persamaan sebagaiberikut :Y = 5,733 + 0,593 X1 + 0,819 X2

Nilai konstanta intersep sebesar 5,733, nilaikoefisen regresi variabel Kompensasi (X1)terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) adalahsebesar 0,593. nilai koefisien regresi variabelDisiplin Kerja (X2) terhadap variabel KinerjaPegawai (Y) adalah sebesar 0,819.

5. Uji tBerdasarkan hasil uji t, terbukti bahwa secara

nyata Kompensasi (X1) mempunyai pengaruhyang kuat terhadap Kinerja Pegawai (Y) dimananilai thitung > dari ttabel, sedangkan uji t DisiplinKerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y),dimana nilai thitung > dari ttabel. Dengan demikianvariabel Kompensasi (X1) terhadap KinerjaPegawai (Y) secara nyata mempunayi pengaruhsignifikan dengan demikian dapat dikatakanbahwa H0 ditolak H1 diterima. Sedangkanvariabel Disiplin Kerja (X2) terhadap KinerjaPegawai (Y) secara nyata mempunyai pengaruhsignifikan dengan demikian dapat dikatakanbahwa H0 ditolak H1 diterima.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperolehdengan nilai thitung sebesar = 2,469 > t0,05 (108) =1,669, maka Ho ditolak dan Ha diterima yangberarti mempunyai cukup bukti antara variabelKompensasi (X1) terhadap variabel KinerjaPegawai (Y) mempunyai pengaruh signifikan.

Berikut ini uji t antara variabel Disiplin Kerja(X2) terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y)maka dapat dilihat dalam bentuk kurvanyasebagai berikut :

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 49: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

49Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kurva Uji t Hipotesis Kedua

Ho Ditolak Ho Diterima Ho Ditolak

-12,885 -1,669 0 1,669 12,885

Dari hasil uji hipotesis variabel Disiplin Kerja(X2) yang diperoleh yakni karena nilai thitung =12,885 > t0,05 (108) = 1,669 maka Ho ditolak danHa diterima yang berarti mempunyai cukupbukti, bahwa antara variabel Disiplin Kerja (X2)terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y)mempunyai pengaruh signifikan.

6. Uji FBerdasarkan pada hasil uji F atau uji secara

simultan/bersama-sama dengan menggunakanKomputer program Statistical Package forSocial Sciences (SPSS) Versi 19 for Windowsdiperoleh hasil bahwa hasil uji Fhitung di perolehnilai sebesar 507,750 dimana lebih besar dariFtabel (109) sebesar 2,705 dengan tingkat signifikansebesar 0,000 karena 0,000 < 0,05, maka dapatdikatakan variabel Kompensasi (X1) dan DisiplinKerja (X2) secara bersama-sama berpengaruhterhadap variabel Kinerja Pegawai (Y).

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapatditarik kesimpulan , sebagai berikut :a. Berdasarkan hasil analisis bahwa terdapat

pengaruh positif antara variabel Kompensasi(X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dengan nilaiparsial sebesar 0,870 berarti ada pengaruhsangat kuat. Hal ini di buktikan dari hasil ujihipotesis antara variabel Kompensasi (X1)terhadap Kinerja Pegawai (Y) diperoleh nilai to

= 2,469 > t0,05 (108) = 1,669, maka Ho ditolak danHa diterima.

b. Berdasarkan hasil analisis bahwa terdapatpengaruh positif antara variabel Disiplin Kerja(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dengan nilaiparsial sebesar 0,950 berarti ada pengaruhsangat kuat. Hal ini di buktikan dari hasil uji

hipotesis antara variabel Disiplin Kerja (X2)terhadap Kinerja Pegawai (Y) diperoleh nilai to

= 12,885 > t0,05 (108) = 1,669, maka Ho ditolakdan Ha diterima.

c. Secara simultan terdapat pengaruh positif antaravariabel Kompensasi (X1) dan Disiplin Kerja(X2) terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y)dengan nilai korelasi secara Simultan ataumodel Summary yang menghasilkan nilai Rsebesar 0,951 dan sedangkan nilai R Squaresebesar 0,905 atau 90,5%, hal ini dapatdinyatakan dengan hasil analisa secara bersama-sama variabel Kompensasi (X1), dan DisiplinKerja terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y)memiliki nilai positif dan tingkat pengaruhnyasangat kuat. Dibuktikan dengan uji F (ANOVA)atau Fhitung di peroleh nilai sebesar 507,750dimana lebih besar dari Ftabel (109) sebesar 2,705dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan variabelKompensasi (X1) dan variabel Disiplin Kerja(X2) secara bersama-sama berpengaruh positifdan sangat kuat terhadap variabel KinerjaPegawai (Y) pada Ditjen Prasarana dan SaranaPertanian.

5.2. Saran-saranBerdasarkan pada hasil kesimpulan, beberapa

saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut :a. Hendaknya dapat mempertahankan dan bila

perlu meningkatkan pemberian Kompensasisesuai dengan beban kerja pegawai karena hasilanalisa dari variabel Kompensasi terhadapvariabel Kinerja Pegawai (Y) diperoleh nilaikorelasi sebesar 0,870 berarti berpengaruhpositif dan sangat kuat, karena denganKompensasi yang sesuai dengan beban kerjadapat mempengaruhi peningkatan KinerjaPegawai.

b. Perlu dipertahankan bahwakan lebihditingkatkan disiplin kerja para pegawainya agarkedepannya Kinerja Pegawai akan lebih baiklagi dan sesuai harapan pimpinan.

c. Seluruh pegawai diharapkan dapat memberikansumbangsinya baik tenaga dan fikirannya demikemajuan dan perkembangan organisasi atauinstitusi.

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 50: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

50 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DAFTAR PUSTAKAAnwar Prabu Mangkunegara, 2005. Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan ,Penerbit, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Arikunto, Suharsimi, 2008. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek”, Cetakan Kedua,Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Bernardin dan Russel dalam Triton, 2005,Manajemen Personalia, Aplikasi dalamperusahaan”, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian BidangSosial, Penerbit Gajah Mada Universitas Press,Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007, Manajemen SumberDaya Manusia, PT. Gunung Agung, Jakarta.

Henry Simamora, 2006, Manajemen Sumber DayaManusia, Edisi ke-9, PT. Gunung Agung,Jakarta.

Husein Umar, 2005. Riset Sumber Daya ManusiaDalam Organisasi, Penerbit Rajawali Pers.Jakarta.

Sondang P. Siagian, 2005. Manajemen SumberDaya Manusia, Badan Penerbit Bumi Aksara,Jakarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, BadanPenerbit ALFABETA Bandung.

T. Hani Handoko, 2005, Manajemen Personaliadan Sumber Daya Manusia, BPEE,Yogyakarta.

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DITJENPRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung Hariyanto

Page 51: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

51Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISIDAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20JAKARTA TIMUR

Oleh: Syarif Hidayat

ABSTRACTThe method of learning is one important factor in stimulating students to follow the learning with

enthusiasm. So, the study was conducted with the objective of identifying and analyzing the varia-tions in the methods by teachers in any learning emphasized in national standards, the magnitude ofthe influence of variations in the use of teaching methods to students’ motivation, obstacles faced byteachers in using a variety of learning methods. The research was conducted in November 2012 at theJunior High School (SMPN) 20 Kramat Jati, East Jakarta using survey methods correlational. Poplasiis a student of SMP 20 Jakarta Timur, the sample was taken as 200 students with proportional randomsampling technique. The results stated that there are teachers who use conventional methods andmonotonous, the use of varying methods of learning shown to influence student motivation, and manyproblems were found in a study using methods vary both material and immaterial from the teacher.

Keyword : Variation of learning method and student motivation

A. LATAR BELAKANG MASALAHPelaksanaan pendidikan membutuhkan metode

yang tepat untuk menghantarkan kegiatanpendidikannya ke arah tujuan yang dicita-citakan.Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatukurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode/cara yang tepatdalam mentransformasikannya kepada peserta didik.Ketidaktepatan dalam penerapan metode secarapraktis akan menghambat proses belajar mengajaryang akan berakibat membuang waktu dan tenagasecara percuma. Karenanya metode adalah syaratuntuk efisiensinya aktivitas kependidikan Islam. Halini berarti bahwa metode termasuk persoalan yangesensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akantercapai secara tepat guna manakala jalan yangditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat.

Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam tersebutdi atas, tidak cukup hanya mengandalkan materi yangbaik saja, karena hal itu bukanlah merupakan jaminanbagi keberhasilan pendidikan. Sebab, materi yang baik,apabila menggunakan metode yang tidak tepat, akan

mengakibatkan materi tersebut terasa tidak menarikyang pada akhirnya akan dapat menghambattercapainya tujuan dari proses belajar mengajar.Sedangkan materi yang sederhana, apabilamenggunakan metode yang tepat, maka akanmembuat materi tersebut terasa lebih menarik,sehingga dapat mencapai tujuan dari proses belajarmengajar. Dalam hal ini, peranan guru sangat pentinguntuk dapat memilih dan menggunakan metodemengajar yang tepat. Dalam pemilihan danpenggunaan sebuah metode, guru harus benar-benarmemahami dan menguasai pelaksanaan metode yangdipilihnya. Selain itu, seorang guru juga harusmempertimbangkan aspek efektifitas dan relevansisuatu metode dengan materi yang disampaikan.

Suatu materi yang disampaikan akan lebih mudahditerima oleh peserta didik dengan menggunakanmetode. Metode mengajar merupakan suatu teknikpenyampaian bahan pelajaran kepada murid. Iadimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajarandengan mudah, efektif dan dapat diterima oleh anakdengan baik. Oleh karena itu, terdapat berbagai cara

Page 52: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

52 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

yang dapat ditempuh. Dalam memilih cara ataumetode ini guru dibimbing oleh filsafat pendidikanyang dianut guru dan tujuan pelajaran yang hendakdicapai. Di samping itu penting pula bagi guru untukmemperhatikan hakikat anak didik yang hendakdididik, dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.Jadi metode itulah yang menentukan prosedur yangakan diikuti.

Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaranbisa lebih dari satu macam (bervariasi). Metode yangbervariasi dapat memotivasi anak didik. Metodevariatif di sini, yaitu menggunakan beberapa metodemengajar dalam satu materi pelajarana. Seperti,menggunakan metode ceramah dan metodedemonstrasi pada mata pelajaran fiqih ketikamembahas masalah shalat. Bermacam-macam teknikdapat digunakan dalam interaaksi dan komunikasi,seperti: bermain, ceramah, tanya-jawab, diskusi,peragaan, eksperimen, tugas kelompok, sosio-drama,karyawisata dan modul.

Dengan hanya menggunakan satu metode sajaakibatnya materi pelajaran yang terus menerusdiajarkan menjadi suatu proses yang membosankanbagi siswa. Ini membuat siswa menjadi pasif, dandapat mempengaruhi motivasi belajar anak didikmenjadi menurun. Motivasi merupakan situasi yangmendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu,tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tertentudan tujuan atau akhir dari pada gerakan atauperbuatan. Yang dimaksud motivasi di sini adalahmotivasi belajar, yaitu situasi atau keadaan yang dapatmendorong anak didik memiliki kemauan untukbelajar.

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatiankhusus bagi mereka yang berkecimpung dalamkegiatan belajar dan mengajar. Pertanyaan yang selaludikemukakan ialah: bagaimanakah memotivasiseseorang mempelajari apa yang harus dipelajarinya?Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang denganpenuh antusias dan ketekunan melaksanakan berbagaikegiatan belajar, sedang dipihak lain ada yang tidakbergairah dan bermalas-malasan. Kenyataan tersebuttentu mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahuilebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.

Dalam situasi sekolah, setiap anak memiliki motifatau dorongan yang berhubungan dengan kebutuhanbiologis dan psikologis. Di samping itu, anak memilikipula sikap-sikap, minat, penghargaan dan cita-citatertentu. Motif, sikap, minat dan sebagainya seperti

tersebut di atas akan mendorong seseorang untukberbuat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapibiasanya tidak sekaligus mencakup tujuan-tujuanbelajar dalam situasi sekolah. Oleh sebab itu, tugasguru adalah menimbulkan motif yang akan mendoronganak berbuat untuk mencapai tujuan belajar.

Tidak ada langkah-langkah atau prosedur yangsudah distandar untuk diikuti dalam memotivasi mu-rid. Namun demikian, ada beberapa prinsip danprosedur yang perlu mendapat perhatian agar tercapaiperbaikan-perbaikan dalam memotivasi. Diantaranya, murid ingin bekerja dan akan bekerja kerasbila ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti bahwahasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkanminatnya. Di antara usaha yang dapat dilakukanuntuk membangkitkan minat anak didik adalah:menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metodemengajar.

Karena potensi yang dimiliki setiap anak didik ituberbeda-beda, mereka juga memiliki cara belajar danmemahami pelajaran yang berbeda pula. Oleh karenaitu, penggunaan metode tanpa memvariasikannyaakan membuat proses belajar mengajar menjadikurang baik dan dapat menurunkan motivasi siswadalam belajar.

B. Pembatasan dan Perumusan MasalahFokus masalah yang diteliti adalah penggunaan

variasi metode oleh guru dan dampaknya terhadapmotivasi belajar siswa yang kemudian dirumuskankedalam pertanyaan sebagai berikut:1. Bagaimanakah variasi penggunaan metode oleh

guru dalam pembelajaran?2. Seberapa besar pengaruh penggunaan variasi

metode mengajar terhadap motivasi belajarsiswa?

3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi gurudalam menggunakan variasi metodepembelajaran?

C. Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis:1. Variasi penggunaan metode oleh guru dalam

pembelajaran seperti yang ditekankan dalamstandar nasional pendidikan.

2. Besaran pengaruh penggunaan variasi metodemengajar terhadap motivasi belajar siswa.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 53: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

53Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3. Kendala yang dihadapi guru dalammenggunakan variasi metode pembelajaran.

Selain tujuan di atas, manfaat yang diharapkandari penelitian ini adalah:1. Bagi para guru menyadari betapa pentingnya

penggunaan metode yang tepat dan variatifdalam menyampaikan materi kepada pesertadidik dalam menumbuhkan motivasi belajarsiswa.

2. Dapat berdaya guna terutama bagi pihakpengelola pendidikan dalam meningkatkanmotivasi siswa demi kepentingan kualitaspendidikan yang lebih baik di masa yang akandatang.

3. Diharapkan pula penelitian ini berguna sebagaibahasan bacaan para guru tentang berbagaimacam metode dalam pembelajaran.

D. Kerangka Teori1. Motivasi Belajar Siswa

Secara etimologi, motivasi merupakan doronganyang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha sertakegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yangdiinginkan. Secara terminologi, motivasi adalahdorongan (dengan sokongan moral); dorongan yangtimbul pada diri seseorang secara sadar atau tidaksadar untuk melakukan suatu tindakan sesuai tujuantertentu (Soemanto, 1998: 43).

Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutipoleh Abuddin Nata dan Fauzan (2005: 159), motivasiadalah perubahan energi dalam diri seseorang yangditandai dengan munculnya feeling dan didahuluidengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian motivasi yang dikemukakan olehMc. Donald yang lalu bahwa motivasi adalahperubahan energi dalam diri seseorang yang ditandaidengan munculnya feeling dan didahului dengantanggapan terhadap adanya tujuan, mengandung tigaelemen penting, bahwa:1). Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan

energi pada diri setiap individu manusia.Perkembangan motivasi akan membawabeberapa perubahan energi di dalam sistemneurophsyological yang ada pada organismemanusia.

2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feel-ing, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasirelevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukantingkah laku manusia.

3). Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnyamerupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.Motivasi memang muncul dari dalam dirimanusia, tetapi kemunculannya karenaterangsang/terdorong oleh adanya unsur lain,dalam hal ini adalah tujuan yang menyangkutsoal kebutuhan. Karenanya, timbulnya motivasiini didorong oleh adanya tujuan kebutuhan dankeinginan.

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau padadirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan/dorongan untuk belajar inilah yang disebut denganmotivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi 2 hal: (1)mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2)memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.Tanpa motivasi, kegiatan belajar sulit untuk berhasil.Secara umum, ada 2 macam motivasi yangmempengaruhi kegiatan belajar seseorang (AbudinNata & Fauzan, 2005: 160) :1) Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang

menjadi aktif/berfungsinya tidak perludirangsang dari luar, karena dalam diri setiapindividu sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu. “Intrinsic motivations are inheren unthe learning situations and meet pupil-needsand purpose”. Itulah sebabnya motivasiintrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentukmotivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatudorongan dari dalam diri dan secara mutlakberkaitan dengan aktivitas belajar.Perlu dipahami bahwa orang yang memilikimotivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadiorang yang terdidik, yang berpengetahuan, yangahli dalam bidang tertentu. Satu-satunya jalanuntuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialahbelajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapatpengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli.Dorongan yang menggerakan itu bersumberpada satu kebutuhan, kebutuhan yang berisikankeharusan untuk menjadi orang yang terdidikdan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itumuncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuansecara esensial, bukan sekedar simbol/seremonial.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 54: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

54 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2) Motivasi Ekstrinsik, adalah motif-motif yangaktif dan berfungsinya karena adanyaperangsang dari luar.Kalau dilihat dari segitujuan kegiatan yang dilakukan, tidak secaralangsung bergayut dengan esensi apa yangdilakukan itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsikdapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasiyang di dalamnya aktivitas belajar di mulai danditeruskan berdasarkan dorongan dari luar yangtidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitasbelajar.

Motivasi ekstrinsik ini dalam kegiatan belajar tetappenting, sebab kemungkinan besar keadaanseseorang itu dinamis, berubah-ubah dan jugamungkin komponen-komponen lain dalam prosesbelajar ada yang kurang menarik bagi seseorang,sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, perananmotivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangatdiperlukan. Motivasi dapat mengembangkan aktivitasdan inisiatif, dapat mengarahkan dan memeliharaketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guruhendaknya berusaha dengan berbagai cara. MenurutUsman (2006: 29-30) Berikut ini ada beberapa caramembangkitkan motivasi ekstrinsik dalammenumbuhkan motivasi intrinsik.1) Kompetisi (persaingan): Guru berusaha

menciptakan persaingan di antara siswanyauntuk meningkatkan prestasi belajarnya,berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telahdicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi or-ang lain.

2) Pace making (membuat tujuan sementara ataudekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar,guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikankepada siswa tujuan yang akan dicapainyasehingga dengan demikian siswa berusaha untukmencapai tujuan tersebut.

3) Tujuan yang jelas: Motif mendorong individuuntuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan,makin besar nilai tujuan bagi individu yangbersangkutan dan makin besar pula motivasidalam melakukan suatu perbuatan.

4) Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapatmenimbulkan rasa puas, kesenangan dankepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkankegagalan akan membawa efek yangsebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya

banyak memberikan kesempatan kepada anakdidik untuk meraih sukses dengan usaha sendiri,tentu saja dengan bimbingan guru.

5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individumemiliki minat yang besar.

6) Mengadakan penilaian atau tes: Pada umumnyasemua siswa mau belajar dengan tujuanmemperoleh nilai yang baik. Hal ini terbuktidalam kenyataan bahwa banyak siswa yangtidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi,bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakanulangan lisan, barulah siswa giat belajar denganmenghafal agar ia mendapat nilai yang baik.Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasiyang kuat bagi siswa.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individuatau organisme yang mendorong perilaku ke arahtujuan. Oleh karena itu, mempunyai 3 (tiga) aspek,yaitu: (1) keadaan terdorong dalam diri organisme,yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnyakebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan ataukarena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.(2) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan.(3) tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut.Kebutuhan, dipakai untuk menjelaskan adanyakekurangan yang pokok pada tubuh atau tuntutanyang lebih dipelajari atau gabungan antara adanyakekurangan yang pokok pada tubuh dan tuntutan yanglebih dipelajari. Dorongan (Drive), motif yangmuncul untuk memenuhi kebutuhan dasar, sepertimakan, minum. Instink, kadang-kadang dipergunakanutnuk memberikan gambaran tentang kebutuhan fisikdan untuk menggambarkan perilaku rumit yang padadasarnya warisan keturunan (iska, 2006: 39-40).

2. Metode Pembelajaran BervariasiIstilah metode berasal dari bahasa Yunani

“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu“metha” yang berarti melalui atau melewati dan“hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berartisuatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalambahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalamKamus Besar Bahasa Indonesia, “metode adalahcara yang teratur dan terpikir baik-baik untukmencapai maksud”. Sehingga dapat dipahami bahwametode berarti suatu cara yang harus dilalui untukmenyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuanpengajaran (Arief, 2002: 40).

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 55: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

55Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Menurut Zakiyah Daradjat (2002: 41) bahwa yangdimaksud dengan sistem penyampaian (metode)dalam garis besarnya adalah strategi penyampaianprogram belajar mengajar. Metode merupakan aspekyang sangat penting dan menentukan dalampelaksanaan program belajar mengajar, terutaamaapabila dipandang dari segi pendidikan sebagaiproses. Metode mengajar adalah sistem penggunaanteknik-teknik di dalam interaksi dan komunikasiantara guru dan murid dalam pelaksanaan programbelajar sebagai proses pendidikan.

Jika dilihat dari definisi-definisi yang diungkapkanoleh para tokoh di atas, nampak saling melengkapiantara satu dengan yang lainnya. Untuk itu, penulismenyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metodepembelajaran adalah cara yang teratur yang harusdilalui oleh guru untuk menyampaikan materipelajaran kepada anak didik (peserta didik) hinggapengajaran menjadi berkesan sehingga dapatmencapai tujuan dari proses pembelajaran.

Adapun pengertian kata bervariasi, dalamKamus Besar Bahasa Indonesia, kata variasi berartibentuk (rupa) yang lain, yang berbeda bentuk(rupa). Dengan demikian bila kata metodepembelajaran dan bervariasi digabungkan menjadimetode pembelajaran bervariasi, maka dapatdiartikan sebagai metode (cara) yang teratur harusdilalui oleh guru untuk menyampaikan materipelajaran kepada anak didik (peserta didik) yangbervariasi (bermacam-macam).

Macam-macam Metode Pembelajarana. Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitucara menyampaikan suatu pelajaran tertentu denganjalan penuturan secara lisan kepada anak didik ataukhalayak ramai. Ciri yang menonjol dalam metodeceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas,adalah peranan guru tampak sangat dominan. Adapunmurid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isiceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas(Yusuf dan Anwar, 1995: 41).

Keuntungan Metode Ceramah :1) Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin

dalam jangka waktu yang singkat.2) Guru dapat menguasai situasi kelas3) Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah

dilaksanakan

4) Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenagaKelemahan Metode Ceramah:1) Dalam pengajaran yang dilakukan dengan

metode ceramah, perhatian hanya berpusat pada gurudan guru dianggap murid selalu benar. Di sini tampakbahwa guru lebih aktif sedangkan murid pasifsaja.

2) Pada metode ceramah ada unsur paksaan,karena guru berbicara (aktif) sedang murid hanyamendengar, melihat dan mengutip apa yangdibicarakan guru. Murid diharuskan mengikuti apakemauan guru, meskipun ada murid yang kritis,namun semua jalanpikian guru dianggap benar olehmurid.

3) Untuk sekolah dasar metode ceramah ini, jikadilaksanakan 100% tidak baik, karena segala sesuatuakan ditelannya tanpa kritik bahkan muridnya samasekali tidak mengerti apa yang diceramahkangurunya.

Kekurangan-kekurangan dari metode ceramah,menurut Zakiyah Darajat (1995: 289) teori dapatdiatasi/dikurangi dengan menggunakan metode lainyaitu tanya jawab, atau memakai alat-alat peraga danlain-lain. Dengan kata lain, dalam menyampaikanmateri pelajaran guru harus menggunakan metodeyang bervariasi, untuk menghindari kelemahan darimetode ceramah.

b. Metode DiskusiDiskusi dapat diartikan sebagai percakapan

responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaanproblematis yang diarahkan untuk memperolehpemecahan masalah. Dalam diskusi selalu ada pokokpermasalahan yang perlu dipecahkan (mulyasa, 2005:116).

Menurut Abdul Rahman Shaleh (2000: 66) bahwayang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatucara penguasaan bahan pelajaran melalui wahanatukar pendapat berdasarkan pengetahuan danpengalaman yang telah diperoleh, guna memecahkansuatu masalah. Dalam metode ini siswa mempelajarisesuatu melalui cara musyawaraah di antara sesamamereka di bawah pimpinan atau bimbingan guru, halini perlu bagi kehidupan siswa kelas, bukan saja karenamanusia senantiasa dihadapkan kepada berbagaimasalah yang tidak dapat dipecahkan seorang diri,melainkan juga karena melalui kerja sama ataumusyawarah mungkin diperoleh suatu pemecahanyang lebih baik.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 56: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

56 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kelebihan Metode Diskusi1) Metode diskusi dapat merangsang murid-murid

berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.2) Melihat poin satu di atas maka kelebihan lainnya

adalah metode diskusi dapat memotivasi siswauntuk menemukan argumen yang menguatkanpendapatnya

3) Menjadikan semua murid (anggota diskusi) turutaktif dan berperan dalam diskusi tersebut.

Kelemahan Metode Diskusi1) Kekurangan mampuan seseorang dalam

mengarahkan aktivitas diskusi dapat menimbul-kan berbagai peristiwa yang tidak diinginkan,mungkin pula ada beberapa murid yang belumlagi memahami hal-hal yang didiskusikan.

2) Dapat juga terjadi bahwa suasana diskusimenjemukan dan tidak bersemangat.

3) Karena pemimpin diskusi yang bertele-telesehingga sukar bagi murid mengira-ngirakan apasikap terbaik yang harus dilakukan.

Pemimpin diskusi yang baik akan dapat menjagakemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dansudah dipersiapkan tindakan untuk mengatasi hal-halnegatif yang mungkin timbul dalam diskusi.

c. Metode Demonstrasi dan EksperimenYang dimaksud dengan metode demonstrasi

adalah: metode mengajar dengan menggunakan alatperagaan (meragakan), untuk memperjelas suatupengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimanauntuk melakukan dan jalannya suatu prosespembuatan tertentu kepada siswa. To show ataumemperkenalkan /mempertontonkan.

Kalau demonstrasi titik tekannya terletak padamemperagakan, bagaimana jalannya proses tertentu.Maka pada eksperimen adalah melakukanpercobaan/praktek langsung atau dengan carameneliti dan mengamati secara seksama. Dalampelaksanaannya kedua metode ini dapat dipakaibersama-sama/bergantian.Kebaikan Metode Demonstrasi1) Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik

berat yang dianggap penting bagi guru.2) Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap

jalannya suatu proses tertentu melaluipengamatan dan percobaan siswa mendapatkanpengalaman praktis, yang biayanya bersifattahan lama.

3) Menghindarkan pengajaran yang bersifatverbalisme, di mana siswa tidak bisa memahamidan mengerti apa yang diucapkan (pandaimengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya),atau bisa membaca al-Qur’an tetapi tidak bisamenulis dengan benar.

4) Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkandengan hanya membaca buku, karena siswatelah memperoleh gambaran yang jelas dari hasilpengamatan langsung.

5) Beberapa masalah yang menimbulkanpertanyaan pada diri siswa dapat dijawab diwaktu mengamati demonstrasi

Kekurangan Metode Demonstrasi1) Dalam pelaksanaannya demonstrasi

memerlukan waktu dan persiapan yang matang,sehingga dapat menyita waktu yang cukupbanyak.

2) Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyakmenyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jikamemakai alat-alat yang mahal).

3) Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikandi dalam kelas.

4) Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bilasiswa tidak turut aktif dan suasana gaduh.

Kelebihan Metode Eksperimen1) Melalui eksperimen siswa dapat menghayati

sepenuh haati dan mendalam, mengenaipelajaran yang diberikan.

2) Siswa dapat aktif mengambil bagian untukberbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihatorang lain, tanpa dirinya melakukan.

3) Siswa dapat mengambil bagian yang besar, untukmelaksanakan langkah-langkah dalam caraberpikir ilmiah. Hal ini dilakukan melaluipengumpulan data-data observasi memberikanpenafsiran serta kesimpulan, yang dilakukan olehsiswa itu sendiri.

4) Kemungkinan kesalahan dalam mengambilkesimpulan dapat dikurangi, karena siswamengamati langsung terhadap suatu proses yangmenjadi obyek pelajaran atau percobaanmelakukan sesuatu.

5) Siswa mendapatkan pengalaman langsung danpraktis dalam kenyataan sehari-hari yang sangatberguna bagi dirinya.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 57: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

57Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kekurangan Metode Eksperimen1) Apabiala sarana tidak tersedia atau kurang

memadai, maka proses jalannya eksperimenakan menjadi tidak aktif.

2) Metode ini sulit dilaksanakan bila siswa belummatang untuk melaksanakan eksperimen.

3) Memerlukan waktu yang panjang/lama.4) Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak

guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen.

5) Bagi guru yang telah terbiasa dengan metodeceramah serta rutin misalnya, cenderungmemandang metode eksperimen sebagai suatupemborosan dan memberatkan (Yusuf danAnwar, 1995: 49).

d. Metode Tanya JawabYang dimaksud metode tanya jawab yaitu: suatu

cara menyajikan materi pelajaran dengan jalan gurumengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepadasiswa untuk dijawab, bisa pula diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswalainnya.Keunggulan Metode Tanya Jawaba) Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena

siswa aktif berpikir dan memberikan jawabanatas pertanyaan yang diajukan.

b) Melatih siswa agar berani mengemukakanpendapat secara argumentaataif danbertanggung jawab.

c) Mengetahui perbedaan pendapat antar siswadan guru yang dapat membawa ke arah diskusiyang positif.

d) Membangkitkan semangat belajar dan dayasaing yang sehat di antara siswa.

e) Dapat mengukur kemampuan dan penguasaansiswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.

Kelemahan Metode Tanya Jawab1) bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak

menyita waktu untuk menyelesaikannya.2) Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan

dari pokok persoalan/materi pelajaran, hal ini jikaguru tidak dapat mengendalikan jawaban atassegala pertanyaan siswanya.

3) Tidak cepat merangkum bahan pelajaran.4) Tanya jawab akan dapat membosankan jika

yang ditanyakan tidak ada variasi.

e. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)Pemberian tugas atau resitasi, berasal dari bahasa

Inggris to cite yang artinya mengutip (re=kembali),yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalubelajar sendiri dan berlatih hingga sampai siapsebagaimana mestinya. Metode ini populer denganmembentuk PR (Pekerjaan Rumah). Sebetulnyabukan hanya itu/bukan hanya di rumah.

Dengan kata lain metode resitasi dimaksudkan;yaitu guru menyajikan bahan pelajaran dengan caramemberikan tugas kepada siswa, untuk dikerjakanadengan penuh tanggung jawab dan kesadaran.Kebaikan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)a) Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas

dalam ingatan siswa.b) Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan

sifat mandiri.c) Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat

belajar.d) Dapat mempraktekkan hasil teori/konsep dalam

kehidupan yang nyata/masyarakat.e) Dapat memperdalam pengetahuan siswa

dengan spesialisasi tertentu.Kekurangan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

1) Siswa dapat melakukan penipuan terhadap tugasyang diberikan hanya dikerjakan oleh orang lain,atau menjiplak karya orang lain.

2) Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan,siswa dapat mengalami kejenuhan/kesukaran,dan hal ini dapat berakibat ketenangan batinsiswa merasa terganggu.

3) Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhisifat perbedaan individu dan minat dari masing-masing siswa

4) Pemberian tugas cenderung memakan waktudan tenaga serta biaya yang cukup berarti.

f. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan(Role Playing Method)

Istilah sosiodrama dan bermain peran dalammetode merupakan dua istilah yang kembar, bahkandi dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalamwaktu bersamaan dan silih berganti. Sosiodrama yangdimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalanmendramatisasikan bentuk tingkah laku dalamhubungan sosial.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 58: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

58 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kebaikan Metode Sosiodram/Bermain Peran1) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama

dalam ingatan siswa.2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga

memungkinkan kelas menjadi dinamis danantusias.

3) Membangkitkan gairah dan semangat optimismedalam diri siswa serta menumbuhkan rasakebersamaan dan kesetiakawanan sosial yangtinggi

4) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsungdengan mudah, dan dapat memetik butir-butirhikmah yang terkandung di dalamnya denganpenghayatan siswa sendiri.

5) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuanprofesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Kelemahan Metode Sosiodram/Bermain Peran1) Sosiodrama dan bermain peranan memerlukan

waktu yang relatif panjang/banyak.2) Memerlukan kretaifitas dan daya kreasi yang

tinggi dari pihak guru maupun murid.3) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai

pemeran merasa malu untuk memerankan suatuadegan tertentu

4) Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermainperanan mengalami kegagalan, bukan saja dapatmemberi kesan kurang baik, tetapi sekaligusberarti tujuan pengajaran tidak tercapai.

5) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikanmelalui metode ini.

6) Pada pelajaran agama masalah keimanan sulitdisajikan melalui metode sosiodrama danbermain peranan (Annahlawai, 1992: 243).

g. Metode SimulasiMetode simulasi (simulation) yaitu tiruan atua

suatu perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagaimetode mengajar simulasi dapat diartikan sebagai:suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan yangsebenarnya. Maksudnya ialah siswa (denganbimbingan guru) melakukan peran dan simulasi tiruanuntuk mencoba menggambarkan kejadian yangsebenarnya. Maka di dalam kegiatan simulasi, pesertaatau pemegang peran melakukan lingkungan tiruandari kejadian yang sebenarnya (Ahmadi, 2005: 83).Tujuan simulasi, antara lain:1) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa

dengan melibatkan siswa dalam mempelajari

situasi yang hampir serupa dengan kejadianyang sebenarnya.

2) Untuk melatih siswa menguasai keterampilantertentu, baik yang bersifat profesional maupunyang penting bagi kehidupan sehari-hari.

3) Untuk pelatihan pemecahan masalah4) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan

belajar siswa5) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku

manusia dan situasi-situasi masyarakat disekitarnya.

6) Untuk melatih dan membantu siswa dalammemimpin, bergaul dan memahami hubunganantara manusia, bekerja sama dalam kelompokdengan efektif, menghargai dan memahamiperasaan dan pendapat orang lain dan memupukdaya kreatifitas siswa.

Dengan demikian, penggunaan simulasi dalamproses belajar mengajar sesuai dengankecenderungan pengajaran modern sekarang, yaitumeninggalkan pengajaran yang bersifat pasif, menujukepada pembelajaran siswa yang bersifat individualdan kelompok kecil heuristik (mencari sendiriperolehan), dan aktif (CBSA). Sesuai dengan hal itu,simulasi memiliki tiga sifat utama yang dapatmeningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajarmengajar, ialah:1) Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang

berorientasi kepada keaktifan siswa dalampengajaran di kelas, baik guru maupun siswamengambil bagian di dalamnya.

2) Simulasi pada umumnya bersifat pemecahanmasalah yang sangat berguna untuk melatihsiswa melakukan pendekatan interdisiplin didalam belajar. Di samping itu, jugamempraktekkan keterampilan-keterampilansosial yang relevan dengan kehidupanmasyarakat.

3) Simulasi adalah model mengajar yang bersifatdinamis dalam arti sangat sesuai untukmenghadapi situasi-situasi yang berubah yangmembutuhkan keluwesan dalam berpikir dalammemberikan jawaban terhadap keadaan yangcepat berubah.

Simulasi dilaksanakan oleh sekelompok siswameskipun dalam beberapa hal dapat dilakukan secaraindividu (sendiri) atau berpasangan (dua orang). Biladilakukan secara kelompok kecil, tiap kelompok dapatmelakukan simulasi yang sama dengan kelompok

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 59: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

59Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

lainnya atau simulasi yang berbeda dengan kelompoklainnya.

Di dalam pelaksanaan simulasi harus terjadiproses-proses kegiatan yang menimbulkan(menghasilkan) domein efektif (misalnya:menyenangkan, menggairahkan, suka, sedih, terharu,simpati, solidaritas, gotong royong dan sebagainya,domein psikomotorik (misalnya keterampilanberbicara, bertanya, berdebat, mengemukakanpendapat, memimpin, mengorganisir dan sebagainya)dan domein kognitif (misalnya memahami konsep-konsep tertentu, pengertian, teori dan sebagainya).Di samping itu dalam simulasi juga harus dapatdilakukan korelasi antara beberapa bidang studi ataudisiplin situasi yang lengkap dan proses atau tahapdalam situasi tersebut, hubungan sebab akibat,percobaan-percobaan, fakta-fakta dan pemecahanmasalah.Kelemahan-kelemahan Simulasi1) Sering terjadi kegagalan akibat kurang persiapan,

penjelasan, peralatan tidak sempurna, waktu dankondisi siswa.

2) Kadang-kadang simulasi tidak sesuai dengantingkat kedewasaan anak atau anak dituntutterlalu banyak di dalam memegang peranansehingga ia tidak menguasainya dan kehilanganarah. Selain itu, pembagian tugas bagi paraapemegang peranan kurang jelas ataupenunjukkan peranan kurang tepat.

3) Simulasi seharusnya mewakili keadaan yangsebenarnya (mewakili realitias yangdisederhanakan) dengan peniruan yang sangatteliti dari situasi yang sebenarnya sehingga dapatmencapai hasil yang maksimal. Hal ini sulitdilaksanakan di sekolah-sekolah.

4) Guru sering mengalami kesulitan dalam meng-gabungkan beberapa simulasi yang berhubungansatu sama lain dari satu topik, misalnya:kehidupan di pasar, di kantor pos, di stasiun, dibank dan sebagainya, sehingga kadang-kadangbersifat lepas atau saling bertentangan antarasatu dengan yang lani (misalnya: pedagang yangmenghendaki harga barang naik dengankonsumen yang menghendaki harga barangturun).

h. Metode Latihan (Drill)Metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan dari apa yang telahdipelajari:

Prinsip dan petunjuk menggunakan metode ini:1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam

sebelum diadakan latihan tertentu.2) Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat

diagnisis, mula-mula kurang berhasil, laludiadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebihsempurna.

3) Latihan tidak perlu lama asal seringdilaksanakan.

4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuansiswa

5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna (Sabri, 2007: 60).

Keunggulan Metode Latihan Siap (Drill)1) Siswa akan memperoleh ketangkasan dan

kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuaidengan apa yang dipelajarinya.

2) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwapara siswa yang berhasil dalam belajarnya telahmemiliki suatu keterampilan khusus yangberguna kelak di kemudian hari.

3) Guru lebih mudah mengontrol dan dapatmembedakan mana siswa yang disiplin dalambelajarnya dan mana yang kurang denganmemperhatikan tindakan dan perbuatan siswadi saat berlangsungnya pengajaran.

Kelemahan Metode Latihan Siap (Drill)1) Dapat menghambat inisiatif siswa, di mana

inisiatif dan minat siswa yang berbeda denganpetunjuk guru dianggap suatu penyimpangan danpelanggaran dalam pengajaran yangdiberikannya.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepadalingkungan. Dalam kondisi belajar inipertimbangan inisiatif siswa selalu disorot dantidak diberikan keleluasaan. Siswamenyelesaikan tugas secara status sesuaidengan apa yang diinginkan oleh guru.

3) Membentuk kebiasaan yang kaku, artinyaseolah-olah siswa melakukan seuatu secaramekanis, dan dalam memberikan stimulus siswadibiasakan bertindak secara otomtis.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 60: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

60 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

4) Dapat menimbulkan verbalisme, terutamapelajaran yang bersifat menghapal di mana siswadilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaransecara hapalan dan secara otomatismengingatkannya bila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan hapalantersebut tanpa suatu proses berpikir secara logis.

i. Metode KaryawisataMetode karyawisata adalah metode pengajaran

yang dilakukan dengan mengajak para siswa ke luarkelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempatyang ada kaitannya dengan pokok bahasan.

Sebelum keluar kelas guru terlebih dahulumembicarakan dengan anak-anak tentang hal-halyang diselidiki, aspek-aspek apa saja yang harusdiperhatikan. Untuk lebih terarahnya dalam beberapakelompok sesuai dengan kebutuhan permasalahanyang akan diselidiki atau diobservasi.Keunggulan Metode ini1) Dapat memberikan kepuasan terhadap

keinginan anak-anak, dengan menyaksikankenyataan-kenyataan, keindahan alam, dansebagainya;

2) Dapat menambah pengalaman pada siswa, danguru mempunyai kesempatan yang baik untukmenerangkan suatu objek dengan jelas;

3) Melatih siswa bersikap lebih terbuka, objektifdan luas pandangan mereka terhadap dunia luar.

Kelemahan Metode ini1) Metode ini akan gagal bila mana menemui objek

yang kurang sesuai dengan tujuan yangditetapkan;

2) Waktu yang tersedia tidak mencukupi danmenyita waktu pelajaran;

3) Karyawisata membutuhkan biaya transportasidan akomodasi yang besar sehingga menjadibeban siswa dan guru itu sendiri.

E. Metodologi PenelitianPenelitian ini dilakukan pada bulan Nopember

2012 yang berlokasi di SMP Negeri Jakarta Timur.Metode yang digunakan adalah survey denganpendekatan kuantitatif analisis regresi sederhanadengan menggunakan media SPSS sebagai alatanalisisnya. Populasi penelitian adalah seluruh siswaSMP Negeri 20 Kramat Jati di Jakarta Timur yangterdiri dari 9 rombongan belajar untuk setiap levelnya.Penentuan obyek penelitian ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa SMP Negeri 20 ini merupakanpusat informasi SMP di kawasan Jakarta Timursebagai sanggar yang membina sekolah-sekolahlainnya. Sedangkan sampelnya diambil 200 orangsiswa dengan teknik proporsional random samplingdari kelas VII sampai kelas IX.

Instrumen penelitian yang di gunakan untukmemperoleh data yang valid adalah angket bentukskala Likert yang telah diuji validitas danreliabilitasnya. Setelah data terkumpul kemudiandianalisis dengan media SPSS untuk dicari skorkorelasi, regerasi, dan determinasinya.

F. Hasil Penelitian dan PembahasanPada bagian hasil penelitian dan pembelahan ini

dikemukakan daskripsi data, uji persyaratan analisisdan pembahasan hasil penelitian, yaitu:1. Deskripsi data

Hasil penyebaran angket kepada respondendiperoleh gambaran data sebagai berikut:

Tabel 1Deskripsi Data Penelitian

Untuk data variabel penggunaan metodebervariasi (x) diperoleh skor emiprik rata-rata 42,49dan median 42,00, sedangkan data teoritik angketsebanyak 17 butir x 4 pilihan jawaban = 68 artinyabahwa penggunaan metode yang bervariasi beradadi atas skor tengah teoritik yaitu 34. Dengan demikiandapat diartikan bahwa rata-rata guru telahmenggunakan metode mengajar yang bervariasi.

X y

N Valid 200 200

Missing 0 0

Mean 42.4950 43.1600

Median 42.0000 43.0000

Mode 46.00 42.00

Std. Deviation 6.58535 8.16995

Variance 43.367 66.748

Range 28.00 35.00

Minimum 30.00 27.00

Maximum 58.00 62.00

Sum 8499.00 8632.00

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 61: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

61Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

X y

N 200 200

Normal Parametersa Mean 42.4950 43.1600

Std. Deviation 6.58535 8.16995

Most Extreme Differences Absolute .053 .066

Positive .053 .046

Negative -.042 -.066

Kolmogorov-Smirnov Z .750 .930

Asymp. Sig. (2-tailed) .628 .353

Untuk data variabel motivasi belajar (y) diperolehskor empirik rata-rata 43,16 dan median 43,00,sedangkan data teoritik angket sebanyak 19 butir x 4pilihan jawaban = 76 artinya bahwa motivasi belajarsiswa berada di atas skor tengah teoritik yaitu 38.Dengan demikian dapat diartikan bahwa rata-ratamotivasi belajar siswa cukup baik.

2. Uji persyaratan analisisUji persyaratan analisis digunakan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh memeuhisyarat sehingga dapat dilakukan uji lanjutan yakni ujikorelasi dan regresi. Pengujian persyaratan inimenggunakan Kolmogorov Smirnov melalui SPSSuntuk mengetahui normalitas data dan hasilnya dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2Uji Normalitas Data Penelitian

Ketentuan pengujian adalah : jika skor Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka distribusi tidak normal danjika skor Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka distribusinormal. Pada table di atas diperolah skor Asymp.Sig (2-tailed) = 0,628 dan 0,353 > 0,05 yang berartikedua variabel penelitian berdistribusi normal.Dengan demikian, data penelitian ini memenuhi syaratuntuk dilakukan analisis korelasi dan regresi untukpenarikan kesimpulan.

3. Pembahasan temuan hasil penelitianHasil pengolahan data penelitian dapat

dikemukakan sebagai berikut:Tabel 3

Skor Korelasi dan Determinasi

Pada tabel 3 di atas, diperoleh skor koefisienkorelasi r = 0,365 dan skor sig. 0,000 < dari 0,05 yangberarti penggunaan metode pembelajaran yangbervariasi memiliki hubungan positif dan signifikandengan motivasi belajar siswa. Skor determinasinyar2 = 0,133 atau 13,3 % yang berarti bahwa sumbanganvariabel penggunaan metode pembelajaran terhadapmotivasi belajar siswa adalah 13,3 % sedangkansisanya merupakan pengaruh variabel lain yag tidakditeliti.

Tabel 4Skor Pengujian Koefisien Regresi

Pada tabel 4 di atas diperoleh skor f hitung 30,45dengan skor sig. nya 0,000 < 0,05 yang berartikoefisien regresi signifikan. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa variasi perubahan pada motivasibelajar siswa dipengaruhi oleh variasi yang terjadipada variabel penggunaan metode pembelajaan yangbervariasi atau semakin variatif guru menggunakanmetode dalam mengajar maka akan semakinmembuat siswa termotivasi dalam mengikti prosespembelajaran tersebut.

Tabel 5Skor Koefisien Regresi Sederhana

Pada tabel 5 di atas, diketahui skor persamaanregresi linear sederhana Y = 23,91 + 0,45 X, yangberarti bahwa setiap kenaikan 1 poin pada variabelmotivasi belajar disumbang sebesar 0,45 oleh variabelpenggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa jikakita hendak meningkatkan motivasi belajar siswamaka terlebih dahulu perlu ditingkatkan kemampuanguru dalam menggunakan metode pembelajaran yang

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .365a .133 .129 7.62510

a. Predictors: (Constant), x

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1770.746 1 1770.746 30.455 .000a

Residual 11512.134 198 58.142

Total 13282.880 199

a. Predictors: (Constant), x

b. Dependent Variable: y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 23.911 3.529 6.775 .000

X .453 .082 .365 5.519 .000

a. Dependent Variable: y

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 62: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

62 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

bervariasi sesuai dengan konteks dan tuntutan standarkompetesi dan kompetensi dasarnya.

Temuan di atas menjadi penegasan bahwa didalam dunia pendidikan terdapat berbagai macammetode yang dalam penggunaannya perlu disesuaikandengan faktor, misalnya situasi sedang berlangsungnyaproses mengajar belajar, alat-alat yang ada,kemampuan guru sendiri sebagai pelaksana metode,serta tingkat kemampuan murid, yang kesemuanyaitu disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Akan tetapi sebenarnya di dalam hal aplikasimetode tersebut, faktor kemampuan guru dalampenguasaan terhadap metode itulah yang sangatmenentukan berhasil tidaknya pendidikan/pengajaran,bukan semata-mata terletak pada corak metodebeserta alat-alat yang tersedia. Bahkan bilamanaperlu sikap dan kepribadian guru itu sendiri bisadijadikan metode yang efektif.

Bilamana guru telah melakukan mengajar di dalamkelas, maka berati ia telah melakukan komunikasidengan murid dalam kelas itu. Komunikasi antaraguru dengan murid terjadi bilamana guru denganwibawanya sebagai pendidik mampu menimbulkanminat murid sehingga tercipa situasi belajar mengajar.Dengan demikian motivasi atau minat tersebutmerupakan jembatan yang menghubungkan antarabahan pelajaran yang disajikan oleh guru dengankegiatan menerima, mengolah serta menanggapibahan tersebut dari pihak murid. Oleh karena itu,bilamana situasi keterjalinan yang didasari atas minatmurid terhadap guru telah terbentuk, maka prosesbelajar dan mengajar telah terjadi diantara mereka.

Untuk menimbulkan situasi yang demikian itu,salah satunya diperlukan metode pengajaran yangbenar-benar dapat mengungkapkan minat bagikegiatan belajar peserta didik. Metode pengajaran,baru dapat berfungsi dengan baik bilamana gurumampu menguasai metode yang dipilih seecara tepatdalam penerapannya. Agar metode tersebut dapatbekerja dengan efektif, maka guru sebagaipenanggung jawab penggunaan metode perlumemperhatikan beberapa faktor, antara lain: kondisimurid/anak didik, alat-alat yang tersedia jugamengakibatkan penggunaan metode tertentu yangmungkin dapat dilaksanakan, materi pelajaran yanghendak disajikan, situasi/sekitar di dalam mana anaksedang melaksanakan kegiatan belajar juga menuntutpenerapan metode yang berlainan sesuai yangdibutuhkan, kemampuan guru sendiri dalam hal

penguasaan terhadap berbagai metode adalahmerupakan faktor yang menentukan efektif tidaknyapenggunaan metode yang dipilih, tujuan atau cita-citaadalah hakikat yang menjadi pedoman pokokpenggunaan metode pengajaran, dan pandangan hidupguru itu sendiri (Arifin, 1978: 151).

Maka jelaslah guru merupakan factor kunci yangdiharuskan mampu memahami serta mengetahuiberbagai macam metode mengajar atau mendidik,yang kepentingannya sudah jelas yaitu agar dia dapatmenyesuaikan metode yang dipilihnya dengan faktor-faktor tersebut di atas, sehingga ia menjadi pendidikyang dinamis dan fleksibel menurut berbagai situasidan kondisi yang dihadapinya. Hal ni sejalan denganpandangan bahwa guru dapat menggunakanbermacam-macam cara dan pendekatan agar pesertadidik giat belajar, diantaranya melalui pemberianangka atau nilai, hadiah, persaingan, hasrat untukbelajar, ego-involvement, sering memberi ulangan,mengetahui hasil belajar yang dicapai, kerja sama,tugas yang “challenging,” minat, suasana yangmenyenangkan, tujuan yang diakui dan diterima baikoleh murid, pujian, teguran dan kecaman, sarkasme(sindiran) dan celaan, hukuman dan standar/tarafaspirasi (level aspiration) (Nasution, 1995: 78).

Sedangkan data kualitatif yang diperoleh hasilobservasi dan wawancara tidak terstruktur dengankepala sekolah dan wakil kepala sekolah adalahbanyaknya kendala yang dihadapi dalam melakukanpembelajaran dengan menggunakan metode yangbervariasi diantaranya adalah keterbatasan saranaprasarana, pola duduk masih konvensional, pelatihanguru masih jarang dilakukan, keterlibatan gurumengikuti kegiatan ilmiah diluar masih rendah, MGMPmasih belum menyentuh pembahasan tentang metodepembelajaran akan tetapi lebih banyak pada kontenmateri, dan daya dorong atau keinginan guru untukberlatih mengembangkan metode bervariasi yanglemah dan komunikasi profesi jarang dilakukan.

Kendala-kendala di atas, kemudian menyebabkantidak 100 % guru melakukan pembelajaran denganbervariasi, sebagian mereka mengajar hanyamennjalankan kewajiban sehingga lemahnya inovasidan kreativitas. Kondisi demikian salah satunyamenjadi penyebab siswa merasa bosan dan jenuhmengikuti pembelajaran, sedangkan untuk guru yangkreatif menggunakan metode yang menyenangkancenderung menarik minat dan perhatian siswa dalambelajar.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUR

Oleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 63: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

63Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

G. KesimpulanSesuai hasil pembahasan di atas, maka dapat

penulis simpulkan sebagai berikut:1. Masih terdapat guru yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional yakni hanyaceramah saja, meskipun sebagian besar telahmenggunakan metode secara bervariasi sesuaidengan konteks dan tuntutan standar kompetensidan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenggunaan metode yang bervariasiberpengaruh positif dan sangat signifikanterhadap motivasi siswa mengikuti prosespembelajaran.

3. Kendala yang dihadapi dalam menggunakanvariasi metode diantaranya adalah kondisisarana yang terbatas, posisi tempat duduk masihmengggunakan meja kursi, pemahaman gurumasih kurang terhadap jenis-jenis metodepembelajaran, musyawarah guru mata pelajaranmasih terfokus membahas konten materi tapibelum menyentuh tentang penggunaan metodeyang menyenangkan.

H. Saran-SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, maka

berdasarkan temuan di lapangan perlu penulissampaikan sebagai berikut:1. Perlu dilakukan sejenis workshop atau up-grad-

ing guru yang mengkaji masalah metode-metodepembalajaran sehingga dapat memberikanpencerahan dan wawasan baru kepada paraguru dalam melakukan proses pembelajaran.

2. Kepala sekolah perlu menekankan kepadakelompok MGMP agar diskusi dan pengakajianmata pelajaran tidak hanya terfokus pada kontenmateri tetapi juga perlu menemukan danmembahas metode-metode dalam pembelajarandengan mengacu pada pola pembelajaranPAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan)

3. Perlunya kebijakan kepala sekolah terkait denganpemenuhan kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai dengan tuntutan kompetensidasar dan standar kompetensi yang ada.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah, Abu bin Ismail al-Bukhari. 1994. Shahih

al-Bukhari, jus. 3. Libanon: Darul Fikri.Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar

Untuk Fakultasi Tarbiyah KomponenMKDK. Bandung: Pustaka Setia. Cet. 2.

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-Prinsipdan Metode Pendidikan Islam, DalamKeluarga, di Sekolah dan di Masyarakat.Bandung: CV. Diponegoro. Cet. 2.

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam. Jakarta:Ciputat Pers. Cet. 1.

Aripin, Jaenal dan Azharudin Lathif. 2006. FilsafatHukum Islam: tasyri’ dan Syar’i. Jakarta: UINJakarta Press. Cet. 1.

Daradjat, Zakiah, dkk. 1995. Metodik KhususPengajaran Agama Islam. Jakarta: BumiAksara. Cet. 1.

Daradjat, Zakiah. 2002. Kepribadian Guru. Jakarta:Bulan Bintang.

Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi PengantarPemahaman Diri dan Lingkungan BahanKuliah dan Diskusi Mahasiswa. Jakarta: KiziBrother. Cet. 1.

Jalaluddin dan Usman Said. 1996. FilsafatPendidikan Islam. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Cet. 2.

Khalaf, Abdul Wahab. 1996. Ilmu Ushulul Fiqh.Terj. Oleh Masdar Helmy. Bandung: GemaRisalah Press. Cet. 1.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional:Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Cet. 2.

Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar.Jakarta Bumi Aksara. ed. 2. Cet. 1.

Nata, Abuddin dan Fauzan. 2005. Pendidikan dalamPerspektif Hadits. Jakarta: UIN Jakarta. Cet.1.

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana PerguruanTinggi agama/IAAIN di Jakarta. 1984. MetodikKhusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Direktorat Jenderal Pembinaan KelembagaanAgama Islam. Cet. 2.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASIBELAJAR SISWA Di SMP NEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Page 64: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

64 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Sabri, Alisuf. 2007. Strategi Belajar Mengajar danMicro Teaching. Jakarta: QuantumTeaching.Cet. 2.

Shaleh, Abdul Rahman. 2000. Pendidikan Agamadan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi. Jakarta:PT. Gemawindu Pancaperkasa. Cet. 1.

Soamanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Muhammad Uzer. 2006. Menjadi GuruProfesional. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Cet. 19.

Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. 1995.Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. 1.

Page 65: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

65Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Page 66: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

66 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Page 67: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

67Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Penanggung jawab/Pemimpin Umum :Dra. Yenny Budiasih, MBA

Pemimpin Redaksi :Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM.

Staf Ahli :Dr. Sugito Effendi, MSi.Dr. Mohamad Ilmi, M.Ec.Dr. Marinus R. Manurung, MPAIndri Astuti, S.Pd., MM., M.Pd.Dr. Nurwidiatmo, SH, MM, MH.Noverdi Bross, Ph.D.Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM.M. Riduan Karim, SE, MM

Pelakasana Harian :H. Zaharuddin, SE, MMDr. Nurwidiatmo, SH, MM, MHDr. Zulkifli Amsyah, MA.

Tim EditingBudi PurnomoSugito Hartadi

Sirkulasi & PemasaranTeorida SimarmataDewi Listiorini

Alamat Redaksi :Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI JakartaJl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530Telp. (021) 781 7823, 781 5142 Fax. (021) 781 5144E-mail : [email protected]

ISSN 1907 - 3666

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 7, Nomor 14, Desember 2012

Page 68: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

68 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DARI REDAKSI

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen Volume 7, Nomor 14,bulan Desember 2012 dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam edisi ke tujuh ini, redaksi Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen menyajikan beberapa topikantara lain: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Tangerang Pengaruh Daya Diri Peserta, Profesionalisme Widyaiswara, dan Kepuasan Mengikuti Diklat

Terhadap Hasil Diklat Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen dan Pengawasan Kinerja Pegawai

Terhadap Pelayanan Informasi Akademik ( Penelitian Di LPP Ariyanti ) Model pengelolaan kurikulum pendidikan Seni musik di SMAN 5 karawang Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Ditjen Prasarana

dan Sarana Pertanian Penggunaan Metode Pembelajaran Bervarisi dan Dampaknya Terhadap Motivasi Belajar

Siswa di SMP Negeri 20 Jakarta timur

Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan denganpembaca yang menggunakan jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen sebagai salah satu referensi.Semoga kami Jurnal ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen.Kami sangat terbuka menerima kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal ini pada edisimendatang.

Terima kasih

Redaksi

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 7, Nomor 14, Desember 2012

Page 69: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

69Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DAFTAR ISI

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01CIPADU, LARANGAN, TANGERANGOleh : MunawirPENGARUH DAYA DIRI PESERTA, PROFESIONALISME WIDYAISWARA,DAN KEPUASAN MENGIKUTI DIKLAT TERHADAP HASIL DIKLATOleh : Asroi.PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DANPENGAWASAN KINERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANANINFORMASI AKADEMIK ( Penelitian di LPP Ariyanti )Oleh : Roni Surahman dan Djodi A. HussainMODEL PENGELOLAAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI MUSIKDI SMA N 5 KARAWANGOleh : Enjang SudarmanPENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAPKINERJA PEGAWAI PADA DITJEN PRASARANA DANSARANA PERTANIANOleh : Nasfirman Yul NZ dan Mei Dudung HariyantoPENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERVARISIDAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Di SMPNEGERI 20 JAKARTA TIMUROleh: H. Syarif Hidayat.

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 7, Nomor 14, Desember 2012

--------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------

------------------------------------

----------------------------------------------------------------------

1

11

21

29

39

51

Page 70: PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 04 / RW 01 …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.7_NO.14_DES_2012.pdf · Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi 1 PENGELOLAAN SAMPAH

70 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PEDOMAN PENULISAN JURNAL

1. Naskah tulisan diketik di komputer program MS Word dengan ukuran 2 (dua) spasi, huruf(font) time new roman, ukuran huru 12 pt, jumlah halaman 14-20 lembar ukuran A4(termasuk gambar, tabel, ilustrasi, dan daftar pustaka). Margin kiri 4 cm, margin bawah,atas dan kanan 3 cm. Menyertakan salinan soft copy (print out) dan hard copy (dalamdisket, CD, flasdisk)

2. Naskah adalah asli, belum pernah dipublikasikan melalui media lainnya.

3. Naskah berupa hasil penelitian atau hasil studi kepustakaan yang bersifat obyektif, sistematis,analistis dan deskriptif

4. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris

5. Judul naskah singkat, sesuai dengan ini naskah. Abstraksi Bahasa Indonesia untuk naskahBahasa Inggris dan sebaliknya, terdiri dari pendahuluan, isi (hasil, metode penelitian, analisishasil), kesimpulan dan daftar pustaka.

6. Isi naskah bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi mempunyai hak mengedit redaksionaltanpa merubah arti aslinya.

7. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi redaksi Jurnal Aliansi Magister ManajemenSTIMA IMMI.

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 7, Nomor 14, Desember 2012