pengaruh solvabilitas, profitabilitas, dan audit … · 2018-10-17 · pengaruh solvabilitas,...

128
PENGARUH SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AUDIT TENURE TERHADAP AUDIT REPORT LAG DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : ERI KUSNARDI NIM:11140820000003 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AUDIT

TENURE TERHADAP AUDIT REPORT LAG DENGAN REPUTASI KAP

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

(Studi Kasus pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

ERI KUSNARDI

NIM:11140820000003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439H/2018

ii

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Eri Kusnardi

2. Temapt, Tanggal Lahir : Jeneponto, 8 Mei 1996

3. Alamat : Gandi, Sapanang, Binamu,Jeneponto

4. Telpon : 082393373629

5. Email : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Usman

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jeneponto, 5 Juni 1971

3. Ibu : Kasmawati

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jeneponto, 3 April 1970

III. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SDN 44 Bantaulu

2. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 4 Binamu

3. Sekolah Menegah Atas : SMAN Khusus Jeneponto

4. Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IV. PENGALAMAN ORGANISA SI

1. Ketua Forum Mahasiswa Bidikmisi 2016

2. Bendahara Organisasi Mahasantri 2016

3. Ketua Divisi Pasar Modal 2017

vii

THE EFFECT OF SOLVABILITY, PROFITABILITY, AND

AUDIT TENURE ON AUDIT REPORT LAG WITH REPUTATION KAP

AS A MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

This study aimed to analyze and get empirical evidence on the effect of

solvability, profitability and audit tenure on audit report lag with Reputation of

Public Accounting Firm as a moderation variable. The sample in this research is

LQ 45 company in Indonesia Stock Exchange year 2013-2017. Hypothesis testing

was done by using Moderated Regression Analysis (MRA)

The results of this study showed that Solvency, audit tenure,profitability

does not affect the audit report lag.The Reputation of Public Accounting Firm can

not moderate the influence of Solvabiity, profitability and audit tenure on audit

report lag.

KeyWords: Audit Report lag, Profitability, Solvency, The size of Public

Accounting Firm, Audit Tenure

viii

PENGARUH SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AUDIT

TENURE TERHADAP AUDIT REPORT LAG DENGAN REPUTASI KAP

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris

mengenai pengaruh solvabilitas, profitabilitas dan audit tenure terhadap audit

report lag dengan reputasi KAP sebagai variabel pemoderasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

2017. Pengujian hipotesis dilakukan melalui Moderated Regression Analysis

(MRA)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa solvabilitas, profitabilitas dan

audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Reputasi KAP tidak

dapat memoderasi pengaruh Solvabiitas, Profitabilitas dan audit tenure terhadap

audit report lag.

Kata kunci : audit report lag, solvabilitas, profitabilitas, audit tenure dan Reputasi

KAP

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakhatu

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Solvabilitas, Profitabilitas dan Audit Tenure

terhadap Audit Report lag dengan Reputasi KAP sebagai variabel Moderasi

(Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

2017)”.

Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk

meraih gelar sarjana akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi Universitas Isalm Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan bimbingan dari berbagai puhak diantaranya:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Usman dan Ibunda Kasmawati yang

telah memberikan kasih sayang, perhatian dan dukungan tanpa batas serta

doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Kepada Kakak dan adik, Evi Kusmayanti, Erni Kusmiyanti, Erna Kusnarti,

Putri Karlina yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis

3. Bapak Drs.Arief Mufraeni, Lc., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, tenaga dan pemikiran dalam mengarahkan

penulis menyelesaikan skripsi ini

5. Ibu Nur Wachidah Yulianti, MS., Ak selaku dosen statistika yang telah

mengajarkan opersional SPSS yang digunakan dalam penelitian ini

6. Bapak Drs.Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA selaku Dosen

Pembimbing Akademik

x

7. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., AK., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak.,CA selaku Sekertaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Keluarga Besar Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Terkhusus angkatan

2014 yang terus mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis

10. Terimakasih kepada mahsantri Mahad UIN Jakarta yang telah mendukung

dan mendoakan penulis

11. Terimakasih kepada teman-teman Kosan, Iva Rustiana, Faza Ghozali,

Joonli Aji Kasio, Windi Hamdani yang selalu memberikan semangat

12. Terimakasih kepada teman – teman Akuntansi angkatan 2014 yang selalu

mendukung dan memberikan semangat

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan

dan masih perlu banyak masukan dari pihak lain guna penyempurnaan penelitian

ini.

Akhir kata, penulis mengharap kiranya Allah SWT memberikan balasan

kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat untuk penulis dan berbagai pihak.

Jakarta, 30 Juli 2018

Eri Kusnardi

xi

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 11

A. Kajian Teori ............................................................................................... 11

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 26

C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 31

D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 37

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 37

B. Waktu dan Tempat penelitian .................................................................... 37

C. Definisi Operasioal Penelitian .................................................................. 37

D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 41

xii

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 42

F. Teknik Analisis data ................................................................................... 42

G. Uji Hipotesis .............................................................................................. 46

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 49

A. Sampel Penelitian ...................................................................................... 49

B. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 50

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 57

1. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 57

2. Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 59

3. Hasil Uji Heteroskedatisitas ................................................................. 61

4. Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................... 64

D. Pengujian Hipoteisis .................................................................................. 65

1. Uji MRA .............................................................................................. 65

E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 76

A. Kesimpulan ................................................................................................ 75

B. Saran ........................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77

LAMPIRAN .......................................................................................................... 83

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : PP No 20 tahun 2015 .................................................................. 22

Tabel 2.2 : Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 27

Tabel 3.1 : Operasioal variabel .................................................................... 42

Tabel 4.1 : Kriteria Pemilihan Sampel ......................................................... 50

Tabel 4.2 : Deskriptif Satatistik ................................................................... 51

Tabel 4.3 : Hasil Uji Kolmogrov Smirnov .................................................... 56

Tabel 4.4 : Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 60

Tabel 4.5 : Hasil Uji Run Test ..................................................................... 61

Tabel 4.6 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 62

Tabel 4.7 : Hasil Uji F ................................................................................... 63

Tabel 4.8 : Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 64

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 :Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 38

Gambar 4.1 : Grafik Audit Report Lag ...................................................... 57

Gambar 4.2 : Grafik Profitabilitas ............................................................... 61

Gambar 4.3 : Grafik Solvabilitas ................................................................ 38

Gambar 4.4 : Grafik Normal P-plot ............................................................ 61

Gambar 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 38

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Populasi Penelitian .................................................................................. 86

2. Sampel Penelitian .................................................................................... 89

3. Data Keuangan 2013 ............................................................................... 91

4. Data Keuangan 2014 ............................................................................... 94

5. Data Keuangan 2015 ............................................................................... 97

6. Data Keuangan 2016 ............................................................................. 100

7. Data Keuangan 2017 ............................................................................. 103

8. Analisis Deskriptif ................................................................................ 107

9. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 107

10. Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 108

11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 109

12. Hasil Uji Autokorelasi........................................................................... 110

13. Uji Regresi Linear Berganda ................................................................. 110

14. Hasil Uji MRA ...................................................................................... 111

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan laporan

Keuangan (Bapepam dan LK) Nomor KEP-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus

2012 terkait penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik,

semua perusahaan yang sudah go public harus menyampaikan laporan tahunan

dan mengunggahnya diwebsite perusahaan. Peraturan ini mencabut Keputusan

Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-134/BL/2006 yang menjadi acuan bagi

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tahun 2007-2012,

sedangkan peraturan KEP-431/BL/2012 dijadikan acuan untuk pelaporan

tahun 2013-2016. Saat ini, pengawas pasar modal dan LK bukan lagi

Bapepam melainkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka penyampaian

laporan keuangan ditujukan kepada OJK sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 dan mulai berlaku di tahun 2017.

Laporan yang disampaikan merupakan laporan tahunan yang sudah diaudit.

Pada kenyataannya masih banyak perusahaan berstatus go public yang

masih terlambat menyampaikan laporan tahunan. Menurut berita Harian

Kontan, Bursa Efek Indonesia menginformasikan bahwa terdapat 52 emiten

yang hingga 1 April 2013 belum menyampaikan laporan keuangan audit yang

berakhir 31 Desember 2012, kemudian pada tahun 2014 sebanyak 49 emiten

yang belum menyampaikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember

2

2013, selanjutnya untuk pelaporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2014

masih menyisakan 52 emiten terlambat melakukan pelaporan ditahun 2015,

informasi ini diperoleh dari Harian Neraca. Hal ini menjadi alarm bagi

Otoritas Jasa Keuangan untuk segera meminimalisir sejumlah emiten agar

selalu tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan.

Keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan tentu saja akan

menurunkan relevansi dan keandalan laporan keuangan terutama untuk

kepentingan investor. Dikutip pada situs Harian Kompas, Otoritas Jasa

Keuangan menegaskan bagi emiten yang mempunyai keterlambatan dalam

menyampaikan laporan keuangan maka akan dikenakan denda senilai Rp

1.000.000 perhari. Meski telah mendapat teguran atau sanksi dari BEI maupun

Badan Pemeriksan Pasar Modal dan Laporan Keuangan, masih banyak emiten

yang melakukan pelanggaran. Hingga pada tahun 2016, harian liputan6

memberitakan bahwa BEI memberikan sanksi kepada 63 Emiten yang belum

menyampaikan laporan tahunan, selanjutnya pada tahun 2017 dalam Harian

Detik memberitakan terdapat 14 emiten yang terlambat menyampaikan

laporan keuangan dan diberhentikan perdagangan sahamnya di BEI.

Keterlambatan penyampaian laporan keuangan disebabkan karena adanya

kendala teknis dalam penyusunan laporan keuangan biasanya terjadi karena

adanya migrasi sistem atau software sehingga menimbulkan kerancauan.

Selain itu, perusahaan juga melakukan penyesuaian terhadap berlakunya IFRS

dan SAK baru dan adanya audit report lag. Penyelesaian audit yang lama

dapat menyebabkan keterlambatan dalam mempublikasi laporan keuangan,

3

sementara laporan keuangan yang telah diaudit sangat dibutuhkan oleh

investor untuk melakukan analisis, evaluasi dan juga pengambilan keputusan.

Ketepatan waktu audit merupakan salah satu karakteristik laporan

keuangan yang berkualitas karena mencerminkan keandalan dan reliabilitanya

lebih terjamin (Putri Wardhani & Raharja, 2013). Namun dengan adanya

jangka waktu yang berbeda-beda bagi auditor untuk menyelesaikan proses

auditnya sehingga muncullah audit report lag. Istilah audit report lag

merupakan selisih antara tanggal tutup buku perusahaan dengan periode atau

jangka waktu pengesahan hasil laporan audit ( Blankey et al, 2015). Dengan

demikian, jika audit report lag berlangsung lama maka diindikasi terjadi

masalah dalam laporannya sehingga informasi laporan keuangan hasil audit

yang disajikan kurang relevan. Oleh karena itu, audit report lag menjadi salah

satu fokus utama bagi perusahaan maupun auditor.

Audit report lag dapat terjadi karena beberapa sebab. Menurut Fodio

(2015) Audit report lag dapat terjadi karena pengadopsian IFRS yang makan

waktu relatif lama, Reputasi perusaahaan, umur perusahaan dan tipe KAP.

Adopsi IFRS yang berimbas pada laporan keuangan menyebabkan auditor

semakin lama dalam menyelesaikan proses pengauditan. Sementara itu,

Reputasi perusahaan yang relatif kecil terindikasi mempunyai sistem kontrol

yang kurang efektif menyebabkan proses audit berlangsung lama. Semakin

besar Reputasi suatu perusahaan maka semakin mudah proses pengauditan

sehingga audit report lag dapat terhindarkan, hal ini dikarenakan pada

dasarnya Reputasi perusahaan yang besar telah mempunyai sistem kontrol

4

yang baik dan juga SPI yang memadai. Begitu pula dengan umur perusahaan,

semakin lama umur perusahaan maka semakin mudah proses audit dilakukan,

dengan demikian Audit report lag berlangsung tidak lama. Laporan audit yang

diaudit oleh KAP juga menentukan audit report lag, dalam hal ini ketika

KAP big four atau yang berafiliasi dengan big four akan lebih cepat

menyelesaikan proses audit.

Posisi keuangan entitas mendapat pengaruh dari sumber daya yang

dikendalikan, struktur keuangan, Solvabilitas dan kemampuan beradaptasi

terhadap perubahan lingkungan (Herni dkk , 2016). Dalam penelitian yang

sama juga dijelaskan bahwa Analisa Solvabilitas ini dapat dilakukan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya

serta dapat mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor

dalam menghasilkan laba. Sejumlah perusahaan dapat melaporkan hasil audit

laporan keuangan guna mendapatkan keyakinan pemegng ekuitas dan dapat

meminimalisir tingkat resiko dalam pengembalian ekuitas.

Terdapat kemungkinan perusahaan dengan tingkat rasio hutang terhadap

ekuitas lebih tinggi akan menyamarkan tingkat rasio dan akan mengalami

keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan (Prince et al., 2012).

Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap assetnya lebih tinggi maka

akan berdampak pada keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan,

hal ini dikarenakan adanya indikasi atau upaya untuk menutupi kondisi dan

melakukan segala cara agar kondisi tersebut tidak terpublikasi dan diketahui

oleh pihak berkepntingan (Gienam, 2016). Namun hasil akhir dari penelitian

5

Gienam (2016) menyatakan hal yang berbeda, bahwa Solvabilitas berpengaruh

negatif terhadap audit report lag

Audit report lag juga dapat terjadi dikarenakan mendapat pengaruh dari

Profitabilitas. Menurut Lianto (2010), Profitabilitas mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap jangka waktu penyelesaian audit, jika Profitabilitas

suatu perusahaan tinggi maka proses pengauditan dapat terselesaikan dengan

cepat. Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi, menginginkan

pelaporan yang cepat dikarenakan ingin memberikan kabar baik kepada para

investor terkait kinerjanya. Hal yang sama diungkapan dalam peneltian

Panjaitan (2013), rata-rata perusahaan dengan tingkat Profitabilitas tinggi

mempunyai audit report lag yang pendek.

Dengan demikian Profitabilitass menjadi salah satu yang menentukan

audit report lag dan dapat berpengaruh terhadap going concern perusahaan

(Arma, 2013) sehingga penting untuk mendapat perhatian terutama bagi

investor. Namun berbeda halnya dengan hasil penelitian Arifin dkk (2015)

yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Profitabilitas

dengan pajang pendeknya audit report lag. Hal yang sama ditunjukkan

Gienam (2016), penelitiannya menyatakan bahwa Profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap audit report lag

Adanya kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah

diaudit kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharuskan adanya campur

tangan dari pihak eksternal, dalam hal ini yang dimaksud adalah Kantor

Akuntan Publik (Herni, 2016). Kemudian dalam penelitian yang sama

6

diungkapkan kembali bahwa nilai atas laporan auditor dan pemintaan atas jasa

audit tergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap independensi dan

integritass akuntan publik. Oleh karena itu, informasi keuangan harus

disajikan dengan akurat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

Kualitas Auditor dapat diketahui dengan besarnya perusahaan audit yang

melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, berstandar apakah

Kantor Akuntan Publik (KAP) bekerjasama dengan Big Four atau tidak

(Gienam, 2016). Dalam penelitian yang sama diungkapkan bahwa banyak

penelitian yang menyatakan bahwa ada kecenderungan KAP Big Four lebih

cepat menyelesaikan tugas audit. Dengan demikian, terdapat pengaruh antara

Reputasi KAP terhadap audit report lag karena semakin cepat audit

diselesiakan oleh KAP maka semakin pendek pula audit report lag. Hal ini

didukung dengan hasil penelitian Herni (2016) yang menunjukkan bahwa

Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap audit report lag. Namun beda

halnya dengan hasil penelitian Gienam (2016) yang menunjukkan bahwa

Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag

Selain itu, lamanya perikatan antara KAP dengan perusahaan (audit

tenure) dindikasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap audit

report lag. Audit tenure diartikan sebagai jangka waktu atau lama perikatan

antara perusahaan klien dengan KAP yang melakukan pengauditan terhadap

laporan keuangan (Nufita, 2017). Pada awal perikatan, auditor melakukan

banyak kegiatan untuk memahami proses bisnis diantaranya adalah berdikusi

dengan klien. Kegiatan ini sabagai salah satu dasar auditor untuk

7

mengeluarkan opini. Dengan demikian dapat membuat penyelesaian audit

menjadi lama.

Pada dasarnya yang menjadi going concern auditor adalah tingkat

materialitas dari laporan keuangan, sehingga auditor yang telah mengaudit

klien yang sama pada periode yang berbeda akan dapat menentukan dengan

mudah materialitas serta pemahaman bisnis yang sudah memadai. Dalam

penelitian Rustiarini (2013) dan Berliana (2015) menyatakan hal yang

berbeda, lama perikatan dengan klien tidak akan membuat auditor lebih cepat

menyelesaikan proses pengauditan.

Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2017. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LQ 45

dikarenakan perusahaan yang tergolong didalamnya adalah perusahaan yang

mempunyai prospek keuangan yang baik serta tingkat transaksi saham yang

tinggi dan menjadi sorotan masyarakat, selain itu, peneliti-peneliti sebelumnya

masih sedikit yang melakukan penelitian terhadap perusahaan LQ 45. Periode

dalam penelitian ini adalah tahun 2013-2017, pemilihan periode dimulai dari

tahun 2013 agar mendapatkan data yang valid dan memastikan lamanya

auditor KAP yang mangaudit perusahaan tersebut.

Peneltian ini merupakan hasil pengembangan dari penelitian yang

dilakukan oleh Utama dan Ni Putu (2016). Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu ditambahkan variabel audit tenure sebagai

variabel independen. Kemudian perbedaan lainnya yaitu metode pengukuran

ROA pada penelitian ini menggunkan perbandingan EBIT terhadap total

8

aktiva, dan pengukuran audit tenure pada penelitian ini menggunkan lama

penugasan auditor pada klien sesuai aturan terbaru. Selain itu, objek pada

penelitian ini berbeda pada penelitian sebelumnya yaitu perusahaan LQ 45

pada tahun 2013-2017.

Adanya permasalahan dan perbedaan hasil penelitian yang telah

dikemukakan sebelumnya menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan

penelitian dalam rangka mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya

audit report lag. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul ”Pengaruh

Solvabilitas, Profitabilitas, Audit Tenure, Terhadap Audit Report lag dengan

Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan LQ 45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka berikut

beberapa rumusan masalah yang akan diteliti diantaranya :

1. Apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag?

2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag?

3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap audit report lag?

4. Apakah Reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh Solvabilitas

terhadap audit report lagi?

5. Apakah Reputasi KAP dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas

terhadap audit report lag?

6. Apakah Reputasi KAP dapat memoderasi Pengaruh audit tenure

terhadap audit report lag?

9

C. Tujuan Peneltian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap audit report lag

2. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap audit report lag

3. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure terhadap audit report lag

4. Untuk mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap audit report lag

yang dimoderasi oleh Reputasi KAP

5. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap audit report lag

yang dimoderasi oleh Reputasi KAP

6. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure terhadap audit report lag

yang dimoderasi oleh Reputasi KAP

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada

perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.

Beberapa hal yang menjadi faktor audit report lag dalam penelitian

ini yaitu Solvabilitas, Profitabilitas, Reputasi KAP dan Audit Tenure.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Auditor

Auditor mempunyai peran utama dalam melakukan

pemeriksaan, laporan keuangan. Oleh karena itu, kualitas

laporan audit dapat diukur dari ketepatan waktu penyelesaian

10

audit. Penelitian ini menjelaskan tentang faktor yang

mempengaruhi audit report lag yang dapat dijadikan sebagai

dasar atau pemahaman untuk menghindari audit report lag.

b. Bagi Perusahaan

Audit report lag tidak hanya berasal dari faktor eksternal

saja melainkan faktor internal juga. Oleh karena itu, penting

bagi perusahaan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

audit report lag agar dapat mencegah keterlambatan dalam

penyampain laporan keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan

(OJK). Selain itu, perusahaan juga berperan penting dalam

menentukan jangka waktu audit, bekerjasama dengan auditor

untuk mengumpulkan bukti-bukti audit serta menentukan lama

waktu perikatan dengan KAP.

Perusahaan cenderung menghindari audit report lag

dikarenakan akan membayar sejumlah denda. Sesuai dengan isi

penelitian ini yang menjelaskan faktor penyebab audit report

lag maka perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai

wawasan untuk menghindari audit report lag

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan merupakan hubungan atau kerjasama antara

principal dengan agent, principal adalah pihak yang memberikan

kewenangan kepada agent untuk melakukan semua aktifitas atas nama

principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan

Smith, 1984). Dalam prekatik bisnis, principal bertindak sebagai

pemengang saham sedangkan agent sebagai manajemen yang menjalankan

opresional perushaan, sehingga teori keagenan ini digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara pemilik dan pemegang saham yang

mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan dengan manajemen

yang mengola perusahaan serta membuat laporan keuangan (Putri, 2014)

Teori keagenan dapat diterapkan dalam bentuk kerjasama antara

pihak principal dengan agent untuk mengatur proporsi hak dan

kewajiban masing-masing, termasuk pebagian keuntungan dan resiko yang

telah disetujui. Kerjasama dapat terjalin dengan baik jika terdapat fairness

yaitu keseimbangan antara principal dan agent yang secara matematis

memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang maksimal oleh agent dan

pemebirian imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen

(Arifin, 2005).

12

Perbedaan kepentingan antara prinsipal dengan agen dapat

menimbulkan masalah yaitu adanya informasi yang tidak seimbang

disebabkan karena informasi tidak terdistribusi secara menyeluruh dari

agen ke prinsipal (Arifin, 2005). Agen atau manajer dalam perusahaan

tentu saja mempunyai akses informasi lebih banyak dibandingkan dengan

pemilik yang memberikan kewenangannya. Dengan demikian, sebagai

pengelola perusahaan, pihak manajer mempunyai kewajiban untuk

memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada investor atau

debitur agar mereka mengatahui kondisi perusahaan (Ayushabrina, 2014).

Akan tetapi, karena adanya suatu perbedaan kepentingan, terkadang pihak

menajer mengurangi tingkat informasi yang diberikan kepada investor atau

pemilik perusahaan bila dirasa dapat menguntungkan pihak manajemen.

Ketidakpastian yang terjadi dalam perusahaan termasuk peluang

dan resiko yang tinggi maka dibutuhkan pengawasan secara berkala.

Pengawasn ini dapat dilakukan oleh pihak yang independen baik yang

bersifat internal ,aupun eksternal. Auditor dalam hal ini sebagai pengawas

eksternal dibutuhkan dalam hal pemberian opini atas laporan keuangan

perusahaan yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh

investor.

Auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatangi

kepentingan antara pihak pemegang saham dengan pihak manajemen

daam mengelola perusahaan termasuk menilai tingkat profitabilitas dan

solvabilitasnya. Oleh karena itu, peran dan fungsi auditor eksternal sangat

13

penting untuk memastikan bahwa manajemen telah mengola perusahaan

dengan baik, dengan demikan akan dapat mengurangi konfllik kepentingan

yang terjadi sehingga audit report lag tidak berlangsung lama.

2. Teori Sinyal

Teori sinyal menjelaskan tentang suatu pihak atau agen untuk

memberikan informasi terkait dirinya kepada pihak lain (Connely, 2011).

Teori sinyal ini dikaitkan dengan bagaimana suatu perusahaan

memberikan informasi kepada para pemegang saham atau kreditur

mengenai laporan keuangaannya. Sinyal ini menjelaskana tentang apa

yang telah dilakukan oleh pihak manajemen dalam merealisasikan

keinginan pemilik (Jama’an, 2008).

Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahan yang dalam kondisi

baik akan memberikan sinyal kepada pasar, sehingga pasar dapat menilai

mana perushaan yang tergolong baik dan yang tergolong buruk (Hartono,

2005 dalam Putri, 2014). Berdasarkan definisi diatas, teori sinyal

memberikan gambaran tentang pentingnya upaya suatu perusahaan untuk

meberikan informasi tentang kinarja perusahaan termasuk menerbitkan

laporan keuangan kepada para pemegang kepentingan baik investor

maupun kreditur agar menjadi dasar dalam pengambilan keputusan

Teori sinyal ini dapat menjadi dasar dalam menjelaskan ketepatan

waktu penyajian laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit kepada

pihak publik sehingga memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai

14

informasi yang baik (Ayushabrina, 2014). Semakin lama masa audit

report lag akan menyebabkan penurunan tingkat relavansi laporan

keuangan dan memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai bad news

sehingga tidak dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat

waktu (Givoly dan Palmon,1982).

3. Audit Report Lag

Dampak audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian

informasi laporan keuangan telah menarik perhatian sejumlah kalangan

baik akademisi maupun praktisi, sebab hal ini sangat berkaitan erat

dengan keyakinan pengguna informasi keuangan untuk mengambil

keputusan ( Dao dan Pham (2014)

Penyampaian laporan keuangan bagi perusahaan go public harus

memuat laporan auditor independen, hal ini diterapkan agar laporan

keuangan yang disajikan bebas dari penyimpangan atau telah sesuai

dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku. Dalam menyelesaikan

proses pengauditan, tiap auditor membutuhkan waktu yang berbeda-beda

sesuai dengan kerumitan laporan keuangan yang diaudit.

Pada dasarnya auditor dituntut untuk menyelesaikan laporan audit

tepat pada waktu yang ditetapkan, namun kadang kalanya hasil laporan

keuangan yang diaudit mempunyai keterlambatan dalam penyelesaiannya

sehingga berdampak pada keterlambatan pada pelaporan keuangan ke

Otoritas Jasa Keuangan. Adanya rentang waktu mundur antara waktu tutup

15

buku perusahaan hingga diterbitkannya laporan audit disebut sebagai audit

report lag (Nufita, 2017).

Hasil penelitian Arifa (2013) menjelaskan pengembangan model

audit delay, audit report lag, dan total lag dimana kedua istilah audit

report lag dan audit delay digunakan untuk mengikut objek yang sama

yaitu waktu mundur yang diperlukan untuk menyelesaikan proses audit.

Hashim (2011) menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan audit

report lag berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang terdiri dari:

a. Karakteristik khusus, seperti Reputasi perusahaan, profitbilitas,

periode fiskal perusahaan , tingkat leverage, perusahaan go

public dan non-go public, pengendalian internal, sistem

informasi dan teknologi, besarnya pekerjaan audit setelah tahun

fiskal (busy season), opini audit, tipe auditor, fee auditor,

pergantian auditor, laba rugi, kondisi keuangan, pos-pos luar

biasa, jumlah anak perusahaan, jenis industri dan tipe informasi

yang akan disapaikan

b. Tata kelola (good governance), meliputi kinerja perusahaan,

kualitas laporan keuangan, kegagalan perusahaan, kualitas

audit, komite audit, frekuensi rapat dewan komisaris, direktur

non eksekutif, kualitas CEO kompleksitas perusahaan,

manajemen resiko, pelaporan mengenai lingkungan dan

manajemen laba.

16

Kemudian Abidin (2012) dan Ahmad (2016) menjelaskan bahwa

audit report lag dapat terjadi kerana adanya faktor internal dan eksternal

perusahaan . Faktor internal yang dimaksud adalah besarnya kepemilikan

aset. Industri yang tergolong besar sesuai dengan kepemilikan kekayaan

cenderung mempunyai staf-staf yang berpengalaman dan sistem

pengendalian internal yang baik sehingga mampu mengola sumber daya

dan keuangannya sehingga dapat mempermudah auditor untuk

menyelesaikan tugasnya.Selain itu, terdapat juga faktor internal lainnya

yang dapat mempengaruhi audit report lag misalnya jenis industri, rasio

keuangan yang meliputi Profitabilitas. Solvabilitas. Kemudian ditinjau dari

faktor eksternal penyebab audit report lag berasal dari pihak auditor

misalnya fee audit, Afiliasi KAP, dan opini audit

Dalam penelitian Wiguna (2012) mengartikan audit report lag

sebagai periode waktu antara tanggal akhir tahun fiskal perusahaan dengan

tanggal yang tercantum dalam laporan keuangan. Kemudian Manurung

dan Kusumah (2016) menambahkan bahwa audit report lag dapat

diartikan lamanya waktu penyelesaian audit hingga laporan keuangan siap

dipublikasikan.

Definisi yang sama dinyatakan dalam penelitian Gienam (2016),

audit report lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan

pemeriksaan laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari

yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas

laporan keuangan tahunan perushaan, sejak tahun tutup buku perusahaan

17

yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen.

Berdasarkan definisi peneliti terdahulu mengenai audit report lag,

pada prinsipnya mempunyai kesamaan makna. Dengan demikian penulis

mengambil kesimpulan audit report lag adalah rentang waktu antara

tahun fiskal perusahaan dengan proses penyelesaian laporan audit hingga

sampai pada pelaporan atau pempublikasiannya.

4. Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi semua kewajiban-kewajibannya baik yang bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang, adanya perusahaan yang tidak solvable

berarti perusahaan tersebut mempunyai total hutang lebih besar daripada

jumlah asetnya, dengan kondisi seperti ini maka akan berdampak pada

keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan (Gienam,

2016).Sesuai dengan penelitian Wirakusuma (2013) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag, pengaruh tersebut

dapat ditinjau dari rasio hutang terhadap aset dimana semakin semakin

besar rasio hutang terhadap aktiva maka akan semakin lama renang waktu

audit report lag.

Ditinjau dari SAK yang dipaparkan dalam penelitian Herni dkk

(2016), Solvabilitas merupakan ketersediaan kas jangka pajang untuk

memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo. Kemudian menyimpulkan

bahwa Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

18

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

Definisi Solvabilitas juga dijelaskan dalam penelitian Rachmawati

(2008) bahwa Solvabilitas merupakan dasar dalam mengukur keampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya serta mengindikasikan

jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam upaya memperoleh

laba.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indriani (2014) yang

menggunakan pengukuran solvabilitas untuk menentukan panjang atau

pendeknya audit report lag. Dalam menentukan nilai solvabilitas, peneliti

menggunakan rasio TDTA (Total Debt To Total Asset ) yaitu

membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah utang baik utang jangka

pendek maupun jangka pajang

Berdasarkan definisi dari beberapa penelitian sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan bahwa solvabilitas adalah faktor yang dapat

mempengaruhi audit report lag, dimana Solvabilitas ini merupakan dasar

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

baik yang sifatnya jangka panjang maupun jangka pendek.

5. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba baik dalam bentuk penjualan aset maupun dari hasil operasioal

perusahaan (Deanta, 2006). Indriani (2014) menyampaikan bahwa

perusahaan tidak akan menunda informasi yang sifatnya baik terutama jika

19

perusahaan dalam keandaan untung agar dapat mempertahankan

kepercayaan investor, sehingga perusahaan dengan Profitabilitas yang

tinggi maka cenderung mempunyai audit report lag yang pendek.

Gienam (2016) menyatakan bahwa analisis Profitabilitas bertujuan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, jadi

hasil Profitabilitas dapat dijadikan tolak ukur atau gambaran tentang

efektivitas kinerja manajemen yang dinilai dari keuntungan yang diperoleh

dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Analisis

laporan keuangan dapat diukur melalui tiga sudut pandang diantaranya

likuiditas perusahaan, Profitabilitas dan Solvabilitas. Rasio likuiditas

digunakan untuk mengukur tingkat pemenuhan kewajiban jangka pendek,

kemudian untuk kewajiban yang sifatnya jangka panjang dapat diukur

dengan menggunakan pendekatan Profitabilitas dan Solvabilitas.

Profitabilitas dan solvabilitas menjadi sangat penting bagi perusahaan

untuk keberlangsungannya. Para investor cenderung lebih menyukai

Profitabilitas dan Solvabilitas dimana keudua analisis ini menunjukkan

kinerja keuangan yang berkaitan dengan keuntungan dan pembagian

deviden (Kieso, 2013). Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur

kinerja finansial perusahaan berdasarkan kegiatan operasioalnya. Kieso

(2013:699) menjelaskan terdapat tujuh indikator Profitabilitas yaitu :

a. Margin laba, yaitu persentasi laba bersih terhadap penjualan

bersih

20

b. Perputaran aset, yaitu keefesienan perusahaan menggunakan

asetnya yang diukur dengan membandingkan penjualan bersih

terhadap rata-rata total aset

c. Return on Asset (ROA), yaitu perbandingan laba bersih terhadap

total aset

d. Return on Equity (ROE), yaitu seberapa besar modal bisa

menghasilkan keuntungan, ROE ini diukur dengan

membandingkan laba bersih yang telah dikurangi dengan deviden

saham preferen kemudian dibagi dengan rata-rata modal saham

biasa.

e. Earning Per share (EPS), yaitu mengukur laba bersih yang telah

dikurangi deviden saham preferen terhadap biaya modal

f. Price-Earning Ratio (PER), yaitu menghitung harga pasar

perlembar dibagi dengan laba perlembar saham

g. Payout Ratio. Yaitu menghitung presetasi deviden tunai terhadap

laba bersih.

Dari tujuh rasio diatas ROA dianggap dapat mewakili Profitabilitas

karena mengukur seberapa besar aset dapat menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan . Menurut Indriani (2014) ROA dapat mewakili profitabillitas

karena beberapa alasan yaitu :

a. Mempunyai cakupan yang luas dan dapat digunakan untuk

mengukur penggunaan modal, barang hasil produksi dan tingkat

penjualan

21

b. Dapat digunakan untuk menghitung rasio industri dan dapat

dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

c. ROA dapa digunakan sebagai dasar evaluasi dan membuat

perencanaan

Perusahaan dengan tingkat ROA berada pada tingkat tinggi

berarti kinerja perusahaan dalam kondisi baik dari sudut pandang

keuangannya. Oleh karena itu semakin tinggi ROA akan memicu

perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan secepatnya. Dengan

demikian masa audit report lag akan lebih singkat dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki tingkat ROA rendah.

Dari pemaparan materi sebelumnya maka dapat disimpulkan

bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

memperoleh laba yang dapat diukur dengan berbagai pendekatan salah

satu pendekatan untuk mengukur laba adalah ROA. Hasil dari perhitungan

ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan

6. Audit Tenure

Audit tenure adalah jumlah tahun atau periode perikatan antara

KAP atau auditor dengan klien yang sama (Johnson et. al, 2007). Standar

Audit 210 tentang persetujuan atas ketentuan perikatan audit, auditor

mempunyai tujuan untuk menerima suatu perikatan dengan klien atau

melanjutkan perikatan yang telah dijalin periode sebelumnya jika telah

22

terjadi kesepakatan penetapan dan penegasan mengenai pemahaman yang

sama tentang ketentuan perikatan.

Jika pada perikatan tersebut klien melakukan pembatasan terhadap

ruang lingkup pekerjaan auditor sehingga auditor mengalami kesulitan

dalam penyusunan opini yang andal, auditor tidak diizinkan untuk

menerima perikatan tersebut kecuali diharuskan oleh peraturan lain yang

berlaku di Indonesia. Dalam penelitian Latrini dan Anggreni (2016)

mendefinisikan audit tenure sebagai suatu hubungan kerja diantara auditor

dengan klien didalam pemeriksaan laporan keuangan. sedangkan dalam

penelitian Lee et al. (2009) menjelaskan bahwa jika semakin lama suatu

perusahaan menjadi klien KAP maka semakin singkat audit delay,

kemudian semakin lama penugasan KAP oleh perusahaan klien dapat

memungkinkan auditor untuk mengenali perusahaan dan memepersingkat

proses audit

Kemudian masa perikatan KAP dijelaskan juga dalam peraturan

pemeritah No. 20. tahun 2015 pasal 11 yang merupakan pelaksanaan dari

UU RI No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Adapun isi dari PP No.

20 Tahun 2015 disajikan dalam tabel 2.1

23

Tabel 2.1

PP No. 20 tahun 2015

Sumber: pppk.kemenkeu.go.id (2018)

Dengan adanya aturan baru ini tentu saja akan menjadi peluang

bagi akuntan publik untuk terus bersaing, pada aturan sebelumnya yaitu

PMK No.17/PMK .01/2008 memberikan batasan kepada akuntan publik

hanya 3 tahun dan untuk Kantor Akuntan publik hanya 6 tahun.

Adanya rotasi KAP untuk dapat memberikan jasa tanpa batasan

waktu dan Akuntan Publik dengan batas 5 tahun memberikan peluang bagi

KAP untuk tetap mempertahankan klien, dengan demikian ada

kemungkinan kerjasama atau perikatan antara KAP dengan klien akan

berlangsung lama.

PP No. 20 tahun 2015

Pasal 11

ayat (1)

Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap

suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama

untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut.

Pasal 11

ayat (2)

Entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Industri di sektor Pasar Modal;

b. Bank umum;

c. Dana pensiun;

d. Perusahaan asuransi/reasuransi; atau

e. Badan Usaha Milik Negara;

Pasal 11

ayat (3)

Pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan

historis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga

berlaku bagi Akuntan Publik yang merupakan Pihak Terasosiasi.

Pasal 11

ayat (4)

Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas

informasi keuangan historis terhadap entitas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) setelah 2 (dua) tahun buku berturut-

turut tidak memberikan jasa tersebut.

24

Berdasarkan pemaparan materi sebelumnya, maka dapat disimpulkan

bahwa audit tenure adalah masa perikatan antara KAP atau auditor

dengan klien. perikatan dalam hal ini adalah pemberian jasa audit yang

telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2015.

7. Reputasi KAP

Kantor Akuntan Publlik (KAP) adalah organisasi akuntan publik yang

mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

bergerak dalam bidang jasa akuntan publik (Gienam, 2016). Jusup (2001)

dalam penelitian Indriani (2014) menjelaskan bentuk usaha kantor

Akuntan Publik menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu:

a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk usaha sendiri. Akuntan

publik ini menggunakan nama akuntan publik yang

bersangkutan

b. Kantor akuntan publik dalam bentuk Usaha Kerjasama. Kantor

akuntan jenis ini menggunkana nama sebanyak-banyaknya

menggunakan tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan

dalam kantor akuntan publik yang bersangkutan

Setiap perusahaan yang berstatus go public wajib menyampaikan

laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak yang independen ke

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang dimaksud pihak independen adalah

Kantor Akuntan Publik (KAP). Sebagaimana yang dijabarkan dalam

penelitian Febrianty (2011) bahwa, Kantor Akuntan Publik Internasional

atau yang dikenal dengan Big Four dianggap dapat menyelesaikan

25

perkerjaannya dengan efesien dan memiliki jangka waktu yang lebih

akurat dalam untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Ketepatan waktu penyelesaian audit menjadi dasar KAP Big Four

untuk mempertahankan reputasinya, sebab jika tidak tepat waktu dalam

meyelesaikan laporan auditnya maka akan berdampak pada kehilangan

klien.Menurut Boynton at. Al. (2001:101) waktu penyelesaian audit oleh

auditor yang memiliki kualitas baik cenderung lebih pendek, karena KAP

memiliki staff yang berkualitas. Penunjukkan staff menjadi hal yang

penting untuk menunjang pelaksanaan audit.Kemudian dalam penelitian

Lennox (2000) KAP yang memiliki reputasi baik adalah KAP yang

memiliki staff yang mempunyai pengetahuan, kahlian dan kemampuan

yang unggul.

Kantor Akuntan Publik di Indonesia sendiri terdiri dari KAP Big

Four dan non Big four (Yulianti, 2011). The big four adalah kelompok

empat Kantor Akuntan Publik (KAP) internasional terbesar, yang

menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun

tertutup (Indriani, 2014). Kemudian Kementerian keuangan dalam situs

pppk.kemenkeu.go.id menyebutkan bahwa perolehan pendapatan tertinggi

masih berada pada KAP big four, adapun yang tergolong dalam KAP big

four adalah sebagai berikut:

a. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan

KAP Drs. Hadi Sutarto dan Rekan, Haryanto sahari Dan Rekan

26

b. KAP Klynvelt Peat Marwick Goerdeler (KMPG), bekerjasama

dengan KAP Sidharta –Sidharta dan Widjaja

c. KAP Ernst dan Young (EY), bekerjasama dengan KAP

Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja

d. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama

dengan KAP Hans Tuanakota dan Mustofa Osman Ramli

Satrio dan Rekan

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti menyimpulkan

bahwa Reputasi KAP adalah kemampuan suatu lembaga atau Kantor

Akuntan Publik yang sudah mendapatkan izin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan untuk membrikan jasa dalam bidang akuntan publik.

Kantor Akuntan Publik mempunyai reputasi yang baik jika dapat

menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efesien. .

Dalam penelitian ini, Reputasi KAP dijadikan sebagai variabel

moderasi. Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi variabel

independen yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependennya (Sugiyono, 2013)

B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu yang mempunyai relasi dengan

topik yang dibahas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut:

26

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1

Nufita

(2017)

Pengaruh Afiliasi KAP

tahun lalu,

Profitabilitas dan

Sistem Pengendalian

Internal Terhadap

Audit Report Lag

dengan Audit Tenure

Sebagai Variabel

Pemoderasi

Variabel

Profitabilitas, Audit

Tenure, Audit Report

Lag. Menggunakan

data sekunder

Variabel Afiliasi

KAP tahun

lalu,Sistem

Pengendalian

Internal, masa

Objek Penelitian

dan Objek

Penelitian

Afiliasi KAP tahun lalu berpengaruh

siginifikan terhadap audit report lag,

Profitabilitas berpengaruh negatif dan

Sistem pengendalian Internal tidak

berpengaruh. Audit Tenure berpengaruh

memoderasi Afiliasi KAP tahun lalu,

Profitabilitas, dan Sistem Pengendalian

Internal

2

Gienam

(2016)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit

Report Lag pada

Perusahaan sektor

Perdagangan Jasa dan

Investasiyang terdafar

di Bursa Efek

Indonesia

vairabel Audit Report

Lag,Solvabillitas dan

Profitabilitas,

Reputasi KAP

Variabel Audit

Tenure

Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi

Perusahaan, Reputasi KAP, tidak

berpengaruh signifikan terhadap Audit

Report Lag, sementara Likuiditas

berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Bersambung pada halaman berikutnya

27

Tabel 2.2 (lanjutan )

No

Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3

Manurung

dan

Kusumah

(2016)

Pengaruh Kualitas Audit,

Tenur audit Terhadap Audit

Report Lag dengan

Spesialisasi Industri Auditor

sebagai variabel Moderasi

variabel Tenur

Audit dan Audit

Report lag

Variabel

Kualitas Audit,

Spesialisasi

Industri Auditor

Tenur Audit dan Kualitas Audit

Berpengaruh terhadap Audit Report

Lag. Spesialisasi Industri berpengaruh

dalam memoderasi Tenur Audit

terhadap Audit Report Lag, dan tidak

berpengaruh dalam memoderasi

Kualitas Audit terhadp Audit Report

Lag

4

Herni dkk

(2016)

Pengaruh Solvabilitas,

Segemen Operasi, dan

Reputasi KAP, Terhadap

Audit Delay Pada

Perusahaan manufaktur Di

indonesia

variabel

Solvabilitas,

Reputasi Kantor,

dan Audit Delay

Variabel

Segmen Operasi

dan Objek

Penelitian

Solvabilitas dan Reputasi KAP

berpengaruh positif terhadap Audit

Delay sedangkan Segmen Operasi

tidak berpengaruh terhadap Audit

Delay

Bersambung pada halaman berikutnya

28

Tabel 2.2 (lanjutan )

No

Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5

Latrini dan

Anggreni

(2016)

Pengaruh Audit Tenur

pada Kecepatan

Publikasi laporan

keuangan auditan

dengan spesialisasi

Industri Auditor

sebagai Pemoderasi

Variabel

Audit

Tenure dan

Audit Report

Lag

variabel Spesialisasi

Industri Auditor

Audit Tenure berpengaruh positif terhadap

Kecepatan Publikasi Laporan keuangan dan

Spesialisasi Industri Auditor dapat memperkuat

pengaruh Audit Tenure terhadap Kecepatan

Publikasi Laporan Keuangan

6

Rahayu dan

Ariesetiawan

(2015)

Pengaruh

Profitabilitas,

Likuiditas, dan

Pertumbuhan

Perusahaan terhadap

Penerimaan Opini

Audit Modifikasi

Going Concern

Variabel

Profitabilitas

variabel Likuiditas,

Pertumbuhan

Perusahaan dan

Penerimaan Opini

Audit Modifikasi

Going Concern

secara simultan Variabel Profitabilitas,

likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan

berpengaruh terhadap penerimaan Opini Audit

Modifikasi Going Concern, namun secara

parsial Pertumbuhan Perusahaan tidak

berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit

Modifikasi Going concern

Bersambung pada halaman berikutnya

29

Bersambung ke halaman berikutnya

Tabel 2.2 (lanjutan )

No

Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7

Mukhtaruddin

dkk (2015)

Firm and Auditor

Characteristics, and Audit

Report Lag in

Manufacturing Companies

Listed on Indonesia Stock

Exchange during 2008-2012

Variabel Audit

Report Lag

variabel Firm,

Auditor

Characteristics

Reputasi perusahaan dan opini

auditor mempunyai , kualitas

auditor berpengaruh negatif dan

kompleksitasoperasi tidak

mempunyai pengaruh terhadap

audit report lag

8

Wahrdhani

(2013)

Analisi Pengaruh Corporate

Governance terhadap Audit

Report Lag

Variabel Audit

Report Lag

Variabel

Corporate

Governance

Audit committee independence,

competency audit committee

members and board size

berpengaruh signifikan terhdap

Audit Report lags

9

Febrianty

(2011)

Faktor-faktor yang

berpengaruh Terhadap Audit

Delay perusahaan sektor

perdagangan yang terdaftar

di BEI periode 2007-2009

Variabel

Reputasi

(Kualitas) KAP

variabel Reputasi

perusahaan, tingkat

laverage

Reputasi perusahaan dan

Reputasi KAP berpengaruh

positif terhadap Audit Delay

sedangkan tingkat Laverage

tidak berpengaruh terhadap

Audit Delay

10

Giri (2010)

Pengaruh Tenur Kantor

Akuntan Publik (KAP) dan

Reputasi KAP Terhadap

Kualias Audit : Kasus Rotasi

wajib Auditor di Indonesia

Variabel Tenur

Audit, Reputasi

KAP

Variabel Kualitas

Audit

Tenur audit Berpengaruh

Negatif terhadap Kualitas audit

dan Reputasi KAP tidak

berpengaruh terhadap Kualitas

Audit

30

Tabel 2.2 (lanjutan )

No

Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11

Utama dan Ni

Putu (2016)

Reputasi Kantor Akuntan

Publik Sebagai Pemoderasi

Pengaruh Profitabilitas Dan

Solvabilitas Pada Audit

Delay

Variabel

Reputasi KAP,

audit report lag

Profitabilitas

dan

Solvabilitas

Audit tenure Profitabilitas dan solvabilitas

tidak berpengaruh terhadap

audit report lag, Reputasi KAP

tidak memoderasi pengaruh

profitabilitas dan solvabilitas

terhadao audit report lag

12

Maemunah

dkk (2017)

PengaruhUkuran perusahaan

dan audit tenure terhadap

audit report lag dengan

Reputasi KAP sebagai

variabel moderasi

Variabel audit

tenure, audit

report lag,

Reputasi KAP

Variabel

solvabilitas dan

profitabililtas

Audit tenure dan Ukuran

perusahaan tidak berpengaruh

terhadap audit report lag,

Reputasi KAP memoderasi

Reputasi Perusahaan dan tidak

memoderasi audit tenure

13

Habib dan

Bhuyan

(2011)

Audit Firm Industry

Specialization and the Audit

Report Lag

Audit reprot

lag

Variabel Reputasi

KAP, solvabilitas,

profitabilitas dan

audit tenure

Spesialisasi auditor berpengaruh

terhadap audit report lag

14

Dao dan

Pham (2014)

Audit tenure, Auditor

Specialization and Audit

Report Lag

Variabel Audit

tenure dan

Audit Report L

Ag

Variabel

solvabilitas,

profitabilitas dan

Reputasi KAP

Spesialisasi industri memoderasi

hubungan audit tenure terhadap

audit report lag. Audit tenure

berpengaruh negatif terhadap

audit report lag

31

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag

Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total

hutangnya lebih besar daripada total asetnya Gienam (2016). Solvabilitas

dapat diukur dengan menggunakan rumus total debt to total asset ratio,

persamaan ini mengindikasi baik buruknya kondisi perusahaan yang dapat

dilihat jika proporsi total debt to total asset ratio tinggi maka

kemungkinan kegagalan perusahaan tinggi sehingga diindikasi adanya

laporan keuangan yang tidak relevan (Indriani, 2014).

Hasil penelitian Febrianty (2011) yang menggunakan proksi debt

to total asset ratio mneunjukkan bahwa Solvabilitas berpengaruh

signifikan terhadap audit report lag. Hasil yang sama juga diperoleh

dalam penelitian Novice dan Budi (2010), Susilawati et al. (2012), serta

Ettrege et al.(2006) menunjukkan Solvabilitas berpengaruh signifikan

terhadap audit report lag.

Berdasarkan hasil penjelasan sebelumnya, maka pada penelitian ini

mengambil hipotesis sebagai berikut :

H1: Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag

Indriani (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang profitable

memiliki keinginan untuk mempublikasikan laporan keuangannya lebih

cepat dikarenakan kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Pernyataan ini

32

semakin diperkuat dengan hasil penelitian Anissa (2004) yang menyatakan

bahwa perusahaan yang baik akan melaporkan keuangannya lebih cepat

dibandingkan dengan perusahaan yang dalam kondisi merugi.

Hasil penelitian Nufita (2017) menunjukkan bahwa profitabililtas

mempunyai pengaruh negtif terhadap audit report lag. Hal ini berarti

bahwa semakin tinggi tingkat Profitabilitas pada suatu perusaaan maka

semalin pendek audit report lag dan begitu pula sebaliknya jika

profitabililtas semakin rendah maka akan memperpanjang audit report lag.

kemudian dalam penelitian Ningsih dan Widhiyani (2015) menyatakan

bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit report lag.

Dari uraian materi tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis

sebagai berikut:

H2: Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag

3. Audit Tenure Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan KAP dengan

perusahaan klien, ketika jangka waktu perikatan semakin panjang maka

proses audit dapat berlangsung lebih cepat dikarenakan auditor telah

memahami sistem pengendalian klien dan sudah mempunyai data-data

terkait perusahaan pada tahun audit sebelumnya (Nufita, 2017). Giri

(2010) memaparkan bahwa perikatan auditor dengan klien dalam waktu

yang lama dapat membantu auditor dalam memahami bisnis klien.

Pemahaman ini akan mempermudah auditor untuk menyusun rancangan

33

audit yang efektif dan kualitas audit yang dihasilkan lebih tinggi, dengan

demikian audit report lag menjadi lebih singkat.

Dalam penelitian Dewi (2014) menyatakan bahwa audit tenure

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap audit report lag. Selanjutnya

dalam penelitian (Anggreni, 2016) menemukan bahwa terdapat pengaruh

positif terhadap audit report lag. Namun dalam penelitian Susilawati, dkk

(2012) yang menemukan bahwa lamanya waktu perikatan KAP pada klien

tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Dari pemaparan diatas, maka peneliti mengambil hipotesis sebagai

berikut:

H3: Audit Tenure Berpengaruh terhadap Audit Report Lag

4. Reputasi KAP Memoderasi Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit

Report Lag

Perusahaan yang mempunyai levarage yang tinggi berarti

mempunyai risiko keuangan yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Akibatnya auditor akan

memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan laporan audit

karena memerlukan pembuktian yang lebih banyak untuk meyakinkan

kebenaran atas hutangnya, dengan demikian terjadi keterlambatan dalam

pempublikasian laporan keuangan (Carslaw dan Kaplan, 1991).

34

Dengan demikian, pemilihan KAP yang tergabung dalam

kelompok big four dilakukan agar proses audit dapat berjalan secara

efektif dan efesien (Utama, 2016). Dengan adanya keterkaitan antara

solvabillitas dengan pemilihan KAP maka diperoleh hipotesis sebagai

berikut :

H4: Reputasi KAP memoderasi pengaruh Solvabilitas terhadap audit

report lag

5. Reputasi KAP Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit

Report Lag

Kantor Akuntan Publik (KAP) akan melaksanakan prosedur audit

yang sesuai dengan standar yang berlaku agar dapat menghasilkan laporan

keuangan yang berkualitas serta informasi yang dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan. Syukma (2014) menyatakan bahwa

Reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit, kualitas yang baik

tentunya tidak terjadi audit report lag yang panjang. Perusahaan yang

menggunakan KAP big four cenderung lebih dipilih oleh investor karena

dianggap dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik daripada KAP

kecil (Handayani, 2013). Perusahaan dengan Profitabilitas yang baik juga

memiliki keinginan yang tinggi agar laporan keuangannya cepat selesai di

audit (Pourali et al, 2013). Pengaruh Profitabilitas pada audit report lag

dapat diperkuat dengan Reputasi KAP. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Utama dan Ni Putu (2016) yang menyatakan bahwa Reputasi

35

KAP memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap audit report lag.

Dengan demikian diperoleh hipotesis sebagai berikut :

H5: Reputasi KAP memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap

audit report lag

6. Reputasi KAP Memoderasi Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit

Report Lag

Audit tenure merupakan jangka waktu yang terjalin atau kontrak

antara Kantor Akuntan Publik dengan perusahaan (Maemunah, 2016). PP

No. 20 tahun 2015 menyebutkan bahwa masa perikatan Akuntan Publik

dengan perusahaan adalah 5 tahun dan untuk perikatan KAP dengan

perusahaan adalah tanpa batasan.

Hasil penelitian Anggreni dan Latrini (2016) menemukan bahwa

audit tenure dapat mempengaruhi audit report lag, semakin lama masa

perikatan maka semakin panjang audit report lag. Hasil penelitian

Maemunah (2016) menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan yang

dipublikasikan ke OJK membutuhkan pihak ke tiga atau jasa KAP agar

informasi tersampaikan lebih terpercaya. Kemudian dalam penelitian yang

sama Maemunah (2016) menyebutkan bahwa Reputasi KAP dapat

memoderasi pengaruh audit tenure terhadap audit report lag. Oleh karena

itu, diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H6: Reputasi KAP memoderasi pengaruh audit tenure terhadap audit

report lag

36

D. Kerangka Pemikiran

Solvabilitas (X1)

H1

Profitabilitas (X2)

H2

Audit Report Lag (Y)

Audit Tenure (X3)

H3 H5 H6

H4

Reputasi KAP (Z)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Variabel secara individual

Variabel moderasi

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena

mengolah data berupa angka-angka. Pada penelitian kuantitatif melihat

suatu masalah dapat dikelompokkan, relatif tetap, sesuai fakta, dapat

diamati, terukur dan bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2011). Jenis

penelitian ini bersifat kausal komperatif dimana peneliti berusaha

mengungkapkan alasan dari suatu kejadian yang diteliti (Kuncoro, 2013).

Penelitian kausal komperatif berusaha mencari adanya hubungan sebab

akibat antarvariabel yang diamati dengan menentukan akibat terlebih

dahulu kemudian menentukan sebabnya

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil data dari laman Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) dimana data yang diambil adalah laporan keuangan

perusahaan LQ 45 pada tahun 2013-2017. Pengambilan dari tahun 2013

bertujuan untuk menghitung salah satu variabel dalam penelitian ini yaitu

audit tenure.

C. Definisi Operasioal Variabel Penelitian

Berikut dijelaskan definisi masing-masing variabel beserta

operasioal dan cara pengukuran nya:

38

1. Audit Report Lag (Y)

Audit report lag adalah jangka waktu yang ditentukan sejak

periode tutup buku perusahaan hingga tanggal laporan audit

dikeluarkan.Adanya audit report lag yang panjang mengakibatkan

adanya ketidakpercayaan pihak investor terhadap laporan keuangan

dan tentu saja akan memengaruhi investor dalam mengambil

keputusan. Audit Report Lag diukur berdasarkan jumlah hari sejak

tanggal tutup buku hingga diterbitkannya laporan audit.

Persamaannya adalah sebagai berikut;

2. Solvabilitas (X1)

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajibannya baik kewajiban jangka panjang

maupun jangka pendek, dimana perusahaan yang tergolong tidak

solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar

daripada total asetnya (Gienam, 2016). Pada penelitian ini

menggunakan rumus TDTA (Total Debt To Total Asset) dalam

menghitung tingkat solvabilitas perusahaan. Berdasarkan rumus

perhitungan solvabilitas yang dijelaskan oleh Fahmi (2011:127)

persamaan TDTA adalah sebagai berikut:

TDTA = Total Hutang

x 100 % Total Aktiva

Audit Report Lag = Tanggal Laporan Audit-Tanggal Tutup Buku

39

3. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba (Indirani,2016), kemudian Nufita (2017)

mendefinisikan Profitabilitas sebagai kemampuan aset yang

disediakan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan . Dalam

perhitungannya menggunakan rasio untuk menentukan sejauhmana

tingkat pencapaian operasi pada suatu periode. Dalam penelitian

ini, Profitabilitas diukur dengan menggunakan rumus ROA (

Return On Asset).Adapun rumus ROA yaitu (Kasmir, 2015:199):

ROA = EBIT/Total Aktiva x 100 %

4. Audit Tenure (X3)

Audit Tenure merupakan jangka waktu perikatan antara

KAP dengan perusahaan. Semakin lama perikatan, audit report lag

diduga akan semakin pendek karena auditor sudah mempunyai

pemahaman terkait bisnis perusahaan. Tenure auditor KAP ini

dihitung sejak tahun 2013 untuk menjaga validitas data. Audit

Tenur diukur dengan menghitung lama perikatan KAP dengan

klien pada tahun 2013-2017.

5. Reputasi KAP (Xmod)

Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu lembaga yang

memiliki izin dari pemerintah dalam hal ini menteri keuangan

Audit Tenure = ∑Lama Penugasan Akuntan KAP mengaudit perusahaan

40

yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai wadah

bagi Akuntan Publik untuk memberikan jasa audit (Gienam, 2016).

KAP the big four mempunyai keampuan yang lebih cepat dalam

menyelesaikan proses audit karena mempunyai sumber daya yang

memedai dan juga reputasi yang baik (Indriani,2014). Dalam

penelitian ini, Reputasi KAP diukur dengan menggunakan variabel

dummy sebagai berikut:

Dummy : 1 = perusahaan menggunakan jasa big four

0 = perusahaan yang tidak menggunakan jasa big

four

Tabel 3.1

Operasioal Variabel

No Nama

variabel Jenis Variabel Indikator Skala

1 Audit Report

Lag Dependen

Selisih jumlah hari antara tahun fiskal

31 Desember sampai laporan keuangan

auditan diterbitkan

Rasio

2 Solvabilitas Independen TDTA =

Total Hutang

Total Aktiva

x 100 % Rasio

3 Profitabilitas Independen ROA =

EBIT

Total Aktiva

x 100 % Rasio

4 Audit Tenure Independen Total periode penugasan Akuntan KAP

dalam Perusahaan interval

5 Reputasi

KAP Moderasi

Variabel dummy dengan nilai 1 untuk

KAP big four dan nilai 0 untuk KAP

non big four

Nominal

41

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah yang bersifat umum yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk

dipelajari dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2010:115). Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 tahun

2013-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terlampir

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi atau dalam istilah

matematika disebut sebagai himpunan bagian (Sugiyono, 2012). Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini mnggunakan metode purposive

sampling, yaitu sampel yang digunakan merupakan sampel yang dipilih

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun kriteria tersebut yaitu:

a. Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2017

b. Perusahaan indeks LQ 45 yang tidak konsisten terdaftar di BEI

sebelum 31 Desember 2013 sampai 31 Desember 2017

c. Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI sebelum 31

Desember 2013 dan masih terdaftar di BEI sampai dengan 31

Desember 2017 yang memiliki data yang diperlukan dalam

penelitian

42

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi

nonpartisipan, yaitu peneliti hanya mengamati dan mengumpulkan data

tanpa terlibat langsung didalamnya. Data yang digunakan adalah data

sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan pada laman Bursa

Efek Indonesia. Adapun data tambahan lainnya diperoleh dari jurnal,

artikel dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013:19) statistik deskriptif adalah suatu metode

analisis berupa gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum,

range,kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Dalam penelitian

ini statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan nilai maksimum,

minimum, rata-rata dan standar deviasi serta distribusi frekuensi pada

pengukuran dummy dari variabel independen dan moderator yaitu

Solvabilitas, Profitabilitas, Reputasi Kap, dana audit tenure. Pengolahan

data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini

memenuhi syarat dari uji asumsi klasik sehingga tidak menghasilkan hasil

43

uji yang bias dan bisa dipertanggungjawabkan. Adapun uji asumsi klasik

yang dijelaskan oleh Ghozali (2013) diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model

regresi dimana variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal, sebagaimana yang diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka asumsi statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Uji yang digunakan adalah uji one

sample Kolmogorov-smirnov dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika hasil pengujian menunjukkan signifikansi > 0,05 maka

data pada variabel terdistribusi normal

2) Jika hasil pengujian menunjukkan signifikansi < 0.05 maka

data pada variabel tidak terdistribusi normal

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikoloniearitas digunkan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Data yang baik adalah data yang variabelnya tidak

terjadimultikolonieritas.Dalam penelitian ini, uji multikoloniearitas

dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF dengan nilai

kritis. Adapun kriterianya sebagai berikut:

44

1) Jika nilai tolerance>0,10 berarti tidak dapat

multikoloniearitas

2) Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terdapat multikoloniearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dalam residual

atau pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013)

Regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas.

Dalam pengujian heteroskedastisitas ini menggunakan scatterplot

(nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID) dan uji

park. Pada uji park, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika

nilai signifikansi tiap variabel > 0,05 (Ghozali, 2013)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesaalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).

Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah

autokorelasi. Ketika autokorelasi mengganggu model regresi linear

maka akan menimbulkan bias pada bagian kesimpulan, model

45

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

(Ghozali,2013).

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan

uji Run Test. Run Test digunakan untuk menguji apakah antara

residual terdapat korelasi tinggi. Jika antara residual tidak terdapat

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random (Ghozali, 2013). Run Test berfungsi untuk melihat apakah

data residual terjadi secara random atau simetris.

Ho: Residual random atau acak (tidak terjadi autokorelasi)

Ha: Residual tidak random (terjadi autokorelasi)

Dikatakan terjadi autokorelasi jika nilai test signifikan <

0,05 dan jika nilai test signifikan > 0,05 maka tidak terjadi

autokorealsi.

G. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analsis

regresi moderat (MRA). Uji regresi moderasi pada penelitian ini dilakukan

dengan membuat regresi interaksi, akan tetapi variabel moderator tidak

berfungsi sebagai variabel independen. Jika variabel interaksi meberikan nilai

signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel tersebut dapat dikatakan sebagai

variabel moderasi (Ghozali, 2013)

1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square )

Koefisien determinasi ( ) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap dependen.

46

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil

berarti terdapat keterbatasan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen, sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberika hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).

2. Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model ayng digunakan

layak untuk memprediksi vaariabel Y. Jika nilai signifikansi yang

diperoleh < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen yang menandakan bahwa variabel-variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y (Ghozali, 2013)

3. Uji signifikansi parameter individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh

variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel

dependen. Adapun tingkat signifikansinya sebesar 5 % (0,05), maka

kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):

a. Jika nilai signifikansi t < 0,05, maka terdapat pengaruh yang

signifikan antara pengaruh variabel independen terhadap variabe

dependen

b. Jika nilai signifikansi t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen

47

Adapun persamaan regresi linear yang digunakan yatu :

Y = a + b.X1 + b2.X1 + b3. X3 + b4. (X1.X4) + b5. (X2.X4) +

b6.(X3.X4)

Keterangan :

Y = Audit Report Lag

a = Konstanta

b = Koefisien variabel

X1 = Solvabilitas

X2 = profitabilitas

X3 = Audit Tenure

X4 = Reputasi KAP

X4.X1 = Interaksi Reputasi KAP dengan solvabilitas

X4.X2 = Interaksi Reputasi KAP dengan profitabilitas

X4.X3 = Interaksi Reputasi KAP dengan audit tenure

E = Eror Term (tingkat kesalahan dalam penelitian)

49

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan

LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia tahun2013-2017. Teknik pengambilan

sampel ini adalah purposive sampling, dimana sampel yang digunakan

adalah sampel yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Adapun Prosedur pemilihan Sampel adalah

Sebagai Berikut :

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel

B

Berdasarkan Kriteria diatas, maka perusahaan yang memenuhi

syarat dalam penelitian ini sebanyak 207 perusahaan dalam periode 2013-

2017. Sampel pengujian adalah sebagai berikut. Terlampir

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan Indeks LQ 45 yang pernah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 70

2

Perusahaan indeks LQ 45 yang tidak konsisten

terdaftar di BEI sebelum 31 Desember 2013 sampai

31 Desember 2017

-28

3

Perusahaan Indeks LQ 45 yang tidak menyediakan

informasi laporan keuangan secara lengkap periode

2013-2017

0

4

Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI

sebelum 31 Desember 2013 dan masih terdaftar di

BEI sampai dengan 31 Desember 2017 serta

memiliki data yang diperlukan dalam penelitian

42

5 Data Outlier -3

5 Jumlah keseluruhan Perusahaan LQ 45 yang

diobservasi selama periode 2013-2017 207

50

B. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu audit

report lag sedangkan variabel independen menggunakan Solvabilitas,

Profitabilitas, Audit Tenure, kemudian variabel moderasinya adalah

Reputasi KAP. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan

perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2013-2017. Pengambilan periode 2013 karena akan digunakan untuk

mengukur audit tenure. Hasil analisis statistik deskriptif dan distribusi

frekuensi menggunakan aplikasi SPSS 23 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

ARL 207 15 107 60,77 18,229

Profit 207 ,02 57,72 12,9616 13,34224

Solva 207 8,52 659,01 56,8353 51,82318

AT 207 1 4 1,54 ,729

Valid N

(listwise) 207

Sumber : Data yang diolah (2018)

S

Sumber : Data yang diolah (2018)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Reputasi KAP

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Non BIg

four 38 18,4 18,4 18,4

Big Four 169 81,6 81,6 100,0

Total 207 100,0 100,0

51

1. Audit Report Lag (ARL)

Dari hasil deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel

dependen audit report lag menunjukkan rata-rata waktu mundur

penyelesaian audit untuk perusahaan LQ 45 tahun 2013-2017 adalah 61

hari sejak 31 Desember atau sejak berakhirnya tahun fiskal. Kemudian

beberapa perusahaan mempunyai masa audit report lag yang lebih pendek

maupun panjang dengan tingkat penyimpangan sebesar 18,229.

Selanjutnya perusahaan dengan masa audit report lag terpendek

adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2017 yaitu selama 15 hari.

Sedangkan masa audit report lag terpanjang dialami oleh PT Hanson

International Tbk dengan penyelesaian audit selama 107 hari pada tahun

2015. Jumlah observasi data dalam penelitian ini adalah 207 yang

mencerminkan seluruh sampel perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun.

Berikut adalah fenomena grafik audit report lag perusahaan LQ 45

periode 2013-2017

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi ARL

ARL Frekuensi

15 - 26,5 8

26,5 – 38 16

38 - 49,5 28

49,5 – 61 59

61 - 72,5 31

72,5 – 84 47

84 - 95,5 16

95,5 – 107 2

Sumber : Data yang diolah (2018)

52

Bedasarkan distribusi pada tabel 4.4, berikut adalah penyajian

dalam bentuk grafik

Gambar 4.1

Grafik Audit Report Lag

2. Profitablitias

Profitabilitas merupakan salah satu ukuran keberhasilan finansial

yang dapat dicapai perusahaan dalam satu periode. Dalam penelitian ini,

Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio ROA yaitu dengan

membandingkan EBIT dengan jumlah asetnya.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata prfotabilitas sebesar 12,96

perusahaan dengan tingkat profit terendah adalah PT Hanson Internasional

Tbk dengan ROA sebesar 0,02 sedangkan untuk perusahaan dengan

tingkat Profitabilitas tertinggi adalah PT Matahari Departement Store Tbk

0

10

20

30

40

50

60

70

15 - 26,5 26,5 - 38 38 - 49,5 49,5 - 61 61 - 72,5 72,5 - 84 84 - 95,5 95,5 - 107

Audit Report Lag

53

dengan ROA sebesar 57,72 untuk periode 2013-2017. Berikut adalah

fenomena grafik Profitablitias perusahaan LQ 45 periode 2013-2017

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Profitabilitas

Profitabilitas Frekuensi

0,02 - 7,02 88

7,02 - 14,02 52

14,02 - 21,02 36

21,02 - 28,02 10

28,02 - 35,02 1

35,02 - 42,02 5

42,02 - 49,02 4

49,02 - 56,02 10

56,02 - 63,03 1

Sumber: Data Diolah (2018)

Bedasarkan distribusi pada tabel 4.5, berikut adalah penyajian dalam

bentuk grafik

Gambar 4.2

Grafik Profitabilitas

Sumber: Data yang diolah 2018

0

20

40

60

80

100

0,02 -7,02

7,02 -14,02

14,02 -21,02

21,02 -28,02

28,02 -35,02

35,02 -42,02

42,02 -49,02

49,02 -56,02

56,02 -63,03

Profitabilitas

Profitabilitas

54

3. Solvabilitas

Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan

jumlah aktiva dengan jumlah utang baik yang bersifat jangka pendek

maupun jangka panjang.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata Solvabilitas perusahaan

LQ 45 sebesar 56,56 dengan standar deviasi sebesar 51,82. Kemudian

tingkat minimum Solvabilitas dimiliki oleh PT Hanson Internatioanl Tbk

yaitu 8,52 pada tahun 2013 sedangkan tingkat maksimum Solvabilitas

dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk yaitu 659,01 pada tahun 2013.

Berikut adalah fenomena grafik solvabilitas periode 2013-2017

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Solvabilitas

Solvabilitas Frekuensi

9 - 83 187

83 - 155 18

155 - 227 0

227 - 299 0

299 - 371 1

371 - 443 0

443 - 515 0

515 - 587 0

587 - 659 1

Sumber : data diola 2018

Berdasarkan distribusi pada tabel 4.6, berikut penyajiannya dalam

bentuk grafik.

55

Gambar 4.3

Grafik Solvabilitas

4. Audit Tenure

Audit tenure didefinisikan sebagai jangka waktu perikatan KAP

atau Auditor dengan perusahaan klien. Penelitian ini mengitung perikatan

audit sejak tahun 2013 untuk menjaga validasi data.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai minimum untuk variabel audit

tenure adalah 1 dan maksium adalah 4. Hal ini berarti bahwa perikatan

terpendek selama 1 tahun dan perikatan terpanjang selama 4 tahun dengan

rata-rata 2 periode dalam periode 2013-2017. Perusahaan yang tergolong

dalam LQ 45 tahun 2013-2017 rata-rata menggunakan KAP yang sama

selama 5 tahun dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,729;

5. Reputasi KAP

Penelitian ini menggunakan Reputasi KAP sebagai variabel

independen yang diduga dapat mempengaruhi audit report lag. Reputasi

KAP dibagi menjadi dua kategori yaitu big four dan non big four Jenis

0

50

100

150

200

9 - 83 83 -155

155 -227

227 -299

299 -371

371 -443

443 -515

515 -587

587 -659

Solvabilitas

Solvabilitas

56

variabel yang digunakan adalah variabel dummy dimana kategori big four

adalah 1 dan non big four adalah 0.:

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata 0,81 untuk KAP big four,

berarti 82% atau 167 perusahaan LQ 45 menggunakan KAP big four dan

18 % atau 38 Perusahaan LQ 45 menggunakan KAP non big four untuk

periode 2013-2017

C. Hasil Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa sampel yang di

ambil representatif. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov

Smirnov dengan perumuasan hipotesa sebagai berikut :

a. Jika sig.< 0,05, maka data tidak normal

b. Jika sig. > 0,05, maka data normal

Tabel 4.7

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 207

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 17,31819054

Most Extreme Differences Absolute ,053

Positive ,032

Negative -,053

Test Statistic ,053

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data yang diolah (2018)

57

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal

dimana nilai probabilitas pada Kolmogorv-Smirnov sebesar 0,200 lebih

besar dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikina

dapat disimpulkan bahwa data telah memenuhi uji asumsi klasik

normalitas.

Untuk memperkuat hasil yang diperoleh, maka berikut disajikan

dalam bentuk grafik P-Plot. Pada grafik P-Plot, dikatakan normal jika

penyebaran data berada disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti

arah garis diagonal

Gambar 4.4

Garfik Normal P-Plot

Sumber : Data yang diolah (2018)

Pada grafik 4.4 terlihat bahwa penyebaran data berada disekitar

garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal, hal ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas

58

2. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonierritas bertujuan untuk menguji apakah regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model rergresi yang baik

adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen dimana ketika

terjadi korelasi maka akan menyebabkan variabel tidak ortogoal, ortogonal

diartikan sebagai variabel independen yang nilai korelasinya sama dengan

nol (Ghozali,2013). Untuk mengidentifikasi keberadaan dari

multikolonieritas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation

Factor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai

Tolerance lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1 berarti tidak

terjadi multikolonieritas. Sebaliknya, jika VIF lebih dari 10 dan Tolerance

kurang dari 0,1 dan lebih dari 1 berarti terjadi multikolonieritas. Adapun

perumusan hipotesa adaah sebagai berikut:

Ha : tidak multikolonieritas

Ho : multikolonieritas

Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian

multikolonieritas sebagai berikut

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 54,496 4,437 12,283 ,000 Profit -,043 ,024 -,121 -1,775 ,077 ,959 1,042

Solva ,227 ,092 ,166 2,462 ,015 ,977 1,023

AT -1,061 1,688 -,042 -,628 ,530 ,981 1,019

ReputasiKAP 9,040 3,196 ,192 2,828 ,005 ,965 1,036

a. Dependent Variable: ARL

59

Sumber : Data yang diolah (2018)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua variabel independen dan

moderator yang digunakan mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0,1

dan mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat dinyatakan

bahwa variabel tersebut bebas dari masalah multikolonieritas. Dengan

demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel tidak

menimbulkan gejala multikolonieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke periode pengamatan yang lain. Adapun cara untuk mengetahui

keberadaan heteroskedastisitas ini dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara

nilai prediksi variabel dependen dan residualnya (Ghozali, 2013)

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data yang diolah (2018)

60

Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar

secara merata diatas dan dibawah angka 0 atau antara 2 dan -2 pada sumbu

Y dan titik-titik tersebut tidak menunjukkan suatu pola tertentu atau

dengan kata lain memenuhi persyaratan yang ada, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi

klasik dan layak digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh

keyakinan yang lebih kuat maka dilakukan uji park. Berikut adalah hasil

uji park

Tabel 4.9

Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,530 ,519 8,734 ,000

ReputasiKA

P ,431 ,374 ,081 1,154 ,250

Solva ,005 ,003 ,126 1,783 ,076

AT -,305 ,197 -,108 -1,547 ,123

Profit -,003 ,011 -,016 -,235 ,815

a. Dependent Variable: lnut2

Sumber : Data yang diolah 2018

Dari tabel 4.9 dapat dikatahui bahwa nilai signifikansi koefisien parameter

variabel masing-masing lebih dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa penelitian ini

tidak terjadi heteroskedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), dimana jika terjadi

61

korelasi maka terdapat permasalahan autokorelasi (Ghozali, 2013). Untuk

mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan uji Runs Test

(Ghozali, 2013). Adapun dasar keputusan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut :

a. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka terdapat gejala

autokorelasi

b. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat

autokorelasi. Berikut adalah tabel penyajian hasil uji Runs Test:

Tabel 4.10

Hasil Uji Runs Test

Runs Test

Unstandardiz

ed Residual

Test Valuea ,37030

Cases < Test Value 103

Cases >= Test

Value 104

Total Cases 207

Number of Runs 101

Z -,487

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,626

a. Median

Sumber : Data yang diolah (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)

adalah sebesar 0,626 yang artinya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kebenaran hipotesa yang telah dibentuk. Uji Hopetsis melalui MRA

62

1. Uji Hipotesis Regresi Muderat

a. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui

kemampuan variabel independen solvabilitas, profitabilitas, audit

tenure dalam menjelaskan variabel dependen yaitu audit report lag.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,306a ,093 ,066 17,615

a. Predictors: (Constant), RKAPmodAT, Profit, Solva, AT,

RKAPmodProfit, RKAPmodSolva

Sumber : Data yang diolah (2018)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square 0,066

atau 6,6%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel solvabilitas ,

profitabilitas dan audit tenure hanya menjelaskan 6,6 % variance dari

audit report lag.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui kelayakan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Berikut adalah

tabel hasil uji F

63

Tabel 4.12

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6399,135 6 1066,523 3,437 ,003b

Residual 62055,735 200 310,279

Total 68454,870 206

a. Dependent Variable: ARL

b. Predictors: (Constant), RKAPmodAT, Profit, Solva, AT, RKAPmodProfit,

RKAPmodSolva

Sumber ; Data yang diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar

0,003 < 0,05 berarti variabel tersebut signifikan. Dengan demikian,

model dalam penelitian ini dapat dikatakan sudah fit.

c. Uji Signifikansi Parameter Individal (Uji t )

Uji staistik t digunakan untuk mengidentifikasi tingkat

signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05.

Jikai nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut penyajian hasil uji t :

64

Tabel 4.13

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 61,931 3,644

16,99

7 ,000

Solva -,078 ,055 -,221

-

1,401 ,163

Profit ,230 ,205 ,168 1,124 ,262

AT -3,820 3,292 -,153

-

1,161 ,247

RKAPmodSol

va ,042 ,059 ,117 ,709 ,479

RKAPmodProf

it ,007 ,215 ,006 ,035 ,972

RKAPmodAT 3,348 3,155 ,166 1,061 ,290

a. Dependent Variable: ARL

Sumber: Data yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.13, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut

Y = 61,931 -0,078 X1+0.230 X2 – 3,820 X3 + 0,042 (X4.X1)

+0,007 (X4.X2) + 3,348 (X4.X3) + 3,644

Keterangan:

Y = Audit Report Lag

X1 = Solvabilitas

X2 = profitabilitas

X3 = Audit Tenure

X4 = Reputasi KAP

X4.X1 = Interaksi Reputasi KAP dengan solvabilitas

X4.X2 = Interaksi Reputasi KAP dengan profitabilitas

X4.X3 = Interaksi Reputasi KAP dengan audit tenure

E = Eror Term (tingkat kesalahan dalam penelitian)

65

Hipotetsis 1 : Solvabilitas berpengaruh terhadap Audit Report

Lag

Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang

dimiliki Solvabilitas sebesar 0,163 berarti menunjukkan angka lebih

besar dari 0,05 atau tdak signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis pertama (H1) yang menyatakan Solvabilitas

berpengaruh terhadap audit report lag.

Hipotesis 2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Audit Report lag

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang dimiliki

Profitabilitas sebesar 0,262 nilai ini terlihat diatas 0,05 berarti penelitian

atas Profitabilitas tidak signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesisi kedua (H2).

Hipotesis 3 : Audit Tenure berpengaruh terhadap Audit Report

Lag

Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dapa audit

tenure sebesar 0,247, nilai ini menunjukkan angka lebih besar dari 0,05

berarti tidak terdapat signifikansi. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak

mendukung hipotesis ketiga dikarenakan nilai probabilitas audit tenure

lebih besar dari 0.05.

Hipotesis 4 : Reputasi KAP memoderasi pengaruh solvabilitas

terhadap audit report lag

Tabel 4.13 menunjukkan nilai signifikansi dari hasil uji moderasi

atau interaksi antara Reputasi KAP dengan solvabilitas sebesar 0,479 lebih

66

besar dari 0,05 berarti menunjukkan angka yang tidak signifikan. Dengan

demikian, penelitian ini tidak mendukung hipotesis keempat (H4) yang

menyatakan Reputasi KAP memoderasi pengaruh solvabilitas terhadap

audit report lag

Hipotesis 5 : Reputasi KAP memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap aduit report lag

Berdasarkan tabel 4.13 dikatahui bahwa interaksi antara Reputasi

KAP dengan profitabilitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,972

> 0,05 berarti tidak signifikan. Hasil pengujian ini tidak mendukung

hipotesis kelima (H5) dikarenakan nilai signifikansi pada interkasi

Reputasi KAP dengan profitabilitas lebih besar dari 0,05.

Hipotesis 6 : Reputasi KAP memoderasi pengaruh audit tenure

terhadap audit report lag

Tabel 4.13 menunjukkan nilai signifikansi dari hasil interaksi

Reputasi KAP dengan audit tenure sebesar 0,290 > 0,05 berarti tidak

signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung

hipotesis keenam (H6) yang menyatakan Reputasi KAP memoderasi

pengaruh audit tenure terhadap audit report lag.

E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

1. Solvabilitas berpengaruh terhadap Audit Report Lag

67

Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama (H1)

karena nilai signifikansinya yaitu 0,163 lebih besar dari 0,05 berati tidak

signifikan. Tinggi atau rendahnya hutang suatu perusahaan tidak

berdampak pada jangka waktu pengauditan atau audit reprot lag. Hal ini

disebabkan karena auditor dalam melaksanakan tugas auditnya telah

melakukan perencanaan sebelum memulai mengaudit termasuk target

penyelesaian audit termasuk waktu penyelesaian audit hutang.

Gienam (2016) mengemukakan bahwa pada dasarnya auditor harus

dan telah memiliki serta menyiapkan waktu dan kemampuannya untuk

melakukan proses audit. kemdian Permatasari (2012) mengutarakan bahwa

proporsi hutang terhadap aset mengidikasikan kondisi keuangan

perusahaan. Dengan demikian semakin besar proporsi hutang terhadap

total aset, maka makin besar kemungkinan kerugian perusahaan sehingga

auditor lebih berhati-hati dalam mengaudit laporan keuangan (Carslaw dan

Kaplan, 1991). Namun, terdapat perusahaan yang mengalami tekanan dari

debitur untuk menyampaikan laporan keuangaanya lebih cepat karena

kreditur tersebut ingin memprediksi kemampuan perusahaan dalam

melunasi hutangnya dimasa mendatang (Abdulla, 1996). Kedua spresepsi

ini menyebabkan rasio solvabilitas secara signifikan tidak berpengaruh

terhadap audit report lag.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gienam (2016) dan Juanita (2016) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara solvabilitas terhadap audit report lag.

68

Namun hasil uji hipotesis dalam penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Utama dan Wulandari (2016) yang menyatakan bahwa

Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hasil yang

berbeda juga ditemukan dalam penelitian Indirani (2014) dan Herni dkk

(2016) yang menyatakan solvabilitas berpengaruh terhadap audit reprot

lag

2. Profitabilitas berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Hasil uji hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa Profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap audit report lag, hal ini dilihat dari nilai

probabilitasnya yaitu 0,262 lebih lebih besar dari 0.05 berarti hasil ini

tidak signifikan. Dengan demikian, Penelitian ini tidak mendukung

hipotesis kedua (H2). Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa seorang

auditor harus berhati-hati dalam mengaudit, terutama jika perusahaan

mengalami kerugian terlebih, jika perusahaan mengalami kerugian karena

kegagalan financial atau kecurangan manajemen (Permatasari, 2012).

Sementara disisi lain, pihak manajemen mendapatkan tekanan dari

investor untuk segera menerbitkan laporan keuangan audit dengan cepat

karena investor ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam

membayar deviden di masa mendatang (Scott, 2003). Akibat adanya

konflik kepentingan ini maka diindikasi profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap audit report lag.

69

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gienam (2016), kartika (2011) dan permatasari (2012) yang menyatakan

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini

berarti perusahaan LQ 45 harus melakukan pelaporan keuangan secara

tepat waktu sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang

berlaku. Ditinjau dari kabar baik maupun buruk yang akan diterima

investor megenai profitabilitas perusahaan, maka kondisi ini tidak

memberikan dampak atas keterlambatan pempublikasian laporan keuangan

yang sudah diaudit.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nufita (2017), Indrani (2014) Herni dkk (2016) yang menyatakan

bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian ini

juga tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu perusahaan yang memiliki

tingkat Profitabilitas yang tinggi akan memberikan dampak pada

percepatan pelaporan keuangan sebab perusahaan cenderung akan

mempublikasikan informasi lebih cepat kepada investor jika profit

perusahaan dalam kondisi baik (Nufita, 2017)

3. Audit Tenure berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa audit

tenure tidak berpengaruh terhadap audit report lag, dengan demikian hasil

uji ini tidak mendukung hipotesis ketiga (H3). Hasil ini dapat dilihat dari

nilai probabilitas audit tenure sebesar 0,247 > 0,05 berarti nilai tersebut

70

tidak signifikan. Audit tenure tidak memberikan pengaruh terhadap

panjang atau pendeknya audit report lag dikarenakan pada dasarnya setiap

KAP akan memberikan jasa terbaik buat kliennya dan tidak melihat

apakah klien tersebut lama atau baru (Rasmini dan Paptika, 2016).

Meskipun Seorang auditor mempunyai penugasan cukup lama dalam

mengaudit klien belum tentu menciptakan pengetahuan yang baik,

penugasan yang lama justru akan membuat auditor menjadi tidak

independen dan profesional dalam menjalankan tugasnya (Rustiarini dan

Ni Wayan, 2013).

Hal ini berarti lamanya penugasan auditor harus disertai sikap

yang independen, profesional serta kemampuan yang baik dalam

menjalankan tugas audit. selain itu, adanya imigrasi sistem pada

perusahaan dapat menjadi faktor masa audit report lag yang panjang,

sebab perpindahan sistem ini akan menimbulkan laporan yang tidak

terpercaya atau terdapat sejumlah angka yang tidak sesuai dengan bukti

yang ada, kondisi ini tentu saja tidak ada kaitannya dengan lama atau

tidaknya auditor yang bertugas.

Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian Lee et al

(2009),bahwa semakin suatu perusahaan menjadi klien dari KAP maka

semakin singkat audit report lag. Hasil yang berbeda juga ditemukan

dalam penelitian Dwi (2014), Kusumah dan Daniel (2016), bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara audit tenure terhadap audit report lag.

Kemudian penelitian luar negeri yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan

71

(2011), dan Pham (2014) mengenai audit report lag dengan menggunakan

variabel dependen audit tenure menghasilkan temuan bahwa audit tenure

memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag.

4. Reputasi KAP memoderasi pengaruh Solvabilitas terhadap Audit

Report Lag

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.9 diketahui bahwa

interaksi antara solvabilitas dengan Reputasi KAP memiliki nilai β sebesar

-0,001 dengan nilai signifikansi sebesar 0,479 > 0,05 berarti Reputasi KAP

tidak mampu memoderasi pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag.

Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis keempat

(H4) yang menyatakan Reputasi KAP memoderasi pengaruh solvabilitas

terhadap audit report lag.

Hasil penelitian ini tidak memberikan adanya dampak dari

Reputasi KAP kepada pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag.

Dalam melaksanakan tugas audit bagi perusahaan yang memiliki tingkat

solvabilitas tinggi maupun rendah tidak akan mempengaruhi proses

penyelesaian pemeriksaan laporan keuangan, karena pada dasarnya auditor

yang telah mendapat penugasan tersebut telah menyiapkan target waktu

penyelesaian pengauditan hutang (Utama dan Ni Putu, 2016).

Menurut SA seksi 326 (PSA No,07) menyatakan bahwa auditor

harus menyelesaikan audit dalam jangka waktu dan biaya yang wajar.

Dengan demikian KAP yang tergolong dalam big four maupun non big

72

four akan menjaga kualitas auditnya agar dapat mempertahankan kepuasan

klien. Kualitas audit dapat berupa ketepatan waktu dalam menyelesaikan

laporan audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Utama dan Ni Putu (2016) yang menyatakan bahwa besar

kecilnya KAP yang mangaudit hutang suatu perusahaan tidak akan

berpengaruh terhadap masa audit reprot lag.

5. Reputasi KAP memoderasi Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit

Report Lag

Pada tabel 4.8dapat diketahui bahwa nilai interkasi antara

profitabilitas dengan Reputasi KAP mempunyai nilai β sebesar 0,007

dengan signifikansi 0,972 > 0,05 berarti tidak signifikan. Dengan demikian

hipotesis kelima (H5) yang menyatakan Reputasi KAP memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag ditolak.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa Reputasi KAP tidak

berdampak pada pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag. Tinggi

rendahnya profit yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan

mempengaruhi proses audit (Utama dan Ni Putu, 2016). Berdasarkan

SPAP bahwa seorang auditor harus bersikap profesional yaitu setiap

auditor memiliki pengetahuan yang memadai dan dapat meberikan

keyakinan atas tanggung jawabnya, sehingga laba yang tinggi atau rendah

pada perusahaan akan diaudit oleh KAP big four maupun non big four

73

secara profesionalitas. Kemudian KAP big four maupun non big four akan

memberikan jasa yang terbaik agar dapat mempertahankan klien.

Selain itu, salah satu sikap yang harus dimiliki oleh soerang auditor

adalah independen, dengan demikian auditor harus melakukan audit laba

atau rugi secara benar dan tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak

manajemen atau pihak lain yang bersngkutan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama dan Ni Putu

(2016) yang menyatakan bahwa Reputasi KAP tidak memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag.

6. Reputasi KAP memoderasi pengaruh Audi Tenure terhadap Audit

report lag

Pada tabel 4.13 diketahui bahwa nilai interaksi antara Reputasi

KAP dengan audir tenure memepunyai nilai β sebesar 3,348 dengan

signifikansi sebesar 0,290 > 0,05 berarti tidak signifikan. Dengan

demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis keenam yang

menyatakan Reputasi KAP memoderasi pengaruh audit tenure terhadap

audit report lag.

Audit tenure merupakan lama waktu penugasan auditor KAP dalam

mengaudit klien yang sama, hal ini sesuai dengan PP No 20 tahun 2015.

Hasil penelitian ini meberikan infromasi bahwa lama atau tidaknya suatu

auditor mengaudit klien yang sama, tidak akan berdampak pada cepat atau

lambat laporan audit selesai. Setiap KAP baik big four maupun non big

74

four akan menjaga sikap independensi atau hubungan kedekatan dengan

klien. Menurut Standar Audit seksi 220.1 SPAP (2011) dijelaskan bahwa

auditor harus bersikap indpenden yaitu tidak dapat dipengaruhi oleh pihak

manapun karena ia mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan umum.

Dengan demikian, lama atau tidak seorang auditor baik big four

maupun non big four yang mengaudit klien yang sama, tidak akan

mengganggu prosedur dan perencanaan audit termasuk jangka waktu

penyelesaian audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Maemunah dkk (2017) yang menyatakan bahwa Reputasi

KAP tidak berdapak pada pengaruh audit tenure terhadap audit report lag

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Solvabilitas,

Profitabilitas, dan audit tenure yang dimoderasi oleh Reputasi kAP pada

perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017. Pada

data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terdapat

190 sampel dengan menggunakan uji regresi berganda dan MRA, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag

2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag

3. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit report lag

4. Reputasi KAP tidak memoderasi pengaruh Solvabilitas terhadap

audit report lag

5. Reputasi KAP tidak memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap

audit report lag

6. Reputasi KAP tidak memoderasi pengaruh audit tenure terhadap audit

report lag

76

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ini masih banyak

terdapat kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh

karena itu, untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik untuk masa depan

maka berikut beberapa masukan untuk peneliti berikutnya, diantaranya:

1. Peneliti berikutnya sebaiknya mencari referensi yang lebih banyak

lagi

2. Peneliti berikutnya sebaiknya menggunakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi audit report lag diantaaranya, Reputasi perusahaan,

spesialisasi auditor, sektor industri

3. Peneliti berikutnya sebaiknya menngunakan objek perusahaan lain

77

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S., & Ahmad-Zaluki, N. A. 2012. “Auditor Industry Specialism and

Reporting Timeliness”. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65,

873-878

Abdulla, J.Y.A., 1996, “The Timeliness of Bahraini Annual Reports”, Advances

in International Accounting, 9: 73–88.

Ahmad, M., Mohamed, H., & Nelson, S.P. (2016). “The Association between

Industry Specialist Auditor and Financial Reporting Timeliness – Post

MFRS Period”. Elsevier: Procedia – Social and Behavioral Science. Vol.

219 (2016): 55-62.

Al Bhoor, Abdelrahman Yousef; Khamees, Basheer Ahmad. 2016. “Audit Report

Lag, Audit Tenure and Auditor Industry Specialization; Empirical

Evidence from Jordan Jordan Journal of Business Administration”, Vol.

12, p459-479. 21p.

Anissa, Nur. 2004. “Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Kajian

Atas Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor, dan Opini Audit” .42-53,.

Anonim. “Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan

Publik”. Diakses tanggal 20 Mei 2018, dari www.pppk.kemenkeu.go.id

Arifa, A.N. 2013. “Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag

dan Total Lag”. Accounting Analysis Journal. Vol. 2 (2),: 172-181.

Arifin. 2005 “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate

Governance Pada Perushaan Di Indonesia (Tinjauan Prespektif Teori

Keagenan)”,Universitas Diponergoro , Semarang

Arifin, A. dkk. 2015. “Audit Report Lag Ditinjau dari Karakteristik Perusahaan

Go Public”. Syariah Paper Accounting FEB UMS: 527-542,

Arma, E.U. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Jurnal

Akuntansi. Vol. 1 (3): 1-30,

AyuShabrina, Fina . 2014 “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

terhadap Audit Report Lag”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Berliana, R. 2015. “The Effect of Workload, Auditor Tenure, Specialist Auditor,

and Public Accounting Firm Size on Audit Report Lag”. Social Science

Research Network (SSRN): eLibrary,

Bapepam. “Keputusan Bapepam dan LK Nomor KEP-431/BL/2012”,

78

Blankey, A.I., Hurtt, D.N., & MacGregor, J.E. 2015. “Are Lengthy Audit Report

Lags a Warning Signal?”. Current Issues in Auditing. Vol. 9 (2): P19-P28.

Boynton, C, William., Raymond N. Johnson and Walter G. Kell 2001. “Modern

Auditing”, Sixth Edition, john Wiley & Sons Inc.

Carslaw, C.A.P.N., and Kaplan, S.E. 1991. An Examination of Audit Delay:

Further Evidnece from New Zealand. Accounting and Business Research.

Vol.22 (82), (Winter): pp:21-32.

Connelly, B.L.,S.T Certo., R.D. Ireland., dan C. R. Reutzel . 2011.“Signalling

Theory: A Review And Assessment.”. Journal Of Management. Vol.37,

No.1 Hal . 39-67.

Deanta, A. 2006.”Exel untuk Akuntansi dan Manajemen Keuangan”. Yogyakarta:

Andi

Dao, M., & Pham, T. 2014.”Audit tenure, Auditor Specialization and Audit

Report Lag”. Managerial Auditing Journal, 29 (6): p. 490-512.

Dewi, S.G.P. 2014.”Pengaruh Kualitas Audit dan tenure audit Terhadap Audit

Report Lag (ARL) dengan Spesialisasi Auditor Industri sebagai Variabel

Moderasi (Studi empiris pada Perusahaan-Perusahaan manufaktur yang

Listing di BEI Tahun 2010-2012)”. Skripsi Program Sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Ettredge, Michael L., Chan Li., dan Lili Sun. 2006. “The Impact of SOX Section

404 Internal Control Quality Assessment on Audit Delay in the SOX Era”.

Auditing: A Journal of Practice & Theory, 25 (2): 1-23.

Fahmi, Irham. 2011.“Analisa laporan Keuangan” , Bandung: Alfabeta.

Fodio, M.I. et al. 2015. “IFRS Adoption, Firm Traits and Audit Timeliness:

Evidence from Nigeria”. Acta Universitatis Danubius. Vol. 11 (3): 106-

119.

Febrianty.2011.Faktor–Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay

Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007–

2009”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) vol. 1

Ghozali, Imam. 2013.”Aplikasi Analisi Multivariate dengam Program IBM SPSS

21.” Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Gienam, Sugiman. 2016.”Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag

pada Perusahaan Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”, Majalah Ilmiah Informasi dan teknologi

informasi. Vol. XI. No.1. ISSN: 2339-210X

79

Giri, E.F. 2010. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi

KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”.

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto: Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto.

Givoly. D., & Palmon. D.1982. “Timeliness of Annual Earnings Announcements:

Some Empirical Evidence”. The Accounting Review, 7(3)

Habib, Ahsan and Bhuiyan, Md. Borhan Uddin. 2011.“Audit Firm Industry

Specialization and the Audit Report Lag”.Journal of International

Accounting, Auditing and Taxation, Vol. 20, No. 1, pp. 32-44,

Handayani, A. T W. 2017.“Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh

Penerapan E-Audit dan Lingkungan Kerja Audit Terhadap Kualitas

Temuan Audit Dalam Fraud Audit Di Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia”Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta .

Handayani, Ade Putri dan Made Gede Wirakusuma. 2013. “Pengaruh

Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi KAP pada Ketidaktepatwaktuan

Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Di BEI”. Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 4(3) h:472-488.

Harian Kontan.” Ada 52 emiten yang belum serahkan lapkeu 2012” diakses pada

tanggal 30 Mei 2018 dari https://investasi.kontan.co.id/news/ada-52-

emiten-yang-belum-serahkan-lapkeu-2012

Harian Kontan.” Ini dia 49 emiten yang kena sanksi BEI” diakses pada 30 Mei

2018 dari https://investasi.kontan.co.id/news/ini-dia-49-emiten-yang-kena-

sanksi-bei

Harian Detik.”Telat Sampaikan Lapkeu, Perdagangan Saham 14 Emiten Ini Disetop

BEI” diakses pada tanggal 30 Mei 2018 dari https://finance.detik.com/bursa-dan-

valas/d-3266822/telat-sampaikan-lapkeu-perdagangansaham-14-emiten-ini

disetop-bei

Harian Kompas.” OJK:Emiten Telat Sampaikan laporan Keuangan, Denda 1

Juta” dikaes pada 30 Mei 2018 dari https://ekonomi.kompas.com/read/

2015 /08/03/184300426/OJK. Emiten. Telat.Sampaikan .Lapo ran.

Keuangan. Denda.Rp.1.Juta.PerHari

Harian liputan6.” Belum Sampaikan Laporan Tahunan, BEI Beri Sanksi ke 63

Emiten” diaskes pada tanggal 31 Mei 2018 dari https://m.liputan6.

com/bisnis/read/2532990/belum-sampaikan-laporan-tahunan-bei-beri-

sanksi-ke-63-emiten

80

Harian Neraca.”payah, 52 Emiten Telat Lporkan Keuangan” diaskes pada tanggal

31 Mei 2018 dari http://www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-

telat-laporkan-keuangan pada 31 Mei 2018

Harian Merdeka.” 54 Emiten terlambat sampaikan laporan keuangan

2011”diakses pada 31 Mei 2018 dari https://www.merdeka.com/uang/54-

emiten-terlambat-sampaikan-laporan-keuangan-2011.html

Hashim, U.J.B. & Rahman, R.B. 2011. “Reviewing The Literature on Audit

Report Lag and Corporate Governance”. Social Science Research

Network (SSRN): eLibrary.

Herni, Kurniawati Fanny A S dan Septian B K. 2016.“Pengaruh Solvabilitas,

Segmen Operasi, Dan Reputasi Kap Terhadap Audit Delay Pada

Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”Jurnal Akuntansi/Volume XX, No.

3: 448-45

Indriani, T.D.W. 2014. “Pengaruh Reputasi Perusahaan, Profitabilitas,

Solvabilitas, Jenis Industri, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap

Audit Delay”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Irakusuma, Made Gde.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu

Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”. Simposium Nasional Akuntansi

VII: 1202-1222.

Jama’an. 2008.”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kaualitas

Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan

(Studi Pada Perusahaan Publik DI BEI)”. Tesis, Universtas Diponegoro,

Semarang.

Jensen, Michael C. dan Clifford H, Smith Jr., 1984.” The Modern Theory of

Corporate Finance “.McGraw –Hill.

Johnson, V.E., I.K. Khurana, dan J.K. Reynolds. 2007. “Audit-Firm Tenure and

the Quality of Financial Reports.Contemporary AccountingResearch 19

(4): 637– 660

Juanita, Greta dan Satwiko, Rutji. 2004.“Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan

Publik, Kepemilikan, Laba Rugi, Profitabilitas Dan Solvabilitas

Terhadap Audit Report Lag”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 14, No. 1,

Hal: 1-40, 2012.

Kieso, Donald et al. 2013. “Financial Accounting IFRS Edition”. USA: Wiley

Kartika, Andi. 2011.“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Factors Affecting The

81

Audit Delay on listed The Manufacturing Company in BEI”. Dinamika

Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 2, 152 – 171.

Kasmir. 2015. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajat. 2013.”Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Edisi 4. PT

Erlangga : Jakarta

Latrini, M.Y dan Anggreni N.K.A.A. 2016. ”Poran Keuangan Auditan Dengan

Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Pemoderasi” E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana Vol.15.2.: 832-846. ISSN: 2302-8556.

Lee, Ho-Young, Mande, Vivek and Son, Myungsoo. 2009. “Do Lengthy Audit

Tenure and the Provision of Non-Audit Service by the External Auditor

reduce Audit report Lags?”.Intenational Journal of Auditing, 13 (2), pp:

87104.

Lennox, C. 2000. Do Companies Successfully Engage in Opinion Shopping?

Evidence from the UK. Journal of Accounting and Economics. Vol. 29,p.

321-337.

Lestari, Dewi. 2010. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit delay (Studi

Empiris pada Perusahaan Customer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)”.Skripsi. Semarang : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponergoro

Lianto, N. & Kusuma B.H. 2010. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap

Audit Report Lag”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 (2): 97-106.

Maemunah Mey., Pupung. P.,Chintya.A.F. 2015.”Pengaruh Tenure Audit,

Reputasi KAP Dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit

Report Lag ( Studi Kasus Pada Perusahaan Costumer Goods Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”. Prosiding

Akuntansi. ISSN: 2460-6571.

Maemunah, Mey., Pupung. P., Muhammad. Y. 2017.” Pengaruh Reputasi

perusahaan dan audit tenure terhadap audit report lag dengan Reputasi

KAP sebagai variabel moderasi”. Prosiding Akuntansi. Vol.4.No 2.ISSN

2460-6561

Manurung, Daniel T.H., dan Kusumah R. W.R. 2016. ”Pengaruh Kualitas Audit,

Tenur Audit Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri

Auditor Sebagai Variabel Moderasi”.Reserach Proposal. Unversitas

widyatama.

82

Mukhtaruddin., Ririn Oktarina.,Relasari ., Abukosim, 2015. "Firm and Auditor

Characteristics, and Audit Report Lag in Manufacturing Companies Listed

on Indonesia Stock Exchange during 2008-2012," Expert Journal of

Business and Management, Sprint Investify, vol. 3(1)

Ni Luh Sari Widhiyani. N.L.S. dan Ni Made D.A.M. 2016.“Pengaruh Reputasi

Perusahaan dan Profitabilitas Pada Audit Delay Dengan Reputasi Kap

Sebagai Variabel Pemoderasi”.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Vol.16.ISSN: 2302-8556.

Ningsih, I. G.A.P.S. dan N.L.S. Widhiyani. 2015. “Pengaruh Reputasi

Perusahaan, Laba Operasi, Solvabilitas, dan Komite Audit Pada Audit

Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 12.3 : 481-495.

Nufita, Isti. 2017.” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag:Studi

Kasus Di Indonesia”. Jurnal Profita Edisi 4

Nuritomo dan frederik. R.R. 2016. “Pengaruh Audit Tenure Dan Afiliasi Kap

Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor

Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang

Terdaftar di BEI Periode Tahun 2014-2015)”. Skripsi. Universitas Atma

Jaya Yogyakarta.

OJK. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016, 2016

Permatasari,V.Marlinda. 2012.“Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,Reputasi

Perusahaan, Reputasi KAP, dan Opini Auditor”. Skripsi. Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta,

Panjaitan, Z.F., Wahidahwati, & Amanah, L.2013.“Faktor-faktor yang

Memengaruhi Audit Delay dan Timeliness atas Penyampaian Laporan

Keuangan”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 2 (11).

Pemerintah Republik Indonesia. 2015.“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik”, Jakarta.

Pourali, Mohammad Reza, Mahshid Jozi, Keramatollah H.R, Gholam R.T, dan

Faramarz Niaz.”Investigation of Effective Factors in Audit Delay:

Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE)”. Research Journal of

Applied Sciences, Engineering and Technology. 5(2), pp:405-410.2013.

Prince.et.al. 2012.“Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies:

Empirical Evidence Research”. Journal of Finance and Accounting, ISSN

2222-1697 (Paper).ISSN 2222-2847 (Online), 3 (6).

83

Wardhani,Putr.A., & Raharja, S. 2013.“Analisis Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Audit Report Lag”. Diponegoro Journal Of Accounting, 2, 1–11.

ISSN (Online): 2337-3806.

Putri Alvyra N.I . 2014.” Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit

Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2012”, Vol. 3 No. 2 , 1-10,Universitas

Diponegoro, Semarang

Rahayu, Sri., dan Ariesetiawan, Aldy .2015.” Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern”. e-Proceedingof Management, 402-409.

Rasmini, N.K dan Putu, H.Y.P. 2016.“Pengaruh Audit Tenure, Pergantian

Auditor Dan Financial Distress Pada Audit Delay Pada Perusahaan

Consumer Goods”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana . Vol.15.3.

Juni (2016): 2052-2081. ISSN: 2302-8556.

Rachmawati, Sistya., 2008.”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap

Audit Delay dan Timeliness”. Universitas Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan

Keuangan, Vol. 10, No. 1, Mei 2008: 1-10,

Rustiarini, N.W. & Sugiarti, N.W.M. 2013.” Pengaruh Karakteristik Auditor,

Opini Audit, Audit Tenure, dan Pergantian Auditor pada Audit Delay”.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Vol. 2 (2): 657-675.

Sari K.H., dan Priyadi M.P. 2016.”faktor yang mempengaruhi audit delay pada

perusahaan manufaktur tahun 2010-2014”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume

5, Nomor 6, Juni 2016. ISSN : 2460-0585.

Scott, William R. 2003.” Fincancial Accounting Theory” Third ed, University of

Waterloo, Prentice-Hall

Standar Audit seksi 326 PSA No.07

Standar Audit seksi 220.1 SPAP (2011)

Sugiyono. 2013.”Metode penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011.”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta

84

Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiatif, Kualitatif

dan R & D”. Bandung : Alfabeta

Susilawati, Cristine Dwi Karya, Agustina, Lidya dan Prameswari, Tania. 2012.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Audit Delay pada

Perusahaan Consumer Good Industry di BEI. Akurat Jurnal Ilmiah

Akuntansi, 10, h: 19-30.

Syukma, Mustika. 2014. “Pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi

Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2012).” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Darussalam-Banda Aceh.

Utama, I.M.K dan Ni Putu .W.W 2016.” Reputasi Kantor Akuntan Publik

Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Pada

Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.17.2.

November (2016): 1455-1484. ISSN: 2302-8556.

Wiguna, Karina Rahayu. 2012.”Pengaruh Tenure Audit terhadap Audit Report

Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor sebagai Variabel Pemoderasi:

Studi pada Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2008-2010”.

Skripsi Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Indonesia, Depok.

Yulianti. Ani. 2011.“Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia)”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

85

LAMPIRAN

86

1. Populasi Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.

2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 AKRA AKR Corporindo Tbk..

4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

5 ASII Astra International Tbk..

6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk..

7 BBCA Bank Central Asia Tbk..

8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

9 BBRI Bank Rakvat Indonesia (Persero) Tbk.

10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.

12 BHIT Bhakti Investama Tbk.

13 BKSL Sentul City Tbk.

14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk..

15 BMTR Global Mediacom Tbk.

16 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk..

17 BUMI Bumi Resources Tbk..

18 BWPT BW Plantation Tbk.

19 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

20 EXCL XL Axiata Tbk..

21 GGRM Gudang Garam Tbk..

22 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

23 HRUM Harum Energy Tbk.

24 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

bersambung ke halaman berikutnya

87

No Kode Nama Perusahaan

25 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.

26 INCO Vale Indonesia Tbk..

27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

28 INDY Indika Energy Tbk.

29 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

30 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

31 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

32 KLBF Kalbe Farma Tbk.

33 LPKR Lipno Karawaci Tbk..

34 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

35 MAIN Malindo Feedmill Tbk.

36 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk.

37 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.

38 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

40 SMCB Holcim Indonesia Tbk.

41 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.

42 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.

43 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

44 UNTR United Tractors Tbk.

45 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

46 MLPL Multipolar Tbk.

47 PWON Pakuwon Jati Tbk.

48 ADHI Adhi Karva (Persero) Tbk.

bersambung ke halaman berikutnya

88

No Kode Nama Perusahaan

49 CTRA Ciputra Development Tbk.

50 PTPP PP (Penero) Tbk.

51 SMRA Summarecon A2un2 Tbk.

52 TAXI Express Transindo Utama Tbk.

53 JNCO Vale Indonesia Tbk.

54 SCMA Surya Citra Media Tbk.

55 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

56 WSKT Waskita Karya (Persero) Tok.

57 LPPF Matahari Department Store Tbk.

58 MPPA Matahari Putra Prima Tbk.

59 SILO Siloam International Hospital Tbk.

60 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk,

61 TBIG Tower Bersama lnfrastucture Tbk.

62 SRIL Sri Reieki lsman Tbk.

63 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.

64 MYRX Hanson International Tbk,

65 ELSA Elnusa Tbk.

66 PPRO PP Pronerti Tbk.

67 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Tbk.

68 BRPT Barito Pacific Tbk.

69 VIVA Visi Media Asia Tbk.

70 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.

89

2. Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 AKRA AKR Corporindo Tbk

4 ASII Astra International Tbk.

5 BBCA Bank Central Asia Tbk.

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

7 BBRI Bank Rakvat Indonesia (Persero) Tbk.

8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

10 GGRM Gudang Garam Tbk.

11 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

14 INDY Indika Energy Tbk

15 INTP Indocement Tunzzal Prakasa Tbk

16 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

17 KLBF Kalbe Farma Tbk

18 LPKR Lipno Karawaci Tok.

19 MNCN Media Nusantara Citra Tok.

20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

21 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

22 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

23 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

24 UNTR United Tractors Tbk.

bersambung ke halaman berikutnya

90

No Kode Nama Perusahaan

25 PWON Pakuwon Jati Tbk.

26 SMRA Summarecon Agung Tbk.

27 INCO Vale Indonesia Tbk

28 SCMA Surya Citra Media Tbk.

29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk

31 LPPF Sri Reieki lsman Tbk.

32 TBIG Tower Bersama lnfrastucture Tbk.

33 SRIL Sri Reieki Isman Tbk.

34 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.

35 MYRX Hanson International Tbk,

36 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

37 BRPT Barito Pacific Tbk.

38 SSMS Sawit Sumbcrmas Sarana Tbk.

39 LSIP Pekebunan London Sumatra Tbk

40 ADHI Adhi Karya Tbk

41 UNVR Unilever Tbk

42 PTPP Pembangunan Perumahan Tbk

91

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2013

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

1 AALI 56 2.605.071.000.000 14.963.190.000.000 17,41 4.695.331.000.000 14.963.190.000.000 31,38 1 1

2 ADRO 59 5.110.664.865.000 82.078.129.743.000 6,23 43.134.238.176.000 82.078.129.743.000 52,55 1 1

3 AKRA 80 733.052.865.000 14.633.141.381.000 5,01 9.269.980.455.000 14.633.141.381.000 63,35 1 1

4 ASII 57 27.523.000.000.000 213.994.000.000.000 12,86 107.806.000.000.000 213.994.000.000.000 50,38 1 1

5 BBCA 49 17.815.606.000.000 496.304.573.000.000 3,59 430.893.993.000.000 496.304.573.000.000 86,82 1 1

6 BBNI 48 11.278.165.000.000 386.654.815.000.000 2,92 388.971.310.000.000 386.654.815.000.000 100,60 1 1

7 BBRI 16 27.910.066.000.000 626.182.926.000.000 4,46 546.855.504.000.000 626.182.926.000.000 87,33 1 1

8 BMRI 41 24.061.837.000.000 733.099.762.000.000 3,28 596.735.488.000.000 733.099.762.000.000 81,40 1 1

9 BSDE 45 3.278.954.399.964 22.572.159.491.478 14,53 9.156.861.204.571 22.572.159.491.478 40,57 0 1

10 GGRM 76 5.936.204.000.000 50.770.251.000.000 11,69 21.353.980.000.000 50.770.251.000.000 42,06 1 1

11 GIAA 30 107.453.384.967 36.003.684.779.928 0,30 22.386.766.381.815 36.003.684.779.928 62,18 1 1

12 ICBP 76 2.966.990.000.000 21.267.470.000.000 13,95 8.001.739.000.000 21.267.470.000.000 37,62 1 1

13 INDF 76 4.666.958.000.000 78.092.789.000.000 5,98 39.719.660.000.000 78.092.789.000.000 50,86 1 1

92

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2013

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

14 INDY

69

(518.541.439.506)

28.233.664.898.724 -1,84 16.655.679.503.142 28.233.664.898.724 58,99 1

1

15 INTP

66 6.595.154.000.000

26.607.241.000.000 24,79 3.629.554.000.000 26.607.241.000.000 13,64 1

1

16 JSMR

43 1.714.655.142.000

28.366.345.328.000 6,04 17.499.365.288.000 28.366.345.328.000 61,69 0

1

17 KLBF

70 2.572.522.717.231

11.315.061.275.026 22,74 2.815.103.309.451 11.315.061.275.026 24,88 1

1

18 LPKR

79 1.592.491.214.696

31.300.362.430.266 5,09 17.122.789.125.041 31.300.362.430.266 54,70 0

1

19 MNCN

85 2.393.529.000.000

9.625.280.000.000 24,87 1.871.706.000.000 9.625.280.000.000 19,45 1

1

20 PGAS

56 13.713.620.463.441

53.182.740.014.055 25,79 19.940.575.925.208 53.182.740.014.055 37,49 1

1

21 PTBA

55 2.461.362.000.000

11.667.155.000.000 21,10 4.125.586.000.000 11.667.155.000.000 35,36 1

1

22 SMGR

45 6.920.399.734.000

30.792.884.092.000 22,47 8.988.908.217.000 30.792.884.092.000 29,19 1

1

24 UNTR

52 6.587.337.000.000

57.362.244.000.000 11,48 21.713.346.000.000 57.362.244.000.000 37,85 1

1

25 PWON

77 1.331.191.716.000

9.298.245.408.000 14,32 5.195.736.526.000 9.298.245.408.000 55,88 1

1

26 SMRA

74 1.319.425.341.000

13.659.136.825.000 9,66 90.014.701.158.000 13.659.136.825.000 659,01 1

1

93

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2013

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

27 INCO 57 675.989.751 27.804.559.491 2,43 6.909.371.217 27.804.559.491 24,85 1 1

28 SCMA 79 1.764.094.660.000 4.010.166.376.000 43,99 1.220.709.138.000 4.010.166.376.000 30,44 1 1

29 WIKA 55 1.016.690.189.000 12.594.962.700.000 8,07 9.368.003.825.000 12.594.962.700.000 74,38 0 1

30 WSKT 38 706.898.315.601 8.788.303.237.620 8,04 6.404.866.175.740 8.788.303.237.620 72,88 0 1

31 LPPF 45 1.523.622.000.000 2.936.882.000.000 51,88 3.718.254.000.000 2.936.882.000.000 126,61 0 1

32 TBIG 48 1.177.376.000.000 18.719.211.000.000 6,29 14.605.172.000.000 18.719.211.000.000 78,02 0 1

33 SRIL 84 462.824.799.087 5.590.981.794.609 8,28 3.271.382.382.624 5.590.981.794.609 58,51 1 1

34 HMSP 86 14.509.710.000.000 27.404.594.000.000 52,95 13.249.559.000.000 27.404.594.000.000 48,35 1 1

35 MYRX 86 13.105.325.297 5.335.862.891.977 0,25 454.785.952.485 5.335.862.891.977 8,52 1 1

36 BJBR 65 1.752.874.000.000 70.958.233.000.000 2,47 60.896.825.000.000 70.958.233.000.000 85,82 1 1

37 BRPT

85

(175.399.710.000) 28.291.522.230.000 -0,62 15.381.420.990.000 28.291.522.230.000 54,37 1

1

38 SSMS 85 853.419.149.000 3.701.917.491.000 23,05 1.385.647.206.000 3.701.917.491.000 37,43 1 1

39 LSIP 51 996.991.000.000 7.974.876.000.000 12,50 1.360.889.000.000 7.974.876.000.000 17,06 1 1

40 ADHI 36 822.701.900.603 9.720.961.764.422 8,46 8.172.498.971.851 9.720.961.764.422 84,07 0 1

41 UNVR 84

7.158.808.000.000

13.348.188.000.000 53,63 9.093.518.000.000 13.348.188.000.000 68,13 1

1

42 PTPP 41

766.889.979.678

12.415.669.410.062 6,18 10.430.922.094.750 12.415.669.410.062 84,01 0

1

94

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2014

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT ∑Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

1 AALI

51

3.689.990.000.000

18.558.329.000.000 19,88

6.720.843.000.000

18.558.329.000.000 36,21

1 1

2 ADRO

58

4.047.478.400.000

79.785.781.120.000 5,07

39.254.420.000.000

79.785.781.120.000 49,20

1 2

3 AKRA

77

993.343.617.000

14.791.917.177.000 6,72

8.830.734.614.000

14.791.917.177.000 59,70

1 1

4 ASII

57

27.352.000.000.000

236.029.000.000.000 11,59

115.705.000.000.000

236.029.000.000.000 49,02

1 2

5 BBCA

47

20.741.121.000.000

552.423.892.000.000 3,75

472.550.777.000.000

552.423.892.000.000 85,54

1 2

6 BBNI

22

178.019.000.000

416.573.708.000.000 0,04

341.148.654.000.000

416.573.708.000.000 81,89

1 2

7 BBRI

16

30.859.073.000.000

801.955.021.000.000 3,85

704.217.592.000.000

801.955.021.000.000 87,81

1 2

8 BMRI

33

26.008.015.000.000

855.039.673.000.000 3,04

697.019.624.000.000

855.039.673.000.000 81,52

1 2

9 BSDE

40

4.306.325.501.113

28.134.725.397.393 15,31

96.612.953.391.976

28.134.725.397.393 343,39

0 2

10 GGRM

83

7.205.845.000.000

58.220.600.000.000 12,38

24.991.880.000.000

58.220.600.000.000 42,93

1 1

11

GIAA

77

(5.729.092.583.160)

38.574.150.766.320

-

14,85

27.170.247.017.520

38.574.150.766.320 70,44

1 2

12 ICBP

71

3.388.725.000.000

24.910.211.000.000 13,60

9.870.264.000.000

24.910.211.000.000 39,62

1 1

13 INDF

71

6.229.297.000.000

85.938.885.000.000 7,25

44.710.509.000.000

85.938.885.000.000 52,03

1 1

95

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2014

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT ∑Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

14 INDY

65

(28.665.778.120)

28.491.982.512.480 -0,10

17.140.447.058.480

28.491.982.512.480 60,16

1 2

15 INTP

64

6.789.602.000.000

28.884.973.000.000 23,51

4.100.172.000.000

28.884.973.000.000 14,19

1 1

16 JSMR

28

1.821.973.793.000

31.857.947.989.000 5,72

20.432.952.360.000

31.857.947.989.000 64,14

0 2

17 KLBF

71

2.763.700.584.048

12.425.032.367.729 22,24

2.607.556.689.283

12.425.032.367.729 20,99

1 1

18 LPKR

62

3.694.978.541.909

37.761.220.693.695 9,79

20.114.771.650.490

37.761.220.693.695 53,27

0 1

19 MNCN

84

2.543.779.000.000

13.609.033.000.000 18,69

4.215.820.000.000

13.609.033.000.000 30,98

1 2

20 PGAS

58

12.175.841.924.320

77.320.774.705.960 15,75

40.460.186.704.960

77.320.774.705.960 52,33

1 1

21 PTBA

54

2.674.726.000.000

14.812.023.000.000 18,06

6.141.181.000.000

14.812.023.000.000 41,46

1 2

22 SMGR

44

7.090.765.967.000

34.314.666.027.000 20,66

9.312.214.091.000

34.314.666.027.000 27,14

1 2

23 TLKM

58

28.784.000.000.000

140.895.000.000.000 20,43

54.770.000.000.000

140.895.000.000.000 38,87

1 2

24 UNTR

51

6.621.858.000.000

60.292.031.000.000 10,98

21.715.297.000.000

60.292.031.000.000 36,02

1 1

25 PWON

79

2.859.305.685.000

16.770.742.538.000 17,05

8.487.671.758.000

16.770.742.538.000 50,61

1 2

26 SMRA

82

1.684.099.144.000

15.379.478.994.000 10,95

9.386.842.550.000

15.379.478.994.000 61,03

1 1

96

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2014 No Kode

ARL ROA Solvabilitas KAP AT

∑Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

27

INCO

57

56.136.298.761

553.041.970.890 10,15

130.036.499.247

553.041.970.890 23,51

1 1

28

SCMA

65

1.917.091.878.000

4.728.435.671.000 40,54

1.250.247.643.000

4.728.435.671.000 26,44

1 2

29

WIKA

54

1.145.890.238.000

15.915.161.682.000 7,20

10.936.403.458.000

15.915.161.682.000 68,72

0 2

30

WSKT

38

755.601.959.710

12.542.041.344.848 6,02

9.693.211.466.232

12.542.041.344.848 77,29

0 2

31

LPPF

44

1.850.544.000.000

3.408.373.000.000 54,29

3.230.782.000.000

3.408.373.000.000 94,79

1 1

32

TBIG

51

1.430.563.000.000

22.034.082.000.000 6,49

17.903.053.000.000

22.034.082.000.000 81,25

0 1

33

SRIL

77

820.532.360.920

8.693.891.845.760 9,44

5.795.165.005.880

8.693.891.845.760 66,66

0 1

34

HMSP

77

13.718.299.000.000

28.380.630.000.000 48,34

14.882.516.000.000

28.380.630.000.000 52,44

1 2

35

MYRX

107

1.368.668.224

5.723.420.360.339 0,02

861.812.237.324

5.723.420.360.339 15,06

1 2

36

BJBR

63

1.438.490.000.000

75.836.537.000.000 1,90

63.884.725.000.000

75.836.537.000.000 84,24

1 1

97

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2014

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT ∑Hari EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

37

BRPT

77

69.825.720.000

28.928.212.360.000 0,24

15.805.219.040.000

28.928.212.360.000 54,64

1 2

38

SSMS

78

986.889.282.000

4.032.885.413.000 24,47

1.028.285.900.000

4.032.885.413.000 25,50

1 2

39 LSIP 37

1.188.931.000.000

8.655.146.000.000 13,74

1.436.312.000.000

8.655.146.000.000 16,59 1 1

40 ADHI 51

594.552.644.540

14.458.881.684.274 4,11

8.707.338.334.630

14.458.881.684.274 60,22 0 1

41 UNVR 86

7.676.722.000.000

14.280.670.000.000 53,76

9.681.888.000.000

14.280.670.000.000 67,80 0 1

42 PTPP 51

919.444.887.447

14.611.864.850.970 6,29

12.221.594.675.479

14.611.864.850.970 83,64 0 1

98

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2015

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT

EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

1 AALI

51

1.175.513.000.000

21.512.371.000.000 5,46

9.813.584.000.000

21.512.371.000.000 45,62

1 1

2 ADRO

60

3.862.227.535.000

82.199.287.055.000 4,70

35.944.058.870.000

82.199.287.055.000 43,73

1 3

3 AKRA

68

1.291.914.896.000

15.203.129.563.000 8,50

7.916.954.220.000

15.203.129.563.000 52,07

1 2

4 ASII

56

19.630.000.000.000

245.435.000.000.000 8,00

118.902.000.000.000

245.435.000.000.000 48,45

1 1

5 BBCA

47

22.657.114.000.000

594.372.770.000.000 3,81

501.945.424.000.000

594.372.770.000.000 84,45

1 1

6 BBNI

25

11.466.148.000.000

508.595.288.000.000 2,25

412.727.677.000.000

508.595.288.000.000 81,15

1 1

7 BBRI

29

32.494.018.000.000

878.426.312.000.000 3,70

765.299.133.000.000

878.426.312.000.000 87,12

1 3

8 BMRI

28

26.369.430.000.000

910.063.409.000.000 2,90

736.198.705.000.000

910.063.409.000.000 80,90

1 1

9 BSDE

43

2.362.081.922.633

36.022.148.489.646 6,56

13.925.458.006.310

36.022.148.489.646 38,66

0 3

10 GGRM

78

8.635.275.000.000

63.505.413.000.000 13,60

25.497.504.000.000

63.505.413.000.000 40,15

1 2

11 GIAA

43

1.471.376.727.865

45.661.601.551.870 3,22

32.546.375.214.795

45.661.601.551.870 71,28

1 3

12 ICBP

83

4.009.634.000.000

26.560.624.000.000 15,10

10.173.713.000.000

26.560.624.000.000 38,30

1 1

99

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2015

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

13

INDF 83

4.962.084.000.000

91.831.526.000.000 5,40

48.709.933.000.000

91.831.526.000.000 53,04

1 1

14

INDY 76

(1.212.228.989.605)

29.665.391.823.695 -4,09

18.194.236.577.385

29.665.391.823.695 61,33

1 1

15

INTP 70

5.644.576.000.000

27.638.360.000.000 20,42

3.772.410.000.000

27.638.360.000.000 13,65

1 2

16

JSMR 29

20.683.042.332.000

36.724.982.487.000 56,32

24.356.318.021.000

36.724.982.487.000 66,32

1 1

17

KLBF 71

2.720.881.244.459

13.696.417.381.439 19,87

2.758.131.396.170

13.696.417.381.439 20,14

1 1

18

LPKR 57

1.284.829.851.140

41.326.558.178.049 3,11

22.409.793.619.707

41.326.558.178.049 54,23

0 2

19

MNCN 89

1.680.778.000.000

14.474.557.000.000 11,61

4.908.164.000.000

14.474.557.000.000 33,91

1 1

20

PGAS 71

6.033.444.422.485

89.598.832.090.495 6,73

47.899.250.165.565

89.598.832.090.495 53,46

1 2

21

PTBA 60

2.663.796.000.000

16.894.043.000.000 15,77

7.606.496.000.000

16.894.043.000.000 45,02

1 1

22

SMGR 50

5.850.923.497.000

38.153.118.932.000 15,34

10.712.320.531.000

38.153.118.932.000 28,08

1 3

23

TLKM 57

31.342.000.000.000

166.173.000.000.000 18,86

72.745.000.000.000

166.173.000.000.000 43,78

1 1

24

UNTR 51

4.192.746.000.000

61.715.399.000.000 6,79

22.465.074.000.000

61.715.399.000.000 36,40

1 2

25

PWON 84

1.425.142.011.000

18.778.122.467.000 7,59

9.323.066.490.000

18.778.122.467.000 49,65

1 1

100

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2015

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

26 SMRA

83

1.066.008.873.000

18.758.262.022.000 5,68

11.228.512.108.000

18.758.262.022.000 59,86

1 1

27 INCO

56

963.277.260.000

31.578.975.995.000 3,05

6.279.539.180.000

31.578.975.995.000 19,89

1 2

28 SCMA

82

2.038.466.687.000

4.565.963.576.000 44,64

1.152.287.864.000

4.565.963.576.000 25,24

1 1

29 WIKA

53

1.098.081.759.000

19.602.406.034.000 5,60

14.164.304.669.000

19.602.406.034.000 72,26

0 3

30 WSKT

37

1.398.004.123.804

30.309.111.177.468 4,61

20.604.904.309.804

30.309.111.177.468 67,98

0 1

31 LPPF

46

2.244.821.000.000

3.889.291.000.000 57,72

2.783.124.000.000

3.889.291.000.000 71,56

1 1

32 TBIG

68

1.089.197.000.000

22.799.671.000.000 4,78

21.208.875.000.000

22.799.671.000.000 93,02

0 2

33 SRIL

82

890.945.950.295

10.806.268.140.350 8,24

6.988.623.672.610

10.806.268.140.350 64,67

0 2

34 HMSP

61

13.932.644.000.000

38.010.724.000.000 36,65

5.994.664.000.000

38.010.724.000.000 15,77

1 3

35 MYRX

147

(51.720.721.483)

8.298.894.990.882 -0,62

1.997.050.652.510

8.298.894.990.882 24,06

1 1

36 BJBR

57

1.766.398.000.000

88.697.430.000.000 1,99

76.068.471.000.000

88.697.430.000.000 85,76

1 2

101

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2015

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

37

BRPT 88

479.196.915.000

31.081.293.780.000 1,54

14.583.729.125.000

31.081.293.780.000 46,92

1 1

38

SSMS 91

775.448.776.000

5.973.850.872.000 12,98

3.939.799.027.000

5.973.850.872.000 65,95

1 1

39 LSIP 40

827.882.000.000

8.848.792.000.000 9,36

1.510.814.000.000

8.848.792.000.000 17,07

1 2

40 ADHI 53

746.091.097.180

16.761.063.514.879 4,45

11.598.931.718.043

16.761.063.514.879 69,20

0 2

41 UNVR 90

7.829.490.000.000

15.729.945.000.000 49,77

10.902.585.000.000

15.729.945.000.000 69,31

1 1

42 PTPP 207

221.839.748.888

6.318.389.907.015 3,51

3.703.701.687.355

6.318.389.907.015 58,62

0 2

102

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2016 No Kode ARL

ROA Solvabilitas KAP AT

EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

1 AALI

51

2.208.778.000.000

24.226.122.000.000 9,12

6.632.640.000.000

24.226.122.000.000 27,38

1 2

2 ADRO

58

7.341.403.160.000

87.613.478.281.000 8,38

36.757.725.375.000

87.613.478.281.000 41,95

1 4

3 AKRA

62

1.118.546.845.000

15.830.740.710.000 7,07

7.756.420.389.000

15.830.740.710.000 49,00

1 3

4 ASII

58

22.253.000.000.000

261.855.000.000.000 8,50

121.949.000.000.000

261.855.000.000.000 46,57

1 2

5 BBCA

45

25.839.200.000.000

676.738.753.000.000 3,82

560.556.687.000.000

676.738.753.000.000 82,83

1 2

6 BBNI

20

14.302.905.000.000

603.031.880.000.000 2,37

492.701.123.000.000

603.031.880.000.000 81,70

1 1

7 BBRI

20

33.973.770.000.000

1.003.644.426.000.000 3,39

856.813.836.000.000

1.003.644.426.000.000 85,37

1 1

8 BMRI

30

18.572.965.000.000

1.038.706.009.000.000 1,79

824.559.898.000.000

1.038.706.009.000.000 79,38

1 2

9 BSDE

48

2.065.442.901.305

38.292.205.983.731 5,39

13.939.298.974.339

38.292.205.983.731 36,40

0 1

10 GGRM

81

8.931.136.000.000

62.951.634.000.000 14,19

23.387.406.000.000

62.951.634.000.000 37,15

1 2

11 GIAA

69

238.982.473.100

50.206.769.615.870 0,48

36.640.820.273.043

50.206.769.615.870 72,98

1 1

103

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2016

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

12 ICBP

79

4.989.254.000.000

28.901.948.000.000 17,26

10.401.125.000.000

28.901.948.000.000 35,99

1 2

13 INDF

79

7.385.228.000.000

82.174.515.000.000 8,99

38.233.092.000.000

82.174.515.000.000 46,53

1 1

14 INDY

67

(1.544.888.198.154)

24.479.400.115.877 -6,31

14.524.075.288.933

24.479.400.115.877 59,33

1 2

15 INTP

72

4.146.379.000.000

30.150.580.000.000 13,75

4.011.877.000.000

30.150.580.000.000 13,31

1 3

16 JSMR

31

2.649.679.254.000

53.500.322.659.000 4,95

37.161.482.595.000

53.500.322.659.000 69,46

1 1

17 KLBF

76

3.091.188.460.230

15.226.009.210.657 20,30

2.762.162.069.572

15.226.009.210.657 18,14

1 2

18 LPKR

58

1.557.747.000.000

45.603.683.000.000 3,42

23.528.544.000.000

45.603.683.000.000 51,59

0 3

19 MNCN

97

2.152.932.000.000

14.239.867.000.000 15,12

4.752.769.000.000

14.239.867.000.000 33,38

1 1

20 PGAS

62

5.171.505.466.218

91.803.176.819.144 5,63

49.217.969.763.522

91.803.176.819.144 53,61

1 1

21 PTBA

66

2.696.916.000.000

18.576.774.000.000 14,52

8.024.369.000.000

18.576.774.000.000 43,20

1 1

22 SMGR

48

5.084.621.543.000

44.226.895.982.000 11,50

13.652.504.525.000

44.226.895.982.000 30,87

1 1

23 TLKM

61

38.189.000.000.000

179.611.000.000.000 21,26

74.067.000.000.000

179.611.000.000.000 41,24

1 2

24 UNTR

51

6.730.030.000.000

63.991.229.000.000 10,52

21.369.286.000.000

63.991.229.000.000 33,39

1 3

104

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2016

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

25 PWON 83 1.731.763.680.000 20.674.141.654.000 8,38 9.654.447.854.000 20.674.141.654.000 46,70 1 2

26 SMRA 83 877.504.997.000 20.810.319.657.000 4,22 12.644.764.172.000 20.810.319.657.000 60,76 1 2

27 INCO 53 69.381.445.000 29.895.034.036.000 0,23 5.250.999.999.000 29.895.034.036.000 17,56 1 3

28 SCMA 88 2.023.511.865.000 4.820.611.941.000 41,98 1.115.203.785.000 4.820.611.941.000 23,13 1 2

29 WIKA 52 1.230.490.315.000 31.096.539.490.000 3,96 18.597.824.186.000 31.096.539.490.000 59,81 0 1

30 WSKT 45 2.155.589.073.419 61.425.181.722.030 3,51 44.651.963.165.082 61.425.181.722.030 72,69 0 1

31 LPPF 45 2.532.666.000.000 4.858.878.000.000 52,12 3.003.635.000.000 4.858.878.000.000 61,82 0 2

32 TBIG 67 1.363.951.000.000 23.620.268.000.000 5,77 21.996.126.000.000 23.620.268.000.000 93,12 0 1

33 SRIL 68 886.951.316.503 12.723.330.714.430 6,97 8.275.536.693.466 12.723.330.714.430 65,04 0 1

34 HMSP 65 17.011.447.000.000 42.508.277.000.000 40,02 8.333.263.000.000 42.508.277.000.000 19,60 1 1

35 MYRX 88 105.028.888.157 8.410.268.542.375 1,25 2.396.355.541.497 8.410.268.542.375 28,49 1 2

36 BJBR 60 1.463.908.000.000 102.318.457.000.000 1,43 87.019.826.000.000 102.318.457.000.000 85,05 1 3

37 BRPT 79 5.105.117.619.000 34.530.735.470.000 14,78 15.074.808.126.000 34.530.735.470.000 43,66 1 2

38 SSMS 88 847.387.716.000 7.162.970.110.000 11,83 3.709.172.838.000 7.162.970.110.000 51,78 1 1

39 LSIP 52 778.561.000.000 9.459.088.000.000 8,23 1.813.104.000.000 9.459.088.000.000 19,17 1 2

40 ADHI 45 612.622.455.614 20.095.435.959.279 3,05 14.652.655.996.381 20.095.435.959.279 72,92 0 1

41 UNVR 76 8.571.885.000.000 16.745.695.000.000 51,19 12.041.437.000.000 16.745.695.000.000 71,91 1 2

42 PTPP 45 1.703.610.146.023 31.232.766.567.390 5,45 20.436.609.059.979 31.232.766.567.390 65,43 0 1

105

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2017

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

1 AALI

51

2.938.505.000.000

24.935.426.000.000 11,78

6.398.988.000.000

24.935.426.000.000 25,66

1 3

2 ADRO

59

12.593.285.988.000

92.318.063.556.000 13,64

36.884.700.960.000

92.318.063.556.000 39,95

1 1

3 AKRA

75

1.156.229.638.000

16.823.208.531.000 6,87

7.793.559.184.000

16.823.208.531.000 46,33

1 1

4 ASII

58

29.196.000.000.000

295.646.000.000.000 9,88

129.317.000.000.000

295.646.000.000.000 43,74

1 3

5 BBCA

45

29.159.743.000.000

750.319.671.000.000 3,89

614.940.262.000.000

750.319.671.000.000 81,96

1 1

6 BBNI

15

17.165.187.000.000

709.330.084.000.000 2,42

584.086.818.000.000

709.330.084.000.000 82,34

1 2

7 BBRI

24

37.022.157.000.000

1.126.248.442.000.000 3,29

958.900.948.000.000

1.126.248.442.000.000 85,14

1 1

8 BMRI

31

27.156.863.000.000

1.124.700.847.000.000 2,41

888.026.817.000.000

1.124.700.847.000.000 78,96

1 3

9 BSDE

45

5.228.121.059.142

45.951.188.475.157 11,38

16.754.337.385.933

45.951.188.475.157 36,46

0 2

10 GGRM

85

10.436.512.000.000

66.759.930.000.000 15,63

24.572.266.000.000

66.759.930.000.000 36,81

1 3

11 GIAA

52

(2.143.031.270.076)

50.985.081.275.964 -4,20

38.284.248.554.364

50.985.081.275.964 75,09

1 1

12 ICBP

75

5.206.561.000.000

31.619.614.000.000 16,47

11.295.184.000.000

31.619.614.000.000 35,72

1 1

13 INDF

75

7.658.554.000.000

87.939.488.000.000 8,71

41.182.764.000.000

87.939.488.000.000 46,83

1 2

106

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2017

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

14 INDY

71

150.058.022.500.000

1.817.852.701.500.000 8,25

1.260.341.541.500.000

1.817.852.701.500.000 69,33

1 1

15 INTP

74

2.287.274.000.000

28.863.676.000.000 7,92

4.307.169.000.000

28.863.676.000.000 14,92

1 4

16 JSMR

31

3.250.452.460.000

79.192.772.790.000 4,10

60.833.333.269.000

79.192.772.790.000 76,82

1 1

17 KLBF

82

3.241.186.725.992

16.616.239.416.335 19,51

2.722.207.633.646

16.616.239.416.335 16,38

1 2

18 LPKR

94

1.167.129.000.000

56.772.116.000.000 2,06

26.911.822.000.000

56.772.116.000.000 47,40

1 1

19 MNCN

57

2.415.650.000.000

15.057.291.000.000 16,04

5.256.208.000.000

15.057.291.000.000 34,91

0 1

20 PGAS

59

3.733.151.698.056

85.259.311.570.068 4,38

42.083.015.885.376

85.259.311.570.068 49,36

1 2

21 PTBA

67

6.101.629.000.000

21.987.482.000.000 27,75

8.187.497.000.000

21.987.482.000.000 37,24

1 1

22 SMGR

54

2.746.546.363.000

48.963.502.966.000 5,61

18.524.450.664.000

48.963.502.966.000 37,83

1 2

23 TLKM

71

42.659.000.000.000

198.484.000.000.000 21,49

86.354.000.000.000

198.484.000.000.000 43,51

1 1

24 UNTR

57

10.522.657.000.000

82.262.093.000.000 12,79

34.724.168.000.000

82.262.093.000.000 42,21

1 1

25 PWON

78

2.071.691.771.000

23.358.717.736.000 8,87

10.567.227.711.000

23.358.717.736.000 45,24

1 3

26 SMRA

85

798.948.092.000

21.662.711.991.000 3,69

13.308.969.928.000

21.662.711.991.000 61,44

1 1

107

LAMPIRAN DATA KEUANGAN 2017

No Kode ARL ROA Solvabilitas KAP

AT EBIT Total Aset % Total Hutang Total Aset % Kode

27 INCO 58 (311.874.960.000) 29.596.405.332.000 -1,05 4.947.621.216.000 29.596.405.332.000 16,72 1 1

28

SCMA

74 1.782.043.501.000

5.385.807.878.000 33,09

980.414.618.000 5.385.807.878.000 18,20

1 1

29 WIKA 58 1.462.391.358.000 45.683.774.302.000 3,20 31.051.949.689.000 45.683.774.302.000 67,97 1 1

30 WSKT 66 4.620.646.154.705 97.895.760.838.624 4,72 75.140.936.029.129 97.895.760.838.624 76,76 1 1

31

LPPF

52 2.396.300.000.000

5.427.426.000.000 44,15

3.099.441.000.000 5.427.426.000.000 57,11

1 3

32 TBIG 75 907.639.000.000 25.595.785.000.000 3,55 22.410.705.000.000 25.595.785.000.000 87,56 1 2

33 SRIL 74 977.368.191.816 16.161.423.262.824 6,05 10.171.055.447.532 16.161.423.262.824 62,93 1 3

34 HMSP 65 16.894.806.000.000 43.141.063.000.000 39,16 9.028.078.000.000 43.141.063.000.000 20,93 1 2

35

MYRX

155

(63.093.378.721) 10.008.169.293.650 -0,63

3.046.007.262.427 10.008.169.293.650 30,44

1 1

36 BJBR 33 1.631.965.000.000 114.980.168.000.000 1,42 98.820.526.000.000 114.980.168.000.000 85,95 1 1

37 BRPT 79 5.221.453.392.000 49.354.388.544.000 10,58 22.029.440.892.000 49.354.388.544.000 44,64 1 3

38

SSMS

74 1.093.697.928.000

9.623.672.614.000 11,36

5.570.625.174.000 9.623.672.614.000 57,88

1 3

39 LSIP 50 1.006.236.000.000

9.744.381.000.000 10,33

1.622.216.000.000 9.744.381.000.000 16,65

1 3

40 ADHI 46 957.281.629.758 28.332.948.012.950 3,38 22.463.030.586.953 28.332.948.012.950 79,28 0 2

41 UNVR 57 9.371.661.000.000 18.906.413.000.000 49,57 13.733.025.000.000 18.906.413.000.000 72,64 1 1

42 PTPP 51 1.792.261.562.466 41.782.780.915.111 4,29 27.539.670.430.514 41.782.780.915.111 65,91 1 1

106

LAMPIRAN

OUTPUT SPSS

107

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 207

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 17,31819054

Most Extreme Differences Absolute ,053

Positive ,032

Negative -,053

Test Statistic ,053

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

108

2. Uji Multokolonieritas

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,312a ,097 ,080 17,489

a. Predictors: (Constant), ReputasiKAP, AT, Solva, Profit

b. Dependent Variable: ARL

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6671,406 4 1667,852 5,453 ,000b

Residual 61783,463 202 305,859

Total 68454,870 206

a. Dependent Variable: ARL

b. Predictors: (Constant), ReputasiKAP, AT, Solva, Profit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 54,496 4,437 12,283 ,000

Profit -,043 ,024 -,121 -1,775 ,077 ,959 1,042

Solva ,227 ,092 ,166 2,462 ,015 ,977 1,023

AT -1,061 1,688 -,042 -,628 ,530 ,981 1,019

ReputasiKAP 9,040 3,196 ,192 2,828 ,005 ,965 1,036

a. Dependent Variable: ARL

109

3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,229 ,612 6,908 ,000

Solvabilitas ,005 ,003 ,122 1,670 ,097

Profitabilitas -,022 ,013 -,123 -1,703 ,090

AuditTenur -,219 ,219 -,072 -,997 ,320

UkuranKAP ,799 ,452 ,128 1,767 ,079

a. Dependent Variable: U2i

110

4. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea ,37030

Cases < Test Value 103

Cases >= Test Value 104

Total Cases 207

Number of Runs 101

Z -,487

Asymp. Sig. (2-tailed) ,626

a. Median

5. Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ARL 207 15 107 60,77 18,229

Solva 207 ,02 57,72 12,9616 13,34224

Profit 207 8,52 659,01 56,8353 51,82318

AT 207 1 4 1,54 ,729

Valid N (listwise) 207

ReputasiKAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Non BIg four 38 18,4 18,4 18,4

Big Four 169 81,6 81,6 100,0

Total 207 100,0 100,0

111

6. Uji Hopotesis MRA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,306a ,093 ,066 17,615

a. Predictors: (Constant), RKAPmodAT, Profit, Solva, AT,

RKAPmodProfit, RKAPmodSolva

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6399,135 6 1066,523 3,437 ,003b

Residual 62055,735 200 310,279

Total 68454,870 206

a. Dependent Variable: ARL

b. Predictors: (Constant), RKAPmodAT, Profit, Solva, AT, RKAPmodProfit,

RKAPmodSolva

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 61,931 3,644 16,997 ,000

Solva -,078 ,055 -,221 -1,401 ,163

Profit ,230 ,205 ,168 1,124 ,262

AT -3,820 3,292 -,153 -1,161 ,247

RKAPmodSolva ,042 ,059 ,117 ,709 ,479

RKAPmodProfit ,007 ,215 ,006 ,035 ,972

RKAPmodAT 3,348 3,155 ,166 1,061 ,290

a. Dependent Variable: ARL