pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit …
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2016-2018
SKRIPSI
Oleh :
LIDIA OKTALIANDI
20160100027
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2016-2018
SKRIPSI
Oleh :
LIDIA OKTALIANDI
20160100027
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2016-2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
LIDIA OKTALIANDI
20160100027
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018
ABSTRAK
Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat diperlukan
oleh pengguna laporan keuangan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sesuai
dengan ketentuan dari keputusan Direksi PT.Bursa Efek Indonesia Jakarta Nomor
Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi yaitu mulai
dari peringatan tertulis I, peringatan tertulis II yang disertakan denda sebesar Rp.
50.000.000, peringatan tertulis II yang disertakan denda sebesar Rp. 150.000.000,
sampai dengan sanksi terberat adalah denda maksimal sebesar Rp. 500.000.000
yang disertakan penghentian sementara perdagangan efek perusahaan sampai
dengan penyerahan laporan keuangan dan pembayaran denda. Perusahaan publik
di Indonesia dituntut menyampaikan laporan keuangan auditnya secara berkala
dan tepat waktu selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tanggal laporan
tahunan perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan
merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2018. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
purposive sampling , yaitu penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Diperoleh
sampel sebanyak 11 perusahaan, maka banyaknya data yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah sebanyak 33 data. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan uji deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, analisis
regresi linear berganda, uji t, dan uji F yang menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) versi 25.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial profitabilitas
berpengaruh terhadap audit delay, namun solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
audit delay. Sedangkan secara simultan profitabilitas dan solvabilitas berpengaruh
terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
Kata Kunci : Audit Delay, Profitabilitas, Solvabilitas.
ii
The Effect of Profitability and Solvency on Audit Delay in Food and
Beverage Sector Manufacturing Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange for the Period of 2016-2018
ABSTRACT
Timeliness in the delivery of financial statements is needed by users of
financial statements for consideration in decision making. As a company listed on
the Indonesia Stock Exchange, in accordance with the provisions of the decision
of the Board of Directors of PT Jakarta Stock Exchange Jakarta Number Kep-307
/ BEJ / 07-2004 concerning Rule Number IH about Sanctions, starting from the
written warning I, written warning II, which included a fine in the amount of Rp.
50,000,000, written warning II including a fine of Rp. 150,000,000, up to the
heaviest sanction is a maximum fine of Rp. 500,000,000 which included the
temporary suspension of the company's securities trading until the submission of
financial statements and payment of fines. Public companies in Indonesia are
required to submit audit reports regularly and on time no later than 4 (four)
months after the date of the company's annual report.
This type of research is quantitative research. The data used is
secondary data, namely the company's financial statements listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX). The population in this study are food and beverage sector
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period
of 2016-2018. The sampling technique used was purposive sampling technique,
namely the determination of samples with certain criteria. Obtained a sample of
11 companies, the amount of data to be examined in this study is 33 data. Data
analysis techniques in this study used a descriptive test, a classic assumption test,
a coefficient of determination test, multiple linear regression analysis, a t test, and
an F test using the SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version 25
program.
The results of this study indicate that partially profitability affects audit
delay, but solvency do not affect audit delay. While simultaneous profitability,
solvency, and liquidity affect audit delay in food and beverage sector
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period
of 2016-2018.
Keywords: Audit Delay, Profitability, Solvency.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya,
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan skipsi ini yang
berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018”. Pembuatan skripsi ini
merupakan kewajiban bagi seluruh mahasiswa/mahasiswi yang diajukan sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana di Universitas Buddhi Dharma
Tangerang.
Banyak rintangan dan hambatan yang ditemui oleh penulis selama
menyusun dan membuat skripsi ini. Namun berkat doa dan dukungan, baik secara
moral maupun materi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis untuk menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA, Selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
iv
4. Bapak Sutandi, S.E., M.Akt. Selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati
dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung, dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Universitas Buddhi Dharma yang telah
memberikan bimbingan dan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna
bagi penulis.
6. Kedua Orang Tua dan Seluruh Keluarga Besar yang selalu memberikan doa,
dukungan, semangat dan juga kasih sayang yang baik berupa moral maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Untuk sahabat-sahabat penulis, yaitu Dohan, Lidya Puspita Dewi, Lufiana
Fransista, Prilisya Phasca, Kamil, dan Teman-Teman Fakultas Bisnis di
Universitas Buddhi Dharma Tangerang yang telah memberikan referensi &
yang selalu membantu banyak dalam penyusunan skripsi ini.
8. Untuk teman-teman Huat Chu Bio yang telah memberikan dukungan dan
semangat sehingga penulis dapat untuk menyelesaikan penelitian ini.
9. Teman-teman lainnya yang telah membantu dan memberikan semangat yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, serta teman-teman angkatan 2016 yang
telah berjuang bersama-sama dari awal hingga akhir perkuliahan.
v
vi
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Rumusan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
E. Manfaat penelitian ............................................................... 8
vii
F. Sistematika Penelitian .......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 11
A. Gambaran Umum Teori ....................................................... 11
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 36
C. Kerangka Pemikiran ............................................................ 44
D. Perumusan Hipotesa ............................................................ 45
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay ................ 45
2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay ................. 46
3. Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Audit
Delay ............................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 48
A. Jenis Penelitian .................................................................... 48
B. Objek Penelitian ................................................................... 49
C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................ 52
D. Populasi Dan Sampel ........................................................... 53
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 54
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................... 55
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 58
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 58
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 59
3. Uji Statistik ..................................................................... 62
4. Pengujian Hipotesis......................................................... 63
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 67
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 67
B. Analisis Hasil Penelitian ...................................................... 69
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 69
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 72
3. Uji Statistik ..................................................................... 76
C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 79
1. Uji Signifikan Perimeter Individual (Uji Statistik T) ..... 79
2. Uji Signifikan keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji
Statistik F) ....................................................................... 81
D. Pembahasan ......................................................................... 82
1. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay .................. 82
2. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay .................... 83
3. Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas terhadap audit
delay ............................................................................... 83
BAB V PENUTUP .................................................................................. 85
A. Kesimpulan .......................................................................... 85
B. Implikasi .............................................................................. 86
C. Saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
II.1 Peneliti Terdahulu ......................................................................... 39
IV.1 Prosedur Pemilihan Sampel .......................................................... 67
IV.2 Daftar Sampel Perusahaan ............................................................ 68
IV.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 69
IV.4 Hasil Uji Multikolonieritas............................................................ 74
IV.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 76
IV.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................ 77
IV.7 Hasil Uji Analisis Linier Berganda ............................................... 78
IV.8 Hasil Uji t ...................................................................................... 80
IV.9 Hasil Uji F ..................................................................................... 82
x
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
II.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 44
IV.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot ............................................... 72
IV.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 75
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Perusahaan (Sampel)
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Audit Delay
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Profitabilitas
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Solvabilitas
Lampiran 5 Hasil Output SPSS
Lampiran 6 Tabel Distribusi t
Lampiran 7 Tabel Distribusi F
Lampiran 8 Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Sampel
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari siklus akuntansi setelah
adanya penjurnalan, posting ke buku besar, jurnal penyesuaian, dan neraca
lajur. Laporan keuangan merupakan cerminan dari semua transaksi
akuntansi sepanjang waktu yang dapat memberikan sebuah informasi akan
kondisi perusahaan dalam menghasilkan baik peningkatan atau penurunan
bersih nilai dari ekonomi untuk pemilik modal. Laporan keuangan
merupakan salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur
maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan
suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah go public.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang
penting untuk mengungkapkan informasi baik bersifat wajib (mandatory)
maupun sukarela (voluntary). Ketepatan waktu pelaporan keuangan
termasuk dalam salah satu kualitas laporan keuangan yang memiliki
peranan penting dalam pembuatan keputusan. Informasi yang dihasilkan
secara tidak tepat waktu akan kehilangan manfaatnya, karena tidak
disajikan pada saat dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Dalam
Dewangga (2015) PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan paragraph
2
43, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Profitabilitas merupakan salah satu variabel yang sering di teliti
pada audit delay. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan
untuk memperolah laba. Hasil penelitian Prameswari dan Yustrianthe
(2015) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit
delay. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tidak akan menunda
mempublikasikan laporan keuangannya, sebab hal tersebut merupakan
kabar baik yang secepatnya harus disampaikan kepada publik. Hasil
penelitian Nurahman Apriyana dan Diana Rahmawati (2017)
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh audit delay. Hal ini
dikarenakan proses audit perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
rendah tidak berbeda dengan proses audit perusahaan dengan tingkat
profitabilitas tinggi, karena perusahaan dengan profitabilitas tinggi atau
rendah akan cenderung mempercepat proses auditnya. Faktor profitabilitas
merupakan salah satu faktor yang sering digunakan dalam penelitian
sebelumnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi
cenderung ingin segera mempublikasikannya lebih cepat karena akan
mempertinggi nilai perusahaan di mata publik. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh (Wijayanti,2014) menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan tuntutan dari pihak-pihak
yang berkepentingan tidak terlalu besar sehingga tidak memicu perusahaan
3
untuk mempublikasikan laporan keuangannya lebih cepat. Profitabilitas
merupakan salah satu variabel yang sering di teliti pada audit delay.
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun jangka
pendek. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi cenderung membutuhkan
waktu audit yang lama, namun apabila tidak terjadi kesalahan atau
kecurangan terhadap pencatatan hutang perusahaan, maka tidak perlu
dilakukan audit secara menyeluruh yang akan berdampak terhadap audit
delay. Hasil pengujian yang dilakukan Alther Gabriel Liwe, Hendrik
Manossoh, dan Lidia M. Mawikere (2018) diketahui bahwa solvabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Solvabilitas merupakan
salah satu rasio untuk menujukkan kesehatan keuangan perusahaan, namun
bukan penentu apakah kinerja perusahaan dinilai baik atau tidak, karena
ketika perusahaan mampu memperoleh laba yang tinggi perusahaan
mampu untuk membayar hutangnya.
Lamanya rentang waktu dari tanggal laporan audit hingga tanggal
tutup buku laporan keuangan memengaruhi ketepatwaktuan atas data yang
terkandung dalam laporan keuangan, terutama yang akan diterbitkan.
Adanya selisih antara tanggal laporan audit dengan tanggal tutup buku
laporan keuangan mengisyaratkan pengerjaan proses audit yang
dilaksanakan oleh auditor cenderung lama atau disebut dengan audit delay.
Ketentuan Nomor III.1.2 Peraturan BEI Nomor 1-E tentang
Kewajiban Penyampaian Informasi, yang mengatur mengenai Laporan
4
Keuangan wajib disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dan
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten.
Perusahaan yang terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan
auditnya akan dikenakan sanksi sesuai dengan surat Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan
Nomor I-H tentang Sanksi yaitu mulai dari peringatan tertulis I, peringatan
tertulis II yang disertakan denda sebesar Rp. 50.000.000, peringatan
tertulis II yang disertakan denda sebesar Rp. 150.000.000, sampai dengan
sanksi terberat adalah denda maksimal sebesar Rp. 500.000.000 yang
disertakan penghentian sementara perdagangan efek perusahaan sampai
dengan penyerahan laporan keuangan dan pembayaran denda. Peraturan-
peraturan ini dibuat tentunya dengan tujuan agar perusahaan go public bisa
mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara tepat waktu
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melakukan analisa
atas faktor-faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan dalam
menyampaikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek
Indonesia mengemukakan bahwa tidak sedikit perusahaan emiten yang
menyerahkan laporan keuangannya melebihi waktu yang telah ditetapkan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Awin
Satrio Wibowo (2018) yang meneliti Analisis Pengaruh Ukuran KAP,
Ukuran Perusahaan. Opini Auditor, Likuiditas. Profitabilitas Dan
5
Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2016.
Namun ada beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian Awin Satrio Wibowo yaitu :
1. Periode penelitian Awin Satrio Wibowo adalah tahun 2013-
2016 sedangkan penelitian ini menggunakan 2016-2018.
2. Penelitian Awin Satrio Wibowo menggunakan 6 variabel yaitu
ukuran KAP, ukuran perusahaan, opini auditor, likuiditas,
profitabilitas dan solvabilitas.
3. Objek dalam penelitian Awin Satrio Wibowo menggunakan
perusahaan sektor aneka industri sedangkan dalam penelitian
ini menggunakan perusahaan makanan dan minuman .
Dalam uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil topik sebagai berikut : “PENGARUH
PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2018”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas diatas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa pokok permasalahan sebagai
berikut :
1. Mengapa tingkat profitabilitas dalam perusahaan diperlukan agar tidak
terjadi audit delay.
2. Terdapat perbedaan pendapat mengenai berbagai faktor yang
mempengaruhi audit delay pada perusahaan seperti solvabilitas.
3. Bagaimana suatu perusahaan dapat memenuhi solvabilitasnya secara
baik didalam suatu perusahaan untuk menghasilkan laporan yang
akurat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia (BEI) ?
2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
(BEI) ?
7
3. Apakah profitabilitas dan solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk menguji apakah profitabilitas memberikan pengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-
2018.
2. Untuk menguji apakah solvabilitas memberikan pengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-
2018.
3. Untuk menguji apakah profitabilitas dan solvabilitas memberikan
pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2016-2018.
8
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1) Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat meningkatkan dan menambah
pengetahuan tentang Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap
audit delay serta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada Fakultas Bisnis Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
2) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
pengambilan kebijakan dan keputusan oleh manajemen perusahaan
mengenai ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan perusahaan.
3) Bagi Universitas
Hasil penelitian ini bagi universitas diharapkan bisa menjadi referensi
mahasiswa dan sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa yang
akan datang mengenai audit delay yang telah diteliti pada penelitian ini.
4) Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang telah diperoleh selama studi
dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada mengenai audit
delay.
9
F. Sistematika Penelitian
Untuk dapat menjelaskan dengan lebih baik mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi audit delay, sistematika yang digunakan dalam penulisan
ini dibagi 5 (lima) bab, dimana antara bab yang satu dengan bab yang lain
saling berkaitan erat. Sistematika penulisan dari masing-masing bab adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini dibagi menjadi 6 (enam) sub bab yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini dibagi menjadi 10 (sepuluh) sub bab yang terdiri dari
penjabaran konsep dan teori yang digunakan sebagai dasar
pembahasan teori-teori yang melandasi audit delay, profitabilitas,
solvabilitas, model penelitian, hipotesis dan ringkasan penelitian
terdahulu yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.
BAB III : OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini dibagi menjadi 5 (lima) sub bab yang menguraikan secara
jelas tentang gambaran umum objek dan penelitian, metode
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan dan
10
pengolahan data, operasional variable dan teknik analisis data
yang akan diteliti oleh penulis.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara jelas tentang pembahasan dari hasil
penelitian yang didapat pada perusahaan manufaktur makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2016-2018.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi 3 (tiga) sub bab yang menjelaskan kesimpulan,
keterbatasan penelitian dan saran-saran, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan dari masing-masing fokus penelitian dan saran-
saran yang bersifat konstruktif yang bisa menjadi acuan dan
pertimbangan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Variabel Bebas (Independen)
a. Profitabilitas
Menurut Sunyoto (2013, 113) menyatakan bahwa :
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari usahanya.“
Menurut Fahmi (2013, 135) mengatakan bahwa :
“Rasio profitabiltas mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi”
Menurut Harahap (2013, 300) bahwa :
“Profitabiltas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI).”
Menurut Kariyoto (2017, 114) :
“Return On Asset sering disebut sebagai economic profitability
yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menhasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki
perusahaan”
12
Rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas.
Disamping bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio ini juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya
yang dimilikinya, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan,
penggunaan asset, maupun penggunaan modal. Rasio profitabilitas
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas
kinerja manajemen. Kinerja yang baik akan ditunjukkan lewat
keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal
bagi perusahaan.
Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
membandingkan antara berbagai komponen yang ada didalam
laporan laba rugi atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan
mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas perusahaan dari
waktu ke waktu. Dengan melakukan analisis rasio keuangan secara
berkala memungkinkan bagi manajemen untuk secara efektif
menetapkan langkah-langkah perbaikan dan efisiensi. Selain itu,
perbandingan juga dapat dilakukan terhadap target yang telah
13
ditetapkan sebelumnya, atau bisa juga dibandingkan dengan standar
rasio rata-rata industri (Hery, 2016, 192)
Menurut Hery, rasio profitabilitas tidak hanya berguna bagi
perusahaan saja, melainkan juga bagi pihak luar perusahaan. Ada
banyak manfaat yang dapat diperoleh dari rasio profitabilitas, baik
bagi pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, maupun para
pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan.
Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio profitabilitas secara
keseluruhan :
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset.
e. Untuk mengukur seberapa jumlah besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
ekuitas.
f. Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih.
g. Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih.
h. Untuk mengukur marjin laba bersih atas penjualan bersih.
14
Perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas secara
keseluruhan atau hanya sebagian saja dari jenis rasio profitabilitas
yang ada. Penggunaan rasio secara sebagian berarti bahwa
perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio saja yang
memang dianggap perlu untuk diketahui. Berikut adalah jenis-jenis
rasio profitabilitas yang lazim digunakan dalam praktek untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba :
1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas
seluruh aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi
pada dana yang digunakan dalam perusahaan.
Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang
menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan
laba bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi
laba bersih terhadap total aset.
Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin
rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total aset.
15
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil
pengembalian atas aset :
Hasil pengembalian atas aset =
Sumber: Hery (2016)
2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)
Ratio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas
seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator
yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan
bisnis yang dijalani. Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan
rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitasdalam
menciptakan laba bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dhasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas.
Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setap rupiah
dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah
pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dama yang
tertanam dalam ekuitas.
16
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil
pengembalian atas ekuitas :
Hasil pengembalian atas ekuitas =
Sumber: Hery (2016)
3) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Marjin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.
Rasio ini dihitung dengan membagilaba kotor terhadap
penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil
pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok
penjualan. Yang dimaksud dengan penjualan bersih disini
adalah penjualan (tunai maupun kredit) dikurangi retur dan
penyesuaian harga jual serta potongan penjualan.
Semakin tinggi marjin laba kotor berarti semakin tinggi pula
laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat
disebabkan karena tingginya harga jual atau rendahnya harga
pokok penjualan. Sebaliknya, semakin rendah marjin laba kotor
berarti semakin rendah pula laba kotor yang dihasilkan dari
penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya
harga jual atau tingginya harga pokok penjualan.
Untuk kondisi normal, laba kotor seharusnya positif karena
menunjukkan perusahaan menjual barang diatas harga
17
pokoknya. Namun, dalam beberapa situasi biasanya gross profit
margin adalah negatif yang mungkin disebabkan oleh salah satu
faktor dibawah ini :
a. Perusahaan baru beroperasi sehingga belum mencapai skala
ekonomis yang berdampak terhadap tingginya biaya tetap
pada overhead pabrik.
b. Kebijakan harga, dimana perusahaan memberikan harga jual
yang murah untuk melakukan penetrasi pasar. Dalam masa
pengenalan produk, seringkali perusahaan memberikan
potongan harga untuk merebut pangsa pasar.
c. Terjadi perang harga dipasaran. Hal ini dapat membahayakan
perusahaan jika terjadi terus menerus, karena pada akhirnya
perusahaan yang betul-betul kuat yang dapat terus bertahan.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung marjin
laba kotor :
Marjin laba kotor =
Sumber: Hery (2016)
4) Marjin Laba Operasional (Operating Profit Margin)
Marjin laba operasional merupakan rasio untuk mengukur
besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap
penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil
18
pengurangan antara laba kotor dengan beban operasional. Beban
operasional disini terdiri atas beban penjualan maupun beban
umum dan administrasi.
Semakin tinggi marjin laba operasional berarti semakin tinggi
pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal
ini dapat disebabkan karena tingginya laba kotor atau rendahnya
beban operasional. Sebaliknya, semakin rendah marjin laba
opreasional berarti semakin rendah pula laba operasional yang
dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan
karena rendahnya laba kotor atau tingginya beban operasional.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung marjin
laba operasional :
Marjin laba operasional =
Sumber: Hery (2016)
5) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Marjin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih. Laba bersih
sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum
pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan. Yang
dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan disini adalah
19
laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-lain,
lalu dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain.
Semakin tinggi marjin laba bersih berarti semakin tinggi pula
laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat
disebabkan karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan.
Sebaliknya, semakin rendah marjin laba bersih berarti semakin
rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih.
Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya laba sebelum pajak
penghasilan.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung marjin
laba bersih :
Marjin laba bersih =
Sumber: Hery (2016)
b. Solvabilitas
Menurut Hery (2016, 162) menyatakan bahwa :
“Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.”
Menurut Fahmi (2013, 174) :
“Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya
untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar
utang secara tepat waktu”.
20
Menurut Kasmir (2017, 151) :
“Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang.”
Posisi kreditor jangka panjang berbeda dibanding kreditor
jangka pendek. Kreditor jangka panjang sangat menaruh perhatian,
baik pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek, yaitu kemampuan membayar bunga maupun jangka panjang,
yaitu kemampuan membayar pokok pinjaman. Mereka lebih menaruh
perhatian pada solvabilitas perusahaan. Kreditor jangka panjang
biasanya akan menghadapi resiko yang lebih besar disbanding kreditor
jangka pendek. Oleh karena itu, biasanya perusahaan diminta untuk
membuat perjanjian pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka
panjang, misalnya perjanjian tentang jumlah modal kerja minimum,
dan pembayaran dividen.
Menurut hery, rasio solvabilitas memiliki beberapa implikasi
sebagai berikut :
a. Kreditor memandang jumlah ekuitas debitor sebagai marjin
keamanan (safety margin). Apabila jumlah modal perusahaan
debitor kecil maka berarti bahwa kreditor akan menanggung risiko
yang besar.
21
b. Penguasaan atau pengendalian terhadap perusahaan akan tetap
berada ditangan debitor (perusahaan itu sendiri) apabila sumber
pendanaan berasal dari pinjaman atau utang.
c. Sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan dan penjualan
saham akan menimbulkan pengaruh atau bahkan kendali pemegang
saham (investor) terhadap perusahaan (investee). Ingat kembali
bahwa saham menggambarkan kepemilikan investor atas
perusahaan investee.
d. Apabila perusahaan memperoleh penghasilan lebih dari dana yang
dipinjamnya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarkan
kepada kreditor maka kelebihannya tersebut akan memperbesar
pengembalian/imbal hasil (return) bagi pemilik.
Perusahaan dengan rasio solvabilitas yang tinggi (memiliki
utang yang besar) dapat berdampak pada timbulnya risiko keuangan
yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang besar pula untuk
menghasilkan laba yang tinggi. Risiko keuangan yang besar ini timbul
karena perusahaan harus menanggung atau terbebani dengan
pembayaran bunga dalam jumlah yang besar. Namun, apabila dana
hasil pinjaman tersebut dipergunakan secara efisien dan efektif dengan
membeli aset produktif tertentu (seperti mesin dan peralatan) atau
untuk membiayai ekspansi bisnis perusahaan, hal ini akan
memberikan peluang yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan
hasil usahanya. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang
22
rendah memiliki rasio keuangan yang kecil, tetapi juga mungkin
memiliki peluang yang kecil pula untuk menghasilkan laba yang
besar.
Hasil perhitungan rasio solvabilitas diperlukan sebagai dasar
pertimbangan dalam memutuskan antara penggunaaan dana dari
pinjaman atau penggunaan dana dari modal sebagai alternative sumber
pembiayaan aset perusahaan.
Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio solvabilitas secara
keseluruhan :
a. Untuk mengetahui posisi total kewajiban perusahaan kepada
kreditor, khususnya jika dibandingkan dengan jumlah aset atau
modal yang dimiliki perusahaan.
b. Untuk mengetahui posisi kewajiban jangka panjang perusahaan
terhadap jumlah modal yang dimiliki perusahaan.
c. Untuk menilai kemampuan aset perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajiban, termasuk kewajiban yang bersifat tetap, seperti
pembayaran angsuran pokok pinjaman beserta bunganya seara
berkala.
d. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh
utang.
e. Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh
modal.
23
f. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang terhadap pembiayaan
aset perusahaan.
g. Untuk menilai seberapa besar pengaruh modal terhadap
pembiayaan aset perusahaan.
h. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang
dijadikan sebagai jaminan utang bagi kreditor.
i. Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang
dijadikan sebagai jaminan modal bagi pemilik atau pemegang
saham.
j. Untuk mengukur seberapa bagian dari setiap rupiah modal yang
dijadikan sebagai jaminan utang.
k. Untuk mengukur seberapa bagian dari setiap rupiah modal yang
dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.
l. Untuk menilai sejauh mana atau berapa kali kemampuan
perusahaan (yang diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan
pajak) dalam membayar bunga pinjaman.
m. Untuk menilai sejauh mana atau berapa kali kemampuan
perusahaan (yang diukur dari jumlah laba operasional) dalam
melunasi seluruh kewajiban.
Melalui rasio solvabilitas, pemilik perusahaan (untuk jenis
perusahaan perorangan) dapat menilai kemampuan manajemen
(selaku agen) dalam mengelola dana yang telah dipercayakannya,
termasuk dalam hal pembiayaan aset perusahaan. Pihak manajemen
24
dapat memonitor dengan baik struktur modal perusahaan, yaitu
perbandingan antara jumlah pembiayaan utang dengan jumlah
pembiayaan modal. Disamping pihak internal perusahaan tersebut,
rasio solvabilitas juga berguna bagi pihak eksternal perusahaan.
Investor secara ekuitas (khususnya investor jangka pendek) sangat
berkepentingan terhadap rasio solvabilitas investee terutama dalam hal
pengembalian atas jumlah dana yang telah disetorkannya (termasuk
pembagian deividen tunai) sedangkan investor sekuritas utang atau
kreditor berkepentingan dalam hal pengembalian atas jumlah pokok
pinjaman beserta bunganya.
Biasanya penggunaan rasio solvabilitas disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan
rasio solvabilitas secara keseluruhan atau hanya sebagian saja dari
jenis rasio solvabilitas yang ada. Berikut adalah jenis-jenis rasio
solvabilitas yang digunakan dalam praktek untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya :
1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio
ini digunakan untuk mengukur seberapa besar utang perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pembiayaan aset.
25
Membandingkan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aset yang
dimiliki perusahaan menunjukkan sejauh mana dana yang dipinjam
telah digunakan untuk membeli aset. Rasio ini membandingkan
antara total kewajiban dengan total aset ini juga dikenal sebagai
debt ratio (rasio utang). Rasio ini seringkali digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
kewajibannya. Semakin tinggi debt ratio maka semakin besar pula
kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat melunasi
kewajibannya. Ketentuan umunya adalah bahwa perusahaan
seharusnya memiliki debt ratio kurang dari 0,5 namun perlu diingat
juga bahwa ketentuan ini tentu saja dapat bervariasi tergantung
pada masing-masing jenis industri.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
utang :
Rasio utang =
Sumber: Hery (2016)
1. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini
berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah
dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang
26
berasal dari pemilik perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk
mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan
sebagai jaminan utang. Rasio ini memberikan petunjuk umum
tentang kelayakan kredit dan risiko keuangan debitor.
Semakin tinggin debt to equity ratio maka berarti semakin kecil
jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
Ketentuan umumnya adalah bahwa debitor seharusnya memiliki
debt to ratio kurang dari 0,5 namun perlu diingat juga bahwa
ketentuan ini tentu saja dapat bervariasi tergantung pada masing-
masing jenis industri.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
utang terhadap modal :
Rasio utang terhadap modal =
Sumber: Hery (2016)
2. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt
to equity ratio)
Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur besarmya proporsi utang jangka
panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui
besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh
kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari
27
pemilik perusahaan. Rasio utang jangka panjang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa bagian
dari setiap rupiahb modal yang dijadikan sebagai jaminan utang
jangka panjang.
Semakin tinggi debt to equity ratio maka berarti semakin kecil
jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
Ketentuan umurnya adalah bahwa debitur seharusnya memiliki
debt to equity ratio kurang dari 0,5 namun perlu diingat juga bahwa
ketentuan ini tentu saja dapat bervariasi tergantung pada masing-
masing jenis industri.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung ratio
utang jangka panjang terhadap modal :
Ratio utang jangka panjang terhadap modal=
Sumber: Hery (2016)
3. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times interest Earned
Ratio)
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana
atau berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.
Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum
bunga dan pajak. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung
sebagai hasil bagi anatara laba sebelum bunga dan pajak dengan
besarnya beban bunga yang harus dibayarkan. Kemampuan
28
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
perusahaan untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi
oleh pajak.
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan sering juga dikenal sebagai
coverage ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
laba boleh menurun tanpa mengurangi kemampuan perusahaan
dalam membayar beban bunga. Apabila perusahaan tidak mampu
untuk membayar bunga dalam jangka panjang, hal ini tentu saja
dapat menghilangkan kepercayaan kreditor terhadap tingkat
kredabilitas perusahaan bersangkutan. Ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar beban bunga ini dapat berakibat
timbulnya tuntutan hokum dari kreditor. Lebih dari itu
kemungkinan perusahaan menuju kea rah proses pailit
(kebangkrutan) juga semakin besar.
Semakin tinggi times interest earned ratio maka berarti semakin
besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga, dan hal
ini juga tentu saja akan menjadi ukuran bagi perusahaan untuk
dapat memperoleh tambahan pinjaman yang baru dari kreditor.
Sebaliknya, apabila rasionya rendah maka berarti semakin kecil
pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
kelipatan bunga yang dihasilkan :
Sumber: Hery (2016)
29
4. Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating
Income to Liabilities Ratio)
Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang
menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi
seluruh kewajiban. Kemampuan perusahaan disini diukur dari
jumlah laba operasional. Rasio laba operasional terhadap kewajiban
dihitung sebagai hasil bagi antara laba operasional dengan total
kewajiban.
Rasio laba operasional terhadap kewajiban sering juga dikenal
sebagai coverage ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur
sejauh mana laba operasional boleh menurun tanpa mengurangi
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban. Apabila
perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya dalam jangka
panjang, hal ini tentu saja dapat menghilangkan kepercayaan
kreditor terhadap tingkat kredibilitas perusahaan yang
bersangkutan. Bahkan ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban ini dapat berakibat timbulnya tuntutan hokum
dari kreditor. Lebih dari itu, kemungkinan perusahaan menuju
kearah proses pailit (kebangkrutan) juga semakin besar.
Secara umum, semakin tinggi rasio laba operasional terhadap
kewajiban maka berarti semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban, hal ini juga tentu akan
menjadi ukuran bagi perusahaan untuk dapat memperoleh
30
tambahan pinjaman yang baru dari kreditor. Sebaliknya, apabila
rasionya rendah maka berarti semakin kecil pula kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio laba
operasional terhadap kewajiban :
Rasio laba operasional terhadap kewajiban =
Sumber: Hery (2016)
2. Variabel Terikat (Dependen)
a. Auditing
Auditing dalam bahasa indonesia dapat diartikan sebagai
pemeriksaan atau jika dijabarkan, pengertian audit adalah evaluasi
terhadap suatu organisasi, system, proses, atau produk. Audit dilakukan
oleh pihak yang kompeten, kredibel, objektif, dan netral, yang kita sebut
auditor (Subagja 2018,25).
Pengertian Auditing menurut (Messier, F, M, Glover,& Prawitt
2014, 12) dalam buku Jasa Audit dan Assurance adalah sebagai berikut:
“Auditing adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang
kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.”
31
Pengertian lain menurut (Konrath 2002, 5) yang tertulis dalam
buku (Agoes 2017, 3) berjudul Auditing: Petunjuk Praktik Pemeriksaan
Akuntan Oleh Akuntan Publik, mengemukakan bahwa:
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan untuk
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan
antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.”
Pengertian Auditing menurut (Agoes 2017, 4) dalam buku
Auditing: Petunjuk Praktik Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik,
mendefinisikan sebagai berikut:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen. Beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Bersadarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk menyatakan
kebenaran terhadap laporan yang disajikan guna untuk kepentingan
perusahaan dalam menilai dan mengevaluasi kinerja manajemenatas
pertanggungjawabannya.
Tujuan auditing yang dikemukakan oleh (Bayangkara 2014, 7)
dalam buku Audit manajemen prosedur dan implementasi adalah:
“Audit laporan keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan
bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
(manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku
umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan
perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada
periode tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan (auditor)
memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas laporantersebut,
32
untuk dapat digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan
keuangan.”
Berdasarkan tujuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa auditing
dilakukan bertujuan untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai ketentuan umum yang berlaku dan telah menyajikan
kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan fakta yang sebenarnya pada
periode tertentu. Setelah itu, auditor akan memberikan penilaian terhadap
laporan keuangan tersebut dan disahkan supaya bisa digunakan oleh
pihak-pihak yang berkpentingan.
Menurut (Mulyadi 2014, 30) dalam buku Audit 1, jika dilihat dari
jenis pemeriksaan audit. Audit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dibuat bertujuan untuk memastikan apakah
laporan keuangan yang telah dibuat sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku secara umum. Auditor akan memberikan
pendapat mengenai laporan keuangannya. Hasil audit nantinya
akan dibagikan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan yang
membutuhkan seperti kreditus, pemerintah, investor, dan lain-lain.
2. Audit Kepatuhan (Complience Audit)
Audit kepatuhan adalah audit yang dilaksanakan bertujuan untuk
menentukan apakah pihak yang diperiksa telah sesuai dengan
prosedur, kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Audit kepatuhan lebih fokus
memerika tindakan dari salah satu pihak organisasi yang
33
bersangkutan terhadap laporan keuangan. Hasil dari audit keptugan
akan disampaikan seseorang yaitu manajemen karena manajemen
merupakan pihak utama yang menaruh perhatian pada prosedur dan
aturan tertentu.
3. Audit operasional (operational audits)
Audit operasional adalah suatu proses pengauditan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi. Audit ini juga bisa mencakup
ekonomisasi yaitu mengevaluasi biaya serta manfaat sesuatu.
Mengevaluasi apakah dana dan sumber daya sudah digunakan
dengan efisien dan apakah tujuan yang telah ditetapkan organisasi
telah tercapai atau belum.
b. Audit Delay
Bagi setiap perusahaan yang sudah menerbitkan sahamnya di BEI
dan terdaftar sebagai perusahaan Go Public, diwajibkan untuk
mempublikasikan laporan keuangannya secara bertahap dan telah
melalui proses auditing yang telah dilakukan oleh pihak ekternal yang
bermitra dengan perusahaan tersebut. Menurut Agoes (2017, 4)
mengatakan bahwa:
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang telah dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuanagn tersebut.”
34
Menurut IAPI (2016, 5) mengatakan bahwa:
“Terminologi auditor digunakan untuk menyebutkan orang atau
orang-orang yang melaksanakan audit (biasanya rekan perikatan)
atau, jika relevan, kantor akuntan publik.”
Dalam beberapa penelitian, audit delay sering juga disebut
dengan audit report lag yang merupakan selisih waktu antara
berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal terbitnya laporan audit.
Menurut Dyer dan Mchugh dalam agustinasari (2017), keterlambatan
atau lag dibagi menjadi :
a. Preliminary lag
Merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai
dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh
pasar modal.
b. Auditor’s signature lag
Merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai
tanggal yang tercantum didalam laporan auditor.
c. Total lag
Merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai
dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi
oleh pasar modal.
Menurut Ashton et al. (1987) dalam Pratama (2014) jangka
waktu diukur berdasarkan selisih tanggal tutup buku perusahaan dan
35
tanggal pelaporan auditor independen yang tertera di laporan keuangan.
Semakin lama proses pengauditan perusahaan yang dilakukan oleh
auditor independen, semakin lama pula audit delay tersebut. Proses
audit sangat memerlukan waktu yang berakibat adanya audit delay yang
nantinya akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.
Audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit
terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay merupakan lamanya
atau rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi
yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat
ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang
dipublikasikan. Audit delay atau audit report lag menurut Knechel dan
Payne (2001) dalam david (2019) dibagi menjadi 3 komponen, yaitu :
1. Scheduling lag, yaitu selisih waktu antara akhir tahun fiskal
perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.
2. Fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya.
3. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian
pekerjaan lapangan tanggal laporan auditor.
36
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapat referensi dari
penelitian-penelitian terlebih dahulu. Dimana penelitian terlebih dahulu
digunakan penulis agar dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian Prameswari dan Yustrianthe (2015) membahas
tentang Analisis Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Audit Delay.
Variabel independennya adalah Ukuran Perusahaan, Solvabilitas,
Profitabilitas, Reputasi KAP, dan Opini Auditor. Hasil penelitian yang
didapatkan adalah ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit
delay. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Opini auditor
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Profitabilitas berpengaruh
terhadap audit delay. Reputasi kantor akuntan publik berpengaruh
terhadap audit delay. Ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas,
reputasi kantor akuntan publik dan opini auditor berpengaruh terhadap
audit delay.
Apriyana, Rahmawati (2017) meneliti tentang Pengaruh
Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Ukuran Kap
Terhadap Audit Delay. Variabel independennya adalah profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran Kap. Sedangkan variabel
dependennya adalah audit delay. Hasil penelitian yang didapatkan adalah
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, Solvabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay, ukuran
37
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay,
Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay, Profitabilitas,
solvabilitas, ukuran Perusahaan, dan ukuran KAP secara
simultanberpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Wijayanti (2014) membahas Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay. Variabel independennya yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan ukuran KAP.
Hasil penelitian yang didapat adalah ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay, profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap audit delay, solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay,
opini auditor berpengaruh terhadap audit delay, ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Liwe, Manossoh, Mawikere (2018) meneliti tentang Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay. Variabel
independennya adalah Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap audit delay, Solvabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit delay, Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Prabasari, Merkusiwati (2017) meneliti tentang Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Komite Audit Pada Audit Delay
Yang Dimoderasi Oleh Reputasi Kap. Variabel independennya adalah
38
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan komite audit. Sedangkan varibel
dependennya adalah audit delay. Hasil penelitian yang didapat adalah
Profitabilitas berimplikasi negatif pada audit delay, Ukuran perusahaan
berimplikasi negatif pada audit delay, dan Komite audit berimplikasi
negatif pada audit delay.
Cristina Kurniawan (2018) meneliti tentang Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay.
Variabel independennya adalah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah Audit Delay. Hasil
penelitian yang didapat adalah Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay, profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay,
solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Bealii (2018) meneliti tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Audit Tenor Terhadap Audit Delay.
Variabel independennya adalah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas dan Audit Tenure. Sedangkan variabel dependennya adalah
Audit Delay. Hasil peneliti yang didapat adalah Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay, profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap audit delay, solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay, audit
tenor berpengaruh terhadap audit delay, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
39
David (2019) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Auditor,
Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Audit Delay. Variabel
independennya adalah Kualitas Auditor, Profitabilitas, dan Likuiditas.
Sedangkan variabel dependennya adalah Audit Delay. Hasil peneliti yang
didapat adalah Kualitas Auditor berpengaruh terhadap Audit Delay,
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit Delay, Likuiditas tidak
berpengaruh terhadap Audit Delay, Kualitas Auditor, profitabilitas, dan
Likuiditas berpengaruh terhadap audit delay.
Beberapa peneliti terdahulu yang melakukan penelitian mengenai
audit delay dilihat pada table dibawah ini :
Tabel II.1
Peneliti Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1. Afina Survita
Prameswari,
Rahmawati
Hanny
Yustrianthe
(2015)
Analisis Faktor
- Faktor Yang
Memengaruhi
Audit Delay
Variabel
independennya
adalah Ukuran
Perusahaan,
Solvabilitas,
Profitabilitas,
Reputasi KAP,
dan Opini
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
audit delay. Solvabilitas
tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
Opini auditor tidak
berpengaruh terhadap
audit delay. Profitabilitas
40
Auditor. berpengaruh terhadap
audit delay. Reputasi
kantor akuntan publik
berpengaruh terhadap
audit delay. Ukuran
perusahaan, solvabilitas,
profitabilitas, reputasi
kantor akuntan publik dan
opini auditor berpengaruh
terhadap audit delay.
2. Nurahman
Apriyana,
Diana
Rahmawati
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Solvabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Dan Ukuran
Kap Terhadap
Audit Delay
Variabel
independennya
adalah
profitabilitas,
solvabilitas,
ukuran
perusahaan, dan
ukuran Kap.
Sedangkan
variabel
dependennya
adalah audit
delay.
Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, Solvabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit
delay, ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap audit
delay, Ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, Profitabilitas,
solvabilitas, ukuran
Perusahaan, dan ukuran
41
KAP secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap audit delay.
3. Shinta
Wijayanti
(2014)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Audit Delay
Variabel
independennya
yaitu ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
solvabilitas,
opini auditor,
dan ukuran KAP
Hasil penelitian yang
didapat adalah ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, profitabilitas
tidak berpengaruh
terhadap audit delay,
solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, opini auditor
berpengaruh terhadap
audit delay, ukuran KAP
tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
4. Alther
Gabriel
Liwe,
Hendrik
Manossoh
, Lidia M.
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Audit Delay
Variabel
independennya
adalah Ukuran
perusahaan,
Profitabilitas,
Solvabilitas.
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap audit delay,
Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap audit
delay, Solvabilitas tidak
42
Mawikere
(2018)
berpengaruh signifikan
terhadap audit delay,
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
solvabilitas berpengaruh
signifikan terhadap audit
delay.
5. I Gusti
Agung Ayu
Ratih
Prabasari, Ni
Ketut Lely
Aryani
Merkusiwati
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Dan Komite
Audit Pada
Audit Delay
Yang
Dimoderasi
Oleh Reputasi
Kap
Variabel
independennya
adalah
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, dan
komite audit.
Sedangkan
varibel
dependennya
adalah audit
delay.
Hasil penelitian yang
didapat adalah
Profitabilitas berimplikasi
negatif pada audit delay,
Ukuran perusahaan
berimplikasi negatif pada
audit delay, dan Komite
audit berimplikasi negatif
pada audit delay.
6 Cristina
Kurniawan
(2018)
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Variabel
independennya
adalah Ukuran
Perusahaan,
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, profitabilitas
berpengaruh terhadap
43
Dan
Solvabilitas
Terhadap
Audit Delay
Profitabilitas,
Solvabilitas.
Sedangkan
variabel
dependennya
adalah
Audit Delay
audit delay, solvabilitas
berpengaruh terhadap
audit delay, ukuran
perusahaan, profitabilitas,
dan solvabilitas
berpengaruh terhadap
audit delay
7 Bealii (2018) Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Solvabilitas,
Dan Audit
Tenor
Terhadap
Audit Delay
Variabel
independennya
adalah Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Solvabilitas dan
Audit Tenure.
Sedangkan
variabel
dependennya
adalah
Audit Delay
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
audit delay, profitabilitas
tidak berpengaruh
terhadap audit delay,
solvabilitas berpengaruh
terhadap audit delay, audit
tenor berpengaruh
terhadap audit delay,
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
solvabilitas berpengaruh
terhadap audit delay
8 David (2019) Pengaruh
Kualitas
Auditor,
Variabel
independennya
adalah Kualitas
Kualitas Auditor
berpengaruh terhadap
Audit Delay, profitabilitas
44
Profitabilitas,
Dan Likuiditas
Terhadap Audit
Delay
Auditor,
Profitabilitas,
Dan Likuiditas.
Sedangkan
variabel
dependennya
adalah
Audit Delay
tidak berpengaruh
terhadap Audit Delay,
Likuiditas tidak
berpengaruh terhadap
Audit Delay, Kualitas
Auditor, profitabilitas, dan
Likuiditas berpengaruh
terhadap audit delay
Sumber: olahan tersendiri
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan digambarkan mengenai pengaruh
profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas terhadap audit delay. Berikut
adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini :
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Olahan Sendiri
Profitabilitas
(X1)
Solvabilitas
(X2)
Audit delay
(Y)
45
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktivitas normal bisnisnya. Perusahaan adalah sebuah organisasi yang
beroperasi dengan tujuan menghasilkan keuntungan dengan cara
menjual produk (barang/jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan
operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk
memaksimalisasi profit, baik profit jangka pendek maupun profit
jangka panjang. Manajemen dituntut untuk meningkatkan imbal hasil
(return) bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga meningkatkan
kesejahteraan karyawan. Ini semua hanya dapat terjadi apabila
perusahaan memperoleh laba dalam aktivitas bisnisnya.
Dalam penelitian Prameswari dan Yustrianthe (2015)
menghasilkan profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Apriyana, Rahmawati (2017) menghasilkan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Wijayanti (2014) menghasilkan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Liwe,
Manossoh, Mawikere (2018) menghasilkan profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap audit delay. Prabasari, Merkusiwati (2017)
menghasilkan profitabilitas berimplikasi negatif pada audit delay.
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
46
2. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.
Dengan kata lain, rasio solvabilitas marupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung
perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti luas, rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang (Hery 2016, 162).
Dalam penelitian Prameswari dan Yustrianthe (2015)
menghasilkan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Apriyana, Rahmawati (2017) menghasilkan solvabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap audit delay. Wijayanti (2014)
menghasilkan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Liwe, Manossoh, Mawikere (2018) menghasilkan solvabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
H2: Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
47
3. Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas terhadap audit delay.
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya ketiga variabel
independen tersebut diduga berpengaruh terhadap audit delay. Maka
data diduga juga bahwa jika variabel tersebut diuji secara bersama-
sama terhadap variabel dependen maka hasilnya akan berpengaruh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Profitabilitas dan
Solvabilitas dapat berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.
H3: Profitabilitas Dan Solvabilitas berpengaruh terhadap audit
delay.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya rasa keingintahuan
yang tinggi atas permasalahan yang ditemui. Kegiatan manusia dalam
menelaah sesuatu, menemukan, interpretasi dan pengembangan metode dan
sistem untuk pengembangan pengetahuan manusia. Penyaluran hasrat
keingintahuan manusia dalam taraf keilmuwan, dan hasrat ingin tahu ilmiah
yang memotivasi untuk melakukan penelitian.
Penelitian adalah suatu proses berpikir, menguji secara kritis
berbagai aspek keseharian, memahami dan memformulasikan tuntutan untuk
pelaksanaan suatu prosedur, pengembangan dan pengujian teori baru untuk
peningkatan pemahaman dan pengetahuan. Menurut Sugiyono (2017, 2) :
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”
Jenis penelitan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak
tubuh, ekspresi wajah, bagan, dan gambar foto. Data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan (scoring).
49
Berdasarkan pengertian diatas, jenis penelitian yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017, 13) pendekatan kuantitatif adalah
Sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic,
dengan tujuan untuk menguji hipotetsis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah data laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2016 sampai dengan 2018.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan akhir tahun yang
dipubliksasikan oleh perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 sampai dengan
2018. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI), dikarenakan BEI merupakan wadah resmi bagi emiten untuk
mempublikasikan laporan keuangannya. Penelitian dilakukan terhadap
laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen pada peusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman. Waktu penelitian ini dimulai pada
saat penulis mengajukan proposal skripsi sejak bulan agustus sampai dengan
desember 2019.
50
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah pasar saham yang meupakan wadah bagi
emiten dan investor bertransaksi jual-beli produk-produk yang difasilitasi
untuk saling bersinergi dalam membangun perekonomian negara. Dalam
proses jual-belinya BEI dibantu oleh seorang broker yang meupakan
pialang saham, broker adalah anggota bursa efek yang memiliki ijin dan
hanya sebagai perantara perdagangan saja.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau
VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi
bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
51
2. Tata Kelola Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance (selanjutnya disebut
sebagai CG) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan
pengelolaan perusahaan secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan
kesetaraan. BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di Indonesia
memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya
saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good
Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu
menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,
efisiensi biaya serta penerapan good governance. BEI telah berhasil
menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara
efektif dan efisien dalam kegiatan operasional Perusahaan dan senantiasa
memperbaiki praktik CG di masa yang akan datang. Manfaat dari
penerapan GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas
Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan
peningkatan kualitas informasi kepada publik.
52
C. Jenis dan Sumber Data
Data adalah fakta-fakta tunggal atau data mentah yang nantinya
disusun menjadi sebuah informasi yang bermanfaat utnuk mengambil suatu
kesimpulan. Data peneliti bisa diambil berbagai sumber sesuai dengan teknik
pengumpulan datanya.
Berdasarkan jenis dan sumber datanya, makan penelitian ini
menggunakan jenis dan sumber data sekuder. Data sekunder adalah data yang
tidak diolah langsung oleh sang peneliti tetapi diolah dan diperoleh dari pihak
lain seperti perusahaan atau data yang didapatkan berasal dari jurnal, buku,
atau sumber lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
berhubungan dengan ketiga variabel yang akan diuji. Sedangkan berdasarkan
sifatnya, jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data
yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif ini pada umumnya dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber sekunder. Menurut
Sugiyono (2017, 137) dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D menyatakan bahwa sumber sekunder adalah :
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya orang lain atau lewat dokumen”
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari data
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
53
D. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yan
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sedangkan sampel yaitu
sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai
himpunan bagian atau subset dari populasi (setiawan, 2013, 55). Alasan
dipilihnya perusahaan manufaktur karena jumlah jenis usaha yang banyak
ragamnya dan dalam perusahaan manufaktur memiliki operasional yang
sangat kompleks yaitu dari proses pengolahan bahan mentah/bahan baku
menjadi barang setengah jadi/barang jadi yang memerlukan waktu banyak
dalam memprosesnya disbanding dengan perusahaan jasa dan dagang. Dalam
penelitian ini populasi diambil adalah perusahaan manufakur sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2016 sampai dengan 2018.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, karena teknik ini menentukan sampel dengan kriteria
tertentu, sehingga hanya beberapa sampel yang memenuhi kriteria dalam
penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah :
1. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut pada tahun 2016-2018
2. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang melaporkan
laporan keuangan secara berturut-turut selama tahun 2016-2018 yang
berisi data dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini seta
54
laporan keuangan tersebut telah diaudit dan disertai dengan laporan
auditor independen,
3. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang
menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya.
4. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang mengalami
laba berturut-turut selama tahun 2016-2018.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015, 308) mendefinisikan bahwa :
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah data”
Yang diperlukan dalam hal ini adalah menentukan teknik
pengumpulan data yang paling tepat, sehingga menghasilkan data yang valid
dan reliable.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan 2 metode, yaitu :
1. Metode studi pustaka, merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan dan membaca buku referensi dan literature yang terkait
dengan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan landasan teori yang tepat dan sesuai dengan
topik bahasan dalam penelitian ini.
2. Metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki
55
oleh organisasi yng terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari
individu sebagai objek penelitian (Sujoko, 2004) dalam (Setiawan, 2013,
56). Dalam hal ini dokumentasi yang dilakukan dengan cara penelusuran
data yang sudah didokumentasikan oleh perusahaan, baik bersifat
kuantitatif maupun kualitatif ke beberapa bagian atau divisi dalam
perusahaan. Teknik pengambilan data yang terkait dengan permasalahan
dalam penelitian ini dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (variabel
bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu audit delay. Audit
delay adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku perusahaan hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan
audit independen. Audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan ditutup tanggal 31
Desember 2017 dan laporan audit yang diterbikan tanggal 10 Maret 2018.
Maka audit delay pada perusahaan tersebut adalah sebanyak 70 hari.
𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑢𝑘𝑢
audit delay = 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 −
56
2. Variabel Indenpenden
Dalam penelitian ini variabel independen yaitu:
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan yang menunjukkan tingkat keefektivan dan menilai sejauh
mana kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
investor. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan
menggunakan ROA (Return On Asset) sesuai dengan penelitian-
penelitian sebelumnya. Menurut Kariyoto (2017, 114) Return On
Asset sering disebut sebagai economic profitability yangmerupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam Hery (2016)
rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut :
b. Solvabilitas
Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu
memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu
(Fahmi, 2013, 174). Menurut Hery (2016) dalam bukunya yang
berjudul tentang analisis laporan keuangan menyatakan bahwa rumus
debt to total asset ratio adalah sebagai berikut :
Return On Asset (ROA) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
57
debt to total asset ratio =
Hubungannya dengan waktu audit (audit delay) yang dilakukan oleh
seorang auditor independen adalah bahwa semakin besar rasio
solvabilitas maka semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap pihak eksternal dan semakin besar pula beban biaya utang
yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Maka dari itu semakin besar
rasio solvabilitas dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut
mempunyai karakteristik manajemen yang buruk dan juga porsi
hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang lebih besar
dibandingkan total aktiva yang juga berdampak pada semakin banyak
pula data dan bukti yang harus diperiksa oleh auditor independen
terkait jumlah hutang dagang yang harus dikonfirmasi kebenarannya,
dan lainnya. Sebaliknya, apabila semakin kecil nilai rasio solvabilitas
maka semakin sedikit tingkat ketergantungan perusahaan terhadap
pihak eksternal dan semakin sedikit pula beban biaya utang yang
harus dibayarkan oleh perusahaan. Maka dari itu semakin kecil nilai
rasio solvabilitas mencerminkan bahwa perusahaan tersebut
mempunyai karakteristik manajemen yang baik dan semakin sedikit
pula data dan bukti yang harus diperiksa oleh auditor independen
terkait jumlah hutang dagang yang harus dikonfirmasi kebenarannya
dan lainnya sehingga menyebabkan waktu audit (audit delay) semakin
singkat atau cepat.
58
G. Teknik Analisis Data
Metode statisik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
dapat menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak
Statistical Package for The Social Siences (SPSS) for windows 25, setelah
semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan
analisis :
1. Statistik Deskriptif
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian diolah, kemudian
dianalisis dengan alat statistic deskriptif. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif juga dapat
dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat
perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau
populasi.
Menurut Ghozali (2016, 19) mengatakan bahwa :
“Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi)”.
59
Analisis dimulai dengan mengidentifikasi tendensi sebaran dari masing-
masing variabel. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat
kecenderungan dari masing-masing variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statstik yang harus dipenuhi dalam
analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Analisis ini digunakan untuk meneliti hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen, dimana data yang digunakan
adalah data sekunder. Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
Keempat asumsi klasik yang dianalisa dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 25.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016, 154) mengatakan bahwa :
“Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal”.
Distribusi normal (Distribusi gauss) merupakan distribusi
probabilitas yang paling penting baik dalam teori mauun aplikasi
statistic. Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, dalam
penelitian ini menggunakan grafik normal P-P Plot. Pada diagram P-P
60
Plot data dikatakan normal jika garis data riil mengikuti arah garis
diagonal.
b. Uji Multikoliniearitas
Menurut Ghozali (2016, 103) mengatakan bahwa :
“Uji Multikoliniearitas ini untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)”
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Dalam menentukan ada tidaknya
multikoliniearitas, dapat menggunakan beberapa cara diantaranya
dengan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikoliniearitas adalah model yang memiliki kriteria dimana nilai
tolerance 0 10 atau sama dengan nilai VIF 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016, 134) menyatakan bahwa :
“Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.”
Jika varian dari residual tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik
adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Terdapat beberapa cara
dalam mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, salah satunya
61
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot
Antara Studentized Residual (SRESID) dan Standardized Predicted
Value (ZPRED) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi − Y sesungguhnya) yang telah di
studntized.
Dasar analisis dari heterokedastisitas adalah :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, sepeti tiik-titik yang menyebar
diatas dan di bawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut (Sujarweni 2015, 177) mengatakan bahwa :
“Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel-variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan model sebelumnya.”
persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki autokorelasi.
Ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi dapat diuji
dengan berbagai cara, pada penelitian ini menggunakan uji Durbin
Watson (DW test).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi melalui uji ini.
Dapat dianalisis dengan ketentuan :
62
1) Angka D-W dibawah -2, yang berarti adanya autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, yang berarti tidak
adanya autokorelasi
3) Angka D-W diatas +2, yang berarti adanya autokorelasi.
3. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi memiliki tujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independennya. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Ghozali (2016, 94) mengatakan bahwa :
“Analisis regresi linier beranda digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan
independen”.
63
Analisis regresi linier berganda diproses menggunakan program
Statistical Package For Social Science (SPSS).
Regresi linier berganda pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
Y : Audit Delay
α : Konstanta
β1β2β3 : Koefisien Regresi
X1 : Profitabilitas
X2 : Solvabilitas
e : Error
4. Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2016, 95) mengatakan bahwa :
“ketepatan fungsi regresi sampel dalam menafsir nilai
aktual dapat diukur dari Goodness Of Fit nya. Secara
statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien
determinasi, secara statistik F dan nilai statistik t.
perhitungan statistic disebut signifikan secara statistik
apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis
(daerah dimana Ho ditolak).”
a. Uji Signifikan Perimeter Individual (Uji Statistik t )
Y = 𝛼 +𝛽1X1 +𝛽2X2 + 𝑒
64
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
penjelas/independen secara individual (persial) dalam
menerangkan variasi variabel independen.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
1) Menentukan tingkat signifikan
Dalam pengujian ini ditetntukan tingkat signifikannya yaitu
sebesar 5% atau 0,05.
2) Menentukan H0 (Hipotesis nol) dan Ha (Hipotesis alternatif)
a) H0 : bi = 0 artinya suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b) Ha : bi 0 artinya suatu variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
3) Menghitung t hitung (Menggunakan uji t pada program SPSS)
4) Mendapatkan nilai t table dan membandingkan dengan t hitung
t table nilai df (degree of freedom) –
dimana : n = jumlah reponden/sampel
k = jumlah variabel independen & dependen
a) Jika sign 0 0 dan t dihitung table maka H0
diterima, bahwa secara persial tidak terdapat pengaruh
signifikan antara variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y)
65
b) Jika sign 0 0 dan t dihitung table maka H0
ditolak, bahwa secara persial terdapat pengaruh signifikan
positif antara variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y).
b. Uji Signifikan keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji Statistik F)
Uji F menguji joint hipotesa bahwa 1 2 , dan 3 secara simultan
sama dengan nol. Pada uji ini menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak/bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
1) Menentukan tingkat signifikan
Dalam pengujian ini ditentukan tingkat signifikannya yaitu
sebesar 5% atau 0,05.
2) Menentukan H0 (Hipotesis nol) dan Ha (Hipotesis alternatif)
a) H0 : 1 2 bk 0 artinya semua variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b) Ha : 1 2 bk 0 artinya semua variabel
independen secara bersama-sama dan signifikan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3) Menghitung F hitung (Menggunakan uji F pada program
SPSS)
66
4) Mendapatkan nilai F table dan membandingkan dengan F
hitung
df1 = k – 1
df2 –
dimana : n = jumlah reponden/sampel
k = jumlah variabel independen & dependen
1) Jika sign 0 0 dan F hitung F table maka H0 ditolak,
bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y).
2) Jika sign 0 0 dan F hitung F table maka H0 diterima,
bahwa secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y).
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan
solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2016-2018.
Peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2018 yang di uji secara statistik dengan
menggunakan program pengolahan data SPSS versi 25.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
situsnya www.idx.co.id jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 33 dari 11 perusahaan dikali dengan tiga tahun masa penelitian.
Table IV.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No Kriteria Data
1 Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut pada
tahun 2016-2018
18
68
2 Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang tidak
ditemukan laporan keuangan secara berturut-turut selama tahun
2016-2018 di website www.idx.co.id
(3)
3 Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang
menggunakan mata uang asing dalam laporan keuangannya
(0)
4 Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang
mengalami kerugian selama tahun 2016-2018
(4)
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 11
Jumlah data observasi selama periode pengamatan 3 tahun 33
Sumber : BEI, data diolah 2019
Dibawah ini adalah tabel berisi nama-nama perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang didapat dari www.sahamok.com dan telah
memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini.
Tabel IV.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
1 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
2 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
3 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
4 PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk
ICBP
5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
6 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
69
7 PT. Mayora Indah Tbk MYOR
8 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
9 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
10 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
11 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Tranding Company Tbk
ULTJ
Sumber : Fact Book BEI, data diolah 2019
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini mendeskripsikan dan
menggambarkan tentang jumlah sampel, nilai minimum, maksimum,
rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel dependen yaitu audit
delay dan variabel independen yaitu profitabilitas dan solvabilitas
Tabel IV.3
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 25, 2019
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
PROFITABILITAS 33 -,030 ,5267 ,122 ,128
SOLVABILITAS 33 ,014 ,651 ,414 ,171
AUDIT DELAY 33 44 148 78,42 16,489
Valid N (listwise) 33
70
Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan
SPSS versi 25, maka hasil output menunjukan jumlah sampel
perusahaan sebanyak 33, nilai minimum, maksimum, mean dan
standard deviasi dari variabel audit delay, profitabilitas dan solvabilitas,
jika dijabarkan sebagai berikut :
a. Audit Delay
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa variabel audit delay
terdapat nilai minimum sebesar 44 yang dimiliki oleh PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk, nilai 148 merupakan nilai maksimum yang
dimiliki oleh PT. Tri Banyan Tirta Tbk, nilai rata-rata dari variabel
audit delay adalah 78,42, nilai standard deviasi sebesar 16,489. Hal ini
menyatakan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sangat disiplin
dalam penyampaian laporan keuangannya ke Bursa Efek Indonesia,
karena dengan penyampaian laporan keuangan yang tidak terlambat/
delay maka tingkat kepercayaan para investor akan semakin tinggi
untuk mempercayakan dana mereka diinvestasikan ke perusahaan
tersebut. PT. Tri Banyan Tirta Tbk walaupun terbilang perusahaan yang
besar, namun ada kalanya menjadi perusahaan yang melakukan
keterlambatan paling lama dalam penyampaian laporan keuangan ke
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016-2018.
71
b. Profitabilitas
Variabel profitabilitas pada tabel diatas menunjukan tingkat rasio
kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari asset dengan
rasio minimum -0,030 milik PT. Tri Banyan Tirta Tbk, rasio maksimum
dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dengan rasio sebesar
0,526. Nilai 0,122 merupakan nilai rata-rata, dan nilai 0,128 merupakan
nilai standard deviasi. Hal ini menunjukan bahwa masih ada perusahaan
yang belum mampu memberikan keuntungan atau kekayaan maksimal
terhadap investornya, dalam penelitian ini adalah PT. Tri Banyan Tirta
Tbk, sedangkan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebagai pemilik rasio
maksimum pada penelitian ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
dalam memberikan persepsi positif terhadap investor dan mampu
memberikan kemakmuran terhadap pemegang sahamnya. Dari nilai
standar deviasi sebesar 0,128 yang berarti lebih kecil dari nilai rata-
ratanya sebesar 0,122 menunjukan bahwa sebaran data untuk
profitabilitas adalah baik.
c. Solvabilitas
Variabel solvabilitas pada tabel diatas bahwa DAR menunjukkan nilai
rata-rata sebesar 0,414 dengan standard deviasi sebesar 0,1717.
Solvabilitas dengan nilai terendah sebesar 0,014 dan nilai tertinggi
sebesar 0,651. Dilihat dari range tersebut mengidikasikan bahwa
sebaran data untuk solvabilitas baik. Hal ini bisa dilihat dari nilai
standard deviasi yang lebih kecil dibandingkan rata-ratanya. Hal ini
72
mengidikasikan bahwa sebagian besar sampel perusahaan yang diteliti
memiliki nilai asset yang didanai oleh hutang. Pada variabel ini, DAR
tertinggi terdapat pada PT. Tri Banyan Tirta Tbk dan DAR terendah
terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa
cara, dalam penelitian ini menggunakan diagram normal P-P Plot.
Hasil uji grafik P-Plot
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Gambar IV.1
73
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa data yang diteliti menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal. Dengan kondisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diteliti
memenuhi asumsi normalitas.
Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara
normal dan independen. Yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan
skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri
disekitar nilai mean sama dengan nol.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
multikolonieritas didalam model regresi, dapat dilihat dari nilai
tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah model
yang memiliki kriteria dimana nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
VIF ≥ 10.
74
Tabel IV.4
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 90,475 7,146 12,661 ,000
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550 -3,596 ,001 ,995 1,005
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085 -,558 ,581 ,995 1,005
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF
pada semua variabel independen dibawah angka 10 yaitu profitabilitas
sebesar 1,005 dan solvabilitas sebesar 1,005, Sedangkan untuk nilai
tolerance pada semua variabel independen adalah lebih besar dari 0.10
yaitu profitabilitas sebesar 0,995 dan solvabilitas sebesar 0,995.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi bebas dari
multikolonieritas. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada korelasi yang
signifikan antara masing-masing variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas disini bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas.
Pengujian heteriskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
membuat scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi
75
dari variabel terikat yang telah distandarisasi. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Gambar IV.2
Berdasarkan hasil dari scatterplot diatas tampak bahwa scatterplot
antara SRESID dan ZPRED yang terbentuk menyebar tidak memiliki
pola tertentu atau menyebar dibagian atas dan bagian bawah angka 0
pada sumbu Y dan n dikanan dan kiri pada sumbu X. Hal ini
menunjukan bahwa model regresi ini tidak terjadi hubungan antara
variabel bebas dan nilai residual. Dengan begitu asumsi non
heteroskedastisitas model regresi ini terpenuhi.
76
d. Uji autokorelasi
Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi penelitian ini memiliki korelasi antara kesalahan residual
dalam rangkaian data kurun waktu. Dalam pengujian ini digunakan
metode durbin-watson untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi.
Tabel IV.5
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,550a ,303 ,256 14,221 ,963
a. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS
b. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Hasil output dengan jumlah sampel (n) sebesar 33 dan jumlah variabel
independen (k) sebanyak 3 maka diperoleh nilai D-W sebesar 0,963
yang mana terletak antara 0<d<dl (0<0,963<1,25756) yang berarti ada
autokorelasi positif.
3. Uji statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi atau R square (R2) memiliki tujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independennya. Nilai R2 adalah antar nol dan satu. Nilai R
2 yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
77
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
Tabel IV.6
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,550a ,303 ,256 14,221 ,963
a. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS
b. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Pada tampilan output SPSS model summary dapat dilihat bahwa nilai
adjusted R Square sebesar 0,274 karena nilai tersebut mendekati nol
maka hal ini berarti kemampuan variabel independen (profitabilitas
dan solvabilitas) cukup lemah dalam menjelaskan variabel dependen
(audit delay). Hanya 27,4% variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel diluar dari model.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih, juga menunjukan arah
hubungan antara variabel dependen dan independen dengan skala
pengukuran atau rasio dalam suatu persamaan linier. Regresi linier
berganda pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = 𝛼 +𝛽1X1 +𝛽2X2 + 𝑒
78
Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan
program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25 untuk
menguji model regresi diatas sehingga hasilnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel IV.7
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 90,475 7,146
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan data hasil olahan SPSS pada gambar coefficient diatas
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
AD = 90,475 – 70,555 P – 8,181 S + e
Dari hasil persamaan regresi diatas, maka dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Konstanta
Nilai konstanta sebesar positif 90,475 mempunyai arti bahwa jika
semua variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, dan
likuiditas) constant atau bernilai 0, maka nilai variabel dependen
yaitu audit delay sebesar 90,475.
79
2. Profitabilitas
Nilai profitabilitas (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 70,555
hal ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
audit delay, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
keuntungan yang didapat suatu perusahaan maka audit delay akan
cenderung menurun sebesar 70,555.
3. Solvabilitas
Nilai koefisien solvabilitas (X2) memiliki koefisien regresi sebesar
8,181 hal ini menunjukan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap
audit delay, sehingga dapat disimpulkan semakin besar hutang
suatu perusahaan maka audit delay akan cenderung meningkat
sebesar 8,181.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
menguji profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit delay. Pengujian
dilakukan pada tingkat signifikan <0,05.
1. Uji Signifikan Perimeter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh profitabilitas,
solvabilitas, dan likuiditas secara individual dalam menerangkan audit
delay. Dengan ketentuan jika sign t ˃ 0,05 dan t hitung ˂ t tabel maka H0
diterima, bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
80
Dengan tabel nilai df = n – k = 33-3 = 30.
Dimana diperoleh nilai t tabel adalah 2,04227
a. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay
Tabel IV.8
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 90,475 7,146 12,661 ,000
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550 -3,596 ,001
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085 -,558 ,581
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
H0 : profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Ha : profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar 3,596 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,04227 dan
memiliki nilai signifikan 0,001 nilai ini tentu lebih kecil dari nilai
signifikan yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (0,001 < 0,05) dengan
tingkat keyakinannya sebesar 99,9% (100% - 0,1%) dengan
demikian H0 ditolak dan Ha (hipotesis yang diajukan dalam
penelitian/H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap audit delay.
b. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay
H0 : profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Ha : profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
81
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar 0,558 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,04227 dan
memiliki nilai signifikan 0,581 nilai ini tentu lebih besar dari nilai
signifikan yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (0,581 > 0,05) dengan
tingkat keyakinannya sebesar 41,9% (100% - 58,1%) dengan
demikian H0 diterima dan Ha (hipotesis yang diajukan dalam
penelitian/H1) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap audit delay.
2. Uji Signifikan Keseluruhan Dari Regresi Sample (Uji Statistik F)
Uji F menguji joint hipotesa bahwa profitabilitas dan solvabilitas secara
bersama-sama/simultan berpengaruh terhadap audit delay. Dalam
penelitian ini, uji signifikan simultan dapat dilihat pada tabel ANOVA
dibawah ini. Jika sign ≤ 0,05 dan F hitung > F tabel maka H0 ditolak,
bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
df2 = n – k = 33 – 3 = 30
maka diperoleh nilai F tabel 3,32.
82
Tabel IV.9
ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2632,787 2 1316,394 6,509 ,004b
Residual 6067,273 30 202,242
Total 8700,061 32
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
b. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2019
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan 0,004 yang
bernilai kurang dari 0,05 (0,004 < 0,05) dan F hitung sebesar 6,509 yang
mana lebih besar dari pada F tabel 3,32 (6,509 > 3,32) maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas dan
solvabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
D. Pembahasan
Secara parsial dengan melakukan uji t dan secara simultan dengan
melakukan uji F didapatkan kesimpulan bahwa setiap variabel memiliki
hasil sebagai berikut :
1. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukan
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat signifikan profitabilitas sebesar 0,001 dimana
lebih kecil dari 0,05 dan bila dibandingkan t hitung sebesar 3,596 lebih
besar dari t tabel sebesar 2,04227. Profitabilitas yang diukur dengan
Return On Asset (ROA) tepat digunakan sebagai acuan dalam pengukuran
83
audit delay. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian
(H1) diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Cristina Kurniawan (2018) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh teradap audit delay.
2. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay
Berdasarkan hasil pengujian variabel solvabilitas memiliki tingkat
signifikan 0,581 dimana lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar
0,558 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,04227. Maka dapat
disimpulkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
solvabilitas yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR) tidak bisa
digunakan sebagai acuan dalam pengukuran audit delay. Dengan
demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian (H2) ditolak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Cristina Kurniawan (2018) yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak
berpengaruh teradap audit delay.
3. Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap audit delay
Berdasarkan hasil uji signifikansi menunjukan bahwa nilai signifikansi
0,004 yang bernilai kurang dari 0,05 yang merupakan batas signifikansi,
dan F hitung sebesar 6,509 yang mana lebih besar disbanding F tabel 3,32
sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian (H3) diterima. Hal ini
didukung pula oleh hasil uji koefisien determinasi yang memperoleh nilai
84
Adjusted R Square sebesar 0,274 atau 27,4% yang berarti bahwa
profitabilitas dan solvabilitas secara simultan dapat menentukan besarnya
perubahan audit delay pada perusahaan sektor makanan dan minuman
periode tahun 2016-2018 sedangkan 72,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dam
solvabilitas terhadap audit delay. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 11 perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2016-2018. Dari hasil analisis dan
pengujian yang telah diterapkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat signifikan profitabilitas sebesar 0,001 dimana lebih
kecil dari 0,05 dan bila dibandingkan t hitung sebesar 3,596 lebih besar
dari t tabel sebesar 2,04227. Profitabilitas yang diukur dengan Return On
Asset (ROA) tepat digunakan sebagai acuan dalam pengukuran audit delay.
2. Berdasarkan hasil pengujian variabel solvabilitas memiliki tingkat
signifikan 0,581 dimana lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar
0,558 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,04227. Maka dapat
disimpulkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR) tidak bisa
digunakan sebagai acuan dalam pengukuran audit delay.
86
3. Berdasarkan hasil uji signifikansi menunjukan bahwa nilai signifikansi
0,004 yang bernilai kurang dari 0,05 yang merupakan batas signifikansi,
dan F hitung sebesar 6,509 yang mana lebih besar disbanding F tabel 3,32
sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian (H4) diterima. Hal ini
didukung pula oleh hasil uji koefisien determinasi yang memperoleh nilai
Adjusted R Square sebesar 0,274 atau 27,4% yang berarti bahwa
profitabilitas dan solvabilitas secara simultan dapat menentukan besarnya
perubahan audit delay pada perusahaan sektor makanan dan minuman
periode tahun 2016-2018.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini sudah jelas dan
menggunakan sumber-sumber yang mewakili variabel-variabel yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan masukkan
untuk peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Afina Survita Prameswari,
Rahmawati Hanny Yustrianthe (2015), Alther Gabriel Liwe, Hendrik
Manossoh, Lidia M. Mawikere (2018), Cristina Kurniawan (2018) dengan
hasil profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay, tetapi bertolak
belakang dengan penelitian Nurahman Apriyana, Diana Rahmawati
(2017), Shinta Wijayanti (2014), I Gusti Agung Ayu Ratih Prabasari, Ni
87
Ketut Lely Aryani Merkusiwati (2017), Bealii (2018), David (2019) yang
menghasilkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yang diteliti oleh Afina Survita Prameswari, Rahmawati Hanny
Yustrianthe (2015), Shinta Wijayanti (2014), Alther Gabriel Liwe,
Hendrik Manossoh, Lidia M. Mawikere (2018) dengan hasil solvabilitas
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang diteliti oleh Nurahman Apriyana, Diana
Rahmawati (2017), Cristina Kurniawan (2018), David (2019) yang
menghasilkan solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
2. Implikasi Manajerial
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan, dimana manajemen berusaha untuk
menghasilkan tingkat laba yang tinggi sehingga menjadikan perusahaan
yang besar dan bonafit. Selain itu dengan bantuan auditor independen
dapat membantu perusahaan memenuhi kewajibannya kepada Bursa Efek
Indonesia dalam menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu, hal
ini dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi sehingga
dapat tercapainya tujuan perusahaan.
88
3. Implikasi Metodologi
Pada penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh
profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit delay dengan menggunakan
data perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian
ini memperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan dengan periode laporan
yang digunakan selama 3 tahun, dan menghasilkan 33 data. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic
deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi (R2), analisis regresi
linier berganda, uji t, dan uji F. Alat uji yang digunakan sudah sesuai
dengan yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Program yang
digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah program SPSS
versi 25.
C. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas dan
solvabilitas terhadap audit delay, maka peneliti akan memberikan saran atau
merekomendasi yang dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sehubungan penelitian ini, yaitu :
1. Bagi investor
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial profitabilitas
berpengaruh pada audit delay, namun solvabilitas tidak berpengaruh
89
terhadap audit delay. Dan secara simultan bahwa profitabilitas dan
solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu, bagi
investor disarankan sebelum berinvestasi agar memperhatikan dan
mengawasi ketepatan waktu pelaporan keuangan emiten agar memperoleh
laba maksimal sehingga tujuan dalam berinvestasi dapat terealisasi.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan/emiten sebaiknya mengevaluasi kinerja perusahaan
secara keseluruhan dan berkala agar dapat mengendalikan faktor-faktor
dominan yang dapat mempengaruhi audit delay. Karena sebagai emiten
sudah diberikan aturan yang jelas untuk dapat menyampaikan laporan
keuangan auditannya dengan tepat waktu, selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan, agar
terhindar dari sanksi suspense. Sehingga tujuan perusahaan untuk menjaga
kelangsungan usahanya dapat terealisasi.
3. Bagi Auditor
Auditor sebagai praktisi yang akan membantu perusahaan dalam
menerbitkan laporan keuangan merupakan pihak yang berperan penting
dalam penyampaian laporan keuangan dan lamanya audit delay. Auditor
disarankan untuk melihat variabel-variabel independen yang dapat
mempengaruhi audit delay sehingga pekerjaan audit dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien. Kondisi perusahaan yang telah diketahui oleh
auditor yang merupakan variabel independen akan memberikan kontribusi
dalam pelaksanaan audit. Hasil audit yang dilakukan dengan efektif dan
90
efisien akan menghasilkan laporan keuangan yang diterbitkan tepat waktu,
sehingga esensi dari laporan keuangan tersebut bermanfaat bagi para
pengambil keputusan seperti : investor, pemegang saham, pembuat
peraturan dan publik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah faktor-faktor lain
yang mungkin dapat berpengaruh terhadap audit delay yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini, dapat juga mencoba sektor perusahaan
lainnya dan juga dapat menambah periode waktu penelitian agar
memperoleh hasil yang lebih baik mengenai audit delay.
DAFTAR PUSTAKA
Afina Survita Prameswari, Rahmawati Hanny Yustrianthe. "Analisis Faktor-
Faktor Mempengaruhi Audit Delay." 2015.
Agoes, Sukrisno. AUDITING: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi Oleh Kantor Akuntan Publik (Edisi 5 ed.). Jakarta: Salemba Empat, 2017.
Agustinasari, Meli. "PENGARUH SOLVABILITAS, JENIS INDUSTRI, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY." 2017.
Alther Gabriel Liwe, Hendrik Manossoh, Lidia M. Mawikere. "Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay." 2018.
Arief Sugiono, S.E., M.Ak., Edi Untung, S.E. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo, 2016.
Bayangkara, I. Audit Manajemen Prosedur Dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Bealii. "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Audit Tenor Terhadap Audit Delay." 2018.
Budi Setiawan, SE., M.Si. Menganalisa Statistik Bisnis dan Ekonomi dengan SPSS 21. Yogyakarta: ANDI, 2013.
David. "Pengaruh Kualitas Audito, Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Audit Delay." 2019.
Dewangga, Arga dan Herry Laksito. "Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag." 2015.
Dr. Kasmir, S.E., M.M. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Drs. Danang Sunyoto, SH., SE., MM. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK BISNIS. Jakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service), 2013.
Fahmi, Irfan. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: ALFABETA, 2013.
Ghoali, I. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Universitas Diponegoro, 2016.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Hery, S.E., ,.Si., CRP., RSA. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2016.
I Gusti Agung Ayu Ratih Prabasari, Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati. "Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Komite Audit Pada Audit Delay Yang Dimoderasi Oleh Reputasi KAP." 2017.
Indonesia, Ikatan Akuntan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2015.
Kariyoto. Analisa Laporan Keuangan. Malang: Universitas Brawijaya (UB Press), 2017.
Kurniawan, Cristina. "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay." 2018.
Messier, F. W. M. S. Glover D. F. & Prawitt. Jasa Audit Dan Assurance Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Mulyadi. Audit 1 Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Nurahman Apriyana, Diana Rahmawati. "Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP terhadap audit delay." 2017.
Pratama, Baradha and Adiwibowo, Agustinus Santosa. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Dan Timeliness Pada Perusahaan Publik Di Indonesia." 2014.
Subagja, E. H. "Analisa Pengruh Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Dan Debt To Equity Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016." 2016.
Sugiyono, P. D. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA, 2017.
Sujarweni, V. Wiratna. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE, 2015.
Wibowo, Awin Satrio. "Analisis Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan. Opini Auditor, Likuiditas. Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016." 2018.
Wijayanti, Shinta. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay." 2014.
www.idx.co.id (Diakses 27 September 2019)
www.sahamok.com (Diakses 24 September 2019)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lidia Oktaliandi
Tampat, Tanggal Lahir : Tangerang, 13 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. AMD Manunggal X, NO. 10, RT 003/002,
Kedaung Wetan, Kec. Neglasari, Tangerang, Banten
15128
Nomor Telepon : 081211363713
Email : [email protected]
IPK : 3,09
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Kedaung Wetan 5
SMP : SMP Dharma Widya
SMK : SMK Dharma Widya
Universitas : Universitas Buddhi Dharma
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Perusahaan (Sampel)
Daftar Nama Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode Tahun
1 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO 2016
2 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO 2017
3 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO 2018
4 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA 2016
5 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA 2017
6 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA 2018
7 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2016
8 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2017
9 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2018
10 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 2016
11 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 2017
12 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 2018
13 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2016
14 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2017
15 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2018
16 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 2016
17 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 2017
18 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 2018
19 PT. Mayora Indah Tbk MYOR 2016
20 PT. Mayora Indah Tbk MYOR 2017
21 PT. Mayora Indah Tbk MYOR 2018
22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 2016
23 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 2017
24 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 2018
25 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM 2016
26 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM 2017
27 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM 2018
28 PT. Sekar Laut Tbk SKLT 2016
29 PT. Sekar Laut Tbk SKLT 2017
30 PT. Sekar Laut Tbk SKLT 2018
31 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk ULTJ 2016
32 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk ULTJ 2017
33 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk ULTJ 2018
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Audit Delay
No. Kode Tahun Tanggal Laporan
Keuangan
Tanggal Laporan
Audit Audit Delay
1 ALTO 2016 31/12/2016 29-Mei 148
2 ALTO 2017 31/12/2017 02-Apr-18 93
3 ALTO 2018 31/12/2018 10-Apr-19 99
4 CEKA 2016 31/12/2016 21-Mar-17 80
5 CEKA 2017 31/12/2017 07-Mar-18 66
6 CEKA 2018 31/12/2018 15-Mar-19 74
7 DLTA 2016 31/12/2016 24-Mar-17 83
8 DLTA 2017 31/12/2017 26-Mar-18 85
9 DLTA 2018 31/12/2018 28-Mar-19 87
10 ICBP 2016 31/12/2016 20-Mar-17 79
11 ICBP 2017 31/12/2017 16-Mar-18 75
12 ICBP 2018 31/12/2018 19-Mar-19 78
13 INDF 2016 31/12/2016 20-Mar-17 79
14 INDF 2017 31/12/2017 16-Mar-18 75
15 INDF 2018 31/12/2018 19-Mar-19 78
16 MLBI 2016 31/12/2016 28-Feb-17 57
17 MLBI 2017 31/12/2017 22-Feb-18 51
18 MLBI 2018 31/12/2018 15-Feb-19 44
19 MYOR 2016 31/12/2016 15-Mar-17 74
20 MYOR 2017 31/12/2017 15-Mar-17 74
21 MYOR 2018 31/12/2018 15-Mar-17 74
22 ROTI 2016 31/12/2016 08-Mar-17 67
23 ROTI 2017 31/12/2017 26-Mar-18 85
24 ROTI 2018 31/12/2018 13-Mar-19 72
25 SKBM 2016 31/12/2016 27-Mar-17 86
26 SKBM 2017 31/12/2017 22-Mar-18 81
27 SKBM 2018 31/12/2018 22-Mar-18 81
28 SKLT 2016 31/12/2016 15-Mar-17 74
29 SKLT 2017 31/12/2017 14-Mar-18 73
30 SKLT 2018 31/12/2018 12-Mar-19 71
31 ULTJ 2016 31/12/2016 22-Mar-17 81
32 ULTJ 2017 31/12/2017 21-Mar-18 80
33 ULTJ 2018 31/12/2018 25-Mar-19 84
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Profitabilitas
No. Kode Tahun Laba Bersih Total Asset ROA
1 ALTO 2016 28.060.979.300 1.165.093.632.823 0,024084742
2 ALTO 2017 (33.997.564.862) 1.109.383.971.111 (0,030645444)
3 ALTO 2018 (22.940.498.933) 1.109.843.522.344 (0,020670030)
4 CEKA 2016 318.559.366.987 1.425.964.152.418 0,223399281
5 CEKA 2017 160.979.863.453 1.425.964.152.418 0,112891943
6 CEKA 2018 136.839.635.762 1.392.636.444.501 0,098259410
7 DLTA 2016 254.509.266.000 1.197.796.650.000 0,212481197
8 DLTA 2017 279.772.635.000 1.340.842.765.000 0,208654320
9 DLTA 2018 338.129.985.000 1.523.517.170.000 0,221940384
10 ICBP 2016 3.631.301.000 28.901.948.000 0,125642085
11 ICBP 2017 3.543.173.000 31.619.514.000 0,112056529
12 ICBP 2018 4.653.781.000 34.367.153.000 0,135413632
13 INDF 2016 5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,064094154
14 INDF 2017 5.145.063.000.000 87.939.488.000.000 0,058506856
15 INDF 2018 4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,051398014
16 MLBI 2016 982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,431697844
17 MLBI 2017 1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,526703553
18 MLBI 2018 1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,423881840
19 MYOR 2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,107462529
20 MYOR 2017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,109343675
21 MYOR 2018 1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,100071831
22 ROTI 2016 279.777.368.831 2.919.640.858.718 0,095825953
23 ROTI 2017 135.364.021.139 4.559.573.709.411 0,029687868
24 ROTI 2018 127.171.436.363 4.263.010.380.863 0,029831369
25 SKBM 2016 22.545.456.050 1.001.657.012.004 0,022508160
26 SKBM 2017 25.880.464.791 1.263.027.475.045 0,020490817
27 SKBM 2018 15.954.632.472 1.771.365.972.009 0,009006966
28 SKLT 2016 20.646.121.074 568.239.939.951 0,036333456
29 SKLT 2017 22.970.715.348 636.284.210.210 0,036101344
30 SKLT 2018 31.954.131.252 747.293.725.435 0,042759801
31 ULTJ 2016 709.825.635.742 4.239.199.641.365 0,167443314
32 ULTJ 2017 711.681.000.000 5.186.940.000.000 0,137206330
33 ULTJ 2018 701.607.000.000 5.555.871.000.000 0,126282090
Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Solvabilitas
No. Kode Tahun Total Liabilities Total Asset Debt To Total
Asset Ratio
1 ALTO 2016 684.252.214.422 1.165.093.632.823 0,587293755
2 ALTO 2017 690.099.182.411 1.109.383.971.111 0,622056205
3 ALTO 2018 722.716.844.799 1.109.843.522.344 0,651188055
4 CEKA 2016 538.208.767.076 1.425.964.152.418 0,377434991
5 CEKA 2017 489.592.257.434 1.425.964.152.418 0,343341210
6 CEKA 2018 192.308.466.864 1.392.636.444.501 0,138089498
7 DLTA 2016 185.422.642.000 1.197.796.650.000 0,154803106
8 DLTA 2017 19.619.737.200 1.340.842.765.000 0,014632392
9 DLTA 2018 239.353.356.000 1.523.517.170.000 0,157105782
10 ICBP 2016 10.401.125.000 28.901.948.000 0,359876262
11 ICBP 2017 11.295.184.000 31.619.514.000 0,357221936
12 ICBP 2018 11.660.003.000 34.367.153.000 0,339277536
13 INDF 2016 38.233.092.000.000 82.174.515.000.000 0,465267023
14 INDF 2017 41.182.764.000.000 87.939.488.000.000 0,468307980
15 INDF 2018 46.620.996.000.000 96.537.796.000.000 0,482929981
16 MLBI 2016 1.454.398.000.000 2.275.038.000.000 0,639285146
17 MLBI 2017 1.445.173.000.000 2.510.078.000.000 0,575748244
18 MLBI 2018 1.721.965.000.000 2.889.501.000.000 0,595938537
19 MYOR 2016 6.657.165.872.077 12.922.421.859.142 0,515163949
20 MYOR 2017 7.561.503.434.179 14.915.849.800.251 0,506944193
21 MYOR 2018 9.049.161.944.940 17.591.706.426.634 0,514399327
22 ROTI 2016 1.476.889.086.692 2.919.640.858.718 0,505846150
23 ROTI 2017 1.793.467.993.982 4.559.573.709.411 0,393341156
24 ROTI 2018 1.476.909.260.772 4.263.010.380.863 0,346447493
25 SKBM 2016 633.267.275.358 1.001.657.012.004 0,632219680
26 SKBM 2017 599.790.014.646 1.263.027.475.045 0,474882793
27 SKBM 2018 730.789.419.438 1.771.365.972.009 0,412556993
28 SKLT 2016 272.088.644.079 568.239.939.951 0,478827032
29 SKLT 2017 328.714.435.982 636.284.210.210 0,516615737
30 SKLT 2018 408.057.718.435 747.293.725.435 0,546047296
31 ULTJ 2016 749.966.146.582 4.239.199.641.365 0,176912203
32 ULTJ 2017 978.185.000.000 5.186.940.000.000 0,188586141
33 ULTJ 2018 780.915.000.000 5.555.871.000.000 0,140556719
Lampiran 5 : Hasil Output SPSS (Versi 25)
1. Hasil uji analisis statistik deskriptif
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
PROFITABILITAS 33 -,030 ,5267 ,122 ,128
SOLVABILITAS 33 ,014 ,651 ,414 ,171
AUDIT DELAY 33 44 148 78,42 16,489
Valid N (listwise) 33
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 90,475 7,146 12,661 ,000
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550 -3,596 ,001 ,995 1,005
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085 -,558 ,581 ,995 1,005
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
4. Hasil uji asumsi klasik
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,550a ,303 ,256 14,221 ,963
a. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS
b. Dependent Variable: AUDIT DELAY
5. Hasil Uji Statistik
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,550a ,303 ,256 14,221 ,963
a. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS
b. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 90,475 7,146
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
6. Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 90,475 7,146 12,661 ,000
PROFITABILITAS -70,555 19,621 -,550 -3,596 ,001
SOLVABILITAS -8,181 14,673 -,085 -,558 ,581
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
Hasil Uji F
ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2632,787 2 1316,394 6,509 ,004b
Residual 6067,273 30 202,242
Total 8700,061 32
a. Dependent Variable: AUDIT DELAY
b. Predictors: (Constant), SOLVABILITAS, PROFITABILITAS